Pages

Saturday 18 May 2013

Komunitas Militer Berperan Redam Konflik


Komunitas Militer Berperan Redam Konflik
JAKARTA - Komunitas militer di seluruh dunia berperan besar dalam meredam konflik di wilayah-wilayah rawan konflik. Komunitas militer dapat bekerja sama dengan para pembuat kebijakan politik masing-masing negara untuk meredam konflik.

"Namun, keterlibatan komunitas militer belum tentu pada tataran win-win solution seperti yang diharapkan pihak bertikai," kata Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono saat menutup Sidang Umum dan Kongres Dewan Olahraga Militer Internasional atau Conseile International du Sport Militaire (CISM) Ke-68, di Jakarta, Kamis (16/5).

Melalui kegiatan seperti CISM, para petinggi militer dan pembuat kebijakan publik di negara mana pun akan memperoleh wawasan positif yang akan mendorong mereka berpikir bahwa perang atau konflik itu hanya akan merugikan kehidupan manusia. Panglima berharap perdamaian dan persahabatan di dunia terus dibangun untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia. "Itulah sebenarnya sasaran utama CISM," ujar dia.

Pada kesempatan tersebut, Agus menyampaikan apresiasinya atas penganugerahan tanda kehormatan CISM berupa The Order Merit of Grand Officer of CISM. "Penganugerahan ini tentu akan lebih mendorong diri saya untuk terus meningkatkan peran dan fungsi CISM Indonesia ke tingkat yang lebih baik sehingga dapat memberikan andil lebih besar pada kawasan serta dunia internasional, sekali lagi melalui kegiatan olahraga militer," jelasnya.

Agus menyampaikan terima kasih kepada Sekretariat Gabungan (Setgab) CISM serta personil pendukung lainnya sebab Setgab CISM telah bekerja keras dalam perencanaan, penyiapan serta penyelenggaran kegiatan Sidang Umum dan Kongres CISM ke 68 tahun ini. "Kerja keras tersebut telah menoreh tinta emas keberhasilan pelaksanaan CISM tahun ini di Indonesia," tuturnya.

Kongres ke-68 CISM bertemakan "Persahabatan Melalui Olahraga" ini digelar untuk merumuskan dan menetapkan rencana strategis dan program tahunan, serta empat tahunan. Kini, CISM menjadi wadah pertemuan dan persahabatan angkatan bersenjata dari 133 negara anggota, termasuk TNI yang pada 14 April 2010 telah dikukuhkan menjadi anggota ke 133 CSIM.

Koranjarta

BUMN Pembuat Pesawat Ini Kebanjiran Pesanan dari TNI

Jakarta - PT Dirgantara Indonesia (PTDI) selaku BUMN produsen pesawat yang mempunyai pabrik di Bandung mulai bangkit. BUMN ini kebanjiran pesanan dari TNI.

"Keberadaan PTDI hendaknya menjadi kebanggaan dan sekaligus andalan bagi kepentingan pertahanan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Selama lebih dari 36 tahun PTDI memiliki komitmen secara maksimal mendukung alutsista (alat utama sistem persenjataan) dalam negeri," kata Direktur Uama PTDI Budi Santoso dalam siaran pers, Jumat (17/5/2013).

Tahun lalu, PTDI berhasil mendapatkan kontrak pembelian pesawat dan helikopter Rp 7,9 triliun. BUMN ini selalu berkomitmen untuk memenuhi pesanan sesuai jadwal.

Saat ini, pesawat andalan PTDI adalah CN295 yang selalu menjadi langganan TNI Angkatan Udara. Selama ini pesawat tersebut telah dipesan sebanyak 9 unit. Tahun lalu 2 unit CN295 telah diserahkan kepada TNI AU, dan 2015 mendatang akan diserahkan 2 unit lagi.

Kemudian pesawat CN235 PATMAR buatan PTDI juga telah diserahkan kepada TNI AL sebanyak 3 unit pada tahun ini. Sementara pesawat NC 212-200 telah diserahkan juga tahun ini kepada TNI AU.

PTDI menyadari kekuatan alutsista Indonesia 50 tahun lalu sangat disegani di kawasan Asia Tenggara. Kini saatnya kekuatan dirgantara Indonesia bangkit kembali dan bagi PTDI ini merupakan peluang besar untuk menunjukkan hasil karya anak bangsa dalam melengkapi alut sista dalam negeri.

Selain pesawat, PTDI juga mendapat banyak pesanan helikopter dari TNI. Di 2012 lalu, PTDI telah menyerahkan 4 unit helikopter jenis Bell 412 EP kepada TNI AD dan 3 unit untuk TNI AL. Sementara di tahun ini, telah diserahkan 6 unit helikopter tersebut kepada TNI AD, dan akan menyusul 1 unit lagi.

Di 2013-2014, PTDI telah mendapatkan pesanan 16 unit helikopter dari TNI AD.

BUMN ini juga memproduksi helikopter jenis Super Puma NAS 332 yang tahun ini sudah diserahkan 1 unit kepada TNI AU dan 1 unit lagi di tahun depan.

Untuk helikopter jenis Cougar 725, PTDI mendapat pesanan 2 unit di 2014, dan 4 unit di 2015.

Semua pesawat yang diserahkan ke Kementerian Pertahanan/TNI PTDI menjamin kelaikan terbangnya sesuai dengan persyaratan pengguna dan regulasi pemerintah untuk pesawat militer (IMAA).

Detik

Presiden apresiasi kemenangan TNI AD di AASAM


Keandalan senjata personel SS-1 buatan PT Pindad kembali mendapat panggung setelah kontingen tembak TNI AD meraih posisi terhormat pada ajang Australian Army Skills at Arm Meet 2013, di Australia. Dalam foto, dokumentasi inflitrasi tim pasukan khusus Korps Marinir TNI AL di pantai.


Jakarta : Presiden Susilo Yudhoyono memberikan selamat dan menyatakan kebanggannya terhadap anggota kontingen TNI AD yang memenangi perlombaan menembak Australian Army Skills at Arms Meeting (AASAM) dengan meraih 17 medali emas.

"Setelah sukses raih emas Olimpiade Fisika, Indonesia kembali menunjukan prestasi di kalangan militer 17 negara Asia Pasifik & Eropa," hal ini diungkapkan Yudhoyono dalam akun twitter-nya yang diunggah Sabtu.

"Kontingen TNI AD dengan gemilang menang lomba tembak AASAM di Australia, raih 17 medali emas. Selamat. Saya Bangga," kata dia, dalam kicauan berikutnya.

Presiden selanjutnya mengatakan Indonesia bangga, prajurit TNI dengan senjata buatan PT Pindad sering memenangkan perlombaan menembak melawan tentara negara lainnya.

Presiden kemudian memberikan pesan agar terus berlatih dan mempersiapkan diri dengan baik.

"Mau jadi juara dalam pertandingan? siapkan diri baik-baik & berlatihlah dengan keras. Tidak ada jalan yg lunak," kata Yudhoyono.


 ANTARA News

[Foto] Aksi Pasukan Kostrad Jinakkan Ranjau

Pasukan gabungan TNI kembali melancarkan serangan lanjutan untuk merebut kembali wilayah yang diduduki musuh Sonora.
Pasukan Yonif-509 Kostrad menarik kabel untuk peledakan ranjau yang dipasang musuh aliansi Sonora dan Gerakan Sumpit Merdeka (GSM) di wilayah Kaliorang, Kutai Timur, Kalimantan Timur, Jumat (17/5).

Pasukan Kostrad membuat barisan formasi taktis gerak pasukan infanteri menyerbu wilayah musuh aliansi Sonora.

Tank TNI melakukan penyamaran dengan dedaunan untuk bersembunyi dan mengelabui musuh.

Aksi pasukan Kostrad menyerbu wilayah musuh aliansi Sonora dan Gerakan Sumpit Merdeka (GSM) di Kaliorang, Kutai Timur, Kalimantan Timur, Jumat (17/5).
http://sphotos-b.xx.fbcdn.net/hphotos-prn2/p480x480/970867_546496075391475_1628547700_n.jpg
Aksi pasukan Kostrad mencari dan menjinakkan ranjau.
 
Merdeka

Pasukan Linud TNI Rebut Bandara Bima



Pasukan Linud TNI Rebut Bandara Bima

Latihan Gabungan TNI di Bima, Nusa Tenggara Barat

BIMA : Bandar udara Salahuddin, Bima dikuasai pasukan merah. Sebelumnya, mereka menguasai pelabuhan dan depo Pertamina.
Karena jumlahnya banyak, harus diatasi dengan jumlah banyak juga. Ini terjadi dalam skenario Latgab TNI 2013.
Untuk mengatasi pasukan merah, diterjunkan 421 pasukan penerjun Lintas Udara (Linud). Namun, sebelumnya, untuk melindungi para penerjun, wilayah itu "dibersihkan" dahulu.
Sebelumnya, ada kelompok depan yang diterjunkan diam-diam. Mereka bertugas mengumpulkan informasi, termasuk soal kekuatan personal dan persenjataan lawan.
Setelah informasi lengkap, tiga pesawat Super Tucano masing-masing membawa empat bom MK82 untuk membersihkan wilayah pendaratan pasukan terjun.
Pembersihan ini juga untuk menjatuhkan moril pasukan lawan. Dalam pemboman dan penerjuan ini, ada dua pesawat tempur Sukhoi yang dikerahkan untuk mengamankan udara.
Pembersihan ini dilakukan Jumat (17/5) lalu.
Direktur Latgab TNI Kepala Staf Umum (Kasum) TNI Marsdya TNI Boy Syahril Qamar yang sedang meninjau Latgab mengatakan, penerjunan hari Jumat ditunda menjadi Sabtu (18/5) karena faktor cuaca yang tidak memungkinkan.
Hari Sabtu (19/5), setelah penerjunan, pasukan Linud berjalan kaki menuju ke Bandara Salahudin. Mereka bertugas merebut kembali bandara.

 KOMPAS.com

LATGAB TNI 2013 : PASUKAN DARAT GABUNGAN KEMBALI REBUT WILAYAH MUSUH DI KALIMANTAN TIMUR




Pasukan darat gabungan TNI kembali melancarkan serangan lanjutan untuk merebut kembali wilayah yang diduduki musuh aliansi Sonora dan Gerakan Sumpit Merdeka (GSM) di Kaliorang, Kutai Timur, Kalimantan Timur, Jumat (17/5).

