Pages

Friday 1 February 2013

Pengamanan Perairan Natuna

 
Sesuai instruksi Panglima TNI, Laksamana Agus Suhartono, TNI AL akan memperketat pengamanan di Laut Natuna. Pengamanan di perairan Natuna merupakan penguatan untuk mengatasi konflik yang semakin meningkat di Laut China Selatan. "Eskalasi di Laut China Selatan dan Laut Sulawesi meningkat," kata Kepala Staf TNI AL (Kasal), Laksamana Madya Marsetio, di sela-sela Rapat Pimpinan TNI AL di Mabes TNI AL Cilangkap, Jakarta, Kamis (31/1).

Untuk pengamanan di perairan Natuna, TNI AL bahkan meminta Armada RI Kawasan Barat mengalihkan pengawasan dari Selat Malaka ke Natuna. Natuna merupakan perairan yang sangat dekat dengan Laut China Selatan sehingga potensi konfliknya semakin besar.

Menurut Kasal, mengingat sangat pentingnya pengamanan di perbatasan Laut China Selatan, Rapim TNI AL menghadirkan Direktur Jenderal Hukum dan Perjanjian Internasional, Kementerian Luar Negeri, Linggawati Hakim. "Beliau banyak berbicara tentang diplomasi perbatasan," ujar dia.

TNI AL juga mengundang Deputi Bidang Pengelolaan Potensi Kawasan Perbatasan, Badan Nasional Pengelola Perbatasan, Triyono Budi Sasongko. Triyono banyak berbicara mengenai pengelolaan wilayah perbatasan. Marsetio mengatakan kehadiran perwakilan dari perwakilan Kemlu dan BNPP itu sangat diperlukan untuk menyatukan pengetahuan para perwira mengenai perkembangan di perbatasan, khususnya di Laut China Selatan dan Blok Ambalat.

Sebelumnya, Panglima TNI, Laksamana Agus Suhartono, menyatakan semenjak China mengklaim sembilan titik daerah penangkapan ikan tradisional di sekitar Laut China Selatan, TNI bersiaga. "Kita perlu hati-hati menyikapi klaim tersebut. Jangan sampai berubah menjadi klaim wilayah," jelas Agus.

Indonesia sebenarnya sudah melayangkan nota protes ke Pemerintah China soal klaim tersebut, namun belum ada tanggapan. Akan tetapi, Agus menyatakan, hingga kini, patroli TNI di kawasan itu belum menemukan kembali kapal China yang menangkap ikan di perairan Natuna. Meski begitu, pemerintah tetap berkomitmen membangun sistem pertahanan di Laut Natuna.

"Kita akan memperkuat TNI AL, TNI AD, dan TNI AU di sana," ujar dia. Di sisi ekonomi, pemerintah juga membangun fasilitas perikanan di sana bekerja sama dengan negara ASEAN lain.


Sumber :  Koran Jakarta

NRC Tergantung Kemhan

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh_xMmv2j172TZgGW4mxJ7oAIpr0kSeaxhYXwb17WirebUYE7kQ7esNUQwat15ifU61bHeaPLsnkDaRu8lQk7SIw92kVKa5GT6rgc9hbDlA6RuwgJAsB_SLjZQnoawRJn3-iBJfsy4Yc5Or/s1600/nakhoda_ragam_class.jpg 
Jakarta Sejumlah kapal perang baru yang fokus pada pengawasan laut perbatasan dan pemekaran organisasi menjadi pembahasan dalam rapat pimpinan TNI Angkatan Laut di Jakarta, Kamis-Jumat (31/1-1/2).

Kepala Staf TNI AL Laksamana (TNI) Marsetio dalam jumpa pers di Markas Besar TNI AL, Cilangkap, menjelaskan, sejumlah kapal baru akan melengkapi TNI AL hingga 2014. “Kapal selam akan beroperasi lima unit. Sebanyak tiga unit baru dibuat dengan kerja sama Korea Selatan. Pembuatan kapal ketiga dibangun sepenuhnya di PT PAL Surabaya,” kata Marsetio.

Untuk kapal perusak kawal rudal (PKR) dari Damen Schelde Belanda, lanjutnya, memasuki kontrak pembelian unit kedua.

“Pada pembelian kedua akan dilengkapi peluncur torpedo, ruang kendali tempur, dan cupola senjata permukaan yang sebelumnya tidak diberikan dalam pembelian kontrak pertama. Pembangunan PKR juga melibatkan PT PAL Surabaya,” ujar Marsetio.

Pada Desember 2012, Sekretaris Jenderal Kementerian Pertahanan Marsekal Madya (TNI) Eris Heryanto mengatakan, sebanyak 250 teknisi PT PAL dikirim ke Belanda untuk ikut dalam pembangunan kapal PKR.

Rencana pembelian tiga light frigate eks kapal kelas Nakhoda Ragam Angkatan Laut Brunei dinilai tidak bermasalah. Menurut Marsetio, perlengkapan yang dinilai kurang akan dilengkapi BAe Inggris dan sekarang keputusan ada di tangan Kementerian Pertahanan.

Vietnam, Filipina, Malaysia, dan Aljazair batal membeli light frigate itu karena ada kendala teknis, seperti sudah tutupnya perusahaan yang menjadi penyedia sarana kendali tempur.

Namun, Poengky Indarti dari Koalisi Masyarakat Sipil untuk Reformasi Pembelian Senjata TNI mengkritisi rencana pembelian kapal PKR kedua dari Belanda. “Beli kapal rudal kok tanpa rudal. Pembelian senilai 220 juta dollar AS itu tidak dilengkapi senjata utama, yakni peluru kendali. Kita masih harus membayar 75 juta dollar AS untuk melengkapi rudal bagi kapal tersebut,” kata Poengky. (MIK)

Sumber : Kompas

Polemik Pesawat Tempur KFX

Seoul Menurut anggota Majelis Komite Pertahanan Nasional, tahun ini atau tahun depan, akan melakukan klarifikasi kontroversi pengembangan KFX yang memakan lebih dari 10 tahun.

Seperti yang telah dilontarkan oleh sebuah lembaga penelitian nasional, dimana lembaga tersebut mengkritik Majelis Komite Pertahanan Nasional dalam sebuah diskusi forum ke 28 yang bertajuk “Bagaimana KFX Bisa Mengejar?” di Gedung Badan Pembangunan Pertahanan (ADD).

Tapi berbeda dengan Korea Institute Defense Analysis (KIDA) yang mengatakan dalam pengembangan alutsista merupakan hal yang wajar mempromosikan produk dalam negeri, membeli dari negara lain, atau memodifikasi alutsista tersebut untuk melakukan pengembangan lebih lanjut.

Proyek pengembangan pesawat tempur KFX akan diproduksi pada tahun 2020 untuk menggantikan pesawat tempur F-4 dan F-5 yang akan pensiun dari armada Angkatan Udara Korsel (ROKAF). Proyek KFX sendiri telah diumumkan sejak tahun 2001 lalu, dan akan melakukan studi kelayakan program KFX pada tahun ini.

Menurut manager Pengembangan Sistem Penerbangan ADD, “Untuk pengembangan pesawat tempur KFX tersebut memiliki keunggulan karena harga dan biaya opersionalnya murah dan efisien. Selain itu KFX juga memiliki kemampuan teknologi terkini, seperti radar AESA (Active Electronically Scanned Array) dan teknologi yang mengandung konten lokal sebesar 87 persen.”

Dia juga memperkirakan biaya produksi massal pesawat tempur KFX sekitar ₩ 8,6 sampai 9 triliun dengan dana estimasi awal menelan biaya ₩ 23 triliun. Bila produksi massal tersebut mencapai 208 – 676 unit, maka diprediksikan harga satuan pesawat tempur KFX sekitar US$ 60-90 juta dollar AS per unitnya.

Selain itu menurut seorang pejabat ROKAF mengatakan dengan masuknya pesawat tempur KFX dalam jajaran armada ROKAF, akan memberikan keuntungan yaitu kemudahan dalam dukungan logistik yang cepat dan mudah yang merupakan salah satu tujuan dalam pengembangan KFX.

