Pages

Saturday 24 November 2012

Indonesia Gelontorkan Rp. 3.8 - 7.6 Triliun Untuk 40 Unit Astros Generasi Terakhir


JAKARTA-(IDB) : TNI akan membeli sistem peluncur roket paling mutakhir dari produsen senjata Avibras yang bermarkas di Sao Jose dos Campos, terletak di negara bagian Sao Paulo Brazil, untuk mempersenjatai salah satu batalion khususnya.
Kesepakatan pembelian ini diteken dua pekan lalu di Jakarta berisi nota jual-beli alat utama sistem senjata bernilai antara US$400-800 juta (Rp 3,8 sampai 7,6 triliun) yang diduga meliputi sekitar empat puluh unit kendaraan peluncur roket canggih.
Seperti ditulis koran O Estado de Sao Paulo, peluncur roket dengan Sistem Roket Saturasi Artileri (Artillery Saturation Rocket System) ini diklaim sebagai buatan Avibras yang paling canggih, sementara yang akan dikirim ke Indonesia nantinya adalah jenis Astros II.
Dengan angka pembelian yang demikian besar, belanja alutsista ini akan meliputi pula pembelian baterai Astros: mesin peluncur roket, kendaraan komunikasi lapis baja, kendaraan penembak dan kendaraan kontrol, kendaraan dilengkapi radar, dan stasiun cuaca bergerak.
Namun rincian alat tak diketahui karena dilindungi klausul kerahasiaan.Tipe amunisi juga tak disebutkan meski dengan sistem ini dikabarkan roket mampu mencapai sasaran antara 9 hingga 100 kilometer.
Peluncur roket versi Astro yang akan dipakai TNI ini akan dikirim dalam kondisi lengkap termasuk dengan peralatan elektroik yang nantinya bisa dipakai untuk melepas amunisi cerdas, seperti rudal, namun kini masih menunggu proses sertifikasi.

'Kompetisi sengit'

Menteri Pertahanan Brazil celso Amorim menyatakan transaksi ini mengharuskan Brazil "bekerja dengan mitra dan pemain internasional baru."
Sementara menurut Amorim, "Indonesia adalah pemain besar dunia internasional dan juga telah membeli pesawat Super Tucano dari Embraer (Brazilian Aeronautics Company)," tambahnya. 
Untuk TNI Angkatan Udara, pemerintah Indonesia berbelanja 16 pesawat serang ringan turboprop, pengawas elektronik serta pesawat pendukung pasukan darat. 
Untuk memenuhi kontraknya, Avibras akan membuka sebuah kantor di Jakarta segera. kantor ini akan menjadi perwakilan keduanya di kawasan Asia, setelah yang pertama dibuka di Kuala Lumpur,

Malaysia, dimana peluncur roket Astros telah menjadi bagian dari alutsista negara itu sejak 2010.
Transaksi dengan Indonesia ini, menurut Presiden Avibras Sami Hassuani, "dicapai di tengah kompetisi sengit."
Negosiasi sudah dimulai sejak 2008 dan "memaksa perusahaan untuk kukuh di tempatnya dan terus-menerus menawarkan bukti keunggulan tekniknya."
Hassuani yakin dokumen final sudah akan ditandatangani 90 hari setelah kesepakatan dicapai sementara seluruh pesanan akan dikirim dalam tiga tahun, tetapi dia juga yakin 

"hubungan dengan pelanggan akan terus berlanjut lebih dari 30 tahun." 
Kesepakatan pembelian ini diteken oleh Ediwan Prabowo, Direktur Badan Sarana Pertahanan Kementrian Pertahanan dan Sami Hassuani di Jakarta, 8 November lalu.
Dua hari sesudahnya Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menginspeksi sebuah kendaraan peluncur roket Astros yang sudah dicat sesuai warna TNI yang mengangkut empat SS-80 roket.
Sumber : BBC

Era Kebangkitan Industri Pertahanan


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiAnEMb4Bm7Npm-uezQu3YAomw8Kf81OqcCOO1EPC_4WXb0BUvW28E9YP_yXTy1FVMnV01iMNWVRZFZlgXrcNXzmVEI5Mgx8mMCqK463ARdskftyeRZguFA5XlqvnvaobsdX2D1MTHwTn4/s1600/Sherpha0a.jpg
Rantis Komodo (Foto Defense Studies)
Kemampuan pertahanan tidak saja penting dalam menjaga keselamatan bangsa, tetapi juga simbol kekuatan serta sarana untuk menggapai cita-cita, tujuan, ataupun kepentingan nasional.

Efektivitas pertahanan negara turut ditentukan juga oleh kemampuan industri pertahanan dalam memenuhi kebutuhan pengadaan dan pemeliharaan alat utama sistem senjata (alutsista) secara mandiri. Oleh sebab itu, industri pertahanan perlu dibangun melalui revitalisasi industri pertahanan.

Setelah Presiden SBY memberikan arahan revitalisasi industri pertahanan di Kementerian Pertahanan tahun 2004, sejak saat itu mesin dari semua pemangku kepentingan segera bekerja. Kementerian Pertahanan sebagai pembuat regulasi dan kebijaksanaan pembinaan industri pertahanan, TNI sebagai pengguna, dan industri pertahanan sebagai produsen dalam negeri menyatu dalam target merevitalisasi industri pertahanan untuk membangkitkan kekuatan industri pertahanan dalam negeri.

Berbagai langkah, strategi, dan regulasi segera diambil. Pemerintah yang diperankan oleh Bappenas, Kementerian BUMN, Kementerian Keuangan, dan Kementerian Pertahanan bersama TNI dan Polri serta instansi pemerintah lain sebagai pengguna, segera menerjemahkannya.

Presiden pada 2010 telah membentuk suatu badan kebijakan nasional industri pertahanan yang disebut Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP). Tugas yang diemban oleh KKIP adalah mengembangkan kemampuan industri pertahanan dalam negeri, baik alutsista maupun non-alutsista.

Sejak saat itu Indonesia sebenarnya telah memiliki visi, misi, dan strategi dasar pembangunan industri pertahanan. Apalagi pemerintah dan DPR pada 2012 menetapkan Undang-Undang Nomor 16 tentang Industri Pertahanan Negara sebagai legalisasi dan legitimasi menghidupkan dan mengembangkan industri pertahanan dalam negeri.

Industri pertahanan 


Suatu negara yang kuat akan sangat dipengaruhi oleh kekuatan industri teknologi pertahanan yang mandiri. Filosofi ini penting untuk mendukung misi negara menjaga kedaulatan negara dan keutuhan wilayah.

Presiden melihat kebangkitan industri pertahanan dalam negeri dan untuk semakin mendorong tumbuhnya industri pertahanan dalam negeri, presiden bahkan menggariskan beberapa kebijakan teknis.

Pertama mewajibkan pengguna dalam negeri memakai produksi dalam negeri untuk alutsista dan non-alutsista. TNI dan Polri serta instansi pemerintah lainnya diwajibkan memakai produksi dalam negeri manakala kebutuhan tersebut dapat diproduksi oleh kita sendiri.

Kedua, manakala harus membeli dari luar negeri, maka persyaratannya adalah produksi dalam negeri belum mampu memenuhi spesifikasi teknis dan kebutuhan operasional dari pengguna yang perlu teknologi tinggi. Namun, pembelian dari luar negeri harus ditambah persyaratan transfer teknologi dan ofset dari negara pemasok kepada industri pertahanan dalam negeri.

Ketiga, pembelian dari luar negeri tidak boleh mendikte secara politik terhadap negara dalam membeli peralatan militer.

Sebagai pembina industri pertahanan, Kemhan berkepentingan memberikan peluang kepada industri pertahanan dalam negeri untuk memasok kebutuhan. Bahkan, Kemhan mendorong industri pertahanan dalam negeri untuk bisa ekspor produk mereka ke luar negeri.

