Pages

Saturday 29 June 2013

ALUTSISTA : TNI AD Ajukan Rp6 Triliun Beli Helikopter Serang dari AS

Ilustrasi helikopter Apache 

SEMARANG – Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengatakan Mabes TNI AD telah mengajukan tambahan anggaran khusus senilai Rp6 triliun untuk pembelian sejumlah helikopter serang Apache dari Amerika Serikat beserta persenjataannya.
”Pemerintah Amerika Serikat sudah menyetujui pembelian helikopter Apache. Sekarang sedang proses negosiasi harga,” ungkap di Semarang, Sabtu (29/6/2013).
Sebab harga satu unit helikopter Apache sangat mahal yakni senilai US$40 juta atau sekitar Rp388 miliar. ”Saat ini tim khusus dari Kementerian Pertahanan dan Mabes TNI AD, sedang melobi pemerintah Amerika Serikat mengenai harga helikopter Apache,” imbuhnya.
Keberadaan skadron Apache itu, kata Menhan, untuk melengkapi kekuatan militer Indonesia dalam menjaga kedaulatan negara.
”Selain TNI AD, TNI Angkatan Laut juga menyiapkan helikopter antikapal selam dan membuat armada perusak kapal rudal,” ujarnya.

solopos

Alat sadap harus lulus uji LSN


Alat sadap harus lulus uji LSN
IST (geocities)
Untuk menghindari kebocoran rahasia negara kepada pihak asing, alat sadap yang dimiliki oleh sejumlah lembaga penegakan hukum, khususnya yang berasal dari bantuan asing seharusnya mendapatkan validasi dari Lembaga Sandi Negara (LSN) sebelum digunakan.

“Alat yang berasal dari bantuan asing harus ditera dulu oleh Lembaga Sandi Negara sebelum dipakai,” kata Anggota Komisi pertahanan dan informasi DPR RI Budiyanto melalui siaran persnya kepada Sindonews, Jumat (28/6/2013).

Menurut Budiyanto, validasi oleh LSN tersebut sangat penting untuk menghindari bocornya rahasia negara kepada pihak asing. Sebab, alat sadap tersebut umumnya dipakai untuk merekam percakapan para penyelenggara negara. 

“Jadi ini bukan semata persoalan penegakan hukum, tetapi juga ada unsur keamanan nasional di dalamnya,” imbuh master bidang nuklir lulusan Tokyo International University ini.

Lebih lanjut Budiyanto menjelaskan, pada era sebelum reformasi alat sadap yang akan dipakai ditera terlebih dahulu.

Budiyanto juga memandang perlunya sinkronisasi aturan soal penyadapan. Saat ini aturan tentang penyadapan tersebar dalam sejumlah aturan perundang-undangan. Ini mengadung kelemahan, karena satu aturan bertentangan atau tidak sejalan dengan aturan yang lain.

Ia mencontohkan, prosedur penyadapan yang diatur dalam UU Narkotika berbeda dengan prosedur yang selama ini digunakan KPK. KPK memiliki standard operations procedure (SOP) sendiri, yang berbeda dengan lembaga lainnya.

“Itu baru satu contoh. Padahal banyak aturan perundang-undangan yang mengatur soal penyadapan,” ujarnya.

Karena itu ia melihat sinkronisasi aturan soal penyadapan ini perlu segera dilakukan, agar tidak tidak terjadi benturan antara satu aturan dengan aturan lainnya. “Kalau perlu buat UU khusus soal penyadapan,” usul anggota Fraksi PKS DPR dari Dapil Jawa Timur V.

sindonews

TNI Gembleng 32 Calon Prajurit Sukarela



JAKARTA- Sebanyak 32 mahasiswa calon prajurit sukarela TNI mendapat penggemblengan dari Markas Besar TNI. Pembekalan ini bagian dari Program Beasiswa TNI 2013.Siaran pers Puspen TNI kepada Suara Karya di Jakarta, Jumat (28/6), menyebutkan latihan mahasiswa beasiswa TNI dipusatkan di Pusat Pendidikan Ajen Komando Pendidikan dan Latihan TNI Angkatan Darat, Lembang, Bandung.
Asisten Personel (Aspers) Panglima TNI, Marsda TNI Bambang Wahyudi mengatakan penyediaan prajurit sukarela TNI merupakan bagian dari pembinaan personel TNI."Pada hakikatnya, pembinaan merupakan suatu upaya untuk mendapatkan prajurit TNI yang sesuai dengan kualitas dan kuantitas yang dibutuhkan dalam melaksanakan tugas pokok TNI," demikian Bambang saat memberikan pembekalan kepada 32 mahasiswa yang menjadi lolos program Mahasiswa Beasiswa TNI tahun 2013.
Para mahasiswa beasiswa itu berasal dari Universitas Trisakti Jakarta, Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta, Universitas Padjajaran Bandung, Universitas Diponegoro Semarang dan Universitas Hasanuddin Makassar.
Ke-32 Mahasiswa Beasiswa TNI ini berasal dari berbagai Fakultas dan Jurusan, dibagi menjadi tiga matra yaitu 15 orang TNI AD, 8 orang TNI AL dan 9 orang TNI AU, yang kemudian akan dididik di Pusdik Ajen Kodiklat TNI AD Bandung sampai 28 Juni 2013. Untuk tahun 2014, direncanakan Mabes TNI akan mengalokasikan penerimaan Perwira Prajurit Karier (Pa PK) TNI sejumlah 146 orang. Rincian alokasi 66 orang untuk TNI AD, 40 orang TNI AL (35 pria dan 5 wanita) dan 40 orang TNI AU. (Feber S)

Friday 28 June 2013

Sejarah singkat keluarga S-300P


 
Dunia Militer: Sejarah sistem hanud yaitu keluarga S-300. Sistahanud S-300 saat ini masih menjadi tulang punggung utama pertahanan udara Rusia dan negara-negara importir seperti China, Vietnam dan pecahan Uni Soviet seperti Polandia, Rep Ceko dan Ukraina.

Sekalipun belum pernah "mencicipi" medan tempur sesungguhnya namun performa keluarga S-300 sangat diperhitungkan, radar komando serang dan radar manajemen tempur Phased array, rudal dengan performa tinggi berkecepatan mach 6 dan kemampuan manuver 30-60 G dan sistem pemanduan SAGG (Seeker Aided Ground Guidance) serta mobilitas untuk seluruh komponen baterai merupakan fitur-fitur utama dari keluarga S-300 yang membuatnya mampu menggentarkan calon-calon penyerang negara pemilik.

Namun demikian semua fitur itu tidak datang melalui keajaiban atau TOT barang abal-abal melainkan kerja keras dan cerdas, visi dan waktu riset yang lama. Sistem S-300 yang kita kenal saat ini berawal dari tahun 1966 dimana sistem hanud jarak jauh S-200 "Angara" selesai diuji-coba (S-200 masuk dinas resmi setahun kemudian yaitu 1967) Pada saat itu dibuka suatu kompetisi untuk sistem hanud jarak "menengah" sebagai pengganti S-75 Dvina.


