Pages

Friday 13 December 2013

Mengenal Batalion Raider, pasukan elite TNI AD

Mengenal Batalion Raider, pasukan elite TNI AD
pasukan khusus Indonesia.

 Komando Daerah Militer Iskandar Muda (Kodam IM) Provinsi Aceh hingga kini memiliki dua batalion infanteri yang prajuritnya memiliki kualifikasi raider. Biasanya setiap Kodam hanya punya satu saja batalyon elite ini.

"Di Kodam Iskandar Muda ada dua batalion infanteri raider, yakni Yonif 111/Raider dan Yonif 112/Raider," kata Kepala Staf Kodam Iskandar Muda Brigjen TNI Purwadi Mukson di Banda Aceh, Jumat (14/12). Demikian dikutip dari antara.

Dia mengatakan, secara umum batalion raider dan batalion infanteri lainnya tidak berbeda. Hanya saja, untuk batalion raider, kemampuan prajurit secara individu lebih baik dari prajurit batalion infanteri.

"Prajurit batalion raider mampu melakukan operasi dalam unit kecil, rahasia dan mendadak. Mereka dilatih khusus untuk itu dan kemampuannya melebihi prajurit biasa," katanya.

Sebelumnya, Kodam Iskandar Muda memiliki satu batalion infanteri, yakni Yonif 112/Raider. Kemudian, menjadikan Yonif 111 yang bermarkas di Tualang Cut, Kota Langsa, sebagai batalion Raider.

"Personel Yonif 111/Raider direkrut dari berbagai batalion di Aceh. Sebelum ditugaskan, mereka menjalani latihan raider selama empat bulan. Dan hari ini, pelatihannya resmi ditutup," katanya.

Dia mengatakan pelatihan bagi prajurit raider untuk meningkatkan kemampuan personal. Mereka dilatih untuk siap melakukan berbagai operasi khusus dan penugasan mendadak.

"Pasukan raider ini siap ditugaskan dalam kondisi apapun. Ini yang membedakan mereka dengan prajurit TNI lainnya," ungkap jenderal berbintang satu tersebut.

Adalah Kepala Staf TNI AD Jenderal Ryamizard Ryacudu yang punya ide membentuk pasukan elite di seluruh Komando Daerah Militer (Kodam). Maka Ryamizard meningkatkan kualifikasi 10 pasukan infanteri reguler menjadi Raiders. Sebagian personel Raiders dilatih kemampuan antiteror di Pusdik Passsus milik Kopassus.

Pasukan ini memiliki kemampuan sebagai pasukan anti-teroris untuk pertempuran jarak dekat, lawan gerilya dengan mobilitas tinggi dan melakukan pertempuran-pertempuran berlanjut. Kemampuannya tiga kali pasukan infanteri biasa.

Tiap-tiap batalyon ini dilatih untuk memiliki kemampuan tempur tiga kali lipat batalyon infanteri biasa. Mereka dilatih untuk melakukan penyergapan dan mobil udara, seperti terjun dari helikopter.

Pasukan elite ini diresmikan Jenderal Ryamizard tanggal 22 Desember 2003. Mungkin karena Raiders, Indonesia bisa mendapat predikat negara yang memiliki pasukan elite terbanyak.

merdeka

Yonif 700/Raider akan Bertugas di Sudan

http://www.tomssinging.com/wp-content/uploads/2011/11/06946__p_pr_1269157203.jpgMakasar : Sebanyak 126 personel Batalyon Infanteri 700/Raider Komando Daerah Militer VII/Wirabuana TNI Angkatan Darat akan mengikuti misi perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa di Sudan, April mendatang.

"Satu kompi lebih personel kami akan bertugas di Sudan dan delapan personel saat ini sedang bertugas di Lebanon," kata Komandan Batalyon Infanteri 700/Raider, Letkol Inf. Dody Tri Winarto di Makassar, Sulsel, Jumat.

Wakil Komandan Batalyon Infanteri 700/Raider, Mayor Inf. Kharisma C.K., mengatakan satu kompi personel Yonif 700/Raider akan ikut kontingen Yonif 721/Makassau.

"Kami akan ditempatkan di daerah Materi, Darfur yang disebut PBB sebagai area operasi paling berbahaya," ungkap Kharisma.

Sebagai persiapan, kontingen Yonif 721/Makassau akan mengikuti latihan di Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian (PMPP) di Sentul Bogor, Jawa Barat selama satu bulan.

"Materi disampaikan di PMPP yaitu pengetahuan organisasi PBB secara umum dan kondisi daerah operasi," papar Kharisma yang juga akan menjadi kontingen Indonesia di Sudan.

Kontingen Yonif 722/Makassau selanjutnya akan tergabung dalam kontingen TNI Angkatan Darat dengan personel sebanyak 650 orang, serta Gabungan Kontingan TNI Angkatan Laut dan TNI Angkatan Udara sebanyak 150 personel.

"Di Sudan, kami akan menggantikan kontingen dari Nigeria yang saat ini sudah ditarik," tutur Kharisma.

Kharisma menambahkan satuan tugas kontingen TNI dengan jumlah personel 800 orang pada April mendatang merupakan satuan tugas yang pertama Indonesia untuk misi penjaga perdamaian PBB di Sudan.

"Kami selalu siap di segala kondisi dan risiko," ujar Kharisma.

Sementara, delapan personel Yonif 700/Raider Wirabuana yang sedang bertugas di Lebanon tergabung dalam kontingen Yonif 500/Raider Brawijaya
 

Penulis Dunia Serukan Perlawanan Pengawasan Massal

Para penulis dunia menulis seruan tertulis menentang aksi pengawasan massal di dunia internet yang dilakukan oleh para agen rahasia.
Lebih dari 500 orang penulis dari seluruh dunia melakukan protes bersama-sama menentang pengawasan sistematis massal yang dilakukan melalui internet. Dalam seruan serentak itu, mereka secara bersama-sama menuntut sebuah perjanjian mengikat terkait hak-hak digital.
Berita mengenai pengungkapan informasi yang dilakukan oleh Edward Snowden menunjukkan dengan nyata sejauh mana dinas rahasia di seluruh dunia mematai-matai data-data pribadi milik warga. E-Mails, jaringan sosial dan, setiap halaman internet yang dikunjungi bisa di telusuri, dicegat dan dianalisa. Seperti kasus yang telah terjadi, bahkan Smartphone milik kanselir Jerman Angela Merkel juga tak lepas dari aksi penyadapan NSA atau badan intelijen Amerika.
Kebebasan Berpendapat yang Terancam
Secara keseluruhan ada 560 penulis dari 83 negara yang bekerjasama dan menulis seruan menentang pengawasan sistematis yang dilakukan melalui internet oleh agen-agen rahasia seperti NSA. Didalam seruan itu mereka menyatakan dengan pasti bahwa pengawasan melanggar privasi, dan membahayakan kebebasan berpendapat dan berpikir. Karena itu mereka menyerukan, melindungi demokrasi di dunia digital.
Yang ikut menadatangani seruan tersebut adalah pemenang penghargaan nobel karya sastra Orhan Pamuk, J.M Coetzee, Elfriede Jelinek, Günter Grass dan Thomas Tranströmer. Seruan ini juga diiklankan di internet dan koran-koran.
PPB Harus Mengambil Tindakan
Para penulis tersebut yang diantaranya termasuk Umberto Eco, Margaret Atwood, T.C. Boyle dan Peter Sloterdijk menuntut “setiap warga negara harus mempunyai hak untuk ikut memutuskan sejauh mana data-data mereka dikumpulkan, disimpan dan dianalisa“. Para penulis tersebut mengatakan pengawasan massal adalah tindakan yang memperlakukan setiap warga negara seperti tersangka yang pada artinya telah melanggar asas praduga tak bersalah. Para penulis tersebut menuntut agar PBB membuat aturan kesepakatan internasional terkait hak-hak digital.

