Pages

Saturday 23 February 2013

Dua Sukhoi Tiba di Maros Diangkut Pesawat Antonov


MAKASSAR :Dua pesawat tempur Sukhoi tipe SU-30 MK 2 tiba di Pangkalan Udara (Lanud) Sultan Hasanuddin TNI Angkatan Udara, Jumat (22/2/13) malam ini.

Dua dari enam pesawat pesanan pemerintah Republik Indonesia buatan Rusia ini, mendarat mulus yang diangkut dengan pesawat Antonov AN-124-100 Flight Number VDA 613 yang dibawa pilot Gorbunov Vladimir beserta 17 kru pesawat.

Pesawat angkut AN-124-100 tersebut berangkat dari Bandara Dzemgi, Rusia, Rabu (20/2/13) pukul 00.30 UTC. Dengan rute penerbangan bandara Dzemgi Rusia lalu ke Bandara Ninoy Aq Manila hingga tiba ke Lanud Sultan Hasanuddin Makassar, Mandai, Kabupaten Maros.

Kepala Penerangan Lanud TNI AU Sultan Hasanuddin, Mayor Mulyadi, mengatakan, kedatangan dua pesawat tempur Sukhoi SU-30 MK 2 ini menambah kekuatan Skadron Udara 11 Wing 5 Lanud Sultan Hasanuddin sebagai home base pesawat tempur SU-27 SKM dan SU-30 MK 2 buatan KNAPO (Komsomolsk-na Amure Aircraft Production Association) Rusia.

Sebelumnya, sudah ada 10 unit pesawat tempur Sukhoi SU-27 SKM dan SU-30 MK 2 yang datang secara bertahap pada tahun 2003 lalu di Lanud Iswahyudi, Madiun. Selanjutnya di Lanud Sultan Hasanuddin pada 2009 dan 2010.

Jika enam pesawat pesanan tahun 2013 ini datang semuanya, maka TNI AU memiliki total 16 Sukhoi.



Sumber : Tribun

Update Apache atau Battlehawk (by Satrio)

 
AH 64D Apache Longbow
AH 64D Apache Longbow
Apakah Helikopter AH 64 Apache Longbow yang akan dibeli Indonesia dialihkan menjadi Sikorsky S-70 Battlehawk atau dibeli keduanya atau bahkan lebih dari itu ?.
Check it out:
Satrio says: (February 21, 2013 at 12:17 am )
Dana pembelian Apache 1,2 miliar Dolar AS, ternyata menurut tetangga sebelah isinya adalah: 8 Apache Longbow (320 juta dollar) + 20 heli Battlehawak (400 juta dollar) + 11 heli  ASW  AKS Kaman supersprite (282 jta dollar) sisanya untuk simulator + pelatihan + rudal + sparepart.  So bila benar jangan kaget kalau nilainya segitu.
Wie ariwibowo says:
Wah info baru nih.. Itu sudah valid apa masih kira-kira gan ?.
  • Nisus says:
    Yang saya tahu itu  USD 1,4 miliar dengan daftar permintaan Pemerintah Indonesia antara lain:
    8 AH-64D APACHE Block III LONGBOW Attack Helicopters
    19 T-700-GE-701D Engines (16 installed and 3 spares),
    9 Modernized Target Acquisition and Designation Sight/Modernized Pilot Night Vision Sensors,
    4 AN/APG-78 Fire Control Radars (FCR) with Radar Electronics Units (Longbow Component),
    4 AN/APR-48A Radar Frequency Interferometers,
    10 AAR-57(V) 3/5 Common Missile Warning Systems (CMWS) with 5th Sensor and Improved Countermeasure Dispenser,
    10 AN/AVR-2B Laser Detecting Sets,
    10 AN/APR-39A(V)4 Radar Signal Detecting Sets,
    24 Integrated Helmet and Display Sight Systems (IHDSS-21),
    32 M299A1 HELLFIRE Missile Launchers, and
    140 HELLFIRE AGM-114R3 Missiles.
    Dalam paket pembelian tersebut juga termasuk perangkat IFF (Identification Friend of Foe), Senjata dan Amunisi 30mm, perangkat komunikasi, tool dan test equipment, perangkat latihan, simulator, generator, transportasi, kendaraan pendukung, suku cadang, pelatihan personal dan perangkat pelatihannya.
    Untuk 11 heli asw aks kaman supersprite, biayanya terpisah… untuk blackhawk, saya sempat baca, kalau Apache tidak jadi (karena kemahalan), alternatifnya blackhawk.
  • Satrio says:Itu release resminya bung..semua orang juga thau..yang gak resminya seperti yang saya sampaikan logikanya dgn nilai 1,4 milyar dolar India dpt paket lengkap sebanyak 24 Apache, dan Hellfire-nya lebih banyak. Danu says:
    Setiap jenis alutsista AS yang akan dijual ke luar negeri harus menempuh prosedur baku pengajuan ke Kongres, sepertinya tidak mungkin DCSA bilang ada permintaan pembelian A tapi dapatnya A + B + C.
    Itu usulan yang diajukan DCSA ke Kongres AS sekitar September 2012, tepatnya US$ 1,42 billion untuk 8 unit AH-64D.
    Dalam waktu yang berdekatan DCSA juga mengajukan permintaan pembelian Korsel untuk 36 unit sama seharga US$ 3,6 billion.
    Jadi harga per unit untuk RI memang amat sangat mahal. Lucunya radar AN/APG-78 dan interferometer AN/APR-48A yang dibeli hanya 4 unit (4 sisanya entah akan pakai apa -mungkin kasus Sigma akan terulang).
    Dalam paket Korsel juga termasuk rudal Hellfire, Stinger dan roket Hydra masing2 ratusan, RI hanya beli Hellfire.
  • Parnas says:
    Hehe.. masih ingat skenario Leopard 2 yang gagal dibeli ?. Diumumkan Indonesia sudah pasti akan gagal mendapat leopard, padahal jauh sebelum isu akan beli dari belanda Kemhan dan TNI AD sudah mencoba alias tes drive Leopard Revo milik Jerman dan sudah lebih dulu, akibatnya semua orang fokus pengadaan Leo Bekas dari Belanda. tiba2 sekarng kontrak dari jerman sidah ditandatangani.
    Masih ingat pak  Kasad bilang TNI-AD sudah pasti akan membeli MBT Leopard tapi beberapa bulan berikutnya dia mohon maaf dan mengkoreksi bahwa rencana membeli Leopard masih dalam tahap negosiasi dengan Belanda.
  • Parnas says:
    Tiba-tiba terdengar kabar kontrak pengadaan leopard adalah leopard 2 RI+Leo 2A4 dan yang “mengharukan” ikut paket Marder :) , nah bagaimana dengan paket Apache? mungkin yang dibilang mas satrio ada benarnya: Apache+Battle hawk+Sea Spirit+persenjaataannya yang lengkap.
  • Satrio says:
    Untuk pengadaan Apache: Ijin dari Kongres  AS adalah Indonesia boleh membeli 8 unit Apache Longbow. Sementara paket yang ditawarkan ke Indonesia adalah ketiga jenis helikopter tersebut (Apache+Battlehawk+Sea Spirit).  Dalam paket tersebut Amerika Serikat mendaptkan keuntungan banyak karena surplus Batlehawk dan Helikopter Aks Seasprite, karena tidak ada yang mau beli (sistim dagang tetep dipakai).
    Ingat pernyataan Menlu AS Hilary Clinton yang  menyampaikan persetujuan dari Kongres AS untuk pembelian Apache, juga MENGHARAPKAN Indonesia mau menerima hibah frigate kelas OHP. Kita tidak mau ambil frigate itu…sedangkan petinggi kita lagi galau karena ongkos perawatannya Seasprite mahal banget bisa sampai Rp 7 milar/bulan dan pernyataan mau mengganti Apache ke Blackhawk itu karena kita lagi proses menawar harga.. juga ingin Seasprite tidak termasuk dalam paket pembelian.
    Untuk leopard, awalnya  kita memang mau beli dari Belanda tapi kita jajaki juga Jerman untuk cadangan. Setelah penolakan kongres Belanda kita membatalkan pembelian dari Belanda dan beralih ke Jerman melalui Rheimental. Lha setelah batal beli dari Belanda kita beli ke Jerman.. Belandanya  menangis minta juga dibeli.
    Jalan tengahnya pembelian dari Belanda melalui Rheimental aman, juga rencana Indonesia membeli leopard milik Spanyol juga melewati Rheimental.
    Pernyataan terakhir Kemenhan bahwa pembelian tank Leopard akan ditingkatkan sampai 400 unit (release resmi). Lha kan terbaca… Dari mana aja yg 400 unit itu.. ?.
  • Satrio says:
    Semua itu untuk mencegah arms race region yang tidak perlu. Tapi kita lagi butuh untuk penguatan 3 matra demi mewujudkan Indonesia sebagai PENYEIMBANG KAWASAN juga mengejar target MEF yang diajukan sampai 2009.
    Dan juga kejar tayang masa bakti karena  setelah 2014 kita tadak tahu siapa yang berkuasa dan bagaimana kelanjutan pengadaan alutsista. Jadi di dalam masa bakti 2014 kita setidaknya dapat 50 persen MEF dan TNI sudah mendapatkan banyak.
  • Mister says:
    Itu Apachenya tanpa mesin sama radar tidak  Gan? Kok pake beli mesin + radar lagi dalam paketnya? Tolong pencerahannya. Makasih.
  • Satrio says:
    Ya adalah
    Nyebutnya aja diperinci gitu biar kelihatannya banyak:D
  • Danu says:
    Rangka / airframe Apache bisa dipasang tipe mesin / radar yang lain-lain.  Jadi list itu merupakan spec dari komponen-komponen tipe mana yang dibeli sebagai kelengkapan dari helikopter tersebut.
    S-70 Battlehawk
    S-70 Battlehawk
    Kaman SH-2G Super Seasprite
    Kaman SH-2G Super Seasprite

    Sumber : Jakartagreater

TNI AL Bakal Miliki 11 Helikopter Antikapal Selam

Sidoarjo - Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL) bakal memiliki 11 helikopter antikapal selam yang rencananya akan direalisasikan paling lambat Oktober 2014.

Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Marsetio di Sidoarjo, Jumat mengatakan saat ini sedang dalam proses lelang dan diharapkan pada peringatan hari TNI, 5 Oktober 2014 sudah bisa beroperasi.

"Kami harapkan 11 helikopter antikapal selam tersebut sudah bisa menjadi kebanggaan pada saat peringatan hari jadi TNI tahun 2014," katanya.

Ia mengemukakan, terkait dengan pengadaan helikopter tersebut saat ini sudah ada tiga perusahaan penyedia dan prosesnya sudah di Kementrian Pertahanan.