Kemampuan industri dalam negeri kita sekarang ini sudah pada tingkat teknologi menengah. Artinya, industri pertahanan kita sudah dapat membuat dan sudah digunakan oleh TNI.

Sebagai contoh, alutsista darat buatan PT Pindad mulai dari pistol dan senjata serbu sampai mortir serta kendaraan tempur roda ban (panser Anoa) sudah mendukung kebutuhan TNI AD. Bahkan, produk PT Pindad itu sekarang sudah berstandardisasi PBB, demikian juga kendaraan taktis pengintainya.

Saat ini sedang berlangsung pembaruan kendaraan tempur roda rantai (tank AMX-13) yang merupakan awal membangun tank ringan. Setelah itu diharapkan kita bisa membuat sendiri tank ringan sampai berat.

Saat membeli tank berat (MBT Leopard) dari Jerman, dalam paket kontrak ada klausul transfer teknologi. Pihak Jerman menyetujui dalam pemeliharaan pascajual, artinya kita akan mendapat kesempatan melakukan didampingi pihak produsen.

Untuk alutsista udara, PT Dirgantara Indonesia kini sedang mengembangkan kerja sama produksi dengan Airbus Military untuk membangun pesawat angkut sedang CN 295. Kita sangat berkepentingan untuk meningkatkan kemampuan memproduksi pesawat angkut ringan, seperti C-212, CN 235, dan CN 295, yang bermuatan 50 penerjun.

Hal yang sama kita lakukan dalam pembuatan helikopter serbu Bell-412 dan heli Cougar 725. PT Dirgantara Indonesia diharapkan bisa memenuhi sebagian kebutuhan dari TNI dan cocok untuk operasi kemanusiaan.

Di sisi alutsista laut, kita bahkan memiliki beberapa industri pertahanan dalam negeri yang bisa diandalkan. PT PAL diandalkan untuk pembuatan kapal perang skala besar, seperti class korvet dan kapal selam. PT PAL juga didorong untuk membuat kapal perang untuk tanker.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhwobri1OvF4wYepAI9tAHP4cCVmRMB3zdSRAi84OHm7czxOxKK3OlkVX7bAIKTQpuQSzo2WnBUa8n0cKobve-pC8SA53kapnpIJ_ITEqu85PHIZuSSBQDz7PnLbqgSsytVylfKUA-7N5o8/s1600/PT.+DKB+-+LCU+1000+DWT+adrixlviinf5.jpghttps://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhwobri1OvF4wYepAI9tAHP4cCVmRMB3zdSRAi84OHm7czxOxKK3OlkVX7bAIKTQpuQSzo2WnBUa8n0cKobve-pC8SA53kapnpIJ_ITEqu85PHIZuSSBQDz7PnLbqgSsytVylfKUA-7N5o8/s1600/PT.+DKB+-+LCU+1000+DWT+adrixlviinf5.jpghttps://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhwobri1OvF4wYepAI9tAHP4cCVmRMB3zdSRAi84OHm7czxOxKK3OlkVX7bAIKTQpuQSzo2WnBUa8n0cKobve-pC8SA53kapnpIJ_ITEqu85PHIZuSSBQDz7PnLbqgSsytVylfKUA-7N5o8/s1600/PT.+DKB+-+LCU+1000+DWT+adrixlviinf5.jpghttps://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhwobri1OvF4wYepAI9tAHP4cCVmRMB3zdSRAi84OHm7czxOxKK3OlkVX7bAIKTQpuQSzo2WnBUa8n0cKobve-pC8SA53kapnpIJ_ITEqu85PHIZuSSBQDz7PnLbqgSsytVylfKUA-7N5o8/s1600/PT.+DKB+-+LCU+1000+DWT+adrixlviinf5.jpg
Kapal LCU 1000 DWT TNI AD Produk DKB
Kita juga memiliki badan usaha milik negara yang lain, yaitu PT Dok dan Perkapalan Kodja Bahari. BUMN ini kita beri porsi untuk membangun Landing Ship Tank atau kapal pengangkut tank ringan dan sedang.

Industri pertahanan swasta juga sudah memberikan kontribusi besar untuk kapal patroli cepat ukuran 60 meter ke bawah, seperti Palindo, Lundin, Anugrah. Bila berkualitas, peluang yang sama juga diberikan kepada beberapa galangan swasta lain di dalam negeri. Alokasi anggaran kepada industri pertahanan cukup besar dalam rencana strategis 2010– 2014, minimal Rp 5,4 triliun.

Peluang ini sekaligus menjadi tantangan bagi industri pertahanan dalam negeri untuk meningkatkan kualitas manajemen agar mampu memenuhi persyaratan kualitas, waktu distribusi, dan harga yang bersaing. Tanpa ada profesionalisme dalam pengelolaan perusahaan dan keuangan, semua peluang yang ada ini tidak akan bisa termanfaatkan bahkan terlewat tanpa makna.

Saat ini industri pertahanan PT PAL bahkan perlu untuk merekrut tenaga terampil umur 18–20 tahun agar mereka siap digunakan dalam pembangunan kapal selam, yang diharapkan bisa kita lakukan tahun 2020.

Hal kritis dalam pembangunan industri pertahanan dalam negeri adalah pengawakan manajemen yang unggul dan kemampuan untuk mengeliminasi parasit dalam manajemen industri pertahanan dan meniadakan peran ”broker” yang berdampak pada penggelembungan biaya.

Manajemen industri pertahanan jangan pernah memberikan peluang distorsi internal dan eksternal yang hanya menimbulkan kerusakan manajemen. Aturan yang mengharuskan kita membeli langsung ke pabrikan dan menjual langsung kepada pembeli adalah cara paling tepat untuk efisiensi dan manfaat.

Bila kita mau, Indonesia pasti sanggup menjadi kekuatan regional yang didukung oleh kemampuan industri teknologi pertahanan dalam negeri.

Enam Sukhoi tambah kekuatan TNI AU


Su30 Mk2 TNI AU
TNI AU tak lama lagi bakal menambah pesawat tempur jenis Sukhoi. Penambahan pesawat tempur tidak hanya pada jenis sukhoi, namun ada beberapa pesawat lain didatangkan ke Indonesia untuk mempertahankan kedaulatan NKRI.

Penambahan pesawat berbagai jenis dikemukakan Kepala Staf TNI AU (KSAU) Marsekal TNI Imam Sufaat, usai melantik 150 perwira baru lulusan Sekolah Pembentukan Perwira (Setukpa) TNI AU angkatan ke-15 tahun 2012, di Lanud Adi Soemarmo, Jumat (23/11).

Menurut KSAU, ada enam pesawat Sukhoi dalam setahun atau 1,5 tahun ke depan datang ke Indonesia untuk memperkuat pertahanan udara. "Satu hingga 1,5 tahun lagi semua bisa datang. Sesuai rencana, ada percepatan kedatangan pesawat-pesawat seperti target hingga 2014," tegas Jenderal bintang empat itu.

Selain Sukhoi, lanjut dia, pesawat jenis T-50 juga akan memperkuat TNI AU. Dia menjelaskan sementara ini telah datang tambahan alutsista berupa pesawat jenis Super Tucano dan C-295.

Imam juga menyinggung penambahan empat radar dalam pengadaan terakhir. Atas penambahan tersebut, sekarang ini TNI AU memiliki 20 radar. Pada 2024, ditargetkan Indonesia mempunyai 32 radar. Tingkat kebutuhan radar sebanyak itu sangat ideal bagi Indonesia yang memiliki banyak kepulauan.

Terkait personel dari kalangan perwira, Imam Sufaat menjelaskan, saat ini perwira TNI AU baru 60 persen dari jumlah ideal. Meskipun demikian, dia mengatakan presiden mengambil kebijakan tidak menambah jumlah personel hingga tahun 2014.