dw.de

Banyak negara punya kepentingan, cyber war serbu Indonesia

Banyak negara punya kepentingan, <i>cyber</i> <i>war</i> serbu Indonesia
Ilustrasi, (SINDOphot0)
Anggota Komisi I DPR Tantowi Yahya mengatakan, Indonesia menjadi objek cyber war (perang teknologi) didasarkan karena peran Indonesia yang semakin penting dalam ekonomi dan politik global.

Menurutnya, hal ini karena banyak negara yang punya kepentingan di Indonesia, baik sebagai mitra kerja atau memposisikan Indonesia sebagai ancaman untuk mereka.

“Karena semakin penting posisi suatu negara makan akan semakin banyak pula dilakukan penyadapan,” kata Tantowi saat dihubungi KORAN SINDO, Jumat 13 Desember 2013.

Tantowi mengatakan, dalam sisi peralatan dan teknologi, Indonesia belum mampu mengahadapi cyber war. Maka diperlukan penguatan pada sektor teknologi dan Sumber Daya Manusia (SDM).

Selain itu, Indonesia masih terlalu pasif, pada proses selanjutya Indonesia harus lebih aktif dalam forum cyber war. Saat ini, lanjut dia, dibutuhkan upaya koordinatif antara kementerian dan lembaga terkait.

Seperti Kemenkoinfo, BIN, TNI, Lemsaneg, dan Polisi. Selain itu, dibutuhkan pembelian satelit tersendiri tertama guna kepentingan TNI. Karena ancaman sangat mungkin terajadi dalam pemberian satelit-satelit yang menajdi hibah atau bantuan.

“Alat-alat tersebut harus dipastikan, bahwa aman dari koneksi dengan negara pemberi. Karena teknologi memang tidak terkalahkan, maka Indonesia dituntut untuk berjalan selaras dengan kemajuan dalam batasan kemampuan khususnya anggaran ” ucapnya.

Menurut dia, tantangan ke depan yang akan dihadapi ialah melalui penyadapan dan berlanjut kepada hack ke situs-situs pemerintahan oleh para hacker (peretas). Seperti masih banyak kepala negara yang telah disadap karena dunia sekarang sudah saling mencurigai.

“Tinggal tunggu penjelasan dari snowden saja, dengan demikian dapat dipastikan banyak negara yang telah mempersiapkan diri dalam upaya penangkalan melalui teknologi dan perundingan bilateral maupun multilateral,” tegasnya.

sindo

Anak buah Dahlan buat teknologi pengaman kapal perang TNI AL



Anak buah Dahlan buat teknologi pengaman kapal perang TNI AL
Kapal penjaga pantai.

 PT Len Industri (persero) saat ini terus mengembangkan sayap bisnisnya, salah satunya adalah pemasangan teknologi sistem radar kapal perang Indonesia jenis Van Spijk dan Varcism class. Teknologi milik perusahaan pelat merah ini berguna untuk meningkatkan kualitas sistem pengamanan negara.
Direktur Utama Len Industri Abraham Mose menjelaskan, sistem buatannya tersebut berbentuk radar yang dipasang di kapal perang milik TNI angkatan laut. Sudah dua tahun ini program ini dijalankan menggandeng militer.
"Radar tersebut dipasang pada kapal perang berjenis Van Spijk dan Varcsim class, proyek pemasangan radar dilakukan sejak tahun 2011 hingga tahun ini," kata Abraham saat ditemui di Hotel Sahid, Jakarta, Selasa (14/5).
Teknologi buatan perusahaan pelat merah tersebut berguna untuk mengantisipasi ancaman musuh yang bekerja layaknya radar.
Radar yang dipasang di kapal milik TNI tersebut langsung dapat menangkap sinyal jika terjadi potensi ancaman di Indonesia.
Radar tersebut dilengkapi dengan Control and Monitoring System (CMS), yaitu sistem yang mengatur bagaimana radar menangkap sinyal, lalu mengunci target, serta menembak sasaran sesuai target.
"Kita membuat CMS untuk sistem mengatur bagaimana radar menangkap mengunci target sampai menembak target, berapa banyak musuh yang ancam itu CMS kita sudah bangun," jelasnya.

Merdeka

Simulasi Penanganan Teroris Nuklir


Jakarta : Satuan Anti Teror Badan Nasional Penanggulangan anti Teror (BNPT) melakukan simulasi penanggulangan bahan peledak kimia di Lapangan Mega Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa, 10 Desember 2013.

Kegiatan ini merupakan latihan anti teror guna menghadapi serangan teroris menggunakan senjata kimia, biologis, dan nuklir yang berlangsung 10-13 desember 2013.


berita satu

Ketika Pak Polisi Berpameran

Jakarta : Kendaraan lapis baja, robot penjinak bom, senapan mesin hingga rompi anti peluru terpajang rapi di Jakarta International Expo Kemayoran Jakarta. Jangan heran, di tempat ini tengah berlangsung pameran Kepolisian dan Keamanan se-asia pasific yang dikemas dalam ajang ASPACPOL 2013.


Meski terkesan lebih kecil dibanding pameran Indodefence, ASPACPOL 2013 ternyata mengundang banyak peminat. Sebanyak 300 peserta pameran memenuhi lapak-lapak yang telah disediakan panitia. Dari dalam negeri, PT. Pindad tampil lumayan mencolok dengan menghadirkan rantis KOMODO versi Polri, selain tentunya memamerkan persenjataan ringan.

Tapi sayangnya, entah karena kurang sosialisasi atau promosi, event yang terbilang jarang ini terkesan sepi pengunjung. Padahal melalui ajang inilah kita sebagai masyarakat umum bisa mengetahui teknologi terkini di bidang keamanan. Nah, untuk jelasnya, simak parade foto berikut ini:


Pameran Pesawat di Tanah Pasundan

Bandung : Pencinta dirgantara di Bandung dan sekitarnya bisa memuaskan diri di ajang Dirgantara dan Aviasi Expo. Ajang ini telah dibuka pada kamis (12/12) kemarin dan akan berlangsung hingga tanggal 15. Seperti layaknya pameran dirgantara, beragam jenis pesawat ditampilkan secara statis dan dinamis. Ada pula aksi terjun payung dan olahraga dirgantara lainnya.