Kompetisi tersebut mensyaratkan bahwa sistahanud jarak menengah soviet nantinya mutlak harus memiliki kemampuan menyerang beberapa target sekaligus dan menembak jatuh target dengan RCS rendah. Sebagai tambahan angkatan darat Soviet juga mensyaratkan sistem baru ini untuk dapat menembak jatuh rudal balistik seperti Pershing atau Lance.

Kompetisi tersebut diikuti oleh dua biro desain. S-500U dan S-300, S-500U segera dieliminasi karena sistem ini tidak memiliki kemampuan untuk menembak jatuh rudal, dengan demikian S-300 lah yang diterima untuk dikembangkan lebih lanjut.


Bapak dari S-300 A.A Raspletin (1908-1967)
Pengembangan S-300 menghadapi kesulitan tinggi terutama karena sistahanud ini akan distandarisasi untuk memenuhi kebutuhan Pasukan pertahanan udara negara (PVO-S) Pasukan pertahanan udara angkatan darat (PVO-SV) dan Angkatan laut.

Pasukan pertahanan udara negara memerlukan sistem yang memiliki mobilitas tinggi dan kemampuan untuk menembak jatuh rudal jelajah yang terbang rendah. Angkatan darat memerlukan sistem yang tidak hanya memiliki mobilitas tinggi namun juga mutlak harus dapat menembak jatuh rudal balistik selain pesawat terbang sementara Angkatan laut memerlukan pula sistem yang mampu menembak jatuh rudal jelajah.

Pada proses desain terjadi perdebatan mengenai desain sistem S-300 yang pada akhirnya mencapai titik temu dimana varian angkatan darat dikembangkan tersendiri menjadi S-300V sementara varian untuk PVO-S dan Angkatan laut dapat distandarisasi menjadi varian S-300P dan S-300F dengan menggunakan desain rudal dan radar yang serupa (namun tak sama)

Tahun 1967 adalah tahun yang berat (Tapi untuk biro desain Vympel dan NIIP Thikomirov mungkin senang.. karena 2K12 Kub/SA6 "gainful" masuk dinas setelah berjuang dari tahun 1958) dalam pengembangan keluarga S-300 tak lain karena berpulangnya pelopor dari sistem ini yaitu A.A Raspletin. Namun sebelum meninggal beliau membuat keputusan penting yang berkaitan dengan perkembangan S-300 sehingga menjadi seperti saat ini yaitu :

1.Penggunaan radar Phased array untuk semua komponen radar sistem (walaupun dalam prakteknya ada yang tidak)

2.Penggunaan teknologi semikonduktor dan komputer digital untuk prosesor dari S-300.

Dua keputusan itulah yang meletakkan dasar S-300 dan berlaku untuk semua varian termasuk S-300V.

Pengembangan keluarga S-300pun berlanjut hingga ke tahun 1970'an dengan berbagai uji-coba yang dilangsungkan di medan uji coba Sary Shagan di kazakhstan dan Kapustin Yar di Rusia.

Pada uji coba tersebut dijumpai masalah dimana sistem pemanduan SAGG (Seeker Aided Ground Guidance) Yang sudah direncanakan untuk memandu rudal 5V55 rancangan biro desain Fakel ternyata tidak dapat bekerja pada target yang terbang dibawah ketinggian 500 m. Penyebab masalah ini tidak jelas namun menurut dugaan TS masalah ada pada kepala pandu rudal 5V55 yang belum dapat menyaring ground clutter.

Masalah lainnya dijumpai pada pengembangan sasis swagerak yang dikembangkan oleh pabrikan MAZ. Pada akhirnya diputuskan untuk tetap mengoperasikan S-300 sambil menunggu kedua masalah tersebut selesai.

Tim desain S-300 kemudian mengubah skema pemanduan S-300 dari SAGG menjadi pandu komando (Command Guidance) Hasilnya adalah S-300PT "Biryuzha" dengan radar 5N63 sebagai radar komando serang, 5N64 atau 36D6 sebagai radar manajemen tempur. Untuk menghancurkan target yang terbang rendah digunakan mast atau tiang 40V6.

Radar 5N63 (Flap Lid A) Rada komando serang pada S-300PT -gambar oleh Miroslav Gyurosi 
Radar 5N63 (Flap Lid A) pada sistem tiang 40V6-gambar oleh Said Aminov 
Radar 36D6 (Tin Shield) Radar manajemen tempur pada S-300PT Radar 5N66 "Clam Shell" pada S-300PT untuk memburu rudal jelajah
Rudal pada sistem S-300PT menggunakan 5V55K dengan daya jangkau 47 Km. Rudal ini menggunakan sistem konvensional dengan airframe silindris dan kontrol pada bagian ekor disertai dengan TVC (Thrust Vector Control) Seperti pada gambar 2 dibawah. 
Gambar 2: Rudal 5V55 untuk S-300 Rudal ini memiliki kecepatan maksimum mach 6 dan terbang dengan trajektori semi-balistik/ loft glide untuk memaksimalkan tenaga potensial dan mengurangi kemungkinan rudal terdeteksi dini oleh lawan. Rudal ini diuji coba pertama kali sejauh ingatan TS adalah pada tahun 1970.

Daya jangkau rudal ini dapat mencapai 90 Km (varian S-300PM) Namun untuk varian-varian sebelumnya daya jangkau rudal relatif terbatas yaitu hanya 47-75 Km karena keterbatasan sistem pemanduan.

Sistem peluncuran rudal menggunakan skema cold launch dimana rudal akan terlebih dulu dilontarkan ke udara setinggi 30 m oleh piston gas bertekanan tinggi sebelum menghidupkan mesin. Sebenarnya dalam fase desain S-300 direncanakan akan menggunakan sistem hot launch dimana mesin rudal akan langsung dihidupkan didalam tabung peluncur. Namun tim desain S-300 menilai cara peluncuran semacam itu berbahaya bagi kapal pembawa. Dengan demikian skema cold launch digunakan.
Gambar 3: Kendaraan peluncur S-300PT dalam moda siap tembak  Dikarenakan belum siapnya sasis MAZ untuk mengangkut radar dan peluru kendali akhirnya digunakan sasis trailer seperti pada gambar 3 dimana sebelum peluncuran sasis akan "dibuka" terlebih dulu sebelum tabung rudal ditegakkan. Sementara komponen baterai lainnya seperti pos komando dan kontrol peluncuran rudal juga ditempatkan dalam trailer yang ditarik oleh kendaraan Kraz 255 


Akibat dari penggunan sistem "semi-mobile" diatas waktu persiapan pun molor tajam dari 5 menit menjadi 2 jam. Waktu persiapan pun dapat lebih lama bilamana sistem mast 40V6 digunakan.

Dengan demikian S-300PT ini praktis menjadi sistem SAM "semi-mobile" bahkan cenderung ke statis seperti pendahulunya S-75 Dvina. Masalah mobilitas diatas akhirnya terselesaikan pada tahun 1982 dimana sasis MAZ akhirnya tersedia.

