Pages

Friday 14 December 2012

KSAU Aktifkan Kembali Air Combat Maneuvering Instrumentation



PEKANBARU-(DM) : Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU), Marsekal TNI Imam Sufaat, secara resmi mengaktifkan kembali pengoperasian Air Combat Maneuvering Instrumentation (ACMI) di Lanud Roesmin Nurjadin, Pekanbaru, Kamis (13/12). Peresmian ditandai dengan penandatangan prasasti dan pembukaan kain selubung papan nama ACMI.

KSAU menyampaikan pentingnya pengaktifan kembali ACMI Lanud Roesmin Nurjadin. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kemampuan penerbang TNI Angkatan Udara, terutama dalam melaksanakan pertempuran di udara. Selain mampu memantau secara langsung pergerakan pesawat, ACMI secara real time juga mampu menyajikan data tentang posisi, kecepatan dan akurasi penembakan yang dilakukan oleh pesawat tempur saat melaksanakan pertempuran udara, baik pada saat melaksanakan roketing, bombing maupun penembakan dari udara ke udara dan dari udara ke darat.

“Pengoperasian ACMI merupakan langkah strategis bagi TNI Angkatan Udara dalam melaksanakan tugas kedepan,” katanya melalui siaran pers Kepala Penerangan Lanud Roesmin Nurjadin, Mayor Sus Filfadri yang diterima Jurnal Nasional.

Danlanud Lanud Roesmin Nurjadin Pekanbaru, Kolonel Pnb Bowo Budiarto mengatakan fasilitas ACMI merupakan fasilitas latihan yang sangat penting dalam meningkatkan kemampuan tempur penerbang Skadron Udara 12. Pada awalnya, ACMI yang diresmikan KSAU merupakan fasilitas latihan yang dulunya bekerja sama dengan RSAF. Seiring dengan kebijakan Mabes TNI, kerja sama tersebut direvisi dan tidak dilanjutkan lagi pada tahun 2003.

“Mengingat pentingnya fasilitas ACMI bagi penerbang tempur dalam melaksankan pertempuran udara maka Mabesau mengaktifkan kembali sarana dan prasarana latihan ini. Ini merupakan langkah maju dan menunjukkan kepada negara lain bahwa kita mampu mengoperasikan sendiri fasilitas ACMI secara mandiri,” kata Danlanud Roesmin Nurjadin Pekanbaru.

Lebih lanjut, Danlanud menyampaikan bahwa seluruh peralatan ACMI sudah direnovasi sesuai kebutuhan latihan. Demikian juga dengan sarana dan prasarana pendukung lainnya. Setelah melalui proses renovasi, ACMI Lanud Roesmin Nurjadin juga telah melaksanakan uji coba dengan menggunakan pesawat Hawk 100/200 dengan hasil baik.

Setelah meresmikan pengaktifan kembali ACMI Lanud Roesmin Nurjadin, KSAU yang didampingi oleh Asisten Logistik KSAU, Pangkoopsau I, Pangkoopsau II beserta para pejabat Mabesau meninjau langsung ruangan BCDS ACMI yang berfungsi memantau seluruh pergerakan pesawat saat melaksanakan pertempuran di udara termasuk saat melaksanakan roketing, bombing maupun melihat akurasi dari hasil penembakan tersebut.

Sumber : Jurnas

China Tidak Bisa Klaim Seluruh Laut China Selatan


Laut China Selatan yang menjadi sengketa (Foto: AFP)
Laut China Selatan yang menjadi sengketa (Foto: AFP) 
JAKARTA:(DM) -  Terdapat kesalahpahaman dalam klaim China di Laut China Selatan. Sebagian besar warga China dan juga pihak-pihak luar mengira China mengklaim seluruh wilayah Laut China Selatan, padahal yang bisa diklaim China hanyalah pulau-pulau dan juga karang yang ada di Laut China Selatan.

Hal tersebut disampaikan oleh Dekan sekolah studi internasional S. Rajaratnam, Singapura, Barry Desker, dalam acara diskusi yang diadakan Bakrie Center Foundation di Jakarta, hari ini.

"Isu peta Laut China Selatan dalam paspor milik China membuat banyak orang mengira China menguasai seluruh wilayah Laut China Selatan. Ini adalah pandangan yang keliru," ujar Desker, di Jakarta, Jumat (14/12/2012).

Pria itu menyatakan, Konvensi Perserikatan Bangsa Bangsa untuk Hukum Laut (UNCLOS) menyatakan satu negara hanya bisa mengklaim pulau atau karang. Namun negara tersebut tidak dapat mengklaim suatu laut sebagai miliknya.

Desker juga menyebut faktor sejarah yang mendasari klaim China terhadap Laut China Selatan tidak diakui dalam UNCLOS. "Anda tidak bisa mengklaim satu wilayah karena didasari sejarah, hal seperti itu tidak dikenal dalam UNCLOS," ujar pria yang juga mantan Duta Besar untuk Indonesia itu.

China sendiri diketahui telah meratifikasi UNCLOS. Hal tersebut membuat Negeri Tirai Bambu itu seharusnya mengikuti aturan-aturan yang terdapat dalam UNCLOS.(faj)
 

Patung Jenderal Sudirman di Daerah Perbatasan


foto
Monumen Jenderal Sudirman (lelangbendaantik.blogspot.com)
Kupang:(DM) - Panglima TNI, Laksamana Agus Suhartono, bersama Kepala Polri, Jenderal Timur Pradopo, Sabtu, 15 Desember 2012, akan meresmikan patung Jenderal Sudirman di kawasan perbatasan Indonesia-Timor Leste.

Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah Nusa Tenggara Timur, Ajun Komisaris Ida Pello, menjelaskan bahwa lokasi patung Jenderal Sudirman adalah di Desa Maritaing, Alor Timur, Kabupaten Alor, Provinsi NTT. “Pembangunan patung dilakukan sejak Januari 2012,” katanya kepada wartawan, Jumat, 14 Desember 2012.

Pembangunan patung setinggi 7 meter itu menghabiskan dana Rp 250 juta. Patung Jenderal Sudirman di Desa Maritaing merupakan yang kedua yang dibangun di wilayah perbatasan Indonesia dengan negara tetangga di NTT. Sebelumnya, patung Jenderal Sudirman dibangun di Pulau Ndana, Kabupaten Rote Ndao, yang berbatasan dengan Australia.

Laksamana Agus Suhartono dan Jenderal Timur Pradopo dijadwalkan tiba di Kupang pada Sabtu pagi menggunakan pesawat khusus. Setelah mendarat di Bandara El Tari, Kupang, mereka melanjutkan penerbangan dengan helikopter ke Atambua. Keduanya terlebih dahulu meninjau daerah perbatasan, kemudian bertolak ke Alor menuju lokasi peresmian patung Jenderal Sudirman.

Kepala Penerangan Korem 161 Wirasakti Kupang, Mayor Arya, menjelaskan bahwa tujuan pembangunan patung Jenderal Sudirman di wilayah perbatasan Indonesia dengan sejumlah negara tetangga adalah untuk mengukuhkan daerah tempat dibangunnya patung merupakan wilayah kedaulatan Indonesia. "Patung Jenderal Sudirman merupakan simbol negara Indonesia," ujarnya.

Thursday 13 December 2012

TNI AU Prioritaskan Sasaran Latihan dan Operasi



13 November 2012, Jakarta: Menyikapi perkembangan saat ini, dengan mulai hadirnya beberapa Alutsista baru yang dipesan Pemerintah untuk TNI Angkatan Udara dan selanjutnya akan datang secara bertahap, maka TNI Angkatan Udara harus mampu memprioritaskan sasaran latihan dan operasi dengan pemanfaatan alokasi jam terbang yang telah ditentukan.