Pasukan Yonif-509 Kostrad yang berada di poros kiri serangan beberapa kali melakukan kontak tembak dengan musuh, namun dengan perkuatan dan bantuan tembakan dari manuver Tank Scorpion Yonkav-8 Kostrad yang bergerak di depan pasukan, serangan yang dilancarkan berhasil memukul mundur posisi musuh sehingga pasukan Yonif-509 Kostrad semakin leluasa bergerak dan melancarkan serangan. Di sela-sela serangan, satu Baterai dari Yonarmed-12 Kostrad melakukan Sling Load dua pucuk Meriam 105 mm, kemudian turut memberikan bantuan tembakan guna memperlancar gerak maju pasukan.

Sementara pasukan penyerang lain, yaitu Yonif-515 Kostrad dan satu kompi Yonif Mekanis-202 Dam Jaya yang berada di poros tengah serangan, melancarkan serangan ke pemukiman yang diduga menjadi tempat persembunyian pasukan musuh. Sedangkan pasukan yang berada di poros kanan serangan, yaitu pasukan Batalyon Marinir TNI AL dan pasukan BKO Yonif Linud-501 Kostrad berhasil menguasai jembatan yang merupakan jalur gerak maju pasukan dan bersiap untuk melancarkan serangan.

Serangan gencar yang dilakukan pasukan darat gabungan TNI membuat posisi pasukan musuh semakin terdesak dan kocar-kacir, beberapa tentara musuh aliansi Sonora dan Gerakan Sumpit Merdeka (GSM) berhasil ditangkap dan ditawan, sebagian lagi menyerah. Tawanan ini kemudian dijemput oleh satuan Penerbad, kemudian diserahkan ke satuan Polisi Militer untuk proses lebih lanjut.

Friday 17 May 2013

PT LEN, Gali Potensi di Bidang Komersial


Perubahan taktik peperangan dari perang konvensional menggunakan senjata api, menjadi perang non-konvensional yang mengutamakan perangkat elekronik canggih tidak dapat dihindari. Taktik perangnya pun berubah, tidak lagi harus saling berhadap-hadapan secara langsung dengan musuh, melainkan cukup dengan penginderaan jarak jauh dan mengirimkan pesan singkat kepada markas, apakah ancaman akan ditindaklanjuti atau tidak.

Untuk itulah peralatan elektronik seperti radar dan alat komunikasi menjadi hal yang tidak bisa ditawar lagi keberadaannya, di setiap instansi militer dalam menjalankan operasi militernya. Menurut Direktur Eksekutif Institute of Defense, Securities and Peace Studies (IDSPS), Mufti Makarim, kebutuhan elektronik di kalangan militer mencapai 60 hingga 70 persen dari total perangkat persenjataan. Persenjataan konvensional, baru akan digunakan pada lapisan ketiga atau keempat.

TNI sebagai garda terdepan ketika terdapat ancaman yang membahayakan negara, tentunya memerlukan berbagai peralatan elektronik, baik itu berupa radar atau pun peralatan komunikasi yang mumpuni. Sehingga TNI siap menghadapi peperangan non-konvensional.

LEN sebagai salah satu BUMN Strategis yang berkecimpung dalam industri pertahanan dalam negeri Indonesia, tentunya memiliki peran penting. Sebagai perusahaan negara yang memiliki kemampuan membuat peralatan militer, khususnya peralatan elekronik, LEN terus berupaya mengembangkan serta menciptakan teknologi yang dapat digunakan oleh TNI dalam menghadapi perang non konvensional.

Namun entah mengapa nama LEN tidak juga beranjak ke permukaan. Padahal jika sesuai dengan rencana SBY mengenai program revitalisasi industri pertahanan dalam negeri, LEN seharusnya menjadi bagian dari program tersebut, dan mulai menerima pesanan berupa alat komunikasi militer untuk personel TNI.

Paradigma Konvensional

Kurang terdengarnya nama LEN di kancah industri pertahanan dalam negeri, tidak dapat disalahkan sepenuhnya kepada BUMNIS ini seluruhnya. Karena perubahan paradigma mengenai peperangan di benak orang Indonesia belum beranjak sepenuhnya dari konsep perang konvensional.

Jika melihat tiga BUMNIS seperti PT. PAL, Pindad dan PT. DI, rata-rata orientasinya lebih kepada pengadaan persenjataan yang bersifat lethal atau mematikan. Maka tidak heran untuk pengembangan elektronik di bidang militer sendiri masih jauh tertinggal.

Padahal jika melihat konteks perang modern, justru mengandalkan segala aspek yang berbau teknologi, mulai dari pengintaian lewat radar, saluran komunikasi juga pemanfaatan teknologi-teknologi untuk mendukung operasi militer di lapangan, yang sifatnya non senjata tetapi memberikan kontribusi signifikan. Disinilah keahlian LEN dibutuhkan.

Selain masih kuatnya paradigma konvensional tentang perang, hal lain yang memperparah adalah adanya pemikiran cupet di kalangan petinggi negeri ini. Banyak yang masih beranggapan bahwa produk dalam negeri selalu terkendala masalah kualitas, harga dan lain sebagainya.

Padahal pengalaman di luar negeri, seperti Siemen, justru menyokong teknologi komunikasi militer Jerman. Hal itu terjadi karena pemerintahnya memberikan dukungan, untuk melakukan berbagai riset, sehingga kualitasnya terus mengalami kemajuan serta ada kepastian bahwa produk dalam negeri akan dibeli pemerintah.

Di Indonesia sendiri, untuk melakukan riset sangat sulit, karena jika tidak ada yang membeli, maka pelaku industri pertahanan akan rugi. Karena riset memerlukan dana besar dan memerlukan jaminan bahwa nantinya investasi dari riset itu bisa diukur, dalam jangka waktu berapa lama akan kembali.

Komersil

Seperti kebanyakan pelaku industri pertahanan dalam negeri, nasib serupa juga menimpa LEN. BUMN Strategis asal Bandung ini mengalihkan sektor produksi ke arah produk sipil bukanlah hal yang aneh. Karena untuk terus hidup, LEN harus mencari penghasilan untuk menutup biaya riset dan produksinya.

Mufti Makarim menuturkan, bahwa dahulu industri pertahanan juga pernah diarahkan untuk tidak hanya berorientasi pada produk pertahanan. Tetapi juga memenuhi kebutuhan teknologi di sektor lain, misalnya teknologi pemindaian yang bisa jauh lebih komersil, sehingga tidak membuat pelaku industri ini tidak melulu bergantung kepada pemerintah.

Hal inilah yang kemudian menjadi acuan berbagai BUMNIS seperti PT. DI yang pernah membuat lapisan anti lengket untuk panci, dan kendaraan yang bisa digunakan di gang sempit, gangcar. Semuanya dilakukan demi untuk bertahan hidup.

Walau tidak seekstrim PT. DI yang keluar dari core perusahaan pembuat pesawat terbang. LEN juga mengalami hal yang sama, hanya saja tetap di bidang elektronik, khususnya telekomunikasi.

Di tahun 2009, BUMN Strategis ini yang sudah membuat lima peralatan militer ini mendapatkan kontrak senilai Rp 700 miliar dalam program pengerjaan perangkat lokal untuk WiMax. Sehingga LEN berani menargetkan mendapatkan pendapatan sebesar 800 miliar hingga 900 miliar rupiah, dengan laba sekitar 80 miliar rupiah.

LEN juga pernah diminta SBY untuk mengembangkan kapasitas solar energy yang dimiliki perusahaan yang telah berumur 45 tahun pada 2010 ini.

Walau sibuk dengan kontrak yang diperoleh dari kalangan sipil, LEN tetap tidak lupa perannya sebagai BUMN Strategis penghasil peralatan militer. Ditahun 2009 juga, LEN mendapatkan penghargaan Anugerah Rintisan Teknologi Industri 2009, atas teknologi Manpack Alkom FISCOR-100.

Ditahun yang sama, LEN juga mulai melakukan pemasangan Sensor Weapon and Control (SEWACO) atau Combat Management System (CMS), di kapal Patroli Cepat milik TNI AL.

Program ini adalah tindak lanjut dari kerjasama Kemristek dengan PT. LEN Industri (Persero) semenjak 1998, yang dibuktikan dengan pemasangan sepuluh unit Multi Function Display (MFD) untuk sonar di sepuluh kapal kelas Parchim.

Jika melihat potensi yang ada, seharusnya LEN bisa menjadi pionir dalam hal membuat peralatan elektronik untuk militer. Tinggal menunggu niat baik pemerintah, apakah tetap konsisten menjalankan kebijakannya atau tidak.

