Pages

Saturday 26 January 2013

Menhan Harapkan Rudal C-705 Dibuat di Indonesia



26 Januari 2013, Batam: Menteri Pertahanan RI, Purnomo Yusgiantoro berharap Rudal C-705 yang dipergunakan untuk Kapal Cepat Rudal (KCR) 40 KRI Beladau 643 dan kapal sejenisnya yang selama ini didatangkan dari China bisa dibuat di Indonesia.

"Kami sedang mengupayakan alih teknologi agar nantinya rudal tersebut bisa diproduksi di dalam negeri," kata Menteri pertahanan (Menhan) setelah serah terima KRI Beladau 643 dari PT Palindo Marine Sipyard Batam di Dermaga Selatan Pelabuhan Batuampar, Batam, Jumat (25/1).

Menteri mengatakan, bila rudal dengan jarak jelajah hingga 150 kilometer tersebut bisa diproduksi di dalam negeri maka banyak keuntungan yang didapat.

"Kami tengah berupaya menuju kemandirian alat utama sistem senjata (alutsista) dengan berbagai upaya yang telah dikembangkan didalam negeri. Termasuk pembuatan KCR 40 yang diserahterimakan hari ini," katanya.

Sebagai negara yang besar, kata dia, Indonesia membutuhkan tambahan alutsista baik untuk TNI Angkatan Darat, Laut, dan Udara.

Untuk TNI AL, kata menteri, hingga 2014 akan ada 16 kapal sejenis KRI Beladau 643 yang akan digunakan untuk mengamankan seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Pembangunan kapal ini merupakan upaya peningkatan alat utama sistem senjata (alutsista) yang tengah dibangun bagi seluruh angkatan.

Ia mengatakan produksi alutsista tidak akan berhenti pada KRC. Pemerintah akan terus melengkapi persenjataan TNI dengan beberapa kapal lain.Selanjutnya, akan dibuat kapal perusak dan kapal selam.

TNI AL, kata Menteri, membutuhkan kapal yang kuat hingga mampu hadir dan mengamankan perairan di laut jauh.

Untuk angkatan udara dan angkatan darat, kata dia, juga akan diserahterimakan beberapa alutsista baru untuk menjaga keamanan NKRI.

"Tahun ini anggaran untuk Kementerian Pertahanan dan TNI sekitar Rp81 triliun. Dengan anggaran tersebut, kami akan terus menambah alutsista sesuai dengan kebutuhan secara bertahap," kata Purnomo.

Sumber: Suara Pembaruan

PT. Palindo Berpeluang Mendapat Kontrak Baru Pembuatan KCR-40

Sejumlah prajurit TNI mengikuti upacara peresmian Kapal Cepat Rudal (KCR) KRI Beladau di Dermaga Batu Ampar, Batam, Jumat (25/1). KCR produksi nasional tersebut memiliki spesifikasi teknologi tinggi dengan panjang 44 meter serta mampu berlayar dengan kecepatan 30 knot. (Foto: ANTARA/Maha Eka Swasta/Koz/13)

26 Januari 2013,Jakarta: Kementerian Pertahanan berencana untuk menyerahkan sisa kontrak kebutuhan kapal cepat rudal 40 kepada PT. Palindo Marine, Batam. Sebelumnya perusahaan ini sukses memproduksi KRI Clurit 641, KRI Kujang 642 dan KRI Beladau 643.

Palindo masih punya 'hutang' satu unit KCR 40 lainnya yang ditargetkan rampung akhir tahun ini. Jika selesai, TNI AL akan memiliki empat unit kapal dari 16 unit KCR 40 yang ditargetkan hingga tahun 2019 mendatang.

"Dari kajian TNI AL, kami cenderung untuk menyerahkan kontrak produksi KCR 40 kepada Palindo," ujar Kepala Badan Perencanaan Pertahanan Mayor Jenderal Ediwan Prabowo kepada Tempo, Jumat, 25 Januari 2013 usai menerima protocol of delivery KRI Beladau 643 dari Palindo.

Palindo Marine sendiri baru menandatangani kontrak untuk produksi empat unit kapal cepat rudal dari 16 kapal yang ditargetkan dalam target minimum pengadaan alat utama sistem persenjataan. "Pertimbangan untuk meneruskan kontrak dengan Palindo antara lain masalah perawatan kapal," ujar dia.

Direktur Utama Palindo Marine Harmanto mengaku siap untuk meneruskan kontrak produksi KCR 40. "Kami tidak masalah jika target pengadaan kapal dipercepat," kata Harmanto.

(Foto: Tribunnews Batam/Argyanto)

Pembuatan KCR 40, ujar dia, membutuhkan waktu 12 bulan untuk setiap unit. "Tapi tidak masalah karena kami bisa kerjakan secara paralel." Ahak--panggilan akrab Harmanto, mengaku mampu membangun lima kapal cepat rudal sekaligus.

Namun Kementerian Pertahanan mengakui masalah pendanaan masih menghambat percepatan produksi KCR 40. Tiga unit kapal yang sudah diproduksi, seluruhnya menggunakan skema pinjaman dalam negeri. Bank Mandiri selaku bank milik pemerintah ikut membiayai pembuatan kapal senilai Rp 75 miliar per unit.

Kapal cepat rudal sepanjang 44 meter ini terbuat dari high tensile steel pada bagian lambung dan aluminium alloy di bagian atas. KCR 40 dapat melaju hingga 30 knot, atau kurang lebih 60 kilometer per jam.

Sumber: TEMPO

Friday 25 January 2013

Herry Suyanto Komandoi KRI Beladau 643


 
BATAM: Menteri Pertahanan dan Keamanan RI Purnomo Yusgiantoro meresmikan Kapal Rudal Cepat atau KCR -40 buatan salah satu perusahaan shipyard PT Palindo Marine Shipyard Batam menjadi kapal perang.

Selain meresmikan kapal yang bisa berlayar dengan kecepatan 30 knot ini, Menhan juga melantik Mayor Laut (P) Herry Suyanto sebagai Komandan KRI Beladau.

Herry Suyanto selanjutnya akan mengoperasikan KRI ini bersama kru-nya untuk melakukan tugas negara di perairan Indonesia.

“Saya nyatakan KCR Beladau resmi menjadi Kapal Perang Republik Indonesia,” ujar Purnomo Yusgiantoro.

Peresmian KRI ini ditandai dengan penekanan tombol sirine disela-sela upacara peresmian di pelabuhan Batuampar sekitar pukul 09.30 WIB. 

KRI Beladau 643 Dilengkapi Rudal C-70 

KRI Beladau 643 yang 100 persen pembuatannya oleh putra putri terbaik RI di Batam ini dilengkapi sistem persenjataan modern (sewaco/sensor weapon control). 

Diantaranya kata Danlanal Batam Kolonel Laut (P) Nurhidayat yakni meriam kaliber 30 mm enam laras sebagai close in weapon system (CIWS) atau sistem pertempuran jarak dekat.

Selain itu, kekhususan senjata kapal yang diproduksi di PT Palindo Marine Shipyard ini adalah keberadaan rudalnya.

“Rudal yang terpasang adalah Rudal C-705 buatan China,” kata Nurhidayat di lokasi peresmian kapal tersebut.

KCR-40 bernama KRI Beladau 643 ini bisa berlayar dengan kecepatan 30 knot dengan sistem propulasi fixed propeller 5 daun.

Kapal perang ini memiliki spesifikasi panjang 44 meter dan lebar 8 meter serta tinggi 3,4 meter.
 

Sumber : Batampos

Panser Anoa Beraksi di Lebanon


Mengikuti kegiatan pengamanan dan pengawalan perjalanan komandan UN.

JAKARTA: Panser Anoa memperlihatkan kemampuannya dengan turut menjaga keamanan di Lebanon. Kali ini, panser buatan PT Pindad itu turut mengamankan dan mengawal perjalanan Komandan United Nations Interim Force in Lebanon (Unifil) Mayjen Paolo Serra.