Hal itu diungkapkan Kasau Marsekal TNI Imam Sufaat, S.IP., dalam sambutannya pada pembukaan Rapat Kerja Tehnis Operasi (Rakernisops) TNI Angkatan Udara TA. 2010, di Mabesau, Cilangkap, Rabu (12/12).

Melalui Rakernisops selama 2 (dua) hari ini seluruh peserta rapat akan melakukan evaluasi dan saling tukar informasi tentang Pelaksanaan Program Kerja Tahun Anggaran 2012 dan selanjutnya berdasarkan Evaluasi dan Program Kerja TNI Angkatan Udara ke depan, baik jangka pendek dan jangka panjang, merencanakan kebutuhan jam terbang latihan dan operasi Tahun Anggaran 2013 sesuai alokasi yang sudah ditentukan.

Rapat Kerja Tehnis Operasi TNI Angkatan Udara diadakan dengan tujuan mengidentifikasi permasalahan dan hambatan serta mendapatkan umpan balik dari pelaksanaan Program Kerja tahun 2012. Rakernis diikuti para Pejabat Mabesau, Kotama Operasi TNI AU, Lanud Tipe “A” dan Lanud Operasional, Komandan Skadron Udara serta jajaran Kohanudnas.

Sumber: Dispenau

Roket RX520 Bikin Takut Negara Tetangga


http://blog.ub.ac.id/etekewer/files/2010/04/rx-520.jpg
INDONESIA (DM)- Bahwa adanya mitos tentang musuh dari Utara yakni Indonesia, memang bukan sekedar mitos tapi sungguh menjadi ancaman nyata di masa depan kelak. Hal ini terlihat dari kekhawatiran negara-negara tetangga Indonesia yang mulai ketakutan pasca di luncurkannya Roket RX-420 tiga tahun yang lalu, namun sukses mengembangkan Roket RX420, bukan lantas membuat LAPAN berpuas diri, LAPAN kembali mendesain Roket RX520 dengan daya jangkau bisa mencapai 200 km dan Ini lebih jauh dua kali lipat di banding Roket RX420.
Keunggulam Roket RX520 ini memiliki spesifikasi yang lebih hebat ketimbang Roket RX420. Sehingga Roket RX520 adalah roket terbesar yang di buat oleh LAPAN, 100% adalah hasil karya anak bangsa, para insinyur Indonesia.
 
Ketakutan negara tetanggamemang cukup beralasan ? karena keberhasilan peluncuran roket Indonesia ini ke depan akan membawa Indonesia mampu mendorong dan mengantarkan Satelit Indonesia bernama Nano Satellite sejauh 3.600 km ke angkasa. Satelit Indonesia ini nanti akan berada pada ketinggian 300 km dan kecepatan 7,8 km per detik. Bila ini terlaksana Indonesia akan menjadi negara yang bisa menerbangkan satelit sendiri dengan produk buatan sendiri. satelit buatan Indonesia tersebut konon rencananya siap di luncurkan paling cepat 2013 dengan dana kurang lebih 20Milyar Rupiah.
Rasa kekhawatiran negara tetangga ini memang masuk akal ? Ketika Indonesia sudah mampu mendorong satelit sampai 3.600 km untuk keperluan damai atau keperluan lainya. maka secara otomatis bilamana di butuhkan untuk keperluan militer dengan kemampuam meluncurkanroket sejauh 190 km sampai 350 km bukan hal yang sulit bagi Indonesia untuk melakukannya, jika saja LAPAN dan Kementerian Pertahanan bersinergi membuat rudal balistik memakai RX520, bukan tidak mustahil rudal tersebut mampu menjadi senjata yang takuti.
Karena Teknologi yang dimiliki LAPAN, sudah bisa di pakai untuk membuat rudal balistik jarak menengah, Indonesia memang harus mandiri. Kementerian Pertahanan harus bekerja sama dengan LAPAN membuat rudal berhulu ledak, keberhasilan Lapan menguji coba roket-roketnya membuat Indonesia semakin di takuti. Roket buatan Lapan tinggal di bekali hulu ledak di ujungnya dan menciptakan direksi untuk mengarahkan koordinat sasaran.
Dengan daya jelajah mencapai 200 km, senjata balistik ini akan mampu melindungi pulau-pulau di Indonesia. sehingga bakal sangat mengancam Negara-negara tetangga !!! misalkan kalau tempat peluncurannya di tempatkan di Batam atau Bintan, maka Singapura dan Malaysia Barat sudah gemetaran bakal kena roket Indonesia.
Dan kalau di tempatkan di sepanjang perbatasan Kalimantan Indonesia dengan Malaysia Timur, maka si Malaysia tak akan pernah berpikir merebut dan merampok Ambalat. Begitu juga dengan Australia, mereka ada rasa takutnya juga. Bahwa mitos ada musuh dari Utara yakni Indonesia itu, memang bukan sekedar mitos tetapi sungguh ancaman nyata di masa depan kelak.
Melihat keberhasilan anak-anak bangsa ini, tentunya kita sangat bangga dan menjadi contoh yang baik untuk generasi muda Indonesia, bahwa ternyata masih ada anak-anak bangsa yang mampu berbuat yang terbaik bagi bangsanya daripada tingkah laku para koruptor-koruptor yang kerjanya justru menghabiskan uang rakyat tanpa ada prestasi yang di raihnya.
 
Sumber : agussutondomediacenter

Anggota MPR Tinjau Patok Batas Indonesia Malaysia



NUNUKAN-(DM) : Anggota MPR mengunjungi patok perbatasan nomor 3 Indonesia-Malaysia di Desa Ajikuning Kecamatan Sebatik Tengah, Nunukan Kalimantan Timur, Rabu.

Rombongan anggota MPR RI pimpinan Wakil Ketua Ahmad Farhan Hamid melihat langsung patok nomor 3 yang selama ini dikenal dan telah banyak dikunjungi pejabat Provinsi Kaltim hingga pemerintah pusat seperti Wakil Presiden Boediono, anggota Dewan Pertimbangan Presiden Meutiah Hatta dan sejumlah menteri.

Ketua Fraksi Partai demokrat MPR Jafar Hafsah di Sebatik, Rabu, mengatakan,  perbatasan Indonesia dan Malaysia merupakan garis lurus dan tidak mengikuti jalur lain seperti sungai dan lain-lainnya.

"Menariknya tapal batas kita di sini, karena wilayah perbatasan Indonesia dengan Malaysia berada di pulau kecil yang merupakan garis lurus tanpa mengikuti jalur sungai," ujar saat berada di patok perbatasan nomor 3 Pulau Sebatik.

Jafar menilai wilayah perbatasan adalah beranda terdepan Negara Kesatuan RI (NKRI) sehingga harus mendapatkan perhatian khusus.

Dia meminta Pulau Sebatik mendapat status kabupaten atau kota sehingga dapat mempercepat pembangunan beranda terdepan negara di Pulau Sebatik itu.