Intelijen

ToT Changbogo dan Banjir di Arab Saudi


 
Model Kapal Selam Changbogo
Model Kapal Selam Changbogo
Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro tiba tiba menyampaikan kabar mengejutkan terkait kontrak pengadaan tiga kapal selam Changbogo buatan Korea Selatan. Menurut Purnomo Yusgiantoro,  Korea Selatan meminta Indonesia tidak terlibat langsung  pembuatan kapal selam berbobot 1.500-1.600 ton tersebut, melainkan cukup melihat proses pembuatannya di  Galangan Kapal Daewoo Shipbuilding and Marine Engineering, Korsel.
Kepala Badan Sarana Pertahanan Kementerian Pertahanan Laksamana Muda Rachmad Lubis mengatakan, dalam perjanjian alih teknologi itu, Indonesia meminta perwakilan PT PAL ikut serta dalam perakitan kapal selam. Tapi pihak Korea Selatan tidak setuju. “Mereka meminta Indonesia Learning by seeing atau cukup melihat proses pembuatan saja,” kata Rachmad. Korea beralasan, galangan kapal Daewoo dikejar target pemesanan kapal selam dari sejumlah negara. Mereka khawatir keterlibatan Indonesia dalam perakitan akan mengulur waktu.
Kok jadi begini ?
Dulu, ketika kontrak ditandatangani, Kementerian Pertahanan mengatakan, pembangunan tiga kapal selam menggunakan skema:  Kapal selam pertama dibangun di Korea Selatan. Kapal selam kedua juga di Korea Selatan namun bersama dengan  PT PAL Indonesia. Adapun kapal selam ketiga  digarap di galangan PT PAL Surabaya.
Indonesia rela membeli kapal selam KW 1 U-209 , karena ingin mendapatkan transfer teknologi. Jika tidak ada unsur transfer teknologi di dalamnya, tentu Indonesia akan membeli kapal selam yang sudah terbukti handal seperti Kilo / BNV Class buatan Rusia yang dijuluki  ”The Ocean Black Hole” karena kesenyapannya. Kapal selam Kilo juga mengangkut rudal Klub S yang memiliki jangkauan tembakan 300 km.
Kapal selam Kilo telah digunakan banyak negara, antara lain: China, India, Iran, Vietnam dan Rumania. Sementara Changbogo, hanya digunakan oleh Korea Selatan.  Ketangguhan kapal selam Kilo juga diakui petinggi TNI AL saat itu, dengan mengatakan: “Masak kita tidak ingin membeli kapal selam yang juga bisa melakukan pre-emptive strike, menyerang ke negara musuh, bukan hanya mutar-mutar di halaman rumah sendiri, seperti anjing kampung”.
Tender Kapal Selam
Loading Rudal Klub-S ke Kapal Selam Kilo
Loading Rudal Klub-S ke Kapal Selam Kilo
Dalam tender pengadaan 3 kapal selam waktu lalu, Rusia maju menawarkan kapal selam Kilo Class. Namun opsi pembelian kapal selam Kilo dibatalkan karena tidak ada unsur transfer teknologi, sesuai arahan Presiden SBY dalam pengadaan alutssita.
Di saat yang sama datang Korea Selatan menawarkan kapal selam Changbogo, turunan dari U-209 Jerman dan  siap melakukan transfer teknologi.
Di saat-saat terakhir, Turki juga mengajukan penawaran. Turki sangat percaya diri akan menjadi pememang karena mengantungi lisensi U-209 dari HDW Jerman  beserta teknologi AIP-nya. Tapi entah mengapa, Turki pun mental dalam tender ini. Kemungkinan karena dianggap terlambat mengajukan penawaran.
Masyarakat pun bertanya-tanya mengapa Korea Selatan tiba-tiba membatalkan transfer teknologi dari kapal selam itu ?.
Usut punya usut, muncullah pernyataan dari anggota Wakil Ketua Komisi I DPR, TB Hasanuddin. Menurut Mantan Sekretaris Militer Presiden ini, kapal selam Changbogo Korea Selatan menggunakan teknologi Jerman, di mana Jerman hanya memberikan lisensinya kepada kepada Turki.
“Kita dapat surat dari pemerintah Jerman yang isinya mempertanyakan langkah pemerintah RI membeli kapal selam dari Korsel, yang menggunakan sistem teknologi yang dimiliki Jerman. Di mana, dalam surat tersebut disebutkan bahwa pihak Korsel tidak mendapat lisensi teknologi dari Jerman. Lisensinya hanya diberikan pada Turki saja,” tuturnya.
Menurut Mayjen purnawirawan TB Hasanuddin,  surat dari Jerman itu memperingatkan Indonesia agar hati-hati atas kapal selam yang dibeli dari Korsel . Hal ini mengingat tidak ada jaminan lisensi dari negara pemilik teknologinya. Secara etika, semestinya Korsel harus minta ijin dulu ke Jerman. Tapi sampai saat ini, Korea Selatan belum melakukannya.
Tampaknya tidak adil jika kita hanya menyalahkan pihak Korea Selatan. Yang juga perlu dikaji, bagaimana pihak Indonesia bisa menyetujui perjanjian itu bila terbukti tidak ada transfer teknologi di dalamnya. Jika Indonesia merasa yakin ada klausal transfer teknologi, tentunya akan percaya diri untuk menggugatnya. Apakah Indonesia akan menggugat Korea Selatan ?. Tanda tandanya belum terlihat.
Kita kilas balik sedikit tentang kasus pengadaan 4 Korvet Sigma dari Belanda. Saat itu digembar gemborkan bahwa korvet Sigma  bagian dari road map Korvet Nasional. Pembangunan terakhir Korvet Sigma akan dilakukan di Indonesia. Kontrak pun ditandatangani, namun semua korvet itu akhirnya di bangun di Belanda.
Apa sebenarnya yang terjadi atas kasus pengadaan kapal Selam Changbogo Kore Selatan dan Korvet Sigma Belanda tersebut ?.
Komisi Pertahanan DPR meminta Kementerian Pertahanan meninjau kembali nota kesepahaman kerja sama pembelian tiga kapal selam itu. “Jangan sampai teledor dan berujung negara merugi karena tidak maksimal mendapatkan transfer teknologi,” ujar anggota Komisi Pertahanan, Yahya Sacawiria.
Persoalan itu memang harus diselesaikan secara transparan agar tidak terulang kembali di masa depan.
Ada satu kisah menarik ketika saya berkendara sore hari di sebuah lapangan, di Mekah Arab Saudi. Saya disupiri oleh seorang warga Arab Saudi campuran Indonesia. Dia bercerita tentang lapangan yang sedang kami lalui. Lapangan  yang lebih rendah satu meter dari jalan raya itu, pernah dilanda banjir dan menewaskan seorang anak.  Kejadian ini membuat Raja Arab Saudi marah dan meminta dilakukan pengusutan mengapa bisa terjadi banjir. Kesimpulan dari pengusutan adalah, drainase di sekitar lapangan dan jalan raya, terlalu kecil, tidak bisa menampung debit air dan tidak sesuai dengan maket yang telah disepakati sebelumnya. Namun pembangunan drainase itu telah dilakukan puluhan tahun silam.
Apa yang terjadi…?. Raja Arab Saudi memerintahkan Polisi untuk memburu mandor dan para pekerja yang membangun drainase itu. Sebagian dari mereka sudah kakek-kakek karena membangun drainase itu puluhan tahun yang lalu. Namun mereka tetap dimasukkan ke penjara dengan hukuman yang bertingkat karena lalai dalam melakukan pekerjaannya. Kisah ini menyebar luas ke seluruh warga. Dan tentunya anda sudah bisa menduga, apa yang terjadi dengan proyek-proyek pembangunan di Arab Saudi setelah peristiwa itu. Tidak ada yang berani main-main atau teledor.

JKGR

Latgab TNI 2013 : Pasukan Darat Gabungan Bergerak Ke Sasaran Berikutnya

Setelah berhasil menguasai sasaran pertama (GT-1) dan memukul mundur pasukan musuh, Komando Tugas Darat Gabungan (Kogasratgab) TNI melaksanakan perencanaan dan persiapan untuk merebut dan menguasai sasaran berikutnya (GT-2). Sementara itu pasukan panyerang dan pasukan perkuatan melaksanakan gerak maju ke titik berkumpul sasaran (TB SAS) di Kaliorang, Kutai Timur, Kalimantan Timur, Kamis (16/5).
Pasukan bergerak dari kedudukan dengan formasi seperti serangan pertama, yaitu melalui tiga poros serangan. Yonif-509 Kostrad bergerak di poros kiri serangan diperkuat oleh Tank Scorpion Yonkav-8 Kostrad yang siap sedia untuk memberikan bantuan tembakan, bila terjadi kontak dengan pasukan musuh. Di poros tengah, bergerak pasukan Yonif-515 Kostrad yang diperkuat satu kompi Yonif Mekanis-202 Dam Jaya. Sedangkan di poros kanan, bergerak pasukan dari Yonif Linud-501 Kostrad dan pasukan dari Batalyon Marinir TNI-AL.
Untuk pasukan perkuatan, satu Baterai Yonarmed-12 Kostrad melaksanakan pemindahan stelling melalui Sling Load dua pucuk Meriam 105 mm dengan menggunakan Helly Penerbad, kemudian menempatkannya pada posisi stelling untuk memberikan bantuan tembakan saat serangan dari pasukan penyerang. Sementara itu, pasukan perkuatan lainnya, yaitu Penerbad, Arhanud dan Zipur melaksanakan kegiatan taktis serta membuat perencanaan dan persiapan untuk merebut sasaran selanjutnya.
Serangan gencar direncanakan akan dilaksanakan esok hari dalam rangka menghancurkan dan merebut kedudukan musuh yang sebelumnya berhasil di pukul mundur.

TNI AD

Pelabuhan Bima Direbut Kembali

Pelabuhan Bima Direbut Kembali


Ilustrasi: Pasukan Resimen Artileri Korps Marinir TNI AL bersiap menembakkan meriam howitzer 105 saat Latihan Gabungan TNI 2013 di Pantai Banongan, Situbondo, Jawa Timur, Jumat (3/5/2013). Latgab dihadiri oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dengan melibatkan 16.745 prajurit TNI dari ketiga angkatan.

BIMA : Sebagai bagian dari skenario Latihan Gabungan TNI 2013 merebut kembali instalasi-instalasi strategis di kota Bima, Nusa Tenggara Barat, anggota pasukan marinir TNI AL mendarat senyap di Pantai Kedo, Lawata, Bima.
Sekitar pukul 01.00 Wita, Jumat (17/5/2013) dua perenang perintis dari Batalyon Infanteri Marinir-7 Brigif 3 Mar Lampung mendarat dengan berenang.
Ratusan meter mereka tempuh dari perahu karet yang diam-diam berada di tengah teluk. Dengan dipimpin Letkol Marinir Agus Setya Warman (Danyonif), Pendaratan Khusus (Ratsus) Amfibi di pinggiran Pantai Kedo, Lawata berhasil mendaratkan sekitar 270 prajurit marinir dan 14 taifib (intai amfibi) yang semuanya menggunakan seragam kamuflase.
Tugas mereka adalah merebut Pelabuhan dan Kantor PT Pertamina Bima NTB.        
Di pelabuhan, ada musuh sekitar 30 orang yang menduduki instalasi strategis itu. Mereka diperkuat MO (Mortir) 60 menduduki Pelabuhan Bima dan sekitarnya serta gudang perbekalan.
Ada juga satu peleton Gerakan Bersenjata Nusa Merdeka yang dilengkapi dua pucuk MO-60 menduduki Pertamina di Teluk Lawata Bima.
Serbuan dilaksakanan ketika matahari mulai terbit di Bima, yaitu sekitar pukul 6.00 Wita. Tembak-menembak sempat terjadi. Dalam waktu setengah jam, pelabuhan sudah dikuasai.
Acara Latihan Gabungan dilanjutkan dengan serangan udara. Tiga pesawat Super Tucano menjatuhkan bom MK53 ke sasaran.
Sedianya setelah itu diadakan penerjunan pasukan Lintas Udara. Namun, karena cuaca sangat buruk, diputuskan untuk menunda penerjunan keesokan harinya.
"Karena alasan cuaca yang berhubungan dengan keselamatan prajurit, penerjunan ditunda," kata Kepala Staf Umum Mabes TNI Marsdya TNI Boy Syahril Qamar selaku Direktur Latgab TNI yang sedang meninjau latihan.

 KOMPAS.com

Kehadiran Leopard 2A4 jangan timbulkan kesalahpahaman tetangga


Tank Leopard 2A4 saat melibas gundukan dalam kecepatan tinggi. Leopard yang bobotnya 64 ton sangat efektif digelar dalam ofensif di medan terbuka dengan kontur tanah relatif rata.
Jakarta : Pembelian 164 tank Leopard 2A4 dari Jerman perlu dikomunikasikan dengan baik kepada negara-negara tetangga, terutama yang memiliki perbatasan darat secara langsung dengan Indonesia, di antaranya Malaysia dan Papua Nugini.

