Pages

Friday 19 September 2014

Jet Tempur Sukhoi dan Kapal Selam


 
sukhoi-indonesia-2
deagel.com/country/Indonesia
Berita dari Janes.com yang membongkar penyamaran Singapura atas armada F-15 SG nya sempat menarik perhatian. Janes.com mencoba menelusuri lewat nomer registrasi serta laporan keuangan Boeing. Hasilnya diketahui F-15 SG Singapura bukan 24 unit, melainkan 40.
Seorang warjager ber-id Penyimak , memposting link deagel.com
Data di situs itu menunjukkan sejumlah alutsista TNI berbeda dengan yang dipublikasikan secara resmi. Sebagai contoh, pesawat Sukhoi SU 30MK Indonesia ditulis ada 17. Sementara Sukhoi SU 27 ada 5 unit.
sukhoi-indonesia-1
deagel.com/country/Indonesia
ks-kilo3
Operator Kapal Selam Kilo Project 636 (deagel.com)
Begitu pula dengan kapal selam Indonesia. Di situs itu kapal selam Kilo Indonesia ada dua. Kapal selam lainnya adalah jenis U209 yang berjumlah dua.
kilo-indonesia
Operator Kapal Selam Kilo Project 636 (deagel.com)
Belum tahu darimana deagel.com mendapatkan angka tersebut. Namun untuk angka angka yang  disebut, untuk alutsista lainnya cukup akurat. Bahkan deagel.com hanya menuliskan tanda tanya (?), untuk alutsista Indonesia yang belum dia ketahui jumlahnya.

JKGR

Pertempuran Incheon, Sebuah Mahakarya Strategi Perang


Official U.S. Navy Photograph/Wikipedia Pulau Wolmi-do dihujani tembakan pada 13 September 1950, dua hari sebelum pendaratan amfibi di Incheon digelar. Gambar ini diambil dari geladak kapal perang AS USS Lyman K. Swenson yang salah satu meriam 40 milimeter-nya terlihat di latar depan.
 
— Kota Incheon, yang menjadi tuan rumah Asian Games 2014, kini dikenal sebagai kota terbesar ketiga Korea Selatan setelah Seoul dan Busan. Tak hanya itu, kota pelabuhan yang dibangun pada 1883 itu kini menjadi salah satu motor perekonomian Negeri Ginseng itu.

Kota berpenduduk 2,9 juta jiwa itu terus berkembang dan berkat jaraknya yang tak terlalu jauh dari ibu kota Seoul, Incheon kini membentuk wilayah metropolitan terbesar kedua di dunia ditilik dari jumlah penduduknya.

Kemajuan pesat Incheon ini seakan menghapus kehancuran kota itu saat menjadi salah satu ajang pertempuran paling hebat dalam Perang Korea (1950-1953), yang dikenal sebagai Pertempuran Incheon.

Pertempuran Incheon yang terjadi pada 15-19 September 1950 merupakan sebuah pendaratan amfibi untuk merebut kembali ibu kota Seoul yang diduduki pasukan komunis Korea Utara.

Pendaratan amfibi yang menggunakan nama sandi "Operasi Chromite" itu melibatkan 75.000 tentara dan 261 kapal perang. Pasukan koalisi PBB yang dipimpin Jenderal Douglas MacArthur berhasil merebut ibu kota Seoul dalam waktu dua pekan.

Latar belakang


Official U.S. Navy Photograph/Wikipedia Dalam peta ini terlihat rencana pergerakan pasukan PBB yang dipimpin Jendera Douglas MacArthur dalam Operasi Chromite untuk merebut kota pelabuhan Incheon.
Pertempuran Incheon ini diawali serangan kilat pasukan Korea Utara pada musim panas 1950 yang dengan keunggulan jumlah personel dan peralatan tempur berhasil mendesak dan mengepung militer Korea Selatan dan PBB ke sudut tenggara semenanjung Korea yang disebut "Pusan Perimeter".

Saat pasukan Korea Utara (NKPA) terus bergerak maju dan berusaha menghabisi pasukan Korea Selatan dan PBB di Pusan, Panglima Tertinggi pasukan PBB Jenderal Douglas MacArthur mengusulkan sebuah rencana pendaratan amfibi yang terbilang nekat.

Menurut perhitungan MacArthur, saat sebagian besar pasukan NKPA terkonsentrasi di sekitar Pusan, pasukan PBB akan didaratkan di wilayah yang dekat dengan Seoul dengan harapan bisa memotong jalur pasokan logistik NKPA yang nantinya akan membuat pasukan NKPA terjepit.

Meski pada awalnya banyak pihak meragukan keberhasilan rencana MacArthur itu, jenderal AS itu tetap kukuh pada pendiriannya. Maka dari itu, dimulailah "Operasi Chromite".

MacArthur kemudian memilih Incheon sebagai lokasi pendaratan yang meski terlindungi sebuah selat sempit, gelombang laut yang kuat, dan ombak yang tinggi, kota ini terbilang lemah pertahanannya.

Setelah mendapatkan lampu hijau dari Washington, MacArthur kemudian memilih marinir AS yang akan menjadi ujung tombak operasi nekat dan berbahaya ini.

Hari H di Incheon

Official U.S. Navy Photograph/Wikipedia Sebuah tank T-34 buatan Uni Soviet milik Tentara Rakyat Korea Utara (NKPA) dihancurkan pasukan marinir AS saat bergerak maju dari Incheon menuju Seoul pada September 1950.
Setelah cukup mengumpulkan data intelijen, pada 15 September 1950 pagi, pendaratan amfibi dimulai setelah sebelumnya kapal-kapal perang AS menghujani posisi-posisi pertahanan NKPA di Pulau Wolmi-do di depan pelabuhan Incheon.

Selanjutnya, pada sekitar pukul 6.30 waktu setempat, armada invasi yang dipimpin veteran pendaratan Normandia dan Teluk Leyte Laksamana Arthur Dewey Struble mendekati pantai mendaratkan batalyon ke-3 pasukan marinir ke-5 di pantai Pulau Wolmi-do.

Didukung sejumlah tank, marinir AS sukses merebut Pulau Wolmi-do pada tengah hari dengan hanya kehilangan 14 orang anggotanya. Pasukan inilah yang kemudian mempertahankan "pintu masuk" ke Incheon itu sambil menunggu bala bantuan.

Akibat gelombang laut yang kuat, pasukan pendaratan kedua baru bisa beraksi pada pukul 17.30. Beruntung pasukan baru itu dengan mudah bisa menguasai tembok laut yang terletak di sebelah utara Wolmi-do.

Setelah menguasai "pintu masuk" yang strategis itu, pasukan marinir AS kemudian merangsek menuju ke pusat kota dan memaksa pasukan NKPA di kota itu menyerah.

Pusat komando NKPA sama sekali tidak mengira pendaratan di Incheon ini karena sebelum serangan berlangsung AS menyebar informasi palsu bahwa pendaratan akan digelar di Kusan sehingga Incheon hanya dijaga sedikit pasukan.

Dampak dan hasil

Keberhasilan pendaratan Incheon ini membuat jalan pasukan PBB untuk merebut Seoul terbuka lebar. Pada 25 September 1950, pasukan PBB berhasil merebut Seoul setelah melewati perang dari rumah ke rumah yang sangat brutal.

Selain itu, keberhasilan pendaratan Incheon memicu keberhasilan pasukan angkatan darat AS ke-8 menerobos Pusan Perimeter dan memaksa NKPA melakukan gerak mundur yang panjang ke utara.

Keberhasilan pasukan PBB ini berlangsung hingga November 1950 ketika akhirnya pasukan China datang membantu NKPA yang mendesak pasukan PBB kembali ke wilayah selatan.

Dalam pendaratan Incheon sendiri, sebanyak 566 personel pasukan PBB tewas dan 2.713 orang lainnya terluka, sementara dari pihak NKPA sebanyak 35.000 personel tewas, terluka, atau tertangkap.

Banyak kalangan menganggap Pertempuran Incheon ini adalah salah satu pertempuran paling menentukan dalam Perang Korea. Sementara itu, banyak sejarawan menilai keberhasilan pendaratan Incheon ini merupakan salah satu mahakarya strategi perang sepanjang sejarah modern.

Kompas 

Menhan: Tahun 2022 Indonesia Tak Perlu Datangkan Sukhoi

Menhan: Tahun 2022 Indonesia Tak Perlu Datangkan Sukhoi Menhan Purnomo Yusgiantoro (kiri) bersalaman dengan Panglima TNI Jenderal Moeldoko 

  SUBANG - Menteri Pertahanan RI Purnomo Yusgiantoro mengatakan dengan adanya kemandirian industri pertahanan nasional maka pada 2022 Indonesia tidak perlu mendatangkan pesawat dari luar negeri.

Karena itu dia sangat mendukung kemandirian industri pertahanan nasional. Dukungan pemerintah tersebut, menurut Purnomo, dituangkan dalam beberapa langkah.

Langkah pertama, pada 2010 dibentuk Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP) untuk mengoordinasikan dan menyinergikan seluruh potensi di dalam negeri.

Melalui KKIP, dilahirkan tujuh program nasional, meliputi pembuatan pesawat tempur, kapal selam, Roket, rudal, radar, propellant, dan tank.

"Dengan kemandirian ini, tahun 2022 kita tidak perlu lagi mendatangkan pesawat dari luar negeri sejenis Sukhoi," ujarnya.

Masih menurut Purnomo, KKIP juga membuat road map industri pertahanan dalam negeri dan melaksanakan tugas pembinaan kepada industri pertahanan nasional sesuai tupoksinya.

Khusus pembangunan pabrik propellant di Energetic Material Center (EMC) PT DAHANA (Persero), Purnomo mengatakan bahwa akan ada dampak positif untuk dunia litbang.

"Akan dibutuhkan SDM untuk industri propellant yang notabene baru di Indonesia disamping alih teknologi dari negara pemiliknya di EMC ini. Ini merupakan tantangan bagi dunia litbang kita,"tandasnya.

Pada kesempatan tersebut, ditandatangani nota kesepahaman antara PT DAHANA (Persero) dan Balitbang Kemhan RI. Kerja sama itu meliputi pengembangan sumber daya Manusia, penelitian, pengkajian dan pengembangan teknologi dalam bidang bahan peledak serta propellant. Penandatanganan dilakukan oleh Direktur Utama PT DAHANA (Persero) F Harry Sampurno dan Kabalitbang Kemhan Eddy S Siradz disaksikan oleh Menteri Pertahanan.

Sebagaimana diketahui, sejak peletakan batu pertama oleh Menteri Pertahanan RI Purnomo Yusgiantoro pada 4 Desember 2010 lalu, pembangunan EMC rampung pada pertengahan 2012. Di lokasi seluas hampir 600 hektar ini diisi fasilitas perkantoran, gudang, laboratorium, dan pabrik, termasuk lokasi pabrik propellant yang sudah disiapkan jauh-jauh hari.

OKZONE

PAL INDONESIA Siap Fokus Proyek ALUTSISTA



   PKR, KCR & TOT

Surabaya 17 September  2014 – Penyelesaian produksi Alat Utama Sistem Persenjataan (ALUTSISTA) menjadi perhatian PT PAL INDONESIA (Persero). Setelah menyerahkan 3 KCR 60 Meter Bacth Pertama dan pemotongan plat pertama Kapal PKR 10514 kedua, PAL INDONESIA terus memberikan segala upayanya untuk menyelesaikan proyek. Selain itu juga Pembekalan ToT/OJT kapal Selam terhadapa 250 orang yang dipimpin langsung Menteri Pertahanan RI Purnomo Yusgiantoro, Wakil Kepala Staff TNI AL Laksdya TNI Didit Herdiawan, Pelaksana KKIP, Direksi Damen Schelde Naval Shipbuilding, Perwakilan DSME dan juga Direksi PT PAL INDONESIA (Persero) bertempat di Divisi Kapal Perang, Rabu pagi (17/09).