Sumber : Antara

Wednesday 12 December 2012

Menyambut Senyum 2013



Musim bunga alutsista segera tiba bersamaan dengan datangnya fajar senyum di tahun 2013 meski wangi kembangnya sudah mulai tercium harum sejak kuartal terakhir tahun ini. Bolehlah disebut sebagai tahun dimulainya panen raya dengan kedatangan beragam jenis alutsista modern untuk disandangkan dan dikandangkan ke setiap kesatrian pengawal republik di segala matra.
Boleh juga disebut inilah panen raya terbesar selama beberapa dekade manakala RI membelanjakan milyaran dollar untuk mengejar ketertinggalannya dalam memodernisasi alutsistanya.  Ada pelajaran pahit manakala sebagian besar alutsista kita tak pernah disegarkan, sudah jumlahnya sedikit, mutunya jadul lagi.  Namun yang bikin sesak nafas adalah ejekan tetangga dengan melakukan klaim dan show of force seakan mereka sudah menjadi ayam jantan yang merasa paling kuat lalu berkukuruyuk padahal hari telah malam.
Upacara Latgab 2012, perlu visualisasi lengkap
Kesabaran dan rasa sesak di sekujur tubuh itu perlahan mulai menemukan sinar cerah manakala panglima tertinggi mulai menjalankan strategi “wajah jawa”  dengan tetap berbaik hati dan bermanis muka pada si jiran.  Namun dibelakangnya menjalankan strategi besar dengan anggaran besar, membangun kekuatan tentara dengan alutsista secara revolusioner tanpa harus arogan sikap.  Kita masih ingat di ruang publik yang bernama layar kaca dan disiarkan secara langsung dari Cilangkap Jakarta beberapa tahun lalu Presiden Sby mengeluarkan statemen yang softly untuk meredam kemarahan rakyat kepada negara jiran yang hobi mengklaim.  
Pernyataan Presiden dalam bahasa diplomasi sebenarnya ingin agar kita sebagai rakyat tidak perlu emosi dengan negara jiran karena saling ketergantungan satu sama lain.  Misalnya, kata beliau, di sana ada lebih sejuta tenaga kerja kita dan seterusnya.  Jelas pernyataan yang tidak memuaskan secara adrenalin.  Tapi banyak yang tak tahu sesungguhnya setelah itu ada “kemarahan militer” yang dituangkan dalam strategi memodernisasi angkatan bersenjata.  Dan hasilnya kita lihat sekarang dan tahun-tahun mendatang, kita panen raya bro.
Namun yang perlu diingat dari semua sambutan kedatangan alutsista itu tentu   pertanggung jawaban pada kesesuaian produk dengan nilai yang telah dikorbankan.  Caranya tentu dengan menyampaikan sample utama untuk disiarkan kepada segenap publik yang juga menanti dengan keriangan hati.  Tidak perlu telanjang jua karena ini rahasia militer, namun sample kedatangan alutsista gahar perlu disampaikan ke publik untuk memberikan rasa kebanggaan dan memupuk semangat beralutsista.
Visualisasi seperti yang akan disiarkan oleh Kompas TV tanggal 26 dan 28 Desember 2012 tentang “pertanggungjawaban” kehebatan Garda Samudra seharusnya menjadi sebuah public relation untuk jembatan komunikasi kepada rakyat bahwa ini loh yang telah kami lakukan untuk mengawal samudra. Misalnya dengan keberhasilan penembakan rudal Yakhont yang menggetarkan itu baru-baru ini.  Sehingga publik tahu dan paham tentang sangarnya rudal itu dan keterlatihan prajurit TNI AL yang mampu menembakkan rudal maut itu tanpa supervisi dari negara si pembuat Rusia.
Jika setiap bulan ditayangkan melalui visualisasi minimal 30 menit di layar kaca dan narasi melalui media cetak representatif dengan berganti-ganti antar matra TNI, kita meyakini jembatan komunikasi yang dibangun kepada rakyat selaku “penyandang dana melalui pajak” akan memberikan nilai harmoni dan kesepahaman tentang nilai tugas  tentara dan jenis alutsista yang dipergelarkan.  Tidak seperti selama ini melalui layar kaca TVRI lewat acara CITA sama sekali tidak memberikan nilai kebanggaan dalam bermiliter.  Yang ditampilkan kegiatan pergantian tugas jaga di kesatrian lalu wawancara ala kadarnya.
Dengan tayangan yang mengedepankan kebanggaan menampilkan latihan militer skala brigade ke atas boleh jadi akan menjadi respons yang baik dari publik dengan mengajak pemerintah dan DPR untuk lebih memoles lagi pengawal republiknya.  Misalnya untuk pertahanan pangkalan AU dan AL serta ibukota negara tidak lagi dengan rudal-rudal  jarak pendek melainkan dengan rudal surface to air jarak menengah yang punya nilai gentar.
Kita meyakini tidak lama lagi pengawal republik akan segera mendapatkan alutsista  anti serangan udara jarak menengah seperti keyakinan kita akan terjadinya transaksi jet tempur canggih dari sebuah negara Eropa yang telah menjamu presiden Sby dengan megah dan meriah.  Tidak adalah makan siang gratis dalam hubungan pertemanan dan persahabatan sekalipun, seperti yang ditunjukkan dalam perjamuan full service VVIP naik pesawat kepresidenan Korsel manakala delegasi RI bertandang ke Korsel sebelum kontrak Changbogo setahun silam.  Dan itu sah dalam hubungan berbisnis untuk mengambil hati.
Gelar Alutsista TNI AL, memberi spirit beralutsista
Sebagai bangsa besar dengan populasi besar kita tetap akan berjalan dengan keyakinan hati dan kepercayaan diri bahwa kita bisa membangun kekuatan kita. Kekuatan ekonomi yang stabil selama 9 tahun ini dengan pertumbuhan yang mengesankan, PDB kita menjadi yang terbesar di ASEAN dan no 15 terbesar di dunia.  Pendapatan perkapita per tahun sudah mencapai US $ 5.000,-  Rasio hutang jauh lebih baik dan ada dalam koridor aman dengan rasio 24%.  Banyak hal yang berhasil di capai selama ini termasuk pengakuan badan-badan ekonomi dunia dan lembaga keuangan dunia pada kemajuan ekonomi Indonesia.  Kemajuan ini tentu berpengaruh besar pada peningkatan anggaran militer yang diprediksi akan terus meningkat dan akan menjadi nomor satu di ASEAN mengalahkan Singapura pada tahun 2018.
Oleh sebab itu menyambut senyum di tahun 2013 adalah awal dari perubahan revolusioner dalam perolehan kuantitas dan kualitas alutsista kita.  Kedatangan beragam jenis alutsista mulai tahun depan dan seterusnya akan memberikan nilai tawar dalam pergaulan kawasan dan diplomasi bergigi.  Ini yang mestinya menjadi pijakan cara pandang sesama kita dalam berdiplomasi.  Boleh saja di urusan rumah tangga bernegara kita ribut, namanya juga berdemokrasi.  Tetapi manakala menjalankan diplomasi kita seragamkan sikap kita, tentu dengan motor Kementerian Luar Negeri untuk mengedepankan kewibawaan tanpa harus merasa sombong.  Modal untuk kewibawaan itu tentu dengan kekuatan militer yang didukung kuantitas dan kualitas alutsista yang minimal setara dengan rumah jiran.
Rasa segan itu timbul jika kita mampu memoles kebugaran dan kekekaran tubuh kita untuk kemudian tampil dengan berbaik cakap dan sikap.  Itulah analogi perkuatan milter. Kebugaran dan kekekaran tubuh kita itu memberikan nilai tawar tinggi dalam etika pergaulan.  Setidaknya tetangga akan menahan diri untuk bersikap tak cakap, padahal kita belum melotot padanya.  Apalagi kalau kita sampai melotot.

Sumber : Analis

RCWS DeFNder To Defend Anoa Pindad



ARC-(DM) : Kualitas Panser Anoa 6x6 produksi Pindad sejauh ini sudah lumayan baik. Akan tetapi, berbagai penyempurnaan terus dilakukan, baik oleh PT.Pindad sendiri maupun 'user'nya yaitu TNI Angkatan Darat. 

Salah satu penyempurnaan yang dilakukan adalah mengawinkan Sistem Senjata Remot (RCWS) ke Panser Anoa. Dan seperti diketahui, PT.Pindad sendiri saat ini sedang menyeleksi berbagai tipe RCWS produk luar.


Salah satu kandidat kuat adalah RCWS DeFNder lansiran raksasa senjata FN Herstal. Bahkan sistem senjata DeFNder ini telah diujicoba  beberapa bulan lalu, serta disaksikan pejabat TNI-AD dari berbagai satuan seperti Dislitbangad, Batalyon mekanis serta Batalyon Kavaleri.
Dalam uji coba tersebut, digunakan Anoa 'pinjaman' batalyon mekanis TNI-AD. Untuk memasang DeFNder ini mudah saja ternyata, dan tidak memerlukan modifikasi khusus. Hanya saja, jika nantinya benar-benar dibeli, jalur kabel dari sistem senjata ke pengendali perlu diperhatikan dan dirapihkan.

