Pages

Saturday 7 September 2013

LATIHAN BERSAMA MARINIR INDONESIA – AMERIKA BERAKHIR



Dispen Kormar (Banyuwangi). Inspektur Korps Marinir (Irkormar) Kolonel Marinir Bambang Priambodo mewakili Komandan Korps Marinir  Mayor Jenderal TNI (Mar) A. Faridz Washington secara resmi menutup Latihan Bersama Marinir Indonesia – Amerika di Pusat Latihan Tempur Korps Marinir Lampon, Pesanggaran, Banyuwangi, Jumat, (6/9/2013).
Penutupan Latihan Bersama dengan sandi Lantern Iron 13 – 1 yang melibatkan 77 prajurit, 69 prajurit Batalyon Intai Amfibi-1 Marinir dan 8 prajurit Tim-2 Kompi Delta Batalyon-1 US MARSOC (United States Marines Special Operation Comand) tersebut ditandai dengan pelepasan tanda peserta latihan oleh Inspektur Korps Marinir kepada perwakilan peserta latihan.
Dalam amanat tertulis yang dibacakan Irkormar, Komandan Korps Marinir mengatakan selama delapan belas hari mulai tanggal 20 Agustus sampai dengan 6 September 2013, telah dilaksanakan latihan bersama antara Korps Marinir Indonesia dan USMC. Merupakan sesuatu yang membanggakan dimana latihan bersama antara dua negara dapat terlaksana dengan aman dan lancar serta seluruh  materi latihan yang telah disusun dapat terlaksana dengan baik.


Dengan selesainya latihan ini, lanjutnya, diharapkan prajurit Yontaifib-1 Mar dan Tim-2 Kompi Delta Batalyon-1 US MARSOC banyak mendapatkan pengalaman dan pengetahuan baru, sehingga pengalaman dan pengetahuan tersebut dapat dijadikan sebagai modal dalam menunjang pelaksanakan tugas pokok satuan  masing–masing.
Menurut orang nomor satu dijajaran korps baret ungu itu bahwa latihan bersama tersebut disamping bertujuan untuk meningkatkan ketrampilan dan profesionalisme prajurit, juga dalam rangka menciptakan hubungan persaudaraan yang erat antara pasukan dari kedua negara, sehingga kerjasama militer di bidang pertahanan dapat diwujudkan.
Sementara itu, Kapten USMC Bombaci selaku tertua dari Tim-2 Kompi Delta Batalyon-1 US MARSOC mengatakan sangat terkesan dengan latihan bersama ini, dan ia sangat senang bisa bertukar ilmu dengan Marinir Indonesia khususnya prajurit Batalyon Intai Amfibi-1 Marinir, selain itu ia juga mengharapkan agar latihan seperti ini dapat berlanjut sehingga dapat menjalin kerjasama antara Marinir Amerika dan Marinir Indonesia.
 

Rangkaian acara diakhiri dengan pemberian cindera mata dari Batalyon Taifib-1 Marinir yang diwakili oleh Lettu Marinir Wahyudi kepada Kapten USMC Bombaci dan cinderamata dari Tim-2 Kompi Delta Batalyon-1 US MARSOC yang diwakili Sergeant Derek kepada Letkol Marinir Edy Cahyanto, acara ditutup dengan foto bersama.
Turut hadir dalam kesempatan tersebut Atase Pertahanan Amerika untuk Marinir Letkol USMC Avilla, Komandan Puslatpurmar Baluran Letkol Marinir Agus Gunawan Wibisono dan para pejabat TNI/Polri di wilayah Banyuwangi.

PT Pindad Kekurangan Mesin Produksi Senapan


http://img20.imageshack.us/img20/7899/esam1036copy.jpg
BANDUNG: - PT Pindad (Persero) industri pertahanan terkemuka nasional mampu memenuhi kebutuhan alat utama sistem senjata (alutsista) nasional, asalkan diberi kesempatan dan kepercayaan.

PR Manager PT Pindad (Persero) Tuning Rudyati mengatakan hal itu dalam obrolan dengan tubasmedia.com di ruang kerjanya, Jumat. ‘’Kami siap memenuhi kebutuhan alat pertahanan kita, asal kami diberi kesempatan,’’ katanya.

Diakui oleh Tuning bahwa salah satu bukti kemampuan Pindad dan sudah teruji di dunia internasional adalah adanya Panser buatan Pindad sebanyak 20 unit di Libabon dan hingga sekarang Panser tersebut masih bertengger di Libanon.

Namun dia katakan produksi Pindad hingga kini masih terbatas, khususnya untuk produk senjata laras panjang. Penyebabnya, mesin untuk memproduksi senapan laras panjang dirasa sangat kurang membuat lini produksi menjadi sangat terbatas.

Menurutnya, ada niat untuk menambah mesin produksi. Akan tetapi mendatangkan mesin produksi senapan tidak segampang memesan mesin pemroduksi produk lain. Pasalnya, mesin pemroduksi senapan adaah mesin khusus dan harrus dipesan secara khusus pula.

Memesan mesin pemroduksi mesin pembuatan senapan menurutnya, paling cepat terealisasi dua tahun yang diimpor dari Belgia. ‘’Jadi untuk menambah kapasitas produksi harus menunggu waktu paling cepat dua tahun,’’ jelasnya.

Menjawab pertanyaan dikatakan kebutuhan senapan laras panjang mencapai 200.000 pucuk setiap tahun dan ini yang harus dilayani belum lagi permintaan pasar internasional seperti permintaan Thailand dan Singapura. Akan tetapi lanjutnya, pasar utama Pindad adalah dalam negeri dalam hal ini TNI.

Ditanya sekitar pengadaan bahan baku senapan laras panjang, dikatakan sepenuhnya masih didatangkan dari luar negeri berupa aluminium, baja dan plastik. ‘’Hampir semuanya kami impor sebab Indonesia belum bisa membuatnya,’’ jelas Tuning.

  Tubasmedia  

TNI Siapkan Kapal Khusus untuk Angkut Leopard


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiVgC6H5uMpuXHEQfnawI4Fo3_Ue3LG90zOPLlBu7SE-pR2s-JOcEjhn88gItqAugPXbvEbDtV4ORbGgD_vLhFSsF1-uLC8d4lYuZ7yzcAgwq14mJIl_sYu0Emsv_XoV92YyRERl1S08fbu/s400/DRU_2.jpg
Ilustrasi LST pesanan TNI
SURABAYA: - Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana Marsetio menyatakan pemerintah saat ini belum punya kapal perang yang bisa mengangkut tank kelas berat macam tank Leopard yang sebentar lagi dimiliki Indonesia. Menurut dia, kapal perang jenis LST (Landing Ship Tank) yang dimiliki TNI AL saat ini tak mampu untuk mengangkut tank gambot berbobot diatas 50 ton.

Angkatan Laut, kata dia, baru punya kapal LST untuk tank ringan. "Iya berbeda (kapal LSTnya)," kata Laksamana Marsetio kepada Tempo, Senin, 2 September 2013.

Karena itu, pemerintah saat ini sedang membuat kapal LST khusus untuk mengangkut Leopard bekas Jerman. Masetio mengklaim sudah berkoordinasi dengan Angkatan Darat selaku pengguna tank Leopard.

"Kami sudah temukan kapal yang bisa angkut 'main batle tank' Leopard yang berbobot 60 ton itu," kata dia.

Marsetio melanjutkan, Kementerian Pertahanan pun memesan kapal LST khusus untuk Leopard buatan pabrik lokal, yakni PT Daya Radar Utama - Lampung. Kapal tersebut mampu mengangkut 15 unit tank Leopard dalam sekali berlayar.

Sesuai rencana kapal LST buatan lokal itu akan rampung tahun depan. Mengenai harga kapal itu, KSAL mengaku tak hafal. "Rencananya kami beli dua, tapi saat ini baru satu yang dibuat."

Kepala Badan Sarana dan Pertahanan Kementerian Pertahanan Laksamana Muda Rachmad Lubis membenarkan pembelian satu unit LST khusus tank Leopard ini. Selain itu, Kementerian juga memesan dua LST ukuran standar buatan lokal, PT Dok Kodja Bahari, Jakarta.

Mengenai anggaran, Rachmad menyebut pembelian tiga kapal LST itu memakan biaya Rp 482,4 miliar. "Saat ini proses pembangunan, selesai pada pertengahan atau akhir 2014," kata Rachmad kepada Tempo, kemarin, melalui pesan singkat.

Tempo 

Friday 6 September 2013

Pertahanan Indonesia semakin kuat


Banda Aceh - Menteri Pertahanan (Menhan) Purnomo Yusgiantoro mengatakan kekuatan pertahanan Indonesia akan bertambah kuat pada masa mendatang menyusul penambahan alat utama sistem pertahanan (alutsista).

"Jadi pembangunan kekuatan pertahanan kita pada renstra pertama (2010-2014) akan bertambah kuat yang diharapkan menjadi kekuatan besar nantinya," kata Menhan di Banda Aceh, Jumat.

Menhan bersama dengan Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko, KSAD Letnan Jenderal TNI Budiman, Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Marsetio, dan Pangkostrad Letjen TNI Gatot Nurmantyo, menghadiri kegiatan pembukaan latihan Batalyon Raider Kodam Iskandar Muda di lapangan Blang Padang Kota Banda Aceh.

Menhan Purnomo Yusgiantoro menjelaskan, awalnya target dari rencana strategi pertama 2010-2014 bisa mencapai 30 persen pengadaan penambahan alutsista TNI, namun kini bisa mencapai antara 40 hingga 50 persen.

Sebagai contoh, Menhan menyebutkan pertahanan Indonesia akan mempunyai skuadron helikopter Apache untuk TNI Angkatan Darat. Kemudian, awalnya berpikir hanya bisa menambah sebanyak 40 unit tank yang beratnya 60 ton.

"Tapi kita bisa penuhi penuhi menjadi 100 unit tank yang beratnya 60 ton tersebut, selain juga penambahan sebanyak 50 unit tank yang beratnya 40 ton," kata Purnomo menjelaskan.