Varian S-300 yang ditempatkan di sasis swagerak diberi nama S-300PS yang akan dibahas selanjutnya.

S-300PS
 
Gambar 5: S-300 PS dengan radar komando serang 5N63S pada bagian kiri dan dua unit peluncur 5P58, ciri utama S-300PS adalah salah satu peluncur 5P58 miliknya tidak memiliki unit pengontrol (letak pada gambar peluncur di bagian tengah), melainkan mengikuti kendaraan peluncur lain yang punya kabin kontrol.

S-300PS merupakan kelanjutan dari S-300PT, sistahanud ini bersifat mobile dimana seluruh komponen sistem sudah ditempatkan di sasis swagerak buatan MAZ yang diadopsi dari MAZ 543 yang digunakan untuk mengangkut rudal scud.

Varian ini pun juga memiliki komponen baru yaitu radar manajemen tempur 5N64S (Big Bird A) Sebuah radar phased array dengan kemampuan setara AN/SPY-1 AEGIS serta skema pemanduan SAGG dengan rudal 5V55R
Radar manajemen tempur 5N64 Varian S-300 ini adalah yang pertama kali mempunyai waktu persiapan hingga penembakan yang singkat yaitu 5 menit. Namun bilamana sistem tiang 40V6 atau 40V6M digunakan maka waktu persiapan bertambah higga 2 jam.


Waktu persiapan 5 menit ini pernah menjadi kontroversi karena beberapa petinggi PVO Soviet waktu itu meragukan kemampuan ini. Namun waktu uji coba terjadi masalah teknis yang justru memperlihatkan kemampuan S-300PS. Dalam uji coba tersebut konvoi baterai S-300 mengalami masalah teknis dimana salah satu kendaraan pengangkut rudal mengalami kerusakan mesin.

Alih-alih menjadi bencana, salah satu desainer S-300 senior malah memerintahkan baterai untuk langsung bersiap menembak di tempat saat itu juga. Persiapan hanya memakan waktu 5 menit sesuai spesifikasi dan sasaran berupa drone dapat ditembak jatuh hanya dengan sebuah rudal.

Versi S-300PS ini juga merupakan varian ekspor pertama dari sistem S-300P dengan nama S-300PMU, dan dioperasikan pertama kali oleh negara-negara pecahan Uni Soviet dan China.

Demikian bahasan ini saya akhiri dulu.. untuk disambung lain waktu karena keterbatasan dana.. Saya teruskan bisa cuman nanti saya nggak bisa beli Indomie/pisang goreng untuk menu makan malam hari ini.

Terimakasih sampai jumpa lain waktu.

Hebat, BUMN Ini Bikin Kapal Perang Made in DKI

Jakarta: Perusahaan pelat merah, PT DOK dan Perkapalan Kodja Bahari (Persero) saat ini tengah membangun kapal perang pesanan TNI AL. BUMN kapal ini sendiri membuat 2 unit varian Kapal Perang.

Kasubdiv EST dan ADM PT DOK Arsam Heri Bowo menjelaskan untuk varian kapal perang ini, dibuat di galangan kapal di Jakarta yakni Cilincing dan Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta Utara.

"Dibuat di galangan I dan II. Itu di Pelabuhan (Priok) dan Cilincing, Jakarta Utara. Kapal ini sedang dibuat," ucap Arsam kepada detikFinance di acara BUMN Innovation Expo & Award 2013 di JCC Senayan Jakarta, Jumat (28/6/2013).

Varian pertama yang dibuat adalah AT 117 M Landing Ship Tank (LST). Kapal ini berfungsi sebagai kapal perang pendukung untuk angkut tank.
"Ini untuk angkutan tank, pasukan dan ada fasilitas heli deck untuk Bell," tambahnya.

Varian lain yang sedang dibuat yakni Kapal Perang jenis BCM (Bantu Cair Minyak). Kapal ini difungsikan sebagai kapal tanker untuk memasok bahan bakar bagi Kapal Perang TNI AL.

"Kapal yang butuh BBM, bisa diisi di tengah laut. Ini semacam SPBU tengah laut," ujarnya. Ditargetkan 2 kapal perang ini, bisa memperkuat armada TNI AL pada tahun 2014.

detik

Yang Antik dan Modern


Ada yang unik dalam acara Rabinniscab TNI-AD, senin (25/06) di Bandung Jawa Barat.

Dalam acara itu juga berlangsung pameran senjata kecil-kecilan milik TNI-AD serta BUMN Industri strategis serta lembaga riset.

Sejumlah alutsista baru turut dipamerkan, diantaranya Panser Komodo, meriam Kh-178, mock up Simulator AMX-13, hingga yang paling modern, yaitu roket anti tank NLAW, dan lain sebagainya.

Namun demikian, sejumlah alutsista antik juga muncul. Bahkan alutsista berupa tank M-3 Stuart itu dipajang tepat di pintu masuk pameran. Usut punya usut, Tank warisan perang dunia kedua ini rupanya masih bisa beroperasi, meski sudah tak mampu lagi menembak.

Sebagai Tank yang kenyang makan asam garam pertempuran di tanah air, upaya Pusdikkav melestarikan Tank M-3 Stuart patut diacungi jempol.



Wirasaba Air Force Base Art dan Air Show 2013 Digelar

Helatan Air Force Art dan Air Show 2013 hari ini, Jumat (28/6) digelar di Lanud Wirasaba dalam rangka memperingati HUT ke-62 Komando Operasi TNI Angkatan Udara (Koopsau).

Rencananya, Gubernur Jawa Tengah terpilih, Ganjar Pranowo akan membuka helatan atraksi pesawat udara termegah di wilayah Barlingmascakeb ini. "Rencananya pak Gubernur akan membuka langsung acara ini," kata Danlanud Wirasaba Mayor Pnb Arif Sudjatmiko.

Pada kegiatan ini, yang datang tidak hanya pemimpin dan masyarakat di sekitar Barlingmascakeb (Banjarnegara, Purbalingga, Banyumas, Cilacap dan Kebumen), tapi juga Brebes, Tegal, Pemalang, Pekalongan dan Batang. Kapolda Jateng dan Pangdam IV Diponegoro juga berencana hadir secara pribadi.

Selama tiga hari berturut-turut, masyarakat akan dihibur dengan atraksi pesawat dynamic show, meliputi aerobatic pesawat, terjun payung, joy flight, paralayang motor, gantole, trike, ultralight, aeromodelling, pameran kerajinan, pentas seni budaya, dan berbagai lomba yang meriah.

“Kami bermaksud menginformasikan eksistensi atau keberadaan Lanud Wirasaba kepada masyarakat luas khususnya di Jawa Tengah bagian barat,” katanya.

suaramerdeka

Wamenhan Tinjau Fasilitas Pesawat Super Tucano

embraer

WAKIL Menteri Pertahanan, Sjafrie Sjamsoeddin meninjau fasilitas dan pesawat EMB-314 Super Tucano di Skadron Udara 21 Lanud Abdulrachman Saleh, Malang, Jumat (28/6) pagi.