"Komunikasi itu diperlukan agar tidak menimbulkan kecurigaan mengenai kebijakan militer," kata pakar hubungan internasional Universitas Padjadjaran, Teuku Razasyah, saat dihubungi dari Jakarta, Jumat.

"Supaya pembelian ini tidak menimbulkan rasa terancam, terutama sekali bagi Malaysia dan Papua Nugini yang memiliki perbatasan darat," katanya.

Pada sisi lain, dia menilai, sikap Jerman yang menyetujui penjualan kendaraan militer dapat diartikan sebagai sinyal positif terhadap proses demokratisasi di Indonesia yang sering disangkut-pautkan dengan pelanggaran HAM dan proses pemerintahan yang bersih.

Semula TNI AD ingin mengadakan tank-tank berat ini dari Belanda yang kelebihan arsenal militer. Akan tetapi parlemen Kerajaan Belanda tidak sepenuhnya sepakat dengan langkah pemerintahan mereka. 

Setelah melalui liku-liku perundingan, akhirnya negara produsernya, Jerman, yang malah memberi lampu hijau penjualan Leopard 2A4 ini kepada Indonesia. Pekan lalu, Kanselir Jerman, Angela Merkel, telah memberi sinyal positif kepada produsen senjata Rheinmetall AG, di Duesseldorf, Jerman, untuk menjual tank ke Indonesia.

Sejumlah kendaraan yang dipesan dari Jerman itu, sebagaimana dikutip AFP, termasuk 104 tank Leopard 2A4 dan 50 kendaraan tempur infanteri serta amunisi dan 10 kendaraan untuk medan pegunungan, pemasang jembatan dan penggusur tanah lapis baja. Seluruhnya dijual murah, hanya 3,3 juta euro saja. 

Dari sisi operasionalisasi, tank seberat hingga 70 ton itu memerlukan infrastruktur penunjang, mulai dari bengkel dan manajemen pemeliharaan hingga sarana transportasi darat yang tepat. Lazimnya pembelian arsenal militer, paket suku cadang dan asistensi hanya diberikan sekali saja untuk komponen-komponen yang tidak terlalu vital sampai masa garansi berakhir.
 

7 Hercules Terjunkan Pasukan Kostrad

lanud-sub
MALANG : Sejumlah 450 pasukan Kostrad dari Linud 330 Jakarta yang akan diterjunkan di Bima NTB, terpaksa harus singgah di Lanud Abd Saleh terlebih dahulu.  Hal ini disebabkan oleh weather yang tidak mendukung, sehingga droping pasukan direncanakan akan dilakukan besok pagi bila cuaca daerah sasaran membaik.
Operasi penerjunan pasukan ini di dukung 7 pesawat TNI AU (5 dari Skadron Udara 31 Halim Perdanakusuma dan 2 dari Skadron Udara 32 Lanud Abd Saleh) Pergerakan 7 pesawat Hercules yang akan menerjunkan 450 pasukan Kostrad tersebut dalam rangka latihan Gabungan TNI 2013 yang dipusatkan di Sangata Kalimantan dan Bima NTB. Puncak Latgab TNI 2013 yang akan digelar hari Minggu (19/5) melibatkan ribuan pasukan dari matra darat, laut dan udara.
Melihat pentingnya Latihan Gabungan tersebut maka semua unsur Pimpinan TNI darat, laut, udara, tahap demi tahap latihan selalu mengikuti perkembangan yang terjadi.  Seperti halnya batalnya droping 450 pasukan Kostrad dan terpaksa harus singgah di Lanud Abd Saleh tersebut, Kas Kostrad Mayor Jenderal Harri Purdianto ikut hadir pula di home basenya prajurit Bromo Valley.
Komandan Lanud Abd Saleh, Marsma TNI Gutomo, S. IP. menyambut langsung kehadiran 450 pasukan yang dipimpin oleh Mayjen Harri P. setelah beramah tamah  sejenak, Kas Kostradpun langsung menuju Divisi 2 Kostrad Malang.
Sementara personil-personil yang bertugas di Posko Latgab TNI 2013 berada di Wing 2 Lanud Abd Saleh terus aktif mengikuti pergerakan pasukan dan pesawat yang terkait dengan Latihan Gabungan TNI 2013, baik yang berpusat di Sangata maupun di

Pos Kota

TNI Harus Waspada dan Antisipatif

penum-sub

JAKARTA : TNI harus senantiasa bersikap waspada sekaligus antisipatif, agar dapat melaksanakan tugas pokok dengan sebaik-baiknya. Senantiasa siap operasional, agar setiap saat dapat digerakkan untuk mengemban tugas perbantuan, dalam rangka turut serta menjaga dan memelihara stabilitas nasional guna menjamin kesinambungan pembangunan nasional.
Demikian amanat Kasum TNI Marsekal Madya TNI Boy Syahril Qamar, S.E., yang dibacakan Kababinkum TNI Mayor Jenderal TNI S. Supriyatna, S.H., M.H., selaku Inspektur Upacara (Irup) pada upacara bendera 17-an bertempat di Lapangan Upacara Mabes TNI Cilangkap, Jakarta, Jum’at (17/5/2013).
Lebih lanjut Kasum TNI mengingatkan, agar disiplin, dedikasi dan loyalitas setiap prajurit TNI, harus senantiasa terawat dan terjaga.  Soliditas dan solidaritas prajurit TNI harus senantiasa optimal dan prima. Hindari kebijakan pembinaan, gaya kepemimpinan dan kegiatan administrasi, yang merugikan kesatuan atau menimbulkan kesalahpahaman sesama prajurit, agar dapat ditekan dan dihindari terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan, seperti terlibat dalam penjualan senjata api, narkoba dan kegiatan lain yang bertentangan dengan norma dan hukum.
Dalam upacara yang diikuti oleh segenap personil Mabes TNI tersebut, Kasum TNI  menyampaikan beberapa atensi untuk dipedomani dan dilaksanakan, sebagai berikut : Tingkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa; Tingkatkan wawasan serta ilmu pengetahuan dan teknologi dalam rangka membangun kualitas diri yang memiliki kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual dalam pelaksanaan tugas dan mensikapi dinamika kehidupan sosial;  Pegang teguh dan amalkan komitmen netralitas TNI dalam politik praktis. Pelajari, pedomani dan amalkan Instruksi Panglima TNI tentang Pedoman Netralitas TNI dalam Pemilu dan Pilkada.
Setiap perwira dan seluruh prajurit dilarang terlibat dalam kegiatan politik praktis, namun tidak boleh buta politik;  Jaga dan tingkatkan soliditas dan solidaritas, baik internal maupun antar Angkatan dan dengan Polri, sebagai pondasi terwujudnya soliditas dan solidaritas nasional. Tingkatkan semangat dan jiwa korsa yang tinggi, namun tidak picik dan sempit, terutama dalam menyikapi perbedaan pendapat atau bentuk-bentuk kesalahpahaman yang tidak perlu, baik antara sesama prajurit TNI maupun dengan anggota Polri dan masyarakat;  Amalkan secara nyata setiap butir Delapan Wajib TNI, di tengah kehidupan masyarakat yang sedang mengalami banyak cobaan.
Hormati setiap nilai kearifan lokal dimanapun para prajurit dan PNS TNI bertugas dan berada, demi semakin mantapnya kemanunggalan TNI-Rakyat, di atas semangat Bhinneka Tunggal Ika;  Tingkatkan pembinaan satuan dengan mengedepankan kepemimpinan lapangan yang penuh simpati, keteladanan dan pengayoman terhadap anak buah.  Cegah dan hindari segala perbuatan asusila dalam segala bentuknya serta kendalikan segala naluri primitif manusia termasuk di dalamnya kecanduan alkohol, kecanduan pornografi dan tindakan tidak patut serta melawan hukum.

Pos Kota

Ini Alasan Korsel Tunda Pembuatan Pesawat Tempur dengan RI


 
 Ilustrasi
 
Jakarta - Rencana Indonesia lewat PT Dirgantara Indonesia (PT DI) bekerjasama dengan Korea Selatan untuk membuat pesawat tempur ditunda untuk sementara. Apa alasannya?

Kepala Parlemen Korsel Ahn Hong-Joon mengatakan, saat ini pemerintah Korsel sedang kesulitan mencari dana untuk proyek yang cukup mahal tersebut.

"Sekarang sebenarnya bukan pemberhentian kerjasama, tapi pemerintah Korsel lagi kesulitan sediakan dana untuk program itu, karena ini proyek sangat banyak telan dana. Kita lagi teliti dan review ulang jenis pesawat. Kita akan lebih detil untuk siapkannya (pesawat yang dikembangkan). Jadi kalau kita sudah menentukan jenisnya (pesawat tempur) pasti kita siapkan anggarannya," tutur Hong-Joon usai bertemu Kepala Komite Ekonomi Nasional (KEN) Chairul Tanjung di Menara Bank Mega, Jakarta, Kamis (16/5/2013).

Hong-Joon mengatakan, dalam waktu yang tidak lama lagi, Indonesia dan Korsel bisa bersama-sama mengembangkan pesawat tempur yang rencananya diberi nama Korea Fighter Xperiment/Indonesia Fighter Xperiment (KFX/IFX).

"Perkiraan saya tidak begitu lama. Kelihatannya bisa tahun ini," ucap Hong-Joon.

Dalam proyek ini, rencananya pemerintah Indonesia berkontribusi hanya 20%, selebihnya oleh pemerintah dan BUMN strategis Korsel. Rencananya dari proyek ini akan diproduksi pesawat tempur KFX/IFX atau F-33 yang merupakan pesawat tempur generasi 4,5 masih di bawah generasi F-35 buatan AS yang sudah mencapai generasi 5. Namun kemampuan KFX/IFX ini sudah di atas pesawat tempur F-16.

Pesawat KFX/IFX akan dibuat 250 unit, dari jumlah itu Indonesia akan mendapat 50 unit di 2020. Harga satu pesawat tempur ini sekitar US$ 70-80 juta per unit.

Sebelumnya PT DI akan terlibat dalam pengembangan dan produksi pesawat jet tempur buatan Indonesia. Pesawat itu dikembangkan atas kerja sama Kementerian Pertahanan Korea Selatan dan Indonesia, pesawat tempur KFX/IFX.

Direktur Utama Dirgantara Indonesia Budi Santoso menuturkan, untuk mengembangan pesawat yang lebih canggih dari F-16 dan di bawah F-35 ini, PT DI telah mengirimkan sebanyak 30 orang tenaga insinyur ke Korsel untuk terlibat dalam pengembangan proyek pesawat temput versi Indonesia dan Korsel.

"Baru pulang Desember (2012) 30 orang. Kami mengirim atas nama Kemenhan. Jadi 1,5 tahun tim kita ada di Korea. Kita 1,5 tahun sama-sama mendesain. Kita ada yang belajar dari Korea, dan Korea ada yang belajar dari kita (PT DI)," tutur Budi.

