Pages

Saturday 8 November 2014

Para Pilot Rusia Jalankan Misi Perang dalam Teknologi Realitas Maya

Para Pilot Rusia Jalankan Misi Perang dalam Teknologi Realitas Maya
Pengembangan simulasi penerbangan bukanlah tren baru bagi dunia teknologi aviasi Rusia. 
Torzhok, kota perdagangan yang tenang di Subjek Federal Tverskaya Oblast ini tidak hanya dikenal dengan kekayaan sejarah kuno Rusia saja, tetapi juga memiliki salah satu sekolah penerbangan helikopter terbaik di Rusia, yakni Pusat Pendidikan dan Pelatihan Awak Pesawat 344. Sekolah ini sesuai dengan gambaran sekolah pilot dalam film “Top Gun” yang dibintangi oleh Tom Cruise. Di Torzhok, para pilot skuadron helikopter yang akan mengemban misi militer di Tajikistan, Chechnya, Sudan, Chad, dan Sierra Leone diajari bukan hanya cara menerbangkan rotorcraft hingga batas maksimal teknis yang diizinkan, tetapi juga mahir menggunakannya dalam peperangan. Saat ini, pusat pelatihan di Torzhok tersebut tengah mendidik para pilot pengendali helikopter Mi-28N Havoc dan Ka-52 Alligator.

Latihan Perang, Jet Tempur Su-25 Grach Mendarat di Jalan Tol

Helikopter Mi-28 terbang dengan kecepatan maksimum sambil bermanuver di atas sungai, operasi tersebut terasa nyata  di dalam ruang simulator setinggi tiga meter dan kabin helikopter tiruan tempat koresponden RBTH duduk bersama pilot Rustam Maydanov. Meski  simulasi penerbangan helikopter Mi-28 itu dilakukan secara virtual, kepala koresponden kami ikut merasa pusing akibat manuver-manuver dalam simulator tersebut, sungguh terasa nyata. Pelaku simulasi dapat terbang memutar menghindari gunung, hingga melintasi jembatan. Ketika tongkat kendali ditarik sedikit ke dalam oleh sang pilot, maka helikopter dengan mudahnya terbang menghindari hambatan dengan naik beberapa puluh meter ke atas. Ketika tongkat kendali didorong ke depan, maka pesawat akan menukik tajam ke bawah menuju permukaan air.

Latihan persiapan pilot untuk penerbangan dari dek kapal induk jelajah kelas berat tunggal di Rusia Admiral Kuznetsov tidak dilakukan di hamparan Laut Arktik, melainkan di pusat kota Moskow. Kepala bagian pemodelan matematika dan maket pesawat korporasi MiG Vladimir Ivanov mengatakan bahwa simulator pesawat merupakan salah satu unit bisnis terpenting  perusahaannya.
Saat ini simulator aviasi militer Rusia buatan perusahaan Tranzasdan Dinamika telah digunakan di Venezuela (simulator helikopter Mi-171, Mi-17V5, Mi-25 dan Mi-35), Nikaragua (Mi-17V5), Rep. Ceko (simulator awak pesawat Mi-171), Kazakhstan (MiG-31).

“Sekarang ini tak ada satupun pengadaan pesawat tempur MiG-29 yang dilakukan tanpa disertai kelas pendidikan dan pelatihan khusus yang menggunakan visualisasi penerbangan pesawat MiG tersebut menggunakan teknologi tiga dimensi,” tutur Ivanov.

Seperti menonton film-film blockbuster genre fantasi di bioskop saat ini, para pilot duduk di dalam kabin simulator latihan MiG-29 sambil mengenakan kacamata 3D. Vladimir Ivanov mengatakan, tampilan gambar tiga dimensi tersebut membantu para pilot untuk lebih dapat menentukan jarak, dimensi dan bentuk dari suatu obyek di udara. Sebagai contoh, dalam program latihan penerbangan pesawat tempur berkelompok, para pilot perlu mengetahui dengan pasti jarak antar pesawat di sampingnya atau simulasi pengisian bahan bakar di udara dari pesawat tanker Il-78.

Dalam operasi nyata, pilot pesawat tempur harus terbang mendekat ke pesawat tanker pada jarak 120 meter, lalu secara perlahan terbang mendekat, sebab panjang selang pengisian bahan bakar hanya 21 meter. Selanjutnya adalah tugas yang membutuhkan keahlian khusus, yakni sambil terbang dengan kecepatan yang sama, pesawat tempur berada di belakang pesawat tanker untuk menangkap corong di ujung selang pengisian bahan bakar menggunakan kepala saluran bahan bakar miliknya. Bahkan dalam simulasi pun, manuver penerbangan tersebut membuat para pilot berkeringat gelisah, begitu juga dengan proses pendaratan di kapal induk jelajah kelas berat Admiral Kuznetsov. Bila dilihat dari ketinggian penerbangan, kapal besar kelas berat tersebut tetap saja terlihat tidak lebih besar dari kotak korek api.

Menurut Ivanov, simulasi tiga dimensi dapat membantu para pilot untuk melakukan pendaratan dengan benar di kapal induk jelajah Admiral Kuznetsov. “Dalam pemodelan kapal tersebut di komputer simulator, kami tidak menciptakan sebatas sistem lepas landas dan pendaratan saja, tetapi juga keseluruhan suprastruktur dan peralatan dek kapal induk tersebut,” terang Ivanov.

Pesawat Tempur MiG-35 Lebih Ringan dan Canggih

Pengembangan simulasi penerbangan bukanlah tren baru bagi dunia teknologi aviasi Rusia. Berkat adanya sistem komputer muktahir, penggunaan sistem hidrolik dan elektro yang beragam, serta visualisasi 3D yang menyerupai keadaaan sebenarnya membuat kompleks simulator dapat mengimitasikan penerbangan dan keadaan virtual menjadi sama seperti dunia nyata.(RBTH )

Panser Mini Tanpa Awak Kreasi STTAL


IMG_20141106_130251
Bentuknya terbilang unik, bahkan beberapa orang menyebut ranpur ini terlihat culun. Ya, inilah Panser Mini Tanpa Awak kreasi siswa dari STTAL (Sekolah Tinggi Teknologi Angkatan Laut). Wahana tanpa awak yang dioperasikan lewat remote control ini ikut di pamerkan dalam ajang Indo Defence 2014 di JIExpo Kemayoran, Jakarta. Panser Mini Tanpa Awak ini dirancang untuk misi serbuan dalam operasi tempur terbatas, seperti penanggulan terorisme.
Untuk melumatkan sasaran, wahana ini dibekali senapan mesin FN GPMG (General Purpose Machine Gun) kaliber 7,62 mm. Menurut staf STTAL, senjata dapat dioperasikan secara remote (RCWS) lewat kendali yang di monitor dari perangkat semacam laptop. Sayangnya, bekal amunisi yang dibawa terbatas, hanya satu box magasin berkapasitas 100 peluru, untuk penggantian (reload) amunisi dilakukan secara manual.
IMG_20141106_130302
Tenaga penggerak panser ini menggunakan mesin dari sepeda motor 2 tak. Radius operasi/kendali panser ini maksimum 1 Km. Meski di ranpur yang bentuk lebih mirip ‘mainan’ ini terpasang tulisan Marinir dan Kopaska, namun tidak ada bekal kemampuan amfibi dan lapis baja yang disertakan. Namanya juga prototipe, masih kurang di sana sini adalah wajar, yang lebih penting kreativitas terus dipacu. (indomiliter.com)

PTDI Jual Eurofighter Typhoon

 
Eurofighter Typhoon
Eurofighter Typhoon

PT Dirgantara Indonesia (PTDI) telah bersepakat dengan Airbus Helicopters untuk memasarkan pesawat tempur asal Eropa, Eurofighter Typhoon. Kerjasama ini disebutkan berlangsung karena Airbus mau mentransfer teknologi yang dimilikinya ke Indonesia lewat PTDI.
Budi Santoso, Direktur Utama PTDI mengaku sangat mengapresiasi kerjasama yang dilakukan antara pihaknya dengan Airbus. Ia pun berharap perusahaan kedirgantaraan lain dari seluruh dunia mau melakukan kemitraan serupa dengan PTDI.
“Semoga nanti ada lagi yang mau bekerjasama kaya begini walaupun saya yakin tak banyak yang akan mau melakukan transfer teknologi seperti yang sudah dilakukan oleh Airbus. Bahkan saya bilang tak akan ada lagi perusahaan lain yang akan mau secara terbuka memberikan transfer teknologi semua produknya ke kita,” ujar Budi.
Ungkapan rasa pesimis itu diungkapkan Budi bukan tanpa alasan. Menurutnya, teknologi militer merupakan bagian penting dari keamanan dan rahasia negara. Karena itulah kemungkinan vendor jet tempur mau bermitra dengan melibatkan transfer teknologi sangat kecil.
“Bagaimanapun teknologi militer itu rahasia negara. Kebanyakan perusahaan tidak akan mau melakukan transfer teknologi militernya karena berkaitan dengan rahasia negaranya, tapi Airbus kan bentuknya konsorsium negara Eropa jadi bukan sekedar rahasia satu negara makanya mereka mau bagi sama kita,” ungkap Budi.
Kerjasama yang dilakukan oleh Airbus dengan  PTDI diklaim sebagai kemitraan strategis yang unik. Ludovic Boistor, President Director Airbus Helicopter Indonesia mengklaim sistem kerjasama yang dilengkapi transfer teknologi seperti yang dilakukan Airbus dan PTDI tak pernah dilakukan pesaingnya.
“Kita berikan edukasi dan transfer teknologi milik Airbus kepada PT DI. Mereka nantinya akan membantu pemasaran, maintenance, dan service produk Eurofighter maupun helikopter ke pasar Indonesia,” ungkap Ludovic kepada tim Tekno Liputan6.com di pameran Indo Defence 2014. (Liputan6.com).

Mengintip Kecanggihan Kapal Perang Rusia di Tanjung Priok

Mengintip Kecanggihan Kapal Perang Rusia di Tanjung Priok
Kapal latih tempur Rusia Yaroslav Modri yang sedang singgah di Tanjung Priok, Jakarta. | (Sindonews / Victor Maulana)
JAKARTA - Rusia menobatkan diri sebagai negara dengan kekuatan militer yang luar biasa besar, baik di darat, udara ataupun laut. Sindnoews.com berkesempatan untuk melihat secara dekat contoh kecil dari kapal perang Rusia itu.

Pada Jumat (7/11/2014), Sindonews.com diundang untuk melihat salah satu kapal latih tempur milik Rusia. Yakni kapal Yaroslav Modri di dermaga 2, Tanjung Priok, Jakarta. Kapal ini pertama kali digunakan Rusia pada tahun 2008, sebagai salah satu armada latih mereka.

Atase Pers Kedutaan Besar Rusia di Indonesia, Dmirtry Solodov, menunjukan beberapa sisi kapal canggih Rusia itu.”Kapal ini memiliki teknologi anti-pesawat,” ucap Solodov saat menjelaskan salah satu senjata yang dimiliki kapal Yaroslav Modri.

Selain memiliki teknologi anti-pesawat, kapal itu juga dilengkapi dengan teknologi pencegat rudal, dan tentu saja peluncur rudal yang biasa dipasang di kapal perang pada umumnya.”Kapal ini juga memiliki peluncur torpedo,” lanjut Solodov.

