Pages

Saturday 22 February 2014

Kapal Induk Hanya untuk Negara Bermiliter Kuat

asia-2
ASIAN'S ARMS RACE:mpian kapal induk TNI (baca: kemampuan projeksi jauh di luar wilayah sendiri) tidaklah terlalu jauh. Keinginan Indonesia kembali menjadi kekuatan regional berbanding perkembangan kekuatan di negara sekitar, membuat TNI sudah waktunya melirik rudal anti-kapal jarak jauh (lebih dari 300-400 km) land based atau platform kapal permukaan dan kapal selam. Agar sekedar bisa seimbang dalam kemampuan projeksi negara lain di kawasan, Indonesia butuh alutsista semacam strategic bomber, Kapal selam nuklir, Destroyer dan untuk kekuatan udara adalah kapal induk. Atau kekuatan regional cuma jargon semu.

Kapal Induk
Kepemilikan kapal induk merupakan keanggotaan klub elit negara yang mampu memproyeksikan kekuatan mereka ke seluruh dunia. Perwujudan supersized dari “gunboat diplomacy” dan sebanding dengan harganya yang saat ini sekitar 20 kapal induk aktif di seluruh dunia. US mengoperasikan 11 diantaranya. Dan tidak berhenti di sana. Akhir tahun lalu, US meluncurkan update terbaru contoh monster raksasa bertenaga nuklir dengan berat 100.000 ton, USS Gerald R Ford.


China : PLA mengerahkan kekuatan baru kapal induk akhir tahun lalu dengan mengerahkan kapal induk eks Ukraina-Liaoning dalam sengketa Laut Cina Selatan. Tapi ambisinya tidak berakhir di sana. China telah mulai produksi pertama untuk rencana empat kapal induk produk dalam negeri.

Kapal Induk China Liaoning yang bergerak ke Laut China Selatan (photo; PLA Navy)
Kapal Induk China Liaoning yang bergerak ke Laut China Selatan (photo; PLA Navy)
India : Secara terbuka membanggakan akuisisi terbaru yang memasuki perairan nasional untuk pertama kalinya, INS Vikramaditya memberikan India kekuatan udara angkatan laut terkuat di wilayah setelah Amerika Serikat. Vikramaditya bergabung dengan kapal induk tua eks UK INS Viraat. Dan tidak berakhir di sana. India sedang membangun dengan desain sendiri –dua kapal induk seberat 40.000 ton bernama Vishal dan Vikrant. Yang pertama dijadwalkan akan selesai dalam waktu empat tahun.

VIKRAMADITYA
INS Vikramaditya India
Jepang : konstitusi pasca-Perang Dunia II negara kepulauan ini dibatasi memiliki senjata ofensif. Akibatnya, sering menggunakan permainan kata-kata. The IJNS Izumo adalah contohnya. Daripada disebut kapal induk, kapal seberat 20.000 ton itu diperkenalkan sebagai “helicopter destroyer” – meskipun kapal itu dapat membawa jump-jets tempur. Izumo beroperasi tahun lalu. Kapal sejenis kedua diperkirakan akan segera dibuat. Kapal-kapal tersebut akan bergabung dengan dua serupa “helicopter destroyer” lainnya yang sudah operaional, kapal seberat 14.000 ton Hyuga dan Ise.

Izumo
Izumo Class Helicopter Carrier
Rusia : Jangan lupa negara bekas Uni Soviet ini. Meskipun telah menjual seluruh kapal induk tua, tapi baru-baru ini membeli empat kapal induk helikopter dari Perancis. Dua diantaranya akan berbasis di Pasifik.

Korea Selatan : “The goodie” di semenanjung Korea ini setahun yang lalu sudah mempunyai flat-top yang bernama Dokdo, dan satu lagi sedang dibuat.

Dokdo-3
Korean Dokdo-class amphibious assault and the aircraft carrier USS George Washington transit the Sea of Japan.
Thailand : Meskipun tidak “baru”, dan hampir tidak lagi operasional, Chakri Naruebet tetap merupakan kemampuan untuk memproyeksikan kekuatan udara. Kapal induk ini telah dimiliki Thailand sejak tahun 1997, tetapi negara itu tidak lagi memiliki Harrier jump-jets.

010403-N-3400W-004
Chakri Naruebet
Australia : Untuk pertama kalinya sejak 1982 , Australia akan segera memiliki kemampuan untuk mengoperasikan pesawat fixed-wing di laut. Penekanannya ada pada kata “kemampuan”. Dua LHD baru HMAS Adelaide dan HMAS Canberra dijadwalkan akan masuk layanan dalam beberapa tahun ke depan. Keduanya dilengkapi dengan deck penerbangan dan bahkan ski-ramp . Tapi Australia belum punya pesawat tempur jet untuk mengisinya. Untuk sementara ini mereka akan membawa helikopter, termasuk helikopter serang.

adelaide-class
Disain Adelaide Class, Australia
Dimana posisi Indonesia ?
Indonesia : Meskipun Indonesia tidak memiliki kapal yang didekasikan khusus sebagai pembawa pesawat atau helikopter, namun sudah menjajaki konsep melalui beberapa desain rancangan dalam negeri. Sampai saat ini belum ada keputusan yang dibuat untuk merealisasikan program tersebut. (written by Nowyoudont 19/02/2014).

JKGR

DPR Setujui Perjanjian Internasional Penanggulangan Terorisme Nuklir

KOMISI I DPR menyetujui perjanjian International Convention for the Suppression of Act of Nuclear Terrorism. DPR meluluskan permintaan pemerintah untuk meratifikasi perjanjian tersebut.
Dengan demikian, Indonesia resmi bergabung dengan negara lain yang lebih dahulu meratifikasi perjanjian ini
Senayan - Komisi I DPR setuju meratifikasi perjanjian International Convention for the Suppression of Act of Nuclear Terrorism atau  Konvensi internasional tentang Penanggulangan Tindakan Terorisme Nuklir.

Wakil Ketua Komisi I DPR Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan, fraksi-fraksi di DPR umumnya sepakat mengusung RUU tersebut ke rapat paripurna untuk disahkan menjadi undang-undang.

"Rencananya, Selasa depan ( 25/2) kita usulkan dibawa dalam sidang paripurna untuk persetujuan tingkat II atau disahkan menjadi UU. Dengan demikian, Indonesia resmi bergabung dengan negara lain yang lebih dahulu meratifikasi perjanjian ini," ujar Agus Gumiwang di Kompleks Parlemen Senayan, Rabu (19/2).

Menurut Agus, ratifikasi ini merupakan komitmen negara untuk melindungi rakyat terhadap bahaya nuklir, radioaktif, dan uranium dari serangan kelompok teroris bersenjatakan nuklir. Ini juga komitmen Indonesia mewujudkan perdamaian dunia.

Sebelumnya, Kementerian Luar Negeri meminta dukungan Komisi I DPR untuk mencegah kepemilikan bahan nuklik dan zat radioaktif dengan segera meratifikasi perjanjian International Convention for the Suppression of Act of Nuclear Terrorism.

jurnal parlemen 

Marinir TNI AL Tembus Kawah Gunung Kelud


marinir11
JAKARTA  Belasan prajurit Korps Marinir TNI AL dipimpin Letkol Marinir Irpan Nasution menyusuri lereng gunung Kelud hingga tembus di bibir kawah gunung yang beberapa hari lalu baru saja memuntahkan jutaan meter kubik material vulkanik itu, Jumat (21/02/2014).
Menurut  Komandan Batalyon Komunikasi dan Elektronika-1 (Dan Yon Komlek-1) Korps Marinir TNI Angkatan Laut itu, penyusuran dilakukannya dengan tujuan untuk meyakinkan bahwa aktifitas gunung Kelud benar-benar sudah turun. Hal ini sekaligus dapat mematahkan isu yang berkembang di masyarakat sekitar gunung yang memiliki ketinggian 1.731 meter itu tentang akan adanya gas beracun dan wedus gembel, katanya.
Dengan demikian isu tersebut sudah terjawab, sehingga diharapkan masyarakat dapat lebih tenang, harapnya.  “Saya akui, selama  dua jam bersama tim berada pada jarak 200 meter dari kawah gunung Kelud, tercium bau belerang yang sangat menyengat, itupun bila kebetulan ada angin yang sedang mengarah ke tim kami yang ingin melihat langsung dari dekat keberadaan pusat letusan gunung Kelud”, imbuhnya.
Kegiatan yang dilakukan bersama 12 prajurit Korps Marinir TNI Angkatan Laut dan dua personel dari Basarnas itu dilakukannya dengan menggunakan dua unit mobil ford ranger dan satu unit sepeda motor trail yang berakhir dengan berjalan kaki, sejak pukul 07.30 hingga  10.15 WIB, dengan titik terakhir pemantauan dari kawah gunung kelud berjarak  tak kurang dari 200 meter.
Sementara itu status Gunung Kelud telah diturunkan dari Awas (level IV) menjadi Siaga (level III)  oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi  (PVMBG), Kamis (20/2).
Warga dibantu aparat TNI AL meninggalkan pengungsian dan kembali ke rumah masing-masing setelah mendapat informasi resmi dari pihak pemerintah pada pukul 10.00 WIB, bahwa Gunung Kelud sudah tidak lagi berstatus Awas dalam raidius sepuluh kilo meter.
Menurut Nunuk, Carik  desa Wates, Kecamatan Wates, Kediri, Jumlah pengungsi di  Balai Desa Wates dan di tenda yang berada di lapangan bola desa Wates, sejak Jum’at (13/02) hingga Kamis (20/2) ada ribuan orang. Setelah mendengar status Gunung Kelud diturunkan  dari Awas, para pengungsi merasa senang. Rasa gembira tampak pada wajah  kaum ibu dan anak-anak menjelang kepulangan ke rumahnya masing-masing. Selama satu minggu mereka berada di pengungsian.
Demikian halnya dengan warga desa Pondok Agung, Pujon, mereka diangkut dengan menggunakan dua unit truk Marinir TNI AL dari dari Balai Desa Kasembon ke kampung halamannya yang berjarak sekitar sepuluh kilo meter. Begitu  senangnya, ada beberapa ibu dan anaknya tidak mau turun dari kendaraan padahal sudah sampai di depan rumahnya.
Nuri Handayani (21 th) misalnya. Ibu satu anak ini tetap bertahan di truk Marinir TNI AL yang mengangkutnya hingga Desa Mendalan dengan jarak 7 km dari dusunnya. (tiyo)

poskota

Wujudkan Roket Anak Negeri RX-550, Lapan Gandeng Ukraina

Wujudkan Roket Anak Negeri RX-550, Lapan Gandeng Ukraina
(antarayogya.com)
Jakarta : Indonesia punya ambisi besar dalam bidang antariksa: bisa membawa satelit buatan sendiri ke luar angkasa dengan menggunakan roket karya anak negeri. Tak lagi harus 'digendong' wahana peluncur satelit milik asing yang menuntut bayaran mahal.

