Pages

Thursday 31 May 2012

Wamenhan Rapat Dengar Pendapat Dengan Komisi I DPR RI



31 Mei 2012, Jakarta: Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan) RI Sjafrie Sjamsoeddin bersama Panglima TNI Laksamana TNI Agus suhartono yang didampingi para Kepala Staf Angkatan, melakukan Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi I DPR/RI yang membahas tentang Rencana Kerja Kementerian Pertahanan dan TNI, terkait dengan kebutuhan anggaran pertahanan negara tahun 2013, Kamis (31/5) di Jakarta.

Pada RDP yang dipimpin Wakil Ketua Komisi I DPR/RI T.B. Hasanuddin tersebut, Wamenhan menyampaikan bahwa sasaran pembangunan pertahanan negara tahun 2013, didasarkan pada permasalahan yang dihadapi di bidang pertahanan, antara lain terwujudnya postur Minimum Essential Force (MEF), terbangunnya 13 pos pertahanan baru di perbatasan darat dan satu pos pertahanan baru di pulau terdepan, terdayagunakannya industri pertahanan nasional, penurunan gangguan keamanan maupun pelanggaran hukum di laut termasuk di Selat Malaka, terpantaunya potensi tindak terorisme, terlaksananya pemantauan dan pendeteksian ancaman keamanan nasional serta terlaksananya transformasi penentu kebijakan ketahanan nasional untuk meningkatkan kualitas rekomendasi kebijakan nasional yang terintegrasi, tepat sasaran dan tepat waktu.

Sedangkan berdasarkan kondisi umum, kata Wamenhan melanjutkan penjelasannya, berdasarkan kondisi umum, permasalahan dan sasaran pembangunan, diperlukan penekanan serta percepatan pencapaian sasaran, dengan arah kebijakan pembangunan pertahanan antara lain, percepatan pencapaian MEF melalui modernisasi alutsista, peningkatan profesionalisme prajurit yang diiringi dengan peningkatan kesejahteraan prajurit, akselerasi penuntasan payung hukum pembentukan komponen cadangan maupun komponen pendukung, percepatan pembangunan pos pertahanan dan keamanan di wilayah perbatasan, memperluas pendayagunaan industry pertahanan nasional, intensifikasi dan ekstensifikasi patrol keamanan laut, pemantapan tata kelola pencegahan dan penanggulangan tindak terorisme, peningkatan kompotensi SDM intelejen serta meningkatkan kapasitas maupun keserasian lembaga penyusun kebijakan pertahanan keamanan Negara.

Sementara fokus dan kegiatan prioritas pembangunan pertahanan negara tahun 2013, lebih jauh Wamenhan menjelaskan, dititikberatkan pada lima prioritas, yang pertama, prioritas peningkatan kemampuan pertahanan menuju MEF yang meliputi prioritas peningkatan profesionalisme personel, modernisasi alutsista dan non alutsista untuk Ketiga Angkatan, percepatan pembentukan komponen cadangan dan pendukung serta prioritas peningkatan pengamanan wilayah perbatasan.

Kemudian yang kedua, prioritas pemberdayaan industri pertahanan nasional yang meliputi perluasan pemberdayaan BUMNIP dan BUMS, peningkatan rasa aman dan ketertiban masyarakat, modernisasi deteksi dini keamanan nasional serta prioritas peningkatan kualitas kebijakan keamanan nasional.

Sumber: DMC

Mandiri dengan R-Han 122



31 Mei 2012: Memiliki wilayah luas dengan belasan ribu pulau yang terpencar, Indonesia mengembangkan sistem pertahanan yang strategis untuk mengamankannya. Salah satu sarananya adalah roket. Kemandirian di bidang peroketan mulai dibangun dengan merintis pembuatan roket pertahanan R-Han 122.

Rancang bangun dan rekayasa roket pertahanan merupakan upaya Indonesia membangun kemandirian dalam pengadaan alat utama sistem pertahanan. Rintisan dimulai lewat prototipe roket pertahanan sistem balistik berdiameter 122 milimeter disebut R-Han 122.

Roket pertahanan ini merupakan derivasi roket eksperimen rancangan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), D230 tipe RX1210.

Roket eksperimen (RX) dikembangkan untuk misi nonmiliter, seperti pemantauan cuaca, pemantauan pelayaran, pertanian, bencana, dan observasi untuk perencanaan tata ruang. Roket dimuati radio, kamera, dan sensor. Adapun roket untuk pertahanan (R-Han) dipasang bahan peledak, demikian paparan Hari Purwanto, Staf Ahli Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) Bidang Hankam.

Sebagai sarana yang dapat digunakan untuk tujuan militer, penguasaan teknologi peroketan tak mudah. Penyebarannya dipagari dengan beberapa aturan, antara lain, missile technology control regime dan center for information on security trade control.

Saat ini teknologi hankam tersebut hanya dimiliki negara tertentu. Di Asia negara yang tergolong maju dalam teknologi ini antara lain China, India, Korea Selatan, dan Korea Utara.

Kemampuan rekayasa dan rancang bangun peroketan sampai batas tertentu dimiliki oleh BPPT, Balitbang Kemhan, dan PT LEN Industri. Dengan kemampuan masing-masing lembaga, kata Gunawan Wibisono, Asisten Deputi Menristek Bidang Produktivitas Riset Iptek Strategis, terbentuk Konsorsium Roket Nasional tahun 2007.

Konsorsium terdiri dari Kementerian Ristek, Kementerian Pertahanan, TNI AL, lembaga riset (BPPT dan Lapan), perguruan tinggi (ITB, ITS, UI, UGM, dan Undip), serta industri strategis PTDI, Krakatau Steel, LEN Industri, Pindad, dan Perum Dahana. Konsorsium inti terdiri atas beberapa plasma yang menangani riset material, mekatronika, dan sistem kontrol atau kendali.

Kementerian Ristek menyediakan dana insentif untuk pembuatan prototipe roket. PTDI melaksanakan pengembangan struktur dan desain roket. PT Krakatau Steel menyediakan material untuk tabung dan struktur roket. Bahan bakar roket, yakni propelan, disediakan PT Dahana.

Bagian PTDI adalah membangun sarana peluncur roket dan sistem penembaknya dengan laras sebanyak 16. Kendaraan yang digunakan sebagai anjungan untuk peluncuran adalah jip GAZ buatan Rusia, Nissan Jepang, dan Perkasa buatan Tata, India.

Muatan Teknologi

Meski bentuk roket sederhana, tabung bermoncong lancip, pembuatannya tidak sederhana. Di dalamnya termuat berbagai komponen berteknologi mutakhir, seperti material maju, mekatronika, dan propulsi.

Dibandingkan roket generasi lama, R-Han 122 mengalami beberapa pengembangan desain dan material. Pada roket eksperimen menggunakan baja. Pada R-Han digunakan aluminium dan karbon yang dua kali lebih ringan. Bahan itu lebih tahan panas. Untuk menjaga kestabilan dan daya jangkau yang tinggi, material yang digunakan harus tahan terhadap suhu 3.000 derajat celsius, kata Ketua Program Penggabungan Roket Nasional Sutrisno.