"Tiga perusahaan penyedia helikopter tersebut di antaranya berasal dari negara Amerika, Inggris dan Perancis," katanya.

Ia mengatakan, jika memang salah satu dari tiga penyedia barang tersebut mampu memenuhi spesifikasi yang ditentukan akan menang karena semua ini masuk dalam lelang terbuka.

"Dengan adanya pengadaan sebelas helikopter tersebut nantinya akan mengaktifkan kembali skuadron 100 yang dulu dimiliki oleh angkatan laut," katanya.

Hal ini, kata dia, akan mengingat kembali masa kejayaan tahun 1965 di mana saat itu, TNI AL memiliki skuadron 100 dengan didukung kendaraan helikopter antikapal selam.

Ia menambahkan, dengan adanya helikopter tersebut diharapkan akan mampu menjaga kedaluatan dan juga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.(*)
 
Sumber : Antara

Menlu Belanda Sempat Larang Penjualan Tank ke RI

Foto : Menlu Belanda & Menlu RI (Wahyu/Okezone)
Foto : Menlu Belanda & Menlu RI (Wahyu/Okezone)
JAKARTA - Menteri Luar Negeri Belanda Frans Timmermans ternyata sempat melarang penjualan tank ke Indonesia. Sikapnya itu dikeluarkan sebelum diangkat menjadi Menlu Belanda pada November lalu.

Seperti diketahui sebelumnya, Pemerintah RI sempat berminat untuk membeli armada Tank Leopard yang dimiliki militer Belanda. Namun rencana pembelian itu ditolak oleh beberapa kalangan di Belanda yang khawatir tank tersebut digunakan untuk aksi pelanggaran HAM.

Menlu Marty Natalegawa sendiri menyatakan bahwa pemerintah RI kini sudah melupakan masalah tersebut. Dan saat ini, Indonesia berfokus untuk meningkatkan hubungan antara kedua negara.

"Jangan sampai kita tersandung oleh masalah di masa lalu, lebih baik kita memikirkan hubungan kedua negara di masa depan," ujar Marty dalam konferensi pers di Kantor Kementerian Luar Negeri, Jakarta, Kamis (21/2/2013).

"Saat ini masih banyak orang di Belanda yang mengetahui informasi salah tentang Indonesia. Tugas kita untuk memberi tahu mereka tentang keadaan di Indonesia yang sebenarnya," lanjut Marty.

Timmerman sendiri datang ke Indonesia untuk membahas kerja sama antara kedua negara di berbagai bidang seperti pembangunan, pertanian, pendidikan, infrastruktur dan pengelolaan air.(AUL)
 
Sumber :  OKzone 

Panglima TNI: Jika Diperlukan, Operasi Militer Dilakukan di Papua


Situs Resmi Mabes TNI / Mabes TNI



Delapan jenazah prajurit TNI yang tewas ditembak kelompok bersenjata di Kabupaten Puncak Jaya, Papua, hari ini, tidak bisa dievakuasi segera karena terhalang cuaca buruk. Maka itu, TNI akan melanjutkan evakuasi esok hari dengan menggunakan Helikopter Puma dan MI-17.

“Tadi sore helikopter sudah sampai ke Puncak Jaya namun mengingat cuaca tidak bisa ditembus, sehingga belum bisa kembali ke Timiki atau Jayapura,” kata Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono saat mendampingi kunjungan kerja Presiden SBY ke Pemalang, Jawa Tengah, Kamis (21/2).

Agus mengecam aksi penembakan yang dilakukan kelompok bersenjata tersebut. Menurutnya, aksi tersebut sudah di luar batas kepatutan. “Oleh karena itu harus kita kejar untuk dilakukan penegakan hukum maupun operasi militer jika diperlukan,” kata Agus.

Dia menjelaskan, peristiwa penembakan terjadi di dua lokasi berbeda. Yakni, di dekat pos TNI di Distrik Tingginambut pukul 09.00 waktu setempat dan menyebabkan satu prajurit TNI bernama Pratu Wahyu tewas.

Kemudian, lokasi penembakan kedua terjadi di Distrik Sinai pukul 10.30 waktu setempat, saat sepuluh anggota Koramil sedang menuju Bandara Mulia untuk mengambil alat komunikasi radio dari Nabire. Penyerangan tersebut mengakibatkan tujuh prajurit tewas, sementara tiga prajurit berhasil meloloskan diri.

Adapun tujuh prajurit yang tewas adalah Sertu Udin, Sertu Frans, Sertu Romadhon, Pratu Mustofa, Sertu Edy, Praka Jojon, dan Praka Wempi.

Sumber : Jurnas

Thursday 21 February 2013

Pesawat Penumpang Boeing 737 Dibajak

SETELAH mendapat informasi dari SOC Kosekhanudnas II bahwa ada pesawat penumpang dengan kode transponder 7700 yang berangkat dari Surabaya menuju Ambon telah dibajak dan dipaksa turun di Makassar, yang meminta tebusan uang sebesar $ 1000.000.000. dengan ancaman akan menghancurkan pesawat apabila tidak terpenuhi, setelah mendengar informasi, Tim anti bajak udara Batalyon 466 Paskhas, Satpomau serta Intelpamm Lanud Sultan Hasanuddin, bergerak cepat berhasil membebaskan sandera dari ancaman pembajak di Apron Galaktika Lanud Sultan Hasanuddin.

Demikian salah satu skenario pelaksanaan latihan Sriti Gesit 2013 Lanud Sultan Hasanuddin Kamis (21/2) ditutup oleh Komandan Lanud Sultan Hasanuddin Marsekal Pertama TNI Barhim, selaku Pemimpin Umum Latihan, dalam upacara militer di Hanggar Skadron Udara 11 Wing 5 Lanud Sultan Hasanuddin diikuti oleh seluruh anggota Lanud Sultan Hasanuddin dan Batalyon 466 Paskhas, baik militer maupun Pegawai Negeri Sipil.
Selain melaksanakan latihan tim anti bajak udara, dalam latihan Sriti Gesit 2013 juga melaksanakan pengintaian di South Are (Medium dan High Level) oleh Pesawat Intai Strategis B-737 dan pengintaian taktis di South Area (Low Level) oleh Pesawat CN-235 MPA yang berhome base di Skadron Udara 5 Wing 5 Lanud Sultan Hasanuddin serta melaksanakan operasi SAR tempur serta bantuan makanan dan obat-obatan untuk menyelamatkan survivor yang dilaksanakan oleh pesawat SA-332 Super Puma dengan Tim SAR serta droping logistik oleh pesawat CN-235 di sepanjang runway 26-08, serta pesawat tempur Sukhoi 27/30 yang bertindak sebagai bulsit.
Latihan yang dilaksanakan selama 2 hari di area Lanud Sultan Hasanuddin yang melibatkan 522 pesrsonel tersebut bertindak sebagai Direktur Latihan Kadisops Kolonel Pnb Widyargo Ikoputra.S.E,
Wakil Diretur Latihan Kasdandeval Wing 5 I Ketut Adiyasa A dan Kasi Baseops Mayor Pnb Yoyon Kuncahyono , bertindak sebagai Wasdal dan Tim Penilai adalah Kadislog Kolonel Tek I Nyoman
Sudarsana, S.IP, Kadispers Kolonel Adm A.Gatot Subiantoro, Komandan Skadron Teknik 044 Letkol Tek Royke C Manusiwa.
Saat menutup Latihan Sriti Gesit 2013, Komandan Lanud Sultan Hasanuddin mengatakan, dengan telah selesainya latihan ini kita dapat mengevaluasi kembali sekaligus dapat mengukur sampai dimana dan seberapa jauh kemampuan yang dilakukan Lanud Sultan Hasanuddin terhadap satuan-satuan jajarannya selama ini, disamping itu dapat kita ketahui hasil produk akhir dari seluruh program yang telah diujikan, meliputi pembinaan bidang operasi, personel, logistic serta semua system maupun metoda yang digunakan dalam melaksanakan gladi posko dan gladi lapangan.
Diakhir sambutannya Marsma TNI Barhim menyampaikan bahwa pengalaman yang didapat dari latihan Sriti Gesit ini hendaknya dimanfaatkan sebagai referensi yang sangat berguna untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan serupa dimasa mendatang, kekurangan yang dialami sekecil apapun kiranya dapat dijadikan sebagai masukan untuk memperbaiki dan membenahi latihan dimasa mendatang, baik latihan perorangan maupun ditingkat satuan.(pentak lanud hasanuddin))

Sumber : Majalah Potret

Pakar: Penembakan ke TNI Dilakukan Terencana


Penembakan (ilustrasi)

 JAKARTA -- Pengamat Intelijen, Wawan Purwanto, menanggapi serius terkait penyerangan kelompok bersenjata Papua yang menewaskan depalan anggota TNI di dua tempat berbeda pada Kamis (21/2).

Menurut Wawan, dalam penyerangan pertama yang terjadi di distrik Tinggi Nambut, Puncak Jaya dan kedua di distrik Sinak, Puncak Jaya memiliki tujuan yang sama.

Dia mengatakan, tren penyerangan yang setahun belakangan umumnya menyasar anggota polisi, kemudian kini berubah ke anggota TNI, layak dicermati. Keberingasan kelompok tersebut dinilainya sebagai bentuk strategi gerilya yang pada akhirnya berujung pada satu hal.

“Target fokus kelompok ini bermaksud ingin menunjukan eksistensi kepada dunia bahwa mereka masih sangat bertaji,” ujar dia saat dihubungi, Kamis. Hal ini dilihat dari upaya merebut persenjataan anggota TNI yang jadi sasarannya. Tujuannya, kata dia, untuk memenuhi cadangan amunisi mereka dalam menjaga eksistensi mereka.

Dia juga menilai, penyerbuan yang dilakukan oleh kelompok tersebut selayakanya sebuah operasi penyergapan. “Jadi ini bukan serangan dadakan, mereka sudah rencanakan ini sudah lama." Karena itu, dia menyarankan agar TNI dan polisi waspada. Pasalnya, serangan susulan bisa saja dilakukan oleh mereka.