Untuk itulah, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) terus mengembangkan teknologi roket. Jika ini berhasil dikuasai, ke depan, bukan tak mungkin Indonesia mampu membuat peluru kendali jarak jauh atau rudal balistik sebagai bagian dari sistem pertahanan udara nasional.
Lebih dari itu, Indonesia akan bisa menyejajarkan diri dengan negara lain yang sudah lebih dulu menembus belantara angkasa: Amerika Serikat, Uni Eropa, Rusia, Jepang, China, Korea Selatan, bahkan India -- negara berkembang yang baru-baru ini meluncurkan satelit Mars Orbiter Mission (MOM) ke Planet Merah.
Lapan terus mengembangkan roket RX-550, yang memiliki diameter 550 mm -- setelah keberhasilan uji coba sejumlah roket dengan ukuran lebih kecil, termasuk RX-420 dan RX-320.
Namun, membangun sendiri teknologi roket peluncur satelit dari nol, bukan perkara gampang. RX-550 masih bergulat dengan serangkaian uji statis karena berbagai kendala yang muncul belum terselesaikan.
Apapun, Lapan tetap optimistis mampu menerbangkan roket RX-550 -- setelah sebelumnya mengalami kendala pada tabung motor dan nosel.
Tahun ini LAPAN menjadwalkan kembali uji statis roket RX-550. "Tabung sudah diubah, produksi tabung motor tahun ini. Kita jadwalkan kembali tahun ini untuk uji statisnya," kata Rika Andiarti, Kapusroket Lapan kepada Liputan6.com.
Kali ini Lapan menggandeng Ukraina dalam pengembangan nosel roket termasuk di dalamnya kesepakatan untuk proses alih teknologi.
"Kita telah kerjasama dengan ukraina sejak tahun 2012. Untuk desaiRX-550 terbaru murni dari kita, Ukraina membantu dalam pengembangan lainnya. Untuk uji statis direncanakan pada semester 2. Sementara kita gunakan roket lebih kecil seperti RX-250, 320 atau 420," tutur wanita berjilbab itu.
Ambisi Besar Berdana Minim
Selain masalah teknis, kendala lain yang dihadapi Lapan adalah anggaran yang minim. Mimpi dan ambisi besar -- membuat roket yang diharapkan bisa membantu program peluncuran roket pengorbit satelit (RPS) atau menjadi roket pertahanan -- dilakukan dengan dana seadanya.
Program riset, Research and Development (R&D) pun menggunakan fasilitas dan alat seadanya. "Dari anggaran belum maksimal untuk R&D-nya mas. Banyak alat-alat yan harus diganti, tapi tetap digunakan. Ada beberapa peralatan yang
harganya cukup mahal. Syukurlah kita banyak belajar dengan alat-alat yang lengkap di Ukraina," imbuh Rika.
RX-550 adalah roket berdiameter 550 m dengan panjang 6 meter dan merupakan penyempurnaan dari beberapa roket Lapan sebelumnya yaitu RX-420. Roket ini dapat berfungsi sebagai roket pendorong (boster) utama roket pengorbit satelit.
Roket RX-550 berbahan bakar hydroxyl toluen poly butadiene (HPTB) ini berdaya jangkau diatas 200 km dan ketinggian terbang bisa mencapai 150 km.
Dana yang dikeluarkan untuk proyek pembangunan roket RX-550 ini adalah sebesar Rp5 miliar.
"Apakah akan digunakan untuk pertahanan negara atau pengorbit satelit, kita belum tahu. Karena fokus kita untuk keberhasilan roket karya anak bangsa ini," tutup Rika.
Sebelumnya pada 29 September 2012 silam Lapan melakukan uji statis roket RX-550 di yang dilakukan di stasiun pengamatan Dirgantara Lapan, Pameungpeuk, Garut mengalami masalah. Masalah terjadi pada
desain struktur nosel yang tidak kuat menahan tingginya suhu pembakaran yang berakibat lepasnya material nosel roket sebelum pembakaran propelan.
Lapan pun langsung melakukan evaluasi dengan mengubah desain struktur nosel roket.

Liputa 6

Mengenal Pesawat Pengintai Milik TNI AU dan TNI AL


NC212 Aviocar MPA TNI AL
 Kita lebih banyak mengenal arsenal militer dalam bentuk mesin penghancur yang sangar dan mematikan. Padahal dalam sebuah proses pertempuran, banyak faktor lain yang juga diperlukan. Sebut saja unsur angkut untuk mobilitas pasukan dan unsur patroli pengintai untuk kepentingan intelijen. Untuk keperluan intelijen strategis, TNI pun memilikinya. Pesawat patroli pengintai juga dioperasikan oleh garda negara ini.
Kehadiran pesawat pengintai dibutuhkan untuk memperpanjang jangkauan pengawasan. Negara seperti Amerika Serikat punya banyak tipe pesawat patroli pengintai seperti ini. Sebut saja E-3 Sentry, E-2 Hawkeye, dan yang terbaru P-8 Poseidon. Negara-negara sekitar Indonesia pun mengoperasikan pesawat patroli pengintai yang modern. Sebut saja Australia mengoperasikan Boeing 737 Wedgetail dan P-3 Orion, Singapura mengoperasikan E-2 Hawkeye, Thailand mengoperasikan Saab 2000 Erieye dan Malaysia yang mengoperasikan Beechcraft B200T.
Bagaimana dengan Indonesia? TNI AU maupun TNI AL pun mengoperasikan pesawat-pesawat pengintai. Kecanggihannya pun cukup baik untuk mendeteksi adanya ancaman yang masuk teritorial Republik ini. Apa saja pesawat itu? Mari kita simak seperti dikutip dari berbagai sumber :
I. TNI AU
1. Boeing 737 Surveiller SIP (Surveillence Improvement Program)
Ini adalah tipe pesawat jet yang dioperasikan TNI AU sejak tahun 1982. Pesawat ini  menggendong berbagai sensor dan peralatan pengendus yang cukup mumpuni, pesawat ini sudah mengalami upgrading sistem. Pesawat ini dilengkapi Mission Consoles yang terdiri atas konsol SLAMMR (Side Looking Airborne Modular Multimission Radar) yang mampu mendeteksi sasaran di samping pesawat sejauh 100 nautical miles (NM) atau sekitar 180 kilometer, konsol Search Radar, konsol Mission Commander dan konsol Navigation Communication.  Pesawat ini dilengkapi 2 radar yaitu Radar FB (M) buatan Bendix, AS yang berfungsi mendeteksi target permukaan sejauh 300 NM atau sekitar 550 kilometer serta APS-504 (V) Airborne Radar System buatan Litton System, Kanada yang berfungsi mendeteksi sasaran permukaan sejauh 200 NM atau sekitar 370 kilometer. Piranti lainnya adalah GPS (Global Positioning System) Litton  dan IFF(Identification Friend of Foe) Interrogator. Boeing 737 Surveiller ini juga dilengkapi kamera berkemampuan optic zoom 20x dengan focus length 200 milimeter, FLIR (Forward Looking Infra Red) dengan zoom 22,5x memiliki focus length 20-450 milimeter dilengkapi autotrack video, laser pointer, image video processor, dan GPS. Kamera ini bisa merekam target dan mencetaknya. TNI AU mengoperasikan 3 pesawat dan ditempatkan di Skadron Udara 5 Pangkalan Udara (lanud) Hasanuddin, Makassar.
2. CN235-220 MPA (Maritime Patrol Aircraft)
Pengintai ini berbasis pesawat CN235 produksi PT. Dirgantara Indonesia (PTDI). Seabrek peralatan elektronika memenuhi pesawat ini yang terdiri atas Tactical Computer System (TCS) buatan Thales, Prancis. TCS mengintegrasikan berbagai sensor dan radar seperti Search Radar, IFF Interrogator, FLIR/TV, Electronic Support Measures (ESM),  data recorder, dan printer. TCS ini terdiri atas 2 kontrol yaitu Tactical Commander Station dan Sensor Operation Station. Radar nya sendiri adalah Ocean Master 100 yang berdaya jangkau 200 NM atau sekitar 360 kilometer dan mampu melakukan scanning 100 target sekaligus. Peralatan pendukung lainnya adalah kamera Nikon F4 yang terkoneksi dengan TCS dan Data Handling System yang terdiri atas Mission Data Loader and Recorder (MDLR) dan color printer untuk mencetak jepretan kamera. TNI AU baru mengoperasikan 1 unit pesawat ini dan akan menerima 2 unit lagi dalam waktu dekat. CN235-220 MPA akan ditempatkan di Lanud Soewondo, Medan.
3. UAV (Unmanned Aerial Vehicle) Heron dan Wulung
UAV adalah pesawat pengintai yang tidak berawak dan dioperasikan secara remote. TNI AU rencananya akan mengoperasikan pesawat tanpa awak mulai tahun 2014 ini. Skadron UAV TNI AU ini akan diperkuat pesawat tipe Heron dan Wulung . Heron adalah pesawat pengintai canggih tanpa awak buatan Israel sementara Wulung adalah pesawat intai yang dibuat oleh Indonesia. Heron dapat terbang sejauh 350 km dan mampu terbang terus menerus hingga 52 jam. Dengan kecepatan maksimum 207 km/jam, Heron dengan ketinggian terbang hingga 10.000 meter memang layak menjadi spy plane. Rencananya, TNI AU akan membeli 4 unit Heron Sedangkan Wulung dibangun oleh PT. Dirgantara Indonesia (PTDI), LEN (Lembaga Elektronika Nasional), dan BPPT (Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi). Dalam proyek Wulung, PTDI bertanggung jawab atas produksi pesawat dan Lembaga Elektronika Nasional (LEN) yang mengerjakan sistem komunikasi dan elektroniknya. Secara teknologi, LEN menyiapkan Wulung untuk misi pemantauan obyek permukaan, sehingga dilengkapi GPS (Global Positioning System) dan kamera intai. Untuk sistem kendalinya, LEN juga menempatkan autopilot surveillance mode dan on board system untuk kendali terbang. Dengan jarak jelajah hingga 200 km, Wulung didukung oleh mobile ground station, sehingga data yang sedang diamati dapat terpantau secara real time. Direncanakan Pemerintah akan membeli 8 unit Wulung di tahap awal. Heron dan Wulung akan ditempatkan di Lanud Supadio, Pontianak untuk memberi efktivitas dan efisensi dalam mengamati perbatasan.
II. TNI AL
1. CN235-220 NG MPA
TNI AL juga mengoperasikan CN235 sebagai basis pesawat patroli pengintai nya. Bedanya adalah, CN235 yang dioperasikan TNI AL menggunakan winglet di ujung sayapnya. Ini untuk mengurangi efek hambatan udara akibat penempatan radar Ocean Master 400 dan FLIR di perut pesawat.  Ini yang membedakan juga dengan tampilan CN235 MPA TNI AU. Milik angkatan udara, radar ditempatkan di hidung pesawat. Sedangkan angkatan laut menempatkan di perut.  CN235 MPA TNI AL ini diisi sistem Thales AMASCOS 200 Mission, yang di dalamnya sudah terintagrasi berbagai sub sistem yang memang disiapkan untuk deteksi dan identifikasi sasaran di atas laut. Sub sistem ini diantaranya search radar, FLIR, ESM (electronic support measures), sistem komputer taktis, anti jamming VHF/UHF, IFF (identifation friend or foe) Interrogator, kamera siang malam, serta video datalink. Sistem AMASCOS 200 ini juga diadopsi oleh CN-235 220 MPA TNI AU, hanya saja pesawat patroli maritim TNI AU menggunakan Ocean Master 100, sementara CN-235 MPA TNI AL sudah menggunakan Ocean Master 400. Antara Ocean Master 100 dan Ocean Master 400 dibedakan dari besaran average power, yakni 100 watt untuk Ocean Master 100 dan 400 watt untuk Ocean Master 400 dimana ini berimpliksi pada jangkauan deteksi. TNI AL akan memiliki 3 unit pesawat ini dan difokuskan untuk mengawasai perairan Arafuru dan Ambalat.
2. NC212 Aviocar MPA
NC212 adalah pesawat angkut ringan buatan PT.Dirgantara Indonesia berdasarkan lisensi dari Cassa (sekarang bergabung dalam Airbus Military). Untuk varian patroli maritim, pesawat kecil ini dijejali Thales AMASCOS (Airborne Maritime Situation and Control System) yang dipadukan dengan radar Ocean Master Surveillance, jarak jangkau radar ini bisa menjangkau target sejauh 180 km. Perangkat radar tadi dikombinasikan juga dengan Chlio FLIR (Forward Looking Infa Red) yang dapat mendeteksi sasaran sejauh 15 km. FLIR disematkan tepat dibawah moncong pesawat. Berkat adanya FLIR maka dalam kegelapan malam, pesawat  dapat mendeteksi keberadaan kapal kecil yang sedang melaju dan bahkan periskop kapal selam dalam kegelapan malam dapat dipantau lewat FLIR di NC-212 200 MPA. Dalam operasionalnya, NC-212 200 MPA diawaki oleh enam personel, terdiri dari pilot, co-pilot, satu engineer, satu operator radar, dan dua pengamat (observer). Khusus untuk pengamat, dibekali kamera Nikon dengan lensa zoom untuk mengabadikan momen penting di lautan. Seperti halnya pesawat intai maritim dengan mesin propeller, NC-212 juga kerap terbang rendah guna mendekati obyek yang dipantau, tidak jarang pesawat terbang 100 feet (sekitar 30 meter) dari atas permukaan laut. Secara umum, NC-212 200 MPA dapat terbang non stop selama 6 jam dengan jangkauan maksimum sekitar 1.349 km. Saat ini TNI AL memiliki 3 pesawat jenis ini. (Angkasa, Garuda Militer, Indomiliter, Jakarta Greater)