Menarik disimak adalah hadirnya pesawat-pesawat jadoel yang pernah bertugas di TNI-AU maupun instansi lainnya. Diantaranya, pesawat amfibi UF-2 Albatros serta Soko Galeb G-2. Seperti apa meriahnya Dirgantara dan Aviasi expo? simak jepretan ARC'ers berikut ini:



NKRI Sudah Terkepung 13 Pangkalan Militer Amerika Serikat

“Sama seperti saat Irak akan digempur melalui persiapan Operation of Enduring Freedom, dimana saat ini Indonesia sama juga “sudah terkurung” seperti Irak, oleh  pangkalan-pangkalan AS yang berada di Christmas Island, Cocos Island, Darwin, Guam, Philippina, Malaysia, Singapore, Vietnam hingga kepulauan Andaman dan Nicobar beserta sejumlah tempat lainnya.”~ Connie Rahakundini Bakrie, pengamat Pertahanan dan Militer dari Universitas Indonesia.

Peta Pangkalan Militer AS di Asia Tenggara
Rencana Amerika Serikat (AS) menggeser 60 persen kekuatan militernya ke kawasan Asia Pasifik hingga tahun 2020 mendatang, membawa implikasi besar bagi kawasan ini, termasuk Indonesia.
Tahun 2020 itu tidak lama. Dalam 6 tahun ke depan, Indonesia sudah terkurung oleh pangkalan-pangkalan militer AS. Apakah kita sudah sepakat sebagai bangsa untuk menyadari dan memahami persepsi ancaman yang sebenarnya sedang dihadapi?
Dengan kondisi ini, jelas sekali, tidak tersedia waktu banyak bagi elite Indonesia untuk segera mereposisi arah kebijakan luar negeri dan pertahanan Indonesia yang lebih tegas, strategis dalam menyikapi perubahan konstalasi politik di kawasan.
Persoalan pangkalan militer di ASEAN ini juga harus menjadi bahan perhatian serius anggota DPR Komisi I DPR dan jangan hanya memperhatikan soal jual beli senjata saja yang rawan fee makelar. Persoalan-persoalan strategis menjadi sangat penting dalam memahami perkembangan geopolitik di Asia Tenggara seiring memanasnya persaingan Amerika Serikat dan RRC dalam lomba kekuatan pengaruh di Asia Tenggara ini. [Anton DH]
Indonesia juga harus memperkuat TNI sebagai aktor pertahanan yang tugas utamanya adalah untuk melindungi segenap wilayah kedaulatan termasuk kekayaan dan kesejahteraan penduduknya.
Hal yang terpenting bukan semata persoalan mana Alutsista yang perlu diganti dan mana yang masih layak pakai. Lebih dari itu, dalam membangun TNI yang profesional dan berwibawa di mata internasional, diperlukan sebuah grand strategy and design atas postur TNI. Postur TNI yang ideal untuk menghadapi segala bentuk ancaman yang segera akan terbentang di kawasan ini dalam 6 tahun mendatang.

pediakita

Pesawat Kepresidenan Indonesia


Jakarta : Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi mengatakan pesawat Kepresidenan RI berjenis Boeing Bussiness Jet 2 Green yang dipesan pemerintah masih dalam proses pengerjaan di pabrik Boeing, di Amerika Serikat.

"Pesawatnya masih di sana (Amerika) karena kemarin terhambat waktu ada government shutdown. Tertunda pengerjaannya," kata Sudi, kepada Tempo, di Bandar Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Kamis, 12 Desember 2013. Menurut dia, pesawat itu baru akan tiba di Indonesia Maret 2014 nanti.

Sudi belum bisa memastikan kapan persisnya pesawat Kepresidenan itu mulai dipergunakan. Ia mengatakan, setelah pesawat datang pada Maret nanti, masih ada proses tertentu yang mesti dijalani sebelum pesawat resmi dipakai.

"Yang pasti, pemerintah yang akan datang lah yang menggunakan pesawat itu," ujarnya. Namun, Sudi enggan berkomentar ihwal kemungkinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menggunakan pesawat itu untuk pertama kalinya. "Ya, tidak tahu. Kita lihat nanti, ya."

Indonesia telah resmi membeli pesawat Kepresidenan berjenis Boeing Bussiness Jet 2 Green. Pesawat ini dibeli dengan harga US$ 91,2 juta atau sekitar Rp 820 miliar dengan rincian US$ 58,6 juta untuk badan pesawat, US$ 27 juta untuk interior kabin, US$ 4,5 juta untuk sistem keamanan, dan US$ 1,1 juta untuk biaya administrasi.

Pesawat BBJ2 ini didesain untuk keperluan VIP. Yakni didesain memiliki konfigurasi mewah dengan keberadaan kamar tidur utama, toilet yang dilengkapi dengan shower, ruang konferensi, ruang makan, dan ruang tamu.

Boeing BBJ2 ini memiliki panjang sekitar 39,5 meter, panjang sayap 35,8 meter, tinggi ekor 12,5 meter, dan memiliki diameter 3,73 meter.

Untuk interiornya, BBJ2 ini memiliki panjang 29,97 meter, dengan tinggi 2,16 meter dan lebar 3,53 meter.


Dengan daya tampung 39.539 liter bahan bakar, pesawat ini dapat terbang maksimal sejauh 10.334 kilometer. Namun jika pesawat berisi maksimal 50 orang, jarak tempuhnya mencapai 8.630 kilometer. Jarak tempuh itu bisa dilalui dengan kecepatan maksimal 871 kilometer per jam.

Pesawat Kepresidenan Dianggarkan Sejak Lama

Menteri Keuangan Muhammad Chatib Basri mengatakan pengadaan pesawat kepresidenan Boeing bertipe business jet II sudah dianggarkan sejak beberapa tahun lalu. Sayang, ia tak ingat persis apakah masuk anggaran APBN 2012 atau 2013.

"Itu sudah dianggarkan sejak lama. Bukan hanya proyeknya di tahun 2013 atau 2014, malah mestinya sudah berakhir," katanya saat ditemui di sela-sela acara Seminar Internasional "Middle Income Trap" di Hotel Grand Hyatt Nusa Dua, Bali, Kamis 12 Desember 2013 kemarin.

Menurut Chatib, bukan cuma telah dianggarkan, perhitungannya pun sudah ada.

Sebelumnya, Sekretaris Menteri Sekretaris Negara (Sesmensesneg) Lambock V Nahattands mengatakan pembelian pesawat Kepresidenan disetujui Menteri Keuangan dengan sistem tahun jamak.

Pada 21 Januari 2012, pemerintah menerima badan pesawat pesawat tanpa perlengkapan kabin (green aircraft ) bernilai US$ 58,6 juta.

Jumlah itu dibayarkan dalam tiga tahap. "Dibayarkan dari APBN masuk dalam pos anggaran 999. Itu di bawah tanggung jawab Kementerian Sekretariat Negara," kata Lambock, 9 September 2012.

Dana lain dari anggaran tahun 2012 sebesar US$ 17,062 juta untuk pengadaan interior kabin pesawat. Sementara anggaran tahun 2013 sebesar US$ 9,938 juta diposkan untuk interior kabin, dan US$ 4,5 juta untuk pengadaan sistem keamanan.