Wamenhan tiba di Lanud Abdulrachman Saleh dengan menggunakan pesawat Hercules A-1314 dari Base Ops Lanud Halim Perdanakusuma Jakarta. Wamenhan disambut oleh Komandan Lanud Abdulrachman Saleh, Marsekal Pertama TNI Gutomo, S.Ip.

Wamenhan menjelaskan, peninjauan ini bertujuan untuk melihat kesiapan Skadron Super Tucano sebagai bagian kekuatan TNI khususnya TNI AU dalam rangka mengganti Skadron pesawat OV10 Blanco.

Menurutnya, target pesawat Super Tucano juga sejalan dengan modernisasi peralatan militer periode 2014. Pengadaan pesawat Super Tucano dilakukan secara bertahap. Sekarang ini ada empat pesawat Super Tucano, dan pada bulan Agustus 2013 ditambah empat unit, dan delapan unit pada tahun 2014 sehingga jumlah pesawat Super Tucano menjadi satu skadron.

Menurut Sjafrie, peninjauan ini juga bagian dari upaya High Level Committee untuk mengevaluasi dan melihat apa yang menjadi perhatian untuk melancarkan pengadaan pesawat di masa mendatang.

Menurutnya, ada dua perhatian High Level Committee. Pertama, evaluasi teknis akan diperbaiki untuk melancarkan pesawat Super Tucano berikutnya baik persenjataan, roket maupun bombing-nya. Karena tahun 2014 akan dilaksanakan fire power demonstration untuk seluruh alutsista yang dimiliki baik yang dibeli di dalam negeri maupun luar negeri.

Kedua adalah pengadaan pembangunan kekuatan ini agar bisa berlanjut baik personel maupun pemeliharaan dan perawatan pesawat. “Sekarang ini dalam persiapan bertahap,” kata Sjafrie.

jurnas

KRI OSWALD SIAHAAN - 354 KUNJUNGI LHOKSEUMAWE

 
     Jakarta, 27 Juni 2013,--  KRI Oswald Siahaan - 354 yang berada dibawah kendali operasi Gugus Tempur Komando Armada RI Kawasan Barat (Guspurlaarmabar) yang sedang melaksanakan patroli keamanan laut di wilayah barat perairan yuridiksi nasional Indonesia mengunjungi pelabuhan Krueng Geukueh di Lhokseumawe, baru-baru ini.

     Kedatangan KRI Oswald Siahaan - 354 yang dikomandani Letkol Laut (P) Antonius Widyoutomo disambut Komandan Pangkalan Angkatan Laut (Danlanal) Lhokseumawe Letkol Laut (P) Sumartono, Dandim Lhokseumawe, Kapolres Lhokseumawe, pembina pramuka se-Kabupaten Lhokseumawe dan masyarakat setempat.

     Selama berada di Lhokseumawe, KRI Oswald Siahaan - 354 menyelenggarakan kegiatan bakti sosial donor darah yang diikuti 220 prajurit TNI dan POLRI yang dilaksanakan di atas geladak helly, sebagai wujud dari soliditas TNI dan POLRI untuk bersama-sama memberikan pengabdiannya dalam bentuk sumbangsih secara langsung kepada daerah Kabupaten Lhokseumawe dan Aceh Utara berupa bantuan tambahan darah bagi PMI Lhokseumawe.

     Kegiatan donor darah tersebut diawali oleh Komandan KRI Oswald Siahaan - 354 Letkol Laut (P) Antonius Widyo Utomo kemudian disusul Komandan Lanal Lhokseumawe Letkol Laut (P) Sumartono, Komandan Distrik Militer Lhokseumawe Letkol Inf. Agus Tri Antoni, Dansatrad Letkol Lek Imam Taufik dan Kapolres Lhokseumawe AKBP Joko Surachmanto, SH. MH. serta prajurit TNI dan POLRI lainnya.

     Dalam kegiatan selanjutnya, Komandan KRI melaksanakan kunjungan ke Komando Resort Militer (Korem)  Lhokseumawe dan  disambut oleh Danrem Kolonel Inf. Hifdizah dan pejabat FKBD kota Lhokseumawe dan Aceh Utara.

     Selanjutnya pada kesempatan lainnya, Komandan KRI menerima kunjungan Panglima Laut Lhokseumawe, Ilyas Bunth di long room perwira kapal. Dalam kunjungan tersebut, Panglima Laut Lhokseumawe menyampaikan kondisi organisasi yang dipimpinnya, permasalahan dan harapannya untuk meningkatkan taraf hidup para nelayan di pesisir pantai  Lhokseumawe.

     Usai menerima kunjungan Panglima Laut Lhokseumawe,  Komandan KRI didampingi para perwira staf KRI Oswald Siahaan - 354 melaksanakan kegiatan safari kunjungan ke Pondok Pesantren Nurul Huda Kecamatan Dewantara Kabupaten Aceh Utara yang dipimpin oleh KH.Teuku Abu Mustofa Putih. 
   

Indonesia Tuan Rumah Konferensi Kedirgantaraan



JAKARTA : Indonesia akan menjadi tuan rumah Konfrensi Kedirgantaraan Militer Internasional yang akan diselengarakan di Jakarta, 1 - 3 Juli 2013. Sejumlah negara Eropa, Asia Tenggara, Asia Selatan, Timur Tengah, dan Amerika Selatan ikut di dalamnya.
"Konferensi ini sekaligus membahas soal alat utama sistem senjata (Alutsista-Red) dan pertahanan negara," kata Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Udara (Kadispenau), Marsma TNI Suyadi Bambang S dalam siaran persnya kepada Suara Karya di Jakarta, Kamis (27/6).
Sementara TNI AU dan Badan Koordinasi Keamanan Laut (Bakorkamla) bekerja sama dengan Tangent Link Ltd dari Inggris bertindak sebagai pelaksana utama. Konfrensi akan dibuka Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU), Marsekal TNI Ida Bagus Putu Dunia. Suyadi mengatakan pembahasan yang akan muncul dalam konferensi itu terkait alutsista dan pertahanan. Diantaranya, terkait operasi udara kontra narkoba, operasi udara kontra bajak laut dan operasi udara pengamanan perbatasan.
Dalam bidang maritim sendiri, kata Kadispenau, akan dibahas soal ancaman keamanan maritim di Asia Tenggara, pengawasan udara pada Zona Economi Ekslusive (ZEE), pelindungan udara perikanan lepas pantai, perlindungan dari perampokan di perairan.
Juga akan dibahas kerjasama SAR, pengintaian udara pada human trafficking, proyek multifungsi pengamatan maritim, operasi gabungan keamanan maritim serta operasi udara untuk antisipasi dan penanggulangan bencana.
"Pembicara akan hadir dari Inggris, Indonesia, PBB, Singapore, Afrika selatan, Soloman Islands, Australia, malaysia, Seychelles, Bangladesh, Pakistan, Austria, Swedia, Uni Eropa dan negara lainnya," kata Suyadi.
Acara ini akan diikuti Kementerian Pertahanan (Kemhan), Mabes TNI, TNI AU, TNI AD, TNI AL, Kepolisian, Bakorkamla, Badan SAR Nasional (Basarnas), Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT), diplomat, pakar kedirgantaraan dan militer, kalangan intelijen dan dari media nasional. (Feber S) 
 

Panglima TNI Anggap Separatis Papua Sudah Keterlaluan

Panglima TNI, Laksamana Agus Suhartono, menyatakan sudah pada batas kesabaran menghadapi separatis di Papua.