satu harapan

Kisah Pramono Edhie Ditawari Alat Tempur AS

KOMPAS IMAGES/KRISTIANTO PURNOMO Bakal Calon Presiden Partai Demokrat, Pramono Edhie Wibowo berkunjung ke Kantor Redaksi Kompas.com di Jakarta, Kamis (16/1/2014). Ia memaparkan visi misinya jika terpilih menjadi calon presiden.




 BALIKPAPAN, Mantan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Purn Pramono Edhie Wibowo kembali membantah kabar pencekalan dirinya ke Amerika Serikat. Sebaliknya, saat berkunjung ke Hawaii, AS, beberapa waktu lalu, Pramono justru ditawari berbagai alat sistem persenjataan utama (alutsista) yang dimiliki militer Negeri Paman Sam itu. Kisah ini dia sampaikan saat berbincang di Hotel Gran Senyiur, Balikpapan, Kalimantan Timur, Jumat (21/2/2014) malam.

Ia menuturkan, pada tahun 2012, ia diundang ke Pangkalan Komando Militer Amerika Serikat, US Asia Pacific Command (USPACOM), Hawaii, AS. Saat itu, katanya, dia disambut oleh para perwira tinggi AS, baik berbintang tiga maupun empat.

Mantan Komandan Jenderal Kopassus itu mengatakan, para perwira tinggi AS menyebut kunjungan itu sebagai hal yang luar biasa. "Itu karena untuk pertama kalinya seorang jenderal bintang empat dari Indonesia datang ke Amerika," kata dia.

Saat pertemuan, Pramono mengaku dirinya didatangi salah satu perwira bintang empat. Perwira itu mengatakan kepadanya bahwa ada dua utusan dari Washington yang hendak bertemu dengannya. "Saya kaget juga. Waduh jangan-jangan ini mau ngecek saya," ucap adik ipar Presiden SBY itu.

Ternyata, Pramono diundang untuk perjamuan bersama dengan Kongres AS dan Presiden Obama. Tak hanya itu, dua utusan itu juga menawarkan alutsista milik AS, yaitu heli serang Apache AH-64. Pramono mengatakan, Indonesia akhirnya menyanggupi pembelian delapan unit. Saat ini, delapan unit heli yang memakan biaya sekitar Rp 3 triliun tersebut sedang dalam proses pembuatan dan segera dikirim dan digunakan TNI-AD.

Selain itu, Pramono juga mengaku ditawari heli Chinook CH-47 untuk keperluan logistik, termasuk dikerahkan pascabencana. Dia mengaku kagum dengan kecanggihan Chinnok yang digerakkan secara otomatis (otopilot). "Tapi, karena masalah anggaran, kita tidak membelinya," ucapnya.

Pramono mengatakan, pembelian alutsista dari AS tak berarti Indonesia bergantung kepada negara itu. Apabila Indonesia kembali diembargo oleh AS, kata Pramono, Indonesia bisa membeli dari negara-negara saingan AS, seperti China dan Rusia.



KOMPAS 

Pramono Edhie: Singapura Macam-macam Kencingi Aja!

Pramono Edhie: Singapura Macam-macam Kencingi Aja!
Peserta konvensi capres Partai Demokrat Pramono Edhie Wibowo. ANTARA/Reno Esnir

Jakarta -Mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KASAD), Jenderal (Purn) Pramono Edhie Wibowo jadi salah seorang yang geram menyusul protes Singapura soal nama KRI Usman-Harun. Negara Singapura, menurut Pramono, dinilai tidak menampilkan sikap terpuji sebagai negara bertetangga yang semestinya saling menghormati urusan dalam negeri masing masing. "Singapura macam-macam, kita kencingi saja mereka," ajak Pramono, saat di Balikpapan, Jumat 21 Februari 2014.

Pramono mengatakan, pemberian nama KRI Usman-Harun jadi kewenangan dalam negeri Indonesia. Pemerintah sudah menetapkan KKO Usman dan Harun menjadi pahlawan yang gugur saat melaksanakan tugas di medan perang. "Keduanya berangkat setelah mendapatkan surat perintah dari negara. Artinya mereka melaksanakan tugas negara dan bukan teroris," tegasnya.

Protes Singapura ini, menurut Edhie adalah suatu bentuk intervensi atas suatu negara lain yang berdaulat. Pemerintah Indonesia juga tidak terlalu emosional saat Singapura tidak kunjung memulangkan para koruptor BLBI yang diduga bersembunyi di negara itu. "Indonesia ubah nama KRI Usman-Harun, tapi kembalikan juga buronan BLBI," paparnya.

Edhie meminta pemerintah agar mengabaikan keberatan Singapura ini yang sudah dilayangkan ke Kementerian Luar Negeri Indonesia. Dalam hubungan dua negara bertetangga, dia berpendapat Indonesia punya nilai tawar yang lebih besar dibandingkan Singapura.

"Mereka larang kapal Usman-Harun, Indonesia juga bisa melarang kapal mereka lewat di perairan Indonesia. Mereka tidak jual BBM lagi, kita juga tidak usah beli lagi dari mereka."

Namun, Edhie mengatakan, konflik Singapura-Indonesia harus diselesaikan secara beradab. Menurutnya masing masing negara harus belajar untuk saling menghormati urusan dalam negeri negara lain. "Diselesaikan secara diplomasi, meskipun saya mantan tentara, perang adalah pilihan terakhir," ujarnya.