Tipe RCWS yang diuji coba adalah DeFNder medium yang cocok dipasangkan dengan Senapan Mesin Berat type M2HB atau M3 kaliber 12,7mm. Jika cocok dengan SMB kaliber 12,7mm, maka menggabungkan sistem senjata kaliber lain seperti 7,62 atau AGL 40mm bukan hal yang sulit. Hasil uji tembak pun berlangsung dengan baik dan tepat mengenai target.

 Uji coba juga berlangsung secara intensif dengan berbagai kondisi termasuk penembakan di malam hari. Istimewanya DeFNder adalah berbagai modul pembidikan bisa dipasang dan dilepas sesuai kebutuhan. 
 
Untuk penembakan malam, tentu yang sangat dibutuhkan adalah pembidik infra merah. Dan lihatlah bidikan DeFNder ditengah malam gelap. Hasil tangkapan kameranya sungguh terlihat jelas.

 
Bukan hanya uji tembak, uji ketahanan pun dilakukan. RCWS DeFNder dilepas dan disimulasikan terkena hujan, angin dan pasir. Namun, DeFNder bisa lolos uji itu dengan baik.Dan sebagai ganjaran dari semua uji coba yang berlangsung sukses, Dislitbang TNI AD mengeluarkan sertifikat lolos uji. Apakah Anoa nantinya akan bersenjatakan DeFNder?? kita lihat saja nanti.

Sumber : ARC

TNI AL Mantapkan Strategi Pengamanan Pulau Terluar



JAKARTA-(DM) : Mengantisipasi pencaplokan maupun klaim sepihak batas maritim Indonesia oleh negara asing, TNI Angkatan Laut (AL) memantapkan pengamanan dini melalui penerbitan peta laut navigasi yang menggambarkan garis klaim batas laut secara unilateral atau klaim sepihak.

Kepala Dinas Hidro-Oseanografi (Kadishidros) TNI AL, Laksma TNI Aan Kurniadi seperti yang dikutip siaran pers Dispenal kepada Suara Karya di Jakarta, Selasa (11/12), menyatakan, garis klaim batas laut yang terbitkan TNI AL telah dikonsultasikan kepada Kementrian Luar Negeri (Kemlu), pakar dan ahli yang terkait dengan bidang perbatasan.

"Dishidros telah menerbitkan peta-peta laut navigasi yang menggambarkan garis klaim batas laut Indonesia secara unilateral," ujarnya.

Ia mengatakan, RI sebagai negara kepulauan terbesar di Asia yang memiliki 17.499 pulau. Sebanyak, 92 pulau, diantaranya merupakan gugus pulau terluar yang memiliki nilai strategis dan berbatasan langsung dengan 10 tetangga.

Perbatasan antarnegara itu, mencakup batas laut wilayah (laut teritorial), batas zona ekonomi eksklusif (ZEE) dan batas landas kontinen (Continental Shelf) sangat penting dalam upaya mengelola sumber daya di lingkungan laut secara efektif dan berkesinambungan.

"Ini dalam rangka memajukan ekonomi kelautan yang disertai dengan peningkatan keamanan maritim, penegakan hukum dan kedaulatan di wilayah yurisdiksi Indonesia di laut," ucapnya.

Kadishidros juga menyinggung perkembangan penyelesaian batas wilayah negara. Dari 10 negara yang berbatasan, diantaranya, dua negara yang telah menyelesaikan seluruh perbatasannya dengan Indonesia, yaitu Australia dan Papua New Guinea.

Sedangkan yang masih dalam proses perundingan, yaitu Malaysia, Singapura, Philipina, Vietnam dan Palau. Hasil dari beberapa perundingan yang telah dilaksanakan, penyelesaian perbatasan laut dengan negara-negara tersebut masih memerlukan waktu yang cukup lama, untuk kebutuhan operasional di lapangan.

Dalam kesempatan itu, Aan juga menjelaskan bahwa Dishidros merupakan lembaga hidrografi nasional yang ditetapkan dengan dasar hukum Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1951 dan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 164 Tahun 1960, berperan aktif dalam penetapan batas laut.

"Dishidros TNI AL merupakan salah satu Badan Pelaksana Tingkat Pusat di tingkat Mabesal (Balakpus Mabesal) yang melaksanakan fungsi hidro-oseanografi (hidros) untuk kepentingan militer dalam rangka mendukung penyiapan data dan informasi hidros bagi kepentingan operasi militer dan pertahanan," katanya.

Terkait tugas dan tanggung jawabnya, Dishidros TNI AL memiliki peran penting dalam mendukung teknis pada Tim Perundingan Perbatasan Laut (TPPL) yang dipimpin Kemlu, seperti dukungan peta laut dan publikasi nautika yang mencakup wilayah perbatasan yang dirundingkan, serta membuatkan garis-garis batas laut alternatif yang akan diusulkan dalam perundingan.

Sumber : SuaraKarya

Sejarawan: Kasus Sipadan-Ligitan kegagalan memiliki


ilustrsi Peta Indonesia (FOTO ANTARA News/Ferly)
 Sipadan dan Ligitan memang belum dimasukkan ke peta oleh Belanda, negara penjajah Indonesia di masa lalu,"

JAKARTA-(DM)  - Kepemilikan pulau Sipadan dan Ligitan oleh Malaysia secara resmi pada 2002 bukanlah merupakan suatu kehilangan, tetapi lebih pada kegagalan Indonesia untuk memiliki, kata Sejarahwan dari Universitas Diponegoro Dr Singgih Tri Sulistiono.

"Sipadan dan Ligitan memang belum dimasukkan ke peta oleh Belanda, negara penjajah Indonesia di masa lalu," kata Singgih pada Bedah Buku "NKRI dari Masa ke Masa" yang diluncurkan oleh Badan Informasi Geospasial (BIG), di Cibinong, Bogor, Rabu.

Bahkan pada UU No 4/Prp/1960 Indonesia tidak mencantumkan dua pulau itu sebagai bagian dari wilayah NKRI hingga Indonesia dan Malaysia kemudian membawanya ke Mahkamah Internasional pada 1998, tambahnya.

Sementara Inggris, penjajah Malaysia, terbukti telah melakukan tindakan administratif secara nyata di pulau itu, berupa penerbitan ordonansi perlindungan satwa burung dan pungutan pajak terhadap pengumpulan telur penyu sejak tahun 1930.



Dengan demikian, lanjut dia, kasus khusus Sipadan dan Ligitan tak perlu jadi hal yang mendasari kekhawatiran Indonesia akan kemungkinan kehilangan pulau lainnya.

Sementara itu, plt Kepala Pusat Batas Wilayah Peta NKRI BIG Dr Khafid mengatakan, sepanjang 2012 telah dilakukan perundingan batas wilayah maritim dengan lima negara yakni Malaysia, Singapura, Vietnam, Filipina dan Palau.

Masalah paling kompleks adalah dengan Malaysia dimana ada empat lokasi batas laut yang masih belum sepakat, yakni wilayah teritorial di Ambalat, Laut Sulawesi, Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) di Tanjung Datu, Serawak-Kalbar di Laut China Selatan, ZEE di Selat Singapura bagian timur dan ZEE di Selat Malaka.

Demikian pula batas laut dengan Filipina yang mencakup masalah teritorial dan ZEE, dengan Singapura masalah teritorial, sedangkan dengan Vietnam dan Palau masalah ZEE.

Sedangkan dengan lima negara lain yang berbatasan laut dengan Indonesia yakni India dan Thailand, keduanya belum mau berunding, Papua Nugini dan Timor Leste yang belum dijadwalkan serta dengan Australia yang sudah selesai namun belum diratifikasi oleh DPR sehingga belum berlaku.