Kapal ini juga dilengkapi dengan sebuah helikopter yang difungsikan untuk memantau perairan di mana kapal tersebut berlayar. Setelah di Indonesia, kapal tersebut akan berlayar menuju Singapura tengah malam tadi. (
Sindnoews)

Indonesia Sudah Mampu Buat Kontrol Senjata Jarak Jauh


Indonesia Sudah Mampu Buat Kontrol Senjata Jarak Jauh
Indonesia telah mempunyai teknologi yang mampu membuat senjata tempur yang dipakai militer bisa dikendalikan lewat remote control
 
Jakarta - Teknologi otomatisasi dan kontrol jarak jauh semakin berkembang di tengah masyarakat. Di kalangan militer, kendali jarak mulai digunakan untuk mengendalikan berbagai macam senjata tempur ketika berada di medan laga.

Indonesia juga telah mempunyai teknologi yang mampu membuat senjata tempur yang dipakai militer bisa dikendalikan lewat remote control yang disebut sebagai remote control weapon system (RCWS). PT Infoglobal jadi perusahaan asal Tanah Air yang mengaku telh mampu menyediakan alat kontrol jarak jauh bagi senjata tempur yang akan digunakan militer.

Mochammad Syafiruddin, Kepala Riset dan Programming Infoglobal menyebutkan bahwa teknologi kendali jarak jauh buatannya ini bisa membuat resiko jumlah korban dari personil di medan perang berkurang. Teknologi ini juga bisa diterapkan di berbagai model kendaraan taktis milik militer baik tank, panser ataupun helikopter.

"Teknologi ini bisa mengurangi resiko personil militer jadi korban serangan saat berperang. Secara konvensional harus ada personil yang mengendalikan senjata dengan kaliber berukuran besar di bagian atas tank atau panser yang rawan jadi target, teknologi ini bisa membuat mereka tetap mengendalikan senjatanya dari tempat yang lebih aman di dalam kendaraan tempur," ungkap pria yang disebut Afi tersebut.

Sistem kendali jarak jauh ini diklaim bisa membidik musuh yang telah dikunci sebagai target secara otomatis dengan sensor gerak. Jarak pandang sensor ini hingga sejauh 3 kilometer dengan kecepatan gerak target maksimal berkecepatan di atas 100 km/jam.

"Kalau buatan perusahaan asing, satu unit sistem kendali senjata ini dipasarin sekitar Rp 9 miliar, kalau kita pasarkan dengan relatif lebih murah. TNI sudah berkomitmen akan pasang produk kita di panser dan tank buatan Pindad, tujuannya agar kita bisa mandiri soal alat tempur,"  tambah Afi.

Afi memaparkan untuk mengaplikasi satu sistem kendali senjata jarak jauh buatan Infoglobal pada satu model kendaraan tempur memerlukan waktu sekitar 3-6 bulan. Waktu itu dibutuhkan untuk melakukan riset dan penyesuaian antara tipe senjata, kendaraan maupun antarmuka yang akan dipakaikan sistem kendali militer tersebut.

"Waktu riset sampai aplikasinya 3-6 bulan, itu berikut ujicoba dan produksi perangkat kita. Kalau pembuatan dengan sumber daya yang ada di perusahaan sekarang ini mampu membuat 10-20 unit RCWS dalam sebulan," papar Afi kepada tim Tekno Liputan6.

Rencananya, beberapa RCWS akan mulai diaplikasikan pada tank militer milik TNI pada tahun 2015. "Buat fase awal baru beberapa mungkin yang akan diujicoba langsung di fasilitas TNI. Kita harapkan ke depannya bisa dipakai di 1.000 kendaraan taktis TNI," tandas Afi. (Liputan6.com)

Gandeng Pabrikan Swedia, Pindad Bakal Kuasai Teknologi Rudal



Rudal RBS 70
Rudal RBS 70 adalah sebuah sistem pertahanan udara portabel jarak pendek yang dirancang untuk bisa beroperasi di segala cuaca.

Jakarta - PT Pindad melakukan kerjasama dengan produsen senjata internasional, yakni pabrikan peluru kendali (rudal) asal Swedia, SAAB Dynamic AB. PT Pindad adalah pembuat kendaraan dan alat tempur yang digunakan oleh TNI maupun Polri.

Kerjasama PT Pindad dan SAAB Dynamic ini dilihat langsung oleh Menteri Pertahanan, Ryamizard Ryacudu di area Indo Defence 2014, Kemayoran, Jakarta pada 06 November kemarin.

Perjanjian kerjasama tersebut meliputi pengembangan dan peremajaan sistem pertahanan udara berbasis darat RBS 70 Mk2 TNI Angkatan Darat. Selain itu, turut dibicarakan kerjasama jangka panjang terkait pemberian transfer of technology (ToT) sistem dan rudal RBS 70 Mk2 sesuai Undang Undang Nomor 16 Tahun 2012 tentang Industri Pertahanan.

"Pasti kami mengikuti UU Nomor 16 Tahun 2012, kami akan mengikuti arah kebijakan industri pertahanan Indonesia. Saya yakin SAAB akan melihat ini mulai dari fase-fase teknologi mulai pemeliharaan hingga pembangunan roket nasional. SAAB akan membantu teknologi Indonesia," Ucap  Michael Hoglund, Deputy Head of Marketing & Sales-Missile Systems SAAB Dynamics dalam Media Gathering di Jakarta, Kamis (06/11/2014).

Di tempat yang sama, PT Pindad sangat berterima kasih kepada SAAB Dynamic karena membantu kemandirian industri pertahanan Indonesia. Program ToT ini diharapkan dapat membantu kemajuan teknologi sistem pertahanan udara nasional.

"Sementara ini teknologi roket belum kita kuasai apalagi teknologi optiknya, kontrolnya, stabilitasnya. Roket indonesia baru sampai roket meluncur saja nanti ke sana akan kita kuasai. Nanti bisa meliputi misil RBS 70 Mk2, New Batteries of RBS 70 Mk2, serta integrasi misil dengan sub sistem kendaraan tempur. Untuk detailnya nanti akan dirumuskan dalam perjanjian selanjutnya," ungkapnya.

Dalam kolaborasi ini, PT Pindad menjadi kontraktor utama dan SAAB Dynamic AB menjadi sub-kontraktor. PT Pindad yakin pangsa pasar RBS 70 Mk2 masih ada, untuk itu mereka akan giat mempelajari teknologi ini.

"Masih (pangsa pasar), nanti kalau kita sudah kuasai teknologi itu pangsanya sudah ada tidak hanya di Indonesia kan, masih banyak di negara lain Asia bisa juga," harap Pria berkaca mata ini.

Rudal RBS 70 adalah sebuah sistem pertahanan udara portabel jarak pendek atau MANPADS (Man Portable Air Defence System) buatan Swedia yang dirancang untuk bisa beroperasi di segala cuaca. Untuk jarak jangkau, RBS 70 Mk2 bisa mencapai 8 kilometer dan melesat hingga ketinggian 4.000 meter. Kecepatan RBS 70 Mk2 yakni 2 Mach dengan sistem pemandu laser.

Selain TNI, tentara negara lain seperti dari Argentina, Brazil, Jerman, Singapura, Thailand, dan masih banyak negara lain menggunakan RBS 70 untuk menjaga pertahanan udara mereka. (Liputan 6)

RI rajin beli alutsista AS, Dubes Blake janji alih teknologi



RI rajin beli alutsista AS, Dubes Blake janji alih teknologi
Dubes AS Robert Blake (tengah) di Pameran Alutsista IndoDefense.


Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia Robert O. Blake menyatakan beberapa tahun terakhir setelah embargo dicabut, pemerintah semakin rajin membeli alat utama sistem persenjataan (alutsista) dari negaranya. Oleh sebab itu, dia mengupayakan agar setiap transaksi pembelian senjata dari AS diimbangi dengan alih teknologi kepada insinyur asal Tanah Air.
Hal itu disampaikannya saat menyambangi Pameran Alutsista IndoDefense di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Jumat (7/11).
Menurut Dubes Blake, semakin banyak perusahaan-perusahaan militer AS sangat ingin bekerja sama dengan Indonesia. Apalagi ada kabar anggaran dana pertahanan di Tanah Air akan di tingkatkan.
"Perusahaan-perusahaan Amerika Serikat sangat tertarik dengan peluang yang ada disini. Menteri pertahanan tadi mengatakan pada saya anggaran pertahanan akan ditingkatkan 1,5 persen dari APBN secara keseluruhan," urai Blake setelah berkeliling area pameran.
Pada IndoDefense tahun ini, 19 perusahaan alutsista Amerika ikut serta. Mereka menghadirkan bermacam alat tempur mulai dari tank, helikopter, pesawat tempur, kapal tempur dan juga senapan laras panjang.
Dubes Blake secara khusus mempromosikan alutsista unggulan Negeri Paman Sam, seperti Helikopter tempur Apache, jettempur F-16, atau FA-18 EF Super Hornet.
Bila pemerintah tertarik membeli alutsista negaranya, dia menyampaikan pada Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu bahwa Washington akan mengupayakan setiap perusahaan melakukan alih teknologi.
"Saya juga menjelaskan tadi (pada menhan) banyak sekali proses lokalisasi yang akan dilakukan. Seperti barusan saya melihat penandatanganan Honeywell dengan PT Dirgantara Indonesia, di mana PTDI akan lebih memperluas lokalisasi industri yang akan dilakukan di Indonesia," tutur Blake di Hall A JI Expo, Kemayoran.
Indonesia tahun ini ingin kembali membeli helikoper dari AS. Maret lalu, TNI Angkatan Darat meminta beberapa unit Black Hawk dan Chinook agar masuk pagu anggaran Kementerian Pertahanan.
Sedangkan transaksi yang sudah deal dengan negara adi daya itu adalah pembelian delapan unit helikopter serang AH-64D Apache. Nilai pembelian alutsista udara itu mencapai Rp 3,1 triliun dan rencananya seluruh unit tiba di Indonesia pada 2017. (Merdeka.com )

Skuadron 12 Black Panther siaga awasi pesawat asing di NKRI





Skuadron 12 Black Panther siaga awasi pesawat asing di NKRI
Skuadron Udara 12 Black Panther di Lanud Soewondo Medan. 

 Pesawat asing tampaknya bakal tak lagi mudah melintasi wilayah udara Indonesia tanpa izin. Hal ini karena para penerbang TNI-AU terus siaga untuk mengantisipasi pelanggaran ini.

Kesiagaan itu di antaranya terlihat dari latihan yang digelar Skuadron Udara 12 Black Panther di Lanud Soewondo, Medan. Salah satu tujuan dari latihan ini adalah meningkatkan kesiagaan terhadap pelanggaran terhadap wilayah udara Indonesia.

Latihan ini melibatkan 6 unit pesawat Hawk dari Skuadron 12 Black Panther Pekan Baru. Kegiatan ini berlangsung mulai Senin (3/11) hingga Jumat (7/11) besok.
"Ini merupakan pelatihan profisiensi. Tugas pokok kita yaitu mencegah ancaman dari udara, termasuk meng-intercept pesawat ilegal," kata Kapten Pnb Putut Hanggiro, Komandan Flight Ops A Skuadron Udara 12 Black Phanter di Lanud Soewondo, Medan, Kamis (6/11).

Putut memastikan Skuadron 12 siap dan mampu meng-intercept setiap pesawat asing yang masuk wilayah Indonesia tanpa izin. "Apalagi jika Skuadron 16 yang diperkuat pesawat F-16 terealisasi di Pekanbaru, seluruh wilayah Barat Indonesia dapat diawasi lebih maksimal," sambungnya.

Seperti diberitakan, kurang dari 3 pekan ini, pesawat Sukhoi TNI-AU tiga kali memaksa pesawat asing mendarat karena melintasi wilayah udara Negara Kesatuan Republik Indonesia tanpa izin.

