Pages

Friday 15 June 2012

TERGANTUNG SIAPA MEMANGNYA???



Di tengah riuhnya pemberitaan kasus-kasus yang membelit partai-partai politik yang tanpa henti menjadi berita utama di media-media nasional, ada satu kabar ‘penting’ yang hampir pasti tidak mendapatkan porsi layak di media kita. Kabar itu datang dari kontingan TNI AD kita yang (lagi-lagi) menjadi juara umum kejuaraan menembak jitu Australian Army Skills at Arms Meeting (AASAM) 2012, sebuah ajang bergengsi berskala dunia yang diikuti berbagai personel angkatan darat dari berbagai negara di dunia.

Bukan main-main, para tentara TNI AD merebut juara umum ketiga kalinya berturut-turut, dan pada event yang baru saja berakhir tersebut, mereka mengumpulkan 25 medali emas, separuh dari medali emas yang disediakan untuk seluruh kontingen. Perolehan tersebut jauh di atas perolehan personel AD dari negara-negara yang selama ini dikenal kuat secara militer, seperti AS, Inggris, Prancis, bahkan tuan rumah Australia.


Bukan itu saja, berungkali para pemuda Indonesia di TNI AD menjuarai lomba menembak di berbagai even dunia, saya masih ingat betapa mereka selalu menorehkan prestasi membanggakan dalam kejuaraan2 di ASEAN, dan dalam misi PBB di Lebanon.

Apa arti semuanya?
Kita tidak boleh lupa, bahwa para pendahulu kita adalah para warrior sejati, pejuang dengan patriotisme tinggi, dan rela menanggalkan apa saja kepunyaan mereka untuk membela bangsanya. Dari prestasi-prestasi di atas, saya melihat bahwa profesionalisme para prajurit kita, para komandan dan pelatihnya, tak lepas dari tradisi pembinaan berkesinambungan yang sangat baik. Prestasi-prestasi di atas tentu sedikit banyak menjadi parameter kemampuan personel angkatan bersenjata Indonesia yang di atas rata-rata militer tetangga kita, bahkan negara-negara barat yang selama ini menjadi tolok ukur kekuatan militer.

Jangan salah, senjata yang dipegang para prajurit dalam menjuara turnamen-turnamen tersebut adalah senapan serbu produksi dalam negeri, yakni SS-2 produksi PT Pindad. Tentu harus kita akui, secara teknologi, kemampuannya masih dibawah senapan-senapan yang dipakai personel negara peserta lain, seperti Steyr Aug, MP4 Carbine, atau HK G36, namun kenapa justru SS-2 yang menjadi raja? Tak lain dan tak bukan adalah orang yang memegangnya. Kemampuan individu para prajurit negeri ini jelas menjadi oase penting, bahwa dengan tradisi kesungguh-sungguhan, kita mampu sejajar dengan bangsa lain, bahkan di atasnya.

Bravo, tentara Indonesia.

sumber:GOODnews

Investasi Industri Pertahanan Ditargetkan Rp100 Triliun

Presiden Direktur PT Kaltim Nitrate Indonesia (KNI) Antung Pandoyo, Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, dan Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim) Awang Faroek Ishak, saat peresmian pabrik Amonium Nitrat (AN) terbesar di Indonesia, di kawasan Kaltim Industrial Estate, Tursina, Bontang, Jumat (15/6/2012) pagi. Peresmian ini menandai mulai dioperasikannya pabrik AN terbesar di Indonesia dan memastikan kesiapan pabrik AN yang memiliki kapasitas produksi Amonium Nitrat 300.000 MT/tahun untuk mendukung industri pertambangan Indonesia. (Foto: okezone)

16 Juni 2012, Bontang: Pemerintah menargetkan nilai investasi industri pertahanan nasional bisa mencapai sekitar Rp100 triliun dalam waktu lima tahun. Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengatakan, pihaknya akan terus mendorong masuknya investasi di industri pertahanan, baik oleh swasta maupun badan usaha milik negara (BUMN).

Nilai investasi industri pertahanan tersebut terdiri atas berbagai macam sektor seperti alat utama sistem senjata (alutsista), pabrik peluru kendali (rudal), dan bahan peledak berkekuatan rendah atau amonium nitrat. Peningkatan investasi juga akan menaikkan devisa negara. Menurutnya, target tersebut bisa terpenuhi tidak hanya melalui pembangunan pabrik baru, tapi juga penambahan investasi serta kapasitas produksi.

Dia mencontohkan, pabrik amonium nitrat PT KNI yang senilai Rp4 triliun. ”Saat ini kapasitas produksinya 300.000 ton per tahun, sebelumnya hanya sekitar 120.000-150.000 ton per tahun,” kata Purnomo seusai peresmian pabrik amonium nitrat PT Kaltim Nitrate Indonesia (KNI) di Bontang, Kalimantan Timur,kemarin. Purnomo memperkirakan, kebutuhan amonium nitrat nasional terus meningkat menjadi 800.000 ton per tahun pada 2014-2015.

Saat ini kebutuhan amonium nitrat sekitar 600.000 ton per tahun. ”Ditambah produksi MNK (PT Multi Nitrotama Kimia) di Cikampek, Karawang, Jawa Barat, produksi dalam negeri menjadi lebih besar,”ucapnya. Saat ini hanya ada dua pabrik amonium nitrat di dalam negeri yakni PT KNI dan PT MNK.Sebenarnya ada satu lagi perusahaan BUMN di Bontang yakni PT Dahana, namun hingga kini masih belum diketahui secara jelas soal investasinya.

Lebih lanjut Purnomo menjelaskan, saat ini investor lainnya yakni PT Batuta tengah menjajaki investasi pembangunan pabrik amonium nitrat di Bontang.Dia mengaku sudah menerima proposal rencana investasi PT Batuta. Gubernur Kalimantan Timur Awang Faroek Ishak menambahkan, pihaknya mendukung investor di Bontang dengan menciptakan iklim investasi yang kondusif, keamanan berinvestasi, menjamin kepastian hukum, serta mempermudah perizinan.

Awang mengungkapkan, Bontang menempati urutan kelima dari 33 provinsi terkait penanaman modal asing (PMA), nomor tiga untuk penanaman modal dalam negeri (PMDN), dan masuk dalam 10 besar regional champion investasi. Dia menyebutkan, realisasi investasi di Bontang tahun lalu mencapai Rp38 triliun, melampaui target awal Rp32 triliun.” Tahun ini kami targetkan Rp42 triliun.Termasuk industri batubara. Dua blok migas sedang dikembangkan,”ucapnya.

Direktur Utama PT KNI Antung Pandoyo optimistis, perusahaan yang dia pimpin bakal menjadi produsen amonium nitrat terbesar di Indonesia, bahkan mungkin Asia Tenggara. PT KNI akan berperan penting sebagai aset nasional untuk melayani industri pertambangan di dalam negeri. Pembangunan pabrik tersebut juga akan menghemat devisa negara hingga USD150 juta. ”USD150 juta asumsinya harga USD500 per ton. Itu dikali 300.000 ton. Kalau harga USD600, akan lebih besar,”tandasnya.

Sumber: SINDO

Thursday 14 June 2012

Perancis Obral Alutsista Dan ToT Ke Indonesia

 
 
BJKGR-(IDB) : Perancis datang ke Indonesia di saat yang tepat, akan tetapi sekaligus memberikan pilihan yang sulit. Negara pembuat Frigate La Fayette ini tiba tiba saja menawarkan transfer teknologi, untuk berbagai jenis mesin perang. Perancis seolah-olah tahu, Indonesia sedang “mumet” dengan urusan Transfer of Technology (ToT) yang beberapa kali “dikerjai” oleh negara yang diajak bekerjasama.

Dua tawaran yang disorong oleh Perancis adalah transfer teknologi untuk meriam kelas berat Caesar 155mm, jika Indonesia membeli dalam jumlah besar. Tawaran berikutnya yang menggiurkan adalah penjualan mesin pesawat tempur untuk Indonesian fighter jets experiment (IFX), jika Indonesia bersedia membeli pesawat Rafale.

IFX tampaknya harga mati yang dipatok oleh pemerintah untuk membuat lompatan teknologi di tanah air yang sudah lama terhenti. Pemerintah sangat percaya diri dengan pembangunan IFX, karena Indonesia cukup maju di teknologi dirgantara. 

Jika proyek IFX ingin berjalan mulus, TNI AU tampaknya harus berpaling dari rencana ke depan yang ingin membeli Sukhoi SU-35, ditukar dengan Rafale Perancis.
 
 
 
Jet Tempur Rafale Perancis
 
Hingga kini belum ada negara asing yang membeli jet tempur Rafale, sehingga Perancis harus menambahkan opsi ToT, agar jet tempurnya dibeli orang. Pola pembelian alutsista plus ToT sudah dilakukan Indonesia untuk Panser Anoa dan Ranpur Sherpa. 
 