Wakil Komandan Satgas Indo Force Protection Company (FPC) TNI Konga XXVI-E2/Unifil Kapten Inf Fardin Wardhana mengatakan kegiatan pengaman itu dilakukan dalam rangka pertemuan tripartit di perbatasan Lebanon dan Israel.

“Dansatgas Indo FPC TNI Konga XXVI-E2/Unifil Mayor Inf Yuri Elias Mamahi memerintahkan personelnya menggunakan panser Anoa untuk mengawal perjalanan Mayjen Paolo,” ujarnya dalam siaran pers yang diterima redaksi Jumat (25/1).

Menurut Fardin, pengawalan dengan menggunakan panser Anoa yang dilakukan prajurit TNI itu sangat membanggakan. Sebab, produksi anak bangsa tersebut ikut serta dalam sistem pengamanan yang dilakukan pasukan penjaga perdamaian PBB di Lebanon.

Dikatakan, dalam kegiatan pertemuan tripartit itu, Satgas Indo FPC TNI Konga XXVI-E2 melibatkan 16 personel di bawah pimpinan Lettu Mar Deni Kusmana. Pasukan TNI mengerahkan dua unit jenis kendaraan, yakni armoured personnel carrier (APC) berupa Panser Anoa dan light vehicle untuk kendaraan peninjau depan.

Selain Satgas Indo FPC TNI Konga XXVI-E2, pasukan lain yang terlibat dalam operasi pengawalan itu adalah Srilanka FPC dan close protection team (CPT) dari Italia. FPC dari Srilanka melibatkan 12 personel dan satu unit panser buatan Finlandia.

Fardin yang mengutip Mayor Yuri mengaku bangga dan mengucapkan terima kasih atas kinerja personel Satgas Indo FPC TNI yang telah berhasil menjalankan tugas pengawalan tersebut. Dia berharap, seluruh personel TNI menjadikan kegiatan itu sebagai wahana menambah ilmu taktik pengamanan untuk meningkatkan profesionalisme.
 
Sumber :Berita Satu

Anggaran untuk Perbatasan 7,3 Triliun Rupiah

 
JAKARTA: Pelaksana Tugas (Plt) Sekretaris Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP), Triyono Budi Sasongko, mengungkapkan bahwa anggaran untuk penataan dan pengelolaan perbatasan yang dikoordinasikan badan perbatasan meningkat. Untuk 2013, anggaran yang dikoordinasikan BNPB mencapai 7,3 triliun rupiah.

"Melalui koordinasi BNPP, pada tahun ini terdapat anggaran sekitar 7,3 triliun rupiah. Berarti, anggaran ini meningkat sekitar 89 persen dari total anggaran tahun 2012 yang hanya berjumlah 3,9 triliun rupiah," kata Budi Sasongko, di Jakarta, Kamis (24/1).

Dana sebesar itu, kata dia, berasal dari 24 kementerian atau lembaga terkait yang memang dialokasikan untuk kawasan perbatasan negara. Artinya, dengan anggaran 7,3 triliun rupiah yang sekarang dikoordinasikan, ada peningkatan ketimbang tahun sebelumnya. Penataan dan pengelolaan wilayah perbatasan negara, hingga saat ini, berkembang cukup signifikan.

Khususnya, dengan semakin menguatnya komitmen dari kementerian dan lembaga negara terkait. "Sekaligus ada perkembangan terkait kebijakan program dan anggaran dari kementerian atau lembaga terkait," kata dia. Setidaknya, kata dia, itu ditandai dengan alokasi anggaran untuk pembangunan kawasan perbatasan yang meningkat jika dibandingkan tahun sebelumnya.


Sumber : Koran Jakarta

Ratusan Anggota OPM Dani Kogaya Kembali ke NKRI

8c6cd41d056c71539f91b489f719cc6d
Anggota OPM pimpinan Dani Kogoya (ist)
JAYAPURA:Sebanyak 202 orang kelompok Organisasi Papua Merdeka (OPM) yang berada diwilayah perbatasan RI-PNG kembali bergabung ke pangkuan NKRI pada Jumat (25/1/2013). Mereka menamakan diri dari kelompok Organisasi Papua Merdeka (OPM) dibawah pimpinan Dani Kogoya

Ratusan orang itu menyatakan diri kembali ke pangkuan NKRI, di Arso, Kabupaten Keerom dan disaksikan serta dihadiri sejumlah pejabat terkait setempat. Di antara mereka yang hadir, tampak Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Christian Zebua dan jajaranya dan perwakilan Polda.

Menurut Kepala Penerangan Kodam XVII/Cenderawasih, Letkol Inf Jansen Simanjuntak, bergabungnya kelompok Dani Kogoya tersebut bukanlah keberhasilan dari kerja perorangan atau instansi tertentu, tetapi hal itu merupakan hasil dari kerja sama semua pihak terkait.


Terkait jumlah pasti dari kelompok Dani Kogoya yang kembali bergabung ke NKRI, Letkol Simanjuntak menyatakan bahwa yang didekati untuk kembali ada ribuan orang, tapi informasi terakhir ada 202 orang dari kelompok Dani Kogoya yang kembali. Tapi di mungkinkan ada penambahan lagi dari pihak OPM yang kembali ke ibu pertiwi, hanya saja belum ada laporan resminya terkait hal ini.*

Panser Anoa Berhasil Amankan Komandan Unifil di Lebanon


Bc620cb053622222f63694f1fdae1632
Panser Anoa Ketika Menjalankan Tugas PBB (Foto: Istimewa)
 
LEBANON: Sebuah prestasi membanggakan kembali dicetak putra bangsa, kali ini produk alat utama sistem senjata (Alutsista) buatan PT. Pindad (Persero), panser Anoa memperlihatkan kemampuannya dengan turut menjaga keamanan di Lebanon, dengan mengamankan dan mengawal perjalanan Komandan United Nations Interim Force in Lebanon (Unifil) Mayjen Paolo Serra.Wakil Komandan Satgas Indo Force Protection Company (FPC) TNI Konga XXVI-E2/Unifil Kapten Inf Fardin Wardhana mengatakan, pengamanan itu dilakukan dalam rangka pertemuan tripartit di perbatasan Lebanon dan Israel.

“Dansatgas Indo FPC TNI Konga XXVI-E2/Unifil Mayor Inf Yuri Elias Mamahi memerintahkan personelnya menggunakan panser Anoa untuk mengawal perjalanan Mayjen Paolo,” ujarnya dalam keterangan pers yang diterima redaksi Jumat (25/1).


Menurut Fardin, pengawalan dengan menggunakan panser Anoa yang dilakukan prajurit TNI sangat membanggakan. Sebab, Alutsista buatan anak bangsa tersebut ikut serta dalam sistem pengamanan yang dilakukan pasukan penjaga perdamaian PBB di Lebanon.

Dalam kegiatan pertemuan tripartit itu, Satgas Indo FPC TNI Konga XXVI-E2 melibatkan 16 personel di bawah pimpinan Lettu Mar Deni Kusmana. Pasukan TNI mengerahkan dua unit jenis kendaraan, yakni armoured personnel carrier (APC) berupa Panser Anoa dan light vehicle untuk kendaraan peninjau depan.

Dalam tugas pengawalan tersebut, Satgas Indo FPC TNI Konga XXVI-E2 tidak sendiri, pasukan Indonesia juga ditemani pasukan Srilanka FPC dan close protection team (CPT) dari Italia. FPC dari Srilanka melibatkan 12 personel dan satu unit panser buatan Finlandia.