"Batas laut dengan Australia di Selat Timor, DPR memang belum meratifikasi karena Indonesia melihat hasilnya tidak adil dan merugikan Indonesia, berhubung pada saat kesepakatan banyak unsur seperti unsur politis dan lainnya yang mempengaruhi," katanya.

Sedangkan perbatasan darat, Indonesia masih memiliki masalah dengan Timur Leste, Papua Nugini dan Malaysia di 10 titik dari sepanjang 2.004 km perbatasan Kalimantan dengan Serawak dan Sabah, termasuk perbatasan di Pulau Sebatik, ujarnya.

Bedah buku itu selain dihadiri Kepala BIG Dr Asep Karsidi, juga

dihadiri kalangan pejabat Direktorat Topografi Angkatan Darat (Dittopad), Dinas Survei dan Pemetaan Udara (Dispotrud) TNI AU, dan Dinas Hidrodinamika dan Oseanografi (Dishidros) TNI AL.
(D009/Z002) 
 
Sumber :ANTARA News

Tuesday 11 December 2012

Asops KSAL: Perlu Tingkatkan Kehadiran Unsur TNI AL di Daerah Rawan


GUNA mengamankan wilayah laut yurisdiksi nasional yang berpotensi rawan ancaman, TNI AL akan meningkatkan kehadiran unsur-unsurnya di wilayah tersebut dengan mempererat kerja sama dengan angkatan lainnya.

Asisten Operasi Kepala Staf Angkatan Laut (Asops KSAL), Laksamana Muda TNI Didit Herdiawan menyampaikan hal itu saat membuka Rapat Kerja Teknis Operasi (Rakernisops) II TNI AL Tahun Anggaran 2012 dihadapan 250 peserta di Gedung R. Mulyadi, Komando Pengembangan dan Pendidikan Angkatan Laut (Kobangdikal), Surabaya, Senin (10/12).

Dalam menghadapi tantangan tugas ke depan yang semakin berat dan kompleks, kata Didit, menuntut adanya kesiapsiagaan alutsista dan prajurit-prajurit profesional. Sehingga TNI AL dapat selalu siap di setiap waktu untuk mengantisipasi dinamika perkembangan yang akan datang.

Selain itu, Diti mengungkapkan untuk menghadapi tantangan ke depan di bidang operasi dan latihan, TNI AL harus mampu memanfaatkan teknologi yang ada untuk menghimpun operasi, mampu bergerak cepat dan dinamis, serta memiliki efek deterrence dan mampu berperan lebih besar dalam kancah internasional. Ia menjelaskan pada tahun 2013 akan dilaksanakan bersama antara TNI AL dan TNI AU dengan kodal ditangan Panglima Koarmatim.

“Untuk menambah efektifnya kegiatan upaya pencegahan dan mengantisipasi kekuatan asing, TNI AL juga akan melaksanakan operasi intelijen yang diharapkan dapat menjadi interface dan mensinergikan satuan-satuan intelijen yang ada,” katanya.

Rakernisops II TNI AL TA 2012 yang berlangsung dua hari hingga tanggal 11 Desember 2012 bertujuan untuk mengevaluasi kegiatan operasi dan latihan tahun anggaran 2012. Selain itu, untuk merancang kegiatan operasi dan latihan Tahun 2014 yang akan menjadi masukan ke komando atas.

Disamping itu, kesempatan tersebut juga dipergunakan untuk memantapkan langkah dalam pelaksanaan operasi dan latihan TNI AL. Kegiatan yang diikuti oleh unsur operasi dari seluruh Satuan, Komando Utama, serta Pangkalan Angkatan Laut ini mengangkat tema, “Dengan Kesiapsiagaan Operasional Alutsista dan Profesionalisme Prajurit Matra Laut Kita Optimalkan Pelaksanaan Operasi dan Latihan Guna Mendukung Terwujudnya TNI AL yang Handal dan Disegani”.

Didit Herdiawan mengungkapkan, kerja sama dalam bentuk latihan bersama dengan negara sahabat mengalami peningkatan dari tahun ke tahun dengan menghadirkan unsur-unsur TNI AL terutama alutsista baru untuk dilibatkan dalam setiap kegiatan bilateral exercise maupun multilateral exercise. Kegiatan dalam rangka kerja sama bilateral diwujudkan dalam Navy To Navy Talks (NTNT) dengan beberapa negara sahabat antara lain Singapura, India, Malaysia, Thailand, Jepang, Cina, Australia dan Philipina.

“Kedepan akan berubah Navy To Navy Conference (NTNC). Sedangkan dalam bentuk latihan bersama maupun pertukaran perwira dan pendidikan dengan negara-negara lain di kawasan maupun beberapa negara dilaksanakan dalam dalam kerangka Western Pacifik Naval Symposium (WPNS) maupun Indian Ocean Naval Symposium (IONS),” katanya.

Asops KSAL juga menyinggung tentang keselamatan kerja. Menurutnya, perlu perubahan mindset tentang nilai safety dan precaution yang apabila diabaikan akan sangat dekat dengan kecelakaan dan bahaya.

“Kehati-hatian bukan ditujukan kepada pelemahan keberanian, tetapi lebih kepada upaya yang utuh untuk mendapatkan keberhasilan. Zero accident didapatkan dari kepatuhan para personel melaksanakan prosedur yang berlaku,” katanya seperti dilansir dalam siaran pers Dispenal yang diterima Jurnal Nasional.

Turut hadir dalam Rakernisops II TNI AL TA 2012 antara lain para Pangkotama TNI AL, para Kepala Dinas di lingkungan Mabesal, Komandan unsur/KRI wilayah Barat dan Timur, para Komandan di lingkungan Korps Marinir, serta para Perwira Operasi di lingkungan Unsur/Satker TNI AL.

Sumber : Jurnas

Pasukan Katak TNI AL Latihan Geladi Tempur


 Wahyu Wening
Pembajakan Kapal Tanker Pasukan Katak TNI AL menyusuri kapal untuk membebaskan sandera dan melumpuhkan kelompok teroris yang membajak Kapal Super Tanker MT Catur Samudra di Teluk Jakarta, Jakarta Utara, Sabtu (13/3). Aksi ini merupakan rangkaian latihan terpadu penanggulangan teroris yang diikuti sekitar 3.559 personil TNI dan Polri di lima lokasi di Jakarta. Wahyu Wening/Jurnal Nasional

KOMANDAN Satuan Komando Pasukan Katak (Dansatkopaska) Komando Armada RI Kawasan Barat (Koarmabar) Kolonel Laut (P) R. Eko Suyatno membuka latihan Geladi Tugas Tempur Setingkat K-2 dalam upacara di Markas Komando (Mako) Satkopaskaarmabar, Pondok Dayung, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Senin (10/12).

Dansatkopaskaarmabar, Kolonel Laut (P) R. Eko Suyatno mengatakan latihan Geladi Tugas Tempur Setingkat K-2 tersebut merupakan latihan yang bertingkat dan berlanjut untuk senantiasa meningkatkan kualitas latihan baik secara teknik maupun secara taktik di lapangan. Selanjutnya, dia mengatakan bahwa penyelenggaraan latihan kali ini adalah untuk meningkatkan kemampuan individu maupun tim. Karena itu, diharapkan akan terbentuk suatu tim yang solid dimana pada saatnya nanti akan sangat berguna saat melaksanakan operasi di lapangan.


Dia menekankan kepada perwira pelaksana beserta seluruh staf dan pelaku latihan untuk selalu mengacu kepada standar prosedur operasi dan melaksanakan latihan secara serius dan bersungguh-sungguh serta bertanggung jawab. Selain itu, Dansatkopaskaarmabar juga berpesan agar melaksanakan latihan tersebut secara serius dan bersungguh-sungguh serta bertanggung jawab.