Pengembangan lain pada konstruksi roket, pada versi terdahulu, roket menggunakan sirip tetap. Untuk meluncurkan, roket harus ditumpangkan pada peluncur dilengkapi rel. Pada roket generasi baru dipasang sirip lipat yang dilengkapi pegas yang akan menegakkan sirip secara otomatis setelah keluar dari tabung peluncur.

Pada roket terdahulu, tabung propelan diisi langsung dan terikat permanen di tabung roket. Kini tabung propelan dibuat terpisah dan diberi lapisan isolasi termal. Saat ini bahan propelan masih diimpor. Untuk membangun kemandirian, pabrik propelan akan dibangun PT Dahana.

Untuk wahana peluncur, dilakukan modifikasi kendaraan jip berbobot 2,5 ton dan truk berkapasitas 5 ton. Dirancang pula bangun unit peluncur yang memuat 16 roket dan mampu meluncurkan secara otomatis sejumlah roket tersebut dengan hanya menekan satu tombol.

Uji Peluncuran

Adi Indra Hermanu, Kepala Subbidang Analis Teknologi Hankam Kementerian Ristek, menyatakan, uji coba peluncuran roket R-Han 122 dilaksanakan akhir Maret di Baturaja, Sumatera Selatan. Sebanyak 50 roket diluncurkan di hutan lindung itu. ”Roket R-Han 122 yang diluncurkan rata-rata mampu melesat dengan kecepatan 1,8 mach atau 2.205 km per jam,” ujarnya.

Pada tahap peluncuran, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika berperan mengoperasikan sistem radar untuk memantau posisi jatuh roket. ITB memasang sistem kamera nirkabel untuk merekam gambar saat roket meluncur sampai di lokasi sasaran.

Dalam penggunaannya, R-Han 122 pada tahap awal akan menjadi senjata dengan sasaran target di darat yang berjarak tembak 15 km. Roket ini akan digunakan TNI AL untuk pengamanan pantai.

Menurut Sonny S Ibrahim, Asisten Direktur Utama PTDI, tahun ini tahap pengembangan teknis selesai. Persiapan industrialisasi saat ini sudah 80 persen.

Sumber: KOMPAS

12 Penerbang Dikirim ke Brasil


Super Tucano. (Foto: Embraer)

31 Maret 2012, Malang: Sebanyak 23 personel TNI Angkatan Udara terdiri atas 12 penerbang tempur dan 11 teknisi diberangkatkan ke Brasil sebagai persiapan kedatangan pesawat tempur ringan Super-Tucano.

Infrastruktur di Skuadron 21 Lanud Abdurachman Saleh, Malang juga terus disempurnakan. Kepala Dinas Penerangan Angkatan Udara (Kadispenau) Marsekal Pertama TNI Azman Yunus mengungkapkan, ada petugas yang dikirim ke Brasil untuk masing-masing sistem dari pesawat itu, termasuk penerbang.

“ Tentu yang dikirim adalah yang qualified. Mereka untuk membawa pesawat nanti ke Indonesia,” katanya saat kunjungan di Lanud Abdurachman Saleh Malang kemarin. Azman menuturkan, mereka yang diberangkatkan akan menularkan ilmunya kepada personel lain di Tanah Air. Selain itu,Brasil juga akan mengirimkan teknisi ke Indonesia sehingga memudahkan proses penguasaan pesawat. Menurut Azman, pesawat Super-Tucano tidak serumit dengan pesawat-pesawat yang sekarang di miliki TNI Angkatan Udara di Lanud Abdurachman Saleh seperti Hercules.

“Itu (Super-Tucano) mirip dengan pesawat KT1B di Yogyakarta,”imbuhnya. Kasihar Skuadron 21 Lanud Abdurachman Saleh Mayor Tek Anton Firmansyah mengatakan, sebanyak 12 penerbang yang dulunya menerbangkan pesawat OV-10F Bronco akan diberangkatkan ke Brasil.OV-10F Bronco merupakan pesawat yang sudah grounded dan akan digantikan Super-Tucano.

Para penerbang tempur itu setelah OV-10F Bronco grounded tidak lagi berada di Skuadron 21 secara keseluruhan. “Mereka yang sudah tersebar itu dikumpulkan lagi untuk menerbangkan Super-Tucano,” ujar Anton.

Selain mempersiapkan penerbang, di Skuadron 21 juga sudah dibangun shelter baru untuk sekitar enam Super-Tucano. Ada juga bangunan yang nanti digunakan sebagai tempat simulator.Adapun hanggar juga disempurnakan.

Sumber: SINDO

Tiga Danrem Papua akan Dijabat Brigjen


(Foto: Kodam XVII)

30 Mei 2012, Jakarta: Tiga Komandan Resort Militer di wilayah teritorial Kodam XVII/Cenderawasih, Provinsi Papua pertengahan Juni 2012 akan dijabat perwira tinggi berpangkat Brigadir Jenderal (Brigjen).

Panglima Komando Daerah Militer (Kodam) XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Erwin Syafitri di Biak, seusai dialog Selasa (29/5) malam mengakui, surat keputusan Panglima TNI tentang peningkatan status jabatan perwira tinggi bagi tiga Danrem, yakni Korem 171/Praja Vira Tama Sorong, Korem 173/Praja Vira Braja Biak serta Korem 174/Anim Ti Waninggap Merauke sudah keluar.

"Saya akan melantik tiga Danrem 15 Juni mendatang, karena itu keputusan pimpinan TNI mengenai peningkatan status komandan Korem segera dilakukan serah terima jabatan," kata Erwin Syafitri.

Ia mengatakan, pertimbangan untuk meningkatkan kepangkatan berbagai jabatan Danrem di Indonesia berpangkat Brigjen merupakan kebijakan institusi TNI yang telah dikaji sesuai kebutuhan organisasi.

Pangdam mengatakan, dengan status Danrem berpangkat Brigjen diharapkan dapat lebih baik memberikan pelayanan kepada masyarakat, membantu pemerintah dalam membangun dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di wilayah teritorial Korem bersangkutan.

"Sebagai Pangdam saya hanya menjalankan keputusan pimpinan TNI yang telah mengangkat tiga Brigjen menduduki pos jabatan Danrem di Biak, Merauke dan Sorong," katanya.

Menyinggung kunjungan kerja ke Polres Biak, menurut Pangdam, itu merupakan silaturahmi dalam rangka fungsi teritorial sebagai pejabat baru Panglima Kodam XVII/Cendrawasih. "Kunjungan kerja di Biak untuk meninjau markas Korem 173, Kodim, Kompi C Yonif 753/AVT serta mako Polres dan berdialog dengan prajurit," katanya didampingi Danrem Biak Kolonel (Inf) Hendri P Lubis dan Kapolres AKBP Rikho Taruna Mauruh.

Sumber: Republika

Prajurit Marinir Siap Sukseskan Latihan CARAT Indonesia-AS


(Foto: Korps Marinir)

30 Mei 2012, Surabaya: Prajurit Korps Marinir siap menyukseskan latihan bersama "CARAT" antara TNI Angkatan Laut dan Angkatan Laut Amerika Serikat dari jajaran "US Pasifik Command" (USPACOM) untuk meningkatkan kerja sama bilateral kedua negara itu.

