Pages

Friday 14 June 2013

PTDI Tolak Kucuran Dana PMN Untuk Bayar Utang

PTDI masih sisakan utang kepada mantan karyawan.
Teknisi PT Dirgantara Indonesia.
Teknisi PT Dirgantara Indonesia. (Antara/ Rezza Estily)
PT Dirgantara Indonesia (PTDI) menolak usulan DPR yang meminta dana penyertaan modal negara (PMN) sebesar Rp1 triliun untuk membayar utang. PTDI membutuhkan suntikan dana untuk menopang operasional perusahaan.

Direktur Umum dan Sumber Daya Mineral PTDI, Sukatwikanto, Kamis 13 Juni 2013, menyatakan kucuran dana PMN akan digunakan untuk modal dan investasi. "Kalau dipakai untuk membayar utang, masa depan PTDI akan terganggu," katanya seusai rapat dengar pendapat dengan Komisi VI DPR-RI, di Jakarta.

Ia menjelaskan, dana PMN akan digunakan untuk investasi modernisasi mesin-mesin Rp700 miliar dan Rp300 miliar akan digunakan sebagai modal kerja. Dengan begitu, maka keuangan BUMN strategis tersebut dapat kembali sehat.

"Kalau perusahaannya sehat maka bisnis akan bangkit. Tetapi kalau dipakai untuk membayar utang maka PTDI akan seperti dulu dan tutup. Kalau PTDI tutup, maka teknologi yang dikuasai PTDI saat ini akan sia-sia," katanya.

Dalam RDP dengan komisi VI, anggota DPR meminta PTDI membayar utang terhadap 3.500 mantan karyawan sebesar Rp200 miliar yang dicicil selama periode 2007-2027 seperti diatur dalam Pakta Perdamaian.

Dalam perjanjian tersebut, PTDI berjanji membayar utang dengan cara dicicil sebesar Rp50 miliar uang muka dan Rp7,5 miliar per tahun selama 20 tahun. Namun, hingga saat ini PTDI baru bisa membayar utang sebesar Rp33 miliar kepada mantan karyawan yang tergabung dalam Serikat Pekerja Forum Komunikasi Karyawan PT Dirgantara Indonesia (SPFKK-PTDI).

"Komisi VI DPR-RI meminta PTDI melaksanakan pembayaran utang karyawan sebesar Rp54 miliar selambat-lambatnya 31 Desember 2013 seusai kesepakatan yang dituangkan dalam perjanjian antara PTDI dengan SPFKK pada 23 November 2007," kata Wakil Komisi VI DPR, Erik Satrya Wardhana. (eh)

news.viva.co.id

Latihan Bersama Malindo Ditutup, Penerjun Banyak Nyasar

Malindo-n
MEDAN Penutupan latihan gabungan bersama Malaysia Indonesia (Latgabma Malindo) yang berlangsung di Medan, Rabu (12/6) siang, diwarnai insiden setelah sejumlah penerjun payung asal negeri jiran ini nyasar saat mendarat.
Bahkan ada penerjun nyasar ke sejumlah tempat di luar Lapangan Benten yang menjadi tempat upacara penutupan.
Awalnya, atraksi tejun payung berjalan normal dan mengundang perhatian warga yang menyaksikan aksi tersebut.
Namun, prosesi penutupan malah berujung insiden karena sejumlah penerjun payung asal Malaysia mendarat jauh dari luar arena dintaranya di Kawasan Pasar Sukarami, pusat perbelanjaan Medan Mal, komplek pertokoan Gaharu dan ada yang mendarat di jalur kereta api Stasiun Besar Medan. Kejadian ini membuat pihak TNI selaku panitia penyelenggara panik.
Sejumlah petugas TNI langsung menjemput para penerjun dan wartawan tidak diperkenankan mewawancarai para penerjun.
Kapolsek Medan Area Kompol Rama S Putra saat dikonfirmasi membenarkan adanya penerjun payung yang nyasar di wilayah hukumnya. “Iya, tadi ada saya dapat kabar,”katanya. (samosir/d)

poskotanews

Pertaruhan Harga Diri Peradilan Militer Indonesia


Petugas menggelar dua replika senjata api AK-47, satu replika pistol Sig Suer dan tiga pucuk AK-47 sebagai barang bukti dalam penyerangan LP Cebongan Sleman yang digelar di Detasemen Polisi Militer Denpom IV/5 Semarang, Jawa Tengah, Selasa (21/5/2013). Hingga saat ini 12 anggota Kopassus telah ditetapkan sebagai tersangka serta 60 orang diperiksa sebagai saksi. 
YOGYAKARTA,  Sidang kasus penembakan empat tahanan Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Cebongan, Sleman yang digelar di Penadilan Militer II-11 Yogyakarta bulan ini akan menjadi salah satu ujian bagaimana negara Indonesia menyelenggarakan peradilan militer yang tepercaya dan transparan.
Karena itu, jika kepercayaan terhadap sidang pengadilan ini hilang, maka citra Indonesia akan tercoreng di mata dunia internasional. Bahkan, kasus ini bisa diadukan ke pengadilan hak asasi manusia internasional.
"Jangan sampai kepercayaan terhadap sidang pengadilan ini hilang. Sebab, kalau publik tidak percaya lagi, maka kasus ini bisa diadukan ke pengadilan HAM internasional. Ini jelas akan memperburuk citra bangsa Indonesia," kata Prof Inspektur Jenderal (Purn) Teguh Soedarsono, anggota Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK), di Yogyakarta, Kamis (13/6/2013).
Menurut Teguh, kepercayaan dan transparansi persidangan diwujudkan dengan menjamin agar 42 saksi dalam kasus ini bisa memberikan keterangan secara terbuka dan bebas tanpa tekanan ataupun ketakutan. Sebab, berdasarkan kesaksian para saksi sekaligus hasil pemeriksaan tim psikolog, 11 penjaga Lapas dan 31 tahanan mengalami trauma dan stres.
"Bagaimana bisa orang yang trauma dan stres dipaksa untuk bersidang? Jika mereka dipaksa, maka proses pengadilan justru membuat para saksi menderita. Mereka telah menjadi korban dan akan menjadi korban lagi ketika memberikan kesaksian," paparnya.

KOMPAS

PTDI Lanjutkan Produksi Jet Tempur Made in Bandung, Lebih Hebat dari F16


Jakarta:PT Dirgantara Indonesia (PTDI) melanjutkan pengembangan jet tempur hasil kerjasama dengan Kementerian Pertahanan Korea Selatan. Pengembangan jet tempur bernama Korea Fighter Xperiment/Indonesia Fighter Xperiment (KFX/IFX) ini sebelumnya sempat terhenti sementara.

Dalam rencana ini, PTDI tengah membangun fasilitas enjineering untuk jet tempur KFX/IFX di pabriknya yang terletak di Bandung, Jawa Barat.

"Saat ini PTDI sedang mempersiapkan diri memasuki tahap kedua, yaitu Engineering Manufacturing Development pengembangan pesawat tempur IFX/KFX, karena dari 72 teknologi baru yang diterapkan masih 30 item yang harus disiapkan," ucap keterangan pers Dirgantara Indonesia seperti dikutip detikFinance, Jumat (14/6/2013).

Sebelumnya, tim dari Indonesia yang terdiri dari Balitbang Kementerian Pertahanan, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, Dirgantara Indonesia dan Institut Teknologi Bandung terbang ke Korea Selatan untuk perencanaan KFX/IFX tahap pertama yakni masuk fase pengembangan teknologi. Program ini, telah dilaksanakan selama 18 bulan dan berakhir bulan Desember 2012 lalu.

"Program ini merupakan program jangka panjang yang menuntut kontinuitas pelaksanaannya. Melihat penyelesaian pesawat pada tahun 2020-an maka siapapun pemegang kekuasaan Pemerintahan di Indonesia harus memiliki komitmen untuk melanjutkan program ini," tambahnya.

Nantinya untuk versi Indonesia, Dirgantara Indonesia akan memproduksi tipe IFX. Jet tempur ini merupakan pesawat generasi 4,5. Pesawat ini lebih canggih dari jet tempur F-16 namun masih di bawah F-35.

detik

Anggaran Kalah dengan Malaysia, Militer Indonesia 15 Dunia



Ilustrasi (Foto: Dok. Okezone)
 
JAKARTA: Situs analisis militer, Global Firepower.com, merilis daftar negara-negara dengan kekuatan milter terbesar di dunia.  Indonesia berada di peringkat ke 15, dari 68 negara yang disurvei. Sedangkan militer Amerika Serikat masih berada pada urutan pertama, diikuti oleh Rusia dan Republik Rakyat Cina.