Berdasarkan siaran pers Dispen Koarmabar yang diterima Jurnal Nasional, senin (10/12), materi latihan Geladi Tugas Tempur Setingkat K-2 meliputi inflitrasi, long range navigation, patroli, IMMP, mountenering, menembak, raid demolisi, Taktik Satuan Kecil (TSK) dan Exflitrasi.

Sumber :Jurnas

Oleh-oleh Dari Armada Timur



Dalam rangka memeriahkan peringatan hari Armada RI 2012, Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim) menggelar Naval Base Open Day (NBOD) yang diselenggarakan pada hari Minggu 9/12/12.

 Acara yang diperuntukan bagi masyarakat umum di Surabaya dan sekitarnya ini tidak hanya memamerkan alutsista-alutsista yang dimiliki TNI AL. 

Tetapi juga digelar berbagai acara lain diantaranya funbike, bazaar, open ships, panggung hiburan dan lain-lain. 

Berikut sedikit oleh-oleh dari Adi Suseno rekan ARC Surabaya yang kebetulan hadir ke acara open day tersebut.





Sumber :ARC

TNI AL Terus Tingkatkan Pengamanan Laut NKRI




11 November 2012, Jakarta: Angkatan Laut terus meningkatkan pengamanan wilayah laut yang berpotensi terhadap segala ancaman kejahatan dengan mempererat kerja sama dengan matra yang lain, salah satunya TNI Angkatan Udara.

"Menghadapi tantangan tugas ke depan yang semakin berat dan kompleks, menuntut adanya kesiapsiagaan alutsista dan prajurit-prajurit profesional. TNI AL harus mampu memanfaatkan teknologi yang ada untuk menghimpun operasi, mampu bergerak cepat dan dinamis, serta memiliki efek deterrence dan mampu berperan lebih besar dalam kancah internasional," kata Asisten Operasi Kepala Staf Angkatan Laut (Asops Kasal) Laksamana Muda TNI Didit Herdiawan.

Dalam sambutannya saat membuka Rapat Kerja Teknis Operasi (Rakernisops) II TNI AL Tahun Anggaran 2012 dihadapan 250 peserta di Gedung R. Mulyadi, Komando Pengembangan dan Pendidikan Angkatan Laut (Kobangdikal), Surabaya, Senin, ia mengatakan, oleh karena itu, perlu peningkatan pelatihan dengan angkatan lain.

Bahkan, kata dia, pada 2013 nanti direncanakan latihan bersama antara TNI AL dan TNI AU, dengan komando pengendali berada di tangan Panglima Koarmatim.

"Untuk menambah efektifnya kegiatan upaya pencegahan dan mengantisipasi kekuatan asing, TNI AL juga akan melaksanakan operasi intelijen yang diharapkan dapat menjadi 'interface' dan mensinergikan satuan-satuan intelijen yang ada," katanya.

Rakernisops II TNI AL TA 2012 yang berlangsung dua hari hingga tanggal 11 Desember 2012 digelar dengan tujuan untuk mengevaluasi kegiatan operasi dan latihan tahun anggaran 2012 dan merancang kegiatan operasi dan latihan Tahun 2014 yang akan menjadi masukan ke komando atas.

Dalam kesempatan itu, Didit menyebutkan, kerja sama dalam bentuk latihan bersama dengan negara sahabat mengalami peningkatan dari tahun ke tahun dengan menghadirkan unsur-unsur TNI AL terutama alutsista baru untuk dilibatkan dalam setiap kegiatan "bilateral exercise" maupun "multilateral exercise".

Kegiatan dalam rangka kerja sama bilateral diwujudkan dalam Navy To Navy Talks (NTNT) dengan beberapa negara sahabat antara lain Singapura, India, Malaysia, Thailand, Jepang, Cina, Australia dan Philipina. Ke depan akan berubah Navy To Navy Conference (NTNC)," ujarnya.

Sedangkan dalam bentuk latihan bersama maupun pertukaran perwira dan pendidikan dengan negara-negara lain di kawasan maupun beberapa negara dilaksanakan dalam dalam kerangka Western Pacifik Naval Symposium (WPNS) maupun Indian Ocean Naval Symposium (IONS).

Kegiatan yang diikuti oleh unsur operasi dari seluruh Satuan, Komando Utama, serta Pangkalan Angkatan Laut ini mengangkat tema, Dengan Kesiapsiagaan Operasional Alutsista dan Profesionalisme Prajurit Matra Laut Kita Optimalkan Pelaksanaan Operasi dan Latihan Guna Mendukung Terwujudnya TNI AL yang Handal dan Disegani.

Sumber: Investor Daily

Monday 10 December 2012

Seskab Dipo Alam Bantah Blokir Anggaran Kemhan


Menteri Pertahanan (Menhan) Purnomo Yusgiantoro (tengah), Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono (kanan) dan Wamenhan Sjafrie Sjamsuddin (kiri), saat menghadiri rapat kerja dengan Komisi I di Gedung DPR, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (6/12). Rapat gabungan antara Kemhan, Menkeu dan BPKP yang digelar oleh Komisi I DPR terkait tudingan adanya kongkalikong Kemhan dan anggota DPR tersebut ditunda karena tidak dihadiri oleh Seskab Dipo Alam dan Menkeu Agus Martowardojo. (Foto: ANTARA/HO/IP/12)

10 Desember 2012, Jakarta: Sekretaris Kabinet Dipo Alam akhirnya memenuhi panggilan rapat kerja gabungan dengan Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat (DPR RI). Dalam rapat kerja gabungan itu, Dipo Alam membantah telah mengajukan blokir anggaran untuk Mabes TNI dan Angkatan Laut senilai Rp 678 miliar.

Perlu diketahui, anggaran untuk pembelian sistem pendukung alat utama sistem pertahanan (alutsista) itu sebelumnya di blokir Menteri Keuangan, setelah ada surat yang dikirimkan Dipo tertanggal 24 Juli 2012.

Menurut Dipo, surat yang ia tulis dan dikirimkan ke Kementerian Pertahanan dengan tembusan ke Kementerian Keuangan, Presiden dan juga kepada Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan itu, bersifat rahasia.

Dalam surat itu, Dipo mengaku tidak menyebutkan nama pelaku kongkalikong, nama menteri atau nama anggota DPR. Menurutnya, surat edaran itu dikirim untuk seluruh kementerian. Dalam surat itu, Seskab meminta seluruh kementerian pada pembahasan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2013-2014 bisa mencegah adanya praktik kongkalikong.

Sebab, kata Dipo, perintah untuk bebas dari praktik kongkalikong merupakan perintah Presiden yang telah dilontarkan lebih dari 15 kali. Selain itu, kata Dipo, Presiden secara tegas meminta kementerian dan juga Seskab mengawal APBN 2013-2014.

"Surat itu merupakan edaran kepada menteri dan tidak ditujukan kepada DPR. Saya tidak pernah menyebut secara eksplisit Komisi I DPR maupun kementerian dan juga nama menterinya," ungkap Dipo, saat menghadiri rapat kerja gabungan di ruang Komisi I, Gedung DPR, Jakarta, Senin (10/12).

Dipo menyatakan, dalam surat edaran itu, pihaknya hanya menyebutkan terdapat tiga kementerian yang diduga melakukan praktik kongkalikong dengan DPR dalam pembahasan anggaran. Namun Dipo menampik pihaknya menyebutkan nama-nama kementerian, nama menteri dan juga nama oknum anggota DPR.

“Saya juga mempertanyakan hal itu. Karena saya menyebutkan ini adalah surat rahasia. Saya sekalipun tidak pernah menyebut nama menteri, nama kementerian maupun juga nama komisi dan anggota komisi DPR. Saya rasa inilah penjelasan saya," tandas Dipo.