"Latihan CARAT merupakan latihan bilateral antara TNI AL dan US Navy yang dilaksanakan setiap tahun untuk mempererat kerja sama antara TNI AL dan US Navy serta meningkatkan keterampilan profesionalisme prajurit dalam melaksanakan operasi bersama," kata Pangarmatim Laksamana Muda TNI Agung Pramono saat memimpin Gelar Pasukan Latihan Bersama (Latma) CARAT 2012 di lapangan apel Resimen Kaveleri-1 Marinir Semarung, Ujung, Surabaya, Selasa sore.

Bagi prajurit TNI AL, lanjut Pangarmatim, latihan itu merupakan kesempatan yang sangat baik untuk mengukur tingkat profesionalisme yang telah dicapai dan mempelajari hal-hal yang diperlukan guna meningkatkan keahlian.

"Bagi hubungan kedua negara, Indonesia dan Amerika Serikat, latihan Carat memiliki nilai strategis karena merupakan jalan untuk memelihara hubungan baik dan membangun saling pengertian (Confident Building Measure) antara kedua bangsa," katanya.

Latihan bersama bersandi "Cooperation Afloat Readiness and Training (CARAT) 2012" itu berlangsung selama delapan hari mulai 30 Mei 2012 hingga 7 Juni 2012 di Markas Koarmatim Ujung, Surabaya, perairan Laut Jawa, Kabupaten Madura, dan Kabupaten Situbondo, Jawa Timur.

Dalam latihan bersama itu, Angkatan Laut Amerika Serikat datang ke Surabaya dengan tiga kapal perang, yaitu USS Germantown (LSD-42), USS Vandegrift (FFG-48), dan USCG Waesche, yang bersandar di Dermaga Jamrud Tanjung Perak, Surabaya.

Sementara itu, TNI AL sendiri akan melibatkan KRI Diponegoro-365, KRI Banjarmasin-592, KRI Sutedi Senoputra-378, pesawat Cassa, Heli Bell, dan Heli BO-105. Selain itu, TNI AL juga melibatkan Prajurit Korps Marinir dari Pasmar-1, Lantamal V, Dislambair dan Satkopaska Koarmatim. Adapun personel yang terlibat dari TNI AL mencapai 1.244 orang, sedangkan dari pihak US Navy sekitar 830 orang.

 Kegiatan latihan itu meliputi Demonstrasi Centrixs di Puslat Kaprang Kolatarmatim dan Marinir Exercise di Karang Tekok Situbondo, Simposium Milops, "Aviation", "Submarine", "Medical Subject Matter Expert Exchange" (SMEE), Intel SMEE, "Engineering" SMEE dan Simposium Navedtra.

Selain itu, beberapa pelatihan (training) yang meliputi teori dan praktek VBSS, teori dan praktek Riverine Marinir di Karang Tekok Situbondo, "Force Protection" di Pangkalan Surabaya, Aviation di Pangkalan Juanda, dan melaksanakan "Sea Phase" di Laut Jawa.

Untuk kegiatan bakti sosial akan melibatkan satu Kompi dari Batalyon Zeni-1 Marinir dan masyarakat Desa Kwanyar, Bangkalan, Madura.

Sumber: ANTARA News Jatim

TNI AL dan US Navy Gelar Simposium Kapal Selam



30 Mei 2012, Surabaya:Komandan Satuan Kapal Selam (Dansatsel) Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim) Kolonel Laut (P) Jefrry Stanley Sanggel SH, membuka simposium kapal selam didampingi oleh Commander Jon Moretty. Rabu (30/5) bertempat di gedung Candrasa, Koarmatim, Ujung, Surabaya.

Kegiatan ini merupakan bagian dari Latihan bilateral antara TNI AL dan US Navy dalam Cooperation Afloat Readiness And Training (CARAT) Tahun 2012. Latihan bilateral semacam ini berlangsung mulai tanggal 30 Mei s/d 7 Juni 2012.

Beragam kegiatan dilaksanakan mulai dari simposium hingga manuver lapangan menggunakan unsur-unsur dari kedua belah pihak. Ada hal yang beda pada pelaksanaan kegiatan simposium pada Latihan Bersama (Latma) CARAT tahun ini, dimana pada tahun-tahun sebelumnya Satuan Kapal Selam Koarmatim tidak terlibat, namun pada tahun ini Satuan Kapal Selam Koarmatim mendapat tugas sebagai pelaksana Simposium Kapal Selam dengan counterpart dari COMSUBGRU 7 yang dalam kesempatan ini diwakili oleh Commander Jon Moretty yang jabatan sehari-harinya sebagai DCOS Plans, Exercises and Engagement Submarine Group Seven, yang bermarkas di Yokosuka Jepang.

Komandan Satsel Koarmatim dalam sambutannya antara lain berharap, agar kegiatan Simposium ini dapat ditingkatkan ke arah kerjasama dalam hal pendidikan atau pembelajaran bagi para Perwira Kapal Selam TNI AL serta dapat terlaksananya latihan dalam bentuk manuvra di laut bagi kapal selam kedua negara.

Kegiatan Simposium dilanjutkan dengan presentasi tentang Goals and Assets of Indonesian Submarine Squadron yang disampaikan oleh Mayor Laut (P) Harry Setyawan, SE, yang sehari-harinya menjabat sebagai Palaksa KRI Nanggala-401.

Usai presentasi dilanjutkan dengan sesi tanya jawab. Banyak hal yang ditanyakan oleh pihak US Navy sebagai bentuk kekaguman dan keingintahuan tentang Satuan Kapal Selam Koarmatim.

Pertanyaan-pertanyaan itu diantaranya tentang berapa banyak Sekolah Kapal Selam TNI AL, meluluskan berapa awak kapal selam tiap tahunnya, bagaimana pelatihan-pelatihan terhadap juru sonar, masalah mutasi awak kapal selam, gaji dan tunjangan yang didapat oleh awak kapal selam, siklus pelayaran kapal selam, dan lain-lain.

Kemudian dilanjutkan dengan Sesi berikutnya berupa presentasi dari US Navy yang disampaikan oleh perwakilan Comsubgru 7, Commander Jon Moretty dengan 4 Presentasi yaitu Introduction to Submarine Group Seven, Career Development, Water Space Managemnet dan Missions and Tactics. Presentasi dibagi dalam 2 (dua) sesi.

Ada hal yang menarik pada saat sesi diskusi yaitu, kegiatan ini ditinjau langsung oleh CTG CARAT 2012 Captain Welsch, yang juga sempat memberikan sambutan tentang bagaimana kekagumannya terhadap komunitas kapal selam di seluruh dunia.

Diakhir pelaksanaan simposium ini juga di bahas tentang rencana latihan bersama antara kapal selam kedua negara di waktu yang akan datang.

Simposium dihadiri oleh 50 peserta dari kedua belah pihak, dalam hal ini TNI AL dihadiri oleh perwakilan Satuan Kapal Selam, Satuan Kapal Eskorta, Satuan Kapal Cepat, Penerbal dan Kolat Koarmatim dan US Navy dihadiri oke perwakilan dari USS Vandegrift, P-3C Orion dan CTF 74.