Pramono Edhie Wibowo merupakan salah satu peserta konvensi capres Partai Demokrat. Dia merupakan capres yang akan mengklaim akan bertindak tegas saat menyikapi permasalahan dalam maupun luar negeri Indonesia.

TEMPO

Kerja Keras Pasca Erupsi Kelud


Selepas bencana erupsi gunung Kelud di Jawa Timur, kini sejumlah pekerjaan menanti. Diantaranya membersihkan sisa abu vulkanik serta mengantisipasi terjadinya banjir lahar dingin. Untuk menyelesaikan pekerjaan ini, tak lain tak bukan, Tentara Nasional Indonesia lah yang berada di garis terdepan.


Salah satunya adalah para prajurit dari Batalyon Tank 8 Divisi 2 Kostrad TNI-AD. Sebanyak 1 SSK atau sekitar 100 orang prajurit Narasingha bergabung dengan prajurit Kostrad lainnya terjun langsung membersihkan sisa abu vulkanik erupsi gunung Kelud. Sasaran para prajurit ini hari ini (18/02) adalah membersihkan jalan menuju PLTA Selorejo. Seperti yang kita ketahui, pembangkit listrik yang merupakan objek vital ini lumpuh total sejak gunung Kelud meletus. Lebih jauh lagi, PLTA ini juga bisa terancam terjangan banjir lahar dingin. Bukan pekerjaan mudah tentunya. Apalagi ketebalan abu vulkanik mencapai 20-30cm.

PLTA Bendungan Selorejo memiliki kapasitas 4,5 megawatt. Pascaletusan Gunung Kelud, PLTA Selarejo masih belum beroperasi. Tampak suasana PLTA yang sepi ditinggalkan karyawannya. Selain itu juga terjadi sejumlah kerusakan, diantaranya atap kantor yang ambruk akibat tidak mampu menahan abu vulkanik Gunung Kelud.

Selain membesihkan jalanan dan PLTA, Divisi 2 Kostrad juga mengerahkan 83 personil tenaga medis, dalam rangka membantu pemerintah daerah Kabupaten Malang dalam tanggap darurat bencana alam. Mereka juga membawa peralatan medis serta tenda rumah sakit lapangan 2 unit yang didirikan di lapangan sepak bola kecamatan pujon kabupaten malang. Terima kasih TNI... !!

ARC

Pangarmatim Lepas KRI Frans Kaisiepo-368 Ke Lebanon




Panglima Komando Armada RI Kawasan Timur (Pangarmatim) Laksamana Muda TNI Agung Pramono, S.H., M.Hum melepas keberangkatan KRI Frans Kaisiepo (FKO)-368 menuju perairan Lebanon yang ikut andil dalam Satgas Maritim TNI Konga XXVIII-F/UNIFIL (United Nation Interm Force In Lebanon) 2014 di dermaga, Koarmatim, Ujung, Surabaya, Jum’at (21/2).

Sebelum menuju ke Lebanon, Satgas  Maritim  TNI  Konga XXVIII-F / UNIFIL 2014 akan menuju  Kolinlamil  Jakarta  untuk  melaksanakan  persiapan terakhir,  gelar  pasukan dan kelengkapan,  Inspeksi  Asops Panglima TNI,  serta  paparan kesiapan  KRI  FKO–368  dan  pada tanggal  28  Februari  akan  dilaksanakan  upacara pemberangkatan oleh Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko beserta Kepala Staf Angkatan dan pejabat teras TNI lainnya di dermaga Kolinlamil, Tanjung Priok Jakarta Utara.

Pelepasan KRI FKO-368 di Koarmatim ini dihadiri Kepala Staf Koarmatim Laksamana Pertama TNI Siwi Sukma Adji, Komandan Guspurlatim Laksamana Pertama TNI Aan Kurnia, S.Sos serta pemimpin Kotama TNI AL Surabaya, para Komandan Satuan dan Kasatker Koarmatim serta ibu-ibu Pengurus Daerah Jalasenastri Armatim dan keluarga prajurit KRI FKO-368.

KRI Frans Kaisiepo-368 ini nantinya bertujuan untuk mengemban misi perdamaian dunia sesuai mandat Dewan Keamanan PBB Nomor 1701, yang akan bergabung dengan kapal perang angkatan laut negara lainnya yang tergabung dalam Gugus Tugas Maritim (Maritime Task Force/MTF) di wilayah perairan Lebanon. Misi ini adalah untuk kedua kalinya yang diemban oleh KRI FKO-368 setelah sukses menjalankan misi yang sama pada tahun 2010 lalu.

Kapal perang ini rencananya akan bertugas selama 10 bulan, dengan rincian 2 bulan pelayaran berangkat dan pulang serta 8 bulan berada di Area of Maritime Operations Lebanon. Rute yang dilewati selama pelayaran menuju Lebanon, yaitu Surabaya-Jakarta-Belawan-Colombo-Salalah-Port Said dan Beirut.

KRI Frans Kaisiepo-368 dikomandani Letkol Laut (P) Ade Nanno Suwardi sekaligus sebagai Komandan Satgas Maritim TNI Konga XXVIII-F/UNIFIL dalam tugasnya nanti akan membawa 1 buah helikopter BO-105 dari Puspenerbal Juanda. Satgas terdiri dari 100 prajurit, dengan rincian 88 prajurit awak kapal perang, pilot dan kru Heli sebanyak 7 orang, perwira kesehatan (dokter), Kopaska, Penyelam,  perwira intelijen dan perwira penerangan masing-masing satu orang. (Dispenarmatim).


TNI Gerebek Lokasi Pelatihan Militer Yon Serna Tri Kora

TNI Gerebek Lokasi Pelatihan Militer Yon Serna Tri Kora
Ilustrasi lokasi latihan militer 

 CIANJUR - Tim Gabungan TNI menggerebek lokasi latihan militer sekelompok orang yang menamakan dirinya sebagai Batalyon Serbaguna (Yon Serna) Tri Kora, di Cianjur, Jawa Barat, Jumat (21/2/2014). Penggerebekan tersebut, diungkapkan Pasi Intel Kodim 0608 Cianjur Kapten Inf Edi Surono, melalui Bati (Bintara Tinggi) Intel Kodim 0608 Cianjur, Peltu Mamad, di Markas Kodim 0608 Cianjur, Jalan Siliwangi, Jumat (21/2) sore.

Mamad mengatakan, berdasarkan penelusuran yang dilakukan tim gabungan, Yon Serna Trikora diketahui sebagai lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang bermarkas di Jakarta. "Tapi ketika kami konfirmasi, LSM di Cianjur ini bukan bagian dari yang ada di Jakarta. Setelah kami cek, legalitas yang mereka miliki juga janggal," ujar Mamad.

Tim gabungan tersebut beranggkotakan Den Intel Kodam III Siliwangi, Tim Intel Korem 061/Suryakencana Bogor, Unit Intel Kodim 0608 Cianjur, dan Sub Denpom III/I-1 Cianjur. Mereka  menggerebek lokasi yang diduga menjadi tempat latihan militer di RT 4/2 Kampung Babakan, Desa Sukarama, Kecamatan Bojongpicung. Dari hasil penggerebekan itu, berhasil disita sejumlah peralatan militer yang biasa digunakan TNI AD dan sejumlah data yang berkaitan dengan organisasi kemiliteran. (cis)

TRIBUN 

Rawan Ancaman, Indonesia Perkuat Batas Laut

Foto: AFP Foto: AFP JAKARTA - Indonesia merupakan negara dengan batas wilayah perairan laut yang sangat luas dan strategis. Oleh sebab itu, Indonesia rawan terhadap gangguan keamanan di sejumlah batas kelautannya.

Hal tersebut diakui oleh, Laksamana (Purn) TNI Sumarjono. Menurutnya, Indonesia memiliki lima Choke Point strategis yang menjadi penentu perdagangan di seluruh dunia, melalui jalur laut dari sembilan Choke Point yang ada di seluruh dunia.

"Indonesia memiliki lima Choke Point dari sembilan Choke Point di seluruh dunia. Artinya, Indonesia sangat strategis di bidang perdagangan," ucap Sumarjono, di Jakarta, Rabu (19/2/2014).

Karena hal tersebut, wilayah batas perairan laut Indonesia harus memiliki pertahanan yang kuat, agar tidak diambil oleh negara lain. Menurut Sumarjono, untuk memperkuat pertahanan batas perairan laut Indonesia, harus dengan memperkuat alutsista.

"Untuk itu tentunya kita memerlukan suatu alutsista untuk melaksanakan pengamanan wilayah tersebut," tukas Sumarjono. (faj)

oke zone 

Perlu Ada Polemik Seperti Kasus KRI Usman Harun Agar Tumbuhkan Nasionalisme


Perlu Ada Polemik Seperti Kasus KRI Usman Harun Agar Tumbuhkan Nasionalisme
Jenis Kapal Perang Multi Role Light Frigate Buatan Inggris 
JAKARTA - Pemberian nama KRI Usman Harun hingga saat ini masih menjadi polemik antara Indonesia dan Singapura. Negeri itu  menganggap pemberian nama tersebut dinilai kontroversial.Anggota Komisi I DPR RI Kol (Purn) Guntur Sasono mengatakan perseteruan kecil sebenarnya wajar dan justru diperlukan untuk menumbuhkan semangat nasionalisme di dalam diri masyarakat Indonesia.Lebih jauh anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) periode 2009-2014 mengingatkan, masyarakat Indonesia juga jangan lupa, Indonesia adalah negara terbesar di ASEAN.

