Pages

Saturday 17 May 2014

TNI AL Perlu Diperkuat untuk Jaga Eksistensi Laut Indonesia


Personel TNI AL memantau aktifitas nelayan dan kapal laut di perairan Benoa-Nusa Dua menjelang berlangsungnya Konferensi Asia-Pasifik "Open Government Partnership" (OGP) di Nusa Dua, Bali, Minggu (4/5). Pengamanan perairan dan pintu masuk Pulau Dewata mulai diperketat menyusul akan berlangsungnya konferensi OGP tersebut pada 6-7 Mei yang rencananya dihadiri sejumlah kepala negara termasuk Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Personel TNI AL memantau aktifitas nelayan dan kapal laut di perairan Benoa-Nusa Dua menjelang berlangsungnya Konferensi Asia-Pasifik "Open Government Partnership" (OGP) di Nusa Dua, Bali, Minggu (4/5). Pengamanan perairan dan pintu masuk Pulau Dewata mulai diperketat menyusul akan berlangsungnya konferensi OGP tersebut pada 6-7 Mei yang rencananya dihadiri sejumlah kepala negara termasuk Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. (sumber: Antara/Nyoman Budhiana)

Jakarta - Indonesia perlu menjaga eksistensi laut miliknya. Peran TNI Angkatan Laut (AL) untuk mengamankan eksistensi tersebut tidak bisa ditawar lagi.
Komandan Detasemen Markas (Dandenma) Mabes TNI Kolonel Laut Ivan Yulivan mengatakan upaya memperkuat TNI AL untuk tetap mampu menjaga stabilitas keamanan maritim baik nasional, regional maupun global adalah suatu keniscayaan.
"Memperkuat TNI AL menjadi AL yang berkelas dunia (World Class Navy) dapat diartikan sebagai AL yang dapat disejajarkan kemampuan profesi personelnya dengan kemampuan AL negara yang lebih maju atau modern," ujar Ivan saat menjadi pembicara dalam Dikusi Kebangsaan dengan topik Krisis Identitas dan Kebangkitan Negara Maritim dengan memperkuat Perhubungan Laut dan Lintas Udara di Hotel Sultan, Jakarta, Sabtu (17/5).
Ivan menambahkan TNI AL juga memiliki kemampuan alutsista yang modern setara dengan kemampuan alutsista dari AL negara lain yang lebih kuat.
Ia mengatakan kemampuan profesi personel adalah kemampuan untuk menguasai bidang keahliannya dan kemampuan untuk mahir dalam mengawaki dan mengoperasikan peralatan yang diawakinya. Sedangkan kemampuan alutsista disini dalam arti kualitas dan bukan kuantitasnya.
"Kemampuan ini bukan hanya dalam pengoperasian secara individu tetapi juga secara bersama. Kebersamaan ini bukan hanya dengan satu matra angkatan, namun juga dengan matra lainya dan juga secara bersama dengan alutsista dari negara lain (Joint Operation)," ujar Ivan.
Ia menerangkan AL sejak pembentukannya sudah dituntut harus memiliki kualitas sebagai AL kelas dunia. Ia menyebut hal itu cukup relevan dengan teori tentang peran tradisional AL secara universal yang dikemukan Ken Booth.
"AL secara tradisional memiliki tiga kategori peran yaitu militer, diplomasi, dan polisionil," ucap Ivan.
Ia mengatakan peran militer dibentuk karena karakter konvensional sebagai angkatan bersenjata. Lalu peran diplomasi karena melaksanakan tujuan politik negara.
"Dan peran polisionil berkaitan dengan penegakan hukun nasional dan internasional yang telah diratifikasi serta perlindungan klaim wilayah," pungkas Ivan.

Berita Satu

Perbatasan negara di Pulau Sebatik aman


Perbatasan negara di Pulau Sebatik aman
Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko 
Kalian jangan bermasalah dengan rakyat di sini. Tingkatkan disiplin dan selalu waspada,"
Pulau Sebatik, Kalimantan Utara - Keamanan perbatasan negara di Pulau Sebatik dalam keadaan aman dan Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan Indonesia-Malaysia TNI selalu berpatroli bersama dengan mitra Malaysia-nya.

"Kalian jangan bermasalah dengan rakyat di sini. Tingkatkan disiplin dan selalu waspada," kata Panglima TNI, Jenderal TNI Moeldoko, di Pos Simanggaris, Pulau Sebatik wilayah Indonesia, Jumat. Dia memimpin delegasi Markas Besar TNI meninjau pelaksanaan latihan/operasi Komando Satuan Tugas Gabungan Ambalat TNI 14.

Latihan/operasi Komando Satuan Tugas Gabungan Ambalat 14 itu menjadi satu "terobosan" meningkatkan efektivitas dan perampingan birokrasi dan rantai komando pengamanan perbatasan negara. Komando Satuan Tugas Gabungan Ambalat 14 itu dipimpin Laksamana Muda TNI Agung Pramono yang sehari-hari adalah panglima Komando Armada Indonesia di Kawasan Timur TNI AL.

Turut dalam rombongan itu di antaranya, Kepala Staf TNI AL, Laksamana TNI Marsetio, Panglima Komando Pertahanan Udara Nasional TNI, Marsekal TNI Hadiyan Suminta, Asisten Teritorial Panglima TNI, Mayor Jenderal TNI Ngakan Gede Sugiartha, dan beberapa yang lain.

Pos Simanggaris satu dari sekian banyak pos Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan Indonesia-Malaysia TNI, yang kini dilaksanakan Batalion Infantri 100/Raider, dari Komando Daerah Militer I/Bukit Barisan. Mereka bertugas selama enam bulan untuk kemudian diganti satuan lain.

Di Pos Simanggaris, terdapat juga pos serupa dari Tentera Darat Diraja Malaysia. Berbeda dengan Markas Besar TNI yang menempatkan satu peleton (39 personel), maka Tentera Darat Diraja Malaysia menempatkan cuma 10 personelnya.

"Kami memiliki hubungan yang baik sekali dengan teman-teman kami dari TNI. Kami berpatroli bersama dan banyak lagi aktivitas lain bersama-sama, termasuk belanja bareng hingga masak makanan bersama," kata Komandan Tim Tentera Darat Diraja Malaysia, Sersan Adios, yang turut menyambut Moeldoko dan rombongan.

Pulau Sebatik di Kabupaten Nunukan terbagi dua hampir sama persis oleh garis membujur lurus. Bagian utara dimiliki Malaysia dan bagian selatan milik Indonesia. Jika garis perbatasan itu diteruskan ke timur, maka akan bertemu dengan Pulau Sipadan dan Pulau Ligitan yang semula milik Indonesia namun sejak 2004 dimiliki Malaysia. (*)


Antara 

Panglima TNI Segera Bentuk Kogabwilhan


TARAKAN – Dalam kunjungannya ke wilayah perbatasan, khususnya di wilayah Kalimantan Utara (Kaltara) Jumat (16/5), Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko bersama rombongan sekitar 15 orang tiba di Tarakan sekitar pukul 7.30 wita, setelah bermalam di Balikpapan.
Panglima TNI berkunjung ke Satuan Radar 225 dan Pangkalan Angkatan Udara (Lanud) Tarakan. Kemudian, ia terbang menggunakan pesawat Helly Bell Seri 420, Helly Bell Seri 412 dan Helly Bell Seri 516  milik TNI AL ke Sebatik, Seimanggaris kemudian ke Sungai Nyamuk untuk melaksanakan ibadah sholat jumat. Selanjutnya, ke KRI Surabaya untuk makan siang di KRI sekaligus meninjau wilayah perbatasan di Karang Unarang Ambalat. Setelah itu, rombongan ke Tarakan untuk kembali ke Jakarta.
Usai berkunjung ke wilayah perbatasan di Kaltara, Panglima TNI mengungkapkan telah meresmikan rencana Operasi Garda Wibawa ke-14 menjadi operasi. Sebenarnya, rencana operasi ini telah dimulai tahun 2005, tapi operasi ini berdiri sendiri dari TNI AU, TNI AL dan TNI AD.
“Mulai sekarang, saya mengintegrasikan dan menginteroperability (sistem komando dan kontrol) menjadi satu satuan komando, satu kendali operasi. Untuk TNI AL dan TNI AU sudah menginteroperabilitykan Panglima Armada Timur (Pangmaritim) menjadi Panglima Komando Tugas Gabungan. Ke depan, TNI akan membentuk Komando Wilayah Pertahanan (Kolwilhan) atau Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Kogabwilhan),” ujar Panglima TNI dikonfirmasi saat akan menaiki Pesawat Boeing milik TNI AU untuk kembali ke Jakarta.
Ia berkata, dibentuknya Komando Tugas Gabungan untuk menyatukan operasi, sehingga begitu ada Panglima Kogabwilhan semua akan berjalan dengan baik. “Alutista TNI cukup baik. Sekarang, belum terlalu kelihatan, jika ada penambahan alutista. Tapi, sampai Oktober 2014 nanti, akan mulai berdatangan terus alutista kita. Tahun 2015 sampai  2016, alutista akan semakin padat datangnya. Perkembangannya cukup baik,” jelas Panglima TNI.
Ia menjelaskan, alasan memilih Pangmaritim sebagai kepala komando, karena wilayah Kaltara ini merupakan wilayah kerjanya. Dalam struktur komando, Panglima TNI juga menempatkan Panglima Komando Sektor Makassar sebagai Wakil Panglima karena merupakan satu wilayah.
“Kita sudah cek Sukhoi terbang di atas air. Antara TNI AL maupun TNI AU dapat berkomunikasi dengan baik dan memberi input data, sehingga persoalan di laut begitu didapat, satuan udara memberi bantuan satuan di laut,” bebernya.
Disinggung permasalahan perbatasan antara Indonesia dan Malaysia terkait wilayah perbatasan di perairan Karang Unarang, hal itu merupakan urusan politik dan diplomatik. Tugas TNI akan tetap menjaga kedaulatan RI. “Sudah saya katakan kepada semua prajurit, dalam menjaga keutuhan atau kedaulatan sangat jelas dan tegas sikap kita. Tapi, jangan berbuat yang provokatif, karena akan memberi penafsiran yang berbeda oleh negara-negara di sekitar kita, dan akan mengganggu sistem diplomatik,” tegasnya.
Sementara itu, Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Mayjend TNI Muhammad Fuad Basya juga menambahkan, wilayah perbatasan merupakan domainnya laut dan udara. Karena itu, menunjuk Panglima Armada Timur untuk menjadi Panglima Komando dalam rangka pengamanan perbatasan.
“Pengamanan perbatasan ini sebenarnya rutin dilakukan. Sebagai Kogabwilhan di bawah Panglima TNI, Kaltara masuk dalam Kogabwilhan 2. Karena itu, di bawah Pangmaritim. Kogabwilhan ini tinggal menunggu Keputusan Presiden (Keppres) turun, tapi semua pengajuan sudah masuk,” jelas Kapuspen TNI.
Di Nunukan sendiri, Panglima TNI Jendral TNI Dr Moeldoko membuka secara resmi operasi gabungan yang dilakukan oleh TNI AD, AL dan AU di perairan Karang Unarang Ambang Batas Laut (Ambalat) Indonesia-Malaysia. Ia juga menyempatkan diri berkunjung ke garis perbatasan di Pulau Sebatik yang berdampingan dengan Negara tetangga Malaysia. Fokus kunjungannya, yaitu melihat secara langsung patok-patok Indonesia yang terbentang di sepanjang garis perbatasan.
“Kunjungan Panglima TNI ke Nunukan dalam rangka mengawasi jalannya operasi gabungan dalam mempertahankan NKRI dengan berbagai kegiatan di dalamnya. Ia juga ingin melihat langsung wajah Indonesia di hadapan Negara tetangga Malaysia,” ujar Staff Humas dan Protokol Setkab Nunukan, Ayub kepada Koran Kaltara.
Beberapa daerah yang menjadi fokus operasi ini adalah Sebatik, Seimanggaris, Sebuku, Kecamatan Krayan yang merupakan wilayah Indonesia yang berhubungan langsung dengan Negara bahagian Sabah dan Serawak di bumi Malaysia.
“Kunjungan Pangliman TNI ditutup dengan upacara bendera di perairan Karang Unarang dan menuju Kota Tarakan mengikuti beberapa kegiatan lainnya,” terang Ayub.
Nunukan menjadi perhatian serius Pemerintah Pusat termasuk unsur militer, karena tingginya peredaran narkoba di daerah ini, sehingga menjadi alasan diperketatnya pengawasan di wilayah perbatasan. Selain itu, bergesernya beberapa patok Indonesia juga menjadi perhatian serius dari TNI.
Sebut saja, beberapa kasus yang dilaporkan Satgas Pamtas Yonif 141/ AYJP beberapa waktu lalu saat diwawancara khusus oleh Koran Kaltara, yaitu ada sebagian patok Indonesia bergeser dan dilaporkan hilang. Beberapa penangkapan besar sabu-sabu terjadi di Pulau Sebatik dan Kecamatan Krayan. (saf/dia)

koran kaltim 

Pesawat Militer yang Membawa Menhan Laos Jatuh

Belum diketahui kondisi para korban.