Rabu (22/10), pesawat tempur itu mengintercept pesawat Propeller asal Australia dan memaksanya mendarat di Lanud Sam Ratulangi, Manado. Pesawat itu melanggar wilayah Indonesia saat terbang menuju Filipina
Kemudian Selasa (28/10), giliran pesawat sipil Singapura yang di-intercept saat terbang menuju Serawak. Karena melintasi wilayah Indonesia tanpa izin, pesawat Beechraft itu dipaksa turun di Lanud Supadio, Pontianak.

Teranyar, pesawat jet milik Gulfstream IV dengan nomor HZ-103, milik Arab Saudi, yang dihadang. Pesawat yang berangkat dari Singapura menuju Darwin, Australia, itu dipaksa turun di Bandara El Tari Kupang, Nusa Tenggara Timur, Senin (3/11).

Beberapa bulan sebelumnya, 2 unit pesawat F-16 juga memaksa turun pesawat Swearingen SX 300 yang memasuki wilayah udara Indonesia di sekitar pantai barat Pulau Sumatera, Kamis (10/4) siang. Pesawat dipiloti Heinz Peier pun harus landing di Lanud Soewondo, Medan. (Merdeka.com )

Menhan: Amerika Bantu Kapal Patroli untuk Indonesia

 
Foto ilustrasi (Elza Astari R)
Jakarta - Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu memberi keterangan soal pertahanan maritim Indonesia. Selain ingin memperkuat penjagaan perbatasan dengan pesawat tanpa awak (drone), penjagaan dengan kapal-kapal patroli juga bakal diperkuat.

Saat dikonfirmasi soal bantuan dari Amerika Serikat berupa kapal-kapal patroli, Ryamizard hanya membenarkan. "Ya," jawab Ryamizard mengkonfirmasi, usai acara malam akrab Cadaka Dharma Puncak Tidar angkatan 1973 di Balai Kartini, Jl Jenderal Gatot Subroto, Jakarta, Jumat (7/11/2014).

Namun demikian, Ryamizard belum memastikan berapa jumlah kapal patroli dari negari Paman Sam itu. "Saya belum cek," kata Ryamizard.

Dia hanya memastikan, pihak dalam negeri sudah memiliki puluhan kapal patroli buatan sendiri. Di antara puluhan kapal itu, ada sebagian yang sudah dipesan negara lain.

"Kita sudah membuat puluhan kapal ya, kapal patroli sudah kita buat," kata Ryamizard.

Untuk lebih memantapkan perkara pertahanan, Ryamizard akan mengikuti pertemuan dengan Menteri Pertahanan se-ASEAN. Bukan hanya soal pertahanan laut yang akan dibahas, namun juga seputar ISIS dan virus Ebola.

"Dalam waktu dekat, saya akan ikut pertemuan dengan Menhan Asia Tenggara," kata Ryamizard. (DETIK)

Helikopter untuk Misi Tempur Airbus Diterima Perwakilan RI

Untuk tahap awal, ada enam unit.
Penerimaan unit pertama rotorcraft EC725 di fasilitas Airbus Helicopters di Marignane, Prancis.
Penerimaan unit pertama rotorcraft EC725 di fasilitas Airbus Helicopters di Marignane, Prancis. (dokumentasi Maverick)
Airbus Helicopters menyerahkan unit pertama dari enam rotorcraft EC725 yang dipesan oleh Indonesia untuk misi pencarian dan penyelamatan tempur (CSAR). Pihak-pihak yang hadir di fasilitas Airbus Helicopters di Marignane, Prancis, untuk menerima helikopter tersebut meliputi anggota Kementerian Pertahanan Republik Indonesia, TNI Angkatan Udara, serta PT Dirgantara Indonesia (PTDI).
Presiden PTDI, Budi Santoso, Kamis 6 November 2014, menjelaskan bahwa helikopter bermesin ganda dengan bobot 11 ton tersebut akan dikirim kepada TNI Angkatan Udara pada pertengahan tahun 2015 setelah PTDI menyelesaikan pemasangan serta penyesuaian peralatan penunjang misi di pabriknya di Bandung, Jawa Barat.

"Kami sangat gembira menyambut kedatangan EC725 pertama dari Airbus Helicopters ini, yang memungkinkan kami merampungkannya dalam versi CSAR, untuk kemudian diserahkan kepada Angkatan Udara Indonesia," ujar Budi dalam keterangan tertulis yang disampaikan kepada VIVAnews.

Ia menambahkan, PTDI akan terus bekerja sama dengan Airbus Helicopters untuk memastikan bahwa sisa unit lainnya terkirim tepat waktu. Terutama mengingat kemungkinan adanya pesanan tambahan dari TNI AU berupa 10 unit EC725 guna melengkapi skuadronnya menjadi 16 helikopter.

Head of Region Airbus Helicopters untuk Asia Tenggara dan Pasifik, Philippe Monteux, menjelaskan bahwa saat digunakan oleh TNI AU, armada EC725 akan meningkatkan kemampuan layanan militer CSAR secara signifikan, berkat kinerja dan daya tahan yang sudah terbukti dari anggota terbaru Airbus Helicopters dalam keluarga helikopter Super Puma ini.

Integrasi dan penyelesaian peralatan misi untuk ke-enam EC725 ini akan menandai langkah baru kerja sama yang erat antara Airbus Helicopters dengan PTDI, yang mencakup kesepakatan industri strategis dan peran perusahaan Indonesia tersebut dalam rantai pasok global Airbus Helicopters.

Kerjasama dengan PT DI
TNI AU telah sejak lama mengoperasikan rotorcraft AS332 Super Puma dan SA330 Puma, dengan lisensi produksi PTDI sejak lebih dari 30 tahun yang lalu. Kemitraan antara PTDI dan Airbus Helicopters terus bertumbuh, sehingga PTDI menjadi pemasok utama tail boom dan rangka badan pesawat untuk EC225 dan EC725 sejak tahun 2008.

"Kerjasama Airbus Helicopters dengan PT Dirgantara Indonesia patut dicontoh. Pengiriman pertama rotorcraft EC725, dengan bagian-bagian penting yang pertama kali dibangun oleh PTDI, menekankan kemitraan kami yang terus berkembang, untuk memenuhi kebutuhan helikopter di Indonesia dan berkontribusi bagi kemajuan sektor kedirgantaraan," kata Monteux.

EC725 mulai beroperasi pada tahun 2005 dan telah menjadi pilihan pasukan militer Prancis, Brasil, Meksiko, Malaysia, Indonesia dan Thailand. Keandalan dan kemampuannya telah terbukti di wilayah krisis yang mencakup Lebanon, Afghanistan dan Mali, sekaligus mendukung peran Prancis selama operasi yang dipimpin oleh NATO di Libya. Misi yang dilakukan oleh EC725 mencakup pencarian dan penyelamatan tempur untuk operasi khusus, transportasi taktis dan evakuasi medis, serta berbagai peran dan fungsi maritim.

Airbus Helicopters, sebelumnya bernama Eurocopter, merupakan salah satu divisi Airbus Group, pelopor global dalam layanan kedirgantaraan dan pertahanan. Sebagai produsen helikopter terkemuka di dunia, Airbus Helicopters mempekerjakan lebih dari 23.000 orang di seluruh dunia. Dengan pangsa pasar 46 persen di sektor publik dan parapublik (sektor yang sebagian dikuasai negara), terdapat sekitar 12.000 helikopter yang dioperasikan oleh lebih dari 3.000 pelanggan di sekitar 150 negara.
Kehadiran Airbus Helicopters di pasar global ditandai dengan pusat layanan pelanggan di 21 negara, dan jaringan pusat layanan, fasilitas pelatihan, distributor dan agen bersertifikat di seluruh dunia.

Airbus Helicopters memiliki variasi helikopter sipil dan militer terlengkap di dunia; sepertiga armada sipil dan parapublik di seluruh dunia menggunakan produk Airbus Helicopters. Prioritas utama perusahaan adalah memastikan keamanan pesawat demi ribuan orang yang terbang lebih dari 3 juta jam per tahun.
 VIVA.co.id

Indonesia Tertarik Beli Pesawat Tempur Su-35

Indonesia Tertarik Beli Pesawat Tempur Su-35
Saat ini Indonesia memiliki 16 pesawat tempur Su-27SK/SKM dan Su-30 MK/MK2. Hingga 2024, akan ada delapan skuadron yang berisi 16 unit pesawat tipe “Su” per skuadronnya. Kemungkinan skuadron tersebut akan diisi oleh pesawat unggulan saat ini, yakni Su-35. Foto: Sukhoi.org
Opsi pembelian pesawat tersebut telah dibicarakan dalam pertemuan perwakilan Kementerian Pertahanan Indonesia Purnomo Yusgiantoro dengan Kepala Staf dan Komando Angkatan Udara Rusia pada pertengahan Januari lalu.

Kendaraan Perang Indonesia, Rasa Rusia

Yusgiantoro menyatakan bahwa keputusan akhir mengenai pembelian Su-35 masih belum ditetapkan. Komando Angkatan Udara Indonesia juga tengah mempertimbangkan alternatif lain untuk menggantikan pesawat F-5 yang dinilai sudah menua. Selain Su-35, AU RI juga sedang mempelajari pesawat tempur JAS 39 Gripen buatan Swedia, pesawat F-16 Fighting Falcon Block 60, F-15 Silent Eagle dan F/A-18 Super Hornet asal AS, serta pesawat Rafale asal Prancis. Namun, Su-35 merupakan pilihan utama dari daftar kandidat tersebut.

Generasi Kelima
Semua pesawat tempur yang ikut serta dalam tender adalah pesawat paling modern dalam aviasi militer dunia. Jika pesawat tempur Amerika, Prancis, Swedia merupakan perwakilan generasi "4+”, Su-35 bisa disebut sebagai pesawat tempur generasi “5-". Artinya, Su-35 memenuhi kriteria dan spesifikasi pesawat tempur generasi baru secara maksimal, seperti halnya pesawat tempur F-22 Raptor dan F-35. Su-35 tersebut kerap disandingkan sebagai pesaing utama pesawat tempur AS Raptor.
Biro Konstruksi Sukhoi dengan rendah hati mengategorikan pesawat Su-35 ini sebagai generasi “4++”, yakni pesawat yang lebih unggul dari generasi ke empat, namun belum menjadi generasi kelima. Padahal, banyak pesaing dunia yang menyebut Su-35 sebagai pesawat masa depan.