Dan saat ditanya “Apakah kemampuan pesawat tempur KFX lebih tinggi dari produk impor yang sejenis?, pejabat ROKAF tersebut masih enggan berbicara banyak mengenai hal tersebut.

Menurut Dr. Lee Ju Hyung selaku anggota KIDA mengatakan dengan dana pengembangan yang menelan biaya lebih dari ₩ 10 trilun jauh lebih ekonomis daripada harus mengimpor alutsista dari luar negeri.

Hal ini bertentangan dengan pihak Lockheed Martin dan Boeing yang pesimis dengan pengembangan KFX karena memiliki resiko yang sangat tinggi dan Korsel sendiri belum memiliki pengalaman dalam pengembangan pesawat tempur.(MIK)

Sumber :Hankooki

Thursday 31 January 2013

Agar Tak Dilecehkan Negara Lain, TNI Beli Tank Leopard Tahun Ini


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhVgbqILB6WPQvGRtS_9x9IJx_EMNfFXLBmhWceJTixkNYFjifSmpHjC1tKK36xGubyYtvyXd7xGlJwmeBdowE0HTiE104_TylZNBilLuvrTxzuUwgJxT6HaE1nqcN8XXnZQPVNCGv_CHY/s1600/1.jpg 
Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo mengatakan pihaknya akan melakukan pembelian tank Leopard pada tahun ini. Demikian disampaikan Pramono pada acara Konferensi Pers Rapim TNI AD yang digelar di Gedung A.H. Nasution Mabesad Jakarta Pusat, Kamis (31/1/2013),

Dalam rilis yang dikirim ke redaksi Tribunnews.com, dikatakan pula bahwa pembelian alutsista tersebut adalah untuk menjadikan Indonesia setara dengan negara-negara tetangga. Namun bukan dengan tujuan untuk perlombaan senjata, melainkan agar tak dilecehkan oleh negara lain.

Pada akhir jumpa pers, Kasad berpesan agar rekan-rekan wartawan dalam membuat pemberitaan hendaknya memberi kesan “sejuk”, jangan malah membangkitkan perseteruan dengan menggembar-gemborkan peristiwa bentrok dan lain sebagainya. Hal ini penting sebab peran media sangat vital dalam masyarakat, dan berita yang baik juga benar akan menjadikan bangsa Indonesia semakin bangga menjadi bangsa Indonesia.

Rapim TNI AD diikuti oleh 134 peserta yang meliputi unsur Pimpinan dan Pembantu Pimpinan, para Pangkotama dan Komandan/Pimpinan Balakpus jajaran TNI AD.

Sumber : Tribunnews

Kesepakatan TNI dan Polri Jika Terjadi Kerusuhan


 
Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo menegaskan bahwa peran TNI dalam kesepakatan antara TNI dan Polri terkait bantuan dari TNI kepada Polri bila terjadi kerusuhan, adalah untuk mencegah jatuhnya korban sia-sia. Hal ini disampaikan Kasad menanggapi pertanyaan wartawan pada acara Konferensi Pers Rapim TNI AD yang digelar di Gedung A.H. Nasution Mabesad Jakarta Pusat, Kamis (31/1/2013), seperti yang tertulis dalam rilis yang dikirim ke redaksi Tribunnews.com.

“Untuk apa tentara dibentuk? Untuk apa tentara mempertahankan garis depannya? Tidak lain adalah untuk menjaga keselamatan semua rakyat Indonesia,” jelas Kasad. Lebih jauh, Kasad meminta agar jangan ada pemisahan tugas, pertahanan tugas tentara, keamanan tugas polisi. Semuanya baik itu TNI, Polri, tokoh masyarakat, bahkan masyarakat itu sendiri, harus turut berperan untuk mewujudkan situasi aman untuk rakyat.

Namun menanggapi kekhawatiran akan kenetralan prajurit di lapangan nantinya, kaitannya dengan godaan dari pemegang modal atau politik misalnya Pilkada, Kasad secara tegas menyatakan bahwa ia telah memerintahkan anak buahnya untuk tidak boleh melakukan keberpihakan pada pihak manapun.

Sumber  Tribunnews

Wakil KSAD Dimutasi Untuk Amankan Pembelian Alutsista


 
Jakarta KSAD Jenderal Pramono Edhie Prabowo mengungkap alasan mutasi Wakil KSAD Letjen Budiman menjadi Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian Pertahanan (Kemenhan). Budiman bakal menggantikan Marsdya Eris Erryanto yang ditarik sebagai perwira tinggi Mabes TNI.

Menurut Pramono, selain untuk menyempurnakan pengabdian institusi, juga diserahi mandat mengamankan pembelian alutsista. Selama ini, pihaknya menunjuk Budiman sebagai ketua delegasi tim Mabes TNI AD dalam setiap pembelian alutsista dari dalam negeri.

"Beliau berpindah itu strategi pengamanan pelaksaan pembelian alutsista. Apakah salah digeser ke Kemenhan?" tanya Pramono di Mabes TNI AD, Kamis (31/1).

Dia berjanji, setiap pembelian alutsista dapat dipertanggungjawabkan anggarannya. Dengan banyaknya anggaran seperti sekarang, kata dia, proses pembelian dapat diperpendek dengan harga murah, tapi berkualitas.

Kalaupun ada isu yang menuding perpindahan wakil KSAD lantaran dianggap bakal mengganggu kedudukannya, Pramono membantahnya. Ia balik menuduh ada pihak tertentu yang mencoba menyudutkannya lantaran dalam membelanjakan anggaran tidak lagi melalui perantara.

Karena itu, dia biasa saja menanggapi isu yang sepertinya sengaja dilempar para broker alutsista. "Itu broker senjata yang tidak mendapat proyek," tegas mantan danjen Kopassus itu.

Dengan pembelian alutsista besar-besaran itu, Pramono melanjutkan, negara tetangga yang dulu merendahkan kemampuan alutsista Indonesia menjadi terperangah. Mereka, kata dia, tidak lagi berani merendahkan kemampuan prajurit Indonesia yang sudah melakukan modernisasi senjata.

"Kalau mengikuti apa tanggapan negara sahabat, semua diluar dugaan mereka. Indonesia mulai diperhitungkan, tidak lagi diinjak-injak," katanya menegaskan.


Sumber : Republika

Kasak-kusuk di Rapim TNI 2013

 
Rapat Pimpinan TNI tahun 2013 baru saja usai, dan dilanjutkan dengan Rapat Pimpinan masing-masing Angkatan. Pada ajang rapat kali ini kembali ditampilkan berbagai alutsista kreasi anak bangsa. Total sebanyak 38 perusahaan dan Instansi memamerkan inovasi dan karya mereka. Apa saja kah yang menarik? simak hasil kasak-kusuk ARC berikut ini.

Di lapangan, terlihat panser, kendaraan taktis, perahu karet dan lain sebagainya. Salah satu yang menarik perhatian ARC adalah booth milik Boogie. Menarik karena tampaknya Boogie yang dikenal sebagai produsen peralatan mendaki tampaknya berupaya merambah ranah militer. Sesuai dengan kemampuannya, Boogie memamerkan perahu karet. Selain perahu karet biasa, Boogie juga berinovasi menelurkan Katamaran tempur dan Kano. Katamaran tempur ini menurut klaim boogie bahkan mampu mengangkut Rantis sekelas Land Rover untuk mengarungi sungai. Sementara, Kano tempur produksi boogie tampak cocok bagi operasi penyusupan pasukan khusus di sungai-sungai. Khusus perahu karet, Boogie juga berinovasi membuat perahu RIB yang sudah dilengkapi tangga. Dengan demikian proses penyusupan pasukan khusus ke kapal sasaran bisa lebih cepat. Selain itu, Boogie juga berinovasi mencipatkan Inflatable Tent yang bisa dibongkar pasang dengan cepat.