Dalam pemotongan kapal PKR 10514 kedua, menteri Pertahanan mendapatkan cinderamata dari CEO DSNS, Hein van Ameiden. Kapal PKR ini bukan kapal perang terbesar pertama yang dibangun PAL INDONESIA, namun menjadi Kapal perang dengan teknologi canggih pertama yang dibangun kerjasama dengan galangan kapal di Belanda. Sebagai Kapal Frigate jenis SIGMA, kapal ini mampu mengarungi jarak hingga 5.000 nM dengan panjang 105 Meter dan lebar 14 Meter. Kapal yang mampu menampung 122 awak, 1 helikopter dan beban yang mampu dibawa 2.365 ton.

Sementara itu pada proses pembekalan produksi Kapal Selam, Menteri Pertahanan RI Purnomo Yusgiantoro memberikan amanah terhadap 250 orang yang akan melaksanakan Transfer of Technology / On Job Training ( ToT/OJT). MENHAN menuturkan persiapan harus sematang mungkin dalam melaksanakan program ini, karena ini merupakan proyek kebanggan bangsa. “Ini akan menjadi beban berat bagi anda semua, tapi ini akan menjadi sejarah pertama dan yang bisa melakukan adalah anda semua yang hadir disini” tegasnya purnomo. Kita semua akan menjadi saksi kebangkitan kejayaan bangsa dengan terproduksinya kapal Selam ketiga dan seterusnya.

Selanjutnya MENHAN meresmikan produk anak bangsa, yakni Kapal Cepat Rudal 60 meter ketiga. 3 kapal Bacth pertama yang telah diserah terimakan PT PAL INDONESIA (Persero), ini inovasi Fast Patrol Boat 57 Meter yang hingga kini masih digunakan sebagai patrol oleh Angkatan Laut. Peresmian 3 kapal perang KCR masuk menjadi Armada Perang Angkatan laut ini dipimpin langsung oleh Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro. Kapal ketiga “KRI Halasan 630” menjadi kapal ketiga dari total 16 kapal dengan jenis yang sama yang dibutuhkan Angkatan Laut dalam menjaga batas wilayah perairan Indonesia. Peningkatan semangat dan fokus dalam memberikan hasil karya terbaiknya selalu menjadi perhatian utama PAL INDONESIA dalam terus berproduksi untuk kebanggan Bangsa dan Negara.
 
PAL 

HUT TNI, Seribu Penerjun Akan "Hujani" Selat Madura


Terjun payung, ilustrasi


SURABAYA, - Sebanyak 1.000 penerjun atau sekitar satu brigade anggota TNI gabungan dijadwalkan akan "menghujani" Selat Madura pada peringatan HUT TNI ke-69 di Jawa Timur 7 Oktober mendatang. Para penerjun yang terlibat atraksi Terjun Statistik Laut itu akan diturunkan dari pesawat sejumlah pesawat TNI jenis Hercules.

"Selain unjuk keterampilan anggota TNI, juga untuk memamerkan kelengkapan TNI sebagai unit kekuatan negara," kata Kepala Staf Angkatan Darat,  Letnan Jenderal TNI Gatot Nurmantyo, usai meninjau kesiapan pasukan di Makodam V Brawijaya Surabaya, Jumat (19/9/2014).

Dia mengatakan bahwa atraksi tersebut termasuk atraksi istimewa karena baru kali ini dilakukan dengan melibatkan satu brigade pasukan TNI.

"Kami akan tunjukkan semua hasil pembangunan pertahanan keamanan selama 10 tahun negara inni dipimpin Pak SBY," ujarnya.

Namun, dia membantah bahwa TNI Angkatan Darat akan memberikan pertunjukan khusus, mengingat Presiden SBY adalah jebolan TNI Angkatan Darat.

"Tidak ada yang khusus, di mata Pak Presiden semua sama," tambahnya.

Selain terjun statistik laut, perayaan HUT TNI ke-69 di Armatim Surabaya itu juga diramaikan sejumlah atraksi antara lain, defile dan parade pasukan, demo berbagai alutsista yang dimiliki oleh TNI baik TNI AD, TNI AL dan TNI AU.

Akibatnya, aktivitas penerbangan di Bandara Internasional Juanda dan aktivitas pelayaran di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya sedikit mengalami gangguan meskipun tidak akan ada penutupan total.


Kompas 

TNI AU Pengguna Pertama Skyshield 35 Mk-2



Skyshield 35 MK-2 senjata pertahanan udara yang akan dioperasikan oleh Detasemen Pertahanan Udara Paskhas saat diangkut dengan pesawat Hercules A-1319 yang akan ditampilkan pada defile peringatan HUT TNI ke-69 pada 7 Oktober mendatang di Dermaga Ujung Surabaya.
Suatu kebanggaan bagi TNI Angkatan Udara/TNI sebagai pengguna pertama senjata pertahanan udara Skyshield 35 mm MK-2 selain negara pembuatnya Swizeland, senjata ini dibuat tahun 2014 oleh pabrikan senjata Swiss Oerlikon Contraves Rheinmetall.
Skyshield 35 MK-2 (Skyshield Gun Missile) untuk memenuhi kebutuhan Paskhasau melengkapi satuan jajaran sebagai senjata pertahanan udara yang akan dioperasikan oleh Detasemen Pertahanan Udara (Denhanud) Paskhas.
Skyshield Gun Missile merupakan sistem pertahanan udara titik (Short  Range Air Defence/ SHORAD) mempunyai jangkauan peluru sejauh 4000m dengan kecepatan 1000 peluru/menit, dan jarak kecepatan amunisi rata-rata 1050 meter/detik, sedangkan maksimal magazen sebanyak 252 butir.
Sky Gun Misille memiliki amunisi AHEAD  (Advanced Hit Efficiency and Destruction) kaliber 35 mm yang dapat menyembur menjadi 202 butir dan membentuk semacam perisai (Metal Spin-stabilised Projectiles)setelah 4 detik ditembakan, sehingga kemungkinan target lolos dari sasaran peluru hanya 10%.
Satu Firing Unit (FU) Skyshield Gun Misille terdiri dari dua unit meriam revolver kaliber 35 mm (1,38 inci), satu sistem sensor pengendali/radar dan pos komando secara terpisah, juga dilengkapi dengan dua rudal darat ke udara jenis Chiron buatan Korea Selatan yang sudah terintegrasi dengan Skyshield Gun Sistem sehingga membuat jangkauan radar lebih luas dan efektif, sehingga sekaligus mengembangkan pertahanan titik menjadi pertahanan wilayah/area.
Skyshield Gun Missile dapat ditempatkan dimana saja sesuai kebutuhan dengan sistem mobail dengan menggunakan empat  truk yang sudah dilengkapi dengan derek, masing-masing truk memuat satu pos command, dua meriam revolver 35 mm dan satu sistem sensor kendali/radar, sedangkan Chiron dapat ditempatkan hingga sejauh 5 km dari Command Post.
Saat ini Skyshield Gun Missile ditempatkan di Denhanud 471 Paskhas Halim Perdanakusuma, Denhanud Paskhas Lanud Supadio Pontianak, dan Denhanud Paskhas Lanud Sultan Hasanuddin masing-masin satu Baterai yaitu dua Firing Unit.
Sedangkan personel yang mengawakinya sudah mendapat pelatihan sebanyak 20 personel terdirin darai 12 personel Paskhas, empat personel Depo 60 Senamo Lanud Iswahjudi dan Depohar 50 Lanud Adi Sumarmo, Solo.
Skyshield Gun Missile akan ditampil pada pada defile peringatan HUT TNI ke-69 pada 7 Oktober mendatang di Dermaga Ujung Surabaya.

TNI AU

PT DI Kembali Produksi CN 235 Pesanan Kemenhan


SURABAYA - Penyerahan pesawat udara CN 235 ke Puspenerbal  yang berlangsung hari ini di Apron Base Opps Lanudal Juanda, Selasa (17/9/2014), menjadi pelunasan PT Dirgantara Indonesia (PT DI) dari pesanan Kementerian Pertahanan RI. PT DI tuntas menyelesaikan pembuatan dan menyerahkan tiga CN 235 220 Patroli Maritim (Patmar) yang digunakan penunjang kinerja TNI AL.
Direktur PT DI Budi Santoso mengatakan, pemesanan pesawat udara oleh Kementerian Pertahanan ini jadi titik awal kontrak kedirgantaraan  dalam jumlah besar. Setelah pemenuhan pesanan tahap ini, PT DI kini telah memiliki kotrak untuk menyelesaikan tiga pesawat udara CN 235 lagi oleh Kementerian Pertahanan (Kemenhan).
“Ada pesanan lagi, satu untuk TNI AU dan dua untuk TNI AL, ini dari kontrak baru, cuman yang satu belum efektif berjalan,” ungkap Budi usai acara penyerahan CN 235 ke Puspenerbal.
Secara teknis Budi menyebut pesawat CN 235 secara keseluruhan telah memenuhi kebutuhan dan teknologi yang digunakan juga sudah terbaik. Kalaupun ada pengembangan lagi bisa dilakukan di mission systemnya saja.
“Pesawatnya sudah cukup cangih, wing juga desain baru, cuman untuk pesanan berikutnya yang kini dikerjakan kemungkinan bisa memiliki kemampuan terbang 11-12 jam, sementara mission systemnya disesuaikan dengan permintaan penggunannya,” kata Budi.



SURYA Online

KRI Frans Kaisiepo-368 Gelar Mail Bag Transfer dengan Kapal Perang Bangladesh dan Jerman


FGS Zobel P6125. (Foto: Ship Spotting)

Beirut,  Satgas Maritim TNI Konga XXVIII-F/UNIFIL 2014, KRI Frans Kaisiepo-368 (FKO) dalam akhir pelaksanaan On Task ke-19 minggu lalu telah melaksanakan latihan mail bag transfer sebanyak dua kali dengan dua kapal unsur Maritime Task Force (MTF) berbeda, yakni BNS Ali Haider (Bangladesh) dan FGS Zobel (Jerman). Latihan dilaksanakan di Area of Maritime Operations (AMO) Laut Mediterania, Lebanon.
Dilansir Penerangan Satgas Maritim TNI Konga XXVIII-F/UNIFIL 2014, latihan tersebut merupakan bagian dari latihan Replenishment at Sea (RAS), dan merupakan contoh kecil metode light jackstay. RAS pada dasarnya berfungsi sebagai salah satu cara memperpanjang waktu keberadaan suatu unsur di laut, tanpa harus melaksanakan bekal ulang logistik di suatu pangkalan.
Mail bag transfer yang pertama dilaksanakan dengan BNS Ali Haider di zone 1 center AMO, 7 September 2014. Latihan digelar sebanyak 2 run. Pada run pertama, KRI FKO-368 berperan sebagai kapal pemberi yang mempertahankan haluan dan kecepatan kapal sesuai perintah halu dan cepat pembekalan. Sedangkan BNS Ali Haider berperan sebagai kapal penerima yang melaksanakan pendekatan dari buritan lambung kiri KRI FKO-368.
Pada run kedua, peran sebagai kapal pemberi dan kapal penerima ditukar antara kedua kapal tersebut. Kedua tim RAS masing-masing kapal dapat melaksanakan tahap demi tahap kegiatan yang dilaksanakan sesuai prosedur yang sudah ditetapkan.
Pada keesokan harinya, yakni 8 September 2014, latihan serupa dilaksanakan dengan patner latihan yang berbeda, yaitu FGS Zobel yang dalam beberapa minggu ke depan akan outchop dari daerah misi dan kembali ke negaranya, Jerman.
Mail bag transfer kali ini selain melatih kesiapsiagaan tim RAS masing-masing kapal juga dipergunakan sebagai sarana penyampaian ucapan selamat jalan dari Komandan KRI FKO-368 kepada Komandan FGS Zobel beserta crew atas selesainya tugas dan misi di bawah bendera PBB di Lebanon. Penghormatan tersebut ditandai dengan saling tukar menukar plakat yang dilaksanakan dengan cara mail bag transfer.
Latihan bersama kedua unsur MTF berjalan lancar, aman, dan sesuai dengan apa yang telah direncanakan sebelumnya. Dengan harapan, selain melatih dan menjaga kesiapsiagaan crew, juga digunakan sebagai sarana meningkatkan kerja sama latihan dengan negara lain, yang saat ini tergabung dalam satu misi pemeliharaan perdamaian dunia di Lebanon.