Sumber: KONTAN

RUAG Tawarkan Perawatan F-5 TNI AU




F-5F/F TNI AU direncanakan untuk dapat beroperasi hingga tahun 2020 (photo : Eddy Febriyanto)

Perusahaan perawatan pesawat (MRO) Swiss, RUAG, menawarkan paket perawatan pesawat tempur F-5E/F Tiger II kepada Indonesia. RUAG menyatakan pihaknya sanggup melakukan perawatan menyeluruh armada pesawat tempur F-5 TNI AU mulai dari rangka, sistem avionik, mesin, hingga persenjataan.


Stephan Brauch, Direktur Penjualan Jet & Missiles, Divisi Penerbangan Militer RUAG, menyatakan hal tersebut dalam pameran persenjataan Indo Defence 2012 di JIExpo Kemayoran, November lalu.

Dikatakan, RUAG yang merupakan BUMN Swiss itu selama ini telah memiliki pengalaman merawat pesawat F-5E/F Swiss maupun F-5 beberapa negara lain serta F/A-18 Hornet.

Brauch yang pernah mengunjungi Lanud Iswahjudi menambahkan, melihat fasilitas perawatan pesawat yang dimiliki lanud tersebut, pengerjaan pesawat F-5 TNI AU bisa dilaksanakan di Magetan, Madiun. RUAG tinggal mengirim teknisi dan beberapa peralatan tambahan untuk sekaligus melakukan transfer teknologi perawatan si Macan di Indonesia. (ron)

Sumber : defence

Sunday 9 December 2012

Kemhan Terus Dukung Penguatan Alutsista Dalam Negeri


Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan) Letjen TNI (Purn) Sjafrie Sjamsoeddin melakukan inspeksi ke PT Dirgantara Indonesia dan PT Pindad di Bandung dalam rangka meninjau kesiapan kedua BUMN strategis itu dalam memenuhi kebutuhan alutsista untuk TNI.
“Kunjungan ini merupakan highl level commitee untuk inspeksi kesiapan produksi PTDI dan Pindad,” kata Sjafrie Sjamsoeddin di sela-sela peninjauan di PTDI, Kamis.
Dalam kunjungan kerjanya di PTDI, Sjafri meninjau hanggar milik PTDI yang digunakan untuk pembuatan pesawat CN-235, helikopter serta beberapa pesanan Kementrian Perta
hanan untuk melengkapi alutsita TNI.
Pada kesempatan itu, Wamenhan menyempatkan meninjau pesawat CN-235 MPA pesanan Angkatan Laut serta beberapa pesawat pesanan TNI-AU. Pesanan itu masih dalam pengerjaan di perusahaan dirgantara nasional itu. “Kunjungan ini dalam rangka meninjau kesiapan untuk target modernisasi alutsista pada 2014,” katanya. Dilansir dari republika.co.id, Kamis (29/11).
Karena itulah, penting bagi Indonesia untuk memperhatikan dan memperkuat alutsista dalam negeri. Apalagi berdasarkan amanat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono agar modernisasi dan penambahan alutsista pertahanan ini menuju tercapainya minimum essential force. Karena itulah, modernisasi alutsista itu semata-mata untuk menjaga dan mempertahankan kedaulatan Negara serta integritas wilayah.
Penting sekali apabila Kementerian Pertahanan saat ini juga memfokuskan pengadaan alutsista dalam negeri. Pengembangan industri pertahanan dalam negeri harus terus ditingkatkan, dan memperkuat kemandirian. Selain untuk kepentingan tertentu, membangun kerjasama dengan negara-negara sahabat juga perlu dilakukan dengan baik, namun dengan skema yang menguntungkan. 
 Apalagi dalam beberapa tahun ke depan akan semakin diperkuatlah matra udara, matra laut dan matra darat. Yang pasti, di TNI Angkatan Darat akan memiliki dua batalyon tank tempur utama, kendaraan tempur panser canon, helicopter serbu dan helicopter serang. Untuk TNI Angkatan Laut akan hadir kapal perang korvet klas sigma, kapal cepat rudal, kapal perusak kawal rudal, tank dan panser amphibi. Sedangkan di TNI Angkatan Udara dipastikan akan semakin diperkuat pesawat tempur super tucano, 24 unit pesawat tempur F-16, Sukhoi-27 MK-2, dan sejumlah pesawat angkut Hercules C-130 H.
Sudah tentu apa yang dilakukan merupakan upaya untuk semakin memperkuat kekuatan TNI. Sehingga dengan adanya kekuatan dari sisi alutsista itu akan semakin membuat percaya diri pertahanan NKRI.
Selain itu, apabila dalam pengembangan alutsista di dalam negeri belum mampu memiliki alutsista yang modern seperti Tank Leopard, tentunya ke depan akan diterapkan transfer teknologi. Sehingga ke depan akan adanya kemampuan TNI dalam menyerap segala macam persenjataan modern.
Mari bangsaku. Kita sebagai masyarakat Indonesia mendukung sepenuhnya modernisasi alutsista menuju bangsa yang kuat, beradab, sejahtera dan mandiri dalam sisi pertahanan. Jayalah negeriku… jayalah alutsistaku.
Sumber :kompassiana

Masih di wilayah laut RI, polisi Malaysia rampas ikan nelayan


Masih di wilayah laut RI, polisi Malaysia rampas ikan nelayan

Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kota Medan memprotes petugas patroli laut Diraja Malaysia. Petugas itu mengambil secara paksa dan membuang ikan hasil tangkapan nelayan tradisional asal Belawan, Sumatera Utara. Padahal masih berada di Zona Ekonomi Ekslusif Indonesia
"Tindakan arogan oknum petugas patroli Malaysia itu tidak bisa ditoleransi," kata Ketua HNSI Kota Medan Zulfahri Siagian, di Medan, Minggu (9/12).

Dia menjelaskan, aksi perampasan ikan terjadi pada 6 Desember 2012 ketika kapal motor (KM) Yahya yang dinakhodai M Hatta sedang berada di perairan timur Sumatera Utara.
Berdasarkan pengaduan nelayan korban, peristiwa tersebut terjadi persis di titik koordinat 04-40-/99-18 atau masih di dalam Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia (ZEEI).


Di lokasi tersebut, lanjutnya, satu unit kapal patroli maritim Malaysia dengan nomor lambung 3225 mendatangi KM Yahya dan tanpa memberi alasan langsung mengambil sebagian besar ikan di dalam kapal nelayan itu.

Selanjutnya, empat petugas kapal patroli maritim Malaysia itu juga membuang semua alat tangkap dan es batangan di kapal tersebut.
"Terkait dengan kejadian ini, kami akan menyampaikan protes ke Konsulat Jenderal Malaysia di Medan," ujarnya.

HNSI Medan juga mendesak pemerintah Malaysia agar memberi sanksi tegas kepada petugas patroli maritim Malaysia yang melakukan tindakan main sendiri tersebut.

Dikatakannya, nelayan Medan dewasa ini kecil kemungkinan tidak memahami posisi tapal batas perairan antara Indonesia dengan Malaysia karena kapal mereka umumnya telah dilengkapi alat navigasi relatif baik.

Sumber :merdeka

Tahun 2013, Kodim Puncak Jaya Akan Dibentuk



Mulia:(DM) Pemerintah Kabupaten Puncak Jaya, Papua, mendukung pembentukan Komando Distrik Militer (Kodim) yang dijadwalkan pada awal 2013.

Bupati Puncak Jaya Hanock Ibo di Mulia, ibu kota Kabupaten Puncak Jaya, Sabtu (8/12), mengatakan pihaknya mendukung pembentukan Kodim dengan membantu membangun kantor dan perumahan untuk anggota TNI.

"Bantuan yang diberikan Pemkab itu sama halnya yang diberikan saat pembentukan Polres," kata Bupati Ibo.