Beralih ke seberang booth Boogie, tampak langganan utama pameran senjata Indonesia, yaitu PINDAD. Selain membawa panser Komodo dan Anoa2, disini Pindad memamerkan berbagai jenis bom produksi mereka. Selain diluar ruangan, didalam tenda pameran, PINDAD juga memiliki booth yang memamerkan persenjataan produksi mereka.


Disebelah Booth Pindad, terdapat tenda pameran milik DISLITBANG TNI-AD. Disilitbang memamerkan sekaligus 2 buah kendaraan taktis yang diduga merupakan pengembangan dari GARDA. Satu merupakan versi angkutan, satunya lagi versi komando. Kendaraan tempur ini bahkan sempat melakukan test drive di sekitaran lapangan pameran. Namun, sayangnya berbeda dengan KOMODO, body kendaraan ini belum lapis baja. Selain kendaraan tempur, Dislitbang TNI-AD juga memamerkan UAV hasil penelitian mereka.


Masuk ke dalam tenda pameran, tampak berbagai instansi memamerkan produk mereka. Agak sukar bagi ARC mencari informasi satu persatu mengenai produk mereka. Karenanya untuk mencari informasi, ARC bergerak berdasarkan insting atau panggilan SPG manis saja.

Dari booth PT. Dok Kodja Bahari, ARC mendapat banyak informasi mengenai perkembangan produk mereka. Seperti kita ketahui, kementrian pertahanan memesan sejumlah alutsista dari sini. Diantaranya adalah 3 buah LST, Kapal BCM (bantu cair minyak) serta LCU. Menurut Direktur Utama Riry Syeried Jetta serta staffnya, semua pesanan kapal dari kemhan berjalan lebih cepat dari yang diproyeksikan. Untuk LST misalnya, pengerjaannya kini telah mencapai lebih dari 30%. Sementara, untuk kapal BCM, malah lebih cepat lagi. Diperkirakan, pada bulan maret ini kapal BCM tersebut sudah bisa diluncurkan.



Puas dengan keterangan dari PT. DKB, ARC beranjak menuju booth PT. CMI. PT. CMI ini menarik perhatian ARC, karena adanya pemberitaan tentang kerjasama dengan Lockheed Martin. Dan memang benar, menurut staff yang menjaga booth ini, PT. CMI ke depannya akan bekerja sama dengan Lockheed Martin. Selain radar surveilance, PT. CMI juga mengaku kebagian pekerjaan memasangkan radar APG-68 pada F-16 Blok 15 TNI-AU, menggantikan radar lawas APG-66. Selain itu, PT.CMI juga telah berhasil mengupgrade radar milik F-5 TNI-AU.



Tak jauh dari PT. CMI terdapat PT. T&E SOLUTION. Booth mereka sangat menarik karena menampilkan berbagai simulator. Diantaranya simulator Tank Scorpion dan Jet tempur Hawk 200. Untuk simulator tank scorpion, PT. T&E SOLUTION hanya membawa simulator pengemudi. Namun menurut mereka, aslinya simulator ini bisa bergerak dan mempunyai simulator untuk Gunner atau penembak tank. Mereka juga mengklaim telah mendapat kontrak pembuatan simulator Scorpion dan AMX-13. Ke depannya, PT. T&E SOLUTION mengaku akan membuat simulator tank Leopard 2. Sementara untuk simulator Hawk, PT. T&E SOLUTION juga mengaku telah mampu membuat full spekturm simulator, alias bisa bergerak seperti layaknya simulator sungguhan. Mereka juga menyatakan telah mengupgrade simulator Hawk milik TNI-AU serta upgrade simulator Nbell-412 milik Penerbad.


Lalu ARC melangkahkan kaki ke PT. PALINDO. Disini tampak PT. PALINDO berbangga hati dengan KCR produksi mereka. Selain itu, mereka juga tampak memamerkan Catamaran yang diproyeksikan untuk BASARNAS.


Demikian sedikit informasi yang bisa didapat ARC. Jujur saja, untuk menyerap semua informasi dari sebuah pameran tidak cukup hanya dengan satu hari berkeliling. Semoga di lain waktu, ARC bisa kembali menampilkan informasi terkini dari produsen dalam negeri.

Sumber : ARC

Pesawat Tempur Tua F-5 Tiger TNI AU Terbang Kembali


Setelah 10 bulan, menjalani perawatan akhirnya pesawat tempur F-5 Tiger II Skadron Udara 14 Lanud Iswahjudi dapat terbang kembali. Pesawat ini sempat digrounded sejak tahun 2012 lalu.

F-5 Tiger merupakan pesawat yang tergolong tua. Si Macan ini mulai memperkuat TNI AU sejak tahun 1980. Jika dihitung, pesawat produksi Northrop Co, Amerika Serikat ini sudah 30 tahun menjaga udara RI.

Pesawat dinyatakan layak terbang setelah menjalani tes flight oleh Komandan Skadron Udara 14 Mayor Pnb M Nurdin, Kamis (31/1). Demikian keterangan pers dari Pentak Lanud Iswahjudi.

Hal tersebut sangat membanggakan terutama bagi para teknisi, sehingga pesawat tempur F-5 dapat bergabung dengan temannya pesawat tempur F-16 Fihting Falcon dan Hawk MK-53, dalam menjaga kedaulatan NKRI.

Tes flight dilaksanakan langsung oleh Komandan Skadron Udara 14 Mayor Pnb M. Nurdin bersama Mayor Pnb Reza Muryadi, di aero drom Lanud Iswahjudi dan dipantau langsung oleh Komandan Lanud Iswahjudi Marsekal Pertama TNI Yuyu Sutisna.

Tes flight merupakan tes terbang bagi pesawat terbang setelah menjalani perawatan atau perbaikan karena mengalami kerusakan, sedangkan bagi penerbang yang melaksanakan tes flight adalah penerbang yang telah mendapatkan sertifikasi tes flight.[ian]

Sumber : Merdeka

Pangarmabar Tinjau Lahan Pembangunan Batalyon 10 Marinir

http://www.poskotanews.com/cms/wp-content/uploads/2013/01/armabar-sub4.jpg 
Jakarta Panglima Komando Armada RI Kawasan Barat (Pangaramabar) Laksamana Muda (Laksda) TNI Arief Rudianto, melakukan peninjauan ke lahan yang rencanannya akan dialokasikan untuk pembangunan Batalyon 10 Marinir, di Setokok Batam.

Pangarmabar pada kesempatan tersebut didampingi Komandan Pangkalan Utama Angkatan Laut (Lantamal) IV Tanjung Pinang Laksamana Pertama (Laksma) TNI Agus Heryana, Komandan Gugus Keamanan Laut Koarmabar Laksma TNI Arusukmono Indra Sucahyo, Kepala Dinas Fasilitas Pangkalan Angkatan Laut (Kadisfaslanal) Laksma TNI Lefrand Tuelah,

Kunjungan Pangarmabar Laksda TNI Arief Rudianto, ke Setokok tersebut dilaksanakan dalam rangkaian kunjungan kerja ke wilayah pangkalan-pangkalan Angkatan Laut serta pos-pos Angkatan Laut yang berada di perbatasan atau pulau-pulau terluar.

Beberapa kegiatan Pangarmabar saat melakukan kunjungan kerja ke Tanjung Pinang diantaranya melaksanakan peninjauan Fasilitas Pemeliharaan dan Perbaikan (Fasharkan) Mentigi, Tanjung Uban dan meresmikan Gedung Hanggar Fasharkan Mentigi. Selain melakukan peninjauan Pangarmabar juga  memberikan pengarahan kepada seluruh prajurit dan Pegawai negeri Sipil (PNS) jajaran Koarmabar Lantamal IV Tanjung Pinang yang berada di Fasharkan Mentigi, Satuan Kapal Cepat Koarmabar (Satkatarmabar), Satuan Kapal Ranjau Koarmabar (Satranarmabar) dan unsur KRI yang berada di Tanjung Uban.