Kegiatan ini diakhiri dengan foto bersama dan penyerahan cindera mata Satuan Kapal Selam dan plakat CARAT 2012 kepada perwakilan dari CTF 74, Commander Jon Moretty yang diserahkan oleh Komandan Satuan Kapal Selam Koarmatim.

Sumber: Dispenarmatim

Empat Super Tucano Dijadwalkan Tiba Agustus 2012


Super Tucano EMB-314. (Foto: Embraer)

30 Mei 2012, Malang: Skadron Udara 21 Lanud Abdurrachman Saleh di Kabupaten Malang, Jawa Timur, menanti kedatangan empat unit pesawat tempur Super Tucano EMB-314 buatan Brazil yang direncanakan tiba pada 28 Agustus 2012.

"Direncanakan pesawat Super Tucano dari Brasil tiba pada tanggal 28 Agustus 2012, namun apabila ada penundaan mungkin di awal September," kata Kepala Seksi Pemeliharaan Skadron Udara 21 Lanud Abdurachman Saleh, Mayor (Tek) Anton Firmansyah, di Malang, Rabu.

Kedatangan empat unit pesawat tempur Super Tucano EMB-314, kata Anton, untuk memperkuat Skadron Udara 21 dan tentunya bagi seluruh jajaran TNI-AU dalam menjaga kesatuan wilayah Indonesia.

"Untuk yang pertama akan datang empat unit pesawat, dan hingga akhir tahun 2012 direncanakan delapan pesawat Super Tucano tiba di Lanud Abdurrachman Saleh," tambah Anton. Pesawat tersebut, lanjut Anton, merupakan pesawat tempur taktis yang mampu melaksanakan operasi bantuan tembakan dari udara yang merupakan keunggulan pesawat itu. Dengan rencana itu, Anton menambahkan, TNI-AU juga telah mempersiapkan pilot-pilot terbaik untuk dikirimkan ke Sao Paulo, Brazil.

"Ada 12 orang pilot yang akan dikirim ke Brazil. Saat ini mereka telah ada di Jakarta untuk mendapatkan bimbingan, dan direncanakan pada bulan Juni akan berangkat ke Sao Paulo, Brazil, untuk menyelesaikan pelatihan," kata Anton.

Pesawat tersebut, lanjut Anton, juga telah dipergunakan oleh beberapa negara lain dan merupakan pesawat produksi baru. "Kami telah menyiapkan 'shelter' baru dan saat ini juga sedang dilakukan penyelesaian pembangunan tempat simulator," kata Anton.

Pesawat Super Tucano EMB-314 memiliki mesin tunggal buatan Empresa Braziliera de Aeronautica (Embraer), dan memiliki kemampuan menembakkan asap ke darat secara cepat untuk menunjukkan posisi musuh.

Kedatangan pesawat tempur itu akan menggantikan posisi pesawat tempur Oviten-10F Bronco yang sudah tidak akan dioperasikan. OV-10 Bronco telah berjasa di berbagai operasi, antara lain Operasi Seroja (1976-1979) di NTT, Operasi Tumpas (1977-1978) di Irian Jaya, dan Operasi Halilintar (1978) di Riau.

Mutakhirkan Alutsista, Kemenhan Kucurkan Rp150 Triliun

Kementerian Pertahanan mengalokasikan anggaran senilai Rp150 triliun untuk merealisasi program modernisasi alat utama sistem persenjataan (alutsista) yang diwujudkan hingga 2014. "Besaran anggaran digunakan untuk pemenuhan modernisasi alutsista di Tanah Air dengan pengadaan dari pelaku industri pertahanan dalam maupun luar negeri," kata Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin. Ia tengah melakukan kunjungan kerjanya di PT PAL Indonesia (Persero) di Surabaya, Selasa (29/5).

Dengan dana triliunan rupiah tersebut, alutsista di antaranya berupa 151 kapal perang, 333 kendaraan tempur, tiga kapal selam, enam helikopter, 54 tank amfibi, tiga unit kapal "multirole light frigates". "Kami yakin dengan modernisasi alutsista hingga tahun 2014 dapat mewujudkan dampak multiefek bagi ekonomi nasional, termasuk mengurangi permasalahan pengangguran sehingga bisa menyejahterakan masyarakat," ujarnya.

Komentar senada dikatakan Direktur PT PAL Indonesia (Persero), Muhammad Firmansyah Arifin. Ia mengatakan, untuk mendukung upaya modernisasi alutsista, PT PAL Indonesia (Persero) telah menyeleksi 300 orang putra daerah. "Seleksi awal memang ada 300 orang dan kami seleksi menjadi 150 orang. Kemudian mereka yang terpilih akan kami kirim ke Korea Selatan untuk mengikuti 'transfer' teknologi," tutur dia.

Ia mengemukakan, kesiapan sumber daya manusia dengan mengirim tenaga kerja yang telah diseleksinya ke Korea Selatan maka beragam proyek pada masa mendatang segera terealisasi.

"Kami harus punya tenaga kerja yang pintar dan mereka perlu belajar dari orang lain serta mentransfer teknologinya," tukas Firmansyah.

Untuk kesiapan dari sisi teknologi, lanjut dia, bertujuan supaya segala proyek yang dikerjakan bisa selesai tepat waktu. Kalau secara finansial, pihaknya sudah jauh lebih baik termasuk meningkatkan upaya pemeliharaan dan perbaikan misalnya menjalin kerja sama dengan TNI AL.

"Khusus untuk pembuatan kapal Patroli Kawal Rudar (PKR), kami berharap seleksinya tidak seketat seperti pembuatan kapal selam sehingga proses kesiapan SDM bisa dialokasikan dari tahap seleksi yang 300 orang," tuturnya.

Di sisi lain, Wakil Kepala Staf Angkatan Laut Laksdya TNI Marsetio menjelaskan pada masa mendatang alutsista yang dimodernisasi tersebut siap ditempatkan di berbagai titik potensial sesuai kebutuhan di Tanah Air.

Sumber: Republika

Pemerintah Kuncurkan Dana Pembangunan dan Perkuat Pertahanan Perbatasan


Menteri Pertahanan, Purnomo Yusgiantoro (kanan), didampingi Nyonya Purnomo Yusgiantoro (kiri), dan Panglima Kosrtrad, Meyjen TNI, M. Munir (tengah), saat penyerahan Mobil Pintar di Jakarta, Selasa (22/5). Dua unit Mobil Pintar dari Kementerian Pertahanan tersebut diserahkan kepada Pangkostrad Meyjen M. Munir, untuk digunakan oleh Batalyon Kostrad di perbatasan Kalimantan Barat. (Foto: ANTARA/ Ujang Zaelani/ed/mes/12)

29 Mei 2012, Balikpapan, Kalimantan Timur: Pemerintah menyediakan anggaran Rp3,9 triliun membangun wilayah perbatasan darat Kalimantan-Malaysia Timur. Panjang garis perbatasan di sana hingga 2.000 kilometer dari barat ke timur. Provinsi Kalimantan Barat dan Kalimantan Timur berhadapan dengan Malaysia di Kalimantan berhadapan dengan dua negara bagian Malaysia, Sabah dan Sarawak.

