Pages

Saturday 8 December 2012

TNI ternyata miliki alat simulator perang




JAKARTA - Kementerian Pertahanan membenarkan kepemilikan simulator perang khusus untuk TNI. Simulator itu untuk latihan TNI sebelum terjun ke lapangan.

Menurut Kapuskom Kemenhan, Bambang Hartawan, Simulator perang tersebut berfungsi untuk melatih para anggota TNI dalam bertempur melawan serangan musuh yang mengancam keamanan negara.

"Simulator perang itu ada, buat latihan. Simulator menembak, simulator pesawat, simulator alat perang, sebelum terjun kan harus latihan dulu," jelas Bambang, kepada wartawan, Jakarta, tadi malam.

Namun, dia tidak mengetahui secara pasti pengadaan simulator tersebut, yang pasti simulator itu sudah lama dimiliki TNI. "Itu sudah lama, setiap kita membeli alutsista itu kan ada simulator," ucap Bambang.

TNI Angkatan Darat (TNI AD) misalnya sudah memiliki alat bantu elektronik atau simulator perang sejak 2010. Antara lain, simulator perang atau virtual arms solution (VAS) untuk melatih dan meningkatkan kemahiran anggota TNI AD dalam menembak.

Simulator tersebut, antara lain dilengkapi dengan sistem modular yang disebut small arms trainer (pelatih senjata ringan). Melalui modul simulator itulah, TNI AD dapat melakukan pelatihan menembak, pelatihan taktis, sistem proyeksi sasaran, evaluasi titik target, dan sebagainya.

Dengan menggunakan sistem evaluasi target, misalnya, pelatihan seorang prajurit TNI AD dapat difokuskan pada pelatihan keterampilan dasar, termasuk pengendalian senjata dan menembak target diam atau target bergerak.

Unit virtual ini dapat mensimulasikan pelatihan taktis, antara lain, latihan perang di berbagai kondisi cuaca yang berbeda setiap saat. Bukan cuma itu. Alat canggih milik TNI AD itu juga dapat dipergunakan melakukan latihan perang secara berkelompok.

Tak kalah pentingnya, semua senjata pelatihan yang digunakan dalam simulator itu adalah modifikasi dari senjata asli atau replika yang memiliki berat, kemampuan tempur, dan dimensi sebagaimana aslinya. Bahkan, semua jenis senjata – baik itu berupa pistol, senapan serbu, senapan sniper, maupun senapan mesin ringan ataupun berat dapat direplikasi dan digunakan.

sumber: WASPADA

Kontingen Garuda Adakan Induction Training Satgas Pengganti


satgas-tengah-2LEBANON-(IDB) :Staf Operasi Satgas Kontingen Garuda XXIII-F/UNIFIL (United Nations Interim Force In Lebanon) menyelenggarakan Induction Training atau pelatihan bagi personel Satgas pengganti yaitu Konga XXIII-G/UNIFIL yang telah tiba di Lebanon pada gelombang pertama,  kegiatan dilaksanakan di ruang pertemuan Masatgas UN Posn 7-1, Adshid Al Qusayr, Lebanon Selatan, Kamis (6/12/2012).
Adapun materi Induction Training yaitu pengetahuan tentang tugas dan tanggung jawab masing-masing staf yang disesuaikan dengan Standard Operating Prosedur (SOP) yang berlaku dijajaran UNIFIL, dilanjutkan dengan praktek.
Pelatihan yang diikuti oleh Perwira dan sebagian Bintara Satgas Konga XXIII-G/UNIFIL ini, bertujuan untuk memberikan gambaran pelaksanaan tugas yang telah dilaksanakan Satgas sebelumnya, dengan tujuan agar personel Satgas pengganti dapat melaksanakan tugas sesuai dengan tanggung jawabnya dengan baik.
Kegiatan pelatihan diisi dengan materi teori prosedur tugas dan tanggung jawab masing-masing staf, paparan tugas secara umum disampaikan oleh Dansatgas Konga XXIII-F/UNIFIL Letkol Inf Suharto Sudarsono dan dilanjutkan paparan tugas secara khusus oleh tiap-tiap Kasi (Kepala Seksi) masing-masing staf. 
Selanjutnya melaksanakan praktek pelaksanaan tugas di masing-masing bagian dan dilanjutkan Tour AO (Area Operation) meninjau pos-pos pengamanan yang dimiliki Indobatt (Indonesian Batallion) yang diikuti oleh Dansatgas dan Kasiops dari Satgas lama maupun yang baru.
  
Rencananya, serah terima kendali operasional secara penuh Satgas Batalyon Mekanis Konga XXIII-F/UNIFIL akan dilaksanakan pada tanggal 10 Desember 2012, dengan Komandan Satgas baru Konga XXIII-G/UNIFIL yaitu Mayor Inf Lucky Avianto.
Sumber : Poskota

Indonesia Akan Latih Polisi Afghanistan


JAKARTA-(IDB) : Pemerintah Indonesia bekerjasama dengan United Nations Development Program (UNDP), berencana akan memberikan pelatihan kepada 50 anggota Kepolisian Afghanistan.
Rencananya program pelatihan tersebut akan dilaksanakan di Indonesia, 10 hingga 23 Desember 2012. “Pelatihan ini merupakan bagian dari realisasi komitmen Pemerintah RI untuk membantu proses rekonstruksi dan rehabilitasi Afghanistan dengan memberikan bantuan capacity building,” ucap Duta Besar LBBP RI untuk Afghanistan, Mayjen TNI (Purn) Anshory Tadjudin, seperti dilansir oleh situs Kementerian Luar Negeri.

Pelatihan kepolisian difokuskan pada tiga bidang, yaitu lalu lintas, reserse kriminal, dan public police.

Menjelang keberangkatan peserta pelatihan ke Indonesia, Dubes Anshory Tadjudin menerima 6 orang perwakilan dari anggota polisi Afghanistan calon peserta pelatihan dan satu orang perwakilan dari UNDP M. Salim Qayoumi di kantor KBRI Kabul,  Rabu (5/12/2012).

Anshory menuturkan pada pertemuan itu, pihaknya memberikan pembekalan atau briefing singkat kepada para calon peserta pelatihan.

Secara singkat ia menjelaskan mengenai Indonesia, baik dari segi politik, ekonomi, sosial-budaya, geografi, populasi dan cuaca.

Di samping itu, dijelaskan pula sejarah dan struktur POLRI secara singkat dan padat. Sebelum akhir pertemuan.

Ia juga menyampaikan pesan agar para peserta dapat mengikuti semua materi pelatihan dengan baik dan berharap bahwa pengetahuan yang diperoleh selama pelatihan dapat berguna dan diterapkan di Afghanistan.

Salah satu wakil polisi Afghanistan, Bahauddin Durrani, menyampaikan penghargaan dan terima kasih kepada Pemerintah Indonesia yang telah menyediakan program pelatihan kepada polisi Afghanistan.

Pelatihan yang diberikan diharapkan akan mampu memperkaya ilmu dan pengetahuan para peserta pelatihan sebagai bekal dalam menjalankan tugas-tugas mereka sekembalinya di Afghanistan. 
Sumber : Tribunnews

Iran Tawarkan Teknologi Tangkal Drone Asing


TEHRAN-(IDB) : Menyusul keberhasilan Iran menangkap pesawat tanpa awak Amerika Serikat di Teluk Persia, juru bicara Kementerian Luar Negeri Ramin Mehmanparast mengatakan, Tehran siap bekerja sama dengan negara-negara regional untuk melawan pesawat tanpa awak yang menyusup ke wilayah udara mereka.
 
"Kami siap bekerja sama dengan semua negara di kawasan pada semua isu yang mengancam keamanan regional," kata Mehmanparast, seperti dikutip ISNA pada hari Jumat (7/12).
 