Spesifikasi Pesawat Kepresidenan RI

Pesawat Kepresidenan RI akan tiba di Indonesia, Maret 2014. Saat ini pesawat berjenis Boeing Bussines Jet 2 Green tersebut masih dirakit di pabrik Boeing, di Seattle, Amerika Serikat.

"Tertunda karena ada government shutdown," kata Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi, Kamis, 12 Desember 2013.

Berikut Spesifikasinya :

Nama Teknis : Boeing 737-800 BBJ-2
Kapasitas bahan bakar: 39.539 liter
Jarak tempuh : Maksimal 10.334 kilometer. Dengan kapasitas penuh, 50 orang, jarak tempuhnya terjauhnya turun jadi 8.630 kilometer.
Kecepatan Maksimal : 871 kilometer per jam.

Ukuran :
- panjang 39,5 meter
- rentang sayap 35,8 meter
- tinggi ekor 12,5 meter
- diameter 3,73 meter

Interior :
- panjang 29,97 meter
- tinggi 2,16 meter
- lebar 3,53 meter

Harga : US$ 91,2 juta, sekitar Rp 820 miliar
- Badan pesawat : US$ 58,6 juta
- Interior kabin : US$ 27 juta
- Sistem keamanan : US$ 4,5 juta
- Biaya administrasi : US$ 1,1 juta

Fasilitas : kamar tidur, toilet dengan pancuran, ruang konferensi, ruang makan, ruang tamu.

Rincian Interior

Kokpit : Tempat duduk bagi dua awak, enam monitor penerbangan, dual GPS build-in, TCAS, GPWS, dan sistem panduan penerbangan Flight Dynamics.

Kabin depan : Kamar dengan tempat tidur besar, ruang tamu, ruang istirahat kru, kamar mandi dengan pancuran.

Kabin Belakang : 24 kursi penumpang yang bisa diselonjorkan jadi tempat tidur, ruang rapat, ruang olahraga, dan toilet.

Macam-macam Pesawat Kerpresidenan Indonesia

Jusuf Kalla saat masih menjabat Wakil Presiden pernah mengalami pengalaman buruk dengan pesawat kepresidenan.

Pada Juli 2006 dalam penerbangan dari Jakarta menuju Bandar Udara Polonia, Medan, pesawat kepresidenan Fokker 28 TNI AU yang ditumpangi Wapres dan sejumlah menteri mengalami keretakan di kaca kokpitnya.

Akhirnya dikirim pesawat cadangan dari Halim. Wapres langsung mengutarakan rencana lama yang masih tertunda untuk mempunyai pesawat khusus kepresidenan. "Umurnya kan sudah 30 tahun. Jadi, harus diganti yang lebih baik lagi", ujar Kalla ketika itu.

Sejak jaman Presiden Soekarno, berbagai macam pesawat dipakai untuk kunjungan resmi.

PESAWAT KEPRESIDENAN Bung Karno:

Awalnya Bung Karno menggunakan dua buah pesawat jenis C-140 Jetstar. Pesawat buatan pabrikan Lockheed diberi nama "Pancasila" dan "Saptamarga." Pesawat ini salah satunya sudah menjadi penghuni museum Dirgantara di Yogyakarta.

Setelah Jetstar, Bung Karno memakaj Ilyushin Il-14, pemberian dari Pemerintah Rusia. Pesawat yang masih menggunakan baling-baling ganda diberi nama Dolok Martimbang dioperasikan Skadron 17 AURI.

PESAWAT KEPRESIDENAN Soeharto

Presiden Soeharto menggunakan beberapa jenis pesawat. Pada masa awal pemerintahan untuk kunjungan dalam negeri Presiden Soeharto menggunakan Hercules C-130 Hercules milik TNI AU.

Pesawat Douglas DC-8 juga sempat digunakan untuk kunjungan ke luar negeri. Kunjungan dalam negeri lainnya Presiden Soeharto kerap menggunakan beberapa pilihan. Ada Avro RJ-185 milik Pelita Air Service.

Lalu Fokker F-28 yang dioperasikan perusahaan penerbangan Pelita Air Service. Pesawat lainnya adalah British Aerospace 146 yang mampu membawa 100 penumpang. Untuk kunjungan ke luar negeri Presiden Soeharto menggunakan Airbus A330, milik Garuda.

PESAWAT KEPRESIDENAN SBY

Presiden Yudhoyono masih menggunakan beberapa pesawat yang digunakan pendahulunya. Seperti Airbus A330-341 dan A330-300 milik Garuda. Pesawat itu dimodifikasi sesuai tingkat kebutuhan presiden dan bisa memuat maksimal 140-an penumpang.

Airbus biasa digunakan SBY bila berkunjung ke luar negeri. Untuk mengunjungi pelosok Indonesia, SBY tetap memakai Avro RJ-185 milik Pelita Air Service.

Pesawat buatan tahun 1992 ini dibeli Pertamina pada era Presiden Soeharto dan dijadikan pesawat khusus kepresidenan. Semua presiden dari Presiden Soeharto, BJ Habibie, Abdurrahman Wahid, maupun Megawati Soekarnoputri memilih pesawat ini jika bepergian di dalam negeri.

Fokker 28 milik TNI AU termasuk yang masih digunakan SBY. Pesawat yang dibuat tahun 1975 biasanya dipilih untuk menemani kunjungan dalam negeri. Pesawat lain yang juga dipakai SBY adalah Boeing 737-200, milik TNI AU diproduksi pada 1981. Untuk helikopter SBY biasa mengunakan helikopter Super Puma SA-330 dan SA-332 milik TNI AU.

Di penghujung kepemimpinanya Presiden SBY mengklaim memberikan warisanya bagi penerusnya. "Kalau (pesawat) itu jadi pada 2013 saya hanya setahun menggunakannya. Bagus kalau pemerintahan yang akan datang bisa lebih efisien dan bisa menggunakan yang lebih baik," katanya pada 13 Februari 2012.

tempo

60 Tahun, Pesawat Hercules C-130 Mengabdi Bangsa

Meski waktu pengabdiannya terbilang singkat di Indonesia, tapi sayangnya, tidak ada satu pun An-12 TNI AU yang tersisa untuk diabadikan sebagai koleksi museum atau monumen

60 Tahun, Pesawat Hercules C-130 Mengabdi BangsaJakarta : KEHADIRAN pesawat angkut Hercules C-130 dalam menunjang operasi militer dan operasi militer selain perang di tanah air telah banyak diketahui rakyat Indonesia, mengingat pengabdian pesawat angkut tersebut di Tanah Air sudah lebih dari 60 tahun. Sejak Maret 1960, TNI Angkatan Udara sudah mengoperasikan C-130 Hercules yang tergabung dalam skadron udara 31 dengan kekuatan 10 unit C-130B Hercules yakni, delapan unit tipe cargo dan dua unit tipe tanker.

Namun selain Hercules, ternyata TNI Angkatan Udara juga memiliki pesawat yang sama-sama digolongkan sebagai pesawat angkut berat. Hal itu mengingat keberadaan 10 unit pesawat Hercules dirasa tidak memadai kala itu, apalagi guna mempersiapkan operasi militer dalam skala besar.