Ilustrasi kecelakaan pesawat
Ilustrasi kecelakaan pesawat (REUTERS/Eugene Anthony Rah/Handout via Reuters)
- Sebuah kecelakaan pesawat terjadi di Laos pada Sabtu dini hari, 17 Mei 2014. Diberitakan harian Bangkok Post, sebuah pesawat militer yang mengangkut 18 orang jatuh sebelum mendarat.

Menurut seorang Diplomat Thailand, pesawat jatuh di bagian timur laut Laos. Seorang Diplomat di ibukota Vientiane, menyatakan pesawat itu telah lepas landas dini hari menuju ke Provinsi Xiangkhouang untuk menghadiri sebuah acara.

Menurut data dari Bangkok Post, 18 penumpang di dalamnya termasuk Wakil Perdana Menteri, Menteri Pertahanan, Douangchay Phichit, sang istri, dan Gubernur Vientiane, Sukan Mahalad.

Hingga berita ini diturunkan Pemerintah Laos belum mau mengkonfirmasi soal korban tewas. Namun, media lokal melaporkan beberapa orang berhasil selamat dari kecelakaan itu. Belum diketahui nasib para pejabat di dalamnya.

Pada Oktober 2013, pesawat maskapai Laos, Lao Airline jenis Turboprop ATR-72 juga mengalami kecelakaan saat badai tengah berhembus kencang ke arah Bandara Pakse di sebelah selatan Laos. Sebanyak 49 orang di dalam pesawat itu dinyatakan tewas. (umi)


VIVA.co.id

Panglima TNI Tinjau Satgas Garda Wibawa Perbatasan RI - Malaysia

Panglima TNI Tinjau Satgas Garda Wibawa Perbatasan RI - Malaysia
ist
Panglima TNI Tinjau Satgas Garda Wibawa 

TARAKAN - Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko, Jumat (16/5) meninjau Satuan Tugas (Satgas) Garda Wibawa -14 Pengamanan Perbatasan Laut RI-Malaysia di Kalimantan Utara.Menurut Kadispenarmatim Letkol Laut (KH) Abdul Kadir, dalam rilisnya, mengatakan kedatangan orang nomor satu di TNI itu untuk meninjau keadaan prajuritnya yang sedang melaksanakan tugas sebagai garda terdepan pengamanan perbatasan wilayah laut antara Republik Indonesia dengan pemerintah Malaysia.

Setelah menempuh perjalanan dari Jakarta-Balikpapan Panglima TNI melanjutkan perjalanan tugasnya menuju Tarakan, Kalimantan Utara. Setibanya di kota Tarakan Panglima TNI istirahat sejenak di VVIP Room bandara Juwata, kemudian langsung mengadakan peninjauan dengan menggunakan 2 buah helikopter bel milik TNI AL dan KRI.Dalam peninjauan itu Panglima TNI didampingi oleh Kasal Laksamana TNI Dr.Marsetio, Pangarmatim Laksda TNI Agung Pramono S.H.M.Hum, Pangkohanudnas serta para perwira tinggi TNI lainnya. Tempat yang ditinjau oleh Panglima TNI itu antara lain Satuan Radar (Satrad), Pangkalan Udara TNI AU (Lanud), Pos Sei Manggaris, Sebatik dan Mess Marinir, Pos Sei Pancang, Pos Adji Kuning dan Karang Unarang.Usai peninjauan ke Pos Ajikuning Panglima TNI melanjutkan peninjauannya ke Karang Unarang dengan menggunakan Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Surabaya-591 yang sedang berada di perairan sekitar Ambalat. Di KRI Surabaya-591 Panglima TNI diterima oleh Komandan KRI Surabaya-591 Letkol Laut (P) Rizki.H.

Di KRI Surabaya-591 Panglima TNI menerima Paparan tentang kondisi terakhir perairan Ambalat yang disampaikan oleh Komandan Gugus Tempur Laut Armada RI Kawasan Timur Laksma TNI Aan Kurnia. S. sos di loung room perwira. Selain itu juga Panglima TNI menyaksikan situasi dan kondisi perairan karang unarang dari atas KRI Surabaya-591juga menyaksikan fly pass 2 pesawat sukoi dan 1 pesawat patroli maritim.Pada kesempatan itu juga Panglima TNI memberikan pengarahan kepada seluruh prajurit yang tergabung dalam Satgas dan berada di KRI Surabaya-591dengan didampingi oleh Kasal Laksamana TNI Dr. Marsetio dan Pangarmatim Laksda TNI Agung Pramono SH. M. Hum.

Tribun

75 PRAJURIT MARINIR LATIHAN JELANG LATMA RIMPAC 2014




Dispen kormar (Jakarta). Sebanyak 75 prajurit Korps Marinir yang tergabung dalam Latihan Bersama Multilateral Rim Of Pacific (Latma Multilateral RIMPAC) 2014 melaksanakan latihan pra satgas di pantai Tanjung Pasir, Tangerang, Jumat (15/05/2014).

 
Satuan Setingkat Kompi (SSK) yang terlibat Latma Rimpac tersebut merupakan prajurit gabungan dari Marinir Wilayah Jakarta dan Surabaya di bawah pimpinan Mayor Marinir Brian Iwan Prang yang sehari-hari menjabat sebagai Pasi Ops Batalyon Taifib-2 Marinir.


Dalam latihan pra satgas yang berlangsung selama dua hari ini, personel diberangkatkan dari dermaga Kolinlamil dengan menggunakan KRI Banda Aceh, dan melaksanakan pendaratan serta serbuan amfibi menggunakan tank amfibi LVT-7 di pantai Tanjung Pasir, selanjutnya dilaksanakan MOUT (Military Operation On Urbanized Terrain) atau perang kota.

 
Perang kota merupakan operasi militer yang mengutamakan kerjasama tim yang solid dan kedisiplinan lapangan, baik disiplin perorangan maupun regu sampai tingkat peleton. Latihan ini bertujuan untuk meningkatkan dan mempertajam insting prajurit demi mendukung tugas kedepan yang semakin kompleks.
Latma Multilateral RIMPAC 2014 yang melibatkan Negara-negara di kawasan Asia Tenggara ini akan dilaksanakan pada tanggal 25 Juni sampai dengan 1 Agustus 2014 di Pearl Harbour training area dan perairan Kepulauan Hawaii. 

Friday 16 May 2014

Transformasi TNI AD Dalam Mewujudkan Satuan Tempur yang Handal Guna Menghadapi Tantangan Tugas