(dispenarmabar/syamsir)

Sumber :  Poskota

Prajurit Kodam Siliwangi Jaga Perbatasan Indonesia - Papua Nugini

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhLvdEWjegPzWblZff8f-SLErYyi01rkj6xqaO2ulSMlDSzVRJBK1woLTJw2HD37eTbnsUyg8LYrtX9i-VRXjziuy1vdFPSntCnpXv7j5S9vXBe-NTT6SUEuaJozhqGyXKHS9zHB5xyduI/s1600/1.jpg 
Jayapura Prajurit TNI yang tergabung dalam Satuan Tugas (Satgas) Batalyon Infantri 310/Kidang Kencana Kodam III Siliwangi, Sukabumi melaksanakan penugasan untuk mengamankan perbatasan RI-Papua Nugini (PNG) di wilayah Provinsi Papua. Sebelum diberangkatkan ke perbatasan RI-PNG, Satgas ini terlebih dahulu mengikuti upacara militer dengan Inspektur Upacara Kepala Staf Komando Daerah Militer (Kasdam) III Siliwangi, Brigjen TNI Sudirman Kadir, di Dermaga Kolinlamil, Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (30/01). Selanjutnya, anggota Satgas diangkut dengan KRI Tanjung Kambani (KBI)-971, satu satu unsur jajaran Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil).

Panglima Komando Daerah Militer (Pangdam) III Siliwangi, Mayjen TNI Sonny Widjaja mengingatkan agar Satgas dalam mengemban tugas pengamanan perbatasan RI-PNG, tidak saja akan berdampak positif terhadap upaya menjaga keutuhan wilayah NKRI, tetapi juga menumbuhkan kepercayaan rakyat terhadap kredibilitas TNI sebagai alat pertahanan negara. Kehadiran Satgas juga secara langsung akan meningkatkan citra Kodam Siliwangi sebagai salah satu satuan terpercaya di jajaran TNI AD.

Pangdam Siliwangi menegaskan Satgas bukan saja menjalankan tugas pokok menjaga keamanan di perbatasan, namun Satgas juga memiliki tugas sosial kemasyarakatan. Di antaranya ikut membantu mengatasi permasalahan rawan pangan, membantu dalam bidang pendidikan terkait kurangnya tenaga pengajar, membantu dalam bidang penyuluhan kesehatan dan pertanian, membantu mengatasi persoalan kemiskinan maupun membantu mengatasi persoalan-persoalan lainnya yang timbul dan dialami masyarakat di perbatasan.

“Dengan bekal pengalaman tugas operasi yang telah dilalui Satgas Yonif 310/Kidang Kencana selama ini, dengan keyakinan yang kuat untuk mengemban tugas negara, kalian akan mampu melaksanakan penugasan ini dengan baik dan berhasil,” kata Pangdam Siliwangi dalam amanat tertulis dibacakan oleh Kasdam III Siliwangi, Brigjen TNI Sudirman Kadir.

Satgas Batalyon Infantri 310/Kidang Kencana Kodam III Siliwangi, Sukabumi tersebut di bawah Komando, Mayor Inf M. Handi Prihantono, menggantikan Satgas Batalyon Infantri 121/Macan Kumbang (Yonif 121/MK). Yonif 121/MK merupakan Batalyon Infanteri yang berada dibawah komando Kodam I Bukit Barisan, berkedudukan di Galang, Kabupaten Deli Serdang.

Kadispen Kolinlamil, Letkol Laut (KH) Maman Sulaeman dalam siaran pers, kapal perang KRI Tanjung Kambani (KBI)-971 bertugas untuk mengangkut pasukan dari dan ke daerah operasi. Hal tersebut merupakan salah satu wujud pelaksanaan tugas pokok Kolinlamil dalam melakukan angkutan laut militer baik dalam Operasi Militer Untuk Perang (OMP) maupun Operasi Militer Selain Perang (OMSP). Maman Sulaeman menambahkan Komandan KRI Tanjung Kambani (KBI)-971 adalah Letkol Laut (P) Teguh Imam Wibowo.

Sumber : Jurnas

The Last Flight: N-250

n250-IPTN.jpg
JKGR:Kisah perjalanan hidup seseorang yang terlibat langsung dalam sebuah industri strategis di negara ini, merupakan informasi yang mahal sekaligus memberikan perspektif tersendiri, yang susah kita dapatkan dari tulisan-tulisan berita formal. Hal ini karena si penulis bagian langsung dari peristiwa,  sehingga informasinya lebih berwarna. Istilahnya “roh” tulisannya, bisa kita dapatkan dengan terang.
Berikut cuplikan kisah dari rekan kita WH, yang aktif  dalam berbagi informasi dan berdiskusi:

Perjalanan N-250 dan N-2130
Hampir 20-an tahun yang lalu, saya terlibat dalam desain N-250 dan N-2130 (sekelas Boeing 737). Just sharing dan agak menyimpang sedikit.  Dalam setiap rancang bangun pesawat, yang paling rumit dan mahal adalah desain sayap. Benda ini harus tipis tetapi harus mampu menghasilkan gaya angkat yang dibutuhkan. Kuat tapi ringan untuk menahan seluruh berat pesawat dan di dalamnya harus cukup volume untuk fuel dan sistem terutama flight control — hal hal kontradiktif yg selalu bikin pertengkaran antar Departemen. Desain sayap N-2130 sudah sampai iterasi pertama pengujian 2 dimensi di terowongan angin transonik di Perancis.


Namun pada akhirnya semua tiba-tiba berhenti, karena negara ini salah urus hingga akhirnya digoyang ala Arab Spring tahun lalu. Dan hmmmm …. ada engineer lebih senior se departemen dengan saya, kini di industri pesawat Malaysia.

n250-11.jpg

Pilot  Pertama Menerbangkan N250 
Anda membawa saya mengingat ke masa lalu, dan berikut ini beberapa memory yang masih membekas. Betul sekali, Pak Erwin, chief pilot sarjana alumni Stutgart Jerman, yang pertama kali menerbangkan N-250. He is a hero.

Dan, saya juga waktu itu baru sadar, ternyata 1-2 hari sebelum N-250 terbang perdana untuk  first flight, N250 harus belajar terbang. Betul, harus belajar terbang seperti anak burung yang mau terbang. Dengan landasan Husein Sastranegara yang tidak cukup panjang itu, Pak Erwin harus bisa “menerbangkan” N250 setinggi beberapa meter, lalu segera mendaratkan kembali, mengerem dan kemudian menghentikan laju pesawat.

Pada saat N250 lepas dari landasan, hanya dalam waktu beberapa detik, beliau harus dengan cekatan menguji (menggerakkan) semua flight control (aileron, rudder, elevator) lalu segera mendarat kembali. Tujuan tes ini untuk mendapatkan data valid apakah semua parameter telah sesuai desain. Misalnya, besarnya gaya-gaya aero yang tercipta dalam kondisi aktual, apakah sudah sesuai dengan desain dan simulator, dan lain-lain. Kalau iya, berarti selama ini latihan dengan simulator sudah cocok dengan kondisi N250 sebenarnya, yang pada dasarnya belum pernah terbang sama sekali.
Esoknya, N250 benar-benar terbang ke angkasa!. Saya sempat tertegun, benda seberat 24,000 kg ini kok bisa stabil mengapung di udara ya?
Capt Sumarwoto, Prof Dr BJ Habbie, Capt Erwin Danuwinata (alm)
Dropping  Kargo Pilot Erwin
Capt Sumarwoto, Prof Dr BJ Habbie, Capt Erwin Danuwinata (alm) 
Beliau bersama pilot … hmm lupa nih namanya, WNI keturunan, sarjana alumni Belanda, menerbangkan CN-235 yang kemudian jatuh saat dropping kargo 3 ton. Pak Habibie heran, kok bisa ada dua pilot dalam satu pesawat. Rupanya tujuan Pak Erwin sekalian melatih pilot baru untuk mampu melakukan droping kargo dengan parasut dari CN235.