Singkat cerita, pada Desember 1960, Jenderal AH Nasution bertolak ke Moskow, Rusia untuk menegosiasikan pengadaan tambahan alutsista, dimana salah satu item-nya adalah kebutuhan akan pesawat angkut berat jarak jauh. Hingga kemudian, TNI AU berhasil memperoleh pesawat turbo propeller Antonov An-12B Cub. Jumlah yang dibeli sebanyak enam unit, dan mulai berdatangan pada tahun 1964 – 1965. Keenam pesawat tersebut mendapat registrasi, T-1201 hingga T-1206.

An-12 tergolong pesawat medium size, medium range transport aircraft. Seperti halnya dengan C-130 Hercules, An-12 juga dilengkapi dengan empat mesin turbo propeller dan ramp door pada bagian ekor untuk cargo. Dilihat dari spesifikasinya, Antonov An-12 mampu terbang dengan kecepatan maksimum 777 Km per jam, serta kecepatan jelajah 670 km per jam. Tenaganya dipasok empat buah mesin Progress AI-20L or AI-20M turboprops, dengan kekuatan 4.000 eHP (3.000 KW) untuk tiap mesin.

Kapasitas bahan bakar keseluruhan bisa mencapai 1.390 liter, dan dapat ditambahkan dengan ekstra fuel tanks. Untuk urusan daya angkut, An-12 lebih unggul dari C-130B Hercules yang bermesin turboprop Allison T56A-7. An-12 dapat mengangkut muatan maksimum hingga 20.000 kg, sementara C-130B Hercules hanya 16.363 kg. Bobot maksimum saat take off mencapai 61.000 kg, sedangkan C-130B bisa mencapai 79.380 kg.

Antonov An-12 TNI AU (Indomiliter)
An-12 diawaki oleh lima personel, yakni pilot, copilot, flight engineer, navigator, dan operator radio. Dari sisi teknis, An-12 dengan kapasitas bahan bakar maksimum, sanggup terbang hingga 5.700 km nonstop. Sementara bila terbang dengan muatan maksimum 20 ton, jarak terbangnya menyusut hingga 3.600 km. Kecepatan menanjaknya mencapai 10 meter/detik dengan ketinggian terbang maksimum 10.200 meter.

An-12 tidak sekedar didesain murni sebagai pesawat angkut. Keunggulan An-12 terletak pada adopsi ruang kanon pada bagian ekor (tail turret). Wujudnya berupa kompartemen juru tembak, jenis kanonnya tipe Nudelman-Rikhter NR-23 kaliber 23 mm dengan dua laras yang dapat memuntahkan 850 proyektil dalam satu menit, dengan kecepatan tembak 690 meter per detik. Keberadaan kanon ini dipersiapkan sebagai elemen pertahanan jika sewaktu-waktu pesawat dicegat atau dibuntuti lawan.

Khusus An-12B milik TNI AU terlihat ada kompartemen juru tembak, meski dalam foto tidak tampak keberadaan laras kanonnya. Keunikan lain dari An-12 yakni pada rancangan bagian hidung yang bergaya ala pembom Tu-16, dimana pada moncong pesawat ditempatkan jendela/kaca intai.

Kedatangan Antonov An-12 sekaligus melahirkan skadron angkut kedua di lingkungan TNI AU, yakni skadron udara 32 yang resmi berdiri pada 27 Juli 1965. Skadron udara 32 awal berdirinya ditempatkan di Lanud Hussien Sastranegara, Bandung.

Namun lagi-lagi akibat peristiwa G-30S/PKI membawa dampak besar pada arah perpolitikan dan kekuatan tempur udara Indonesia, seperti halnya yang terjadi pada TU-16. Antonov An-12 ikut menjadi korban dan di non-aktifkan akibat tiadanya pasokan suku cadang dari Uni Soviet. Lewat sistem kanibalisasi suku cadang, An-12 TNI AU masih ada yang sempat terbang hingga tahun 1970 hingga kemudian dinyatakan di grounded.

Akibat grounded, total Antonov An-12 yang menjadi kekuatan skadron udara 32 praktis menjadi kosong tanpa kekuatan sama sekali. Melalui Keputusan Menhankam/Pangab No. Skep/14/IV/1976, skadron udara 32 dipindah ke lanud Abdulrachman Saleh, Malang, meskipun saat itu tanpa kekuatan pesawat. Baru kemudian pada 11 Juli 1981, skadron 32 diaktifkan kembali dengan perkuatan pesawat C-130B Hercules.

Meski waktu pengabdiannya terbilang singkat di Indonesia, tapi sayangnya, tidak ada satu pun An-12 TNI AU yang tersisa untuk diabadikan sebagai koleksi museum atau monumen.

pelita online 

Kasad Serbia Ke Markas Kontingen Garuda

Sebelum meninggalkan area operasi Konga XXIII-H/Unifil, Jenderal asal Serbia sempat mengabadikan situasi di Panorama Point dengan kamera handphonenya

Kasad Serbia Ke Markas Kontingen Garuda, Ada Apa Yah ?
Kasad Serbia beserta Kontingen Garuda
Libanon KEPALA Staf Angkatan Darat (Kasad) Serbia, Jenderal Ljubisa Dikovic beserta staf mengunjungi Area of Responsibility (AOR) Satgas Batalyon Mekanis TNI Kontingen Garuda (Konga) XXIII-H/UNIFIL (United Nations Interim Force In Lebanon) Rabu siang (11/12/2013).

Area yang dikunjungi Kasad Serbia yaitu pos Panorama Point yang letaknya di perbatasan antara dua Negara Lebanon dengan Israel, yang merupakan wilayah tanggung jawab dari Kompi A (Alphard) Satgas Batalyon Mekanis TNI Konga XXIII-H/Unifil.

Kedatangan Jenderal Ljubisa Dikovic dan rombongan disambut oleh Komandan Satgas Konga XXIII-H/Unifil Letkol Inf M. Asmi dan Kasiops satgas Kapten Inf Yudhison Tarigan di Panorama Point, dilanjutkan paparan singkat kepada Kasad Serbia tentang situasi dan kondisi di sekitar area pos.

Dalam kesempatan tersebut, Kasad Serbia sempat berbincang-bincang sejenak dengan prajurit TNI yang tergabung dalam Satgas Batalyon Mekanis TNI Konga XXIII-H/Unifil yang sedang melaksanakan tugas jaga di pos tersebut.

Sebelum meninggalkan area operasi Konga XXIII-H/Unifil, Jenderal asal Serbia sempat mengabadikan situasi di Panorama Point dengan kamera handphonenya serta menyampaikan terimakasih dan rasa bangganya, bahwa prajurit TNI Konga XXIII-H/Unifil telah melaksanakan tugasnya dengan baik.

pelita online 

Kodam Iskandar Muda miliki dua batalion infantri Raider

 
  

 Sejumlah prajurit Batalion Infantri 900/Raider TNI AD Kodam IX/Udayana, dalam simulasi mengamankan seorang terduga pelaku teror pada latihan penanggulangan teror di Kantor DPRD NTB, di Mataram, Senin (24/9)
 

Banda Aceh : Komando Daerah Militer Iskandar Muda di Aceh hingga kini memiliki dua batalion infantri yang prajuritnya memiliki kualifikasi Raider.