"Kami menganggap kerja sama regional sebagai cara terbaik untuk mengatasi krisis dan membangun stabilitas dan keamanan di kawasan," tambahnya.
 
Mehmanparast lebih lanjut menjelaskan Republik Islam menikmati kemampuan pertahanan yang tinggi dan memungkinkannya untuk mempertahankan seluruh garis perbatasan.
 
Dia menekankan pentingnya memperkuat kerja sama antar negara-negara di kawasan untuk menciptakan stabilitas, keamanan dan pembangunan terbaik di negara-negara regional.
 
"Kita harus meningkatkan kemampuan pertahanan kita untuk mencegah terjadinya perang, konflik dan ketidakstabilan," tegasnya.
 
Sebelumnya, juru bicara Pentagon, George Little mengakui bahwa pesawat tanpa awak yang ditangkap oleh Iran adalah ScanEagle buatan AS. 
Sumber : Irib

PMPP Butuh 3 Batalyon Mekanis





Situasi dunia yang semakin tidak menentu dan banyaknya daerah konflik membuat PBB, utamanya Dewan Keamanan semakin sibuk. Sebagai negara kontributor pasukan perdamaian, Indonesia juga pastinya kecipratan kesibukan tersebut. Untuk memenuhi permintaan PBB yang kadang kala mendadak, Indonesia sendiri kemudian membuat Pusat Misi Pasukan Perdamaian di Kawasan Sentul Bogor Jawa barat. Di tempat inilah para calon Pasukan Garuda mendapat pelatihan intensif dan terintegrasi.


Di tempat ini pula nantinya akan dibangun Standby Forces Pasukan Garuda. Sesuai namanya, pasukan ini merupakan satuan yang siap dikirim kemana pun ke seluruh dunia atas permintaan PBB. Standby forces ini nantinya terdiri dari 1 Batalyon Mekanis yang dilengkapi Panser Anoa.

Akan tetapi, bagi pihak PMPP sendiri, idealnya Standby forces bukan hanya 1 batalyon mekanis. Mereka meminta agar setidaknya Standby Forces ini terdiri dari 3 Batalyon Mekanis, plus dukungannya. Yaitu 2 kompi Zeni dan 2 Kompi Kesehatan. Dengan jumlah ini, rotasi penugasan, pelatihan dan kesiagaan bisa dijaga dengan baik. Misalnya, jika ada kejadian gawat, PMPP akan mengirim 1 Batalyon Mekanis,  maka masih ada 1 Batalyon untuk siaga ke tempat lain, serta 1 batalyon lainnya untuk pelatihan. Akan tetapi, terwujud atau tidaknya keinginan dari PMPP ini tentunya tergantung pihak Kementrian Pertahanan.


 
Area PMPP di Sentul Bogor Jawa barat diresmikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 19 Desember 2011. Lalu kemudian pada 20 maret 2012, Sekjen PBB Ban Ki Moon juga mengunjungi fasilitas PMPP. Namun demikian, seluruh fasilitas maupun gedung PMPP saat ini belumlah selesai benar. Kemungkinan besar, seluruh bangunan dan fasilitas akan berdiri megah pada tahun 2014 mendatang.


 

Agar Semakin Jauh dan Tahan Lama



Para peneliti di BPPT terus berupaya memperbaiki kinerja Pesawat Udara Nir Awak alias PUNA rancangan mereka. Kali ini, yang terkena sentuhan lanjutan adalah PUNA Sriti. Sejauh ini, PUNA Sriti dikenal sebagai pesawat nir awak jarak pendek, dengan  jarak terbang jelajah 45 km dan daya tahan terbang kira-kira 1 jam.



Dari proyeksi kebutuhan dan visi pengembangan PUNA-Sriti ke depan, pesawat ini diharapkan mampu terbang dengan jarak jelajah lebih dari 70 km dan  daya tahan terbang lebih lama.  Salah satunya adalah melakukan Rekonfigurasi  aerodinamika.  Dengan berkurangnya hambatan udara disaat terbang, maka PUNA Sriti  yang baru diharapkan mampu memenuhi target pengembangan.



Puna Sriti sendiri merupakan jenis UAV yang unik. Ia tidak memiliki roda untuk lepas landas pendaratan. Untuk menerbangkannya digunakan ketapel, sementara untuk mendarat dengan cara ditangkap. PUNA jenis ini sangat cocok dioperasikan oleh satuan Kavaleri atau Artileri. Dimana PUNA diterbangkan untuk mengintip pasukan musuh, lalu melaporkannya kepada satuan kawan. Seusai serbuan, PUNA juga bisa kembali diterbangkan untuk menilai hasil gempuran. Hanya saja, setelah mampu mengembangkan daya jelajah, harus juga dilakukan pengembangan alat pengintaian dan pengiriman data.


 ARC

Antara PT-76/BTR-50, Indonesia dan Israel





Biarpun tak punya hubungan diplomatik dengan Indonesia, toh tidak menjadi halangan bagi perusahaan-perusahaan Israel dalam menyediakan jasa pertahanan bagi Indonesia. Baik TNI-AU, dan AL sedikit-banyak menggunakan jasa berbagai perusahaan Israel untuk meningkatkan kapabilitas atau meretrofit alutsista tua. Modus yang biasa digunakan, adalah masuk dengan entitas legal yang didirikan di Singapura, dan menggaet rekanan lokal Indonesia. Enaknya, biasanya perusahaan Israel tersebut justru tidak memandang ideologi atau menerapkan syarat tertentu dalam pelaksanaan jasanya. Selama ada uangnya, no questions asked, its pure business.


Kali ini yang hendak dibahas adalah PT-76, tank amfibi kebanggaan Korps Marinir TNI-AL. Dari jumlah seratusan unit yang dimiliki Marinir, hampir semuanya digunakan secara ekstensif dalam berbagai operasi, utamanya kampanye Dwikora, Seroja Timur-timur, dan berbagai pendaratan amfibi lainnya di berbagai pantai di Indonesia. Setelah 30 tahun masa pengabdian, sudah tentu kondisinya jauh menurun, apalagi wilayah operasinya di perairan laut menyebabkan komponen-komponennya mulai aus termakan korosi. Dari segi kemampuan ofensifnya pun, meriam D-56TM kal 76mm boleh dibilang sudah mandul untuk ukuran pertempuran modern. Dengan hululedak sebatas HEF (High Explosive, Fragmentation) dan kaliber kecil, tank amfibi yang banyak jasanya ini membutuhkan penyegaran baru. Versi angkut pasukan dari PT-76 yaitu BTR-50 pun memerlukan retrofit dan rekondisi karena kondisinya sebelas duabelas dengan PT-76.


 
Proses rekondisi, retrofit, dan rearmament tersebut dikerjakan oleh perusahaan Israel, Nimda. Israel yang berpengalaman merebut berbagai tipe kendaraan tempur milik Mesir dan Suriah yang dibuat oleh Rusia tentunya memiliki pengalaman ekstensif dalam memodifikasinya dengan suku cadang buatan Barat. Nimda mengerjakan proyek refurbish PT-76 dan BTR-50 dengan kode PT-2000 dan BTR-2000, dimulai pada tahun 1990an. Kunci utama modifikasi difokuskan pada dua aspek: mobilitas dan kemampuan tempur. Sebagai pengganti mesin diesel 4 silinder V-6 digantikan dengan mesin Detroit Diesel 6V92T dengan 290 daya kuda. Didalam negeri, proses retrofit dikerjakan oleh PT.API pada medio 1985-1990.