Fardin yang mengutip Mayor Yuri, mengaku bangga dan mengucapkan terima kasih atas kinerja Satgas Indo FPC TNI yang telah berhasil menjalankan tugas pengawalan tersebut. Dirinya berharap, seluruh personel TNI menjadikan kegiatan itu sebagai wahana menambah ilmu taktik pengamanan untuk meningkatkan profesionalisme.
 
Sumber :itoday.

Kapal Perang KRI Beladau Perkuat TNI AL

Kapal Perang KRI Beladau Perkuat TNI AL



"Saya nyatakan KCR Beladau resmi menjadi Kapal Perang Republik Indonesia," kata Menhan, seusai penekanan tombol sirine, di sela-sela upacara peresmian di Pelabuhan Batuampar, Batam, Jumat (25/1).

Purnomo mengatakan, pembelian KRI Beladau merupakan bagian dari modernisasi alat utama sistem senjata (alutsista) yang akan terus dilakukan pemerintah serta TNI. Modernisasi itu perlu dilakukan untuk menjaga keamanan negara dan untuk itu harus disediakan anggaran yang cukup. Tahun 2013, anggaran untuk alutsista sebesar 81 triliun rupiah, yang ini lebih tinggi dibanding tahun sebelumnya sebanyak 77 triliun rupiah.


Menhan berharap peningkatan anggaran tersebut mampu membuat rencana strategis (renstra) pengadaan minimum essential force (MEF) menjadi hanya dua tahun saja. Semula diperkirakan pengadaan MEF baru tercapai setelah tiga tahun. Itu dapat membantu pembangunan alutsista yang sifatnya baru.

KRI Beladau 643 dilengkapi sistem persenjataan modern (sewaco atau sensor weapon control). Senjata tersebut, di antaranya meriam kaliber 30 mm enam laras sebagai close in weapon system (CIWS) atau sistem pertempuran jarak dekat. Selain itu, kekhususan senjata kapal yang diproduksi di PT Palindo Marine Shipyard ini adalah keberadaan rudalnya.

Rudal yang terpasang adalah Rudal C-705 buatan China. Kapal ini bisa berlayar dengan kecepatan 30 knot dengan sistem propulasi fixed propeller 5 daun. Kapal perang ini memiliki spesifikasi panjang 44 meter dan lebar 8 meter serta tinggi 3,4 meter.

Sebelumnya, PT Palindo Marine juga menyerahkan dua kapal perang yang dipesan Kemhan, yakni KRI Kujang termasuk jenis KRC- 40 dan KRI Clurit yang sejenis dengan KRI Kujang ke TNI AL.

Hari Bersejarah
Sementara itu, Kepala Staf TNI AL (Kasal) Laksamana Madya TNI Marsetio mengatakan kapal ini sekaligus akan meningkatkan kemampuan TNI AL dalam melaksanakan tugas menjaga kedaulatan dan penegakan hukum di laut yurisdiksi nasional. "Hari ini merupakan hari bersejarah bagi perkembangan teknologi militer Indonesia, khususnya di bidang industri perkapalan," kata kasal.

Kapal ini mampu menampung bahan bakar 50 ton, air tawar 15 ton, 35 orang anak buah kapal (ABK) dan masih mampu memuat 13 personel pasukan khusus. "Kapal ini juga memiliki peralatan navigasi akurat, sehingga memberikan keyakinan keamanan bernavigasi," kata Marsetio.

KRI Beladau terbuat dari baja khusus high tensile steel pada bagian hulu dan lambung kapal yang juga produk dalam negeri yang diperoleh dari PT Krakatau Steel, Cilegon. Bangunan atas kapal menggunakan aluminium alloy. "Kapal ini juga sudah dilakukan uji coba harbour acceptance test atau uji coba merapat di pelabuhan/dermaga dan sea acceptance test atau uji coba di laut dengan hasil yang memuaskan," tambah Kasal.

Secara terpisah, anggota Komisi I DPR Susaningtyas Kertopati menyambut positif peluncuran KRI ini. "Ini semua merupakan jawaban dan konsekuensi kita sebagai negara maritim. Ini bukan saja membawa penguatan secara ekonomis, tapi juga keamanan lautnya," jelas dia.

Produksi dalam negeri ini, lanjut dia, merupakan bukti pemberdayaan industri pertahanan dalam negeri adalah langkah untuk mengurangi kebergantungan pada produk luar. "Saya berharap ke depan produk-produk PT Palindo justru dipesan negara lain," ujarnya.

Menurut dia, agar penggunaannya maksimal, perawatan dan pemeliharaan hendaknya dilakukan dengan baik. Setiap alutsista baru harus juga disertai kemajuan pengetahuan dan kesejahteraan armadanya. gus/nsf/P-3

Sumber : koran-jakarta

Wuih, RI Siap Produksi Rudal Sendiri?

Wuih, RI Siap Produksi Rudal Sendiri?
Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro.
 
BATAM:Menteri Pertahanan RI Purnomo Yusgiantoro berharap Rudal C-705 yang dipergunakan untuk Kapal Cepat Rudal (KCR) 40 KRI Beladau 643 dan kapal sejenisnya yang selama ini didatangkan dari China bisa dibuat di Indonesia.
"Kami sedang mengupayakan alih teknologi agar nantinya rudal tersebut bisa diproduksi di dalam negeri," kata Menteri pertahanan (Menhan) setelah serah terima KRI Beladau 643 dari PT Palindo Marine Sipyard Batam di Dermaga Selatan Pelabuhan Batuampar, Batam, Jumat.

Menteri mengatakan, bila rudal dengan jarak jelajah hingga 150 kilometer tersebut bisa diproduksi di dalam negeri maka banyak keuntungan yang didapat.
"Kami tengah berupaya menuju kemandirian alat utama sistem senjata (alutsista) dengan berbagai upaya yang telah dikembangkan didalam negeri. Termasuk pembuatan KCR 40 yang diserahterimakan hari ini," katanya.

Sebagai negara yang besar, kata dia, Indonesia membutuhkan tambahan alutsista baik untuk TNI Angkatan Darat, Laut, dan Udara.
Untuk TNI AL, kata menteri, hingga 2014 akan ada 16 kapal sejenis KRI Beladau 643 yang akan digunakan untuk mengamankan seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Pembangunan kapal ini merupakan upaya peningkatan alat utama sistem senjata (alutsista) yang tengah dibangun bagi seluruh angkatan.

Ia mengatakan produksi alutsista tidak akan berhenti pada KRC. Pemerintah akan terus melengkapi persenjataan TNI dengan beberapa kapal lain. Selanjutnya, akan dibuat kapal perusak dan kapal selam.

TNI AL, kata Menteri, membutuhkan kapal yang kuat hingga mampu hadir dan mengamankan perairan di laut jauh. Untuk angkatan udara dan angkatan darat, kata dia, juga akan diserahterimakan beberapa alutsista baru untuk menjaga keamanan NKRI.
"Tahun ini anggaran untuk Kementerian Pertahanan dan TNI sekitar Rp81 triliun. Dengan anggaran tersebut, kami akan terus menambah alutsista sesuai dengan kebutuhan secara bertahap," kata Purnomo.
 
Sumber :REPUBLIKA

TNI AU Kekurangan Calon Penerbang

(Foto: Pentak Lanud Adisutjipto)

25 Januari 2013, Jakarta: Di tengah minimnya penerbang di internal TNI, sebanyak 16 calon perwira penerbang baru siap dilatih menjadi penerbang andal. Penerimaan perwira penerbang TNI ini diarahkan untuk dapat mengisi atau mengawaki alat utama sistem senjata (alutsista), yaitu pesawat-pesawat TNI, baik fix wing maupun rotary wing/helikopter.

"Sebanyak 16 calon penerbang dinyatakan lulus dan satu orang dinyatakan gagal karena tak memenuhi syarat," kata Asisten Personel Panglima TNI, Marsda TNI Bambang Wahyudi, selaku Ketua Panitia Pusat Penerimaan Perwira Prajurit Sukarela Dinas Pendek (PSDP) Penerbang TNI, di Jakarta, Kamis (24/1).