 641-Transformasi TNIa641-Transformasi TNI-1a TNI AD memiliki tugas pokok yaitu melaksanakan tugas TNI Matra Darat dibidang pertahanan, melaksanakan tugas TNI dalam menjaga keamanan wilayah perbatasan darat dengan negara lain, melaksanakan tugas TNI dalam pembangunan dan pengembangan kekuatan Matra Darat serta melaksanakan pemberdayaan wilayah pertahanan di darat dalam rangka menegakkan kedaulatan Bangsa dan Negara, mengamankan dan mempertahankan keutuhan wilayah Negara, serta melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia. Di sampingitu TNI AD juga memiliki tugas tugas dibidang pertahanan dengan melakukan Operasi Militer untuk Perangdan Operasi Militer Selain Perang, membangun dan mengembangkan kekuatan matra darat dengan mewujudkan penampilan postur Angkatan Darat yang memiliki kekuatan, kemampuan dan gelar kekuatan Angkatan Darat, melaksanakan pemberdayaan wilayah pertahanan di darat.
  Perkembangan global yang semakin pesat terutama dibidang teknologi dan informasi menyebabkan dunia seolah-olah tanpa batas. Seluruh penjuru dunia dapat terhubungkan melalui jaringan internet. Hal ini membuat kedaulatan negara menjadi sesuatu yang bias, terutama dalam dunia Cyber. Siapa dan kapan saja dapat mengakses internet dengan mudah. Sistem pertahanan dunia maya dapat ditembus oleh para “Hacker” dengan mudahnya. Kesempatan ini dimanfaatkan bagi pihak yang berkepentingan untuk mencari keuntungan. Selain itu bagi negara-negara yang sedang bertikai dimanfaatkan untuk saling serang melalui dunia maya yang istilah modernnya dikenal sebagai “cyber warfare”. Dunia cyber dapat memunculkan ancaman tersendiri bagi suatu negara. Ancaman yang berasal dari dunia maya ini sering disebut sebagai “ Cyber Threat”. Perang modern saat ini sudah mulai bergeser dari perang konvensional menjadi perang asimetris. Strategi militer negara-negara berkembangpun beralih ke Strategi “Hybrid Warfare” dimana Hybrid warfare merupakan sebuah strategi militer yang memadukan antara perang konvensional, perang yang tidak teratur dan ancaman cyber warfare, baik berupa serangan nuklir, senjata biologi dan kimia, alat peledak improvisasi dan peranginformasi.
  Dalam menanggapi perkembangan diatas TNI telah menyikapinya dengan melaksanakan transformasi dan khususnya bagi TNI AD melalui konsep perubahan sistemik yang telah ditetapkan dan diarahkan untuk membangun tiga aspek kemampuan utama meliputi aspek pertempuran, pembinaan teritorial, dan aspek dukungan. Kesemuanya itu ditujukan untuk mewujudkan TNI AD yang profesional, militan, modern, mencintai dan dicintai rakyat serta memiliki daya tangkal yang tangguh terhadap segala “threat” (ancaman) yang berkembang. Taktik bertempur yang handal serta dilengkapi alutsista yang modern menjadi modal utama dalam meningkatkan kekuatan sistem pertahanan yang bersifat “Hard power”.
  Hal itu dapat berfungsi dengan maksimal jika ditopang oleh aspek sistem dukungan TNI AD yang handal. Perkembangan alutsista yang modern di lingkup TNI AD perlu diimbangi taktik bertempur yang sinergis antar kecabangan maupun antar angkatan. Sebagai negara kepulauan sistem pertahanan Indonesia memerlukan kesatuan usaha (unity of efforts) antar angkatan didalam menjaga kedaulatan dan meningkatkan ketahanan. Unity of efforts tersebut dapat tercapai melalui kerjasama yang harmonis serta keselarasan taktik bertempur yang digunakan. Untuk itu diperlukan sinergitas dan interoperabilitas dalam sistem kerjasama antar angkatan sehingga berada dalam kesatuan sistem dalam rangka mewujudkan tujuan bersama
  Kondisi wilayah Indonesia merupakan wilayah kepulauan yang sangat luas dan terdiri dari ribuan pulau. Hal ini mendorong adanya penyesuaian antara taktik dan strategi pertahanan yang digunakan berkaitan dengan aspek ancaman yang dapat timbul dari wilayah darat, laut maupun udara. Bagi Satuan-satuan yang tersebar diseluruh wilayah Indonesia perlu menyesuaikan antara organisasi dan taktik strategi yang digunakan serta kemampuan satuan itu sendiri bila disesuaikan dengan jenis ancaman yang timbul dan tipologi wilayah dimana satuan tersebut berada. Sebagai contoh Yonif 641/Raider dimana dislokasinya berada di wilayah Kalimantan Barat dengan 3 kompi senapan yang terpisah dari Mayon. Kompi Markas dan Kompi Bantuan terletak di Kota Singkawang, Kompi Senapan A di Kabupaten Sambas, Kompi Senapan B berada di Kecamatan Pemangkat Kabupaten Sambas, sedangkan Kompi Senapan C berada di Kabupaten Bengkayang.
  Dilihat dari dislokasi wilayah kompi-kompinya, Yonif 641/Raider perlu dibentuk spesialisasi khusus apalagi dikaitkan dengan kompinya yang terpisah dengan tipologi wilayah dan jenis ancaman yang berbeda. Secara global sebagai Batalyon Raider,Yonif 641/R memiliki kemampuan tempur antara lain : a) Kemampuan Mobud. Sebagai Satuan Raider Yonif 641/Raider telah dibekali kemampuan Mobilisasi Udara. Dengan kemampuan tersebut pasukan Yonif 641/Raider dapat dengan cepat diterjunkan ke daerah sasaran operasi secara terbatas. b) Kemampuan Operasi Raid. Pasukan Raider dibekali kemampuan khusus untuk melaksanakan operasi Raid penghancuran maupun pembebasan tawanan. Sehingga dengan kemampuan tersebut Prajurit raider dapat digerakkan setiap saat. c) Kemampuan OLI. Kemampuan OLI dari Yonif 641/Raider telah dipelihara dan diberdayakan sehingga setiap saat selalu siap untuk digerakkan. d) Kemampuan Operasi Konvensional. Yonif 641/Raider sebagai pasukan mobil Kodam selalu siap digerakkan untuk melaksanakan operasi serangan maupun pertahanan baik berdiri sendiri maupun bagian dari satuan tugas yang lebih besar.
  Adapun konsep organisasi kompi dengan bekal kemampuan khusus yang direncanakan adalah sebagai berikut : a) Kipan A berkedudukan di Kabupaten Sambas. Wilayah Kipan A rata-rata merupakan perkampungan dengan perumahan yang padat penduduk. Proyeksi kedepan Kompi senapan A perlu dibekali spesialisasi kemampuan khusus Purkota. b) Kipan B berkedudukan di Kecamatan Pemangkat Kabupaten Sambas. Wilayah Pemangkat dekat dengan perairan dan pantai. Eskalasi ancaman kemungkinan besar dapat timbul dari wilayah perairan. Berdasarkan tipologi wilayah tersebut maka Kompi Senapan B perlu adanya spesialisasi kemampuan Ralasuntai. c) Kipan C terletak di Kabupaten Bengkayang. Keadaan geografis di wilayah Bengkayang terdiri dari dataran tinggi dan perbukitan. Kondisi wilayahnya sebagian besar juga masih berupa hutan. Kondisi tersebut menjadi dasar pembentukan Kompi yang memiliki spesialisasi pertempuran Hutan Gunung. Dengan pertimbangan tersebut maka Kompi C dibentuk sebagai Kompi Hutan Gunung. d) Kompi Markas terletak di Kota Singkawang. Kondisi wilayah di Singkawang merupakan perkotaan dengan padat pemukiman. Berdasarkan dislokasi tersebut maka Kompi Markas perlu dibekali spesialisasi kemampuan Purkota. e) Kompi Bantuan yang terletak di singkawang menjadi satu dengan Mayon. Sebagai Batalyon Raider maka dibutuhkan Satuan yang memiliki kemampuan penanggulangan teror. Untuk itu perlu dibentuk pasukan Gultor. Dengan pertimbangan dislokasi Kiban yang dekat Mayon sehingga siap digerakkan dengan cepat maka Kiban dijadikan sebagai Kompi Gultor.
  Dengan adanya upaya pembentukan organisasi tersebut diharapkan Satuan akan lebih efektif dalam menangkal setiap ancaman yang timbul. Kondisi kemampuan tersebut perlu didukung dengan adanya Alat peralatan yang dapat menunjang efektifitas kemampuan yang dimiliki masing-masing kompi. Dukungan alat peralatan sangat dibutuhkan berkaitan dengan modernisasi sistem alutsista dilingkungan TNI AD.
  Sampai saat ini di wilayah Kalimantan Barat belum memiliki Satuan penangkal serangan udara. Jika ditinjau dari aspek strategis dimana wilayah Kalbar berbatasan langsung dengan negara lain, maka perlu dibentuk Yon Arhanud di wilayah Kalbar. Hal ini sangat penting mengingat luasnya wilayah Kodam XII/Tpr yang meliputi Kalbar dan Kalteng serta kerawanan ancaman serangan udara bisa saja terjadi setiap saat. Alutsista yang modern tentunya juga diperlukan dalam sistem pertahanan udara kita. Modernisasi Sistem persenjataan berpengaruh terhadap pemetaan tingkat kekuatan yang tergelar. Pembentukan satuan Arhanud tersebut diharapkan dapat memberikan efek strategis terhadap pertahanan di wilayah Kalbar. Sehingga dapat menjadikan perhitungan tersendiri bagi negara-negara lain.
  Dalam menunjang kontinuitas transformasi TNI AD secara bertahap bertingkat dan berlanjut dipengaruhi oleh beberapa komponen yang berpengaruh didalamnya . Beberapa komponen tersebut antara lain : “Human Resources” (SDM) yang menunjang, “ Millitary technology” (Teknologi Militer) baik berupa peralatan (equipment), persenjataan (weapons), kendaraan (vehicle), struktur dan sistem komunikasi (structures and communication system) struktur dan sistem komunikasi yang didesain untuk digunakan dalam “warfare”, serta “Military Strategy” (Strategi Militer). Komponen diatas perlu diselaraskan dengan bidang Pertempuran, Dukungan, dan Pembinaan Teritorial sehingga Konsep Tujuan utama Transformasi TNI AD dapat tercapai.

Perseteruan memanas, bisnis senjata AS & Rusia bakal diputus

Perseteruan memanas, bisnis senjata AS & Rusia bakal diputus
Contoh kendaraan tempur produksi Rosoboronexport, Rusia. Foto: BTVT.narod.ru
Ketegangan antara Amerika Serikat dan Rusia semakin memanas. Setelah Rusia memutuskan untuk mematikan semua satelit Amerika Seriakt di Moskow dan mendepak AS dari proyek Stasiun Luar Angkasa (ISS), kini senat AS akan memutus kontrak bisnis senjata antara AS dan perusahaan senjata Rusia.
  
Senat AS telah mengusulkan RUU untuk melarang setiap transaksi senjata antara AS dengan perusahaan eksportir senjata Rosoboronexport milik Rusia. Padahal, AS saat ini terikat kontrak pembelian senjata dari perusahaan Rusia itu senilai USD1,1 miliar.

RUU itu diusulkan oleh senator Partai Demokrat AS, Richard Blumenthal dan senator Partai Republik Dan Coats dan John Cornyn. Mereka menyerukan segera diakhirinya kontrak antara Pentagon dengan eksportir senjata Rusia.

RUU ini juga akan memblokir setiap perusahaan Amerika atau asing yang bekerja sama dengan Rosoboronexport. ”Situasi bermusuhan di Ukraina adalah contoh terbaru lain mengapa AS harus berhenti melakukan bisnis dengan Rusia dan bisnis senjata,” kata Blumenthal dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Moscow Times, Jumat (16/5/2014).

”Undang-undang ini mengirimkan pesan yang jelas kepada Rusia dan Rosoboronexport , bahwa Amerika tidak akan melakukan bisnis dengan negara-negara yang berperilaku tidak bertanggung jawab dan perusahaan yang mempersenjatai rezim teroris,” lanjut pernyataan itu.

Anggota Kongres AS sebelumnya telah mendesak Pentagon untuk membatalkan kontrak dengan Rosoboronexport. Sebab, eksportir senjata Rusia itu diketahui telah memasok senjata kepada pemerintah Presiden Suriah, Bashar al-Assad. AS menganggap hal itu sebagai dukungan untuk terorisme.

Pentagon pada musim gugur lalu telah membatalkan pembelian helikopter dari Rosoboronexport dari kontrak tahun 2014. ”Mengingat tindakan-tindakan permusuhan Rusia di Ukraina, bisnis seperti biasa tidak dapat diterima,” imbuh Coats dalam sebuah pernyataan. Dia menyerukan diakhirinya “hubungan munafik” antara Pentagon dengan Rosoboronexport.

Sindo

KSAD: Teknologi Informasi TNI AD Anti Blok


Jenderal Budiman bicara soal masa depan teknologi militer TNI AD
Kepala Staf Angkatan Darat Jendral TNI Budiman  
 
- Kepala Staf TNI Angkatan Darat, Jenderal TNI Budiman mengatakan, TNI AD berkomitmen untuk mandiri dalam teknologi pertahanan. Dengan kemandirian itu, risiko TNI AD untuk didikte kekuatan asing bisa dihindarkan.

"Kalau terus tergantung dengan (teknologi) asing, maka mudah diganggu, kita makin mudah dibelokkan. Untuk itu, kami harus kuasai teknologi militer," ujar Jenderal TNI Budiman di Mabes TNI AD, Jumat 16 Mei 2014.

Menurut Budiman, potensi penguasaan teknologi militer yang dimiliki Indonesia tergolong besar. Indonesia bisa mengoptimalkan teknologi komunikasi, siber, pengolahan intelijen, alat peralatan sampai satelit.

"Satelit pasti bisa disadap. Untuk itu perlu enkripsi. Kami Angkatan Darat tak gunakan satelit, hanya menggunakan OpenBTS, memang tak terlalu jauh sih,  tak sampai 100 mil," ujarnya.

Untuk itu, Angkatan Darat berhati-hati dengan menggunakan nano satelit saja. Sedangkan Open BTS yang ada dimaksimalkan untuk mendukung pengawasan di kawasan perbatasan.

"Di perbatasan, kami juga pesan pesawat tak berawak (UAV) sehingga pengawasan kita lebih teknologi minded. Pengawasan kita mendekati advance," kata dia.

Lebih lanjut Budiman menegaskan, teknologi pertahanan yang dikembangkan kesatuannya itu menggunakan teknologi lokal. Soal arah kebijakan standar pengembangan teknologi, Budiman mengatakan TNI AD tak akan mengarah para negara tertentu.

"Soal teknologi informasi, kita nggak usah pilih blok. Kita ambil semuanya (blok manapun) yang terbaik, terus dikembangkan sehebat mungkin. Kita ambil ilmunya, nggak usah blok-blokan. Tapi kalau sudah kuasai teknolgi, kita harus bersikap," ujarnya.

Pada kesempatan itu, Budiman menambahkan tantangan TNI AD ke depan yaitu pertempuran dengan berbasis teknologi informasi.