Detik

Fitra Duga Ada Penggelembungan Dana Pembelian Tank Leopard


JAKARTA : Direktur Investigasi dan Advokasi Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Fitra) Uchok Sky Khadafi menduga ada proses mark up atau penggelembungan anggaran dalam pembelian 164 tank asal Jerman. Pasalnya, Jerman menyebut harga keseluruhan tank yang dibeli senilai 3,3 juta euro atau sekitar USD4,3 miliar, padahal Indonesia menyebut totalnya USD280 juta "Patut diduga ada mark up, penggelembungan anggaran. Itu bakal kena nanti," kata Uchok kepada Media Indonesia, Kamis (16-5).

Uchok menerangkan, angka yang berbeda itu patut dicurigai. Ia juga menilai ada kesalahan dalam perencanaan anggaran sehingga angka yang dibeli dengan harga yang dijual Jerman berbeda. "Ada indikasi pembengkakan, ini kalau angka atau nilainya berbeda berarti ada yang salah dalam perencanaan," lanjut Uchok.

Ucapan Uchok cukup beralasan, pasalnya, Kepala Staf TNI AD Jendral Pramono Edhie Wibowo menyebut anggaran pembelian tank Leopard sebesar USD4,3 miliar. "Tadinya dalam perencanaan USD280 juta itu kan (totalnya) dapat 44 unit. Setelah kita ke sana, kita lakukan negosiasi, ternyata kita bisa dapat 164 unit (total)," kata Pramono kemarin di Komplek Istana Presiden.

Berdasarkan pemberitaan di media asing, Pemerintah Kanselir Jerman Angela Merkel memberi lampu hijau kepada pembuat senjata berpusat di Dusseldorf, Rheinmetall AG, untuk menjual tank itu kepada Indonesia, kata juru bicara kementerian ekonomi, Rabu (8-5) pekan lalu.

Ia menyatakan harga keseluruhan sekitar 3,3 juta euro atau USD4,3 juta (lebih kurang Rp43 miliar), dengan menunjukkan lebih dari 100 tank tempur Leopard 2 dan kendaraan lain itu adalah bekas pakai. Adapun tank yang dibeli Indonesia yakni 104 Leopard 2 tanks, 50 Marder 1A2 infantry fighting vehicles, 4 Armored Recovery Vehicles to tow tanks out of trouble, 3 mobile bridge-layers, and 3 AEV armored engineering vehicles. Total 164 tank itu akan datang secara bertahap, pada peringatan HUT TNI 5 Oktober mendatang diharap bisa ditampilkan.(FId/L-1)

Lampost

PANGKALAN RANAI DAN SIMELUE DIPERKUAT UNSUR KAL BARU GUNA PATROLI TERBATAS

TNI AL


 
      Jakarta, 17 April 2013,-- Pangkalan Angkatan Laut (Lanal) Ranai dan Lanal Simelue sebagai salah satu pangkalan jajaran Komando Armada RI Kawasan Barat  memiliki tugas tanggung jawab di perairan yang berbatasan dengan negara tetangga diperkuat dengan unsur baru Kapal Angkatan laut (KAL) guna  operasi terbatas di sekitar pulau-pulau yang berbatasan dengan negara tetangga.

     KAL Sinabang II-I-62 yang direncanakan untuk memperkuat Pangkalan Angkatan laut  Simelue dan KAL Sengiap II-4-55 direncanakan dioperasikan oleh Pangkalan Angkatan Laut Ranai saat ini telah siap operasi dan akan didistribusikan  dalam rangka memperkuat kegiatan operasi di wilayah kawasan yang menjadi tanggung jawab Lanal Ranai dan Lanal Simelue.

     KAL Sinabang  saat ini telah diawaki dengan komandan kapten laut (P) Teguh Budi Santosa  dan anggota sejumlah 15 terdiri dari perwira , Bintara dan Tamtama. Sedangkan KAL Sengiap saat ini dengan komandan kapten laut (P) M Hadi P.

     KAL Sinabang dan KAL Sengiap tersebut dibangun oleh salah satu mitra kerja di kawasan Bekasi Jawa Barat, memiliki kemampuan berlayar  dengan kemampuan terbatas  dan akan dioperasikan melaksanakan patroli terbatas di perairan-perairan dan selat di sekitar pulau-pulau.

     Hal tersebut dilaksanakan guna menindak sejak dini terhadap tindak pelanggaran di laut khususnya yang terjadi di kawasan pantai dan perairan sekitar pulau-pulau perbatasan yang menjadi tanggung jawab Pangkalan Ranai dan Simelue sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

     Kegiatan operasional KAL  tersebut secara langsung dioperasikan oleh Pangkalan Angkaan Laut dan dalam kegiatan operasi dipadukan dengan gelar operasi yang dilaksanakan oleh Gugus Tempur Laut dan  Gugus keamanan Laut Komando Armada RI Kawasan Barat dalam rangka mengamankan perairan wilayah barat khususnya yang berbatasan dengan negara tetangga. 
  

Seminar Maritime Security Dalam IMDEX ASIA 2013



Dalam International Maritime Defence Exhibition & Conference (IMDEX) Asia 2013, juga diselenggarakan Seminar Maritime Security di Changi Citizen Convention Center, Singapura. Pembukaan seminar telah dilaksanakan kemarin, Rabu (15/5) dengan diikuti peserta IMDEX Asia 2013 dari negara-negara Asia Pasifik.

Pada seminar Maritime Security ini,   TNI Angkatan Laut   turut andil sebagai pembicara yang dilaksanakan oleh Asisten Pengamanan (Aspam) Kasal  Laksamana Muda TNI Ir. I Putu Yuli Adnyana dengan didampingi  Asrena Kasal Laksamana Muda TNI Ade Supandi serta Komandan KRI Frans Kaisiepo-368 Letkol Laut  (P) Arif Badrudin. Dengan adanya kegiatan seminar tersebut diharapkan dapat  memelihara dan meningkatkan hubungan kerja sama antar negara di Asia Pasifik, serta dapat mewujudkan stabilitas keamanan regional  kawasan Asia Pasifik,

Pada malam harinya  dilaksanakan acara Cocktail Party yang dilaksanakan di geladak Hely KRI Frans Kaisiepo-368. Acara dimeriahkan dengan tarian tradisional Indonesia  diantaranya Tari Saman  dan Tari Perang   serta hiburan Band yang dibawakan oleh prajurit KRI. Dalam acara Cocktail Party tersebut dihadiri Kepala Staf Angkatan Laut Singapura Ng chee Peng serta pejabat Angkatan Laut Indonesia dan para undangan pejabat Angkatan Laut berbagai negara yang terlibat Imdex Asia-2013. Pada kesempatan tersebut, Komandan KRI Frans Kaisiepo-368 Letkol Laut  (P) Arif Badrudin menyerahkan cindera mata kepada Chief of Staff Republic of Singapore Navy Ng Chee Peng sebagai ungkapan terima kasih atas kehadirannya. (Dispenarmatim).

TNI AL

Open Ship KRI Frans Kaisiepo-368 Di Singapura



Disela-sela mengikuti kegiatan International Maritime Defence Exhibition & Conference (IMDEX) Asia 2013 yang diselenggarakan di Singapura, KRI Frans Kaisiepo-368 mengadakan open ship selama satu hari, Kamis (16/5). Dalam open ship tersebut KRI Frans Kaisiepo-368 menerima kunjungan sebanyak 200 pelajar setingkat SD, SMP dan SMU Singapura-Indonesia. Mereka sangat antusias ingin mengenal lebih dekat tentang kapal perang tercanggih milik Indonesia saat ini.

Rombongan pelajar ini diterima dengan hangat oleh Komandan KRI Frans Kaisiepo-368 Letkol Laut (P) Arif Badrudin di geladak hely dilanjutkan dengan penjelasan mengenai seluk beluk kapal perang klas SIGMA ini kepada para pelajar. Banyak dari mereka yang ingin mengetahui lebih jauh tentang kapal ini, baik persenjataannya, peralatan navigasi, akomodasinya dan lain sebagainya, terbukti banyak diantara mereka mengajukan pertanyaan tentang kondisi kapal kepada Komandan. Dengan senang hati dan penuh keakraban Komandan menerangkan semua pertanyaan yang dilontarkan para pelajar kritis tersebut.

Kemudian rombongan pelajar melanjutkan dengan melihat-lihat ruangan kapal dan anjungan, di setiap ruangan mereka mendapat penjelasan dari pemandu prajurit KRI FKO-368. Dalam kunjungan tersebut, para pelajar juga disuguhi peragaan busana khas TNI Angkatan Laut yang digelar di geladak Hely. Peragaan busana meliputi Pakaian Dinas Harian (PDH), Pakaian Dinas Harian Layar (PDHL), Pakaian Dinas Harian Khusus (PDH Khusus), Pakaian Angkatan Laut Internasional Black Navy serta pakaian khas milik Pasukan Katak TNI Angkatan Laut yang diperagakan oleh personel Kopaska yang on board di kapal. (Dispenarmatim).

650 TNI tiba di Nunukan


Soal Perbatasan Diselesaikan di Daerah

Nunukan : Sebanyak 650 prajurit TNI AD dari batalion infanteri 141/Aneka Yudha Jaya Prakosa Palembang, Sumatera Selatan tiba di Kabupaten Nunukan Kalimantan Utara dengan menggunakan KRI Teratai dengan nomor lambung 509.

Komandan Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan (Satgas Pamtas) Batalion 141/Aneka Yudha Jaya Prakosa Palembang Sumsel, Letkol Inf Feksi D Angin di Nunukan, Kamis menjelaskan keberadaannya di wilayah perbatasan untuk menjaga kedaulatan Negara Kesatuan RI.

Ia juga mengatakan, sebagai prajurit TNI AD yang diberikan tanggung jawab dari negara menjaga keamanan negara selama enam bulan ke depan hingga November 2013.

"Ini tugas negara untuk menjaga wilayah perbatasan dan mempertahankan kedaulatan NKRI," tegasnya.

Feksi D Angin menambahkan, dari 650 prajurit yang tiba di Kabupaten Nunukan tiga diantaranya adalah Korps Wanita TNI AD (Kowad) yang akan membantu prajurit dalam bidang kesehatan.

Menurut dia, ketiga prajurit Kowad itu dua orang tenaga perawat dan satu orang dokter yang berpangkat letnan dua (letda).

Ke 650 prajurit tersebut, lanjut dia, akan bertugas menjaga 31 pos perbatasan Indonesia -Malaysia yang tersebar di wilayah perbatasan Kabupaten Nunukan dengan Sabah Malaysia dan Kabupaten Malinau Kalimantan Utara dengan Sarawak Malaysia. 