Lebih Unggul
Tak mudah bagi orang awam untuk membedakan pesawat Su-35 dari Su-27, ataupun Su-30MK. Namun sesungguhnya, terdapat perbedaan signifikan antara tiap pesawat tersebut. Skema aerodinamika fuselage (badan pesawat) Su-35 merupakan konfigurasi paling muktahir dibanding para pendahulunya. Su-35 juga memiliki bentuk yang lebih ramping (konfigurasi Kanard) dibanding Su-27, serta tidak memiliki kemudi horizontal bagian hidung pesawat seperti Su-30. Kemudi horizontal yang dibuat pada pesawat Su-30MKI oleh India dapat meningkatkan kemampuan manuver pesawat. Dengan dilengkapi mesin pesawat jet yang memiliki thrust vector control, pesawat Su-30 merupakan pesawat tempur terbaik di dunia.
TEKNOLOGI AVIASI RUSIA
TEKNOLOGI AVIASI RUSIA
 
Manuver udara Cobra Pugachev adalah gerakan pada saat pesawat menambah ketinggian dan pada momen tertentu pesawat tersebut berhenti dan menggantung di udara dengan bertumpu pada ekor (seperti bentuk kepala ular kobra), lalu hidung pesawat mulai menurun seperti halnya daun jatuh, sambil berputar kembali ke posisi semula. Manuver ini tidak dapat dilakukan oleh satupun pesawat tempur lain di dunia. Sukhoi juga mampu melakukan akselerasi dan berhenti seketika sambil mengangkat seluruh permukaan badan pesawat menghadap belakang. Dari posisi tersebut, pesawat Sukhoi dapat melanjutkan penerbangan mereka dengan kecepatan minimum. Bila hal itu dilakukan oleh pesawat tempur lain, kemungkinan mereka akan jatuh.
Kemampuan taktis tersebut digunakan oleh pilot-pilot asal India saat melakukan latihan bersama dengan AU AS serta negara-negara lain. Di salah satu latihan tersebut, pilot India dapat mengalahkan pilot AS  yang mengendarai F-15C/D Eagle. Setelah pelaksanaan latihan bersama itu, Jendral AS Hal Homburg yang merupakan Kepala Komando Pertahanan Udara Angkatan Udara AS, dipaksa untuk mengakui bahwa hasil latihan tersebut menjadi kejutan besar bagi para pilot Amerika. “Kami ternyata bukan yang paling unggul di seluruh dunia. Pesawat tempur Su-30 MKI lebih baik dibanding F-15C. Angkatan udara negara yang memiliki pesawat tersebut tentu lebih kuat dan dapat menjadi ancaman bagi keadidayaan Amerika di udara pada masa yang akan datang,” ujar Homburg.
Saat ini Indonesia memiliki 16 pesawat tempur Su-27SK/SKM dan Su-30 MK/MK2. Hingga 2024, akan ada delapan skuadron yang berisi 16 unit pesawat tipe “Su” per skuadronnya. Kemungkinan skuadron tersebut akan diisi oleh pesawat unggulan saat ini yakni Su-35.
Kemampuan super manuver Su-35 didapat dari mesin pesawat 117S. Mesin tersebut dikembangkan dari pendahulunya, yakni mesin tipe AL-31F yang dipasang pada pesawat Su-27. Namun mesin 117S memiliki kekuatan dorong yang lebih besar, yakni 14,5 ton, sementara pendahulunya hanya memiliki kekuatan dorong 12,5 ton. Mesin ini juga memiliki keunggulan berupa sumber energi yang lebih besar dan penurunan pemakaian bahan bakar. Hal tersebut membuat mesin ini tidak hanya mampu memberikan kecepatan yang tinggi dan super manuver, tetapi juga kemampuan untuk membawa persenjataan lebih banyak. Mesin tersebut akan dipasang pada pesawat tempur seri pertama T-50 nantinya.
Pilot uji coba Biro Konstruksi Sukhoi Sergey Bogdan mengatakan, pada saat penerbangan pertama Su-35, mereka ditemani oleh pesawat Su-30MK. Ini membuat mereka dapat membandingkan kemampuan mesin masing-masing pesawat. Pada saat penerbangan tersebut, Su-35 melakukan percepatan maksimum dalam moda tanpa pembakaran lanjut, sedangkan Su-30MK harus mengejarnya dengan menggunakan moda pembakaran lanjut karena beberapa kali tertinggal dari Su-35. "Ini merupakan keunggulan tersendiri bagi Su-35 yang dapat memberi keuntungan dan kemampuan lebih besar saat melakukan pertempuran di udara," tutur Bogdan.

Dibanding Su-27, kabin pesawat Su-35 tidak memiliki komponen analog dengan jarum penunjuk. Penunjuk analog tersebut digantikan oleh kristal cair berwarna. Petunjuk itu sama seperti televisi dalam mode Picture in Picture, yakni terdapat layar-layar yang menunjukkan semua informasi yang dibutuhkan oleh para pilot. Semua komponen hidrodinamika pengendali mesin penghasil tenaga digantikan dengan komponen elektronik. Para perancang pesawat mengatakan bahwa hal tersebut tidak hanya menghemat tempat dan beban pesawat, tetapi juga dapat membuat mesin pesawat tersebut bisa dikendalikan menggunakan kontrol jarak jauh. Itu berarti peran pilot sudah tidak dominan, karena komputer akan menentukan dengan kecepatan berapa dan moda mesin seperti apa yang akan digunakan untuk mengejar sasaran, serta pada momen apa saja pilot diizinkan menggunakan senjata.
Adapun mode penerbangan kompleks, seperti penerbangan di ketinggian yang sangat minim dengan relief permukaan yang berbukit, dapat dilakukan oleh pesawat Su-35. Selain itu, sistem komputer juga menjaga agar pilot menggunakan senjata tanpa membahayakan pesawat itu sendiri atau agar pesawat tidak lepas kendali. Su-35 juga dilengkapi dengan sistem radar Active Electronically Scanned Array muktahir milik T-50. Sistem radar serupa hanya dimiliki oleh pesawat F-22, dan kemungkinan juga akan dimiliki oleh Rafale. Berkat sistem radar tersebut, Su-35 dapat melihat semua hal yang ada di udara dan di darat dalam radius beberapa ratus kilometer. Su-35 dapat mengikat 30 sasaran sambil mengarahkan senjatanya pada sepuluh sasaran tersebut.

Komoditas Ekspor

Bangun Rel Kereta, Rusia Bantu Industri Batu Bara Kalimantan

Para pakar ahli yakin bahwa F-22 maupun T-50 tak akan menjadi komoditas ekspor. Harga satu unit Raptor mencapai 133,1 juta dolar AS, dan T-50 juga bukanlah pesawat murah. Adapun Su-35 yang merupakan generasi setelah “4+” ini dibanderol 30-38 juta dolar AS, yang menjadikan pesawat tersebut sebagai primadona ekspor berlabel “generasi 5-". Ini bukan hanya sebuah langkah pemasaran yang cantik, namun Su-35 memang dibuat untuk melampaui pesawat tempur generasi “4+” asal Eropa seperti Rafale dan Eurofighter 2000, serta pesawat tempur yang sudah dimodernisasi buatan Amerika yakni F-15, F-16, dan F-18. Selain itu, pesawat Su-35 juga mampu menandingi pesawat generasi kelima, seperti F-35 dan F-22A. Hal tersebut diakui oleh para pakar dunia Barat, berdasarkan data-data pemodelan komputer. Kemungkinan fakta inilah yang menarik perhatian badan militer Indonesia. (RBTH)

Friday 7 November 2014

AS Siap Bantu Berantas Pencurian Ikan

AS Siap Bantu Berantas Pencurian Ikan  
 
Jakarta-- Pemerintah Amerika Serikat menawarkan bantuan kerjasama pengawasan laut kepada pemerintah Indonesia. Hal tersebut bertujuan untuk meminimalisir aksi pencurian ikan ilegal yang terjadi di laut Indonesia.

"Kami terbuka dengan (kerjamasama) di bidang maritim. Saya sudah bertemu dengan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti dan akan membicarakan lebih lanjut," ujar Duta Besar Amerika Serikat Robert Blake di rumah dinasnya, Jakarta, Kamis (6/11) petang.

Blake menambahkan, sejauh ini sudah ada kerjasama yang dilakukan di antaranya membantu melindungi area-area kelautan yang menjadi bagian dari wilayah Indonesia. "Kerjasama terkait pengawasan laut, bagaimana melindungi laut dari illegal fishing," ujar mantan asisten Menteri Luar Negeri Amerika Serikat untuk urusan Asia Selatan dan Tengah ini.

Jika pemerintah setuju, Blake mengaku akan meminta bantuan dari Angkatan Laut Amerika Serikat untuk turut memantau praktik pencurian ikan ilegal. "Ada banyak yang akan bersinergi terutama soal militer," ujarnya.

Kerjasama bidang pendidikan maritim juga akan ditawarkan melalui American Indonesia Exchange Foundation (AMINEF). Direktur Eksekutif AMINEF Alan H. Feinstein mengaku siap memberikan rekomendasi bagi pegawai pemerintahan yang berminat menimba ilmu di bidang kemaritiman ke Amerika Serikat.

Ketahanan Pangan

Komitmen Amerika Serikat tersebut sesuai dengan salah satu visi Presiden Joko Widodo untuk meningkatkan ketahanan pangan dari sektor perikanan. Minimnya praktik pencurian ikan secara ilegal akan memberi kesempatan kepada nelayan lokal untuk mengembangkan cara penangkapan dan juga melakukan budidaya ikan.

"Ke depan perikanan tangkap sudah tidak sustainable, grafiknya sudah plato. Kita harus memajukan sektor budidaya juga," kata Sidrotun Naim, Pakar Perikanan Indonesia.

Untuk mengembangkan budidaya perikanan tersebut, Sidrotun menekankan perlunya pengembangan teknologi. "Harus ada unsur teknologi yang terintegrasi. Di sini pentingnya pendidikan untuk nelayan sehingga produksi bisa ditingkatkan untuk membantu memenuhi kebutuhan pangan," ujarnya. ( CNN Indonesia)

PT DI dan Honeywell Aerospace AS Teken MoU

PT DI dan Honeywell Aerospace AS Teken MoU Helikopter BO-105 buatan PT DI pada Indo Defence 2014 Expo.
 
Jakarta-- Produsen pesawat PT Dirgantara Indonesia menandatangani nota kesepahaman atau Memorandum of Understanding dengan Honeywell Aerospace asal Amerika Serikat, Jumat (7/11). MoU ini merupakan kerjasama bidang pertahanan antara PT DI sebagai Badan Usaha Milik Negara RI dengan pihak asing.

MoU yang ditandatangani Direktur Niaga dan Restrukturasi PT DI Budiman Saleh dan Presiden Honeywell Indonesia Alex J. Pollack tersebut terkait peningkatan kandungan lokal Indonesia pada produk Honeywell.

Budiman menyatakan PT DI berkomitmen untuk terus meningkatkan kandungan lokal pada produk-produknya sesuai amanat Undang-Undang. “Dengan menggunakan produk Honeywell Indonesia di pesawat PT DI, berarti jumlah peralatan yang dibuat di dalam negeri meningkat,” ujarnya booth Honeywell, Indo Defence 2014 Expo & Forum, JIExpo Kemayoran, Jakarta, Jumat (7/11).

Alex berharap penandatanganan MoU dengan PT DI dapat membuat kedua perusahaan bekerjasama lebih erat untuk mendukung pertahanan nasional RI.

Honeywell adalah penyedia avionik terpadu terkemuka di dunia. Perusahaan yang bermarkas di Phoenix, Arizona, AS, itu menyediakan solusi layanan untuk produsen pesawat, penerbangan bisnis, umum, militer, maupun luar angkasa. Ia pertama kali membuka fasilitas dirgantara di Indonesia pada Oktober 2005 di Pulau Bintan.

Sementara PT DI merupakan badan usaha milik Indonesia yang memiliki catatan cukup membanggakan. Pesawat CN 235-220 produksinya menjadi pesawat kepresidenan di beberapa negara. Pesawat ini pun telah diekspor ke delapan negara, yaitu Malaysia, Korea Selatan, Brunei Darussalam, Thailand, Pakistan, Uni Emirat Arab, Burkinafaso, dan Senegal.