Persoalan lain bagi Indonesia sekaligus peluang bagi Perancis, adalah pembangunan 3 kapal selam Changbogo Indonesia, oleh Korea Selatan. Pemerintah Korea Selatan meminta uang 300 juta USD, jika Indonesia menginginkan transfer teknologi dari kapal selam tersebut.

Kalau klausal itu tidak dipenuhi, maka pengorbanan membeli tiga kapal selam kelas “anjing kampung” yang bergerak sangat lamban akan menjadi sia-sia. Untuk apa membeli kapal selam seperti itu, jika tidak disertai Transfer of Technologi.

Tapi apakah Indonesia yang uangnya pas-pasan mau merogoh kocek tambahan 300 juta USD, demi mendapatkan ToT kapal selam Changbogo ?. Godaannya adalah, dari pada menambah uang 300 juta USD, lebih baik dibelikan kapal selam Kilo Class Rusia.

Kemampuan tempur kapal selam Kilo Class, tidak perlu diperdebatkan lagi. Negara Barat saja menyebutnya sebagai lubang hitam (Black-Hole), bagi sistem pertahanan mereka.

Namun untuk mendapatkan Kilo Class, bukan perkara gampang, karena pengadaan alutsista harus disertai ToT, seperti yang diamanatkan Presiden SBY. Sementara kita semua tahu untuk urusan ToT, Rusia sangat “pelit”, terutama bagi negara non-sekutu lama mereka.

Di sinilah posisi Perancis menjadi penting. Perancis menawarkan penjualan kapal Selam sekaligus dengan ToT-nya kepada Indonesia.

“Kalau ingin membeli kapal selam yang bagus, jangan ke Korea yang “KW2″, beli langsung ke pembuatnya, seperti kami”, ujar salah seorang pejabat Perancis.
 
 
 
Scorpene Class Perancis,
 
Di tengah krisis Eropa saat ini, Perancis tidak terlalu perduli untuk membatasi transfer teknologi militer konvensional. 
 
Bahkan Perancis pun menawarkan penjualan rudal konvensional tercanggihnya Exocet MM40 Block III. Padahal sebelum krisis Eropa, untuk mendapatkan Exocet MM-40, Indonesia sangat kesulitan dan dihadapkan pada jalan yang berliku.
 
“Tuan….barang dagangan sudah digelar. Now…..make your Choice !”, mungkin begitulah yang disampaikan pejabat militer Perancis yang sudah tahu masalah yang dihadapi para Petinggi TNI dan Kemenhan.

Selain munculnya masalah dalam pembelian kapal selam Changbogo, pengadaan Light Frigate Sigma 10514 juga masih menyimpan persoalan.

Anggota Komisi 1 DPR, berniat menyoal pembelian Sigma 10514, karena tidak disertai dengan ToT yang diharapkan. Wakil Ketua Komisi 1 DPR, TB Hasanuddin, mempertanyakan mengapa Orrizonte Fincantieri Mosiaic Italia tidak jadi dibeli, padahal Italia bersedia melakukan ToT 25 %.

Di tengah persoalan itu, Perancis bisa menyambung ucapannya lagi. “Bagaimana tuan-tuan…?. Mau mencoba frigate La Fayette yang telah dilengkapi teknologi Stealth ?”, ujarnya sambil bersenandung lagu last tango in paris.

Tampaknya kecil kemungkinan bagi Indonesia membatalkan pembelian Sigma 10514 Belanda karena telah menandatangani kontrak. Kecuali mau membatalkan pembelian 3 korvet Nakhoda Ragam Class ex Brunei Darussalam, ditukar dengan Frigate La Fayette, berikut ToT-nya.
 
 
 
Frigate La Fayette Perancis
 
Pilihan yang sulit karena TNI AL harus mengejar kuantitas MEF (minimum essensial Force) 2014.
 
Tampaknya langkah Malaysia berpartner dengan Perancis untuk urusan kapal laut sudah tepat. Mereka memesan kapal Selam Scorpene Class ke Perancis. 

Dan kini Malaysia juga memesan 6 Light Frigat Gowind Class ke Perancis dengan imbalan ToT. Bahkan Gowind Class kedepannya akan dibangun di Malaysia.

Langkah yang diambil oleh Angkatan Laut Malaysia, terukur dan tepat sasaran.

Berbicara tentang ToT, kini Angkatan Darat terus melaju dengan pembangunan Rudal Nasional yang diharapkan memiliki jangkauan tembak di atas 100 km pada tahun 2014. Targetnya adalah peluru kendali dengan jarak tembak 300 – 500 Km. 

Begitu pula dengan TNI AU melaju dengan proyek IFX dan diharapkan 6 prototype IFX rampung pada tahun 2013.


Sumber : JKGR

TNI AU Gelar Latihan Udara Di Biak Papua

 
PAPUA-(IDB) : Markas Komando Sektor Pertahanan Udara Nasional IV TNI AU di Kabupaten Biak Numfor, Papua, akan mengelar latihan udara bersandi `Perkasa` di wilayah paling Timur Indonesia, 10-12 Juli 2012 di Biak.

Panglima Komando Sektor Pertahanan Udara Nasional (Pangkosek Hanudnas) IV Biak, Marsekal Pertama TNI Deddy N Komara di Biak, Kamis, mengatakan, latihan pertahanan udara itu melibatkan empat pesawat tempur `hawk` dari Skadron 1 Pontianak serta helikopter TNI AU.

Dikatakan, latihan `Perkasa` merupakan program rutin Pertahanan Udara Nasional TNI Angkatan Udara (AU). Tahun ini digelar di Sumatera dan Papua, khususnya Biak.

"Tujuan latihan pertahanan udara dengan sandi `Perkasa` ini merupakan salah satu kegiatan tahunan guna mengasah kemampuan dan ketrampilan prajurit TNI AU melaksanakan tugas pokok menjaga kedaulatan teritorial udara Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)," tuturnya.

Ia mengharapkan, latihan pertahanan udara nasional di wilayah kerja Kosek Hanudnas IV Biak dapat berjalan lancar hingga selesai.

Menyinggung pelanggaran udara di wilayah Papua oleh pesawat asing, menurut Marsma Deddy, selama dirinya bertugas sebagai Pangkosek Hanudnas IV belum ada yang serius.

Sebab, menurutnya, pergerakan pesawat selalu terpantau dari satuan radar di wilayah kerja Kosek Hanudnas Biak.

"Meski belum terlihat pelanggaran wilayah udara di Papua (oleh pihak asing), namun jajaran prajurit di satuan radar dan Kosek Hanudnas IV selalu siap siaga mengamankan kedaulatan teritorial wilayah udara NKRI," tegas Pangkosek Marsma Deddy.


Sumber : Antara

KRI Nanggala Tembakkan Torpedo SUT Kepala Latihan




14 Juni 2012, Bawean: KRI Nanggala-402 berhasil meluncurkan Torpedo SUT Kepala Latihan, dalam uji coba penembakkan di sekitar perairan Pulau Bawean Gresik, Kamis (14/06). Penembakan Torpedo oleh KRI Nanggala dilaksanakan pada dini hari sekitar pukul 04.00 Waktu Indonesia Barat (WIB), pada posisi 06 03 335 S – 112 38 18 T sebelah Selatan Pulau Bawean, dengan jarak kurang lebih 3 Nautical Mile menuju sasaran.

Target senjata pamungkas kapal selam itu merupakan sebuah simulator yang dapat menimbulkan suara menyerupai baling-baling kapal (Propeler) berupa Noise Maker. Torpedo Kepala Latihan, berhasil meluncur dari KRI Nanggala hingga kurang lebih berjarak 1 Nautical Mile.

Peluru Kendali (Rudal) bawah air itu melesat dari tabung Torpedo KRI Nanggala dengan kecepatan Medium 23 Knot, selanjutnya mencari tracking sasaran hingga beberapa saat kemudian Torpedo itu berhenti dan mengapung diatas permukaan air.

Sebuah kendaraan air cepat berupa Sea Rider milik Satuan Komando Pasukan Katak yang bertugas mengikuti jejak Torpedo tersebut langsung memburu isyarat lampu yang menandakan keberadaan senjata setelah berhasil ditembakkan. Satu tim Kopaska yang berada di Sea Rider mengikuti luncuran Torpedo Kepala Latihan itu hingga beberapa saat hingga berhenti dan mengapung diatas air.

Uji coba ini merupakan pertama kalinya setelah KRI Nanggala mengalami perbaikan total (Overhaul) selama kurang lebih dua tahun di Korea Selatan beberapa bulan yang lalu. Setelah Overhaul KRI Nanggala mengalami perbaikan dan moderenisasi beberapa sistim dan persenjataan, diantaranya adalah sistim kontrol penembakan (Fire Control) Combat Management Sistem (CMS) type Multi Sensor Integrited (MSI) 90U MK2, menggantikan CMS lama tipe Sinbads.

Tujuan uji coba ini dilaksanakan untuk mengetahui sejauhmana kemampuan kerja dan sinkronisasi antara sistem CMS MSI yang baru terpasang dengan senjata Torpedo SUT buatan Kongsberg Defence and Aerospace Norwegia tersebut.

