Pages

Friday 29 June 2012

Jupiter Aerobatic Team Beraksi di Langit Bangkok


29 Juni 2012, Bangkok: Jupiter Aerobatic Team (JAT) TNI AU unjuk kebolehan dan telah memukau publik Bangkok dalam atraksinya pada acara Air Show di Appron Terminal Cargo, Don Muang International Airport, Thailand, pada tanggal 29-30 Juni 2012. Tampilnya JAT TNI-AU dimaksud atas undangan Royal Thai Air Force (RTAF) Thailand dalam rangka perayaan 100 Tahun RTAF yang puncak peringatannya akan dilaksanakan pada tanggal 2 Juli 2012 dan akan dihadiri oleh PM Yingluck Sinawatra, berikut pejabat tinggi negara lainnya baik sipil maupun militer.

Dalam acara peringatan satu abad penerbangan RTAF sebagaimana tersebut di atas, RTAF mengadakan kegiatan dengan mengundang angkatan udara dari sejumlah negara sahabat dalam exhibition, Static Show, Air Show, Aerobatic Show RTAF, RSAF dan TNI AU, serta music band yang dimainkan oleh tim RTAF dan TNI AU. Negara yang terlibat dalam acara ini adalah Thailand, Indonesia, Singapura dan Malaysia.

Keikutsertaan JAT dalam HUT bersejarah penerbangan RTAF Thailand ini merupakan implementasi dan bukti hubungan bilateral yang sangat baik antara TNI AU – RTAF. Kedua belah pihak merupakan negara pertama di ASEAN yang telah melakukan Latihan Bilateral dengan nama Elang Thainesia, yang dimulai 30 tahun yang lalu, dan pada periode waktu selanjutnya diikuti oleh negara-negara ASEAN lainnya.

Setelah pelaksanaan Air Show, telah dilangsungkan pula upacara penyerahan flying suit oleh Komandan JAT TNI AU kepada Commander-in-Chief RTAF ACM Itthaporn Subhawong dan Duta Besar Lutfi Rauf, yang didampingi Atase Udara RI Kol Pnb A.Joko Takarianto.

Duta Besar Lutfi Rauf menyampaikan harapannya bahwa hadirnya JAT dalam peringatan ini menjadi awal tonggak sejarah untuk semakin mempererat hubungan bilateral kedua angkatan udara TNIAU-RTAF.

“Kehadiran JAT merupakan perwujudan dari hubungan yang baik antar kedua negara, terutama antara kedua Angkatan Udara. Disamping itu, kegiatan ini juga memberikan kesempatan bagi JAT untuk menunjukkan keterampilan dan profesionalitas para penerbang TNI AU dalam aerobatic team ini” demikian Duta Besar Lutfi menyampaikan.

Sementara itu Commander-in-Chief RTAF menyampaikan penghargaan yang setinggi tingginya dan rasa terima kasih untuk JAT yang telah turut berpartisipasi dalam peringatan 100 tahun penerbangan RTAF Thailand, peringatan yang sangat bersejarah ini sembari mengucapkan salam "EVERLASTING FRIENDSHIP TNI AU-RTAF."

Terdapat hal yang perlu dicatat dalam event ini, bahwa JAT adalah aerobatic team pertama yang hadir dalam perayaan ini. Selain itu, bagi JAT sendiri, event ini merupakan pengalaman pertama tampil di luar negeri. Pada kegiatan ini, tak ketinggalan pula RSAF F16 turut serta dalam solo aerobatic, seluruh pesawat RTAF dengan Aerobatic Team-nya Blue Phoenix, RTN, RSAF, RTA, serta Royal Thai Police yang ikut meramaikan acara.

JAT tiba di Thailand pada tanggal 26 Juni 2012 didahului oleh pesawat tim aju C-130 dari Skuadron Udara 32, disusul 7 pesawat KT1 dan diakhiri oleh pesawat C-130 sebagai pendukung. JAT dan rombongan terbang melalui Medan, Hatyai, Prachuab, Bangkok dimana pada setiap pemberhentian mengisi bahan bakar. Rombongan JAT dipimpin oleh Kol Pnb Lubis, Komandan Wing Pendidikan Terbang dengan diikuti 12 penerbang lainnya.

Sumber: Kemlu

Presiden: Indonesia Perlu Membangun Strategi Budaya Baru


29 Juni 2012, Bandung: Melihat perkembangan geopolitik di Asia Pasifik, Indonesia perlu membangun strategi budaya baru (new strategic culture). Dengan cara itu, Indonesia akan selalu siap untuk menjadi bagian dari solusi damai di kawasan, bukan menjadi bagian dari masalah.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyampaikan hal ini dalam pembekalannya kepada siswa Sekolah Staf dan Komando (Sesko) TNI, Sesko Angkatan, dan Sekolah Staf dan Pimpinan Menengah (Sespimmen) Polri di Gedung Soedirman, Markas Komando Sekolah Calon Perwira (Mako Secapa) TNI Angkatan Darat, Hegarmanah, Bandung Jumat (29/6) pukul 09.00 WIB.

Pembekalan Presiden ini berjudul Perkembangan Geopolitik di Asia Pasifik Abad 21 dan Pengaruhnya Terhadap Indonesia. "Dengan new strategic culture kita betul-betul bisa membangun perdamaian yang kokoh dan berkelanjutan di kawasan ini," kata Presiden SBY. Untuk mendukung hal itu Indonesia perlu terus membangun apa yang disebut dengan confidence building measures.

Tindakan yang perlu dilakukan, antara lain, dengan meningkatkan postur pertahanan. "Kita membangun postur yang disebut dengan minimum essential force yang transparan kita lakukan dan kita juga menjaga terus melakukan confidence bulinding measures. Ini juga salah satu cara kita untuk mencegah ketidakpercayaan (mistrust) di antara kita semua," SBY menjelaskan.

Presiden SBY juga mengedepankan pentingnya diplomasi yang semakin konstruktif. Indonesia sendiri terus mengembangkan kemitraan yang komprehensif dengan negara-negara sahabat yang dalam 8 tahun terakhir mencapai lebih dari 10 negara.

Akhirnya, lanjut Presiden, semua tindakan ini untuk menuju dan membangun sebuah kerja sama geopolitik yang baru (a new geopolitic of cooperation. "Mari kita perluas kerja sama yang bersifat win-win, kemudian mari kita kurangi rivalitas yang mengarah kepada zero-sum," SBY menambahkan.

Sumber: Presiden RI

Komisi I Kuker Pelajari IndustrI Pertahanan Brasil dan Spanyol


27 Juni 2012, Senayan: Terkait pembahasan RUU Industri Pertahanan, sejumlah anggota Komisi I DPR akan melakukan kunjungan kerja ke Spanyol dan Brasil pada 1-7 Juli 2012. Apa tujuan dan alasan Komisi I kunker ke kedua negara tersebut?

"Jadi, tujuan kami kunker ke dua negara tersebut di antaranya untuk mendapatkan gambaran secara umum mengenai konsep dan sistem dalam industri pertahanan yang diselenggarakan pada negara tujuan kunker. Termasuk mempelajari berbagai ketentuan peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai industri pertahanan di negara tersebut," ujar Wakil Ketua Komisi I Tubagus Hasanuddin dalam penjelasannya di Press Room DPR RI, Selasa (26/6).

Politisi PDIP ini mengatakan, sasaran yang diharapkan dapat tercapai dari kegiatan kunker ini ialah mendapatkan informasi mengenai sistem dan konsep yang berkaitan dengan industri pertahanan, dari segi kelembagaan atau pelaku industri pertahanan, penyertaan modal negara untuk pendirian industri pertahanan, lembaga regulasi industri pertahanan. Juga standardisasi alat peralatan pertahanan dan keamanan, penelitian, pengembangan dan rekayasa dalam industri pertahanan (research and development) serta sistem pengadaan pertahanan terintergrasi.

"Termasuk soal sanksi terhadap kejahatan di bidang industri pertahanan, sistem pengawasan industri pertahanan, tanggung jawab anggaran industri pertahanan, serta bagaimana soal insentif tarif bea dan fiskal dalam industri pertahanan," ujarnya.

Lantas, kenapa negara yang jadi tujuan kunker adalah Spanyol dan Brasil? Kata Hasanuddin, kedua negara tersebut dinilai memiliki produk alutsista berkualitas tinggi dan memenuhi persyaratan atau tuntutan yang tinggi.

"Di negara tersebut industri pertahanannya secara aktif berpartisipasi dalam restrukturisasi berbagai sektor dan memperluas pasar serta menyesuaikan kapasistas produksinya dengan kebutuhan pasar. Termasuk Kemhan Spayol memberikan dukungan penuh atas kebijakan industri pertahanannya melalui armament and equipment policy terutama dalam inovasi teknologi yang mengadaptasikan dengan situasi dunia terkini," ujarnya.

Sementara, Brasil dipilih atas pertimbangan bahwa negara itu merupakan sebuah negara dengan wilayah yang paling luas dengan jumlah penduduknya yang besar (192 juta jiwa tahun 2010) di Amerika Selatan. Dengan kemajuan ekonominya kini mampu membangun beberapa industri pertahanan dengan kualitas yang sangat baik. Brasil kini menjadi salah satu negara penting pengekspor di bidang persenjataan, terutama bagi negara-negara berkembang.

"Produk industri Brasil selama ini dikenal berkualitas tinggi, mudah dalam pemeliharaan, kinerjanya baik dalam kondisi ekstrem sekalipun, dan harganya murah. Produknya meliputi amunisi, granat, ranjau, kendaraan pengangkut pasukan (APV), kapal patrol, pesawat patroli laut, turboprop trainers, tank, dan pesawat tempur supersonik," ujarnya.

Hasanuddin menambahkan, pada 15 Maret 2012, Wakil Menteri Pertahanan RI Sjafrie Sjamsoeddin menerima kunjungan Dubes Brasil untuk Indonesia Paulo Alberto da Silveira Soares di Jakarta. Dalam pertemuan itu, Dubes Brasil menawarkan produk alutsista terbaru kedirgantaraan atau kapal perang serta peningkatan kerja sama industri pertahanan melalui pembangunan pesawat terbang dan kapal perang antara industri pertahanan laut dan udara kedua negara. "Seperti diketahui, Indonesia pun saat ini telah memesan 16 unit pesawat tempur Super Tucano A29 buatan Industri Embraer Defense System, Brasil," pungkasnya.

Sumber: Jurnal Parlemen

Tim Aerobatik Jupiter TNI AU Tiba di Don Muang


8 Juli 2012, Bangkok: Tim Aerobatik Jupiter dari TNI AU akhirnya mendarat dengan selamat di bandara Don Muang Bangkok pada hari Selasa tanggal 26 Juni 2012 dalam rangka turut berpartisipasi dalam Perayaan 100 tahun Penerbangan Thailand.

Sebelumnya Tim Jupiter telah melakukan perjalanan panjang sebelum akhirnya tiba di Don Muang. Kedatangannya didahului oleh sebuah pesawat tim aju C-130 dari Skadron Udara 32, disusul 7 pesawat KT-1, dan disusul mendaratnya sebuah pesawat C-130 pendukung.