Indonesia berada di peringkat 15 dengan power index sebesar 0,76. Kekuatan personel TNI aktif berjumlah 438.410 orang. Indonesia juga memiliki nilai kekuatan kendaraan lapis baja 400, nilai kekuatan pesawat militer 444. Nilai kekuatan helikopter 187, Indeks kekuatan perang angkatan laut Indonesia sebesar 150, dengan jumlah kapal militer 139 unit berbagai jenis. Saat ini anggaran militer Indonesia pada 2012 mencapai US$5,2 miliar.

Pengamat militer dari President University, Anak Agung Banyu Perwita mengatakan, dengan anggaran yang terbatas, Indonesia berada pada peringkat 15 militer dunia merupakan prestasi yang dapat dibanggakan.

“Tentunya kita harus lihat segi geografis dan jumlah penduduk yang besar. Dengan anggaran yang minim Indonesia bisa berada pada peringakat 15 merupakan prestasi yang dapat dibanggakan,” kata Agung kepada Okezone, Kamis (13/6/2013).

Menurutnya, Tentara Nasional Indonesia juga harus menambah alat utama sistem persenjataan (Alutsista) untuk mencapai Minimum Essential Force (MEF).

“Anggaran alutsista kita juga masih kalah dengan Malaysia dan Singapura, padahal kita tahu negara Singapura hanya sebesar kota Jakarta. Anggaran kita lebih banyak terserap untuk gaji prajurit,” imbuhnya.

Masih kata Agung, alutsista yang canggih dan terbaru, akan memperkuat posisi Indonesia di internasional. Karena saat ini masih ditemukan pelanggaran baik di laut maupun di udara.

“Indonesia saat ini mempunyai dua kapal selam, coba bandingkan dengan Singapura yang sudah memiliki delapan kapal selam. Dengan alutsista yang kuat, kita bisa  mengatasi berbagai ancaman seperti penangkapan ikan illegal dan pelanggaran udara wilayah Indonesia,” tutupnya. (ydh)

okezone 

2014, TNI AU Tambah 88 Pesawat Tempur, Angkut, & Latih

Pesawat Super Tucano buatan Brasil (Foto: Reuters)
Pesawat Super Tucano buatan Brasil (Foto: Reuters)

YOGYAKARTA:TNI Angkatan Udara (AU) menargetkan penambahan 88 pesawat tempur, angkut, dan latin, pada 2014. Pesawat-pesawat tersebut akan melengkapi alat utama sistem pertahanan (alutsista) yang sudah ada.

“Pesawat yang akan datang di antaranya T50 dan pesawat latih Grop,” ungkap KSAU, Marsekal TNI IB Putu Dunia.

Sementara untuk pesawat tempur adalah F16, Sukhoi, dan Super Tucano dan pesawat jenis angkut, yakni CN295, Hercules, serta pesawat rotor atau helikopter.

“Pesawat itu diharapkan sudah ada di Indonesia tahun depan,” tegasnya.

Selain pesawat, lanjur dia, TNI AU juga akan melengkapi alutsista modern, seperti radar pertahanan udara, peluru kendali jarak sedang, dan pesawat tanpa awak.



Strategi lain dalam membangun kekuatan TNI AU, yakni mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) yang akan mengawaki alutsista tersebut.

“Konsekuensi dengan bertambahnya alutsista ini yaitu harus menyiapkan SDM lebih banyak, terutama penerbang,” ungkapnya.

Menurut IB Putu Dunia, TNI Au menargetkan setiap tahun ada 40 penerbang baru, baik berasal dari lulusan Akademi Angkatan Udara (AAU) maupun prajurit sukarela dinas pendek (PSDP).

Selain mendidik di sekolah penerbang (Sekbang), TNI AU juga mengirim prajurit ke luar negeri.

“Dengan langkah ini, untuk penerbang maupun yang mengawaki alutsista lainnya akan terus bertambah setiap tahun,” tandasnya.

okezone

Proyek Jet Tempur RI-Korea Selesai 2020

PTDI dan pemerintah Korsel kerja sama membangun pesawat tempur.

BANDUNG: Wakil Menteri Pertahanan, Letnan Jenderal (Purn) Sjafrie Sjamsuddien, Kamis 13 Juni 2013, menyatakan program pesawat tempur IFX/KFX yang sudah berjalan 18 bulan dan melibatkan seluruh komponen bangsa harus terus berjalan secara berkelanjutan.

Pemerintah dan Komisi I DPR hari ini melakukan Rapat Dengar Pendapat di kantor PTDI di Bandung. Dalam rapat tersebut, dibahas kelanjutan proyek pesawat tempur Indonesia-Korea Selatan. Kemenhan menggandeng Defense Industry Cooperation Committe (DICC) dalam membangun jet tempur.

Menurut Sjafrie, program pesawat tempur PTDI yang bekerjasama dengan pemerintah Korea Selatan ini harus selesai pada tahun 2020, sehingga siapapun yang akan menjadi presiden yang akan datang harus memiliki komitmen melanjutkan program ini.


Saat ini, PTDI sedang mempersiapkan diri masuk dalam tahap kedua, yaitu Engineering Manufacturing Development, pengembangan pesawat tempur IFX/KFX. Dari 72 teknologi, masih ada 30 item yang harus disiapkan oleh PTDI.

“Program pesawat tempur IFX/KFX adalah program nasional demi kepentingan bangsa dan Negara. Oleh karena itu kita harus mewujudkannya demi kemandian bangsa ini dalam membangun kekuatan pertahanannya,” katanya dalam keterangan tertulis.

Ketua Komisi I DPR, TB Hasanudin, menyatakan DPR sejalan dengan pemerintah untuk melanjutkan program ini. "Siapapun kekuatan politik di masa depan tetap harus mendukung program ini berjalan," katanya.

Membedah Pesawat CN295 Made in Bandung Seharga Rp 384 Miliar

http://images.detik.com/content/2013/06/13/1036/cn295.jpgJakarta: PT Dirgantara Indonesia (PTDI ) bersama Airbus Military (AM) bekerjasama mengembangkan pesawat generasi terbaru dari CN235 yakni CN295. Pesawat yang masih diproduksi di markas AM Spanyol ini nantinya akan diproduksi dan dipasarkan oleh PTDI di Bandung, Jawa Barat.

Bahkan untuk pasar Asia Pasifik akan ditangani oleh perusahaan plat merah tersebut. Mau tahu penampakan dan isi dari pesawat yang mulai dilepas seharga US$39 juta atau setara Rp 384,38 miliar ini. Berikut hasil penelusuran detikFinance, Kamis (13/6/2013).


1. Model Penerbangan Kursi Sipil

http://images.detik.com/content/2013/06/13/1036/153854_kursiversisipil1.jpg Pesawat CN 295 mampu dimodifikasi untuk keperluan penerbangan sipil dan militer. Untuk penerbangan sipil, pesawat ini mampu menampung hingga 32 penumpang. Kursi pun bisa disusun cukup nyaman layaknya pesawat komersial.

 

 

2. Model Penerbangan Militer

 

http://images.detik.com/content/2013/06/13/1036/153919_versikursimiliter.jpg Pesawat CN295 mampu mengangkut hingga 71 tentara dengan konsep tempat duduk berhadap-hadapan. Bahkan pesawat ini, yang bisa dirancang keperluan penerjunan udara mampu mengangkut hingga 49 tentara penerjun atau penerjun profesional.













3. Tampak Dari Samping

http://images.detik.com/content/2013/06/13/1036/153957_tampakdarisamping.jpg
Pesawat baling-baling ini, menggunakan mesin turboprop. Tampak baling-baling pesawat menambah kegarangan pesawat. Pesawat ini, memiliki tinggi 8,6 meter dari jarak roda terbawah hingga ujung ekor. Sementara panjang dari moncong pesawat terdepan hingga ekor pesawat mencapai 24,5 meter.





4. Tampak Dari Depan

http://images.detik.com/content/2013/06/13/1036/154023_tampakdepan.jpg

Dari depan, pesawat ini tampak garang yakni hidung seperti peluru kendali. Dari depan tampak sayap pesawat dengan panjang 25,8 meter menambah keperkasaan pesawat karya Dirgantara Indonesia dan AM ini.

Peta kekuatan Indonesia menurut Globalfirepower

Global Firepower melansir data terbaru kekuatan militer dunia. 