"Ini menunjukkan bahwa kita sudah berupaya mendekati mereka dengan pendekatan kesejahteraan, tapi mereka tetap melakukan kekerasan. Itu yang perlu digarisbawahi," kata Panglima seusai menghadiri pembukaan Kejuaraan II Karate Piala Panglima 2013, di Mabes TNI, Jakarta, Rabu (26/6).

Agus kembali prihatin satu prajuritnya gugur diserang kelompok separatis pada Selasa (25/6). Menurutnya, TNI sudah sangat sabar mendorong masyarakat Papua dengan pendekatan kesejahteraan. Namun, tanggapannya justru lain. "Kita akan evaluasi kegiatan di sana," ujarnya.

Seperti diberitakan, satu prajurit TNI dan seorang warga tewas tertembak dalam peristiwa yang terjadi pukul 14.00 WIT, Selasa (25/6). Dua korban yang tewas adalah anggota Yon 753 Letda I Wayan Sukarta dan seorang sopir bernama Tono. Sukarta mendapat luka tembak di bagian kepala, tulang kering kaki kanan, luka bacok bahu kanan dan paha, sedangkan Tono mendapat luka bacok di kepala dan punggung.

koran jakarta

Thursday 27 June 2013

Tiga Penerjun Jatuh, Latihan Marinir Jalan Terus

Tiga Penerjun Jatuh, Latihan Marinir Jalan Terus
Ilustrasi terjun payung.
 
 Tangerang Selatan-Latihan terjun bebas terus berlanjut di atas Lapangan Terbang Pondok Cabe,Tangerang Selatan, meski tiga anggota Korps Marinir, TNI Angkatan Laut, terjatuh dari ketinggian 5000 meter pada Rabu 26 Juni 2013 lalu. Satu orang anggota pingsan dan dirawat ke rumah Sakit Cilandak karena kecelakaan yang disebabkan payung utama gagal mengembang itu. 

"Tiga penerjun payungnya tidak mengembang. Tapi yang pingsan cuma satu. Yang dua personil  tidak apa-apa,” ujar Kepala Lapangan Terbang Pondok Cabe, Suaroh Widodo saat dihubungi Tempo, Kamis 27 Juni 2013.
Suaroh mengatakan peristiwa terjadi pada Rabu pagi lalu saat 60 anggota melakukan latihan terjun bebas di kawasan Pondok Cabe. Puluhan anggota Marinir itu terjun bebas hampir dalam waktu yang bersamaan dari sebuah pesawat terbang.
Tapi, kata Suaroh, masing-masing payung utama dari tiga orang penerjun tidak mengembang dengan sempurna. ”Ada juga yang tersangkut senjata,” katanya. Untunglah para penerjun itu sempat menggunakan payung cadangan sehingga tidak langsung terempas ke pemukiman warga.
Tiga penerjun itu sempat jatuh di halaman beberapa rumah penduduk tak jauh dari lapangan terbang Pondok Cabe berlokasi di pinggir jalan Pamulang-Lebak Bulus, Jakarta Selatan tersebut. "Personil (Marinir) yang jatuh tidak apa-apa. Malah dua orang langsung minum kopi di warung terdekat," tuturnya. Adapun satu penerjun yang pingsan langsung dilarikan ke Rumah Sakit Cilandak, Jakarta Selatan.
Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Laut, Laksamana Pertama Untung Suropati mengatakan, seorang penerjun marinir yang jatuh di Lapangan Terbang Pondok Cabe masih dirawat di Rumah Sakit Cilandak. Perwira tersebut diketahui mengalami patah tulang ringan. “Ada yang perlu di-scan,” ujar Untung kemarin.
Untung menolak menyebut nama si perwira. Yang jelas, dia jatuh dari ketinggian sekitar 5000 kaki pada Rabu lalu sekitar jam 08.50 WIB dalam latihan rutin Marinir. “Istilahnya terjun free-fall.”
Parasut mengembang tidak sempurna, kata Untung, bisa karena dua hal. Pertama, faktor pengoperasian tidak sesuai prosedur. Kedua, “Pengaruh angin yang menyebabkan talinya twist,” tuturnya.
Peristiwa itu tidak menyurutkan latihan para anggota Marinir itu. Hari ini latihan terjun tetap berjalan sekalipun angin berembus cukup kencang

tempo 

Cerita Kasau tegur pilot AURI sepulang mengebom basis PKI Muso

 




Masih cerita soal perebutan kilang minyak di Cepu, Jawa Tengah dari PKI Muso. 27 September 1948, laskar rakyat yang mengikuti PKI Muso menyerang markas TNI di Cepu. Mereka juga menguasai kilang minyak.

Menteri Pertahanan Mohammad Hatta memberi perintah langsung. TNI harus segera merebut Cepu dari tangan PKI dan Laskar Minyak. Indonesia sangat membutuhkan minyak dari sana untuk kelanjutan perjuangan.

Brigade I/Siliwangi kebagian tugas itu. Serangan akan dilakukan dari tiga penjuru. Dari kiri Satuan Tugas Kosasih, tengah Batalyon Kemal Idris dan kanan Batalyon Daeng.

Jalannya pertempuran ini dikisahkan Letjen (Purn) Himawan Soetanto dalam buku Perintah Presiden Soekarno: Rebut Kembali Madiun, terbitan Pustaka Sinar Harapan. Saat itu Himawan masih berpangkat letnan.

Tapi bukan perkara mudah merebut Cepu. Gerombolan PKI yang melarikan diri dari Madiun bertahan di Purwodadi, Blora, Kudus dan Pati. Mereka cukup kuat dan telah memiliki posisi bertahan yang strategis. Jarak Purwodadi-Cepu kira-kira 90 km.

Gubernur Militer Jenderal Gatot Soebroto meminta Panglima Besar Soedirman agar memerintahkan Angkatan Udara Republik Indonesia (AURI) terus menembaki jalan menuju Purwodadi. Tapi kepala staf AURI (kini TNI AU) Marsekal Soeryadarma mengatakan hal itu tak mungkin.

Saat itu AURI hanya punya beberapa pesawat tua buatan Jepang. Amunisi juga terbatas. Satu hal yang penting, tak ada radio komunikasi antara pasukan Siliwangi di bawah dengan pilot AURI di udara. Jika tak ada komunikasi, bisa fatal. Pesawat malah berpotensi menembaki pasukan sendiri.