Sekretaris Badan Nasional Pengelolaan Perbatasan (BNPP), Sutrisno, di Balikpapan, Selasa, menyatakan, "Anggaran untuk mengembangkan 39 kecamatan sepanjang perbatasan." Artinya, tiap kecamatan akan mendapat banyak sekali dana untuk memajukan wilayahnya. "Bagian dari tahapan pembangunan hingga 2025. Akan dibangun 187 kecamatan di 38 kabupaten di 12 provinsi. Rencana induk 2011-2014 sudah melibatkan 111 kecamatan," katanya.

Sutrisno menghadiri Rapat Koordinasi Pembangunan Kawasan Perbatasan Kalimantan Timur. Rapat itu dibuka Wakil Menteri Pekerjaan Umum Hermanto Dardak. Anggaran dan perencanaan tersebut berkenaan perubahan cara pandang mengenai daerah perbatasan. Wilayah perbatasan, khususnya perbatasan darat dengan Malaysia di Kalimantan, kini dianggap sebagai beranda atau teras depan dari Republik Indonesia.

Perubahan cara pandang itu juga untuk mengimbangi pesatnya kemajuan pembangunan kota-kota negara tetangga tersebut yang letaknya tidak jauh dari kota-kota Indonesia, yang umumnya tertinggal. Pembangunan infrastruktur juga akan dibarengi pembangunan pada sektor energi, pendidikan dan kesehatan untuk membuka isolasi.

Bukan cuma pada aspek keseharian, karena TNI-AD berambisi menempatkan batalion-batalion kavaleri berat di garis perbatasan. Tank Leopard seberat 75 ton perunit akan dioperasikan di hutan belantara tropis bertanah gambut Kalimantan, dan berpangkalan di Bulungan, Kalimantan Timur. Masih didukung skuadron helikopter serbu AH-64 Super Cobra dengan berbagai peluru kendali dan roketnya.

Sumber: ANTARA News

Indonesia Siap Produksi Pesawat Tempur



29 Mei 2012, Jakarta: Ini kabar membanggakan dari industri alat utama sistem persenjataan Indonesia. Para insinyur Indonesia sedang menyiapkan jet tempur baru. Kualitas pesawat ini diharapkan mampu menandingi jet dari Rusia Sukhoi Mk 2.

Teknisi putra bangsa bekerja bersama dalam proyek yang disebut jet tempur Korea Fighter Xperiment/Indonesia Fighter Xperiment (KFX/IFX) yang dilakukan bersama Korea Selatan. "Perkembangannya sangat bagus," ujar juru bicara Kementerian Pertahanan Brigjen Hartind Asrin kemarin (28/05).

Sepanjang 2012 ini, para teknisi diharapkan bisa menguasai pengembangan teknis pesawat KFX. Sampai sekarang, pengembangan teknis sudah berjalan sesuai rencana. "Kita harapkan prototipe pesawat tuntas pada tahun depan," katanya.

Delegasi Komite Kerja Sama Industri Pertahanan Korea Selatan juga sudah berkunjung ke Indonesia pekan lalu. Menurut Hartind, pihak Korsel sangat puas dengan kinerja insinyur Indonesia.

Tahun depan, para teknisi harus sudah beralih pada pencapaian berikutnya, yakni pengembangan mesin dan manufaktur. Diharapkan, pada tahap ini sudah bisa dibuat enam buah prototipe pesawat KFX.

Menurutnya, teknisi dari Indonesia dalam alih teknologi KFX/IFX ini bisa mengimbangi para teknisi dari Korea Selatan yang notabene adalah negara perancang pesawat itu.

"Awalnya sulit bagi teknisi kita. Tapi, saat ini mereka sudah bisa mengimbangi," ujarnya. Sekitar tujuh bulan lalu, Kemhan telah mengirimkan 37 teknisi untuk tahap awal proses alih teknologi. Mereka terdiri atas enam pilot pesawat tempur TNI AU, tiga orang dari Badan Penelitian dan Pengembangan Kemhan, 24 teknisi dari PT Dirgantara Indonesia, dan empat dosen teknik penerbangan dari Institut Teknologi Bandung.

Mantan Atase Pertahanan KBRI Malaysia ini mengatakan, untuk pengiriman para teknisi selanjutnya, Kemhan akan mempersiapkan sarana dan prasana, sumber daya manusia, serta manajemen yang baik.

"Biasanya kita akan meminta kepada pihak Korea, pengembangan apa yang bisa dilakukan lebih awal. Kita berupaya melengkapi sesuai dengan keinginan mereka agar alih teknologi berjalan sebaik-baiknya," katanya.

Kemhan berkomitmen, alih teknologi ini tidak hanya fokus pada hasil, tetapi pada proses. Hal ini dinilai penting agar proses alih teknologi benar-benar berjalan sempurna dan Indonesia bisa segera mampu membuat jet tempur sendiri.

Rencananya, proyek KFX/IFX ini akan berlangsung hingga 2020 dengan jumlah pesawat yang akan dibuat adalah 150 unit senilai USD 8 miliar. Sementara Indonesia akan mendapatkan sebanyak 50 unit dengan anggaran sebesar USD 1,6 miliar.

"Jika lancar semua, ini adalah pesawat jet tempur pertama yang dibuat oleh ilmuwan Indonesia," katanya.

Sumber: JPNN

Wamenhan Tinjau Produksi Alutsista di PT PAL



29 Mei 2012, Surabaya: Wakil Menteri Pertahanan, Sjafrie Sjamsoeddin meninjau produksi sejumlah alutsista di PT PAL Indonesia (Persero) karena ingin meningkatkan pengawasan sebagai program modernisasi alutsista di Tanah Air.

"Kunjungan kami hari ini merupakan rangkaian agenda kerja yang sebelumnya telah dilaksanakan di PT Palindo Marine Shipyard Batam," katanya, ditemui dalam kunjungan kerjanya di PT PAL Indonesia (Persero), di Surabaya, Selasa.

Tujuan kegiatan tersebut, jelas dia, guna mengawasi produksi sejumlah alutsista yang sedang dibangun sebagai salah satu program modernisasi alutsista. "Oleh karena itu, kini PT PAL sedang membangun tiga unit KCR 60 M, dua unit kapal tunda 2.400 HP milik TNI AL, dan empat unit LCU pesanan TNI AL," katanya. Sementara, tambah dia, delapan unit LCVP telah diselesaikan dan diserahkan pada tanggal 19 April 2012 kepada TNI AL.

Mengenai kesiapan PT PAL dalam pembangunan alutsista juga dilakukan dengan strategi perbaikan kinerja di mana untuk proses bisnis maka perusahaan tersebut telah melaksanakan persiapan fokus bisnis untuk alutsista.

"Bahkan, menerapkan 'revenue mix' dan integrasi IT dalam proses produksi serta proses kontrol internal," katanya. Untuk utilisasi sumber daya, kata dia, direalisasikan dengan "re-grouping" dan sentralisasi fungsi organisasi, penetapan PMO dan integrasi perangkat lunaknya, serta pelaksanaan investasi strategis untuk peningkatan kapasitas produksi, sumber daya manusia, dan IT.