"Pembentukan perwira baru sekarang ini, lanjut dia, dimaksudkan untuk mengisi atau mengganti perwira yang telah purna tugas atau meninggal dunia."
 

PT PAL Produksi Kapal Perusak Rudal Januari 2013


Model PKR dipamerkan Damen Schelde di Indo Defense 2012. (Foto: Berita HanKam)

23 November 2012, Jakarta: PT PAL Indonesia mulai membangun satu unit kapal Perusak Kawal Rudal 10514 hasil kerja sama dengan Damen Schelde Naval Shipbuilding, Belanda pada Januari tahun depan.

Direktur Perencanaan dan Pengembangan Usaha PAL Indonesia Eko Prasetyanto mengatakan perseroan memiliki empat divisi usaha yakni Kapal Perang, Kapal Niaga, Perbaikan dan Perawatan, dan Rekayasa Umum.

Divisi Kapal Perang ini memproduksi kapal perang yang mendukung alat utama sistem persenjataan (alutsista) dan salah satu kontrak yang akan dikerjakan ialah kontrak kapal PKR senilai 7 juta euro itu dengan menggandeng Damen, galangan kapal dari Belanda.

“Kami juga akan mulai kerjakan pada Januari 2013 yakni kapal perusak rudal kerja sama dengan Damen. Kontraknya kami berdua, nilai totalnya 7 juta euro,” katanya ditemui Bisnis, baru—baru ini.

Dia menjelaskan mekanisme pembuatan kapal yang akan memperkuat alutsista Indonesia itu terdiri dari enam modul. Dari jumlah itu, dua modul akan dikerjakan di Belanda, sedangkan empat modul akan dikerjakan di Surabaya.

“Nah setelah jadi modul—modulnya, dua dari Belanda, empat dari kita maka nanti akan digabung, disimulasikan,” katanya.

Kontrak berskema joint production antara PAL Indonesia dan Damen ditandatangani oleh Kepala Badan Sarana Pertahanan (Baranahan) Kementerian Pertahanan Mayjen TNI Ediwan Prabowo dengan Direktur Damen Evert Van den Broek pada awal Juni lalu.

PAL Indonesia dulunya bernama Marine Establishment dan diresmikan oleh Pemerintah Belanda pada 1939. Beralih nama menjadi Kaigun SE 2124 saat pendudukan Jepang dan setelah Indonesia merdeka dinasionalisasi menjadi Penataran Angkatan Laut (PAL) hingga menjadi perseroan terbatas.

Adapun Damen Schelde adalah galangan kapal yang mendesain dan mengkonstruksi kapal angkatan laut dan kapal komersil.

Dibangun pada 1875 dan pada 2000 menjadi anggota Damen Shipyard Group. Grup ini terdiri dari lebih 30 galangan kapal besar. Grup ini membangun lebih dari 4.000 kapal komersil dan militer, saat ini didukung hampir 8.500 karyawan ahli dan omset tahunan hampir 1,5 miliar euro.

Menurut Eko Damen memutuskan mentranfer teknologi dalam konstruksi dan pembangunan Kapal PKR tersebut kepada PAL Indonesia.

Kerja sama tersebut, katanya, adalah awal yang baik dari industri pertahanan dalam negeri, khususnya bagi perseroan dalam mengembangkan kemandirian alat utama sistem senjata.

Selain itu, kerja sama itu juga sejalan dengan kebijakan pemerintah dalam rencana induk revitalisasi industri pertahanan dalam rangka mendorong dan meningkatkan industri pertahanan dalam negeri.

Kapal PKR 10514 ini dilengkapi dengan mesin utama 2x diesel engine, 2x E Drive (CODOE). Diesel Generator 4x715 kw, dan 2x435 kw, dan Gear Box CODOE, heavy duty. Combat System, yaitu persenjataan antiserangan udara, antiserangan kapal selam, dan antiserangan kapal atas air.

Selain PKR itu, PAL Indonesia juga tengah membangun Kapal Cepat Rudal KCR-60 dan melakukan perbaikan atas Kapal Geomarine milik Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.

Di sisi lain pada Divisi Kapal Niaga, fokus pasar diarahkan pada internasional, pengembangan model industri pelayaran nasional, dan pelayaran perintis bagi penumpang dan barang (kargo). Kapasitas produksi per tahun saat ini mencapai tiga unit kapal dengan ukuran 50,000 DWT dan dua unit kapal dengan ukuran 20,000 DWT per tahun.

Sumber: Bisnis Indonesia

Friday 23 November 2012

BJ Habibie Beri Masukan Dahlan Mengenai PT DI

foto
Mantan Presiden dan Menteri Riset & Teknologi, BJ Habibie, membahas masalah teknologi dirgantara pada Hari Kebangkitan Teknologi Nasional 2012 di Gedung Sate, Bandung, (10/8). Habibie akan menghidupkan kembali pembuatan pesawat jet pertama di dunia buatan Indonesia N 250. TEMPO/Prima Mulia
 Jakarta:(DM)- Menteri BUMN Dahlan Iskan mengungkapkan pertemuannya dengan Mantan Presiden BJ Habibie sebagai upaya menggali kembali ide-ide pakar teknologi Indonesia untuk memajukan industri BUMN, Kamis 22 November 2012. Dalam pertemuan ini, Dahlan terinspirasi menghidupkan kembali PT Dirgantara Indonesia.

Usai bertemu dua jam dengan BJ Habibie, yang juga pakar teknologi, Dahlan langsung memberikan penjelasan atas hasilnya. Dahlan terinspirasi memajukan kembali PT Dirgantara Indonesia. Mantan Presiden yang juga pendiri PT DI tidak ingin industri teknologi pesawat terbang meredup.

"Pertama, menurut Beliau untuk mengembangkan PT DI perbedaannya dengan dulu adalah market driven dimana dorongan pasar harus ditangkap, dulu kan belum ada pasarnya," kata Dahlan. "Kedua PT DI tidak membutuhkan modal terlalu banyak, hanya U$D 500 juta, dengan itu kita sudah bisa buat teknologi pesawat M-250."Dahlan menyayangkan pandangan BJ Habibie dua puluh tahun lalu tidak dimanfaatkan oleh negara. Saat ini semua pesawat regional milik Indonesia merupakan buatan luar negeri yang merupakan ide-ide BJ Habibie. Namun, dalam pertemuan singkat itu, Dahlan belum membahas lebih jauh langkah-langkah untuk memajukan kembali PT DI.

Thursday 22 November 2012

Lanud Iswahjudi Dilengkapi Fasilitas Pendukung Penerbangan dari Swedia


(Foto: Penlanudiwj)

22 November 2012, Magetan: Untuk memaksimalkan tugas pokok Lanud Iswahjudi dalam bidang operasi dan latihan, Lanud Iswahjudi akan menambah fasilitas pendukung penerbangan berupa Secapem dan Secama.

Terkait dengan hal tersebut, Tim dari Disbangopsau, Kolonel Pnb Nandang Sukarna (Kasubdislan) dan Kolonel Pnb Parminto B.P.S.IP., (Kasubdisopsud) dan beserta staf mengadakan survey awal di Lanud Iswahjudi dan diterima langsung oleh Kepala Dinas Operasi, Kolonel Basuki Rochmat di Ruang Briefing Malanud, Kamis (22/11).

Kepala Dinas Operasi, Kolonel Pnb Basuki Rochmat mengucapkan selamat datang dan terima kasih atas kedatangan tim dari Disbangopsau. Karena dengan survey yang dilakukan Tim dari Dinas Penerbangan Operasi Angkatan Udara ini, Lanud Iswahjudi akan menjadi lebih baik dengan adanya penambahan fasilitas pendukung penerbangan yang baru, tegas Kolonel Pnb Basuki Rochmad.

