Pages

Saturday 30 August 2014

Tim Transisi Jokowi Petakan Keterbatasan Anggaran Pertahanan

KOMPAS IMAGES/KRISTIANTO PURNOMO Helikopter milik TNI Angkatan Darat terlihat di Monumen Nasional, Jakarta, Rabu (2/10/2013). Persiapan pameran Alat Utama Sistem Persenjataan TNI (Alutsista) ini untuk menyambut Hari Ulang Tahun (HUT) Ke-68 TNI pada 3-7 Oktober 2013 mendatang.


JAKARTA - Kelompok kerja (pokja) pertahanan dan luar negeri Tim Transisi pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla memetakan keterbatasan anggaran pertahanan Indonesia. Pemetaan itu dilakukan dalam rapat yang digelar di Kantor Transisi, Jakarta, Jumat (29/8/2014).
Anggota pokja pertahanan dan luar negeri, Yuddy Chrisnandi menjelaskan, berdasarkan analisanya, angka minimum essential forces (MEF) pertahanan nasional masih sangat rendah. Ia menyebutkan, APBN 2014 misalnya, hanya menyediakan Rp 84 triliun untuk kebutuhan tersebut.
"Itu baru di atas 50 persen dari anggaran yang dibutuhkan, harusnya bida dua kali lipat dari yang disediakan di APBN," kata Yuddy, Jumat malam.
Meski demikian, Ketua DPP Partai Hanura itu belum dapat memastikan kebijakan Jokowi-Jusuf Kalla di bidang pertahanan. Pasalnya, tim masih terus melakukan kajian, khususnya mencari formulasi untuk peningkatan kesejahteraan prajurit dan peremajaan alat utama sistem pertahanan (alutsista).
Rapat tersebut dipimpin oleh Direktur Eksekutif CSIS Rizal Sukma yang dipercaya menjadi ketua pokja pertahanan dan luar negeri. Pokja ini akan kembali menggelar rapat untuk memperdalam pemetaan masalah, dan merumuskan solusi, termasuk di bidang intelijen.
"Masih sangat banyak yang harus dipetakan," pungkasnya.

KOMPAS 

TNI AU Kerahkan Boeing B-737 dan CN-295 Cari WNA Hilang di Perairan NTB

cari-sub
BIMA – TNI AU dalam hal ini Lanud Rembiga dibawah kendali Koopsau II mengerahkan pesawat intai strategis Boeing B-737 dari Skadron Udara 5 Makassar serta Pesawat CN-295 dari Skadron Udara 2 untuk melakukan penyisiran dan pencarian korban Kapal wisata Versace Amara yang diduga tenggelam setelah menabrak karang‎ di perairan Pulau Sangeang, Kec Wera, Kab Bima, NTB. Kapal yang membawa 20 turis asing dan 5 awak kapal itu tenggelam pada hari sabtu 16 Agustus yang lalu sekitar pukul 20.00 WITA.
Sebagaimana konteks Lanud Rembiga sebagai pangkalan aju operasi, Komandan Lanud Rembiga Letkol Pnb Ardi Syahri, ST.,MM.,MMA beserta seluruh personel Lanud Rembiga siap mendukung dan membantu proses pencarian dua warga Negara spanyol korban kapal tenggelam di perairan pulau Sangeang, Kec Wera Kab. Bima NTB yang hingga kini masih belum diketemukan.
Pencarian sebelumnya telah menyisir sektor utara sampai 100 mil dari bima hingga ke pulau tengah kemudian kembali ke selatan menyusuri pantai utara ke pulau sangeang api hingga gili banta sampai pulau kelapa.
Di pencarian hari kedua Pesawat CN-295 tail number A-2907 dari Skadron 2 dengan Captain Pilot Mayor Pnb Dhian dan Copilot Kapten Pnb Anto bersama 6 crew menyisir wilayah pantai selatan bima hingga ke tambolaka hingga ke pantai timur lalu kembali ke pulau sangeang dan terbang sekitar 2 jam pencarian dengan menggunakan metode low level, dan terbang di ketinggian 2000 ft sampai dengan 1000 ft diatas laut untuk visual contact dengan sasaran.
cari-tengah
Turut serta dalam pencarian menggunakan pesawat CN 295  Kabasarnas Marsdya TNI FH Bambang Soelistyo, S.Sos dan Deputy Operasi Basarnas Brigjend TNI Tatang Zaenudin.
Pesawat Boeing B-737 dari Skadron Udara 5 Makassar juga turut terlibat dalam pencarian dan penyisiran di perairan sangeang, dengan Captain Pilot Mayor Pnb Iwan dan Copilot Lettu Pnb Muslih.
Danlanud Rembiga Letkol Pnb Adi Syahri, ST.,MM.,MMA menjelaskan Keterlibatan TNI AU dalam hal ini Koopsau II dan Lanud Rembiga khususnya sebagai Pangkalan Aju Operasi dalam mendukung pelaksanaan tugas Operasi Militer Selain Perang (OMSP)  TNI mutlak diperlukan sebagaimana diamanatkan dalam UU Nomor 34 Tahun 2004 tentang TNI.
Selain itu hal ini juga didasari oleh semangat jiwa kita untuk ingin bersatu padu menyelesaikan persoalan kesulitan manusia dalam memberikan perlindungan,  pertolongan dan penyelamatan warga bangsa, khususnya para korban kecelakaan pelayaran, penerbangan dan di lokasi-lokasi ekstrim lainnya.
cari-tengah-1

(Pentak Rembiga/sir)
Teks Gbr- Danlanud Rembiga Letkol Pnb Ardi Syahri, ST.,MM.,MMA berfoto bersama Kabasarnas Marsdya TNI FH Bambang Soelistyo, S.Sos sebelum CN-295 take off dari Bandara Internasional Lombok (BIL) memulai pencairan ke perairan Sangeang Bima.

Poskota 

Raungan Su-27/30MKI TNI AU bikin takjub warga Timika

Raungan Su-27/30MKI TNI AU bikin takjub warga Timika
Dokumentasi saat pesawat tempur Sukhoi Su-30MKI menggiring pesawat asing Boeing B-737 pada Latihan Sriti Gesit, di Pangkalan Udara TNI AU Sultan Hasanuddin, Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu (2/4). Latihan tersebut untuk meningkatkan kemampuan TNI AU memantau pergerakan pesawat asing yang melanggar wilayah udara Indonesia tanpa izin
 
Timika, Papua  - Warga Timika, Papua, terkagum-kagum sekaligus takjub menyaksikan atraksi dua pesawat tempur Sukhoi Su-27 dan Su-30MKI Flankers dengan suara meraung-raung saat bermanuver di atas langit kota itu, Kamis.

Dibandingkan pesawat tempur lain TNI AU, raungan mesin Su-27/30MKI Flankers memang jauh lebih menggetarkan dan "dalam". Kedua mesinnya sangat bertenaga dengan ukuran yang jauh lebih besar, bahkan ketimbang mesin F-16 Fighting Falcon sekalipun.

"Ini ada apa, koq ada pesawat tempur terbang di Timika. Selama ini saya belum pernah menyaksikan atraksi pesawat tempur seperti ini di Timika," kata Marsianus, salah seorang warga yang bermukim di kawasan Koperapoka, Timika.

Perwira Kosekhanudnas IV Biak, Letnan Kolonel Elektronika Lilik Irianto, di Timika, Kamis, mengatakan, atraksi dua pesawat tempur Su-27 Flankers dari Skuadron Udara 11 TNI AU itu bagian dari simulasi latihan Komando Pertahanan Udara Nasional Sektor IV yang berpusat di Biak.

Dalam latihan itu, disimulasikan ada pesawat terbang musuh (pesawat C-130 Hercules) tertangkap Satuan Radar 243 Timika memasuki wilayah udara Indonesia di sekitar Timika untuk menyerang area obyek vital nasional, PT Freeport Indonesia.

Saat pesawat musuh tersebut sudah teridentifikasi maka dalam jarak sekitar lima kilometer pasukan Detasemen Pertahanan Udara Komando Pasukan Khas TNI AU mencegat dengan menembakkan rudal QW.

Namun pesawat musuh tersebut mampu meloloskan diri dan selanjutnya menembaki sejumlah objek vital di area PT Freeport.

Menyikapi itu, Kohanudnas memerintahkan dua pesawat tempur Flankers yang ada di Biak yaitu Sukhoi-27 dan Su-30MKI untuk mengusir pesawat terbang musuh itu.

Dalam latihan tersebut juga dilibatkan satuan-satuan terkait lainnya dan komponen cadangan, di antaranya Kodim 1710/Mimika untuk mengvakuasi warga, polisi, Pemadam Kebakaran, pihak pengelola Bandara Timika, petugas medis dari RSUD, dan lainnya.

Menurut Irianto, selama latihan simulasi, Su-27 dan Su-30MKI itu melakukan tujuh kali running atau manuver. Padahal sesuai rencana semula, Flankers itu hanya dua kali manuver di atas langit Kota Timika.

"Ini suatu kebijaksanaan untuk masyarakat Timika. TNI AU melakukan itu untuk memberikan 'hiburan' kepada warga Timika mengingat selama 10 tahun berdirinya Kosekhanudnas IV ini baru pertama kali pesawat tempur terbang ke Timika," ujar dia.

Usai melakukan latihan simulasi, kedua Flankers itu langsung kembali ke Pangkalan Utama TNI AU Biak.

Sebelum melakukan latihan di Timika, Kosekhanudnas IV juga menggelar latihan serupa di Jayapura. 