Maka keputusannya, AURI akan mengerahkan satu pesawat untuk mengebom Purwodadi. Maksudnya hanya untuk memberi pukulan psikologis saja untuk PKI dan gerombolan.

Dari Maguwo, terbanglah sebuah pesawat Cureng. Pesawat tua peninggalan Jepang ini biasanya digunakan sebagai pesawat latih. Namun karena keterbatasan, akhirnya digunakan sebagai bomber. Cureng adalah pesawat bersayap ganda. Mampu terbang tiga jam nonstop dan membawa dua bom seberat 50 kg yang dilepaskan manual oleh pilotnya.

Kadet Udara I Aryono menerbangkan pesawat ini, sementara Kapten Mardanus menjadi observer udara. Inilah pengalaman terbang pertama untuk Mardanus yang sehari-hari menjadi kepala bagian personalia Markas Besar Angkatan Perang itu.

Cuaca cerah saat Kadet Aryono lepas landas. Dalam waktu setengah jam, pesawat itu mencapai Purwodadi. Dulu Aryono mengenali daerah ini, sehingga tak sulit menentukan sasaran.

Aryono membidik Komplek Gedung Kabupaten. Dia terbang rendah. Tree top level atau nyaris setinggi pohon. Dua bom dijatuhkan dan mengenai sasaran. Ledakan keras terdengar.

Setelah melaksanakan misi tersebut, pesawat Cureng pulang ke home base di Maguwo. Kasau Marsekal Suryadarma telah menunggu. Dia memberikan selamat atas keberhasilan pengeboman. Tapi Marsekal Suryadarma kemudian menegur kadet Aryono.

Suryadarma menilai keputusan Aryono untuk terbang rendah sangat membahayakan. Pesawat gampang sekali jadi sasaran tembak dari darat. Kerugian tak ternilai jika pesawat yang sangat dibutuhkan AURI itu bisa ditembak jatuh pemberontak. Mau beli pesawat lagi uang dari mana? Lagipula Indonesia masih diblokade oleh Belanda, tak mudah beli persenjataan dari luar negeri.

Dari hasil laporan intelijen kemudian diketahui, pengemboman ternyata efektif untuk membuat PKI kocar-kacir. Saat bom dijatuhkan, ternyata PKI baru akan mengeksekusi tahanan. Mereka pun bubar saat bom jatuh dan eksekusi batal dilaksanakan.

Kerjasama antarangkatan (darat dan udara) dalam pengemboman di Purwodadi ini merupakan salah satu yang pertama dilakukan TNI.

Mungkin karena takut ada pengeboman lagi, PKI berangsur-angsur menarik diri dari Purwodadi. Mayor Kosasih berhasil merebut Purwodadi tanggal 5 Oktober 1948.

Pasukan Siliwangi terus bergerak ke arah Utara dan akhirnya bisa membebaskan Kilang Minyak di Cepu tanggal 8 Oktober lewat pertempuran sengit.

merdeka

Mantan Kopassus Tewas Ditembak, Papua Masih Membara


Imparsial berharap Pemerintah tidak phobia terhadap dialog
 
 
Polisi dan TNI merazia warga di Papua pasca-kekerasan yang kerap terjadi di sana 
Seperti bara di bawah sekam, kekerasan di Papua belum juga padam. Selasa 25 Juni 2013, rombongan TNI ditembaki sekelompok orang yang diduga Organisasi Papua Merdeka. Dua orang tewas.

Salah satu korban tewas dalam insiden penembakan di Distrik Ilu, Kabupaten Puncak Jaya itu anggota TNI atas nama Letda I Wayan Sukarta, anggota Yonif 753 AVT Nabire. Dia merupakan mantan anggota Komando Pasukan Khusus (Kopassus). Sementara korban tewas lainnya adalah warga sipil yang menyopiri mobil rombongan.

Penembakan ini menambah deret panjang kekerasan di Papua. "Insiden ini menunjukkan, Papua masih menjadi daerah konflik," kata Direktur Eksekutif Imparsial Poengki Indarti, Rabu 26 Juni 2013.

Selain mengungkap kasus ini dan kekerasan lainnya, menurut Poengki, ada pekerjaan rumah yang tak kalah pentingnya untuk diselesaikan. Mencari akar semua kekerasan yang selama ini terjadi di Papua.

Dia pun meminta Pemerintah menyiapkan dialog dengan kelompok yang berseberangan dengannya. "Imparsial berharap Pemerintah tidak phobia terhadap dialog, karena dengan dialog damai, justru akan menghasilkan rasa saling percaya dan mampu mengurai masalah."

Satu hal penting lainnya, Poengki juga meminta agar pemerintah tidak menggunakan kasus-kasus kekerasan ini sebagai justifikasi pengiriman pasukan lebih banyak lagi ke Papua. Namun, di sisi lain, Poengki pun menilai masalah kekerasan di Papua tidak melulu soal kesejahteraan. Artinya, penggelontoran dana otonomi khusus (otsus) atau pendekatan otsus plus ternyata tidak cukup kuat meredam bara kekerasan di sana. "Ada hal lain yang perlu diselesaikan, seperti pelanggaran HAM."

Kronologi penembakan di Puncak JayaInsiden penembakan Selasa siang lalu bermula saat Letda I Wayan Sukarta bersama dua orang anggotanya, Prada Andi dan Prada Supiyoko pulang dari kunjungan silahturahmi ke Kepala Kampung Jigonikme Distrik Jigonikme, Kabupaten Puncak Jaya. Mereka menggunakan mobil Ford Ranger yang dikemudikan Tono, dengan mengajak keneknya yang belum diketahui identitasnya.

Di tengah jalan, tepatnya di tikungan jembatan beton, jalan trans Kabupaten Puncak Jaya - Kabupaten Tolikara, rombongan diserang sekelompok orang yang kemudian diduga anggota OPM, sekitar pukul 14.00 WIT. "Terjadi kontak senjata," kata Juru Bicara Polda Papua Kombes I Gede Sumerta Jaya.

Sumerta menambahkan, pelaku diduga berjumlah lebih dari tujuh orang. Mereka pun menenteng senjata api laras panjang.

Pada saat terjadi kontak senjata, tambahnya, Prada Andi dan Supiyoko sempat meminta bantuan ke pos Ilu. Sekira pukul 16.00 WIT, bantuan datang tapi Letda I Wayan Sukarta dan sopirnya sudah meninggal di TKP.

"Sementara itu, kenek mobil yang belum diketahui identitasnya sampai saat ini belum diketahui keberadaannya," ujarnya.

Letda I Wayan Sukarta mengalami luka tembak pada bagian kepala, luka tembak pada tulang kering kaki kanan, luka bacok pada bahu kanan, luka bacok pada paha kanan, dan luka iris pada pipi kiri. Korban meninggal di TKP.

Sementara Tono, supir mobil, mengalami luka bacok pada kepala bagian belakang dan punggung. "Korban Tono juga meninggal di TKP."