JAKARTA: Lembaga analisis militer, Global Firepower, melansir daftar negara-negara dengan kekuatan perang terbesar di dunia. Dari 68 negara yang disurvei, Indonesia berada di peringkat 15.

Dikutip dari laman Globalfirepower, Kamis, 13 Juni 2013, kekuatan militer Indonesia saat ini tidak hanya didesain untuk melawan teroris dalam negeri. Namun, sanggup untuk melawan serangan dari invasi negara lain.

Indonesia berada di peringkat 15 dengan power index sebesar 0,76. Kekuatan personel aktif mencapai 438.410 orang, dengan nilai kekuatan kendaraan lapis baja 400, nilai kekuatan pesawat militer 444, dan nilai kekuatan helikopter 187.

Indeks kekuatan perang angkatan laut Indonesia sebesar 150, dengan jumlah kapal militer 139 unit berbagai jenis. Anggaran militer Indonesia pada 2012 mencapai US$5,2 miliar.

Jika dibandingkan dengan negara serumpun, Malaysia, kekuatan militer Indonesia masih unggul. Malaysia dalam statistik Global Firepower berada di peringkat 33. Malaysia memiliki 80 ribu personel tentara aktif dan nilai kekuatan kendaraan lapis baja 69.

Indeks kekuatan angkatan laut Malaysia mencapai 55, dengan jumlah kapal militer sebanyak 40 unit. Anggaran militer Malaysia pada 2012 mencapai US$4,2 miliar.

Kekuatan perang Malaysia terbantu oleh aliansi dengan beberapa negara seperti Australia, Selandia Baru, Inggris, dan Singapura. Klik di sini untuk melihat perbandingan kekuatan militer Indonesia melawan Malaysia selengkapnya.(art)

 Vivanews  

Thursday 13 June 2013

Kekuatan Udara Sangat Menentukan Kemenangan

 
BANDUNG: PEMAHAMAN teknologi dirgantara sangat berkembang, para perwira harus mengikut perkembangan tersebut, karena kekuatan udara sangat menentukan dalam memenangkan peperangan atau pertempuran baik secara langsung atau dibantu angkatan lain.

Demikian dikatakan Kasau Marsekal TNI Ida Bagus Putu Dunia dalam pembekalannya kepada seratus Perwira Siswa Sekolah Komando Kesatuan Angkatan Udara (Pasis Sekkau) Angkatan ke-93 di Kampus Sekkau Halim Perdanakusuma. Rabu (12/6).

Ditekankan Kasau, pertama para perwira harus ikuti selalu kemajuan tehnologi dan jangan biarkan selalu menjadi pengguna, ikuti perkembangan air power serta hukum udara, kedua bahwa kondisi lingkungan startegis di beberapa negara mengalami permasalah hubungan, kondisi ini memerlukan perhatian bersama.

Permasalahan regional yang masih menjadi pembicara adalah masalah Laut China Selatan karena China beranggapan Laut China Selatan adalah miliknya.

Dari anggapan tersebut, menurut Kasau, banyak negara-negara yang merasa dirugikan kepentingannya maka akan terjadi fiksi-fiksi yang kalau tidak diselesaikan secara diplomasi akan terjadi masalah yang berkaitan dengan kekuatan.

Berkaiatan dengan itu, untuk kepentingan angkatan udara untuk bisa menyelesaikan beberapa hal yang tekait dengan wilayah udara adalah adanya pengaturan sebagian wilayah udara nasional oleh singapura, permasalahan Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI), dan training area yang digunakan oleh singapura, jelas Kasau.

Kasau berharap, para perwira dapat menjalin persahabatan dengan perwira negara lain secara person to person sebaik mungkin, sehingga apabila terjadi permasalahan dapat dengan mudah diselesaikan.

Jalinan tersebut dapat dilaksanakan melalui latihan bersama dengan negara sahabar seperti Australia, Singapura, Malaysia, Thailand dan Amerika. Latihan bersama tidak saja dilakukan oleh TNI Angkatan Udara akan tepapi dilakukan juga oleh TNI AD dan TNI AL.

Terkait alutsista Kasau menjelaskan, bahwa pada rentra ke tiga TNI AU akan menambah pesawat-pesawat baru diantaranya F-16, Sukhoi, super tucano, T-50, N-295, C-130 Hercule, Helikopter Cougar, pesawat latih Grob, jelasnya.

dispenau

Pemerintah Genjot Industri Pertahanan

(Ilustrasi dari Kaskus)
JAKARTA: Pemerintah memiliki rencana serius untuk mengembangkan proyek nasional di bidang industri pertahanan.

Harapannya, program ini tidak saja mempercepat modernisasi alat utama sistem senjata (alutsista) TNI, tetapi juga meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Menteri Pertahanan RI Purnomo Yusgiantoro menuturkan, Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP) menggelar sidang ke-9 pada Selasa (11/6) lalu.
Sidang salah satunya membahas tentang perkembangan alih teknologi kapal selam dan program pengadaan pesawat tempur.

Purnomo yang juga menjabat Ketua KKIP menjelaskan, pemerintah RI telah menjalin kerja sama dengan Korea Selatan terkait pembangunan tiga unit kapal selam untuk penguatan TNI AL.

Satu di antaranya direncanakan akan dibuat di Indonesia. Untuk itu, pemerintah kini tengah mempersiapkan segala infrastruktur yang dibutuhkan oleh PT PAL di Surabaya, sebagai BUMN yang menjalankan kebijakan ini nantinya.

“Indonesia saat ini hanya mempunyai dua unit kapal selam. Jumlah ini masih sangat minim untuk mendukung pertahanan laut kita,” tutur Purnomo.

Ia memperkirakan, pembuatan kapal selam Indonesia yang ketiga dapat dimulai dalam waktu satu atau dua tahun ke depan.
Dengan begitu, tidak tertutup kemungkinan nantinya Indonesia bisa memasarkan kapal selam buatan dalam negeri ke negara-negara lain.
“Sebelumnya, kita juga berhasil memasarkan senapan serbu jenis SS1 dan SS2 buatan PT Pindad kepada sejumlah negara, terutama negara-negara tentangga,” aku Purnomo.

 Republika  

Malaysia – Indonesia Berpacu Membuat Pesawat Tempur

Perancis tawarkan pembuatan pabrik jet tempur rafale di Malaysia (photo by Dassault Aviation)
Perancis tawarkan pembuatan pabrik jet tempur rafale di Malaysia (photo by Dassault Aviation)

PARIS: Perancis menawarkan pembuatan pesawat tempur Rafale di Malaysia, jika negara Jiran itu mau memilih Rafale sebagai pesawat tempur baru mereka. “Kami mempertimbangkan jalur perakitan di Malaysia”, ujar pimpinan eksekutif Dassault Aviation , Eric Trappier, saat diwawancarai lewat telepon dalam ajang Langkawi Air Show, Malaysia.
Saat ini Malaysia sedang mencari 18 pesawat tempur untuk menggantikan Mig 29 Rusia, dengan tiga alternatif:  Eurofighter, F-18  dan  Gripen,  produksi Saab Swedia.
Malaysia memiliki beberapa perusahaan terkait industri dirgantara. Antara lain CTRM, Composites Technology Research Malaysia. CTRM merupakan suplier beberapa komponen untuk sayap pesawat Airbus A320 Series. Sekitar 20 persen wing surface dari Airbus A320 merupakan produksi CTRM. Produk mereka untuk A320 antara lain: Moveable fairing, over wing panels, a320 spoilers, under wing, a320 fix fairing dan beberapa lainnya. CTRM juga penyuplai beberapa composites aero structures untuk pesawat Airbus A380, serta Airbus A400M Militer.


Malaysia juga memiliki industri dirgantara SME Aerospace, yang membuat sejumlah komponen kecil untuk pesawat: Airbus A330/A340, Airbus A320, Boeing B777, Eurocopter EADS, Avro RJ/RJX dan BAE Hawk. Untuk urusan Maintenance, Repair & Overhaul (MRO), Malaysia memiliki AIROD yang telah menggarap berbagai jenis pesawat dan helikopter.

Tawaran Perancis yang akan membuat perakitan pesawat tempur Rafale di Malaysia, untuk mendorong Malaysia mampu menciptakan industri penerbangan sendiri dikemudian hari.
Langkah Dassault Aviation ini membuat pemerintah Malaysia tertarik dengan pesawat tempur Rafale.  ”Malaysia tertarik mendorong industri dalam negeri mereka, untuk terlibat dalam pembuatan pesawat”, ujar pimpinan eksekutif Dassault Aviation, Eric Trappier. Menurut Erick, mereka sangat mendukung keinginan Malaysia, jika pesawat Rafale dipilih Malaysia sebagai pesawat baru mereka. Dan saat ini, Dassault telah menandatangani kontrak dengan perusahaan CTRM, Zetro Aerospace dan SaputraMalaysia, untuk kerjasama pembuatan komponen pesawat.