Jurnal Maritim

Teluk Palu Lebih Strategis buat Kapal Selam

PENJAGA WILAYAH: KRI Nanggala saat berada di Selat Sunda, Cilegon, Banten, pada 3 September lalu. (Darjat/Banten Raya/JPNN)
PALU  
 
PALU – KRI Cakra-401 dan KRI Nanggala-402 semakin meningkatkan peran. Dua kapal bawah permukaan air produksi Jerman itu masih menjadi tumpuan untuk mengover wilayah Indonesia. Setidaknya tiga kapal selam baru dari Korea Selatan selesai diproduksi pada 2017. Pangkalan khusus kapal selam di Palu, Sulawesi Tengah, sudah disiapkan untuk menyambut armada yang bernaung ke satuan kapal selam yang berulang tahun ke-55 pada Jumat (12/9) tersebut.
Berbagai aktivitas operasi militer perang dan operasi militer selain perang juga sudah dilaksanakan KRI Cakra dan KRI Nanggala. Salah satunya, menenggelamkan beberapa bekas kapal perang untuk menguji peralatan utama sistem persenjataan torpedo.
Berbagai latihan gabungan TNI dan latihan bersama militer luar negeri melibatkan dua kapal selam. Dukungan pangkalan pun turut mendongkrak nilai tawar kekuatan armada TNI-AL. ’’Pangkalan kapal selam di Palu (Sulawesi Tengah) disiapkan karena lokasinya strategis,’’ ungkap Komandan Satuan Kapal Selam Armada RI Kawasan Timur Kolonel Laut (P) Purwanto.
Lokasinya dianggap strategis karena Teluk Palu memiliki kedalaman 400 meter. Dengan panjang 30 kilometer plus lebar 10 kilometer, kapal tersebut cocok untuk berbagai dermaga. Lokasinya yang dekat perbatasan Malaysia timur membuat pergerakan kapal lebih efektif dan efisien.
Menurut Purwanto, markas komando di Palu pas untuk pangkalan aju. Yakni, pangkalan pendukung dengan fasilitas kelengkapan dan prasarana yang mendekati pangkalan utama. Posisi ibu kota Sulteng itu termasuk di tengah-tengah kepulauan nusantara. ’’Dari Palu pergerakan kapal bisa lebih cepat ke perbatasan ketimbang bertolak dari pangkalan di Surabaya,’’ tutur mantan Komandan KRI Nanggala tersebut.
Yang terbaru, awak KRI Nanggala melaksanakan pembrevetan perwira tinggi TNI-Polri dan menteri di Selat Sunda. Yakni, KSAD Jendral TNI Gatot Nurmantyo dan Kapolri Jendral Sutarman. Tiga menteri dianugerahi brevet Hiu Kencana. Yakni, Menko Perekonomian Chairul Tanjung, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Armida Alisjahbana, serta Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu. (sep/JPNN/c20/diq)

Jawa Pos 

Panglima TNI Angkat Konglomerat Tahir Jadi Penasihat

Jakarta - Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko mengangkat Dato' Sri Prof. Dr. Tahir MBA sebagai penasihat. Konglomerat dan bos Bank Mayapada itu menjadi penasihat untuk membantu mengurusi kesejahteraan prajurit TNI.

Upacara pengangkatan Tahir sebagai Penasehat Panglima TNI Bidang Ekonomi dan Kesejahteraan Prajurit itu dilakukan di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Kamis (18/9/2014) pagi. Moeldoko dan para petinggi TNI hadir di lokasi.

"Saya mengucapkan selamat kepada Dato' Sri Prof. Dr. Tahir MBA atas pengangkatannya selaku Penasihat Panglima TNI Bidang Ekonomi dan Kesejahteraan Prajurit," kata Moeldoko dalam pidatonya.

Kata Moeldoko, Tahir selama ini telah banyak memberikan kontribusi terhadap kesejahteraan prajurit TNI. Bahkan Tahir akan memberikan bantuan 1.000 unit rumah untuk prajurit di Jakarta.

"Beliau (Tahir) akan memberikan bantuan untuk pembangunan 1.000 rumah yang knock down untuk prajurit yang nilainya cukup besar," imbuh Moeldoko.

Moeldoko berkata, tugas pokok Panglima TNI ada 2. Pertama, menyiapkan prajurit TNI agar siap perang. Kedua memelihara kesejahteraan prajurit. Alasan kedua itulah yang membuat dirinya mengangkat Tahir.

"Untuk itulah Panglima TNI mengangkat Bapak Tahir untuk bisa membantu tugas Panglima TNI di bidang kesejahteraan. Dengan kehadiran Pak Tahir ini, Panglima TNI semakin ringan dalam memikirkan kesejahteraan prajurit," ucap Moeldoko.

Detik

UJICOBA CHAFF AND FLARE DI LANUD ROESMIN NURJADIN


Pelaksanaan uji coba penggunaan Chaff and Flare pada dua unit pesawat tempur Hawk 100/200 Skadron Udara 12 Lanud Rsn dan dua unit pesawat tempur F-16 Skadron Udara 3, Lanud Iwy berjalan dengan sukses dan aman. Hal ini bisa terlihat pada saat empat pesawat tempur kebanggaan TNI Angkatan Udara tersebut sukses merilis Chaff and Flare yang terpasang dibagian belakang pesawat (Exhaust), Rabu (17/9). Ujicoba ini turut dipantau langsung oleh Danlanud Roesmin Nurjadin, Kolonel Pnb M. Khairil Lubis dan Paban II Sopsau, Kolonel Pnb Anang Nurhadi serta Kasubdis Alpernika Diskomlekau, Kolonel Lek Arief Joko Setiawan.
Pada ujicoba pertama terlihat pesawat Hawk 200 yang dipiloti oleh Danskadron Udara 12, Letkol Pnb Reka Budiarsa dan pesawat Hawk 100 yang dipiloti oleh Mayor Pnb Akbar dan Mayor Penerbang Amry Taufanny melintas diatas Apron Skadron Udara 12 pada ketinggian lebih kurang 700 Feet mengeluarkan panas berbentuk butiran api dan sejumlah serbuk putih dari bagian belakang pesawat (Exhaust). Hal yang sama juga terlihat saat dua pesawat F-16 yang dipiloti oleh Letkol Pnb Firman Dwi Cahyono dan Lettu Pnb Eri Nasrul Mahlidar saat merilis sejumlah Chaff and Flare.
Selain para penerbang Skadron Udara 12 dan Skadron Udara 3, ujicoba Chaff and Flare ini turut diikuti oleh dua penerbang dari Skadron Udara 1 Lanud Supadio yakni, Danskadron Udara 1, Letkol Pnb Sidik Setiyono dan Mayor Pnb M. Amry Taufanny.

TNI AU

Tiga Minggu Hilang Kapal TNI AL Belum Ditemukan


Tiga Minggu Hilang Kapal TNI AL Belum Ditemukan
Tribun Medan/Riski Cahyadi
Ilustrasi kapal TNI 

BATAM - Kapal Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI-AL) diduga hilang di Tambelan, Bintan, Kepulauan Riau (Kepri) sejak tiga minggu lalu.
Belum diketahui penyebab hilangnya kapal patroli tersebut. Di dalam kapal itu terdapat 5 orang termasuk nelayan dan satu orang anggota TNI-AL.
Lurah Sekuni, Kecamatan Tambelan, mengatakan ada 5 orang yang berpatroli termasuk 1 orang anggota TNI AL.
"Kalau mereka nelayan mencari ikan, maka itu menjadi tanggung jawab kami untuk mencari. Namun jika mereka berpatroli maka bukan wewenang kami," katanya saat dihubungi Tribun Batam (Tribunnews.com Network), Rabu (17/9/2014).
Keempat warga Tambelan yang hilang tersebut adalah warga Kelurahan Sekuni dan Desa Hilir. Jumarik yang merupakan nakhoda kapal dan 3 rekannya adalah warga pendatang dari Pulau Jawa. Salah satu dari mereka sudah menikah dengan warga Tambelan.
"Untuk siapa-siapa namanya saya tidak tahu persis, karena mereka yang tiga orang lagi adalah warga Desa Hilir," terangnya
Sementara itu, Kapolres Bintan AKBP Kristiaji melalui Kasat Polair Bintan Adi Sucipto membenarkan adanya laporan hilangnya empat nelayan bersama seorang anggota TNI AL di perairan Tambelan.
"Informasi yang kami terima, mereka menghilang sejak tiga minggu lalu. Sampai dengan detik ini masih belum ditemukan," kata Adi Sucipto.
Menurut Adi, empat warga Tambelan dan satu anggota TNI AL berlayar dengan pompong nelayan. Belum tahu apa motif hilangnya empat nelayan dan satu orang anggota TNI AL ini. Hingga kemarin anggota kepolisian bersama masyarakat nelayan di Tambelan, masih terus melakukan pencarian.
"Namun diduga kelimanya disandera oleh nelayan Thailand saat mereka melaut di kawasan perbatasan perairan Tambelan. Atau mungkin juga dibajak petugas patroli Thailand," sebutnya.
Menurut Adi, pihaknya tetap berusaha melakukan koordinasi dengan petugas di Tambelan, apabila para korban sudah berhasil ditemukan.