"Dalam jangka panjang, tetap dibutuhkan teknologi informasi. Belum lagi ancaman soft power yang mengintai kehidupan sosial, perbankan sampai PLN, dan sebagainya yang bisa diganggu dengan teknologi informasi," ujarnya.

Untuk itu, dia menilai kerjasama dengan para pakar teknologi informasi yang tergabung pada FTII ini dapat menjadi tambahan pertahanan menghadapi ancaman hard power dan soft power. Selain manfaat kekuatan pertahanan, kerjasama itu juga dipandang memudahkan visi TNI AD mandiri dalam teknologi.

"Kami buat Mou berpikir lebih jauh tentang kerjasama antara FTII dan TNI AD, kemandirian pertahanan bisa dicapai dalam waktu lebih cepat," kata Budiman. (umi)

Tinjau Pos Perbatasan, Jenderal Moeldoko Dicurhati Kekurangan Heli dan GPS

Nunukan - Panglima TNI Jenderal Moeldoko ditemani KSAL Laksamana Marsetio meninjau pos perbatasan di Simanggaris, Nunukan, Kalimantan Timur. Pos tersebut merupakan pos gabungan Indonesia dan Malaysia.

Pos yang terletak di tengah hutan ini dibangun berdasarkan kesepakatan bersama kedua negara. Selain di Simanggaris, pos gabungan Indonesia-Malaysia juga terletak di wilayah Malaysia, yaitu Seliku.

Jumlah personel yang ditugaskan masing-masing negara di pos perbatasan Simanggaris sebanyak 10 orang. Begitu juga dengan jumlah personel yang ditugaskan di pos Seliku.

"Hubungan kami baik. Kami sering patroli bersama," kata Dansatgas Pamtas Darat, Letkol Safta FS di Pos Simanggaris, Kalimantan Timur, Jumat (15/5/2014).

Menurut Safta, pihaknya selalu melakukan patroli setiap bulan. Mereka berjalan kaki sejauh 45 km ke arah kiri dan 40 km ke arah kanan.

"Lama waktu tempuh setiap patroli adalah 8 hari," ujar pria yang hampir 2 bulan bertugas di perbatasan tersebut.

Sementara untuk patroli patok dilakukan setiap hari. Setiap selesai turun hujan, mereka juga langsung menggelar patroli patok untuk melihat kondisi patok.

"Kalau ada kerusakan, kami langsung laporkan ke atasan, untuk disampaikan ke panglima, termasuk diinformasikan ke Menlu. Tidak bisa langsung ganti," paparnya.

Jumlah patok di area tersebut sebanyak 13 ribu. Sejauh ini, jumlah patok yang sudah dicek oleh Safta dan anak buahnya kurang dari 6 ribu.

"Patok terdekat dari sini jaraknya 1,5 km," katanya.

Safta mengaku, saat ini dirinya kesulitan dalam pendistribusian logistik. Bahan makanan untuk pasukan perbatasan di Simanggaris dibawa dari Nunukan dengan menggunakan helikopter.

"Kami kekurangan dukungan heli dan GPS," ujarnya di hadapan Moeldoko.

Detik

Dua Apache di Kaltim Tak Ideal


BALIKPAPAN - Dalam rangka meninjau berjalannya operasi gabungan, yang bersandi Operasi Garda Wibawa di perairan perbatasan Indonesia-Malaysia, yakni di perairan Ambalat, Kaltim, Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko beserta jajarannya turun langsung memastikan bahwa operasi tersebut berjalan dengan baik.
“Agenda kami ini ingin melihat berjalannya Operasi Garda Wibawa yang dilakukan operasi gabungan,  baik operasi laut dan operasi udara. Jika sebelumnya memang berjaalan sendiri-sendiri, kini kami satukan,” Moeldoko saat di Balikpapan, Kamis (15/5) sore.
Operasi Garda Wibawa, lanjut Panglima, dilaksanakan untuk menjaga perbatasan laut dan udara wilayah perbatasan Negara Kesatuan Republik Indonesia. “Sekaligus juga khusus di daerah perbatasan jalur darat akan kita tinjau. Kita tinjau satu hari saja besok (hari ini, Red.),” ujarnya.
Terkait penambahan alat utama sistem pertahanan (alutsista), dia mengatakan,penambahan alutsista akan dilakukan secara bertahap. “Untuk saat ini alutsista yang su-dah ada akan digeser ke wilayah-wilayah yang su-dah ditentukan,” ujarnya.
Terkait rencana sebelumnya, bahwa Kaltim akan dijadikan wilayah penempatan dua unit helikopter AH-64D Apache, Panglima menegaskan, Kaltim belum ideal. “Kita akan tempatkan di Natuna dikarenakan perubahan laut yang ada di Cina Selatan perlu diantisipasi apabila ada situasi instability. Di sana pasti akan memunculkan spillover, nah spillover itulah yang perlu diantisipasi,” tandasnya. (yud)


koran kaltim 

Cina Siap Lawan Vietnam di Laut Cina Selatan


Cina Siap Lawan Vietnam di Laut Cina Selatan  
Bangunan yang dibangun oleh Cina di Kepulauan Spratly, Laut Cina Selatan. REUTERS / Erik de Castro

Washington - Kepala Staf Tentara Pembebasan Rakyat Cina Jenderal Fang Fenghui mengatakan akan melindungi tambang minyaknya di perairan Laut Cina Selatan, wilayah yang sedang diperebutkan Cina dan Vietnam. Dia memastikan tambang itu akan terus beroperasi meskipun ada protes dan kemarahan dari Hanoi.

"Yang akan kami lakukan adalah menjamin keamanan tambang minyak dan memastikan operasi terus berlangsung," kata Jenderal Fang dalam konferensi pers seusai pembicaraan dengan rekannya, Jenderal Martin Dempsey, di Pentagon, Amerika Serikat, Kamis 15 Mei 2014.

Vietnam telah mengirim kapal untuk mencoba mengganggu pengeboran. "Dan itu adalah sesuatu yang tidak dapat kami terima," ujarnya melalui seorang penerjemah.

Pernyataannya ini muncul setelah protes anti-Cina di Vietnam mengakibatkan satu pekerja Cina tewas dan lebih dari 100 orang terluka. Protes itu dilakukan dengan membakar pabrik-pabrik milik Cina.
Fang mengatakan Cina telah berusaha menahan diri dalam konflik di Laut Cina Selatan. Cina mendirikan sebuah tambang minyak setelah negara-negara lain di kawasan itu sudah mulai pengeboran. "Saya tidak percaya ada masalah dengan kegiatan pengeboran yang dilakukan Cina di dalam perairan teritorial sendiri," katanya. Namun Vietnam tidak mengakui perairan itu berada di bawah otoritas Cina.

Fang juga mengungkapkan strategi penyeimbangan Amerika untuk Asia telah dimanfaatkan oleh beberapa negara yang ingin menghadapi pertumbuhan kekuatan ekonomi Cina. "Beberapa negara tetangga memang berusaha untuk menggunakan kesempatan ini strategi rebalancing Amerika Serikat untuk membangkitkan masalah di Laut Cina Selatan dan Laut Cina Timur," katanya.

Departemen Luar Negeri AS mengkritik upaya provokatif Cina di Laut Cina Selatan. "Kami sangat prihatin tentang perilaku berbahaya dan intimidasi semacam ini," kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS Marie Harf.

Tempo

Dua Penerbang Tempur Lanud Iswahjudi Lulus Terbang Solo Pesawat T-50i Golden Eagle


Dua Penerbang Tempur Lanud Iswahjudi Lulus Terbang Solo Pesawat T-50i Golden Eagle
LANUD ISWAHJUDI,- Dengan menggunakan pesawat tempur T-50i Golden Eagle, Lettu Pnb Kurniadi S. Djatmiko, dan Lettu Pnb Argantara Heli K., dinyatakan lulus terbang solo oleh Komandan Lanud Iswahjudi Marsekal Pertama TNI Donny Ermawan T., M.D.S., yang ditandai dengan Upacara Tradisi, di apron Skadron Udara 15 Lanud Iswahjudi, Rabu (14/5).
Seperti kita ketahui bersama pesawat tempur T-50i Golden Eagle yang baru saja diserahkan oleh Pemerintah Indonesia kepada TNI AU bulan Februari 2014 lalu, Skadron Udara 15 Lanud Iswahjudi setidaknya sudah mampu mencetak 4 (empat) Penerbang Tempur dengan menggunakan pesawat tempur T-50i Golden Eagle, dua diantaranya Lettu Pnb Kurniadi S. Djatmiko dan Lettu Pnb Argantara Heli K.
Dalam acara tradisi terbang solo yang ditandai dengan penyerahan plakat dan pengalungan shal bagi kedua Penerbang tersebut, Komandan Lanud Iswahjudi Marsekal Pertama TNI Donny Ermawan T., M.D.S., mengatakan bahwa untuk mencetak penerbang tempur yang profesional dan berkualitas tidak bisa dengan cara instan, namun harus melalui berbagai tahapan seperti halnya terbang solo seperti hal ini.
Terbang solo merupakan bekal awal untuk menjadi penerbang tempur, untuk itu kepada Lettu Pnb Kurniadi S. Djatmiko, dan Lettu Pnb Argantara Heli K., Komandan Lanud Iswahjudi Marsekal Pertama TNI Donny Ermawan T., M.D.S., berharap untuk terus menempa diri dengan terus belajar dan berlatih sehingga mampu menjadi penerbang tempur yang profesional.

TNI 

Cessna 172 Australia dipaksa turun di Kupang


Pesawat terbang ringan itu sengaja melanggar wilayah udara kita dari arah Australia, kemarin siang
Tarakan, Kalimantan Timur - Panglima Komando Pertahanan Udara Nasional TNI, Marsekal Muda TNI Hadiyan Suminta, menyatakan, satu Cessna 172 teregistrasi Australia dipaksa mendarat di Pangkalan Udara TNI AU Eltari, Kupang, NTT.
"Pesawat terbang ringan itu sengaja melanggar wilayah udara kita dari arah Australia, kemarin siang," katanya, di Tarakan, Kalimantan Timur, Jumat.

Dia menyatakan, Cessna 172 itu dideteksi jajaran Satuan Radar 226/Buraen, Kabupaten Kupang, kemarin siang.

"Kami tidak kerahkan kekuatan udara untuk menyergap. Kami kontak mereka melalui radio untuk mendarat segera di Eltari dan mereka ikuti perintah kami," katanya. 