Bambang menyatakan calon perwira penerbang TNI yang lulus nantinya akan disiapkan dan diharapkan menjadi penerbang-penerbang andal TNI. Oleh karena itu, TNI sangat berkepentingan mencari sumber daya manusia yang berkualitas dari proses rekrutmen ini. Sebanyak 16 calon penerbang itu ditentukan dalam rapat rapat sidang Panitia Penentu Terakhir (Pantukhir) tahap dua calon perwira PSDP Penerbang TNI yang bertempat di Wing Pendidikan (Wingdik) Terbang Lanud Adisucipto, Yogyakarta.

Sumber: Koran Jakarta

Pulau Gundul Dibombardir Kapal Perang



25 Januari 2013, Surabaya: Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) jajaran Koarmatim, “membombardir” Pulau Gundul yang berada di sebelah utara Semarang, Selasa (22/01). Pulau tak berpenghuni itu menjadi sasaran tembak meriam-meriam kapal perang, yang sedang melakukan manuver lapangan gladi tempur laut diwilayah itu. Pulau Gundul merupakan daerah latihan TNI AL, berada di sekitar perairan Laut Jawa.

Dentuman meriam dari kapal perang secara bertubi-tubi, menghujam Pulau tak berpenghuni itu. Kompetisi artileri menggunakan senjata kapal perang, meriam kaliber 76 mm, dengan jarak tembak dari kapal menuju sasaran Pulau Gundul sejauh kurang lebih 5,1 Nautical mile.

Unsur kapal perang yang terlibat adalah, KRI Slamet Riyadi 352, KRI Oswald Siahaan 354, KRI Abdul Halim Perdana Kusuma 355, KRI Sultan Hasannudin 366, KRI Sultan Iskandar Muda 367, KRI Fans Kaisiepo 368, KRI Lambung Mangkurat 374, KRI Hasan Basri 382, KRI Mandau 621, KRI Badik 623, KRI Keris 624,KRI Hiu 804 dan KRI Layang 805 dengan melibatkan 1425 personel serta didukung oleh dua Pesawat Udara (Pesud) jenis Cassa serta helikopter BO-105.

Penembakan senjata artileri meriam kapal perang tersebut, merupakan tahapan puncak manuver lapangan Latihan Parsial I/2013. Gladi tempur laut ini dipimpin langsung oleh Komandan Satuan Kapal Eskorta (Satkor) Koarmatim Kolonel Laut (P) Bambang Supriyadi, serta dipantau tim penilai dari Komando Latihan (Kolat) Koarmatim.


Kompetisi artileri berlanggsung pada hari Selasa (22/01), selama kurang lebih setengah hari mulai pukul 08.00 WIB sampai dengan 13.00 WIB. Selanjutnya seluruh unsur KRI, melakukan persiapan kembali menuju pangkalan Surabaya. Dalam perjalanan Lintas Laut (Linla) tersebut, kapal-kapal perang itu tetap membentuk formasi tempur sambil melakukan latihan peperangan laut, siang dan malam hari.

Adapun kegiatan serial Latihan Parsial I/2013 ini, di antaranya adalah latihan melewati medan ranjau, penembakan malam dengan senjata anti serangan udara atau Anti Air Rapid Open Fire Exercise (Aarofex) menggunakan meriam kaliber 20 mm, menembak malam Night Gunery Exercise (GUNEX) menggunakan meriam Kaliber 76 mm.

Tujuan dilaksanakan latihan ini adalah untuk mempertahankan dan meningkatkan kemampuan unsur operasional Koarmatim, dan memberikan rasa kebanggaan serta semangat bersaing secara positif. Keberhasilan operasional Latihan Parsial I/2013 ini, sebagai salah satu tolak ukur kesiapan operasional prajurit dan persenjataan kapal perang yang berada di jajaran Koarmatim.

Sumber: Dispenarmatim

Satkopaska Koarmatim Latihan MIO di Selat Madura


25 Januari 2013, Surabaya: Satuan Komando Pasukan Katak (Satkopaska) Koarmatim, berhasil melumpuhkan sekelompok “teroris” yang membajak sebuah kapal di perairan Selat Madura, Jum’at (25/01). Letusan suara tembakan menggema diperairan tersebut, ketika tim Visit Boarding Search and Seizure (VBSS) Kopaska, yang didukung satu kapal selam KRI Cakra-401 dan kapal patroli cepat KRI Badau-841, mendekat ke kapal sasaran.

KRI Badau-841 dan sebuah kendaraan tempur atas air Combat Boat melakukan manuver dengan kecepatan tinggi untuk mengecoh dan memberikan perlindungan terhadap tim VBSS yang akan boarding ke atas kapal. Teroris menyambut kedatangan mereka dengan tembakan membabi buta. Perhatian musuh terpecah menuju ke kapal-kapal cepat itu, sehingga satu tim VBSS Kopaska bersenjatakan lengkap, dapat melakukan boarding ke atas kapal. Pasukan anti teror itu dipimpin oleh Kapten Laut (S) Bambang, beranggotakan enam orang prajurit Kopaska.


Berhasil naik ke atas kapal, tim VBSS melakukan pergerakan (Ship Movement), untuk menguasai objek vital di kapal. Terjadi kontak tembak antara tim Kopaska dengan sisa-sisa teroris yang menguasai anjungan. Berkat kesigapan prajurit Kopaska, kelompok teroris itu dapat dilumpuhkan.

Beberapa orang teroris tertembak mati dan mengalami luka-luka. Mereka yang selamat langsung ditangani (Personal Handling), kemudian dievakuasi ke darat. Tim anti teror di darat didukung satu unit Chetah, Commob dan motor trail mengevakuasi musuh yang berhasil ditawan oleh tim VBSS.


Operasi tempur laut tersebut, merupakan simulasi pembebasan kapal atau Maritime Interdiction Operation (MIO), yang diselenggarakan oleh jajaran Koarmatim, dengan melibatkan satu kapal selam KRI Cakra-401, satu kapal korvet kelas SIGMA KRI Sultan Hasanudin-366, satu kapal patroli cepat KRI Badau-841, satu tim VBSS dari Satkopaska Koarmatim dengan didukung kendaraan tempur laut Rigid Hul Inflatble Boat (RHIB) berupa Combat Boat dan Sea Rider.

Sumber: Dispenarmatim

Thursday 24 January 2013

Hercules Hibah dari Australia Siap Dikirim ke Indonesia

JAKARTA Hercules hibah asal Australia kini tengah dipersiapkan untuk dikirim ke Indonesia. Dalam foto yang dipublikasi australianaviation.com.au, terlihat sebuah C-130H Hercules dengan nomor seri A97-006 tengah menjalani uji terbang. Sebelumnya dipercaya Hercules ini sudah menjalani perawatan tingkat berat.


(foto: australianaviation.com.au)
Dalam foto-foto tersebut juga Hercules terlihat "compang-camping" alias belum dicat. Hal ini menandakan sedang dilakukannya pengerjaan refurbish oleh Qantas Defence. Pesawat ini diduga diterbangkan ke Townsville untuk menjalani pengecatan. Juru bicara kementrian pertahanan Australia juga membenarkan, pesawat dengan nomor seri A97-006 ini akan menjadi Hercules ex RAAF pertama yang nantinya akan dikirim ke Indonesia.



 (foto: australianaviation.com.au)
TNI-AU rencananya akan mendapat total 10 pesawat C-130H Hercules bekas Australia. 4 pesawat merupakan hibah, namun Indonesia harus membayar biaya refurbish sebesar 15 juta dollar per pesawat. Sementara 6 unit lainnya dibeli dengan harga total 150 Juta dollar.  Saat ini, TNI-AU mengoperasikan 2 Skadron Hercules, namun diduga kesiapannya minim.