Sementara sebelumnya Indonesia hanya memiliki tank tempur jenis scorpion dan AMX 13.

Menhan juga menyatakan pihaknya akan mendatangkan rudal dari Brazil selain peluru-peluru kendali jarah jauh untuk satuan Arhanud TNI Angkatan Darat.

Untuk jajaran TNI Angkatan Laut, menteri menyebutkan sebelumnya Indonesia hanya berpikir menambahkan satu unit kapal selam, namun kini sudah memesan tiga kapal selam. Kemudian Rusia juga menawarkan sebanyak 10 unit kapal selam lagi.

"Itu semua karena kepercayaan negara-negara sahabat kepada Indonesia untuk menjaga stabilitas di kawasan," kata Purnomo Yusgiantoro menambahkan.

Sedangkan untuk TNI Angkatan Udara, menteri menjelaskan awalnya ada pemikiran penambahan tiga unit pesawat bagi transportasi udara, tapi kini pihaknya akan mendatangkan sembilan unit atau penambahan satu skuadron.

"Belum lagi jenis pesawat angkut Hercules, awalnya tidak mendapatkan tambahan. Tapi sekarang kita akan mendapatkan tambahan sebanyak 10 unit lagi," katanya menambahkan.

Kemudian skuadron tempur juga bertambah, selain pesawat Sukoi. Selanjutnya F16 sebelumnya diperhitungkan tambahan hanya enam namun mendapat sebanyak 24 unit.

"Dengan penambahan pesawat tempur F16 itu mungkin kita akan menambah skuadron, bisa saja ditempatkan di wilayah Sumatera," kata Menhan Purnomo Yusgiantoro.


antaranews


KSAD Hormati Vonis Kasus Cebongan


Kepala Staf TNI Angkatan Darat Letnan (KSAD) Jenderal TNI Budiman menyatakan TNI AD menghormati proses dan putusan hukum yang dikeluarkan oleh Pengadilan Militer II-11 Yogyakarta terhadap tiga anggota Kopassus yang menjadi terdakwa dalam kasus penyerangan Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Cebongan, Sleman, DI Yogyakarta.

"Sejak awal, kami, dari Angkatan Darat dan pimpinan menyerahkan sepenuhnya kasus tersebut dalam proses hukum. Terhadap putusan hukum apapun, kami menghormati dan menerimanya," ujar Budiman, saat dihubungi Kompas, Kamis (5/9/2013) malam.

Menurut Budiman, langkah-langkah selanjutnya oleh institusi yang ditunjuk, pimpinan dan korps Angkatan Darat, akan mengikutinya. "Karena, begitulah sebuah negara hukum yang diamanatkan UUD 1945," lanjutnya.

Saat ditanya soal vonis 6 hingga 11 tahun serta pemecatan terhadap sejumlah terdakwa, Budiman siap menjalankannya. "Sanksi apa pun tentu juga harus dijalani karena itulah konsekuensi hukum mengenai pertanggungjawaban," jawab dia.

Sebagaimana diberitakan, Ketua Majelis Hakim Letkol Chk Joko, Kamis siang, menjatuhkan vonis 11 tahun penjara kepada Sersan Dua Ucok Tigor Simbolon, 8 tahun penjara kepada Sersan Dua Sugeng Sumaryanto, dan 6 tahun penjara untuk Kopral Satu Kodik. Ketiganya juga dipecat dari TNI dan dinyatakan terbukti melakukan pembunuhan berencana.

Sebelumnya, para terdakwa menyerang Lapas Kelas II B Cebongan, Sleman, pada 23 Maret 2013 lalu. Selain menganiaya para sipir, mereka juga merusak sejumlah barang inventaris lapas, antara lain CCTV dan pintu gudang penyimpanan senjata, serta menembak mati tahanan titipan di LP tersebut.

kompas

Logo Garuda Pancasila diciptakan eks jenderal tentara Belanda


Pancasila diagung-agungkan sebagai dasar negara Indonesia. Lambang burung Garuda dipasang di setiap ruang kelas dan institusi resmi. Tapi nama pembuat lambang Garuda Pancasila seolah dilupakan. Hanya segelintir orang yang mengenal Sutan Hamid Algadrie atau Sultan Hamid II sebagai pembuatnya. Hamid II malah lebih dikenal sebagai pemberontak.

Siapa Sultan Hamid II?


Sosoknya ganteng, tegap dan perlente. Di darahnya mengalir darah ningrat Kesultanan Pontianak. Dia satu dari sedikit orang pribumi yang bisa lulus Akademi Militer Belanda di Breda. Sultan Syarif Hamid Alqadri dilahirkan 12 Juli 1913. Putra Sultan Syarif Muhammad Alkadri, Sultan keenam Pontianak.

Walau terlahir dari Kesultanan Islam, kehidupan Hamid Alqadri sepertinya lebih ke-Eropa-eropaan. Dia sempat masuk Technische Hooge School (THS). Tetapi dia akhirnya lebih memilih menjadi perwira tentara Belanda yang disebut Koninklijk Nederlandsch-Indisch Leger (KNIL). Hamid muda memutuskan masuk ke Koninklijke Militaire Academie di Breda. Dia mengaku sangat tertarik dengan kehidupan militer.

Setelah lulus, Hamid menjadi Letnan II. Hamid juga menikah dengan wanita Belanda bernama Marie van Delden. Wanita yang dikenal dengan nama Dina Van Delden ini putri Kapten seorang tentara Belanda.

Masuknya Jepang, menghancurkan kekuatan Belanda di Nusantara. Hamid yang sempat berperang di Balikpapan ini kemudian dijebloskan Jepang ke penjara di Batavia. Dia ditahan dari tahun 1942-1945. Baru bebas setelah Jepang dikalahkan sekutu.

Hamid kembali menjadi tentara Belanda. Pangkatnya dinaikkan menjadi Kolonel, kemudian Jenderal Mayor. Mungkin dia pribumi dengan pangkat militer tertinggi. Tapi akhirnya dia melepaskan diri dari dinas militer dan memimpin rakyat Pontianak.

Diakui Hamid, sebuah keputusan yang berat meninggalkan dunia ketentaraan. Apalagi dia diangkat menjadi ajudan istimewa Ratu Belanda Wilhelmina.

Kemudian Sultan Hamid menjadi Ketua Bijeenkomst voor Federaal Overleg (BFO). Forum negara-negara federal di Indonesia. Banyak pihak yang menganggap BFO adalah boneka Belanda, walau pendapat ini tak selamanya benar.

Saat Republik Indonesia Serikat (RIS) terbentuk, Hamid diangkat Soekarno untuk menjadi menteri negara. Tugasnya menyediakan gedung dan menciptakan lambang negara.

Hamid menyerahkan rancangannya. Wujud seorang manusia yang berkepala Garuda dan menggenggam perisai Pancasila. Itulah desain awal Pancasila. Soekarno kemudian memberikan beberapa usul, manusia Garuda diubah sepenuhnya menjadi burung garuda. Tapi saat itu burung garuda masih 'gundul' dan tidak berjambul.

Presiden Soekarno kemudian memperkenalkan untuk pertama kalinya lambang negara itu kepada khalayak umum di Hotel Des Indes Jakarta pada 15 Februari 1950.

Soekarno terus memperbaiki bentuk Garuda Pancasila. Pada tanggal 20 Maret 1950 Soekarno memerintahkan pelukis istana, Dullah, melukis kembali rancangan tersebut. Beberapa yang diperbaiki antara lain penambahan jambul pada kepala Garuda Pancasila. Selain itu mengubah posisi cakar kaki yang mencengkram pita dari semula di belakang pita menjadi di depan pita.

Banyak yang menduga Soekarno menambahkan jambul karena kepala Garuda gundul dianggap terlalu mirip dengan Bald Eagle, Lambang Amerika Serikat.

Karir politik Hamid sendiri berakhir tak lama berselang. Dia bersekutu dengan Westerling untuk menyerang sidang kabinet di Pejambon. Hamid memerintahkan Westerling membunuh menteri pertahanan Sri Sultan Hamengkubuwono IX , Kepala Staf Angkatan Perang Kolonel TB Simatupang dan Sekjen Kementerian Pertahanan Ali Budiarjo.

Percobaan pembunuhan itu gagal. Sultan Hamengkubuwono IX menangkap Sultan Hamid II. Dia diadili tahun 1953. Pembelaan dirinya ditolak. Pengadilan mengganjarnya dengan hukuman 10 tahun penjara atas kesalahan menggerakkan pemberontakan.

Nama Hamid pun dikenal sebagai pemberontak. Begitu yang tertulis di buku-buku sejarah. Jasanya menciptakan burung Garuda seolah dilupakan.

merdeka

Prajurit TNI Itu seperti "Gadis Manis"...


JAKARTA Jenderal (TNI) Moeldoko terpilih sebagai Panglima TNI menggantikan Laksamana (TNI) Agus Suhartono yang memasuki masa pensiun. Ke depan, berbagai masalah akan dihadapi Moeldoko. Apa saja yang akan dilakukan oleh penerima Bintang Adimakayasa sebagai lulusan terbaik Akabri tahun 1981 itu?

Berikut wawancara Kompas TV, harian Kompas, dan Kompas.com dengan Moeldoko seusai serah terima jabatan Panglima TNI di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu (4/9/2013).

Setelah dilantik sebagai Panglima TNI, Anda katakan ingin bentuk pasukan Antiteror TNI. Bisa Anda jelaskan?


Saya punya pemikiran begini, saya ingin membuat Satuan Antiteror TNI yang terdiri dari prajurit-prajurit satuan khusus Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara. Satuan itu nantinya betul-betul di bawah kendali Panglima TNI dan setiap saat dapat dikerahkan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya untuk mengatasi aksi terorisme. Tentunya sesuai dengan intensitasnya.

Bagaimana Anda menjamin tupoksi Pasukan Antiteror TNI nantinya tidak berbenturan dengan Densus 88 Antiteror Polri?