Kalau droping nya dari titik yg cukup tinggi (> 1 km), tidak terlalu masalah bagi pilot, resikonya kargo bisa terbang jauh terbawa angin dan jatuh ke tangan musuh (kalau lagi perang). Lah ini droping dari ketinggian cuma 200 – 300 meter, jatuhnya harus presisi, sementara beratnya kargonya 3 ton pula.

Pada saat kargo meluncur ke belakang ditarik parasut, titik berat pesawat (c.g., center of gravity),  ikut pindah ke belakang hingga 100%. Normalnya sekitar 25-30%. Dalam hal ini pilot harus cekatan dan punya nyali tinggi. Pada titik ini pesawat akan mendongak dan pilot harus segera menstabilkan posisi pesawat.
Setelah kargo lepas, center of gravity akan segera balik lagi ke semula dengan cepat, dan pilot harus segera membalas gerakan pesawat yang akan menukik. Sebetulnya Pak Erwin sudah lama mengembangkan teknik droping dari ketinggian rendah.

Kejadiannya, tali parasut putus, sementara kargo sudah meluncur ke belakang (droping kargo seberat 3 ton dari CN235,  baru pertama dilakukan rangkaian test pada saat itu).

Hari itu, hari terakhir yang melelahkan setelah 30 hari terus menerus melakukan dropping test), sementara kargo sudah meluncur ke belakang. Tali yang putus terpental balik ke arah kargo, dan sialnya ring 20 inchi pada tali, tergilas kargo dan terjepit tow plate di lantai belakang pesawat.

Kargo kemudian terhenti pada posisi center of gravity pesawat 100%, karena tertahan tali yang ring nya terjepit antara kargo dgn tow plate di bawahnya. Alhasil pesawat langsung mendongak vertikal. Dari rekaman black box, terdengar Pak Erwin keras teriak ke belakang “release … release
….release”. Kru yang di belakang, ada juga 1 bule dari vendor, pada panik sambil menendang kargo agar segera jatuh. Saat itu juga dengan cekatan Pak Erwin mendorong throttle mesin pesawat full ke depan, 100%, dan menambah sudut bilah baling-baling ke maksimum untuk meningkatkan thrust (daya dorong) dari baling-baling. Pesawat menderu keras sekali. Dia kemudian mengusahakan pesawat manuver dan menukik ke samping. Tujuannya untuk menaikkan speed pesawat yang pada saat itu hampir zero. Pesawat segera menukik ke samping dan speed bertambah.

Dengan bertambahnya speed, gaya-gaya aerodinamik muncul lagi, dan Pak Erwin bisa mengendalikan sistem kendali pesawat (aileron, ruddder, elevator). Sepertinya sehabis menukik ke samping dia akan segera mengangkat hidung pesawat karena posisi pesawat sudah sangat dekat dengan daratan. Dia akan mendaratkan pesawat dengan pantat pesawat dan kargo yang duluan mengenai daratan, tergesek di bagian belakang . Peluang antara hidup dan pass away (mati) mungkin dalam benaknya bisa fifty-fifty.

Rupanya Allah berkehendak lain.  Karena jaraknya sudah terlalu dekat dengan daratan, pada saat menuver ke samping, ujung sayap menyenggol daratan menyebabkan pesawat terbanting dan meledak.

Kru rescue setelah kejadian berkisah kepada saya, dia langsung memacu kendaraan pemadam ke arah pesawat yang jatuh, dan dengan gergaji mesin, dia langsung memotong-motong frame kokpit untuk menyelamatkan Pak Erwin dulu.
Innalillahi wa inna ilaihi roji’un. Pak Erwin tidak jadi menyantap sayur brokoli Bandung, setelah pulang dropping test.  Sayur itu ia pesan ke istrinya beberapa hari sebelumnya. He is a hero.
(Pilot Erwin Danuwinata tewas dalam uji dropping pesawat CN-235 versi militer setelah  mengalami kecelakaan dan jatuh di Lapangan Udara Gorda, Serang, Jawa Barat, pada 22 Mei 1997- Red)

Alm Capt Erwin Danuwinata (kiri)
Alm Capt Erwin Danuwinata (kiri) dengan Pesawat Soko Galeb

Tugas Pesawat Soko Galeb di N-250
Mengenai pesawat Soko Galeb, saya tidak tahu kalau kemudian ada rencana untuk mengembangkan bersama pesawat ini. (Satrio: Perusahaan Pak Habiebie sudah teken kontrak  kerja mengembangkan dan produksi bersama dengan perusahaan Rusia membuat pesawat soko galeb (pesawat latih tempur) dengan TOT murni ?- Red).

Yang saya ketahui waktu itu adalah, pesawat tempur ringan ini, buatan Serbia/Yugoslavia, dibeli PT DI,  setelah disipilkan (dipreteli sistem persenjataannya), untuk mendukung flight test, dan ternyata memang sangat useful. Setiap kali N250 terbang, pasti ditemani Soko Galeb yang diawaki dua orang, pilot dan flight engineer di belakangnya. Kamera video yang dioperasikan flight engineer untuk mengamati seluruh bagian luar N250 (atas, bawah, samping, belakang) langsung ditransmit dan ditayangkan real time ke dalam ruang kendali di menara kontrol. Selain video, banyak sekali data dari sensor di dalam pesawat yang ditransmit ke menara kontrol dan ditampilkan online. Kita-kita yang terdiri belasan orang masing-masing mengamati parameter yang sesuai bidangnya.

Kasus menarik adalah pada saat muncul vibrasi dalam kondisi tertentu, kamera video Soko Galeb bisa dengan nyata menunjukkan lokasi vibrasi, berupa tali-tali pendek yang kita tempel di area yang dicurigai yang kemudian terlihat bergerak tidak beraturan — tanda ada turbulensi lokal yang memukul-mukul body sehingga terasa getarannya.
Dalam kasus kecelakaan CN235 di atas, kamera video dari kru Soko Galeb yang tanpa hentinya mengambil gambar dari awal sampai akhir, yang kemudian digabungkan dengan data black box, betul-betul sangat berguna untuk analisa.
Kiri ke kanan :  Capt Sumarwoto, Prof. Said D.Jenie (Alm), Prof Dr BJ Habbie, Capt Erwin Danuwinata (alm)
N-250 dan Prof. Said D. Djenie

Kiri ke kanan :
Capt Sumarwoto, Prof. Said D.Jenie (Alm), Prof Dr BJ Habbie, Capt Erwin Danuwinata (alm)
Di balik ini semua, kita perlu salut kepada Prof. Said D. Djenie (almarhum), asli wong Padang penyabet gelar PhD Aeronautika dari MIT Amerika Serikat. Sebagai bawahan langsung Pak Habibie, Pak Said merangkap sebagai dosen ITB dan kepala divisi Flight Test. Beliaulah yang menyiapkan segala tes yang diperlukan untuk N250: dari sejak lahir keluar hanggar perakitan, flight test hingga bisa lulus sertifikasi untuk bisa dijual. Sayangnya jauh sebelum dapat sertifikat laik terbang (masih perlu 2000-an jam terbang lagi), negara ini keburu collapse terimbas krisis monitor yang diikuti berbagai unjukrasa  “Indonesia Spring”.

Nasib N-2130
Kini, 15 tahun kemudian, industri strategis bangsa ini mau bangkit kembali, mohon kita bahu membahu agar tidak dicaci maki kayak dulu lagi. “Bikin pesawat CN235 untuk ditukar beras ketan Thailand”, betul betul hujatan yang terlalu simplified, menyederhanakan masalah. Mau buat N2130, protesnya nggak karuan dari mana-mana. Kini, 15 tahun kemudian, yang panen pesawat sekelas N-2130 adalah Boeing dengan 737 nya dan Airbus. Inilah yang diinginkan penyandang dana tukang protes waktu itu. Tukang protes inilah yang sebetulnya dog of imperialism, bukan Pak Habibie. (WH).