Sementara menurut Kasubdislan, Disbangopsau, Kolonel Pnb Nandang Sukarna mengatakan survey ini sangat diperlukan sekali oleh Disbangopsau dalam bekerja sama dengan penerima instalasi termasuk proses pemasangan, sehingga dapat berjalan dengan lancar yang tujuan utamanya adalah untuk mendukung pengembangan operasi di Lanud Iswahjudi secara optimal.

Adapun perlengkapan pendukung penerbangan yang akan dipasang di Lanud Iswahjudi berupa Secapem yang akan digunakan latihan penembakan air to air, sedangkan Secama merupakan produk dari Swedia berupa Arresting Cable yang akan dipasang dikedua ujung Runway.

Sumber: Penlanudiwj

Korps Marinir Siap Mencabik Musuh NKRI


Komandan Upacara Dan Pasmar-2 Brigjen TNI (Mar) Buyung Lalana (kiri) mendampingi Kepala Staff Angkatan Laut Laksamana TNI Soeparno (kanan) ketika memeriksa pasukan pada upacara Peringatan HUT ke-67 Korps Marinir TNI AL di Brigif-2 Marinir, Cilandak, Jakarta, Kamis (22/11). Peringatan HUT Korps Marinir mengambil tema "Dengan semangat pengabdian tanpa batas kita tingkatkan profesionalisme prajurit yang kaya kompetensi serta berkarakter sebagai prajurit petarung yang relegius dan humanis". (Foto: ANTARA/M Agung Rajasa/ed/mes/12)

22 November 2012, Sidoarjo, Jawa Timur: Korps Marinir TNI AL berulang tahun ke-67 hari ini. Di seluruh negara Asia, cuma sedikit yang punya korps marinir yang terbukti mumpuni, salah satunya Indonesia, yang dinilai Kepala Staf TNI AL, Laksamana TNI Soeparno, selalu menapaki kemajuan dari tahun ke tahun.

Korps itu dikenal secara fisik oleh masyarakat umum dengan ciri baret berwarna merah keunguan dan pola seragam lapangan yang khas. Pasukan marinir merupakan pasukan pendarat dari matra laut ke pesisir daratan yang direbut, memakai berbagai wahana tempur, di antara yang terkini adalah tank amfibi BMP-3F buatan Rusia.

Dalam melaksanakan doktrin perang dan pertempurannya, Korps Marinir TNI AL juga dilengkapi dengan batalion-batalion artileri berat howitzer 155 milimeter dan mortir serta senapan runduk berat 20 milimeter Nechem buatan Afrika Selatan.

Korps Marinir TNI AL --sebagaimana satuan-satuan komando lain TNI-- juga kerap dikerahkan dalam mitigasi bencana dan pengamanan, dalam tugas militer selain perang.

"Korps Marinir TNI AL yang merupakan pasukan ujung tombak pertahanan negara yang siap mencabik-cabik setiap musuh yang mengancam NKRI, selalu ada kemajuan setiap tahun," sesuai sambutan tertulis dalam upacara di Lapangan Apel Detasemen Markas Pasukan Marinir 1 Korps Marinir TNI AL, di Sidoarjo, Kamis.

Peringatan Hari Lahir Korps Marinir ke-67 itu dilaksanakan unit itu dalam upacara militer dengan inspektur upacara Perwira Pembantu Administratif dan Personel Markas Komando Pasmar-1, Mayor Marinir Suwito.

Dalam sambutan itu, Korps Marinir TNI AL diberikan apresiasi setinggi-tingginya atas dedikasi dan loyalitas pelaksanaan tugas bagi bangsa dan negara. Pula terhadap insan-insan Korps Marinir TNI AL dan PNS di lingkungan komaando itu, yang telah mendharmabhaktikan diri semaksimal mungkin bagi Tanah Air.

Sumber: ANTARA News

Legislator Pertanyakan Sikap Dipo Membekukan Anggaran Alutsista


 
Beberapa prajurit Komando Pasukan Katak (KOPASKA) Koarmabar memakai perlengkapan selam pada latihan selam tempur di Dermaga TNI - AL Pondok Dayung Jakarta, Rabu (2/11) . Latihan tersebut di laksanakan secara berjenjang dan berlanjut guna meningkatkan kemampuan prajurit Kopaska Koarmabar khususnya pertempuran aspek laut, (Foto: ANTARA/Sunarto/ Armabar/Spt/11)

22 November 2012, Jakarta: Tindakan Sekretaris Kabinet (Seskab) Dipo Alam menyurati Kementerian Keuangan agar anggaran pertahanan dibekukan dinilai merugikan TNI dalam memodernisasi alat utama sistem pertahanan (alutsista).

Selama ini, menurut Ketua Komisi I DPR Mahfudz Siddiq, DPR selalu memberikan dukungan penuh terhadap TNI. Namun dukungan DPR terhadap pemerintah untuk memperkuat pertahanan negara itu dirusak oleh pemerintah sendiri. "Langkah Dipo bisa membuat Komisi I mempertimbangkan ulang dukungan itu," kata Mahfudz, di Jakarta, kemarin.


Kementerian Keuangan memberi tanda bintang (membekukan) pencairan dana optimalisasi Kemenhan sebesar Rp 678 miliar untuk pembelian peralatan militer yang meliputi paket enkripsi, komunikasi, monograf, dan 135 set alat selam canggih. Pembekuan dana dipicu surat Seskab Dipo Alam kepada Kemenhan pada 24 Juli 2012 dan Menkeu pada 6 Agustus 2012.

Mahfudz mengatakan, Panitia Kerja (Panja) DPR Alutsista di Komisi I DPR, yang dipimpin Tubagus Hasanuddin, sangat intens dan dinamis membahas program modernisasi alutsista TNI. "Bahkan, sikap kritis Panja banyak menghasilkan efisiensi anggaran," katanya.

 
Mahfudz mencontohkan pengalihan rencana pembelian tank berat (MBT) Leopard dari Belanda ke Jerman selaku produsennya. Juga rencana pembelian Sukhoi dari Rusia yang semula melibatkan pihak ketiga diubah menjadi antarnegara (G to G).

Dia menambahkan, Komisi I DPR juga berinisiatif mendorong TNI-AL membeli tiga unit Light Fregat dari Inggris dengan harga sangat ekonomis. Bahkan untuk mendorong efesiensi, Komisi I mengirim tim kecil ke Belanda, Jerman, dan Inggris untuk ikut berbicara dengan pihak-pihak terkait.

Dukungan lain Komisi I DPR, menurut Mahfudz, adalah dihasilkannya alokasi anggaran sebesar Rp 50 triliun. "Karena dari baseline kebutuhan Rp 150 triliun untuk pemenuhan target MEF sampai tahun 2014, pemerintah hanya menyiapkan anggaran Rp 100 triliun," kata Mahfudz.

Komisi I DPR juga berperan mengarahkan Kemhan dan TNI memperbesar belanja alutsista di dalam negeri dengan melibatkan BUMN industri pertahanan, seperti PT Dirgantara Indonesia, PT Pindad, PT PAL, juga beberapa industri pertahanan milik swasta. "Panja alutsista melibatkan mereka dalam membahas peluang belanja alutsista di dalam negeri bersama Kemhan dan TNI," kata Mahfudz.

Dia menambahkan, DPR telah menginisiasi RUU Industri Pertahanan yang disahkan pada September lalu. Undang-undang itu menjadi payung kebijakan negara dalam merevitalisasi industri pertahanan, sehingga kapasitas produksi meningkat dan bertahap dalam rangka membangun kemandirian alutsista.



Dalam periode 2010-2013, anggaran Kemhan dan TNI terus meningkat, termasuk penambahan anggaran di APBN Perubahan melalui dana optimalisasi sektor pertahanan dan keamanan. "Semua dana optimalisasi yang diperjuangkan Komisi I untuk belanja alutsista ini sesuai ajuan TNI. Jadi, tidak benar celotehan Dipo bahwa itu digunakan belanja nonalutsista. Sejak kapan Dipo lebih paham soal alutsista ketimbang TNI," kata Mahfudz.