Mahasiswa UGM Ini Raup Omzet Miliaran dari Seragam Militer

KONTAN/DOK PRIBADI Arie Setya Yudha


 
 Tidak pernah tebersit di benak Arie Setya Yudha untuk bisa menjadi produsen seragam militer yang mampu menembus pasar Amerika Serikat (AS) dan banyak negara di Eropa. Namun, laki-laki yang masih menjadi mahasiswa Ilmu Komunikasi di Universitas Gadjah Mada (UGM) ini nyatanya mampu memasarkan produknya di wilayah tersebut.

Lewat merek Molay Military Uniform Division, laki-laki kelahiran tahun 1990 ini sukses mengembangkan bisnisnya hingga mampu mencetak omzet sebesar Rp 1,5 miliar sepanjang tahun 2013.
Berawal dari kegemarannya bermain airsoft gun, Arie merintis usaha pembuatan seragam militer di bawah bendera PT Molay Satria Indonesia pada tahun 2009 di Yogyakarta. Awalnya, ia hanya memproduksi seragam sesuai permintaan, tetapi kini ia mampu memproduksi lebih dari 200 set seragam militer setiap bulan.
Arie mengaku memproduksi seragam militer ini menggunakan bahan baku yang berkualitas. Masalah kualitas memang menjadi perhatian utama baginya. Sebab, agar produknya makin diterima oleh konsumen di luar negeri, kualitas yang prima menjadi keharusan.
Oleh sebab itu, Arie sangat selektif memilih bahan baku seperti kain, retsleting, ataupun kancing seragam. Arie melakukan riset mendalam di internet untuk bisa mendapatkan bahan baku dari produsen langsung. Tidak jarang dia mendatangkan bahan baku impor. “Jadi intinya harus pintar-pintar mencari via internet,” tandasnya.
Sampai sekarang dia memasarkan produknya hanya lewat internet. Satu set seragam dia jual seharga Rp 560.000-Rp 2 juta. Sebagian besar konsumennya adalah orang-orang militer, kepolisian, pekerja tambang, maupun para penggemar permainan airsoft gun. Beberapa pasar internasional yang sudah berhasil dia tembus seperti Italia, AS, Swedia, Kanada, Austria, dan Norwegia.
Usaha Arie pun terus berkembang dengan memanfaatkan internet ataupun forum maya sebagai media pemasaran, seperti Kaskus maupun situs jual beli online luar negeri. Permintaan terhadap Molay Military Uniform Division terus meningkat setiap tahun. Sepanjang tahun 2014 hingga Agustus ini, pria berusia 24 tahun ini mengaku sudah meraup omzet hingga Rp 2 miliar dari penjualan seragam militer lewat toko online. “Hingga akhir tahun kita targetkan mencapai angka Rp 3 miliar,” ungkapnya.
Selain pemasaran lewat internet, Arie juga memiliki reseller atau distributor di berbagai daerah serta dealer resmi di Jakarta Utara. Pada usianya yang masih relatif muda, Arie sudah mampu mandiri secara ekonomi. Ia tak lagi harus mengandalkan kiriman dari orangtuanya untuk membiayai kuliah dan hidupnya. Arie pun bisa melakukan kegemarannya bermain airsoft gun kapan pun dia mau tanpa harus khawatir masalah dana.
Kini Arie dibantu oleh 17 karyawan. Sebanyak 10 di antaranya adalah staf pemasaran dan tujuh lainnya di bagian produksi. Ari mengaku akan terus melakukan inovasi-inovasi baru dan semakin memperluas pasarnya ke luar negeri.

KOMPAS.com 

RI-Australia bangun kembali kerjasama pertahanan

RI-Australia bangun kembali kerjasama pertahanan
Kesepahaman RI-Australia Menlu Marty M. Natalegawa (kanan) bersama Menlu Australia Julie Bishop (kiri) memberikan keterangan pers seusai menandatangani Kesepahaman Tata Prilaku RI-Australia di Nusa Dua, Bali, Kamis (28/8). 
 
Jakarta  - Menko Politik, Hukum dan Keamanan, Djoko Suyanto, mengatakan Indonesia dan Australia akan membangun kembali kerjasama di bidang pertahanan, pascapenandatanganan nota kesepahaman tentang kerjasama keamanan atau Traktat Lombok di Nusa Dua, Bali.

"Penandatanganan nota kesepahaman tentang code of conduct ini, akan ditindaklanjuti melalui komunikasi yang efektif," kata Menko Polhukam dalam keterangan tertulisnya yang diterima di Jakarta, Kamis malam.

Komunikasi antara kedua negara itu, katanya, akan dilakukan oleh Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko, dan tiga kepala staf angkatan (TNI Angkatan Udara, Angkatan Darat dan Angkatan Laut).

Nota Kesepahaman yang baru saja ditandatangani juga berisi suatu tata perilaku di mana para pihak tidak akan menggunakan kemampuan intelijen mereka, termasuk kapasitas penyadapan atau sumber-sumber daya lainnya, dengan cara-cara yang dapat merugikan kepentingan dari kedua negara.

Bersamaan dengan itu, Indonesia dan Australia sepakat untuk mendorong kerjasama intelijen antara lembaga-lembaga dan badan-badan yang relevan sesuai dengan hukum dan peraturan nasional masing-masing.

Dalam pelaksanaan hal-hal tersebut dan di bawah kerangka pertemuan tahunan Menteri Luar Negeri Australia dan Indonesia, para kepala badan intelijen kedua negara akan bertemu dan berkonsultasi secara berkala.

Kesepakatan kerjasama intelijen itu ditandatangani Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa dan Menteri Luar Negeri Australia Julie Bishop dalam satu kesepahaman bersama yang berisi dua butir kesepahaman.

Butir pertama, yaitu kedua negara tidak akan menggunakan setiap intelijen mereka, termasuk kapasitas penyadapan, atau sumber-sumber daya lainnya dengan cara-cara yang dapat merugikan kepentingan dari kedua negara.

Butir kedua, yaitu kedua negara akan mendorong kerja sama intelijen antara lembaga-lembaga dan badan-badan yang relevan sesuai dengan hukum dan peraturan nasional masing-masing.

"Ini adalah suatu kesepakatan yang sangat penting sebagai dua negara yang memiliki hubungan mitra strategis. Kita tidak dapat melihat atau membiarkan tindakan-tindakan penyadapan seperti yang mungkin terjadi pada masa lalu," kata Marty.

Marty mengatakan bahwa tata perilaku pelaksanaan perjanjian antara Indonesia dan Australia tentang Traktat Lombok itu akan menempatkan hubungan kedua negara, termasuk kerja sama intelijen, ke hubungan yang positif.

"Pemulihan kembali komunikasi angkatan bersenjata kedua negara sebagaimana sediakala," ujar Marty.

Sementara itu, Bishop mengatakan bahwa tata perilaku pelaksanaan perjanjian Traktat Lombok itu merupakan instrumen yang memperkuat rasa hormat mendalam untuk setiap kedaulatan dan integritas wilayah pihak lain.

"Kami berdua percaya kerja sama intelijen yang kuat merupakan aspek penting untuk kedua negara dan merupakan cara paling efektif untuk mengalahkan pihak lain yang akan mengancam orang Australia ataupun orang Indonesia," ujar Bishop.

Antara

Kapal Perang KRI Teluk Bintuni Lampung Batal Melaut Hari Ini


General Manager Production Edy Wiyono menyampaikan penundaan launching kapal khusus pengangkut tank milik Angkatan Laut KRI Teluk Bintuni | saibumi.com, Saryah M Sitopu

Bandar Lampung - Kapal perang khusus pengangangkut Tank KRI Teluk Bintuni batal melaut hari ini. Informasi tersebut peroleh dari General Manager Production PT Daya Radar Utama (DRU) Lampung Edy Wiyono kepada saibumi.com.
"Rencana Launching LST (Landing Shift Tank) KRI Bintuni dengan sangat berat hati saya sampaikan ditunda. Launching akan dilaksanakan pada 5 September 2014 pukul 14.00 WIB," ujar Edy.
Persiapan landasan khusus untuk membawa kapal tersebut ke lautan juga terus dilaksanakan. Lebih lanjut Edy mengutarakan alasan penundaan tersebut. "Karena ada beberapa equipment kapal yang hingga saat ini belum sampai digalangan. Sehingga diperlukan waktu yang lebih untuk pemasangannya didalam kapal," tambahnya.
Lebih lanjut Edy menyampaikan bahwa undangan untuk acara launching kapal pengangkut Tank jenis Leopard asal Jerman tersebut sudah disebar. "Informasi terkini yang saya peroleh, baru KSAL yang memastikan datang ke Lampung pada acara launching tersebut. Tamu-tamu besar lainnya kami tinggal tunggu konfirmasinya saja," ujarnya diujung wawancara.
Sebelumnya PT DRU Lampung mendapat kepercayaan dari Kementerian Pertahanan dan Keamanan untuk membuat kapal. Kepercayaan tersebut adalah kepercayaan perdana pihak swasta dilibatkan dalam industri pembuatan sistem persenjataan milik bangsa Indonesia.(*)