Sumber : arc

Mengapa Kita “Mesra” dengan China?

Sudah menjadi pengetahuan publik jika pemerintah Indonesia tengah akrab dengan pemerintah China. Tidak hanya di sektor Ekonomi, bidang pertahanan pun terkena sentuhan mesra dua negara.
Jika sejak era Menperindah Marie Elka Pangestu, Indonesia diserbu produk-produk China, mulai dari barang retail hingga investasi skala besar di berbagai sektor, membuktikan adanya keeratan sang Naga dengan burung Garuda. Hingga kemudian Marie Elka Pangestu diganti oleh Gita Wiryawan, sosok pengusaha muda yang disebut-sebut sengaja diangkat sebagai Menperindag untuk menghentikan serbuan ekonomi Papa Mao di Indonesia. 

Tentu muncul praduga dan spekulasi siapa yang berpengaruh besar dalam pergantian Menperindag tersebut? Bukan maksud tulisan ini membahas hal tersebut, tetapi justru untuk mengupas motif dan sebab mengapa Garuda cukup akrab akhir-akhir ini dengan sang Naga, padahal negeri kita ini sejak dahulu dikenal erat (atau patuh) dengan setiap kehendak Paman Sam.

China : Sebuah Proyeksi Intelijen.
Dalam sebuah dokumen laporan dan proyeksi yang dirilis oleh National Intelligence Council (NIC) di Amerika Serikat memperkirakan akan terjadinya perubahan lanskap geopolitik pada tahun 2020 yang dipelopori oleh China dan India.

NIC mengkalkulasikan faktor-faktor munculnya kedua negara tersebut dalam percaturan geopolitik adalah sebagai berikut :
1. Populasi kedua negara yang diprediksi oleh US Census Bureau akan mencapai 1,4 milyar (China) dan hampir 1,3 milyar (India) jiwa. Berturut-turut, pada tahun 2020, —standar hidup tidak perlu mendekati tingkatan Barat untuk negara-negara ini untuk menjadi kuasa-kuasa ekonomi penting.
2. Cina, sekarang merupakan negara produsen terbesar ketiga barang-barang manufaktur, saham-saham korporasi China telah naik dari empat menjadi 12 persen dalam satu dekade terakhir. Dengan mudah China akan melampaui Jepang dalam beberapa tahun, tidak hanya dalam pangsa manufaktur tetapi juga dari ekspor dunia. Persaingan “harga” China terbukti mampu menahan kuat harga-harga manufaktur di seluruh dunia. India saat ini masih tertinggal dari China dalam langkah-langkah ekonomi, tetapi sebagian besar ekonom percaya negara itu juga akan mempertahankan tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi.
Pada saat yang sama, perubahan lain muncul yang cenderung membentuk lanskap geopolitik baru. Ini termasuk kemungkinan peningkatan ekonomi negara-lainnya seperti Brazil, Afrika Selatan, Indonesia, dan bahkan Rusia - yang dapat memperkuat peningkatan peran China dan India.
Proyeksi ekonomi NIC tersebut sejauh ini terbukti, tetapi ada satu kalimat yang menarik untuk dicermati :
“Economic setbacks and crises of confidence could slow China’s emergence as a full-scale great power….”

1358929267743152604
Pertumbuhan China (credit:NIC)


3. China akan terus memperkuat militernya melalui pengembangan dan kepemilikan persenjataan modern, termasuk pesawat tempur jenis terbaru, kapal selam, dan penambahan jumlah misil balistik. China akan melampaui Rusia dan negara lain sebagai negara dengan jumlah belanja pertahanan terbesar kedua setelah Amerika Serikat untuk dua decade yang akan datang dan sangat mungkin akan menjadi kekuatan militer utama di dunia.
Belanja Militer China (Credit: NIC)
13589294661621990246 
Perang Dingin Geopolitik Amerika-China
Amerika dan China diam-diam terlibat dalam perebutan pengaruh di berbagai belahan dunia. Dalam rangka memenuhi kebutuhan migas domestik, kedua negara bertarung sengit demi memuluskan rencananya.
.1. 1. Afrika.
Perang Dingin baru Washington-Beijing terjadi pula di Afrika, terutama wilayah tengah antara Sudan dan Chad. Perusahaan Minyak Nasional China-Beijing (CNPC), adalah investor asing terbesar di Sudan, dengan sekitar US$5 miliar dalam pembangunan ladang-ladang minyak. Sejak tahun 1999 Cina telah menginvestasikan setidaknya $15 miliar di Sudan. CNPC sendiri kini memiliki 50% keuntungan dari kilang minyak dekat Khartoum bekerjasama dengan pemerintah Sudan. Sayang, proyek migas China di Sudan Selatan kini terhenti setelah wilayah itu dilanda kerusuhan etnis yang kemudian melahirkan negara baru Sudan Selatan pada Juli 2011 lalu.

Cina pun melakukan kesepakatan dengan Nigeria dan Afrika Selatan. Perusahaan nasional minyak Cina (CNOC) akan mengangkat minyak di Nigeria, melalui konsorsium yang juga beranggotakan South Africa Petroleum Co., membukakan Cina akses ke sumber eskploitasi 175.000 barel per hari pada tahun 2008. 
1358928133155640374 
Blok eksplorasi minyak di Sudan Selatan (photo : USAID)
Konflik minyak di Sudan ini kemudian melahirkan negara baru Sudan Selatan yang disponsori Amerika dalam mempertahankan lumbung-lumbung minyaknya dari sentuhan China. Silahkan baca : Referendum di Papua: Belajarlah dari Sudan! 

2. Kaukasia.
China dan Amerika telah lama terlibat adu diplomasi minyak, keduanya telah memulai perang dingin gaya baru di Kaukasia dan Afrika. China National Petroleum Corp (CNPC) berhasil membangun jalur pipa minyak dari Kazakhstan ke barat laut China, proyek yang telah menggeser signifikansi geopolitik jalur pipa Baku-Tbilisi-Ceyhan (BTC) dukungan Washington.
Kedekatan kooperasi energi China-Kazakhstan-Rusia sangat merugikan Washington, proyek Caspian Pipeline Consortium (CPC) yang dibentuk konsorsium Chevron Tengizchevoil di Kazakhstan terhenti sejak medio dekade 1990-an. Keberhasilan CNPC membeli PetroKazakhstan senilai $4.18 milyar, kemenangan kembali Sultan Nazarbayev dalam pemilu 2006, semakin memperkuat geopolitik minyak China. Nazarbayev pun dikenal dekat dengan Vladimir Putin.
13589286711498021521Proyek pipa minyak China-Rusia di Kazakhstan (photo : oil.geopolitic.com)

3. 3. Asia Tenggara.

AS sendiri jelas ingin menanamkan pengaruhnya di kawasan Asia Tenggara. Kekalahannya dalam perebutan sumber-sumber SDA di Kaukasia dan Afrika, membuat AS tidak akan melepaskan Asia Tenggara ke tangan China.

Kini ASEAN tengah dimanfaatkan untuk melemahkan pengaruh China. Jika dulu AS hanya memiliki Thailand, Singapura, Malaysia, Indonesia dan Brunei dalam menjaga ‘stabilitas kawasan‘, kini Vietnam dan Kamboja berlawanan dengan China sejak klaim negeri Panda di Laut Cina Selatan (LCS). Bahkan sejak 2008, Washington tidak terlalu menekan rezim Myanmar, bahwa Washington akhirnya dapat menambah Myanmar sebagai ‘teman’ strategis.

AS cenderung menyikapi pengaruh China di ASEAN dengan melakukan militerisasi kawasan. Kehadiran ribuan marinir di Darwin, rencana penempatan militer kembali di Filipina, dan latihan militer bersama di LCS. Bahkan, Filipina telah menerima hibah beberapa kapal perang dari AS.
Tidak hanya AS, Inggris pun menghadiri pertemuan negara-negara anggota Five Power Defense Arrangement (FPDA) ke-13 di Singapura, bersama Australia, Malaysia, Singapura, dan Selandia Baru.