Dengan berhasilnya penembakan Torpedo SUT kepala latihan ini menandakan bahwa sistem kendali senjata yang baru CMS MSI 90U MK2 yang terpasang di KRI Nanggala dapat bekerja secara optimal”, kata Dansatsel Koarmatim Kolonel Laut (P) Jefry Stanley Sangel. SH.

Selesai uji coba penembakan, Torpedo Kepala Latihan di evakuasi menggunakan dua buah perahu karet (PK) oleh tim Penyelam TNI AL dari Dinas Penyelamatan Bawah Air (Dislambair) Koarmatim.

Selanjutnya Torpedo SUT yang berhasil ditembakkan itu dinaikkan ke atas geladak KRI Soputan-923 untuk selanjutnya dibawa kembali ke gudang senjata TNI AL (ARSENAL) Batu Poron, Bangkalan, Madura.

Satuan Tugas (Satgas) penembakan Torpedo Kepala Latihan ini melibatkan beberapa unsur pedukung sebagai pengamanan area latihan yaitu KRI Sultan Iskandar Muda-367, KRI Hiu-804, 2 Sea Rider, 2 (PK). Sedangkan personel yang terlibat adalah 1 tim Kopaska Koarmatim, Dislambair Koarmatim, Laboratorium Induk Elektronika (Labinlek) Mabesal, Arsenal serta Diskes Koarmatim.

Sumber: Dispenarmatim

Prajurit Yonif 501 Latihan Penerjunan


15 Mei 2012, Situbondo: . Sejumlah personil Batalyon Infanteri (Yonif) 501 Kostrad melakukan penerjunan di Pusat Latihan Tempur Awar-Awar, Kedunglo, Asembagus, Situbondo, Jawa Timur, Jumat (15/6). Penerjunan 684 prajurit lintas udara itu untuk melatih dan mengasah kemampuan tempur para prajurit TNI AD tersebut. (Foto: ANTARA/Seno S./Koz/12)

Kobangdikal Luluskan 30 Pasukan Elit TNI AL

14 Juni 2012, Surabaya: Pasukan elit TNI AL bertambah 30 orang, hal tersebut setelah Wakil Komandan Komando Pendidikan Marinir (Wadan Kodikmar) Komando Pengembangan dan Pendididkan Angkatan Laut (Kobangdikal) Kolonel Marinir Lasmono menutup Pendidikan Intai Amfibi (Diktaifib) Angkatan ke-38 di lapangan apel Kodikmar Gunungsari, Surabaya,Kamis, (14/6).

Pendidikan Komando yang berada di bawah Sekolah Khusus (Sesus) Pusat Pendidikan Infantri Marinir Kobangdikal tersebut, diikuti 30 siswa dan berhasil menyelesaikan pendidikan selama delapan bulan.

Dari 36 prajurit yang mengikuti pendidikan Diktaifib, hanya 30 orang yang lulus dan memenuhi kualifikasi yang ditentukan, sementara itu enam prajurit lainnya dikembalikan ke satuan asal karena tidak lulus dalam mengikuti program pendidikan pasukan elit TNI AL yang terkenal tanpa kompromi tersebut.


Menurut Komandan Kodikmar Kolonel Marinir Hasanuddin dalam amanatnya yang dibacakan Wadan Kodikmar Kolonel Marinir Lasmono mengatakan bahwa tujuan diselenggarakannya pendidikan intai amfibi ini adalah untuk menyiapkan prajurit taifib Marinir sebagai prajurit pilihan yang dapat melaksanakan tugas pengintaian dan penyelidikan dalam Operasi Amfibi dan operasi-operasi lain, baik secara perorangan maupun tim.

Keberhasilan dalam menempuh pendidikan, lanjutnya hendaklah menjadi pendorong untuk membangkitkan semangat kerja, dan pengabdian kepada bangsa dan negara, khususnya Korps Marinir dan TNI AL. ”Dalam menghadapi tantangan tugas yang semakin berat dan kompleks kedepan, diperlukan prajurit-prajurit mandiri dan memiliki kemampuan handal, mobilitas tinggi dan profesionalisme,” terang pamen melati tiga di pundak tersebut.

Peningkatan profesionalisme bagi prajurit, tambahnya, berarti seorang prajurit harus fokus terhadap peningkatan kualitas diri yang meliputi keberanian, kemampuan intelektual dengan ditunjang kualitas moral yang baik, yakni prajurit yang memiliki etos kerja yang tinggi, yang selalu mempunyai keinginan untuk maju dan selalu bekerja keras untuk kepentingan TNI, Negara dan Bangsa serta dilandasi iman dan taqwa. Setelah pelaksanaan upacara, dilanjutkan dengan foto bersama dan acara ramah tamah.

Selanjutnya mantan siswa Diktaifib Angk. XXXVIII TA. 2011 dikembalikan ke satuan asal, guna menunggu penempatan oleh Disminpers Kormar ke satuan baru yaitu Batalyon Taifib -1 Marinir Surabaya dan Batalyon Taifib -2 Marinir di Jakarta. Bagi prajurit merupakan fokus utama, yaitu prajurit TNI AL yang memiliki keberanian, kemampuan intelektual dengan ditunjang kualitas moral yang baik, yakni prajurit yang memiliki etos kerja yang tinggi, yang selalu mempunyai keinginan untuk maju dan selalu bekerja keras untuk kepentingan TNI, Negara dan Bangsa, yang didasari dengan iman dan taqwa.

Sumber: Kobangdikal

Pussenarhanud dan PT DI Tandatangani Kontrak Rancang Bangun "Target Data Receiver" Sista Rudal Grom



Meriam anti-serangan udara Mer 23 mm Zur. (Foto: Pussenarhanud)

13 Juni 2012, Cimahi: Penanda tanganan kontrak rancang bangun TDR (Target Data Receiver) bersama PT DI bertempat di Sdirbinlitbang Pussenarhanud pada tanggal 13 Juni 2012 di tanda tangani oleh Dirbinlitbang Pussenarhanud Kol Arh Dedi Sholihin sebagai wakil dari Pussenarhanud dengan Direktur Teknik dan Pengembangan PT DI, Dita Ardonni Jafri, target akhir TA 2012 sudah tergelar TDR (Target Data Receiver) yang akan digabungkan dengan Mer 23 mm Zur composit Rudal Grom. TDR ini akan membantu dalam pendeteksi pesawat musuh dan data tersebut akan dikirimkan ke Satuan Tembak (Satbak).

Pengendalian tempur oleh Battery Command and Control Vehicle (BCCV) terhadap pucuk-pucuk Meriam 23 mm/Zur hybrid Rudal Grom menggunakan kabel sepanjang 200 m, sehingga hal ini mempengaruhi daerah gelar dalam rangka melaksanakan pertahanan udara terhadap obyek yang dilindungi. Apabila pengendalian tempur dalam bentuk koneksi data dan komunikasi tersebut tidak menggunakan kabel (wireless), maka selain diperoleh penggelaran meriam yang lebih luas, juga dapat berperannya setiap pucuk Meriam 23 mm/Zur hybrid Rudal Grom sebagai Satbak. Dengan demikian, konfigurasi Detasemen dapat dikembangkan menjadi 1 Radar, 2 BCCV, 4 Satbak Meriam 23 mm/Zur hybrid Rudal Grom dan 4 Satbak Rudal Poprad. Konfigurasi seperti ini diharapkan akan memperluas daerah pertahanan udara (coverage area) dan secara taktis, diperoleh kepadatan penyerangan sasaran sehingga efektivitas pertahanan udara semakin optimal.

Berawal dari pemikiran tersebut diatas, maka pada TA 2010, Pussenarhanud Kodiklat TNI AD telah melaksanakan program Litbang yaitu Rancang Bangun Target Data Receiver (TDR) Sista Rudal Grom. Pada pelaksanaan program Litbang TA 2010, telah diperoleh tujuan dan sasaran yang diinginkan yaitu terwujudnya suatu peralatan TDR untuk pengendalian tempur meriam 23 mm/Zur, yang bertindak sebagai satuan tembak. Dari hasil evaluasi program, diperoleh beberapa hal perlu pengembangan program lebih lanjut demi kesinambungannya program Litbanghan. Hal-hal yang perlu dikembangkan dari pencapaian program Litbanghan TA 2010 antara lain perubahan bentuk dan ukuran serta kemampuan laptop sehingga lebih mudah dalam penggunaannya di lapangan.

Selain itu karakteristik dan kemampuan radio perlu ditingkatkan untuk menjangkau jarak penyaluran data sasaran. Pengembangan komponen laptop dan radio pada proposal kegiatan program ini selain bertujuan untuk meningkatkan kemampuan unit TDR, juga mempertimbangkan kesesuaian operasional unit TDR ini di lapangan. Untuk menjamin berkelanjutannya program Litbanghan Pussenarhanud, maka perlu diajukan program Litbang untuk mengembangkan program Rancang Bangun Target Data Receiver (TDR) Sista Rudal Grom sebagai program pengembangan untuk program kerja dan anggaran TA 2012. Melalui pengembangan sistem dan metode, diharapkan kesinambungan program Litbang ini dapat menjadi salah satu langkah untuk meningkatkan kemampuan Alut Sista Rudal Grom.