UPACARA PEMBUKAAN PENATARAN ATGM JAVELIN TA.2014


IMG 6083
Bandung 25 agustus 2014, Wakil Komandan Pussenif Brigjen TNI Asrobudi membuka upacara pembukaan penataran ATGM Javelin Ta.2014. Peserta penataran berjumlah 40 orang dari tiap satuan. Pada kesempatan tersebut Wakil Komandan Pussenif Brigjen TNI Asrobudi menyampaikan amanat kepada peserta penataran bahwa senjata ATGM Javelin merupakan senjata baru yang dimiliki oleh TNI AD dan merupakan salah satu implementasi dari transformasi TNI AD dalam rangka modernisasi Alutsista TNI AD termasuk didalamnya Alutsista kecabangan Infanteri. adapun sebagai penatar dari tim Javelin As.
IMG 6065
IMG 6069
IMG 6109
IMG 6135
 

Kamis Hingga Sabtu, The Jupiters TNI AU Monuver di Monas




The-Jupiters-TNI-AU
JAKARTA Tim aerobatik kebanggan TNI Angkatan Udara Jupiters Aerobatic Team (JAT) yang lebih dikenal dengan “The Jupiters” akan tampil pada event Independence Day Run yang rencananya akan di lepas oleh Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono di Monas, Minggu 31 Agustus mendatang.
Mulai Kamis, 28-30 Agustus jam 09.00 wib. The Jupiters akan melakukan latihan di sekitar Monas untuk pengenalan medan dan menyesuaikan kondisi terhadap gedung-gedung tinggi di sekitarnya, sedangkan pelaksanaannya pada Minggu (31/8).
The Jupiters menggunakan pesawat KT-1 Woong Bee buatan Korea Selatan, sehari-hari digunakan para instruktur penerbang TNI AU untuk melatih siswa penerbang di Skadron Pendidikan (Skadik) 102 Lanud Adi Sutjipto Yogyakarta.
The Jupiters yang di pimpin oleh flight leader (Jupiter 1) Letkol Pnb Feri Yunaldi sedikitnya akan melakukan 15 manuver aerobatik yang serasi, menarik bahkan menegangkan selama sekitar 20 menit. Sedangkan Right Wing (Jupiter 2) Kapten Pnb Idham Satria, Wing Left (Jupiter 3) Kapten Pnb Apri Arfianto, Slot (Jupiter 4) Mayor Pnb Ari Susiono, Lead Synchro (Jupiter 5) Mayor Pnb Sri Raharjo dan Synchro (Jupiter 6) Mayor Pnb H.S Romas.
Pada setiap penampilan The Jupiters menyiapkan dua bentuk manuver sebagai alternatif, yaitu Hight Show apabila kondisi cuaca baik dan memungkinkan untuk manuver formasi aerobatik secara vertikal seperti manuver Jupiter Roll, Loop, Clover Leaf, Vulcan & Leader Benefit, Loop & Break Off, Tanggo to Diamond Loop, Mirror, Screw Roll, Heart, Roll Slide, Solo Spin, Five Card Loop, Jupiter Roll Back dan Loop and Boom Burst.
Sedangkan manuver Low Show dilaksanakan apabila base cloud rendah sehingga tidak memungkinkan melaksanakan vertikal manuver, sehingga manuver yang akan dilaksanakan
meliputi Jupiter Roll, Hi “G” Turn, Vulcan & Leader Benefit Pass, Break Off, Jupiter Wheel, Tanggo to Diamond Pass, Mirror, Screw Roll, Heart, Roll Slide, Knife Edge, Five Card Pass, Jupiter Roll Back dan Boom Burst.
The Jupiters selain tampil pada event nasional, juga tampil go internasional pada 100 tahun penerbangan Thailand pada 2012, Langkawi International Maritime and Aerospace Exhibition 2013 (LIMA’13) Februari 2013, “The 4th Brunei Darussalam International Defence Exhibition” (BRIDEX 2013) Desember 2013 dan Singapore Air Show Februari 2014 yang merupakan perhelatan kedirgantaraan terbesar di Asia Tenggara. Direncanakan The Jupiters akan tampil kembali pada Langkawi International Maritime and Aerospace Exhibition (LIMA’15) Februari 2015.

Poskota

Pembangunan kekuatan pertahanan agar diteruskan

Pembangunan kekuatan pertahanan agar diteruskan
KRI Yos Sudarso menembakkan rudal C-802 guna menghancurkan sasaran saat Latihan Gabungan TNI 2014 di perairan Laut Jawa, Jawa Timur, Selasa (3/5). Latihan Gabungan TNI 2014 melibatkan 15.108 personel dan alutsista yang dikerahkan dari ketiga angkatan dan bertujuan untuk meningkatkan profesionalisme serta kesiapsiagaan satuan jajaran TNI dalam menghadapi ancaman dan gangguan di wilayah NKRI
 
Surabaya  - Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro berharap pemerintahan baru di bawah kepemimpinan Presiden terpilih, Joko Widodo, bisa meneruskan program pembangunan kekuatan pertahanan negara.

"Lima tahun ini kita telah membangun kekuatan pertahanan yang signifikan, sehingga Indonesia menjadi negara besar dan disegani negara lain," kata Yusgiantoro, usai upacara penyerahan kapal cepat rudal, KRI Tombak-692, produksi PT PAL Indonesia kepada TNI AL, di Surabaya, Rabu.

Didampingi Kepala Staf TNI AL, Laksamana TNI Marsetio, ia mengemukakan, pembangunan kekuatan pertahanan telah menjadi salah satu program prioritas pemerintahan Presiden Susilo Yudhoyono dalam lima tahun terakhir.

"Saya berharap program itu bisa diteruskan pemerintahan yang baru, karena masalah keamanan dan ekonomi selalu berjalan bersama-sama. Ekonomi bisa jalan kalau kita mendapatkan rasa aman, dan rasa aman bisa diciptakan kalau kita kuat, yakni TNI kuat dan Polri juga kuat," ujarnya.

Namun demikian, Yusgiantoro mengakui pembangunan kekuatan pertahanan dan pengadaan arsenal TNI sangat bergantung pada politik anggaran dari pemerintah.

"Selama lima tahun terakhir, politik anggaran sudah cukup baik. Sektor pertahanan mendapatkan alokasi anggaran lima kali lipat dibanding anggaran 1999-2004 dan tiga kali lipat dari anggaran 2004-2009," katanya. 

Dengan anggaran yang besar itu, lanjut dia, pemerintah bisa membangun kekuatan pertahanan TNI dengan signifikan, seperti pengadaan kapal perang, pesawat tempur dan tank tempur, serta alutsista lainnya.

Sementara itu, kapal cepat rudal (KCR) ukuran 60 meter, KRI Tombak-629, yang diserahkan kepada TNI AL itu kapal kedua produksi PT PAL Indonesia (Persero), dari total 16 unit yang rencananya dibangun di perusahaan galangan kapal tersebut.

"Kapal itu penting bagi negara ini mengingat perairan Indonesia sangat luas. Kami yakin keberadaan armada itu sekaligus mampu meningkatkan rasa bangga dan kemandirian bangsa," kata Menhan.

Selain 16 KCR, Kementerian Pertahanan juga menargetkan pembangunan 16 unit KCR ukuran 40 meter dan 16 unit kapal patroli cepat untuk mendukung kekuatan TNI AL.

Antara

China Kembangkan Kapal Selam Super Cepat

China Kembangkan Kapal Selam Super Cepat
BEIJING - Para ilmuwan di Harbin Institute of Technology, China, dikabarkan tengah membangun dan mengembangkan sebuah kapal selam super cepat. Dalam laporan yang ditulis media setempat, kapal selam ini diklaim bisa melaju hingga 4.500 Km/Jam.

Melansir Russia Today, Selasa (25/8/2014), menurut Profesor Li Fengchen, berdasarkan teori, kapal selam ini bisa menempuh perjalanan melintasi Samudera Pasifik hanya dalam waktu 100 menit. Sementara untuk perjalanan transatlantik dapat dilakukan dalam waktu kurang dari satu jam.

“Kami sudah mendapat kemanjuan dalam mengembangkan kapal selam ini. Namun, masih ada rintangan yang signifikan yang harus harus diatasi, seperti membuat kontrol kemudi yang tepat dan sebuah mesin cukup kuat untuk menyalakan seluruh operasi,” ucap Li.

Kapal selam ini rencananya dikembangkan untuk keperluan militer China. Tetapi Li menyatakan, di masa depan teknologi semacam ini mungkin akan juga digunakan dalam alat transportasi masal. “Teknologi ini bisa membuka pintu untuk transportasi air model baru,” kata Li.

Bila teknologi ini kelak benar-benar rampung, maka negara yang paling terancam adalah Amerika Serikat, yang merupakan salah satu rival China. Ancaman ini muncul karena, menurut Li untuk mencapai Amerika Serikat, secara teori kapal selam ini hanya membutuhkan waktu dua jam.


Sindo

Kebutuhan alutsista Indonesia 48 kapal perang


Kebutuhan alutsista Indonesia 48 kapal perang
Menteri Pertahanan, Purnomo Yusgiantor
 
Surabaya  - Kementerian Pertahanan mencatat besaran kebutuhan ideal alat utama sistem senjata (Alutsista) untuk memperkuat keamanan perairan Indonesia sesuai rencana strategis mencapai 48 unit kapal, termasuk armada untuk perang.

"Dari puluhan kapal itu sebanyak 16 unit berupa kapal cepat rudal (KCR) 60 meter, 16 unit KCR 40 meter, dan 16 unit kapal patroli cepat," kata Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro ditemui usai menerima kapal pesanan TNI AL yang kedua, KCR 60 M dengan nama KRI Tombak-629, di Dermaga PT PAL Indonesia, di Surabaya, Rabu.