Semuanya itu sangat tergantung dari intensitas, apakah itu masuk dalam high intensity atau masih dalam medium intensity. Kalau masih low intensity dan medium intensity mungkin diatasi oleh Satuan Densus 88. Tapi manakala aksi terorisme itu sudah menuju pada high intensity, mau tidak mau TNI harus turun untuk mengatasi.

Dalam pidato, Anda katakan TNI akan kerahkan segalanya untuk mengamankan investasi. Anda katakan investor jangan ragu-ragu berinvestasi di Indonesia. Apa yang menjadi latar belakang pernyataan itu?

Kita semuanya saat ini sedang menghadapi situasi di mana kondisi perekonomian kita menuju ke kurang baik. Kalau tidak cepat-cepat ditangani akan dalam posisi yang tidak tepat. Saya tidak ingin TNI berdiam diri. TNI harus berani mengambil sikap untuk tampil meyakinkan masyarakat internasional TNI akan turun tangan menghadapi situasi untuk menjaga stabilitas. Untuk itu, saya katakan jangan ragu-ragu datang ke Indonesia karena TNI akan turun tangan menghadapi berbagai kondisi yang kira-kira akan mengancam stabilitas.

Apakah nantinya tidak tumpang tindih dengan tupoksi kepolisian?


Tidak. Semuanya itu sudah ada aturannya. Dalam UU Nomor 34 Tahun 2004 (tentang TNI) dan Instruksi Presiden Nomor 2 Tahun 2013 (tentang Penanganan Gangguan Keamanan Dalam Negeri) dengan jelas diatur keterlibatan TNI di dalam memberikan bantuan kepada pemerintah daerah dengan bekerja sama kepolisian. Semuanya itu kalau disinergikan akan jadi kekuatan. Tapi kalau TNI berdiam diri, situasinya menjadi semakin kurang baik.

Apakah tidak akan seperti TNI masa lalu?

Saya nyatakan tidak. TNI tidak akan kembali pada Dwi Fungsi, tetapi TNI tidak mau berdiam diri atau berpangku tangan menghadapi situasi menuju kondisi tidak baik. Investasi berkaitan dengan pembangunan nasional. Pembangunan nasional berkaitan dengan hidup matinya bangsa. Jadi TNI harus ikut bertanggung jawab sepenuhnya terhadap keamanan sehingga semua orang harus nyaman datang ke Indonesia. Untuk itu, saya nyatakan dengan tegas, TNI akan ambil bagian dengan segala kemampuan dan kekuatannya. Tentunya semua itu sesuai ranah hukum di mana kita berposisi. Untuk itu sinergitas antara TNI dan Polri harus dibangun dengan kuat. Kita sudah melaksanakan MoU antara TNI dan Polri.

Sekarang memang situasi relatif aman. Namun, sempat terjadi gesekan antara aparat TNI-Polri, seperti pembakaran markas OKU di Sumatera Selatan serta masalah penyimpangan prajurit, seperti kasus penembakan di Lapas Cebongan, DI Yogyakarta. Apa strategi Anda untuk mengatasinya?

Sebenarnya hubungan TNI Polri secara umum sudah mencapai titik sangat baik. Hanya ada situasi dan kondisi yang muncul dalam kurun waktu tertentu kemudian menimbulkan sesuatu sehingga oknum prajurit TNI bereaksi. Ini berkaitan dengan pembinaan komandan satuan. Untuk itu, saya menegaskan kepada semua unsur pimpinan agar mereka menggunakan jam pimpinannya untuk melakukan pembinaan mental sebagai fungsi komando. Pembinaan hukum sebagai fungsi komando juga harus ditekankan dari waktu ke waktu. Sehingga semua itu akan memberikan penyadaran kepada prajurit. Situasi sekarang ini berjalan atas hukum. Tidak ada prajurit yang berjalan atas kemauannya sendiri. Hukum di atas segala-galanya. Jadi kalau ada prajurit yang sontoloyo seperti itu, harus ditindak dengan tegas.

Apa rencana Anda untuk mengubah kultur prajurit TNI?

Sesuai dengan agenda saya yang prioritas, bagaimana penguatan sumber daya manusia. Itu saya memandang prajurit sebagai aset organisasi. Dia harus dikembangkan dari waktu ke waktu, disesuaikan dengan akselerasi pembangunan kekuatan, yaitu penambahan alutsista. Pada sisi ini kita perkuat seluruh sumber daya manusia untuk menghadapi kedatangan alutsista. Tapi sisi lain kultur prajurit harus dibenahi. Kalau tidak, alutsista hebat, prajuritnya tidak.

Bagaimana caranya?

Untuk menuju ke sana, saya melihat dulu kultur di pendidikan seperti apa, kultur kehidupan prajurit di barak seperti apa, dan seterusnya. Sementara ini saya berani katakan ada proses dehumanisasi yang ini harus dihilangkan. Kenapa proses dehumanisasi masih ada, karena kita masih hadapi kekurangan di bidang anggaran. Contoh, kalau kita bicara sumur, dapur, dan tempat tidur. Tiga hal ini yang mendasar bagi seorang prajurit. Kalau dulu saya sekolah di luar negeri kamar mandi hebat, ruang makan hebat, kasus hebat. Tapi kalau kita lihat di pendidikan prajurit kita, tiga hal itu menurut saya harus diambil langkah-langkah.


Anggaran untuk TNI tahun 2014 sudah naik, apakah sudah cukup untuk pembenahan?

Saya kira dengan kenaikan anggaran itu kita bertekad ada perubahan signifikan. Hal mendasar itu yang kita benahi sehingga prajurit betul-betul diposisikan pada posisi yang tepat. Martabat mereka sebagai manusia harus menjadi perhatikan, jangan diabaikan.

Apa saja program kerja Anda?

Peningkatan dan penguatan sumber daya manusia. Kedua, tetap melanjutkan modernisasi alutsista karena pergerakan anggaran dari waktu ke waktu naik signifikan. Untuk itu, saya berterima kasih mewakili seluruh prajurit kepada pemerintah dan DPR. Kita akan menata betul anggaran itu tidak salah sasaran.

Menurut Anda citra TNI sekarang seperti apa dan ingin diubah seperti apa?


Citra TNI sekarang di dunia TNI masih di ranking 15. Saya ingin meningkatkan sekuat tenaga secepatnya dalam posisi top 10. Saya ingin prajurit TNI ibarat sebuah gadis manis. Semua orang ingin mendekati, ingin memiliki, mungkin ingin memberi sesuatu. Kita akan memberikan senyuman kepada semua orang.

Harta kekayaan Anda cukup fantastis, bahkan di atas Presiden SBY. Bagaimana tanggapan Anda?

Prinsipnya saya tidak akan membandingkan dengan siapa pun karena itu kekayaan yang sudah saya jelaskan dengan sangat gamblang. Mungkin karena kejujuran saya memiliki risiko saya ditanya kanan kiri, tidak apa-apa. Saya tidak akan mengurangi kejujuran saya. Jangan sampai karena saya dapat kritik kemudian saya tidak jujur. Saya tidak mau. Saya sudah jelaskan dengan sangat gamblang dari mana harta-harta saya itu. Menurut saya, bukan besarannya, tapi bagaimana proses perjalanannya sehingga kekayaan saya seperti itu. Tapi janganlah, saya tidak suka berbicara masalah itu karena kurang baik di hadapan prajurit saya.

Apa komentar Anda terkait jelang putusan kasus penyerangan Lapas Cebongan?

Prinsipnya, saya tidak memiliki komentar karena saya serahkan sepenuhnya kepada proses hukum. Kalau saya membuat komentar, itu sebuah intervensi. Saya sangat menghormati proses hukum itu. Tetapi, prajurit kita tetap bela apabila mereka bisa dibela.

Bagaimana Anda menjamin netralitas prajurit TNI menjelang Pemilu 2014?

Saya sebagai prajurit bangga ada sumber-sumber TNI tampil (jadi bakal calon presiden), senior-senior saya. Tapi, sekali lagi saya ingin nyatakan bahwa TNI tidak bisa dipengaruhi oleh siapa pun, apakah itu para senior. TNI memiliki sikap yang jelas dan tegas. Soal netralitas, saya sudah tekankan dari awal, bagaimana sih TNI harus netral? TNI tidak lagi memasuki politik praktis. Kedua, TNI dilarang menggunakan sarana dan prasarana, peralatan militer untuk kepentingan politik. Ketiga, saya mengimbau untuk seluruhnya tidak menarik-narik TNI ke medan politik praktis. Kalau itu terjadi itu akan meracuni TNI dalam ketidaknetralan. Saya dengan tegas nyatakan, saya akan jamin sepenuhnya tidak ada prajurit yang tidak netral.

Waktu fit and proper test ada guyonan yang menawarkan Anda ikut konvensi Demokrat. Anda setelah ini tertarik menjalani karier politik?

Saya tidak mau mengomentari sesuatu yang tidak jelas. Saya sangat cinta profesi saya sebagai prajurit. Titik. Saya tidak akan tergoda oleh apa pun. Saya hanya tergoda untuk membenahi kesejahteraan prajurit dan alutsista.

Artinya untuk tidak saat ini?
Saya tidak menjawab itu.

kompas 

Penyelesaian Suriah diharap tidak gunakan opsi militer


Saint Petersburg - Pemerintah Indonesia berharap penyelesian masalah Suriah tidak menggunakan opsi militer tanpa mandat Perserikatan Bangsa-Bangsa dan mengedepankan upaya-upaya gencatan senjata bagi semua pihak.

"Jawabannya menurut pandangan saya adalah, masyarakat internasional,internastional community yang diberikan mandat oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk melaksanakan sejumlah tugas, yang tugas itu mengandung tiga elemen tadi tentu tidak semua dilaksanakan oleh international community, tapi selebihnya dilaksanakan oleh bangsa Suriah itu sendiri, pemerintah Suriah itu sendiri, pemimpin-pemimpin dan tokoh-tokoh Suriah sendiri," kata Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam keterangan pers di St Petersburg, Jumat sore waktu setempat.

Presiden mengatakan ada tiga hal yang bisa dilakukan untuk membantu penyelesaian masalah di Suriah.