 ANTARA News

Thursday 16 May 2013

(Gallery Foto) Bandung Lautan Alustista

Kota Bandung Jawa Barat, tepatnya di lapangan Gasibu, tiba-tiba dipenuhi berbagai peralatan tempur. Mulai dari Tank, Panser, Meriam hingga Helikopter semuanya berkumpul disitu. Tak perlu kuatir, ini bukanlah persiapan perang. Kedatangan alutsista TNI-AD tersebut dalam rangka pameran menyambut HUT Kodam Siliwangi.


Dari beberapa alutsista yang sudah tiba, diantaranya adalah heli Nbell-412, Nbo-105, Tank Scorpion, Tank AMX-13, serta berbagai jenis meriam. Tidak ketinggalan produk kebanggaan nasional yaitu panser Anoa dan Komodo. Nah, jika anda berakhir pekan di Bandung, sempatkanlah menengok ke Lapangan Gasibu. Ada apa saja disana? simak jepretan ARC'ers berikut ini:

Selamat Datang Flanker... !!

ARC

Hari ini, Kamis (16/05), sekitar pukul 18:00 WITA pesawat raksasa AN-124 mendarat di Lanud Hasanuddin Makassar. Pesawat ini membawa tambahan 2 buah Su-30MK2 tambahan pesanan Indonesia, dari 6 yang dipesan. 2 buah sebelumnya sudah tiba pada februari lalu, dan kini TNI-AU tinggal menunggu 2 buah lagi yang diperkirakan datang pada bulan Juni. Berikut adalah foto kedatangan pesawat AN-124 di Makassar. Pesawat Su-30Mk2 sendiri kini dalam proses diturunkan. Tunggu foto-foto penampakan berikutnya di








PT LEN, Industri Pertahanan RI yang Kurang Dikenal

65 tahun Indonesia merdeka, tentunya bangsa ini sudah melewati berbagai pengalaman, termasuk dalam mengembangkan industri pertahanan, untuk memenuhi kebutuhan akan peralatan militer bagi TNI.

Jika sebelumnya perang selalu diartikan dengan mengangkat senjata konvensional yang membutuhkan peralatan seperti senapan serbu dan alat angkut personel, seperti pesawat dan panser. Kini perang telah berkembang menjadi sebuah perang yang tidak hanya membutuhkan senjata, melainkan perang elektronik.

Indonesia sebagai negara yang pernah di jajah Belanda sebenarnya beruntung, karena mampu membangun industri strategisnya dari sisa-sisa penjajahan. Bahkan dari sisa-sia peninggalan tersebut, kini Indonesia sudah mampu mengembangkan industri pertahanan sampai ke bidang elektronik yang diserahkan kepada PT. LEN Industri (Persero).

Tetapi walau sudah berumur cukup lama, entah mengapa nama BUMN Strategis satu ini seakan tenggelam, jika dibandingkan dengan PT. Dirgantara Indonesia (PT. DI) dan PT. Pindad (Pindad).

Kepada INTELIJEN, pengamat pertahanan dari Universitas Padjajaran, Muradi, mengatakan, secara prinsip sebenarnya LEN bukan menjadi lembaga yang dapat menerjemahkan tantangan zaman, karena situasi di lembaga itu sudah menjadi beban, seperti PT. Dirgantara Indonesia dan lainnya.

Karena situasi di dalam lembaga tersebut juga bukan situasi yang secara normal bisa diharapkan. Apalagi political willnya tidak memberikan kenyamanan bagi pelaku industri pertahanan. Oleh sebab itu, banyak sumber daya manusia menyeberang ke luar negeri.

Sejarah

PT. LEN Industri (Persero), didirikan sejak 1965 dengan nama Lembaga Elektronik Nasional yang kemudian disingkat menjadi LEN. Seiring dengan berjalannya waktu, LEN kemudian bertransformasi menjadi sebuah BUMN pada 1991.

Sejak berubah menjadi BUMN, LEN tidak lagi menjadi kepanjangan dari Lembaga Elektronik Nasional, tetapi telah menjadi entitas bisnis profesional dengan nama PT. LEN Industri yang berada di bawah koordinasi Kementerian Negara BUMN.

Dengan visi menjadi perusahaan elektronika kelas dunia, dan misi meningkatkan kesejahteraan stakeholder melalui inovasi produk elektronika industri dan prasarana. LEN telah mengembangkan bisnis dan berbagai produk dalam bidang elektronika, untuk industri dan prasarana serta telah menunjukan pengalamannya.

Khusus di bidang industri pertahanan, LEN adalah pemain utama dalam industri pengembangan dan aplikasi peralatan elektronika untuk pertahanan di Indonesia saat ini.

BUMNIS ini telah berhasil mengembangkan berbagai peralatan seperti Manpack FH Tranceiver dan Manpack VHF Tranceiver, sebuah peralatan komunikasi radio portable untuk tentara, agar dapat berkomunikasi satu dengan lainnya di medan tempur.

Combat Management System (CMS), yang digunakan kapal TNI Angkatan Laut untuk mengetahui posisi sasaran dengan tepat. CMS didukung oleh pralatan navigasi dan peralatan perang lainnya.

Alkom HF LRT-08H, sebuah alat komunikasi radio portabel untuk tentara, agar dapat berkomunikasi satu dengan yang lainnya. Menurut informasi yang beredar, Alkom HF LRT-08H ini tidak mudah di kacaukan jaringannya oleh pihak lawan.

Lalu yang terakhir adalah Transpoder TPO TLM-01, sebuah target bergerak bawah air yang digunakan dalam suatu latihan peperangan anti kapal selam.

Selain itu, LEN juga mampu memberikan solusai terhadap kebutuhan pertahanan di Indonesia dengan biaya yang dapat menghemat devisa negara. Hal itu dapat dilakukan karena LEN memiliki tenaga ahli dalam neger untuk pemeliharaan selama masa pengoperasian.

Salah Kebijakan

Jika melihat sejarahnya, LEN telah memiliki banyak pengalaman dalam mengembangkan berbagai peralatan elektronik pertahanan, dan menjadi pemain utama di bidangnya. Tetapi faktanya LEN seakan-akan tersingkir dari kancah industri pertahanan nasional, tenggelam di balik kebesaran nama PT. DI dan Pindad.

Kepada INTELIJEN, Muradi mengatakan, Indonesia tidak memiliki kebijakan yang mendukung. Dahulu harapan itu diserahkan kepada B.J. Habibie, tetapi ahli teknologi pesawat itu datang diwaktu yang salah. Jka dia dalam waktu yang benar, maka Indonesia tidak akan seperti ini. Karena tidak ada presiden pasca Habibie yang memiliki kebijakan untuk membangun industri pertahanan.

Di sisi lain, adanya ketersediaan anggaran. Bicara industri strategis maka akan bicara dana yang tidak terbatas. Ini tidak disanggupi oleh pemerintah.  Ketiga, SDMnya itu harus dirawat, karena frustasi maka banyak SDM yang keluar.

Dari ketiga hal ini, sebagus apapun tanpa ada kebijakan yang berpihak, tanpa ada anggaran dan SDM, maka Indonesia tidak akan menjadi apapun, jauh dari harapan yang dibayangkan.

Dalam konteks kebijakan pertahanan, masih sangat konvensional melihatnya, ancamannya pun masih bersifat konvensional. Sementara dalam buku pertahanan, tertulis akan ada perang non konvensional. Tetapi secara praktek, semua itu tidak dilakukan dalam bentuk konkrit.

Secara kebijakan, Indonesia masih disibukan dengan hal-hal yang bersifat konvensional, artinya masyarakat masih melihat hal yang nyata, itulah yang diterjemahkan oleh pemerintah.

Menurut Muradi, SBY masih disibukan dengan masalah pencitraan. Mungkin niat baik ada, tetapi belum sampai pada tahapan untuk memulai kembali pembangunan industri strategis, baru sebatas omongan saja.

Intelijen 

Parlemen Korsel Optimistis Proyek Jet KF-X Kembali Jalan

Digagas sejak 2010, proyek ini mandek.

Foto ilustrasi
Foto ilustrasi

Wakil Ketua DPR Korea Selatan, Park Byeong-seug, mengaku optimistis proyek kerja sama pembuatan pesawat tempur canggih Korean Fighter Xperiment (KFX), akan kembali berjalan setelah sebelumnya ditunda.

Hal itu bisa terjadi karena kerjasama yang terjalin antara parlemen Indonesia dengan Korsel semakin mendalam sehingga mempermudah proses komunikasi di antara kedua belah pihak. "Kami meyakini dengan komunikasi yang lebih lancar di antara kedua pihak akan menyelesaikan semua masalah yang tengah dialami," ujar Byeong-seug.

Ditemui usai menghadiri seminar bertajuk Indonesia-Korea Forum 2013: enhancing the Korea-Indonesia Middle Power Partnership, Byeong-seug yakin dengan semakin dekatnya hubungan kedua negara, maka akan mempercepat titik temu untuk solusi berbagai masalah, termasuk proyek pesawat jet tempur tersebut.

Dia juga meminta bantuan media massa untuk terlibat dalam proses penyelesaian masalah yang dialami Korsel dengan Indonesia. "Karena hal ini tentunya untuk kebaikan Indonesia sendiri," ujar Byeong-seug.

Sebelumnya Indonesia dan Korea Selatan telah menyepakati pengembangan bersama pesawat tempur KF-X pada 15 Juli 2010 silam di ibukota Seoul. Pesawat jet tempur KF-X sebetulnya merupakan proyek lama "Republic of Korea Air Force" (ROKAF) yang baru bisa terlaksana sekarang.

Proyek ini sudah digagas Presiden Korea Kim Dae Jung pada Maret 2001, untuk menggantikan pesawat-pesawat yang sudah tua seperti F-4D/E Phantom II dan F-5E/F Tiger. Dibandingkan F-16, KF-X diproyeksi memiliki radius serang lebih tinggi 50 persen, sistem "avionic" yang lebih baik serta kemampuan anti-radar .

Dalam kesepakatan itu, kedua pihak menyepakati 80 persen pembiayaan ditanggung negara mitra dan 20 persen ditanggung Indonesia. Kerja sama pengembangan pesawat tempur generasi 4.5 itu dilakukan dalam tiga tahapan, yakni pengembangan teknologi sepanjang 2011-2012, tahap engineering dan manufacturing dan tahap ketiga adalah produksi.

Penundaan tiba-tiba terjadi di tahap kedua  karena Parlemen Korea belum menyetujui anggaran untuk tahap Engineering and Manufacturing Development Phase (EMD Phase) Program. Padahal Indonesia sudah mengeluarkan dana sebesar Rp1,6 triliun untuk proyek tersebut.