CN 235-220 yang serbaguna menarik perhatian dunia karena memiliki ramp door dan pintu belakang lebar sehingga mampu mempermudah proses pengangkutan dan penurunan kargo. (CNN Indonesia)

Negara Lain Grogi dengan Indonesia

 
Kendari — Presiden Joko Widodo bercerita Indonesia kini sedang menjadi perhatian dunia karena potensi besar bangsa, terutama di sektor maritim. Dia menyebut sejumlah kepala negara antre untuk bertemu dengannya.
“Saya inikan pemain baru di APEC ya. Coba, yang namanya Presiden Putin (Vladimir Putin, Rusia) mau bertemu Presiden Jokowi. Dia yang mau ketemu loh, bukan saya,” ujar Jokowi saat memberikan sambutan dalam Kegiatan Alumni Gadjah Mada di Kendari, Sulawesi Tenggara, Kamis (6/11/2014).
Menurut Jokowi, kepala negara lain yang juga sudah meminta bertemu dengannya adalah Presiden Tiongkok Xi Jinping, Presiden Amerika Serikat Barack Obama, dan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe.
“Saya hanya berpikiran ini pasti urusan poros maritim dan tol laut. Wong menlu-nya ke sini cuman tanya itu kok, enggak ada yang lain. Ngomong ke sana ke sini, akhirnya itu lagi,” kata Jokowi.
Jokowi akan menghadiri forum internasional pertamanya, APEC Economic Leaders’ Meeting di Beijing, Tiongkok, pada 8-12 November 2014. Selain itu, ia juga akan hadir pada acara ASEAN Summit di Myanmar pada 12-14 November 2014.
Sesudah itu, akan melanjutkan perjalanannya dengan menghadiri G20 Leaders’ Summit di Brisbane, Australia, pada 15-16 November 2014. Sebelum melakukan lawatan luar negeri perdana itu, Jokowi telah bertemu dengan sejumlah menteri luar negeri negara sahabat.
Misalnya, Jokowi sudah bertemu dengan Menteri Luar Negeri AS John Kerry. Dia juga sudah bertemu dengan menteri luar negeri Jepang dan Tiongkok, serta utusan khusus Rusia. “Mereka semua bertanya poros maritim apa, tol laut apa? Feeling saya katakan, mereka sudah grogi duluan,” ungkap Jokowi, yang disambut tawa para alumnus UGM.
Dalam kesempatan itu, Jokowi menegaskan lagi soal komitmen pemerintahannya untuk fokus pada poros maritim ini. Dia mengatakan, konsep ini paling tepat bagi Indonesia, yang dua pertiga wilayahnya adalah laut dengan posisi geografis yang sangat strategis dan diperlukan oleh banyak negara.
“Sudah banyak yang ajak kerja sama dengan kita. Kayak Tiongkok, mereka punya jalur sutra abad ke-21. Kita punya poros maritim dunia dan tol laut. Bagaimana jika digabungkan?” cerita Jokowi soal pertemuannya dengan Menteri Luar Negeri Tiongkok Wang Yi. Pertemuan itu berlangsung di Jakarta, Senin (3/11/2014).
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu melanjutkan bahwa kerja sama boleh saja dilakukan dengan negara mana pun asalkan sama-sama menguntungkan. “(Saya katakan), ‘Jangan kamu untung, kami enggak’. Jadi, untung buat Tiongkok dan (untuk) Indonesia berapa? Saya to the point, enggak basa-basi ke mana-mana. Biar jelas,” ujar Presiden Jokowi. (Kompas.com)

Eli Gun Ramaikan Indo Defence 2014

 
Eli Gun PT DAT (photo: detik.com)
Eli Gun PT DAT

Jakarta – Perusahaan swasta Indonesia, PT Danan Armaments Technology (DAT) berhasil memproduksi senapan mesin helikopter. Prototype senapan mesin yang bernama Eli Gun ini dipamerkan dalam Indo Defence 2014 di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Jumat (7/11/2014). Menurut Direktur PT DAT, Dananjaya Trihardjo, senjata multi barrel itu mampu mengeluarkan 3000 amunisi dalam 1 menit.
“Kita kerjasama dengan perusahaan Italia. Eli gun ini dimaksudkan untuk keperluan militer, bisa diintergrasikan ke mobil militer, rantis, kapal perang, helikopter Bolco. Sedang diuji coba,” ujar Danan.
PT DAT pun sedang mengembangkan sendiri amunisi barrel dari senapan mesin ini dan satu negara dari Timur Tengah disebut Danan sudah melakukan pendekatan dan menunjukkan ketertarikan seriusnya.
“Ada negara dari Middle East mau beli 200 pucuk. Sudah sangat serius tertarik. Harga 1 pucuk ini lebih dari 150 ribu USD tapi nggak lebih mahal dari 300 ribu. TNI malah belum,” kata Danan.
Meski TNI belum tertarik membeli Eli Gun, Danan mengatakan ada rencana kerjasama antara PT DAT dengan TNI untuk chasis senapan sniper. PT DAT berhasil membuat chasis yang terbuat dari alumunium dan bisa mengakomodir beberapa penambahan untuk senapan.
“Kita akan kerjasama dengan pemerintah tapi kita masih akan menyempurnakan. Ini kita sudah tes juga, bahannya pakai alumunium. Lebih enteng dari senjata yang lain. Chasis kita bisa akomodir night vision, termal, lampu. Punya sistem chasis yang bisa menyatu dengan Balistik eksterior,” Danan menjelaskan.
DAT akan membuat sebuah eksterior untuk meletakan gadget seperti komputer kecil atau ponsel canggih. Gunanya, gadget tersebut akan dimasukkan software dari DAT yang terintergrasi dengan chasis dan berfungsi pada kearutan tembakan sniper.
“Kan setiap tempat beda, bagaimana arah anginnya, kondisi wilayahnya, dan sebagainya. Jadi nanti ada penghitungannya dengan software itu. Nanti senapan TNI bisa kita upgrade dengan ini,” tutur Danan.
“Untuk chasis ini kita dapat pesanan dari Itali. Dibeli 100 pucuk oleh perusahaan Italia untuk keperluan goverment Italia,” pungkasnya. (Detik.com)

2022, Indonesia Punya Jet Tempur Super Sonic Pertama Buatan Anak Negeri

Jakarta - Setelah salah satu produknya dijadikan pesawat kepresidenan 3 negara asing, PT Dirgantara Indonesia (Persero) akan membuat pesawat jet tempur super sonic.Proyek ini bekerja sama dengan Korea Selatan.

"Jet tempur ini kodenya IF-X dan KF-X sekarang sedang proses Engginering-Manufacturing-Development (EMD). Ini yang bakal menjadi tulang punggung TNI AU," ungkap Kepala Pengembangan Bisnis PT DI, Ade Yuyu Wahyuna, Jumat (7/11/2014).

Hal tersebut diungkap Ade di stan PT Dirgantara Indonesia (DI) dalam pameran Indo Defence 2014 Expo&Forum yang digelar di JIExpo Kemayoran, Jakpus. Ade menyatakan, jet tempur super sonic pertama di Indonesia tersebut diharapkan bisa selesai pada tahun 2022 mendatang.

"Lima dari enam prototype yang akan dikerjakan di Korea Selatan, yang satu akan di reassembly di Indonesia. Itu karena perjanjian kerjasamanya 80 persen Korea Selatan, 20 persen Indonesia," kata Ade.

Menurut Ade, nantinya jet tempur itu akan berbeda dengan jet tempur lainnya seperti F16, Sukhoi, dan F5 Tiger. Pasalnya IF-X dan KF-X dibuat sesuai untuk kondisi wilayah Indonesia yang luas. Pesawat dengan 2 mesin ini pun sudah dipesan TNI AU sebanyak 50 unit.

"Alasannya wilayah kita sangat luas, namun jumlah base-base sedikit dan jauh-jauh. TNI AU sudah minta 50 unit langsung," pungkasnya.

Menhan Prioritaskan Kenaikan Anggaran TNI AL


Menhan Prioritaskan Kenaikan Anggaran TNI AL KRI melintas saat HUT TNI ke-69. Pemerintah Jokowi memprioritaskan anggaran pertahanan untuk TNI Angkatan Laut. 
 
Jakarta, TNI Angkatan Laut mendapat prioritas tambahan anggaran dari Kementerian Pertahanan. Ini sesuai dengan visi maritim Jokowi, termasuk dengan memperkuat pertahanan RI di laut.

“Sementara (prioritasnya) di Angkatan Laut, karena Pak Jokowi concern di laut,” kata Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu usai mendampingi Jokowi berkeliling Indo Defence 2014 Expo & Forum di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Jumat (7/11).

Jokowi punya pesan khusus soal laut ini. “Tol laut dan alur perairan harus diamankan,” ujar Ryamizard. Tol laut bukanlah membangun jalan tol di atas laut, melainkan istilah bagi penyediaan sistem distribusi logistik menggunakan kapal besar yang menghubungkan pelabuhan-pelabuhan di jalur utama Nanggroe Aceh Darussalam, Jakarta, Surabaya, Nusa Tenggara, Maluku, sampai Papua.

Konsep tol laut membutuhkan pengembangan kapasitas pelabuhan kecil menjadi pelabuhan besar. Sementara distribusi barang dari pelabuhan utama akan dilakukan menggunakan kapal kecil, kereta api, dan transportasi darat.

Tol laut diharapkan dapat mempercepat pemerataan ekonomi Indonesia. Tol laut juga diharapkan bisa menjadi alternatif pengiriman barang melalui jalan darat yang kini semakin macet, sehingga biaya logistik lebih murah.


Terkait Indo Defence Expo yang ia hadiri, Jokowi mengutarakan kekagumannya kepada Ryamizard. “Dia bilang, kalau bisa kita buat ini semua (alutsista yang dipamerkan),” ujar Menhan menirukan ucapan Jokowi.

“Saya bilang, 'Bisa Pak Presiden. Kemauan ada, tinggal duitnya saja',” kata Ryamizard lagi.

Soal anggaran pertahanan, Jokowi menargetkan mendorong pertumbuhan ekonomi RI untuk meningkatkan anggaran pertahanan. “Kalau pertumbuhan ekonomi kita tumbuh di atas 7 persen, anggaran pertahanan kita bisa tiga kali lipat dari yang sekarang. Kalau tidak, ya dari mana anggarannya?” kata Jokowi.

Alat utama sistem senjata yang dibidik Jokowi saat ini, sesuai visi maritimnya, adalah kapal patroli. Menurut Jokowi, kapal patroli RI amat kurang dan perlu ditambah untuk mengawasi lalu-lintas berbagai jenis kapal yang setiap hari melewati perairan Indonesia. (CNN Indonesia)

Indonesia-Turki Kembangkan Tank Bersama


Indonesia-Turki Kembangkan Tank Bersama Pekerja melewati kendaraan tempur Tank AMX-13 di pabrik PT Pindad, Bandung, Jawa Barat, Sabtu 27 September 2014.
 
 Jakarta, Kerja sama antara Indonesia dengan luar negeri di bidang pertahanan terus berkembang. Selain ditanda tanganinya MoU antara PT Dirgantara Indonesia dengan Honeywell, Indonesia kembali meneken MoU Government to Government dengan Turki.

Indonesia diwakili oleh Pindad sedangkan Turki oleh FNSS. MoU ini terkait pembuatan dan pengembangan medium tank di Indonesia.

MoU ini ditandatangani oleh Ses Ditjen Potensi Pertahanan Kementerian Pertahanan Brigjen TNI Santoso dengan Head of International Cooperation Departement of SSM Ministry of Defence Turkey Abdullah Erol Aidin.

"Penandatanganan MoU dengan Turki ini dalam konteks pembuatan dan pengembangan medium tank. Kemudian tadi juga sudah melaporkan dari masing-masing negara,” ujar Dirjen Pothan Kemhan Timbul Siahaan di JIExpo, Jakarta, Jumat (7/11).

Tak hanya itu, kerjasama pun telah dimulai dengan PT LEN utnuk pengembangan alat komunikasi perbatasan untuk menjaga seluruh wilayah perbatasan NKRI.

Lebih lanjut, kata Timbul, pada dasarnya MoU ini adalah pengembangan dari basic design yang telah dimiliki oleh Pindad. Oleh sebab itu, langkah selanjutnya yang emreka ambil adalah melakukan kerja sama seperti TOT yang mampu mendorong kemandirian dari Pindad untuk dapat memenuhi kebutuhan Indonesia.