N-2130 IPTN
N-2130 IPTN
WH yang ikut mewarnai negeri ini:
N250 PROTOTYPE-1 FLIGHT FLUTTER TESTING DEVELOPMENT
N25O Prototype-1 Aircraft is a turboprop commuter short haul aircraft for 50 passengers, high wing and T-tail (See Figure 1), The aircraft is powered by Allison turboprop engine with six bladed Dowty-Rotol propellers that are mounted on the inboard Wing structurer The retractable tri­cycle Messier Bugatti that is mounted in the ñlselage supports the aircraft. The flight controì system is a fly-by­wire design…
Link:  http://www.icas.org/ICAS_ARCHIVE_CD1998-2010/ICAS1998/PAPERS/453.PDF
Sumber : JKGR

Wednesday 30 January 2013

Radar Keamanan Laut Belum Terintegrasi Penuh

 
Jakarta Radar-radar pemantau keamanan laut Indonesia belum teritegrasi penuh. Hal ini mengakibatkan tingginya potensi pelanggaran hukum di laut maupun pelanggaran kedaulatan. 

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Djoko Suyanto yang juga Ketua Badan Koordinasi Keamanan Laut (Bakorkamla) mengatakan, stakeholder Bakorkamla telah memiliki radar untuk memantau aktivitas pelayaran di laut. 

"Tapi belum sepenuhnya terintegrasi baik,"kata Djoko Suyanto usai rapat pleno Badan Koordinasi Keamanan Laut (Bakorkamla) di Jakarta, Rabu (30/1).

Idealnya, radar-radar itu terintegrasi sehingga data yang dihasilkan bisa diakses dalam satu pusat data yang berada di Bakorkamla. Saat ini baru beberapa informasi keamanan laut yang terintegrasi di pusat pengendali operasi Bakorkamla. Misalnya, dari TNI AL, KKP, Kemenhub, dan BMKG. "Idealnya semua. Kami lakukan bertahap karena Bakorkamla usianya juga baru 5 tahun,"ujarnya.

Integrasi yang sudah ada saat ini belum bisa mengcover seluruh wilayah perairan, mengingat wilayah perairan Indonesia yang begitu luas. Namun Djoko optimis dalam waktu dua tahun koordinasi keamanan laut sudah dapat terintegrasi dalam rangka terwujudnya keamanan, keselamatan, dan penegakan hukum dalam wilayah perairan Indonesia secara terpadu. 

"Mereka (institusi yang memiliki kewenangan penanganan keamanan di laut) berpedoman pada undang-undang sendiri. Padahal yang kita amankan keamanan laut, inilah yang kita sinergikan,"katanya.

Saat ini teknologi untuk keamanan laut yang telah dioperasikan Bakorkamla antara lain, GMDSS/Pusat pemantauan marabahaya di laut, AIS SAT (automatic identification system satelite), RCS (Radar coastal surveillance) sampai jarak sekitar 105 NM (Bae System Sea Guard Coastal Radar Surveillance Sensor), kamera survailance berdaya jangkau sekitar 20 KM (LRC/long range camera). Bakorkamla juga mengintegrasikan AIS dan LRC seluruh RCC (regional coordinating centre/MRCC (maritime RCC) yang dimiliki.

Sumber :  Jurnas

Survei: Militer Indonesia di Antara yang Terkorup di Dunia

Indonesia berada dalam ranking yang sama dengan Afghanistan, Irak, Uganda, Zimbabwe, dan Filipina.

Ilustrasi
Inggris  Indonesia mendapatkan nilai jelek dalam indeks korupsi di sektor pertahanan (Government Defense Anti Corruption Index) yang dirilis oleh lembaga swadaya masyarakat asal Inggris, Transparency International.

TI memberikan Indonesia nilai E, dari skala A-F dimana A adalah nilai terbaik dan F adalah terburuk. Negara lain yang mendapat nilai E adalah Afghanistan, Irak, Uganda, Zimbabwe, dan Filipina. Negara yang mendapat F antara lain Libya, Mesir, Kamerun.

Hanya dua negara dari 82 negara yang disurvei yang mendapat nilai A, yaitu Jerman dan Australia. Negara adidaya Amerika Serikat mendapat nilai B.

Dalam laporannya yang dilansir hari ini, TI menyebutkan bahwa sektor pertahanan Indonesia dikuasai oleh kartel partai politik melalui anggota dewan yang duduk di Komisi I DPR, yang mengawasi masalah pertahanan, komunikasi dan hubungan luar negeri.

Militer Indonesia juga disebut-sebut menjadi bekingan industri pertambangan dan kehutanan bahkan sampai terlibat dalam bisnis narkotika dan perjudian.

Transparansi dalam tubuh militer juga dikritik oleh TI. Menurut TI, tidak ada mekanisme pengawasan yang bisa mengawasi anggaran-anggaran “siluman”.

Di dalam tubuh militer sendiri disinyalir budaya penyuapan, upeti, dan “asal bapak senang” masih kuat. Tidak ada mekanisme perlindungan terhadap whistle blower dan tidak ada pendidikan anti korupsi. Di samping itu, kedekatan personal atau faksional masih sangat berpengaruh dalam kenaikan jabatan di tingkat senior.

Meski pengadaan barang dan jasa dilakukan secara terbuka tetapi korupsi tetap terjadi. Hal ini karena tender dilakukan sendiri oleh angakatan bersenjata dan kementerian pertahanan. Pengawasan tender tersebut dilakukan oleh pemerintah seperti Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) dan Bank Indonesia, yang tidak sampai ke publik.

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) juga dinilai belum berani menjamah korupsi di sektor pertahanan.
Sumber :  Berita Satu

Bom 250 Kilogram Siap Dijatuhkan di Lumajang


Bom Blast Effect Antipersonel
Jakarta Bom seberat 250 kilogram karya Dinas Penelitian dan Pengembangan TNI AU akan dijatuhkan di air weapon ring (AWR) Pandanwangi, Lumajang, Jawa Timur, Kamis (31/1/2013).

Pengeboman dari pesawat F16/Fighting Falcon itu bagian dari uji coba bom blast effect antipersonel. Karakter bom jenis ini saat menyentuh sasaran akan meledak dan pecahan cangkangnya menyebar mengenai sasaran.

Sedianya pesawat pengebom dari skuadron 3 Lanud Iswahjudi saat uji coba akan terbang dari Magetan menuju Lumajang atau ke arah timur.

Kadislitbangau, Marsma TNI Edy Yuwono, mengatakan uji coba ini bagian dari upaya mengurangi ketergantungan terhadap alat utama sistem persenjataan luar negeri. “Dengan ketersediaan alutsista produksi dalam negeri yang memadai maka kemampuan operasional TNI Angkatan Udara dapat terlaksana dengan baik,” jelas Edy Yowono dalam keterangan pers, Rabu (30/1).

Tim Dislitbang AU, Rabu sudah memasang bom di pesawat. Setelah dijatuhkan Kamis (31/1), tim akan mengevaluasi efektivitas ledakan pada hari berikutnya.

Di sisi lain, pengembangan bom pesawat di Indonesia dilakukan PT Pindad dan PT Sari Bahari. Nah, soal dinamika pembuatan bom, Bambang Susetya, staf penelitian dan pengembangan PT Pindad menilai efektivitas bom tidak hanya diukur dari daya ledaknya. Akan tetapi arah dan besaran serpihan sesaat setelah bom meledak perlu juga diperhatikan.

“Bila setelah membentur sasaran langsung meledak, dan serpihan tidak terarah itu tak tepat,” jelasnya kepada Bisnis, Selasa (29/1).

Dia menilai bom antipersonel yang baik bila telah menabrak sasaran, masuk beberapa meter dan baru meledak. Efek serpihannya dalam kondisi itu diharapkan bisa melumpuhkan personel, mengenai leher atau badan.

Bambang mengatakan satu bom latih biasanya diproduksi dengan biaya Rp 20 juta sampai Rp 50 juta. Meski demikian semakin banyak bom dibuat maka harganya bisa semakin ditekan.


Sumber : Solopos

Radar Amankan Pulau Terluar


 
Riau Pangkalan TNI Angkatan Laut (Lanal) Tanjung Balai Karimun, Provinsi Kepulauan Riau, mengoptimalkan Satuan Radar Leho di Kecamatan Tebing untuk memantau lalu lintas kapal di pulau terdepan, Takong Hiu dan Karimun Anak.