TRIBUN

Mengintip Latihan Militer TNI-US Army di Semarang


Mengintip Latihan Militer TNI-US Army di Semarang
TRIBUNJATENG/DINI SUCI
Helikopter AH 64 Apache di Lanumad Semarang 

SEMARANG- Latihan bersama TNI AD dan Angkatan Darat Amerika Serikat (US Army) di Semarang mulai 1 hingga 23 September, melibatkan 310 personel dan 15 helikopter tempur.
Tepat pukul 13.00, suara mesin helikopter bergemuruh di apron (parkir pesawat) Lanumad A Yani, Semarang. Puluhan personel US Army dan TNI AD sibuk memakai perlengkapan penerbangan.
Di apron sebelah barat tujuh personel tentara Amerika mempersiapkan helikopter AH-64 Apache dan UH-60 Black Hawk. Saat bersamaan delapan personel TNI AD juga melakukan persiapan penerbangan menggunakan helikopter MI-35 dan BO-105.
Setelah start engine selama setengah jam, empat helikopter tersebut mulai terbang rendah. Helikopter AH-64 Apache yang dikemudikan personel US Army terbang terlebih dahulu ke runway 13, sampai pertengahan runway.
Helikopter berwarna hitam tersebut terbang stabil hanya berjarak sekitar 2 meter dari aspal runway selama 10 menit. Di lihat dari apron, helikopter tersebut tampak gagah dengan kepala helikopter menghadap apron, seolah-olah mengintai.
Suara mesin helikopter buatan Amerika tersebut terdengar paling lembut. Para tentara pun terlihat mengagumi kehebatan heli tempur tersebut. Tak ayal, puluhan personel dari Lanumad yang ada di apron berlomba-lomba mengabadikan pemandangan tersebut dari dekat.
Di belakang Apache, helikopter Black Hawk terbang beberapa meter, disusul BO – 105. Tak lama helikopter MI-35 milik TNI AD pun mulai menyusul. Suara mesin helikopter terdengar bersahut-sahutan. Setelah berjejer di atas runway, empat helikopter mulai terbang, semakin lama mereka terbang semakin tinggi ke timur dan menghilang di putihnya awan siang itu.
Komandan Latihan Letkol Imade Ardana menjelaskan para personel US Army dan TNI AD berlatih melakukan pengintaian udara. Sesuai skenario, mereka akan mengintai kekuatan daerah musuh, baik dari jumlah maupun persenjataan dan strateginya. Dan sasaran hari itu adalah daerah Mijen, Kota Semarang.
Ardana, sapaan akrabnya memaparkan latihan bersama ini tidak menggunakan peluru. Selain materi pengintaian, peserta berlatih manuver mobilitas udara, evakuasi, dan bantuan tembakan.
Latihan kali ini melibatkan 207 personel dari Penerbad dan 103 personel US Army Aviation dengan menggunakan 15 unit helikopter yang terdiri dari 4 Bell-412, 2 Bo-105, 2 MI-35, 1 MI-17 V5, 4 AH Apache, 1 UH-60 Black Hawk dan 1 HH-60 Black Hawk. “Puncaknya, pada 29 September akan digelar latihan gabungan Calfex (Combined Arms Life Fire) bersama US Army Ground Force di Asembagus, Situbondo, Jawa Timur. Saat itu, dalam latihan akan menggunakan peluru,” terangnya, Rabu (10/9).
Latihan tahun ini berbeda dari latihan bersama tahun-tahun sebelumnya. Latihan bersama kedelapan ini, peserta menghadirkan empat helikopter Apache buatan Amerika. Harga satu helikopter itu pun bernilai fantastis yakni sekitar Rp 700 miliar.
TNI AD membeli delapan Apache untuk memperkuat pertahanan Indonesia. Mesin helikopter dilengkapi teknologi canggih, yakni dengan sistem komputer.
“Bahkan, saat latihan peserta dari Indonesia belum boleh menerbangkan Apache. Nantinya, bila helikopter tersebut tiba di Indonesia, hanya tentara terpilih yang bisa menerbangkannya. Dan saat ini masih proses seleksi yang ketat,” terang Ardana. Empat Apache yang ikut latihan di Semarang akan memeriahkan HUT TNI AD ke 69 yang jatuh pada 5 Oktober nanti sebelum kembali ke negaranya

TRIBUN

Pengamanan Perbatasan di Tanjung Datok Kalimantan Barat


 Talks-Pbatsan-a Masih ingat berita hangat dari berbagai media Nasional dan Lokal Kalimantan Baratbeberapa waktu yang lalu, dimana pemerintah Malaysiasecara terang-terangantelah membangun Beacon (dudukan Mercusuar) di perairan Tanjung Datok wilayah Laut Teritorial Kodam XII/Tanjungpura.!
  Merujuk pada perjanjian Landas Kontinen antara RI-Malaysia yang disyahkan di Kualalumpur 27 Oktober 1969 masing-masing pemerintah RI oleh Mentaben Prof Dr. Ir. Sumantri Brodjonegoro dan pemerintah Malaysia oleh Penguam Negara Abdul Kadir bin Jusof. Kemudian Idonesia meratifikasi dengan Keppres No.89 Tahun 1969 tanggal 5 Nopember 1969 (Lembaran Negara 1969 No. 54) telah disepakati penetapan 25 titik coordinat yaitu: 10 titik di Selat Malaka, 10 titik di Laut Natuna dan 5 titik di utara Tanjung Datok, wilayah Prov Kalbar.
 Talks-Pbatasan-a Dimana Garis Pangkal (baseline 21) pada coordinat 109º 38´ 8ʺ BT- 02º 05´ 0ʺ LU (± 210 meter dari pantai utara Tanjung Datok) yang dilengkapi dengan Base Point 35 atau Titik Dasar (TD.35) atau Titik Ikat di pantai Tanjung Datok, telah di depositkan di lembaga internasional PBB.
  Patok Dishidros TNI AL pada TD.35 Tahun 2005 tergusur abrasi pantai, berkat kepedulian Babinsa Tanjung Datok dan masyarakat binaannya, patok itu dapat diselamatkan, ± 5 meter dari kedudukan patok semula, dibangun Pos Babinsa Permanen Tanjung Datok,dari hasil Swadaya.
  Pembangunan MercusuarMalaysia Mei 2014 itu jika mengacu pada MoU Indonesia-Malaysia di Kualalumpur 27 Oktober 1969, Pasal 1, ayat (1), point A, dinyatakan bahwa Base Line 21 di Tanjung Datok telah disepakati pada coordinat 109º 38’ 8” BT - 02º 05’ 0” LU, sedangkan Mercusuar Malaysia yang dibangun di wilayah Laut Teritorial Indonesia di coordinat 109º 38’ 8,70” BT - 02º 05’ 0,3” LU. Terdapat selisih hitungan 5,70” BT – 0,3” LU (masuk wilayah Laut Teritorial NKRI sejauh ± 1.390 meter, atau ± 800 meter dari pantai terdekar di Tanjug Datok Indonesia).
  Sementara itu, sesuai Konvensi Hukum Laut Internasional (UNCLOS 1982) dalam Pasal 80 secara tegas telah disebutkan bahwa: “negara yang mempunyai hak berdaulat di Landas Kontinen dan Hak Eksekutif untuk membangun dan memiliki kewenangan serta pengaturan instalasi (mercusuar) di atasnya; adalah Negara Kepulauan seperti NKRI”.
  Oleh karena itu saya tidak mengatakan bahwaBeacon yang dibagun oleh fihak Malaysia di wilayah abu-abu (wilayah sengketa),hal ini bisa membuka celah hukum dan Malaysia akan menuntut ke mahkamah internasional atas wilayah abu-abu itu. Demikian jawaban Kasilistra Pendam XII/Tpr Mayor Inf Drs. Umar Affandi, M.H atas pertanyaan Presenter pada acara Berita TNI AD di Studio ANTV Wisma Antara Jl. Merdeka Jakarta Selatan Lantai 9,pada segmen Dialog dengan tema “Pangamanan Perbatasan di Tanjung Datok, Kalimantan Barat baru-baru ini.
  Pertanyaan Presenter ke dua: “seberapa penting perbatasan bagi suatu negara, khususnya dikaitkan dengan kedaulatan NKRI” ?.Jawaban narasumber yaitu bahwa: “batas suatu negara penting ketika pemerintah telah menjadikan wilayah perbatasannya sebagai halaman depan negara. Oleh karena itu batas negara menjadi sangat penting jika dihadapkan pada kedaulatan negara, karena hal ini berkaitan dengan multiplayer efect, misalnya dalam pengelolaan Sumber Daya Alam, penyusunan Rencana Umum Tata Ruang Nasional, Pangamanan Perbatasan dll”.
  Pertanyaan ketiga: “mungkinkah pelanggaran batas negara menjadi sumber konflik seperti Israel dengan Palestina”. ? Jawaban narasumber: “harus kita bedakan antara pelanggaran batas negara dengan konflik Israel-Palestina.
  Dimana konflik tersebut dipicu adanya aksi penculikan warga Israel oleh Palestina, dibalas dengan penculikan warga Palestina oleh Israel. Eskalasinya berkembang menjadi konflik bersenjata. Sedangkan pelanggaran batas negara bisanya berupa: perkebunan lintas batas negara, perusakan patok tanda batas negara, penghilangan patok, bahkan penggeseran patok sehingga salah satu negara wilayahnya berkurang. Oleh karena itu persoalan antara Indonesia dengan Malaysia selaku sesama anggota Asean tentu saja dapat diselesaikan via forum diplomatik.”
  Pertanyaan ke empat: “strategi apa untuk menghindari ancaman “? Jawaban narasumber: “melalui Operasi Pengamanan Perbatasan Darat Indonesia-Malaysia, sebagaimana diatur dalam Perkasad /94/XI /2009, maka strategi yang dilakukan guna menghindari ancaman wilayah perbatasan negara kita adalah: a) Mencegah upaya peluasan wilayah darat negara kita oleh negara lain yang berbatasan langsung dengan NKRI. b) Mencegah kegiatan infiltrasi dari negara lain, yang akan melewati wilayah perbatasan darat dengan NKRI. dan c) Mencegah pemanfaatan wilayah perbatasan negara sebagai titik pertemuan aktifitas terorisme internasional. Serta d) Mencegah semua kegiatan illegal (illegal action) melalui perbatasan darat dengan NKRI dll”.
  Pertanyaan Presenter pada sesien terakhir yaitu: “kehadiran imigran di wilayah perbatasan Indonesia, menguntungkan atau merugikan kita” ?.Jawaban narasumber bahwa: “berbicara tentang untung atau rugi, maka kehadiran imigran di wilayah Indonesia tentu saja dapat merugikan kita, karena akan menjadi Pekerjaan Rumah(PR) bagi pemerintah Indonesia”.
  Usai talk show, narasumber menjelaskan bahwa: “aksi negeri Jiran ini sontak membuat Indonesia bertindak,  sebagai langkah awal TNI AL mengerahkan 1 kapal perang kelas Korvet, KRI 877 Sutedi Senoputro, Kapal dengan Meriam dan Torpedo ini juga mengangkut tim Hidro Oceanografiuntuk melakukan survei dilokasi BeacondanTNI AL mengirim pesawat intai amfibi Casa U621 yang bertugas untuk memonitor lokasi tsb.
  Berikutnya TNI AL mengerahkan 3 unit kapal perang  dan berusaha mendekat ke lokasi pembangunan Beacon,  Upaya TNI ini membuat Kru pembanguan Beacon dan kapal perang Malaysia yang bertugas mengawal pembanguanMercusuar itu, lari tunggang langgang, ini dilihat dari kepulan asap hitam yang keluar dari kapal perang Malaysia yang menandakan mereka pergi dengan buru-buru dan memacu kecepatan kapal sekencang mungkin.
  Yang menjadi pertanyaan mengapa kapal perang Malaysia terkesan kabur saat didekati oleh kapal perang Indonesia? bukankah dulu mereka menampilkan sikap arogansi saat sengketadi Karang Unarang (Ambalat) yang membuat harga diri bangsa kita benar-benar dipandang sebelah mata oleh Malaysia. Menurut kabar dari TKP di perairan Tanjung Datok, ternyata kapten kapal Malaysia Fauzi mengidentifikasi ada beberapa kekuatan bawah laut dari pihak TNI AL yang ternyata diam-diam telah mengepung mereka, bahkan kontak dari kapten kapal kepada petinggi TLDM ternyata sia-sia karena kekuatan tidak terlihat dari pihak Indonesia telah mengintercept komunikasi mereka, wow…pantas ia kabur dengan terburu-buru.
  Yang menjadi pertanyaan berikutnya, untuk apa Beacon ini mereka buat? tentu saja banyak yang bisa didapat oleh Malaysia jika berhasil memasang peralatan di wilayah ini, salah satunya  sebagai bukti pendukung jika suatu saat mereka kembali  mengajukan masalah ini ke mahkamah internasional di PBB, tapi tunggu dulu…. menurut analisa saya, ternyata itu bukan Beaconsembarangan, pembanguan ring ini bukan murni untuk dudukan Mercusuar, tetapi akan digunakan untuk kepentingan TLDM, dimana di ring ini nantinya akan diinstall berbagai Alutssista.
  Kapten kapal Malaysia Fauzi menerangkan bahwa pembangunan Beacon ini atas perintah Kerajaan dan jika sudah selesai membangun di Tanjung Datok pemerintah Malaysia berencana akan membangun 6 unit yang sama dan 1 unit diperairan Sebatik Kalimantan Timur.Demikian kata salah seorang penjaga Suar Tanjung DatokberinisialBS dari Dinas Perhubungan Laut Wilayah III/Ptk,yang didampingi anggota Satgas Pamtas Yonif 143/TWEJ berinisial Serda SG.