Sumber : REPUBLIKA.CO.ID

Su-30MK2 Batch ke-3 Pesanan TNI-AU Segera Tiba

Hanya dalam hitungan hari, Batch ke-3 Flanker pesanan TNI AU segera tiba di tanah air. Dijadwalkan, sebuah pesawat Su-30MK2 akan tiba di Lanud Sultan Hasanuddin Makasar pada Jumat 22 Februari mendatang. Sementara, sebuah lagi pesawat Su-30MK2 dijadwalkan akan tiba  tanggal 27 Februari ke tempat yang sama. Seperti biasa, pesawat Su-30Mk2 itu akan tiba dengan menumpang pesawat AN-124 dalam kondisi terurai. Selanjutnya, perakitan akan dilakukan di Makassar.
dok. pengiriman sukhoi batch 2, foto ARC

Selain pesawat, informasi yang diperoleh ARC juga menyebutkan sejumlah suku cadang juga akan dikirim pada saat yang bersamaan. Salah satunya adalah mesin cadangan bagi keluarga Su-27/30. Seperti kita ketahui, kontrak pengadaan lanjutan yang ke-3 ini meliputi 6 buah Su-30MK2 dan berbagai jenis suku cadang termasuk mesin. Sementara itu, sisa 4 pesawat lainnya diperkirakan akan tiba pada bulan mei 2013, jika tidak ada aral melintang tentunya.
Kontrak 6 buah Su-30Mk2 ini di tandatangangi pada bulan desember 2011 dengan nilai sebesar US$ 470 juta. Dengan pengadaan ini, nantinya TNI AU akan mengoperasikan lengkap 1 skadron sejumlah 16 pesawat, yang terdiri dari 5 buah Su-27SK/SKM dan 11 buah Su-30MK/MK2. Paket persenjataan dibeli dalam kontrak terpisah.
Mengenai persenjataan berupa rudal udara ke udara maupun udara ke permukaan, belum ada informasi resmi kapan akan dikirim. Namun yang pasti saat ini beberapa kru Skadron 11 tengah melakukan pelatihan weapon delivery di Rusia.

Sumber : ARC

PT DI Dapat Kontrak Buat 14 Pesawat


BANDUNG, (PRLM).- PT Dirgantara Indonesia mendapatkan kontrak pengerjaan 14 unit pesawat per Februari 2013. Diproyeksikan nilai kontrak tersebut bisa memenuhi sekitar 74% dari target kontrak yang ditetapkan pada tahun ini.
Kepala Komunikasi PT DI, Soni Saleh Ibrahim, merinci keempat belas unit pesawat itu, masing-masing untuk pasar Asia Tenggara sebanyak 8 unit pesawat, dan 6 unit pesawat untuk pasar dalam negeri.
Adapun untuk pasar Asia Tenggara adalah CN 235 sebanyak 4 unit, pesawat CN 212 sebanyak 2 unit, dan pesawat CN 295 sebanyak 2 unit.
Sementara untuk pasar dalam negeri adalah pesawat jenis CN 235 sebanyak 3 unit, dan Helikopter Bell sebanyak 3 unit. "Secara total, kontraknya bernilai Rp 2,3 triliun," katanya saat jumpa pers di kantor PT DI, Jl Pajajaran, Rabu (20/2).
Dia menambahkan, target kontrak yang ditetapkan pihaknya untuk tahun ini sebesar Rp 3,1 triliun. Dengan demikian, progres nilai kontrak yang telah didapatkan oleh PT DI per Februari 2013 mencapai sekitar 74% dari target yang ditetapkan.
Selain itu, dia juga mengatakan, pihaknya sedang dalam proses menunggu hasil audit dari otoritas perhubungan udara Eropa atau European Aviation Safety Agency (EASA).
Audit tersebut merupakan salah satu rangkaian proses yang dilakukan agar pihaknya mendapatkan persetujuan untuk bisa melakukan perawatan Air Bus Military.
Dia mengatakan, rangkaian proses tersebut cukup lama. Menurutnya, sejak akhir tahun kemarin pihaknya telah menjalani proses tersebut.
"Setelah proses audit ini pun, masih ada lagi beberapa rangkaian proses, seperti sertifikasi orang-orang yang akan melakukan perawatan, kemudian proses kualifikasi tools yang akan kami pakai untuk perawatan itu," ujarnya.
PT DI menargetkan pendapatan sekitar Rp 200-Rp 250 miliar dari bisnis perawatan pesawat. Mengomentari jenis pesawat yang nantinya akan dirawat oleh PT DI, dia mengatakan, mayoritas pesawat tersebut adalah jenis pesawat Boeing dan Air Bus.
Soni berkeyakinan pihaknya bisa melewati proses kualifikasi untuk mendapatkan sertifikat perawatan pesawatan. Hal itu didasari oleh besarnya modal untuk mengikuti rangkaian proses, dan keinginan untuk memperbesar porsi bisnis perawatan pesawat dari perusahaan asal Indonesia.
Terkait dengan besarnya porsi, dia mencontohkan bisnis perawatan pesawat pada tahun 2010 lalu. Menurutnya, bisnis perawatan pesawat pada masa itu senilai Rp 600 juta dolar AS.
Dari nilai tersebut, yang terserap oleh perusahaan asal Indonesia, termasuk PT DI, hanya sebesar 20%. Sementara sisanya sebagian besar diserap oleh negara-negara, seperti Malaysia, Singapura, dan Thailand.
Soni juga mengatakan, pihaknya saat ini sedang dalam masa menunggu kontrak pengerjaan pesawat komersil sekelas N 250 berkapasitas 70-80 penumpang. Inisiator pengerjaan pesawat tersebut adalah PT Ragio Aviasi Industri (RAI), dimana BJ Habibie menjabat sebagai ketua dewan komisarisnya.
"PT Rai sudah mendekalarasikan diri pada 2012 awal, terkait pembuatan pesawat sekelas N 250 tersebut, dan hingga sekarang diskusi dengan PT DI sudah berlangsung. Namun, belum sampai ke masalah kontrak. Rencananya, nanti memang PT DI yang mengerjakan, sementara pemasaran oleh PT RAI," ujarnya.
Meskipun demikian, dia mengatakan, pihaknya sudah melakukan persiapan terkait masalah perencanaan. "Persiapannya memang harus dari sekarang, meski matrial belum masuk. Dan dalam waktu 3 tahun harus jadi. Kalau lebih dari itu, bisa kemahalan dari orang-orangnya, karena mereka juga kan digaji," katanya. (A-204/A-89)*

Sumber : Pikiran rakyat

Baku Tembak di Puncak Jaya, 5 Anggota TNI Tewas



TIMIKA: Kontak tembak antara pasukan TNI dan anggota Gerakan Pengacau Keamanan (GPK) yang dipimpin oleh Goliath Tabuni terjadi pada Kamis (21/2/2013) sekitar pukul 09.30 WIT di Pos Maleo Tingginambut, Kabupaten Puncak Jaya, Papua.

Berdasarkan sumber KompasTV, korban tewas adalah prajurit Wahyu Wibowo akibat tertembak di bagian dada. Sementara korban lainnya, Letnan Inf Reza, mengalami luka tembak di bagian lengan kiri. Reza adalah Komandan Pos Tingginambut dan kini masih sadarkan diri.

Dikabarkan, masih terjadi kontak tembak di kawasan itu dan pos TNI di Maleo terkepung. Danpos Maleo Sektor Mulia memerintahkan pasukan untuk merapat ke pos Brimob dengan dua kendaraan bersama 21 personel gabungan. Dikerahkan bantuan dari Pos Maleo yang terdiri dari 5 orang dipimpin oleh Letnan Inf Rizal, Satgas 753 / AVT yang terdiri dari sembilan personel dipimpin Letnan Inf Didik Sudarmawan, dan tujuh personel dari Satgas 751 / R 7 yang dipimpin Letnan Inf Hermianto.

Pasukan tersebut bergerak menuju Pos Tingginambut untuk memperkuat pertahanan dan mengangkat korban jiwa. 

Sementara itu, empat anggota lain TNI pun dikabarkan tewas. Mereka adalah Sertu M Udin 1714/pj, Sertu Frans 1714/pj, Sertu Ramadhan 753, dan Pratu Mustofa 753. Mereka tertembak dalam penyerangan di Pos 753 di Kalome. Sumber KompasTV menduga penyerangan ini merupakan imbas dari pemilukada di Kabupaten Puncak Jaya pascakekalahan Elvis Tabuni.

Selain itu, juga terjadi penghadangan terhadap Satgas Yonif 753 Nabire Pos Sinak yang hendak menuju Mulia. Dalam kejadian ini, satu orang anggota Yonif 753 terkena tembakan Mustofa, juga dua warga sipil dikabarkan terluka akibat terkena tembakan.
Hingga berita ini ditayangkan, otoritas setempat belum bisa dihubungi untuk dimintai klarifikasi atas rangkaian kasus penyerangan tersebut.

Sumber : Kompas

TNI tidak Persoalkan Penambahan Pasukan PNG di Perbatasan

Iskandar Sitompul--MI/Panca Syurkani/cs

Metrotvnews.com, Jakarta: Tentara Nasional Indonesia (TNI) tidak mempermasalahkan adanya penambahan pasukan atau pos penjagaan oleh tentara nasional Papua Nugini di wilayah perbatasan dengan Indonesia di beberapa tempat di Papua.

"Kita baik kok selama ini. Soal ada penambahan pasukan PNG atau bantuan asing itu adalah kewenangan mereka. Saat kita menambah pasukan di Kalimantan pun, tidak ada reaksi berlebihan dari Malaysia," kata Kepala Pusat Penerangan TNI Laksamana Muda Iskandar Sitompul, di Jakarta, Rabu (20/2).

Bahkan menurut dia, ada rencana kerja sama di perbatasan antara PNG dan RI berupa penjagaan bersama di pos-pos penjagaan milik TNI.

"Dan itu adalah permintaan mereka untuk melakukan penjagaan bersama di beberapa pos kita. Jadi hubungan baik sekali. Sedang kita pertimbangkan usulan itu di pos-pos mana saja nanti ada penjagaan bersama," jelas Iskandar.

Menurut dia, TNI memiliki 94 pos penjagaan di perbatasan RI-PNG yang terbentang dari wilayah Pegunungan Bintan, Bovan Digul, Jayapura, Arso, dan Kabupaten Kerom.

"Soal jumlahnya itu kami tidak bisa beberkan detailnya. Pokoknya ada beberapa batalion di 94 pos penjagaan," tukas Iskandar. (Thomas Harming Suwarta/Ray)

Sumber : MetroTv

Kemhan Masih Kaji Pembentukan Kogabwilhan

Kemhan Masih Kaji Pembentukan Kogabwilhan
DOK
JAKARTA - Kementerian Pertahanan (Kemhan) masih membahas dan mengaji rencana Markas Besar TNI membentuk Komando Gabungan Wilayah Pertahanan. Kemhan juga masih mengaji rencana TNI AL membentuk Komando Armada RI Kawasan Tengah dan rencana pembangunan Komando Armada RI Kawasan Timur di Sorong, Papua.
"Saat ini Kemhan sedang membahas pembentukan kelembagaan-kelembagaan pertahanan itu," kata Menteri Pertahanan (Menhan) Purnomo Yusgiantoro, di Kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta, Selasa (19/2).