Dengan mesin baru tersebut, PT-76 bisa melaju dengan kecepatan 58km/ jam di jalan raya. Sementara kapabilitas ofensifnya diperbaiki dengan pemasangan meriam Cockerill Mk III A-2 kaliber 90mm. Kanon 90mm tersebut mampu melontarkan munisi APFSDS (Armor Piercing Fin Stabilised Discarding Sabot) untuk melawan MBT dengan kulit baja yang keras, dengan daya penetrasi 300mm RHA pada jarak 1.000 meter. Pada PT-76, meriam 90mm tersebut mampu didongakkan 36o dan sudut depresi 6o. Senapan mesinnya yang tadinya DShK digantikan dengan FN GPMG. Sementara itu, BTR-2000 menerima mesin serupa dengan PT-76, panel meter indikator baru, dan teropong inframerah pada posisi disamping kanan pengemudi.




Didalam situs perusahaan Nimda, mereka masih menawarkan proses upgrade terhadap BTR-2000 dan PT-2000, yang didalamnya menyertakan gambar-gambar proses refurbish terhadap PT-76 dan BTR-2000. Walaupun pada sebagian besar gambar tersebut identitas pemilik BTR-50 dan PT-76 sudah dihapus, tetapi dalam salah satu gambar, masih ada nomor seri pengenal kendaraan milik TNI AL di lambung kanan BTR-50.

 
 
Sumber :ARC

Yonkav 1/Tank Bangun Garasi Leopard



Pangkostrad Letnan jenderal TNI M. Munir pada hari Selasa tanggal 4 Desember 2012 mengunjungi pembangunan Garasi Leopard di Yonkav 1 Kostrad Cijantung. Pada kesempatan itu Pangkostrad melihat lihat pembangunan garasi. Dalam kunjungan pangkostrad tersebut didampingi oleh Komandan Batalyon Kav 1 Kostrad Mayor Kav Eko.

Sebagai salah satu satuan yang berada di bawah komando Divisi Infanteri 1 Kostrad, Batalyon Kavaleri 1/ Tank merupakan salah satu satuan banpur yang menjadi pemukul di jajaran Kostrad pada khususnya dan di jajaran TNI AD pada umumnya.

Pemerintah RI melalui Angkatan Darat akan mendatangkan kendaraan tempur baru jenis MBT dari Jerman yaitu Leopard dan Batalyon Kavaleri 1/Tank merupakan Satuan Kavaleri yang mendapat kehormatan dan kepercayaan untuk menerima dan mengoperasikan Leopard ini dengan kekuatan 1 Batalyon lengkap.

Wujud nyata dari persiapan tersebut adalah mulai dibangunnya garasi untuk Leopard di dalam satuan Batalyon Kavaleri 1/Tank. Garasi Tank Leopard sedang dipersiapkan dan direncanakan akan selesai secepatnya.

Sumber: Pen Kostrad

Friday 7 December 2012

Korsel Potong Anggaran Proyek Jet Tempur KFX



6 November 2012, Jakarta: Proyek perancangan pesawat tempur generasi 4,5 KFX yang dikerjakan Korea dan Indonesia memasuki masa yang tak jelas. Kekuatiran ini menyeruak setelah belum lama ini Pemerintah Korea Selatan memutuskan memotong anggaran proyek ini untuk 2013. Pemotongan anggaran dilakukan atas dua pertimbangan, yakni perkembangan ancaman dan keamanan regional yang telah sedemikian mengkuatirkan, serta pembatalan Turki yang semula akan ikut menanggung pembiayaan KFX. Demikian ungkap sumber Angkasa di Korea Selatan.

Juga merujuk pemberitaan media setempat, terungkap, langkah drastis tersebut terpaksa diambil karena Seoul sudah tak sabar menunggu jet tempur masa datangnya muncul sementara negara-negara di sekitarnya telah tampil dengan berbagai persenjataan baru yang mematikan. Mereka akhirnya mengaku berat menyandang beban tanggung-jawab pendanaan KFX sebesar 80% (Indonesia menanggung 20%) setelah Turki mengundurkan diri dari rencana keikutsertaannya. Korea Selatan tampak benar-benar cemas dengan kemunculan Sukhoi T-50 dari Rusia, indigenous stealth J-20 dari China, dan sebentar lagi ATD-X dari Jepang. Pengembangan roket balistik Korea Utara yang seakan tak terbendung AS – seperti Unha-3 yang akhir Desember ini akan diluncurkan -- pun ikut membuat mereka semakin panik.

“Korea Selatan tak bisa terus-menerus melihat perkembangan tersebut dengan hanya mengandalkan 120 jet tempur dari era 1980-an,” ujar sumber Angkasa. "Begitu pun Pemerintah Korea masih akan memegang komitmennya pada KFX dengan menyiapkan 4,15 juta dollar untuk melanjutkan feasibility study pada tahun 2014," tambahnya mengutip janji Pemerintah Korea Selatan.

Di tengah kepanikan itu, Seoul akan segera menjatuhkan pilihan untuk mengalihkan anggaran pertahanannya ke proyek pesawat tempur yang lebih canggih dari jet-jet tempur stealth yang dinilai menjadi ancaman serius bagi wilayah udaranya. Mereka akan segera memilih Boeing atau Lockheed Martin (LM) yang gencar menawarkan kerjasama pembuatan jet tempur generasi ke-5 yang diberi nama FX-III. Besar kemungkinan, pemerintah akan memilih Boeing yang telah menyodorkan konsep F-15 Silent Eagle ketimbang LM yang menjanjikan F-35 Lightning II versi murah meriah.

Jika bola bergulir tanpa hambatan, FX-III akan menjadi jet tempur generasi ke-5 pertama yang dirilis Paman Sam untuk negara luar. Korea Selatan kabarnya telah menyiapkan 10 triliun won atau sekitar 8,96 miliar dollar untuk pembuatan 60 unit pesawat ini. Besar kemungkinan situasi keamanan regional akan mendorong pembuatan pesawat ini lebih cepat setahun, sehingga rakyat Korea Selatan bisa melihat pesawat ini terbang pada 2015.

Rencana pembuatan FX-III pernah dibicarakan pada 1990-an, namun terlupakan akibat terjangan krisis finansial dunia pada 1997 dan 2008. Oleh karena KFX melibatkan Indonesia, kelanjutan perancangan jet tempur yang telah dimulai sejak dua tahun lalu ini pun menempatkan Indonesia di persimpangan jalan. Pemerintah Korea Selatan tak pernah mengatakan proyek ini dihentikan, namun penghentian anggaran untuk KFX dan beralihnya perhatian Korea Selatan ke program FX-III semestinya perlu dicermati secara serius.

Sumber: Angkasa

Pesawat Tempur Lanud Iswahjudi Masih Layak Dipakai


F-16 di hanggar. (Foto: Pentak Lanud Iswahjudi)

6 November 2012, Madiun: Komandan Pangkalan Udara (Danlanud) Iswahyudi Marsekal Pertama TNI M Syaugi mengatakan jumlah pesawat tempur yang berada di Lanud Iswahyudi berusia cukup tua, seperti pesawat tempur Hawk MK-53 dari tahun 1977, F-5 dari tahun 1980 dan pesawat tempur F-16 dari tahun 1989.

"Namun, batas pemakaian pesawat tempur tidak bisa dilihat usia melainkan dilihat dari penggunaan jam terbang. Walaupun usianya sudah cukup tua, namun jam terbangnya masih ada, maka masih layak pakai," katanya saat menerima kunjungan Deputi VII bidang Koordinasi Komunikasi dan Informasi Kemenkopolhukam Marsekal Muda TNI Agus Barnas dan para wartawan media cetak dan elektronik dalam rangka kegiatan Press Tour, di Lanud Iswahyudi, Madiun, Rabu (5/12).

Harapannya kata dia, industri pertahanan dalam negeri bisa memproduksi pesawat tempur karena selama ini Indonesia sangat tergantung pada alutsista luar negeri. "Kita semua berharap Komisi I DPR juga dapat menyetujui anggaran alutsista TNI agar bisa mencapai kemampuan pokok minimum (Minimum Esensial Force) pada 2025 nanti," katanya.