Pelaku, sambungnya, juga berhasil merampas satu pucuk senjata milik Letda I Wayan Sukarta. "Kerugian materil, satu pucuk sempi jenis FN milik korban dan satu unit mobil Ford DS 8832 KA dibakar di TKP," ujar Sumerta.
Deretan kekerasan
Sejumlah kasus kekerasan kerap terjadi di Papua. Korban berjatuhan baik di kubu OPM, TNI, Polri, bahkan warga. Berikut beberapa catatan kekerasan di Papua, beberapa bulan terakhir:

16 Juni 2013:
Ratusan warga merusak dan membakar Markas Polres Pegunungan Bintang Papua. Kasus ini diduga akibat perkelahian antara anggota polisi dengan warga. Akibatnya, seorang anggota polisi mengalami luka-luka akibat terkena panah dan satu orang warga terkena luka tembak di kaki.

27 April 2013: OPM Kepulauan Yapen Serui menyerang kediaman anggota polisi, Bripka Jerfi, di Distrik Angkaisera. Satu polisi tewas.

21 Februari 2013:
Kelompok bersenjata menyerang dua tempat. Pertama, Distrik Tingginambut, Puncak Jaya. Serangan ke dua terjadi di Distrik Sinak, Puncak. Delapan prajurit TNI gugur dalam serangan itu. Dalam insiden ini, empat warga sipil pun jadi korban tewas.

22 Februari 2013:
Kekerasan berlanjut. Helikopter Super Puma milik TNI yang akan mengevakuasi delapan jenazah tentara yang tewas tertembak sehari sebelumnya, diberondong peluru. Proses evakuasi hari itu terpaksa ditunda.

16 Desember 2012: Terjadi aksi pembakaran fasilitas Polisi Wouma yang terletak di Jalan Ahmad Yani Wamena Jayawijaya. Sekitar pukul 21.30 WIT, sekelompok orang tak dikenal membakar pos polisi itu.
Akibat peristiwa ini, warga mengungsi ke Markas Kodim dan Polres setempat, karena mereka khawatir dengan keselamatannya.

27 November 2012: Markas Kepolisian Sektor Pirime, Kabupaten Lany Jaya, Papua, diserang sekelompok orang bersenjata. Dalam insiden ini, tiga polisi tewas termasuk  Kapolsek Pirime, Ipda Rolfi Takubesi (48).

Dari kubu penyerang, dua orang juga tewas. Pelaku yang diperkirakan lebih dari lima orang juga merampas empat pucuk senjata polisi.

28 November 2012: rombongan Kapolda Papua Irjen Tito Carnavian dan Asintel Kodam Kodam XVII Cenderawasih Kolonel Napoleon ditembaki gerombolan bersenjata saat melaju dari Distrik Pirime menuju Tiom, Ibu Kota Kabupaten Lany Jaya Papua.

Baku tembak sempat terjadi. Untungnya tak ada korban tewas dalam insiden ini. Rombongan Kapolda dan pejabat Kodam XVII Cenderawasih pun berhasil mencapai Distrik Pirime, lokasi terjadinya penyerangan Markas Polsek yang menewaskan tiga anggota Polisi, sehari sebelumnya.

Korban Penembakan Papua


Sejumlah anggota TNI membawa jenazah Letda Inf.Wayan dan seorang warga sipil korban penembakan untuk diberangkatkan ke kampung halamannya di Wamena, Papua, Kamis (27/6). Letda Inf.Wayan dan seorang warga sipil menjadi korban penembakan orang tak dikenal di Distrik Ilu Kabupaten Puncak Jaya, Papua pada hari Selasa (25/6). (ANTARA FOTO/Iwan Adisaputra)




Atasi Kebakaran, 8 Pesawat TNI AU Angkut Pasukan ke Riau

FB Anggoro / ANTARA
TNI mengirimkan 692 personel untuk bergabung dengan personel yang telah berangkat sebelumnya guna mengatasi kabut asap akibat bencana kebakaran yang terjadi di Propinsi Riau
SEBANYAK delapan pesawat TNI AU, Rabu (26/6) diterbangkan dari Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta menuju Propinsi Riau. Pesawat tersebut mengangkut pasukan Marinir dan Kostrad untuk melaksanakan tugas mengatasi bencana kebakaran di Propinsi Riau.

Kepala Penerangan Lanud Halim Perdanakusuma Jakarta, Mayor Sus Gerardus Maliti, menjelaskan, delapan pesawat TNI AU itu meliputi 6 pesawat C-130 Hercules dari Skadron Udara (Skadud) 31 Wing I Lanud Halim Perdanakusuma dan Skadron Udara (Skadud) 32 Wing 2 Lanud Abdulrahman Saleh Malang serta pesawat CN 295 untuk mengangkut logistik dan pesawat CN 235 dari Skadron Udara (Skadud) 2 Wing I Lanud Halim Perdanakusuma untuk mengangkut peralatan umum.

Menurut Gerardus Maliti, TNI mengirimkan 692 personel untuk bergabung dengan personel yang telah berangkat sebelumnya guna mengatasi kabut asap akibat bencana kebakaran yang terjadi di Propinsi Riau. Kabut asap tersebut sangat meresahkan dan membahayakan masyarakat. Bahkan kabut asap tersebut hingga mengganngu negara tetangga.

“Kebakaran tentunya akan merusak ekosistem. Dengan kedatangan personel TNI mudah-mudahan dapat mempercepat padamnya kebakaran,” katanya dalam siaran persnya diterima Jurnal Nasional, Kamis (27/6).

Menurut Gerardus, tiga pesawat Hercules dari Skadron Udara 32 Abdulrachman Saleh yaitu A-1305 diterbangkan oleh Mayor Pnb Suparjo dan Lettu Pnb Hanggo dengan membawa 80 pasukan Kostrad; A-1308 diterbangkan oleh Kapten Pnb Pandi P dan Kapten Pnb Sandy membawa 98 pasukan Kostrad serta A-1310 yang terbangkan Letkol Pnb Kusmayadi dan Lettu Pnb Vinsent 80 pasukan kostrad.

Sementara tiga pesawat dari Skadud 31 Wing I Lanud Halim Perdanakusuma Jakarta yaitu A-1317 diterbangkan Mayor Pnb Beny dan Kapten PNB Chandra dengan membawa 124 pasukan Marinir; A-1326 yang diterbangkan Mayor Pnb Marvein dan Kapten Pnb Rezha mengangkut 124 personel Marinir dan A-1327 dipiloti Mayor Pnb Putu, Kapten Pnb Ave dan Lettu Aleg membawa 124 Marinir.

Sedangkan 276 personel Polri dari Resimen III Satuan Pelopor Kelapa Dua diberangkatkan dengan menggunakan tiga Hercules.

jurnas

Bupati Riswan minta TNI AL gelar latihan gabungan di Simeulue

PASUKAN Tentara Nasional Indonesia atau TNI diminta menggelar latihan perang gabungan di wilayah kepulauan Simeulue. Latihan gabungan tersebut terdiri dari TNI Angkatan Darat, TNI Angkatan Udara dan TNI Angkatan Laut.

