Pages

Saturday 22 December 2012

Vnesheconombank Kucurkan Indonesia 399,5 Juta Dolar untuk Pembelian Su-30MK2


Penandatanganan kontrak pembelian 6 unit Sukhoi Su-30MK2 Flanker. (Foto: Kedubes Federasi Rusia)

22 Desember 2012, Moskow: Bank milik pemerintah Rusia Vnesheconombank dalam laman resminya pada Kamis (20/12), memberitakan telah memberikan fasilitas kredit senilai 399,5 juta dolar ke Indonesia.

Vnesheconombank dan Pemerintah Indonesia diwakili Menteri Keuangan menandatangani kredit 399,5 juta dolar dengan masa pembayaran selama 7 tahun.

Kredit akan digunakan untuk pembelian 6 jet tempur Su-30MK2 Flanker beserta perangkat pendukung. Pesawat tempur akan ditempatkan di Skuadron Udara 11 Lanud Sultan Hassanudin, Makassar. Pembelian ini melengkapi jumlah Sukhoi Skuadron Udara 11 menjadi 16 unit pesawat.

Kontrak pembelian 6 unit Su-30MK2 Flanker telah ditandatangani Kementerian Pertahanan dan OJSC Rosoboronexport pada 29 Desember 2011 di Jakarta.

Sumber: Vnesheconombank

Indonesia Butuh Regulasi Pengawasan Udara

Panglima TNI
Panglima TNI, Laksamana Agus Suhartono, mengatakan hingga saat ini regulasi mengenai pengawasan udara nasional belum komprehensif. Diharapkan Rancangan Undang-Undang (RUU) tentang Pengawasan Udara Nasional segera disahkan sebagai revisi dari UU Nomor 1 Tahun 2009 tentang Kedaulatan Penerbangan.

"Harus ada penyamaan persepsi tentang pentingnya pertahanan dan kedaulatan udara nasional," kata Panglima TNI saat menjadi inspektur upacara dalam serah terima jabatan Kepala Staf TNI AU (Kasau) di Halim Perdanakusuma, Jakarta, Jumat (21/12).

Keberadaan regulasi yang komprehensif, lanjut Panglima, akan menjadi referensi dalam menyusun strategi penggunaan tepat guna untuk mendukung pertahanan udara. "Saya juga berharap UU Pengawasan Udara Nasional bisa menjadi landasan hukum dalam optimalisasi industri kedirgantaraan walaupun saat ini sudah ada UU Industri Pertahanan," kata dia.

Marsekal Madya TNI Ida Bagus Putu Dunia resmi menggantikan Marsekal Imam Sufaat sebagai Kasau. Sebelum serah terima jabatan ini, Ida Bagus sudah dilantik oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada Senin (17/12).

Agus Suhartono berharap Ida Bagus mampu meningkatkan kemampuan TNI AU ke depannya, khususnya dalam pengadaan alat utama sistem senjata (alutsista) untuk mencapai kekuatan pokok minimum (Minimum Essential Force/MEF) hingga 2024. "Saya harap Kasau yang baru dapat meneruskan kepemimpinan Kasau yang lama dan melakukan inovasi-inovasi baru yang dapat meningkatkan kemampuan TNI AU," kata Panglima.

Agus berharap pergantian kepala staf baru ini bisa membuat TNI AU mengambil langkah penyempurnaan strategi keamanan udara dalam koridor pembangunan kekuatan, sesuai dengan kemampuan dan kebijakan MEF.

Terus Meningkat

Menurut dia, strategi keamanan udara merupakan keharusan guna memperoleh gambaran tentang keefektifan dan efisiensi pencapaian sasaran kebijakan pembangunan MEF TNI AU. Apalagi ke depan, perkembangan situasi keamanan regional dan internasional akan terus meningkat dan sewaktu-waktu mengganggu dan mengancam kepentingan nasional.

Selama menjabat sebagai Kasau, Imam Sufaat terbilang sukses memodernisasi alutsista dengan persentase angka penambahan mencapai 60 persen dari kekuatan sebelumnya. Imam yang menjabat Kasau lebih dari tiga tahun ini juga berhasil menambah Satuan Radar dan Batalyon Paskhas di Biak sebagai penambahan kekuatan di Indonesia Timur. Imam pun menambah Skadron VVIP khusus helikopter di Halim Perdanakusuma. Setelah sertijab ini, Imam akan menjalani masa pensiun.

Sementara itu, Ida Bagus menyatakan akan melanjutkan kepemimpinan Kasau yang lama guna meningkatkan profesionalisme prajurit TNI AU dan meningkatkan kemampuan alutsista TNI AU. "Untuk peningkatan alutsista TNI AU ke depan, saya akan langsung konsolidasikan dengan jajaran. Saat ini saya belum melihat dokumen secara keseluruhan," katanya.

Ida Bagus merupakan lulusan Akademi Angkatan Udara (AAU) 1981 dan merupakan pria keturunan Tabanan, Bali. Ia memulai karier sebagai penerbang Wingdik 1 Lanud Adi Sutjipto. Kariernya mulai meroket pada 2011 ketika menjabat gubernur AAU.

Pada Juli 2012 lalu, dia mendapat promosi bintang tiga dengan jabatan komandan sekolah staf dan komando (Dansesko) TNI. Ida Bagus akan menyandang bintang empat dan menjadi putra Bali pertama yang menjadi orang nomor satu di lingkungan AU.

Sumber :  Koran Jakarta

Pesawat TNI AU yang Rusak akan Dihibahkan

 
Jakarta - Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono memimpin upacara serah terima jabatan Kepala Staf Angkatan Udara (KASAU), dari Marsekal TNI Iman Sufaat kepada penggantinya, Marsekal Madya TNI Ida Bagus Putu Dunia.

Sertijab digelar di Pangkalan Landasan Udara (Lanud) Halim Perdanakusuma, Jumat (21/12/2012) pagi.


Dalam sambutannya, Laksamana Agus Suhartono mengungkapkan pentingnya peran yang diemban KASAU.

Panglima TNI juga berharap pejabat yang baru dapat memberikan segala kemampuan yang dimiliki, untuk menata kembali jajaran TNI AU dan meningkatkan kemampuan AU lebih baik lagi.

"Saya harap kepala staf TNI AU yang baru dapat meneruskan kepimpinan yang lama, tentunya diselingi inovasi-inovasi baru yang bisa meningkatkan kemampuan angkatan udara lebih baik lagi," ujar Laksamana Agus Suhartono.

Panglima TNI juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada Marsekal TNI Iman Sufaat dan keluarga, yang telah membantu kelancaran tugas di jajaran TNI AU.

Usai pelantikan, Marsekal TNI Ida Bagus Putu Dunia mengatakan, ia akan mulai mengevaluasi dan melakukan sosialisi lebih dulu terhadap para anggotanya.

"Saya harus melanjutkan program-program pejabat pendahulu saya. Saya akan melakukan konsolidasi untuk mengadakan evaluasi, kira-kira apa yang perlu diperbaiki. Karena, semboyan kami adalah hari esok harus lebih baik dari sebelumnya," paparnya.

Menanggapi masalah pesawat TNI AU yang sering mengalami kecelakaan, Putu akan terus mengevaluasi pesawat-pesawat TNI AU. Jika sudah tidak layak pakai, Agus mengaku pesawat-pesawat itu akan dihibahkan.

"Kami sudah berusaha melakukan hibah, kami akan terus melakukan evaluasi titik lemah mana yang harus diperbaiki," jelasnya.

Marsekal Madya TNI Ida Bagus Putu Dunia adalah KASAU ke-19, yang merupakan alumni Akademi Angkatan Udara tahun 1981. Sebelumnya, ia dilantik oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Istana Negara, Senin (17/12/2012).

Sumber :  Tribunnews

1.336 Personel TNI Kembali dari Lebanon

Mereka diterima di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, dalam upacara yang dipimpin Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono. 

Sebanyak 1.336 personel TNI yang tergabung dalam Satgas TNI Kontingen Garuda (Konga) yang bertugas di Lebanon kembali ke Indonesia.

Mereka diterima di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, dalam upacara yang dipimpin Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono.


Para personel yang tergabung dalam Satgas Konga UNIFIL (United Nations Interim Force in Lebanon) itu telah melaksanakan tugas sebagai penjaga perdamaian di Lebanon kurang lebih satu tahun terhitung November 2011.


Mereka terdiri dari beberapa unit yakni Satgas Batalyon Mekanis TNI Konga XXIII-F, Military Police Unit (MPU) Konga XXV-D, Force Protection Company (FPC) Konga XXVI-D2, Force Head Quarter Support Unit (FHQSU) Konga XXV-D1, Satgas CIMIC TNI Konga XXXI-B, Milstaff Sector East HQ dan personel Konga Level II Hospital serta Satgas Military Community Outtreach Unit (MCOU) Konga XXX-B.


Panglima TNI Agus Suhartono mengatakan dalam konteks pemeliharaan perdamaian dunia, kepercayaan PBB terhadap pasukan perdamaian Indonesia begitu tinggi.


"Sejak pertama kali bergabung dalam misi perdamaian dunia pada tahun 1957, prajurit Kontingen Garuda selalu menunjukkan kinerja yang membanggakan dan diterima dengan baik oleh masyarakat setempat," kata Agus dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Sabtu (22/12).


Pada misi PBB periode 2006-2012, TNI telah mengirimkan 1.933 personel yang tersebar di beberapa negara. Predikat terbaik telah disandang oleh Kontingen Garuda Indonesia, yang ditandai dengan pemberian anugerah “The  United Nations Medal In The Service Of Peace” saat melaksanakan penugasan di wilayah Lebanon.