"Yang pertama, sekali lagi kekerasan bloodsheet harus dihentikan diakhir, makin cepat makin baik. Yang kedua, dengan bisa diakhirinya kekerasan sebutlah perang saudara itu, maka bantuan kemanusiaan yang sangat diperlukan yang tidak lancar yang terhenti disana-sini, bisa dilaksanakan dengan baik lagi," kata Presiden.

Kepala Negara menambahkan,"sedangkan ketiga pandangan saya urusan Syiria,penyelesaiannya mestinya bukan penyelesaian militer tapi penyelesian politik, yang diperlukan adalah solusi politik."

Presiden Yudhoyono mengatakan hal yang harus dilakukan adalah penghentian tembak menembak dan kemudian dilakukan sejumlah langkah untuk memastikan adanya proses penyelesaian masalah di Suriah tanpa melibatkan kekuatan militer.

"Bersamaan dengan itu tidak menunggu segera dilakukan pertemuan tingkat tinggi yang disponsori dan tuanrumahi oleh PBB rumuskan kerangka penyelesaian sejak entah besok, entah lusa sampai selesai. Apa yang dilakukan a, b,c d,e,f manakala insya Allah gencatan senjata bisa dijalankan, lantas kerangka penyelesaian itu mendapatkan kesepakatan pada tingkat Dewan Keamanan PBB dijalankan bukan tidak mungkin terbuka peluang yang lebih besar lagi yang akhirnya masuk ke dalam proses politik," tegasnya.

Pada Jumat, disela-sela kegiatan KTT G20, Presiden bertemu dengan Sekjen PBB Ban Ki-Moon dan menyampaikan pandangan mengenai Suriah dan juga membahas sejumlah isu lainnya.(P008)

Antaranews

Kunjungan Tim Commodore Inspection Tank Amphibi BMP-3F


Dalam rangka realisasi kontrak pengadaan Tank Amphibi BMP-3F phase 2, diperlukan kehadiran Tim Commodore Inspection di JSC “Rosoboronexport” Rusia, Kepala Badan Sarana Pertahanan (Ka Baranahan) Kemhan Laksamana Muda TNI Ir. Rachmad Lubis sebagai ketua Tim, mengunjungi Pabrikan BMP-3F, JSC “Rosoboronexport” di Rusia dari tanggal 21 sd 27 Agustus 2013.

Kunjungan ini dimaksudkan untuk melihat secara langsung progress pembuatan 37 unit BMP-3f yang dipesan oleh Kementerian Pertahanan melalui Kontrak Jual Beli Nomor TRAK/404/XII/2012 untuk Marinir dan sekaligus melaksanakan diskusi terkait Program Transfer of Technology kepada PT. PINDAD (Persero).

Selain ke lokasi pabrik, rombongan melihat fasilitas pendidikan dilokasi pabrik BMP-3F, Uji coba meriam BMP-3F dan manufer di darat dan di danau.

Peserta Tim Ka Baranahan Kemhan, Kapuslaik Baranahan Kemhan, Kadislaikmatal, Danpasmar I dan Danmenkav II Marinir.

kemhan

Mimpi TNI jadi Macan Asia Tenggara


Di era Presiden Soekarno, kekuatan Tentara Nasional Indonesia (TNI) bertumbuh pesat. Kepandaian Bung Karno dalam menjalankan politik luar negerinya membuat Indonesia banyak mendapat peralatan militer dari negara lain seperti Uni Soviet dan China.

Tak heran, di era pemimpin besar revolusi itu, kekuatan yang dimiliki TNI sangat diperhitungkan negara lain. Saat itu, Bung Karno bahkan pernah mengirimkan kapal selam TNI AL untuk berpatroli di Laut Selatan saat konflik antara Pakistan dan India memanas.

Bung Karno juga meminjamkan sejumlah pesawat tempur Mig-19 AURI kepada Pakistan untuk memperkuat armada udara mereka kala itu. Namun, sejak Bung Karno lengser, armada militer yang dimiliki TNI tak bertambah, bahkan cenderung menurun.

Hal itu berakibat pada menurunnya kekuatan TNI jika dibandingkan negara lain. Di era Presiden Megawati Soekarnoputri, upaya modernisasi alat utama sistem pertahanan (alutsista) TNI dilakukan. Putri Bung Karno itu memulainya dengan membeli sejumlah pesawat tempur Sukhoi dari Rusia.

Langkah itu dilanjutkan di era kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Di periode keduanya ini, modernisasi peralatan tempur TNI terus dilakukan.

Bahkan, Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro yakin pada 2014 mendatang, TNI akan memiliki kekuatan terbesar alias menjadi macan di Asia Tenggara.

"Renstra pertama 2014, kekuatan TNI yang terkuat di Asia Tenggara," kata Purnomo saat meresmikan dua Kapal Republik Indonesia di Batam, Kamis (5/9).

Menurutnya, banyak Alutsista TNI yang ditambah, di antaranya kapal patroli cepat untuk TNI AL, Tank Leopard untuk TNI AD dan penambahan pesawat Sukhoi untuk TNI AU.

"Sukhoi akan diganti semua. Negara kita akan kuat, itu penting," kata Menteri.

Diketahui, TNI AD akan diperkuat 61 Tank Leopard Ri, 42 unit Tank Leopard 2A4, dan 50 tank Marder. Tank produksi Pabrik Rheinmettal, Jerman ini tiba secara berangsur mulai Oktober 2013. Tank kelas berat tersebut akan ditempatkan di perbatasan Indonesia dan Malaysia.

Untuk artileri, TNI AD membeli MLS Astros II dari Brasil. MLS Astros II merupakan mobil tempur yang mampu meluncurkan 2 roket, 4 roket dan 16 roket. Jika dalam posisi laras peluncuran 2 roket, jangkauan yang dicapai hingga 300 km.

Astros II akan dioperasikan Yonarmed I/105 Tarik Ajusta Yudha, Singosari, Malang, Jawa Timur. TNI AD juga menambah daya gempur lewat udara dengan sejumlah helikopter serang. Kini Dinas Penerbang TNI AD mengandalkan 3 buah Mi-35 Hind E produksi Rusia, maka kini TNI AD telah membeli 8 unit Apache tipe AH-64E seharga USD 500 juta dari AS. Helikopter serang canggih ini akan ditempatkan di Laut China Selatan. Sejumlah panser dan persenjataan lain juga akan memperkuat TNI AD.

Sementara, untuk armada laut, TNI AL telah memesan 3 kapal selam dari Korea Selatan. Kapal itu diharap sudah bisa memperkuat Indonesia mulai tahun 2015. Saat ini wilayah laut Indonesia yang begitu luas hanya dijaga 2 kapal selam.

TNI AL juga akan membeli 11 helikopter antikapal selam dan menghidupkan kembali skadron antikapal selam. Helikopter ini diharapkan sudah datang tahun 2014 dan ditaruh di Surabaya.

TNI AL berencana memesan 35 kapal cepat rudal (KCR) untuk mewujudkan kebutuhan minimum. 2 KCR, yakni KRI Celurit-641, dan KRI Kujang-642 telah memperkuat armada barat. TNI AL juga ingin membeli 3 kapal frigat buatan Inggris. Kapal ini awalnya dipesan Brunei Darussalam, tetapi kemudian tidak jadi karena butuh personel banyak untuk mengawakinya.

Untuk marinir, 17 Tank Amfibi BMP-3F dari Rusia telah datang sejak 2012. Idealnya korps baret ungu ini memiliki 95 tank BMP-3F. Kemhan berjanji akan terus melengkapinya secara bertahap.

Di udara, kekuatan TNI AU semakin diperkuat dengan datangnya 2 pesawat Sukhoi SU-30 MK2 pada Februari 2013 lalu. Secara bertahap, diharapkan TNI AU bisa memiliki 16 jet Sukhoi.

16 Jet tempur ringan T-50 Golden Eagle dari Korea Selatan juga akan memperkuat TNI AU. 1 Skadron ini direncanakan untuk menggantikan pesawat Hawk yang akan segera dipensiunkan.

Selain itu hibah 24 pesawat F-16 D Blok 52 dari Amerika Serikat diharapkan sudah datang pertengahan tahun 2014. Pesawat serang darat A29A Super Tucano dari Brazil juga sudah bertahap tiba di Indonesia. Pesawat dengan kualifikasi antigerilya dan serangan darat ini menggantikan OV-10 Bronco yang sudah dibebastugaskan.

Untuk pesawat angkut, TNI AU dapat tambahan CN-295. Selain itu 6 unit C-130 H Hercules ditambah hibah Australia sebanyak 4 unit untuk pesawat yang sama. Pesawat lain yang direncanakan akan hadir di antaranya Helikopter Cougar, Grob, dan pesawat latih KT-1.

Dalam ilmu hubungan internasional, sebuah negara harus memiliki kekuatan militer yang mumpuni agar disegani negara-negara lain. Sebab, kekuatan militer menjadi salah satu instrumen utama bagi diplomasi luar negeri sebuah negara. Meski peradaban manusia telah memasuki era modern, kekuatan militer tak bisa dipungkiri masih menjadi salah satu faktor utama sebuah negara dihargai oleh negara lain.

Dengan militer yang kuat, sebuah negara dapat memainkan peranan lebih di pergaulan internasional, yang tentunya akan membawa pengaruh kepada kepentingan ekonomi negara tersebut. Tengok saja Amerika Serikat, Rusia dan China.

Semoga TNI ke depannya semakin kuat dan bisa menjadi macan Asia bahkan dunia. Namun harus diingat, kekuatan tersebut harus digunakan untuk kemajuan negara dan demi kemakmurkan seluruh rakyat Indonesia.