Lemahnya China dan tergiringnya ASEAN lebih lanjut akan membuat wilayah ini benar-benar tak berdaya mensikapi rencana AS selanjutnyan. Menurunnya kapasitas ASEAN ke tingkat organisasi stempel kebijakan-kebijakan AS, membuka ruang Australia dan Jepang untuk mendominasi wilayah secara politik dan militer.


13589288851655550370
Jalur pengiriman dan perdagangan laut di Selat Malaka
Gambar di atas, adalah rantai supply energi yang sangat penting bagi Cina (jalur biru dengan lis warna merah) lewat Selat Malaka sehingga menjadikan kawasan tersebut bernilai sangat strategis tidak saja bagi negara-negara di kawasan Asia Pasifik, namun juga seluruh dunia.
China jelas sangat berkepentingan dengan Selat Malaka dimana 30% minyak China diimpor melalui selat tersebut.
Indonesia-China : A Geopolitical Game.
Jika merujuk kepada dokumen NIC di atas, China dan Indonesia merupakan dua negara yang disebut-sebut sebagai “Rising States” di Asia selain India. Selain secara ekonomi, dari sudut pandang geopolitik, kedua negara memiliki kedudukan yang tidak dapat dipandang enteng.
Baik Amerika maupun China sama-sama faham betul, sebagai negara terbesar di ASEAN dan bersinggungan langsung dengan Selat Malaka dan Laut China Selatan (LCS) tentu menjadi faktor kunci dalam menjaga keseimbangan maupun stabilitas kawasan. Selain faktor historis yang mencatat kepeloporan Indonesia dalam panggung politik dunia, termasuk pembangkangannya baik terhadap Amerika (Era Soekarno) dan terhadap China (Era Soeharto).
Kedua negara akhir-akhir ini sangat aktif melakukan lobi-lobi terhadap Jakarta demi memuluskan kepentingan masing-masing. Dan seperti yang kita lihat, baik dengan China, maupun dengan Amerika, Indonesia sama akrabnya.
Secara kasat mata terlihat hal itu merupakan sikap yang tidak berpendirian, apalagi jika ditilik dari sudut pandang para idealis yang menginginkan Indonesia mengambil sikap hitam-putih khususnya terhadap Amerika seperti yang telah dilakukan Venezuela, Iran, dan Kuba.
Sebagai negara yang “dikepung” oleh kekuatan-kekuatan besar, maka sikap Jakarta merupakan hal yang paling realistis dan pragmatis untuk saat ini. Pragmatisme Jakarta bukannya tanpa visi jangka panjang atau idealism, terlebih saat ini pemerintah tengah mencanangkan kemandirian pertahanan nasional di bidang alutsista. 
Dengan proyeksi Minimum Essential Force (MEF), kita membutuhkan mitra atau patron dalam memuluskan proyeksi tersebut. Apalagi pemerintah pun membuat satu pondasi bahwa perkembangan pertahanan harus melibatkan industri pertahanan dalam negeri yang nanti akan memberikan dampak positif terhadap ekonomi nasional.
Permainan geopolitik yang dilakukan Jakarta bukannya tanpa resiko, tetapi resiko yang lebih utama dan patut dicermati secara tajam adalah pertarungan-pertarungan bawah air yang tetap titik finalnya mengganggu kemitraan strategis Indonesia dengan negara lain.
Dalam term Perang Asimetris, kewaspadaan harus diutamakan kepada ancaman nir-militer yang dapat maujud dalam berbagai bentuk. Karena gerakan-gerakan yang dilakukan secara sistematis di bawah tanah, jika tidak dapat diantisipasi akan menjadi ancaman yang fatal saat digiring ke permukaan.
Di China sendiri, negeri Panda tengah dirundung persoalan Xinjiang yang beberapa waktu lalu sempat rusuh. Ditengarai provinsi itu telah menjadi pertarungan intelijen antara Beijing dengan CIA yang memanfaatkan jaringan pembangkang di China. 
Masalah lain yang menggerogoti China sejak lama adalah Tibet. Provinsi tersebut menginginkan pemisahan diri dari China, tetapi hingga saat ini Beijing tetap enggan melepaskan Tibet.
Kasus instabilitas yang dicurigai merupakan imbas permainan geopolitik antara China-Amerika adalah kasus kerusuhan Sunni-Syi’ah di Sampang Madura. Isu sectarian dimunculkan untuk memancing rantai reaksi emosional dari dua kubu, padahal dibalik itu banyak indikasi permainan besar terutama dalam rangka “menggoyang” investasi migas China di pulau garam itu.
Analisis saya tentang kasus Sampang tersebut dapat dibaca di : Kasus Sampang: Distorsi Isu Atau Agenda Asing? 
Kita harus mutlak waspada ketika berusaha mendekatkan diri dengan negara-negara selain Paman Sam, sebagai penganut ideologi Pax Americana, Paman Sam sangat berhaluan unipolar dalam seluruh kebijakannya dan tidak segan-segan menekan negara lain agar mau memenuhi keinginan Paman Sam.
Salah satu aspek krusial dalam peperangan asimetris adalah perang elektronika (pernika) atau Cyber Warfare yang diprediksi akan menjadi salah satu ujung tombak dalam meruntuhkan musuh selain operasi-operasi psiko-sosial (kerusuhan, krisi ekonomi) yang telah saya sebutkan contohnya di atas.
Prediksi NIC sendiri mengatakan :
Selama 15 tahun ke depan, tumbuh berbagai aktor, termasuk teroris, dapat memperoleh dan mengembangkan kemampuan untuk melakukan serangan, baik fisik dan cyber terhadap node infrastruktur informasi dunia, termasuk Internet, jaringan telekomunikasi, dan sistem komputer yang mengendalikan proses industri penting seperti jaringan listrik, kilang, dan mekanisme pengendalian banjir. Teroris telah menentukan infrastruktur informasi AS sebagai target dan saat ini mampu melakukan serangan fisik yang dapat menyebabkan - setidaknya secara singkat - gangguan isolasi. Kemampuan untuk menanggapi serangan tersebut akan membutuhkan teknologi penting untuk menutup kesenjangan antara penyerang dan pelindung. Sebuah medan tempur virtual kunci di masa depan akan berupa informasi pada sistem komputer itu sendiri, yang jauh lebih berharga dan rentan daripada sistem fisik.
Amerika dan China pun telah terlibat peperangan elektronika, salah satunya melibatkan situs paling terkenal abad ini, Wikileaks. Menurut pejabat China dan Thailand, Wikileaks adalah bagian dari perang digital Amerika Serikat dan operasi spionase computer, termasuk Mossad di dalamnya. “Wikileaks tengah menjalankan kampanye disinformasi, seolah-olah menangisi penyiksaan yang dilakukan agensi intelijen Amerika. Kegiatan Wikileaks di Islandia sendiri pun sangat mencurigakan.”1
Kecurigaan bahwa Wikileaks adalah bagian cari COINTELPRO (Counter Intelligence Program) digital, diperkuat dengan pernyataan John Young. Pada bulan Januari 2007, salah satu pendiri awal Wikileaks yang kini memiliki situs cryptome.org dan banyak mempublikasikan dokumen-dokumen sensitif tersebut, keluar dari Wikileaks. Young menuduh bahwa Wikileaks adalah garis depan CIA, sembari memperlihatkan 150 email internal aktivis Wikileaks ke situs Cryptome.