Rombongan Tim Jupiter kebanggaan Indonesia ini berangkat pada hari Minggu 24 Juni 2012 dengan rute Lanud Adisutjipto Yogyakarta – Lanud Halim Perdana Kusuma Jakarta – Lanud Palembang – Lanud Rusmin Nuryadin Pekanbaru – Lanud Suwondo Medan – Lanud Hat Yai - Lanud Prachuab – Lanud Don Muang Bangkok.

Rombongan singgah untuk menginap atau RON (Remain Over Night) di kota Palembang dan kota Medan sebelum terbang memasuki wilayah udara tanggal 26 Juni 2012 dan mendarat di Don Muang Bangkok.

Disetiap landasan persinggahan rombongan mengisi bahan bakar dan oksigen yang dibutuhkan dalam penerbangan. Rombongan yang berjumlah 65 orang tersebut berada dibawah Mission Commander (pimpinan) Komandan Wingdik Terbang Kolonel Pnb M. Khairil Lubis.

Untuk Tim Aerobatik Jupiter sendiri terdiri dari 12 Instruktur Penerbang TNI AU dari Lanud Adisutjipto dibawah pimpinan Flight Leader Letkol.Pnb.Dedy Susanto. Tim didampingi Team Supervisor Kolonel Pnb. Anang Nurhadi. Sebagai personel pendukung Tim Jupiter adalah para tehnisi pesawat KT-1B dari Skadik 102 dan Skatek 043 Lanud Adisutjipto.

Saat singgah di landasan Hat Yai kedatangan Tim Jupiter disambut oleh Konjen RI Bapak Heru Wicaksono yang didampingi Komandan Lanud RTAF Hat Yai. Selanjutnya saat tiba di Lanud Don Muang Bangkok rombongan disambut dengan hangat oleh Bapak Dubes RI HE Lutfi Rauf yang didampingi Atase Udara RI Kol Pnb A.Joko Takarianto serta Deputi Direktur Operasi RTAF Group Captain Thawonwat yang mewakili Comannder In Chief RTAF ACM Itthaporn Subhawong.

Pada kesempatan itu Dubes RI menyatakan bahwa kedatangan JAT merupakan perwujudan hubungan yang baik antar kedua negara dan khususnya antar kedua angkatan udara. Kesempatan ini juga bermanfaat untuk menunjukan keterampilan dan profesionalitas para penerbang TNI AU yang diwakili kemampuan aerobatic team ini.

Pada akhir welcoming greetingnya Bapak Dubes menyampaikan selamat dan doa agar semua yang direncanakan dan seluruh rangkaian kegiatan berjalan aman dan lancar sampai pada saatnya kembali ke Indonesia.

GC Thawonwat pada sambutannya menyampaikan rasa terima kasih yang setinggi tingginya pada TNI AU karena JAT ikut berpartisipasi dalam peringatan seabad penerbangan RTAF Thailand ini.

Perayaan 100 tahun Penerbangan Thailand akan dirayakan dengan meriah di Bangkok pada tanggal 2 Juli 2012. Untuk memeriahkan acara pesta kedirgantaraan ini maka Angkatan Udara Thailand atau Royal Thai Air Force (RTAF) mengadakan kegiatan kedirgantaraan berupa Aerospace Exhibition, dengan pameran kedirgantaraan berupa Static Show dan Air Show.

Untuk memeriahkan pesta kedirgantaraan ini mengundang Jupiter Aerobatic Team TNI AU untuk berpartisipasi dengan unjuk kebolehan di langit diatas area terminal kargo Pangkalan Udara yang juga merangkap Bandara Don Muang.

Tim Aerobatik Jupiter direncanakan akan menampilkan atraksi “High Show” saat cuaca baik dimana cuaca baik dan awan sedikit atau tinggi, dan melaksanakan atraksi “Low Show” saat cuaca diselimuti ketinggian dasar awan rendah yang tidak memungkinkan manuver vertical. Adapun manuver saat cuaca cukup baik untuk melakukan manuver vertical akan ditampilkan “High Show” dengan antara lain : Jupiter Roll, Loop, X-Clover Leap, Jupiter Wheel, Mirror, Tango to Diamond, Kite Barrel dan Jupiter Roll back. Sedangkan pada saat cuaca kurang memungkinkan untuk manouver vertical maka akan dilaksanakan“Low Show” dengan melaksanakan Jupiter Roll, Hi “G” Turn, Jupiter Wheel, Screw Roll, Mirror, Roll Slide dan Break Off.

Tampilnya tim aerobatik Jupiter TNI AU yang merupakan kebanggaan rakyat Indonesia ini dalam rangka berpartisipasi memeriahkan perayaan seabad penerbangan RTAF Thailand. Hal ini menjadi bukti implementasi hubungan bilateral TNI AU-RTAF mewakili hubungan kedua Negara yang sangat baik dan erat. TNI AU dan RTAF merupakan dua Angkatan Udara pertama di ASEAN yang mempunyai Latihan Bilateral dengan nama Elang Thainesia sejak 30 tahun lebih yang lalu sebelum adanya latihan bersama diantara sesama anggota ASEAN lainnya.

Sejarah juga akan mencatat bahwa JAT adalah tim aerobatik luar negeri pertama yang hadir dalam perayaan ini dan disisi lain JAT juga mencatat sejarahnya sebagai pengalaman pertama tampil di arena kedirgantaraan di luar negeri.

Pada kegiatan ini tak ketinggalan pula pesawat F-16 dari RSAF akan turut serta dalam solo aerobatik. Disamping itu akan tampil seluruh pesawat milik RTAF disamping pesawat milik RTN, RTA serta Royal Thai Police juga ikut meramaikan. RTAF juga akan menampilkan Tim Aerobatiknya yang dikenal dengan nama Blue Phoenix.

Dalam perayaan kedirgantaraan ini, disamping airshow juga digelar exhibition dan static show di Appron Terminal Cargo Bandara Don Muang.

Kegiatan pesta kedirgantaraan sendiri akan dilaksanakan pada tanggal 29-30 Juni dengan puncak acaranya pada tanggal 2 Juli ditandai dengan Upacara Peringatan yang akan dihadiri PM Thailand Yingluck Sinawatra dan pejabat tinggi negara lainnya, baik dari kalangan sipil maupun militer.

Tujuan kehadiran Tim Aerobatik TNI AU Jupiter dalam perayaan 100 Tahun Aviation Thailand adalah menjalin hubungan persahabatan antara kedua Negara dan khususnya kedua Angkatan Udara.

Tujuan lainnya adalah untuk memperkenalkan kepada dunia bahwa bangsa Indonesia juga memiliki putra-putra bangsa yang tidak kalah bersaing dalam kancah kedirgantaraan dunia lewat unjuk kebolehan Tim Aerobatik TNI AU di pentas internasional.

Semoga hadirnya JAT dalam peringatan ini mempererat hubungan bilateral kedua Negara sekaligus menjadi awal tonggak sejarah kebangkitan kembali dunia kedirgantaraan Indonesia.

Sumber: Dispenau

Indonesia Kirim Tim Pengamat Perdamaian ke Filipina


(Foto: Kemlu)

27 Juni 2012, Jakarta: Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa, melepas tim pengamat Indonesia yang tergabung dalam International Monitoring Team (IMT) ke Filipina Selatan, untuk memantau implementasi perjanjian damai antara pemerintah Philipina dengan Moro Islamic Liberation Front (MILF), di kantor Kemlu Jakarta, Rabu (27/6).

Pada kesempatan tersebut, Menlu Marty, meminta kepada tim pengamat perdamaian agar senantiasa menyebarluaskan nilai-nilai dialog dan membantu mendorong perdamaian yang komprehensif.

“Tampilkanlah yang terbaik dari bangsa kita, bangsa yang selalu memegang nilai perdamaian,” pesan Marty. Menurutnya keberangkatan IMT ini merupakan wujud nyata dalam memajukan hubungan bilateral Indonesia dan Filipina.

“Filipina mengundang negara kita untuk berpartisipasi dalam proses perdamaian ini dan kami memandang positif ajakan tersebut,” ujar Marty. Pengiriman tim ini, lanjutnya, juga menjadi implementasi politik bebas aktif yang dianut oleh Indonesia. Selain meningkatkan hubungan bilateral Indonesia dengan Filipina, Menlu juga menyampaikan bahwa pengiriman tim pengamat dilandasi suatu komitmen dalam mendorong terciptanya situasi kawasan Asia Tenggara yang aman, stabil, dan damai.

“Kawasan yang aman, stabil, dan damai memungkinkan pembangunan ekonomi demi kesejahteraan rakyat, sebagaimana Indonesia turut memfasilitasi dialog dalam sengketa Kamboja dan Thailand dengan cara damai tahun lalu," katanya. Marty lebih lanjut menjelaskan, kesediaan Indonesia untuk turut andil dalam pengawalan proses perdamaian telah diutarakan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono kepada Presiden Filipina Benigno Aquino III saat pertemuan bilateral di Jakarta, 8 Maret 2011 lalu.

Tim pemantau perdamaian ini dibentuk berdasarkan Perpres Nomor 47 Tahun 2012. Merujuk pada Perpres tersebut, pasukan akan bertugas untuk memantau pelaksanaan perjanjian damai yang dilakukan oleh Pemerintah Filipina. Proses perdamaian akan dilakukan dalam dual track, yaitu antara Pemerintah Filipina dengan MILF dan Pemerintah Filipina dengan Moro National Liberation Front (MNLF). “Kita akan terus mengawal convergence of peace processes ini”, pungkas Marty.

Tim yang terdiri dari 15 personel ini dipimpin Kolonel Inf. Khairully, akan mengemban amanah sesuai dengan jangka waktu yang telah ditentukan. “IMT akan bertugas selama satu tahun. Setelahnya, akan dilakukan evaluasi,” tuturnya seraya menambahkan masa tugas tersebut juga dapat diperpanjang lagi.

Sebelum diberangkatkan pada Sabtu pekan ini, sepuluh orang unsur militer dan lima orang unsur sipil yang tergabung dalam kelompok pengamat perdamaian ini telah menjalani serangkaian pembekalan. “Seluruh anggota tim sudah menerima pelatihan fisik dan mental dari PMPP TNI. Kegiatan pra-penugasan tersebut dilakukan agar seluruh anggota mampu menghasilkan performa kerja yang baik,” pungkasnya.

Sementara Komandan Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian TNI, Brigjen TNI Imam Edy Mulyono mengatakan pengiriman pasukan pengamat perdamaian ke Filipina Selatan bukanlah yang pertama bagi Indonesia. Sebelumnya hal serupa pernah dilakukan pada tahun 1994 sampai dengan 2002 dalam koridor Organisasi Kerja Sama Islam (OKI). “Walaupun berbeda dengan tahun sebelumnya, tapi komitmen perdamaian yang dipegang tetap sama dan amanah yang dipertanggungjawabkan tidaklah ringan,” kata Imam.