Purnomo menjelaskan pembentukan kelembagaan akan dikaji secara komprehensif dan memperhatikan ancaman geografi. Tak hanya Kogabwilhan dan Armada Tengah, Kemhan juga sedang mengaji penambahan Komando Operasi Angkatan Udara dan kelembagaan di TNI AD. "Kita akan buat dulu semacam exercise untuk hal itu," ujarnya.

Kemhan membahas pengembangan kelembagaan pertahanan dalam rangka percepatan pencapaian kekuatan pokok minimal (minimum essential forces/MEF). "Seiring percepatan MEF yang awalnya ditargetkan pada 2024 dan dimajukan menjadi 2019, maka pembentukan kelembagaan akan dipercepat," jelas Menhan.

Sebelumnya, Markas Besar TNI memastikan satu dari tiga Kogabwilhan akan terbentuk pada Februari atau Maret 2013 ini. "Direncanakan pada bulan ini akan kita ajukan untuk organisasinya. Mudah-mudahanan awal tahun ini, antara Februari atau Maret, akan kita bentuk," kata Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono.

Adapun tahapan pembentukannya, Panglima menjelaskan, tinggal mengimplementasikan seperti yang tercatat dalam Peraturan Presiden Nomor 10 Tahun 2010 tentang Organisasi TNI. "Tinggal organisasi rinci dan tahapan pembentukannya yang kita susun," jelas Agus.

Tahap pertama, lanjut dia, Mabes TNI akan membentuk satu Kogabwilhan di wilayah barat, tepatnya di Mabes TNI. Kogabwilhan ini mengkaver dulu kegiatan operasi mabes TNI di seluruh Indonesia, sambil menunggu pembentukan di wilayah tengah dan timur.

Panglima menjelaskan, pembentukan Kogabwilhan untuk mengurangi tugas Panglima dalam mengendalikan semua kegiatan operasi TNI. "Saya memerlukan salah satu panglima komando wilayah pertahanan untuk memonitor kegiatan operasi," kata Panglima.

Selama ini pembinaan angkatan dilimpahkan ke kepala staf angkatan. Dan untuk operasi, Panglima menginginkan ada satu panglima yang mengendalikan seluruh operasi. "Sehingga ada panglima yang mengurusi operasi teritorial, operasi perbatasan, dan operasi-operasi lainnya. Jadi, semua akan terbagi dengan baik. Harapannya, semua operasi terkendali dengan baik," jelasnya.
Sementara itu, untuk persoalan alat utama sistem senjata (alutsista) yang juga merupakan instrumen pencapaian MEF, Kemhan pun akan mempercepatnya. Purnomo mengatakan, Kemhan menargetkan mampu memenuhi 50 persen alutsista pada semester pertama 2014.

Artinya, selama 2013 ini Kemhan harus menggenjot pengadaan alutsista hingga 24 persen karena pencapaian MEF di 2012 hanya 26 persen. "Target pencapaian MEF kita mendekati 45-50 persen pada 2014 agar pembangunan kekuatan bisa dipercepat dalam dua kali renstra hingga 2019," jelas Purnomo.

Tak heran, pada 2013 ini Kemhan menargetkan bisa mendatangkan 45 jenis alutsista. Bahkan, Kemhan membuat tim khusus untuk membangun kekuatan itu. "Saat ini sudah sebagian besar dalam proses produksi. Sebagian sudah datang dan sebagian lagi sudah selesai," kata Purnomo.

Adapun alutsista yang belum selesai, jelas Purnomo, posisinya saat ini masih diproses di DPR dan Kementerian Keuangan. "Yang masih di DPR tinggal menunggu proses ke Kementerian Keuangan terkait pendanaan. Sedangkan yang di Kementerian Keuangan tinggal menunggu persetujuan pinjaman dan menunggu dikirim ke DPR untuk pencabutan tanda bintang," kata Menhan.

Dia yakin sebanyak 90 persen dari target 45 alutsista bisa selesai pada semseter pertama 2014 mendatang. "Semoga akhir tahun ini persoalan regulasi selesai dan proses produksi bisa cepat dijalankan," jelasnya. nsf/P-3

Sumber : Koran jakarta

Tuesday 19 February 2013

Pleton Harpal Indobatt dan Francbatt Saling Berbagi Ilmu

HARPAL2
 
(Lebanon, 18/2).  Dimana pun kita berada tidak ada kata terlambat dalam menimba dan berbagi ilmu, demikian yang disampaikan Komandan Indobatt (Indonesia Battalion) Konga XXIII-G/UNIFIL (United Nations Interim Force in Lebanon)  Mayor Inf Lucky Avianto yang disampaikan saat memerintahkan Ton Harpal untuk saling berbagi dan menimba ilmu dengan Batalyon Perancis (Francbatt), bertempat di Markas Francbatt, Lebanon, Minggu (17/2/2013).
 
Ton Harpal (Pleton Pemeliharaan dan Peralatan) Indobatt yang di pimpin oleh Kapten Cpl Hanafi dibawah kendali Kompi Bantuan Indobatt ini beserta beberapa personel mekanik menuju Francbatt dalam rangka undangan untuk saling berbagi ilmu tentang bagaimana cara perawatan Kendaraan Ringan (Ranri) dan Kendaraan Tempur (Ranpur) dengan baik dan benar.
 
Indobatt yang memiliki Ranpur jenis VAB (Vehicle de’avant Blinde), BTR 80, dan Panhard serta Anoa memberikan tipsnya tentang bagaimana cara perawatan ringan agar terhindar dari kerusakan berat seperti sistem pelumasan, pengecekan pengapian dan pengisapan udara, sistem pendingin pada mesin.
 
Sementara Harpal Francbatt juga berbagi ilmunya tentang bagaimana jika memperbaiki Ranpur yang benar-benar harus menjalani perawatan berat, dengan perlengkapan yang dimiliki dan tenaga yang ahli dibidangnya Francbatt menjelaskan sekilas tentang perbaikan Gardan, Blok Mesin dan beberapa hal lain yang menjadi obyek vital dan rawan mengalami kerusakan.
 
Ditempat yang sama pula Danton Harpal Francbatt Mayor Baldabous juga berharap kepada Indobatt agar dirinya beserta Personelnya bisa melihat dari dekat bahkan diberi kesempatan untuk mengendari serta mengenal Anoa yang diproduksi oleh PT. Pindad. Indobatt pun juga berencana akan mengundang balik Ton Harpal Francbatt dan akan memberi kesempatan dari dekat agar Francbatt dapat mengetahui keunggulan Anoa yang diproduksi PT.Pindad
           
HARPAL1 HARPAL3 HARPAL4 HARPAL5
Authentikasi :
Perwira Penerangan Satgas Konga XXIII-G/UNIFIL, Lettu Sus Sundoko
 
Sumber : Pkc-indonesia

Kisah 30 Tahun Sutiyoso Mengabdi di TNI AD

Sutiyoso 
 
 JAKARTA -- Mantan Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso, meluncurkan bukunya yang berjudul 'The Field General, Totalitas Prajurit Para Komando' yang berlangsung di Jakarta Theatre, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Selasa (15/1).
Peluncuran buku ini dihadiri sejumlah pejabat negara dan tokoh seperti Menko Polhukam Djoko Suyanto, Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama, mantan Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla, mantan Wakil Presiden (Wapres) Try Sutrisno, Agum Gumelar, dan Adnan Buyung Nasution.
Buku yang ditulis Robin Simanulang ini menceritakan selama 30 tahun kiprah dan pengalaman Sutiyoso mengabdi di TNI Angkatan Darat (AD) dan di pasukan khusus (Kopassus) TNI AD.
"Saya berkarier di militer kira-kira 30 tahun. Selama 25 tahun saya mengabdi di lapangan di grup 3 Kopassus TNI AD, lalu kira-kira tiga tahun saya di Kostrad. Selebihnya kira-kira 22 tahun saya mengabdi di jajaran Kopassus TNI AD. Jabatan terakhir saya sebagai Wakil Komandan Jenderal Kopassus," tutur Sutiyoso.
Dalam buku ini, kata mantan Pangdam Jaya yang didampingi sang istri Setyorini menceritakan tentang pengalamannya ketika mengikuti berbagai operasi militer di lima wilayah di Indonesia. Di antaranya adalah ketika berpangkat kapten, dua kali pernah dikirim ke Timor-Timur (Timtim).
"Pertama saya ditugaskan ke Timtim sedirian lalu yang kedua bersama pasukan khusus grup 3 Kopassus TNI AD yang mendapat tugas khusus," ungkapnya yang juga mengungkapkan di buku ini semua ditulis mengenai operasi rahasia di Timtim yaitu operasi dengan sandi Flamboyan.
Bang Yos sapaan akrab Sutiyoso berharap buku ini bisa jadi bahan pembelajaran bagi para personel militer yang masih aktif. "Ada pelajaran yang bisa diambil dari pengalaman yang saya tulis dibuku ini," harap Letjen TNI Purnawirawan kelahiran Semarang, Jawa Tengah, 6 Desember 1944 ini.
Sutiyoso berharap masyarakat dapat mengenal sosoknya lebih jauh, khusus kariernya di bidang kemiliteran.
"Setidaknya pandangan yang diberikan masyarakat kepada saya adalah lurus, bukan malah kontradiksi dan tentunya saya mengabdi demi nusa dan bangsa," ujar Gubernur DKI Jakarta selama dua periode, mulai 6 Oktober 1997 hingga 7 Oktober 2007 ini.

Sumber : REPUBLIKA.CO.ID,

BJ Habibie Rancang N-2130, Boeing dan Airbus 'Ketar-ketir'

 
Miniatur N-2130 (Foto: Feby-detikFinance)
 
Bandung - Setelah sukses melahirkan N-250 Gatotkaca dan Krincing Wesi pada Agustus 1996, PT Dirgantara Indonesia (PT DI) di bawah besutan BJ Habibie pernah berencana melahirkan prototipe pesawat lebih maju.

Habibie mendesain pesawat penumpang komersial bermesin jet asli karya Indonesia, yakni N-2130 yang rencananya beroperasi mulai 2005 lalu. Pesawat N-2130 berpenumpang 130 orang ini dikonsep memiliki pasar serupa dengan pesawat Boeing seri 737-500 atau Airbus seri A320.

Direktur Utama PT DI Budi Santoso bercerita, rencana BJ Habibie kala itu membuat raksasa produsen pesawat dunia yaitu Boeing dan Airbus ketar-ketir.