Terpisah, Kepala Staf Angkatan Udara (Kasau) Marsekal TNI Imam Sufaat mengatakan TNI Angkatan Udara akan menambah 102 alat utama sistem senjata baru pada rencana strategis pembangunan TNI AU tahun 2010-2014, seperti pesawat tempur F-16, T-50, Sukhoi, Super Tucano, CN-295, pesawat angkut Hercules, Helikopter Cougar, Grob, KT-1, Boeing 737-500 dan radar.

"Hal ini akan menumbuhkan rasa kebanggaan sekaligus sebagai tantangan dalam upaya menyusun kekuatan TNI Angkatan Udara," kata Kasau pada pembukaan Rapat Kerja Teknis Logistik (Rakernislog) yang dihadiri seluruh jajaran logistik TNI Angkatan Udara di Mabesau, Cilangkap Rabu (5/12).

Menurut dia, program modernisasi alutsista TNI AU yang tengah dilaksanakan saat ini, tanpa kemauan kuat yang dilandasi dengan profesionalisme dan pembinaan logistik yang tepat, maka ‘The First Class Air Force’ yang dicita-citakan tidak akan dapat dicapai.

Sumber: Info Publik

Panglima Bantah Ada "Anak Emas" di TNI


Mabes TNI gunakan skala prioritas dalam mengalirkan dana optimalisasi

Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono membantah bahwa dana optimalisasi non-pendidikan sebesar Rp 678 miliar hanya diberikan kepada Angkatan Laut (AL) saja. Menurut Agus, anggaran itu dialokasikan untuk unit operasi (UO) yang jadi prioritas.

Agus menjelaskan, anggaran untuk TNI sangat terbatas sehingga segala sesuatu harus berdasarkan skala prioritas. Mabes TNI menilai UO yang paling membutuhkan optimalisasi adalah TNI AL dan AU.


Ditemui wartawan di Gedung DPR, Kamis 6 Desember 2012, Agus menjelaskan, anggaran itu digunakan untuk mengamankan sistem pemberitaan dan komunikasi yang berkaitan dengan kapal, pesawat, dan sistem kendali senjata. "Otomatis Mabes TNI (memberikan) ke pangkalan Lanud armada seperti itu. Itu memang menjadi titik berat pembenahan tentang pengamanan berita itu," kata dia.


Agus juga tak menampik bahwa Angkatan Darat bersama UO lainnya juga mengusulkan anggaran, namun Mabes TNI tetap menggunakan skala prioritas. "Jadi tidak ada itu angkatan laut dulu, udara dulu. Tidak ada anak emas," kata dia.


Sebelumnya, Wakil Ketua Komisi I DPR RI Tubagus Hasanuddin mengatakan adanya protes dari salah satu UO di Kementerian Pertahanan (Kemenhan) terkait pencairan anggaran optimalisasi nonpendidikan sebesar Rp 678 miliar.


Protes salah satu UO itu yang dijadikan alasan Menteri Sekretaris Kabinet (Seskab) Dipo Alam, melaporkan pencairan anggaran tersebut ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).


"Ternyata Rp 600-an miliar anggaran itu dikomplain oleh salah satu angkatan di TNI. Mereka bilang 'kami kok ga dapat? Kok cuma TNI AL?' Akhirnya Dipo minta anggaran itu dibintangi. Lalu tersiar mark up dan lain-lain," kata Tubagus beberapa waktu lalu.


Anggaran optimalisasi nonpendidikan di Kemenhan oleh Komisi I DPR akhirnya disetujui untuk digunakan Mabes TNI dan TNI AL. Sementara itu, tiga UO lain yakni Kemenhan, TNI AD dan TNI AU tidak mendapatkan jatah dari total anggaran optimalisasi sebesar US$ 68 juta tersebut. Belakangan anggaran tersebut diblokir oleh Kementerian Keuangan.

Cegah Kongkalikong

Meski dana itu tak jadi cair karena permintaan Dipo Alam, Agus mengatakan, Mabes TNI menghargai apapun langkah yang diambil pemerintah. "Karena ini suatu proses yang mengarah pada akuntabilitas."

Jika anggaran tersebut dibintangi, imbuhnya, yang paling penting adalah tidak terjadi
markup dan kongkalikong anggaran. Tapi, dia menjamin Mabes TNI akan berbenah jika memang ada langkah yang salah terkait pencairan anggaran tersebut.

Dia juga berharap, anggaran yang sudah dialokasikan pemerintah tersebut bisa digunakan. "Yang rugi pemerintah sendiri sebenarnya jika penyerapan anggarannya tidak terealisir. Pertumbuhan ekonomi akan terganggu," kata dia.


Lalu apakah pembintangan itu dianggap menghambat? "Saya tidak bilang menghambat, tapi ini karena demi proses akuntabilitas." 

Vivanews

Pindad Kembangkan Tank Tempur Medium


IFV Marder 1A3
Jakarta:(DM) - PT Pindad mengembangkan tank tempur medium (Medium Battle Tank) untuk kali pertama. Tapi dipastikan tidak akan meniru model tank tempur Medium Marder dari Jerman yang akan dipesan Indonesia.

"Kami tidak akan meniru dari mana. Pengembangan tank tempur Medium ini tentunya dibuat sesuai kebutuhan dan permintaan TNI. Sehingga ketika beroperasi nanti dapat digunakan secara maksimal. Kami akan desain dengan menyesuaikan requirement dari kavaleri TNI," ujar Hery Mochtady, kepala divisi Kendaraan Khusus Pindad di PT. Pindad, Bandung, Jawa Barat, baru-baru ini.

Sejauh ini, lanjut Hery, tahapan yang telah dilalui sampai pada pembuatan desain. Dalam pembuatan desain inilah kavaleri TNI dilibatkan meski tidak sampai ke tahap lebih jauh. "Target kami pada 2014 sudah jadi prototype. Setelah prototype jadi, kami mulai produksi," jelasnya.

Sementara itu, PT Pindad tidak keberatan mengikuti perintah Menteri BUMN Dahlan Iskan untuk melepas anak dan cucu usaha yang produksinya tidak sejalan dengan bisnis inti induk perusahaan. Direktur Utama PT Pindad Adik Avianto Sudarsono mengatakan, melepas anak usaha dan cucu Pindad tidak akan membuat keuntungan perusahaan berubah secara drastis.

"Kalau pemerintah mengatakan begitu (menjual anak usaha dan cucu Pindad, Red), ya kami ikut ketentuan pemerintah saja. Saya yakin, kinerja Pindad akan tetap berjalan baik. Dengan melepas anak usaha maupun cucu usaha tidak serta merta membuat Pindad jomplang," ungkap Adik di Jakarta akhir pekan kemarin.

Perintah yang ditetapkan pemerintah tersebut, lanjut Adik, akan segera dilaksanakan Pindad dengan lebih fokus pada bisnis di bidang kemiliteran. Apalagi bisnis di luar militer, hanya sedikit nilai sahamnya. Menurutnya, penciptaan usaha di luar bisnis militer sebenarnya hanya sebagai upaya memeroleh pemasukan yang lebih besar.

"Rumah sakit, itu paling nilainya hanya 30 miliar atau 1,5 persen dari total penjualan Pindad. Begitu pun bahan peledak yang hanya bernilai 60 miliar atau 3 persen dari total penjualan Pindad. Waktu itu, kami melihat ada peluang usaha dan menghasilkan uang, tapi kalau ternyata diatur untuk lepas, ya kami akan lepas saja," ujarnya. 