Demikian disampaikan Bupati Simeulue Riswan NS saat menerima kunjungan Komandan Gugus Tempur Laut Komando Armada RI Kawasan Barat Laksamana Pertama TNI Amarullah Oktavian pada Kamis, 27 Juni 2013.

"Kita harapkan TNI dapat melakukan latihan perang gabungan di wilayah Simeulue supaya ada peringatan bagi negara lain yang mencoba (melakukan) infiltrasi atau penyusupan," ujarnya.

Menanggapi permintaan ini, Komandan Gugus Tempur Laut Komando Armada RI Kawasan Barat Laksamana Pertama TNI Amarullah Oktavian memerintahkan untuk segera membuat permohonan kepada Danlanal Letkol Laut (P) Anang Nurjatmiko.

"Danlanal segera buat surat permohonan dan koordinasikan dengan pak Bupati. Survei lokasi di kawasan mana yang cocok untuk latihan gabungan di Simeulue," ujar Laksamana Pertama TNI Amarullah Oktavian.

Dia mengatakan bila hal tersebut bisa direalisasi persyaratannya, maka tahun depan latihan gabungan ini bisa dilaksanakan. Untuk satu kali latihan, kata dia, perang gabungan TNI dapat melibatkan 30 ribu personil dari TNI AL, TNI AD dan TNI AU.

Sementara alutista yang dipergunakan seperti kapal perang, tank, helikopter tempur, dan pesawat tempur. Khusus untuk TNI AL, kata dia, sekali latihan bisa melibatkan 7 ribu personil.

atjehpost

OPM Akui Tembak Anggota TNI di Puncak Jaya


OPM Akui Tembak Anggota TNI di Puncak Jaya
Ilustrasi: TEMPO/Mahfoed Gembong
 
Jayapura - Panglima Tertinggi Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) Jenderal Goliath Tabuni mengklaim bertanggungjawab atas penembakan di Distrik Illu, Kabupaten Puncak Jaya, Papua, Selasa lalu, 25 Juni 2013. Dalam peristiwa tersebut dua orang tewas, yakni Komandan Pos Satuan Tugas Bantuan Distrik Illu Letnan Dua Infanteri I Wayan Sukarta, dan seorang bernama Tomo.

”Penembakan itu dilakukan anggota saya, dan atas perintah saya.” kata Tabuni seperti dilansir West Papua National Liberation Army, Kamis, 27 Juni 2013. Media OPM ini memberikan izin untuk mengutip laporan mereka.

Dalam pemberitaan media OPM tersebut, Tabuni juga menjelaskan bahwa warga sipil yang tewas, yang disebut dalam pemberitaan sejumlah media nasional sebagai sopir taxi, merupakan intelejen dari TNI 753.

Tabuni bahkan mengatakan bahwa pihaknya siap berperang melawan TNI. Dia juga meminta kepada aparat keamananIndonesia–TNI maupun Polri, agar tidak menjadikan warga sipil sebagai sasaran pelampiasan emosi. “Kalau melakukan pengejaran terhadap anggota saya, cari saya dan anggota saya saja,” ujarnya.

Tabuni juga mengaku merampas senjata korban dan menembak seluruh penumpang dalam mobil. Tabuni pun mengatakan siap melayani TNI/Polri jika ada pengejaran. Sebab kekuatan senjata pihaknya sudah semakin banyak setelah dalam insiden penembakan di Distrik Illu, anggota Tabuni mengambil senjata milik anggota TNI. ”Kami tidak ragu lagi kalau ada pengejaran terhadap kami,” ucapnya.

Juru bicara Kepolisian Daerah Papua Komisaris Besar Polisi I Gede Sumerta Jaya, mengatakan, motif penembakan adalah untuk mengganggu penyaluran bahan pokok ke Distrik Illu. "Karena selama ini korban dan anak buahnya membantu pendistribusian ke sana, jadi ingin diputus oleh Goliath," katanya.

Sumerta menegaskan, kepolisian tak tinggal diam atas insiden penembakan tersebut, dan skan dibentuk tim khusus. ”Itu tindakan kriminal. Pelakunya akan terus dikejar," ujarnya memaparkan.

Peristiwa penembakan bermula ketika Letda Infanteri Wayan Sukarta, Pratu Supiyoko, Prada Andi, dan Tomo alias Tono, sopir, menumpang sebuah mobil Ford dari Kampung Jigonikme, Distrik Illu, Puncak Jaya. Mereka menuju kota Distrik Illu. "Dalam perjalanan itu, mereka dihadang sekitar tujuh orang membawa senjata laras panjang," ucap Sumerta.

Sempat terjadi baku tembak sebelum mobil tiba di lokasi untuk menyelamatkan korban. Letnan Dua Infanteri I Wayan Sukarta dan Tomo alias Tono tewas di lokasi kejadian. Sedangkan Pratu Supiyoko dan Prada Andi selamat. Adapun seorang kernet mobil yang juga rekan Tomo hingga kini belum diketahui keberadaannya.

Dua korban meninggal telah dievakuasi menggunakan sebuah pesawat kargo dari Puncak Jaya, dan tiba di Jayapura Kamis pagi sekitar pukul 09.25 WIT. Kedua jenazah langsung diterbangkan ke kampung halaman masing-masing di Jakarta dan Sulawesi Selatan. Dalam acara pelepasan jenazah, Pangdam XVII Cendrawasih, Mayjen TNI Christian Zebua tutur hadir.

tempo.co

Meninjau kesiapan peluncuran KRI

BATAM: Rombongan Irjen TNI Marsda TNI Agus Margono dan rombongan meninjau kesiapan peluncuran KRI yang akan diresmikan oleh Panglima TNI yang pembangunannya dilakukan oleh PT Pelindo Marine berlangsung di Batam.

Usai melakukan peninjauan kebeberapa fasilitas Militer yang ada di Pulau Batam rombongan Irjen TNI langsung bertolak menuju Pulau Nipa dengan menggunakan kapal Very Oceana 3 untuk melakukan peninjauan Mess Prajurit Embung Air yang akan diresmikan nanti oleh Panglima TNI Juli mendatang dan sekaligus meninjau tempat penyulingan air asin menjadi air tawar.

Pengolahan air laut menjadi air tawar diperuntukan bagi prajurit satgas TNI yang melaksanakan pengamanan Pulau-pulau terluar khususnya pulau Nipah yang langsung berbatasan dengan Negara tetangga

Dalam kunjungan tersebut Irjen TNI yang dipimpin oleh Masda TNI Agus Margono didampingi Laksma TNI Rabbin Astono Widodo, S.E. dan Kolonel CKU Rahmat Mujianto mendengarkan penjelasan dari Danton pengamanan pulau Nipa terhadap kendala-kendala yang mereka alami dalam melaksanakan tugas di Pulau Nipah.





Dispen Lantamal IV / kaskus