"Perbaikan fasilitas dan utilitas serta sarana bengkel di PT PAL memiliki target kapasitas bengkel mencapai 600 ton/bulan. Asumsinya bisa membangun enam unit kapal per tahun yakni sekelas FPB 38 sebanyak dua unit dan sekelas KCR 60 meter sebanyak empat unit," katanya.

Di samping itu, lanjut dia, PT PAL juga memiliki Divisi Desain yang merancang kapal yang dibangun terutama alutsista dan perusahaan itu siap sebagai "Lead Integrator" pembangunan alutsista serta fasilitas bengkel yang terintegrasi.

Pada kesempatan tersebut, Wamenhan didampingi Irjen Kemhan Laksdya TNI Sumartono, Wakil Kepala Staf Angkatan Laut (Wakasal) Laksdya TNI Marsetio, Kabaranahan Kemhan Mayjen TNI Ediwan Prabowo, serta sejumlah pejabat Kemhan, Mabes TNI, dan angkatan.

Wamenhan : PT. PAL Harus Menyiapkan Diri Untuk ToT

Dengan menggeliatnya industri pertahanan dalam negeri saat ini, PT PAL Indonesia (Persero) untuk jangka waktu menengah harus menyiapkan diri agar dapat melakukan Transfer of Technology (ToT), sehingga tercipta kemandirian industri pertahanan khususnya bidang kemaritiman.

Hal tersebut disampaikan Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin di sela-sela kunjungan ke PT. PAL Indonesia (Persero), Selasa (29/5) di Surabaya setelah sehari sebelumnya mengunjungi Pulau Nipa dan PT Palindo Marine Shipyard di Batam, Senin (28/5).

Transfer of Technology dimaksud kata Wamenhan menjelaskan, terkait dengan adanya pencapaian target bahwa PT. PAL Indonesia (Persero) harus mampu membangun kapal perang jenis Perusak Kawal Rudal (PKR) dan kapal selam untuk TNI AL.

“PT. PAL harus menyiapkan teknisi-teknisi yang professional sejak dini. Pemerintah juga akan mensupport dan mengirimkan teknisi-teknisi handal ke Belanda dan Korea Selatan “ Ungkap Wamenhan.

Dengan adanya tuntutan dan tantangan tersebut, Wamenhan lebih jauh menjelaskan PT. PAL Indonesia (Persero) juga harus memiliki komitmen dan sikap jemput bola dengan melakukan berbagai perbaikan khususnya dalam hal perbaikan kinerja maupun optimalisasi produksi baik pada lini desain sampai dengan produksi.

Terlebih tahun 2010 – 2014 merupakan era kebangkitan industri pertahanan dalam negeri, dimana pemerintah banyak memberikan peluang, baik kepada industri pertahanan negara maupun swasta.

Sementara itu, Dirut PT PAL Persero M. Firmansyah Arifin menyampaikan bahwa instansinya saat ini sudah memiliki kesiapan dalam pembangunan Alutsista yaitu dengan strategi perbaikan kinerja, dimana proses bisnis PT . PAL (Persero) telah melaksanakan persiapan fokus bisnis untuk Alutsista dan menetapkan revenue mix dan integrasi IT ke dalam proses produksi maupun proses control internal.

Dalam Kunjungan kerjanya ke PT. PAL Indonesia (Persero), Wamenhan yang didampingi Irjen Kemhan Laksdya TNI Sumartono, Wakasal Laksdya TNI Marsetio, sejumlah pejabat Kemhan, Mabes TNI dan Angkatan tersebut, juga berkesempatan menaiki Landing Craft Utility (LCU) produksi PT PAL di sekitar selat Madura dan melakukan manuver diantaranya menggunakan kecepatan mencapai 40 knot dan manuver 360 derajat.

PT. PAL Siapkan 150 Teknisi Alih Teknologi Kapal Selam di Korsel

PT PAL Indonesia (Persero) menyiapkan 150 teknisi ahli perkapalan guna melakukan alih teknologi produksi kapal selam di Korea Selatan dan kapal perusak kawal rudal (PKR) di Belanda, menyusul dibuatnya kapal perang pesanan Kementerian Pertahanan di 2 negara tersebut.

Proses alih teknologi itu merupakan persiapan untuk membuat sendiri kapal selam pada beberapa tahun mendatang, suatu upaya kemandirian industri pertahanan di dalam negeri.

Direktur Utama PT PAL Indonesia Muhamad Firmansyah Arifin mengatakan BUMN tersebut selama ini telah banyak memproduksi berbagai jenis kapal perang untuk memenuhi kebutuhan TNI AL seperti kapal patroli cepat, landing platform dock (LPD), kapal cepat rudal (KCR), landing craft utility (LCU), landing craft vehicle personal (LCVP).

Namun, lanjutnya, sejauh ini PAL belum menguasai teknologi pembuatan kapal selam, karena membutuhkan ilmu tinggi serta kesiapan SDM yang memiliki kemampuan dalam menerima alih teknologi kapal perang tersebut.

“Kami akan menyiapkan 300 teknisi untuk diseleksi menjadi 150 orang guna dikirim ke Korea Selatan dalam keperluan alih teknologi pembuatan kapal selam. Dijadwalkan penyeleksian itu rampung pada 2013,” ujarnya saat mendampingi Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin, hari ini (Selasa, 29 Mei 2013).

Sumber: ANTARA News Jatim/DMC

Pangarmatim Pimpin Gelar Pasukan Latma Carat 2012



29 Mei 2012, Surabaya: Panglima Komando Armada RI Kawasan Timur (Pangarmatim) Laksamana Muda TNI Agung Pramono, S.H, M.Hum memimpin Gelar Pasukan Latihan Bersama (Latma) Carat 2012 di Batalyon Resimen Kaveleri Pasmar 1 Semarung Ujung Surabaya, Selasa (29/5). Hadir pada kesempatan tersebut, Kasarmatim Laksma TNI Djoko Teguh Wahojo dan para Kasatker Makoarmatim lainnya.

Latihan bersama antara TNI Angkatan Laut dan Angkatan Laut Amerika Serikat dari jajaran US Pacifik Command (USPACOM) yang diberi nama “Latma Carat 2012” (Cooperation Afloat Readiness and Training) ini pelaksanaannya diselenggarakan di Markas Koarmatim Ujung Surabaya, perairan Laut Jawa, Kabupaten Madura dan Kabupaten Situbondo Jawa Timur.

Dalam latihan bersama ini, Angkatan Laut Amerika Serikat datang ke Surabaya dengan tiga kapal perang, yaitu USS Germantown (LSD – 42), USS Vandegrift (FFG – 48), dan USCG Waesche, yang bersandar di Dermaga Jamrud Tanjung Perak Surabaya.

Sesuai jadwal yang direncanakan, latihan bersama Carat 2012 akan berlangsung selama 8 hari, mulai 30 Mei hingga 7 Juni 2012.