Menyikapi pembekuan anggaran pertahanan, Mahfudz menyarankan Menhan dan Panglima TNI segera menghadap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk memaparkan program dan anggaran TNI, termasuk yang diberi tanda bintang alias dibekukan Kemenkeu atas masukan Dipo Alam. Jika itu tidak dilakukan, dia khawatir opini publik mengamini pernyataan Dipo dan pada gilirannya membuat DPR, khususnya Komisi I, menarik diri dari sikap mendukung program modernisasi alutsista TNI.

"Memang kami pun menemukan cukup banyak hal yang harus dibenahi dalam sistem perencanaan, penganggaran, dan pengadaan alutsista di Kemhan dan TNI. Namun, langkah kami adalah mendukung sambil mengkritisi secara positif. Kecuali Dipo Alam memang punya agenda menghambat atau menggagalkan program modernisasi alutsista TNI yang telah disusun dalam tiga tahap renstra," ujarnya.

Secara terpisah, Menkeu Agus Martowardojo mengakui, pihaknya telah membintangi anggaran Kemenhan untuk program modernisasi alutsista. Namun, dia tak menyangka jika tindakan itu membuat pengadaan empat item alutsista di Kemenhan menjadi tertunda.

Perintah pemblokiran itu sendiri disampaikan Menkeu melalui Dirjen Anggaran Kemenkeu Herry Purnomo. Dalam salinan surat yang diterima wartawan, Herry mengirim surat tertanggal 10 Agustus 2012 kepada Dirjen Perbendaharaan Kemenkeu dan Dirjen Perencanaan Pertahanan Kemenhan.

"Sehubungan arahan Menteri Keuangan atas revisi APBNP Kementerian Pertahanan/TNI tahun anggaran 2012 agar diberi tanda bintang sampai ada pemberitahuan lebih lanjut," tulis Herry Purnomo.

Dalam surat bernomor S-2113/AG/2012, anggaran yang diberi tanda bintang adalah penambahan anggaran yang berasal dari pemanfaatan optimalisasi nonpendidikan tahun anggaran 2012 sebesar Rp 480 miliar. Pemberian tanda bintang juga meliputi SP-RKAKL UO TNI AL TA 2012 sebesar Rp 198 miliar. "Sebesar Rp 198 miliar program modernisasi alutsista No. STAP-012.23.18-2/AG/2011 tertanggal 18 November 2011," tulisnya.

Anggaran itu berisi empat pengadaan, yakni pengadaan 1 paket enkripsi senilai Rp 350 miliar, 1 paket tactical communication Rp 15 miliar, 1 paket Monobs DF Rp 115 miliar, dan 135 alat selam Rp 198 miliar.

Sementara itu, pengurus PKS mengaku akan meminta penjelasan dan klarifikasi Mentan Suswono yang juga kader PKS seputar laporan Seskab Dipo Alam tentang kongkalikong anggaran. Namun, katanya, itu dilakukan jika dugaan kongkalikong sudah terbukti dan jelas. "Kalau belum pasti, kenapa harus minta klarifikasi dan penjelasan," ujar Ketua DPP PKS Jazuli Juwaeni.

Sumber: Suara Karya

DPR : Hanya TNI Yang Paling Paham Apa Dan Bagaimana Alutsista



Dipo Dinilai Hambat Modernisasi Alutsista TNI
 
 
JAKARTA-(DM) : Pembekuan anggaran pertahanan yang bermula dari surat Seskab Dipo Alam ke Kementerian Keuangan dinilai hambat modernisasi alat utama sistem senjata (alutsista) TNI. Langkah Dipo membuat kalangan Komisi I DPR kecewa.

Ketua Komisi I DPR Mahfudz Siddiq mengatakan,sejak 2010 sampai 2013 anggaran Kemhan dan TNI terus meningkat, termasuk penambahan anggaran di APBN Perubahan melalui dana optimalisasi sektor pertahanan dan keamanan. ”Semua dana optimalisasi yang diperjuangkan Komisi I untuk belanja alutsista sesuai ajuan TNI.Jadi,tidak benar celotehan Dipo bahwa itu digunakan belanja non-alutsista. Sejak kapan Dipo lebih paham soal alutsista ketimbang TNI,” ujarnya kepada wartawan di Jakarta kemarin.

Dia mengakui pihaknya menemukan cukup banyak hal yang harus dibenahi dalam sistem perencanaan,penganggaran, dan pengadaan alutsista di Kemhan dan TNI. ”Namun, langkah kami adalah mendukung sambil mengkritisi secara positif.Kecuali Dipo Alam memang punya agenda menghambat atau menggagalkan program modernisasi alutsista TNI yang telah disusun dalam tiga tahap renstra,”paparnya.

Mahfudz menyarankan Menhan dan Panglima TNI segera menghadap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk memaparkan program dan anggaran TNI, termasuk yang dibintangi Menkeu atas perintah Dipo Alam.Jika ini tidak dilakukan, dia khawatir opini publik akan mengamini pernyataan Dipo dan pada gilirannya membuat DPR, khususnya Komisi I menarik diri dari sikap mendukung program modernisasi alutsista TNI. Komisi I selama ini mendukung penuh upaya pembangunan TNI.Namun, gara-gara langkah Dipo itu semuanya bisa berubah.

”Langkah Dipo bisa membuat Komisi I mempertimbangkan ulang dukungan tersebut,”ujarnya. Dia menerangkan, Panitia Kerja Alutsista Komisi I DPR yang dipimpin Tubagus Hasanuddin sejauh ini sangat intens dan dinamis membahas program pengadaan alutsista TNI. Bahkan, kata dia, sikap kritis panja banyak menghasilkan efisiensi anggaran. Dia mencontohkan, pengalihan rencana pembelian tank berat (MBT) Leopard dari Belanda ke Jerman selaku produsennya. Juga rencana pembelian Sukhoi dari Rusia yang semula ada pihak ketiga diubah jadi antar negara (G to G). Komisi I, lanjut dia, juga berinisiatif mendorong TNI Angkatan Laut membeli tiga light fregat dari Inggris dengan harga yang sangat ekonomis.

Untuk mendorong efisiensi, Komisi I mengirim tim kecil ke Belanda, Jerman, dan Inggris untuk ikut berbicara dengan pihak-pihak terkait. Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Pertahanan Kolonel Kav Bambang Hartawan sebelumnya menuturkan, seyogianya pembekuan anggaran memang dilakukan setelah melalui rapat yang melibatkan DPR dan Kemhan. Sedangkan untuk yang saat ini, pihaknya justru tidak diajak membahas. Saat ini pihaknya menunggu penjelasan dari Kemenkeu terkait pemberian tanda bintang anggaran optimalisasi 2012 itu.

”Kita sudah proses sampai pengajuan. Mekanismenya,pengajuan dari user ke angkatan kemudian diteruskan ke mabes TNI, diteruskan lagi ke Kemhan, dan Kemhan mengajukan ke DPR. Kalau DPR sudah setuju, baru ditindaklanjuti Kemenkeu,” jelas Bambang. 