"Dikembangkan pasca N-250. Mungkin kesalahan ini mengembangkan N-2130. Mulai masuk pasarnya Boeing. Mungkin waktu IMF masuk ke sini, pesan sponsor di sana tolong matikan," tutur Budi kepada detikFinance di Kantor Pusat PTDI, Jalan Pajajaran, Bandung, Jumat (15/2/2013).

Budi memprediksi, Seandainya waktu itu proyek pesawat jet N-2130 tidak dikembangkan, pesawat penumpang bermesin propeler yakni N-250, mungkin tidak akan mangkrak seperti saat ini.

"Kalau ini (Boeing dan Airbus) terganggu pasarnya. Mulai gunakan politik mematikan. Mungkin kita kalau nggak bikin N-2130, N-250 bisa jadi (berhasil) karena itu (N-250) bukan pasarnya perusahaan besar. Bukan pasar Airbus dan Boeing," cetusnya.

Hari ini, proyek N-2130 hanya tinggal secarik kertas yang tak pernah terwujud barangnya. Di ruang pamer pesawat PT DI terdapat prototipe N-2130 yang belum selesai dikembangkan.

Budi menuturkan, dengan nilai uang saat ini, biaya mengembangkan N -2130 versi terbaru setidaknya mencapai US$ 6 miliar hingga US$ 10 miliar.

"N-2130 hanya jadi kertas saja. Bikin baru seperi ini (N 2130) perlu US$ 6 miliar-US$ 10 miliar. Itu harga tahun ini, kalau harga tahun itu berbeda (dulu senilai US$ 2 miliar)," cetusnya.

Sumber : Detik

Kemenhan Percepat Realisasi Modernisasi 45 Alutsista TNI


Jakarta | Kementerian Perhatanan menargetkan dapat mempercepat realisasi program modernitasi alat utama sistem persenjataan TNI hingga kekuatan pokok minimun. Target awal program pada 2014 diharapkan dapat dipenuhi pada 2019.

"Kita tidak perlu menunggu sampai 2024, bisa dipercepat 2019 untuk mencapai kekuatan pertahanan kita sampai kepada minimum essential forces," kata Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro di kantor Kementerian Pertahanan, Jl Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Selasa (19/2/2013).

Salah satunya adalah mempercepat penamahan 10 unit pesawat angkut Hercules tipe C-130A untuk TNI AU. Sebanyak empat unit di antaranya merupakan hibah dari Australia sementara enam sisanya adalah unit yang dibeli dalam kondisi baru.

"Sekarang sebagian sudah dalam proses produksi. Sebagian lagi sudah datang. Kita harapkan akhir semester pertama 2014 sudah hadir," imbuhnya.

Selain pesawat angkut militer, TNI AU juga akan mendapatkan tambahan satu lagi squadron pesawat jet tempur Sukhoi dari Rusia dan F-16 dari Amerika Serikat. Sedangkan TNI AL akan diperkuat dengan kapal selam.

"Totalnya ada 45 alutsista yang besar," jelas menhan dalam keterangan pers hasil evaluasi Isu-Isu Pertahanan 2013 sore ini.

Sumber : Detik

Dahlan Dukung PT Dirgantara Indonesia Produksi N219



 
JAKARTA: Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan mendukung rencana PT Dirgantara Indonesia (Persero) untuk meluncurkan pesawat berbadan kecil, N219. Pesawat ini diperlukan untuk mengangkut penumpang dan logistik ke daerah-daerah terpencil, seperti Papua, Maluku dan Nusa Tengara Timur (NTT).

"Kalau mau mengembangkan untuk di Papua, NTT, dan Maluku, memang tepat pakai N 219," ujar Dahlan di Pacenongan, Jakarta Pusat, Senin (18/2). Mantan Dirut PLN ini bahkan setuju terhadap penyaluran Penyertaan Modal Negara (PMN) untuk pengembangan pesawat yang berpenumpang 19 orang ini.

"Kalau ada PMN untuk itu, saya setuju. Nanti ada, misi khusus di Papua karena bandara banyak. Produksi 219 dikaitan membangun Indonesia Timur seperti Papua, NTT dan Maluku," paparnya.

Pesawat tersebut, menurut Dahlan akan menjadi awal dari kebangkitan PT DI dalam industri kedirgantaraan pasca krisis ekonomi 1998. Selain itu, kesulitan desain dan pembuatan N 219 ini jauh lebih mudah dibanding pesawat N 250 karya BJ Habibie. "Ini tidak sesulit dari N 250," pungkas pria yang kerap mengenakan sepatu kets ini.

Merpati Nusantara Airlines bahkan telah siap mengoperasikan N 219 di Papua dan kawasan Indonesia Timur. Untuk mengembangkan N 219, setidaknya PT DI membutuhkan dana minimal Rp 960 miliar atau USD 1 miliar.


Sumber : JPNN

236 Prajurit Yon 465 Paskhas Terjun Penyegaran


junggar-sub
PONTIANAK (Pos Kota) – Pangkalan TNI Angkatan Udara Supadio, Selasa (19/2) melaksanakan latihan terjun payung penyegaran (Jungar) tempur di run way Lanud Supadio, Pontianak yang dikuti sebanyak 236 prajurit Batalyon 465 Paskhas. Dengan menggunakan Pesawat Hercules C-130 dari Skadron 31 Lanud Halim Perdana Kusuma dengan Pilot Kapten Pnb Marvin dan Copilot Lettu Pnb Alex.
Kadisops Letkol Pnb Deni H. Simanjutak, dalam arahannya mengatakan setiap prajurit paskhas yang mengikuti latihan terjun payung penyegaran ini agar selalu memperhatikan keselamatan diri maupun perlengkapan perorangan. Sehingga tidak terjadi hal-hal yang tidak kita inginkan. Disisi lain, latihan terjun ini juga untuk meningkatkan kesiapan prajurit paskhas dalam menghadapi tugas-tugas operasional dalam bidang matra udara.
Sedangkan Komandan Batalyon (Danyon) 465 Paskhas, Letkol Psk Soleh, S.Pd, M.M. memimpin langsung latihan terjun tempur tersebut. Dalam pelaksanaannya latihan terjun payung penyegaran (Jungar) menggunakan pesawat C-130 dengan tiga kali sortie, sortie pertama terdiri dari 2 run, sortie kedua berjumlah 2 run, dan sortie ketiga 2 run sedangkan ketinggian penerjunan mencapai 1.200 feet untuk terjun statistik dan 5000 feet untuk terjun free fall.
”Latihan Ini merupakan kelanjutan dari latihan yang telah dilaksanakan oleh Batalyon 465 Paskhas. Bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan ketrampilan seluruh prajurit Paskhas dalam hal terjun tempur sehingga akan tercapai kesiapan operasional yang tinggi,” jelas Danyon 465 Paskhas.
(pentak lanud supadio/sir)
Teks Gbr- Prajurit Batalyon 465 Paskhas memasuki pesawat A-1321, dalam rangka melaksanakan terjun penyegaran, Batalyon 465 Paskhas, bertempat di Apron Lanud Supadio, Selasa (19/2).

Sumber : Poskota

Pengadaan Black Hawk Lebih Rasional


Helikopter Battlehawk
Jakarta : TNI Angkatan Darat berencana membeli 44 helikopter, terdiri dari 24 unit Bell 412 dan 20 unit Black Hawk.

Pengadaan itu merupakan bagian dari pengorganisasian alat utama sistem persenjataan (alutsista) TNI AD. Demikian disampaikan KSAD Jendral Pramono Eddy Wibowo dalam Kompas edisi 12 Februari lalu.

Dengan kata lain, pembelian helicopter itu merupakan bagian dari rencana pembangunan postur TNI AD. Formula pembangunan postur militer seharusnya mengalir dari proses penghadapan (wargaming) antara ancaman nyata maupun potensi yang dihadapi dan filosofi pertahanan dan politik luar negeri yang dianut. Dari sana dibangun konsepsi sistem pertahanan atau doktrin, yang secara hierarkis berupa doktrin dasar, induk, dan pelaksanaan. Kemudian, berdasarkan doktrin ini dibuat konsep pokok pengorganisasian militer.

Di sisi lain, dari inventarisasi jenis ancaman yang mungkin dihadapi, didapatkan jenis-jenis operasi yang mungkin dilaksanakan, selanjutnya, dari penghadapan antara konsep pengorganisasian dan jenis operasi militer yang mungkin dilaksanakan itulah diperoleh postur yang diinginkan. Postur militer terdiri dari aspek kekuatan, kemampuan, dan penggelaran. Hemat saya, kurang tepat jika postur TNI dibangun untuk tujuan perimbangan kekuatan karena akan menimbulkan persaingan senjata yang tak sehat dan membahayakan stabilitas keamanan di kawasan.

Tepat guna

Berdasarkan paradigma diatas, Buku Putih Pertahanan Indonesia 2008 yang masih berlaku sampai saat ini menempatkan ancaman militer berupa pemberontakan senjata, terorisme, pelanggaran wilayah, sabotase, dan konflik komunal sebagai ancaman yang paling mungkin dihadapi. Bahkan, kini, dalam iklim kebebasan nyaris tanpa batas yang dihembuskan liberalism, konflik komunal dengan berbagai macam latar disertai tindakan kekerasan tampaknya kian meluas dan meningkat sehingga dinilai dapat membahayakan keselamatan dan keutuhan bangsa. Selain itu, negeri ini secara kodrat memiliki potensi bencana alam yang luar biasa besarnya. Potensi ini pun kian bertambah besar karena kita abai terhadap masalah lingkungan.

Tanpa mengabaikan kemungkinan (kecil) operasi militer konvensional, maka jenis operasi militer yang paling mungkin dilaksanakan TNI adalah operasi lawan gerilya, penangulangan terror, operasi inteligen, dan territorial. Selain melaksanakan tugas pembantuan kepada Polri dalam upaya pencegahan, meredamkan, atau mengatasi berbagai macam konflik, yang kerap dilakukan adalah tindakan pertolongan darurat, mitigasi, dan rehabilitasi atas bencana alam.

Dalam melakukan operasi militer serta semua kegiatan di atas, TNI dituntut memiliki kemampuan mobilitas tinggi sehingga deployment pasukan darat dilakukan dalam waktu singkat dan masif. Dalam kontek ini, rencana pengadaan kedua jenis helikopter tadi dinilai sangat tepat, terlebih bila dihadapkan pada konfigurasi wilayah Nusantara dengan segenap karakteristiknya. Jumlah 44 unit atau hampir 3 skuadron besar sangat mungkin untuk di bawah kendali operasikan atau dalam status earmarked bagi beberapa kodam yang memiliki daerah panas dalam wilayahnya sehingga setiap ancaman militer yang dihadapi dapat diantisipasi dan diselesaikan ketika masih embrional.