Laptop yang ada pada TDR Sista Rudal Grom hasil program Litbang TA 2010 walaupun memiliki kriteria semi rugged laptop, namun masih kurang portable, sehingga akan menyulitkan awak meriam untuk mengoperasikannya di lapangan. Pengembangan ukuran dan jenis laptop yang lebih bersifat portable dan memiliki GPS built-in, selain akan memudahkan operasional awak meriam, juga akan meningkatkan efisiensi penggelarannya.

Radio yang ada pada TDR Sista Rudal Grom hasil program Litbang TA 2010 merupakan radio komersial sehingga tidak memiliki kemampuan anti jamming terhadap gangguan transmisi data pada saat operasional. Pengembangan kriteria radio menjadi milspec radio dan berjenis manpack selain akan memudahkan operasional awak meriam dan meningkatkan kemampuan jarak jangkau transmisi data sasaran, juga akan meningkatkan efisiensi dan efektifitas penggelarannya.

Melalui pengembangan sistem dan peralatan pada model TDR, akan diperoleh model Target Data Receiver (TDR) Sista Rudal Grom yang memiliki kemampuan dan kesesuaian operasional yang tinggi. Dengan diperolehnya TDR yang handal, pucuk meriam 23 mm/Zur pada Sista Rudal Grom dapat berperan sebagai satuan tembak sehingga dapat digelar secara lebih fleksibel dengan jarak lebih jauh, dapat memperluas coverage area, serta secara taktis akan diperoleh kemungkinan menembak seawal mungkin demi terwujudnya efektivitas pertahanan udara.

Sumber: Pussenarhanud

F-16 Hibah AS Ditempatkan di Madiun


12 Juni 2012, Makassar: Komando Operasi Angkatan Udara wilayah II (Koopsau-II) akan menambah pesawat tempur tipe F-16 sebanyak 24 buah dari Amerika, dan tambahan berupa pesawat Super Tucano dari Brazil sebanyak 2 unit.

Kedua tipe pesawat tempur tersebut adalah bantuan dari Kementerian Pertahanan RI. Marsekal Pertama Agus Supriana, yang akan dilantik sebagai Panglima Koopsau II mengantikan Marsekal Muda TNI Ismono Wijayanto, Selasa (12/6), di Makassar, mengatakan bantuan unit pesawat tempur dari Kementerian Pertahanan sangat membatu dalam penjagaan batas negara kesatuan Republik Indonesia.

“Nantinya ke-24 pesawat F-16 tersebut, akan bermarkas di Madiun dan pesawat Super Tucano akan bermarkas di Jawa timur. Rencananya pesawat yang didatangkan akhir tahun ini, akan berkeliling ke seluruh wilayah Koopsau II yang berjumlah 21 pangkalan udara,” kata Agus.

Sumber: Infopublik

Kemhan Jajaki Kerjasama Produksi Alutsista dengan Belarusia



2 Juni 2012, Jakarta: Menteri Pertahanan RI, Purnomo Yusgiantoro, Senin (12/6) menerima Menteri Luar Negeri Republik Belarus, Sergei Martynov di Kantor Kementerian Pertahanan RI. Maksud dari kunjungan Menlu Belarus adalah selain untuk meningkatkan hubungan diplomatik kedua negara dan membuka peluang kerjasama strategis di bidang pertahanan. Kerjasama pertahanan ini lebih mengarah kepada produksi bersama Alat Utama Sistem Persenjataan (Alutsista) dengan dasar Transfer of Technology (ToT).

Sumber: DMC

Wednesday 13 June 2012

Tiga Bell-412 Perkuat Puspenerbal


13 Juni 2012, Surabaya: Tiga helikopter baru Bell-412 EP buatan Kanada tiba di Pangkalan Udara TNI AL Juanda, Surabaya, Rabu. Mereka memperkuat Skuadron Udara 400 Pusat Penerbangan TNI Angkatan Laut (Puspenerbal).

Upacara penyerahan tiga unit helikopter itu dipimpin Komandan Puspenerbal, Laksamana Pertama TNI Sugianto, di Apron Shelter Skuadron Udara 400, di pangkalan udara itu.

Kedatangan tiga helikopter tersebut molor sehari dari jadwal, karena terkendala cuaca buruk di Bandung saat akan diterbangkan ke Surabaya, Selasa (12/6). Begitu selesai upacara serah-terima, ketiga helikopter itu langsung didemonstrasikan kehandalannya.

Sebelum diserahkan kepada TNI AL, ketiga helikopter tersebut lebih dulu menjalani penyempurnaan di PT Dirgantara Indonesia Bandung, terutama disesuaikan dengan kepentingan pesawat militer dan desain khusus matra laut.

"Ketiga helikopter ini akan difungsikan sebagai pesawat angkut taktis dan dukungan logistik cepat," kata Sugianto.

Menurut ia, helikopter jenis Bell-412 EP sudah tidak asing lagi bagi penerbang TNI AL, karena sebelumnya mereka juga sudah mengoperasikan helikopter serupa dan juga jenis Bell-212.

Bell-412 series memiliki mesin lebih kuat ketimbang Bell-212 series. Secara kasat mata, lubang "knalpot" mesinnya ada dua sementara Bell-212 series cuma satu dan bilah baling-baling utamanya ada empat lembar.

Dengan begitu, bobot beban yang bisa diangkut bisa lebih berat dengan durasi terbang lebih lama sekaligus lebih jauh. Yang pokok juga, kemampuan manuverabilitasnya lebih baik ketimbang seri sebelumnya, termasuk lepas-landas dan mendarat di pijakan bergerak dan sempit seumpama di dek kapal perang.

Setelah upacara penyerahan, ketiga helikopter baru itu langsung digunakan untuk latihan pendaratan pasukan di Lanudal Juanda.

Sumber: ANTARA News

Kasau Tinjau Hanggar Super Tucano


Menara kontrol Lanud Abdurrahman Saleh. (Foto: Berita HanKam)

13 Juni 2012, Malang: Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal Madya TNI Imam Sufaat, S. IP didampingi Aslog Kasau, dan pejabat lainnya serta Ketua Umum PIA Ardhya Garini Pusat, Maya Imam Sufa’at beserta rombongan, meninjau Hanggar Skadron Udara 21 Wing 2 Lanud Abd Saleh. Kedatangan Kasau beserta rombongan disambut langsung oleh Komandan Lanud Abd Saleh Marsma TNI Gutomo, S.IP. Panglima Divisi 2 Kostrad, Bupati Malang, Jajaran Muspida Malang Raya serta para pejabat Lanud beserta Insub di VIP Room Lanud Abd Saleh.

Selanjutnya Kasau beserta rombongan langsung menuju ruang serbaguna Skadron Udara 21 untuk menerima paparan tentang pembangunan hanggar Super Tucano yang hampir selesai dan siap untuk ditempati pesawat Super Tucano.

Dalam pengarahan Kasau terhadap para Perwira Lanud Abd Saleh dan anggota Skadron Udara 21, menjelaskan bahwa kedatangan beliau ke Skadron Udara 21 ini adalah untuk melihat kesiapan Skadron Udara 21 dalam rangka kedatangan pesawat Super Tucano pada bulan Agustus mendatang.

Dijelaskan Kasau bahwa proses pengadaan pesawat pengganti pesawat Ovitten sangat rumit dan panjang karena banyak pilihan pesawat yang ditawarkan. Namun akhirnya setelah melalui berbagai proses dan perencanaan yang matang maka dipilihlah pesawat Super Tucano untuk menggantikan pesawat ovitten milik Skadron Udara 21.

Yang lebih penting anggota yang menangani Super Tucano untuk memperhatikan tingkat keamanan dan keselamatan terbang dan kerja dimanapun kalian berada, bangun kerjasama yang baik dalam rangka keberhasilan tugas-tugas selanjutnya, dan senantiasa meningkatkan disiplin personel dan hindari kesalahan sekecil apapun sehingga akan terciptanya zero accident.

Rencananya anggota Skadron Udara 21 dan anggota Skatek 022 yang akan mengikuti pendidikan di Brazil sebanyak 36 orang dan dilaksanakan selama 10 hari,  selanjutnya pendidikan akan dilakukan secara bertahap.

Menengok kekuatan TNI AU di Lanud Abdulrahman Saleh

Pangkalan Udara Abdulrahman Saleh, Malang, adalah markas TNI Angkatan Udara yang bertugas membantu mengamankan, serta memelihara wilayah Indonesia bagian timur. Lanud Abdulrahman Saleh memiliki tiga skuadron. skuadron udara 21, skuadron teknik 22, dan skuadron pemeliharaan 32.