Thursday 18 September 2014

KRI Teluk Bintuni Sudah 95 Persen Siap Meluncur


KRI Teluk Bintuni 520 di dermaga PT DRU Lampung | Saryah M Sitopu/ Saibumi.com

 Bandar Lampung - Kapal perang jenis Landing Shift Tank (LST) KRI Teluk Bintuni yang dibangun digalangan kapal milik PT Daya Radar Utama (DRU) Lampung sudah 95 persen selesai. Kondisi terbaru dari kapal yang khusus mengangkut tank jenis Leopard tersebut disampaikan oleh General Manager Production PT DRU Lampung Edy Wiyono (50) kepada Saibumi.com melalui telepon selulernya Kamis, 18 September 2014.
“Kapal sudah 95 persen clear progresnya. Kemudian sistem navigasi dan komunikasi sudah 75 persen terpasang. Kemarin itu untuk diesel generator sudah selesai pembebanan (low test). Hasilnya sesuai dengan yang kami harapkan,” kata Edy tentang perkembangan terbaru dari kapal yang sedang sandar di dermaga PT DRU yang ada di Panjang tersebut.
Lebih lanjut Edy menyampaikan bahwa selanjutnya akan diadakan percobaan mesin utama. “Besok kami akan adakan persiapan commissioning main engine (percobaan mesin utama) dan persiapan finishing kamar -kamar. Lalu, masih ada proses finishing interior secara keseluruhan. Jadi masih sangat banyak hal yang harus dibereskan,” paparnya.
Jadwal sea trial (uji coba kapal berlayar), Edy menyebutkan masih belum ada perubahan dari jadwal. “Masih sesuai jadwal tanggal 21 September 2014 kapalnya akan menjalani proses sea trial. Mudah-mudahan tidak ada halangan. Kami rencanakan meninggalkan dermaga PT DRU Lampung pada siang hari,” katanya lagi. (*)

46 negara ikuti "World Military Parachuting Championship" di Solo


46 negara ikuti
Ilustrasi terjun payung 
 
Solo - Ratusan peserta dari 46 negara yang mengikuti kejuaraan terjun payung internasional militer atau "World Military Parachuting Championship 2014" ke-38, bakal ikut memeriahkan kirab seni budaya tema "Tari Pelangi Dirgantara Indonesia" di Solo, Jawa Tengah, Kamis.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Surakarta Eny Tyasni Suzana, di Solo, Rabu, mengatakan, kirab budaya dalam mengambut peserta kejuaraan internasional terjun payung militer akan melibatkan 600 penari dan ratusan lainnya para atlet dari 46 negara.

Para atlet terjun payung dari 46 negara tersebut juga akan mengenakan kostum pakaian tradisional di negaranya masing-masing.

Peserta kirab sesuai temanya, kata dia, mereka akan mengenakan kostum seperti Gatutkaca, burung merak, burung cendrawasih dan penari menggambarkan mega, awan serta langit dengan rute dari Ngarsopuro menuju di Balai Kota Surakarta atau berjarak sekitar dua kilometer.

"Penari massal sebanya 600 orang akan perform di depan panggung kehormatan di Jalan Jenderal Sudirman," katanya.

Menurut dia, kegiatan kirab budaya dalam menyambut peserta World Military Parachuting Championship 2014 ke-38 tersebut dengan tujuan untuk mengenalkan seni budaya Kota Solo agar diingat di tingkat dunia.

"Para atlet terjun payung diharapkan dapat kembali lagi ke kota ini, sebagai kunjungan wisata bukan peserta terjun payung," katanya.

Ketua Pelaksana Kejuaraan Terjun Payung Militer Internasional, Brigjen TNI Endang Sodik, mengatakan, kegiatan kirab budaya dalam menyambut peserta kejuaraan terjun payung militer internasional guna ikut mengangkat kearifan lokal bukan hanya gol internasiona, tetapi mendunia.

Menurut Endang Sodik, karena pada kejuaraan internasional tersebut diikuti sekitar ratusan atlet dari 46 negara. Setiap negara mengirimkan rata-rata sebanyak 15 atlet. Bahkan, ada negera seperti korea selatan menyirimkan atletnya hingga 23 personel..

"Para peserta terjun payung yang hadir di Kota Solo dari lima benua itu, akan diberikan kenangan khusus agar mereka terkesan untuk kembali lai menjadi wisatawan di kota ini," kata Endang Sodik yang juga menjabat sebagai Sekertaris Umum Asosiasi Terjuan Payung Militer Indonesia (IMPA).

Para peserta kejuaraan terjuan payung pada hari terakhir perlombaan, kata dia, akan digelar terjun payung wisata di atas Candi Prambanan Sleman. Penerjun akan mendarat di plataran Siwa Prambanan.

Menurut Endang Sodik, kegiatan kejuaraan internasional terjun payung militer tersebut sasarannya meningkatkan persahabatan antar Angkatan Bersenjata di kawasan Afrika, Amerika, Asia, Eropa, serta promosi "Friendship Through Sport and Game For Peace" (CISM) di kawasan Asia pasifik dan Oceania.

Selain itu, kata dia, memperbesar profil internasional TNI pada peran "Second Track Diplomacy" pada misi persahabatan dan perdamaian, meningkatan prestasi olahraga terjun payung TNI, dan memperbesar petan TNI dalam promosi nasional di bidang ekonomi, budaya, pariwisata, serta UKM masyarakat.

ANTARA News

Korps Marinir TNI AL sangat profesional di mata USMC


Surabaya  - Perwakilan dari US Marforpac (Marine Corps Forces Pacific) G4, Kolonel USMC James Leonard Rubino, menilai Korps Marinir TNI AL sangat profesional.

"Pejabat Korps Marinir TNI AL sangat profesional seperti apa yang kami lihat selama beberapa hari di sini," ujarnya, sebagaimana dikutip staf Dinas Penerangan Korps Marinir TNI AL, di Surabaya, Rabu.

Dalam sambutan pada hari terakhir latihan bersama Logistic Talk 2014 yang ditutup Komandan Passukan Marinir-1 Korps Marinir TNI AL, Brigadir Jenderal TNI (Marinir) Kasirun Situmorang, di Karangpilang, Surabaya, kemarin (16/9), Rubino menyatakan kolega Indonesia itu merupakan organisasi yang berstruktur sangat rapi.

Selama beberapa hari di sana, Rubino bersama anak buahnya, Major Timothy Murray, telah mendapatkan informasi data kebutuhan yang mungkin diperlukan untuk disampaikan dalam forum rapat logistik di Hawaii nanti.

"Perjalanan yang kami tempuh sangat jauh dari Hawai ke Surabaya itu terbayar semua ketika kami berjumpa dengan pejabat Korps Marinir TNI AL yang sangat antusias, sangat ramah, sangat siap, dan sangat profesional," ujarnya.

Diskusi logistik selama dua hari itu mempunyai nilai dan tujuan yang sangat mendasar, yaitu untuk mendapatkan gambaran nyata tentang penerimaan, dan pencatatan logistik.

"Juga pembukuan, penyimpanan, pendistribusian, dan penggunaan barang, bahan bakar, dan amunisi untuk mengembangkan markas/pangkalan," kata Rubino.

ANTARA News

PT PAL Bangun Proyek Kapal PKR Kedua

Ilustrasi-JIBI Photo
SURABAYA – BUMN galangan kapal PT PAL Indonesia (Persero) mulai menggarap proyek kapal Perusak Kawal Rudal (PKR) 10514 yang kedua setelah sebelumnya memulai konstruksi pembuatan PKR pertama.
Direktur Utama PAL INDONESIA M. Firmansyah Arifin mengatakan proyek PKR tersebut digarap melalui kerjasama dengan galangan kapal Damen Schelde Naval Shipbuilding (DSNS) Belanda.
"Kerjasama dengan galangan luar negeri ini turut menyeimbangkan teknologi terkini pada industri perkapalan. Perkembangan kebutuhan kapal dan teknologinya selalu meningkat setiap tahunnya, dan ini sebagai pemenuhan Armada TNI Angkatan Laut," ujarnya dalam siaran rilis penyelesaian proyek KCR 60 dan pemotongan plat baja pertama (First Steel Cutting) kapal PKR 10514 kedua, Rabu (17/9/2014).
Dia mengatakan dalam mencapai target sebagai lead integrator sesuai amanah Undang-Undang No.16 Tahun 2012, PAL Indonesia sebagai BUMN diharuskan mampu memproduksi kebutuhan alutsista TNI yang menjadi motor tumbuhnya industri galangan kapal.
"Dengan merampungkan pesanan TNI AL, kami akan terus berkarya untuk peningkatan kebutuhan armada laut menjadi world class navy," imbuhnya.
Adapun PAL Indonesia telah menyerahkan Kapal Cepat Rudal 60 Meter (KCR 60) dengan total 3 unit dari bacth pertama ini. KCR 60 meter merupakan jenis pengembangan dari Kapal Patroli Cepat (FPB-57) yang telah dibangun oleh perseroan sebelumnya. KCR 60 M ketiga yang sudah diserahterimakan rencananya akan diresmikan oleh Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro untuk menjadi kapal perang Indonesia dengan nama KRI HALASAN 630.
PAL Indonesia juga berencana segera mengirimkan sekitar 250 tenaga pembuatan kapal untuk melaksanakan Transfer of Technology (ToT) proyek Kapal Selam. Proyek tersebut bakal menjadi sejarah pertama di Indonesia dalam pembangunan kapal Selam.

Bisnis

Tambahan Kekuatan Untuk TNI-AL


Menjelang masa akhir Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II, Kementrian Pertahanan terus berupaya memenuhi target perkuatan alutsista. Khusus untuk TNI Angkatan Laut, hari rabu (17/09) sebanyak 2 jenis alutsista resmi diserahterimakan. Keduanya adalah kapal cepat rudal KCR-60M ke-3 serta CN-235 Patroli Maritim yang ke-3.


Sebelumnya, PT. Dirgantara Indonesia telah menyerahkan 2 unit pesawat patroli sejenis. Seperti 2 pesawat sebelumnya, pesawat ketiga dengan nomor seri P-862 ini dilengkapi dengan mission suite besutan Thales yaitu Amascos 200. TNI-AL, Puspenerbal khususnya masih menunggu 2 pesanan lagi pesawat sejenis. Sehingga total nantinya ada 5 Pesawat CN-235 Patmar memperkuat Puspenerbal.

Sementara, KCR-60M baru yang diresmikan diberi nama KRI Halasan 630. Pada Batch pertama ini, Kementrian Pertahanan memesan total 3 unit KCR-60M dari PT. PAL. Sebelumnya, PT. PAL telah menyerahkan KCR-60 meter pertama, yaitu KRI Sampari-628 pada 28 Mei lalu, dan diikuti KRI Tombak-629 pada 27 Agustus 2014. Total, Kementrian Pertahanan membutuhkan belasan unit KCR-60M serta KCR-40 untuk memperkuat armada laut Indonesia.