Dari tiga jenis pesawat yang hendak dibeli Malaysia, kandidat terkuat tinggal dua yakni: Eurofighter Typhoon dan Dassault Rafale. Namun,dalam ujicoba yang dilakukan Malaysia, Eurofighter Typhoon dianggap lemah dalam operasi serangan darat dan kemampuan radar, meski memiliki daya tahan yang tinggi. Tampaknya Malaysia akan memiih Rafale, sekaligus untuk menghidupkan keinginan Malaysia membuat pesawat tempur.
Pesawat tempur multi-role Rafale bergabung dengan militer Perancis tahun 2001 dan mampu menjalankan misi: serangan darat, serangan laut, intai tempur, misi serangan nuklir dan intersepsi udara. Saat ini Perancis sedang berjuang menemukan pembeli asing pertama yang mau membeli pesawat tempur mereka, yang dibangun dengan biaya puluhan miliar euro.

Menurut Dassault Aviation, India telah memilih Rafale untuk pengadaan (sebagian besar) 126 pesawat tempur baru dan Perancis bersedia membangun pesawat itu di India, jika kontrak final jadi ditandatangani tahun ini.

Jet Tempur Rafale Perancis (photo by Andrew Dro)
 Jet Tempur Rafale Perancis (photo by Andrew Dro)

Bagaimana dengan Indonesia ?
Wakil Menteri Pertahanan, Letnan Jenderal (Purn) Sjafrie Sjamsuddien, Kamis 13 Juni 2013, menyatakan program pesawat tempur IFX/KFX yang sudah berjalan 18 bulan dan melibatkan seluruh komponen bangsa, harus terus berjalan secara berkelanjutan.

Pemerintah dan Komisi I DPR melakukan Rapat Dengar Pendapat di kantor PT DI, Bandung, khusus membahas kelanjutan proyek pesawat tempur Indonesia-Korea Selatan. Kementerian Pertahanan akan menggandeng Defense Industry Cooperation Committe (DICC) dalam pembuatan jet tempur Indonesia.
Menurut Sjafrie, program pesawat tempur PT DI bekerjasama dengan pemerintah Korea Selatan, harus selesai pada tahun 2020, sehingga siapapun yang menjadi presiden akan datang, harus memiliki komitmen melanjutkan program ini. Saat ini, PT DI sedang mempersiapkan diri masuk dalam tahap kedua, yaitu Engineering Manufacturing Development, pengembangan pesawat tempur IFX/KFX. Dari 72 teknologi, masih ada 30 item yang harus disiapkan oleh PT DI.

“Program pesawat tempur IFX/KFX adalah program nasional demi kepentingan bangsa dan Negara. Oleh karena itu kita harus mewujudkannya demi kemandian bangsa dalam membangun kekuatan pertahanannya,” tutur Sjafrie Sjamsuddien,
Ketua Komisi I DPR, TB Hasanudin, menyatakan DPR sejalan dengan pemerintah untuk melanjutkan program ini, siapapun kekuatan politik di masa depan yang memimpin negara Indonesia.

Disain Jet Tempur KFX / IFX, Korea Selatan - Indonesia
 Disain Jet Tempur KFX / IFX, Korea Selatan – Indonesia

KKIP
Dalam kesempatan dan waktu terpisah, Sidang Kesembilan Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP) juga membahas agenda perkembangan alih teknologi kapal selam dan perkembangan program pesawat jet tempur KF-X/IF-X.
KKIP sedang menyusun agenda pembangunan infrastruktur pembuatan kapal selam di Surabaya melalui PT PAL dan pesawat jet tempur di Bandung melalui PT DI.  Ditargetkan, paling lambat dalam dua hingga tahun ke depan, Indonesia telah memiliki infrastruktur industri pembuatan kapal selam dan pesawat jet tempur berteknologi canggih, di atas pesawat tempur sekelas Sukhoi dan F-16.

Menurut Menteri Pertahanan sekaligus Ketua KKIP, Purnomo Yusgiantoro, pembangunan infrastruktur kapal selam dan jet tempur akan dijadikan sebagai program nasional. Payung hukumnya sedang dipersiapkan, agar tidak menemui hambatan.
“Butuh dukungan parlemen, karena program ini pasti akan melalui lintas parlemen. Dibutuhkan payung hukum agar menjadi proyek nasional,” ujar Purnomo.
Pembangun infrastruktur pembuatan kapal selam, akan bekerja sama secara khusus dengan Korea Selatan dan dimulai dari kesepakatan lisensi,engineering manufacturing development, hingga prototipe.

Model Kapal Selam ChangbogoModel Kapal Selam Changbogo

Saat ini kedua pihak telah sampai pada tahap teknologi desain. Dua tahun ke depan ditargetkan akan mencapai tahap engineering manufacturing development dan prototipe. “Dari sisi teknis, kita juga sudah kirim 52 ahli untuk belajar teknologi design,” lanjut Purnomo Yusgiantoro, usai Sidang Kesembilan KKIP bertajuk “Membangun Sinergitas Menuju Kemandirian Industri Pertahanan”, Selasa (11/6).

Sidang Kesembilan KKIP ini dipimpin langsung Menhan Purnomo Yusgiantoro selaku Ketua Harian KKIP, didampingi Wamenhan Sjafrie Syamsoeddin sebagai Sekretaris. Pembahasan juga dihadiri Ses Menristek, Dirjen Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi Kemperin, Deputi II Kementerian BUMN, serta Kasum TNI dan Asrena Kapolri.
Kita tunggu saja, pesawat tempur siapa yang akan mengudara duluan.

JKGR

Panglima TNI Ujicoba Dua KAL-28 di Teluk Jakarta

panglima-sub
KAL 28
JAKARTA: Panglima Tentara Nasional Indonesia Laksamana TNI Agus Suhartono, S.E., melaksanakan ujicoba (sea trial) dua kapal patroli KAL-28 yaitu KAL Sinabang dan KAL Sengiap yang merupakan produksi galangan kapal P.T. Tesco Indomaritim, Babelan, Bekasi, di perairan Teluk Jakarta, Kamis (13/6).

Kedua KAL-28 yang membawa rombongan Panglima TNI tersebut, bertolak dari Dermaga Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil) menuju perairan Teluk Jakarta dan melaksanakan ujicoba selama satu jam.

Dalam ujicoba tersebut, Panglima TNI didampingi Asisten Perencanaan dan Anggaran Umum (Asrenum) Panglima TNI Laksda TNI Among Margono, Koordinator Staf Ahli (Koorsahli) Kasal Laksda TNI Sadiman, S.E., Panglima Kolinlamil Laksda TNI S.M. Darojatim, Kadisadal Laksma TNI Agus Setiadji, Kadismatal Laksma TNI Bambang Nariyono serta Direktur Utama P.T. Tesco Indomaritim Dr. Jamin Basuki.

Ujicoba tersebut dimaksudkan untuk mengecek kesiapan dan kelayakan dua kapal patroli dengan panjang 28 meter ini, sebelum dioperasikan di Pangkalan Angkatan Laut (Lanal) untuk menambah kekuatan dalam menjaga dan pengamanan laut. KAL Sinabang menurut rencana akan dioperasikan di Lanal Simeuleu, Nanggroe Aceh Darussalam dan KAL Sengiap dioperasikan di Lanal Ranai, Natuna, Kepulauan Riau.

KAL Sinabang dan KAL Sengiap adalah kapal jenis KAL tipe-28, dengan panjang keseluruhan 28 meter. Konstruksi dua kapal baru itu terbuat dari bahan aluminium alloy AL 5083-H116 pada hull dan super struktur dengan rancang bangun futuristik. Kapal yang diawaki 15 ABK ini dapat melaju dengan kecepatan maksimum 28 knots.(dispen Kolinlamil/sir)

Teks Gbr-Ujicoba KAL-28. Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono, S.E. beserta rombongan saat melaksanakan ujicoba KAL-28 di perairan Teluk Jakarta, Kamis(13/6). (dispen kolinlamil)

 Panglima TNI Jajal Kapal Patroli Sinabang 
 
kri-subPanglima TNI Laksamana TNI Agus Sugartono, S.E. didampingi Asrenum Panglima TNI Laksda TNI Among Margono, Koorsahli Kasal Laksda TNI Sadiman, Pangkolinlamil Laksda TNI Dorojatim dan Waaslog Panglima TNI Marsma TNI Karibiyama serta beberapa pejabat TNI Angkatan Laut menjajal Kapal Angkatan Laut (KAL) Sinabang yang merupakan kapal patroli bertempat di Dermaga Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil) Tanjung Priok, Jakarta Utara, Kamis (13/6/2013).