Latma Elang Indopura Ditutup di Lombok


(Foto: Mindef)

4 November 2012, Lombok" Bertempat di Bandara Internasional Lombok (BIL) Wakil Kepala Staf Angkatan Udara (Wakasau) Marsdya TNI Dede Rusamsi., didampingi Chief of Air Force (CAF) Republic of Singapore Air Force (RSAF) Major General Ng Chee Meng menutup secara resmi Latihan Bersama (Latma) “Elang Indopura XVII-12 dan Camar Indopura XX-12, baru-baru ini.

Latma Elang Indopura ini sendiri merupakan salah satu bentuk latihan bersama antara TNI AU dengan RSAF yang difokuskan pada teknik tempur dengan melibatkan pesawat-pesawat tempur dari Angkatan Udara kedua Negara dan sebagai langkah awal kerjasama dan persahabatan antara Angkatan Udara Indonesia dan Singapura serta guna meningkatkan kemampuan dan keterampilan personel Angkatan Udara kedua Negara dalam melaksanakan operasi udara bersama, dalam rangka menanggulangi kemungkinan adanya gangguan keamanan di wilayah perbatasan kedua Negara.

Latihan Elang Indopura yang berlangsung sejak tanggal 12 November 2012 tersebut melakukan berbagai manuver di udara diantaranya pertempuran udara (dog fight) antar pesawat Hawk 100/200 TNI AU dan F-5 RSAF dengan metode satu lawan satu, satu lawan dua dan dua lawan dua serta melakukan patroli udara bersama. 4 pesawat Hawk 100/200 TNI AU dan 6 pesawat F 5 RSAF terlibat dalam latihan Elang Indopura ini.

Sedangkan Latma Camar Indopura yang berlangsung selama 2 hari mulai tanggal 27 November 2012 ini, merupakan latma antara TNI AU dan RSAF dalam bidang operasi udara guna meningkatkan kerjasama dalam pengamanan wilayah laut kedua Negara dengan menggunakan pesawat patroli maritime dimana TNI AU menggunakan pesawat CN 235 dan RSAF menggunakan pesawat Fokker 50, selain itu latma ini juga melaksanakan pengamatan dan penanggulangan Illegal Logging, illegal fishing maupun lintas batas yang berdasarkan pada penyamaan persepsi tentang Standard Operating Procedure For Maritim Surveillance.

Sumber: Dispenau

Pesawat Tempur Di Lanud Iswahyudi Sudah Uzur Semua


Pesawat TNI AU
MADIUN:(DM) - Komandan Pangkalan Udara Iswahyudi Marsekal Pertama TNI M Syaugi mengakui, umur pesawat tempur di markasnya sudah berumur alias tua.

"Sejumlah pesawat tempur di Lanud berusia tua," ujar Syaugi dalam pemaparannya di Mako Lanud Iswahyudi, Madiun, Jawa Timur, Rabu (5/12/2012).

Pesawat tempur yang dimaksud Syaugi adalah pesawat tempur Hawk MK-53 dari tahun 1977, F-5 dari tahun 1980, dan pesawat tempur F-16 dari tahun 1989.

Meski umur pesawat-pesawat tempur itu sudah tua, Syaugi menjelaskan bahwa pesawat tempur tidak seperti kendaraan lain, Karena, umur pesawat tempur didasarkan pada jam terbang.

"Walaupun usianya sudah cukup tua, namun jam terbangnya masih ada, maka masih layak pakai. Misalnya, F-16 jam terbangnya 8.000 jam. Lewat dari itu, maka sudah tidak bisa terbang " tutur Syaugi.

Namun, Syaugi mengungkapkan, pihaknya senantiasa maksimal dalam menjaga kedaulatan NKRI, khususnya menjaga kedaulatan di udara.

Karena itu, ia berharap industri pertahanan dalam negeri bisa memproduksi pesawat tempur, karena selama ini Indonesia sangat tergantung pada alutsista luar negeri. "Saya berharap Komisi I DPR juga dapat menyetujui anggaran alutsista TNI, agar kita bisa mencapai kemampuan pokok minimum (Minimum Esensial Force/MEF) pada 2025 nanti," harap Syaugi.


Sumber : Tribunnews

TNI AU Tambah 102 Pesawat untuk Modernisasi Alutsista


Kasau Marsekal TNI Imam Sufaat S.IP menyalami peserta Rakernislog 2012 usai pembukaan di Mabesau Cilangkap. Rabu (5/12/2012). (Foto: Dispenau)

5 Desember 2012, Jakarta: Program modernisasi Alutsista TNI Angkatan Udara yang tengah dilaksanakan saat ini, tanpa kemauan kuat yang dilandasi dengan profesionalisme dan pembinaan logistik yang tepat, maka The First Class Air Force yang kita cita-citakan tidak akan dapat dicapai.

Penegasan itu dikatakan Kasau Marsekal TNI Imam Sufaat S.IP pada pembukaan Rakernislog (Rapat Kerja Teknis Logistik) yang dihadiri seluruh jajaran logistik TNI Angkatan Udara di Mabesau Cilangkap Rabu (5/12).

Dikatakan, Rakernislog 2012 yang mengambil tema “Melalui Rakernislog TNI AU TA 2012 kita tingkatkan profesionalisme pembinaan dan dukungan logistik menuju The First Class Air Force”ini, sangat tepat sebab peran logistik dalam organisasi perang sangat strategis dan keputusan strategis di bidang logistik sangat menentukan keberhasilan misi dan operasi yang akan dilaksanakan.

Menurutnya terkait dengan Renstra Pembangunan TNI AU Tahun 2010-2014 dan selanjutnya, TNI AU akan menambah alat utama sistem senjata yang cukup signifikan yaitu, sekitar 102 pesawat yang terdiri atas F-16, T-50, Sukhoi, Super Tucano, CN-295, Hercules, Helikopter Cougar, Grob, KT-1, Boeing 737-500 maupun Radar akan segera memperkuat TNI AU. “Hal ini akan menumbuhkan rasa kebanggaan sekaligus sebagai tantangan dalam upaya menyusun kekuatan TNI Angkatan Udara”, jelas Kasau.

Untuk itu Kasau menekankan kepada seluruh personel jajaran logistik, agar mengedepankan kejujuran dalam melaksanakan tugasnya sehingga tidak menyalahi aturan maupun ketentuan yang telah ditetapkan dan personel logistik harus mampu mengoperasikan dan merawat semua alutsista dengan manajemen yang lebih baik serta memperhatikan norma dan aturan yang berlaku dalam penyelenggaraan logistik terutama dalam pengadaan barang dan pemeliharaan.

Sumber: Dispenau

PT DI Bebenah Diri Melalui Program Restrukturisasi dan Revitalisasi


Wakil Menteri Pertahanan Letnan Jenderal TNI (Purn) Sjafrie Sjamsoeddin (kedua kanan) didampingi Direktur Utama PT Dirgantara Indonesia (PT DI) Budi Santoso (kanan) meninjau pembuatan helikopter pesanan TNI AU dan TNI AD di hanggar PT DI Bandung, Jawa Barat, Kamis (29/11). Kunjungan pemerintah yang disebut high level committee ini untuk inspeksi kesiapan produksi dari PT DI. Saat ini, PT DI tengah menyelesaikan satu unit helikopter Bell 412 EP untuk TNI AD dan Super Puma NAS 332 untuk TNI AU. (Foto: Bisnis Jabar)

4 Desember 2012, Bandung: PT Dirgantara Indonesia (DI) melakukan pembenahan diri skala besar untuk menghadapi tantangan bisnis kedirgantaraan kini dan masa depan. Antara lain, melalui program restrukturisasi dan revitalisasi.

“Pasar industri kedirgantaraan semakin kompetitif. DI sebagai industri pesawat terbang kebanggaan bangsa Indonesia harus siap menghadapi tantangan itu agar tetap eksis,” kata I.P. Windu Nugroho, staf senior Divisi Komunikasi DI di Bandung, Selasa (4/12).