.merdeka

Bank Mandiri Biayai 2 Kapal Patroli TNI AL

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiWQ_5iddgUFz61fjYzzXSVupbOP_SZoc5tL3z7coBxU5qKBcVMgppNEb1UD8-38nn2hHmGyjF30GnH0E418Pw34LZUbvRiZQC9h6g3X224POGKFI46fsEbltc2yBdxZqjWOQ7tDgZRSH8/s400/peristiwa-kapal-cepat-ruda-17.jpg 
Jakarta - Bank Mandiri membantu pembiayaan pembangunan dua kapal TNI AL jenis patroli cepat buatan dalam negeri, guna memperkuat Alat Utama Sistem Persenjataan (Alutsista) nasional. Pinjaman yang disalurkan besarnya Rp 77,87 miliar, yang dikucurkan kepada PT Palindo Marine, berupa kredit modal kerja (KMK) Rp 33,52 miliar dan bank garansi Rp 44,35 miliar, untuk pembangunan dua kapal tersebut.

Peresmian dua kapal patroli cepat bernama KRI Pari – 849 dan KRI Sembilang – 850 tersebut, dilakukan oleh Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, disaksikan Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko, Kepala Staf TNI Angkatan Laut Laksamana TNI Marsetio, Kepala staf TNI Angkatan Darat Letjen TNI Budiman, dan Direktur Institutional Banking Bank Mandiri Abdul Rachman, di Dermaga Batu Ampar, Batam, Kamis (5/9).

Sebelumnya, Bank Mandiri telah menyalurkan pembiayaan senilai Rp 123,78 miliar untuk membangun tiga unit kapal cepat rudal pertama, kedua dan ketiga produksi dalam negeri, yaitu KRI Clurit – 641 , KRI Kujang – 642 dan KRI Beladau – 643.

Direktur Institutional Banking Abdul Rachman mengatakan, Bank Mandiri ingin terus mendukung industri strategis nasional dalam mengembangkan teknologi alutsista sehingga menciptakan kemandirian bangsa dalam memperkuat kedaulatan nasional.

“Kami bangga dengan kemampuan putra-putra bangsa di PT Palindo Marine yang telah menghasilkan kapal patroli cepat buatan dalam negeri ini. Untuk itu, kami juga telah memberikan komitmen untuk mendukung pembangunan kapal lainnya guna memperkuat Alutsista nasional,” ungkap Abdul Rachman, sebagaimana dilaporkan dalam keterangan tertulis yang diterima GATRAnews, Kamis (5/9), di Jakarta.

Secara keseluruhan, Abdul Rachman menjelaskan, sampai saat ini Bank Mandiri menyalurkan pembiayaan sebesar Rp 243,28 miliar untuk membantu PT Palindo Marine membangun dua kapal patroli cepat dan empat kapal cepat rudal. Dari jumlah tersebut, Rp 113,53 miliar merupakan kredit modal kerja (KMK), sedangkan Rp 129,75 miliar adalah fasilitas bank garansi.

Abdul Rachman menambahkan bahwa hingga saat ini, Bank Mandiri telah menyalurkan pembiayaan untuk alutsista yang disalurkan kepada beberapa industri strategis, seperti PT Pindad dan PT Dok Kodja Bahari. Untuk pengadaan alutsista yang didatangkan dari luar negeri, Bank Mandiri telah menandatangani komitmen pembiayaan dengan nilai sekitar Rp 6,5 triliun.

“Penyaluran pembiayaan untuk pembangunan kapal patroli cepat ini merupakan salah satu komitmen Bank Mandiri dalam mendukung pengadaan alutsista. Dengan keberhasilan ini, kita dapat menunjukkan kepada dunia bahwa Indonesia telah mampu membangun dan mengembangkan alutsista secara mandiri di dalam negeri,” ujar Abdul Rachman.

Kapal Patroli Cepat (PC) KRI Pari – 849 dan KRI Sembilang - 850 dibangun oleh PT Palindo Marine, Tanjunguncang – Batam. Kapal yang memiliki panjang 43 meter ini sepenuhnya dikerjakan putra-putri Indonesia. Sebagian besar material kapal perang tersebut pun di produksi di dalam negeri. Sehingga, peresmian kapal patroli cepat berbahan baja-alumunium ini ikut menandai sejarah baru industri perkapalan di Indonesia.(TMA)
 


Bamus Tolak Permintaan Presiden China Pidato di Rapat Paripurna DPR


Rapat Badan Musyawarah (Bamus) DPR RI, Kamis (5/9) ini antara lain memutuskan menolak permintaan dari Dubes China untuk Indonesia Liu Jianchao agar Presiden China diberi ruang untuk menyampaikan pidato dalam Rapat Paripurna DPR RI.

"Memang ada permintaan seperti itu dari Dubes China di Jakarta. Tetapi ini kan hal ini tidak lazim diadakan di parlemen, karena belum pernah ada. Dan, kami, Parlemen Indonesia kan adalah parlemen yang netral bagi seluruh bangsa-bangsa dunia. Maka dengan demikian, kami menyadari, walaupun mempunyai kedekatan dengan China, tentunya Parlemen RI belum bisa memberikan ruang untuk hal itu," kata Wakil Ketua Bamus DPR yang juga Wakil Ketua DPR RI Pramono Anung Wibowo di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta.

Namun, kata Pramono, DPR RI mengusulkan untuk tetap memberikan ruang pada Presiden China Xi Jinping untuk berpidato di depan mahasiswa ataupun di depan tokoh-tokoh masyarakat, seperti juga yang pernah dilakukan oleh Presiden AS Barack Obama di kampus Universitas Indonesia (UI). "Kami mengusulkan dua perguruan tingga lainnya yaitu di UGM dan ITB, apabila Presiden China tetap ingin pidato secara luas pada masyarakat Indonesia. Sehingga itu merupakan jalan tengah terhadap hal itu," jelas politisi PDIP itu.

Pramono juga mengatakan, rapat Bamus tadi memutuskan sejumlah agenda yang akan dibawa dalam Rapat Paripurna DPR RI terdekat. Antara lain Surat Presiden soal Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK). Komisi III diminta menindaklanjutinya.

Lalu, ada empat RUU yang disepakati untuk segera dibahas yaitu RUU Panas Bumi, RUU Advokat, RUU Peternakan dan Kesehatan Hewan, dan Perjanjian tentang Konvensi Nuklir. "Kalau pembahasan soal konvensi nuklir itu Komisi I. Advokat dibahas di Pansus. RUU Peternakan Hewan dibahas di Komisi IV, dan RUU Panas Bumi dibahas di tingkat Pansus."

.jurnalparlemen

Pangkalan Militer Pekanbaru akan dipindah ke Aceh


https://encrypted-tbn2.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQi9IE9u_5eqE60hVHFZoUevHB_VPtrWAUOPCYscHMeacxTC5YdXQ
Pemerintah Indonesia merencanakan akan memindahkan Komando Gabungan Wilayah (Kogabwil) Tentara Nasional Indonesia (TNI) ke Aceh. Sebelumnya Kogabwil berada di Pekanbaru, Riau.

Kogabwil merupakan pangkalan militer untuk mengamankan perbatasan, terutama mengamankan lalu lintas perairan seperti selat malaka yang merupakan jalur internasional yang tersibuk dilintasi kapal-kapal lintas negara.

Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko usai menghadiri pelepasan pelatihan pasukan Raider di Blang Padang, Banda Aceh membenarkan rencana pemindahan Kogabwil tersebut.

"Sangat memungkin itu akan dipindahkan ke Aceh, dan ini masih sedang dalam pembahasan rencana tersebut," kata Panglima TNI, Jenderal TNI Moeldoko, Jumat (6/9) di Banda Aceh.

Menurut penjelasan Panglima TNI, pertimbangan pemindahan pangkalan militer tersebut mengingat Aceh merupakan wilayah yang terdekat dari selat malaka. "Selat malaka itu sudah menjadi isu internasional, maka penting untuk menjaga kredibilitas kita," tukasnya.

Bila nantinya akan dipindahkan, semua fasilitas pendukung akan digeserkan ke Aceh. Demikian juga akan ada penambahan perlengkapan perang lainnya.

Sementara itu, Menteri Pertahanan (Menhan) Republik Indonesia, Purnomo Yusgiantoro juga ikut membenarkan rencana pemindahan pangkalan militer tersebut.

Kata Purnomo, untuk meningkatkan pertahanan di Indonesia, Pemerintah Indonesia melalui Menhan akan terus menambah sejumlah peralatan perang di Indonesia.

"Untuk meningkatkan pertahanan di Indonesia, kita akan terus tambah perlengkapan militer di Indonesia," imbuh Purnomo.

merdeka

Thursday 5 September 2013

Menhan Resmikan 2 Kapal Perang Buatan Dalam Negeri


 
Menteri Pertahanan (Menhan) Purnomo Yusgiantoro meresmikan dua kapal cepat KRI Pari-849 dan KRI Sembilang-850 yang akan bertugas menjaga keamanan dan kedaulatan di perairan NKRI.

"Tipe kapal patroli cepat, dalam upaya pemenuhan KCP secara bertahap," kata Menteri usai meresmikan kapal di Batam, Kamis.

Ia mengatakan kapal yang dibangun perusahaan nasional PT Palindo itu merupakan rangkaian pemesanan dan pengadaan yang memiliki arti penting bagi industri pertahanan nasional.

Penambahan alutsista amat penting untuk menambah daya tempur dan dukungan pelatihan serta operasi di laut, katanya.

"Penambahan alutsista merupakan jawaban konsekuensi atas karakteristik geografis Indonesia yang memiliki keanekaragaman kekayaan alam di laut, potensi keragaman hayati, warisan dunia yang patut dijaga," kata dia.

Indonesia, kata Menhan, memiliki banyak selat dan perairan yang merupakan alur perairan utama dan penting bagi bangsa lain, karenanya perlu penjagaan maksimal.

"Ini memiliki makna penting dan strategi pembangunan TNI AL menuju kekuatan pokok angkatan laut, meningkatkan kekuatan angkatan laut menjaga NKRI," kata Menteri.

KRI Pari-849 dan KRI Sembilang 850 berbahan aluminium marine grade, buatan anak-anak Indonesia dan dibuat dengan bahan-bahan produksi dalam negeri.

Nantinya, kapal yang menelan biaya masing-masing sekitar Rp75 miliar itu akan memperkuat armada TNI AL.