 VIVAnews

DPR Dukung TNI AU Tolak Pesawat Korea Selatan

DPR Dukung TNI AU Tolak Pesawat Korea Selatan  
Tentara Korea Selatan berdiri di sekitar pesawat jet F-5E yang terjatuh dan terbakar di sebuah sawah di Pocheon, Korea Selatan, (04/11). Pesawat ini jatuh ketika saat sesi latihan berlangsung.
 Jakarta - Anggota Komisi Pertahanan DPR, Mayor Jenderal Purnawirawan Yahya Sacawiria, mendukung penolakan TNI AU terhadap hibah pesawat F5 Korea Selatan. "Sebab, yang tahu detil spesifikasi pesawat itu kan TNI AU," ujarnya, Kamis, 16 Mei 2013.

Menurut dia, TNI AU memang memiliki hak untuk menerima atau menolak tawaran pesawat dari Kementerian Pertahanan. Sebab, "TNI AU yang bakal mengoperasikan pesawat itu," katanya.

Ia meminta pemerintah tidak memaksa TNI AU untuk menerima hibah pesawat tersebut. Jika dipaksakan justru bisa merugikan. "Sebab, bakal jadi beban buat TNI AU yang sebelumnya menyatakan keberatan merawat pesawat itu," kata politikus Partai Demokrat itu.

Karena itu, katanya, Komisi I DPR RI mendukung sikap TNI AU. "Keputusan KSAU ini kami (Komisi I) dukung."

Sebelumnya, Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro menyatakan menerima tawaran hibah pesawat F5 langsung dari pemerintah Korea Selatan. Purnomo mengaku sedang mempertimbangkan tawaran ini. Salah satu pertimbangan itu, yakni meminta keputusan dari TNI AU selaku pengguna pesawat tempur. Namun, Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal Ida Bagus Putu Dunia menolak tawaran tersebut. Dia beralasan ada perbedaan spesifikasi pesawat F5 milik Korea Selatan dengan Indonesia. Perbedaan itu berpotensi jadi beban dalam biaya pembiayaan.

TEMPO.CO

TNI-AU Tolak Hibah F5 Korea Selatan

Seorang perwira TNI menyaksikan atraksi pesawat jet tempur TNI AU yang terbang melintas
Seorang perwira TNI menyaksikan atraksi pesawat jet tempur TNI AU yang terbang melintas

JAKARTA--TNI Angkatan Udara menyatakan menolak tawaran hibah pesawat tempur F-5 Tiger dari Korea Selatan lantaran tidak sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan.

"Kami menolak tawaran hibah karena spesifikasi pesawat F-5 milik Korea Selatan berbeda dengan yang dimiliki Indonesia," kata Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Ida Bagus Putu Dunia, usai menghadiri penutupan Sidang Umum dan Kongres Dewan Olahraga Militer Internasional atau Conseile International du Sport Militaire (CISM) Ke-68, di Jakarta, Kamis.

Menurut dia, pesawat F-5 milik Indonesia sudah banyak dimodifikasi, baik persenjataan maupun avioniknya. Sedangkan, pesawat yang ditawarkan Korea Selatan minim modifikasi. "Perbedaan spesifikasi ini justru menjadi beban di biaya perawatannya. Kalau bisa kami diberi pesawat yang sama dengan yang kami punya," katanya.

KSAU mengaku, pihaknya telah menyampaikan kajian itu kepada Kementerian Pertahanan (Kemhan).
Sebelumnya, Menteri Pertahanan, Purnomo Yusgiantoro, mengaku masih mempertimbangkan tawaran hibah pesawat F-5 dari pemerintah Korea Selatan karena harus meminta keputusan dari TNI AU selaku pengguna pesawat tempur.

 REPUBLIKA.CO.ID

PENERBANG F-5 TIGER LANUD IWJ, LAKSANAKAN LATIHAN SCRAMBLE


Penerbang Skadron Udara 14 Lanud Iswahjudi lari menuju pesawat melaksanakan latihan scramble, Kamis (16/5). (Foto Pentak Lanud Iswahjudi)
Gerakan cepat karena kondisi darurat bisa kapan saja terjadi, untuk mengantisipasi hal tersebut Skadron Udara 14 Lanud Iswahjudi mengadakan latihan scramble bagi penerbang yang mengawaki pesawat tempur F-5 Tiger,Kamis (16/5).
Mangingat Lanud Iswahjudi sebagai pangkalan operasional yang mengawaki tiga jenis pesawat tempur yang berada dibawah kendali Wing 3 Tempur Lanud Iswahjudi, bisa saja sewaktu-waktu mendapat perintah operasi dari komando atas untuk melaksanakan pengejaran terhadap pesawat asing/pesawat yang memasuki wilayah NKRI tanpa ijin resmi dari pemerintah Indonesia.
Terkait hal tersebut Komandan Skadron Udara 14 Lanud Iswahjudi, Letkol Pnb M. Nurdin, melaksanakan latihan Scramble bagi penerbang F-5 Tiger, dimana latihan tersebut untuk lebih meningkatkan profesionalitas seorang penerbang tempur dalam menghadapi kondisi darurat sebagai bentuk tanggung jawab sebagai pengawal dirgantara.
Dalam latihan scramble disimulasikan, para penerbang yang lagi santai sembari diskusi di ruang dispatch, mendadak tegang karena mendapat perintah melakukan pengejaran terhadap pesawat asing yang memasuki wilayah NKRI.
Sesuai dengan prosedur para penerbang F-5 Tiger mulai dari mengenakan baju terbang (G-suit), hingga pesawat tinggal landas hanya dalam hitungan menit, dengan semangat dan penuh kehati-hatianpenerbang Skadron Udara 14, melaksanakan scramble mengingat tidak ada kata salah dalam menerbangkan pesawat.

TNI AU

Pembelian tank Lepoard perkuat posisi Indonesia


Tank Leopard 2A4 saat melibat gundukan dalam kecepatan tinggi. Leopard yang bobot maksimalnya mencapai 64 ton sangat efektif digelar dalam ofensif di medan terbuka dengan kontur tanah relatif rata. 

Jakarta : Pakar hubungan internasional, Teuku Rezasyah, mengatakan, kesediaan Jerman menjual tank Leopard kepada Indonesia meningkatkan daya tawar Indonesia secara global, sekaligus membuka kesempatan kerja sama dengan berbagai alternatif kemitraan lebih menguntungkan.

"Itu menunjukkan posisi tawar Indonesia, sekaligus memperluas sumber pembelian persenjataan mutakhir," kata Rezasyah, di Jakarta, Rabu.

Pekan lalu, Kanselir Jerman, Angela Merkel, telah memberikan lampu hijau bagi produsen senjata Rheinmetall AG di Duesseldorf, Jerman untuk menjual 104 tank Leopard 2A4 termasuk versi evakuasi dan jembatan bergerak, dan panser angkut personel militer ke Indonesia.

Secara keseluruhan, Jerman pada pekan lalu setuju menjual 164 tank kepada Indonesia.

"Ke depan, akan memudahkan kita mengajukan opsi seperti imbal beli, kerja sama riset dan pengembangan, termasuk mekanisme pelayanan purna jual, dan keterlibatan industri strategis," katanya.

Lebih lanjut, kata dia, kemitraan ini juga harus dimanfaatkan baik dengan berbagai inisiatif dari pemerintah seperti adanya alih teknologi yang melibatkan perusahaan nasional.

"Ini bisa dipadukan dengan alih teknologi melibatkan industri strategis Indonesia, di antaranya PT Pindad," katanya.

TNI Gelar Latgab, Warga Bima Jangan Kaget

Kota Bima, Wilayah Bima akan menjadi salah satu tempat dipusatkannya Latihan Gabungan Tentara Nasional Indonesia (TNI) tahun 2013. Karenanya KODIM 1608/Bima mengimbau warga masyarakat agar tidak kaget, takut, atau panik melihat aktivitas para tentara di sejumlah wilayah Kota dan kabupaten Bima, baik pada siang maupun malam hari.
Latgab TNI 2013
Latgab TNI 2013
Komandan Kodim 1608 Letkol Inf. Tommy Ferry dalam surat permaklumannya mengungkapkan, TNI memang memfokuskan Latgab tahun 2013 di Kota dan kabupaten Bima dan akan melibatkan segenap kekuatan militer baik unsure darat, laut maupun udara.
Sehubungan dengan pelaksanaan Latgab yang akan berlangsung selama dua hari dari tanggal 17 hingga 19 Mei itu, dirinya mengimbau warga masyarakat yang kebetulan mendengar bunyi atau letusan senjata pada siang maupun malam hari, atau melihat serombongan tentara bersenjata lengkap sedang melintas juga beraktifitas di sekitar wilayahnya untuk tidak panik.
“Kami mengimbau warga masyarakat agar waspada dan berhati-hati jika kebetulan melintasi tempat-tempat tertentu yang kebetulan menjadi sasaran latihan,” jelasnya.
Dalam surat permaklumannya, Kasdim 1608 menyebutkan, pada tanggal 17 Mei pukul 02.00 Wita  Pantai Ule dan Lawata yang akan dijadikan sasaran operasi pendaratan pasukan marinir. Selain dua tempat tersebut, latihan itu juga akan berlangsung di Pelabuhan Bima, Kompleks SPMA Jatiwangi, Kelurahan Penanae, Kelurahan Kendo, Terminal Kumbe, Puskesmas Rasanae timur, Kelurahan Oi Foo, Kelurahan Rontu, Kelurahan Panggi, dan Kelurahan Sambinae.
Selain itu pada tanggal yang sama pukul 06.50, pasukan udara akan melaksanakan serangan udara langsung berupa penembakan mortar dari pesawat udara Super Tucano dengan sasaran Bukit Mbaju (Doro Parongge/Ndundu jara, red) di Desa Risa Kecamatan Woha.
Kemudian pukul 7.10 sampai pukul 8.00 TNI-AD akan melaksanakan Operasi Lintas Udara berupa aksi terjun paying di Dusun Godo Desa Dadi Bou tepatnya di area pembangunan kantor Bupati Bima. Wilayah lain yang akan menjadi sasaran operasi tersebut diantaranya sekitar wilayah Bandara Sultan Salahuddin Bima,  Desa Panda, Kampung Lewi Dua, Kalate, Tonggo Ndoa, Kalaki, Kompleks PLTD Oi Niu dan doro karaci desa wadu Wane kabupaten Bima.
Kasdim memperbolehkan warga masyarakat yang ingin menyaksikan secara langsung gelar Latihan Gabungan TNI tersebut di sekitar lokasi penerjunan tepatnya di lokasi pembangunan Kantor Bupati Bima di Desa Godo. Namun dengan alasan keamanan saat melakukan latihan, akses jalan dan listrik di sekitar wilayah itu akan ditutup. “Selama Operasi Linud itu berlangsung, akan dilakukan pemadaman listrik dan penutupan akses jalan dari Cabang Talabiu hingga Cabang Godo,” jelas Tommy.
Selain itu Yonif 742/SWY juga akan menggelar Operasi Teritorial di wilayah Kecamatan Bolo dan Madapangga yang meliputi Desa Mpuri, Rade, Sanolo, Dusun Sonco, Rato dan Monggo.