"Di Kodam Iskandar Muda ada dua batalion infantri Raider, yakni Batalion Infantri 111/Raider dan Batalion Infantri 112/Raider," kata Kepala Staf Kodam Iskandar Muda, Brigadir Jenderal TNI Purwadi Mukson, di Banda Aceh, Jumat. Dia menutup pendidikan Raider di wilayah kerjanya.

Ia mengatakan, secara umum batalion infantri Raider dan batalion infantri lain tidak berbeda. Hanya saja, untuk batalion infantri Raider mengharuskan kemampuan prajuritnya memiliki kemampuan lebih ketimbang rekannya di batalion infantri umum. 


"Prajurit alias personel batalion infantri Raider mampu beroperasi dalam unit kecil, rahasia, dan mendadak. Mereka dilatih khusus untuk itu dan kemampuannya melebihi prajurit biasa," katanya. Mirip-mirip dengan kemampuan pasukan khusus.

Sebelumnya, kata dia, Kodam Iskandar Muda memiliki satu batalion infantri Raider, yakni Batalion Infantri 112/Raider. Kemudian pimpinan TNI AD menjadikan Batalion Infantri 111 yang bermarkas di Tualang Cut, Kota Langsa, sebagai Batalion Infantri 111/Raider.

"Personel Batalion Infantri 111/Raider direkrut dari berbagai batalion infantri di Aceh. Sebelum ditugaskan, mereka menjalani pendidikan Raider selama empat bulan. Dan hari ini, pelatihannya resmi ditutup," katanya.
 

Status Pangkalan TNI AL Sangatta akan ditingkatkan

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgXDNa6C-qeoJY5wmfvwFdpfnUhyphenhyphengjnx0vUmSYls8s588eKRmSskf_vmJd7Jmt5Oc2FAdVsd0_M4u5jlCtIeDQFqvxt5JIiC4VF-2rqYUvqC-0km41GbUfAxnKeaaCSv8SnLKawmgsFaCIS/s724/S3010006.JPGSangatta, Kalimantan Timur : Kepala Staf TNI AL, Laksamana TNI Marsetio, mempertimbangkan secara serius permintaan warga Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur, agar status Pangkalan TNI AL Sangatta ditingkatkan.

Sangatta dan kawasan udara serta perairan sekitarnya sering menjadi arena berbagai latihan perang TNI, selain perairan itu juga banyak obyek vitalnya dan menjadi jalur penting pelayaran ke utara.

"Kami menyimak secara seksama hal yang disampaikan Bupati Kutai Timur, Isran Noor, tentang peningkatan status itu," kata Marsetio, saat meresmikan Monumen Kudungga, di Sangatta, Jumat.

Permintaan masyarakat setempat itu nanti akan dibahas dengan panglima TNI. Ada berbagai hal terkait yang perlu dibahas serius, mulai dari personel, sarana-prasarana, fasilitas pendukung pangkalan, dan hal-hal lain.

Diwacanakan, keputusan peningkatan status Pangkalan TNI AL Sangatta itu sudah selesai sebelum Latihan Gabungan TNI digelar di sana pada 2014.

"TNI sebenarnya sudah survey sejak 2005 di Sulawesi dan Papua namun Kutai Timur dinilai paling ideal untuk latihan gabungan TNI, baik untuk kegiatan pendaratan pasukan dari laut ke darat, penerjunan, penembakan laut ke darat, penembakan udara ke darat serta aktivitas pelatihan militer lain," kata Marsetio.

Monumen Kudungga yang dia resmikan itu, kata dia, bentuk persembahan TNI AL kepada masyarakat setempat yang selama ini telah memberikan perhatian terhadap pengembangan TNI AL di kawasan itu.

Nama Kudungga berasal dari satu kapal cepat bernama Kudungga dan satu pesawat helikopter militer yang diberikan Noor untuk memperkuat armada patroli TNI AL.

Kudungga tidak lain nama raja pertama di Kerajaan Mulawarman yang dikenal memiliki kekuasaan dan kewibawaan cukup luas di Nusantara, bahkan sampai menjelajah ke Asia Tengah.

Monumen Kudungga berisi satu tank amphibi yang masih aktif walaupun dibuat pada 1960, satu meriam kaliber 60 mm, dan satu jangkar bekas terpasang di kapal perang TNI-AL.
 

Polri: Ada Potensi Ancaman Terorisme Jelang Natal dan Tahun Baru

Ada tiga titik rawan yang akan dijaga ekstra ketat oleh Polri.
Kapolri Jenderal Sutarman 

  Kapolri Jenderal Polisi Sutarman mengungkapkan adanya ancaman pelaku terorisme menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru 2014. Polri, kata Sutarman, telah mendeteksi dan masih memonitor ancaman itu.

"Ancaman yang terkait dengan ibadah. Kami sudah memonitor adanya pelaku terorisme ke daerah tertentu, dan pelakunya sudah diikuti," kata Jenderal Sutarman di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Kamis 12 Desember 2013.

Kata Sutarman, ada beberapa pergerakan dari suatu daerah ke daerah lain. Para pelaku ini, lanjutnya, disinyalir melakukan aktivitas yang bisa mengancam masyarakat, seperti merakit bom.

Namun dia menegaskan, jika target yang sudah dimonitor itu bertindak melanggar hukum, Polri akan segera menangkapnya.
"Sepanjang dia tidak melakukan tindakan, kami tidak melakukan tindakan hukum juga. Tapi kalau dia melakukan kegiatan merencanakan penyerangan terhadap target, itu yang kami harus lakukan pendekatan hukum."

Saat ini, fokus target ada di beberapa lokasi, seperti di Sulteng, Sumsel, Jakarta, dan beberapa daerah lain. "Tidak bisa saya sebut semuanya. Ini menjadi masukan untuk daerah tersebut untuk meningkatkan kewaspadaan, terutama yang merayakan natal dan tahun baru," tuturnya.

Meski begitu, Sutarman mengimbau agar masyarakat tetap tenang dan menjalankan aktivitas. "Kami imbau masyarakat tetap tenang, Polri akan memberikan rasa aman bagi masyarakat yang menjalankan ibadah natal dan tahun baru."

Polri akan memberi pengamanan ekstra di lokasi rawan aksi terorisme menjelang natal dan tahun baru. Lokasi itu adalah gereja, tempat hiburan dan lokasi keramaian masyarakat. "Itu tiga titik rawan yang kami berikan pengamanan ekstra," katanya.


Praktik Pungli Sektor Pelayaran Mencapai Rp 5,5 Triliun


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi9rcgdaJ5ffhky3XaebNIH4kVz6lsaBz3ll66_MxQ0TSIojcJRv2XuLdv5brxwLlxTWQskKs3Wd_KV4q9dEV_AkeGFvCBQOq38Sm_4T4guSIvAoWbzdTrcimurrJTMsP1chXubAmYHGkI/s640/dua-kapal-patroli-kamla-sea-trail-di-barelang.jpgJakarta : Indonesian National Shipowner’s Association (INSA) mendesak pemerintah mempercepat terbentuknya Indonesia Sea and Coast Guard (ISCG).