Bentuk kerja sama ini pun akan dilakukan selama tiga tahun kedepan yang diawali dengan dua prototype medium tank. Medium tank ini akan disesuaikan dengan kondisi lapangan di Indonesia seperti yang mampu berada di rawa dan laut. Beratnya sendiri sekitar 20-40ton, dan di lengkapi dengan canon berkaliber 90-105 mm.

"Spesifikasinya sendiri kami belum bisa menjelaskan lebih lanjut, yang pasti kami akan bentuk seperti aoa yang TNI inginkan," ujar Nail Kurt, CEO FNSS. (CNN Indonesia)

Pemerintah akan sempurnakan sanksi pelanggaran udara


Pemerintah akan sempurnakan sanksi pelanggaran udara
Menhan Ryamizard Ryacudu
Jakarta - Pemerintah akan menyempurnakan pemberian sanksi bagi pesawat asing yang melakukan pelanggaran batas wilayah udara Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

"Kita akan kumpul dulu, bicarakan dulu. Kalau sudah sepakat baru kita sampaikan ke presiden. Kita berlakukan, kita sampaikan ke negeri tetangga kalau pelanggaran seperti itu dendanya segini," kata Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu saat mendampingi Presiden Joko Widodo meninjau Pameran Industri Pertahanan Indo Defence Expo dan Forum, di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Jumat.

Menurut dia, Presiden Jokowi sudah meminta agar wilayah Indonesia diamankan, termasuk pengamanan alurlaut kepulauan Indonesia (ALKI).

"Jadi istilahnya, sebuah rumah maka pintu-pintunya harus diamankan," katanya.

Sebelumnya, Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko menegaskan sanksi hukum yang diberikan kepada pesawat-pesawat asing yang melanggar wilayah udara Indonesia tak sebanding dengan biaya yang dikeluarkan negara untuk mengerahkan pesawat tempur milik TNI Angkatan Udara.

"Setidaknya butuh dana sebesar Rp 400 juta untuk pesawat Sukhoi agar bisa terbang selama satu jam. Kemudian setelah berhasil dipaksa mendarat, pesawat-pesawat asing tersebut hanya diharuskan membayar denda sebesar Rp60 juta," kata Panglima TNI saat mengunjungi pameran Indo Defence Expo 2014, di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Kamis.

Ia menilai sanksi yang diberikan tak memberikan efek jera. Oleh karena itu, pihaknya meminta agar pemerintah segera melakukan perubahan UU No 1 tahun 2009 soal penerbangan. Bahkan dirinya berharap TNI bisa diberi kewenangan dalam hal penindakan.

"Undang-undangnya harus diperbaiki. Kalau untuk penegakan, biar diserahkan ke TNI. Kami akan tindak tegas itu," kata Moeldoko.

Tidak hanya itu, Moeldoko juga menyarankan setiap pelaku pelanggar wilayah udara Indonesia bisa dihukum lebih berat. "Ya dimasukkan penjara. Itu harus," tutur Moeldoko.

Oleh karena itu, Panglima TNI mengaku siap bertemu dan menyampaikan usulannya terkait perubahan undang-undang itu ke komisi I DPR.

"Begitu saya ada kesempatan, akan saya sampaikan. Ini sangat penting untuk jadi atensi besar," ujar mantan Pangdam Siliwangi tersebut.

TNI Angkatan Udara menginginkan untuk memiliki kewenangan menyidik karena saat ini TNI AU hanya berwenang melakukan penyergapan atau intersepsi terhadap pesawat asing yang masuk tanpa izin.

"TNI AU kalau bisa dijadikan sebagai penyidik. Karena yang mengerti apa yang dikeluarkan negara dalam menggerakkan pesawat tempur adalah TNI AU. Jadi, nanti akan terakumulasi secara hukum yang benar," kata Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Ida Bagus Putu Dunia, di sela-sela kunjungan salah satu stand Pameran Industri Pertahanan Indo Defence Expo dan Forum 2014, di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Rabu (5/11).

TNI AU mempermasalahkan banyaknya biaya negara yang harus dikeluarkan setiap kali melakukan penyergapan pesawat asing. Untuk menggerakkan pesawat tempur Sukhoi saja minimal Rp100 juta dalam satu jam terbang. Sementara denda yang diberikan hanya Rp60 juta.

"Sehingga sangat rugi bagi TNI AU untuk biaya operasi Sukhoi yang besar," kata KSAU.

Dikatakannya, berdasarkan UU Nomor 34 Tahun 2004 tentang TNI, TNI AU berwenang untuk menyidik terkait pertahanan udara. "TNI AU juga bertugas melaksanakan penegakan hukum. Jadi, berdasarkan UU, tugas penegakan hukum adalah TNI AU," katanya.

Kewenangan penyidikan saat ini ada di Kementerian Perhubungan. Sedangkan TNI AU melalui Komando Pertahanan Udara Nasional (Kohanudnas) hanya berwenang menangkap pesawat yang melintah wilayah udara Indonesia.

Pesawat jenis Gulfstream IV dengan Nomor HZ-103 berangkat dari Singapura menuju Darwin Australia sebelum menuju tujuan akhir Brisbane tersebut sempat mencoba melarikan diri.

Dengan cepat dua pesawat Sukhoi Su-30 MK2 dengan call sign Thunder Flight disiapkan dengan bahan bakar penuh dan amunisi lengkap, termasuk rudal udara ke udara canggih R-73 Archer untuk menyergap sasaran.

Thunder Flight terdiri dari 2 Su-30 yang dipiloti Letkol Pnb Vincent/Mayor Pnb Wanda dan Letkol Pnb Tamboto/ Mayor Pnb Ali dalam waktu singkat melaksanakan Scramble dan Take Off tepat saat pesawat asing melintas meninggalkan wilayah udara Kalimantan menuju selatan Makasar.

Pesawat Gulfstream yang terbang tinggi pada ketinggian 41 ribu kaki nampaknya mengetahui jika dikejar dan meningkatkan kecepatan semula dari kecepatan jelajah 0.74 Mach (700 kmpj) menjadi 0.85 Mach (920 kmpj). Namun, Sukhoi mengejar dengan kecepatan suara yaitu antara 1.3--1.55 Mach (1400- 1700 kmpj).

Thunder Flight melaksanakan pengejaran sampai melewati Eltari, Kupang dan berhasil mendekati pesawat tersebut dan dapat melaksanakan komunikasi dengan radio di sekitar 85 Nm atau 150 km dari Kupang serta sudah mendekati perbatasan wilayah udara Timor Leste.

Crew pesawat Gulfstream IV cukup komunikatif saat diperintahkan oleh Thunder Flight untuk berbelok ke kanan menuju Lanud Eltari Kupang. Akhirnya pukul 13.25 WIT pesawat Gulfstream IV yang diketahui dari Saudi Arabia tersebut landing di Lanud Eltari menyusul pada pukul 13.32 WIT kedua pesawat Su-30 MK2 juga landing di Lanud Eltari.

Pesawat dipaksa mendarat karena awaknya harus diperiksa oleh personel TNI AU, karena masuk wilayah udara Indonesia tanpa izin lengkap berupa dokumen Flight Clearance untuk memasuki wilayah kedaulatan Indonesia. (ANTARA News)

Panglima TNI Coba Peluru Kendali di Indo-Defence Expo



Panglima TNI Jenderal Moeldoko mengunjungi stand pameran industri pertahanan, Indo-Defence Expo dan Forum di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Kamis 6 November 2014.

Dalam pameran itu, Moeldoko yang baru tiba di tanah air usai kunjungan kerja dari Brunei Darussalam menjadi sorotan semua perusahaan persenjataan baik dalam maupun luar negeri yang mengikuti ajang tersebut.

Pantauan VIVAnews, Moeldoko tiba di hall D JIExpo didampingi Kepala Pusat Penerangan TNI Mayjen Fuad Basya dan Ketua Pelaksana Indo-defence dari Kementerian Pertahanan, Bigjen Zainal Arifin.
Melihat kedatangan Moeldoko, sejumlah orang dari perusahaan industri pertahanan antre berbincang dengan Moeldoko. Mereka meminta panglima mengunjungi stand mereka.

Pertama, Moeldoko mengunjungi stand TNI AD dan Mabes TNI. Kemudian mantan Kepala Staf Angkatan Darat itu berkunjung ke stand Lockheed Martin, perusahaan milik Amerika yang membuat misil, peluru kendali.
  • Indonesia dan Korsel Garap Proyek Alutsista
Dia juga sempat mencoba simulasi peluru kendali GM Jevelin Heat yang seolah-olah menembak kapal musuh yang terlihat di layar monitor.

Moeldoko juga melihat roket pabrikan Brahmos, perusahaan India yang joint dengan Rusia. Moeldoko cukup lama menghabiskan waktu untuk mengeliling pameran tersebut. Sejak pukul 13.30 hingga pukul 15.30 WIB.

"Banyak stand-nya, semuanya minta didatangi," kata Moeldoko. (VIVA.co.id)

Komponen pesawat tempur juga harus dibuat di Indonesia


Komponen pesawat tempur juga harus dibuat di Indonesia
JAS 39E Gripen dari SAAB, Swedia, dalam satu penerbangan. Semua sistem peluru kendali dan bom konvensional pun bom cerdas standar NATO bisa dioperasikan dari pilot-pilotnya. Kepada Thailand, SAAB memberi keleluasaan memproduksi komponen dan pengembangan sistem sebagai bagian dari transfer teknologi.
... perakitan akhirnya harus di Indonesia... "
Jakarta - Indonesia mengajukan syarat khusus terhadap setiap pembelian pesawat tempur dari luar negeri, kata Direktur Utama PT Dirgantara Indonesia, Budi Santoso, di Jakarta.

"Kalau mau jual pesawat ke Indonesia jangan cuma menjual unitnya saja, tapi perakitan akhirnya harus di Indonesia," kata dia, Kamis.

Di Asia, adalah India, salah satu negara yang mampu menekan pabrikan sehingga komponen dan perakitannya dilakukan di negara pembeli itu. India membeli 178 unit Dassault Rafale dari Dassault Aviation (Prancis), dengan hanya 28 unit dibangun di Prancis dan sisanya di India.

Namun di balik itu, tradisi manufaktur produk teknologi tinggi dan tradisi kedirgantaraan India sudah berjalan lama secara berkesinambungan dan diakui dunia. India juga memiliki pabrikan-pabrikan pesawat terbang dan komponen pesawat terbang di negaranya.

Menurut Santoso, dengan proses perakitan di Indonesia maka peluang mempelajari teknologi pesawat dapat dilakukan secara baik, sehingga mampu mematangkan kemandirian pertahanan Indonesia. Juga untuk memudahkan perawatan dan pemeliharaan pesawat tempur itu.

"Pokoknya buat pabrik perakitannya di Indonesia, di manapun silahkan. Tidak harus di PT DI," kata Santoso, menjelaskan.

Indonesia tengah menentukan calon pengganti F-5E/F Tiger II dari Skuadron Udara 14 TNI AU, yang telah hadir sejak dasawarsa '80-an. Sejauh ini, tiga besar calon pengganti telah masuk daftar untuk di-"peras" lagi menjadi hanya satu kandidat.

Ketiga pesawat tempur itu adalah Sukhoi Su-35 Flanker (Rusia/Rosoboronexport), JAS-39 Gripen (SAAB/Swedia), dan F-16 Block 52+ Fighting Falcon (General Dynamics/Amerika Serikat). Sebelumnya, McDonnel-Douglas F-18 Hornet (Amerika Serikat) dan Dassault Rafale (Dassault Aviation/Prancis) juga masuk dalam daftar awal itu.