Agus mengatakan penganugerahan medali tersebut merupakan bukti penghargaan dunia terhadap peran aktif Indonesia dalam mewujudkan dan memelihara perdamaian dunia.


"Hal ini merupakan amanat Undang-Undang Dasar 1945 dalam ikut melaksanakan ketertiban dunia, baik sebagai inisiator penyelesaian konflik antar negara, partisipasi pemberian bantuan kemanusiaan, maupun pengiriman pasukan pemelihara perdamaian, yang dalam beberapa tahun terakhir menjadi sorotan luas dan mendapat apresiasi  yang tinggi dari masyarakat Internasional," jelasnya.


Panglima TNI mengharapkan, prestasi, pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh selama penugasan dapat dijadikan modal yang berharga.


Sejumlah pejabat tinggi militer hadir dalam upacara penyambutan kepulangan tersebut, antara lain Kasum TNI, Pangkostrad, para Asisten Panglima TNI dan Angkatan, Pangdam Jaya, serta Kabalakpus TNI.


Sumber : Berita Satu

Pembangunan Kekuatan TNI AL Banyak Menggunakan Produk Dalam Negeri

KAL 28M produksi galangan kapal dalam negeri. (Foto: Berita HanKam)

22 Desember 2012, Jakarta: Pembangunan kekuatan TNI AL, telah dilakukan pemerintah dengan mendukung kebutuhan alat utama sistem persenjataan (Alutsista) dalam rangka mencapai minimum essential forces (MEF) atau kekuatan pokok minimum melalui industri pertahanan nasional.

Kita pun patut berbangga, kata Kepala Staf TNI Angkatan Laut (Kasal), Laksamana TNI Soeparno sebab pemenuhan kebutuhan alutsista TNI AL saat ini telah banyak menggunakan beberapa produk hasil industri pertahanan nasional dalam upaya mewujudkan kemandirian nasional.

Namun demikian, untuk mendukung terwujudnya industri pertahanan yang berkemampuan maju, mandiri dan berdaya saing, menurut Kasal, dibutuhkan kerja sama, kebijakan pemerintah dan keterpaduan semua stakeholder termasuk perangkat regulasinya dalam bentuk perundang-undangan tentang industri pertahanan nasional.

“Pertumbuhan dan perkembangan industri nasional erat kaitannya dengan kondisi perekonomian suatu negara, demikian juga sebaliknya,” ,” kata Laksamana TNI Soeparno saat menjadi pembicara kunci pada Seminar Nasional TNI Angkatan Laut di Balai Samudra, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Rabu (19/12).

Soeparno juga menjelaskan hasil kajian Badan Pengembangan Lingkungan Strategis yang menyebutkan bahwa kemajuan teknologi informasi menyebabkan terjadi pergeseran paradigma kehidupan berbangsa dan bernegara. Karena itu pula dibutuhkan upaya pertahanan negara yang efektif agar mampu menjaga dan melindungi keutuhan wilayah NKRI dari ancaman dalam dan luar negeri.

Menurut Laksamana Soeparno, ada tiga model perkembangan industri pertahanan. 
Pertama adalah Autarky model. Model ini diterapkan oleh negara yang memiliki ambisi untuk mendapatkan kemandirian pertahanan dan ini adalah model ideal industri pertahanan nasional. “Autarky model hanya bisa dicapai oleh negara-negara yang ditopang oleh postur militer besar,” katanya.

Kedua adalah Niche-production model. Model ini diterapkan oleh negara yang berupaya mengurangi ketergantungan luar negeri. Oleh karena itu, negara memiliki komitmen untuk investasi ke sektor industri pertahanan dengan berupaya tranfer of technology dari negara produsen.

Sedangkan model yang ketiga adalah Global supply chain.Model ini cenderung dilakukan oleh negara-negara yang telah memiliki basis militer mapan namun tidak memiliki akses pasar senjata internasional.

Sumber: Info Publik

KASAU Diharapkan Mampu Meningkatkan Kemampuan TNI AU

Jakarta: Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono berharap Kepala Staf TNI Angkatan Udara yang baru, Marsekal Madya TNI Ida Bagus Putu Dunia mampu meningkatkan kemampuan TNI AU ke depannya dalam pengadaan alat utama sistem senjata (alutsista), untuk mencapai kekuatan pokok minimum hingga 2024.

"Saya harap Kasau yang baru dapat meneruskan kepemimpinan Kasau yang lama dan melakukan inovasi-inovasi baru yang dapat meningkatkan kemampuan TNI AU," kata Panglima TNI saat menjadi inspektur upacara Serah Terima Jabatan (Sertijab) Kasau dari Marsekal TNI Imam Sufaat kepada Marsekal Madya TNI Ida Bagus Putu Dunia di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Jumat (21/12).

Ia juga berharap TNI AU dapat mengambil langkah penyempurnaan strategi keamanan udara dalam koridor pembangunan kekuatan, sesuai dengan kemampuan dan kebijakan kekuatan pokok minimum (Minimum Essential Force/MEF).

Menurut dia, strategi keamanan udara merupakan keharusan guna memperoleh gambaran tentang efektifitas dan efisiensi pencapaian sasaran kebijakan pembangunan MEF TNI AU, di mana dihadapkan kepada perkembangan situasi keamanan regional dan internasional yang dapat mengganggu dan mengancam kepentingan nasional.

Di sisi lain, TNI berharap adanya revisi dan rancangan baru UU tentang pengawasan udara nasional yang urgensinya untuk penyamaan persepsi tentang pentingnya menegakan kedaulatan udara nasional, sebagai referensi dalam penyusunan strategi pengembangan tepat guna terkait integrasi pemanfaatan kelebihan kedirgantaraan nasional yang dimiliki Indonesia dalam mendukung pertahanan udara negara.

"Revisi dan rancangan baru UU Pengawasan Udara Nasional diharapkan menjadi landasan hukum dalam optimalisasi industri kedirgantaraan yang meminimilisasi ketergantuangan alutsista dari luar negeri," kata Panglima TNI.

Terkait pelaksanaan sertijab itu, kata Agus, rotasi jabatan merupakan hal yang wajar dalam organisasi, namun memiliki arti penting yang menjadi bagian proses pembinaan organisasi, sekaligus regenerasi kepemimpinan di TNI AU.

Marsekal Madya Ida Bagus Putu Dunia resmi menjabat Kepala Staf TNI Angkatan Udara (Kasau) ke-19, sementara Marsekal TNI Imam Sufaat akan menjalani masa pensiun, setelah sebelumnya menjabat sebagai Kasau selama tiga tahun lebih.

Kepala Staf TNI Angkatan Udara yang baru, Marsekal Madya TNI Ida Bagus Putu Dunia mengatakan, dirinya akan melanjutkan kepemimpinan Kasau yang lama guna meningkatkan profesionalisme prajurit TNI AU dan peningkatan kemampuan Alutsista TNI AU.

"Untuk peningkatan Alutsista TNI AU ke depan, saya harus konsolidasi terlebih dahulu. Saya belum melihat dokumen secara keseluruhan," ujarnya.

IB Putu Dunia merupakan lulusan Akademi Angkatan Udara (AAU)1981 dan merupakan pria keturunan Tabanan, Bali. Ia memulai karier sebagai penerbang Wingdik 1 Lanud Adi Sutjipto. Kariernya mulai meroket pada 2011 menjabat gubernur AAU.

Pada Juli 2012 lalu, ia mendapat promosi bintang tiga dengan jabatan komandan sekolah staf dan komando (Dansesko) TNI. Berselang lima bulan, Ia akan menyandang bintang empat dan menjadi putra Bali pertama yang menjadi orang nomor satu di lingkungan AU.


Sumber: Investor Daily

Thursday 20 December 2012

RI-Rusia Perkuat Kerja Sama

 
JAKARTA:(DM) - Sekretaris Jenderal Kementerian Pertahanan Marsekal Madya TNI Eris Herryanto, menerima kunjungan kehormatan Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Mr. Mikhail Galuzin beserta rombongan di Kantor Kemhan, Jakarta, Kamis (20/12).

Maksud kedatangan Dubes Rusia kepada Sekjen kali ini selain untuk memperkenalkan diri sebagai Dubes Rusia untuk Indonesia yang baru sejak pertengahan November lalu. Kunjungan tersebut juga untuk menjalin dan memperkuat kerja sama yang konstruktif antara Menhan RI dan Kedutaan Besar Rusia.

Menurut Eris, hubungan kerja sama kedua negara dari tahun ke tahun semakin meningkat. Hal ini ditandai dengan adanya Joint Committee Meeting yang diselenggarakan setiap tahunnya.

Delegasi Indonesia dipimpin langsung oleh Sekjen Kemhan berharap berbagai permasalahan dapat terselesaikan dalam Joint Committee Meeting, seperti tahun lalu Joint Committee Meeting telah membahas sejumlah pembelian yang telah direncanakan mulai tahun 2010 sampai dengan tahun 2014. “Sesuai ketetapan saat ini adalah waktunya untuk melanjutkan program yang telah direncanakan tersebut,” kata Eris.

 Jurnas

198 Siswa Marinir Jalani Diko


SITUBONDO-(IDB)  : Sebanyak 198 siswa dari Pendidikan Pertama Tamtama TNI-AL dan ditambah Kadet Akademi Angkatan Laut (AAL) menjalani Pendidikan Komando sebagai puncak dari program Pendidikan Marinir yang dijadwalkan hingga Maret 2013.

Pendidikan Komando yang diawali dengan problem laut tersebut, dibuka Komandan Pusat Pendidikan Infanteri Kodikmar Kolonel (Mar) Bambang Sukarno di Pusat Latihan Pertempuran Marinir Asembagus, Situbondo, Jatim, Kamis.