Para pelaku usaha di sektor pelayaran mengaku, pungli di laut Indonesia yang makin meresahkan salah satunya dipicu tumpang tindih kewenangan pengamanan wilayah laut.

Indonesian National Shipowner’s Association (INSA) mengungkapkan, praktik pungli di sektor pelayaran ditengarai mencapai Rp 5,5 triliun.

Jumlah itu diperoleh dari asumsi sekitar 11 ribu unit kapal niaga yang berlayar di perairan Indonesia dan dikenai denda masing-masing Rp 50 juta, jika tertangkap dan bermasalah soal kelengkapan administrasi kapal.

Kondisi ini membuat para pengusaha di sektor pelayaran resah, karena harus mengeluarkan biaya tambahan dan itu membebani bisnis mereka secara keseluruhan. Tumpang tindih kewenangan pengamanan wilayah laut disebut sebagai faktor utama yang memicu terjadinya pungli.

Saat ini ada beragam lembaga yang terlibat dalam penegakan peraturan pelayaran, seperti TNI AL, Polisi Laut, Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai (KPLP), Bea Cukai dan Administrator Pelabuhan (Adpel).

Dalam prakteknya, kapal niaga yang tertangkap saat berlayar di perairan Indonesia, seringkali harus menjalani pengecekan kapal berulang kali oleh lembaga yang berbeda. Meskipun Kementerian Perhubungan telah berulangkali mengancam akan menindak oknum lembaga yang ketahuan melakukan pungli, praktik ini diketahui terus berlangsung.

Hal inilah yang mendesak dibentuknya badan tunggal penjaga pantai dan laut, atau Indonesia Sea and Coast Guard (ISCG), sesuai dengan UU nomor 17 tahun 2008 tentang pelayaran.

Jika mengacu pada undang-undang itu, pembentukan badan tunggal dimaksud semestinya sudah terbentuk paling lambat tiga tahun sejak UU itu berlaku. Nyatanya, sampai hari ini peraturan pemerintah ataupun pembentukan badan Sea and Coast Guard ini tidak juga terealisasi.

Pembentukan ISCG berhenti di pembahasan Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) akan akan menjadi landasan dibentuknya badan tunggal itu. Tidak adanya koordinasi antar kementerian tampaknya menjadi penyebab terkatung-katungnya RPP tersebut.

“Anggota INSA mau berhenti kerja, capek sudah,” tegas Ketua Umum Indonesian National Shipowners’ Association (INSA) Carmelita Hartoto, Senin (9/12). INSA mengultimatum Presiden RI agar segera membentuk ISCG, agar pelaku usaha tidak lagi terbebani biaya tinggi dengan alasan keamanan oleh oknum-oknum instansi terkait.


kompasiana


Singkawang Masuk Daerah Rawan

Moeldoko: Latihan Seorang Prajurit Tak Pernah Usai
Ket Photo: INSPEKSI: Panglima TNI, Jenderal Moeldoko memeriksa prajurit saat menjadi inspektur upacara penutupan kegiatan PPRC di Lirang Kota Singkawang. OZY/Pontianak Post
SINGKAWANG-Kota Singkawang termasuk daerah yang rawan terhadap serangan dari luar Indonesia. Ini dikarenakan posisinya yang strategis, berdekatan dengan Laut China Selatan. Perkembangan terakhir, perairan tersebut ternyata memiliki turbulensi yang bisa mengganggu. Untuk merespon perkembangan tadi, kota ini terpilih sebagai tempat tempat Latihan Pasukan Pemukul Reaksi Cepat (PPRC) Divisi I , yang dilaksanakan mulai pekan lalu hingga Jumat (13/12) ini.
“Singkawang ini dekat dengan daerah itu (Laut China Selatan, red). Jika di Laut China Selatan terjadi gangguan, tidak menutup kemungkinan ‘tetasan’ (gangguan) akan mengena ke kota ini, yang bisa saja masyarakat Singkawang terganggu,” tegas Panglima TNI, Jenderal Moeldoko, usai upacara penutupan Latihan Pasukan Pemukul Reaksi Cepat (PPRC) di Mako Rindam XII/TPR Singkawang, Kamis (12/12).
Panglima TNI juga menambahkan, Singkawang  yang merupakan daerah bagian dalam rangka penggunaan, prajurit harus dikenalkan dengan wilayah ini dan perlu dilatih di daerah yang diproyeksi terkena ancaman yang timbul secara nyata. Menurut Jenderal Moeldoko, latihan lapangan juga bagian untuk menguji kemampuan dan keterampilan satuan PPRC TNI, dalam upaya melaksanakan penindakan awal terhadap kontinjensi yang mungkin terjadi. “Mengaplikasikan dari gambaran sebuah situasi, bahwa perkembangan situasi dunia regional maupun nasional bergerak cepat dan tidak menentu, kalau sudah cepat terus tidak menentu kondisi nya, yang diperlukan hanya satu yakni kesiapsiagaan,” katanya.
Dari latihan PPRC yang terdiri dari tiga unsur TNI, diharapkan bisa menyelesaikan persoalan yang mungkin muncul, karena dari situlah masyarakat mengharapkan itu semua. “Yakin apa yang dilakukan adalah benar dan untuk hal yang benar, selalu bersikap bertahap bertingkat dan berlanjut, latihan bagi seorang prajurit tidak pernah selesai, karena memang tugas utama adalah itu, dan latihan adalah budaya dan bagian prajurit, saya bangga dengan kalian semua,” jelas Panglima TNI.
Menurut Jenderal Moeldoko, Latihan PPRC Tahun Anggaran 2013 dilaksanakan di Daerah Lirang, Kelurahan Sedau Singkawang Selatan mengambil tema “Operasi mengatasi gerakan separatis bersenjata dalam rangka Operasi Militer Selain Perang (OMSP) di Kalbar guna mendukung tugas pokok TNI.Dimana sasaran latihan diharapkan seluruh prajurit mampu melaksanakan operasi, operasi gabungan sesuai tugas PPRC TNI. Dimana terdapat beberapa latihan, yakni Latihan Posko yang didalamnya terdapat bagaimana menyusun konsep rencana operasi dalam rangka mengantisipasi dan merespon kemungkinan kontinjensi terpilih di Kalbar serta meningkatkan kemampuan unsur pimpinan dan pembantu pimpinan PPRC TNI.
Dalam upacara penutupan latihan PPRC, hadir juga Pangkostrad, Dankodiklat, Wakasal, Wakasau, Pangdam X11 Tanjungpura, Asops Mabes TNI, Asops Kasad, dan pejabat jajaran Mabes TNI. Dimana dalam skenario latihan Perangkapan musuh (musuh anggapan), Singkawang dikuasai oleh segerombolan separatis bersenjata yang melaksanakan pemerasan serta mengganggu ketertiban masyarakat yang berhasil dihancurkan PPRC TNI.(fah)

Dansatgas Konga XXIII-H/UNIFIL Tinjau Area Operasi Indobatt

banon-subLEBANON Komandan Satgas (Dansatgas) Batalyon Mekanis TNI Kontingen Garuda (Konga) XXIII-H/UNIFIL (United Nations Interim Force In Lebanon) atau sering disebut dengan Indonesian Battalion (Indobatt) Letkol Inf M. Asmi sebagai pengganti Dansatgas Batalyon Mekanis TNI Konga XXIII-F/UNIFIL Letkol Inf Lucky Avianto beserta perwira staf jajarannya, meninjau Area Operasi yang nantinya akan menjadi area tugas dan tanggung jawabnya di sekitar wilayah Area Operasi Indobatt, Lebanon Selatan, Rabu (11/12/2013) siang waktu Lebanon.