Ketika 31 wartawan online, elektronik, dan cetak mengunjungi markas di bawah komando Marsekal Pertama TNI Hutomo itu, Lanud A Saleh terus melakukan perbaikan dan pengadaan pesawat tempur.

Tercatat pada tahun 2012, TNI AU menargetkan delapan pesawat tempur Super Tucano buatan Brazil untuk menggantikan 2 unit OV-10F Bronco yang sudah tidak dipakai sejak 2007 silam, dalam pengamanan udara wilayah timur.

"Rencananya akhir Agustus atau awal September nanti 4 pesawat super Tucano akan tiba di sini (Lanud A Saleh)," kata Komandan Lanud A Saleh, Marsekal Pertama TNI Hutomo kepada wartawan di Malang, Rabu (30/5).

"Pengiriman bertahap, sehingga total tahun ini kita akan memiliki 8 pesawat tempur taktis Super Tucano," lanjutnya.

Menurut Hutomo, Super Tucano sangat cocok menggantikan Bronco, pesawat tempur taktis buatan Rockwell, Amerika. Sebab, Super Tucano memiliki kemampuan serang air-to-air dan air-to-ground. Skuadron 21, yang rencananya menjadi 'tempat tinggal' Super Tucano juga sedang mengalami perbaikan total.

Jika dulunya hanya memiliki 2 shelter pesawat tempur, kini Skuadron udara itu sedang membangun 6 shelter tambahan. Dan juga pembangunan sarana penunjang lainnya, seperti ruang simulator, ruang pengembangan teknologi, serta pengiriman 12 penerbang untuk menjalani training di Brazil (11/7).

Selain memiliki pesawat tempur taktis, Lanud Abdulrahman Shaleh juga menjadi pusat pemeliharaan dan perawatan pesawat setelah Bandung. Seperti pemeliharaan engine pesawat tempur Hawk, F-16, Sukhoi, Hercules, dan Cassa.

Di skuadron 22, menjadi pusat pemeliharaan pesawat untuk kerusakan ringan hingga sedang. Pantauan merdeka.com, di skuadron teknik itu, beberapa pesawat sedang menjalani perawatan serta perbaikan. Seperti pesawat Hercules dan pesawat navigasi. Komandan skuadron teknik 22, Letkol Rudolf  Boulolo mengatakan, perawatan ringan pesawat mencakup inspeksi seluruh komponen pesawat, pembersihan, hingga perbaikan. "Sedangkan perawatan sedang mencakup pemeriksaan kerusakan hingga pembongkaran," kata Rudolf kepada wartawan.

Tidak jauh berbeda dengan skuadron 22, skuadron 32 juga dikhususkan untuk menjadi pusat pemeliharaan pesawat. Namun skuadron 32 lebih difokuskan sebagai 'rumah' pesawat Hercules pendukung operasi udara. Seperti pengangkutan satuan tempur, barang kargo, hingga pengisian bahan bakar pesawat tempur di udara

 "Lanud Abdulrahman Saleh merupakan lanud yang memiliki pesawat pengisi bahan bakar, setelah Bandung," kata Komandan operasi udara skuadron 32, Letkol Penerbang M Arifin.

Sumber: Dispenau/Merdeka

Kemhan Bantah Kapal Asing Merapat untuk Sumber Daya Alam

USNS Mercy (T-AH 19) berlabuh di Teluk Manado dalam rangka upacara pembukaan Pacific Partnership 2012 di Indonesia pada awal bulan ini. (Foto: Camelia Montoy)

13 Juni 2012, Jakarta: Kementerian Pertahanan membantah kabar mengenai adanya upaya pengamanan blok-blok sumber daya alam terkait kedatangan kapal-kapal asing di Indonesia. Kepala Pusat Komunikasi Publik Brigjend Hartind Asrin mengungkapkan, kedatangan kapal perang asing hanya untuk melakukan kunjungan ataupun latihan bersama, tanpa maksud intervensi kepentingan tertentu, termasuk mengenai eksplorasi sumber daya alam oleh pihak asing yang dalam waktu dekat banyak dilakukan re-kontrak.

"Mereka hanya melakukan kunjungan dan latihan bersama. Tak ada hubungan dengan sumber daya alam," kata Hartind di Jakarta, Senin (11/6).

Dirinya menambahkan, kedatangan kapal perang asing hingga saat ini juga tak menimbulkan ancaman ataupun berpotensi mengganggu kedaulatan NKRI. "Tidak mengancam," tandasnya.

Senada dengan Kapuskom, Kepala Dinas Penerangan Angkatan Laut Laksma Untung Surapati menegaskan kedatangan kapal perang asing bukan untuk pengamanan eksplorasi sumber daya alam. Kadispenal menjelaskan, kedatangan kapal perang asing hanya untuk latihan bersama dan kunjungan.

Seperti yang dilakukan tiga kapal perang jenis fregat berpeluru kendali milik Amerika yang merapat di Pulau Jawa. "Mereka melakukan latihan bersama Cooperation Afloat Readiness and Training tahun 2012 dengan TNI Angkatan laut," ucap Kadispenal.

Dia menambahkan TNI AL rencananya juga akan berkunjung ke Australia pada November mendatang untuk latihan bersama. "Adapun kapal perang asing lainnya memang banyak merapat ke Indonesia, seperti kapal perang Perancis, India, Pakistan tapi hanya singgah untuk kunjungan," katanya.

Sumber: InfoPublik

Tuesday 12 June 2012

KSAU: Super Tucano Setara Hawk

 
 
MALANG-(IDB) : Kepala Staf TNI AU (KASAU) Marsekal Imam Safaat menilai pesawat Super Tucano setara dengan pesawat tempur Hawk buatan Amerika Serikat, yang menggunakan mesin jet.

Hal ini disampaikan Safaat usai meninjau kesiapan skadron 21 Pangkalan TNI AU Abdulrachman Saleh menyambut kedatangan pesawat buatan Brazil itu, Selasa (12/6/2012).

Menurut dia, Super Tucano, adalah pesawat tempur canggih, dengan penggerak propeler atau baling-baling di moncongnya. Ia menambahkan, bukan hanya Indonesia yang menggunakan pesawat ini.

Namun, Amerika Serikat, juga telah memanfaatkannya sebagai salah satu kekuatan udaranya. Saat menjalankan misi pertempuran di Afganistan. "Amerika juga pernah gunakan pesawat ini," imbuh Safaat.

Kekuatan baru pesawat tempur Super Tucano ini, lanjut dia, akan mengisi kekosongan Skadron Udara 21. Pasca lima tahun sejak pesawat OV-10 Bronco digrounded, akibat sudah berulang kali mengalami kecelakaan.

Safaat membeberkan, sebanyak 16 unit pesawat Super Tucano mengisi kekuatan Skadron Udara 21.

Pesawat itu didatangkan secara bertahap dari Brazil mulai akhir Agustus ini. "Ada empat tahap, setiap tahapan empat unit pesawat," terangnya.

Sementara kebutuhan awak pesawat ini, akan diisi oleh sebagia kekuatan lama di Skadron Udara 21, serta tambahan penerbang baru dari luar Skadron Udara 21.

Sementara Komandan Lanud Abdulrachman Saleh Malang, Marsekal Pertama (Marsma) TNI, Gutomo, mengatakan, persiapan sudah dilakukan menyambut hadirnya pesawat tempur baru ini. Baik fisik, berupa hanggar, dan tempat fasilitas penunjang lainnya. Selain itu juga disiapkan para personil, yang nantinya menjalani pelatihan di Brazil.

"Pengiriman personil dilaksanakan secara bertahap. Jumlahnya akan bertambah, sesuai kebutuhan," ujarnya.


Sumber : Detik

Program Baru TNI AU Jaga Keamanan, Siap Pindahkan Skuadron



MAKASSAR-(IDB) : Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Udara (AU) merupakan salah satu barisan pertahanan yang bertugas menyelenggarakan pembinaan kemampuan personel maupun kesiapan operasional satuan-satuan TNI AU.

Lalu bagaimana kondisi persenjataan serta kemampuan sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki Komando Operasi TNI Angkatan Udara (Koopsau) II saat ini? Berikut petikan perbincangan wartawan Harian FAJAR, Yusriadi dengan Panglima Koopsau II yang baru, Marsekal Pertama Agus Supriatna didampingi pejabat lama, Marsekal Muda Ismono Wijayanto di Markas Koopsau II Kompleks TNI AU Daya, Minggu, 10 Juni.

Sebelumnya selamat atas jabatan Koopsau II. Bagaimana kondisi pertahanan udara kita saat ini?
   
Terima kasih. Kalau ditanya masalah pertahanan udara kita, yang saya tahu itu di wilayah saya sebelumnya yakni Koopsau I. Tapi secara umum dengan kondisi kita saat ini, alhammdulilah kita bisa melaksanakan tugas pengamanan udara dengan sebaik mungkin.
   