DI telah melakukan program restrukturisasi dan revitalisasi baik dalam hal organisasi, keuangan, tenaga kerja, perbaikan sistem informasi teknologi, permesinan, dan lainnya.

Untuk program revitalisasi, katanya, DI dibantu oleh para tenaga ahli dari Airbus Military sebagai mitra bisnis utama saat ini. Sejarah panjang kerjasama DI dan Airbus Military dalam pembuatan dan pengembangan pesawat terbang di Indonesia sejak 1976.

“Dengan semakin meningkatnya kepercayaan Airbus Military terhadap kinerja PTDI, beberapa bentuk perjanjian baru telah dibuat dan ditandatangani,” kata Windu. Antara lain, Airbus telah memutuskan pemindahan produksi pesawat C295 dari Sevilla di Spanyol ke Bandung.

Program revitalisasi lainnya yaitu pembenahan dengan mengubah sistem IT yang ada. Semula dari sistem Integrated Resources Planning (IRP) menjadi sistem Enterprise Resources Planning (ERP).

Sementara tahap implementasi berupa pembersihan data, pengujian sistem SAP serta pelatihan bagi pemakai.

Produksi Pesawat C295 Dipindah ke Bandung

Sejumlah pasukan TNI AU berada disamping pesawat CN-295 diparkir di Base Ops Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Kamis (4/10). Pesawat CN 295 merupakan pesawat angkut sedang taktis (medium airlifter) yang akan menggantikan peran Fokker 27 yang pemakaiannya akan dihentikan secara permanen. (Foto: ANTARA/Zabur Karuru/Koz/mes/12)

Seluruh aktivitas produksi pesawat transpor menengah C295 sedang dalam proses dipindahkan oleh Airbus Military dari Sevilla, Spanyol, ke PT Dirgantara Indonesia (Persero) di Bandung.

"Selain tingginya faktor kepercayaan Airbus Military kepada kami, ke depan mereka memang hanya akan memusatkan perhatian pada produksi pesawat transpor militer berbadan lebar A400M," kata IP Windu Nugroho, staf senior Divisi Komunikasi PTDI, di Bandung, Rabu (28/11).

Dalam proses pemindahan itu, PTDI kini sedang membangun pusat pengiriman (delivery center) untuk pesawat CN295, sebutan selanjutnya bagi C295 setelah produksi bersama dilaksanakan.

''Kegiatan ini salah satu bentuk perwujudan program revitalisasi di tubuh PTDI,'' kata Windu.

Proses pembangunan 'delivery center' disertai pula dengan proses pembangunan lini perakitan akhir (final assembly line) CN295. Pengerjaannya dibantu oleh tim ahli dari Airbus Military sebagai mitra bisnis. Delivery Center CN295 diharapkan selesai pada kuartal pertama 2013.

Setelah fasilitas itu siap, PTDI akan mampu mengirimkan pesawat hasil produksinya empat unit per tahun ke seluruh customernya.

Sumber: Republika

Tuesday 4 December 2012

Danlanud Halim Saksikan Penerjunan Peralatan SAR Dari CN-235



 
Komandan Lanud Halim Perdanakusuma Marsekal Pertama TNI A. Adang Supriyadi, SE; bersama para pejabat Lanud Halim menyaksikan Pelaksanaan latihan penerjunan peralatan SAR (SAR Equipment Drop) Skadron Udara 2 di Terminal Selatan Senin pagi, (3/12) . Kegiatan ini  berlangsung dengan aman, lancar dan sukses. “Ini salah satu sarana untuk melatih dan menguji kesiapan operasional personel dan peralatan yang dimiliki oleh Skadron Udara 2 khususnya dalam misi Search and Rescue” ujar Komandan Lanud setelah menyaksikan pelaksanakan penerjunan peralatan SAR.


 
 Latihan ini bertujuan guna menguji kesiapan peralatan SAR yang dimiliki oleh Skadron Udara 2 berupa Light Store Cannister (LSC), Droppable water pump dan Helibox.   Peralatan LSC dan Droppable water pump adalah merupakan hibah dari Australian Maritime Safety Autorisation (AMSA) yang merupakan Institusi Badan SAR di Australia.  ”Seluruh peralatan yang diterjunkan pada latihan ini, dapat digunakan dalam misi SAR baik di darat maupun di Laut” tegas Komandan Lanud  Halim. ”Saat ini Skadron Udara 2 Wing 1 Lanud Halim mengoperasikan pesawat CN-235 dan CN-295 dituntut mampu untuk melaksanakan berbagai tugas seperti  dukungan angkutan udara, penanggulangan bencana dan SAR (Search and Rescue) dan misi pengintaian terbatas” tegas Komandan kepada para pilot dan crew pesawat CN 235.

Pada bagian lain Komandan Skadron Udara2 Letkol Pnb Elistar Silaen, ST, mengatakan bahwa Skadron Udara 2 secara aktif terus mempersiapkan personel dan alutsistanya agar dapat melaksanakan misi yang ditugaskan secara sukses, aman dan lancar. ”Kegiatan pelatihan tersebut dilakukan secara terencana, berjenjang dan berkesinambungan dimana salah satunya adalah dilaksanakannya Latihan penerjunan peralatan SAR di Lanud Halim Perdanakusuma”   tegas Komandan Skadron Udara 2 saat memimpin langsung acara Dropping Zone di Terminal Selatan.

Team Dropping yang dipimpin Instruktur Pilot peswat CN-235 Mayor Pnb Alfian melaksanakan persiapan dan Crew Briefing. Pada pukul 08.30 pesawat Take Off dan menuju AL untuk melaksanakan penerjunan sebanyak 4 run. Saat Pelaksanaan latihan penerjunan alat SAR pesawat CN 235  dengan kecepatan terbang 110 – 120 Kts dan ketinggian 400 Ft AGL 9 (kurang lebih 150m).
ARC

ASTROS dan Kisahnya





Kepastian penandatanganan kontrak 36 unit sistem MLRS (Multiple Launch Rocket System) menyisakan sekelumit kisah menarik. Salah satunya, pembelian 36 sistem ASTROS III mk6 tersebut kembali mengukuhkan TNI sebagai spesialis penyelamat perusahaan pertahanan yang nyaris bangkrut (salah satu contohnya, pembelian Hawk 100/200 dan tank intai Scorpion pada 1996/1997 yang menyelamatkan British Aerospace)


Kok bisa? Ternyata, selidik punyalidik sesungguhnya perusahaan pembuat ASTROS yaitu Avibras telah mengajukan pailit pada bulan Juli 2008. Iklim ekonomi yang buruk dan sepinya order telah menyebabkan Avibras akhirnya kehilangan pasar yang signifikan.

Pemerintah Brasil, yang tak rela kehilangan keseluruhan industri pertahanannya (Engesa bangkrut pada 1993) menyetujui sejumlah program restrukturisasi. Bagi Avibras, pertolongan federal ini mendorongnya mampu meluncurkan program ASTROS 2020, yang sistem awalnya terwujud sebagai ASTROS III mk6, varian yang dibeli Indonesia.

 
 Namun sesungguhnya, ASTROS 2020 ingin mencapai suatu lompatan teknologi tinggi, yaitu dengan memperkenalkan sistem rudal jelajah yang dapat diluncurkan dari platform ASTROS. Jika pembaca sempat menyaksikan empat roket kaliber 300mm SS-150 yang perkasa dan dapat menjangakau jarak sampai 90 kilometer, tunggu sampai Avibras bisa menyelesaikan  AV-TM, yang merupakan "missil de cruizero" alias rudal jelajah. AV-TM memberikan kemampuan serangan presisi bagi platform ASTROS, diluar garis horison. Dengan kemampuan jangkau 300 kilometer, akan sangat sulit bagi lawan untuk memperkirakan asal serangan, apalagi membalas. Saat serangan balasan diluncurkan pun, ASTROS III sudah jauh meninggalkan lokasi awal peluncuran.