Dari 198 siswa tersebut, sebanyak 174 orang merupakan siswa Pendidikan Pertama Tamtama angkatan ke-32 dan 24 siswa lainnya adalah Kadet AAL angkatan ke-59.

Kolonel Bambang Sukarno dalam amanatnya mengatakan, Pendidikan Komando merupakan bagian terakhir dari program Pendidikan Marinir yang diselenggarakan Pusat Pendidikan Infanteri Kodikmar.

Tujuan dari pendidikan ini untuk untuk membekali dan melatih siswa agar memiliki kemampuan dan ketrampilan mengenai taktik serta teknik Pasukan Komando, sebagai bekal dalam kedinasan di Kesatuan Marinir dan TNI AL.

"Pendidikan Komando harus dilalui seluruh calon prajurit Marinir mulai strata tamtama hingga perwira. Pendidikan ini juga sebagai sarana pengikat Korps agar memiliki satu jiwa dan satu hati yang menjadi kebanggaan setiap Prajurit Marinir," ujarnya.

Adapun materi latihan yang dijalani para siswa meliputi teori maupun praktek ketrampilan, mulai ketrampilan perorangan sampai taktik satuan kecil, yang semuanya merupakan ilmu dasar bagi prajurit Marinir.

Menurut Bambang, latihan yang dilaksanakan beberapa tahapan itu akan menguras tenaga dan ketahanan mental para siswa.

Tahapan awal dimulai dari latihan laut selama 15 hari, dilanjutkan dasar komando 27 hari, perang hutan 20 hari, gerilya delapan hari, dan terakhir tahap lintas medan selama tujuh hari dengan jarak tempuh sekitar 350 kilometer.

"Oleh sebab itu, perlunya mengutamakan faktor keamanan dan keselamatan, baik personel maupun material, dengan tidak mengurangi materi dan kualitas latihan," kata Kolonel Bambang Sukarno. 
Sumber : Antara

Koarmabar Laksanakan Latihan Menembak Dan Pembersihan Ranjau


JAKARTA-(IDB) : Kepala Dinas Penyelamatan Bawah Air Komando Armada RI Kawasan Barat (Kadislambairarmabar) Kolonel Laut (S) Darmansyah Nasution  memimpin latihan pembersihan ranjau dan menembak pada geladi tugas tempur (Glagaspur) Penyelam Tingkat II yang diberi sandi Gurita III di Kepulauan Seribu, Tanjung Priok, Jakarta Utara,  Rabu (19/12).
Pada latihan yang dilaksanakan di Kepulauan Seribu yang mengambil tempat di Pulau Damar dan pantai pasir pulau Wanara tersebut, peserta latihan yang terdiri dari 40 prang penyelam Dislambairarmabar melaksanakan latihan pembersihan ranjau di dermaga dan pantai. Selain itu, juga dilaksanakan latihan menembak menggunakan senjata laras panjang jenis senjata SS-1 dan AK-47 serta senjata laras pendek jenis pistol.

 
Kadislambairarmabar Kolonel Laut (S) Darmansyah Nasution  mengatakan, kegiatan latihan tersebut bertujuan untuk melatih dan meningkatkan pengetahuan, kemampuan dan ketrampilan para penyelam dalam penguasaan materi dalam penggunaan peralatan selam serta meningkatkan naluri tempur dalam tim sesuai fungsi unit masing-masing
Lebih lanjut Kadislambairarmabar mengatakan, Latihan Glagaspur Penyelam Tingkat II tersebut merupakan latihan taktis dan teknis penyelam yang menggunakan metode pelajaran kelas dan lapangan. Selain pelajaran kelas dan lapangan dilaksanakan latihan jasmani dan kering.
Latihan Glagaspur Penyelam Tingkat II tersebut didukung personel dari Staf Operasi Koarmabar (Sopsarmabar), Komando Latihan Koarmabar (Kolatarmabar), Dinas Kesehatan Koarmabar (Diskesarmabar) dan Dinas Penerangan Koarmabar 
Sumber : Koarmabar

Kelangsungan Program KFX/IFX Tergantung Situasi Politik Korsel


JAKARTA-(IDB) : Meski tetap berusaha optimis, sinar kegalauan tampak tak bisa ditepis dari wajah Prof. Dr. Eddy S. Siradj. Dalam Lokakarya Dewan Penerbangan dan Antariksa Nasional RI yang berlangsung Kamis (20/12) di Gedung BPPT, Jakarta, dengan bersemangat Kabalitbang Kementerian Pertahanan ini memaparkan panjang lebar kisah perancangan jet tempur masa depan KFX/IFX (Korean-Indonesian Fighter Experiment) yang tengah digarap Indonesia dan Korea Selatan. Proyek prestise bilateral ini dikatakan baru saja menyelesaikan tahapan Technology Development, dan akan masuk ke tahapan Engineering Manufacturing Development. Ia tak bergeming ketika sejumlah peserta lokakarya menanyakan soal kesanggupan teknis dan finansial Indonesia.

“Kebijakan pemerintah untuk bekerja sama dengan Korea Selatan membuat KFX/IFX sudah disepakati pada 2009. Pemerintah optimis, masak saya selaku pelaksana tidak optimis?” tangkis Eddy menjawab pertanyaan kritis pengamat kedirgantaraan Chappy Hakim soal penyelesaian program ini.  Mantan KSAU ini juga mempertanyakan kenapa justru bekerja sama dengan Korea? Ia rupanya risau terhadap efek Korea sebagai negara yang masih dalam status perang (dengan Korea Utara). Dalam kondisi seperti itu dikuatirkan Indonesia hanya akan menjadi bagian dari kepentingan Korea. Chappy juga mengkritisi soal KFX/IFX yang masih terbilang varian F-16. “Kenapa kita tidak buat yang benar-benar baru saja sekalian?” tanyanya.

Tapi lain halnya ketika Angkasa menanyakan soal upaya pemotongan anggaran pengembangan KFX untuk 2013 yang telah digelindingkan Pemerintah Korea. Rona wajahnya segera berubah. Ia tiba-tiba agak galau. “Ya itu, memang masalah itu pula yang tengah merundung teman-teman enjinir KFX/IFX di sana. Kini di Korea, untuk penggarapan proyek ini, ada 140 enjinir, 30 persen di antaranya dari Indonesia. Mereka masih sama-sama menunggu keputusan yang akan dibuat Parlemen Korea. Keputusan itu belum ada karena Korea baru akan membentuk parlemen yang baru usai terpilihnya Park Geun-hye sebagai presiden belum lama ini. Kini, kelangsungan KFX/IFX memang praktis tergantung pada situasi politik di sana,” tuturnya.

Seperti diberitakan www.angkasa.co.id, 6 Desember lalu, pemerintah Korea akan memotong anggaran pengembangan KFX untuk 2013 atas pertimbangan perkembangan ancaman dan keamanan regional, serta oleh sebab pembatalan keikutsertaan Turki dalam proyek ini. Di lain pihak, oleh karena China dan Jepang telah sama-sama membuat jet tempur generasi ke-5, Pemerintah Korea belakangan kian tertarik pada pesawat tempur setingkat yang telah lama ditawarkan Boeing, AS, yakni F-15 Silent Eagle. Pengalihan perhatian ini dikuatirkan akan menyedot anggaran yang tak kecil dan akan mengganggu proyek KFX/IFX yang sedang berjalan.

Mendampingi Eddy Siradj, Prof. Dr. Muljo Widodo, salah seorang pimpinan Tim Enjinir Indonesia, menjelaskan, kedua pihak sudah menyelesaikan tahap Feasibility Study dan Technology Development, sesuai jadwal yang telah ditentukan. Selanjutnya kedua tim akan masuk ke tahapan Engineering Manufacturing Development lalu terakhir Production. Kedua tim telah mengurai ada sebanyak 432 core technology yang akan diemban jet tempur generasi 4,5 ini, di mana 48 di antaranya belum dikuasai. Teknologi yang masih harus dipelajari ini umumnya ada di seputar kemampuan menghindar dari radar. Begitu pun kedua pihak sudah saling mengetahui kelebihan masing-masing.

Lain politisi, lain pula yang dipikirkan kaum teknokrat. Dua tahun bekerjasama rupanya telah membuat kedua tim enjinir mengenal cukup mendalam. Di mata tim Indonesia, Korea dinilai  telah memiliki kemampuan membuat hampir semua sub-sistem yang diperlukan KFX. Sementara di mata tim Korea, Indonesia dinilai luar dugaan karena telah menguasai segi Air Combat System yang semula dianggap amat sulit. Jika semua tahapan berjalan lancar, Block 1 dari pesawat ini akan masuk tahapan produksi pada 2020. Setelah itu, kedua negara akan berpisah melakukan sendiri proses upgrading sesuai kebutuhan masing-masing. Namun, sekali lagi, jalan ke arah itu akan ditentukan perkembangan mendatang, setelah Parlemen Korea yang baru terbentuk.
Sumber : Angkasa

BUMN Pertahanan Butuh Regenerasi SDM Dan Peralatan



JAKARTA-(DM) : BUMN di sektor industri pertahanan dalam keadaan memprihatinkan. Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro dalam penutupan Seminar TNI AL dan Industri Pertahanan di Jakarta, Rabu (19/12/2012), menyampaikan sejumlah kesimpulan, termasuk kondisi BUMN sektor pertahanan yang memprihatinkan.

"Banyak mesin tua dan pekerja yang lanjut usia sehingga perlu regenerasi. Penyehatan keuangan juga dilakukan," kata Purnomo.

Menteri Pertahanan optimistis pembangunan Minimum Essential Forces (MEF) hingga 2015 akan membutuhkan pasokan dari BUMN sektor pertahanan. Kondisi itu akan membangkitkan kembali BUMN sektor pertahanan, seperti PT Pindad, PT Dirgantara Indonesia, PT Pal, dan lain-lain.