Jadi setiap detik dalam 24 jam semua wilayah kita sudah diamati langsung oleh sistem radar yang kita miliki. Itu termonitor terus, sehingga kalau ada ancaman atau penerbangan ilegal atau tanpa izin maka kita akan langsung menindak, baik secara diplomasi ataupun tindakan militer.

Untuk wilayah Timur Indonesia sebagai wilayah Koopsau II, apakah sistem persenjataan kita sudah memadai?
   
Bisa dikatakan masih terbatas. Tetapi tetap memaksimalkan dan kembali lagi bahwa kebijakan pemerintah memang belum memprioritaskan masalah persenjataan tempur kita. Kita tahu sendiri di negara ini masih banyak masalah yang perlu didahulukan misalnya kemiskinan dan sebagainya.

Wilayah Timur cukup luas, namun skuadron pasukan Koopsau II hanya ada di Makassar. Bagaimana menindaki jika seandainya ada penerbangan ilegal dan tanpa izin di daerah terluar misalnya di Papua?
   
Setiap saat kan kita bisa berkomunikasi dengan negara-negara luar. Sehingga jika ada radar kita yang menangkap adanya penerbangan ilegal, maka kita akan langsung berkomunikasi dengan negara pesawat bersangkutan untuk menarik pesawatnya. Jika memang tidak dipedulikan, maka kita akan langsung melakukan tindakan tegas.

TNI rencananya akan menerima hibah 24 pesawat jet tempur F-16 dari Amerika Serikat. Dengan penambahan itu apa sudah cukup?

Jadi, sesuai rencana dalam waktu dekat kita akan mendapatkan tambahan pesawat tempur jenis F-16 yang merupakan hibah dari Amerika. Selain itu, enam pesawat jet tempur Sukhoi juga akan hadir untuk membangun satu skuadron yang saat ini sudah memiliki 10 unit. Yang pastinya, tambahan ini tentu kita harapkan bisa menambah kekuatan demi memaksimalkan ketahanan dan keamanan negara.

Tidak bisa dipungkiri bahwa TNI AU merupakan pasukan yang sangat strategis untuk menjaga keutuhan negara. Itu semua tentu harus bersinergi dengan angkatan yang lain. Intinya, semua angkatan selalu bersinergi dalam membangun keamanan yang maksimal demi keutuhan NKRI.

Selain persenjataan, apa lagi yang mesti diupayakan untuk ketahanan negara?
   
Berbicara masalah keamanan, bukan hanya TNI yang bertugas untuk tujuan itu. Semua warga negara sebenarnya memiliki andil dan berkewajiban untuk mewujudkan keamanan. Makanya, ke depan kami terus mengupayakan agar wajib bela negara itu bisa diwujudkan. Pertanyaan apa semua warga negara mau untuk melakukan wajib bela negara itu? Ini masih menjadi perbincangan.

Bagaimana dengan perekrutan pilot baru khsusnya pesawat tempur?

Setiap tahun kita selalu melakukan perekrutan pilot baru. Kita tentu mencari yang terbaik, bukan karena faktor kedekatan tetapi mengutamakan kualitas. Semua itu berdasarkan tes dan ujian yang harus dilalui setiap peserta.

Program baru apa yang Anda persiapkan untuk Koopsau II ini?
   
Selama belum ada instruksi dari atasan atau pusat, tentu kami akan melanjutkan apa yang telah dirintis panglima sebelumnya. Tapi setelah pesawat tempur hibah itu sudah tiba, tentu kita akan melakukan program baru.

Seperti apa program baru itu?

Salah satunya, kita akan melakukan pemindahan skuadron untuk standby di beberapa wilayah yang menjadi kawasan Koopsau II. Pemindahan skuadron ini bertujuan agar lebih dekat dengan wilayah pengawasan serta melakukan pengenalan area, cuaca dan kondisi alam. Sehingga sewaktu-waktu kalau ada musuh, kita bisa memburu dengan cepat dengan penguasaan wilayah itu.

Harapan Anda sebagai Pangkoopsau II?

Saya berharap agar masyarakat bisa bersinergi dengan TNI untuk tetap melaksanakan keamanan. Saya tahu bahwa masyarakat Sulsel itu peramah dan bisa bersinergi baik dengan TNI. Yang terakhir, semoga tambahan persenjataan dan pesawat kita bisa lebih maksimal di masa yang akan datang sehingga Indonesia menjadi negara yang disegani.



Sumber : Fajar

Satgas Maritim TNI Konga XXVIII/D UNIFIL Tiba di Beirut


BEIRUT-(IDB) : KRI Sultan Hasanuddin-366 yang membawa 105 prajurit Satgas Maritim TNI Konga XXVIII/D UNIFIL dalam misi penyeberangan Satgas dari Indonesia menuju Lebanon tiba di pelabuhan Beirut, Lebanon, Sabtu (9/6). Kedatangan Satgas Maritim TNI yang keempat ini disambut oleh Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh (Dubes LBBP) Bpk. Dimas Samudra Rum beserta istri, Atase Pertahanan RI di Kairo Kolonel Laut (P) R. Teguh Isgunanto beserta istri, Komandan Kontingen Garuda Kolonel ADM Darmawan Bhakti, Chief of Staff MTF Kolonel Laut (P) Dwi Sulaksono dan para Komandan Satgas TNI Konga serta perwakilan prajurit TNI yang telah bertugas di Sektor Timur dan Naqoura.


Dalam acara penyambutan tersebut, Duta Besar beserta rombongan berkunjung ke KRI SHN-366 dan diterima oleh Komandan Satgas Maritim TNI Konga XXVIII/D UNIFIL Letkol Laut (P) Dato Rusman SN, dilanjutkan dengan pengarahan Dubes LBBP kepada seluruh prajurit KRI SHN-366 di geladak Helly. Dalam pengarahan tersebut, Dubes menyampaikan ucapan selamat datang dan selamat bergabung dengan Satgas TNI Konga UNIFIL yang lebih dahulu bertugas, selain itu Dubes berharap agar terjalin kerja sama yang baik antar Satgas darat dan Satgas laut sehingga misi sebagai peace keeper yang dibebankan kepada Satgas TNI Konga dapat dilaksanakan dengan baik.

Setelah menghadiri undangan makan siang dari Athan Kolonel Laut (P) R. Teguh Isgunanto, Komandan Satgas Maritim TNI Konga XXVIII/D UNIFIL Letkol Laut (P) Dato Rusman SN beserta Chief of Staff MTF Kolonel Laut (P) Dwi Sulaksono dan beberapa perwira dari Satgas mengadakan courtesy call kepada Komandan Maritime Task Force Rear Admiral Wagnen  Lopes  de  Moraes  ZAMITH  yang  bermarkas  di kapal perang Brazil, BRS  F. Liberal. Kunjungan tersebut bertujuan untuk memperkenalkan diri  pejabat MTF TNI Konga UNIFIL XXVIII/D sekaligus untuk menerima informasi awal mengenai situasi Area of Maritime Operation Lebanon yang akan menjadi wilayah operasi Satgas Maritim TNI Konga XXVIII/D UNIFIL. Dalam menerima kunjungan ini, Komandan Maritime Task Force didampingi oleh Komandan  kapal perang Brazil, BRS  F. Liberal, Captain Canela. Selanjutnya acara kunjungan diakhiri dengan tukar menukar cindera mata dari kedua belah pihak.


Sumber : Koarmatim

Moment Kebangkitan BUMN Indonesia

JAKARTA-(IDB) : Dua lagi perusahaan BUMN yang tahun ini melejit melampaui batas negara: PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk dan PT Batan Teknologi (Persero).
 
Garuda, secara mengejutkan, saat ini sudah lebih besar dari Malaysia Airlines (MAS) dan Thai Airways, Thailand. Bahkan sudah lebih besar dari Air France! Value Garuda kini sudah mencapai Rp18 triliun. Sudah sekitar Rp1 triliun lebih besar dari MAS dan Thai. Dengan demikian untuk Asia Tenggara kini Garuda tinggal kalah dari Singapore Airlines.

Memang tidak ada alasan bagi Indonesia untuk serba kalah dari sesama negara ASEAN. Di antara 10 negara Asia Tenggara kekuatan ekonomi Indonesia sudah mencapai 51% sendiri. Baru yang 49% dibagi 9 negara lainnya.

Di bawah direksi Garuda yang sekarang dengan Dirut Emirsyah Satar, prestasi itu akan terus bisa dipacu. Inilah direksi yang dari segi umur relatif masih  muda-muda. Inilah direksi yang berada di puncak antusias dan gairahnya. Iklim seperti itu secara otomatis akan menjalar dan mewabah ke jajaran di bawah dan di bawahnya lagi.

Ekonomi Indonesia yang terus membaik memang bisa menjadi ladang yang subur bagi Garuda. Penambahan pesawat yang terus dilakukan, termasuk yang kelas 100 tempat duduk, akan membuat Garuda terbang kian tinggi.