Lebih lanjut Imam mengatakan, Kementerian Luar Negeri RI, tak sendiri dalam melakukan persiapan, pengiriman, dan penarikan tim pemantau perdamaian merah putih tersebut. Menlu Marty terlebih dahulu berkoordinasi dengan Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro dan Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono.

Dalam kegiatan ini, turut hadir Wakil Menteri Luar Negeri, Direktur Jenderal Multilateral, Direktur Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik, Direktur Jenderal Kerjasama ASEAN dan seluruh pejabat terkait di Kemlu dan TNI.

Sumber: InfoPublik

Rusia Jual 100 Tank T-72 ke Venezuela


28 Juli 2012, Moskow: Moskow menyetujui tambahan pembelian 100 unit MBT T-72 yang diajukan Caracas. Pembelian ini bagian dari pinjaman senilai 4 milyar dolar untuk pembelian alutsista buatan Rusia.

Perjanjian pinjaman 4 milyar dolar ditandatangani pada Oktober 2011, saat Wakil Perdana Menteri Rusia Igor Sechin berkunjung ke Caracas. “Dua milyar dolar disiapkan tahun depan dan sisanya pada 2013,” ungkap Chavez.

Rusia telah mengirimkan 92 unit MBT T-72B1V, peluncur roket Smerch serta perangkat militer lainnya ke Venezuela berdasarkan perjajian pinjaman pembelian alutsista senilai 2,2 milyar dolar yang ditandatangani pemerintah Hugo Chavez pada 2010.

Caracas telah membelanjakan 4 milyar dolar untuk pembelian jet tempur Sukhoi, helikopter militer, senapan serbu antara 2005 dan 2007.

Rusia dan China menjadi pemasok alutsista utama Venezuela, setelah Amerika Serikat melarang penjualan alutsista yang mengandung komponen buatan pabrikan asal Amerika Serikat.

Sumber: RIA Novosti

Wednesday 27 June 2012

Paskhas TNI AU Latihan HAHO di Cope West 2012


(Foto: USAF)

27 Juni 2012, Jakarta: Batalyon 461 Pasukan Khas TNI Angkatan Udara terjun dari ketinggian lima belas ribu feet dalam latihan bersama antara TNI AU dan US Air Force dengan nama Cope West 2012 diLapangan terbang Jakarta Aeromodelling Club, Dirgantara III Lanud Halim Perdanakusuma, Selasa (26/6).

Latihan terjun dengan teknik HAHO (High Altitude High Opening) ini didukung oleh pesawat Hercules A-1317 dengan Captain Pilot Eko Sudjatmiko yang juga menjabat sebagai Komandan Skadron Udara 31 Wing I Lanud Halim Perdanakusumah.

Menurut Wakil Komandan Batalyon 461 Paskhasau Mayor Pasukan Kutoyo sebagai Koordinator Paskhas dalam latihan ini, teknik penerjunan dengan HAHO ini sangat jarang dilakukan kecuali dalam misi khusus seperti infiltrasi ke wilayah musuh. “Terbang tinggi agar tidak mudah terdeteksi musuh .

Teknisnya pada saat loncat dari badan pesawat , langsung menarik tali parasut, dan pada saat mendarat segera berlari ke area yang aman dengan jarak dua puluh kilometer”, kata Mayor Pasukan Kutoyo menjelaskan. Lebih lanjut dikatakan, infiltrasi ini dilakukan dengan tujuan utama menyiapkan daerah dropping zone.

Penerjunan ini dilakukan oleh tiga belas personil Paskhas dari Batalyon 461 yang berkedudukan di Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma.

 Sumber: TNI AU

Satuan Kapal Amfibi Koarmatim Latihan Operasi Amfibi



 Anggota Satuan Komando Pasukan Katak (Satkopaska) TNI-AL melakukan penawanan teroris usai penyerbuan markas teroris ketika gelar operasi "Parsial Raid Amfibi 2012" di Dermaga Ujung Koarmatim, Surabaya, Jatim, Selasa (26/6). Kegiatan Parsial Raid Amfibi bertujuan untuk meningkatkan kemampuan tim Kopaska Koarmatim dan tim KRI Satuan Kapal Cepat Koarmatim dalam melaksanakan Cast and Recovery dalam menjaga keutuhan NKRI. (Foto: ANTARA/M Risyal Hidayat/nz/ed/12)

25 Juni 2012, Surabaya: Satuan Kapal Amfibi (Satfib) Koarmatim menggelar latihan Operasi Amfibi (Opsfib) disekitar perairan Selat Madura, Jum’at (22/06). Gladi tempur Opsfib melibatkan tiga unsur di jajaran Satfib Koarmatim yaitu Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Makassar-590, KRI Teluk Jakarta-541dan KRI Teluk Sangkulirang-542, Perahu Karet (PK), kendaraan air angkut personel Landing Craft Utility (LCU) dari Divisi Pantai serta 4 tim pasukan Marinir dari Batalyon Infanteri (Yonif) 5 Marinir Surabaya.

Gladi Opsfib disekenariokan, sebuah diperbatasan telah dikuasi musuh. Dengan demikian TNI merancang sebuah operasi militer dengan membentuk Komando Tugas Gabungan (Kogasgab) untuk melaksanakan Operasi Amfib (opsfib). Dalam perencanaan operasi amfibi tersebut diputuskan untuk melaksanakan operasi pra serbuan guna melumpuhkan dan menguarangi kekuatan lawan.


Operasi pra serbuan dimulai dengan melaksanakan pendaratan (Raid Amfibi) oleh 4 tim Batalyon Tim Pendarat (BTP) Marinir kedaerah-daerah objek vital dan sarana militer yang dimiliki musuh seperti meriam pantai dan sarana komunikasi.

Dalam opersi pra serbuan Kedua fasilitas itu perlu dihancurkan karena dapat menghambat gerak pasukan pendarat ketika opersi amfibi dilaksanakan secara besar-besaran. Sebelum menggelar gladi Raid Amfibi, unsur KRI melaksanakan serial latihan ketika melaksanakan manuver dilaut berupa peprangan bahaya udara Air Defence Exercise (ADEX), peperangan melewati medan ranjau Mine Fild Transit (MFT), Anti Air Reporting Ofensif Exercise (AAROFEK) dan isyarat dengan bendera (Flag Hoist). Selanjutnya kapal-kapal perang amfibi itu juga melaksanakan latihan penembakan senjata artileri Gunery Exercise (GUNEX).

Sumber: Dispenarmatim

Tujuh Wong Bee Singgah di Lanud Soewondo


Tiga orang anak melihat 7 pesawat latih tempur jenis KT 1B Wong Bee, yang dibawa Jupiter Aerobatic Team TNI AU, di Lanud Medan, Sumut, Senin (25/6). Kedatangan 7 pesawat latih tempur tersebut, untuk mengenalkan kepada masyarakat tentang kemampuan pesawat yang akan mengikuti kegiatan 100 tahun Aviasi Thailand. (Foto: ANTARA/Irsan Mulyadi/ss/ama/12 )

26 Juni 2012, Medan: Sebanyak 7 pesawat latih tempur dan latih lanjut milik TNI-AU yang akan mengikuti acara 100 Tahun Aviasi Dunia di Thailand tiba di Bandara TNI-AU Soewondo, Jalan Adi Sucipto Medan, Senin (25/6) siang.

Tujuh pesawat jenis KT-1B Wong Bee dengan jumlah 14 penerbang TNI-AU disambut oleh Danlaud Kol Pnb A Rasyid Jauhari, Kadispora Medan, Hanas Hasibuan, Camat Medan Polonia, perwakilan Kodam I/BB, perwakilan Lantamal Belawan, perwakilan Polda Sumut, dan perwira di jajaran TNI-AU Medan.

Begitu turun dari pesawat, Kadispora Medan, Hanas Hasibuan, mewakili Wali Kota Medan langsung menyerahkan ulos kepada Komandan Tim Jupiter Indonesia Airforce TNI-AU yang diterima oleh Letkol Pnb Dedy Susanto, yang juga Komandan Skuadron Pendidikan 102 Lanud Adi Sucipto Yogyakarta.

Kedatangan ke-14 penerbang TNI-AU tersebut juga disambut dengan lagu-lagu yang dipersembahkan marching band siswa taruna-taruni ATKP Medan. Keempat belas penerbang tersebut disambut dengan 5 buah lagu.

Warga juga antusias datang ke lokasi Lanud TNI-AU Soewondo Medan menyambut kedatangan 14 penerbang tersebut. Sebelum turun, terlebih dahulu 7 pesawat yang masing-masing dikemudikan 2 orang di dalam pesawat itu melakukan manuver ringan di hadapan para tamu dan masyarakat yang ada di Lanud Soewondo TNI-AU Medan.

Danlanud Soewondo Medan, Kol Pnb A Rasyid Jauhari mengatakan, ketujuh pesawat ini singgah di Medan dan akan dilanjutkan berangkat Selasa hari ini dalam rangka mengikuti acara 100 Tahun Aviasi Dunia di Thailand.

Menurutnya, ini merupakan jenis pesawat spesifikasi latih tempur dan latih lanjut yang wajib dipergunakan oleh para siswa-siswi penerbang seperti Taruna Akademi TNI AU.

“Pesawat ini dilengkapi dengan 1 baling-baling dan pesawat dilengkapi dengan 1 awak di depan dan 1 awak di belakang,” sebutnya. Leader Tim Jupiter Indonesia Airforce TNI-AU, Letkol Pnb Dedy Susanto yang juga Komandan Skuadron Pen didikan 102 Lanud Adi Sucipto, Yogyakarta mengaku, jenis pesawat KT-1B Wong Bee ini bisa melakukan full manuver ringan dan sedang.

Sumber: Harian Sumut Pos

Kerjasama Produksi Rudal Indonesia-China Perkuat TNI AL

26 Juni 2012, Jakarta: Pengamat intelijen Wawan Purwanto dari Lembaga Pengembangan Kemandirian Nasional (LPKN) mengatakan kemitraan Indonesia dan Tiongkok dalam memproduksi peluru kendali, alias rudal, dinilai cukup strategis karena memperkuat kapal-kapal perang TNI Angkatan Laut dalam melindungi wilayah perbatasan Indonesia.

Menurut Wawan, di samping modernisasi alat utama sistem senjata (alutsista) TNI Angkatan Laut, kerjasama produksi rudal tersebut oleh pihak pemerintah Indonesia dilakukan dengan menekankan mekanisme alih teknologi antar pakar kedua negara.

“Itu sangat konkrit, tampak ada kemajuan-kemajuan. Berbagai kepentingan terkait persenjataan, baik di darat, laut, udara dan Kepolisian didorong untuk 60 persen dipenuhi dari dalam negeri, tentu saja dengan persetujuan rakyat melalui DPR RI,” ujar Wawan di Jakarta pada Jumat (22/6).

Wawan menambahkan kemitraan Indonesia dan Tiongkok secara menyeluruh memiliki nilai strategis dalam mewujudkan stabilitas dan kerjasama pertahanan di kawasan Asia dan Pasifik.