"Undang-Undang Industri Pertahanan mewajibkan kita membeli produk dalam negeri. Pembelian dari luar negeri juga diutamakan transfer teknologi dan perakitan dengan BUMN," kata Purnomo.

Saat ini, sejumlah pesawat terbang dan helikopter serta tank untuk tiga matra TNI sedang dipesan Kemhan dari BUMN terkait.

Humas PT Dirgantara Indonesia, Sonny Saleh Ibrahim, menjelaskan, pihaknya akan menyelesaikan pesanan pesawat tipe CN-235 Maritime Patrol, CN 212-200, Helikopter Super Puma, dan Bell 412 pesanan Kementerian Pertahanan secara bertahap mulai tahun ini hingga 2015. Jumlah total pesanan mencapai lebih dari 40 unit helikopter dan pesawat. 

Sumber : Kompas

Kilas Balik Belanja Alutsista Sepanjang 2012

ARC-(IDB) : 11 hari lagi, tahun 2012 berakhir. Sepanjang tahun 2012 ini, ternyata banyak sekali catatan mengenai perjalanan perkuatan TNI khususnya dalam bidang Alutsista. Berbagai kontrak pengadaan hingga kedatangan alutsista baru mewarnai bulan demi bulan di tahun 2012 ini. 
Diantara yang menjadi catatan penting antara lain kontrak pengadaan Kapal Selam, PKR10514, KCR-60, Su-30MK2, heli NBell 412 dari PT.DI hingga pengadaan meriam Caesar dan Astros. Sementara alutsista yang sudah tiba antara lain Super Tucano, CN-295, KRI Kujang dari jenis KCR-40 hingga tambahan pesawat latih KT-1B. 

Namun demikian, ada pula beberapa program pengadaan yang masih menimbulkan perasaan harap-harap cemas. Diantaranya mengenai pengadaan MBT Leopard II, Heli AKS serta heli serang yang entah nanti jenisnya apa. Di tahun 2013, kita harapkan tentunya semua program modernisasi berjalan dengan lancar dan tanpa perlu kegaduhan politik.
Ssstt... konon katanya, pengadaan kapal multi role light fregate Nahkoda ragam terus berjalan. Bahkan Mabes TNI-AL sudah menyiapkan satuan tugas untuk keperluan pelatihan dan menjemput kapal eks Brunei ini. Selain itu, beberapa peristiwa menyakitkan juga terjadi di tahun ini. 

Diantaranya jatuhnya pesawat Fokker-27, jatuhnya pesawat Hawk 200, dan terbakarnya KRI Klewang. Tidak ketinggalan peristiwa menyedihkan jatuhnya pesawat Sukhoi Superjet 100 di pegunungan Salak. 
Dan berikut adalah beberapa peristiwa kontrak dan kedatangan alutsista sepanjang tahun 2012 yang telah terpublikasi.
21 Desember 2011,  Kemhan RI - DSME Korea Selatan Tandatangani Kontrak Pengadaan Kapal Selam
Kementerian Pertahanan Republik Indonesia menandatangani kontrak pengadaan tiga unit kapal selam dengan perusahaan galangan kapal asal Korea Selatan, Daewoo Shipbuilding Marine Enginering (DSME). Kontrak tersebut ditandatangani kedua belah pihak. Pihak Kemhan RI diwakili oleh Kepala Badan Sarana Pertahanan Kemhan RI Mayjen TNI Ediwan Prabowo, sedangkan pihak DSME diwakili oleh President & CEO DSME Sang-Tae Nam, Selasa Malam (20/12) di kantor Kemhan RI, Jakarta.

30 Desember 2011, Indonesia dan Rusia Tanda-Tangani Kontrak Pembelian 6 Su-30MK2Kementerian Pertahanan Republik Indonesia memastikan membeli enam unit jet tempur Sukhoi Su-30 MK2 dari Rusia sebagai bagian dari rencana strategis untuk memenuhi kekuatan udara pesawat tempur Sukhoi hingga satu skuadron atau setara 16 jet tempur.
05 Februari 2012, Kapal Selam "Nanggala" Tiba di Perairan IndonesiaKapal selam TNI Angkatan Laut KRI Nanggala/402 telah tiba di perairan Indonesia, setelah menjalani perbaikan menyeluruh di Korea Selatan selama hampir dua tahun.

10 Februari 2012, RI Punya Pesawat KepresidenanPresiden Indonesia kini resmi memiliki pesawat kepresidenan. Pesawat seri 737- 800 Boeing Business Jet 2 (BBJ 2) yang dibeli langsung dari pabrik Boeing telah diserahterimakan pada tanggal 21 Januari 2012 di Amerika Serikat. Jika tidak aral melintang, pesawat tersebut akan mulai melayani tugas kenegaraan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada Agustus 2013 nanti.

16 Februari 2012, TNI AL Dapat Kapal BaruTNI AL Armada Barat mendapat tambahan kapal baru, KRI Kujang-642. Kapal itu diserahkan pada Kamis (16/2/2012) pagi ini, di Dermaga Selatan Pelabuhan Batu Ampar, Batam. Komandan Satuan Kapal Patroli Armada Barat Kolonel Pelaut Denih Hendrata mengatakan, KRI Kujang merupakan kapal kelima di satuannya. KRI Kujang termasuk jenis KCR- 40 buatan PT. Palindo Marine Shipyard.

21 Februari 2012, Indonesia dan China Sepakati Alih Teknologi RudalPemerintah Republik Indonesia (RI) dan China sepakat memantapkan proses alih teknologi serangkaian produksi bersama peluru kendali C-705. Proses alih teknologi menjadi syarat utama dalam setiap pembelian alat utama sistem senjata (alutsista) dari mancanegara, termasuk peluru kendali dari China.
02 Maret 2012, Tiga Unit Helikopter Bell-412 Perkuat TNIPT Dirgantara Indonesia menyerahkan tiga unit helikopter Bell-412 kepada Kementerian Pertahanan untuk operasional TNI Angkatan Darat dan TNI Angkatan Laut. Penyerahan dilakukan Direktur PT DI Budi Santoso kepada Wakil Asisten Logistik Kasad Brigjen TNI Nengah Widana, Asisten Logistik Kasal Laksda TNI Sru Handayanto di hanggar helikopter PT Dirgantara Indonesia di Bandung, Jumat.

04 Maret 2012, Sampai 2014, Kemhan Pesan 40 HelikopterKementrian Pertahanan (Kemhan) Republik Indonesia berencana memesan kembali sekitar 40 unit helikopter untuk TNI Angkatan Darat, Angkatan Udara, dan Angkatan Laut kepada PT Dirgantara Indonesia (PT DI). Hal tersebut disampaikan oleh Mentri Pertahanan (Menhan) RI, Purnomo Yusgiantoro.

06 April 2012, Kontrak 6 EC725 Combat SAR untuk Indonesian disepakatiPT.DI dan Eurocopter sepakat untuk kerja sama pengadaan 6 unit heli SAR Tempur EC725 pesanan TNI-AU. Dengan demikian, sebelum diserah terimakan Helikopter ini akan dikirim terlebih dahulu ke PT.DI untuk dirakit ulang lalu kemudian diserahterimakan. Kontrak pengadaan sendiri telah disepakati sebelumnya pada tanggal 12 maret.  Heli ini rencananya akan memperkuat TNI-AU mulai tahun 2014.

17 April 2012, 2 helikopter S-300C akan perkuat PenerbadPabrikan Sikorsky Aircraft mengumumkan penjualan 2 unit Heli latih S-300C dengan opsi 4 tambahan kepada Indonesia. Helikopter ini nantinya akan memperkuat skadron latih Penerbangan TNI-AD.

18 April 2012, Kesepakatan Kerjasama Jangka Panjang antara PT DI dan Airbus Military DitandatanganiPT Dirgantara Indonesia dan Airbus Military melakukan peresmian kerja sama strategis jangka panjang. Kerja sama itu ditandatangani kedua perusahaan. Dalam kerja sama ini dipaparkan rencana revitalisasi PT DI dengan proyek-proyek kerja sama dan pengembangan bisnis yang spesifik. Kesepatan kerja sama ditandatangani di Lanud Halim Perdanakusuma Jakarta, Rabu (18/4).
18 April 2012, TNI AL akan Menambah Pesanan 2 CN-235 kepada PT DIKomandan Pusat Penerbangan TNI AL, Laksamana Pertama Sugianto, membenarkan bahwa jajarannya melakukan pemesanan 6 unit pesawat kepada PT Dirgantara Indonesia. Pesawat-pesawat itu terdiri atas 3 unit CN 235 dan 3 unit helikopter Bell 412 EP.

Sugianto menjelaskan, pemesanan keenam pesawat tersebut merupakan bagian rencana penambahan alat utama sistem persenjataan (alutsista).

30 April 2012, TNI AL Pesan Kapal TankerKamis (26/4/12) pagi, Asisten Logistik (Aslog) Kasal Laksamana Muda TNI Sru Handayanto, meresmikan pembuatan kapal perang jenis tanker pertama oleh PT Anugrah Buana Marine (ABM) Bojonegara. Aslog Kasal Laksamana Muda TNI Sru Handayanto mengatakan, untuk membuat kapal tersebut dibutuhkan waktu selama 18 bulan (1,5 tahun), dengan kebutuhan dana lebih dari 160 miliar.