Helikopter Bell 412 buatan Bell Helicopter Textron ini sudah lama diproduksi PT DI Bandung sehingga TNI, khususnya Pusat Penebangan TNI AD, sudah terbiasa dengan helicopter jenis ini. Populasinya pun sangat besar, variasi militernya digunakan oleh lebih dari 40 negara sehingga tak sulit mendapakan suku cadangnya di pasar internasional. Adapun Black Hawk, helicopter serbaguna buatan Sikosrsky Aircraft yang dioperasikan sejak 1978, merupakan helikopter canggih yang kini melegenda.

Sama halnya Bell 412, populasinya kini sedang mendunia. Negara tetangga yang sudah mengoperasikan adalah Australia, Singapura, Malaysia, Brunei, Thailand, dan Filipina. Karena daya angkut dan kemampuan mobilitasnya tinggi, Black Hawk milik AS, Australia dan Singapura sangat berjasa menangani tsunami di Aceh dan Nias pada 2006. Demikian pula jika dihadapkan pada potensi ancaman yang dapat muncul tiba-tiba, kedua jenis helikopter itu sangat efektif memindahkan pasukan secara airlift dan pendorongan logistic.

Dilihat dari kacamata perawatan pasca-penjualan dan kemungkinan alih teknologi, pembelian kedua jenis helikopter itu sangat menguntungkan. Ini disebabkan selain PT DI sudah memproduksi Bell 412, pada masa lalu TNI AU juga pernah mengoperasikan Sikorsky S 58T Twin Pack yang merupakan generasi terdahulu Black Hawk. Selain itu, kita sudah memiliki cukup pengalaman dalam pengoperasikan dan perawatannya, juga sudah terbuka jalan bagi proses alih teknologi kedua jenis helikopter tersebut.

Perlu didukung

Rencana pengadaan 44 unit helikopter itu perlu didukung penuh pemerintah dan DPR, bahkan seharusnya ditempatkan pada skala prioritas tertinggi karena jauh lebih rasional dan realistis ketimbangkan Tank Leopard. Namun, hendaknya jangan ditinggalkan masalah prinsip dalam setiap pembangunan kekuatan militer.

● Pertama, pengembangan kekuatan tanpa disertai peningkatan kemampuan dan kesejahteraan yang memadai adalah bom waktu yang sangat berbahaya.

● Kedua, harus sesuai dengan realitas kemampuan ekonomi nasioanl. Apabila tidak, alutsista yang dibeli dengan cepat akan jadi besi tua karena tidak mampu membeli suku cadang.

● Ketiga, harus konsisten pada skala prioritas yang ditentukan.

Ditulis Oleh Kiki Syahnakri
Ketua Badan Pengkajian Persatuan Purnawirawan Angkatan Darat

Sumber :  Kompas

Pilot Pesawat Tempur Terbang Malam


Pilot Pesawat Tempur Terbang MalamIlustrasi. Pesawat-pesawat tempur F-16 Fighting Falcon dari Garda Nasional Udara AS. 
 
JAKARTA: - Selama dua pekan pilot-pilot pesawat tempur Lanud Iswahjudi latihan terbang malam. Ini untuk meningkatkan profesionalisme para penerbang baik keahlian maupun kemampuan.
Terbang malam punya kesulitan yang lebih tinggi karena hanya mengandalkan instrument yang ada di dalam cockpit. Terbang malam tersebut merupakan program kerja Lanud Iswahjudi sebagai pangkalan operasi.         
Komandan Lanud Iswahjudi Marsekal Pertama TNI Yuyu Sutisna, Selasa (19/2/2013) menekankan kepada para penerbang yang akan melaksanakan terbang malam untuk melaksanakan terbang malam sesuai dengan prosedur dan perhatikan perkembanagan cuaca mengingat saat ini musim hujan, serta tak kalah penting perhatikan keselamatan terbang dan kerja.           
Dalam latihan terbang malam tersebut digunakan jenis pesawat F-16/Fighting Falcon, F-5/Tiger II, dan HS Hawk MK-53 dengan area latihan seperti siang hari yaitu Lanud Iswahjudi-Ponorogo-Tulungagung-Nganjuk-Surabaya-Solo, dan Ngawi   

Sumber : Kompas

PT DI Bantu Pemerintah Bikin Pesawat Tempur Versi RI, di Atas F-16

 
Foto: Feby-detikFinance
 
Bandung - PT Dirgantara Indonesia (PT DI) akan terlibat dalam pengembangan dan produksi pesawat jet tempur buatan Indonesia. Pesawat itu dikembangkan atas kerja sama Kementerian Pertahanan Korea Selatan dan Indonesia, pesawat tempur generasi 4,5 yakni Korea Fighter Xperiment/Indonesia Fighter Xperiment (KFX/IFX) akan diluncurkan.

Direktur Utama Dirgantara Indonesia Budi Santoso menuturkan, untuk mengembangan pesawat yang lebih canggih dari F-16 dan di bawah F-35 ini, PT DI telah mengirimkan sebanyak 30 orang tenaga insinyur ke Korsel untuk terlibat dalam pengembangan proyek pesawat temput versi Indonesia dan Korsel.

"Baru pulang Desember (2012) 30 orang. Kami mengirim atas nama Kemenhan. Jadi 1,5 tahun tim kita ada di Korea. Kita 1,5 tahun sama-sama mendesain. Kita ada yang belajar dari Korea, dan Korea ada yang belajar dari kita (PT DI)," tutur Budi kepada detikFinance di Kantor Pusat PT DI, Jalan Pajajaran, Bandung, Jumat (15/2/2013).

Setelah desain dan prototipe selesai, pesawat tempur IFX versi Indonesia akan diproduksi oleh PT DI di Indonesia, sementara untuk versi KFX akan diproduksi di Korsel.

Untuk desain masing-masing pesawat tempur, akan disesuaikan untuk masing-masing misi setiap negara. Menurut Budi, secara kemampuan, PT DI tidak menghadapi masalah besar memproduksi pesawat tempur versi Indonesia karena telah berpengalaman melahirkan berbagai pesawat termasuk N-250.

"Ini desain aero dinamis, pesawat penumpang dengan fighter sama. Suruh hitung stress analisis sama. Mungkin material yang lebih canggih. Tapi secara basic kemampuan insinyur sama," tambahnya.

Sumber : Detik

TNI AL Dan RSN Gelar Joint Mine Exercise 16/13 2013




Surabaya : TNI Angkatan Laut akan menggelar latihan peperangan ranjau dengan Angkatan Laut Singapura, Republic Of Singapore Navy (RSN) dalam waktu dekat. Rencana latihan dibahas dalam Final Planning Conference (FPC) Joint Minex 16/13 tahun 2013 di Hotel JW. Marriott Surabaya, Senin (18/02). FPC dibuka oleh Komandan Satuan Kapal Ranjau (Dansatran) Koarmatim Kolonel laut (P) Benny Sukandari, S.E., M.M.

Hadir dalam acara tersebut lima delegasi dari RSN yang dipimpin oleh Komandan Squadron Kapal Ranjau Angkatan Laut Singapura (Commanding Officer 194 Squadron) Leutenant Commander Lim Hee Peng, Atase Laut Singapura untuk Indonesia LCDR Tan Bian serta perwakilan peserta latihan dari Angkatan Laut kedua negara. Agenda yang dibahas dalam FPC tersebut di antaranya adalah membahas tentang skenario latihan peperangan ranjau yang melibatkan unsur kapal perang jenis Buru Ranjau (BR) dan Penyapu Ranjau (PR) milik Angkatan Laut kedua negara.

Dalam sambutannya Dansatran Koarmatim menyampaikan beberapa hal di antaranya, Latihan Bersama Joint Minex 16/13 adalah salah satu kerjasama latihan antara TNI AL dan RSN yang telah berlangsung sejak lama. Tujuan latihan ini adalah untuk mempererat hubungan dan meningkatkan kerjasama serta pemahaman antara TNI AL dengan RSN terutama dalam bidang kemampuan peperangan ranjau dan pertukaran informasi.

Selain itu latihan ini juga bertujuan untuk meningkatkan hubungan dan kerja sama antara TNI AL dengan RSN, juga memberikan kesempatan dalam berinteraksi dan pertukaran pandangan serta prosedur latihan antara personel kedua Angkatan Laut. Melalui FPC ini diharapkan latihan Joint Minex 16/13 dapat terlaksana sukses dengan hasil yang optimal.

Sumber : Kormartim

Monday 18 February 2013

TNI Harus Siap Hadapi Perang Hibrida

JAKARTA (Pos Kota) – Beberapa negara maju  telah mengarahkan perhatian secara khusus kepada tren baru ancaman, yaitu Perang Hibrida (hybrid war). Perang Hibrida merupakan sebuah strategi militer yang memadukan antara perang konvensional, perang yang tidak teratur dan ancaman cyber warfare, baik berupa serangan nuklir, senjata biologi dan kimia, alat peledak improvisasi dan perang informasi.
Demikian sepenggal amanat Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono, S.E., yang dibacakan oleh Kapuskes TNI Mayjen TNI dr. Dedy Achdiat Dasuki, S.p.M pada upacara 17 Februari 2013, bertempat di Mabes TNI Cilangkap Jakarta, Senin (18/2/2013).
Berbagai dinamika dan keriuhan dalam pengadaan alutsista TNI selama tiga tahun belakangan ini, semakin memberikan kedewasaan peran bagi TNI. Kesungguhan pemerintah dalam menata pertahanan dan keamanan negara, tidak hanya diproyeksikan untuk menghadapi musuh dari luar, tetapi juga menyiapkan kemungkinan berkembangnya Perang Hibrida dan masalah terorisme di dalam negeri.
Lebih lanjut Panglima TNI mengatakan bahwa, dalam  menghadapi ancaman Perang Hibrida, TNI harus mampu merespon dan segera beradaptasi dengan situasi yang berkembang agar dapat mengantisipasi serta mengatasinya secara lebih cepat dan tepat. sebagai contohnya, pengadaan pesawat tempur sergap Super Tucano yang sejalan dengan pengadaan pesawat Counter Insurgency (Coin) TNI AU, guna mengantisipasi kemungkinan berkembangnya aksi terorisme, demikian pula pembelian dan pengadaan alutsista matra darat dan laut yang dimaksudkan untuk menghadapi ancaman Perang Hibrida.
upacara-tengah
Berkaitan dengan perkembangan tersebut, keterpaduan, koordinasi dan komunikasi antar matra dan dengan segenap institusi terkait, merupakan kata kunci yang paling penting. Semakin kuat keterpaduan dan koordinasi yang dilakukan, maka upaya yang ditempuh dalam mengatasi segala permasalahan di daerah akan semakin efektif, sebagaimana yang diamanatkan oleh Undang-Undang nomor 34 tahun 2004 tentang TNI, dan dioperasionalkan sesuai instruksi Presiden nomor 2 tahun 2013, dalam penanganan gangguan keamanan secara terpadu, termasuk konflik sosial dan terorisme.
Dalam kaitan perkembangan ancaman terorisme, Panglima TNI berharap agar semua komponen bangsa  memiliki naluri keamanan dan fokus pada upaya pencegahan, serta penanggulangan terorisme melalui aksi kepedulian dan kewaspadaan terhadap situasi lingkungannya, karena unsur teroris di Indonesia  kini beralih ke arah serangan tradisional dalam memperjuangkan ideologi sesuai dengan kepentingannya.
Kadispenum Puspen TNI
Kolonel Cpl Ir. Minulyo Suprapto, M.Sc., M.Si, M.A