Memang masih terlalu dini untuk memperkirakan kesuksesan ASTROS 2020, tetapi dengan komitmen Brasil dan Indonesia, yang gabungan order keduanya mencapai 1,2 miliar dolar, dapat membangkitkan kembali industri pertahanan Brasil dan juga Indonesia yang menerima ToT sebagai bagian dari kontrak pembelian 450 juta dolar AS oleh Indonesia.

Sebagai info, sebagian dari 36 unit yang akan datang secara bertahap, akan ditempatkan di yon armed 10 di Cileungsi, Bogor menggantikan meriam Gunung kaliber 76mm M-48 dan M101A1 kaliber 105mm. Satu lompatan teknologi dan jangkauan yang luar biasa, dari sistem tarik menjadi swagerak, dan jarak jangkau yang lima kali lipat.

Ikuti kembali bahasan mengenai ASTROS dalam edisi-edisi mendatang.

ARC

TNI AU Dan AU China Jajaki Kerjasama



JAKARTA-(DM) : Kepala Staf Angkatan Udara (Kasau) Marsekal TNI Imam Sufaat menerima kunjungan Major General Officer Dan Zhi Ping dan Major General Wu Fei dari Chinese People Liberation Army Air Force (CPLAAF) di Mabes AU, Cilangkap, Senin (3/12/2012). 

Kasau didampingi Asisten Pengamanan Kasau Marsda TNI Kuswantoro, Asisten Personel Kasau Marsda TNI Mawardi, Asisten Logistik Kasau Marsda TNI JFP Sitompul, dan Kadispenau Marsma TNI Azman Yunus membahas sejumlah agenda kerja sama.

Tahun lalu, Kementerian Pertahanan RI dan Pemerintah RRC sepakat membuka latihan pilot tempur jet Sukhoi di China. Pertemuan yang berlangsung dengan lancar tersebut dilakukan dalam kunjungan delegasi Senior Officer Chinese People Liberation Army Air Force (CPLAAF) yang diikuti 49 perwira.

Delegasi yang dipimpin Major General Dan Zhi Ping ini selama di Indonesia dijadwalkan melakukan kunjungan ke Lanud Halim Perdanakusuma untuk melihat simulator Hercules.
Selain itu, rombongan juga mengunjungi Skadik 102 Wingdikterbang Lanud Adi Sucipto Yogyakarta, Museum Dirgantara Mandala, dan Candi Borobudur. 

Sumber : Kompas

Habis N-250, Terbitlah Regio Prop


Rancangan Regio Prop rancangan pesawat penerus N-250 karya Ilham Habibie (image : OkeZone)
JAKARTA – Sepintas pesawat itu mirip dengan pendahulunya N-250. Karena wajar, terlebih pesawat masa depan Indonesia ini, merupakan turunan dari pendahulunya yang baru saja dirancang pada tahun 2004.
Mendapat dukungan dari sang ayah yang juga merupakan perintis pesawat terbang nasional sekaligus arsitek terbangunnya pesawat N-250, Ilham Akbar Habibie mencoba merancang sendiri pesawat yang digadang-gadang bakal menjadi kebanggan bangsa Indonesia.
“Namun, ini masih sebatas rancangan kasar, belum selesai secara keseluruhan,” kata Ilham Habibie saat berbincang santai dengan Okezone di kantornya, di Kawasan Mega Kuningan, Jakarta, beberapa waktu lalu.
Akan tetapi, lanjut putra sulung presiden RI ke-3 ini, setidaknya orang Indonesia telah mampu berpikir jauh bagaimana menciptakan pesawat yang mampu mengangkut jutaan masyarakat Indonesia dari Sabang hingga Merauke.
Dengan Regio Prop yang mampu mengangkut 50 hingga 70 penumpang, diharapkan dapat terealisasi dengan mulus. Sang arsitek yang telah lama mengenyam pendidikan di Jerman itu, mengaku bangga bisa memberikan yang terbaik untuk bangsa dan negeri ini melalui karya-karyanya.
Pesawat rancangannya ini juga tidak asal-asalan, terlebih ini didukung juga dengan sistem keamanan, dengan menggunakan teknologi tinggi semacam software atau sistem yang memberi batasan kontrol pada pilot ketika tengah mengendalikan pesawat itu di udara.
“Dulu 1998, belum banyak pesawat yang menggunakan teknologi fly-by-wire, kalau sekarang di buat fly-by-wire dibandingkan dengan fly-by-hidrolic dan cable. Itu mungkin kalau dihitung secara biaya, lebih mahal yang konvensional,” paparnya.
Ilham pun meyakini bahwa pesawat yang kini tengah dikembangkannya (Regio Prop) adalah primadona yang bakal laris manis di pasaran pesawat terbang, khususnya di Indonesia.

Pesawat N-250 (photo : Wijanarko)

“Saat ini kalau kita lihat di lapangan, di pasar, yang diperlukan adalah pesawat itu (Regio Prop). Pesawat ini bisa dibeli atau dijual ratusan di Indonesia, karena itu yang diperlukan,” jelasnya.
Ilham mengungkapkan, sejak dahulu telah memprediksi bahwa di masa mendatang, dengan sendirinya akan diperlukan pesawat terbang dan bila perkembangannya terus belanjut, juga bisa sebagai tulang punggung daripada infrastruktur.
Mengudara 2018
Pesawat terbang baling-baling (Regio Prop), yang akan dibuat melalui PT Regio Aviasi Industri, masih perlu dirumuskan serta dikembangkan, baik dari sisi desain, kapasitas penumpang, sistem pesawat serta teknologi yang diusungnya. Meskipun masih konseptual, namun Agung Nugroho, Direktur Utama PT Regio Aviasi Industri, optimis pesawat ini sudah dapat mengudara di wilayah Nusantara pada 2018.
“Proyek (Regio Prop) ini dimulai di 2004, di mana N-250, merupakan semangat untuk kami meneruskan pesawat terbang tersebut. Namun dari sisi teknologi, sistem serta desain lebih canggih dari N-250,” ujar Agung kepada Okezone melalui sambungan telefon.
Ia menjelaskan, ketika itu (di 2004), proyek ini mendapatkan bantuan dari IDB (Islamic Development Bank) sebesar USD200 juta atau sekira Rp1,9 triliun. Dengan anggaran sebesar itu, nantinya, akan menggandeng PTDI untuk memberdayakan kembali, apakah nantinya para tenaga ahli di PTDI bisa direkrut kembali, baik kalangan tua atau mudanya.
“Saat ini masih tahapan konseptual design, dari situ kemudian ada tes dengan pasar kepada airlines. Kemudian apa-apa saja yang diperlukan, lalu mengelola seperti operating serta biaya,” jelasnya.
Lebih lanjut ia mengatakan, nantinya Regio Prop akan melewati proses sertifikasi pesawat melalui pemerintah Indonesia, dalam hal ini Direktorat Jenderal Penerbangan Udara.  “Insya Allah pada 2018, pesawat ini akan meluncur setelah melalui uji coba tersebut,” tuturnya.
Uji coba ini akan dilakukan guna menguji sistem pesawat terbang seperti tes aerodinamika, struktur pesawat, sistem electrical dan lain-lain. “Ini akan memakan waktu 4-5 tahun,” tambahnya.
Lebih detail Agung menjelaskan, Regio Prop berjarak tempuh sekira 400-600 kilometer. Pesawat ini dirancang sebagai pesawat cepat dan penerbangan jarak menengah. Meskipun belum fix dan masih tahap konseptual, namun kabarnya pesawat ini, direncanakan berkapasitas sekira 50-70 penumpang. “Awal 2013, kita akan mulai visibility study, technical serta market,” imbuhnya.(amr)