KRI Pari-849 di Satuan Kapal Patroli Komando Armada RI Kawasan Timur, sedangkan KRI Sembilang-850 untuk Armada RI Kawasan Barat di wilayah Lantamal II Palembang.

Menhan dan Panglima TNI Akan Resmikan Batalyon Raider di Banda Aceh


https://fbcdn-sphotos-e-a.akamaihd.net/hphotos-ak-prn2/p480x480/1173874_407069752730502_1834771124_n.jpg
Ilustrasi
MENTERI Pertahanan RI Purnomo Yusgiantoro dan Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko akan meresmikan Batalyon 111/Raider di Banda Aceh, Jumat, 6 September 2013.

“Besok kita ke Banda Aceh, itu porsinya Panglima TNI atau KSAD (Kepala Staf Angkatan Darat),” kata Purnomo Yusgiantoro kepada para wartawan di Wisma Tamu PT Arun, Batuphat, Lhokseumawe, Kamis petang tadi.

Purnomo Yusgiantoro kemudian meminta Panglima TNI Moeldoko memberi penjelasan kepada para wartawan. “Besok kita ke Banda Aceh akan meresmikan Batalyon Raider, Batalyon 111. Jadi karena posisi Aceh di Selat Malaka, kita akan perkuat satu Batalyon Raider lagi, biar penguatan sistem pertahanan di sini semakin mantap,” kata Moeldoko

Jenderal Moeldoko menambahkan, pihaknya juga merencanakan pembangunan Pangkalan Angkatan Laut (Lanal) pengembangan dari Lanal yang sudah ada di Lhokseumawe. “Di sini, diperkuat lagi. Terus yang kedua, ada pembangunan Kompi Kavaleri kemungkinan akan ditingkatkan menjadi detasemen,” katanya.

Ketika ditanyakan lokasi rencana pembangunan Lanal, Menhan Purnomo Yusgiantoro kembali menimpali. “Kalau itu (lokasi) makanya kita tinjau tadi. Dan, nanti malam (malam ini) kita dengar paparan dari Pertamina soal aset (lahan) yang ada di sini,” kata Purnomo.

atjehpost

TNI Siapkan Langkah Terukur Hadapi Separatis


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh1p3ny4s3FyvpvdgeEQCunkpWTcBczf9E3yqXXXUPMviA9804DrTODKeCeTOhjZkBoABCi_ZCkos1HNIIY-gQfOeDQY0pWe9HIiQRD4Sij40M7utdTCEO1bqdPAgmurBLtYtAbgy_O_dtj/s400/yonif+712.jpgKepala Staf TNI Angkatan Darat (Kasad), Letjen Budiman, mengatakan kendati pendekatan kesejahteraan diterapkan di Papua, terhadap kelompok bersenjata pihaknya akan bersikap tegas.

Kasad juga mengaku telah menyiapkan langkah terukur guna membekuk kelompok separatis Tentara Pembebasan Nasional Organisasi Papua Merdeka pimpinan Goliath Tabuni yang telah menewaskan anggota Satgas Yon 753, Pratu Andre, saat bertugas di Tinggi Nambut, Puncak Jaya, Papua, Sabtu (31/8) lalu.

"Tentunya kita ke dalam harus sudah introspeksi, mempersiapkan lebih baik lagi. Kemudian tentunya langkah-langkah untuk mengatasinya juga kita persiapkan secara baik," kata Budiman di Gedung DPR, Jakarta, kemarin.

Dia mengatakan langkah yang disiapkan TNI tersebut tentunya tidak bisa dipublikasikan. Budiman mengungkapkan optimismenya terhadap upaya yang dilakukan. "Dengan kondisi seperti sekarang ini, kita harus profesional dan penanganannya harus sangat baik," ujar dia.

Kasad memastikan bahwa tidak ada penambahan personel di Papua. "Kesiapannya pangdam sudah punya strategi, langkah-langkahnya," kata Budiman.

Anggota OPM


Sementara itu, Komandan Jenderal Komado Pasukan Khusus (Danjen Kopassus), Mayor Jenderal TNI Agus Sutomo, mengatakan pelaku penembakan yang menewaskan anggota TNI, Partu Andre, merupakan anggota OPM.

"Pelaku Organisasi Papua Merdeka (OPM)," kata Agus singkat di Gedung Urip, Kementerian Pertahanan, Jakarta, Rabu. "Kalau kita lihat, kelompok bersenjata itu kan sudah terang-terangan menyatakan dirinya," ucap Agus saat kembali menjawab pertanyaan bahwa Panglima TNI hingga saat ini masih menyebut penembakan itu dilakukan kelompok bersenjata.

Dalam kesempatan itu, Agus lalu menjelaskan bahwa tugas yang diemban oleh anggota TNI ada risikonya, apalagi yang bertugas di Papua. "Itu semua anggota yang sedang melaksanakan tugas ada risiko, namun kita sayangkan (adanya penembakan) itu," jelas Agus.

Saat diminta klarifikasi soal anggota TNI, Pratu Andre, bagian dari anggota Kopassus, Agus tidak menampiknya. "Kalau ke Papua itu bukan pakai nama Kopassus karena mereka itu di-BKO (perbantukan) di Kodam (komando daerah) jadi anggota Kodam," tandas Agus.

koran jakarta

"Menguak Tabir Kanibalisme Permesta"


"Menguak Tabir Kanibalisme Permesta"Tondano, Masa pergolakan Permesta telah dimakan waktu hampir 56 tahun. Namun banyak cerita di balik perjuangan menuntut keadilan tersebut yang belum terkuak lepas. Dari kisah heroik 'pahlawan tak dikenal', cinta, pengkhianatan hingga cerita manusia memakan manusia (kanibal). Salah satu pasukan yang dikenal ‘buas’ memburu manusia di wilayahnya ketika itu adalah sosok-sosok dalam Batalyon R, yang dijuluki ‘Jin Kasuang’.

Wilayah tugas Batalyon R/’Jin Kasuang’/WK.III/KDP-II ADREV-Permesta berada di ruas jalan antara Tomohon-Tondano (Minahasa). Batalyon pimpinan Mayor Frans Karepouwan ini sangat ditakuti, termasuk oleh TNI (Tentara Nasional Indonesia) di wilayah tersebut. Bukan hanya saat ’pergolakan’ di tahun 1958 sampai 1961, tapi hingga kini daerah ini masih dianggap menyeramkan oleh sejumlah orang.

Hampir semua patroli TNI di wilayah itu diserang setiap berpatroli. Banyak personil TNI hilang di daerah ini dan tak pernah diketahui lagi keberadaanya sekalipun telah dilakukan pencarian setelah perang Permesta. Gara-gara itu, Batalyon R ADREV-Permesta sangat ditakuti TNI.

’Teror’ Jin Kasuang seolah masih membekas di benak mereka. ”Daerah jalan Kasuang itu memang menakutkan sekali di zaman Permesta. Karena di situ daerah penghadangan pasukan Jin Kasuang terhadap pasukan TNI,” ungkap Sadrak Pahung, mantan anggota pasukan TNI dari Batalyon KODAM V/Brawijaya yang bertugas di Tondano kala itu.

”Saya dan pasukan pernah datang ke daerah Kasuang untuk mencari jenasah teman-teman kami yang dihadang Jin Kasuang. Di jurang pas di bawah pompa PDAM sekarang, kami menemukan banyak mayat. Sepertinya itu memang menjadi daerah pembuangan mayat oleh pasukan Permesta di wilayah itu. Jujur saya dan teman-teman sedikit was-was ketika itu,” tambah pensiunan TNI berusia 76 tahun ini.

TEROR “JIN KASUANG”

Di kalangan pasukan Permesta, Batalyon R memang dikenal karena keberanian bertempur dan kengerian yang mereka timbulkan terhadap lawan. Salah satu teror menakutkan pasukan ini, mereka dikenal suka memakan manusia. Konon, saking seringnya memakan daging manusia hingga mata mereka terlihat memerah.

Di antara keraguan banyak pihak soal kebenaran cerita tersebut, tidak sedikit juga masyarakat yang menyimpan soal kanibalisme itu dalam memorinya. ”Saya pernah dapat tugas dan bersama Mayor Karepouwan. Memang dia bersama beberapa pasukan mengantung telinga manusia di leher. Banyak yang bilang itu anggota tubuh orang-orang yang mereka makan,,” kata Jus Pengemanan, tentara Permesta dari Batalyon B yang dikomandani Utu Pesik.

Pengakuan lain dituturkan salah seorang anggota pasukan Frans Karepouwan kepada Media Sulut, Sabtu (10/8). Kisah kanibalisme itu dibenarkannya.

”Memang tidak setiap hari, tapi saya sering memasak daging manusia. kadang dibikin sate ataupun direbus,” terang LS alias Rens, anggota pasukan yang mengaku pernah ditempatkan di bagian dapur Batalyon R.

“Saya sebenarnya sempat mendaftar di Batalion Fredrik, tapi karena belum cukup umur, tidak diterima. Pada watu itu seleksinya ketat. ditambah kakak saya yang ada di Batalion itu tidak mengijinkan saya untuk ikut perang. Dia menyuruh saya untuk menjaga orang tua di kampung. Karena keinginan hati yang sangat kuat untuk pegang senjata, akhirnya saya ke Batalion pimpinan Mayor Karepouwan. Saat diterima, tempat saya di dapur,” tutur Rens.

"KENGERIAN “PERANG URAT SARAF"

Berbagai bentuk kengerian yang ditimbulkan Batalion Jin Kasuang bukan tanpa sebab. Perlakuan pasukan TNI terhadap daerah pendudukan dengan menyiksa tawanan sampai mati, melakukan pembunuhan terhadap rakyat sipil yang memberi makan pasukan Permesta, dan perkosaan di desa-desa, menjadi salah satu alasan.

Sejumlah data menyebutkan, hal ini dilakukan pihak TNI karena semata-mata menutupi kekalahan mereka. Juga karena semakin banyaknya korban di pihak mereka dan perang tak kunjung dimenangkan oleh pasukan TNI atau pemerintah pusat, sekalipun TNI menguasai kota-kota strategis di Sulut dan Maluku Utara.