Sumber : Poskotanews

KRI FRANS KAISIEPO-368 SATKOR KOARMATIM RAIH BENDERA ARTILERI


 
Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Frans Kaisiepo dengan nomor lambung 368 dari jajaran unsur Satuan Kapal Eskorta (Satkor) Koarmatim berhasil meraih dan berhak memegang bendera artileri, setelah menjadi juara pertama dalam lomba menembak artileri antar satuan di Koarmatim. Penyerahan bendera artileri itu diserahkan oleh Panglima Komando Armada RI Kawasan Timur (Pangarmatim) Laksda TNI Agung Pramono S.H., M.Hum. kepada Komandan KRI Frans Kaisiepo-368 Letkol Laut (P) Yayan Sofian, S.T. Senin (18/2/2013) di Dermaga Koarmatim, Ujung, Surabaya.
KRI Frans Kaisiepo-368 berhasil menjadi juara dalam lomba menembak artileri kapal perang atas air, dengan mengalahkan beberapa KRI pada lomba menembak artileri tingkat satuan di lingkungan Koarmatim. Lomba menembak antar satuan yang digelar oleh Koarmatim di Pulau Gundul Jawa Tengah itu, kini telah melahirkan jawara baru dari Satuan Kapal Eskorta (Satkor) Koarmatim. Jawara baru tersebut dari kapal perang Sigma Class buatan Belanda dan telah merajai lomba artileri antar satuan di Koarmatim.
KRI Frans Kaisiepo-368 selain jawara di bidang artileri, Komandan-nya Letkol Laut (P) Yayan Sofian, S.T. ternyata juga piawai dalam menorehkan tinta di bidang ilmiah. Kepiawaiannya itu terbukti ketika sang Komandan Kapal perang itu berhasil menjadi juara pertama lomba karya tulis ilmiah dalam rangka Hari Ulang Tahun (HUT) Sekolah Staf dan Komando (Sesko) TNI Angkatan Laut ke 50 Tahun 2012 lalu.
Pagi ini suasana Koarmatim memang agak berbeda dengan biasanya lantaran hari ini banyak prajurit Koarmatim yang berhasil menjadi juara, sehingga suasana sukacita melingkupi para prajurit laut itu hingga yel-yel satuan pun muncul sebagai ungkapan rasa syukur dan gembira menjadi prajurit yang berprestasi.
Prestasi lain yang diraih oleh prajurit Koarmatim antara lain Kapten Laut (P) Muchamad Reza Achwandi Perwira Pertama (Pama) KRI Keris-624 dari Satuan Kapal Cepat (Satkat) Koarmatim berhasil menjadi juara pertama lomba karya tulis ilmiah dalam rangka hari Dharma Samudera tahun 2012. Disusul juara ke dua ditempati oleh Kapten Laut (P) Benedictus Hery Murwanto Pama KRI Rencong-622, dan juara harapan dua diraih oleh Lettu Laut (P) Harun Bekti Ariyoko Pama KRI Badik-623 yang juga dari Satkat Koarmatim.
Juara satu dan dua serta juara harapan dua dalam lomba karya tulis Hari Dharma Samudera tahun 2012 ini, berhasil direbut dan dikuasai sepenuhnya oleh prajurit Satkat Koarmatim dibawah pimpinan Komandan Satkat Koarmatim Kolonel laut (P) Syufenri, M.Si.
Penyerahan bendera artileri dan hadiah bagi para juara lomba karya tulis pagi ini diserahkan langsung oleh Pangarmatim Laksda TNI Agung Pramono, S.H., M.Hum., seusai pelaksanaan upacara bendera, hari Senin (18/2./2013) di Dermaga Koarmatim, Ujung,Surabaya.
(Dispenarmatim)
 
Sumber :  Tni Al

11 Mahasiswa Unair Ikut Ekspedisi NKRI


Kampus Universitas Airlangga

SURABAYA--Sebanyak 11 mahasiswa Universitas Airlangga (Unair) Surabaya terpilih untuk mengikuti Ekspedisi NKRI Koridor Sulawesi 2013 yang digelar TNI Angkatan Darat (AD) dan Komando Pasukan Khusus (Kopassus) sejak 7 Maret hingga 4 Juli 2013.

"Ke-11 mahasiswa yang lolos seleksi administrasi itu berasal dari Unit Kegiatan Mahassiwa (UKM) Korps Suka Rela Palang Merah Indonesia (KSR-PMI) sebanyak dua orang, UKM Pramuka ada tiga orang, dan UKM Pecinta Alam Wanala ada enam orang," kata anggota UKM Wanala, Aprilia Saga, di kampus setempat, Senin.

Awalnya, mereka mendaftar setelah mendapat informasi dari Direktorat Kemahasiswaan Unair yang diminta Kopassus untuk mengikutsertakan mahasiswa Unair dalam ekspedisi, lalu hasil seleksi administrasi itu pun diumumkan pada 10 Februari lalu.

"Tahap selanjutnya pada tanggal 17 Februari, peserta akan dibawa ke Pusdikpassus, Batujajar, Bandung untuk menjalani seleksi medis," kata mahasiswi FISIP Unair itu.

Senada dengan itu, anggota UKM KSR, Nunung Firda Istiqomah, menyatakan siap meninggalkan kegiatan perkuliahan demi mengikuti ekspedisi tersebut.

"Saya sudah membuat surat izin cuti perkuliahan selama satu semester. Itu memang merupakan syarat administrasi ekspedisi," kata mahasiswa Fakultas Keperawatan Unair itu.

Persyaratan yang harus dipenuhi peserta untuk mengikuti Ekpedisi NKRI itu antara lain merupakan mahasiswa semester 5 dengan melampirkan KHS terakhir, fotokopi KTM, surat rekomendasi perguruan tinggi, surat keterangan sehat, dan surat izin orang tua.

Sementara itu, Kabag Operasi Ekspedisi NKRI 2013 Koridor Sulawesi, Letkol Infanteri Rafael G Baay, mengatakan ekspedisi itu sengaja melibatkan mahasiswa sebagai generasi penerus bangsa dengan harapan agar mereka lebih banyak berkarya bagi bangsa.

"Dari 1.480 orang yang tergabung dalam tim Ekspedisi tercatat 150 orang di antaranya adalah mahasiswa se-Indonesia. Selain mahasiswa, peserta juga berasal dari TNI, Polri, pemerintah daerah setempat, pakar dan peneliti, organisasi kepemudaan serta warga setempat," katanya.

Nantinya, para mahasiswa itu akan terlibat dalam beberapa kegiatan, antara lain bakti sosial, penjelajahan dan penelitian selama empat bulan sejak 7 Maret hingga 4 Juli 2013.

"Anggota ekspedisi akan menelusuri sembilan titik di Sulawesi yang menjadi lokasi ekspedisi, antara lain Kabupaten Minahasa, Sangihe, Parigo, Bolango, Mamuju, Tana Toraja, Luwuk Banggai, Gowa dan Kolaka," katanya.

Sebelumnya ekspedisi serupa juga telah digelar oleh TNI AD dan Kopassus, antara lain Ekspedisi Bukit Barisan Sumatera pada 2011 dan Ekspedisi Khatulistiwa Kalimatan pada 2012.

"Kalau mereka lolos, sertifikat peserta ekspedisi dapat menjadi nilai tambah untuk mencari pekerjaan. Ada dua mantan peserta ekspedisi ketika lulus sarjana dan melamar ke Pertamina, diterima dengan salah satu pertimbangan pernah mengikuti ekspedisi," katanya.

Sumber :  Republika

Ini Mimpi Bos PT DI, 'Si Pencipta SS-2 & Panser Anoa'

http://us.images.detik.com/content/2013/02/18/1036/mstory-080740_halamandepanptdi.jpg

Bandung : Direktur Utama PT Dirgantara Indonesia (PT DI) Budi Santoso memiliki visi membangkitkan kejayaan industri pesawat terbang sipil dan militer Indonesia.

Bangkit dari keterpurukan pasca berhentinya suntikan dana pemerintah di 1998, PT DI harus terseok-seok mencari uang. Budi yang menjadi Dirut untuk periode kedua sejak 2007 ini melihat, industri penerbangan global telah berubah. Pihaknya tidak bisa lagi berdiri sendiri dalam mengembangkan pesawat.

"Mengerjakan sendiri dengan risiko nama nggak terkenal atau kita kerjasama dengan orang lain sehingga branding bagus. PT DI harus mengikuti realitas dunia. Perusahaan nggak ada yang sendiri. Airbus saja dengan beberapa negara. Boeing juga nggak semua dikerjakan sendiri. Malah mereka beli (komponen pesawat) dari anak usaha Airbus," tutur Budi kepada detikFinance di Kantor Pusat PT DI, Jalan Pajajaran, Bandung, Jumat (15/2/2013).

Menurutnya, PT DI belajar banyak pasca krisis ekonomi yang menghantam Indonesia di 1998. Budi yang merupakan mantan Dirut PT Pindad serta pencipta senapan otomatis SS-2 dan panser Anoa ini bertutur, PT DI tidak lagi boleh tergantung terhadap suntikan modal pemerintah, melainkan harus berpikir menjadi sebuah korporasi perusahaan pesawat terbang yang fokus pada pasar.

"Sederhananya, prioritas pertama membuat PT DI kompetitif dibandingkan perusahaan lain terutama dalam produksi. Kita nggak jual desain, kita jual barang. Itu harus dibuat dengan yang kompetitif. Ini yang kita lakukan saat ini," tambahnya.

Pihaknya juga tak ingin mengembangkan produk yang sangat tergantung secara langsung dengan dukungan 100% dari pemerintah. "Kita perkuat PT DI menjadi persahaan bukan perusahaan riset, mudah-mudahan tidak tercampur politik. Pengalaman buruk begitu Pak Harto berhenti, program hancur semua. PT DI ini kita inginkan jadi terbesar. Tidak terlalu tergantung faktor politik," tambahnya.