“Di antara negara-negara tetangga, perlu ada suatu transparansi bahwa semua hubungan ini, yang terkait dengan kerjasama pesenjataan (alutsista), yang menyangkut alih teknologi maupun penggunaan sejata itu sendiri, tidak terkait dengan masalah-masalah ekspansi tetapi terkait dengan masalah ketahanan nasional Indonesia,” katanya.

Ketua Komisi I DPR RI Mahfudz Siddiq mengatakan, kerjasama produksi rudal Indonesia dan Tiongkok merupakan salah satu butir kesepakatan kemitraan yang lebih menyeluruh dalam pengadaan alat utama sistem senjata (alutsista) TNI.

”Ini penting, agar Indonesia bisa menjaga hubungan dengan banyak negara, dan Tiongkok merupakan mitra strategis di kawasan ini. Kementrian Pertahanan saat ini tengah menyusun mekanisme kemitraan kedua negara terkait kerja sama produksi rudal tersebut,” ujarnya.

Kementerian Luar Negeri melalui Atase Pertahanan Kedutaan Besar RI di Beijing baru-baru ini menyatakan, kerjasama Indonesia dengan Tiongkok berlandaskan mekanisme alih teknologi teknologi untuk produksi bersama peluru kendali (rudal) jenis C-705 yang akan digunakan TNI Angkatan Laut.

Dari kerjasama tersebut, diharapkan di masa depan Indonesia juga lebih mampu mengembangkan jenis rudal canggih untuk keperluan militer. Menurut kesepakatan kerja sama industri pertahanan antara kedua negara, pembelian senjata tertentu harus dilakukan antarpemerintah dan disertai alih teknologi peralatan militer yang antara lain mencakup cara perakitan, pengujian, pemeliharaan, modifikasi, dan pelatihan.

Indonesia menetapkan anggaran sebesar 72 triliun rupiah untuk kebutuhan pertahanannya melalui Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) 2012.

Sumber: VOA Indonesia

Monday 25 June 2012

TNI AU-USAF Gelar Latma Cope West 2012


(Foto: USAF)

25 Juni 2012, Jakarta: Latihan bersama antara TNI AU dan US Air Force dengan nama Cope West 2012 dibuka secara resmi oleh Komandan Wing I Lanud Halim Perdanakusuma Kolonel Pnb Ardhi Tjahjoko selaku Direktur Latihan didampingi oleh Lt Col Rick Richard sebagai Cope West Detachment Commander di gedung Terminal Selatan Lanud Halim, Senin (25/6).

Dalam wawancaranya dengan media, Kolonel Pnb Ardhi Tjahjoko menjelaskan bahwa latihan bersama ini telah berlangsung sejak tahun 2009. Latihan ini sangat menguntungkan bagi personil TNI AU sebab dengan adanya kerjasama yang terjalin akan memudahkan penanggulangan bencana alam yang hingga saat ini telah menjadi kesepakatan bersama negara-negara di dunia untuk saling bekerjasama didalam menangani bencana.

Lebih lanjut dikatakan, latihan ini mengedepankan kerjasama diantara kru kedua Angkatan Udara. “Apa yang baik dari mereka, kita ambil, hari ini terbang statik ke arah Gorda Serang. USAF menggunakan tiga Hercules tipe A, dan tipe long dari TNI AU. Sebanyak seratus dua puluh personil yang terlibat, empat puluh dari TNI AU dan delapan puluh personil dari US Air Force”, kata Perwira Penerbang lulusan AAU tahun 1990.

Sedangkan penuturan Letkol Rick Richard yang berasal dari Yokota Air Force Base Japan ini dikatakan, latihan bersama ini membangun persahabatan diantara kedua Angkatan Udara, membangun kerjasama. Sebab dengan bekerjasama maka akan lebih mempermudah pencapaian sesuatu dalam hal ini adalah penanggulangan bencana.

 Latihan bersama ini akan berlangsung dari tanggal 25 juni 2012 sampai dengan 29 Juni 2012, melibatkan Paskhas TNI AU dan akan dilakukan kegiatan dropping logistic, dropping personel, terbang malam, terbang statik, serta teknik pengepakan yang kuat untuk menjatuhkan logistik, free-fall serta diskusi kelas.

Sumber: TNI AU

TNI AU Grounded Armada Fokker F-27


25 Juni 2012, Jakarta: Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Udara (Kadispen AU), Marsma TNI Azman Yunus, mengatakan, saat ini pihaknya tidak akan mengoperasikan pesawat latih terbang dengan jenis Fokker F-27. Hal itu, kata dia, dilakukan sembari menunggu hasil identifikasi terkait jatuhnya salah satu pesawat Fokker, Kamis (21/6) pekan lalu.

TNI AU, kata Azman, juga kini tengah menunggu datangnya CN-295 sebagai pesawat pengganti. "Saat ini, Fokker 27 tidak beroperasi sampai identifikasi selesai dan CN-295 datang," kata Azman, Senin (26/6).

Ini berarti lima Fokker-27 yang hingga kini masih dimiliki TNI AU setop beroperasi. Azman sebenarnya berharap pesawat buatan Anthony Fokker itu tidak lagi dioperasikan. Sebab, pihaknya juga telah mengusulkan pembaharuan terhadap pesawat yang sudah tidak layak terbang karena faktor usia.

Menurut dia, tim investigasi yang beranggotakan sejumlah pakar Fokker 27 dan berasal dari TNI AU itu, diperkirakan membutuhkan waktu selama tiga bulan untuk menyelesaikan penyelidikan.

Karena itu, Azman mengaku belum bisa memberikan penjelasan perihal asal muasal jatuhnya pesawat yang sedikitnya menewaskan 10 orang tersebut.

Tim tersebut, kata dia, akan melaksanakan tugas tanpa ada intervensi dari sejumlah pihak, termasuk TNI AU. "Mereka kerja tanpa ada tekanan dari siapapun," katanya.

Sementara soal bagaimana cara mengidentifikasi, menurut Azman, dikarenakan sumber daya manusia yang berada di tim investigasi tersebut merupakan pakar dibidangnya, maka puing-puing dan lokasi jatuhnya pesawat akan menjadi bukti penguat.

"Tim itu ada dokter, pakar mesin, pakar operasi, inspektorlah sebutannya," kata Azman lagi.

Sumber: Republika

Jupiter Aerobatic Team Singgah di Lanud Palembang dalam Misi ke Thailand


25 Juni 2012, Palembang: Tim Aerobatic TNI Angkatan Udara “Jupiter Aerobatic Team” yang terdiri dari 7 buah pesawat jenis KT Wong Bee dari Skadron Pendidikan (Skadik) 102 Lanud Adisutjipto, Yogyakarta dan 2 buah pesawat C.130 Hercules selaku pendukung, Minggu (24/6), tiba di Lanud Palembang dalam misi operasi penerbangannya menuju Bangkok, Thailand untuk menghadiri perayaan 100 tahun Aviation Thailand.

Komandan Komando Pendidikan TNI Angkatan Udara (Dankodikau), Marsda TNI R. Hari Mulyono, dengan menggunakan pesawat KT Wong Bee ikut langsung dalam penerbangan dari Lanud Adisutjpto menuju Lanud Halim Perdanakusuma hingga terakhir di Lanud Palembang dalam rangka melepas keberangkatan Jupiter Aerobatic Team menuju Bangkok, Thailand.

Kedatangan Jupiter Aerobatic Team di Lanud Palembang diterima langsung Komandan Lanud (Danlanud), Letkol PNB Adam Suharto beserta pajabat jajaran Lanud di Apron Bravo. Dalam operasi penerbangan ini selaku Mission Commander, Kolonel PNB M. Khairil Lubis, Supervisor Kolonel PNB Anang Nurhadi, SE dan Flight Leader Letkol PNB Dedi Susanto yang juga mejabat selaku Komandan Skadron Pendidikan (Dansakadik) 102 Lanud Adisutjipto, Yogyakarta.

Tim yang melakukan penerbangan dengan didukung 2 buah pesawat C-130 Hercules tersebut berangkat dari home base di Lanud Adisutjipto minggu pagi akan melaksanakan penerbangan menuju Thailand untuk menghadiri dan turut ambil bagian dalam rangka perayaan 100 tahun Aviation Thailand yang akan berlangsung beberapa hari kedepan sekaligus juga melaksanakan latihan Navigasi Jarak Jauh. Rute penerbangan yang ditempuh dari Yogyakarta menuju Thailand antara lain ; Minggu (24/6) dari Lanud Adisutjipto,Yogyakarta - Lanud Halim Perdanakusumah. Jakarta - Lanud Palembang (Ron) - senin (25/6) dari Lanud Palembang menuju Lanud Roesmin Nurjadin, Pekanbaru - Lanud Suwondo, Medan (Ron) dan hari berikutnya dari Lanud Suwondo, Medan melanjutkan penerbangan menuju Bangkok, Thailand.

Sumber: TNI AU

Sunday 24 June 2012

650 Prajurit TNI Dikirim ke Papua

 
pangdam II/Sriwijaya Mayjen TNI Nugroho Widyotomo ketika memberikan pengarahan kepada Yonif 144/Jaya Yudha di Makoyonif 144/Jaya Yudha Curup, Bengkulu, Selasa (10/4) dalam rangka pratugas Yonif 144 ke Papua.
Sebanyak 650 prajurit Tentara Nasional Indonesia dari Yonif 144 Jaya Yudha dikirim ke Papua untuk melaksanakan operasi teritorial, Kamis (21/6).
Sebelum diberangkatkan ke Papua, Wakil Asiten Operasi (Waasops) Panglima TNI Laksamana Pertama TNI Widodo meninjau gelar kesiapan akhir di Mayonif 144 Jaya Yudha Curup, Kabupaten Rejang Lebong, Bengkulu.
Surat elektronik yang diterima ANTARA dari Kapenrem 041 Garuda Emas Mayor Inf Onsonuni menyebutkan Waasops didampingi Kasdam II/Sriwijaya Brigjen TNI M Nasir.
Dalam sambutannya, Laksamana Pertama TNI Widodo berpesan kepada prajurit agar melaksanakan tugas negara dengan baik.
"Saya yakin kalian dapat melaksanakan tugas dengan baik," katanya.
Ia mengatakan tugas para prajurit di Papua adalah mengutamakan operasi teritorial dan menarik simpati rakyat Papua sehingga dapat mencairkan situasi yang kembali bergejolak di wilayah tersebut.
"Ikuti aturan yang telah ditetapkan tentang pelibatan TNI dalam menangani masalah dalam tugas operasi," tambahnya.
Waasops menekankan, kehadiran TNI tidak boleh menjadi masalah baru.
Para prajurit diminta menghindari perbuatan-perbuatan yang bersifat ilegal serta menjaga nama baik satuan.
"Kalian diberangkatkan 650 orang dan kembali 650 orang, kemudian setiap kegiatan direncanakan dengan baik, jangan lupa berdoa kepada Yang Maha Kuasa," katanya.
Waasops juga mengucapan terima kasih kepada Pangdam II/Sriwijaya, Danrem 041/Gamas dan kepada Dansatgas yang telah mempersiapkan satuan ini dengan baik.
---
Sumber Berita:
Kemhan/Antara

Marinir-Pamtas Patroli Patok Perbatasan RI-Malaysia


24 Juni 2012, Nunukan: Satuan Tugas (Satgas) Batalyon Marinir Tentara Nasional Angkatan Laut (TNI AL) Ambalat-Pulau Sebatik bersama Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan (Satgas Pamtas) Komando Cadangan Strategis TNI Angkatan Darat (Kostrad 413) mengadakan patroli patok perbatasan Indonesia-Malaysia pada 25-26 Juni.