“Kalau negara besar seperti Indonesia lantas langsung emosi hanya karena masalah kecil, mau jadi apa negara kita. Apakah akan jadi kancah peperangan dan perseteruan seperti yang terjadi di Timur Tengah? Kan tidak pantas,” jelas pria kelahiran Madiun, 2 Juli 1946 yang kini duduk di Komisi I yang membidangi soal Pertahanan, Luar Negeri, dan Informasi. Akan tetapi, lanjut Guntur, sebenarnya bila harus terjadi perseteruan yang berujung kepada peperangan, bukan masalah karena Indonesia memiliki persenjataan yang jauh lebih besar dibanding Singapura. “Tapi Indonesia kan negara cinta damai. Indonesia saat ini merupakan negara besar yang sistem demokrasinya sangat dihargai dunia. Kalau masalah seperti ini bisa diselesaikan dengan cara baik-baik, tidak perlu harus ada perseteruan,” ujar Guntur yang juga Ketua Panitia Kerja (Panja) RUU Rahasia Negara dari Fraksi Partai Demokrat DPR. Guntur menegaskan, masyarakat Indonesia sebaiknya tidak terpancing dengan hal-hal yang akan merusak citra Indonesia di mata dunia.

“Bapak presiden sudah melakukan langkah yang benar dengan melakukan diplomasi damai, bukan dengan kekerasan. Kita perlu apresiasi. Kalau berhasil, nama Indonesia akan harum di mata dunia. Harga diri bangsa di atas segalanya, kemerdekaan adalah segalanya, nasionalisme juga di atas segalanya. Kita boleh berseteru dengan bangsa lain, tapi Indonesia adalah negara cinta damai,” ujarnya. Guntur mengatakan, pemberian nama KRI Usman Harun sudah seharusnya, mengingat Usman Harun adalah pahlawan nasional. “Kita adalah Indonesia dan kita adalah bangsa yang menghargai jasa pahlawannya. Pemberian nama itu sudah tepat,” tutup Guntur. Senada dengan Guntur Sasono, politisi Partai Demokrat, Ulil Abshar Abdalla mengatakan pemberian nama KRI Usman Harun oleh pemerintah sudah tepat.

“Kita mengerti tentang keberatan Singapura, tetapi Singapura juga tidak punya hak untuk mengintervensi keputusan pemerintah untuk memilih nama tersebut karena sudah melalui prosedur. Untuk menyelesaikan polemik ini, harus dengan kepala dingin. Karena masing-masing baik Indonesia maupun Singapura memiliki berbagai kepentingan. Entah itu masalah perdagangan, pendidikan, imigrasi, dan sebagainya,” papar pria yang dianggap sebagai tokoh Islam Liberal di Indonesia ini.

TRIBUNNEWS

SEA RIDER TIBA DI LANAL RANAI

 
Untuk menambah kekuatan pengamanan di Sekitar perairan perbatasan pulau terluar, Mabes TNI menambah sarana patroli cepat Sea Rider untuk Lanal Ranai yang nantinya dapat difungsikan sebagai alat monitor langsung ke lapangan. Sea Rider yang bermesin ganda Suzuki DF 250 four stoke 250 HP tersebut dibawa oleh KRI Banjarmasin-592 Senin 17 Februari 2014 lalu.
Boat Construction – LOA : 11,3 m ; 3,1 m, Inflatable Collar 9 Compartment, penyerahan Sea Rider kepada Lanal Ranai diterima langsung oleh Pasops Lanal Ranai Mayor Laut (P) Hendrik Kurniawan yang mewakili Komandan Lanal Ranai dari Komandan KRI Banjarmasin-592 yang diwakili Kadiv Muat KRI Banjarmasin-592 Lettu Laut (P) Teddy F di Dermaga Pertamina Selat Lampa, Kecamatan Pulau Tiga Kabupaten Natuna setelah KRI Banjarmasin-592 melaksanakan Debarkasi Pasukan Marinir yang tergabung dalam Satgas ENCAP (Engineering Civic Action Project) di Kabupaten Natuna.
Hari Selasa tanggal 18 Pebruari 2014 dilanjutkan dengan Sea Trial terhadap Sea Rider di Perairan Selat Lampa, on board di Sea Rider yang diawaki oleh Serka Saa M. Ramli, Pasops Lanal Ranai  Mayor Laut (P) Hendrik Kurniawan, Pasminlog Lanal Ranai Kapten Laut (T) Iriawan Zaenal M dan Kasatbek Lanal Ranai Kapten Laut (S) Eddy. Sea Trial berjalan dengan aman dan lancar. 

Singapura Batalkan Patroli Indosin Melalui Pesan WhatsApp


Singapura Batalkan Patroli Indosin Melalui Pesan WhatsApp
Dok Bakorkamla
BATAM - Singapura batal mengikuti Patroli Terkoordinasi (Patkor) Indonesia-Singapura (Indosin) ke-87 di Selat Malaka. Gugus Keamanan Laut Armada Kawasan Barat (Guskamlabar) telah menggelar operasi itu sesuai jadwal, 17 Februari 2014, tanpa unsur Angkatan Laut Singapura.

Biasanya kegiatan tahunan ini bekerja sama dengan Singapura. Jalinan kerja sama ini sudah dilakukan bertahun-tahun. Setiap tahun kegiatan patroli terkoordinasi itu digelar dua kali atau selama dua periode. Target operasi Indosin ini terkait kejadian kejahatan atau pun kecelakaan di Selat Malaka atau perbatasan perairan Indonesia-Singapura, seperti Selat Philips, Selat Singapura, dan Selat Malaka.

Komandan Gugus Keamanan Laut Kawasan Barat, Laksamana Pertama Harjo Susmoro, menepis kabar batalnya Singapura bergabung, karena alasan hangatnya polemik penamaan Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Usman Harun, yang membuat pemerintah Singapura meradang. "Terkait Usman Harun sangat kecil kaitan" ujar Harjo kepada Tribun Batam di Kantor Guskamlabar Batam Centre, Batam, Kamis (20/2/2014).

"Dan hanya Tuhan yang tahu," imbuh jenderal kelahiran Tegal, Jawa Tengah tahun 1965 itu. Ia menambahkan, Singapura beralasan tidak bisa mengikuti operasi itu, dengan alasannya tengah banyak kegiatan dan minta diundur pada Maret 2014. Namun pihak Guskamlabar tak menyanggupi karena memiliki agenda di bulan itu. Padahal kesepakatan sudah terjadi pada 17, 18, 19 Februari 2014 untuk dilakukan evaluasi terkait Indosin tahun sebelumnya. "Jadi bukan batal, tapi Singapura minta undur dan kita tidak bisa. Artinya ada tidaknya Singapura kita tetap jalan. Namanya operasi rutin. Dan tidak ada pengaruh.

Lagi pula operasi ini bisa digelar sepanjang waktu karena waktunya 360 hari," ujar jenderal bintang satu yang bertugas menggantikan Laksamana Pertama TNI Arusukmono Indra Sucahyo. Harjo menceritakan, ketidakikutsertaan Singapura itu disampaikan Komandan Maritime Security Task Force (MSTF) Singapore kepadanya melalui aplikasi WhatsApp.

Harjo kemudian membacakan isi pesan perwira berpangkat kolonel itu, bahwa Singapura meminta mundur jadwal Indosin dari 17 Februari ke tanggal 28 Maret 2014 karena banyak kegiatan. Namun Harjo menyebutkan pada bulan Maret mempersiapkan kegiatan Multilateral Naval Exercise Komodo (MNEK) 2014 yang akan berlangsung di Batam, mulai Maret-April 2014 di Kota Batam, Kepulauan Riau. "Jadi kita tidak bisa memenuhi permintaannya karena Maret itu kita persiapan Multilateral Naval Exercise Komodo," ujar Harjo usai membacakan pesan dari Komandan MSTF Singapura dalam Bahasa Inggris. Kegiatan MNEK ini akan dilaksanakan di perairan Anambas dan Natuna, Kepri, yang memiliki laut yang luas. Peserta dari mancanegara. Para peserta dipastikan ke Indonesia melalui transit Bandara International Changi, Singapura.

Harjo mengakui selama ini kegiatan tersebut digelar antara dua negara bertetangga, Singapura dan Indonesia. Tujuan operasi, selain menjalin kerja sama dalam penanganan keamanan di Selat Malaka. Dalam operasi itu, rencananya Guskamlabar mengerahkan empat Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) serta sekitar 270 personel.Sejauh ini antara Indonesia dan Singapura memang saling memiliki kepentingan dan ketergantungan, terutama dalam soal pengamanan Selat Malaka. Bagi Harjo, Indonesia tidak merugi dengan tidak ikutnya Singapura. "Yang rugi itu Singapura. Kepentingan mereka untuk keamanan perairan selat Malaka itu lebih besar dampaknya kepada Singapura," kata dia. Kendati demikian, Indonesia, menurut Harjo, juga memiliki kepentingan manakala dalam menindak pelaku kejahatan di laut yang kabur ke wilayah perairan Singapura.

Apalagi Harjo mengakui, peralatan dan kecanggihan Singapura memang lebih baik dari Indonesia. Singapura memiliki peralatan canggih untuk menyebarkan semua kejadian yang berada di laut. "Mereka punya pusat informasi. Kita belum miliki lembaga yang fokus mengurus itu," kata dia. Sehingga, lanjutnya, dengan peralatan yang canggih tersebut, Singapura dengan mudah mengirim informasi ke kapal-kapal internasional yang berlayar di Selat Malaka. "Jadi kapal-kapal pun sering ngasih info soal kejadian di laut ke mereka (Singapura)," ucap Harjo.

Harjo pun meminta tidak dikait-kaitkan tidak bergabungnya Singapura dalam operasi tersebut. Pasalnya, selama ini kerja sama TNI AL dengan angkatan laut Singapura, tidak itu saja, namun ada sekitar 30 kegiatan. "Kalau Guskamlabar ada satu lagi biasanya ISBS (Indonesia-Singapura Bakti Sosial) yang biasanya digelar pertengahan tahun," ucap Harjo yang didampingi sejumlah stafnya.

Tribun

Thursday 20 February 2014

Kapal Selam Rusia Atau Turki


Peninjauan Kapal selam Kilo (KBRI Moscow)

Jakarta:- Ketua Komisi I DPR RI Mahfudz Siddiq mengatakan kapal selam buatan Rusia dan Turki saat ini menjadi pertimbangan untuk didatangkan ke Indonesia.