Pada kesempatan tersebut, Panglima TNI beserta rombongan dengan menggunakan Kapal Angkatan Laut Sinabang melaksanakan patroli singkat di wilayah perairan Teluk Jakarta dengan menempuh waktu kurang lebih satu jam.

Kapal Angkatan Laut Sinabang yang memiliki bobot 60,44 ton adalah jenis kapal patroli buatan putra-putri terbaik bangsa Indonesia yang di produksi PT. Tesco Indomaritim. Selain Kapal Patroli Sinabang yang sandar di Dermaga Kolinlamil, ada juga Kapal Patroli Sengiap yang merupakan kapal sejenis buatan PT. Tesco Indomaritim.

Rencananya, Kapal Angkatan Laut Sinabang nantinya akan ditempatkan wilayah perairan Aceh, sedangkan Kapal Patroli Sengiap akan ditempatkan di wilayah perairan Natuna. Kedua jenis Kapal Patroli tersebut, dilengkapi senjata Mitraliur dengan kaliber 12,7 milimeter, nantinya akan bertugas untuk menjaga wilayah perairan laut Indonesia agar bebas dari para pencuri ikan yang masuk di wilayah Aceh, Natuna dan sekitarnya.

Kadispenum Puspen TNI
Kolonel Cpl. Ir. Minulyo Suprapto, M.Sc, M.Si, M.A.

Poskota  

KSAD Wacanakan Peningkatan Persenjataan Kopassus

Persenjataan Kopassus akan dilakukan pembenahan untuk meningkatkan profesionalisme prajurit (photo : Viva)

CIJANTUNG: - Persenjataan Komando Pasukan Khusus (Kopassus) akan dibenahi guna meningkatkan profesionalisme prajurit. Sebab, pengabdian Kopassus selama ini telah sampai kancah internasional.

Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Moeldoko mengatakan, pihaknya sudah mendiskusikan mengenai kemungkinan dilakukannya pembenahan persenjataan khusus bagi Kopassus.

“Ada beberapa senjata yang akan dibenahi," ucapnya usai menerima brevet kehormatan di Markas Kopassus (Makopassus), di Cijantung, Jakarta Timur, Selasa (11/6/2013).

Untuk diketahui, selama ini Kopassus memang menggunakan berbagai jenis senjata khusus. Banyak dari senjata itu tidak dipakai oleh satuan lain di luar pasukan elit TNI.

Selain aspek alat utama sistem senjata (alutsista), KSAD juga menekankan pentingnya peningkatan jiwa profesionalisme para prajurit. Seluruh anggota Korps Baret Merah diminta untuk membangun korps agar semakin membanggakan.

“Sejarah yang pernah diukir dari waktu ke waktu Kopassus harus semakin profesional. Sebagai seorang prajurit, profesionalisme tetap harus dijunjung tinggi,” urainya.

Terkait senjata khusus, Agustus tahun lalu Kopassus juga menerima tambahan 315 senapan baru berupa senjata laras pendek HK MP5 buatan Heckler dan Koch (HK) Jerman. Ini melengkapi 104 senjata sejenis yang sebelumnya telah dimiliki. Penyerahan dilakukan oleh Wamenhan Sjafrie Sjamsoeddin.

Senjata itu hasil pengadaan Kemhan 2010 yang terdiri dari 220 pucuk HK MP5 A4, 48 pucuk HK MP5 A5, 38 pucuk HK MP5 K.PWW, dan 9 pucuk HK SD5. Senjata itu berstandar internasional dan banyak dipakai pasukan khusus angkatan bersenjata dari berbagai negara. Untuk senjata pasukan khusus, pengadaan dilaksanakan secara langsung ke produsen agar terjamin kualitas dan akuntabilitas dari peralatan itu.

Sementara itu, Kepala Dinas Penerangan Angkatan Darat Brigjen TNI Rukman Akhmad menambahkan, sejauh ini rencana pembenahan persenjataan khusus Kopassus belum sampai ada taraf jenisnya. “Masih akan dibicarakan di tingkat staf,” ungkapnya.

Namun dia mengakui bahwa untuk pasukan elit memang membutuhkan persenjataan yang khusus. Senjata-senjata itu harus memiliki standar internasional.

Adapun Kepala Pusat Komunikasi Publik Kemhan Brigjen TNI Sisriadi menambahkan, pengadaan senjata khusus bagi Kopassus ditangani oleh angkatan. “Kemhan lebih pada alutsista yang massif dan membutuhkan biaya besar,” imbuhnya.

SindoNews

Yuk Daftar! Pabrik Pesawat BUMN Butuh 700 Karyawan Baru

http://images.detik.com/content/2013/06/13/1036/n250gatotkocokapasitas50penumpang.jpgJakarta: PT Dirgantara Indonesia (PTDI) dapat banyak pesanan atau order pesawat, helikopter dan komponen pesawat hingga 2013. Demi mendukung pemenuhan terget pesanan, perusahaan plat merah ini berencana membuka 700 lowongan kerja baru di 2013.

Hal ini disampaikan oleh Direktur umum dan SDM PTDI Sukatwikanto usai melangsungkan Rapat Dengar Pendapat di Komisi VI DPR Senayan, Jakarta, Kamis (13/6/2013).

"Oh luar biasa jauh (perkembangan perusahaan). Sarjana itu hampir 300 tahun ini, 400 orang STM (SMK). Kita sedang regenerasi SDM besar-besaran," ucap Sukatwikanto.

Sukatwikanto menuturkan, total order dari pesawat, helikopter dan komponen lain yang telah diterima Dirgantara Indonesia saat ini mencapai Rp 9 triliun. Bahkan ada penambahan pesanan setelah menggelar ASEAN Roadshow yakni menawarkan pesawat ke-6 negara ASEAN.

"Penjualan pesawat yang membeli paling existed itu Filipina dengan Malaysia (CN 235). Tapi dengan Thailand dengan Vietnam mereka sudah ada mengirim dokumen sebelum terjadi kontrak itu biasanya verifikasi dokumen teknik," tambahnya.

 detik

Wednesday 12 June 2013

Batantek Kuasai 51% Kepemilikan Pabrik Nuklir Di AS


JAKARTA: Permintaan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan yang meminta PT Batan Teknologi agar mengembangkan bisnisnya dengan membangun pabrik di Virginia Amerika Serikat (AS) akan terealisasi.

"Kita joint venture, sekarang sudah MoU, sudah partisipasi design juga. Target beroperasi di 2017 di Amerika. Dengan mayoritas saham 51 persen kita, 49 persen mereka," ungkap Direktur Utama Batan Teknologi Yudiutomo Imardjoko kepada wartawan, di Jakarta, Selasa (11/6/2013).

Dia menjelaskan, total investasi untuk membangun pabrik pengayaan uranium sistem rendah disana mencapai USD170 juta.

"Karena kebutuhan radio isotop di sana sangat tinggi, kita ingin masuk ke pasar Amerika, pasalnya Amerika saat ini selalu mengimpor radio isotop di negara seperti Kanada, Belgia. Hampir 100 persen mengimpor. Dengan masuknya kami ke sana akan membuat pasaran lebih kompetitif," jelas Yudi.

Yudi menjelaskan, saat ini, pihaknya hanya mampu memproduksi sekitar 300 curie radio isotop per minggu yang di suplai untuk 16 rumah sakit untuk kepentingan pengobatan.

"Beda dengan Amerika yang membutuhkan 6.000 curie per minggu. Dan untuk suplai ke rumah sakit sana sampai 1.600 rumah sakit. Walaupun kapasitas produksi nanti di pabrik Virginia hanya 400 curie per minggu," jelas dia.

Untuk permasalahan pergantian nama perusahaannya, dia menjelaskan saat ini sedang dilakukan proses pergantian yang akan menjadi PT Industri Nuklir Indonesia.

"Tahun depan mungkin akan berganti, sekarang lagi diurus," jelas Yudi. 
 