"Patroli patok ini merupakan kegiatan rutin oleh Satgas Marinir Ambalat. Namun, ini pertama kali dilakukan secara gabungan dengan Satgas Pamtas," ujar Komandan Satgas Marinir Ambalat Pulau Sebatik, Kabupaten Nunukan, Kapten Marinir Suherman, di Sebatik, Minggu.

Patok yang akan ditinjau, menurut dia, yaitu patok 7 dan 8 yang terletak di sekitar Desa Ajikuning, Kecamatan Sebatik Tengah, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Timur. Selanjutnya, Selasa (26/6) akan meninjau patok 9, 10, 11 dan 12 yang masih berada di sekitar Ajikuning.

"Patroli itu sudah menjadi tugas pokok dari Satuan Marinir TNI AL pada patok perbatasan darat antara Indonesia-Malaysia. Dengan tujuan mengecek kondisi patok, apakah posisinya masih tetap berada pada posisi awalnya atau telah bergeser," katanya.

Jika patok perbatasan itu mengalami perubahan posisi ataupun kondisi fisik, menurut dia, maka akan dilakukan perbaikan sesuai dengan posisi awal, kemudian juga akan dilakukan pengecatan terhadap patok perbatasan yang belum dicat selama ini.

"Sebenarnya sih pengecatan sudah dilakukan rutin, tapi kalau ada lagi yang belum sempat dicat, ya akan dicat," kata Suherman.

Rencananya, menurut dia, patroli dimulai pada Senin (25/6) pukul 08.00 Wita dengan menuju Desa Ajikuning di patok 7 dan 8 bersama dari personel Satgas Pamtas Kostrad 413.

Kemungkinan besar, patroli gabungan menginap di wilayah perbatasan untuk melakukan patroli pada empat patok lagi yaitu patok 9-12. Patroli ini dipimpin langsung Komandan Satgas Marinir Ambalat Pulau Sebatik Kapten Marinir Suherman.

"Patroli pada Senin sampai Selasa akan saya pimpin," katanya. Wakil Komandan Satgas Pamtas Kostrad 413, Mayor Inf Bambang, membenarkan adanya rencana patroli patok perbatasan gabungan Satgas Marinir dengan Satgas Pamtas yang akan dilaksanakan pada Senin (25/6) sampai Selasa (26/6).

Senada dengan Komandan Satgas Marinir Ambalat Pulau Sebatik, dia juga mengatakan, patroli tersebut untuk mengecek patok-patok perbatasan darat dengan negara tetangga Malaysia.

Apabila ada patok yang ditemukan terjadi perubahan posisi atau kondisi fisik, ia mengemukakan, akan dilaporkan ke Kodam Mulawarman.

"Kalau ada patok yang berubah posisi atau fisiknya tidak sesuai lagi dengan kondisi awal, maka kita akan laporkan ke Kodam," demikian Bambamg.

Sumber: ANTARA News

PT DI Percepat Produksi CN295


C295 lakukan LAPES. Armada Fokker F-27 TNI AU akan digantikan sembilan CN295. (Foto: Airbusmilitary)

23 Juni 2012, Jakarta: PT Dirgantara Indonesia (Persero) sudah mempercepat produksi pesawat transpor militer menengah CN295 guna memenuhi kebutuhan TNI-AU mengganti Fokker-27.

"Kami ini sudah masuk gigi tiga untuk produksi N295 karena harus mengejar waktu penyelesaian sembilan pesawat sampai akhir 2014," kata Sonny Saleh Ibrahim, Asisten Dirut PTDI Bidang Sistem Manajemen Mutu Perusahaan merangkap Pembina Komunikasi Perusahaan, yang dihubungi dari Jakarta, Sabtu.

Sonny dimintai komentarnya sehubungan dengan pernyataan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Rio de Janeiro, Brazil, Jumat waktu setempat atau Sabtu WIB, setelah menyampaikan belasungkawa untuk korban gugur dalam jatuhnya pesawat Fokker F27 TNI AU di Jakarta, Kamis lalu.

Menanggapi pernyataan Presiden itu, Sonny mengatakan PTDI memang sebelumnya sudah mempercepat produksi N295 bahkan sudah 60 personel PTDI dikirimkan secara bertahap ke Airbus Military (dahulu Casa yang melebur ke Airbus Military) di Spanyol.

Langkah percepatan PTDI itu, menurut Sonny, tak hanya terkait pada kebutuhan di dalam negeri, yakni untuk operasional TNI-AU, namun juga sudah ada ikatan bisnis dengan Airbus Military untuk menjadikan PTDI sebagai pusat pengiriman (delivery center) pesawat-pesawat C295 di kawasan Asia-Pasifik.

Sonny menjelaskan, pesawat angkut sedang tersebut untuk penggunaan di Indonesia akan disebut N295 sebagaimana yang diucapkan Presiden di Brazil, namun untuk pemasaran Asia-Pasifik disebut CN295. Untuk penjualan di kawasan lain, tetap sebagai C295.

Berdasarkan kerjasama itu, PTDI mengerjakan komponen-komponen tertentu N295 yang selanjutnya diintegrasikan di pabrik Airbus Military. Setelah empat atau lima pesawat dikerjakan di Spanyol, selanjutnya keseluruhan produksi dilaksanakan di Bandung.

Sonny menambahkan untuk sembilan pesawat yang dibutuhkan TNI-AU, dalam tahun 2012 akan diselesaikan dua pesawat, yang keseluruhan pembuatannya memang masih di Spanyol. Namun target pengerjaan untuk sisa pesanan pertama itu di Bandung sudah akan tercapai pada tahun 2012.

Sumber: Republika

Parlemen Belanda Tetap Tolak Jual Tank ke Indonesia


22 Juni 2012, Amsterdam: Kamis kemarin kabinet Belanda gagal meyakinkan parlemen de Tweede Kamer untuk menyetujui rencana penjualan 80 tank kepada Indonesia. Mayoritas fraksi tetap menentang penjualan tank tersebut, sehubungan dengan pelanggaran Hak Asasi Indonesia (HAM) terutama di Papua.

Ini upaya terakhir kabinet demisioner Belanda untuk meyakinkan parlemen. Tiga menteri yaitu Menlu Rosenthal, Menteri Pertahanan Hillen dan Menteri Ekonomi, Bleker khusus mendatangi parlemen untuk mencari dukungan. Mereka hanya berhasil memperoleh dukungan dari Partai Liberal Konservatif (Volkspartij voor Vrijheid en Democratie, VVD) dan partai kristen demokrat (Christen-Democratisch Appèl, CDA).

Menindas Rakyat

Partai Buruh (Partij van de Arbeid,PvdA), Partai Sosialis (Socialistische Partij, SP), Partai Hijau (GroenLinks, GL) dan partai kristen konservatif (ChristenUnie, CU) tidak bergeming. Partai-partai itu memberi contoh, bahwa Mesir dan Bahrain menggunakan alutsista yang dibeli dari Belanda tahun lalu untuk menindas rakyat yang memberontak. "Ini tidak boleh terjadi lagi," kata Jasper dari Partai Sosialis.

Tahun lalu Parlemen mendukung mosi Arjan El Fassed dari GroenLinks untuk membatalkan penjualan tank itu. Makanya El Fassed menyebut debat di parlemen kemarin sebenarnya tidak perlu lagi. Menurut Han Ten Broeke dari VVD, dalam hal ini sikap Belanda bukan menggurui sebagai bekas penjajah. Ia juga menyinggung pemasokan senjata oleh perusahaan Belanda sebelumnya kepada Indonesia.

Menhan Hans Hillen ingin menjual tank Leopard sebagai bagian dari penghematan besar-besaran. Ia harus menghemat sekitar satu miliar euro. Hasil penjualan, yang jumlahnya sekitar 200 juto euro, akan digunakan untuk membeli pesawat tanpa awak.

HAM Indonesia Makin Membaik

Kabinet tidak keberatan terhadap penjualan itu, karena memenuhi kriteria ekspor senjata Uni Eropa. Selain itu, kondisi HAM di Indonesia makin membaik. Baik Belanda maupun Indonesia keduanya mau memperbaiki hubungan bilateral. Makanya penjualan tank tersebut, yang tidak akan dikerahkan di Papua, tidak bermasalah.

Menlu Uri Rosenthal mengakui memang masih "banyak yang perlu diprihatinkan" sehubungan dengan HAM di Indonesia "yang demokrasinya mulai stabil". Namun ia juga menambahkan, banyak insiden di Papua tidak terkait dengan HAM. Menolak transaksi penjualan tank, menurut Rosenthal, akan tidak dipahami oleh dunia internasional dan akan menimbulkan "kerepotan".

Rapat parlemen akhirnya diskors untuk memberi kesempatan para menteri kabinet berunding membahas kasus ini lagi. Menlu Rosenthal mengatakan, bahwa kabinet akan sangat mempertimbangkan pendapat parlemen atau De Tweede Kamer, karena kabinet ini statusnya demisioner.

Sumber: RNW

Latihan SAR Kapal Selam Koarmatim


21 Juni 2012, Surabaya:Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim) akan menggelar Latihan Search and Rescue (SAR) kapal selam tahun 2012, dalam waktu dekat. Acara dibuka oleh Kepala Staf Armatim (Kasarmatim) Laksamana Pertama TNI Darwanto, S.H, M.A.P., bertempat di Gedung Pusat Latihan Kapal Perang (Puslat Kaprang) Kolat Koarmatim Ujung Surabaya, Kamis (21/06).

Hadir dalam upacara pembukaan itu, Komandan Komando Pendidikan Operasi Laut (Dankodikopsla) Laksamana Pertama TNI Achmad Hadirat, Komandan Satuan Kapal Selam (Dansatsel) Koarmatim Kolonel Laut (P) Jeffry Staley Sanggel, S.H., Kepala Potensi SAR Surabaya Gatot Ibnu Wibisono, S.E serta para prajurit yang terlibat dalam latihan tersebut.

Pada kesempatan itu Kasarmatim membacakan amanat Asiten Operasi (Asops) Kasal Laksamana Muda TNI Hari Bowo, M.Sc, diantaranya mengatakan, sesuai dengan UU RI No. 34 tahun 2004 pasal 7 ayat 2 dikatakan bahwa salah satu tugas pokok TNI adalah melaksanakan operasi militer selain perang yaitu diantaranya membantu pencarian dan pertolongan dalam kecelakaan atau SAR.

Dengan adanya tugas tersebut, maka kesiapsiagaan unsur-unsur TNI AL dalam melaksanakan tugasnya memberikan pertolongan terhadap terjadinya kecelakaan di laut sangat diperlukan. Hal tersebut tidak dapat dilaksanakan sendiri, akan tetapi harus berkordinasi dengan Badan Sar Nasional yang bertanggung jawab dalam penyedian jasa SAR melalui penyelenggaraan operasi SAR.