TNI AD Berdayakan Kopassus Jadi 'Hacker'

Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jendral TNI Budiman
Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jendral TNI Budiman

JAKARTA -- Mabes TNI AD akan memberdayakan prajurit Komando Pasukan Khusus (Kopassus) sebagai hacker. Mereka akan mendapat pelatihan teknologi informasi komunikasi (ICT) untuk mengamankan sistem keamanan negara.
Kepala Staf TNI AD, Jendral Budiman mengatakan, penguasaan teknologi informasi (IT) bagi prajurit sangat penting. Karena kemampuan pertahanan dan keamanan bergantung pada pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
"Kami akan berdayakan kopassus karena pada level pengembangan, mereka rata-rata memiliki kemampuan IQ yang tergolong tinggi," kata Budiman dalam jumpa pers nota kesepahaman (MoU) antara Mabes TNI AD dan Federasi Teknologi Informasi Indonesia (FTII),  Jakarta, Jumat (16/5).
Dia menambahkan, satuan TNI AD kerap kali menjadi incaran pera peretas di dunia maya. Pertempuran antarnegara ke depan pun tak lagi ditentukan persenjataan berat, tapi penguasaan teknologi. Karenanya, TNI mengadakan MoU dengan FTI.
Ia menyatakan, selama ini sudah melangsungkan kerja sama dengan para ahli IT. Meski pun belum ada kesepakatan formal. Dengan adanya kesepahaman itu, maka prajurit TNI AD akan memperolah pelatihan kemampuan ICT.
"Saya juga berharap, adanya kerja sama ini akan menghasilkan kemandirian sistem ICT TNI AD. Kami tidak mau terus menerus bergantung pada teknologi asing," ujar dia.
Di negara maju, katanya, militer yang memulai riset untuk menemukan teknologi terbaru. Kemudian mereka menyerahkan itu ke pemerintah dan kemudian dijual ke negara sekutu. Terakhir dibuang ke negara yang dianggap kurang mampu.
TNI AD enggan memanfaatkan teknologi buangan yang dinilai ketinggalan zaman. Apalagi kepemilikan asing akan membuka peluang Indonesia untuk disadap. Itulah alasan TNI harus mandiri dan prajurit perlu belajar bagaimana percepatan pengembangan IT.
"Sekarang ini, kami tengah mengembangkan base transceiver station (BTS) di setiap daerah perbatasan, dan tantangan FTII ke depan adalah mengembangkan nanosatelit," kata dia.
Ketua Umum FTII, Sylvia W Sumarlin menambahkan, sudah bekerja sama melakukan pembinaan dan pelatihan hacking ke 30 perwira tinggi, dengan target 100 orang.
Sementara MoU kali ini akan memfokuskan diri untuk membantu pengembangan teknologi TNI AD. "Semua teknologi yang dipakai bernuansa lokal, mulai dari sistem aplikasi dan hardware-nya,” ujar Sylvia.
Sekjen FTII, Irwin Day menambahkan, setiap hari TNI AD menerima sekitar 42 ribu serangan peretas. Mereka umumnya mengincar malware. Aplikasi tersebut bisa memberikan akses pembuat program untuk masuk ke komputer dan mengoperasikannya untuk kepentingan mereka.
"Selain itu adalah scanning jaringan, di mana mereka mencari kelemahan jaringan TNI AD untuk diserang," ujar dia.

REPUBLIKA

Paskhas TNI AU Uji Coba Rudal QW-3


(Analisa/zainal abidin) OBJEK SASARAN: Pesawat Drone S70 yang membawa objek sasaran yang digelar Korps Paskhas TNI AU dalam Operasi Trisula Perkasa yang dilaksanakan di Pantai Klang Kecamatan Perbaungan,Sergai, Rabu (14/5).

Perbaungan,. Korps Pasukan Khas (Paskhas) TNI AU melakukan uji coba empat rudal taktis jenis QW3, yang memiliki jarak tembak efektif 6 km, Rabu (14/5), di Pantai Klang Desa Nagalawan Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai.
Uji coba rudal buatan China National Machinery Import and Export (CPMIEC) RRC, sontak membuat heboh warga sekitar, sehingga masyarakat berduyun-duyun menyaksikan kegiatan yang digelar Korps Paskhas TNI AU dengan sandi Trisula Perkasa tersebut.
Menurut Dan Korps Paskhas AU Marsekal Muda TNI M Harpin Ondeh, melalui Asisten Operasi (Asops) Korps Paskhas Kolonel (Psk) Deny Muis mengatakan, kegiatan yang dilaksanakan merupakan puncak dari rangkaian dari Operasi Trisula Perkasa yang telah dilaksanakan dua pekan sebelumnya.
Kegiatan ini merupakan puncak dari rangkaian Operasi Trisula Perkasa guna melatih kemampuan personil,khususnya Korps Paskhas TNI AU dalam menjaga dan mengasah kemampuan tempur sebagai alat negara yang profesional, ujarnya.
Dalam uji coba itu, Paskhas menggunakan dua pesawat Drone S70 untuk melepas empat sumber panas yang diskenariokan sebagai pesawat musuh yang memasuki wilayah NKRI.
Selanjutnya mengetahui target tersebut personel Paskhas langsung menembakkan rudal QW-3 yang tepat mengenai objek sasaran yang bergerak tersebut.
Korps Paskhas TNI AU siap mengamankan wilayah udara NKRI, tegas  Deny Muis. Dalam kegiatan tersebut,ia mengatakan, tidak satupun personel yang cidera. Dalam Operasi Trisula Perkasa, Korps Paskhas melibatkan 1000 personel yang berasal dari WING Paskhas WING III, Detasemen Bravo Paskhas (Den Bravo Paskhas).
Sebanyak 192 personel Korps Paskhas TNI AU diterjunkan dari Pontianak, Pekan Baru, dan Bandung dengan menggunakan tiga pesawat pengangkut jenis Hercules, kata Komandan WING III, Kolonel (Psk) MA. Silaban.
Sementara itu, secara spesifik dijelaskan Komandan Pusdiklat paskhas Bandung, Mayor (Psk) Anang B bahwa rudal panggul QW-3 merupakan rudal anti serangan udara alias surface to air missile (SAM). Menurutnya QW-3 merupakan jenis rudal panggul hanud permukaan ke udara untuk menghadapi sasaran pesawat tempur berkecepatan tinggi/rendah dengan ketinggian rendah maupun sangat rendah.
Sebagai rudal hanud berjangkauan jarak pendek, jarak tembak maksimumnya hanya sampai 6 km dengan ketinggian maksimum 5 km. Dilihat dari profilnya jelas QW-3 amat ideal menghantam pesawat tempur atau helikopter lawan yang terbang diketinggian rendah, ungkapnya. (bah)

analisa daily 

KRI DEWARUCI MERAPAT DI BITUNG


Surabaya, 13 Mei 2014

Kapal  Latih  Taruna  Akademi Angkatan Laut (AAL) KRI Dewaruci dari Satuan Kapal Bantu Koarmatim  dengan Komandan Letkol Laut(P) Anung Sutanto  Selasa(13/5)  merapat di Dermaga   Samuel Languyu Bitung  disambut oleh Pabanren  Ops Lantamal VIII Menado  Letkol Laut (P) Eko Vidiyantho beserta beberapa  perwira, bintara dan tamtama.

Kehadiran  KRI Dewaruci di kota Bitung dalam rangka  mendukung latihan praktek pelayaran astronomi Kartika Jala Krida (KJK) Taruna AAL Angkatan 61 tahun 2014 yang akan di lanjutkan ke beberapa kota di Indonesia bagian Timur.
Selama dalam pelayaran dari Pangkalan Surabaya, Kamis (8/5), KRI Dewaruci telah melaksanakan beberapa kali latihan peran  layar dan perawatan  kapal secara insentif  terutama bagian permesinan, kebaharian dll. Tidak ketinggalan kegiatan keagamaan juga sangat di tekankan oleh sang komandan  lulusan AAL angkatan 41, terutama sholat berjamaah, pembacaan surat Yasin tiap sehabis sholat maghrib khusus bagi prajurit yang beragama Islam serta untuk menjaga stamina prajurit diadakan olah raga pagi setiap selesai pelaksanaan apel pagi.

Sesuai program yang telah disusun, selama di kota Bitung Satgas KJK 2014 akan melaksanakan beberapa kegiatan antara lain pertandingan Olah raga persahabatan bola volley, bola basket, tenis lapangan, badminton, kirab kota di Menado dengan menampilkan “GS GITA JALA TARUNA” dan courtesy call ke berapa pejabat antara lain Dan Lantamal VIII Menado, Dan Korem, Walikota, Kapolda, Dan Lanud,   di akhiri dengan cocktail Party di KRI Dewaruci.

Menuju Latgab Pesta Purnama Purna


Bulan-bulan mendatang ini kita akan menyaksikan rangkaian perjalanan riang gembira manakala hulubalang kita semakin gagah dengan baju alutsista baru.  Bersamaan dengan itu serial latihan kesatuan, antar kesatuan sampai antar matra adalah rangkaian aktivitas menuju purnama latgab.  Puncak purnama itu adalah melantunkan lagu perpisahan kepada sosok yang telah mempurnamakan alutsista TNI. Sekalian mengantar purna jalan tugas panglima tertinggi karena telah sampai di batas tugas.
Bulan Mei ini berbagai latihan parsial dilakukan matra TNI.  Marinir melakukan latihan serbuan pantai di Situbondo.  Berbagai batalyon TNI AD melakukan uji tembak senjata berat. Sejumlah kapal perang melakukan latihan tempur di laut Jawa. Disaat yang sama puluhan KRI telah pula bersiaga di Ambalat dalam satuan tugas gabungan AL dan AU.  Operasi militer gabungan ini adalah yang pertama kali dilakukan dan diberi nama Garda Wibawa 14 dengan melibatkan jet tempur, satuan radar, kapal perang, marinir, paskhas dan intelijen. Latihan ini dibackup oleh satuan tempur TNI AD di Kodam Mulawarman Kaltim Kaltara dan Kodam Wirabuana Sulawesi.
1 Skuadron jet latih tempur T50, alutsista gres
Sementara di perairan kawasan timur Indonesia telah pula disiagakan setidaknya 14 KRI untuk tugas mengamankan laut Arafuru dan laut Timor.  Bersamaan dengan itu kesiagaan unsur tempur laut juga hadir di perairan Natuna dan Selat Malaka.  Sejalan dengan itu isian distribusi alutsista mulai disebar misalnya untuk artileri kelas berat KH179 155mm buatan Korea untuk Aceh, Kalbar dan Kaltim.  Artileri KH178 105mm disebar untuk yon Armed Kodam di Jawa. Lhok Seumawe, Dumai, Bontang dan Jakarta juga sudah menerima sejumlah rudal SAM.
Juli ini pembentukan armada timur TNI AL yang berpusat di Sorong segera direalisasikan, tentu bersamaan dengan pengembangan divisi ke 3 Marinir dengan kekuatan 15.000 marinir.  Seiring dengan itu Divisi 3 Kostrad segera membangun markas di Semarang bersinergi dengan Korps Penerbad yang memiliki berbagai jenis helikopter tempur dan angkut. Divisi 3 Kostrad merupakan pengembangan dari dua divisi sebelumnya.  Semua pengembangan kekuatan itu pada akhirnya nanti akan menjadi pilar utama pembentukan Kogabwilhan yang direncanakan tahun ini.
Berbagai alutsista juga menunggu ketibaan, diantaranya 3 KRI Bung Tomo Class, 3 KCR 60 m PAL, 3 LST, 2 BCM, 50 MBT Leopard, 40 Marder, 38 Caesar Nexter, 36 MLRS Astross II, 24 F16 blok 52, 12 Super Tucano, 4 UAV Heron, 4 radar, sejumlah peluru kendali berbagai jenis, mulai dari rudal anti tank, rudal SAM, rudal anti kapal sampai rudal udara ke permukaan.  Pesawat angkut berat Hercules juga akan bertambah 9 unit termasuk dari jenis CN295 sebanyak 16 unit.  Setidaknya itu list yang sudah dipublikasi jauh-jauh hari, tentu ada juga list belanja yang tidak dipublikasi, masak sih semua harus diumumkan.
Artileri KH179 155mm dibagi untuk 3 batalyon
Latgab purnama akan menampilkan serial latihan dengan sejumlah alutsista baru. Termasuk penembakan rudal udara ke permukaan dari jet tempur Sukhoi. Penembakan rudal anti kapal Exocet MM40 blok 3 dari KRI Sigma yang selama ini tidak pernah dipublikasikan. Ini merupakan kejutan tersendiri disamping gempuran rudal Sukhoi ke salah satu kapal permukaan milik TNI AL yang sudah tidak dipakai. Puncak dari semua kegiatan itu adalah memberikan nilai purnama dan purna tugas pada Panglima Tertinggi yang akan digelar dalam sebuah pesta hari jadi 5 Oktober 2014 di Naval Base Surabaya.
Selama lima tahun ini kekuatan alutsista TNI berkembang secara signifikan dan itu tak lepas dari pola strategi dan keputusan bagus dari RI-1.  Kekuatan militer Indonesia mengikuti perkembangan dan pertumbuhan ekonomi negara ini yang selama 10 tahun terakhir ini menunjukkan trend positif sampai akhirnya RI masuk urutan 10 besar ekonomi dunia yang dikenal dengan PDB (Product Domestic Bruto dan PPP (Purchase Power Parity).  Logikanya dengan semakin bagus kondisi ekonomi kita maka perkuatan militer dan alutsista TNI semakin membungakan dan membanggakan hati.  Dan itu layak untuk sebuah negara kepulauan terbesar dan penduduk no 4 terbesar di dunia.
Latgab 2014 adalah kelayakan pertanggungjawaban kepada rakyat bangsa bahwa tentara yang telah dibelikan alutsista modern harus mampu menunjukkan kemampuannya dan senantiasa bersiap siaga dalam segala cuaca untuk menjaga dan mewibawakan teritori NKRI.  Keistimewaan Latgab 2014 adalah kehadiran berbagai alat tempur mutakhir dan sekaligus mengiringi langkah akhir dari seorang Presiden yang telah memberikan nilai luar biasa pada perkuatan militer RI.
Maka pesta 5 Oktober 2014 adalah pernyataan kepurnamaan tentara yang selama 5 tahun ini diterangi dengan rembulan alutsista anyar menuju purnama.  Sosok yang telah mempurnamakan TNI itu telah pula mempurnakan tugas pekerjaannya.  Di mata TNI tentu nilai layak yang pantas disandangkan panglima tertinggi itu adalah cum laude.  Ini adalah purnama pertama yang membanggakan.  Tentu kita masih ingin menyaksikan purnama-purnama yang lain untuk membaguskan tentara kita, untuk menggagahgaharkan tentara kita.  SBY telah meletakkan fondasi modernisasi militer kita.  Kita berharap presiden selanjutnya dapat meneruskannya dengan langkah tegap mengembangkuatkan tentara berikut kesejahteraannya.
****
Jagvane / 16 Mei 2014
 