PT DI ke depan tidak mau lagi menjual mimpi, melainkan menghasilkan produk berdasarkan kemampuan. Selain itu, PT DI secara bertahap sedang merancang pesawat penumpang berbadan kecil, yakni N-219 sebagai satu produk hasil rancangan sendiri.

Meskipun tak ingin bergantung pada pemerintah, ia berharap alokasi subsidi BBM yang besar (Rp 300 triliun) bisa diperuntukkan untuk membantu mengembangkan pesawat.

"Kita harus punya produk sendiri. Kalau kita bangun pesawat sendiri. Kita bangun pesawat yang senilai US$ 2 miliar. Kita akan cari partner," cetusnya.

Sumber : Detik

Unsur Satkat Koarmatim Latihan CTT Kelas KCR/KCT

Surabaya : Mengawali tahun 2013, Satkat Koarmatim melaksanakan kegiatan latihan untuk unsur-unsurnya yang berada di pangkalan Surabaya. Kegiatan latihan tersebut adalah pemantapan tim PIT/Combat Team Training (CTT) Kelas KCR/KCT. Pelaksanaan latihan dibagi atas dua tahap, tahap pertama dilaksanakan pada tanggal 04 hingga 11 Februari 2013 di Rupat Satkatarmatim dan tahap kedua dilaksanakan pada tanggal 12 hingga. 14 Februari 2013 di Emulator Puslatkapprang dan KRI unsur Satkat Koarmatim.

Dalam tahap pertama, latihan dilaksanakan dalam bentuk klasikal dengan materi Latihan Komunikasi Taktis, Raid Reporting, Peperangan Anti Kapal Permukaan, Peperangan Anti Kapal Selam, Peperangan Anti Udara, SAG Procedure, SAU Procedure, Kerjasama Taktis dengan Pesawat Udara, Kerjasama Unsur Kapal Cepat Rudal (KCR) dan Kapal Cepat Torpedo (KCT) serta Tactical Game dengan materi Peperangan Multi Threat dalam suatu Tugas Tempur di Laut.

Tahap kedua yang dilaksanakan pada pertengahan bulan Februari ini bertempat di Emulator Puslatkapparang Kolatarmatim dan KRI unsur Satkatarmatim. Dalam tahap kedua ini dilaksanakan Tactical Game dengan materi latihan Peperangan AKPA, AKS dan PAU.

Sumber : Kormartim

Satban Koarmatim Laksanakan Gladi Pembekalan Di Laut


http://koarmatim.tnial.mil.id/images/stories/14%20satban%20koarmatim%20laksanakan%20gladi%20pembekalan%20dilaut%201.jpg

Surabaya : Satuan Kapal Bantu (Satban) Koarmatim melaksanakan gladi pembekalan di laut, atau yang dikenal dengan istilah Replanishment At Sea (RAS), antara Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Arun-903 dengan KRI Oswald Siahaan-354 di sekitar Dermaga Koarmatim, Ujung, Surabaya, Kamis (14/02).

Gladi pembekalan di laut ini dilakukan melalui dua tahap, yaitu tahap pelajaran di kelas dan praktek lapangan yang berlangsung selama kurang lebih 15 hari mulai tanggal 31 Januari sampai dengan 14 Februari 2013.
 
Latihan ini melibatkan 160 personel dengan didukung dua kapal perang tersebut yang dipimpin langsung oleh Komandan Satuan Kapal Bantu Koarmatim Kolonel Laut (P) Herman Prasetyo.

Adapun materi yang dikembangkan antara lain tentang organisasi RAS, metode pembekalan di laut, manuvra pembekalan di laut, pelepasan darurat, purba jaga dan prosedur komunikasi RAS.

Tujuan digelarnya latihan ini adalah untuk meningkatkan kemampuan personel Satban Koarmatim agar dapat mengawaki peralatan RAS guna mendukung tugas yang akan datang.

Diharapkan dengan selesainya latihan ini, prajurit Satban Koarmatim mampu mengawaki peralatan RAS, memahami tugas dan tanggung jawabnya dan mampu melaksanakan koordinasi antara tim pembekalan di laut.


Selain itu juga untuk mengecek kesiapan peralatan RAS yang ada di tiap-tiap kapal perang jajaran Satban Koarmatim serta mengukur kemampuan peralatan RAS yang dimilki kapal perang tersebut.
 
Sumber : kormartim

Satkat Koarmatim Latihan Gladi Tugas Tempur Tk 1



Surabaya : Setelah  perbaikan setingkat Hardepo, KRI Singa (SNA)-651 dari jajaran unsur Satuan Kapal Cepat Komando Armada RI Kawasan Timur (Satkat Koarmatim) dengan komandan kapal Mayor Laut (P) Wijayanto melaksanakan rangkaian kegiatan Gladi Tugas Tempur di Dermaga Koarmatim Ujung Surabaya, Kamis (14/2). Latihan yang melibatkan seluruh ABK (Anak Buah Kapal) ini dipantau langsung oleh Komandan Satkat Koarmatim Kolonel Laut (P) Syufenri, M. Si.


Latihan tersebut dilaksanakan sebagai persiapan dalam menghadapi Latihan Glagaspur tingkat I, Skenario yang dilaksanakan dimulai dari Peran persipan kapal berlayar dan tempur hingga Peran tempur bahaya bawah air dilanjutkan dengan simulasi penembakan TPO SUT. Setelah melaksanakan Uji Trampil Glagaspur TK I, kemudian dilanjutkan Uji Trampil Glagaspur TK II sehingga KRI SNA-651 siap melaksanakan tugas operasi.


Seperti kita ketahui, bahwa unsur-unsur Satkat Koarmatim salah satunya KRI Singa (SNA)-651 adalah unsur pemukul yang ada di jajaran Koarmatim. KRI SNA-651 adalah unsur Satkat Koarmatim yang memiliki kemampuan Anti Kapal Selam yang dipersenjatai dengan TPO SUT. Setelah beberapa lama melaksanakan perbaikan setingkat Hardepo beberapa waktu laut, KRI SNA-651 diserahkan dari Kadismatal kepada Pangarmatim pada tanggal 12 Februari 2013 untuk melaksanakan tugas operasi kembali.

Dengan diserah terimakannya KRI SNA-651 tersebut, Komandan Satkat Koarmatim, Kolonel Laut (P) Syufenri, M.Si., memerintahkan kepada Komandan KRI SNA-651, Mayor Laut (P) Wijayanto, agar melatih kembali para anggotanya dengan latihan-latihan untuk merefresh kembali profesionalisme dan keterampilan tempur prajurit secara individu maupun kelompok sebagai pertanggungjawaban kesiapan KRI SNA-651 untuk beroperasi di medan tugas.

Sumber : kormartim

Pasukan Katak TNI AL Sergap Gerombolan Bersenjata

Tim Pasukan Katak sebagai pasukan elite TNI AL berhasil melumpuhkan para gerombolan bersejata serta menghancurkan markas gerombolan bersenjata.

Pasukan Katak TNI AL Sergap Gerombolan Bersenjata
Pangarmabar Laksda TNI Arief Rudianto disematkan Brevet Kehormatan Pasukan Katak TNI AL oleh Dansatkopaska Koarmabar Kolonel laut (P) Ribut Eko Suyatno dalam suatu Upacara di lapangan pangkalan TNI AL pondok Dayung Jakut
Jakarta, POL
TIM Pasukan Katak dengan Combat Boat dan dua sea reder melaksanakann penyerangan dan penyergapan terhadap gerombolan kekuatan bersenjata yang berhasil mengendalikan satu pulau kecil salah satu Wilayah NKRI

Dalam Pendadakan dan penyerangan tersebut mendapat perlawanan dari gerombolan kekuatan bersenjata.
Suara tembakan dan ledakan dari senjata terlihat dalam tembak-menembak di dermaga pulau tersebut.
Dengan kemampuan yang dimiliki tim Pasukan Katak sebagai pasukan elite TNI AL berhasil melumpuhkan para gerombolan bersejata serta menghancurkan markas gerombolan bersenjata.
Penyerbuan tersebut merupakan simulai penyematan Brevet Kehormatan Pasukan Katak kepada Panglima Komando Armada RI Kawasan Barat (Pangarmabar) Laksda TNI Arief Rudianto oleh Komandan Komando Pasukan Katak Komando Armabar RI Kawasan Barat (Dansatkopaska Koarmabar) Kolonel Laut (P) Eko Rebut Suyatno dalam upacara di Lapangan Pangkalan Angkatan Laut Pondok Dayung Tanjung Priok Jakarta, Jumat (15/1/2013).
Upacara penyematan Brevet Kehormatan Pasukan Katak dengan melibatkan dua kompi Pasukan Katak dengan menampilkan tenu pakaian tempur maupun pakaian Dinas lapangan (PDL) dengan Komandan upacara Kolonel Laut (P) Eko Ribut Suyatno.
Upacara penyematan Brevet Kopaska TNI AL ini dihadiri Laksmana Muda TNI Laksda TNI Herry Setianegara, S.sos, S.H, M.M Kasarmabar Laksma TNI M Atok Urrahman, Dan Guspurla Laksma TNI Tri Wahyudi Sukarno, SE, dan para pejabat Koarmabar.

Sumber : pelita online

Kapal Perang Iran Akan Merapat Dekat Indonesia?



Sejumlah Kapal Perang Iran 
 
REPUBLIKA.CO.ID, Panglima Angkatan Laut Iran Laksamana Habibullah Sayyari menyatakan bahwa dalam waktu dekat kapal perang Iran akan merapat di Selat Malaka dan Cina dalam waktu dekat.

Seperti dilansir kantor berita Irna, sesuai instruksi Pemimpin Besar Revolusi Islam Ayatullah Sayid Ali Khamenei untuk memperluas jangkauan pelayaran perairan internasional, Angkatan Laut Iran akan kembali mengirim armadanya ke laut lepas.

Pejabat tinggi Iran ini menambahkan bahwa kehadiran kapal perang Iran di perairan internasional tidak menimbulkan ancaman bagi negara-negara lain, seraya menekankan bahwa berdasarkan ketentuan internasional Republik Islam berhak mengarungi perairan internasional.
Ditegaskannya pula bahwa tanker minyak dan kapal dagang Iran - yang kerap menjadi mangsa bajak laut di Teluk Aden dan Selat Bab el-Mandeb di masa lalu - sekarang dapat dengan aman berlayar di lautan lepas, berkat perlindungan Angkatan Laut Iran.

Sumber : Republika