11 Mei 2012, Indonesia - Rusia Teken Kontrak Pembelian 37 Tank AmfibiKementerian Pertahanan (Kemhan) dan perwakilan JSC Rosoboronexport di Indonesia menandatangani kontrak pembelian 37 unit kendaraan tempur infanteri BMP-3F Seri 2 senilai 114 juta dollar Amerika, Jumat. Penandatanganan kontrak ini diwakili oleh Kepala Badan Sarana Pertahanan Kemhan, Mayjen TNI Ediwan Prabowo dan Kepala Perwakilan  Rosoboronexport, Vadim Varaksin.

23 Mei 2012, First Steel Cutting KCR-60 Dilakukan di PT. PALBersamaan dengan Sidang Pleno Ke-VI KKIP, dilaksanakan pula Steel Cutting KCR 60 dan Keel Laying Tug Boat (Kapal Tunda).  Kapal tersebut merupakan pesanan dari TNI AL yang dibangun di PT. PAL Indonesia, sebagai wujud nyata komitmen PT PAL Indonesia (Persero) mendukung terciptanya kemandirian bangsa dalam memenuhi kebutuhan Alutsista dan kemajuan industri pertahanan nasional.PT.PAL Indonesia  menerima order pembuatan kapal KCR 60 M sebanyak 3 unit dan Kapal Tunda 2.400 HP sebanyak 2 unit.  Kontrak secara efektif telah ditandatangani  antara PT PAL Indonesia dan TNI AL melalui Dinas Pengadaan Mabesal pada tanggal 20 Desember 2012.

05 Juni 2012, Kemhan RI Tandatangani Kontrak Pengadaan 1 Unit Kapal PKR 10514Kementerian Pertahanan Republik Indonesia (Kemhan RI) melalui Badan Sarana Pertahanan (Baranahan) secara resmi menandatangani kontrak pengadaan 1 unit  Kapal Perusak Kawal Rudal (PKR) 10514 dengan Damen Schelde Naval Shipbuilding (DSNS), Belanda.
Kontrak ditandatangani oleh Kepala Baranahan Kemhan Mayjen TNI Ediwan Prabowo yang mewakili Kemhan RI dengan Director Naval Sale of DSNS Evert van den Broek yang dalam hal ini mewakili pihak DSNS, Selasa (5/6) di kantor Kemhan, Jakarta. Hadir dan menyaksikan acara penandatangan sejumlah pejabat di lingkungan Kemhan, Mabes TNI dan Mabes TNI AL. Hadir pula Dubes Belanda untuk Indonesia Tjeerd de Zwaan dan Direktur Utama PT.PAL Indonesia (Persero) Ir M Firmansyah Arfin.

02 Juli 2012, Indonesia-Australia Tandatangani MoU Hibah Empat Pesawat HerculesPemerintah Indonesia dan Australia menandatangani nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) hibah empat pesawat Hercules tipe C-130 H dari Australia. Sekretaris Jenderal Kementerian Pertahanan Marsekal Madya Eris Haryanto dan Panglima Angkatan Bersenjata Australia David Hurley menandatangani MoU tentang hibah pesawat tersebut di RAAF Darwin, Australia, Senin. Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro dan koleganya, Menteri Pertahanan Australia Stephen Smith, menyaksikan penandatanganan nota kesepahaman hibah yang dilakukan di depan pesawat Hercules yang akan dihibahkan itu.

05 Juli 2012, CN-295 Pertama untuk TNI-AU Jalani Test FlightPesawat CN-295 pertama pesanan Kementrian Pertahanan Indonesia untuk TNI AU yang dibuat oleh Airbus Military Spanyol saat ini telah selesai dan menjalani proses test flight. Pesawat CN-295 pertama ini diberi kode A-9501. Kontrak senilai 325 juta US Dollar untuk pengadaan sembilan pesawat CN-295 ditandatangani pada 15 Februari 2012 dalam acara Singapore Air Show, didalamnya juga mencakup penyediaan suku cadang dan pelatihan.

10 Juli 2012, Kontrak 8 Unit tambahan Super Tucano untuk Indonesia Pabrikan Embraer mengumumkan, Indonesia telah memesan 8 unit pesawat tempur taktis Super Tucano. Dengan demikian, Indonesia total memesan 16 unit atau setara 1 skadron pesawat tersebut. Super Tucano nantinya akan menggantikan peran pesawat OV-10F Bronco di Skadron 21 Malang.

01 Agustus 2012, Wamenhan Resmikan Pembangunan Tiga Kapal PerangWakil Menteri Pertahanan (Wamenhan) RI Sjafrie Sjamsoeddin didampingi Irjen Kemhan  Laksdya TNI Sumartono, dan Wakasal Laksdya TNI Marsetyo serta sejumlah Pejabat Mabes TNI dan Angkatan, Selasa (31/7), meresmikan pembangunan tiga kapal perang di Galangan Kapal PT. Dok dan Perkapalan (DKB) Kodja Bahari, di Jakarta, yang ditandai dengan peletakan lunas (keel laying) pembangunan satu unit kapal perang jenis Bantu Cair Minyak (BCM) serta pemotongan baja pertama (first steel cutting) untuk pembangunan dua unit kapal jenis Landing Ship Tank (LST)
08 Agustus 2012, PTDI Rampungkan Perakitan Tiga Pesawat Korea KT-1BPT Dirgantara Indonesia (PTDI) telah merampungkan pesanan perakitan tiga pesawat KT-1B buatan Korea untuk selanjutnya akan diserahkan kepada TNI AU. Tiga pesawat sebelumnya sudah selesai dirakit sejak April 2012 lalu.

10 Agustus 2012, PTDI Serahkan 4 Helikopter Bell 412EP untuk TNI ADPenyerahan empat helikopter Bell 412 EP itu dilaksanakan dalam acara serah terima dari Direktur Utama PTDI Dr. Budi Santoso kepada Asisten Logistik Kepala Staf TNI AD, Mayor Jenderal TNI Sonny Widjaya bertempat di pangkalan Pusat Penerbangan AD di Skadron 21/Sena Pondok Cabe, Tangerang Selatan, Jumat (10/8). Pengadaan tersebut berdasarkan dua kontrak pengadaan yang masing-masing ditandatangani kedua pihak pada November 2011 dan Maret 2012, sejalan dengan instruksi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang memerintahkan setiap pengadaan alat utama sistem senjata TNI harus memprioritaskan sumber dalam negeri.

23 Agustus 2012, Indonesia Lirik 18 Unit AGM-65K2 MaverickPemerintah Indonesia telah melayangkan permintaan untuk memperoleh peluru kendali Udara ke Permukaan dari jenis AGM-65K2 Maverick. Nilai total 18 buah pembelian termasuk suku cadang, pelatihan dan lain-lain diperkirakan mencapai 25 juta dollar.

31 Agustus 2012, KRI Klewang 625 DiluncurkanKRI Klewang 625 berhasil diluncurkan dari galangan kapal PT. Lundin Industry Invest. Kementerian Pertahanan memesan 4 kapal trimaran dengan harga per unit Rp 114 miliar.
Kapal yang memiliki panjang 63 meter buatan Banyuwangi tersebut diklaim sebagai kapal perang tercanggih didunia karena sulit terdeteksi oleh radar. Namun, beberapa minggu kemudian, kecelakaan fatal dialami KRI Klewang. Akibatnya KRI Klewang pun terbakar habis.
01 September 2012, Empat Pesawat Super Tucano Tiba di IndonesiaEmpat unit pesawat tempur taktis Super Tucano EMB-314 buatan pabrikan Embraer Brasil tiba di Panggkalan Udara (Lanud) Halim Perdanakusuma, Jakarta, Sabtu siang, yang akan memperkuat Skadron Udara 21 Lanud Abdulrahman Saleh, Malang. 
Empat pesawat yang memiliki kemampuan serang antigerilya itu diawaki oleh delapan orang pilot, yakni Capt Carlos Alberto (team leader)/Capt Almir Suman, Capt Carlos Moreira/Capt Marco Antonio, Capt Airon/Capt Eduardo Torres, Capt Willian Souza/Capt Carlos Eduardo. Mereka disambut oleh Wakil Kepala Staf TNI Angkat Udara (Wakasau) Marsekal Madya TNI Dede Rusamsi.

19 September 2012, C-295 pertama untuk TNI-AU dikirim

2 unit pesawat Transport C-295 pesanan pemerintah Indonesia mulai dikirim. Pengiriman dilakukan di fasilitas Airbus Military di Seville, Spanyol. Hadir dalam seremoni ini Wamenhan Sjafrie Sjamsoeddin. Sebelumnya, Indonesia telah memesan 9 unit C-295 untuk menggantikan armada Fokker-27.

21 September 2012, US Agrees to Sell 8 AH-64D to IndonesiaPemerintah Amerika Serikat telah mengijinkan pembelian 8 unit heli serang AH-64/D Apache. Total nilai pembelian mencapai  1,4 Miliar Dollar. Termasuk dalam paket pembelian itu antara lain. 19 unit mesin T-700-GE-701D Engines, radar longbow, peluncur misil hellfire dan sebagainya. Namun pada perkembangannya kemudian, TNI-AD menyatakan masih berfikir ulang mengenai pengadaan ini.
22 September 2012, Dua Howitzer Caesar 155 mm Tiba di JakartaDua howitzer tipe truck mounted berkaliber 155mm tiba di bandara Halim Perdana Kusumah,  jakarta diangkut dengan pesawat Rusia tipe Il-76. 
Howitzer Caesar buatan Nexter Prancis ini digolongkan sebagai Self Propelled Howitzer/howitzer yang dapat bergerak sendiri dengan bentuk yang lebih inovatif dibandingkan howitzer jenis tersebut yang sebelumnya menggunakan roda rantai (tracked).