Mengenai pembangunan 16 unit KCR tersebut, ungkap dia, membutuhkan waktu yang tidak sedikit. Apalagi, sampai sekarang kapasitas produksi PT PAL Indonesia hanya tiga unit kapal per tahun.

"Total KCR yang kami pesan tergolong multi role karena dipersenjatai dengan rudal, meriam, dan software yang bisa digunakan untuk perang elektronik," ujarnya.

Sementara, jelas dia, desain kapal yang dilengkapi sistem multi role itu diyakini mampu bertempur dengan mengantisipasi serangan udara, laut, maupun darat.

"Bahkan terhadap perang warfare sekalipun," katanya.

Pada kesempatan serupa, KSAL Laksamana Marsetyo, menambahkan, pembangunan KCR 60 meter akan diserahkan ke PT PAL Indonesia sebagai Lead Integrator. Sementara, untuk KCR 40 meter nantinya akan dibangun di galangan kapal di Batam.

"Dengan demikian, sekaligus mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia melalui peningkatan produksi galangan kapal nasional," katanya.

Di sisi lain, Direktur Utama PT PAL Indonesia, M Firmansyah Arifin, mengemukakan, terkait pembangunan satu unit KCR 60 m tersebut membutuhkan dana Rp125 miliar. Besaran tersebut hanya pembangunan fisik atau belum termasuk biaya persenjataannya.

"Kini KCR kedua pesanan TNI AL tersebut diberi nama KRI Tombak-629. Kapal itu dipesan di tempat kami dan hari ini diterima langsung Menhan, Purnomo Yusgiantoro," katanya.

Sebelumnya, lanjut dia, Kemenhan telah menerima kapal pertama pada 28 Mei lalu yang diberi nama KRI Sampari. Rencananya, kapal terakhir pesanan Kemenhan diserahkan pada September tahun 2014 dan sekarang masih dalam proses.

Antara

Indonesia-Australia Selesaikan Masalah Mata-Mata


Indonesia dan Australia sepakat akan menandatangai kesepakatan untuk menyelesaikan skandal mata-mata yang membuat hubungan diplomatic kedua negara mencapai titik terendah tahun lalu.
Menteri Luar Negeri Indonesia Marty Natalegawa dan rekannya Menlu Australia Julie Bishop akan menandatangani dokumen kesepakatan itu di Bali pada hari Kamis, demikian pernyataan juru bicara presiden Teuku Faizasyah.

Berbagai laporan sebelumnya mengatakan penandatangangan itu awalnya diharapkan berlangsung hari Rabu, bersamaan dengan kunjungan Bishop ke Indonesia.
Indonesia menuntut kedua negara membuat kode etik setelah terungkap bahwa badan intelijen Australia menguping pembicaraan telepon Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, para menteri, bahkan ibu negara Ani Yudhoyono, pada tahun 2009.

“(Kesepakatan) Ini secara khusus menyatakan Australia dan Indonesia tidak akan menggunakan sumberdaya yang mereka punya, termasuk sumber intelijen, untuk merugikan kepentingan satu sama lain,” kata Bishop kepada ABC.
”Ini juga meletakkan dasar bagi kerjasama yang lebih besar diantara lembaga intelijen kami.”
Kegiatan mata-mata Australia atas Indonesia terungkap melalui dokumen-dokumen yang dibocorkan oleh Edward Snowden, bekas kontraktor di badan rahasia Amerika National Security Agency (NSA).
Indonesia menarik duta besar dari Canberra sebagai bentuk protes dan menghentikan kerjasama dalam bidang pertahanan, intelijen dan pembatasan penyelundupan manusia.
ab/hp (dpa,ap,rtr)

DW

Mengapa Rusia Menggunakan 3 Jenis Jet Tempur Baru yang Mirip?

Su-35
Angkatan Udara Rusia telah memperkenalkan tiga jet tempur baru. Bukan jet tempur siluman Sukhoi T-50 yang ramai dipublikasikan beberapa tahun belakangan, tapi tiga varian berbeda dari Flanker klasik Sukhoi Su-27. Ketiga varian jet tempur baru itu masih mengandalkan desain hasil rancang Biro Desain Sukhoi, hanya saja pembangunannya dilaksanakan oleh dua produsen jet tempur yang berbeda, yaitu KnAAPO dan Irkut.

Hal ini sebenarnya cukup aneh dan berpotensi pemborosan. Berbeda dengan Angkatan Udara AS yang hanya fokus membeli satu jenis pesawat tempur baru, yaitu F-35 Joint Strike Fighter. Angkatan Udara AS menginginkan sebanyak 1.763 unit F-35A untuk menggantikan sebagian besar jet tempur yang ada saat ini, yang dalam teorinya untuk meningkatkan efisiensi persenjataan.

Sebaliknya, Rusia membeli beberapa lusin jet tempur baru yang terdiri dari Su-30M2, Su-30SM dan Su-35S yang ketiganya masih berdasarkan desain dari Su-27 yang dikenal oleh NATO sebagai Flanker. Hingga saat ini Rusia belum menjelaskan maksud pembelian atau pengembangan varian-varian baru Sukhoi ini, namun analis menilai bahwa pembelian ini salah satunya dimaksudkan untuk menjaga keberlangsungan produksi kedua pabrik tersebut ditengah merosotnya ekspor jet tempur Rusia.
Rusia giat mengembangkan varian Sukhoi untuk memenuhi kebutuhan angkatan udaranya, yang mana saat ini sebagian besar terdiri dari pesawat dari tahun 1980-an. Namun karena pengembangan sang siluman T-50 selalu mendominasi berita utama, tanpa disadari pengenalan 3 jet tempur baru ini tenggelam.

Dari ketiganya, Su-30M2 adalah yang pertama yang bergabung dengan Angkatan Udara Rusia, yaitu pada akhir tahun 2012 untuk menjadi bagian dari Pangkalan Udara 6972 di Krymsk di wilayah selatan Krasnodar.

Tiga Su-30SM pertama tiba di Pangkalan Udara 6982 di Domna pada bulan November 2013. Pangkalan yang berbasis di Siberia ini memperoleh 10 Su-30SM hingga akhir tahun 2013. Pada tahun ini, 10 unit lagi dijadwalkan akan diterima untuk melengkapi satu resimen penuh.
Sementara itu, Februari lalu Su-35S operasional pertama mulai bergabung dengan 23rd Fighter Aviation Regiment di Pangkalan Udara 6883 di Dzemgi, di wilayah Khabarovsk  di timur jauh Rusia.

Su-30M2

Su-30M2 dinilai sebagai yang tercanggih dari seluruh varian Su-30. Jet ini merupakan turunan dari Su-30MKK multiperan yang dikembangkan untuk China oleh KnAAPO, yang berbasis di timur jauh Rusia.

Su-30MKK bisa dikatakan merupakan upgrade dari Su-30 interseptor dua kursi, meskipun tidak lebih canggih dari saingannya Su-30MK buatan Irkut. Su-30MKK mampu air refueling, avionik memberikannya kemampuan multiperan, namun tidak memiliki canard foreplanes dan thrust-vectoring control engines seperti halnya Su-30MK dari Irkut.
Setelah memperoleh banyak pesanan dari China - kemudian ditingkatkan lagi dengan kemampuan anti kapal - KnAAPO kemudian menjual turunan Su-30MK2 ke Vietnam, Indonesia, Venezuela, dan Uganda. Pengenal varian ekspor Su-30MKK/MK2 dan Su-30M2 dengan varian yang digunakan oleh Rusia terletak pada tailfin kembar datar di atasnya.
Moskow mulai membeli Su-30M2 pada musim panas 2009. Jet ini memiliki banyak kesamaan dengan Su-27SM3, jet tempur satu kursi buatan KnAAPO dengan avionik upgrade.

Kementerian Pertahanan Rusia memesan empat Su-30M2 bersama dengan 12 Su-27SM3, dan bisa diasumsikan bahwa sang dua kursi Su-30M2 dimaksudkan untuk mendukung saudara satu kursi mereka dalam urusan pelatihan tempur atau mungkin untuk misi yang kompleks. Order Rusia untuk Su-30M2 diketahui sebanyak 20 pesawat.

Su-30SM
Penampilannya juga sangat mirip dengan Su-30M2, Su-30SM adalah produk dari pabrik saingan KnAAPO yaitu Irkut Corporation, yang berbasis di Irkutsk di Siberia dan juga merupakan bagian dari United Aircraft Corporation yang mengkonsolidasikan seluruh pabrik pesawat Rusia.

Su-30SM tampaknya bisa kita lihat sebagai turunan Su-30MK versi Rusia, salah satu produk unggulan Irkut di pasar ekspor dengan menjualnya kepada India, Malaysia dan Aljazair.

Dibandingkan dengan Su-30MKK dari KnAAPO, Su-30MK memiliki proposisi yang lebih baik, tidak hanya menggabungkan tata letak aerodinamis yang lebih modern, tetapi juga pilihan untuk menggunakan avionik barat. Para pembeli bisa memilih avionik dari Rusia, Ukraina, Prancis, India atau bahkan Israel.

Keunggulan Su-30MK yang juga muncul pada Su-30SM Angkatan Udara Rusia lainnya adalah dua kursi, canard foreplanes dan thrust-vectoring engines, dan terkombinasi dengan fly-by-wire flight control system canggih. Berbeda dengan jet dari KnAAPO, Su-30MK dan Su-30SM yang dibangun Irkut memiliki tailfin yang khas.