Penginderaan TNI AL "Dikuasai" Singapura dan Beijing


JAKARTA - Sistem kelautan Indonesia memang tergantung dengan negara lain. Saat ini, sistem penginderaan TNI AL di wilayah barat dikendalikan sepenuhnya oleh Singapura. “Jadi, kalau TNI AL dalam hal ini Komando Armada Barat ingin tahu kapal apa saja yang mau lewat atau masuk ke alki barat, harus menunggu data dari Changi, Singapura,” kata pengajar intelejen S1 UI Andi Widjojanto Phd dalam Paska Sarjana Kajian Stratejik Intelijen Universitas Indonesia Rabu (12/6).

Sedangkan, alur laut di wilayah tengah dan timur masih jadi rebutan. “Ada kemungkinan Beijing yang dapat. Jadi, nanti kapal kapal perang kita traficnya tidak dipantau dari Surabaya tapi dari Beijing,” katanya.
   
Dari sisi sumber daya alutsista, Indonesia juga sangat terbatas. Indonesia tidak mempunyai kapasitas kapal perang canggih yang bisa mengimbangi negara-negara besar. “Kita tidak bisa melakukan blokade laut di wilayah kita sendiri. Kalau AS atau China mau lewat, tidak bisa dibendung,” katanya.
   
Dia mencontohkan, dalam latihan gabungan TNI Mei lalu, seharusnya alur laut kepulauan Indonesia dinyatakan tertutup bagi negara lain karena sedang ada kapal-kapal perang yang berlatih. “Tapi, pada praktiknya tidak,” katanya.
   
Andi menambahkan, dari sisi teknologi, pertahanan laut Indonesia terancam sangat tertinggal. Dia mencontohkan, Amerika Serikat sedang merancang sebuah kapal selam stealth (siluman) yang bisa terbang tanpa terdeteksi radar. “Itu artinya, jika tiba-tiba ada kapal itu masuk ke Tanjung Priok, lalu terbang dan Monas hancur dibom, kita tak bisa apa-apa,” katanya. Teknologi lanjut Andi, akan selesai tahun 2030. “Semoga Indonesia segera berbenah dan tidak hanya ribut soal sapi atau jengkol yang harganya naik,” katanya disambut tawa sekitar 200 peserta diskusi yang hadir di Gedung Paskasarjana UI.
   
Melda Kamil, Phd  menantang pemerintah untuk berani melakukan langkah ekstrem dalam menegakkan kedaulatan di laut. “Tapi, apakah kita berani ? Misalnya dengan Cina, seperti dulu saat tahun 1965 kita berani putuskan hubungan. Di soal laut ini apa kita punya keberanian ? Saya kok tidak yakin,” kata pakar hukum laut Internasional itu.
   
Melda menjelaskan, banyak aturan-aturan hukum di laut yang merugikan kedaulatan Indonesia. Cina misalnya, menetapkan dua titik di Natuna sebagai batas wilayah mereka. Kapal-kapal berbendera asing pun dengan santai dan rileks melintas di alur laut Indonesia tanpa sanksi yang tegas.
   
“Bagaimana jika kapal itu menaruh barang berbahaya saat melintas. Kita sebenarnya sangat terancam,” kata Melda. Indonesia juga tidak bisa menerapkan suatu aturan yang berlaku internasional yang disebut hot pursuit.

Hot pursuit adalah sebuah mekanisme pengejaran oleh sebuah negara berdaulat ketika ada kapal asing yang melanggar batas tanpa izin dan melakukan pelanggaran hukum. “Aturannya membolehkan bisa sampai ke laut bebas bahkan zona ekonomi ekslusif negara lain, tapi syaratnya harus kapal perang (war ship), yang selama ini tidak kita lakukan,” katanya. (rdl/mas)
 
jpnn 

Garuda, Lion dan Merpati Harus Bisa Dimobilisasi untuk Militer




Andi Widjajanto
Andi Widjajanto

JAKARTA--Pengamat militer dari Universitas Indonesia (UI) Andi Wijayanto mengatakan, RUU Komcad tidak perlu buru-buru disahkan. Namun harus diperbaiki terlebih dulu.
"Seharusnya RUU Komcad bukan dalam bentuk militerisasi rakyat. Namun RUU Komcad harus mengarah pada pemanfaatan sarana dan prasarana yang ada di Indonesia,"katanya.
Sebagai contoh, terang Andi, dari pada pemerintah membeli puluhan skuadron baru yang tidak tahu kapan akan digunakan, alangkah baiknya jika pemerintah membuat kerja sama militer dengan maskapai penerbangan di dalam negeri.
"Garuda, Merpati, Lion Air seharusnya bisa  dimobilisasi untuk keperluan militer jika negara dalam keadaan darurat," terangnya.
Selain itu, ujar Andi, para pilot maskapai komersial tersebut juga harus diberi pelatihan militer agar bisa menerbangkan pesawat dalam keadaan darurat dan perang. "Pilot-pilot Garuda harus diberi pelatihan terbang gelap, itu yang harus disiapkan untuk perang pada  abad teknologi,"ujarnya.
Perusahaan jalan tol, terang Andi, juga diwajibkan untuk menyiapkan satu ruas jalan tol yang  bisa dijadikan landasan pesawat tempur. "Jadi RUU Komcad harus difokuskan pada pemanfaatan segala sarana dan prasarana yang ada,"terangnya.
Pabrik Astra Internasional, ujar Andi, sebaiknya juga diminta untuk membuat komponen cadangan seperti tank-tank guna persiapan perang. Ini akan membuat negara siap menghadapi perang kapan saja.

 REPUBLIKA.CO.ID

Exercise Garuda Shield 2013


Berikut Foto2 Exercise Garuda Shield 2013
Semua Foto diposkan Kenyot10 (Kaskuser)
 
 
KASKUS

Ini penyebab belasan penerjun TNI dan tentara Malaysia nyasar


 
Ini penyebab belasan penerjun TNI dan tentara Malaysia nyasar

Belasan personel TNI dan Angkatan Tentera Malaysia (ATM) mendarat jauh dari Lapangan Benteng, Medan yang menjadi lokasi pendaratan. Para penerjun umumnya terdorong ke arah timur dari pusat Kota Medan.

Penyebab melesetnya pendaratan terjun payung para personel TNI dan tentara Malaysia itu diperkirakan karena cuaca tidak mendukung. Sebab menurut Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), penerjunan itu terjadi saat angin bertiup kencang.

"Anginnya memang bertiup kencang, arahnya dari barat," kata Mega Sirait, Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Stasiun Bandara Polonia Medan, Rabu (12/6).

Dia merinci, kecepatan angin di permukaan tanah ketika itu sekitar 13 knot, 11 knot di ketinggian 1.000 dan 2.000 kaki. Di ketinggian 3.000 angin bertiup dengan kecepatan 19 knot. Tiupannya semakin tinggi menjadi 25 knot pada ketinggian 4.000 kaki.

"Lalu, pada 5.000 kaki kecepatannya 33 knot atau sekitar 60 kilometer per jam. Normalnya rata-rata 15 knot," terangnya.

Mega memaparkan, kecepatan angin ini sudah dikoordinasikan dengan pelaksana penerjunan. "Tapi, acara penerjunan itu kan terjadwal, jadi tetap harus dilaksanakan," ujarnya.

Keterangan Mega soal kecepatan angin sejalan dengan pengakuan seorang penerjun yang mendarat di lapangan kompleks perumahan di Jalan Gaharu Medan. "Kecepatan angin tiga puluh knot," ucapnya sambil melipat payung.

Bintara ini bersama belasan personel TNI dan Angkatan Tentera Malaysia (ATM) diketahui mendarat jauh dari Lapangan Benteng, Medan. Para penerjun umumnya terdorong ke arah timur dari pusat Kota Medan. Dua penerjun pertama diketahui mendarat di lapangan perumahan Jalan Gaharu.

Kemudian ada yang mendarat di jalan antara Mal Palladium dan kantor Wali Kota Medan. Selain itu, 2 penerjun didapati mendarat di rel kereta api di Stasiun Besar Kereta Api. Di Jalan Pulau Pinang juga ada penerjun yang mendarat.

Empat penerjun mendarat di lokasi proyek konstruksi di Jalan Jawa. Bahkan ada yang mendarat di gedung belum jadi itu. "Mereka dibantu pekerja bangunan sebelum ambulans datang," kata Dedi Ginting, seorang saksi mata.

Sebelum menggelar upacara penutupan Ladgabma Malindo Darsasa-8AB/2013 di Lapangan Benteng, para personel menggelar latihan penanggulangan terorisme di Belawan, Lanud Soewondo dan Hotel Arya Duta, Medan.