Pembelian kapal selam tersebut merupakan program untuk memenuhi kekuatan persenjataan minimal dalam upaya menjaga perairan Indonesia yang membutuhkan setidaknya 12 kapal selam.

"Ini kan membutuhkan paling sedikitnya 12 kapal selam untuk mengcover 3 ALKI di wilayah selatan dan sebagaian wilayah utara kita butuh sekitar 12. Sekarang ini kita dengan Korsel ada kontrak tiga kapal selam dan kalau kita akan lihat kontrak produksinya itu akan selesai 2018," kata politisi PKS ini saat di temui Teraspos usai rapat dengan Menteri Luar Negeri.

Mahfudz mengatakan pembuatan kapal selam Changbogo ketiga yang rencana dibangun di Indonesia saja membutuhkan waktu yang banyak dan uang banyak sehingga paling mungkin Indonesia akan melakukan pembelian secara langsung.


"Nah sekarang ada dua penawaran antara Rusia kilo Class dan Turki melakukan penawaran. Dari komisi I kita akan kirim ke Rusia dan Turki untuk melihat ini semua."

"Untuk kilo Class sangat memungkinkan untuk tiga ALKI untuk wilayah dibagian selatan," kata dia.(*)


Kemungkinan Penawaran Kapal Selam Turki

Teraspos

Di Balik Hidangan yang Lezat, Ada Juru Masak TNI A L yang Handal





Tugas mulia saat ini tengah diemban lima personel Marinir yang sehari-harinya bertugas di Menbanpur 1, Karangpilang, Surabaya. Mereka adalah para juru masak terpercaya yang telah teruji kepiawaiannya dalam menyiapkan hidangan lezat untuk para pengungsi yang tersebar 35 titik penampungan.


Salah satu di antaranya adalah Serda RUM Dani Ariwibowo. Menurut putra asli Pasuruan ini, dalam sekali masak dirinya dengan dibantu oleh 4 kawannya harus menyiapkan tidak kurang dari 4.500 porsi bagi para pengungsi.


Ketika ditanya tentang personel dari instansi lain yang membantunya, Dani menyampaikan bahwa ia juga masih dibantu oleh personel dari PMI.


“Kawan-kawan dari PMI bekerja di dapur umum ini secara bergantian. Setiap hari ada 3 personel yang diperbantukan. Sementara kami bekerja secara full time. Tidak ada sistem pergantian giliran. Meskipun demikian, insya Allah, kami tetap kuat sebab ditunjang dengan fisik yang cukup terlatih,” lanjut penggemar nasi rawon ini.


Dani merasa bangga dengan tugas yang diembannya tersebut. Diakuinya, pekerjaan memasak tersebut sekalipun identik dengan kegiatan perempuan, tapi sangat mulia. Secara materi Dani tidak dapat memberikan materi secara berlebihan kepada para pengungsi. Tapi, dengan tenaga dan keahliannya ia bisa sedikit meringankan beban penderitaan mereka.


“Semoga sumbangsih kami dalam wujud tenaga ini dapat sedikit menghapus luka batin para pengungsi. Semoga menu sederhana yang kami sajikan tidak mengecewakan mereka,” kata bintara TNI AL tersebut. (Dispenarmatim)

Bakorkamla Jajaki Kerjasama dengan Rusia

Dubes RI bersama Kalakhar Bakorkamla
Delegasi Badan Koordinasi Keamanan Laut (Bakorkamla) RI yang dipimpin oleh Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar), Laksdya TNI Bambang Suwarto telah melakukan kunjungan kerja ke Federasi Rusia pada tanggal 17-23 Februari 2014.

Kunjungan diadakan dengan tujuan untuk menjajaki peluang kerjasama dan bertukar pengalaman dengan pihak-pihak yang menangani bidang kelautan/perairan di Rusia mengenai pengelolaan early warning system yang dikaitkan dengan penggunaan radar. Kunjungan tersebut juga dilaksanakan guna mendukung upaya peningkatan sumber daya manusia di Bakorkamla.

Dalam kesempatan pertemuan Delegasi Bakorkamla dengan Duta Besar RI Moskow, Djauhari Oratmangun, telah dibahas mengenai arti penting dan posisi strategis aspek kemampuan nasional di bidang keamanan laut dalam menjaga keutuhan NKRI.

Menurut Laksda TNI Bambang Suwarto, Bakorkamla memiliki potensi kerjasama yang dapat dikembangkan dengan pihak Rusia, antara lain dalam melengkapi Regional Coordinating Center (RCC) Bakorkamla terutama di daerah perbatasan dengan Radar Jarak Jauh/Over the Horizon (OTH) yang menjangkau jarak 200 s.d 250 NM.

Sebagai negara yang sama-sama memiliki luas laut dan wilayah perairan yang luas, Indonesia-Rusia memiliki kepentingan serupa terkait isu keamanan dan keselamatan laut. Rusia sebagai negara yang memiliki kemampuan teknologi pendeteksian maju menjadi salah satu mitra yang dapat memenuhi kebutuhan peralatan/ perlengkapan bidang keamanan dan keselamatan laut di Indonesia. 

Australia Akui Hubungan dengan Indonesia Melesu

Retaknya hubungan Indonesia dan Australia menyusul insiden pelanggaran kedaulatan diakui oleh Panglima Militer Australia, David Hurley. Kendati tidak akan mencapai titik nadir, hubungan kedua negara belum akan pulih.
Hubungan Indonesia dan Australia sedang "melesu", menyusul aktivitas angkatan laut yang berulangkali melanggar kedaulatan Indonesia ketika menggelar operasi anti pengungsi, kata Panglima Angkatan Bersenjata Australia, Jendral David Hurley.

Hurley mengklaim pihaknya telah berkomunikasi dengan perwira Indonesia setelah laporan internal pemerintah di Canberra mengungkap enam pelanggaran kedaulatan "yang tidak disengaja" oleh angkatan laut antara Desember dan Januari silam.
"Seperti juga kami, mereka kecewa kesalahan itu terjadi. Tapi mereka mengerti bagaimana hal itu bisa terjadi," katanya kepada kantor berita ABC. "Dan saya kira, di akhir pertemuan, terutama antara panglima angkatan laut, terdapat kesepakatan bahwa laporan tersebut sudah akurat dan lengkap dan mereka menerima penjelasan kami."

Titik Nadir Hubungan

Insiden tersebut terjadi ketika angkatan laut Australia menggelar operasi "Sovereign Borders" untuk memulangkan kapal pencari suaka yang kebanyakan datang dari Indonesia. Sejak pemerintahan konservatif di bawah Tony Abott berkuasa, Australia menjalankan kebijakan keras terkait arus pengungsi ilegal.
Hurley mengakui, aktivitas ilegal angkatan laut Australia semakin membebani hubungan kedua negara yang sudah retak sejak skandal spionase. Pemerintah lantas membekukan berbagai bentuk kerjasama, termasuk di antaranya kerjasama militer dan aktivitas anti penyeludupan manusia.
"Kami masih berbicara satu sama lain. Kami masih melakukan sejumlah aktivitas bersama dan saya tidak yakin kedua pihak akan mengurangi kerjasama hingga ke titik nadir. Dan faktanya kedua negara ingin melanjutkan hubungan yang harmonis," ujar Hurley.

Tantangan buat dua negara
Sementara itu Kementrian Politik, Hukum dan Keamanan Indonesia berencana meningkatkan patroli militer di perairan selatan. Langkah tersebut diambil guna mencegah terjadinya pelanggaran kedaulatan di masa depan.

Menteri Luar Negeri Julie Bishop mengakui Indonesia dan Australia sedang "menghadapi tantangan dan sebab itu kami akan mengupayakan segala cara untuk menemukan solusinya." Bishop juga mengklaim kedua pihak telah mencapai kemajuan terkait kode etik hubungan yang diusulkan Indonesia sebagai syarat normalisasi.

"Kami melalui pembicaraan yang panjang pekan lalu dan hasilnya sangat produktif," katanya usai bertemu Menlu, Marty Natalegawa. "Tapi saat ini hubungan kami di beberapa area tetap akan berlanjut."

dw.de

TNI AU Tingkatkan Kemampuan Operasi Informasi

TNI AU Tingkatkan Kemampuan Operasi InformasiMenurut Brigjen TNI Rully Nursanto, sistem persandian negara adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan pengamanan informasi rahasia negara

Jakarta:
TSUNAMI Globalisasi telah melanda dunia akibat kemajuan teknologi informasi, komunikasi, dan transportasi.

Barang siapa yang menguasai informasi, baik memiliki, menciptakan, menyalurkan, mengolah atau mendistribusikan informasi akan memiliki kekuatan untuk menguasai instrumen kekuatan nasional dalam persaingan global.

Demikian pernyataan Kasau Marsekal TNI IB Putu Dunia dihadapan pejabat TNI AU strata kolonel keatas se-Jakarta yang menghadiri acara coffee morning di Mabesau Rabu (19/2/2014).

Acara diawali dengan penandatanganan Mou antara TNI AU, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), dan Lembaga Sandi Negara (Lemsaneg) terkait penyelenggaraan pengamanan persandian dan pengamanan teknologi informasi.

Kegiatan dilanjutkan dengan sosialisasi Peran Lemsaneg Dalam Pengamanan Informasi Untuk Mendukung Pertahanan Dan Keamanan NKRI yang dibawakan oleh Deputi III Lemsaneg Brigjen TNI Rully Nursanto.

Kasau mengatakan, terbongkarnya kasus kebocoran informasi seperti penyadapan dan penyerangan oleh badan - badan intelejen asing terhadap situs serta jaringan milik pemerintah, berdampak pada kerusakan dan hilangnya data yang terdapat pada server.

"Ketidaktahuan kita sampai ada informasi lewat media dari pembocor merupakan contoh kurangnya kewaspadaan dan kesadaran pentingnya pengamanan dan penggunaan teknologi informasi. Upaya pengamanan tidak hanya sebatas pada penggunaan teknologin namun lebih kepada kesadaran tentang pengamanan informasi oleh sumber daya manusia kita," tegas Kasau.