Sedangkan TNI AL sendiri dalam latihan ini akan melibatkan KRI Diponegoro-365, KRI Banjarmasin-592, KRI Sutedi Senoputra-378, pesawat Cassa, Heli Bell, Heli BO-105, Pasmar 1 Surabaya 7 BTR-50, Lantamal V, Dislambair dan Satkopaska Koarmatim. Adapun personel yang terlibat dari TNI AL 1.244 orang, dan dari pihak US Navy sekitar 830 orang.

Dalam amanat Pangarmatim Laksamana Muda TNI Agung Pramono, S.H, M.Hum mengatakan, bahwa Latihan Carat merupakan latihan bilateral antara TNI AL dan US Navy yang dilaksanakan setiap tahun.

Latihan ini bertujuan untuk mempererat kerjasama antara TNI AL dan US Navy serta meningkatkan keterampilan profesionalisme prajurit dalam melaksanakan operasi bersama. Bagi prajurit TNI AL, lanjut Pangarmatim, merupakan kesempatan yang sangat baik untuk mengukur tingkat profesionalisme yang telah dicapai dan mempelajari hal-hal yang diperlukan guna meningkatkan keahlian.

Adapun bagi hubungan kedua negara, Indonesia dan Amerika Serikat, latihan Carat memiliki nilai strategis karena merupakan jalan untuk memelihara hubungan baik dan membangun saling pengertian (Confident Building Measure) antara kedua bangsa.

“Gelar pasukan yang diselenggarakan ini, merupakan tahap akhir pengecekan kesiapan personel dan material yang terlibat pada manuver lapangan latihan Carat 2012.

Untuk itu, apabila masih terdapat kekurangan atau keraguan dalam persiapan, agar sisa waktu yang ada ini segera dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya dan adakan koordinasi yang baik untuk mencari jalan keluar, sehingga memperoleh keyakinan kesiapan unsur, senjata, material dan kesiapan personel, demi suksesnya pelaksanaan latihan ini,”kata Pangarmatim.

Sumber: Dispenarmatim

TNI AU Operasikan Simulator Helikopter Super Puma Produksi Lokal


Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal TNI Imam Sufaat dan Komandan Wing 4 Pangkalan Udara Atang Sendjaya Kolonel Pnb Eding Sungkana menjajal simulator helikopter Super Puma NAS 332 di Kompleks Pangkalan Udara Atang Sendjaya, Bogor, Kamis (29/9). (Foto: ANTARA/DispenAU-Eko ES/HO/ed/pd/11)

29 Mei 2012, Bogor: Asisten Operasi (Asops) Kasau Marsekal Muda TNI R. Agus Munandar, pukul 07.30 WIB, tiba di Mako Wing 4 Lanud Atang Sendjaja, Senin (28/5), diterima langsung oleh Komandan Lanud Atang Sendjaja (ATS) Marsekal Pertama TNI Tabri Santoso, S.IP. Asops Kasau melaksanakan kunjungan kerja ke fasilitas Simulator didampingi oleh Kepala Dinas Komunikasi dan Elektro Mabesau Marsekal Pertama TNI Sumardjo beserta Staf.

Sebelum meninjau fasilitas dimaksud Asops Kasau beserta Staf terlebih dahulu mendapat paparan dari beberapa mitra kerja yang selama ini mulai dari awal membangun fasilitas simulator pesawat Super Puma Nas 332 yang merupakan produk anak bangsa.

Pihak PT. Multi Karisma Perkasa dalam paparannya menyampaikan, bahwa simulator ini merupakan kebanggaan anak bangsa, karena murni hasil karya Indonesia, sedangkan untuk perawatan nantinya tetap merupakan tanggung jawab pihak mitra, sedangkan rekomponen sampai pada 15 tahun ke depan masih di jamin oleh pihak mitra.

Usai acara paparan, Asops Kasau beserta pejabat lainnya melaksanakan uji terbang pesawat simulator dengan rute yang di lewati Atang Sendjaja-Halim Perdanakusumah-Atang Sendjaja dan Atang Sendjaja-Mabesau-Atang Sendjaja dengan melewati berbagai cuaca, kecepatan angin, dan mencoba pendaratan darurat.

Disampaikan pihak PT Multi Karisma Perkasa, Sembilan puluh persen kondisi simulator ini telah tercapai hingga saat ini, diharapkan nantinya pada saat penyerahan secara fisik ke Wing 04 Lanud Atang Sendjaja dalam hal ini TNI AU benar-benar kondisinya siap opersional seratus persen.

Sumber: TNI

Yonif 112 Raider Gelar Latihan Pemeliharaan



29 Mei 2012, Kajhu, Aceh Besar: Latihan pemeliharaan Raider 112 yang digelar di lapangan Yonif 112 Raider dibuka oleh Waasops Letkol TNI Tery Tresna di Japakeh, Senin (14/5). Latihan yang dilaksanakan mulai tanggal 14 Mei sampai dengan 3 Juni 2012 diikuti oleh 560 orang personel Yonif 112 Raider, dengan daerah latihan di Lhoknga, Sibreh dan Mata’Ie.

Pada acara pembukaan tersebut Waasops yang didampingi Waasren dan Waka Bekangdam IM menyampaikan latihan tersebut agar benar-benar dilaksanakan dengan baik, jaga faktor keamanan diri masing-masing.

Prajurit TNI Angkatan Darat dari Yonif 112 Raider Kodam Iskandar Muda (IM) mengikuti latihan di kawasan rawa Kajhu Kabupaten Aceh Besar Provinsi Aceh, Selasa (29/5). Prajurit Raider dilatih kemampuan sebagai pasukan anti teroris untuk pertempuran jarak dekat dan mampu melaksanakan pertempuran panjang. (Foto: ANTARA/Irwansyah Putra/ss/mes/12)

Prajurit TNI Angkatan Darat dari Yonif 112 Raider Kodam Iskandar Muda (IM) berupaya melewati ombak saat mengikuti latihan di pesisir pantai Kajhu Kabupaten Aceh Besar. (Foto: ANTARA/Irwansyah Putra/ss/mes/12)

Prajurit TNI Angkatan Darat dari Yonif 112 Raider Kodam Iskandar Muda (IM) mengikuti latihan di kawasan rawa Kajhu Kabupaten Aceh Besar. (Foto: ANTARA/Irwansyah Putra/ss/mes/12)

Prajurit TNI Angkatan Darat dari Yonif 112 Raider Kodam Iskandar Muda (IM) mengikuti latihan pemeliharaan di sungai Aceh, Kabupaten Aceh Besar, Senin (28/5). Sebanyak 506 prajurit mengikuti latihan drill kontak, PJD, Mobud, Raid dan Ralasuntai selama 21 hari guna meningkatkan kemampuan serta keterampilan dalam melaksanakan tugas operasi yang bersifat khusus. (Foto: ANTARA/Irwansyah Putra/Koz/ama/12)

Sumber: Kodam Iskandar Muda/ANTARA News

Panglima TNI: 31 Prajurit Gugur dalam Misi PBB


Anggota penjaga perdamaian kontingen Indonesia berpatroli menggunakan kendaraan tempur di Taybe, sektor Timur area operasi UNIFIL di Lebanon Selatan. (Foto: Pasqual Gorriz)

29 Mei 2012, Jakarta: Markas Besar TNI mencatat selama perjalanan sejarah keikutsertaaan TNI pada misi perdamaian dunia sejak tahun 1975 sebanyak 31 orang personel TNI telah gugur dalam menjalankan misinya sebagai peacekeepers.