“Dalam rangka upaya meningkatkan kemampuan unsur-unsur SAR TNI AL dalam menyelenggarakan pencarian dan penyelamatan, khususnya SAR kapal selam di lingkungan TNI AL, Kormatim sebagai Komando Utama Operasional mempunyai kewajiban untuk menyelenggarakan latihan SAR kapal selam,”kata Asops Kasal.

Sasaran yang diharapkan dari latihan SAR kapal selam tahun 2012 ini, adalah untuk meningkatkan kemampuan unsur Koarmatim dalam melaksanakan tugas pencarian dan penyelamatan kapal selam yang mengalami kedaruratan di laut, tersusunnya rencana operasi dan prosedur pencarian dan penyelamatan kapal selam dan terujinya kemampuan seluruh personel kapal selam dalam melaksanakan penyelamatan diri Free Escape.

Latihan ini dilaksanakan melalui beberapa tahap yaitu latihan taktis dan teknis dengan pasukan dan gladi posko dan gladi lapangan. Materi yang akan dikembangkan adalah kemampuan mengaplikasikan dan mengembangkan doktrin dan prosedur pencarian serta penyelamatan kapal selam sesuai buku petunjuk pelaksanaan SAR serta aplikasi SAR di Laut yang melibatkan unsur-unsur atas air, Dinas Penyelamatan Bawah Air, dan udara dalam kegiatan pencarian dan penyelamatan kapal selam.

Daerah tempat latihan meliputi Puslat Kaprang Kolat Koarmatim, Pangkalan Surabaya dan Pantai Pasir Putih, Situbondo Jawa Timur. Waktu latihan selama 20 hari mulai tanggal 21 Juni sampai tanggal 10 Juli 2012. Melibatkan 4 kapal perang terdiri dari tiga kapal atas air yaitu KRI Diponegoro-365, KRI Pulau Rupat-712, KRI Pandrong-801 dan satu kapal selam yaitu KRI Cakra-401.

Latihan SAR kapal selam tahun 2012 ini, melibatkan 377 personel dari Satuan Kapal Selam (Satsel), Dinas Penyelamatan Bawah Air (Dislambair), Satuan Komando Pasukan Katak (Satkopaska) Koarmatim, Diskes Koarmatim, pesawat udara, Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut (Lantamal) Surabaya, Lembaga Kesehatan Kelautan (Lakesla) serta Kantor SAR Surabaya.

Sementara itu Kasarmatim menambahkan, bahwa kegiatan ini bertujuan untuk mempertahankan dan meningkatkan kemampuan unsur operasional Koarmatim dalam melaksanakan tugas pencarian dan penyelamatan kapal selam yang mengalami kegawat daruratan di laut. “Latihan SAR kapal selam tahun 2012 merupakan kegiatan yang digelar petama kalinya di jajaran TNI Angkatan Laut”, kata Kasarmatim.

Sumber: Dispenarmatim

Menhan: Pengganti Fokker Tiba Tahun Ini


C295 akan gantikan Fokker F-27 TNI AU. (Foto: Airbusmilitary)

22 Juni 2012, Jakarta: Menteri Pertahanan, Purnomo Yusgiantoro, menyatakan pesawat angkut ringan TNI AU jenis Fokker 27 dengan nomor ekor 2708 sebenarnya sudah akan diganti dengan pesawat lainnya.

Terlebih lagi usianya yang sudah cukup tua. “Di Kemhan sudah menandatangani kontrak dan sedang dikerjakan 10 pesawat CN 295,” katanya saat memberikan keterangan pers di kediaman Wakil Presiden, Boediono, Kamis (21/6).

Purnomo mengatakan dua pesawat pertama akan didatangkan pada tahun ini. Selanjutnya akan dikerjakan oleh PT Dirgantara Indonesia.

Penggantian ini bukan tanpa alasan. Sebab, pesawat tersebut masuk dan menjadi bagian dari kekuatan Skuadron II penerbang pada 9 Februari 1977. Artinya, pesawat tersebut sudah berusia 35 tahun.

Pesawat Fokker 27 buatan pabrik Fokker Netherland dengan engine 2 EA Rolls Royce Dart MK 536-7R itu memiliki rentang sayap 18 meter, panjang badan 15.154 meter, tinggi 6,31 meter, dan berat maksimum 7.450 kg. Pesawat ini mempunyai daya angkut 40 orang penumpang dan mampu menjelajah selama enam jam.

Sumber: Republika

Mahasiswa UNY Membuat Robot Pelacak Bom


22 Juni 2012, Jakarta: Kelompok mahasiswa Jurusan Pendidikan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta terdiri dari Doni Ermawan, Dedi Hermawan, Endro Tri Nugroho, Hasnanto Riantiarno dan Hadi Sutrisno membuat robot pelacak bom.

Robot dikendalikan secara manual dengan menggunakan perangkat komputer dari jarak jauh. Robot akan memberikan gambar keadaan di sekitar tempat yang dicurigai diletakkan bom.

Fungsi utama robot adalah mendeteksi adanya benda yang dicurigai sebagai bom pada radius 100-200 meter.

Robot dibuat dengan suku cadang yang sudah tersedia di dalam negeri. Suku cadang tersebut , motor penggerak, motor servo sebagai lengan penjepit benda yang terdeteksi sebagai bom, pengendali, kamera atau webcam, sensor, controller, dan software (perangkat lunak) yang digunakan untuk mendukung proses kontrol. Software ini berfungsi menggerakkan robot dari jarak jauh.

Bahan yang paling mahal dan vital digunakan pada robot adalah motor penggerak yang berfungsi sebagai kaki robot. Kekuatan robot terletak pada dua hal, yaitu motor penggerak dan webcam yang diletakkan di atas robot. Motor penggerak bisa menjadi alat penggerak robot melewati jalan berbatu dan berkelok, sedangkan kamera untuk melihat keadaan di sekitar area yang terdeteksi terdapat bom. Gambar-gambar yang tertangkap kamera ini nantinya diproses dan dikontrol melalui software di notebook.

“Robot ini belum mampu mendeteksi keberadaan bom dalam skala besar yang diletakkan di beberapa ruang tertentu, karena belum peka terhadap sensor dinding,” papar Doni.

Anggota tim lainnya, Hadi Sutrisno mengatakan robot kreasi mereka ini masihlah prototipe, nantinya akan lebih dimodifikasi bentuknya agar terlihat lebih baik dari sebelumnya.

Sementara ini, bentuk robot yang menyerupai mobil perang layaknya tank ini akan terus dipertahankan. Selanjutnya akan ditambah beberapa fasilitas yang mendukung komunikasi dan kontrol terhadap robot yang lebih maksimal.

“Selain itu, ke depan kami ingin menambahkan sensor logam pada robot, sehingga akurasi dalam mendeteksi benda yang diduga bom menjadi lebih baik, pungkas Hadi.

@Berita HanKam
Sumber: UNY

Kamov Ka-50 Black Shark / Hokum-A

Latihan Elang Gesit 2012 Ditutup


Pembukaan Latihan Elang Gesit 2012. (Foto: Lanud Iswahjudi)

21 Juni 2012, Madiun: Setelah selama tiga hari penuh (19-21/6), bergelut dengan gladi Posko dan manuver lapangan, secara resmi Komandan Lanud Iswahjudi Marsekal Pertama TNI M. Syaugi, S.Sos., menutup Latihan dengan sandi ”Elang Gesit 2012”, dalam suatu upacara militer di Lapangan Dirgantara, Kamis (21/6).

Latihan yang melibatkan semua satuan jajaran Lanud Iswahjudi, terutama pesawat-pesawat tempur untuk melaksanakan operasi taktis dan strategis serta penyergapan, sebagaimana bila terjadi operasi pertempuran sesungguhnya. Demikian pula dengan unsur Pasukan Khas yang berperan sebagai pengandali pertempuran dan pangkalan (Dalpur dan Dallan).

Latihan yang berlangsung selama tiga hari tersebut mengerahkan semua unsur yang ada di Lanud Iswahjudi meliputi unsur tempur udara dari Skadron Udara 3/F-16, Paskhas sebagai unsur pertahanan udara vertikal dan SAR (Search And Rescue) serta Helikopter ColibrI sebagai unsur SAR dan evakuasi medis udara.

Selain manuver-manuver utama seperti serangan udara langsung, penyergapan, penyekatan udara dan penghancuran pesawat-pesawat musuh baik yang ada di udara, darat, dan laut juga dilaksanakan berbagai upaya pertahanan pangkalan dan penanggulangan apabila pesawat dalam keadaan darurat yang dilaksanakan oleh unsur crash team.

Latihan Elang Gesit 2012 bertujuan untuk menguji dan meningkatkan kemampuan serta kesiapan segenap unsur di jajaran Lanud Iswahjudi dalam melaksanakan tugas operasi udara, pengamanan dan pertahanan pangkalan serta penanggulangan pesawat dalam keadaan darurat. Sedang sasarannya untuk memantapkan kesiapan operasi, memantapkan prosedur taktik, teknik serta komando dan pengendalian satuan udara dalam melaksanakan suatu operasi.

Komandan Lanud Iswahjudi saat menutup latihan menyatakan mengingat kompleksitas manajemen penggunaan kekuatan udara, telaah dan kajian, perlu pula memperhatikan doktrin operasi udara yang telah berhasil diaplikasikan oleh negara-negara maju.

 “Tingkatkan pemahaman tentang manajemen pengunaan kekuatan udara yang selalu berkembang, sehingga dicapai kesamaan persepsi dan aplikasi, mulai dari tingkat perorangan, dan satuan. Kesamaan pola pikir dan pola tindak yang demikian, akan bermuara kepada keberhasilan pelaksanaan tugas yang menjadi tanggung jawan kita bersama”, tegas Pati Bintang Satu tersebut.

Sumber: TNI AU

Parlemen Dorong Percepatan Modernisasi dan Penambahan Alutsista





Puing-puing pesawat Fokker F-27 TNI AU yang jatuh menimpa rumah di pemukiman di kawasan Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Kamis (21/06). (Foto: TEMPO/Dasril Roszandi)

21 Juni 2012, Senayan: Komisi I DPR akan mendorong percepatan pengadaan dan modernisasi bagi pesawat militer. Hak ini menyusul terulangnya peristiwa kecelakaan pesawat militer.

"Saya dapat konfirmasi siang tadi tentang jatuhnya pesawat Fokker 27 di sekitar Halim Perdanakusuma. Memprihatikankan karena pesawat itu berusia lanjut," ujar Ketua Komisi I DPR Mahfudz Siddiq kepada Jurnalparlemen.com, Kamis (21/6).

Mahfudz berharap, pihak TNI AU bekerja sama dengan KNKT untuk mengusut sebab kecelakaan tersebut. Jika kecelakan tersebut terbukti akibat kerusakan mesin yang sudah uzur, maka modernisasi alutsista TNI harus dipercepat. Bukan saja pesawat tempur yang mesti dimodernisasi. Radar di pangkalan udara militer juga perlu diremajakan.