CEO Pindad : Industri Pertahanan Terlalu Penting untuk Bergantung pada Impor

PT Pindad (Persero) menandatangani Nota Kesepahaman di bidang sistem senjata dengan Cockerill Maintenance & Ingenierie SA (CMI Defense). Acara penandatanganan ini dilaksanakan pada Senin, 15 September 2014 di kantor pusat Pindad, Bandung. Nota Kesepahaman ini ditandatangani oleh Direktur Utama PT Pindad (Persero) Sudirman Said dan Executive Vice President CMI Defense, James Caudle. Turut hadir dalam acara ini adalah jajaran Direksi dan manajemen terkait PT Pindad (Persero) serta Patrick Ledig, Vice President of Bussiness Development CMI Defense.
Kerjasama dengan CMI Defense adalah kerjasama yang sudah dirintis dua tahun lalu dalam bidang sistem senjata. Pindad telah mampu memproduksi kendaraan tempur yang kini menjadi produk kebanggaan Indonesia, Panser Anoa dan sedang mengembangkan kendaraan dengan roda rantai. Kerjasama dengan CMI Defense bertujuan untuk membangun satu komponen utuh kendaraan tempur dengan menambahkan aspek persenjataan, dalam hal ini adalah turret. “CMI Defense tidak memproduksi kendaraan dan Pindad tidak memproduksi turret, dalam hal ini kami sangat cocok,” ujar James Caudle, Executive Vice President CMI Defense dalam kata sambutannya. Selain untuk membangun kapasitas baru dalam bidang sistem senjata kendaraan tempur, kerjasama ini juga akan membuat Pindad menjadi qualified supplier untuk peta pemasaran global milik CMI Defense dan tentunya akan menambah kapasitas teknologi tinggi yang akan dikuasai Pindad, “PT Pindad akan tumbuh dalam hal teknologi tinggi dan juga penjualan secara global, karena kami sudah punya jaringan pemasaran di dunia,” tambah Caudle.
Sebelumnya, Pindad telah dinilai oleh CMI Defense dan sudah mampu memenuhi necessity basic requirement yang diperlukan untuk membangun sistem persenjataan turret. Menurut Direktur Utama PT Pindad (Persero), Sudirman Said, selain menumbuhkan kepercayaan diri bagi PT Pindad (Persero) kerjasama ini juga akan menumbuhkan kepercayaan dari industri dalam negeri, “Kerjasama ini Akan menumbuhkan kepercayaan diri bagi Pindad dan akan menumbuhkan kepercayaan dari industri dalam negeri bahwa kalau produk kita sudah bisa diekspor ke luar negeri. Semoga dalam satu tahun ke depan kita sudah bisa memproduksi turret secara mandiri,” ujarnya. Lebih jauh lagi, Beliau menekankan bahwa kerjasama ini merupakan salah satu langkah untuk membangun kemandirian industri pertahanan yang akan dikontrol penuh oleh industri-industri nasional, “Industri pertahanan terlalu penting untuk terlalu bergantung pada impor dan memerlukan langkah-langkah strategis dan berani untuk masuk ke dalam tahap selanjutnya di industri ini. Dengan berbagai macam kerjasama; turret, propelan, dan munisi kaliber besar, satu-persatu puzzle industri ini akan terbentuk dan berada dalam kontrol industri nasional.“
Selanjutnya, akan disusun beberapa langkah teknis yang dibutuhkan untuk memulai kerjasama ini dan akan disusun kerangka waktu kerja yang tight agar dalam satu tahun ke depan Pindad sudah mampu memproduksi sistem senjata sendiri dan tidak akan ruang untuk menunda lagi. Selain itu, akan dilakukan pula exchange technical person antara Pindad dan CMI Defense untuk memaksimalkan kemampuan Sumber Daya Manusia Pindad. (Anggia)

BUMN 

KAI Bangun Pusat Pengembangan Pesawat, dan Bersiap Membangun KF-X


Ilustrasi desain KF-X
Korea Aerospace Industries Ltd. (KAI), satu-satunya produsen pesawat Korea Selatan, pada 16 September menyatakan bahwa mereka telah menandatangani kesepakatan untuk pembangunan pusat pengembangan pesawat guna bersiap membangun pesawat tempur KF-X.

Fasilitas desain dan pengujian ini akan dibangun oleh POSCO Engineering Co. di lini produksi KAI di Sacheon, 437 kilometer sebelah tenggara ibukota Seoul. Berupa gedung tujuh lantai dengan luas bangunan 24.496 meter persegi pada lahan 4.231 meter persegi. Fasilitas ini akan diperuntukkan untuk pengembangan pesawat sayap tetap dan sayap putar. Pembangunannya akan rampung pada bulan November 2015 dan akan isi oleh 2.000 peneliti dan personel pengembang.

Pusat pengembangan ini merupakan upaya berkelanjutan KAI untuk mempekerjakan lebih banyak insinyur dan perakit. Setelah sebelumnya pada bulan Juli lalu mereka menjadi mitra utama untuk mengembangkan light civilian helicopter (LCH) dan light armed helicopter (LAH).

Pada Agustus lalu, KAI mengumumkan bahwa mereka akan menambah 1.000 pekerja baru demi memuluskan program pembangunan LCH dan LAH, serta untuk program KF-X.

Nantinya, KF-X akan bermesin ganda dan kemampuannya melebihi pesawat tempur KF-16 Angkatan Udara Korea Selatan saat ini, namun masih dibawah pesawat tempur siluman F-35 - yang rencananya juga akan dibeli Korea dari Amerika Serikat. Jika pembangunan KF-X berlangsung sesuai rencana, pesawat pertama kemungkinan akan dikirimkan pada pertengahan dekade depan (2025-2026).

"KAI, dengan banyak pengalaman melalui pengembangan dan produksi pesawat KT-1, T-50, FA-50 dan KUH-1 Surion medium choppers, yakin mampu mengembangkan KF-X," ujar perusahaan. KAI juga mengatakan bahwa kedua mitra mereka yaitu Indonesia dan Lockheed Martin optimis dengan  kemitraan ini.

Selain bersiap-siap mengembangkan hardware, KAI juga melakukan pembicaran dengan pemerintah Korea untuk merampungkan negoisasi transfer teknologi yang nantinya akan diperlukan KF-X. Dikatakan, hasil pembicaraan ini akan disimpulkan dalam waktu dekat.

Lockheed Martin telah membantu pengembangan T-50, 13 persen diantaranya adalah hasil pekerjaan mereka. Dan Indonesia, yang telah membeli KT-1 dan T-50, KAI mengatakan bahwa mereka memiliki 'hubungan khusus' dengan Indonesia. (Yonhap)
 

PT PAL Indonesia ditunjuk produksi kapal selam


PT PAL Indonesia ditunjuk produksi kapal selam
Dokumentasi sejumlah prajurit TNI AL awak kapal selam KRI Nanggala-402 berada di atas lambung kapal setibanya di Dermaga Koarmatim, Ujung, Surabaya, Jatim, Senin (6/2). Kapal selam itu kembali bergabung dengan TNI AL usai menjalani perbaikan menyeluruh di galangan kapal Daewoo Shipbuilding & Marine Engineering, Okpo, Korea Selatan.
 
Surabaya  - Kementerian Pertahanan menunjuk PT PAL Indonesia memproduksi satu unit kapal selam guna memperkuat keamanan Indonesia, terutama dalam menjaga alur dan kedaulatan negeri ini.

"Upaya ini sesuai penunjukan PT PAL Indonesia sebagai lead integrator pembangunan alutsista kapal perang," kata Menteri Pertahanan, Purnomo Yusgiantoro, ditemui pada serah terima kapal cepat berpeluru kendali KRI Halasan-630, di dermaga PT PAL Indonesia, di Surabaya, Rabu.

Untuk merealisasi kapal selam itu, ungkap dia, PT PAL Indonesia akan mendapatkan kucuran penyertaan modal negara sebesar Rp1,5 triliun untuk membangun tiga unit kapal selam, alias Rp500 miliar perunit.

"Sebanyak dua unit kapal selam akan dibangun di Daewoo Shipbuilding & Marine Engineering (DSME), Korea Selatan. Lalu, satu unit dibangun di PT PAL Indonesia," katanya.

Pembangunan itu, jelas dia, sudah mendapat dukungan dari Komisi VI dan Komisi I DPR. 

Besaran dana itu untuk pembangunan infrastruktur pada 2015 dan 2016. Selain itu, alokasi biaya itu juga menyangkut pengiriman tenaga ahli ke DSME Korea Selatan untuk belajar.

"Penyebabnya Kementerian Pertahanan juga menjalin kontrak kerjasama dengan DSME Korea Selatan tentang pembangunan kapal selam," katanya.

Pada masa mendatang, tambah dia, ketika PT PAL Indonesia bisa membangun kapal selam ketiga maka pembuatan kapal selam keempat, kelima dan seterusnya bisa direalisasi di dalam negeri.

"Kami yakin, Indonesia bisa mewujudkan hal itu," katanya.

Sementara itu, Direktur Desain dan Teknologi PT PAL Indonesia, Saiful Anwar, menyatakan, kini pembangunan infrastruktur yang sangat mendesak adalah bengkel kapal perang. 

Bahkan, beberapa kebutuhan lain seperti pembangunan gedung, dermaga, dan belanja peralatan.

"Apalagi dari sisi desain infrastruktur sudah siap, dan beberapa peralatan sudah dibeli. Namun, pembayarannya baru uang muka dan sisanya menunggu," katanya.

Meski begitu, sebut dia, pembangunan kapal selam diprediksi mundur dari jadwal semula. 

Semula pemerintah berencana mulai membangun kapal selam tahun ini tetapi estimasi perwujudannya diperkirakan baru terlaksana tahun 2015.

"Khusus proyek pembangunan kapal selam di Indonesia atau kapal selam ketiga U 209 ini diperkirakan mulai 2017," katanya. TNI AL sudah sangat akrab dengan U 209 yang aslinya buatan Jerman; KRI Cakra-401 dan KRI Nanggala-402 merupakan U 209 1200.

Ia melanjutkan, hal itu seiring dengan tuntasnya pembangunan kapal selam pertama dan kedua di Korea. Walau demikian, kapal ketiga yang dibangun di Indonesia modelnya akan sama dengan dua kapal lainnya.

"Dari fisik kapal tidak berbeda. Tapi, yang tidak sama adalah secara elektronik maupun persenjataannya karena akan ada pemutakhiran," katanya.

ANTARA News

Baku Tembak di Lanny Jaya, Satu Anggota OPM Tewas


Baku Tembak di Lanny Jaya, Satu Anggota OPM Tewas
Sejumlah personil TNI berjaga-jaga di Check Point Mile 32, Kuala Kencana Timika, Papua, (22/11).

 Jayapura - Satu terduga anggota Organisasi Papua Merdeka (OPM) tewas dalam insiden baku tembak antara kelompok tersebut dan aparat Tentara Nasional Indonesia di sekitar Lapangan Terbang Pirime, Kabupaten Lanny Jaya, Papua, Rabu, 17 September 2014, pukul 12.30 WIT. Insiden ini juga menyebabkan satu orang luka berat.

Menurut Panglima Komando Daerah XVII Cenderawasih Mayor Jenderal Christian Zebua, setelah baku tembak reda, anak buahnya tidak melakukan pengejaran. Mereka mencoba menutup akses jalan keluar-masuk OPM dari dan ke wilayah Pirime. "Diduga yang terlibat baku tembak dengan anggota kami itu kelompok OPM yang pernah menembak dua anggota polisi di Lanny Jaya beberapa bulan lalu," katanya.