“Biasanya pasukan kami ’mengambil’ anggota TNI dengan pengkhianat Permesta,” kata Rens.

”Komandan sangat marah dengan pengkhianat. Makanya, sedikit-sedikit bagian tubuh mereka diambil. Mulai dari telinga, karena teliga sebagai pendengar info kemudian jari penunjuk. Kadang-kadang juga dimasak. Dari bagian tubuh yang berdaging seperti paha. Itu jadi pelajaran untuk mereka karena orang-orang seperti mereka penyusah masyarakat dan tentara permesta.”

Sejumlah sumber menyebutkan, sebenarnya tidak semua anggota Batalyon R yang suka memakan manusia. “Cuma orang-orang terentu. Salah satu yang terkenal algojo mereka, Oce Karundeng. Dialah yang sering mengambil tentara pusat didepan orang-orang. Semua yang digaetnya tidak kembali lagi hingga pergolakan selesai. Saya bersama beberapa masyarakat Koya dengan Tataaran pernah melihat langsung bagaimana tentara pusat di ambil jantungnya hidup-hidup kemudian dimakannya,” terang Buang Politton (74), anggota pasukan Batalyon Fredrik.

Data menyebutkan, pasukan Batalyon Jin Kasuang kemudian dapat ditertibkan akhir 1960 setelah kunjungan Panglima KDP II/Minahasa, Kolonel (ADREV-Permesta) D J Somba ke markas mereka. Somba dengan tegas memperingatkan Karepouwan dan anak buahnya untuk menghentikan bentuk-bentuk perang urat saraf yang melampaui batas.

PEMAKAN MANUSIA DI BERBAGAI BATALION

Sejarawan Minahasa, Bodewyn Talumewo menjelaskan, sebenarnya praktek kanibalisme di masa Permesta itu tidak hanya terjadi di Batalion Jin Kasuang. “Ada juga di batalyon-batalyon lain yang suka memakan manusia. Tapi hanya oknum-oknum tertentu. Selain memang karena kondisi perang yang sulit makanan tapi terutama itu dilakukan untuk menakut-nakuti musuh,” jelas Talumewo yang dikenal intens melakukan penelitian soal Permesta.

Buang Politton membenarkan jika memang ada banyak pasukan Permesta yang dikenal suka memakan daging manusia. “Pernah satu ketika kami satu pleton dari Batalyon Mayor Fredrik datang melakukan pembicaraan dengan Batalyon D ‘Sambar Nyawa’ pimpinan Mayor Dan Karamoy, di dekat cot Kumelembuai Tomohon. Kami tidak bisa makan di sana karena kami tau ada di antara mereka yang pemakan manusia. kadang daging manusia sudah dicampur dalam makanan. Terbukti, waktu mereka memberikan 'saguer' (Minuman dari pohon nira) untuk kami waktu itu, pada akhir tumpahan keluar telinga manusia dari dalam bambu 'saguer'," ungkapnya.

Perilaku yang sama juga sering diperagakan beberapa orang dari pasukan combat intelejen, Kompi Lahe. “Kami pernah bersua di Parepei Remboken dengan pasukan Lahe. Pasukannya memang banyak yang ditakuti lantaran talinga dan jari orang sudah dikalungkan. Kami tahu diantara mereka ada pemakan manusia juga,” kisah Politton. (rikson karundeng)

Foto: Penyelesaian Permesta di Woloan Tomohon, 14 April 1961. Deputi KSAD Brigjen Ahmad Yani bercakap-cakap dengan seorang tentara Permesta. (koleksi bodewyn talumewo)


manado express 

Tahun 2014, TNI Memiliki Kekuatan Besar di Asia Tenggara


Keberhasilan pemerintah dalam pengadaan alat utama sistem pertahanan (alutsista) membuat banyak pihak yakin TNI akan memiliki kekuatan yang cukup memadai. Salah satunya diungkapkan oleh Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro.

Dengan keyakinannya, Purnomo mengatakan pada 2014 mendatang, TNI akan memiliki daya kekuatan yang terbesar di antara negara lain di Asia Tenggara.

"Renstra pertama 2014, kekuatan TNI yang terkuat di Asia Tenggara," kata Purnomo saat meresmikan dua Kapal Republik Indonesia di Batam, Kamis (5/9), seperti dilansir Antara.

Alasan itu diungkapkannya tercermin dari pengadaan alutsista oleh pemerintah yang melengkapi TNI AL, TNI AU dan TNI AD dengan senjata dan peralatan baru.

Dia menambahkan, ada banyak alutsista yang ditambah untuk ketiga angkatan bersenjata, di antaranya kapal patroli cepat untuk TNI AL, tank leopard untuk TNI AD dan penambahan pesawat sukhoi untuk TNI AU.

"Sukhoi akan diganti semua (?). Negara kita akan kuat, itu penting," kata Menteri.

Khusus TNI AD, selain membeli 45 unit tank leopard, pemerintah juga mengadakan 28 unit helikopter dan delapan unit Apache tipe AH-64E. Purnomo menilai, TNI yang kuat memiliki banyak arti, baik bagi dalam negeri maupun luar negeri.

Meski begitu, Purnomo mengatakan penambahan alutsista dan penguatan TNI tidak ada hubungannya dengan pendirian pangkalan militer AS di Singapura dan Australia.

"Ini tidak untuk perlombaan senjata, ini memordernisasi," katanya.

Di tempat yang sama, Kepala Staf TNI Angkatan Laut (Kasal) Laksamana Madya Marsetio mengatakan, pemerintah merencanakan pembangunan Kapal Cepat Rudal dengan panjang 40 meter sebanyak 16 unit dan kapal patroli cepat sebanyak 16 unit.

merdeka

Wednesday 4 September 2013

Indonesia dan Polandia Jajaki Produksi Bersama Alutsista

Warsawa - Pemerintah Indonesia dan Polandia akan meningkatkan kerjasama di bidang industri pertahanan. Ada penjajakan kedua negara akan melakukan produksi bareng alat utama sistem pertahanan (alutsista).

Kerjasama di bidang pertahanan menjadi salah satu dari sekian banyak bidang yang akan dikerjasamakan antara Indonesia dan Polandia.

"Yang lain adalah kerjasama di bidang pertahanan, industri pertahanan. Banyak yang perlu dikerjasamakan," kata Presiden SBY saat jumpa pers bersama Presiden Polandia Bronislaw Komorowski di Istana Kepresidenan Polandia, kota Warsawa, Rabu (4/9/2013).

Mengenai kerjasama industri pertahanan, Menko Polhukam Djoko Suyanto menjelaskan akan ada penjajakan pembuatan pesawat, helikopter, dan kapal patroli. "Jadi lebih pada joint production, tidak beli dari sini," kata Djoko kepada wartawan di Hotel Hyatt Regency, Warsawa.

Prinsip pengembangan alutsista pemerintah saat ini, selama bisa dibuat di dalam negeri, tidak perlu membeli dari luar negeri. "Jadi nanti tidak tertutup kemungkinan joint production," ujar Djoko.

Saat ini, aparat militer dan polisi menggunakan alutsista dari Polandia. "Polisi misalnya pakai sytruck dari Polandia. Ada juga kapal-kapal patroli kecil," kata Djoko.

Saat ini kerjasama antara Indonesia dan Polandia dalam industri pertahanan sudah berlangsung. "Antara Kemenhan kita dengan Polandia sudah ada kerjasama. Nanti perlu dibahas lagi kira-kira jenis alutsista mana yang akan di-join product-kan. Jadi perlu perundinan terus," ujar dia

detik

Membangun Rasa Percaya Diri




Sebagai pencinta republik banyak diantara kita merasa under estimate terhadap potensi kekuatan bangsa ini.  Sebagai contoh ketika situs militer terkenal dari luar sana mengabarkan ranking kekuatan militer Indonesia yang menduduki 16 besar dunia, banyak yang tidak meyakininya.  Padahal seluruh indikator yang membangun rangka kekuatan militer dalam penyusunan ranking itu memang merupakan elemen yang memajukan potensi kekuatan militer.  Misalnya potensi sumber daya manusia, sumber daya alam yang besar, kekuatan daya beli yang lebih dikenal dengan APBN dan produk domestik bruto.

Kemudian jika ada jiran yang mau beli alutsista, muncul perasaan minder seakan kita tidak punya daya dan gaya dalam menampilkan militer kita.  Yang lebih aneh lagi ketika daftar belanja alutsista kita selama 4 tahun terakhir yang merupakan belanja terbesar setelah era Dwikora digelar dan barangnya sudah mulai datang satu persatu, masih ada saja yang mengatakan dengan nada pesimis bahwa barang yang diadakan dan yang didatangkan itu sesungguhnya “tidak nendang”.
Satgas Bansos TNI AL saat ini sedang menjelajah pulau terpencil di NTT
Misalnya forum militer dari jamaah aliran penentang “bekasiyah” atau “hibaiyah”, maksudnya tentang alutsista bekas dan hibah seperti 24 jet tempur F16 dianggap tidak memberikan efek gentar.  Padahal jet tempur bekas pakai angkatan udara AS ini sesungguhnya diperbaharui lebih dulu sebelum dikirim ke Indonesia tahun 2014 nanti.  Sampai saat ini F16 merupakan alutsista yang tetap diperhitungkan di seluruh dunia.  Disamping itu kita kan juga sudah punya 1 skuadron jet tempur kelas berat Sukhoi yang menjadi tamu kehormatan dalam Pitch Black di Australia beberapa bulan lalu. Artinya tetangga saja sudah mulai menyadari kebangkitan militer Indonesia

Pertanyaannya mengapa kita selalu merasa pesimis dan apatis terhadap segala hal termasuk tentang militer kita. Peran media sedikit banyak memberikan “arahan” tentang mekanisme pola pikir berbangsa.  Media dengan kebebasan mutlaknya lebih menyajikan porsi dominan tentang peristiwa “laku jual”, maksudnya kalau ada cerita tentang korupsi, ketidakpastian hukum, berita kriminal, perilaku Parlemen sangat cepat disiarkan kalau perlu breaking news atau live.  Tetapi jika ada berita penting tentang kemajuan dan prestasi membangun, porsinya hanya sebatas memberitakan, tidak ada bumbu penyedap, tidak ada dialog interaktif misalnya tentang operasionalisasi bandara Kuala Namu yang megah itu, atau keberhasilan PT KAI melaksanakan angkutan lebaran, keberhasilan Polisi mengamankan jalur lebaran, prestasi TNI dalam berbagai lomba ketangkasan regional sebagai juara umum, prestasi TNI dalam misi perdamaian UN di Libanon dan tempat lain.