TNI lebih waspadai Natuna ketimbang Ambalat


TNI lebih waspadai Natuna ketimbang Ambalat
Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko (ANTARA FOTO/Jessica Helena Wuysang)
Kami cenderung memperhatikan Natuna karena perubahan-perubahan situasi di Laut China Selatan memiliki potensi instabilitas."
Balikpapan - Panglima TNI Jenderal Moeldoko menyebutkan TNI saat ini justru melihat potensi konflik lebih besar ada di Kepulauan Natuna, Riau Kepulauan, ketimbang di Ambalat, Kalimantan Utara.

Panglima Jenderal Moeldoko hadir di Balikpapan hingga Jumat pagi untuk transit sebelum bertolak ke Ambalat guna menyaksikan pelaksanaan Komando Tugas Operasi Gabungan (Kosgasgab) Ambalat 2014, sebuah operasi yang disebut Jenderal Moeldoko sebagai operasi wibawa.

"Kami cenderung memperhatikan Natuna karena perubahan-perubahan situasi di Laut China Selatan memiliki potensi instabilitas," sebut Jenderal Moeldoko.

Kepulauan Natuna ada di barat laut Pulau Kalimantan, masuk ke dalam Provinsi Kepulauan Riau, walaupun lebih dekat kepada Kalimantan Barat, berada di ujung Selat Karimata di utara, atau di selatan Laut China Selatan. Natuna menjadi titik sempadan laut bagi Indonesia, Malaysia, Kamboja, dan Vietnam. Wilayah ini memiliki kandungan minyak dan gas yang sangat kaya.

Jalur ini juga rute pelayaran yang ramai, yang menghubungkan pelabuhan-pelabuhan besar di utara seperti Hongkong, Taiwan, Korea, hingga Jepang dengan Singapura di selatan.

Ambalat ada di timur laut Kalimantan Utara. Terutama di sekitar perairan Karang Unarang, pernah menjadi tempat militer Malaysia dan Indonesia saling unjuk kekuatan menyusul provokasi Malaysia pasca kemenangannya atas klaim Pulau Sipadan dan Pulau Ligitan, dua pulau eksotis di perbatasan kedua negara yang juga tak jauh dari kawasan itu.


Operasi Garda Wibawa

Komando Tugas Operasi Gabungan Ambalat 2014 adalah operasi gabungan pengamanan perbatasan oleh TNI AL dan TNI AD serta TNI AU. Panglima TNI mengunjungi pelaksanaan operasi itu selama sehari pada Jumat (16/5).

Saat ini perbatasan darat sedang dijaga oleh Batalyon Infanteri 100 Raider dari Sumatera Utara sejak Januari lalu.

Selama 4 bulan lebih bertugas, menurut Komandan Batalyon Letkol Inf Safta Ferryansyah, prajuritnya tak kurang dari 7 kali mencegah dan mengamankan upaya-upaya penyelundupan, mulai dari minuman keras ilegal hingga narkoba, yang coba dibawa masuk ke Indonesia.

Ancaman-ancaman seperti inilah yang disebut Panglima Kodam VI Mulawarman Mayjen TNI Dicky Wainal Usman, yang membawahi Kalimantan Utara, Kalimantan Timr, dan Kalimantan Selatan, sebagai ancaman perang hibrida.

"Bukan perang konvensional militer lawan militer, tapi melemahkan kita melalui ekonomi, termasuk perpecahan antara sesama kita, dan kegiatan-kegiatan ilegal tersebut," tegasnya dalam beberapa kesempatan.  (*)


Antaran 

Cara TNI AD Hindari Penyadapan

"Di negara maju, ilmu maupun riset biasanya didapat oleh militer."
Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Budiman. 
 
 - Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Budiman mengatakan Indonesia masih rawan dengan serangan berbasis teknologi informasi.

Salah satu buktinya beberapa bulan lalu, penyadapan sempat jadi pembicaraan hangat di Indonesia. Bahkan ujicoba peralatan TNI AD juga pernah diretas oleh pihak lain.

"TNI AD mulai mencoba agar tak bisa disadap. Bagaimana caranya? Teknologi informasinya harus produk lokal, karena dengan produk lokal, besar peluang terlepas dari penyadapan," ujar Jenderal Budiman usai Mou dengan Federasi Teknologi Informasi Indonesia (FTII) di Mabes TNI AD, Jalan Veteran Jakarta Pusat, Jumat 16 Mei 2014.

Kata dia, kesatuannya pernah mengalami penyadapan telekomunikasi saat uji coba kendaraan terbang tak berawak (UAV).

"Suatu saat kami terbangkan UAV di Tanjung Priok, ada kawan yang nge-jamming, sehingga begitu terbang, ternyata ada yang mainkan jamming sekitar situ," ungkapnya.

Tak mau menjadi korban penyadapan, TNI AD semakin memperkuat keamanan dengan melatih sumber daya prajurit. Oleh karena itu, TNI AD kini menjalin kerjasama dengan pakar teknologi informasi FTII dalam bentuk pelatihan hacking.

"Kami sudah melatih 30 prajurit untuk bisa paham hacking for forensic, kerjasama ini sudah berjalan dua tahun. Target pelatihan 100 prajurit," ujar Ketua Umum FTII, Sylvia J Sumarlin.

Menurut Budiman, dengan memanfaatkan sumber daya lokal secara mandiri dalam teknologi bisa menghindari penyadapan. TNI AD mencoba mengikuti pola riset teknologi yang dilakukan negara maju.

"Di negara maju, ilmu maupun riset biasanya didapat oleh militer. Kemudian turunan risetnya diberikan ke pemerintahnya. Setelah itu diberikan ke bisnis sebelum dijual ke negara berkembang," kata Budiman.

Dengan pelatihan itu, TNI AD berkomitmen tak mau jadi tempat pengelolaan akhir terknologi itu.

"Untuk itu kami belajar dengan menggunakan pola long term S2 dan S3. Prajurit ada yang ahli programmer. Untuk program short term kami kerjasama dengan FTII," katanya. (umi)

AKSI MEMUKAU ENAM KAPAL PERANG UNSUR CTF 448 DALAM SEA MANEUVERING EXERCISE 02 DI AMO


 
Mengawali On Task ke-5 dalam misi operasi Maritime Task Force (MTF) UNIFIL 2014, KRI Frans Kaisiepo (FKO)-368 bersama lima kapal perang unsur Combined Task Force (CTF) 448 menampilkan beberapa aksi memukau dalam serial latihan manuver di laut (Sea Maneuvering Exercise 02/Seamanex 02). Latihan ini dilaksanakan di Zona 1 Center, Area of Maritime Operation (AMO), Laut Mediterania, Lebanon. Rabu (14/5/2014).
KRI FKO-368 dengan Helikopter NV 409 yang tergabung dalam Satgas Maritim TNI Konga XXVIII-F/UNIFIL 2014 telah menunjukkan kemampuan terbaiknya sebagai salah satu kekuatan alutsista TNI AL. Latihan diawali dengan peran Helly di KRI FKO, yang diperintahkan secara khusus oleh Maritime Task Force (MTF) Commander untuk mendukung pelaksanaan Seamanex 02 dengan mendokumentasikan seluruh kegiatan latihan dari udara. Dengan sigap, tanggap dan penuh semangat seluruh prajurit KRI FKO menempati pos-pos tempur sesuai fungsi dan tugasnya masing-masing.
Setelah operasi penerbangan dilaksanakan oleh KRI FKO, CTF 448 dalam hal ini MTF-N7 (Staf Latihan) selaku Officer Conducting Exercise (OCE) mulai mengirimkan sejumlah berita-berita taktis secara beruntun sebagai bentuk perintah dalam mengatur formasi tempur di laut. Unsur-unsur MTF dengan segala kemampuan terbaiknya menempati posisi (stasiun) dalam formasi sesuai berita taktis yang diberikan oleh OCE. Dengan kecepatan menempati stasiun mencapai 18 knots, KRI FKO bergerak dari posisi satu ke posisi lainnya, begitu pula unsur MTF yang lain yaitu BRS Liberal (Brasil), TCG Atak (Turki), BNS Madhumati (Bangladesh), FGS Frettchen dan FGS Wiesel (Jerman).
“Tujuan dari Sea Maneuvering Exercise ini tiada lain adalah untuk melatih kemampuan unsur-unsur  CTF 448 dalam melaksanakan maneuver taktis di laut, lebih khususnya lagi adalah untuk melatih para Perwira Pelaut dalam melaksanakan perhitungan manuver taktis di atas Papan Olah Gerak dan mengupas berita-berita taktis yang sudah ditentukan”, ujar Komandan KRI FKO-368, Letkol Laut (P) Ade Nanno Suwardi.
Latihan diakhiri dengan formasi “Foxtrot”, KRI FKO sebagai kapal terdepan menerima dan membalas penghormatan dari unsur-unsur yang mendahui dari lambung kanan dengan kecepatan tinggi secara berurutan. MTF Commander RADM Walter Eduardo Bombarda menyampaikan apresiasi dalam pesannya melalui jaring komunikasi taktis kepada seluruh unsur atas terselenggaranya latihan Seamanex 02 dengan baik dan “Bravo Zulu”


GRU RUSIA, Andalkan Kuantitas Agen


GRU - Berlambang kelelawar terbang. (ist)
GRU – Berlambang kelelawar terbang. (ist)