Sumber : Sindo

Afghanistan ingin tingkatkan hubungan diplomatik dengan Indonesia


... Kami tidak bisa melakukan apapun tanpa bantuan mitra-mitra setempat kami di Afghanistan...
Seorang tentara Perancis memeriksa wilayah dari helikopter yang terbang di atas Lembah Kapisa, Afghanistan, Minggu (18/11). Pasukan tempur Perancis akan ditarik dari Afghanistan pada akhir tahun ini. Sejauh ini telah 80 personel militer Perancis tewas di Afghanistan. (REUTERS/Eric Gaillard)
 
Jakarta (ANTARA News) - Afghanistan akan menentukan lagi pemerintahan barunya pada 2014. Presiden baru Afghanistan akan dipilih rakyat negara itu secara demokratis dalam satu sistem pemilu yang diikuti belasan partai politik setempat. "Kami sedang menata diri menuju masa depan lebih baik," kata Petugas Seksi Politik Kedutaan Besar Afghanistan di Jakarta, Naser Fekrat, di Jakarta, Rabu.
Dia salah satu panelis dalam diskusi yang dipimpin Deputi Kepala Misi (Wakil Duta Besar) Amerika Serikat untuk Indonesia, Kristen F Bauer, di rumah dinasnya. Beberapa diplomat dan pejabat perwakilan misi Amerika Serikat di Afghanistan dihadirkan untuk membagi pengalamannya bertugas di negara yang dipenuhi konflik selama 30 tahun terakhir ini.
Nekrat menyatakan, posisi Indonesia makin penting di mata pemerintahan negaranya. "Ada banyak yang bisa kami gali dari Indonesia, makanya kami sangat ingin meningkatkan tingkat hubungan diplomatik antara Indonesia dan Afghanistan," katanya.
Salah satu hal yang sangat penting diwujudkan pemerintahan di Afghanistan adalah jaminan keamanan di dalam negeri. Dengan beberapa tetangga yang semuanya memiliki kepentingan di Afghanistan (Pakistan, Tajikistan, Turkmenistan, China, dan Iran), Afghanistan lebih banyak menghadapi penyatuan berbagai faksi di dalam negerinya.
Amerika Serikat telah berada di Afghanistan sejak belasan tahun lalu dan kini menjadi pemimpin ISAF. Salah satu panelis yang menjadi petugas di Seksi Politik Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta, James P Feldmayer, menyatakan, "Kami tidak bisa melakukan apapun tanpa bantuan mitra-mitra setempat kami di Afghanistan."
Dia adalah anggota pasukan khusus Baret Hijau Angkatan Darat Amerika Serikat yang bertugas di Afghanistan. Sebelum diterjunkan ke Afghanistan, dia dididik secara khusus di negaranya tentang berbagai hal terkait penugasan di negara itu. "Tetapi semuanya berbeda ketimbang kondisi nyata di lapangan di Afghanistan," katanya.
Amerika Serikat, menurut Bauer, melakukan banyak hal di Afghanistan sekalipun kehadiran pasukan militer dalam payung ISAF akan ditarik pada 2014. "Kami meningkatkan kapasitas SDM setempat selain melanjutkan pembangunan fisik di sana. PDB Afghanistan telah meningkat menjadi sekitar 16 miliar dolar Amerika Serikat pada 2011," kata Bauer. (*)
 

Wednesday 21 November 2012

TNI AU Terima Satu Pesawat KT-1B Rakitan PT DI


" ... diharapkan program pembinaan penerbang TNI AU dapat lebih baik... " 

Yogyakarta: Pangkalan Udara Utama TNI AU Adisutjipto, Yogyakarta, mendapat tambahan satu pesawat latih baru jenis KT-1B Wong Bee buatan Korea Selatan yang dirakit PT Dirgantara Indonesia, Bandung.

"Dengan penambahan pesawat tersebut diharapkan program pembinaan penerbang TNI AU dapat lebih baik," kata Komandan Pangkalan Udara Utama TNI AU Adisutjipto, Marsekal Pertama TNI Abdul Muis, di Yogyakarta, Rabu.



Dengan demikian, menurut dia, kebutuhan penerbang dapat terpenuhi secara ideal dan berlanjut. Hal ini juga merupakan upaya pimpinan TNI AU dalam penyediaan sumber daya manusia penerbang yang profesional dan andal dalam setiap pelaksanaan tugas.


"Di Sekolah Penerbang di sini, pesawat jenis itu dipakai sehari-hari untuk kegiatan latih lanjut dan digunakan Jupiter Aerobatic Team (JAT) karena keandalannya," katanya.

Ia mengatakan kedatangan pesawat itu merupakan realisasi pemesanan pemerintah Indonesia kepada pemerintah Korea Selatan dalam hal ini Korean Aerospace Industries.

"Kedatangan pesawat KT-1B itu merupakan tahap terakhir pada 2012. Pesawat itu diterbangkan Komandan Skuadron Pendidikan 102, Letnan Kolonel Penerbang Dedy Susanto, dari perusahaan yang merakitnya PT Dirgantara Indonesia, Bandung," katanya.

Menurut dia, sejak 2003 Korsel mengekspor pesawat KT-1B, yang merupakan modifikasi KT-1, kepada TNI AU dan perakitannya dipercayakan kepada PT Dirgantara Indonesia.

Pesawat KT-1B merupakan pesawat kecil dengan baling-baling bermesin turbo, cukup lincah, dan bisa bermanuver dalam banyak formasi. Pesawat itu lebih besar dari pesawat Maserati.

"Korsel mengirimkan beberapa unit pesawat KT-1B ditambah komponennya ke Indonesia. Pada 2003 TNI AU telah mendapat tujuh pesawat, selanjutnya pada 2007 memperoleh lima pesawat, dan pada 2012 mendapatkan lima pesawat," katanya.

Sumber: ANTARA News

Pesawat latih TNI AU bertambah

 ... diharapkan program pembinaan penerbang TNI AU dapat lebih baik...

Yogyakarta (ANTARA News) - Pangkalan Udara Utama TNI AU Adisutjipto, Yogyakarta, mendapat tambahan satu pesawat latih baru jenis KT-1B Wong Bee buatan Korea Selatan yang dirakit PT Dirgantara Indonesia, Bandung.

"Dengan penambahan pesawat tersebut diharapkan program pembinaan penerbang TNI AU dapat lebih baik," kata Komandan Pangkalan Udara Utama TNI AU Adisutjipto, Marsekal Pertama TNI Abdul Muis, di Yogyakarta, Rabu.

Dengan demikian, menurut dia, kebutuhan penerbang dapat terpenuhi secara ideal dan berlanjut. Hal ini juga merupakan upaya pimpinan TNI AU dalam penyediaan sumber daya manusia penerbang yang profesional dan andal dalam setiap pelaksanaan tugas.

"Di Sekolah Penerbang di sini, pesawat jenis itu dipakai sehari-hari untuk kegiatan latih lanjut dan digunakan Jupiter Aerobatic Team (JAT) karena keandalannya," katanya.

Ia mengatakan kedatangan pesawat itu merupakan realisasi pemesanan pemerintah Indonesia kepada pemerintah Korea Selatan dalam hal ini Korean Aerospace Industries.

"Kedatangan pesawat KT-1B itu merupakan tahap terakhir pada 2012. Pesawat itu diterbangkan Komandan Skuadron Pendidikan102, Letnan Kolonel Penerbang Dedy Susanto, dari perusahaan yang merakitnya PT Dirgantara Indonesia, Bandung," katanya.

Menurut dia, sejak 2003 Korsel mengekspor pesawat KT-1B, yang merupakan modifikasi KT-1, kepada TNI AU dan perakitannya dipercayakan kepada PT Dirgantara Indonesia.

Pesawat KT-1B merupakan pesawat kecil dengan baling-baling bermesin turbo, cukup lincah, dan bisa bermanuver dalam banyak formasi. Pesawat itu lebih besar dari pesawat Maserati.

"Korsel mengirimkan beberapa unit pesawat KT-1B ditambah komponennya ke Indonesia. Pada 2003 TNI AU telah mendapat tujuh pesawat, selanjutnya pada 2007 memperoleh lima pesawat, dan pada 2012 mendapatkan lima pesawat," katanya.


Sumber: ANTARA News /ANTARA

1.169 Prajurit TNI Berangkat ke Lebanon



banon-sub
JAKARTA-(DM) : Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono, S.E., melepas 1.169 Prajurit TNI yang tergabung dalam Kontingen Garuda (Konga) untuk melaksanakan tugas menjaga perdamaian di Lebanon dalam misi UNIFIL (United Nations Interim Force in Lebanon) dengan upacara militer di Mabes TNI Cilangkap Jakarta Timur, Rabu (21/11/2012).