"Pemutihan alutsista sepenuhnya kewenangan Mabes TNI dan Kemenhan. Komisi I secara prinsip mendukung percepatan alutsista untuk tiga angkatan dengan skala priorita: AL - AU - AD. Bukan hanya peremajaaan, tapi juga penambahan unit," kata Mahfudz.

Pesawat Fokker 27 Masih Layak Terbang

Pesawat Fokker 27 TNI AU yang jatuh di kawasan Halim Perdanakusuma Jakarta, Kamis (21/6) pukul 14.45 WIB dinyatakan masih layak terbang dan telah menjalani perawatan sesuai jadwal. Wakil Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal Madya TNI Dede Rusamsi menyatakan itu di Jakarta.

Sebelumnya, Kepala Dinas Penerangan Umum TNI AU Kolonel Penerbang Agung Sasongkojati di Gedung Air Power Centre, Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, mengatakan, pesawat tersebut menimpa satu rumah dan kemudian menyebabkan kebakaran hingga tujuh rumah di sekitarnya.

"Jadi yang tertimpa hanya satu rumah yang kemudian terbakar dan menjalar ke tujuh rumah di sekitarnya," katanya. Berdasarkan keterangan Kolonel Agung, rumah yang tertimpa Pesawat Fokker-27 merupakan milik Mayor ADM Johannes Tandi Sosang di Komplek Rajawali, Perumahan TNI AU Branjangan, Halim Perdanakusuma.

"Keluarga Mayor ADM Johannes Sosang yang berada di dalam rumah adalah istri, satu putra dan seorang pembantu rumah tangga," katanya. Kolonel Agung memastikan putra dan pembantu rumah tangga Mayor Johannes meninggal, sedangkan istrinya dalam kondisi kritis."Mayor Johannes juga masih syok dan belum bisa dimintai keterangan," katanya.

Spesifikasi Pesawat Fokker F-27 Friendship

Pesawat Fokker F-27 asal Belanda ini didesain sekitar pada1950-an sebagai pengganti dari pesawat Douglas DC-3 Dakota, yang sangat sukses dalam operasionalisasi dan paling banyak diproduki sepanjang masa.

F-27 didesain pertama kali untuk kapasitas 28 penumpang, dan diketahui Aer Lingus sebagai launch costumer pada November 1957.

Pesawat ini mulai diterima TNI-AU dari pemerintah Belanda pada 1975 dan 1976. Pesawat ini menjadi ujung tombak Skuadron Udara 2 yang bermarkas di Pangkalan Udara Utama Halim Perdanakusuma.

Sebelumnya, pesawat jenis serupa juga pernah jatuh pada 6 April 2009 di Bandung dan menewaskan 24 penumpang dalam pesawat. Penyebab kecelakaan adalah hujan lebat.

Saat itu, korban tewas meliputi enam kru, seorang instruktur, dan 17 personel siswa sekolah terjun Korps Pasukan Khas TNI AU.

Kapasitas kru : 2-3 orang
Kapasitas penumpang : 48-56 penumpang
Panjang badan pesawat : 25,06 meter
Lebar sayap pesawat : 29 m
Kecepatan jelajah 518 km/jam
Jangkauan: 1,826 km (986 nm, 1,135 mi)
Kecepatan menanjak : 7.37 m/s (1,450 ft/min)
Tinggi : 8.72 m (28 ft 7¼ in)
Berat kosong : 11,204 kg (24,650 lb)
Berat maksimum take off : 19,773 kg (43,500 lb)
Mesin : 2× Rolls-Royce Dart Mk.532-7 turboprop, 1,678 kW (2,250 eshp).

Sumber: Jurnal Parlemen/Republika/ANTARA Jateng

TNI Pantau Perbatasan Indonesia-Malaysia


Tim khusus rawa, laut, sungai, dan pantai (ralasuntai) dari Tim Ekspedisi Khatulistiwa 2012 dengan menggunakan dua unit perahu karet, Rabu (20/6), akan mengibarkan bendera merah putih di mercusuar Karang Unarang perbatasan perairan Indonesia-Malaysia. (Foto: M Rusman/ANTARA News Kaltim)

21 Juni 2012, Nunukan: Petugas Pos TNI AL di Pulau Sebatik, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Timur, rutin melakukan patroli untuk memantau wilayah perbatasan perairan Indonesia-Malaysia.

"Penjagaan pertahanan dan keamanan khususnya di perbatasan perairan Sebatik-Tawau, Malaysia, masih tetap eksis dan kontinyu dilakukan," ujar Komandan Pos TNI Angkatan Laut Sei Pancang Pulau Sebatik, Lettu Laut Nasution, di Sebatik, Rabu (20/6).

Masalah keamanan, lanjut dia, belum pernah terjadi hal-hal yang mengganggu secara serius, berkat kesigapan para personel TNI AL yang rutin menjaga perbatasan perairan. Mengenai kesiapan menjaga hankam negara kesatuan Republik Indonesia, senantiasa tetap dipertahankan sesuai norma-norma pengamanan perbatasan sehingga selama ini belum menemukan kendala apapun.

Terkait dengan mobilitas warga Pulau Sebatik yang menyeberang ke Tawau Malaysia ataupun warga Malaysia yang masuk melalui Pulau Sebatik, Nasution mengatakan secara umum masih landai.

Meskipun diakuinya, biasa menemukan adanya warga Malaysia yang masuk ke Pulau Sebatik tanpa menggunakan dokumen keimigrasian (paspor). Tetapi menggunakan Id Card (IC) Malaysia semacam Kartu Tanda Penduduk (KTP) di Indonesia. Apabila menemukan semacam itu, TNI AL selaku penjaga perbatasan hanya mendata dan selanjutnya diserahkan kepada pihak imigrasi.

"Masalah dokumen lintas batas kan kewenangan imigrasi, sehingga setiap menemukan warga Malaysia masuk ke Sebatik tidak menggunakan dokumen berkoordinasi dan menyerahkannya ke imigrasi," kata Nasution.

Agar kondisi keamanan perbatasan tetap terjaga dengan baik, ujarnya, personel TNI AL yang berada di Pos Sei Pancang rutin melakukan patroli laut mengitari wilayah-wilayah perbatasan perairan.

Kemampuan jajaran TNI AL dalam menjaga perbatasan juga mendapat dukungan penuh dari jajaran Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan (Satgas Pamtas) dan Satuan Marinir TNI AL.

Perampokan Laut Marak di Wilayah Perbatasan Indonesia-Malaysia

Perampokan terhadap nelayan di perairan perbatasan Indonesia-Malaysia, khususnya di sekitar perairan Kaltim, akhir-akhir ini marak terjadi.

"Perampokan memang marak," kata Komandan Pos TNI AL Sei Pancang, Lettu Laut Nasution, di Sebatik, Kaltim, Rabu. Ia mengakui, peristiwa perampokan memang benar beberapa kali terjadi terhadap nelayan Pulau Sebatik Kabupaten Nunukan, Kaltim yang sedang menangkap ikan di wilayah perairan Indonesia.

Tapi, ujarnya, terjadi di luar wilayah Pulau Sebatik yaitu di sekitar perairan Kota Tarakan, kalimantan Timur. "Namun tak pernah di wilayah Sebatik, dan karena di luar wilayah Sebatik untuk menanganinya secara langsung bukan kewenangan TNI AL Sei Pancang maupun Pangkalan TNI AL Nunukan," elaknya.

Terkait dengan peristiwa perampokan tersebut, dia kembali menegaskan lokasi kejadiannya berada di luar wilayah hukum TNI AL Pos Sei Pancang, hanya saja, yang menjadi korban memang adalah nelayan Pulau Sebatik.

"Sampai sekarang wilayah kami masih aman-aman saja dari perampokan. Kejadiannya di wilayah perairan lain. Kalau tidak salah kejadiannya di perairan Pulau Gusung dan Pulau Burung sana," ujar Nasution.

Diakui juga, pihaknya seringkali mendapatkan laporan dari nelayan Pulau Sebatik yang menjadi korban. Namun yang menjadi persoalan, karena yang bersangkutan satu hari setelah kejadian baru pulang dan melaporkan, maka hal itu menyulitkan pihaknya untuk melakukan tindakan mencari pelakunya.

"Kita tidak bisa berbuat apa-apa karena para nelayan yang mengaku menjadi korban melapor sehari setelah kejadian," kilahnya.

Tetapi walaupun demikian, Nasution menegaskan tetap menanggapi dan melaksanakan tugas dan kewenangannya dengan berkoordinasi dengan pihak aparat kepolisian di Kota Tarakan maupun dengan aparat kepolisian di Polsek Sebatik.

Sumber: ANTARA News Kaltim

Kapal Patroli Lanal Denpasar Masik Laik


Kapal patroli Lanal Denpasar. (Foto: Lantamal V)

21 Juni 2012, Denpasar: Armada peralatan perang berupa kapal milik Pangkalan TNI AL Denpasar yang digunakan untuk patroli di wilayah perairan Bali masih laik pakai.

"Kapal yang digunakan untuk patroli rutin di perairan wilayah Pulau Dewata, kemampuannya masih memadai," kata Komandan Pangkalan TNI AL (Lanal) Denpasar, Kolonel Laut (P) I Wayan Suarjaya, Selasa.

Dia mengatakan, begitu juga dengan umur dari peralatan atau perlengkapan perang tersebut masih wajar.Namun, tambah Suarjaya, apabila ada kegiatan yang berskala besar atau internasional, pihaknya meminta bantuan dari Armada Timur (Armatim) TNI AL untuk mengirimkan kapal.

"Kapal tersebut akan membantu melakukan patroli dan mengamankan wilayah perairan Bali," ujarnya.Suarjaya menjelaskan, namun patroli yang dilakukan oleh kapal dari Armatim sifatnya terbatas, tidak seluruh wilayah Pulau Dewata.

Sebelumnya dia mengatakan, armada patroli Pangkalan TNI AL Denpasar sampai saat ini belum menemukan adanya upaya penyelundupan narkoba di perairan Bali. "Walaupun belum ditemukan penyelundupan narkotika, menggunakan jalur laut di perairan wilayah Pulau Dewata, kami tetap tidak mengendurkan kewaspadaan," ujarnya.

Sumber: ANTARA Bali

Parlemen Bersikukup Industri Pertahanan Masuk KKIP


Deretan panser Anoa produksi PT PINDAD. (Foto: Tribunnews/Dany Permana)

19 Juni 2012, Senayan: DPR berkukuh agar industri pertahanan dapat dimasukkan dalam Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP) secara aktif. Sehingga industri ini dapat berperan aktif memproduksi dan memodernisasi alutsista TNI.

"Komisi I bersikeras agar PT Pindad, PT DI, PT PAL dan perusahaan industri pertahanan lainnya dapat diikutsertakan secara aktif dalam KKIP," kata anggota Komisi I DPR Hayono Isman usai rapat pembahasan RUU Industri Pertahanan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (19/6).