Kementerian Pertahanan Rusia memesan Su-30SM pada Maret 2012. Dan pada bulan Desember di tahun yang sama menggandakan order menjadi dua kali lipat dari 30 pesawat. Laporan dari media-media Rusia menyebutkan bahwa 60 jet ini harus segera dikirimkan pada akhir 2015.

Laporan-laporan media pada Februari lalu menyebutkan bahwa Depertemen Pertahanan Rusia berencana untuk menandatangai kontrak tambahan senilai USD 2 miliar untuk pengiriman 40 unit Su-30SM lainnya. Menariknya, sebagian (tidak semua) pesawat-pesawat ini dikabarkan akan bisa beroperasi dengan Angkatan Laut Rusia, dengan pesawat pertama kemungkinan akan tiba sebelum akhir 2015.

Dibandingkan dengan Su-30MKI, sang "Rusianisasi" Su-30SM mengganti avionik India dan Israel dengan avionik Rusia sendiri. Namun, sebagian besar avionik asli Perancis temasuk head up display dan sistem digital tidak diganti.

Sementara Su-30M2 menggunakan radar N001V -evolusi dari radar standar Su-27-, Su-30SM menggunakan radar N011M Bars-R yang lebih canggih dengan passive electronically scanned array. Satu lagi yang bisa dibandingkan dengan Su-30MK adalah pada kursi ejeksi. Kursi ejeksi pilot Su-30SM lebih kuat mengatasi bobot pilot Rusia yang lebih berat.

Su-35S

Su-35 cukup berbeda dari varian Su-30. Ketika Su-30 merupakan keturunan konseptual dari Su-27 Soviet, tapi Su-35 mulai dikembangkan di awal 2000-an.
Untuk meningkatkan kemampuan tempur Su-35S, KnAAPO membuat airframe baru, dan meningkatan avionik dan mesin. Su-35 menggunakan mesin AL-41F1S dengan thrust vectoring, fly-by-wire system canggih, dan perlengkapan optronik baru, canard foreplanes dihilangkan, dan perbaikan pada sisi aerodinamis lainnya yang cukup untuk membuatnya menjadi pesawat super manuver.

Sementara Rusia masih belum memperkenalkan radar active electronically scanned array (AESA) baru - mungkin menunggu T-50 siap -  Su-35S menggunakan radar N135 Irbis.

Seperti halnya Su-30M2 dan Su-30SM Angkatan Udara Rusia, Su-35S awalnya juga ditujukan sebagai jet tempur ekspor. Beberapa tahun belakangan, media terus menghubungkan penjualan Su-35S kepada China, meskipun hingga kini belum ada kesepakatan yang ditandatangani.
Pada tahun 2009, Moskow melangkah sendiri dengan memesan Su-35S untuk angkatan udaranya. Hingga Februari, Moskow sudah menerima 22 unit Su-35. Pengiriman batch pertama 48 Su-35S kemungkinan akan rampung pada 2015 dilanjutkan dengan kemungkinan pesanan 48 unit lagi.

Dengan kemampuan dan peralatan yang canggih, mungkin Su-35S yang paling realistis untuk menjadi tulang punggung kekuatan tempur udara Rusia hingga Rusia cukup memiliki T-50. Su-35S mampu menggunakan rudal udara ke udara RVV-BD yang berjangkauan 200 kilometer. Su-35S juga membuktikan dirinya sebagai pengganti yang layak untuk interseptor MiG-31.

Teka-teki Kekuatan Udara Rusia

Sebenarnya apa alasan Angkatan Udara Rusia menggunakan tiga varian baru Flanker? Jika dinilai, tentunya akan lebih efisien jika Rusia hanya fokus pada satu varian. Tapi kenyataan bahwa persaingan produksi tentang pabrik mana yang seharusnya mendapat order pesawat, mungkin inilah yang menjadi dilema Rusia. Selama varian Su-30 laris manis di pasar eskpor, memiliki dua pabrik (KnAAPO dan Irkut) tampaknya memang tidak akan menjadi masalah. Seperti halnya Su-30M2 yang dinilai sebagai yang paling berpotensi tumbuh di masa mendatang, selain karena kabar menyebutkan bahwa Rusia membeli Su-30M2 hanyalah karena airframe yang berlebih akibat batalnya penjualan kepada China.

Soal kecanggihan, Su-35 memang dapat diandalkan. Mengusung mesin yang lebih powerfull, radar superior, dan peralatan pertahanan diri canggih. Namun di sisi lain, ketimbang Su-35, Su-30SM lebih tersedia untuk pasar, murah dan memiliki keuntungan dua awak, yang cocok untuk misi tempur yang kompleks atau juga pelatihan.

Dan sekarang, penjualan jet tempur Rusia ke asing sedang cekak. Pembeli terbanyak seri Su-30 selama ini adalah India dan China, namun saat ini mereka sudah mampu membuat sendiri Su-30 dengan lisensi Rusia (tidak termasuk China yang memproduksi tanpa izin).

Malaysia juga dikabarkan telah memutuskan untuk sementara tidak menambah armada Su-30MKM guna memenuhi kebutuhan jet tempur multi perannya, juga sempat dikabarkan bahwa Malaysia lebih memilih opsi sewa pesawat. Yang dinilai cukup mungkin adalah Indonesia, yaitu Su-35 untuk menggantikan F-5.

Moskow memesan tiga jet berbeda lebih mungkin ditujukan untuk menopang keberlangsungan produksi pabrik KnAAPO dan Irkut. Dan bilamana Angkatan Udara Rusia mengoperasikan ketiganya tentu akan menarik minat pembeli.

Angkatan Udara Rusia memang sangat membutuhkan jet tempur baru yang banyak. Sedangkan program T-50 belum kunjung selesai, meskipun laporan-laporan media Rusia beberapa waktu lalu menyebutkan bahwa pesawat siluman ini akan siap diproduksi pada tahun 2016.
Berbeda dengan F-35 Amerika, uji coba T-50 tidak dipublikasikan pada publik. Tapi beberapa waktu sempat bocor kabar (tidak diketahui juga kebenarannya) bahwa desain T-50 sedang dirombak secara signifikan. Jika memang kabar itu benar adanya, tentu jadwal operasional T-50 semakin jauh.

Juga dikabarkan, T-50 awalnya direncanakan untuk diserahkan kepada pusat uji terbang Angkatan Udara Akhtubinsk untuk evaluasi pada tahun ini, tapi kemudian tampaknya meleset ke tahun 2016 yang tentu menjadikannya belum akan siap diproduksi atau dioperasikan  oleh Angkatan Udara Rusia pada akhir tahun 2016.

Skenario terbaik T-50 adalah diproduksi sebanyak 60 untuk dari rentang tahun 2016 hingga 2020, tapi tampaknya sudah bakal meleset. Jika ini terjadi, Angkatan Udara Rusia tentu membutuhkan jet tempur baru sembari menunggu produksi dan kecukupan armada T-50.

Dari ratusan jet tempur garis depan Angkatan Udara Rusia, sebagian besar sudah berumur. Runtuhnya Uni Soviet dan dilanjutkan dengan krisis ekonomi telah menurunkan produksi jet-jet tempur Rusia. Baru dalam beberapa tahun terakhir ini Rusia memiliki sumber daya yang besar untuk membeli banyak jet tempur baru.

Sementara tiga Flanker baru ini merupakan kemajuan yang cukup besar dalam hal kemampuan dibandingkan Flanker pendahulu, pesanan Rusia saat ini masih belum sepenuhnya mencukupi kebutuhan Angkatan Udara Rusia. Bahkan dengan puluhan Su-30M2, Su-30SM dan Su-35S, armada tempur Rusia sebagian besar masih terdiri dari pesawat tua.

Jumlah MiG-29 juga semakin berkurang. Soal penjualan, versi terbaru MiG-29SMT juga ditolak oleh Aljazair. Petempur kelas berat MiG-31 dinilai memang masih sangat bisa diandalkan di garis depan, tapi mengingat jumlahnya yang sedikit dan upgrade MiG-31BM yang belum menunjukkan peningkatan kemampuan yang signifikan, tentu Rusia membutuhkan jet baru.

Dengan menguapnya rencana upgrade MiG-29 dan upgrade MiG-31 juga tampak tidak akan sesuai harapan (atau mungkin upgrade hanya ditujukan untuk menarik minat pembeli), mungkin inilah salah satu alasan Rusia mengoperasikan beberapa varian sukhoi baru untuk membela langit Rusia untuk jangka panjang.

Apakah Moskow akan terus membeli Su-30M2, Su-30SM, atau Su-35? Kita tidak tahu. Namun yang pasti, masa depan armada tempur udara Rusia sangat tergantung dari nasib proyek T-50. (War is Boring).

Altileri

Jenderal Fan yakin hubungan Indonesia-Tiongkok meningkat

Jenderal Fan yakin hubungan Indonesia-Tiongkok meningkat
Ilustrasi 
 
Beijing  - Wakil Ketua Komisi Pusat Militer Tiongkok Jenderal Fan Chang Long yakin hubungan Indonesia dan Tiongkok semakin meningkat di masa pemerintah Indonesia yang baru di bawah kepemimpinan Joko Widodo dan Jusuf Kalla.

"Hubungan Indonesia dan Tiongkok selama ini telah berjalan baik, dan semakin meningkat di bawah kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono," katanya, saat menerima kunjungan kehormatan Wakil Menteri Pertahanan RI Sjafrie Sjamsoeddin di Beijing, Selasa petang.