1.169 Prajurit TNI tersebut, terdiri dari : 850 personel Batalyon Mekanis TNI Konga XXIII-G dipimpin Mayor Inf Lucky Avianto, 75 personel Military Police Unit (MPU) Konga XXV-E dipimpin Letkol Cpm Subiyakto, 150 personel Force Protection Company (FPC) Konga XXVI-E2 dipimpin Mayor Inf Yuri Eliyas, 50 personel Satgas Force Headquarter Support Unit (SFQSU) Konga XXVI-E1 dipimpin Kolonel Inf Karmin,  6 personel Satgas CIMIC TNI Konga XXXI-C dipimpin Letkol Inf Ilyas.
 
 
Delapan belas personel Satgas Military Community Outtreach Unit (MCOU) Konga XXX-C dipimpin Mayor Inf Nasrul, 9 personel Satgas Level 2 Hospital XXIX-E dipimpin Letkol Kes dr Paulus Supriyono dan 11 personel Milstaf Seceast dipimpin Kolonel Inf Rezerius.
 
Penugasan yang akan dilaksanakan merupakan implementasi dari cita-cita bangsa Indonesia  yang tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea empat yang berbunyi “ ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial ”. Tekad mulia ini dijabarkan melalui Undang-Undang RI nomor 34 tahun 2004 tentang TNI, pada pasal 20 ayat 3 yang menegaskan tentang penggunaan kekuatan TNI dalam rangka tugas perdamaian dunia. Dalam pasal tersebut secara jelas ditegaskan bahwa TNI melaksanakan tugas perdamaian dunia sesuai dengan kebijakan politik luar negeri Indonesia.

Panglima TNI dalam amanatnya mengatakan, Dewan Keamanan PBB pada 23 September 2012 telah memperbaharui mandat bagi pasukan pemeliharaan perdamaian PBB  di Lebanon hingga tahun 2013, dengan tujuan untuk memastikan pencapaian stabilitas di Lebanon dan memastikan bahwa tidak ada tindakan intimidasi terhadap pasukan sementara PBB di Lebanon-United Nations Interim Force in Lebanon/UNIFIL.  Dipahami bahwa pembaharuan mandat PBB tersebut terjadi di tengah kekhawatiran meningkatnya dampak dari konflik yang telah terjadi selama 17 bulan di wilayah tetangga Lebanon, yaitu Suriah.
 
 
Berangkat dari kondisi dan perkembangan situasi Lebanon dan Timur Tengah, Panglima TNI menyampaikan beberapa perhatian dan harapan untuk diperhatikan secara seksama sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas :  

Pertama, pelihara dan tingkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan yang Maha Esa;  
 
Kedua, pahami dan kuasai secara benar aturan pelibatan dan prosedur tetap;   

Ketiga, cermati setiap perkembangan situasi di wilayah penugasan dan laksanakan analisa secara cerdas, untuk mengambil keputusan secara tepat dan cepat; 
Keempat, hormati etika sosial, adat istiadat serta kearifan lokal masyarakat setempat dengan berpedoman pada “delapan wajib TNI”;  

Kelima, jaga dan tingkatkan soliditas dan solidaritas sesama prajurit TNI dan tingkatkan komunikasi dengan prajurit egara lain yang mengemban misi PBB yang sama.

Panglima TNI mengingatkan, bahwa keberadaan prajurit Konga di daerah operasi adalah sebagai duta TNI dan bangsa Indonesia. Untuk itu, seluruh prajurit berkewajiban menjaga nama baik bangsa Indonesia dan TNI dengan tetap memegang teguh norma-norma keprajuritan yang dilandasi Sapta Marga, Sumpah Prajurit dan 8 Wajib TNI.

Sesuai rencana seluruh prajurit akan diberangkatkan pada akhir November menuju Lebanon dan selanjutnya Kontingen Garuda ini akan melaksanakan tugas selama 1 tahun di Lebanon seperti kontingen-kontingen sebelumnya.

Sumber : Poskota

Monday 19 November 2012

Ribuan Personel TNI Dikirim ke Sangatta


Ribuan Personel TNI Dikirim ke Sangatta, Ada Apa Gerangan? (Foto) - DSC_0029.jpg

SANGATTA-(DM): Dengan menggunakan KRI Teluk Ratai, KRI Mandar, KRI Teluk Parigi, KRI Teluk Sampit, KRI Celukan Bawang, KRI Banjarmasin, KRI Cirebon dan KRI Banda Aceh, sebanyak 2.296 prajurit TNI yang tergabung dalam Komando Gabungan Tugas Darat dalam rangka Kampanye Militer Latgab TNI tahun 2012, tiba di Dermaga Lubuktutung Sekerat Sangatta, Kutai Timur, Minggu (18/11/2012).  Demikian rilis yang dikirim ke redaksi Tribunnews.com.


Ribuan Personel TNI Dikirim ke Sangatta, Ada Apa Gerangan? (Foto) - DSC_0358.jpg

Ribuan Personel TNI Dikirim ke Sangatta, Ada Apa Gerangan? (Foto) - DSC_0695.jpg 
Sebanyak 2.296 personel tersebut, terdiri dari : 1 Batalyon Yonif 509 Brigif 9 Divisi II Kostrad, 1 Batalyon Yonif 514 Rider Brigif 9 Divisi II Kostrad, 1 Kompi Yonmekanis, 1 Rai Yonarmed, 1 Kompi Yonkav, 1 Rai Arhannud, 1 Kompi Yonzipur, 1 Kompi Yonkes, 1 Satlak POM Denpom 2, 1 Kompi Denpal Divisi II, 1 Kompi Yonbekang 2, 1 Kompi Divisi II, 1 Kompi Denhub Divisi II, 1 Kompi Den Penerbad dan 1 Kompi Taipur.
Ribuan Personel TNI Dikirim ke Sangatta, Ada Apa Gerangan? (Foto) - DSC_0537.jpg 
Sedangkan peralatan tempur yang terlibat adalah 6 Tank Scorpion, 2 Stormer APC, 1 Stomer CO, 2 Kendaraan Timhar, 1 RCV, 10 FRS,  9 Panser Anoa, 1 Radar Giraffe, 1 Ambulan dan 1 kendaraan recovery serta 44 Kendaraan Angkut Personel.
Ribuan Personel TNI Dikirim ke Sangatta, Ada Apa Gerangan? (Foto) - DSC_0051.jpg

Tribunnews

Latgab TNI 2012, Yon 514 Raider Masuki Daerah Persiapan


Latgab TNI 2012, Yon 514 Raider Masuki Daerah Persiapan 
JAKARTA-(DM) : Setelah merapat di Pantai Sekerat dua hari yang lalu, Batalyon 514 Raider yang dipimpin langsung oleh Komandan Batalyon (Danyon) 514 Raider Letkol Inf Franz Yohannes Purba mulai melakukan pergerakan untuk memasuki daerah persiapannya di sekitar jalan Poros menuju perempatan Kaliorang, Sangatta, Kutai Timur, Kalimantan Timur, Senin (19/11/2012). 

Sebelum memasuki daerah persiapan, Batalyon 514 Raider melakukan gerak maju untuk kontak melintasi daerah yang telah dikuasai oleh pasukan pendarat, dalam hal ini pasukan Marinir TNI AL, teknik perlintasan dilakukan dengan cara koordinasi dengan pasukan kawan.

 
"Tujuan dari koordinasi ini untuk mengetahui segala informasi tentang situasi kawan dan lawan didepan dalam pergerakan maju pasukan Batalyon 514 Raider," tulis Danyon 514 Raider Letkol Inf Franz Yohannes Purba dalam keterangan pers yang diterima Tribunnews.com, Selasa (20/11/2012).