Belakangan, Eurofighter Typhoon dari konsorsium Eurofighter (Jerman, Italia, Inggris, dan Spanyol), mencoba peruntungan menjadi pengganti F-5E/F Tiger II itu. Tim pemasaran dan teknis didatangkan secara khusus ke Jakarta sebagai bagian Eurofighter dalam kesertaannya di Indo Defence 2014. (ANTARA News)

armada untuk patroli wilayah laut RI masih kurang

Aparat TNI AL Lantamal III mencoba kapal patroli keamanan laut di Pondok Dayung, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Senin (03/02/2014).
Aparat TNI AL Lantamal III mencoba kapal patroli keamanan laut di Pondok Dayung, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Senin (03/02/2014).
 - Presiden Joko Widodo mengaku jumlah kapal patroli untuk mengawasi wilayah laut Indonesia masih kurang. Oleh sebab itu, dia berjanji akan menambah jumlah kapal patroli tersebut.

Hal itu disampaikan mantan Gubernur DKI Jakarta itu di sela pameran Indo Defence di Jakarta International Expo Kemayoran, Jakarta Pusat pada hari Jumat, 7 November 2014. Menurut pria yang akrab disapa Jokowi itu, kebutuhan penambahan kapal patroli telah disampaikan kepada DPR.

"Kalau enggak, bagaimana kita mau mengendalikan 5.400 kapal yang lalu lalang dan banyak yang tidak jelas tujuannya dibanding yang jelas," kata dia.

Namun, dia mengingatkan untuk menambah kapal patroli tentu membutuhkan anggaran. Oleh sebab itu, Jokowi berharap pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa terus meningkat dan sesuai targetnya yakni 7 persen.
"Kalau pertumbuhan ekonomi bisa di atas tujuh persen, mak anggaran pertahanan bisa ditingkatkan hingga tiga kali lipat dari yang ada saat ini. Kalau pertumbuhan ekonomi bagus, tentu itu akan mempengaruhi jumlah peneriman negara yang ujung-ujungnya sebagian akan dipakai untuk kepentingan pertahanan kita," ujarnya.

Dengan adanya banyak kapal patroli, maka dapat mewujudkan sebagian dari poros kemaritiman yang selama ini didengungkan Jokowi.

Di pameran Indo Defence, Jokowi meninjau ke berbagai stand, di antaranya milik Korea Selatan dan PT Dirgantara Indonesia (DI). Pameran ini diikuti oleh 30 negara dan berlangsung sejak tanggal 5 November hingga 8 November 2014. (ita)


VIVA.co.id

TNI AD Terima Heli Serang Ecureuil/Fennec

 
fen2
Jakarta – Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI AD) mulai menerima kedatangan 12 helikopter ringan seri Ecureuil/Fennec dari Airbus Helicopters yang akan membekali TNI AD dengan kemampuan canggih dalam misi penyerbuan.
Hingga 2016, TNI AD dijadwalkan akan menerima enam heli bermesin tunggal dan enam heli bermesin ganda.
“Pengiriman ini sejalan dengan tanggung jawab kami kepada pemerintah Indonesia untuk mengembangkan sistem pertahanan secara lokal guna meningkatkan kemampuan pertahanan negara,” kata Presiden PT Dirgantara Indonesia Budi Santoso dalam rilis yang diterima ANTARA News, Kamis.
Sebanyak 12 helikopter rotorcraft dari seri Ecureuil/Fennec tersebut akan membentuk skuadron serang ringan TNI AD. Berdasarkan kesepakatan industri strategis antara Airbus Helicopters dengan PT Dirgantara Indonesia, peralatan misi untuk armada tersebut – termasuk senapan mesin dan peluncur roket – akan dipasang oleh PT Dirgantara Indonesia di pabriknya di Bandung.
Fennec –versi militer dari seri helikopter Airbus Ecureuil yang telah dikenal luas– telah banyak menjalankan misi tempur, dukungan udara, pelacakan, pengawalan dan pelatihan di seluruh dunia, termasuk Asia.
Seri yang terdiri atas tipe mesin tunggal dan ganda yang memiliki kemampuan adaptasi ini, menggabungkan kemampuan serang ringan yang dahsyat dengan rangka badan dan solusi sistem misi yang hemat biaya.
“Keputusan Indonesia untuk meggunakan Fennec menunjukkan kesesuaian seri ini bagi pengoperasian di berbagai macam kondisi. Fennec memiliki kemampuan manuver yang tinggi dengan platform yang lincah, serta sulit dideteksi,” ujar Head of Region Airbus Helicopters untuk Asia Tenggara dan Pasifik Philippe Monteux.
Pembelian Fennec oleh TNI Angkatan Darat ini dilakukan menyusul pembelian enam buah helikopter EC725 oleh Angkatan Udara Indonesia pada 2012. Di kawasan Asia Tenggara dan Pasifik, Royal Thai Army juga memesan delapan buah Fennec untuk misi pengintaian pada 2011.
PT Dirgantara Indonesia telah menjalin kemitraan dengan Airbus Helicopters selama hampir 40 tahun. Airbus Helicopters adalah kontraktor utama bagi pemerintah Indonesia dalam menyediakan layanan lengkap, mulai dari penjualan, kustomisasi dan penyelesaian, hingga pengiriman dan layanan purna jual untuk semua produk rotorcraft Airbus Helicopters.
PT Dirgantara Indonesia juga merupakan bagian dari rantai pasok Airbus Helicopters, yang memroduksi tail boom dan merakit rangka badan untuk helikopter seri EC225 dan EC725 untuk pasar global.(Antara).

Unit Perdana Helikopter SAR Tempur EC725 Cougar TNI AU Diserahkan Ke PT Dirgantara Indonesia

cougar
Airbus Helicopters di Marignane, Perancis telah menyerahkan helikopter pertama dari enam unit rotorcraft EC725 yang dipesan oleh Indonesia untuk misi Combat SAR(CSAR) atau SAR Tempur Paskhas. Penyerahan ini dilakukan oleh Airbus Helicopters ke pihak PT Dirgantara Indonesia (DI). Dalam transaksi pembelian, PT DI akan berperan untuk menyelesaikan pemasangan serta penyesuaian peralatan penunjang misi di pabriknya di Bandung, Jawa Barat.
Penyerahan unit perdana EC725 Cougar pesanan TNI AU di hadiri anggota Kementerian Pertahanan RI, TNI AU serta perwakilan PT DI. Menurut jadwal yang telah disepakati, helikopter bermesin ganda dengan bobot 11 ton ini akan diserahkan ke pihak TNI AU pada pertengahan tahun 2015. “Kami akan terus bekerja sama dengan Airbus Helicopters untuk memastikan bahwa sisa unit lainnya terkirim tepat waktu, mengingat kemungkinan adanya pesanan tambahan dari TNI AU berupa 10 unit EC725 guna melengkapi skuadronnya menjadi 16 helikopter,” ujar Presiden PTDI, Budi Santoso
TNI AU terbilang familiar mengoperasikan helilopter di dalam keluarga Puma, seperti pada seri AS332 Super Puma dan SA330 Puma, dengan lisensi produksi PT DI sejak lebih dari 30 tahun yang lalu. EC725 Cougar mulai beroperasi pada tahun 2005 dan telah digunakan oleh Perancis, Brazil, Meksiko, Malaysia, dan Thailand. Heli tempur ini sudah battle proven dalam beberapa aksi tempur di Lebanon, Afghanistan dan Mali, sekaligus mendukung peran Prancis selama operasi yang dipimpin oleh NATO di Libya. (HANS)(http://indomiliter.com)

Thursday 6 November 2014

5 Fakta senjata Pindad untuk Kopassus yang gegerkan dunia

5 Fakta senjata Pindad untuk Kopassus yang gegerkan dunia

Indo Defence Expo 2014. 

Merdeka.com - PT Pindad adalah perusahaan alutsista milik Pemerintah Indonesia. Hampir sebagian besar alutsista produksi Pindad digunakan oleh Tentara Nasional Indonesia (TNI).

Varian produk alutsista yang mampu dibuat oleh Pindad berupa pistol, senapan sampai kendaraan tempur. Kualitas produk industri pelat merah ini pun sudah diakui dunia.

Tak hanya itu, senjata buatan Pindad senapan sniper SPR 2 yang dipakai Kopassus menjadi buah bibir di dunia internasional. Ternyata, senapan sniper canggih ini tak bisa dibuat oleh sembarang negara.

Berikut fakta-fakta senjata Pindad untuk Kopassus yang gegerkan dunia, seperti dihimpun merdeka.com, Jumat (7/11):

1.
Kurang dari 4 negara yang mampu buat


5 Fakta senjata Pindad untuk Kopassus yang gegerkan dunia
 
 PT Pindad memproduksi senapan sniper SPR 2. Ternyata, jenis senapan yang juga dipakai Kopassus ini cuma mampu diproduksi oleh segelintir negara di dunia.

"Di dunia kurang dari 4 negara yang mampu buat. Itu Amerika dan Eropa, gak enak kita sebut namanya dia di sini juga," kata kadep komunikasi Pindad Sena Maulana di JIExpo Kemayoran Jakarta, Rabu (5/11).

Dia mengungkapkan senapan sniper SPR 2 tergolong besar dikelasnya. SPR 2 memiliki amunisi kaliber 12,7 milimeter.

"Senapan ini tergolong besar dengan kaliber 12,7 milimeter. Di pasaran biasanya cuma 5,62 milimeter," terang dia.

2.
Jangkauan tembak ribuan meter
 
5 Fakta senjata Pindad untuk Kopassus yang gegerkan dunia
 

Kopassus dilengkapi senjata senapan sniper SPR 2 buatan PT Pindad. Senjata ini memiliki jangkauan target mencapai ribuan meter.

"Senapan SPR 2 ini jangkauannya sampai 2 km. Tetapi jarak efektifnya 1 km," kata kadep komunikasi Pindad Sena Maulana di JIExpo Kemayoran Jakarta, Rabu (5/11).

Dia menyatakan sedikit sniper buatan luar negeri yang mampu bersaing dengan SPR 2. Kebanyakan sniper buatan luar negeri jangkauan targetnya di bawah SPR 2.

"Sainganya itu sniper black arrow dan truvellow. Keduanya di bawah SPR 2 jangkauannya," terang dia.

3.
Amunisi menembus, membakar, & meledak di dalam target

5 Fakta senjata Pindad untuk Kopassus yang gegerkan dunia
 
 - Senapan sniper SPR 2 buatan PT Pindad memiliki banyak sekali kelebihan. Senjata yang saat ini dipakai Kopassus ini amunisinya memiliki sifat yang terbilang istimewa.

"Waktu mengenai target amunisinya bisa memberi 3 efek sekaligus. Menembus, membakar dan meledak di dalam target dalam satu waktu," kata kata kadep komunikasi Pindad Sena Maulana di JIExpo Kemayoran Jakarta, Rabu (5/11).

Tak hanya itu, kata dia, senapan sniper SPR 2 tergolong besar dikelasnya. SPR 2 memiliki amunisi kaliber 12,7 milimeter.

"Senapan ini tergolong besar dengan kaliber 12,7 milimeter. Di pasaran biasanya cuma 5,62 milimeter," terang dia.



4.
Peluru mampu tembus tank

 5 Fakta senjata Pindad untuk Kopassus yang gegerkan dunia

Jenis peluru senapan sniper SPR 2 buatan PT Pindad ditakuti banyak negara. Peluru ini mampu menembus kendaraan lapis baja sekalipun.