Ia menuturkan hubungan baik Indonesia dan Tiongkok telah memiliki pondasi yang kuat, selain hubungan tradisional yang telah berjalan cukup lama, di kawasan Indonesia dan Tiongkok adalah dua negara besar yang saling membutuhkan dan mendukung.

"Terlebih, Indonesia adalah negara besar dan merupakan pemimpin dari negara-negara ASEAN. Tiongkok pun negara besar di kawasannya, Indonesia sangat strategis bagi Tiongkok, karena itu saya tetap yakin hubungan kedua negara akan semakin meningkat dan luas di era pemerintahan baru Indonesia," kata Fan Chang Long.

Sementara itu Wakil Menteri Pertahanan RI Sjafrie Sjamsoeddin mengungkapkan, saat ini Indonesia sedang pada masa transisi dari pemerintahan lama kepada pemerintah baru.

"Termasuk di sektor pertahanan, tentang kerja sama pertahanan apa saja yang sudah dilakukan termasuk dengan Tiongkok. Saya kerap menekan bahwa hubungan yang dijalin dengan Tiongkok, lebih dari sekadar sebagai negara sahabat. Hubungan dan kerja sama yang dijalin antara Indonesia dan Tiongkok termasuk di bidang pertahanan, lebih didasarkan pada hubungan persaudaraan," tutur Sjafrie.

Karena itu, selama delapan tahun meski diikat oleh etika dan aturan militer yang kuat, hubungan serta kerja sama pertahanan Indonesia dan Tiongkok juga lebih dilakukan berdasarkan hubungan dua negara yang bersahabat, katanya menegaskan.

Kerja sama pertahanan diresmikan kedua negara pada 2007 dalam kerangkan Forum Konsultasi Bilateral Bidang Pertahanan Indonesia-Tiongkok, sebagai bagian dari Kemitraan Strategis yang disepakati pimpinan kedua negara pada 25 April 2005.

Berdasar kesepakatan tersebut, kerja sama pertahanan Indonesia dan Tiongkok semakin meningkat bertahap mulai dari saling kunjung pejabat tinggi militer dan kementerian pertahanan kedua negara hingga latihan bersama antara Tentara Nasional Indonesia dan Tentara Pembebasan Rakyat Tiongkok.

Ke depan baik Wamenhan Sjafrie Sjamsoeddin maupun Jenderal Fan Chang Long sepakat untuk terus meningkatkan, dan memperkuas cakupan kerja sama pertahanan Indonesia dan Tiongkok.

Antara

Kunjungan SASTIND dan China Defence Industri dalam rangka mengetahui kompetensi PT. Len Industri (Persero) dalam Bidang Elektronika Pertahanan

Dalam rangka kerjasama Industri Pertahanan (DICM) antara Kementrian Pertahanan dan The State Administration of Science Technology and Industry for National Defence (SASTIND) di Jakarta menghasilkan beberapa kerjasama yang berkaitan dengan PT. Len Industri (Persero) khususnya pada unit bisnis elektronika pertahanan.
Salah satu kerjasama yang akan dilakukan Len adalah joint development UAV mission system yang akan dikembangkan bersama ALIT (Aerospace Long-March International Trade Co)”. “Alasan dipilihnya Len adalah dikarenakan kemampuan len yang cukup mumpuni dalam elektronika merupakan salah satu dari yang terbaik di Indonesia” ujar Manager Komunikasi Korporasi Len Dadi Meysuhadi. Menindak lanjuti hal tersebut pada tanggal 22 agustus 2014 delegasi dari China yang terdiri dari SASTIND, Kedutaan Besar China dan Industri Pertahanan China datang berkunjung untuk mengetahui secara langsung kompetensi dan kemampuan Len dalam bidang elektronika pertahanan. Delegasi China ini didampingi oleh tim dari Kementrian Pertahanan dan diterima langsung oleh Direktur Pemasaran Len Adi Sufiadi Yusuf.
Setelah disambut delegasi kemudian melakukan diskusi di Ruang Rapat Besar Len, dimulai dengan pemaparan mengenai Len oleh Direktur Pemasaran dan kemungkinan - kemungkinan kerjasama yang dapat dilakukan antara China Defense Industri dan Len. Delagasi dari Cina sangat ingin mengetahui mengenai bagaimana perjalanan Len dari lembaga penelitian hingga bisa menjadi perusahaan yang besar sekarang. Sehingga menyebabkan tanya jawab antara delegasi dan tim dari Len cukup intens . Diharapkan kunjungan ini bisa membuka pasar yang lebih besar bagi Len dan yang pasti dapat memberi jalan bagi Len untuk menjadi perusahaan yang go International.

Len

Kendaraan US Army di Indonesia

 
Selain mengusung sejumlah pesawat rotary wing yang handal, baik Apache AH64D dan juga Sikorsky UH-60 Black Hawk, anggota US Army juga membawa sejumlah kendaraan militer darat ke Indonesia, antara lain seperti di bawah ini: .
US Army Vehicle in Indonesia (jakartagreater.com)
US Army Vehicle in Indonesia
US Army Vehicle in Indonesia (jakartagreater.com)
US Army Vehicle in Indonesia
US Army Vehicle (jakartagreater.com)
US Army Vehicle in Indonesi
ICV Stryker US Army di Indonesia (jakartagreater.com).
ICV Stryker US Army di Indonesia.
US Army Vehicle in Indonesia (jakartagreater.com)
US Army Vehicle in Indonesi
ICV Stryker US Army di Indonesia (jakartagreater.com).
ICV Stryker US Army di Indonesia.
Here we are (jakartagreater.com)
Here we are
 jakartagreater 

PT PAL Serahkan KCR Kedua Pesanan TNI AL

Upacara penyerahan Kapal Cepat Rudal (KCR)-60 Meter buatan PT PAL Indonesia kepada TNI AL, di Surabaya, Rabu (28/5)/Bisnis-Peni Widarti
 SURABAYA—BUMN galangan kapal PT PAL Indonesia (Persero) akhirnya melakukan penyerahan kapal cepat rudal (KCR) 60 Meter kedua kepada TNI Angkatan Laut sesuai kontrak jual beli pemesanan kapal perang dari TNI AL pada 2011.
Kepala Departemen Humas PAL Indonesia Bayu Witjaksono mengatakan KCR 60 M bernama KRI Tombak 629 itu diserahkan Rabu 27 Agustus 2014. Sebelumnya PAL Indonesia juga telah merampungkan proyek KCR-60 M yang pertama dan  resmi menyerahkannya pada 28 Mei 2014.
"Penyerahan KCR 60 M ketiga rencananya akan dilakukan pada September mendatang," ujarnya kepada Bisnis, Selasa (26/8/2014).
Bayu menjelaskan proses pembangunan KCR 60 meter tersebut berawal dari pengembangan produk PAL Indonesia sebelumnya yakni Fast Patrol Boat (FPB) 57 meter yang hingga kini masih digunakan oleh TNI AL.
"Pengembangan ukuran dan kemampuan KCR 60 M memang direncanakan dan didesain sesuai dengan kebutuhan masa dengan armada perang, dan ini merupakan karya perseroan yang berteknologi canggih," ujarnya.
Tiga KCR 60 M senilai Rp375 miliar tersebut merupakan kapal perang pesanan TNI AL yang digarap sejak 2012 dan ditargetkan rampung pada semester II/2014. Kapal itu dibuat untuk memenuhi Minimum Esensitial Force (MEF) yang ada sesuai amanah Undang-Undang No.16 Tahun 2012 tentang Industri Pertahanan.
Kapal yang berfungsi sebagai kapal kombat dan kapal pemburu atau kapal sergap itu didesain dengan kemampuan bisa bersembunyi di antara pulau-pulau yang tersebar di Indonesia. Untuk itu kapasitas kapal tersebut memiliki panjang 60 meter, lebar 8,10 meter, kecepatan maksimal 28 knots dan berat muatan penuh 460 ton.
Bayu menambahkan perkembangan kapal perang saat ini sangat diperlukan, baik dari segi persenjataan, desain dan kemampuan kapal yang dapat menyokong kinerja TNI AL. Setidaknya Indonesia harus memiliki minimal 16 unit KCR 60 meter, 16 unit KCR 40 meter, dan 12 unit kapal selam.
Dalam penyerahan dan peresmian KCR 60 M tersebut rencananya akan dihadiri Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, Menteri Perindustrian M.S Hidayat, Menteri perkejaan Umum Djoko Kirmanto, Menteri Pendidikan M. Nuh dan Kepala Staf TNI AL (KASAL) Laksamana Marsetio.

 Bisnis

Pendekatan politik damai Indonesia tangani masalah

Pendekatan politik damai Indonesia tangani masalah
ilustrasi Bendera Rusia (istimewa)
Jakarta  - Duta Besar Rusia untuk Indonesia Mikhail Galuzin menyatakan bahwa pendekatan secara damai dalam menangani masalah politik dalam negeri Indonesia sangat baik.

"Pendekatan pemerintah Indonesia dalam menangani masalah dalam negerinya secara damai adalah sebuah contoh yang baik dalam menghadapi masalah domestik," ujar Duta Besar Mikhail Galuzin di kediamannya di Jakarta, Selasa.

Menurut Dubes Galuzin, pendekatan tersebut hendaknya dapat menjadi sebuah contoh bagaimana sebuah negara menghadapi masalah dalam negerinya.

"Indonesia sudah mengambil langkah yang benar, agar tidak terjadi pergolakan di dalam negerinya," tambah Galuzin.

Galuzin juga menambahkan bahwa seharusnya pendekatan seperti itu dapat diterapkan di negara yang sedang mengalami konflik seperti Ukraina.