Termasuk pula upaya MPR untuk menanamkan semangat ber NKRI dengan pola 4 pilarnya yang digemakan terus menerus.  Prestasi anak-anak Indonesia di gelanggang olimpiade ilmu pengetahuan, pendapatan per kapita yang sudah mencapai US$ 3.800,-  PDB no 16 besar dunia.  Menu yang tersaji dan terbukti sebagai langkah maju dianggap tidak penting oleh media sehingga pola pikir yang terbentuk selalu suuzon dan tak percaya.  Meski menjadi berita prestasi tetapi tanggapannya selalu ada kalimat bersayap, ah paling karena ini karena itu.
Panglima tertinggi on the spot menuju Latgab 2013
Membangun rasa percaya diri pada segenap komponen anak bangsa adalah bagaimana sesungguhnya kemampuan bangsa ini dalam melangkah dan menapaki jalannya.  Media sebagai jembatan komunikasi berperan besar untuk menyampaikan pesan itu. Tetapi yang terurai lebih pada persepsi negatif misalnya ketika sebuah media layar kaca menyampaikan editorialnya tentang pembelian helikopter serang Apache. Kurangnya pemahaman tentang bangunan konsep dan strategi pertahanan, hanya melihat angka US$ 500 juta lalu memandang pembelian Apache sebagai pemborosan.

Mestinya jika melihat situasi kawasan yang begitu dinamis, Laut Cina Selatan yang demam terus, adanya pangkalan militer AS di Darwin, Cocos dan Singapura, sengketa Ambalat, mengamankan ALKI maka mengeluarkan angaran belanja alutsista adalah kewajiban untuk mewibawakan postur pertahanan.  Memang diprediksi tidak terjadi perang terbuka dalam sepuluh tahun ke depan tetapi jangan lupa postur militer kita yang kuat justru akan menjadi benteng pertahanan yang ampuh manakala terjadi sesuatu yang tak kita inginkan.  Atau postur militer yang kuat itu memberikan rasa segan untuk berkonfrontasi.  Artinya menjaga untuk tidak terjadi perang.
Beberapa jenis alutsista yang kita pesan sudah mulai berdatangan dan akan terus berdatangan.  Dan kita (InsyaAllah) tidak akan berhenti sampai disitu.  Dalam program MEF tahap kedua (2015-2019) sangat diyakini kita akan mendatangkan berbagai alat pukul strategis dan mematikan seperti 10 kapal selam Rusia, jaringan sistem pertahanan udara jarak sedang, jet tempur kelas berat.  Termasuk mulai memproduksi rudal dan roket, tank medium dan kapal perusak kawal rudal.

Tentu semua itu seiring dengan kemajuan dan pertumbuhan ekonomi kita yang  semakin baik.  Jika kita selalu mendoakan dengan lantunan rasa syukur sebagai anak bangsa dan kemajuan dalam langkah bersama untuk menjalani hari-hari berbangsa dalam berbagai aktivitas termasuk mendoakan pengawal republik, niscaya energi positif yang dikumandangkan terus menerus itu akan menjadi kenyataan.  Diakui yang masih kurang dalam etika berbangsa ini adalah korupsi yang masih menjadi tetanus bangsa dan ketidakpastian penegakan hukum yang dipertontonkan. Namun diluar itu banyak yang sudah dicapai termasuk menyandangkan baju alutsista yang lebih baru dan modern.  Untuk itu marilah kita secara akal budi dan logika cara pandang, membangun rasa percaya diri dan mensyukuri masih dikunjungi sinar matahari pagi yang hangat nan indah.
 

Welcome Golden Eagle


Kembali ke Korean Aerospace Industries (KAI) di Sacheon, 250 kilometer (km) tenggara ibukota Korea Selatan, Seoul setelah melaksanakan keseluruhan program di Republic of Korean Air Force (ROKAF) selama hampir lima bulan, serasa seperti kembali ke 'rumah'. Di sini keenam penerbang TNI AU melanjutkan program Initial Cadre Training dengan menerbangkan pesawat milik Indonesia, T-50i Golden Eagle. 

Aerobatic Scheme
Masing-masing penerbang akan mendapatkan enam sorti, dibagi menjadi tiga sorti Front Seat dan tiga sorti Rear Seat. Latihan yang dilakukan adalah Advanced Handling Characteristics, Instrument Flight, Formation Day dan Night Flight. Selain itu, untuk Letkol Pnb Wastum dan Mayor Pnb Marda Sarjono akan mendapatkan tambahan tiga sorti untuk bisa memiliki kualifikasi Function Check Flight Pilot (FCF Pilot).

Instruktur yang akan membimbing keenam penerbang selama di KAI adalah tiga orang Experimental Test Pilot KAI yang sudah terlibat secara langsung dalam proses pengembangan dan pembuatan pesawat T-50 Golden Eagle mulai dari prototipe sampai kepada Full Scale Development (FSD) dan sampai sekarang sudah menerbangkan dan menguji seluruh T-50 dan TA-50 yang digunakan ROKAF.

Aircraft design 

Sesuai kontrak, Indonesia akan membeli 16 T-50i yang warnanya dibagi dua, yaitu delapan pesawat pertama dengan Aerobatic Scheme, sedangkan delapan pesawat berikutnya dilaburi dengan Camouflage Scheme. Apabila dilihat sekilas, T-50i mirip sekali dengan F-16. Keduanya sama-sama menggunakan bubble canopy, wing, dan fuselage yang saling menyatu serta mirip dalam bentuk secara keseluruhan. T-50i memiliki panjang 43 kaki serta lebar sayap 31 kaki dan tinggi 16 kaki.

Camouflage Scheme
Dengan ukuran ini, T-50i memiliki dimensi lebih kecil empat kaki dari F-16. Perbedaan yang terlihat menyolok adalah adanya twin side-mounted air inlets sebagai air intake yang digunakan T-50i berbeda dengan F-16, dimana air intake di bawah fuselage. Air intake ini akan mengalirkan udara luar langsung menuju single engine General Electric F404-GE-102, merupakan mesin serupa digunakan pesawat Boeing F/A-18 Hornet dan Saab Gripen, namun dimodifikasi sedemikian rupa untuk disesuaikan dengan performance T-50i.

Mesin ini mampu menghasilkan thrust 17.700 pounds menggunakan after burner. Apabila dimaksimalkan, kecepatan yang dapat dicapai Mach 1,5 Mach atau 1,5 kali kecepatan suara.

Masuk ke kokpit, penerbang akan disuguhkan fitur kokpit pesawat modern. Tepat di hadapan kita pada panel depan kokpit terdapat dua layar berwarna Smart Multi Function Display (SMFD) ukuran 5x7 inci. Pada posisi line of sight terdapat Head Up Display (HUD). Dalam jangkauan tangan tepat di bawah HUD terdapat Integrated Up Front Controller (IUFC), penerbang dapat memasukkan semua informasi yang dibutuhkan selama penerbangan.

Seperti frekwensi radio untuk komunikasi, data koordinat untuk navigasi yang didukung dengan sistem EGI (Embedded GPS/INS), termasuk memasukkan data untuk way point ataupun menentukan jumlah bingo fuel.

Pada bagian lain dari panel depan masih terdapat Engine Flight Instrument (EFI), display warning untuk emerjensi dan beberapa backup system display. Kesemua sistem ini terintegrasi pada Integrated Mission/Display Computer (IMDC) dan dapat merekam data-data (in flight recording) selama penerbangan untuk memudahkan dalam melaksanakan de-briefing. Secara keseluruhan, sistem operasi pada sistem avionik T-50i seperti switchology, display philosophy dan symbology mirip digunakan F-22 Raptor dan F-35 Lighting II.

T-50i menggunakan side stick yang memiliki kemampuan full HOTAS mirip F-16. Perbedaannya adalah pada T-50i TNI AU masih dapat merasakan pergerakan dari stick sejauh kurang lebih 20mm ke segala arah. Hal ini bertujuan untuk membantu siswa ataupun penerbang tempur yang baru lulus dari Sekolah Penerbang untuk merasakan feel and motion pada saat menggerakkan stick. Demikian juga bagi instruktur pilot yang berada di kokpit belakang dapat merasakan pergerakan stick siswa secara langsung. Flight Control System T-50i juga memiliki override system pada stick sehingga dapat digunakan oleh instruktur untuk dapat mengambil alih kontrol secara penuh apabila terjadi sesuatu di luar kendali.

Saat duduk di kokpit T-50i, penerbang memiliki field of view atau luas jangkauan pandang 320 derajat, sehingga hampir dapat melihat “6 o'clock” dari posisi duduk penerbang. Kursi T-50i memiliki kemiringan 17 derajat, mirip seat angle pesawat F-35 dan F-22 serta dilengkapi kursi lontar Martin Baker berkemampuan zero-zero ejection.

Persenjataan

Untuk melaksanakan tugasnya sebagai pesawat tempur, T-50i Golden Eagle memiliki kemampuan persenjataan yang dapat digunakan dalam misi multirole. Total kapasitas yang dapat dibawa 10.500 pound persenjataan. Pesawat ini dilengkapi kanon internal tiga laras General Dynamics 20mm Gatling yang mampu menyeburkan 3.000 peluru per menit. Kanon ini ditempatkan di sisi kiri kokpit, tepat di leading edge extension dari pesawat. Lima external station disiapkan pada bagian under fuselage dan under wing serta dua station pada wing tip untuk dapat membawa amunisi bom ataupun roket.(Kapten Pnb Dharma Gultom)