Sunday 2 December 2012

Strategi Armada Perang TNI AL

Frgate KRI Oswald SIahaan, Van Speijk Class
TNI AL terus berbenah memperbaiki armada kapal perang mereka agar semakin disegani dan berwibawa. TNI AL harus memutar otak di tengah keterbatasan anggaran dan dominasi kapal tua yang mereka miliki. Alhasil ditemukan sebuah proyeksi yang dianggap mumpuni, walau dalam keterbatasan anggaran.
Saat ini TNI AL terus menguji coba kemampuan rudal yakhont berdaya jangkau 300 km di frigate KRI Van Speijk Class. Rudal Yakhont ini baru dipasang di satu KRI Van Speijk Class, KRI Oswald Siahaan.
Dalam  ujicoba pertama, rudal yakhont sedikit oveshot dari sasaran. Setelah dilakukan evaluasi, satu tahun kemudian dilakukan ujitembak yang kedua. Hasilnya sangat memuaskan.  Banyak yang tidak mengangka, satu tembakan yakhont langsung menenggelamkan KRI Teluk Berau.  Hal ini menyebabkan rudal exocet, C-705 dan Torpedo SUT, tidak jadi diujicoba, karena target langsung tenggelam setelah dihantam Yakhont.


Ujicoba Rudal Yakhont 1
Ujicoba Yakhont 2012
Dengan suksesnya ujicoba ini, semua Frigate KRI Van Speijk class akan dilengkapi rudal yakhont yang dipesan Indonesia ke Rusia sebanyak 50 unit .

Heli OTHT
KRI kelas Van Speijk  juga akan dilengkapi helikopter over the horizon target (OTHT) untuk memandu rudal yakhont menuju sasaran yang berada di luar cakrawala. Jarak pandang visual ataupun kemampuan radar hanya 20 hingga 40 kilometer karena pengaruh lengkungan bumi.

Dengan datangnya helikopter OTHT nanti, masih diperlukan ujicoba rudal yakhont untuk sasaran bergerak, sekaligus menguji moda mid course update dari rudal yakhont. Helikopter itu akan menjadi datalink antara kapal dan rudal, sehingga kapal petembak bisa terus mengupdate arah rudal  menuju sasaran.
Helikopter OTHT mutlak dibutuhkan kapal perang open sea.

Dengan adanya datalink antara kapal dan helikopter, maka kemampuan penginderaan kapal perang akan bertambah menjadi ratusan kilometer.
Selain bisa menembak sasaran dari jauh, dia juga bisa mendeteksi ancaman musuh secara dini, seperti ancaman rudal jarak jauh ataupun pesawat tempur.



Jika rudal yakhont dan sistem datalink Frigate KRI Van Speijk class sudah bekerja dengan baik, maka kemampuan sistem persenjataan anti-udara perlu ditingkatkan.
Dengan demikian ke depannya TNI AL akan memposisikan frigate KRI Van Speijk  Class sebagai  sebagai kekuatan  strategis  TNI AL di lautan.

Kualitas Kapal Perang
Untuk urusan kualitas kapal perang, TNI AL mengandalkan armada: Korvet Sigma Class, Frigate PKR 10514, dan Light Frigat Nakhoda Ragam Class. Kapal kapal perang ini akan dilengkapi peralatan militer mutakhir,  antara lain mengusung Exocet Block  Block III dari Perancis, Stingray dari Inggris, serta piranti perang elektronik terbaru.


Disain Light Frigate Sigma10514
Karena jumlah kapal frigate dan korvet Indonesia masih sedikit dibandingkan luas laut Indonesia, maka dibutuhkan banyak kapal kecil/ fast boat namun mampu bertempur melawan kapal yang lebih besar.
Posisi ini ditempati oleh berbagai kapal cepat rudal yang mengusung  missile C-705 China . Kapal-kapal ini antara lain: KCR 40 seperti Clurit Class, KCR 60, Trimaran Class, Mandau class, Todak Class dan sebagainya. Rudal-rudal jenis Harpoon maupun C-802 akan digantikan rudal C-705 produksi bersama China dan Indonesia.


Fast attack missile boat KCR 60
Dengan demikian frigate Van Speijk Class akan berfungsi sebagai kapal perang laut bebas/ ocean target untuk sasaran jarak jauh. Sementara untuk littoral target atau anti-access tactic, dibebankan kepada Kapal Cepat Rudal C-705.

Adapun Korvet Sigma Class, Frigate PKR 10514 dan Light Frigate Nakhoda Ragam Class, akan berada diantara  ocean target dan litoral target.

Missile C-705
Rudal C-705 dianggap tepat untuk dipasang di kapal-kapal cepat rudal  (KCR), yang jumlahnya memang sedang diperbanyak oleh TNI AL.  Dari segi ukuran rudal ini lebih kecil dari rudal C-802, namun teknologi C-705 lebih mutahir.

Berkat  bobot hulu ledak C-705 sebesar 110 kilogram, membuat kapal patroli cepat TNI AL yang relatif kecil (250-300 ton) ,memiliki kemampuan menghancurkan kapal yang lebih besar (up to 1500 ton) .
Selain itu, harga rudal C-705 jauh lebih murah dibandingkan rudal Exocet dan sejenisnya. Dengan harga yang lebih murah ini, TNI AL memiliki anggaran yang mencukupi untuk memiliki rudal C-705 dalam jumlah banyak. Hal ini bisa terjadi karena rudal C-705 sebagian akan diproduksi di Indonesia.

Rudal C-705
Rudal C-705 memiliki jangkauan  75-80 kilometer. Jika ditambah roket booster jangkauan terdongkrak hingga 170 Km, sehingga bisa juga disebut rudal lintas cakrawala (over the horizon target) atau memiliki kemampuan tempur di open sea/ ocean target.

Kemampuan armada kapal cepat rudal ini akan semakin maut, dengan hadirnya KCR jenis Trimaran yang sedang dibangun kembali, setelah terjadinya tragedi terbakarnya KRI Klewang yang berkemampuan stealth.
Untuk urusan kapal selam,  TNI AL telah meng-overhaul dan retrofit KRI Cakra serta Nanggala di Korea Selatan.  PT. PAL Indonesia juga bekerjasama dengan DSME Daewoo dalam pelatihan 200 insinyur Indonesia. Selama tiga hingga empat tahun, mereka akan berada di Korea Selatan untuk terlibat dalam pembangunan 3 kapal selam Changbogo. Dua kapal selam akan dibangun di Korea Selatan, sekaligus proses alih teknologi. Satu kapal selam lainnya  dibangun di PT PAL Indonesia

JKGR

Dua Kompi Kopassus ke Kaltim



Dua Kompi Kopassus ke Kaltim
Penerangan Kopassus
Dua kompi Kopassus latihan di belantara hutan Kaltim 
 
JAKARTA, - Dua kompi prajurit Komando Pasukan Khusus atau Kopassus TNI AD diterjunkan ke hutan belantara Kalimantan Timur, Sabtu (1/12/2012) malam ini.

Penerjunan malam dari empat pesawat Hercules TNI AU tersebut dalam rangkaian latihan infiltrasi melalui udara.

Pejabat Penerangan Kopassus Mayor Inf Achmad Munir di Lanud Halim Perdana Kusuma, Jakarta Timur, Sabtu sore, membenarkan adanya rencana penerjunan para prajurit tersebut.


"Ini dalam rangkaian latihan bersandi Tribuana Cakti XVIII tahun 2012 yang sudah berlangsung beberapa waktu lalu dan puncaknya nanti pada 19 Desember," jelasnya, Sabtu sore.

Para prajurit tersebut dilepas oleh Wakil Komandan Jenderal Kopassus Brigjen TNI Jaswandi dan para perwira ahli, Asisten Danjen, dan Kabalak.