"Satuan Radar Leho merupakan unjung tombak dalam mengamati dan mendeteksi kapal-kapal asing yang melanggar perbatasan di dua pulau terluar Karimun," kata Komandan Lanal Tanjung Balai Karimun Letkol Laut (P) Sawa dalam Seminar Wawasan Kebangsaan dengan tema "Menjalin Silaturahim Elemen Kelompok Bangsa dalam Upaya Memperkuat NKRI di Wilayah Perbatasan Karimun-Kepri", Senin.

Seminar itu digelar Komunitas Merah Putih bekerja sama dengan Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Karimun di Gedung Nasional Tanjung Balai Karimun.

Radar di Leho, kata dia, memiliki kemampuan untuk mendeteksi setiap kapal yang melintas di perairan Selat Malaka, Selat Durian dan Selat Philips yang berbatasan dengan Singapura.

Radar di Leho dioperasikan sejak 2008 dan sistem kerja IMSS (integrated maritime surveillance system) yang terpasang pada pesawat AIS (automatic identification system) based sebagai penerima (receiver).

Setiap objek yang terdeteksi melalui antena pada AIS base, akan menghasilkan data dan sinyal yang dipancarkan melalui sebuah monitor.

Selanjutnya, petugas dapat mengetahui nama, ukuran dan jenis kapal, status navigasi, waktu tempuh dan tujuan kapal beserta muatannya.

Jarak jangkau efektif radar IMSS ini mencapai 40Nm (nautical miles) atau 74 Km (kilometer), kata dia.

Dia memaparkan pengawasan perairan Indonesia yang berbatasan dengan Selat Malaka turut diawasi oleh 13 Satuan Radar lain dari Pulau Sabang hingga Kabupaten Karimun.

"Ada 14 radar dari yang mengawasi perairan perbatasan, satu di antaranya radar Leho yang bekerja secara terintegrasi. Jika satu kapal terpantau sekaligus pada ke-14 radar tersebut," tuturnya.     

Letkol Sawa mengatakan pemantauan perairan perbatasan menjadi prioritas mengingat Karimun tidak hanya sekadar wilayah perbatasan, tetapi berada pada jalur lalu lintas perdagangan tersibuk di dunia.

"Sejauh ini memang belum ada klaim negara lain terhadap dua pulau terluar NKRI, tapi kami selaku aparat yang melaksanakan tugas pengamanan laut tetap waspada," ucapnya.

Pemantauan perairan perbatasan, kata dia, juga didukung Pos AL di pulau terluar Takong Hiu yang memiliki luas sekitar 2.210 meter persegi serta berjarak sekitar 7Nm dari Malaysia.

Mengenai armada, lanjut dia, Lanal Karimun mempunyai Patkamla Pegassus, Patkamla Manda, Patkamla Buru dan Patkamla Sea Rider yang berpatroli secara rutin.

"Pengamanan perairan perbatasan dan pulau terluar juga kami lakukan bekerja sama dengan komponen masyarakat dan pemuda, seperti pengibaran bendera di Takong Hiu dan patroli rutin yang dikerjasamakan dengan negara tetangga," tambahnya.


Sumber : Antara

Alutsista Baru Batalyon Armed


 
Purwakarta Tahun ini, Resimen Armed 2/1 Kostrad rencananya akan mengganti alat utama sistem persenjataan (Alutsista) jadul dengan persenjataan yang lebih canggih. Salah satunya, Alutsista yang ada di lingkungan Batalyon Armed Pasopati 9 Purwakarta.

Pasalnya, artileri yang ada terutama yang terdapat di tiga Batalyon Armed dinilai sudah usang dan harus segera disesuaikan dengan perkembangan teknologi. Bila tak ada aral melintang, dalam waktu dekat Batalyon ini akan mendapatkan Alutsista berbentuk roket yang diimpor dari Brazil.

Komandan Resimen Armed 2/1Kostrad, Kolonel Arm Mohamad Naudi Nurdika mengaku, saat ini Alutsista yang dimiliki tiga Batalyon dibawah struktur Resimen Armed 2/1 Kostrad, masing-masing Yon Armed 9 Pasopati, Yon Armed 10 Brajamusti, dan Yon Armed 13 Nanggala, adalah berjenis meriam 105 mm-M101A1 buatan Amerika tahun 1942, dan meriam 76/GN buatan Yugoslavia dengan tahun pembuatan 1949.

“Persenjataan di tiga batalyon dibawah kita itu sudah tua. Sehingga ditahun ini jenis meriam tersebut bakal diganti persenjataan dengan system digital, antara lain Multiple Launch Rocket System (MLRS) buatan Brasil atau Roket jenis Astros-II. Persejataan ini diyakini menjadi alutsista yang modern, karena jarak jangkau yang jauh serta berdaya ledak besar dan mobile,” kata Naudi kepada INILAH usai acara Hut Kostrad ke 49, Selasa (29/1).

Dikatakan Naudi, persenjataan tersebut sudah sangat canggih. Bahkan, pengoperasiannya sudah menggunakan sistem komputerisasi dan memakai Bahasa Inggris. Selain itu, memiliki daya jelajah sejauh 90 kilometer, dan dapat diset hingga menjangkau 300 kilometer.

Dengan demikian, prajurit yang ada di setiap batalyon harus mengimbangi kecanggihan teknologi dari persenjataan ini. Oleh karena itu, untuk mendukung hal tersebut seluruh anggota TNI yang ada di tiga Batalyon diwajibkan untuk kursus Bahasa Inggris.

“Para prajurit ini, akan belajar Bahasa Inggris dua kali dalam sepekan. Setiap Senin dan Rabu,” ujar Naudi.

Selain akan mendapatkan Alutsista baru, alasan lain prajurit harus pandai Bahasa Inggris, yakni 2013 ini dicanangkan sebagai tahun ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek). Sehingga, seluruh prajurit harus menguasai Iptek. Termasuk, bahasa pendukungnya.

Jumlah prajurit yang bertugas di institusinya berjumlah 1.762 anggota. Seluruhnya, harus mampu menguasai Bahasa Inggris. Karena, kedepan mereka akan terlibat langsung dalam pengoperasian roket tersebut yang rencananya akan dikirim sebanyak 18 pucuk.


Sumber : Inilah

Paskhas Harus Mahir Terjun


http://www.majalahpotretindonesia.com/images/--13e.jpg 
SEBAGAI pasukan khusus yang bertugas mengendalikan keamanan Pangkalan, Paskhas TNI AU tidak hanya mampu, bahkan harus mahir dalam melaksanakan penerjunan baik secara statik maupun free fall. Oleh karenanya latihan rutin maupun penyegaran harus dilaksanakan secara berkesinambungan, sehingga kemampuan terjun dengan tingkat ahli benar-benar dimiliki oleh setiap personil Pasukan Khas tersebut.
Seiring dengan tuntutan tersebut, anggota Batalyon 464 Paskhas Rabu (30/1) pukul 07.30 Wib, melaksanakan terjun penyegaran free fall dan terjun statik di sepanjang landasan Lanud Abd Saleh dengan menggunakan pesawat Hercules dari Skadron Udara 32 Lanud Abd Saleh Malang dengan ketinggian 8500 feet yang dipiloti Mayor Pnb Subhan dengan copilot Lettu Aries.
Terjun free fall merupakan upaya satuan agar tercapainya kesiapan operasional dalam menghadapi tugas-tugas kedepan, khususnya tugas operasi perebutan dan pengendalian Pangkalan Udara. Selain itu, terjun payung ini juga bertujuan untuk mencari bibit-bibit unggul terjun payung free fall dalam rangka menghadapi PON di masa mendatang
Anggota Batalyon 464 Paskhas rutin melakukan latihan terjun payung free fall ini. Dalam setiap minggunya dilakukan latihan selama 4 hari dari Senin sampai Jum’at dan latihan tersebut bisa terlaksana dengan baik berkat kerja sama kekompakan dari semua anggota Batalyon 464 Paskhas. (red)
Sumber :  MPI

Menhan targetkan 2 tahun militer Indonesia bakal garang



Menhan targetkan 2 tahun militer Indonesia bakal garang

JAKARTA: Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro optimis target optimalisasi sistem pertahanan Indonesia (Minimum Essential Force) rampung dua tahun lagi. Optimisme Purnomo terlontar setelah meninjau pameran produk industri alat utama sistem senjata (alutsista) di Mabes TNI Cilangkap Jakarta Timur.