22 September  2012, 140 HellFire Melengkapi Apache Pesanan IndonesiaPemerintah Indonesia dengan resmi telah melakukan permintaan untuk kemungkinan pembelian 8 Heli Serang AH-64D Apache Block III Longbow beserta perlengkapan, suku cadang, pelatihan dan dukungan logistik kepada Pemerintah AS.   Permintaan tersebut telah mendapat lampu hijau dari Defense Security Cooperation Agency (DSCA) yang memberitahukan Kongres AS pada tanggal 19 September 2012.  Perkiraan biaya pembelian ke 8 Heli Serang tersebut adalah: $1,4 miliar
04 Oktober 2012, Dua Pesawat CN-295 Resmi Perkuat Alutsista TNI AUDua unit pesawat CN-295 resmi memperkuat alat utama sistem senjata (alutsista) di jajaran TNI Angkatan Udara khususnya Skadron Udara 2 Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta. 
Hal tersebut ditandai dengan penandatangan berita acara serah terima dua unit pesawat CN-295 dari PT Dirgantara Indonesia kepada Kementerian Pertahanan RI, di Base Ops Lanud Halim Perdanakusuma.Selanjutnya, Kemhan menyerahkan kepada Mabes TNI, kemudian Mabes TNI kepada TNI AU. Penyerahan dua pesawat ini disaksikan oleh Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, Panglima TNI Laksmana TNI Agus Suhartono, Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Imam Sufaat, dan beberapa pejabat Kemhan, Mabes TNI dan Mabes TNI AU, Dubes RI untuk Spanyol dan Dubes Spanyol untuk Indonesia. Hadir pula perwakilan anggota Komisi I DPR, Sekjen Kemhan Marsekal Madya TNI Eris Hariyanto.

11 Oktober 2012, 5 Pesawat Tanpa Awak Diuji Coba di HalimPesawat Terbang Tanpa Awak buatan dalam negeri, Kamis pagi terbang mengelilingi langit lapangan udara TNI Angkatan Udara (AU) Halim Perdana kusuma, Jakarta. Penerbangan ini untuk melakukan demo flight terhadap pesawat buatan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Balitbang Kementrian Pertahanan, dan Kementrian Riset dan Teknologi.
04 Oktober 2012, MLRS ASTROS Tiba di IndonesiaSetelah mengalami keterlambatan, alutsista peluncur roket multi laras (MLRS) terbaru milik TNI-AD, ASTROS akhirnya tiba di tanah air. Peluncur roket buatan Brazil ini tiba pada malam sebelumnya dan langsung dibawa menuju kawasan Bandara Halim Perdana Kusumah Jakarta. Rencananya ASTROS akan tampil dalam HUT TNI ke 67 serta Pameran Alutsista di Monas tanggal 6-8 Oktober nanti,

04 November 2012, Tank Leopard dan Marder Tiba di JakartaIndonesia resmi menerima kedatangan dua unit tank, main battle tank Leopard dan Marder asal Jerman. Keduanya tiba di Jakarta pada minggu siang. Tank Leopard yang tiba melalui Pelabuhan Tanjung Priok ini adalah jenis Revolution sebagai model untuk pameran Indodefence tanggal 8 November.
08 November 2012, Kemhan RI Tanda Tangani MoU ToT Dengan Brazil dan JermanDi hari kedua penyelenggaraan Indo Defence 2012, di stand Pameran Kementerian Pertahanan RI dilaksanakan penandatanganan MoU kerjasama Transfer of Technology (ToT) dengan Pemerintah Brazil dan Pemerintah Jerman.
Penandatanganan MoU ToT pertama yang disaksikan langsung oleh Menteri Pertahanan RI, Purnomo Yusgiantoro yakni dalam rangka pengadaan Multi Launch Rokcet System atau sistem peluncur roket jarak jauh dengan perusahaan Avibras Industria Aeroespacial Brazil. Sementara itu penandatanganan dengan pemerintah Jerman khususnya Rheinmetall AG Jerman terdapat dua bentuk. Pertama, dalam hal pengadaan Medium Battle Tank untuk ukuran 30 ton dan Main Battle Tank (MBT) Leopard ukuran 60 ton serta tank pendukungnya. Kedua adalah MoU pelaksanaan ToT yang akan diberikan kepada PT. Pindad, Bengpuspal Ditpalad dan Bengpushub Dithubad.

09 November 2012,  Indonesia Tanda tangani kontrak pembelian 37 unit meriam "Caesar"Bersamaan dengan ajang Indo Defence 2012, Perusahaan "Nexter Systems" telah mengkonfirmasi kontrak pembelian 37 unit 155-mm self-propelled artillery system (SPA) "Caesar". Artileri swa gerak ini nantinya akan memperkuat satuan Artileri Medan TNI-AD. Kontrak diperkirakan bernilai 240 juta dollar, dan pengiriman akan dilaksanakan pada medio 2013-2014.
10 November 2012, SBY Beri Nama Komodo untuk Kendaraan Taktis Produk PindadPada pameran Indo defence 2012, Presiden SBY memberikan nama untuk sebuah kendaraan taktis buatan PT Pindad . 
Kendaraan taktis itu resmi menyandang nama Komodo. Rantis Komodo ini telah dipesan oleh Kopassus, Brimob, serta satuan Arhanud TNI-AD. Khusus untuk Arhanud, Komodo yang dilengkapi Rudal Mistral akan dipesan sebanyak 56 unit.

20 November 2012, Indonesia Meminta Pembelian 180 unit Block I Javelin MissilePemerintah Amerika Serikat telah mengeluarkan notifikasi izin untuk menjual sebanyak 180 buah rudal anti tank Javelin untuk Indonesia. Nilai kontrak penjualan diperkirakan sekitar 60 juta dollar, meliputi 25 Command Launch unit, Missile Simulation Rounds, Battery, dan lain sebagainya.

18 Desember 2012, F-16A/B TNI AU akan Diupgrade BAe Systems.

British Aerospace System mengumumkan kontrak senilai US$ 63 Juta untuk melakukan perawatan dan upgrade untuk Indonesia dan Irak. Untuk Indonesia jelas upgrade ditujukan kepada F-16A/B Block 15 TNI-AU, serta pengadaan sistem radar pengindera jarak jauh. Sebuah langkah yang unik, mengingat sejatinya F-16 yang akan kita terima dari AS proses refurbishmentnya dilakukan oleh Lockheed Martin.
Sumber : ARC

KSAL : Indonesia Harus Menjadi Kekuatan Utama Maritim

JAKARTA-(IDB) : Kepala Staf TNI AL (Kasal), Laksamana Soeparno, menyatakan Indonesia harus berambisi menjadi kekuatan utama maritim di kawasan Asia Tenggara, bahkan dunia. Apalagi wilayah maritim Indonesia sangat strategis karena berada di silang jalur perdagangan dunia.

"Jika tak didukung kekuatan yang maksimal, akan berimplikasi pada keamanan," kata Soeparno saat membuka Seminar Nasional TNI AL bertema "Optimalisasi Kerja Sama TNI AL dengan Industri Pertahanan guna Mendukung Kebutuhan Alutsista" di Jakarta, Rabu (19/12).

Menurut dia, dengan fakta bahwa dua pertiga wilayah Indonesia adalah lautan, jika pertahanan maritim tak diperkokoh, akan sangat mudah Indonesia mendapatkan ancaman dari luar. "Dibutuhkan upaya pertahanan yang efektif untuk melindungi keutuhan negara dari segala ancaman," kata dia.

Untuk itu, diperlukan industri pertahanan dalam negeri yang kokoh dan senantiasa memasok alat utama sistem senjata (alutsista) yang mumpuni terhadap TNI sebagai kekuatan pertahanan utama. Merujuk pada tiga model perkembangan industri pertahanan di Asia Timur, Soeparno berharap industri pertahanan nasional mengikuti Autarky Model dibandingkan Niche Production Model dan Global Supply Chain Model.

Soeparno menjelaskan Autarky Model merupakan model ideal membangun industri pertahanan karena bertumpu pada ambisi kemandirian pertahanan. "Model ini hanya bisa dicapai oleh negara yang berambisi menjadi kekuatan utama," jelas dia.

Soeparno menjelaskan Niche Production Model banyak diterapkan oleh negara yang berupaya mengurangi kebergantungan pada luar negeri. Dari model ini, negara berkomitmen untuk investasi ke sektor industri pertahanan dengan berupaya melakukan transfer teknologi dari negara produsen.

Basis Militer

Global Supply Chain Model cenderung dilakukan negara-negara yang telah memiliki basis militer mapan namun tidak memiliki akses pasar senjata internasional. Soeparno menyatakan Indonesia sangat cocok menerapkan model Autarky Model. Caranya dengan merumuskan rencana strategis jangka panjang pertahanan dan membentuk komitmen politik anggaran jangka panjang untuk menjamin kesinambungan.

Selain itu, tambah dia, harus melakukan konsolidasi industri pertahanan nasional dengan menetapkan dua konsorsium strategis, yaitu konsorsium industri penerbangan nasional dan konsorsium industri pertahanan dan maritim nasional.

Terakhir, merintis aliansi industri pertahanan di tingkat regional dan global yang memperbesar kemungkinan bagi Indonesia untuk secara cepat mengadopsi teknologi militer terkini ke dalam proses pengadaan alutsista.

"Kuncinya industri pertahanan kita harus berani. Korea Selatan saja yang baru 10 tahun memiliki kapal selam mampu membuat sendiri. Kita seharusnya lebih unggul karena sudah 30 tahun memiliki kapal selam," jelas dia.

Sementara itu, Staf Khusus Kasal, Laksamana Muda Rachmad Lubis, mengatakan kerja sama antara TNI AL dan industri pertahanan harus sudah dilakukan berdasarkan kebutuhan operasional, terutama kapal perang. "Spesifikasi harus berorientasi pada ancaman lawan," ujar dia.