Pendekatan politis secara damai tersebut menurut Galuzin tetap berfokus pada pertumbuhan ekonomi tidak justru menyeret ekonomi dalam negeri.

"Tidak seperti yang terjadi di Ukraina, dimana pemerintah Kiev justru mengirimkan kekuatan militer kepada warganya, khususnya warganya yang berbahasa Rusia," tambah Galuzin.

Menurut Galuzin, apa yang dilakukan pemerintah Ukraina justru kontraproduktif terhadap pertumbuhan ekonomi negara tersebut yang justru memberikan masalah lain bagi perkembangan negara tersebut.

Dalam konflik senjata yang terjadi di Ukraina Timur, Badan PBB urusan Pengungsi (UNHCR) mencatat sejumlah 230.000 orang meninggalkan rumah mereka, sehingga jumlah pengungsi yang ada di Russia tercatat sebanyak 110.000 orang.

Mereka yang melarikan diri yang masih di Ukraina termasuk setidaknya 12.000 warga Tatar yang Muslim dari semenanjung Krimea di selatan.

Maka, menurut Galuzin, Indonesia sebagai sebuah negara yang peranannya di dunia semakin dipertimbangkan telah melakukan pendekatan yang sangat baik terhadap masalah yang menerpa Negara tersebut.

ANTARA News

KRI Teluk Lampung-540 Tiba di Surabaya Usai Serpas Pengamanan Pulau Terluar


KRI Teluk Lampung sandar di Surabaya. (Foto: TNI AL)

Surabaya,  Salah satu unsur Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil) KRI Teluk Lampung (TLP)-540 telah sandar di Dermaga Surabaya, usai melaksanakan operasi Angkutan Laut Militer (Anglamil), mendukung pergeseran pasukan (Serpas) Satgas Pengamanan Pulau Terluar (Satgas Pamputer) XIV Pasmar-1 Surabaya, menggantikan Satgas Pamputer XIII Pasmar-2 Jakarta untuk wilayah Timur, Senin (25/08).
KRI Teluk Lampung (TLP)-540 yang dikomandani Letkol Laut (P) A. Muharam adalah kapal perang jenis Landing Ship Tank (LST) Type Frosch yang bertugas sebagai armada pendarat bagi pasukan Marinir TNI Angkatan Laut dan juga sebagai kapal pengangkut personel, logistik, dan material ke pulau-pulau perbatasan dan daerah-daerah rawan di wilayah Indonesia.
Kapal Perang yang dibuat di galangan VEB Penee Werft Wolgast, Jerman Timur, pada 1979, dan saat ini merupakan salah satu unsur Kolinlamil di jajaran Satuan Lintas Laut Militer (Satlinlamil) Surabaya tersebut memiliki berat 1.900 ton, dengan dimensi 90,70 meter x 11,12 meter x 3,4 meter, bertenaga 2 mesin diesel, 2 shaft menghasilkan 12.000 bhp yang sanggup mendorong kapal hingga kecepatan 18 knot.
Letkol Laut (P) A. Muharam selaku Komandan KRI mengatakan, operasi pergeseran pasukan dan material merupakan salah satu tugas dan fungsi Kolinlamil sebagai pembina kemampuan sistem Angkutan Laut Militer, dengan menyelenggarakan pergeseran pasukan TNI dan Polri yang meliputi personel, peralatan dan perbekalan, baik yang bersifat administratif maupun taktis strategis.
“Bahwa operasi pergeseran pasukan ini merupakan salah satu tugas pokok yang diemban oleh Kolinlamil sebagai Kotama operasional TNI. Oleh karena itu, selaku Komandan KRI beserta seluruh ABK mengedepankan faktor keamanan personel maupun material, baik KRI maupun pasukan yang diangkut,” tambahnya.

jurnal maritim

Selain Harus Punya Nama Sendiri, Berikut Urgensi Badan Keamanan Laut

Kalakhar Bakorkamla Laksamana Madya DA. Mamahit. (Foto: Benny Syahputra)

Jakarta, Titik cerah pembentukan Badan Keamanan Laut adalah lahirnya Program Legislasi Nasional (Prolegnas) Revisi Undang-Undang No. 6 Tahun 1996 pasal 24 ayat 3 oleh DPR RI. Tatakelola penegak hukum dan keamanan laut memang karut marut, akibat tumpang tindih kewenangan.
“Kita tidak perlu memiliki nama yang sama dengan US Coast Guard. Indonesia harus memiliki nama dan identitas sendiri. Dan itu tidak melanggar peraturan hukum internasional yang ditetapkan International Maritime Organization (IMO),” ujar Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) Badan Koordinasi Keamanan Laut (Bakorkamla), Laksamana Madya DA. Mamahit, ketika dijumpai di kantornya, beberapa waktu lalu.
Menurut Mamahit, pada 6 April 2014, Indonesia Sea and Coast Guard (ISCG) telah dihapuskan atas Instruksi Presiden.
“ISCG tidak ada lagi semenjak tanggal 6 April 2014, yang ada hanyalah Kesatuan Penjaga Laut dan Pantai (KPLP) bidang pelayaran,” katanya.
Ia menjelaskan urgensi pembentukan Badan Keamanan Laut, baik aspek dalam maupun luar negeri. Aspek dalam negeri, pertama, mematuhi kebijakan pemerintah untuk pembentukan Badan Keamanan laut yang didukung dengan Early Warning System (EWS) Efektivitas Koordinasi, Komando dan Pengendalian (Perpres 39/2013 tentang Rencana Kerja Pemerintah 2014, buku II Bab VII, Butir 5).
Kedua, belum terealisasinya Inpres No. 15 tahun 2011 tentang Perlindungan Nelayan, untuk memberikan kepastian kenyamanan nelayan dalam mencari nafkah dengan kepastian adanya lembaga yang berperan sebagai penjamin keamanan dan ketertiban di laut.
Ketiga, Operasi Keamanan dan Keselamatan laut saat ini diselenggarakan masing-masing stakeholder yang berwewenang dan beroperasi di laut, sehingga menimbulkan beben anggaran pemerintah yang besar.
Keempat, karena perairan Indonesia dinyatakan oleh organisasi internasional belum sebagai perairan aman maka beban asuransi maritim Perairan Indonesia tidak kompetitif di kawasan regional yang harus ditanggung pengguna jasa laut.
Kelima, mekanisme implementasi Bakamla, yakni pendayagunaan maksimal sistem deteksi dan peringatan dini yang sudah dimiliki oleh Bakrokamla dan integrasinya terhadap sarana dan prasarana yang dimiliki oleh stakeholder.
Mekanisme selanjutnya melalui satu pengaturan dan penegendalian perintah gerak operasi, sehingga diperoleh efisiensi dan efektivitas penggunaan uang negara melalui pergerakan kapal patroli yang tidak tumpang tindih dengan pengaturan dan pengendalian perintah gerak kapal patroli.
Mekanisme terakhir, penyelesaian proses penanganan perkara hasil tangkapan dari kapal patroli kepada stakeholder dalam rangka tetap menghormati keberlakuan undang-undang instansi yang terkait dengan keamanan dan keselamatan.
Sementara aspek luar negeri, pertama, perlu mengawasi Perairan Indonesia melalui EWS yang mengandalkan leading edge technology guna meningkatkan efek penangkalan terhadap ilegal dari luar.
Kedua, perlu lembaga setara negara lain yang single agency untuk keamanan dan keselamatan laut (Malaysian Maritime Enforcement Agency/MMEA, Japan Coast Guard/JCG, United State Coast Guard/USCG, Indian Coast Guard/ICG). Lembaga ini akan menjadi single point of contact dalam masalah keamanan dan keselamatan laut, sebagaimana yang telah dilakukan Bakorkamla 2007-2013, menjadi ketua Delegasi dalam kegiatan Head of Asian Coast Guard Agency Meeting (HACGAM).

jurnal maritim

Lakukan Perbaikan, KRI Teluk Manado-537 Ditinjau Kadismatal

Kadismatal Laksamana Pertama TNI Bambang Nariyono meninjau KRI Teluk Manado (TMO)-537 yang akan masuk Hardepo, di Dermaga Kolinlamil, Tanjung Priok, Jakarta Utara. (Foto: Adityo Nugroho)

Jakarta,  Kepala Dinas Material TNI Angkatan Laut (Kadismatal) Laksamana Pertama TNI Bambang Nariyono, didampingi Asisten Logistik (Aslog) Pangkolinlamil Kolonel Laut (T) Amrein, meninjau KRI Teluk Manado (TMO)-537 yang akan melaksanakan perbaikan tingkat Hardepo, di Dermaga Kolinlamil, Tanjung Priok, Jakarta Utara, baru-baru ini.
Kadismatal menyatakan, perbaikan tersebut adalah dalam rangka meningkatkan kondisi teknis dan kesiapan kapal perang guna mendukung tugas-tugas TNI Angkatan Laut dalam melaksanakan Operasi Militer Selain Perang (OMSP) maupun Operasi Militer Perang (OMP).
Lebih lanjut, dikatakan Kadismatal, perbaikan tingkat Hardepo merupakan perbaikan menyeluruh terhadap semua peralatan yang ada di KRI. Hal ini juga merupakan program pemeliharaan terencana yang dilaksanakan Dismatal selaku pembina material TNI AL terhadap seluruh unsur KRI di jajaran TNI AL.
KRI Teluk Manado (TMO)-537 yang dikomandani Mayor Laut (P) Jan Luky Boy S, merupakan salah satu unsur KRI di Kolinlamil di jajaran Satlinlamil Jakarta. KRI ini akan melaksanakan perbaikan tingkat Hardepo Pemeliharaan dan perbaikan meliputi docking, perbaikan badan kapal atas dan bawah air, sistem mesin pendorong, sistem mesin bantu, sistem kelistrikan, sistem navigasi, peralatan bahari, dan akomodasi personel.
KRI Teluk Manado (TMO)-537 merupakan kapal perang jenis angkut Tank tipe Frosch (ATF) buatan Jerman Timur. Kapal ini merupakan jenis kapal pendarat bagi pasukan Marinir TNI AL dan juga kapal pengangkut logistik.
KRI berberat 1.900 ton tersebut berdimensi 90,70 meter x 11,12 meter x 3,4 meter. Ditenagai oleh 2 mesin diesel, 2 shaft penghasil 12.000 Bhp yang sanggup mendorong kapal hingga kecepatan 18 knot, serta mampu mengangkut kargo hingga seberat 600 ton.