"Para prajurit yang syuhada tersebut patut memperoleh penghormatan gelar. Tidak hanya sebagai patriot bangsa, tetapi juga sebagai prajurit perdamaian dunia," kata Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono dalam sambutannya pada acara Hari Pasukan Perdamaian Dunia atau Peacekeepers Day Ke-64 di Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian (PMPP) TNI, Sentul, Bogor, Jawa Barat, Selasa. Peringatan Peacekeepers Day Ke-64 yang digelar di PMPP TNI merupakan pertama kali dilaksanakan oleh TNI.

UN Peacekeepers Day didedikasikan kepada prajurit pasukan pemelihara perdamaian, yang diselenggarakan setiap tanggal 29 Mei sejak Tahun 2003, berdasarkan ketetapan Resolusi Majelis Umum PBB No: A/RES/57/129 tahun 2002. Ketetapan tersebut dimulai sejak Dewan Keamanan PBB mengirimkan sejumlah pengamat militer ke Timur Tengah untuk pertama kalinya pada 29 Mei 1948 dengan misi utama memantai konflik Arab-Israel di bawah misi PBB, yakni The United Nations Truce Supervision Organization (UNTSO).

Panglima TNI mengatakan, peringatan Hari Perdamaian Internasional ini dilakukan sebagai penghormatan serta penghargaan bagi segenap veteran peacekeepers dan bagi peacekeepers TNI yang saat ini sedang menjalankan tugas di Kongo, Darfur, Sudan Selatan, Liberia, Lebanon, Suriah dan Haiti.

"Peran dan misi yang ditunjukan oleh para prajurit TNI sebagai peacekeepers sangat saya hargai," kata Panglima TNI.

Menurut dia, hari perdamaian internasional dan 55 tahun pengabdian TNI dalam misi pemeliharaan perdamaian dunia ini juga dapat berperan sebagai sarana untuk lebih meningkatkan rasa solidaritas diantara sesama komunitas peacekeepers yang mengangkat semboyan "Blue Helmet is The Symbol of Hope".

Sumber: Republika

Masalah RUU Industri Pertahanan Dikelompokkan Jadi Tujuh Klaster


Pembangunan kapal perang jenis LPD di PT. PAL. (Foto: mastekhi)

28 Mei 2012, Senayan:Komisi I DPR bersama pemerintah yang diwakili sejumlah dirjen dan kementerian berhasil menyusun tujuh klaster (pokok masalah) dalam pembahasan RUU Industri Pertahanan.

Pembagian klaster ini dilakukan guna mempercepat penyelesaian RUU ini menjadi UU, selambatnya pekan kedua Juli mendatang. Dirjen Potensi Pertahanan (Potham) Kementerian Pertahanan RI Pos M Hutabarat atas nama pemerintah mengatakan, tujuh klaster tersebut antara lain; kelembagaan, Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP), penyertaan modal negara, pengelolaan, pembiayaan, dan pengawasan.

"RUU Industri Pertahanan itu sendiri terdiri dari 418 DIM (Daftar Inventarisasi Masalah)," ujar Pos M Hutabarat usai menghadiri RDP dengan Panja RUU Industri Pertahanan Komisi I DPR RI, Senin (28/5).

Menurut dia, di antara 400-an bahasan penting, tujuh klaster itu adalah yang terpenting. Boleh disebut, itulah rohnya UU Industri Pertahanan. UU ini intinya memberi jaminan kepada industri pertahanan dalam negeri agar memiliki kepastian dalam memasok peralatan kepada pengguna: TNI/Polri dan lembaga lain semisal Kementerian Kelautan yang membutuhkan perangkat patroli.

UU ini juga akan menjamin adanya transfer pengetahuan dan teknologi. Selanjutnya, melalui UU Industri Pertahanan ini akan jelas pula siapa yang akan duduk sebagai ketua Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP).

Selama ini dalam struktur KKIP, disepakati bahwa lembaga ini dikepalai langsung oleh presiden. Menteri Pertahanan bertindak sebagai ketua harian. Sementara Menteri Luar Negeri juga masuk dalam struktur.

"Menlu dimasukkan di struktur KKIP supaya dapat menjembatani negara lain yang ingin membeli alutsista produksi Indonesia," jelasnya.

Sumber: Jurnal Parlemen

Monday 28 May 2012

Hawk-209 TT-0231 Terbang Ferry

28 Mei 2012, Malang: Pesawat Hawk 209 dari Skadron Udara I Pangkalan Udara Supadio telah selesai melaksanakan pemeliharaan major servicing di Depohar 30 Malang, pesawat Hawk MK- 0209 No reg TT-0231 dari Skadron 1 Lanud Supadio tersebut melakukan ferry flight kembali ke Home Base Jumat (25/5).

Hawk MK-0209 No reg TT-0231 yang menjalani major servicing di Depohar 30, Malang sejak 23 November 2011 hingga 24 Mei 2012 itu selanjutnya diawaki Mayor Pnb Bagus, dengan didampingi pesawat TL-0113 dengan awak pesawat Mayor Pnb Supriyanto melakukan ferry flight.

Sumber: TNI AU

Sunday 27 May 2012

TNI AD dan Pemprov Kaltim Bangun Tiga Bandara di Perbatasan


25 Mei 2012, Balikpapan:  Dengan dibangunnya tiga bandara dan sarana pendukungnya diantaranya Bandara Long Bawan, Long Apung dan Data Dawai di wilayah perbatasan diharapkan akan mempercepat pembangunan di wilayah tersebut karena sangat strategis untuk membangun infrastruktur baik fisik maupun non fisik yang outputnya agar tetap terjaganya wawasan kebangsaan yang meliputi diantaranya keutuhan dan kehormatan negara Republik Indonesia, hal tersebut disampaikan oleh Pangdam VI/Mulawarman Mayjen

Satgas Marinir Ambalat Akan Bangun Tugu Perbatasan



27 Mei 2012, Nunukan: Satuan tugas Marinir Ambalat XIV yang saat ini bertugas di Pulau Sebatik Kabupaten Nunukan Kalimantan Timur akan membangun Monumen Tugu "Garuda Perkasa" di perbatasan Indonesia-Malaysia. Tugu ini dimaksudkan untuk mempererat dan memperkokoh nilai-nilai nasionlaisme dan patriotisme bagi masyarakat di Pulau Sebatik sebagai wilayah perbatasan antar dua negara, kata Komandan

Korem di Daerah Perbatasan Dipimpin Jjenderal


(Foto: media indonesia)

27 Mei 2012, Denpasar: Komando Daerah Militer IX/Udayana meningkatkan kapasitas Korem yang berada di daerah perbatasan dengan menempatkan posisi jenderal ditampuk pimpinan satuan tersebut.

"Untuk wilayah di bawah kami ada satu Korem yang ditingkatkan dengan dipimpin oleh jenderal b