"Amunisinya 12,7 mm anti material. Jenis pelurunya paling ditakuti karena bisa menembus tank dan kendaraan lapis baja," kata kadep komunikasi Pindad Sena Maulana di JIExpo Kemayoran Jakarta, Rabu (5/11).

Masih menurutnya, senapan sniper SPR 2 ini berawal dari sniper SPR 2 buatan luar negeri milik TNI yang tak berani diuji coba. Kemudian Pindad berusaha menguji dan akhirnya membuat sendiri.

"Tahun 2003, TNI punya 3 pucuk dari negara lain tapi gak berani uji karena berat dan besar. Akhirnya kita uji bareng-bareng lalu kita buat sendiri tahun 2006, itu awalnya," pungkas dia.



5.
Buat gempar dunia sniper internasional
 
5 Fakta senjata Pindad untuk Kopassus yang gegerkan dunia

PT Pindad memproduksi senapan sniper SPR 2 untuk digunakan Kopassus. Senjata ini pun mengundang decak kagum dunia.

"Kita sedang bikin 150 pucuk (senapan SPR 2) buat Kopassus. Dunia sniper internasional sudah langsung gempar, bagaimana kalau lebih?" kata kadep komunikasi Pindad Sena Maulana di JIExpo Kemayoran Jakarta, Rabu (5/11).

Selain menciutkan nyali, menurutnya kemampuan Pindad itu membuat beberapa negara pun kepincut ingin memiliki. Saat pameran senjata 2014 (Indo Defence) kali ini banyak negara yang ingin melihat dari dekat senapan tersebut.

"Orang-orang asing juga langsung lihat ke sini. Mereka sudah denger ini, kita mampu membuat," terang dia.

Merdeka.com 

Pindad produksi 150 senapan SPR 2 buat Kopassus, dunia gempar

Pindad produksi 150 senapan SPR 2 buat Kopassus, dunia gempar
Panglima TNI Jenderal Moeldoko inspeksi seluruh kesatuan.

 PT Pindad mampu membuat senapan sniper SPR 2 yang membuat dunia militer internasional kaget. Pasalnya, senapan ini mampu menjangkau target dengan jitu dalam jarak lebih dari 2 km.

"Kita sedang bikin 150 pucuk (senapan SPR 2) buat Kopassus, dunia sniper internasional sudah gempar. Senapan SPR 2 ini jangkauannya sampai 2 km," kata kadep komunikasi Pindad Sena Maulana di JIExpo Kemayoran Jakarta, Rabu (5/11).

Menurutnya jenis peluru senjata sniper SPR 2 ditakuti banyak negara. Peluru ini mampu menembus kendaraan lapis baja sekalipun.


"Pelurunya 12,7 mm anti material, jenis pelurunya paling ditakuti karena bisa menembus tank dan kendaraan lapis baja. Peluru ini dapat menembus baja lalu terbakar dan meledak di dalam," terang dia.

Masih menurutnya, senapan sniper SPR 2 ini berawal dari sniper SPR 2 milik TNI yang tak berani diuji coba. Kemudian Pindad berusaha menguji dan akhirnya membuat sendiri.

"Tahun 2003, TNI punya 3 pucuk dari negara lain tapi nggak berani uji karena berat dan besar. Akhirnya kita uji bareng-bareng lalu kita buat sendiri tahun 2006, itu awalnya," pungkas dia.

Merdeka.com

PT.DI dan Bell Helicopter Semakin Erat

Pada hari ini, Rabu tanggal 5 Nopember 2014, bertempat di Kemayoran Jakarta berlangsung penandatanganan kerja sama antara PT. Dirgantara Indonesia (Persero)  (PTDI) dengan Bell Helicopter Textron Inc Amerika Serikat (BHTI) yang meliputi Industrial & Commercial Agreement (ICA) dan Certified Maintenenace Center (CMC) di booth PTDI pada acara pameran Indodefence 2014.

Kerjasama ini diadakan berdasarkan Memorandum of Understanding (MoU) yang sebelumnya telah ditandatangani pada tanggal 2 Agustus 2013 dan Roadmap Scheme Implementation of MoU yang ditandatangani pada 6 Desember 2013. PTDI dan BHTI sepakat untuk melakukan pemasaran dan penjualan bersama, BHTI juga setuju untuk mendukung PTDI sebagai pemasok BELL Tier-1, sebagai Delivery Center, sebagai Service Center Bell dan sebagai pusat kustomisasi untuk Bell 412 yang telah diserahkan ke pemerintah Repubik Indonesia.

Mengenai kerja sama tersebut, Direktur Utama PTDI, Budi Santoso  mengatakan bahwa “PTDI bermitra dengan BHTI, sebagai salah satu produsen helikopter terkemuka di dunia merupakan langkah strategis dan antisipatif, karena untuk menjawab kebutuhan pelanggan dan untuk melihat permintaan pasar potensial khususnya potensi pasar domestik”. Kami menyadari bahwa kebutuhan akan helikopter Bell di Indonesia cukup tinggi.


PTDI dan Bell Helikopter Textron telah menjalin kerjasama sejak tahun 1982. Sejak itu PTDI telah memasok Bell 412 kepada Pemerintah Indonesia dan pihak swasta lebih dari  60 unit helikopter. Kenyataan tersebut diperhitungkan akan semakin meningkat di masa mendatang seiring dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi dan permintaan Helikopter untuk tercapainya Minimum Essential Force. Disamping itu helikopter yang saat ini dioperasikan memerlukan dukungan pelayanan purna jual atau pemeliharaan dan perawatan untuk memastikan keandalannya dan meningkatkan keamanannya. (arc.web.id)

Krasukha 2, Sistem Electronic Warefare Terbaru Rusia Penangkal AEW&C

Krasukha 2, Sistem Electronic Warefare Terbaru Rusia Penangkal AEW&C
Hingga saat ini Krasukha 2 masih menjadi salah satu teknologi persenjataan paling rahasia dalam perbendaharaan pernika angkatan bersenjata Rusia. Foto: Layanan pers
Dalam wawancara bersama stasiun radio Ekho Moskvy minggu lalu, Kepala Urusan Pemesanan Negara Kontsern Radioelektronnye Tekhnologii (KRET) Vladimir Mikheyev mengumumkan bahwa komplek pernika buatan Rusia sejak dulu telah diminati oleh puluhan negara di dunia. “Kami memiliki prestasi gemilang dan banyak negara Eropa yang berminat terhadap proyek kami,” kata Mikheyev.

Hadapi Senjata Radio-Elektronik Rusia, Kapal Perusak AS Kabur

Perwakilan KRET tersebut menjelaskan, komplek pernika buatan Rusia saat ini telah digunakan oleh angkatan bersenjata Tiongkok. “Tiongkok memiliki minat yang tinggi terhadap teknologi pernika. Mereka memiliki perbendaharaan komplek pernika yang beragam, baik buatan lokal maupun asing, termasuk dari Rusia,” terang Mikheyev.
Namun, Mikheyev tidak menjelaskan sistem pernika Rusia jenis apa yang menarik perhatian negara-negara Eropa dan Tiongkok tersebut.

Pengembangan Paling Rahasia
Krasukha 2 merupakan pengembangan industri elektronik paling rahasia milik Rusia. Kompleks tersebut memulai debutnya dalam forum internasional Engineering Technologies 2014. Krasukha dipamerkan secara terbuka oleh perusahaan KRET, yang merupakan bagian dari korporasi milik pemerintah Rusia, Rostec. Dalam pameran tersebut, masyarakat diperkenalkan dengan stasiun pernika bergerak unik yang mampu mengacaukan kerja radar AEW&C milik musuh, terutama untuk pesawat E-2 Hawkeye dan E-3 Sentry buatan AS.
Menurut pakar militer independen sekaligus redaktur utama situs Military Russia Dmitry Kornev, hingga saat ini Krasukha 2 masih menjadi salah satu teknologi persenjataan paling rahasia dalam perbendaharaan pernika angkatan bersenjata Rusia. “Tidak ada data resmi mengenai spesifikasi teknis dan taktis serta kemampuan Krasukha 2 yang sebenarnya.  Informasi yang dapat diketahui sejauh ini hanyalah perangkat tersebut sudah masuk dalam persenjataan militer dan aktif digunakan dalam satuan militer Rusia. Namun, tidak ada yang tahu berapa jumlah dan lokasi penempatan alat tersebut saat ini,” kata Kornev.
Kompleks pernika ini memiliki penampilan yang tidak biasa. Krasukha 2 dilengkapi antena parabola berukuran besar yang umum digunakan dalam sistem komunikasi satelit, yang terpasang di atas kendaraan berat Vosyina dengan empat poros roda buatan Pabrik Otomobil Bryansk. Dalam pameran, Krasukha 2 diperkenalkan oleh KRET sebagai “Stasiun Peperangan Elektronika Multifungsi”.

Kornev menjelaskan, Krasukha 2 merupakan pengembangan dari stasiun pengacau gelombang darat buatan Uni Soviet Pelena 1 yang memiliki jangkauan kerja terarah—dari seratus hingga 250 kilometer—pada Early Warning Aircraft tipe E-3 yang dilengkapi oleh sistem radar jenis AN/APY-2 S. Pelena telah memperkuat beragam batalyon dan merupakan satu-satunya resimen pernika pertahanan serangan udara Uni Soviet.

Menurut Kornev, kemungkinan performa Krasukha 2 tidak lebih buruk dari Pelena. Malah, karena memakai komponen elektronik dan algoritma matematis yang baru, pernika baru ini bisa lebih baik dibanding pendahulunya. Krasukha 2 dapat diaktifkan dalam beberapa menit untuk beroperasi, sementara Pelena membutuhkan beberapa jam. “Ada bukti yang menunjukkan bahwa selain pengemudi, hanya perlu satu sampai dua orang saja untuk mengoperasikan Krasukha 2. Bahkan benda ini mungkin bisa dikendalikan hanya menggunakan komputer tablet,” ujar Kornev menyimpulkan.

Perwakilan Kementerian Pertahanan Rusia yang mengetahui seluk beluk pernika menerangkan bahwa Pelena saja mampu mengatasi AEW&C secara efektif. Namun ia menolak untuk berkomentar lebih lanjut mengenai senjata ini dengan alasan menjaga kerahasiaan negara.

Krasukha Versus AEW&C
Krasukha 2 diprediksi akan menarik perhatian negara-negara dengan kekuatan senjata super muktahir. “Pengoperasian AEW&C (Airborne Early Warning and Control) memang bisa memberi kelebihan bagi satu pihak, tapi di satu sisi, mereka juga harus bisa memanfaatkan kelebihan tersebut,” kata Anton Lavrov, pakar militer independen yang juga merupakan salah satu penulis buku Novaya Armiya Rossii (Tentara Baru Rusia).

Pesawat Il-38 Rusia, Senjata Peneror Kapal Selam

Kompleks pernika ini memang sangat efektif, namun harganya sangat mahal sehingga akan sangat sulit dijangkau oleh sebagian besar negara di dunia. Lavrov berpendapat, salah satu pembeli Krasukha 2 yang paling potensial adalah Tiongkok. “Angkatan bersenjata Tiongkok adalah salah satu kekuatan militer yang paling dinamis dan berkembang di seluruh dunia. Selain itu, kepemimpinan militer dan politik mereka menggalakan pengayaan teknologi canggih terkini untuk kebutuhan dalam negeri. Tiongkok saat ini sedang berkonflik dengan Taiwan, dan bila peperangan dimulai, bisa saja angkatan bersenjata AS akan terlibat dalam pertikaian tersebut,” kata Lavrov. Namun saat ini masih belum diketahui apakah Rusia dan Tiongkok telah melakukan perundingan terkait pernika. (indonesia.rbth.com)