Penelitian dan pengembangan di jajaran TNI AL pun, kata Rachmad, harus sudah memiliki sejumlah rancang bangun model kapal yang bisa efektif menjaga wilayah maritim Indonesia. "Litbang TNI AL harus mengacu pada kebutuhan pembangunan kekuatan pokok minimun pertahanan dan sudah harus bersinergi dengan industri pertahanan dalam negeri," kata dia.

Rachmad mencatat kapal yang dimiliki TNI AL saat ini sebagian besar sudah tua. Sebanyak 47 persen berusia di atas 30 tahun, 23 persen berusia 27 tahun, 8 persen berusia 17 tahun, dan yang paling baru atau berusia 7 tahun hanya 22 persen.
Sumber : KoranJakarta

TNI Fokus Penguatan Personel Di Perbatasan Dan Pulau Terluar

JAKARTA-(IDB) : Rapat Paripurna Tentara Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke-33 digelar oleh TNI Angkatan Darat di Balai Kartini, Jakarta Selatan, Kamis (20/12). 
 
Dalam rapat tersebut diputuskan, salah satu prioritas yang akan dilakukan di tahun mendatang adalah pengurangan jumlah personil di tanah Jawa. Para prajurit tersebut nantinya akan lebih banyak disebar di daerah-daerah perbatasan Indonesia. 
"Mungkin ada pengurangan kegiatan khususnya di Jawa dan fokus ke daerah perbatasan sampai pulau terpencil. Itu prioritas," kata KSAD, Jenderal Pramono Edhie. 
Selain itu, dalam Rapat Paripurna TMMD, KSAD juga menekankan program kedepan agar operasi Bakti TNI Manunggal membangun desa dengan sasaran desa-desa terpencil, terisolasi, tertinggal dan terkena bencana alam terus dilakukan. Serta pengembangan sasaran operasi bakti melalui TMMD skala besar di wilayah Papua, papua Barat dan Kalimantan Barat.
"Menambah sasaran TMMD reguler di wilayah Kalimantan Timur, NTT, Papua dan Papua Barat dengan sasaran peningkatan kehidupan sosial masyarakat dan membangun kesadaran bela negara," katanya. 
Tak lupa, ia mengimbau agar masyarakat dilibatkan dalam proses pembangunan. "Perlu membangun koordinasi yang solid antara pelaksana TMMD, Pemda, Kementerian dan tokoh masyarakat," katanya. 
Yang jelas, lanjut dia, tujuan dari pelaksanaan rapat paripurna tersebut tak lain evaluasi  pelaksanaan sejumlah kegiatan di tahun 2012, serta menyempurnakan konsep perencanaan dan penyelenggaraan TMMD tahun 2013. 


Sumber : Republika

Tidak Ada Garansi ASEAN Bebas dari Perang

KUALA LUMPUR-(IDB) : Lebih dari 30 tahun terakhir, stabilitas Asia Tenggara berhasil dijaga. Benturan kepentingan yang terjadi antar negara anggota ASEAN belum pernah sampai meletus menjadi perang terbuka dalam skala besar. Namun itu bukan jaminan bahwa di masa-masa mendatang kawasan ini akan tetap aman dan damai seperti sekarang.

Demikian diingatkan Presiden SBY ketika menerima gelar Doctor of Philosophy (PhD) in Leadership of Peace dari Universiti Utara Malaysia, Rabu (19/12/2012). Gelar akademik kehormatan itu diberikan sebagai penghargaan terhadap kontribusi aktif Presiden SBY dalam menjaga perdamaian dan stabilitas di Asia Tenggara.

"Sungguh pun kita (ASEAN -red) telah memiliki arsitektur kerjasama dan instrumen yang bisa mencegah terjadinya konflik terbuka dan benturan kekuatan di kawasan ini, tetapi tidak pernah ada garansi bahwa konflik dan benturan kekuatan itu tidak terjadi," kata SBY.

Tetap terbukanya terjadi konflik terbuka merupakan konsekuensi logis dari perbedaan antar negara-negara yang ada di kawasan ini. Mulai dari segi ideologi, sistem politik, kebijakan ekonomi, kepentingan, serta kebijakan dan strategi nasionalnya masing-masing negara anggota ASEAN.

"Di samping itu, jangan lupa, bahwa di antara negara-negara di kawasan ini masih ada yang memiliki akar konflik, seperti sengketa perbatasan, rivalitas dan kompetisi politik, benturan kepentingan ekonomi dan energi, dan lain-lain. Juga ada negara yang di masa lalu pernah terlibat dalam konflik bahkan peperangan dengan negara lain di kawasan ini," papar SBY.


Maka sangat penting bagi para pemimpin ASEAN merumuskan adanya manajemen konflik yang dapat dijalankan bersama bila konflik terbuka benar-benar terjadi. Apakah upaya untuk pencegahan dan penyelesaiannya cukup dengan menyerahkan kepada negara-negara yang sedang bersengketa atau melibatkan ASEAN sebagai satu organisasi di kawasan secara konstruktif.

"Saya berpendapat, organisasi kerjasama kawasan, seperti ASEAN, bagaimanapun harus peduli, ikut mencari solusi dan ikut mencegah terjadinya konflik terbuka, apalagi disertai penggunaan kekuatan militer. Ini tidak berarti ASEAN melakukan intervensi urusan dalam negeri atau mengambil alih urusan negara anggotanya. Sekali lagi konsepnya adalah ASEAN ingin menjadi bagian dari solusi," tegas SBY.

Gelar doktor honoris causa dianugerahkan kepada Presiden SBY oleh Chancellor Universiti Utara Malaysia, Yang Mulia Seri Paduka Baginda Yang Dipertuan Agong Malaysia Tuanku Al Haj Abdul Halim bertempat di Dewan Seri Maharaja, Istana Negara Kuala Lumpur. Gelar ini sebagai tanda penghargaan atas kontribusi Presiden SBY terhadap upaya menjaga perdamaian di Asia Tenggara dan Pasifik.

"ASEAN di bawah keketuaan Indonesia dinilai berhasil meredakan ketegangan di kawasan sehingga tercapai kesepahaman dalam mencari solusi," kata Jubir Kepresidenan, Julian Aldrin Pasha, sambil menambahkan saat ini Presiden SBY dan rombongan dalam perjalanan ke New Delhi, India.
Sumber : Detik

Indonesia Malaysia Gelar Sidang Ke-39 GBC Malindo

JAKARTA-(IDB) : Pemerintah Republik Indonesia dan Malaysia menggelar Sidang ke-39 General Border Committee Malaysia-Indonesia (GBC Malindo) untuk membahas kembali berbagai hal terkait masalah perbatasan kedua negara.  Sidang ke-39 GBC Malindo dilaksanakan di Jakarta, Kamis (20/12) dan dibuka oleh Menteri Pertahanan Republik Indonesia Purnomo Yusgiantoro bersama Menteri Pertahanan Malaysia Dato’ Seri DR Ahmad Zamid Hamidi.
Agenda dari Sidang ke-39 GBC Malindo antara lain pelaporan kemajuan bersama bidang operasi oleh Asops Panglima TNI Mayjen TNI Hambali Hanfiah, pelaporan kemajuan bersama bidang non operasi oleh Asisten Ketua Staff Operasi Latihan Pertahanan Markas ATM Laksda Dato’ Anuwi Bin Hasan,  paparan rencana penyelenggaraan Latihan Gabungan Bersama Darat Samudera Angkasa (Latgabma Darsasa Malindo) 9 AB/2013 oleh Komandan Pasmar 2/ Kormar Brigjen TNI (Mar) Buyung Lalana dan pelaporan perkembangan Security Arrangement (SA) 1984 oleh Wakil  Ketua Pokjasus Indonesia Brigjen TNI Jan Pieter Ate.
Sidang ke-39 GBC Malindo secara umum mengevaluasi kerja sama kedua negara dalam menangani wilayah perbatasan RI-Malaysia selama ini yang meliputi bidang operasi dan non operasi (bidang latihan, sosial-ekonomi dan Joint Police Cooperation Committee (JPCC)) yang dilakukan oleh instansi-instansi di bawah GBC Malindo; yaitu Coordinated Operations Control Committee (COCC), Jawatan Kuasa Latihan Bersama (JKLB), Joint Police Cooperation Committee (JPCC) dan Kumpulan Kerja Sosio-Ekonomi (KK Sosek).
Dalam sidang ini, delegasi Indonesia yang diketuai oleh Menhan RI antara lain beranggotakan  Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono,S.E., Kapolri Jenderal Pol. Timur Pradopo, Dubes RI untuk Malaysia Marsekal TNI (Purn) Herman Prayitno, Sekjen Kemhan RI Marsdya TNI Eris Herryanto,S.IP, M.A., Sekjen Kemendagri Diah Anggraeni, SH, MM. dan sejumlah pejabat dari Kemhan RI, Mabes TNI, Mabes Angkatan, BIN, Basarnas, Bakorkamla, BNPB, Kemendagri, Kemlu, Kemenkeu dan Kemkum & HAM.
Sedangkan delegasi Malaysia diketuai oleh Menhan Malaysia antara lain beranggotakan Panglima Angkatan Tentera Malaysia Jenderal Tan Sri Dato’ Sri Zulkifeli Bin Mohd Zin, Setiausaha Majlis Keselamatan Negara Datuk Mohamed Thajuddin Bin Abdul Wahab, Ketua Pengarah Bahagian Penyelidikan Jabatan Perdana Menteri Dato’ Adenan Bin AB. Rahman dan sejumlah pejabat dari Kemhan Malaysia, Angkatan Tentera Malaysia, Kemlu Malaysia, Kemendagri Malaysia dan Polis Diraja Malaysia.
GBC Malindo merupakan forum koordinasi dan kebijakan lintas-sektoral yang dilaksanakan fungsi teknis dengan melibatkan berbagai unsur antara lain Angkatan Bersenjata, Kepolisian, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Luar Negeri, dan Kementerian terkait dari kedua negara. Selain menjaga stabilitas daerah perbatasan, GBC Malindo juga untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar perbatasan kedua negara. GBC Malindo pertama kali diadakan pada tahun 1972. Sidang GBC Malindo sebelumnya pada tahun 2010 dilaksanakan di Kuala Lumpur.
Sumber : DMC

Wednesday 19 December 2012

PT Dirgantara Rancang Peluru Balistik


PT Dirgantara Rancang Peluru Balistik
Ilustrasi
JAKARTA:(DM) — PT Dirgantara Indonesia  merancang peluru balistik hingga peluru kendali, untuk memperkuat pertahanan Indonesia.