Dalam sebuah wawancara dengan John Young, CNET melaporkan bahwa Young menarik diri ketika para pendiri Wikileaks lainnya mulai membicarakan kebutuhan dana sebesar $5 juta dan mengeluh bawah putaran pertama publikasi Wikileaks telah mempengaruhi negosiasi Wikileaks dengan Open Society Institute maupun lembaga donor lainnya.2

Masih menurut Young, aktivis Wikileaks di China dicurigai memiliki koneksi dengan dinas Intelijen Israel. Wikileaks secara intim bergerak bersama CIA dalam operasi senilai $20 juta untuk meretas jaringan komputer China, aksi itu dilakukan bersama aktivis pelarian China yang berada di Amerika Serikat. Rute peretas China tersebut biasanya diawali oleh dijebolnya jaringan komputer China, kemudian membidik sistem komputer militer maupun pemerintah Amerika Serikat. Setelah aksi dilakukan, Gedung Putih melalui media yang pro pemerintah akan mengeluarkan pernyataan resmi bahwa jaringan komputer mereka telah menjadi sasaran serangan digital China. Ancaman yang dibuat-buat itu berhasil menggelembungkan anggaran pertahanan digital Pentagon, CIA, FBI, dan lembaga lainnya, serta memainkan perasaan takut rakyat Amerika maupun pelaku bisnis yang sangat bergantung pada teknologi informasi.

Kecurigaan tersebut sejauh ini terbukti, pemerintah China membantah keras keterlibatan pemerintah negeri itu dalam serangan meretas layanan surat elektronik milik Google, Gmail. Pernyataan ini keluar sehari setelah Google menyatakan pembobolan kemungkinan dilakukan peretas dari Jinan, China.

Seperti dilansir laman International Business Times, Kamis 2 Juni 2011, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Hong Lei, megatakan, pihaknya tidak dapat menerima jika semua kesalahan hanya dialamatkan kepada pemerintahan China. “China sendiri telah menjadi korban serangan peretas ini, dan pemerintah telah memberikan perhatian besar pada keamanan dunia maya,” ujarnya. “Pernyataan yang menyebutkan bahwa pemerintah China mendukung serangan pembajakan, memiliki motif tersembunyi.”3
Menyadari pentingnya PERNIKA dalam term peperangan modern, terutama mengantisipasi peperangan asimetris, pemerintah pun merangkul China dalam kerjasama sistem pertahanan elektronika.4
Sebelumnya, kedua negara telah bekerjasama dalam produksi rudal C705, latihan militer bersama, dan pertukaran perwira.
Ini menarik, kembali muncul pertanyaan dalam benak saya, “Mengapa dengan China?” Mengapa tidak dengan Amerika atau negara lainnya ?
Sekali lagi, ini pertimbangan geopolitik. Jika merujuk kepada proyeksi NIC di atas, akan sangat dimengerti dan bahkan bisa dikatakan sebuah kewajiban politik untuk melakukan kerjasama dengan Negeri Panda. Tinggal pertanyaannya adalah “Siapa memanfaatkan Siapa?
Hipotesa saya bahwa kerjasama dengan China merupakan kewajiban politik sejauh ini beralasan terutama jika kita tahu ambisi China menguasai 80% komunikasi dunia.
Bagaimana cara china menguasai 80persen komunikasi dunia? China telah menemukan semacam “backdoor” untuk mengakses 80 persen dari komunikasi duniaTujuannya untuk mendapatkan informasi yang dikirimkan melalui internet dan database infrastruktur sensitive melalui perusahaan Huawei Technologies Co Ltd dan ZTE Corporation yang adalah perusahaan pemerintah dan Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) china.
Huawei didirikan thn 1987 oleh seorang ex-military officer Ren Zhengfei, jadi tidak menutup kemungkinan, wong pendirinya aja ex intel kok.
China dapat menggunakan “backdoor” ini untuk mendapatkan akses ke informasi di seluruh dunia melalui jaringan komersial yang telah diinstal. Itulah sebabnya vendor huawei sempat di ban oleh Australia, India,US, dan Inggris.
Tetapi China tidak kalah cerdik, mereka menurunkan harga hampir separuh untuk menjual peralatan mereka yang tentu saja menarik minat para operator telekomunikasi.
Kedua perusahaan tersebut memberikan China remote akses “backdoor” elektronik melalui peralatan yang telah mereka instal dalam jaringan telekomunikasi di lebih 140 negara. Itulah hebatnya China.
Saat ini, perusahaan telekomunikasi China menempati peringkat ke-45 dari seluruh operator telekomunikasi terbesar di dunia.Dengan strategi harga murah, keuntungan bisnis diperoleh,keuntungan intelijen-militer juga dapat diraup melalui data-data intelijen yang didapat dari backdoor tadi.
Kini China telah berusaha untuk memperoleh dan mengakses 20 persen sisanya.
Individu dan perusahaan yang berkomunikasi melalui jaringan mereka yaitu virtual private network/VPN sangat rentan terhadap hal ini. Saat ini telah banyak jaringan-jaringan yang “bocor” ke kolektor data China, terutama jaringan perusahaan yang berbasis di negara seperti Meksiko.
Pejabat Pemerintah AS menyadari ancaman ini. Komite Intelijen AS telah ditugaskan untuk menyelidiki dua perusahaan China tersebut. Departemen Perdagangan AS telah melarang Huawei untuk membangun jaringan nirkabel nasional.Ini juga mengingatkan kita kepada kasus temuan 1.800 perangkat elektronik China di dalam peralatan penting militer AS seperti sistem pertahanan rudal dan sensor intelijen. Isu ini cukup menghangat dan mengagetkan publi Amerika saat itu. Kecemasan itu pun dirasakan oleh Chairman televisi CBS, Mike Rogers, yang mengatakan :
If I were an American company today and you are looking at Huawei, I would find another vendor if you care about your intellectual property.. if you care about your consumers’ privacy and you care about the national security of the US.
 
Bagaimana dengan di indonesia? Huawei hampir menguasai 80 persen telekomunikasi di Indonesia. Jadi, kerjasama pertahanan elektronika ini memang bukan tanpa resiko yang dapat membahayakan keamanan Nasional, tetapi jika melihat peta rejional hari ini, menurut saya kerjasama dengan China sudah sangat tepat.
Bahkan, saya yakin hipotesa ini tidak berlebihan, “Kerjasama pertahanan elektronika ini dapat dikembangkan (dengan diam-diam tentunya) menjadi suatu fakta pertahanan elektronika. Sehingga kedua negara dapat saling membantu apabila terjadi serangan elektronik dari negara lain.”
Demikian, semoga bermanfaat.
 