Komisi I berharap keberadaan para industri pertahanan tak sekadar jadi pelengkap dalam KKIP. Kalangan industri harus jadi peserta aktif yang terlibat dan masuk dalam keanggotaan KKIP. Setiap kali KKIP menentukan kebijakan strategis terkait alutsista, aspirasi industri harus ditampung.

Pemerintah setuju dengan usulan ini. Dalam struktur KKIP akhirnya disepakati bahwa Presiden akan bertindak sebagai Ketua KKIP. Sedangkan ketua hariannya adalah Menteri Pertahanan. Kemudian, Meneg BUMN menjadi wakilnya.

Dalam pembahasan RUU ini disepakati pula tentang jumlah permodalan bagi perusahaan industri pertahanan. Perdebatan yang sempat mengemuka adalah soal seberapa besar modal perusahaan untuk bisa masuk jajaran Badan Usaha Milik Negara (BUMN) bidang pertahanan. Meskipun bahasan ini masuk domain pertahanan, ketentuannya tak boleh bertentangan dengan UU tentang BUMN.

Kesepakatannya, kata Hayono, "Apabila modal pemerintah mencapai 51 persen, maka perusahaan itu dinyatakan sebagai BUMN."

Sumber: Jurnal Parlemen

TNI AL Pesan Pengganti KRI Dewa Ruci dari Spayol


KRI Dewa Ruci saat mengikuti Fleet Week New York 2012.(Foto: U.S. Navy/Mass Communication Specialist 1st Class Patrick Gordon/Released)

19 Juni 2012, Jakarta: Markas Besar TNI Angkatan Laut memastikan telah memesan kapal layar tiang tinggi dari sebuah galangan kapal internasional di Spanyol, yang diproyeksikan sebagai pengganti kapal latih KRI Dewaruci.

Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Soeparno kepada wartawan di Surabaya, Selasa (19/6) mengemukakan, kapal layar tiang tinggi tersebut rencananya mulai diproduksi pada 2013 dan dijadwalkan selesai pada 2014.

"Sudah diputuskan akan diproduksi di Spanyol, tapi saya lupa nama galangan kapal tersebut," kata Soeparno usai memimpin upacara serah terima jabatan komandan Komando Pengembangan dan Pendidikan Angkatan Laut (Kobangdikal).

Menurut ia, pembelian kapal latih yang direncanakan sejak 2010 tersebut, telah disetujui Mabes TNI dan pemerintah dengan anggaran sekitar US$80 juta.

Kapal latih baru kadet Akademi Angkatan Laut (AAL) itu merupakan salah satu program pengadaan alat utama sistem senjata (alutsista) TNI AL, terutama untuk melatih calon-calon perwira masa depan.

"Yang jelas, kapal layar baru nanti ukurannya lebih besar dan desainnya lebih indah dari KRI Dewaruci, sehingga mampu menampung personel lebih banyak," ujar Laksamana Soeparno.

Seperti diketahui, TNI AL telah mengoperasikan kapal latih KRI Dewaruci sejak 1953. Kapal layar legendaris tersebut adalah buatan HC Stulchen & Sohn Hamburg, Jerman, pada 1952.

Kendati usianya sudah 60 tahun, KRI Dewaruci yang memiliki panjang 58,30 meter, lebar lambung 9,50 meter dan bobot mati 847 ton, telah dilengkapi dengan sistem navigasi canggih dan komputerisasi.

Kapal tipe "Barquentin" ini mempunyai tiga tiang utama dengan 16 layar dan dilengkapi mesin berkekuatan 986 PK diesel yang mampu melaju dengan kecepatan maksimal 10,5 knot.

Sejak 15 Januari 2012, KRI Dewaruci melakukan muhibah keliling dunia selama lebih kurang 277 hari dan dijadwalkan kembali ke Indonesia pada pertengahan Oktober 2012.

"Mungkin pelayaran keliling dunia ini menjadi yang terakhir kali dilakukan KRI Dewaruci. Kapal ini berangkat menuju arah timur dan kembali dari arah barat," kata KSAL Laksamana Soeparno.

Sumber: Media Indonesia

Taruna Akmil dan Akpol Saksikan Demo Satkopaska Koarmatim


20 Juni 2012, Surabaya: Sebanyak 815 Taruna Akademi TNI dan Akpol terpukau pada saat menyaksikan demonstrasi pembebasan sandera yang dilakukan oleh pasukan khusus TNI AL Satuan Komando Pasukan Katak (Satkopaska) Koarmatim yang digelar di Dermaga Koarmatim Ujung Surabaya, Selasa (20/6).

Unjuk kebolehan yang dilakukan oleh Satkopaska Koarmatim tersebut yaitu pembebasan sandera dari aksi tindak kejahatan dan terorisme di laut Maritime Interdiction Operation (MIO) yang dilaksanakan oleh tim Visit Boarding Search and Seizure (VBSS) Satkopaska Koarmatim.

Aksi penyergapan terhadap kawanan perompak itu dilaksanakan dari laut dan udara menggunakan kendaraan tempur atas air dua Sea Rider dan Combat Boat milik Kopaska. Dengan bersamaan tim kopaska yang berada di Sea Rider melakukan boarding ke atas kapal, sedangkan beberapa tim Kopaska yang lain melaksanakan atraksi droping pasukan dari udara ke laut (Helly Water jump) menggunakan Helikopter jenis Bell NV-417 dari Puspenerbal Surabaya dan droping pasukan melalui  kapal cepat. Pada saat yang sama di perairan selat madura beberapa kapal perang Koarmatim membentuk formasi dengan melaksanakan manufra taktis di laut.

Para Taruna Akademi TNI dan Akpol itu dapat menyaksikan aksi sekilas pertempuran laut dari atas geladak KRI dr. Soeharso-990.

Setelah menyaksikan unjuk kebolehan prajurit Kopaska ditengah laut, para Taruna Akademi TNI dan Akpol kembali dapat menyaksikan aksi pertempuran kota (Urban Warfare) di Dermaga Koarmatim Ujung Surabaya.

Suguhan atraksi dari jajaran dan unsur Koarmatim itu merupakan rangkaian kegiatan dalam rangka menyambut kedatangan 815 Taruna Akademi TNI dan Akpol yang melaksanakan kegiatan Bhineka Eka Bhakti Akademi TNI dan Polri tahun 2012 di Koarmatim.

Ke 815 Taruna tersebut, terdiri dari 420 Taruna Akademi TNI dan 395 Taruna/Taruni Akpol. Selama di Koarmatim para Taruna dan Taruni itu juga berkesempatan melihat langsung beberapa kapal perang yang sedang bersandar di Dermaga Koarmatim, menyaksikan sekilas tentang profil Koarmatim, menyaksikan pameran seragam (uniform) personel dan persenjataan dari satuan-satuan yang ada di jajaran Koarmatim serta pertunjukan seni musik Armatim Country Band.

Puncak dari kegiatan Taruna Akademi TNI/Polri Bhineka Eka Bhakti di Koarmatim yaitu pengarahan dari Panglima Komando Armada RI Kawasan Timur (Pangarmatim) Laksamana Muda TNI Agung Pramono, S.H, M.Hum di Gedung Panti Cahaya Armada (PTA) Koarmatim Ujung.

Bhineka Eka Bhakti, merupakan kegiatan integratif Taruna Akademi TNI dan Akpol yang bertujuan meningkatkan jiwa dan semangat integrasi para Taruna, serta memberikan pembekalan kepada mereka tentang tugas, fungsi, dan ciri khas dari ke tiga angkatan dan Polri, khususnya dilingkungan kesatuan yang kelak akan menjadi medan penugasan para Taruna setelah lulus dari akademi masing-masing.

Kegiatan Bhineka Eka Bhakti dilaksanakan di lima wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur, yaitu di Yogyakarta, Kartasura, Madiun, Surabaya, dan Malang. Dalam kegiatan ini Para taruna dan Taruni mendapat pengenalan ketiga matra TNI yaitu darat, Laut dan Udara.

Sumber: Dispenarmatim

TNI AL dan PT LEN Kerja Sama Kembangkan Perangkat Elektronik

20 Juni 2012, Jakarta: TNI Angkatan Laut dan PT LEN, menandatangani piagam kesepakatan kerja sama saling menguntungkan, untuk mengembangkan kemampuan di bidang penelitian dan pembuatan rekayasa elektronik pertahanan di lingkungan TNI AL. Penandatanganan dilakukan di Mabesal, Cilangkap, Jakarta Timur, Selasa (19/6).

Sebagai pihak pertama, PT LEN Industri (Persero) diwakili oleh Wahyuddin Bagenda selaku Direktur Utama, sedangkan TNI AL sebagai pihak kedua diwakili oleh Asisten Perencanaan dan Anggaran Kepala Staf Angkatan Laut (Asrena Kasal) Laksamana Muda TNI Ade Supandi, S.E. Asrena Kasal, mengatakan kerja sama antara kedua instansi tersebut antara lain melingkupi, kerja sama dalam bidang penelitian, pengembangan Combat Management System, alat komunikasi militer, alat instruksi atau penolong instruksi, serta peperangan elektronika.

Selain itu dalam bidang peningkatan kemampuan sumber daya manusia di bidang rekayasa elektronika pertahanan juga menjadi hal pokok pada kerja sama tersebut. Kerja sama ini merupakan upaya untuk mensinergikan sumber daya yang dimiliki TNI AL dengan PT LEN Industri (Persero), sekaligus dalam rangka mendayagunakan kemampuan industri dalam negeri guna mendukung kemandirian pemenuhan kebutuhan Alutsista TNI AL dan penguasaan teknologi elektronika pertahanan, ujarnya.

Mengenai waktunya, kerja sama ini kata dia, dipastikan akan berjalan hingga lima tahun kedepan terhitung sejak 19 Juni 2012.

Kami optimis realisasi kerja sama ini dapat mensejajarkan industri pertahanan dalam negeri dengan industri pertahanan di dunia internasional, dan menumbuhkan kemandirian Indonesia akan pemenuhan kebutuhan Alutsista.

“Saya harap seluruh pihak akan segera menindaklanjuti kesepakatan ini dengan penuh rasa tanggung jawab, sesuai dengan peran, fungsi, dan tugas masing-masing,” kata Ade Supandi.

Sementara Dirut PT LEN Industri Wahyuddin Bagenda, berharap, kerja sama ini dapat terlaksana dengan baik, dan implementasinya di lapangan dapat diwujudkan secara nyata.

Sumber: InfoPublik

Satkopaska Simulasi Anti-Teror Dihadapan Taruna Akmil dan Akpol



 

19 Juni 2012, Surabaya: Sejumlah pasukan khusus Satuan Komando Pasukan Katak (Satkopaska) TNI-AL melakukan parameter tempur ketika melakukan simulasi anti teror didepan sejumlah taruna-taruni di Dermaga Ujung, Koarmatim, Surabaya, Jatim, Selasa (19/6). Kegiatan tersebut bagian dari penyambutan kunjungan 815 taruna dari Akademi TNI dan Akademi Kepolisian di Koarmatim dalam rangka Bhinneka Eka Bhakti. (Foto: ANTARA/M Risyal Hidayat/nz/12)