Menurut Brigjen TNI Rully Nursanto, sistem persandian negara adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan pengamanan informasi rahasia negara meliputi data dan informasi terkait jaringan komunikasi yang digunakan.

Untuk itu, TNI khususnya TNI AU harus terintegrasi dengan Lanud - Lanud yang ada disetiap jajarannya untuk melakukan persandian, dimana diawaki langsung oleh orang - orang intelejennya.
 pelita online 

Satkopaska Koarmatim Tingkatkan Kemampuan Tempur




Usai melaksanakan latihan di Markas Komando Armada RI Kawasan Timur (Mako Koarmatim) Surabaya, Satuan Komando Pasukan Katak (Satkopaska) Koarmatim melanjutkan asah ketrampilan tempurnya dalam K-2 “Cantoka Sena Yudha “ tahun 2014, baik perorangan maupun tim di sekitar perairan pantai Pasir Putih, Situbondo.

Latihan pemantapan di lapangan ini, berlangsung mulai tanggal 9- 20  Februari 2014. Kegiatan dimulai dari pukul 09.00 – 23.00 wib dengan materi penyelaman pencarian dengan system Cirle dan Jack Stay, penyelaman dalam dan pencarian, pergerakan ke pantai / sneak attack, penghancuran dermaga, gerakan perorangan dan tim melalui media bawah air.

Seluruh rangkaian kegiatan latihan periodik itu diawali dengan renang malam, sejauh 3 mile laut ketinggian gelombang 1,5 meter di tengah kegelapan malam dan gelombang, seluruh pasukan khusus TNI Angkatan Laut yang bermarkas di Surabaya itu, berenang dan menyelam untuk sampai ke pantai pendaratan dengan menggunakan peralatan selam open circuit, alat selam semi sampai peralatan selam close circuit LAR VII yang tidak mengeluarkan gelembung udara.

Menurut Komandan Satuan Komando Pasukan Katak (Dansatkopaska) Koarmatim Kolonel Laut (E) Y. Bramantyo, seluruh rangkaian latihan ini diakhiri dengan Full Mission Profile (FMP) yang dilaksanakan satu hari penuh. Seluruh personel yang terlibat dalam latihan, dibagi menjadi lima tim dan masing-masing tim mendapat tugas untuk menghancurkan sasaran di air maupun di darat dengan menggunakan bahan peledak,” Kata Dansatpaska Koarmatim. (Dispenarmatim) 

Bandara Internasional Adisutjipto di buka, Hercules C-130 terbang pertama


Pesawat angkut milik TNI Angkatan Udara, Hercules dengan nomor penerbangan A-1316, Rabu (19/2) jam 12.00 WIB bertolak meninggalkan Base Ops Lanud Adisutjipto menuju Pangkalan Udara Abudrahman Saleh Malang menandai dibukanya kembali Bandara Internasional Adisutjipto Yogyakarta setelah 5 hari ditutup karena abu vulkanik G Kelud.
Pesawat angkut milik TNI Angkatan Udara, Hercules dengan nomor penerbangan A-1316, Rabu (19/2) jam 12.00 WIB bertolak meninggalkan Base Ops Lanud Adisutjipto menuju Pangkalan Udara Abudrahman Saleh Malang.
Penerbangan ini menandai dibukanya kembali Bandara Internasional Adisutjipto Yogyakarta setelah 5 hari ditutup karena abu vulkanik G Kelud. Take of pesawat Hercules tersebut disusul dengan mendaratnya pesawat Mandala dari Jakarta, Eskspres Air dari Pekanbaru, Asia Air dari Pontianak, dan maskapai lainnya. Sedang Maskapai penerbangan sipil yang sempat bermalam di Yogyakarta akhirnya Garuda berangkat dengan tujuan Jakarta, dan menyusul City Link dan Wing Air.
Pesawat Hercules A 1316 dari Makasar seyogyanya akan menuju Jakarta akhirnya harus menunggu hingga 5 hari hingga kondisi bandara normal, bersama dengan pesawat-pesawat sipil lainnya telah beberapa hari berselimut abu vulkanik dan terkurung menginap di Base ops Lanud Adisutjipto maupun appron Bandara Internasional Adisutjipto karena terkendala oleh abu vulkanik Gunung Kelud Jawa Timur yang meletus beberapa hari yang lalu.
Walaupun terletak jauh dari Gunung Kelud, keberadaan Pangkalan Udara Adisutjipto juga terkena dampak dari meletusnya Gunung yang berada di Jawa Timur ini. Pangkalan yang terletak kurang lebih 400km sebelah barat dari gunung yang sedang meletus itu, terselimuti debu abu vulkanik di sepanjang Run Waynya, dan menjadikan penerbangan militer, operasi pendidikan dan penerbangan sipil tidak dapat beraktivitas.
Komandan Pangkalan TNI AU Adisutjipto Marsekal Pertama TNI Agus Munadar, SE, melalui Komandan Wingdikterbang mengatakan “ bahwa setelah hasil rapat dengan pihak otoritas bandara dan mendengarkan masukan dari semua pihak akhirnya tepat pukul 00 UTC atau 12.00 pesawat herkules diijinkan Take off menuju Lanud Abd malang.” Dengan dibukanya bandara ini otomatis semua presedur telah dilalui dan dinyatakan aman buat penerbangan jelasnya.
Dioperasikannya Bandara Udara Internasional Adisutjipto diputuskan sehari sebelumnya oleh Kepala otoritas wilayah III Bandara Kementrian Perhubungan, Muhamad Alwi dan Komandan Lanud Adisutjipto. Dari Inspeksi yang dilakukan oleh Tim Angkasa Pura I Bandara Adisutjipto, Lembaga Perum Penyelenggara Navigasi Penerbangan Indonesia, Kemenhub menyimpulkan Bandara sudah siap dibuka kembali.


TNI AU

SURVIVORS DILATIH BERTAHAN HIDUP DI DARAT DAN LAUT



Tampak satu regu sebagai peserta Latihan Survival Dasar 2014 Wing I Lanud Halim Perdanakusuma, Rabu (19/2) menyeberangi Sungai Cikeruh, Banggala Mulya, Kalijati Subang dalam pelajaran kompas jalan peta, yang disertai pula oleh Dirlat Kol Pnb Y. Aditya Permana. (Photo Pen Lanud Halim Perdanakusuma).

Pelatih Latihan Survival Dasar 2014 dari Batalyon Komando 461 Paskhas, Rabu (19/2) menunjukkan cara melumpuhkan ular sebelum diolah untuk makan siang bagi para peserta Latihan Survival Dasar 2014 Wing I Lanud Halim Perdanakusuma di Perkebunan Karet di Desa Cipendeuy. (Photo Pen Lanud Halim Perdanakusuma).
Latihan Survival Dasar 2014 Wing I Lanud Halim Perdanakusuma di Kalijati, baru-baru ini adalah melatih keterampilan peserta agar mampu untuk bertahan hidup di hutan dan lautan. Untuk itu, 76 orang sebagai peserta latihan survival dasar (survivors) harus merasakan berbagai kondisi seolah-olah benar-benar terdampar di hutan dan lautan, agar naluri bertahan hidupnya tumbuh dalam diri tiap-tiap peserta.
Dalam arahannya di lapangan pinggiran hutan Desa Banggala Mulya, Komandan Latihan (Danlat) Mayor Pnb E. Wisoko A., S.E., M.Si (Han) yang didampingi para pelatih dari Prajurit Paskhas Batalyon Komando 461 dan Kompi Senapan “B” Paskhas Lanud Suryadarma menjelaskan rangkaian kegiatan yang harus dilalui survivors. Menurut Danlat survivors yang merupakan crew pesawat terbang harus mengetahui dan merasakan kehidupan di hutan maupun lautan, apabila suatu saat terjadi accident dalam penerbangan. Dengan berlatih merasakan hidup di hutan dan lautan, mental dan fisik peserta akan terbina dengan baik.
Kegiatan pertama bermalam di hutan, survivors melanjutkan kembali latihan kompas siang dengan jarak sekitar 7 kilometer menuju pos di Desa Cigerong. Dalam perjalanan yang diikuti pula Dirlat Kol Pnb Y. Aditya Permana tersebut rintangannya meliputi dua kali menyeberangi Sungai Cikeruh di lokasi berbeda, melewati hamparan sawah yang luas dan sampai di pos Perkebunan Karet Desa Cihuni, Cipeundeuy. Sebelum makan siang, 8 regu peserta diperkenalkan macam-macam tumbuhan dan hewan yang dapat dikonsumsi apabila terdampar di hutan. Untuk itu, peserta selain ditunjukkan jenis-jenis tanaman hutan kemudian mengolahnya untuk dimakan juga praktek melumpuhkan, mengolah dan memasak ular sebelum menjadi hidangan makan siangnya.
Usai menjalani keterampilan bertahan hidup di hutan, peserta mulai dilatihkan bertahan hidup di lautan dimulai penyeberangan basah di Danau Cihuni. Selain menyeberagi danau, survivors dilatihkan macam-macam teknik bertahan hidup di lautan (sea survival) oleh Pelda S. Joni, Staf Alat Keselamatan Terbang (Alkat) Koopsau I. Teknik sea survival yang dilatihkan berenang regu untuk menuju perahu di tengah lautan, membalikkan perahu sebagai tempat perlindungan dari musuh, memanfaatkan dukungan logistik dari helikopter sebagai pasukan kawan, renang formasi dan renang formasi lingkaran serta berdiam/bermalam di perahu untuk bertahan hidup sambil menunggu datangnya pertolongan dari Tim SAR, esok harinya.
Pada hari ketiga dikenalkan dengan teknik evakuasi survivors dari lautan menggunakan Helikopter, sebelum upacara penutupan sebagai tanda latihan berakhir.