Sumber :kompassiana

Fakta : F-35 bisa Meledak Jika Tersambar Petir


F-35 JSF
ARTILERI Produksi pesawat tempur F-35 Joint Strike Fighter (JSF) yang diklaim sebagai pesawat tempur tercanggih sekaligus termahal di dunia, telah "tergelincir" setelah seorang insinyur menemukan bahwa tangki bahan bakar F-35 bisa meledak jika disambar petir. Pengungkapan fakta tersebut menjadi pukulan telak bagi F-35, dikenal juga sebagai Lightning II (Petir II), yang sejatinya akan melengkapi Angkatan Udara dan Angkatan Laut Inggris (RAF & Royal Navy) pada 2018.
Temuan ini diungkapkan dalam sebuah dokumen Pentagon yang mengatakan bahwa kesalahan pada tangki bahan bakar F-35 berpotensi menyebabkan bencana ledakan jika pesawat itu disambar petir dalam sebuah badai petir. Kantor Evaluasi dan Uji Operasional Pentagon menyatakan bahwa semua uji coba terbang di jarak 25 kilometer dari badai tidak diizinkan sampai pendesainan ulang perangkat pada tangki bahan bakar yang mempertahankan tingkat oksigen.
Kekhawatiran dari meledaknya tangki bahan bakar hanya satu dari serangkaian masalah yang menimpa program F-35. Kesalahan desain dari tangki bahan bakar juga membuat F-35 tidak mampu turun dengan cepat ke altitude (ketinggian) yang rendah. Upaya untuk meningkatkan efisiensi bahan bakar dengan mengurangi bobot F-35 juga membuat pesawat ini lebih rentan terhadap serangan musuh.
Pentagon menyatakan kesalahan/kegagalan ini tidak dapat diterima. Pemeriksaan oleh Angkatan Udara Amerika (USAF) dan Lockheed Martin (Produsen F-35), juga menemukan beberapa celah saat uji coba pesawat, antara lain di bagian sayap kanan, mesin kanan varian F-35A, dan pada bagian lain dari Varian F-35B.
"Akan ada rencana mitigasi untuk semua penemuan kesalahan desain ini dan mungkin termasuk upaya mendesain ulang beberapa bagian dan tambahan bobot," tambah laporan itu. Inggris membeli F-35B versi takeoff dan landing jarak pendek sebagai ganti Harrier*. Pesawat itu (F-35) sejatinya akan digunakan Inggris untuk pertahanan udara, serangan darat dan misi pengintaian.
Internal Weapon Bay F-35
Internal Weapon Bay F-35
F-35 memiliki kecepatan maksimal 1.300 mil/jam dengan jangkauan 1.450 mil, sedangkan kecepatan Harrier adalah 700 mil/jam dan memiliki jangkauan 350 mil. Pesawat tua ini (Harrier) juga tidak memiliki transparansi radar atau kemampuan siluman, sedangkan F-35 memiliki keduanya. Versi F-35 yang dipesan oleh Inggris adalah yang terberat, berkemampuan paling baik dan paling mahal dari tiga versi F-35, karena menggunakan sistem propulsi berkemampuan "jump jet" yang membuatnya takeoff dan landing di kapal induk baru Angkatan Laut Inggris.
F-35 juga didesain tidak terdeteksi oleh radar. Tidak memiliki angle kanan, yang bisa memantulkan gelombang radar, dan lapisan fiber khusus yang membuatnya sulit untuk dideteksi radar musuh. Emisi panas rendah dan persenjataannya dibawa di internal weapon bay (bukan dipasang pada sayap dan di bawah badan pesawat) yang akan lebih meningkatkan kemampuan stealth-nya. Pesawat ini mampu membawa berbagai jenis senjata termasuk roket udara-ke-udara dan satellite guided bombs (bom pandu satelit).
Helm pilot F-35
Helm pilot F-35
Pilot dilengkapi dengan helm yang membuat mereka mampu melihat dalam sudut pandang 360 derajat, dan menampilkan semua data yang mereka butuhkan dalam helm. Kokpit juga dilengkapi dengan panel instrumen digital all-glass dan sistem pengenalan suara. Setiap F-35 memiliki lebih dari 24 juta baris kode perangkat lunak. Dalam teorinya, F-35 mampu terbang ke wilayah udara musuh, menyerang target dan kembali dengan selamat ke wilayah yang aman tanpa pernah terdeteksi.
Namun F-35 juga semakin mantap dengan kritikan sejak bergulirnya program pada tahun 1990-an, terutama di Amerika Serikat, di mana program ini telah mendapatkan ketenaran diinginkannya, yaitu sebagai proyek yang paling mahal yang pernah dilakukan oleh Pentagon. Dari perkiraan, total biaya untuk membeli, mengoperasikan dan memelihara pesawat-pesawat F-35 selama 30 tahun adalah £ 625 miliar atau $ 1 triliun. Winslow Wheeler, di Pusat Informasi Pertahanan AS menggambarkan program F-35 sebagai "gigantic performance disappointment."
Wheeler menambahkan : "Masalah ini sangat kritis, diibaratkan Anda mengeluarkan banyak uang dengan harapan akan mendapatkan Lamborghini atau Ferrari, namun kenyataannya berbeda, Anda hanya mendapatkan Yugo (mobil murah yang diproduksi secara massal di bekas negara Yugoslavia). "Meskipun pilot Inggris telah ikut dalam uji terbang F-35, mereka belum akan menerbangkan F-35 dari pangkalan udara di Inggris atau dari dua kapal induk baru mereka sampai tahun 2018."
AS menghabiskan sekitar £ 254 miliar ($402 miliar) untuk membeli 2.500 F-35 untuk Angkatan Laut, Angkatan Udara dan Korps Marinir. Pemerintah Inggris sebelumnya mengatakan akan membeli 138 pesawat, namun Menteri Pertahanan Philip Hammond sejauh ini hanya berkomitmen untuk membeli 48 F-35.
Masalah tangki bahan bakar ini merupakan pukulan telak kedua pada program F-35 dalam beberapa pekan terakhir. Seperti kita ketahui, Kanada bulan lalu membatalkan kesepakatan untuk membeli 65 unit F-35 karena harga satuan, perawatan dan biaya operasionalnya yang terlalu mahal. -Admin pernah mau posting soal Kanada ini, tapi enggak sengaja draftnya ke-delete, mana nggak ada ban serep pula :) -
F-35B STOVL
F-35B STOVL
Kanada bukan satu-satunya negara yang enggan melangkah untuk akuisisi F-35. Italia juga mengurangi pembelian F-35 menjadi 90 unit, tidak yang awalnya 131 unit, sementara AS juga telah menunda beberapa pembelian dan kemungkinan akan memangkas program yang diberikan mengingat situasi fiskal yang sulit dan pemotongan anggaran pertahanan. Audit program dengan KPMG** mengungkapkan pesawat biaya operasional bisa mencapai £ 28,4 miliar ($ 45 miliar) selama 42 tahun kedepan. Keputusan akhir mengenai berapa jumlah F-35 yang akan dibeli Inggris akan tergantung pada peran masa depan dua kapal induk baru Angkatan Laut Inggris dan tergantung dari apakah harga unit dari F-35 akan turun, stabil atau bahkan meningkat.
Masa depan pesawat ini juga kunci untuk industri pertahanan Inggris dan akan membantu mempertahankan lebih dari 20.000 pekerjaan. Meskipun pesawat ini sedang diproduksi oleh Lockheed Martin, Inggris merupakan mitra utama dalam program ini dengan kedua industri pertahanannya yaitu BAE Systems dan Rolls-Royce yang memainkan peran kunci dalam produksi dan desain F-35.
Seorang juru bicara Lockheed Martin mengatakan "F-35 adalah pesawat siluman dan pernyataan yang mengatakan F-35 lebih rentan daripada pesawat generasi ke-4 saat ini, kami tidak menganggap ini masalah besar, kami terus bekerja dan telah menunjukkan kinerja yang sangat baik." (FS/WT)
 
 *Harrier merupakan pesawat tempur "Jump Jet," yang berkemampuan takeoff dan landing jarak pendek (V/STOL). Varian pertama diperkenalkan tahun 1969, dibuat oleh Hawker Siddeley, British Aerospace, McDonnell Douglas, Boeing dan BAE Systems. Dibuat dalam berbagai varian pada tahun-tahun berikutnya hingga produksi Harrier yang terakhir pada 2003. (Wiki)
 
 
**KPMG adalah salah satu perusahaan jasa profesional terbesar di dunia. KPMG mempekerjakan 104.000 orang dalam partnership global menyebar di 144 negara. KPMG memiliki tiga jalur layanan: audit, pajak, dan penasehat. Kantor pusatnya di Amsterdam, Belanda dan didirikan pada tahun 1987.

Tidak ada akronim dari KPMG, huruf-hurufnya mengacu pada nama-nama firma yang bergabung dan nama orang. Di Indonesia, KPMG memiliki partner lokal yaitu KAP Siddharta & Widjaja yang dipimpin oleh Tohana Widjaja. KPMG Indonesia berkantor di Wisma GKBI lantai 32-35. (Wiki)
 
Sumber :  artileri