Sonny Saleh Ibrahim dari Humas PT Dirgantara Indonesia (DI),  di sela-sela seminar Hubungan TNI AL dan Industri Pertahanan di Jakarta, Rabu (19/12/2012), mengatakan bahwa pihaknya mengembangkan peluru balistik, peluru jarak jauh, dan peluru kendali penuh yang mampu menjangkau jarak 200 kilometer.


"Untuk peluru balistik dan diluncurkan dari multilaras, memiliki jarak jangkau 14 kilometer, 23 kilometer, dan terjauh 36 kilometer," kata Sonny.

Persenjataan tersebut dikembangkan bersama dengan lembaga terkait, seperti PT Pindad, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), dan sejumlah industri strategis. Dalam beberapa tahun mendatang produk itu diharapkan sudah digunakan oleh TNI.

Sumber : KOMPAS

Lapan Dan Badan Antariksa Brazil Siap Bekerjasama


JAKARTA-(DM) : Brazil dipilih karena negara itu merupakan negara tropis yang dia anggap cukup berhasil dalam bidang keantariksaan

Ketua Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat, Sutan Bhatoegana mengatakan bahwa lembaga penerbangan dan antariksa Brazil (Brazilian Space Agency) siap bekerja sama dengan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan). Itu merupakan salah satu hasil kunjungan kerja Komisi VII DPR ke Brazil beberapa waktu lalu dalam rangka merampungkan Rancangan Undang-Undang Keantariksaan.

"'Lapan sana' ingin bekerja sama dengan Lapan kita untuk memantau sumber daya alam kita, tentang pohon-pohon yang ditebang berapa. Dan kalau ada sarjana Indonesia ingin mempelajari, silakan datang, disambut oleh mereka," kata Sutan di Gedung Nusantara I, Senayan, Selasa (18/12) sore.


Sebanyak 12 anggota Komisi VII yang ikut ke Brazil, beber Sutan, sempat melakukan pertemuan antara lain dengan Parlemen Brazil, lembaga antariksa Brazil, serta Brazil National Institute for Special Research. Sutan juga mengatakan, Brazil dipilih karena negara itu merupakan negara tropis yang dia anggap cukup berhasil dalam bidang keantariksaan.


"Paling baik luncurkan roket itu di negara tropis. Palangka Raya itu katanya yang paling cocok (sebagai tempat) meluncurkan roket," ucap Sutan.


Sutan menegaskan bahwa satelit akan menjadi salah satu masalah yang diatur dalam RUU Keantariksaan, karena peran satelit dianggap penting untuk melindungi keamanan negara. Satelit juga bisa memantau dan mengawasi penebangan ilegal pohon-pohon di hutan tropis Indonesia sebagaimana sudah dilakukan di Brazil.


"Kalau kita tidak menguasai, bakal ketinggalan kita," tambah Sutan.


Diketahui, RUU tersebut merupakan inisiatif pemerintah dan Lapan merekomendasikan kepada parlemen beberapa negara yang maju dalam bidang keantariksaan, seperti Rusia, Amerika Serikat (AS), Prancis, India, dan Brazil.


Hasil kunjungan ke Brazil ini sendiri, kata Sutan lagi, akan menjadi masukan untuk RUU Keantariksaan yang sedang dirampungkan oleh komisi yang mengurusi bidang energi, lingkungan hidup, dan riset teknologi tersebut. Selain ke Brazil, rombongan Komisi VII lainnya pekan lalu juga bertolak ke AS, dalam rangka perampungan RUU Kedirgantaraan.
 

Sumber : Beritasatu

Pulau-Pulau Indonesia Adalah " Kapal Induk "


JAKARTA-(DM) : Pulau-pulau di Indonesia adalah "kapal induk" yang dapat menjadi pangkalan pesawat tempur TNI-AU.

Mantan Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU) Marsekal (Purn) Chappy Hakim disela peluncuran bukunya "Quo Vadis Kedaulatan Udara Indonesia" di Jakarta, Senin (17/12/2012), menjelaskan, pulau-pulau yang tersebar di Nusantara berfungsi ibarat kapal induk.

"Indonesia tidak memiliki doktrin agresi menyerang keluar. Untuk itu tidak diperlukan kapal induk. Pulau-pulau kecil di bagian terdepan Nusantara dapat menjadi pangkalan pesawat tempur Indonesia," kata Chappy.

Pertahanan untuk menangkal itu, dikombinasikan dengan kapal-kapal perang TNI-AL yang berada di pangkalan aju di pulau-pulau terluar.

Namun Chappy menyayangkan, hingga kini belum ada koordinasi yang padu dalam membangun sinergi antarinstansi untuk menjaga kedaulatan dari ancaman asing, serta praktik kegiatan ilegal seperti penyelundupan kekayaan sumber daya alam serta perikanan Indonesia.

Anggota Komisi I DPR, Mahfudz Sidik, dalam kesempatan sama menjelaskan, setiap tahun Rp 20 triliun kerugian negara disebabkann pencurian, penyelundupan, dan rangkaian kegiatan ilegal yang lolos dari pemantauan terpadu dari udara dan laut di lautan Indonesia. 

Kedaulatan Udara RI Masih Lemah
Kedaulatan udara Republik Indonesia masih lemah. Mantan Kepala Staf TNI Angkatan Udara (Kasau) Marsekal (Purn) Chappy Hakim disela peluncuran bukunya "Quo Vadis Kedaulatan Udara Indonesia" di Jakarta, Senin (17/12/2012) mengatakan, insiden penerbangan gelap lima jet tempur F-18 Hornet US Navy tanggal 2 Juli 2003 di sekitar Pulau Bawean menjadi pelajaran berharga.

"Ketika itu pilot sipil salah satunya dari maskapai Bouraq mengaku ada pesawat jet terbang jungkir balik dan berguling-guling mengganggu keselamatan penerbangan. Yang dituduh tentu saja penerbang jet tempur TNI AU dari Pangkalan Madiun. Setelah dicek dengan mengirim sepasan F-16 Falcon ternyata ada 5 F-18 Hornet dengan senjata lengkap sedang mengawal kapal induk dari Armada VII AS yang berpangkalan di Pasifik," kata Chappy.

Indonesia harus memberi peringatan dan sebaliknya pihak AS merasa berhak melintas. Padahal, setiap hari ada 1.000 penerbangan sipil domestik dan puluhan penerbangan internasional di ruang udara Indonesia.

Meski mengalami pelajaran berharga tersebut, Chappy menyayangkan sampai kini kemampuan radar Indonesia belum maksimal. Bahkan, kemarin puluhan penerbangan ke Bandara Soekarno-Hatta dibatalkan karena listrik padam yang mengakibatkan radar tidak berfungsi. Selain itu, penerbangan gelap (intruder) juga masih terjadi berulangkali di ruang udara Indonesia. 
 
Kedaulatan Udara adalah Sumber Uang
 
Kedaulatan udara akan berdampak pada kesejahteraan masyarakat. Hal tersebut dingkapkan Marsekal TNI Purnawirawan Chappy Hakim dalam acara peluncuran buku ketiganya berjudul "Quo Vadis Kedaulatan Udara Indonesia?", Senin (17/12/2012) di Jakarta.

Buku tersebut seperti judulnya menguraikan pentingnya pertahanan udara. Chappy mengambil contoh dari pertempuran Laut Aru tahun 1962 yang menggambarkan kurangnya pertahanan udara dan peristiwa Bawean tahun 2003 dimana pesawat F-18 milik AS melakukan manuver membahayakan bagi Indonesia.

Kepada Kompas.com, Chappy mengungkapkan bahwa di tengah zaman dimana perang dianggap usang, upaya pertahanan terhadap wilayah Indonesia tetap penting. Kedaulatan udara akan mendukung pembangunan menuju kemakmuran.

"Kita memang sudah bukan berada di zaman perang. Tetapi, kedaulatan udara kita merupakan sumber uang. Wilayahb udara kita ini adalah market kita. Apakah kita mau orang lain yang memanfaatkan market kita," papar Chappy.

Kedaulatan udara sama pentingnya seperti kedaulatan lautan. Kurangnya kedaulatan di laut mengakibatkan praktik perikanan ilegal dan pencurian sumber daya alam yang nilai kerugiannya bisa sampai triliunan rupiah per tahun.

"Di udara kerugiannya juga banyak. Orang akan bebas terbang di wilayah kita, mengangkut barang atau orang seenaknya," kata Chappy yang tepat pada peluncuran buku juga merayakan ulang tahun yang ke 65.

Chappy menggarisbawahi bahwa wilayah udara seharusnya bisa dimanfaatkan untuk kepentingan sendiri. Salah satu yang membuat Singapura sejahtera adalah kepandaian untuk mengelola wilayah udaranya. Air security will bring prosperity.

Sumber : Kompas