Latihan gabungan dibuka Jumat (7/6) dan berlangsung hingga Rabu (12/6). Sebelum upacara penutupan, pasukan gabungan ini melakukan simulasi antiterorisme di Hotel Arya Duta.
[mtf]
 

TNI AL TERIMA 2 KAPAL PATROLI BARU

 
Asisten Logistik (Aslog) Kasal Laksamana Muda TNI Sru Handayanto menyerahkan dua unit kapal patroli keamanan laut jenis KAL tipe-28 yang diberi nama KAL II-I-62-Sinabang dan KAL II-4-55 Sengiap guna memperkuat jajaran TNI Angkatan Laut  kepada Komandan Pangkalan Utama Angkatan Laut (Danlantamal) IV Laksamana Pertama TNI Agus Heryana di Mabesal Cilangkap, Jakarta Timur, Selasa (11/6/2013).
Kedua KAL ini merupakan produksi Tesco Indo Maritim yang memiliki kecepatan maksimal 28 knots dan mempunyai  bahan kontruksi aluminium alloy AL5083-H116 pada hull dan super struktur dengan rancang bangun futuristik, sehingga dapat mengoptimalkan  kecepatan dan kelincahan manuver.
KAL II-I-62-Sinabang nantinya akan diserahkan ke Lantamal I Belawan dan dioperasikan oleh Pangkalan Angkatan Laut (Lanal) Simeule, sedangkan  KAL II-4-55 Sengiap akan diserahkan Lantamal IV Tanjung Pinang untuk dioperasikan oleh Pangkatan Angkatan Laut (Lanal) Ranai, Natuna, Kepulauan Riau. Saat ini, kedua kapal tersebut telah siap dalam rangka memperkuat kegiatan operasi dalam mengamankan wilayah perairan laut khususnya di wilayah kawasan yang menjadi tanggung jawab Lanal Ranai dan Lanal Simelue.
Dalam sambutannya, Aslog Kasal Laksda TNI Sru Handayanto menegaskan bahwa dengan melihat luasnya wilayah tanggung jawab dihadapkan pada ancaman aktual dan keterbatasan alokasi anggaran pertahanan matra laut terutama untuk pengadaan kapal perang kombatan yang relatif mahal, diharapkan dengan adanya keberadaan kedua KAL tersebut akan dapat meningkatkan pengamanan perairan.
“Dengan adanya penambahan beberapa KAL ini  diharapkan dapat memenuhi tuntutan tugas-tugas kekamlaan di wilayah Perairan Lanal Simeulue dan Lanal Ranai, sekaligus dapat memberikan motivasi dan spirit serta meningkatkan kinerja kedua Lanal tersebut,” ujar Aslog.
Dalam kesempatan tersebut, juga dikukuhkan jabatan sebagai Komandan dari kedua kapal tersebut yaitu Kapten Laut (P) Teguh Budi Santoso yang menjabat sebagai KAL II-I-62-Sinabang dan Lettu Laut (P) Miftohul Hadi P. yang menjabat sebagai Komandan KAL II-4-55 Sengiap.
Demikian berita Dinas Penerangan Angkatan Laut. 


Launching Tug Boat & Keel Laying Kapal KCR 60 M



 










Tug Boat & KCR 60 M

Di tengah optimisme untuk terus meningkatkan kinerja, PT PAL INDONESIA (Persero) kembali membukukan sejarah dengan melakukan Launching Kapal Tunda 2.400 HP, Hull No. M000277 yang merupakan kapal ke-2 dari 2 (dua) kapal sejenis, serta pelaksanaan Keel laying Kapal Cepat Rudal 60M Hull No. W000275 yang merupakan kapal ke-3 dari 3 kapal sejenis pesanan TNI-AL.

Kapal Tunda ke-1 (M000276) telah dilakukan launching pada  Selasa, 11 Juni 2013, yang rencananya akan diserahkan Medio Juli 2013, sedangkan hari ini 12 Juni 2013 akan melaunching kapal ke-2 (M000277) dan rencananya akan diserah terimakan pada medio Agustus 2013, yang sebelumnya akan dilakukan serangkaian Uji Coba.

Sedangkan Kapal Cepat Rudal 60M ke-3 (W000275) hari ini 12 Juni 2013 akan dilakukan Keel Laying, dimana untuk Kapal ke-1 (W000273) telah dilakukan keel laying pada Pebruari 2013  dan untuk kapal ke-2 (W000274) telah dilakukan keel laying pada tanggal 18 April 2013.
   
Berbagai improvement telah dilakukan, dan berhasil dilakukan percepatan penyelesaian KCR 60 m, dimana interval normalnya memerlukan waktu 3 (tiga) bulan, dan dapat diperpendek interval menjadi 2 (dua) bulan, sehingga diharapkan dapat menyelesaikan penyerahan tepat waktu. Untuk kapal yang ke-1 direncanakan akan diserahkan pada akhir Desember 2013, kapal ke-2 akan diserahkan pada medio Maret 2014 sedangkan kapal ke-3 akan diserahkan pada medio Juni 2014 sesuai jadwal, dan jika memungkinkan dapat ahead schedule.
   
Berbekal kepercayaan berbagai pihak khususnya TNI AL, dan sebagai Lead Integrator pengadaan alutsista di bidang kemaritiman, PT PAL Indonesia (Persero) akan terus berkomitmen untuk berpartisipasi aktif mendukung kemandirian bangsa untuk pengadaan alutsista maupun modernisasi Alutsista. Sekaligus turut berperan menciptakan keamanan dan martabat bangsa, serta penghematan devisa negara.

pal

Mengintip PT. Pindad.... Lagi

PT.Pindad di Bandung Jawa Barat, tak ada rasa bosan rasanya mengunjungi Pabrik senjata yang satu ini. Apalagi, dalam waktu dekat ini Pindad akan kebagian banyak proyek pertahanan. Sudah menjadi naluri military fanboys semacam ARC untuk mencari tahu apalagi informasi terbaru dari pabrik kebanggaan bangsa ini. Selain itu, ARC juga berencana menulis buku kedua mengenai Panser Anoa. Karenanya kunjungan kali ini juga digunakan untuk menambah informasi dan foto-foto detail.

Pindad sendiri kini masih disibukkan dengan pesanan Anoa yang telah mencapai lebih dari 200 unit. Khusus Anoa, tahun ini Pindad kembali mendapat pesanan sebanyak 90 unit. Selain itu Pindad juga masih harus menyelesaikan pesanan Ranpur Komodo. Disisi lain, Pindad juga telah menyiapkan lahan untuk produksi Tank medium bekerjasama dengan FNSS Turki. oya Pindad dalam waktu dekat akan sibuk merakit panser baru dari Korea Selatan, yaitu Tarantula. Sejak 5 juni lalu sebanyak 10 unit Tarantula telah tiba dalam bentuk terurai dan masih tertutup terpal.
Nah, bagi anda pembaca setia ARC, berikut adalah oleh-oleh kami dari Bandung.

Roket dan Pesawat Tanpa Awak Made in Indonesia akan Dipamerkan di Monas

http://images.detik.com/content/2013/06/11/1036/131300_puna.jpg
Jakarta - Putra-putri Indonesia sudah mampu membuat produk-produk canggih seperti roket ringan, pesawat tanpa awak dan satelit. Rencananya produk-produk itu akan mulai diluncurkan akhir bulan ini.

Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) Gusti Muhammad Hatta menyebutkan, beberapa ahli di lembaga negara dan BUMN telah memampu menciptakan produk canggih tersebut, dan dinilai tak kalah dengan negara-negara lain.

"Saya berharap ini kita mau memperingati Harteknas (Hari Kebangkitan Teknologi Nasional), cuma launching-nya bulan Juni. Nanti saya akan tampilkan juga. Roket, satelit, kemudian pesawat tanpa awak. Itu kita akan tonjolkan, kita juga bisa buat itu," kata Gusti saat ditemui di Gedung Badan Standarisasi Nasional, Jakarta, Selasa (11/6/2013).

Gusti menambahkan, ketiga produk tersebut akan dipamerkan dan diluncurkan pada tanggal 22 Juni di Monumen Nasional (Monas), dan berlanjut di acara Resmi Hari Kebangkitan Teknologi Nasional pada tanggal 29 Agustus hingga 1 September 2013 nanti di Taman Mini Indonesia Indah.