jurnal maritim

Tuesday 26 August 2014

Arsip Pembrontakan G30S/PKI Belum Boleh Dibuka untuk Umum

Soeharto di lubang buaya
JAKARTA – Arsip tentang gerakan Partai Komunis Indonesia (PKI) tahun 1965 belum boleh dipublikan kepada publik. Dengan berbagai pertimbangan, arsip gerakan menggulingkan Negara kesatuan RI tersebut masih tersimpan sebagai arsip statis.
Usianya memang sudah lebih dari 25 tahun. Tetapi Negara memiliki pertimbangan khusus untuk tidak membuka arsip tentang pembrontakan PKI kepada public,” jelas Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) Mustari Irawan usai menyerahkan penghargaan kepada Wantimpres (Dewan Pertimbangan Presiden) dan menerima arsip tentang nasehat dan pertimbangan Wantimpres, Senin (25/8).
Diakui sebuah arsip statis sebenarnya bisa dibuka untuk public jika usianya sudah 25 tahun. Arsip tersebut bisa diakses oleh public sesuai fakta yang sebenarnya.
Tetapi khusus untuk arsip pembrontakan G30S/PKI, dikatakan Mustari, Negara memiliki pertimbangan khusus. Diantaranya adalah adanya larangan organisasi PKI tumbuh dan hidup di Indonesia.
“Selain itu kita juga mempertimbangkan bahwa keluarga pelaku maupun korban gerakan G30 S PKI masih hidup. Jadi kita masih mempertimbangkan keberadaan mereka,” lanjut Mustari.
Sesuai TAP MPR nomor 25 tahun l966, ajaran dan paham komunisme tidak boleh hidup di Indonesia. Larangan tersebut masih berlaku hingga kini.
Mustari mengatakan belum tahu persis kapan arsip tentang gerakan G30S/PKI akan dibuka untuk umum. Tetapi pihaknya sudah berulangkali melakukan uji public terkait kemungkinan dibukanya arsip gerakan PKI di Indonesia.
“Satu-satunya gerakan PKI yang sudah boleh dibuka arsipnya adalah pembrontakan di Madiun pada 1948. Itu sudah boleh dikonsumsi publik,” tukas Mustari.
Terkait penyerahan arsip tentang nasehat dan pertimbangan Wantimpres, menurut Mustari ini merupakan salah satu wujud pelaksanaan amanat UU No 43 tahun 2009 tenang kearsipan.
Arsip yang diserahkan kepada ANRI ini nantinya menjadi identitas dan jati diri bangsa serta sebagai memori, acuan dan bahan pertanggungjawaban dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Arsip statis tentang nasehat dan pertimbangan Watimpres merupakan rekaman kegiatan dan peristiwa yang akan menjadi bukti sejarah perjalanan bangda dan merupakan asset nasional yang menggambarkan identitas serta jati diri bangsa. (inung/d)

Pos Kota

Bersama Stryker US Army

 
ICV Stryker US Army di Indonesia (jakartagreater.com).
ICV Stryker US Army di Indonesia 

TNI AD dan US Army terus meningkatkan kerjasama militer. Keseriusan US Army ditunjukkan dengan berbagai alutsista terkini yang mereka usung ke Indonesia.  Termasuk Infantry Carrier Vehicle (ICV) M1126 Stryker 8×8. Berbagai kendaraan tempur ini, sedang berada di Indonesia.
ICV Stryker US Army di Indonesia (jakartagreater.com).
ICV Stryker US Army di Indonesia 

Stryker dibuat AS dimulai pada tahun 2002. AS memilih menggunakan M1126 Stryker agar militer mereka memiliki kemampuan mengirim pasukan sebanyak 1 brigade ke berbagai tempat di dunia dalam waktu 96 jam, atau mengirim 1 divisi dalam waktu 120 jam.
M1126 Stryker dianggap cocok sebagai kendaraan tempur yang memiliki mobilitas tinggi didukung oleh persenjataan canggih. Infantry Carrier Vehicle Stryker M1126 mampu mengangkut 9 tentara ditambah 2 kru ICV Stryker.
Helikopter Apache di Indonesia (jakartagreater.com)
Helikopter Apache di Indonesia
Black Hawk di Indonesia (jakartagreater.com)
Black Hawk di Indonesia
Selain mengusung APC Stryker, Indonesia juga didatangi helikopter serang Apache serta helikopter serbaguna Black Hawk dan beberapa kendaraan tempur lainnya.

 JKGR

JAS-39 “GRIPEN” SINGGAH DI LANUD NGURAH RAI


Sejumlah enam pesawat jet tempur terbaru yang dimiliki oleh Royal Thailand Air Force jenis Jas-39 “Gripen” 07.50 local time dan satu pesawat jenis C-130/RTAF 146 singgah di Lanud Ngurah Rai, Selasa, 26 Agustus 2014, sejumlah crew RTAF disambut oleh Komandan Lanud Ngurah Rai Kolonel Pnb Sugiharto Prapto W. S.Sos.,  beserta para perwira lainnya. Pesawat tempur dengan flight number 70102/70103/70104/70105/70108/70111 dalam rangka redeploy Pitch Black Exercise 2014 yang telah dilaksanakan di Darwin – Australia.             
“Tahun ini Thailand telah memamerkan pesawat jenis terbaru kami berjenis tempur, serang dan pengintai” ungkap Wing Commander Duangsungnaen, yaitu Jas-39 Gripen merupakan jenis pesawat yang sangat maneuverable dikarenakan memiliki big engine dengan dilengkapi oleh advanced flight control system “it employs a lot of technology and it’s very easy to fly” jelasnya. Pesawat buatan Swedish Aerospace Company milik RTAF yang berlogo Hiu putih tersebut bermarkas di Skadron 701 Surat Thani Thailand, setelah mengerahkan setengah jumlah kekuatan personel dengan 15 pilot beserta 75 teknisinya ke dalam pelatihan Pitch Black pada setiap dua tahun sekali tersebut diselenggarakan oleh  Royal Australian Air Force pada 1 - 22 Agustus 2014 lalu.             
Selanjutnya, dengan route Brisbane-Dps-Sin pesawat jenis Jas 39 dan C-130 akan kembali bertolak ke Thailand.    Keterangan gambar: Pesawat jet tempur Royal Thailand Air Force jenis Jas-39 “Gripen” saat parking di Bandara Ngurah Rai.

TNI AU

Terus Berlatih Dengan Leopard


Selain di Jerman, upaya mengawaki MBT Leopard 2 juga tengah berlangsung di Tanah Air. Buktinya sebanyak 30 personel Yonkav 8/ Tank Divif 2 Kostrad saat ini sedang mengikuti pelatihan mengemudi Tank Leopard yang dilaksanakan di Pusdikkav Pussenkav. Kegiatan pelatihan yang dilaksanakan selama 2 minggu ini dibuka secara resmi oleh Komandan Pusat Kesenjataan Kavaleri Kodiklat TNI AD, Brigjen TNI Mulyanto pada tanggal 18 Agustus 2014 bertempat di Gedung Serba Guna Susilo Sudarman, Pusdikkav Padalarang Jawa Barat.


Pelatihan ini merupakan kelanjutan dari program pengadaan 103 unit Tank Leopard yang dilaksanakan TNI AD, guna menyiapkan prajurit Kavaleri yang akan mengawaki Alutsista baru tersebut. Di samping sebagai langkah penyiapan dalam rangka penerimaan 24 unit Tank Leopard 2A4 dan 28 unit Tank Marder yang akan tiba di Indonesia padaawal bulan September 2014. Tank kebanggan TNI-AD tersebut seluruhnya akan digelar pada upacara memperingati Hari TNI  5 Oktober 2014 yang akan diselenggarakan terpusat di Dermaga Ujung Koarmatim TNI AL, Surabaya.

Dalam pelatihan tersebut prajurit Narasinga Wiratama yang bermarkas di Pasuruan, JawaTimur itu diberikan pengenalan dasar tentang otomotif serta teknik mengemudi dasar Tank Leopard di medan datar. Dalam pengarahannya pada saat peninjauan pelaksanaan kegiatan pelatihan, Danyonkav 8/2 Kostrad Mayor Kav. Valian Wicaksono berpesan agar setiap petatar dapat menimba ilmu yang diberikan selama pelatihan. Sehingga diharapkan mampu secara optimal mengawaki Alutsista baru tersebut, khususnya pada pelaksaan Upacara Hari TNI ke-69 Tahun 2014 ini.




ARC