Kahaba

Panglima TNI: Perang atau Konflik Hanya Merugikan Kehidupan Manusia

Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono
Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono 
 
Jakarta - Komunitas militer merupakan komponen utama peredam situasi keamanan. Komunitas militer perlu bekerja sama dengan para pihak pembuat kebijakan politik.
"Mencermati berbagai fenomena perkembangan situasi keamanan di berbagai dunia, komunitas militer harus berperan sebagai unsur penentu dalam meredam situasi tersebut," kata Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono saat menyampaikan sambutan pada penutupan Kongres ke 68 Dewan Olahraga Militer Internasional (CISM - Conseille International du Sport Militaire), di Jakarta, Kamis (16/5).
"Saya yakin melalui kegiatan seperti CISM-lah, maka para petinggi militer dan pembuat kebijakan publik di negara manapun mereka berada akan memperoleh wawasan positif yang akan mendorong mereka berpikir bahwa perang atau konflik itu hanya merugikan kehidupan manusia," imbuhnya.
Dia menegaskan, hanya perdamaian dan persahabatan di dunia lah yang patut terus dibangun demi peningkatan harkat dan martabat manusia.
Pada kesempatan tersebut, Agus menyampaikan apresiasinya atas penganugerahan tanda kehormatan CISM berupa "The Order Merit of Grand Officer of CISM".
"Penganugerahan ini tentu akan lebih mendorong diri saya untuk terus meningkatkan peran dan fungsi CISM Indonesia ke tingkat yang lebih baik sehingga dapat memberikan andil lebih besar pada kawasan serta dunia internasional, sekali lagi melalui kegiatan olahraga militer," ujarnya.
Agus menyampaikan terima kasih kepada Sekretariat Gabungan (Setgab) CISM serta personil pendukung lainnya. Sebab, Setgab CISM telah bekerja keras dalam perencanaan, penyiapan serta penyelenggaran kegiatan Sidang Umum dan Kongres CISM ke 68 tahun ini.
"Kerja keras saudara-saudara tersebut telah menoreh tinta emas keberhasilan pelaksanaan CISM tahun ini di Indonesia," tandasnya.
Kongres ke-68 CISM bertemakan "Persahabatan Melalui Olahraga" ini digelar untuk merumuskan dan menetapkan rencana strategis dan program tahunan, serta empat tahunan.
Kini, CISM menjadi wadah pertemuan dan persahabatan angkatan bersenjata dari 133 negara anggota, termasuk TNI yang pada 14 April 2010 telah dikukuhkan menjadi anggota ke-13 CSIM.

Berita Satu

Wednesday 15 May 2013

PASUKAN DARAT GABUNGAN LAKSANAKAN SERANGAN DAN KUASAI GT-1




Operasi darat gabungan pada Latgab TNI Tingkat Divisi Tahun 2013 dilancarkan hari ini pada pukul 06.00 Wita, Rabu (15/5). Diskenariokan, berdasarkan informasi intelijen bahwa aliansi Sonora dan Gerakan Sumpit Merdeka (GSM) berkekuatan 1 Brigade (-) minus berada di beberapa wilayah Kaliorang dan Kaubun Kompleks, Kalimantan Timur. Sebelumnya Pangdivif-2 Kostrad Mayjen TNI Setyo Sularso selaku Panglima Komando Tugas Gabungan Darat (Pangkogasgabrat) telah mengeluarkan perintah operasi kepada Komandan Brigade, Komandan Resimen dan para Komandan Batalyon Satuan Manuver dan Satuan Perkuatan lainnya yang tergabung dalam Komando Tugas Gabungan Darat (Kogasgabrat) untuk melancarkan serangan secara terpadu, menghancurkan dan mengusir musuh. 

Dalam manuver serangan kali ini, pasukan dibagi menjadi tiga poros serangan dengan tujuan untuk melaksanakan Gerak Maju Untuk Kontak (GMUK) guna menguasai Garis Taraf-1 (GT-1). Poros kiri merupakan poros serangan Satgasrat Brigif-9 Kostrad dan Batalyon jajarannya yang terdiri dari Yonif-509 Kostrad, Yonif-514/Raider Kostrad dan Yonif 515 Kostrad. Di bagian tengah menjadi poros serangan dari Yonif Mekanis-202 Dam Jaya, sedangkan serangan di poros kanan dilakukan oleh Pasukan Pendarat (Pasrat) Batalyon Marinir TNI-AL. Sedangkan Yonif Linud-501 Kostrad yang sebelumnya berhasil merebut dan mempertahankan tumpuan udara melalui Operasi Lintas Udara (Linud) melaksanakan pengamanan jalur yang akan dilalui pasukan manuver.

Untuk mendukung pelaksanaan serangan, pasukan manuver diperkuat oleh manuver Tank Scorpion Yonkav-8 Kostrad yang melaksanakan pengamanan penembakan sasaran. Satu Baterai Yonarmed-12 Kostrad memberikan bantuan tembakan dan melaksanakan Sling Load dua pucuk meriam 105 mm.

Setelah melaksanakan kontak depan, pasukan darat gabungan berhasil merebut dan menguasai Garis Taraf-1 (GT-1), mendesak dan memukul mundur pasukan musuh aliansi Sonora dan Gerakan Sumpit Merdeka (GSM). Selanjutnya pasukan darat gabungan masuk ke kedudukan masing-masing untuk mempersiapkan dan merencanakan serangan esok hari untuk merebut dan menguasai sasaran berikutnya.

Indonesia-Turki Kerjasama Bikin Tank


Setelah menjalin kerjasama erat dengan Korea Selatan, Indonesia kini juga mempererat hubungan kerjasama pertahanan dengan Turki. Dalam temu wartawan di Gedung Kemhan, Rabu (15/05) siang, Kementerian Pertahanan memastikan sejumlah kerjasama itu.  Jumpa pers itu sendiri dilakukan oleh Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP), yang dalam kesempatan ini diwakili oleh Dirjen Potensi Pertahanan Kemhan Pos Hutabarat, Dirtekind Dirjen Pothan Marsma TNI Darlis Pangaribuan, Serta juru bicara KKIP, Silmy Karim.


Salah satu yang menarik perhatian adalah kerjasama pembuatan tank antara Pindad dan FNSS Turki. Dari informasi yang ARC dapatkan sebelumnya, memang telah banyak komunikasi antara Indonesia dan Turki dalam bidang kerja sama pertahanan. Bahkan telah ditanda tangani pula MoU antara kedua negara. Namun, berbeda dengan Korea Selatan misalnya, belum ada satupun realisasi kerja sama antara Indonesia-Turki.
Kementrian Pertahanan selanjutnya menerangkan, kerjasama pembuatan Tank Indonesia Turki ini mirip dengan skema kerjasama pembuatan pesawat CN-235, yaitu dengan melakukan produksi bersama alias Joint Production. Pindad serta FNSS kini harus membuat proposal mengenai skema program dan pembiayaan, mulai dari desain hingga joint production. Dengan demikian bisa jadi tank Indonesia-Turki ini adalah jenis baru yang belum pernah ada sebelumnya. Namun, kemhan memastikan kelas tank yang dibuat ini dalam kelas Light hingga Medium Tank. Bagi Indonesia sendiri, Turki dipilih menjadi partner tak lain adalah untuk mengejar teknologi penggerak Tank. Dimana dalam hal ini, Pindad belum menguasainya.

Dalam catatan redaksi ARC, FNSS sendiri pernah mengirimkan Ranpurnya untuk dipelajari oleh Pindad. Ranpur ACV-300 itu bahkan diuji coba hingga ke waduk Jatiluhur. Namun, ditilik dari segi bobotnya yaitu sekitar 14 ton, ACV-300 termasuk ke dalam kelas Tank Ringan.

ARC

Kerjasama Pertahanan, Mulai dari Kapal Selam hingga Rudal

Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP) memastikan kerjasama alutsista dengan sejumlah negara terus berlanjut, termasuk dengan Korea Selatan, China serta Turki. Dalam jumpa pers di gedung Kemhan Rabu (15/05) siang, KKIP menjelaskan panjang lebar sejumlah kerjasama yang tengah dan akan berlangsung.
Baru-baru ini terjadi polemik tentang pengadaan Kapal Selam dari Korea Selatan. Untuk menjawabnya Kementrian Pertahanan menyatakan, akan mengamandemen kontrak dengan pihak DSME Korea Selatan. Salah satu amandemen adalah jika sebelumnya kapal selam ke-3 dirakit di PT.PAL, maka pada perubahan ini kapal selam tersebut sepenuhnya dibuat total di Surabaya. Sehingga mulai dari modul, bagian-perbagian hingga perakitan sepenuhnya dilakukan PT.PAL.


Lebih lanjut, ARC juga mendapat penjelasan, Kementrian BUMN sudah mengajukan dana sebesar US$ 150 Juta untuk menambah fasilitas di PT. PAL. Pasalnya fasilitas produksi yang ada tidak dirancang untuk membangun kapal selam, tetapi kapal permukaan saja. DSME sendiri dikabarkan setuju dengan amandemen kontrak, dengan syarat Kementrian Pertahanan menjamin PT.PAL mampu melaksanakannya.
Khusus dengan Turki, Kementrian Pertahanan baru saja memastikan akan melakukan kerjasama pembuatan Tank. Selain Tank, masih ada kerjasama lainnya. Yaitu antara PT.LEN dan Aselsan. Sesuai bidangnya, kerjasama dengan Aselsan adalah pada pengadaan alat komunikasi untuk di perbatasan. Prosesnya sendiri sudah dimulai dan sudah masuk tahapan kontrak. Namun tidak dijelaskan alat komunikasi yang dimaksud, yang pasti alat komunikasi yang dibutuhkan adalah yang canggih sehingga anti jamming dan tak bisa diintersept.

Sementara dengan China, Kementrian Pertahanan juga terus melanjutkan kerjasama pembuatan rudal C-705. Saat ini prosesnya sudah masuk tahap feasiblity studies yang dilakukan oleh Kementrian Ristek. Dalam catatan ARC, rudal C-705 ini nantinya akan mempersenjatai kapal perang cepat jenis KCR-40 dan KCR-60 yang jumlah diperkirakan cukup banyak.

ARC