"Puncaknya sekitar tanggal 30 Agustus, nanti Pak Presiden yang berikan sambutan," katanya.

Dikatakan Gusti, gelaran ini dilakukan setiap 1 tahun sekali. Setiap tahunnya, ada produk-produk teknologi baru yang termasuk ke dalam 7 fokus Kementerian ristek yakni pertanian dan ketahanan pangan, energi baru dan terbarukan, teknologi informasi dan komunikasi, kesehatan dan obat-obatan, hankam, transportasi, material maju.

"Tahun kemarin kan mobil listrik. Tahun ini roket, satelit dan pesawat tanpa awak. Itu buatan kita, PT DI (Dirgantara Indonesia) BPPT, Lapan," katanya.

finance.detik

Pesawat CN 295 Unjuk Kekuatan

CIBEUREUM-Pesawat TNI AU keluaran terbaru jenis CN 295 memiliki kemampuan lepas landas dan mendarat dilandasan pendek. Hal itu dibuktikan saat pesawat hasil kerjasama antara PT Dirgantara Indonesia dengan Airbus Military, Spanyol itu melakukan uji coba landasan Lanud Wiriadinata kemarin. Dari panjang landasan 1200 meter, CN 295 hanya butuh 600 meter untuk melaju dan mengangkat badan pesawat membumbung ke udara.

”Pesawat ini baru datang Bulan Oktober 2012. Sekarang diuji coba untuk masuk disemua landasan yang pendek, termasuk di Lanud Wiriadinata ini. Karena salah satu keunggulan pesawat ini (CN 295) bisa take off dilandasan pendek meskipun badannya cukup panjang,” ungkap sang pilot CN 295, Letnan Kolonel Pnb Elistar Silaen, dari Skadron Udara II Wing I Halim Perdana Kusumah, beberapa saat setelah landing di Lanud Wiriadinata, Selasa (11/6).

Pesawat mendarat sekitar pukul 8.45 setelah berangkat dari Bandara Halim Perdanakusumah sekitar pukul 7.45. Setibanya di Landasan Pacu Lanud Wiriadinata pesawat tidak langsung parkir. Melainkan langsung mengambil posisi line up, setelah sempat memutar arah. Pilot langsung melakukan uji coba terbang dengan landasan pendek, dan sempat mengelilingi langit Tasikmalaya satu putaran sebelum akhirnya landing kembali.

Menurut Elis, pesawat angkut sedang taktis generasi terbaru ini memiliki kapasitas untuk membawa 8 ton kargo atau membawa 50 sampai 70 orang personil. Hingga saat ini, dari 9 unit yang dipesat TNI AU dari perusahaan spanyol baru dua yang datang. Dalam waktu dekat pesawat dan ketiga juga akan datang. Pesawat yang menggunakan full glass cockpit itu, minggu lalu baru saja selesai melakukan misi keliling ASEAN.

Pesawat ini bisa digunakan sebagai pesawat pengangkut logistik, bisa juga untuk melakukan penerjunan personil TNI. Rencananya pesawat itu juga akan mencoba landasan pendek di Yahukimo papua dalam waktu dekat. ”Pesawat ini adalah pengembangan dari pesawat CN 235 yang dulu sudah sukses. Untuk pesawat yang ketiga dan keempat nanti Assembly nya di kita (Indonesia). Karena kan ini merupakan hasil kerjasama PT DI dengan Airbus (Airbus Military),” tuturnya.

Sementara itu, Komandan Lanud Wiriadinata, Letnan Kolonel Penerbang Indan Gilang Buldansyah yang juga masih rekan Elis menuturkan kedatangan pesawat tersebut selain dalam rangka misi uji coba di landasan pendek, juga menjadi catatan bagi Lanud Wiriadinata menguji kesiap siagaan melayani lalulintas penerbangan.

Terkait rencana dibukanya penerbangan sipil dan sekolah penerbangan, Indah mengatakan saat ini Lanud Wiriadinata tengah menunggu sertifikat bandara khusus keluar. Setelah dilakukannya verifikasi oleh direktorat bandar udara sebulan lalu. ”Hasil verifikasi itu ada sebelas temuan. Tapi itu hanya administrasi dan intinya yang harus kita lakukan adalah memundurkan marking (penandan landasan). Dan itu sudah kita lakukan, makanya sekarang markingnya mundur sedikit kebelakang kan,” singkat dia. (pee)
 

Butuh Payung Hukum, Program Kapal Selam Indonesia


 (dewanwidharta)
Jakarta • MENTERI Pertahanan, Purnomo Yusgiantoro, menyatakan Indonesia segera membangun infrastruktur pembuatan kapal selam di Surabaya melalui PT PAL.

"Rencananya infrastruktur pembuatan kapal selam akan dibuat di Surabaya melalui PT PAL. Karena itu, dibutuhkan infrastruktur untuk pembangunan kapal selam," kata Menhan sekaligus Ketua KKIP usai Sidang ke sembilan KKIP "Membangun Sinergitas Menuju Kemandirian Industri Pertahanan", di Kantor Kemhan, Jakarta, Selasa.

Paling lambat, kata Menhan, dalam dua hingga tahun ke depan, diharapkan Indonesia sudah memiliki infrastruktur industri pembuatan kapal selam.

Dijelaskannya, dalam sidang ke sembilan KKIP juga dibahas mengenai dijadikannya pembangunan infrastruktur kapal selam dan jet tempur sebagai proyek nasional.

Oleh karena itu, agar tidak menemui hambatan, payung hukum sangat diperlukan agar rencana pembangunan infrastruktur kapal selam dan pesawat jet tempur tetap berjalan pada lintas parlemen.

"Butuh dukungan parlemen karena program ini pasti akan melalui lintas parlemen. Dibutuhkan payung hukum agar menjadi proyek nasional," ucap Purnomo.

Dijelaskannya, sebagai negara kepulauan keberadaan kapal selam dan pesawat jet tempur sangat diperlukan untuk menjaga kepulauan indonesia hingga batas luar.

"Jika infrastruktur ada, pembuatan kapal selam bisa dilakukan di Indonesia," tandasnya.

Untuk membangun infrastruktur pembuatan kapal selam, Indonesia akan bekerjasama secara khusus dengan Korea Selatan. Kerjasama kedua negara akan dilakukan mulai dari kesepakatan lisensi, enginering manufacturing development, hingga prototipe.

Dalam pembuatan KFX/IFX bersama Korsel, kata dia, tahap yang sudah selesai dilaksanakan mencakup tahap teknologi desain.

Dua tahun ke depan, ditargetkan akan mencapai tahap `enginering manufacturing development` dan prototipe.

"Dari sisi teknis, kita juga sudah kirim 52 ahli untuk belajar teknologi design," ucap Purnomo.

Menhan menambahkan, pada tahun 2012 KKIP juga telah menghasilkan sejumlah produk kebijakan. Dalam hal penyusunan regulasi, diantaranya disahkannya UU No 16 tahun 2012 tentang industri pertahanan.

Sidang KKIP ke sembilan dipimpin langsung Menhan Purnomo Yusgiantoro selaku Ketua Harian KKIP, didampingi Wamenhan Sjafrie Syamsoeddin sebagai Sekretaris, juga Ses Menristek, Dirjen Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi Kemenperin, Deputi II Kementerian BUMN, Kasum TNI dan Asrena Kapolri.

Pembangunan pabrik modern untuk pembuatan kapal selam TNI Angkatan Laut di Indonesia sebelumnya ditargetkan dapat direalisasikan pada tahun 2016 atau 2017 mendatang karena kapal selam pertama yang dibuat oleh Korea Selatan baru selesai pada tahun 2014.

Pembangunan pabrik modern ini, katanya, bukan persoalan sederhana karena selain membutuhkan banyak sumber daya manusia yang handal, pemerintah pun harus menyiapkan dana yang tidak sedikit.

Ia berharap sumber daya manusia yang sudah dikirim ke Korea benar-benar menyerap ilmu secara komprehensif.

"Ketika secara keilmuan sudah memenuhi syarat, baru kemudian pemerintah mempersiapkan pabriknya," katanya.

Indonesia sudah sepakat melakukan transfer teknologi kapal selam dengan Korea Selatan, dimana akan dibuat tiga unit kapal selam. Untuk kapal selam pertama, pihak Indonesia hanya memantau pengerjaannya di Korea Selatan.

Pada pembuatan kapal kedua, teknisi di Indonesia dilibatkan dalam membuat kapal selam. Namun, pembuatannya tetap dilakukan di Korea Selatan.

pelitaonline