Kepala Penerangan Kodam XVII Cenderawasih Letnan Kolonel Arh Rikas Hidayatullah menambahkan, kelompok OPM tersebut diduga anak buah Puron Okiman Wenda. "Saat ini situasi Lanny Jaya sudah kondusif. Kami mendapat barang bukti satu buah pucuk senjata api revolver," katanya.

Baku tembak antara OPM dan TNI ataupun polisi di Lanny Jaya sudah sering terjadi. Bahkan Bupati Lanny Jaya Befa Jigibalom pernah mengatakan kontak senjata itu telah menyebabkan 30 orang tewas.
Aparat keamanan dan pemerintah daerah, kata dia, telah berusaha meredam aksi serupa agar tak terjadi lagi. Namun sejauh ini upaya tersebut belum berhasil. Bahkan, menurut Befa, OPM di wilayahnya sering meminta uang kepada dia.

"Saya pernah beri mereka (OPM) uang sekitar Rp 20-30 juta. Tapi mereka minta lagi dengan besaran yang terus meningkat. Saya tak lagi memberikan, sebab takutnya uang itu dibelikan senjata atau amunisi," kata Befa beberapa waktu lalu.

TEMPO.CO

PT DI Serahkan CN 235 ke Puspenerbal


PT DI Serahkan CN 235 ke Puspenerbal
Surya/Dyan Rekohadi
Menteri Pertahananan Purnomo Yusgiantoro memberi selamat pada anggota Puspenerbal sebelum meninjau ke dalam pesawat saat acara derah terima CN 235.
 
SURABAYA - PT Dirgantara Indonesia secara resmi menyerahkan Pesawat Udara CN-235 220 Patroli Maritim kepada Kementerian Pertahanan yang langsung diserahkan ke Pusat Penerbangan TNI AL, Rabu (17/9/2014).
Serah terima yang dilaksanakan di Apron Base Opps Lanudal Juanda itu dihadiri langsung oleh Menteri Pertahanan RI, Prof Purnomo Yusgiantoro.
Pesawat CN 235 220 MPA bernomor. P-862 adalah pesawat udara jenis patroli Maritim ke tiga yang diserahkan PTDI.
Sebelumnya dua pesawat serupa yang diberi nomor P-860 dan P-861 telah diserahkan di  tahun 20131.
"Ini merupakan langkah baik bagi industri pertahanan dalam negeri. Ini juga bukti industri pertahanan dalam negeri sudah bersaing," kata Yusgiantoro.
Pesawat udara ini akan mendukung kebutuhan penerbagan TNI AL sebagai. 
Patroli udara dan maritim dengan kemampuan pengintaian dan pengawasan.
Pesawat ini akan jadi kepanjangan tangan, mata dan Telinga bagi kapal perang yang melaksaanakan.
Operasi tempur maupun operasi keamannan laut.
Pesawat buatan dalam negeri ini memiliki karakteristik umum panjang 21,40 meter,  bentang sayap 25,81 meter,tinggi 8,18 meter, dan memiliki tenaga penggerak dua mesin General Electric CT79 C Turboprop 1395KW (1850bhp).
Kecepataan maksimum. Yang dimiliki 509 km per jam dan jarak jangkau 796 km (496 mil).
Pengadaan pesawat terbang ini adalah bagian dari rencana pemenuhan kebutuhan minimal Assensial Force Alut Sista TNI  AL hingga 2024. Rencananya Pusat Penerbangan TNI AL akan menerima Pesawat sejenis hingga 12  buah.
Penambahan alutsista di antaranya untuk pesawat latih,  helikopter AKS, helikopter AKPA. Total diperkirakan akan ada penambahan mencapai 50 pesawat udara dan helikopter.

TRIBUN

Kapal Perang Filipina masuki perairan Surabaya


Kapal Perang Filipina masuki perairan Surabaya - Lakukan kunjungan selama tiga hari - Kapal Perang Filipina BRP Ramon Alcaraz PF-16 memasuki wilayah Tanjung Perak(Foto: Humas Lantamal V)Kapal Perang Filipina BRP Ramon Alcaraz PF-16 memasuki wilayah Tanjung Perak


: Kapal Perang Filipina BRP Ramon Alcaraz PF-16 kelas Prigate dengan panjang 115,3 m, lebar 13 m dan bobot 3000 ton, mengunjungi Surabaya selama tiga hari dan rencananya akan bersandar di Pelabuhan Jamrud Utara Timur Tanjung Perak, Surabaya, Selasa (16/9/2014).
Setibanya di Pelabuhan Jamrud Utara Timur, Komandan Kapal Perang BRP Ramon Alcaraz PF-16 Letkol Mogol , Athan Filipina Commodore Jorge F Amba AFP beserta Capten Narciso Vingson disambut Wakil Komandan Pangkalan Utama TNI AL V (Wadan Lantamal) Weddy Widya.
Selain Wadan, juga tampak hadir dalam penyambutan tersebut Asops Danlantamal V Kolonel Laut (P) Retarto Setyo Warsongko, Kadisyahal Lantamal V Letkol Laut (P) Hardjo Sasmito, Dantim Intel Lantamal V Letkol Laut (KH) Achmad Syaifudin, S.H., Kadiskum Lantamal V Letkol Laut (KH) Ismu Edy Aryanto, S.H. Kadispen Lantamal V Mayor Laut (KH) Rohman Arif dan beberapa perwira staf dijajaran Lantamal V lainnya.
Acara penyambutan yang dilakukan secara adat timur ini, menampilkan tarian Remo khas Jawa Timur yang diakhiri dengan pengalungan bunga oleh si penari kepada Athan Filifina Commodore jorge F. Amba AFP beserta Capten Narciso Vingson dan Komandan Kapal BRP Ramon Alcaras (PF-16).
Selama di Surabaya, Angkatan Laut Filipina ini akan mengadakan kunjungan kehormatan kepada Pangarmatim, dilanjutkan dengan kunjungan kerja ke Direktur PT PAL Indonesia, kemudian ke Komandan Latamal V, ke Gubernur AAL dan ke Komandan Brigif-1 Marinir.
Selain itu juga akan diadakan tur pada hari kedua. Lalu Kamis (19/9/2014) pagi akan diselenggarakan open ship ke Kapal perang Filipina. Siang harinya akan digelar beberapa pertandingan persahabatan berupa bola voli, sepak bola, bulu tangkis dan bola basket dengan prajurit TNI AL. @Humas Lantamal V

LENSA INDONESIA

Renstra TNI 2015-2019, Pengembangan Alutsista Jadi Prioritas


Pemberian kenaikan pangkat untuk Perwira Tinggi (Pati) TNI di Ruang Hening Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Selasa (16/9). (Foto: Adityo Nugroho)

Jakarta,  Saat pemberian kenaikan pangkat untuk Perwira Tinggi (Pati) TNI di Ruang Hening Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Selasa (16/9), Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko menegaskan penyusunan Rencana Strategis (Renstra) 2015-2019 menjadi momentum peningkatan peranan TNI dalam menjaga kedaulatan NKRI.
Menurut Panglima TNI, penyusunan Renstra TNI 2015-2019 harus menjadi prioritas untuk dijadikan bahan briefing kepada pemerintahan baru, antara lain memuat hal-hal berikut.
Pertama, prediksi ancaman dan peluang terhadap pilihan dan tantangan yang harus dihadapi Indonesia di dalam dan luar negeri yang relevan pada penguatan profesionalisme prajurit, kesejahteraan, dan pengembangan alutsista dari Renstra sebelumnya.
Pasalnya, dalam Renstra sebelumnya, anggaran untuk alutsista kurang dari Rp40 triliun. Dengan anggaran sebesar itu, tentunya Alutsista TNI yang terbagi tiga matra terbilang minim.
Kedua, substansi briefing tentang optimalisasi peran dan tanggung jawab TNI dan Angkatan dalam membangun proses dan bagaimana pimpinan sipil, dalam hal ini Presiden, memberikan bimbingan, komando, dan petunjuk operasional kepada TNI, dihadapkan kepada tantangan ancaman di dalam dan luar negeri, di antaranya ancaman faktual Islamic State of Iraq and Syria (ISIS).
Terkait perkembangan ISIS, Moeldoko mengintruksikan untuk lebih waspada dan meningkatkan keamanan dini.
“Saya selaku Panglima TNI memerintahkan kepada seluruh jajaran TNI, khususnya jajaran intelijen TNI, untuk mewaspadai setiap pergerakan yang berkembang di daerah tugas, yang cenderung memilih save house yang jauh dari pengamatan pihak keamanan serta mencari peluang membangun komunikasi dan kerja sama yang intensif dengan intelijen Angkatan Bersenjata lain dalam rangka mengidentifikasi ‘sabuk merah’ sel-sel ISIS,” tegasnya.

JMOL

PT PAL serahkan kapal W000275 ke TNI AL


PT PAL serahkan kapal W000275 ke TNI AL
Menteri Pertahanan, Purnomo Yusgiantoro (kiri), bersama Wakil Kepala Staf TNI AL, Laksamana Madya TNI Didit Herdiawan (kedua kiri), dan Direktur Utama PT PAL Indonesia (Persero), M Firmansyah Arifin (tengah), usai berkunjung geladak KRI Halasan-630 jenis Kapal Cepat Rudal (KCR)-60 Meter, di Surabaya, Rabu (17/9). KRI Hasalan-630 yang merupakan kapal perang jenis KCR-60 Meter terakhir pesanan TNI AL itu, menambah jajaran armada laut dalam mengamankan wilayah Indonesia. 
 
Surabaya - Produsen kapal nasional, PT PAL Indonesia, menyerahkan kapal cepat rudal 60 meter (KCR 60) W000275 kepada TNI AL guna mendukung kecukupan arsenal militer pada masa mendatang.

Kapal perang yang akan dibaptis dengan nama KRI Halasan-630 ini adalah kapal ketiga batch pertama di kelas kapal cepat berpeluru kendali 60 meter.

Penyerahan kapal perang buatan Indonesia di Surabaya, Rabu, itu dihadiri Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, Panglima TNI, Jenderal TNI Moeldoko, Menteri Negara BUMN, Dahlan Iskan, dan Kepala Staf TNI AL, Laksamana TNI Marsetio.

"Upaya itu menyusul predikat kami sebagai lead integrator. Sesuai amanah UU 16/2012 yang menugaskan kami sebagai BUMN yang mampu memproduksi keperluan sistem kesenjataan TNI," kata Direktur Utama PT PAL Indonesia, M Firmansyah Arifin, di Surabaya, Rabu.

"KCR 60 meter ini pengembangan dari kapal patroli cepat (FPB-57) yang telah kami bangun sebelumnya," ujarnya.

Sebelumnya, jelas dia, pihaknya telah menyerahkan KCR-60 meter pertama, yang dibaptis dengan nama KRI Sampari-628 pada 28 Mei lalu, diikuti KRI Tombak-629 pada 27 Agustus 2014.
Selanjutnya KCR 60/KRI Halasan-630 itu dibaptis dan diresmikan Menteri Pertahanan Indonesia, Purnomo Yusgiantoro.

"Penyelesaian proyek KCR 60 bacth pertama sekaligus bersamaan pemotongan pertama pelat baja Proyek Kapal Perusak Kawal Rudal (PKR 10514) Kedua," katanya.

Ia menyebutkan, proyek kerja sama dengan galangan kapal Damen Schelde Naval Shipbuilding, Belanda, ini juga untuk memenuhi keperluan TNI AL sebagai pengguna. 