TNI AU

Australia Ingin Indonesia Bantu Selesaikan Masalah

Australia Ingin Indonesia Bantu Selesaikan Masalah
Sekoci untuk memulangkan imigran dari Australia.. theaustralian.com.au

Jakarta: Hubungan Indonesia dan Australia seperti berada di titik nadir selepas insiden penyadapan dan pengapalan sejumlah imigran ilegal belakangan ini. Indonesia menghentikan sejumlah kerjasama dua negara setelah Intelijen Australia diketahui menyadap komunikasi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan pejabat tinggi Indonesia lainnya. Ini diperparah oleh kebijakan Australia dalam menangani imigran ilegal.

Alan Dupont, Profesor Keamanan Internasional di Universitas New South Wales, berpendapat hubungan Indonesia dan Australia harus segera diperbaiki, karena ongkos yang ditanggung kedua negara terlalu besar jika "perang dingin" ini terus berlangsung. Berikut wawancara Bunga Manggiasih dari Tempo dengan Alan Dupont usai ia menjadi pembicara diskusi soal imigran ilegal dan revitalisasi hubungan Indonesia-Australia di Hotel Four Seasons, Jakarta, Rabu 19 Februari 2014:

Bagaimana cara mengatasi masalah imigran ilegal yang membuat hubungan Indonesia dan Australia memburuk?
Tidak ada jawaban mudah. Dan ini bukan hanya masalah Indonesia dan Australia. Tapi kita bisa memperbaiki sejumlah aspek dalam hubungan ini.
Pertama, kedua negara harus melanjutkan kerja sama bilateral yang beberapa di antaranya sekarang sedang dihentikan. Salah satu caranya ialah pemimpin kedua negara harus mengirimkan gestur politik yang menunjukkan Indonesia dan Australia sama-sama ingin memperbaiki hubungan. Bali Process, konferensi sejumlah negara untuk mengatasi imigran ilegal yang digagas Indonesia dan Australia, adalah salah satu hal yang penting untuk dilanjutkan. Tapi ada ruang besar juga untuk inisiatif bilateral Indonesia dan Australia. Karena, ini masalah Indonesia juga, bukan cuma masalah Australia, meski ada orang yang melihat ini cuma problem Australia.

Indonesia merasa hanya jadi korban karena imigran gelap itu sebetulnya melintasi Indonesia dalam perjalanan menuju Australia. Apa pendangan Anda soal pandangan seperti itu?
Kita semua bisa berargumen menjadi korban, baik Indonesia, Australia, maupun orang-orang malang yang diselundupkan. Tapi kalau kita terus berpikir diri sendiri sebagai korban, kita tidak membuat kemajuan. Saya memilih tidak mendiskusikannya dalam kerangka pemikiran seputar korban, tapi respons konstruktif apa yang bisa kita berikan untuk problem kompleks tersebut. Tidak ada solusi mudah di sini.
Memang ada yang melihat ini masalah Australia. Tapi kalau kita lihat secara objektif, Indonesia dirugikan juga oleh problem ini. Saya harap teman-teman di Indonesia bisa melihatnya. Kami tentu tidak berharap Indonesia punya tongkat ajaib yang bisa digunakan untuk menyelesaikan masalah. Kami ingin Indonesia membantu menyelesaikan masalah untuk kebaikan kedua negara.

Menurut Anda, apakah sejauh ini respons Indonesia terhadap masalah ini sudah cukup kooperatif?
Saya pikir, sebelum masalah penyadapan terungkap, ada kerja sama yang cukup erat di antara kedua negara. Misalnya, ada kerja sama antara polisi, tentara, dan sebagainya. Kita sudah berjalan ke arah yang benar sampai semuanya terhenti karena terkuaknya kasus penyadapan beberapa bulan lalu. Yang diuntungkan adalah para penyelundup manusia (people smugglers), karena tekanan terhadap mereka malah berkurang. Saya sarankan kerja sama keamanan Indonesia dan Australia yang kini terhenti, dilanjutkan untuk mencegah para imigran ilegal.
Saya rasa salah satu masalah Indonesia adalah Anda tidak punya pemahaman menyeluruh tentang jumlah orang yang memasuki Indonesia secara ilegal, Anda mungkin tak punya kapasitas cukup dalam pengawasan (surveillance) dan intelijen untuk mengetahui berapa jumlah mereka, mengapa mereka datang dan tinggal di Indonesia, siapa saja penyelundup manusia ini dan bagaimana mereka beroperasi. UNHCR menyediakan data soal imigran ilegal, tapi sepertinya itu hanya sebagian kecil dari jumlah orang yang sebenarnya memasuki Indonesia. Ribuan orang masuk ke sini, dan tak semuanya bisa dikategorikan sebagai pengungsi. Banyak yang mungkin hanya mencari kesempatan ekonomi yang lebih baik. Misalnya, imigran dari Iran kebanyakan dari kelas menengah yang secara ekonomi cukup baik, dan mereka mencari tempat yang lebih bagus. Mereka tentu bukan pengungsi, dan kita perlu mendiferensiasi mana yang pengungsi, pencari suaka, dan migran lainnya, serta bagaimana menanganinya.
Yang jelas, kita tak bisa menunggu sampai pemilihan umum Indonesia selesai untuk memperbaiki hubungan kedua negara. Ongkosnya terlalu besar baik untuk Indonesia maupun Australia.

Apakah langkah-langkah itu bisa mengurangi imigran ilegal yang memasuki Australia?
Seharusnya begitu. Australia sebetulnya negara yang relatif terbuka untuk imigran. Saya juga imigran. Seperempat penduduk Australia adalah imigran, tidak dilahirkan di Australia. Kami menerima orang baru, tapi harus mengikuti proses, tidak semua bisa diterima. Sama seperti Indonesia, warga negara adalah prioritas bagi Australia. Kami mencoba menerima pencari suaka sebanyak mungkin, sebanyak kemampuan kami, tapi kami tidak bisa menerima semuanya.

Anda mengatakan pemerintah Australia secara berkelanjutan punya kebijakan menghentikan perahu imigran ilegal, hanya metodenya saja berbeda. Tapi metode terakhir yang Australia pakai, mengirimkan mereka dengan perahu ke Indonesia, sangat berbeda...
Memang benar pemerintah Australia sekarang mengambil posisi lebih keras terhadap imigran ilegal. Tapi kebijakan utamanya tetap sama dengan pemerintah beberapa dekade terakhir. Indonesia maupun Australia setuju kita harus menyetop perahu mereka, tapi berbeda pendapat soal caranya.

Menurut Anda, apakah itu tidak melanggar hukum internasional, termasuk Konvensi PBB tahun 1951 tentang Pengungsi?
Ada yang bilang pemerintahan Tony Abbott melanggar hukum di sana. Saya bukan ahli hukum internasional, tapi saya berdiskusi dengan mereka dan mereka bilang itu tidak melanggar hukum internasional apapun. Memang tidak semua pengacara sepakat soal itu, tapi pengacara memang tak mungkin sepakat soal semuanya. Apa yang dilakukan Australia tidak ilegal. Anda bisa bilang itu salah secara moral, tapi itu tidak ilegal.

Antara masalah imigran ilegal dan penyadapan, mana yang harus diprioritaskan penyelesaiannya untuk memperbaiki hubungan kedua negara?
Saya pikir akan selalu ada masalah dalam hubungan antarnegara. Tapi kalau Anda fokus pada satu masalah dengan risiko mengorbankan hubungan secara keseluruhan, maka kita akan berjalan mundur. Anda harus mengutamakan keutuhan hubungan itu di atas masalah-masalah yang ada. Di masa lalu, tiap ada satu masalah, hubungan Indonesia-Australia kolaps, seperti saat jurnalis Australia di tahun 1986 mengkritik Soeharto. Hubungan baru pulih setelah tujuh tahun. Kita tidak bisa mengalami hal serupa lagi. Hubungan ini seperti dalam keluarga, harus diselesaikan karena orang-orangnya tetap ada di dalamnya. Akan selalu ada ketegangan dalam hubungan itu, tapi kita seharusnya mencari solusi, bukan memanasi isu tertentu, itu akan lebih konstruktif.

Tempo

RESIMEN KAVALERI–2 MARINIR GELAR LDD MENGEMUDI RANPUR



Dispen Kormar (Jakarta). Komandan Resimen Kavaleri-2 Marinir (Danmenkav-2 Mar) Kolonel Marinir Herry Djuhaeri yang diwakili oleh Wadan Menkav-2 Mar Letkol Marinir Supardi secara resmi membuka latihan Dinas Dalam (LDD) mengemudi Kendaraan Tempur (Ranpur) di garase Menkav-2 Mar, Cilandak, Jakarta Selatan, Rabu (19/02/2014).
Dalam sambutan Danmenkav-2 Mar yang dibacakan oleh Wadan Menkav-2 Mar menyampaikan, sebagai prajurit Resimen Kavaleri dihadapkan pada material kesenjataan berat yang harus kita pelihara dan kita rawat agar selalu siap mendukung pelaksanaan tugas yang dibebankan kepada kita. Untuk menjaga kesiapan personel tersebut maka pembinaan personel perlu diupayakan dan salah satunya adalah dengan pembinaan kemampuan mengemudi Ranpur.

Lebih lanjut, Danmenkav-2 Mar menekankan kepada seluruh peserta LDD agar mengetahui karakteristik dan bagian-bagian Ranpur serta mengetahui tehnik mengemudi yang baik dan benar.  Selain mampu menguasai Ranpur dengan baik, juga mengetahui prosedur penyiapan Ranpur dengan benar, mengetahui sistem kerja ranpur termasuk sistem alat komunikasi dan mampu memelihara dan memperbaiki Ranpur sampai dengan tingkat I dan II. 
Diakhir amanatnya Danmenkav-2 Mar menyampaikan kepada seluruh peserta LDD untuk mengikuti pelatihan ini dengan baik, dengan harapan bekal yang diterima dalam LDD ini dapat dipraktekan dan diterapkan di satuan masing-masing .
Turut hadir dalam upacara pembukaan LDD tersebut perwira Staf Menkav-2 Mar, Para Komandan Satlak Menkav-2 Mar serta Perwira undangan lainnya.