Purnomo bangga melihat perkembangan cepat produsen alutsista di Tanah Air. "Kita punya waktu dua tahun penyehatan dan restrukturisasi berdasarkan undang-undang pertahanan. Setelah lihat ini, saya optimis bisa dilakukan," kata Purnomo usai mengunjungi stand pameran alutsista, Cilangkap Jakarta Timur, Selasa (29/1).

Minimum Essential Force (MEF) merupakan amanat pembangunan pertahanan dan keamanan Indonesia yang didasarkan pada RPJMN 2010-2014, sesuai Peraturan Presiden Nomor 5 tahun 2010.

Kehadiran MEF untuk mengoreksi faktor perencanaan, mekanisme penyelenggaraan dan anggaran pertahanan. Penyelarasan MEF merupakan terobosan yang diambil melalui percepatan, untuk mengatasi kendala peruntukkan. MEF dibangun untuk merefleksikan kekuatan optimal.

Sumber : merdeka

Gemuruh Super Tucano di Langit Malang Raya

MALANG: DALAM waktu seminggu ini langit Malang Raya diwarnai gemuruh pesawat Super Tucano yang tengah melaksanakan operasi Latihan Terbang Malam. Bagi setiap Pilot terutama Pilot Tempur, kemampuan dan keahlian terbang malam harus betul-betul dikuasai dengan baik. Hal ini terkait dengan keberadaan Penerbang Tempur yang harus siaga setiap saat menerima tugas Pimpinan Atas untuk mengamankan wilayah NKRI.

Perintah Komando Atas ini tidak selalu diberikan pada siang hari, akan tetapi bila tengah malam perintah itu diturunkan, maka para Penerbang yang bertugas mengawal wilayah Dirgantara Nasional tersebut harus siap melaksanakan tugasnya. Oleh karenanya operasi Latihan Terbang Malam ini menjadi penting dan harus dilaksanakan dengan serius tanpa mengabaikan safety factor.


Kegiatan latihan operasi terbang malam yang digelar ini, bertujuan untuk meningkatkan profesionalisme baik skill (keahlian) maupun kemampuan terbang para penerbang dan seluruh crew pesawat dalam mengantisipasi kemungkinan akan terjadinya gangguan, ancaman serta pelanggaran wilayah udara Indonesia oleh pihak lain, baik yang datang pada siang hari maupun pada malam hari. Sedangkan bagi para penerbang tempur Skadron Udara 21 sendiri, meskipun

terbang malam bukan merupakan sesuatu yang baru, namun latihan secara berkala harus dilakukan mengingat pelaksanaan terbang malam lebih sulit di banding terbang pada siang hari.
Pada terbang mala mini seorang Pilot hanya mengandalkan instrument didalam kockpit disamping visual dengan alat bantu lampu penerangan yang ada di dua sisi landasan. Untuk itu para penerbang dituntut lebih teliti dan hati-hati dalam menerbangkan pesawat serta melakukan manuver-manuver tertentu.

Sebagai satu-satunya Skadron Udara yang mengawaki pesawat tempur di Pangkalan TNI AU Abdulrachman Saleh, Skadron Udara 21Lanud Abd Saleh harus siap operasional dalam melaksanakan tugas-tugas pertahanan udara. Selain kesiapan alutsista dan para penerbang yang mengawakinya, tentunya kesiapan seluruh komponen pendukung harus tetap terjaga termasuk para crew pesawat yang memiliki andil sangat besar dalam keberhasilan setiap operasi udara yang dilaksanakan. Demikian disampaikan Danskadud 21, Mayor Pnb James Yanes Singal di sela-sela latihan terbang malam yang digelar Skadron Udara 21 Wing 2 Lanud Abd Saleh. (pentak abdul saleh)

Situasi Perbatasan Indonesia-Timor Leste Memanas

Situasi Perbatasan Indonesia-Timor Leste Memanas  
 Perbatasan Timor Leste. Tempo/Jhon Seo
KUPANG Situasi di perbatasan Indonesia dan Timor Leste di Distrik Oecusse, yang berbatasan dengan Desa Haumeni Ana, Kecamatan Bikomi Naiulat, Kabupaten Timor Tengah Utara, Nusa Tenggara Timur (NTT), kembali memanas. Pasalnya, Timor Leste dinilai melanggar sumpah adat yang telah disepakati bersama.

Camat Bikomi Nilulat, Ludovikus Lake, mengatakan, warga Pasabe, Distrik Timor Leste, telah melanggar kesepakatan yang dibuat bersama pada 19 November 2011 lalu terkait dengan zona netral di titik perbatasan yang belum terselesaikan. "Mereka telah melanggar kesepakatan yang telah dibuat bersama, sehingga warga Haumeni Ana marah," katanya ketika dihubungi Tempo dari Kupang, Selasa, 29 Januari 2013.

Warga Pasabe, Timor Leste, menurut dia, telah melakukan aktivitas pertanian di atas lahan yang berada di zona bebas, yakni di Desa Sunkaen dan Nenaban, Kecamatan Haumenei Ana. Karena itu, warga di perbatasan mengancam akan menebang seluruh tanaman pertanian itu karena berada di zona bebas. "Warga Timor Leste telah melakukan aktivitas di zona tersebut. Itu yang sangat disesalkan," katanya.



Namun, dia mengaku telah melakukan koordinasi dengan warga di perbatasan agar tidak melakukan tindak anarkistis. Jika warga menebang tanaman pertanian itu, bentrokan antarwarga di perbatasan tidak terhindarkan. "Kami hanya sebatas mengimbau kepada warga," katanya.

Berdasarkan kesepakatan warga di perbatasan negara, disepakati bersama untuk melakukan aktivitas apa pun di atas lahan zona netral itu, termasuk aktivitas pertanian. "Warga merasa terhina karena kesepakatan itu sudah melalui sumpah adat," katanya.

Diketahui, masih terdapat lima titik batas antara Indonesia dan Timor Leste di Distrik Oecuse yang belum terselesaikan. Lima titik itu yakni Subina di Desa Inbate, Pistana di Desa Nainaban dan Desa Sunkaen, Tububanat di Desa Nilulat, Oben di Desa Tubu, dan Nefonunpo di Desa Haumeni Ana.


Sumber : kompas

Pameran Alutsista di Rapim TNI 2013

 
ARC: Seusai rapim Kemhan, satu even yang ditunggu-tunggu military fan boys seperti ARC'ers adalah Rapim TNI. Seperti sudah mentradisi, Rapim TNI yang berlangsung mulai tanggal 29 Januari 2013 ini juga memamerkan berbagai alutsista bikinan dalam negeri.

Langganan utama pameran tak lain adalah BUMNIS pertahanan seperti Pindad, PT.DI, PT.PAL serta PT.DKB. Tidak ketinggalan dinas penelitian masing-masing angkatan serta Balitbang Kemhan. Berbagai perusahaan swasta juga ikut tampil. 
 
Beberapa diantaranya bahkan masih terbilang baru, seperti Boogie yang produknya biasanya kita kenal melalui peralatan mendaki. Perusahaan swasta lainnya juga menampilkan produk terbaik mereka. Mulai dari seragam tempur hingga simulator pesawat dan tank. Beberapa produk yang menarik perhatian nanti akan kami beberkan secara detail. Untuk sementara, silahkan nikmati dulu pameran Rapim TNI 2013 melalui jepretan kamera kami.

Sumber :   ARC