"Apalagi, kini perkembangan keperluan kapal dan teknologinya selalu meningkat setiap tahun," katanya.

Seusai penyerahan KRI Halasan-630 itu, Yusgiantoro juga memberikan arahan terhadap 250 insan PT PAL INDONESIA dalam transfer teknologi Proyek Kapal Selam.
 

PT PAL Kembali Serahkan Kapal Perang Halasan ke TNI AL

Kapal rucal cepat KRI Halasan 630.
 
 - Setelah menyerahkan dua kapal perang jenis kapal rudal cepat (KCR), PT PAL kembali menyerahkan kapal perang dengan jenis yang sama kepada Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Laut (AL), yakni KRI Halasan 630, Rabu (17/9/2014).

Penyerahan dan peresmian KRI Halasan 630 tersebut , dihadiri langsung oleh Purnomo Yusgiantoro Menteri Pertahanan di dermaga PT PAL Indonesia, Surabaya.

Nama kapal perang tersebut, diambil dari nama senjata tradisional berupa pedang, milik masyarakat Tapanuli Utara, Sumatera Utara. Pengambilan nama tersebut, diharapkan para prajurit TNI AL yang menahkodai, bisa menjaga kedaulatan negara kesatuan republik Indonesia (NKRI), dari Sabang sampai Merauke.

Dengan penyerahan kapal perang KRI Halasan 630, maka TNI AL memiliki kapal perang jenis KCR sebanyak tiga unit. KRI Halasan 630 yang dikomandani oleh Mayor laut (P) Tonny Sumarno, akan beroperasi di Armada Maritim Barat (Armabar). Sebelumnya dua kapal perang, yakni KRI Sampari 628 diserahkan pada 29 Mei 2014 dan KRI Tombak 629 diserahkan pada 27 Agustus 2014. Dua KRI ini, memiliki jelajah operasi di Armada Maritim Timur (Armatim).

"Hari ini merupakan penyerahan dan peresmian KRI Halasan 630, dari PT PAL. Kapal perang ini akan dioperasikan di Armabar," kata Purnomo Yusgiantoro kepada wartawan, Rabu (17/9/2014).

Dia menambahkan, tiga kapal yang sudah diserahkan ini, merupakan rencana strategi (renstra) pertahanan 2010 - 2014. Selain ketiga kapal ini, pihaknya juga sedang memesan 15 unit KCR, yang saat ini sudah dikerjakan oleh PT PAL Indonesia. Pemesanan 18 unit KCR ini, merupakan renstra yang dibuat selama tiga renstra, dalam kurun waktu 15 tahun.

"Pembangunan 18 unit KCR sendiri dimulai pada tahun 2010,2014, 2015, 2019, 2020, dan 2024 yang akan terus dilakukan pembangunan. Tujuannya untuk memperkuat armada, apalagi presiden terpilih Joko Widodo, dalam visi-misi akan memperkuat kemaritiman Negara Kesatuan Republik Indonesia," ujarnya.

Untuk perawatan, kata Menhan, akan lebih mudah dilakukan karena KCR ini buatan PT PAL Sendiri. Apalagi PT PAL memiliki divisi yang dikhususkan untuk melakukan perbaikan kapal-kapal, termasuk kapal perang milik TNI AL.

"Untuk pemeliharaannya akan dilakukan oleh PT PAL. Selain itu dengan pembuatan di dalam negeri, akan lebih mempermudah dalam perawatannya," kata dia.

Selain itu, TNI AL juga melakukan pemesanan untuk dua Kapal Perusak Kawal Rudal (PKR/frigate). Pemesanan PKR tersebut ditandai dengan pemotongan plat baja pertama (first steel cutting). Proyek pembangunan PKR ini dilakukan bekerjasama dengan galangan kapal Damen Schelde Naval Ship Building (DSNS) dari Belanda.

"Kerjasama dengan galangan kapal Belanda ini dilakukan untuk menyeimbangkan teknologi terkini pada industri perkapalan. Pasalnya, perkembangan kebutuhan kapal dan teknologinya selalu meningkat setiap tahunnya," pungkasnya. (wak/rs)

Teks Foto:
- M Firmansyah Arifin Direktur utama PT PAL Indonesia (kiri) menyerahkan miniatur kapal perang KRI Halasan 630 kepada Purnomo Yusgiantoro Menteri Pertahanan (kanan).
 

Tank Leopard di Sarang Marinir

DARI JERMAN: Tank terpakir rapi di (Menkav) 1 Marinir di Semarung, Ujung, Selasa (17/9) untuk persiapan HUT ke-69 TNI AD. 
SURABAYA – Markas Resimen Kavaleri (Menkav) 1 Marinir di Semarung, Ujung, terlihat beda daripada biasanya. Markas komando pelaksana satuan tempur pemukul dan pendarat Pasukan Marinir 1 Surabaya yang identik dengan tank amfibi itu dipenuhi tank-tank angkatan darat.
Sebanyak 24 tank tempur utama Leopard 2A dan 28 Ranpur Infanteri Marder 1A3 memadati markas Marinir di timur Makoa Armatim itu. Puluhan tank tersebut didatangkan TNI-AD langsung dari Jerman. Tank tiba di Surabaya akhir pekan lalu dengan menggunakan kapal ro-ro Serasi X. Peralatan utama sistem persenjataan (alutsista) matra darat tersebut dijadwalkan tampil dalam rangkaian HUT Ke-69 TNI.
Tank yang semula berwarna hijau polos itu sudah dicat doreng kombinasi hitam-cokelat tua khas pusat kesenjataan infanteri dan kavaleri TNI-AD. ’’Kami siapkan dukungan tempat perawatan untuk kesuksesan HUT TNI,’’ tegas Komandan Pasmar 1 Brigjen TNI Mar Kasirun Situmorang Selasa (16/9).
Dengan lokasi yang terbatas, Menkav 1 Marinir meminggirkan sejumlah tank amfibinya seperti BMP-3F dan LVT-7. Apalagi sebagian lapangan apel digunakan untuk memarkir alutsista Korps Marinir dari komando pelaksana lain. Misalnya, brigade infanteri, resimen artileri, dan resimen bantuan tempur.
Material tempur ditempatkan di Menkav 1 Marinir lantaran paling dekat dengan Dermaga Ujung, tempat parade dan demonstrasi. Sebelum Leopard dan Marder dioperasikan ke Dermaga Ujung, kendaraan tempur itu ditinjau petinggi TNI-AD. Wakil KSAD Letjen TNI M. Munir akhir pekan lalu memastikan kondisi tank-tank pengadaan 2014 tersebut siap digunakan. Dengan demikian, saat pelaksanaan defile dan demo, diharapkan tidak ada masalah.

Jawa Pos

HUT ke-69, TNI bakal berikan 'kado' buat SBY di akhir jabatannya

HUT ke-69, TNI bakal berikan 'kado' buat SBY di akhir jabatannya
Presiden SBY saksikan Latgab TNI.

 - Perayaan HUT TNI ke-69 yang diselenggarakan di Surabaya akan berlangsung sangat megah. TNI akan menurunkan ratusan alutsista baik dari AD, AU, dan AL untuk melakukan parade di hadapan tamu negara dan juga Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Kapuspen TNI Mayjen Fuad Basya mengatakan, perayaan HUT TNI yang berlangsung pada 7 Oktober 2014 mendatang adalah bentuk kado istimewa dari TNI jelang berakhirnya masa pemerintahan SBY yang sudah sepuluh tahun memimpin negeri ini.

"Kenapa megah? Perayaan HUT TNI ke-69 ini sekaligus juga kita melepas beliau (SBY) yang sudah sepuluh tahun mengabdi. Mudah-mudahan dengan ini beliau punya kepuasan di bidang TNI yang sudah banyak perubahan-perubahan saat beliau menjabat," kata Fuad, dalam acara Family Gathering dengan Wartawan Puspen TNI, di Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu (17/9).

Fuad mengaku belum dapat merinci berapa besar anggaran negara yang akan dikeluarkan untuk perayaan HUT TNI tersebut. Menurut dia, biasanya untuk operasional saja TNI mengeluarkan sebesar Rp 20 miliar untuk acara tersebut.

"Biaya operasional Rp 20 miliar, itu di luar biaya lain. Anggaran pasti dari negara. Ini juga bentuk pertanggungjawaban kita, sekaligus menepis anggapan TNI lemah," jelas Fuad.

Menurut Fuad saat ini 18.000 personel TNI sudah dikirim ke Surabaya untuk melakukan pelatihan. Beberapa alutsista dari tiga angkatan pun sudah dikirim dan ditempatkan di pos masing-masing.

"Saya berharap acara bisa berjalan dengan lancar," tandasnya.

Merdeka

Saatnya TNI AU Menunjukkan Tajinya



Selain memamerkan kekuatannya, ini juga menjadi tanda perpisahan bagi Presiden SBY.

Hampir seminggu sebelum peringatan hari kemerdekaan Indonesia ke-69, Terminal Selatan atau biasa dikenal dengan Terminal Haji Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur mulai disibukkan dengan kehadiran mesin perang milik TNI AU. Betapa tidak, dalam ulang tahun Indonesia kali ini, beragam pesawat lintas generasi berkumpul di Jakarta untuk melintas di hadapan kepala negara beserta seluruh peserta upacara di Istana Merdeka, Jakarta.

Pesawat era 90-an Hawk 100/200 dan F-16 Fighting Falcon bersanding dengan jet tempur abad 21 seperti Sukhoi Su-27 Flanker dan pesawat multiperan T50i Golden Eagle. Tak hanya itu, pesawat tempur paling gres yang belum genap sebulan umurnya di Indonesia, F-16 C/D 52ID pun ikut bergabung bersama para seniornya. Penggabungan kekuatan udara ini merupakan terbang lintas terbesar yang pernah digelar dalam rangka peringatan hari kemerdekaan Indonesia.

Misi bertajuk Foxtrot Flight ini dibagi ke dalam dua formasi arrow besar, dimana dalam tiap formasinya terdapat dua jenis pesawat. Dalam skenarionya, 10 pesawat T50i akan bergabung dengan enam Hawk 100/200. Sedangkan delapan Sukhoi Su-27 bergabung dengan delapan F-16.

Lepas landas satu per satu dari Halim Perdanakusuma, menurut rencana penerbangan yang dibuat, T50i dan Hawk 100/200 melakukan holding di Teluk Jakarta pada ketinggian sekitar 3.000 kaki atau sekitar 900 m di atas permukaan laut. Sedangkan F-16 dan Su-27/30 berkumpul di lokasi yang sama dengan ketinggian sekitar 10.000 hingga 12.000 kaki (3.000-3.600 m). Di rendezvous itulah mereka membentuk formasi yang telah direncanakan. Dengan taktik ini diharapkan mereka bisa melintas di atas lapangan upacara di waktu yang tepat.

Kondisi ini membuat jantung kru di darat betul-betul berdebar kencang. Bagaimana tidak, mereka harus menyelaraskan waktu melintasnya pesawat dengan upacara di Istana Negara. Jika ke-32 pesawat melintas terlalu lama setelah para pengibar bendera melaksanakan tugasnya maka akan ada jeda waktu yang kosong cukup panjang. Dari sisi pertunjukkan tentu hal ini kurang baik. Sebaliknya, jika mereka melintas sebelum pasukan pengibar bendera menunaikan tugasnya, bisa dibilang misi Foxtrot Flight gagal.

“Hitungannya bukan menit lagi, tapi detik. Semua harus pas, meleset sedikit bisa habis kami,” ujar salah satu kru darat yang terus memantau radio komunikasi di Terminal Selatan saat gladi bersih 15 Agustus lalu.

Angkasa