Langkah terbarunya untuk bisa dipercaya Kanada sebagai pusat perawatan pesawat Bombardier se Asia Pasifik, memberikan hope yang lebih besar lagi. Dengan demikian GMF AeroAsia, salah satu anak perusahaan Garuda, akan menjadi perusahaan kelas dunia juga. Ini karena pembuat mesin pesawat terkemuka di dunia lainnya, GE dari USA juga sudah mempercayakan perawatan mesin GE ke GMF AeroAsia.

Seperti tidak kalah dengan prestasi Garuda dan enam BUMN kelas dunia lainnya (BRI, Bank Mandiri, Telkom, BNI, PGN, dan Semen Gresik) kini muncul si cabe rawit: PT Batan Teknologi.

Tahun ini di bawah Dirut baru Dr.Ir.Yudiutomo Imardjoko, BatanTek tidak hanya bisa bangkit dari kuburnya bahkan begitu bangkit langsung bisa berlari dengan kencangnya. Larinya pun ke mana-mana termasuk ke puluhan negara Asia.

Padahal tahun 2010 lalu BatanTek sudah dicabut nyawanya. Ini gara-gara ada larangan internasional untuk melakukan pengayaan uranium tingkat tinggi. Ini dikhawatirkan bisa disalahgunakan menjadi senjata nuklir.

Sejak itu PT BatanTek berhenti memproduksi radioisotop. Tim BatanTek sudah berusaha mengubah proses pengayaan uranium menjadi tingkat rendah, tapi tidak mampu. Bahkan BatanTek sudah mendatangkan ahli dari USA untuk menularkan pengetahuan proses uranium tingkat rendah. Tapi juga gagal.

Akibatnya rumah-rumah sakit yang selama ini menggunakan radioisotop dari BatanTek memilih membeli dari sumber lain. Semua pelanggan marah dan memutuskan hubungan. BatanTek praktis mati. 

Untunglah Dr Yudiutomo datang dan menjadi dirut baru. Anak Maospati, Magetan, lulusan Fakultas Teknik Nuklir UGM ini memang bukan sembarang orang. Dia meraih gelar doktor di bidang nuklir di Iowa State University USA.

Dr Yudiutomo mengajak ahli nuklir sealmamater di UGM, Dr.Ing Kusnanto untuk menjadi direktur produksi. Dr Kusnanto meraih gelar doktor nuklir dari Aachen, Jerman.

Karena PT BatanTek masih dalam keadaan sulit, sejak awal  dua ahli nuklir ini memilih menghemat: menyewa satu rumah untuk dihuni berdua. Keluarga ditinggal di Yogya.
Dua orang inilah yang tidak henti-hentinya berpikir bagaimana agar BatanTek bisa melakukan pengayaan uranium tingkat rendah. Siang malam dua ahli ini terus berdiskusi. Keputusan untuk tinggal satu rumah membuat diskusi mereka berlanjut setelah jam kantor sekalipun. Di rumah kontrakan itulah mereka bisa berdiskusi sampai jam 2 dini hari.

Hasilnya luar biasa: mereka menemukan cara baru mengayakan uranium tingkat rendah. Bukan cara yang sudah dikenal di dunia sekarang ini, tapi cara baru yang untuk mudahnya saya beri saja nama "Formula YK" (Yudiutomo Kusnanto).

Formula YK ini menggunakan prinsip electro plating. Menggantikan cara lama sistem foil target. Prinsipnya, sebelum dimasukkan reaktor nuklir uranium itu di-plating dengan rumus tertenu. Cara ini meski kelak diketahui oleh ahli lain pun akan sulit ditiru. Rumus angka-angkanya tidak akan diungkap.

Masalahnya: dari mana perusahaan dapat tambahan modal? Reaktor nuklirnya sih bisa tetap menggunakan reaktor milik Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) yang di Serpong itu, tapi banyak peralatan PT BatanTek yang harus diperbaharui atau diperbaiki.

"Perlu berapa?" tanya saya saat rapat dengan dua ahli nuklir itu di Serpong.

"Cukup besar pak, Rp 85 miliar," jawab Dr Yudiutomo.

"Saya carikan!"

Saya pun menghubungi Bank Rakyat Indonesia. Saya memang sangat kagum dan terharu melihat kejeniusan dua ahli ini. Saya bisa merasakan getaran semangatnya yang meluap. Dan saya juga melihat kilatan matanya yang menyiratkan keinginan untuk maju. Inilah ilmuwan yang memiliki kemampuan manajerial yang handal. Intelektual sekaligus entrepreneur!

Dengan penemuan baru Formula YK ini Indonesia berhasil menjadi satu-satunya negara di Asia yang mampu memproduksi radioisotop. Kini seluruh negara Asia datang ke BatanTek untuk membeli radioisotop!

Radioisotop adalah bahan yang sangat penting untuk pemeriksaan kesehatan di rumah sakit. Radioisotop adalah bahan yang tidak bisa dipisahkan dengan kedokteran nuklir. Dengan radioisotop organ-organ di dalam badan bisa dilihat secara berwarna dan tiga dimensi.

Ini sudah beda dengan radiologi yang hanya bisa hitam putih dan dua dimensi.

Maka pemeriksaan melaui MRI, CT, gamma camera, serta operasi yang menggunakan pisau gamma mutlak memerlukan radioisotop. Jepang pun tidak memproduksinya sehingga pasar radioisotop kita amat besar. Apalagi Tiongkok.

Waktu saya mendampingi Presiden SBY makan siang dengan Presiden Hu Jintao di Beijing yang lalu, saya pun promosi radioisotopnya BatanTek. Kebetulan saya berada di sebelah menteri perdagangan Tiongkok. Selama makan siang itu saya terus minta agar Tiongkok membeli radioisotop kita.
Dengan kemampuan Dr Yudiutomo dan timnya menembus pasar Jepang, Tiongkok, Malaysia, dan negara-negara Asia lainnya, maka masa depan PT Batan Teknologi amat cerah. Tahun ini omsetnya langsung bisa mencapai Rp 200 miliar. Tidak mustahil bakal bisa mencapai Rp 1 triliun dan kemudian Rp 3 triliun di kemudian hari.

Amerika dan Australia, meski mampu membuat radioisotop, mereka bukan pesaing kita. Umur radioisotop ini hanya 60 jam. Setelah itu daya radiasinya habis. Untuk kebutuhan Tiongkok 10 curie, misalnya, Tiongkok harus membeli 60 curie. Yang 50 curie hilang di jalan. Karena itu pengirimannya harus dengan pesawat. Harus dihitung waktu pengirimannya sejak dari Serpong ke bandara dan seterusnya.

Saya tentu ingin dua ahli kita ini tidak berhenti di radioisotop. Keduanya juga optimis pengetahuannya akan sangat berguna untuk pertanian dan pengeboran minyak.

Tapi biarlah BatanTek maju dulu. Jadi raja Asia dulu. Dua tahun lagi kita bicara nuklir untuk mengamankan pangan kita.


Sumber : Vivanews

TNI Latih Satgas Yonmek untuk Misi Perdamaian


(Foto: Istimewa)

12 Juni 2012, Bogor: TNI membuka latihan penyiapan Satgas Yonif Mekanis (Yonmek) TNI untuk stand by force misi PBB rotasi TNI tahun 2012. Latihan ini dibuka secara resmi oleh Asisten Operasi (Asops) Panglima TNI, Mayjen TNI Hambali Hanafiah, di Komplek Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian (PMPP) TNI Sentul Bogor.

"Operasi pemeliharaan dunia saat ini menjadi ujung tombak bagi TNI untuk menunjukkan eksistensinya di mata dunia internasional. Para prajurit harus merasa bangga, karena selama ini Kontingen Garuda dimanapun bertugas selalu memperoleh apresiasi serta pengakuan yang positif dari PBB maupun dari negara lain,"kata Hambali hanafiah di Bogor, Selasa (12/6).

Karenanya, dia meminta para prajurit agar sungguh-sungguh dalam latihan penyiapan, karena semua materi yang akan dipelajari sudah dirancang sedemikian rupa, sehingga dapat menjawab tuntutan tugas di daerah operasi.

Sebagai pasukan penjaga perdamaian, lanjut Hambali, para prajurit harus memiliki pengetahuan yang mendalam tentang konflik yang terjadi dan bagaimana menyikapinya. Para prajurit harus mampu menjadi penengah antara pihak-pihak yang bertikai secara imparsial, sehingga tidak dianggap memihak pada salah satu kelompok yang bertikai.

Dia pun meminta para prajurit agar terus meningkatkan iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, melaksanakan latihan dengan penuh rasa kesungguhan, memahami makna latihan dengan memelihara realisme latihan berdasarkan situasi daerah operasi yang dihadapi serta memanfaatkan latihan untuk meningkatkan profesionalisme baik secara perorangan, maupun kelompok.

Selain itu, hambali menekankan agar prajurit peserta latihan ini memperhatikan faktor keamanan dan keselamatan selama pelaksanaan latihan dan meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris dan komputer serta mempelajari budaya masyarakat dimana prajurit ditugaskan.