Intelijen – Jika menilik catatan sejarah Rusia maka dapat ditemukan track record negara ini dalam hal tradisi intelijennya. Rusia memiliki ketangguhan di bidang intelijen.
Seluruh dunia mengenal kebesaran KGB atau Komitet Gosudarstvennoy Bezopasnosti. Badan intelijen yang berdiri pada 13 Maret 1954 ini, merupakan badan intelijen Uni Soviet. KGB menjadi pesaing utama CIA atau Central Intelligence Agency, badan intelijen milik Amerika Serikat. KGB kemudian bubar bersama runtuhnya Uni Soviet pada 1991, dan bermetamorfosis menjadi FSB atau Federalnaya Sluzhba Bezopasnosti yang dimiliki Rusia. FSB secara fungsi tetap sama dengan KGB.
Dalam perjalanan sejarahnya, Rusia tercatat memiliki badan intelijen yang disebut dengan GRU (Glavnoye Razvedyvatel’noye Upravleniye) yang berarti Direktorat Intelijen Utama.
Badan ini merupakan intelijen luar negeri milik Angkatan Bersenjata Rusia. GRU memiliki perbedaan dengan KGB. Salah satunya, ketika Uni Soviet runtuh KGB terpecah menjadi SVR (Sluzhba Vneshney Razvedki/intelijen luar negeri) dan FSB (Federal Security Service/intelijen dalam negeri). Namun, tidak demikian halnya dengan GRU.
GRU merupakan intelijen terbesar di Rusia. Di banding dinas intelijen lainnya, seperti SVR, GRU lebih banyak memiliki reputasi. Pasalnya, GRU memiliki agen yang jauh lebih besar dari pada SVR. Dinas intelijen yang dipimpin oleh Letnan Jenderal Jenderal Alexander Shlyakhturov ini, berdiri pada 21 Oktober 1918 atau setahun setelah terjadinya Revolusi Oktober.
Awalnya GRU dikenal dengan The Registration Directorate atau Registrupravlenie (RU) di mana Simon Aralov bertindak sebagai pemimpin pertamanya.
Pada awal berdirinya, RU tidak secara langsung berada di bawah General Staff (the Red Army Field Staff). Secara administratif, RU merupakan departemen ketiga dari Field Staff’s Operations Directorate.
Pada Juli 1920, RU dijadikan departemen kedua dari empat departemen Operations Directorate. Hingga 1921, RU disebut sebagai Registraupr atau Registration Department.
Pada tahun itu, terkait dengan peperangan antara Soviet dan Polandia, RU dirubah menjadi sebuah direktorat intelijen pada Red Army Staff yang kemudian dikenal dengan Razvedupr.
Untuk pertama kalinya, GRU dipimpin oleh Janis Karlovich Berzin. Dia adalah seorang komunis. Pada zaman Stalin berkuasa, ia ditangkap dan dibersihkan dari kekuasaan.
Kehandalan GRU sudah diakui oleh internasional. Jaringan mata-matanya tersebar di berbagai negara. Peralatan pendukung untuk melakukan spionase sangat kuat. Termasuk penggunaan satelit. Badan intelijen militer Negara Beruang Merah ini sejak kelahirannya diprediksi memiliki potensi besar.
Bahkan pemimpin Revolusi Oktober, Vladimir Lenin menengarai akan menjadi pesaing bagi dinas intelijen lainnya. Apa yang diramalkan Lenin akhirnya terbukti.
Sebuah kasus terjadi pada 2002 lalu. Pada musim panas tahun itu, GRU mengirim sebuah dokumen ke Kremlin terkait dengan tokoh Islam radikal Chechnya. Namun, di tengah perjalanan dokumen tersebut diambil oleh pihak FSB. Selain persaingan keduanya, intelijen Rusia lainnya, seperti SVR juga menganggap GRU sebagai pesaing.
Dalam catatan prestasi dan kehebatan agen intelijen GRU, terselip beberapa catatan buruk. Terdapat beberapa agen yang ditemukan membelot ke Negara Barat. Kenyataan ini menjadi warna buram dalam reputasi positif tubuh intelijen yang telah berumur 92 tahun ini. Sebut saja nama beberapa pembelot agen GRU.
Di antaranya, Oleg Penkovsky. Kesalahan terbesarnya sebagai seorang agen adalah membocorkan operasi Moskow menempatkan rudal nuklir di Kuba kepada Washington. Akibat skandal ini, Kuba mengalami krisis dan dunia diambang perang nuklir.
Namun, akhirnya, Penkovsky ditangkap pada tahun 1962 dan dieksekusi pada tahun 1963 setelah dinyatakan bersalah melakukan pengkhianatan tingkat tinggi dan spionase. Selain Penkovsky, terdapat sosok perwiran GRU yang membelot ke Barat.
Dia adalah Vladimir Rezun atau yang dikenal juga dengan nama samarannya, Viktor Suvorov. Ia membelot ke Barat pada 1970.

Intelijen

Markas Besar TNI gelar Garda Wibawa 14 di Ambalat


Markas Besar TNI gelar Garda Wibawa 14 di Ambalat
Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko (ANTARA FOTO/Jessica Helena Wuysang)
Selama ini masing-masing matra TNI melakukan operasi dan latihan itu secara parsial. Kini kami coba satu terobosan baru dengan mengintegrasikan semua itu dalam latihan sekaligus operasi bersama agar lebih efektif,"
Balikpapan, Kalimantan Timur  - Latihan sekaligus operasi pengamanan wilayah perbatasan negara di perairan Ambalat, Kalimantan Timur, Komando Satuan Tugas Gabungan Ambalat TNI dengan sandi Garda Wibawa 14 digelar Markas Besar TNI.

"Selama ini masing-masing matra TNI melakukan operasi dan latihan itu secara parsial. Kini kami coba satu terobosan baru dengan mengintegrasikan semua itu dalam latihan sekaligus operasi bersama agar lebih efektif," kata Panglima TNI, Jenderal TNI Moeldoko, di Balikpapan, Kalimantan Timur, Kamis.

Garda Wibawa 14 melibatkan semua matra, yang kali ini digelar di perairan Ambalat, sehingga penitikberatan ada di matra TNI AL dan TNI AU dengan TNI AD sebagai pengimbang di darat.

Selain Moeldoko, hadir dalam peninjauan Garda Wibawa 14 itu, Kepala Staf TNI AL, Laksamana TNI Marsetio, Panglima Komando Pertahanan Udara Nasional TNI, Marsekal Muda TNI Hadiyan Suminta, Asisten Operasi Kepala Staf TNI AL, Laksamana TNI Didit Herdiawan, dan sejumlah besar pemimpin puncak TNI dan matra-matranya.

Latihan itu dipimpin Komandan Satuan Tugas Gabungan Ambalat TNI, Laksamana Muda TNI Agung Pramono, yang sehari-hari adalah panglima Komando Armada Kawasan Timur Indonesia TNI AL, dengan melibatkan lebih dari 1.100 personel gabungan TNI.

"Dengan pola yang baru ini, diharapkan penggelaran kekuatan bisa lebih cepat dan tepat. Contoh, jika ada pelanggaran di laut atau udara maka panglima TNI bisa langsung memerintahkan panglima Garda Wibawa 14 untuk mengerahkan kekuatan, baik itu pesawat tempur TNI AU ataupun kapal perang dari TNI AL, juga dari TNI AD jika itu ada di daratan," kata Pramono.

Dalam struktur organisasi latihan/operasi itu, panglima Garda Wibawa 14 membawahkan beberapa pangkalan TNI AL, pangkalan udara TNI AU, satuan Korps Marinir TNI AL, kapal-kapal perang TNI AL, Skuadron Udara 5 Surveilance TNI AU, Skuadron Udara 11 TNI AU, pesawat udara intai maritim TNI AL, satuan tugas intelijen, satuan tugas darat dari Komando Daerah Militer VI/Mulawarman.

Perairan Ambalat masih menjadi soal tersendiri bagi Indonesia dan Malaysia. Malaysia sebagai negara littoral alias bukan negara kepulauan, masih menganggap perairan kaya cadangan energi itu sebagai wilayahnya.

Indonesia, negara kepulauan yang meratifikasi UNCLOS 1982 bersama Malaysia, menetapkan titik pangkal pengukuran batas wilayah perairan ada pada gosong Karang Unarang. Sejak awal 2005, Indonesia membangun satu menara suar di atas gosong Karang Unarang itu.

Paroli laut dan udara selalu dilaksanakan sepanjang tahun. "Kami selalu mengerahkan kekuatan untuk mengantisipasi perkembangan di Ambalat. Sampai berpuluh kali perundingan dengan Malaysia, mereka belum mau mengakui kepemilikan kita di sana," kata Marsetio. (*)