Menurut Dansatgas Konga XXIII-H/UNIFIL, Letkol Inf M. Asmi, tujuan dari peninjauan ini untuk memberikan gambaran tentang daerah operasi sebenarnya bagi Komandan Satgas yang baru, sehingga akan memudahkan pejabat baru nantinya dalam meneruskan tugas operasi selanjutnya.

Peninjauan area operasi ini diantaranya meninjau Observation Post/OP-39 (Pos Pengamatan) Kompi Charlie yang lokasinya berdekatan dengan Pos LAF (Lebanese Armed Forces/Tentara Lebanon), kemudian rombongan bergerak menuju Pos Panorama Point, pos pengamatan ini merupakan Area Operasi Kompi Alfa, posisinya di sekitar Blue Line yang merupakan perbatasaan antara Lebanon dan Israel.

Usai meninjau Blue Line, dilanjutkan menuju OP-78 dan OP-16 yang juga menjadi area tanggung jawab dari Kompi Alfa. Pos OP-78 dijaga selama 12 jam dalam setiap harinya, sedangkan OP-16 dijaga selama 24 jam secara bergiliran.

Menurut Letkol Inf Lucky Avianto, kedua pos tersebut berada sangat dekat dengan perbatasan antara Lebanon dan Israel. Pos penjagaan Israel yang berada di atas bukit kapur dapat dengan mudah memantau keadaan di kedua pos tersebut.


“Kepada Dansatgas Konga XXIII-H/UNIFIL Letkol Inf M. Asmi agar senantiasa menekankan kepada para anak buahnya yang akan berjaga di kedua pos tersebut untuk selalu waspada dan hati-hati dalam bertindak”, kata Letkol Inf Lucky Avianto.

Lebih lanjut Letkol Inf Lucky Avianto mengatakan bahwa pada saat musim panas, para penduduk lokal biasanya akan datang ke wilayah sekitar pos tersebut untuk berburu. “Kegiatan berburu di dekat pos penjagaan dilarang, terlebih lagi apabila pos penjagaan tersebut berada di dekat perbatasan”, ujarnya.

Perwira Penerangan Konga XXIII-H/UNIFIL
Lettu Adm Kiki Setiawan, S.T.

poskota 

Sudah 10 Negara Yang Ingin Memborong Senapan SS-2 Buatan PT. Pindad

Setelah sebelumnya SS-1 sukses dipakai beberapa negara dikawasan Afrika, Amerika Selatan dan Asia tenggara, kini PT. Pindad mulai mempromosikan Senapan SS-2. 

ss2Sejumlah negara diantaranya Malaysia, Brunei Darussalam, Uganda, Timor Leste, Kongo, Arab Saudi, Iran, Kamboja, Laos serta Irak tertarik memborong senapan SS2 buatan Indonesia.

SS2 mulai dilirik beberapa negara setelah Indonesia juara umum lomba menembak militer internasional AASAM- Australia 2012. Bahkan Indonesia telah 5 tahun berturut-turut juara umum AASAM, dengan mengusung berbagai varian senjata SS2.

Senjata yang memiliki kaliber 5,56×45 milimeter ini memiliki panjang 930 milimeter dan panjang laras 460 milimeter. SS2 mampu menembakkan 700 butir peluru per menit dengan kecepatan 710 meter per detik.

Senjata ini dapat menggunakan mechanical maupun optical sight serta dapat pula dilengkapi dengan berbagai asesoris. Asesoris pendukung itu antara lain silencer, sangkur, berbagai tipe pelontar granat, dan lain-lain.

Sejak diproduksi 2005 menggantikan seri sebelumnya SS1, Pindad telah membuat beberapa varian, yakni: SS-2 V1, SS-2 V1 Heavy Barrel (HB), SS-2 V2 versi karabin (750 peluru/menit), SS-2 V4 sniper rifle, SS-2 V4 HB dan SS-2 V5 subcompact. Pada tahun 2006, TNI-AD membeli 10.000 pucuk senapan SS2.

“SS2 yang kami produksi hari ini merupakan asli produk Indonesia seluruhnya. Kami bangga dengan produk asli ini yang bisa menembus pasar dunia,” terang Direktur Utama PT Pindad, Adik Avianto Soedarsono. Awalnya, SS1 masih menggunakan lisensi Eropa.


pediakita 

TNI AD Salah Satu Penembak Jitu Terbaik Dunia

Jakarta : Dalam kurun waktu 5 tahun terakhir, TNI AD sukses menyabet gelar juara umum Lomba Menembak Australian Army Skills at Arms Meeting (AASAM).

Acara yang digelar tiap tahun di Australia ini diikuti oleh beberapa negara diantaranya Australia, Indonesia, Malaysia, Inggris, Amerika Serikat, Perancis, Thailand, Selandia Baru, Brunai Darussalam, Kanada, Singapura, Papua New Guinea, Timor Leste, Philipina, Jepang, Austria, China dan Tonga.

Dalam AASAM tahun 2009, kontingen TNI AD membawa 15 orang personil yang terbagi atas 10 orang petembak dan 5 orang official. Lomba ini diselenggarakan pada bulan Mei. Dalam kompetisi tersebut kontingen TNI-AD dapat menunjukkan prestasi terbaiknya dengan mendapatkan 59% medali emas, 41% medali perak dan 39% medali perunggu dari jumlah 41 medali yang diperebutkan, sekaligus mengukuhkan posisinya sebagai Juara Umum.

Di tahun 2010, TNI AD mengirim kontingen sebanyak 15 orang di AASAM. Lomba ini dilaksanakan pada bulan Juni. Disana, para petembak TNI AD telah berhasil mempertahankan prestasi sebagai Juara Umum, dengan perolehan 22 medali emas, 13 medali perak, dan 14 medali perunggu.

TNI AD mengukuhkan sebagai juara bertahan kembali pada mei 2011. Pada babak akhir kompetisi, Malaysia sempat menjadi lawan terkuat Indonesia, namun kontingen petembak TNI AD berhasil meraih 7 medali emas, 9 medali perak dan 5 medali perunggu, dimana Indonesia mengungguli peserta-peserta dari negara lainnya.

Dari 51 medali yang disiapkan di AASAM 2012, prajurit TNI AD menyabet 25 emas, sementara tentara Amerika hanya memperoleh 2 emas dan 5 perunggu, sedang Australia diperingkat kedua hanya mengantongi 9 emas, 12 perak dan 7 perunggu.

Bulan mei tahun 2013 ini, TNI AD beranggotakan 24 prajurit Kostrad dan 6 dari Kopassus masih sukses mempertahankan gelar juara bertahan. Di sana TNI AD berhasil memperebutkan 58 medali berupa 17 medali emas dan 58 nomor menembak.

pediakita