Latihan Penyiapan Satgas Yonmek tersebut akan berlangsung selama 1 bulan mulai 12 Juni-11 Juli 2012. Pesera yang mengikuti latihan berjumlah 850 prajurit, dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan peserta latihan agar memiliki sikap, prilaku, pengetahuan dan ketrampilan tehnis dan taktis untuk bertugas sebagai personel Satgas Yonmek dalam misi perdamaian dibawah bendera PBB.

Sumber: Jurnas

Monday 11 June 2012

TNI AD dan US Army Gelar Latma Garuda Shield 2012

(Foto: USARPAC)


11 Juni 2012, Malang: Sebanyak 456 prajurit TNI Angkatan Darat menggelar latihan bersama dengan 104 prajurit Amerika Serikat yang bertugas di kawasan Pasifik atau United States Army Pacific (USARPAC).

Kegiatan latihan bersama ini bernama Garuda Shield 6/2012. Acara pembukaan latihan bersama tentara kedua negara berlangsung di Markas Divisi Infanteri 2 Kostrad di Singosari, Malang, Jawa Timur, Senin pagi, 11 Juni 2012. Kegiatan Garuda Shield 6/2012 berakhir pada Jumat, 22 Juni 2012, mendatang.

Acara pembukaan dipimpin Panglima Kostrad Letnan Jenderal TNI Muhamad Munir. “Tujuannya untuk mencapai kemampuan teknik dan proses operasi sebagai pasukan multinasional, pasukan perdamaian, dalam proses pengambilan keputusan, dan operasi militer selain perang," kata Muhamad Munir dalam jumpa pers seusai upacara pembukaan.

Ia melanjutkan kegiatan ini juga merupakan karya bakti dengan tetap menjunjung tinggi hukum HAM dan humaniter.

Dalam acara jumpa pers Munir didampingi Panglima Divisi Infanteri 2 Kostrad Mayor Jenderal TNI Ridwan. Selain itu hadir pula Konsul Jenderal Amerika Serikat di Surabaya, Kristen F. Bauer, serta Brigadir Jenderal Gary Hara, Komandan Tentara Garda Nasional Hawaii (Commander of Hawaii Army National Guard), yang mewakili Letnan Komandan USAPAC Letnan Jenderal Francis J. Wiercinski.

Garuda Shield merupakan salah satu bentuk kerja sama militer antara kedua negara berupa pertukaran wawasan dan ilmu pengetahuan, dengan target kemampuan dan keterampilan peserta latihan meningkat sesuai dengan modul latihan yang telah disesuaikan dengan standar umum Perserikatan Bangsa-Bangsa atau Standard Generic Training Module (SGTM).

Sebelum dengan tentara Amerika Serikat, sejak 2007 TNI Angkatan Darat sudah menggelar Garuda Shield dengan tentara India, Nepal, Singapura, Thailand, Malaysia, dan Brunei.

Sumber: TEMPO

KRI Nanggala Akan Uji Coba Penembakan Torpedo


11 Juni 2012, Surabaya: Satuan Kapal Selam (Satsel) Koarmatim akan menggelar Uji Coba (Ucob) senjata strategis di sekitar perairan Laut Jawa dalam waktu dekat. Rencana tersebut kini dimatangkan pembahasanya dalam Tactical Floor Game (TFG) bertempat di ruang rapat Satsel Koararmatim Ujung Surabaya, Senin (11/06).



Dalam rapat pematangan rencana itu dipimpin langsung oleh Komandan Satsel Koarmatim Kolonel Laut (P) Jefry Staley Sangel. SH., dengan dihadiri oleh Komandan KRI Nanggala-402 Letkol Laut (P) Purwanto, KRI Hiu-804 Letkol Laut (P) Bagus. H, Komandan KRI Soputan-921 Mayor Laut (P) Herby serta para tim pendukung yang terlibat dalam kegiatan itu.

Uji coba persenjataan strategis berupa Torpedo SUT DM264 Mod 0 rencananya akan dilaksanakan oleh KRI Nanggala yang baru selesai melaksanakan perbaikan total (overhaul) di Korea Selatan beberapa bulan yang lalu.

Senjata Torpedo yang akan ditembakkan merupakan jenis kepala latihan.

Dalam uji coba penembakan itu bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan integrasi antara Combat Management Sistem (CMS) type Multi Sensor Integrited (MSI) 90U MK2 dengan Torpedo SUT DM264 Mod 0 buatan Kongsberg Defence and Aerospace Norwegia.

Dimana sistem CMS MSI tersebut merupakan pengganti sistem lama yaitu CMS jenis Sinbads.

Penembakan ini sekaligus untuk menguji alat pengganti tersebut apakah dapat berfungsi sesuai dengan yang diharapkan.

Unsur yang tergabung dalam Satuan Tugas (Satgas) Penembakan Torpedo SUT Kepala Latihan tahun 2012, terdiri dari KRI Sultan Iskandar Muda-367, KRI Hiu-804, KRI Soputan-921, 2 unit Sea Rider, 2 unit Perahu Karet (PK), 1 Tim Komando Pasukan Katak (Kopaska) Koarmatim, 1 Tim Penyelam dari Dinas Penyelamatan Bawah Air (Dislambair) Koarmatim, Laboratorium Induk Elektronika (Labinlek) Mabesal dan Arsenal serta Diskes koarmatim.

Sumber: Dispenarmatim

Komisi I Bahas Kerja Sama Pertahanan RI dengan Ceko dan Italia




Truk T810 produksi TATRA Republik Ceko. (Foto: Tatra)

11 Juni 2012, Senayan: Komisi I DPR RI, Senin (11/6) ini menggelar rapat dengan Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro dan jajarannya, Wakil Menlu, dan perwakilan Kementerian Hukum dan HAM. Rapat membahas tentang Pengesahan Perjanjian antara Pemerintah RI dan Pemerintah Republik Ceko tentang Kerja Sama di Bidang Pertahanan dan MoU Kemhan RI dengan Kemhan Republik Italia tentang Kerja Sama dalam Bidang Peralatan, Logistik, dan Industri Pertahanan.

"Saya sekadar mengingatkan bahwa pembahasan soal kerja sama dalam bidang pertahanan dan militer dengan Republik Ceko ini merupakan rapat yang kedua kalinya. Rapat sebelumnya telah mendengarkan penjelasan dari Kemhan mewakili pemerintah," ujar Ketua Komisi I DPR Mahfudz Siddiq dalam paparan awal Raker ini, Senin (11/6).

Mahfudz mengatakan, agenda raker saat ini adalah mendengarkan pandangan fraksi-fraksi, atas paparan dari pemerintah sebelumnya soal perjanjian kerja sama pertahanan dan militer dengan Republik Ceko dan kerja sama bidang peralatan, logistik, dan industri pertahanan dengan Italia.

"Jadi kita akan serahkan masing-masing fraksi atas kerja sama pertahanan dengan Ceko ini, apakah akan disetujui dalam hal diatur dalam UU, atau cukup MoU saja seperti halnya kerja sama dengan Rusia, di mana kerja sama itu cukup diatur MoU saja tanpa harus dibuat UU-nya," ujarnya.

Sementara, anggota Komisi I Tjahjo Kumolo mengusulkan, kerja sama pertahanan dengan Ceko dan kerja sama bidang peralatan, logistik, dan industri pertahanan dengan Italia cukup diatur oleh pemerintah sendiri.

Sehingga fraksi-fraksi tidak perlu bertele-tele menyampaikan pandangannya. "Karena pada prinsipnya soal teknis pengaturan kerja sama pertahanan itu cukup diputuskan dan ditentukan oleh kebijakan Pemerintah RI," tegasnya.

Kerja Sama Pertahanan RI dengan Ceko dan Italia Cukup Lewat Perpres

Komisi I DPR sepakat bahwa Perjanjian Kerja Sama Pertahanan antara Pemerintah RI dan Pemerintah Republik Ceko dan MoU Kemhan RI dengan Kemhan Republik Italia tentang Kerja Sama dalam Bidang Peralatan, Logistik, dan Industri Pertahanan, cukup diatur melalui Peraturan Presiden (Perpres) atau tidak perlu diatur dalam peraturan UU. Hal itu mengemuka dalam pandangan fraksi-fraksi di Komisi I, Senin (11/6).

"Delapan fraksi yang hadir memberi persetujuan bahwa kerja sama pertahanan dengan Ceko dan Italia ini cukup diatur lewat Perpres, atau tidak perlu diatur lewat UU," ujar Ketua Mahfudz Siddiq dalam raker dengan pemerintah yang diwakili Menhan Purnomo Yusgiantoro.

Adapun fraksi yang memberikan catatan dalam hal ini, kata Mahfudz, adalah F-PKS. Fraksi tersebut meminta agar kerja sama industri pertahanan harus dirinci.

Sementara, Fraksi PAN melalui Muhammad Najib meminta agar terkait kerja sama dengan Republik Ceko, perlu memberi kesempatan pada pemerintah jika mempunyai pandangan lain, atau tidak dengan Perpres.

Sumber: Jurnal Parlemen