Antara 

Thursday 15 May 2014

Akhirnya,…Era Baru Alutsista Trimatra di Depan Mata

 
Sukhoi SU 34 Rusia
Sukhoi SU 34 Rusia

Tatkala satu per satu peserta rapat meninggalkan ruangan, saya sempatkan untuk review kilat slide demi slide lanjutan sekedar final check atas typo atau kesalahan minor lainnya (maklum bapak yang tinggi besar itu sangat teliti dan biasanya langsung komen terhadap kesalahan materi sekecil apapun). Saat asyik memelototi slide appendix, tiba-tiba saya merasakan ada tepukan di pundak.
“Nar, bisa saya bicara sebentar?”
Ternyata perwira tinggi berbintang 4 yang sekitar 14 tahun yang lalu pernah berdinas sebagai Athan di negeri jiran. “Siap, bisa Marsekal”
“Tempo hari saya diskusi dengan teman-teman di cipayung, soal tawaran dari Rusia untuk offset Su-50. Saya pikir itu layak dipertimbangkan sebagai opsi paling logis untuk komplemen Flanker 35 dan jaga-jaga seandainya F-16 terpaksa dikandangkan. Kamu tahu kan waktu kita visit ke Moskow mereka mau buka lini produksi T-50 di sini asal kita bersedia ambil setidaknya 64 unit. Dan mereka menyanggupi untuk menanggung biaya investasi setup lini produksi itu. Menurut kamu gimana?.
“Siap, Marsekal. Menurut hemat saya, sesuai hasil kajian awal tim terkait tawaran Rusia itu opsi tersebut cukup feasible, tapi masih perlu pendalaman, khususnya dalam konteks roadmap strategi pengadaan alutsista udara yang menekankan pengadaan pespur Generasi 5 bersumber dari project IFX”. “Mungkinkah keduanya jalan paralel? Kita pasang T-50 untuk heavy dan IFX untuk medium, saya kira itu akan cukup memberikan efek deterrent.”
“Siap. Memang dimungkinkan, Marsekal. Kalau diizinkan, tim saya akan elaborasi lebih lanjut untuk dibawa ke KKIP”.
“Oke, laksanakan. Omong-omong, kalau kamu tidak keberatan, apa bisa saya sampaikan wacana ini nanti setelah break, buat brainstorming?
“Siap, Marsekal. Saya tidak keberatan”
Setelah beliau berlalu, saya sempat berpikir, wah bakal rame nih kalau sampai kawasan tahu kita bakal akuisisi T-50. Tapi biarlah, it’s time for us to raise the game level.
Saat break pun berlalu dan para hadirin sudah bersiap di ready room yang tidak terlalu besar itu, kecuali 2 orang, yaitu si bapak tinggi besar dan boss saya. Waktu sudah berlalu 10 menit dan mereka belum nongol juga. Tak lama, ajudan si bapak masuk ke ruangan dan menghampiri saya.
“Maaf, bapak memerlukan kehadiran Pak Nar di ruang Asrenum segera”
Sejenak saya mengernyitkan kening, wah ada apa gerangan nih.
“Oke”, jawab saya singkat.
Setiba di ruangan, ternyata si bapak sedang diskusi dengan boss saya, dan di layar LED besar di tengah ruangan nampak sederet tabel yang membuat saya tercenung. Lho itu kan materi yang nanti akan saya sampaikan?
“Masuk Nar, ini ada yang perlu diklarifikasi”, ujar boss saya sambil melambaikan tangan.
“Siap Jenderal”, jawab saya sambil memberi hormat.
Sejenak saya melirik ke tabel yang terpampang di layar displai LED tersebut, tampak:
- Realisasi program alutsista primer AU 2014-2017 (external source):
1. Pespur: Su-34 (36), Su-35 (72), Rafale (54), EF Typhoon (48), F-16C Block 52 (40)
2. Pesawat latih tempur: Yak-130 (24)
3. Pesawat tanker: A330 MRTT (12)
4. Pesawat AEW&C: C-295 + EMB-145 (8+8)
5. Pesawat angkut berat: C-17 Globemaster III (5)
6. Pesawat angkut sedang: A400M + C-130J Super Hercules (16 + 16)
7. Radar taktis Nebo SVU (provisi 12 situs)
8. Sistem hanud berbasis darat S-400 (14 baterai)
9. Sistem hanud berbasis darat HQ-16 (22 baterai)
10. Dst..dst…
- Realisasi program alutsista primer AL 2014-2017 (external source):
1. Kapal Perusak Kawal Rudal: CGN Petr Veliky (provisi 2017), CG Slava (2), DDG Sovremenny (2), DDG Udaloy (2), DDG De Zeven Provincien (6), FFG Talwar (4), FFG Krivak II (5), FFG Sigma II (4),
2. Kapal selam: SSGN Akula (2), SSB Typhoon re-powered (1), SSG Amur 950 (3), SSG Kilo 636 (2), SSG Changbogo (2), U214+ (3), U212 (2)
3. Sistem pertahanan pantai Klub K
- Realisasi program alutsista primer AD 2014-2017 (external source):
1. Tank Tempur Utama: Leopard 2A4 + RI + Pz87 (120+180+64)
2. Sistem artileri medan gerak sendiri berbasis meriam: Caesar (206)
3. Sistem artileri medan berbasis roket multilaras: Astross II (110)
4. Sistem artileri medan berbasis meriam 155 mm: Kh-79 (430)
5. Sistem artileri pertahanan udara ringan Pantsyr S1 (120)
6. Helikopter serang: AH-64D/E Apache Longbow/Guardian (14/36)
7. Helikopter angkut/serbu: UH-60/MH-60 Blackhawk (60)
8. Helikopter angkut berat: CH-47 Chinook (24)
9. Dst..dst..
Setelah saya mengambil tempat duduk di samping boss saya, beliau berujar, “Bapak perlu penjelasan apa yang bisa dipercepat pengadaannya untuk tabel yang ada di layar”
“Iya, Nar. Kamu pasti sudah dapat briefing sitrep dari bla..bla.bla (menyebut nama instansi yang berkantor di pejaten, Jakarta) bahwa perlu upaya lebih untuk mempersiapkan diri guna menghadapi aksi intimidasi pihak luar dengan kekuatan bersenjata dalam 2 tahun mendatang. Nah, dalam rangka itu, adakah kemungkinan bagi kita untuk bisa akselerasi program tersebut tanpa mempedulikan siapapun yang akan menjabat pucuk pimpinan negeri ini dalam 5 tahun ke depan?”.
Wadawww….ini pertanyaan yang taruhannya jabatan, itu hal pertama yang muncul di benak saya.
Agak lama saya terdiam sambil berpikir keras. Saya tahu, bahwa request beliau ini tidak main-main dan nampak jelas ada sedikit kegelisahan di wajah beliau.
“Gimana, Nar?, ujar beliau memecah keheningan.
Sambil menarik napas panjang, dan dalam hati mengucap basmalah, saya menjawab:
“Siap, ada, Pak.” Jawab saya mantap.
”Bagus, saya tidak minta penjelasan detil sekarang, coba kamu rumuskan bagaimana caranya, koordinasikan dengan sumber daya yang kamu anggap perlu. Mas …(sambil menyebut nama boss saya), tolong anda lead prosesnya, ini prioritas 1 you have my disposal”.
Saya dan boss saya serempak menjawab, “Siap, laksanakan.” bersambung, he.he.he…)
NB: kisah diatas adalah narasi yang disesuaikan dari kejadian sesungguhnya.

JKGR
May 142014
 
Awal mulanya istilah “kepentingan nasional” (national interest) mengacu pada bahasa Perancis raison d’Etat, atau dalam bahasa Inggris, reason of the state, yang secara sederhana diartikan sebagai, alasan-alasan utama eksistensi suatu negara. Pengertiannya tidak berhenti disitu, akan tetapi tersirat di dalamnya apa tujuan yang akan dicapai oleh negara tersebut serta ambisi-ambisi yang terkandung di dalamnya, apakah mengenai ekonomi, militer, budaya dan sebagainya.
Karakteristik utama sistem ini adalah pemeliharaan keseimbangan kekuatan (balanced of power),adanya suatu pemerintahan yang terpusat dan diakui/sah, teritori dengan batas-batas yang jelas, rakyat yang umumnya memiliki asal usul yang sama, bahasa yang sama serta berbagai bentuk budaya yang mengikat. Negara bangsa menjadi instrumen dari kesatuan nasional, kesatuan ekonomi, kesatuan sosial dan budaya dan lain sebagainya.
(ilustrasi)
Seiring dengan berjalannya waktu dan perkembangan zaman, kepentingan nasional suatu negara bangsa berkembang juga menjadi sangat beragam, namun yang paling umum dan utama yang secara pasti dianut oleh banyak negara adalah: eksistensi dan kelangsungan hidup negara, kesejahteraan rakyat/bangsa serta KEAMANAN.

Pertanyaannya lalu dimana kepentingan nasionalnya dan dimana kedudukannya terhadap konsep bernegara di atas? Salah satu rumusannya terdapat dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 7 tahun 2008 tentang Kebijakan Umum Pertahanan Negara yang dikeluarkan oleh Presiden pada tanggal 26 Januari 2008. Dalam Perpres tersebut kepentingan nasional kelihatannya sudah diposisikan pada tempatnya yang sebenarnya, karena selain menjadi landasan pertahanan Negara.
Dalam Perpres No. 7 tahun 2008 tersebut, telah ditetapkan kepentingan nasional Indonesia dalam tiga strata yaitu:
  1. Mutlak, kelangsungan Negara Kesatuan Republik Indonesia, berupa integritas teritorial, kedaulatan nasional dan keselamatan bangsa Indonesia.
  2. Penting, berupa demokrasi politik dan ekonomi, keserasian hubungan antar suku, agama, ras dan golongan (SARA), penghormatan terhadap hak azasi manusia, dan pembangunan yang berwawasan lingkungan hidup.
  3. Pendukung, berupa perdamaian dunia dan keterlibatan Indonesia secara meluas dalam upaya mewujudkannya.
Dari strategi keamanan nasional inilah kemudian dijabarkan lagi kedalam strategi bidang-bidang lain seperti politik, ekonomi, militer, intelejen, sosial budaya dan sebagainya. Strategi militer nasional akan menjadi dasar penyusunan atau perencanaan pembangunan kekuatan pertahanan/militer dengan pengertian bahwa kekuatan militer negara adalah kekuatan inti pertahanan.
Kementerian Pertahanan Republik Indonesia telah menetapkan bahwa postur pertahanan tahun 2010-2029 diarahkan untuk membangun kekuatan yang bertaraf “Minimum Essential Force” (MEF). Terjemahan bebasnya barangkali menjadi; kekuatan pada tingkat minimum yang dapat diandalkan. Kekuatan (Force) disini berkonotasi pada jumlah Alat Utama Sistem Senjata (alutsista) TNI termasuk personilnya serta pendukungnya dari ketiga Angkatan Darat, Laut dan Udara.

Kehadiran MEF ini juga menjadi jalan strategis memantapkan kekuatan pertahanan bahwa pengadaan Alutsista TNI akan diupayakan dari industri pertahanan di dalam negeri. Dalam rangka modernisasi Alutsista, Kemhan dan TNI akan sepenuhnya mengikuti kebijakan pemerintah menggunakan secara optimal produksi industri pertahanan dalam negeri. Kebijakan tersebut amat strategis, karena dapat mengurangi ketergantungan terhadap negara lain seperti yg tertuang di UU Nomer 16 tahun 2012 tentang Industri Pertahanan.
DSC_0205
Saat ini pemerintah menjadikan industri pertahanan dalam negeri menjadi prioritas pengadaan. Industri pertahanan dalam negeri pun diikutsertakan dalam penyusunan Rencana Induk kebutuhan Alpalhankam untuk mengetahui kemampuan saat ini. Salah satunya PT Pindad, perusahaan BUMNip ini memproyeksikan mampu memenuhi kebutuhan kendaran tenpur sebanyak 452 unit. Kebutuhan ini meliputi Panser 6×6 (332 unit), Ranpur roda rantai (45 unit), ranpur roda ban (71 unit) dan Tank Amphibi (14 unit).
Panser 2015-2019
Di tahun 2014 Perusahaan yg berdomisili di Bandung ini sedang menyiapkan sertifikasi Tank Kanon dan rencana pada tahun 2016 untuk tank kanon amphibi. Agar bisa meningkatkan kemampuan produsen peralatan pertahanan, Pindad pun menggandeng sejumlah perusahaan internasional. Kerjasama ini diharapkan membantu misi Pindad yaitu “Menjadi Produsen Peralatan Pertahanan dan Keamanan terkemuka di Asia pada tahun 2023,”.
DSC_0139
Kerjasama Internasional PT. Pindad
Tidak hanya PT. Pindad, dibidang Radio Detection and Ranging atau radar sejumalh perusahan tanah air juga melakukan kerjasama Internasional seperti PT. Inti yg mendapatkan pori pekerjaan sebanyak 40% dengan Northrop Grumman, PT. CMI yg dinilai dunia Internasional berhasil menghasilkan produk baik dan dipilih oleh Lockheed Martin sebagai mitra kerjasama, dan sejumlah perusahaan lainnya seperti InfraRCS Indonesia, IRCTR-Indonesia, dll.
DSC_0189
Lalu bagaimana dengan PT. Len, perusahaan radar BUMNip? Sama seperti yg lain, PT. Len juga bermitra dengan sejumlah instansi dalam negeri seperti LIPI, BPPT, maupun perusahaan swasta lainnya. Tidak hanya itu, sejumlah perusahaan Internasional juga menjadi mitra dalam pengembangan teknologi radar maupun elektronik pertahanan lainnya seperti SAAB, Thales UK, Selex ES, dll. Saat ini PT. Len sedang focus mendirikan pabrik industry photovoltaic atau yang dikenal Len Technopark yang dibangun untuk mengejar Visinya yaitu “Menjadi perusahaan elektronik kelas dunia,” bisa tercapai.
DSC_0199

“Saya optimis di tahun 2016, kita dapat membuktikan
kepada semua pihak khususnya Negara
bahwa Len siap Go Public,”…
(Andra Y. Agussalam-Direktur Keuangan PT. Len)
DSC_0191
Salah satu peneliti mengatakan begini, “Ketika user atau pemerintah percaya, kami pasti bisa semangat pun  akan membara untuk membuktikan bahwa kami bisa memberikan terbaik untuk bangsa dan masyarakat kita,”Semoga upaya-upaya yang telah dilakukan oleh segenap komponen bangsa dalam menguasai teknologi pertahanan mampu mengantarkan bangsa Indonesia menjadi bangsa yang maju dan disegani oleh dunia internasional.

JKGR