Saat ini, pihaknya senantiasa melakukan komunikasi dan pendekatan dengan kelompok bersenjata yang beberapa waktu lalu sering kali mengganggu ketentraman masyarakat.


Menurutnya, dengan adanya komunikasi itu diharapkan tidak lagi terjadi gangguan yang meresahkan masyarakat.

Pangdam XVII Cenderawasih Mayor Jenderal Christian Zebua secara terpisah mengakui adanya rencana pembentukan Kodim Puncak Jaya yang selama ini berada di wilayah Kodim 1705 Paniai di Nabire.

"Belum dipastikan kapan rencana peresmiannya," kata Pangdam Mayjen TNI Zebua. (MI/RZY)

Sumber : Metrotvnews

Indonesia-China sepakati empat bidang kerja sama maritim



Satelit Keamanan Laut
Indonesia dan China menyepakati empat bidang dalam kerjasama maritim, sebagai bagian dari nota kesepahaman kerjasama maritim kedua negara pada Maret 2012. Empat bidang dalam kerjasama maritim kedua negara itu disepakati pada sidang pertama Komisi Kerjasama Maritim (Maritime Cooperation Commission/MCC) Indonesia-China di Beijing, Kamis.

Wakil Menteri Luar Negeri RI Wardana mengatakan keempat bidang kerjasama itu, adalah penggantian alat bantu navigasi di sepanjang Selat Malaka yang rusak karena tsunami Aceh pada 2006, dan pendirian pusat kelautan dan iklim Indonesia-China.

Selain itu, lanjut dia, Indonesia dan China juga menyepakati peningkatan daya mampu dan pelatihan operator vessel traffic service (VTS) di Selat Lombok dan Selat Sunda serta pembangunan KAMLASAT (satelit keamanan laut).

Ia mengatakan,"seluruh proyek itu didanai oleh China, karena mereka sangat komit untuk membantu sistem keamanan laut dan sangat berkepentingan untuk keamanan jalur laut itu. Indonesia dapat memanfaatkan peluang itu untuk meningkatkan daya mampu dan peralatan navigasi."

Wardana menambahkan empat bidang kerjasama yang disepakati itu merupakan bagian dari sembilan bidang kerjasama yang dirumuskan kedua negara dalam kerjasama maritim. "Lima bidang lainnya akan dibahas lebih lanjut dalam pertemuan kedua pihak mulai dari tingkat teknis hingga pengambil kebijakan yakni Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Koordinasi Polhukam kedua negara," katanya.

Tentang akan kapan kerjasama empat bidang yang telah disepakati mulai dilaksanakan, ia mengatakan,"segera setelah sidang ini dilakukan, masing-masing pihak segera melakukan koordinasi untuk menindaklanjuti kerjasama yang telah disepakati."

Dalam sidang pertama Komisi Kerjasama Maritim Indonesia-China Indonesia dipimpin Wakil Menlu Wardana dan China dipimpin Wakil Menlu Fu Ying. Kerjasama maritim itu merupakan salah satu kerjasama penting dari kemitraan strategis yang disepakati kedua negara pada April 2005. Kedua pimpinan delegasi sepakat pencapaian yang dihasilkan dalam sidang pertama itu, dapat menjadi acuan kerjasama maritim kedua negara di masa datang.
 
Sumber: Antara

Tank Tempur Medium PT Pindad Diluncurkan 2014



Tank Tempur Medium Marder Jerman
Untuk kali pertama, PT Pindad akan mengembangkan Tank Tempur Medium (Medium Battle Tank). Seperti yang diungkapkan oleh PT Pindad beberapa bulan lalu, tank medium yang akan dibuat ini dipastikan bukan hasil tiru dari Tank Tempur Medium Marder buatan Jerman yang akan dipesan oleh Indonesia.
Sekarang hal ini kembali ditegaskan Hery Mochtady, Kepala Divisi Kendaraan Khusus Pindad di PT Pindad, Bandung, Jawa Barat, baru-baru ini dengan mengatakan: "Kami tidak akan meniru dari mana. Pengembangan Tank Tempur Medium ini tentunya dibuat sesuai kebutuhan dan permintaan TNI. Sehingga ketika beroperasi nanti dapat digunakan secara maksimal. Kami akan desain dengan menyesuaikan requirement dari kavaleri TNI."

Sejauh ini, lanjut Hery, tahapan yang telah dilalui untuk pembuatan Tank Tempur Medium ini telah sampai pada pembuatan desain. Dalam pembuatan desain inilah kavaleri TNI dilibatkan meski tidak sampai ke tahap lebih jauh. "Target kami pada 2014 sudah jadi prototipe. Setelah prototipe jadi, kami mulai produksi," jelasnya.

Sementara itu, PT Pindad tidak keberatan mengikuti perintah Menteri BUMN Dahlan Iskan untuk melepas anak dan cucu usaha yang produksinya tidak sejalan dengan bisnis inti induk perusahaan. Direktur Utama PT Pindad Adik Avianto Sudarsono mengatakan, melepas anak usaha dan cucu Pindad tidak akan membuat keuntungan perusahaan berubah secara drastis.

"Kalau pemerintah mengatakan begitu (menjual anak usaha dan cucu Pindad, Red), ya kami ikut ketentuan pemerintah saja. Saya yakin, kinerja Pindad akan tetap berjalan baik. Dengan melepas anak usaha maupun cucu usaha tidak serta merta membuat Pindad jomplang," ungkap Adik di Jakarta akhir pekan kemarin.
Pengembangannya akan dilakukan sendiri oleh PT Pindad, tanpa proses kerjasama maupun alih teknologi (ToT) dengan negara lain
Perintah yang ditetapkan pemerintah tersebut, lanjut Adik, akan segera dilaksanakan Pindad dengan lebih fokus pada bisnis di bidang kemiliteran. Apalagi bisnis di luar militer, hanya sedikit nilai sahamnya. Menurutnya, penciptaan usaha di luar bisnis militer sebenarnya hanya sebagai upaya memeroleh pemasukan yang lebih besar.

"Rumah sakit, itu paling nilainya hanya 30 miliar atau 1,5 persen dari total penjualan Pindad. Begitu pun bahan peledak yang hanya bernilai 60 miliar atau 3 persen dari total penjualan Pindad. Waktu itu, kami melihat ada peluang usaha dan menghasilkan uang, tapi kalau ternyata diatur untuk lepas, ya kami akan lepas saja," ujarnya.
Kembali ke rencana pembuatan Tank Tempur Medium, PT Pindad menegaskan bahwa meskipun rencana pembuatan tank jenis ini belum pernah dilakukan, namun pengembangannya akan dilakukan sendiri oleh PT Pindad, tanpa proses kerjasama maupun alih teknologi (ToT) dengan negara lain.
 
Sumber: JPNN

Tawaran Rusia kepada Indonesia: Pesawat Tempur Multirole Sukhoi SU-35 BM


Rusia Berharap Indonesia Membeli Jet Tempur Sukhoi Su-35

Rusia mengharapkan Indonesia kembali melirik pesawat tempur sukhoi Su-35, pernyataan ini diungkapkan Wakil Direktur "Rosoboronexport" Victor Kumardin kepada vietnamese.ruvr.ru bulan November lalu.
"Kita tahu bahwa Angkatan Udara Indonesia mengadakan latihan bersama dengan Angkatan Udara Australia, di mana Su-30 menunjukkan kinerja yang sangat baik. Artinya, kita berani berasumsi bahwa Indonesia mungkin tertarik pada Su-35, yang kami tawarkan, "kata Komardin.


Dia menekankan bahwa Kerjasama militer Rusia Indonesia telah terjalin cukup baik dan terus meningkat, "Hubungan ekonomi yang kuat dan hubungan perdagangan yang menguntungkan kedua negara. Kami telah menjual beberapa peralatan militer untuk Indonesia seperti kendaraan lapis baja, "tambah Victor Komardin.
Sumber : militaryparitet  kaskus