Batalyon ini terdiri dari 5 Kompi ditambah dengan perkuatan 1 Peleton Zipur. Setelah berada di titik temu, pasukannya melanjutkan gerak maju ke lorong perlintasan. Namun setelah sampai di titik pisah. kendali berada di pasukan pendarat yakni pasukan Marinir TNI AL. 

“Dalam gerak maju, pasukan Batalyon 514 Raider beberapa kali mendapatkan perlawanan dari kelompok kecil pasukan musuh yang berada di beberapa titik perlintasan," imbuhnya.
 
Setelah berhasil memukul mundur beberapa pasukan musuh, akhirnya Batalyon 514 Raider mendapatkan daerah pertahanan sementara yang telah disterilkan dari gangguan musuh baik personel maupun ranjau untuk dijadikan daerah persiapan dalam serangan selanjutnya.

TRIBUNNEWS

Birokrasi, Inefiensi Dan Impor Hadang Laju Pindad



BANDUNG-(DM) : Angka penjualan senjata PT PINDAD tahun ini diperkirakan mencapai Rp1,7 triliun, naik sekitar 40% dari penjualan tahun sebelumnya.

Penjualan ditopang oleh permintaan senjata standar TNI, termasuk senapan jenis V4 yang memenangkan lomba menembak prajurit tingkat ASEAN dan Australia, serta kendaraan terbaru Panser Anoa.

“Sampai akhir tahun ini kita terus bekerja mengejar target pesanan baik untuk TNI maupun pesanan negara lain,” kata Adik Sudarsono, Direktur Utama PT Pindad.

Adik mengatakan untuk kawasan ASEAN dan Asia Timur, senjata organik dan amunisi asal Indonesia terkenal murah dengan kualitas standar NATO yang memadai, karena itu permintaan rutin sudah berjalan belasan tahun.

Sementara untuk Anoa, setelah dipakai pasukan penegak perdamaian Indonesia yang bergabung dengan Misi PBB untuk perdamaian di Libanon (Unifil), kini juga semakin diminati.

"Daripada beli ke Eropa yang mahal, ongkos transpornya juga tinggi, negara-negara itu pikir kenapa tidak ke Indonesia saja,” tambahnya.

Malaysia, Timor Leste, negara Timur Tengah dan Asia Timur (Adik menolak menyebut namanya) termasuk jajaran sejumlah pemesan Anoa, yang dalam kondisi standard dijual paling murah Rp7-8 miliar.

“Tergantung nanti mau diisi apa, tambah radar, senjata sniper atau lain-lainnya ya bisa sampai Rp12 (miliar)an,” jelas Adik.

Produk serupa dari Eropa menurut Adik bisa bernilai 2-3 kali lipatnya, sementara meski harga dibandrol lebih miring, kualitas Pindad menurutnya sudah lebih dipercaya.

"Malah kita didatangi pembeli (dari) ASEAN, dia balik ke kita karena ambil kendaraan dari negara lain ternyata kualitasnya lebih jelek. Dia bilang oke kita minta kendaraan you, tapi turunin dong harganya,” kata Adik sambil tertawa.

‘Inefisiensi’

Adik Sudarsono
Adik Sudarsono menargetkan tahun 2013 Pindad mampu menyetor laba hingga Rp100 miliar. 

Upaya menggenjot produksi dan mendongkrak keuntungan tidak berjalan mudah dalam industri senjata perusahaan asal Bandung ini.

Alasan utama adalah bahan baku yang separuh hingga 90%nya masih tergantung dari impor.

Sebuah peluru kaliber 21mm yang berukuran seujung jari kelingking dan dijual hanya Rp2100, kata Adik Sudarsono, kandungannya hanya 10% dari dalam negeri.

“Bahan baku utama kita baja, ini belum bisa dipasok industri dalam negeri. Untuk peluru mata bornya juga impor, mesin kendaraan impor dari Eropa, dan seterusnya.”

Celakanya, industri senjata adalah isu sensitif dalam perdagangan luar negeri.

“Kalau ekspor-impor baja itu biasa, tetapi kalau yang beli Pindad itu bisa jadi masalah karena untuk dibuat senjata,” tegas Adik.

Impor bisa terganggu bahkan gagal kalau parlemen negara pengekspor merasa Indonesia tak layak mendapat bahan baku untuk produksi senjata dengan alasan senjata itu bisa dipakai untuk melanggar HAM.

Akibat kendala semacam ini, tenggat produksi Pindad bisa terganggu. Kendala lain menurut Adik datang dari konsumen, dalam hal ini pembeli terbesar, TNI.

“Padahal hubungan kita sudah 30 tahun, tetapi tetap saja collection period 81 hari. Ini kan terlalu lama dan kita kena beban bunga dan biaya penyimpanan,” keluhnya.

Dengan birokrasi pembayaran TNI tersebut, Pindad baru dapat menerima pembayaran 81 hari setelah barang diterima. Meski mengaku memahami birokrasi yang tak terelakkan itu, menurut Adik aturan ini selayaknya diperbaiki.

“Apa tidak bisa diperpendek ya? Kan buat TNI juga lebih baik karena anggaran menjadi lebih cepat diserapnya, sementara buat kita juga lebih enak karena dana bisa diputar kembali dan beban bunga berkurang.”

Persoalan lain yang juga dianggap mengganggu kinerja Pindad, justru datang dari bengkel pabrik sendiri.

Adik Sudarsono mengakui, "Produktivitas karyawan kami masih seperenam sampai seperempat dari produktivitas pekerja di pabrik senjata serupa di Eropa."

Manajemen menurutnya sudah berkali-kali mengkampanyekan perbaikan kinerja, namun hasilnya dirasakan belum maksimal.

"Tidak mudah ya karena ini corporate culture, kita selalu tekankan (pada karyawan) mau kerja apa mau ngerokok, kalau sambil tunggu mesin ya bisa sambil ngelap,” kata pemimpin Pindad sejak tahun 2007 ini.

Target PT Pindad untuk 2013

Produk terbaru yang pengerjaannya kini sedang dituntaskan Pindad adalah kendaraan tempur tipe Komodo, yang hingga bulan lalu enam unitnya telah dibuat untuk pasukan elit TNI, Kopassus dan pasukan polisi, Brimob.

Panser Anoa dijual dengan harga Rp7-12 miliar tergantung jenis kelengkapan alatnya.

Kendaraan spesialis tempur ini diklaim handal untuk lokasi terjal, miring atau bergunung-gunung, mengangkut hingga 10 penumpang dan bisa dilengkapi asesori mistral (anti serangan udara).

Produk lain yang pemuatannya ditargetkan dimulai akhir tahun depan adalah motor listrik, yang rencananya akan dilempar ke pasar lokal memenuhi keinginan pemerintah untuk menciptakan kendaraan nir-BBM.

Dengan berbagai rencana ini, ditargetkan angka penjualan maupun laba usaha juga naik pesat.
“Ya muda-mudahan bisa menjadi diatas Rp. 2 triliun untuk sales-nya, sementara keuntungan bisa lah sampai Rp100 miliar,” kata Dirut Pindad Adik Sudarsono optimistis.

Dalam jangka panjang, Pindad juga masih dibebani target untuk mengejar ketinggalan terhadap penciptaan alat tempur yang lebih canggih.

"Kemampuan kita saya rasa kan baru 30% (memasok senjata) pada TNI, masih banyak yang kita belum mampu," tambahnya.

Yang sedang dalam target antara lain membuat purwarupa (prototype) tank kelas medium berat 20 ton yang diharapkan rampung pada 2014.

“Yang jelas 2013 dan selanjutnya kita akan sangat sibuk karena berlakunya UU Industri senjata nasional,” jelas Adik.

UU ini mewajibkan seluruh penyediaan senjata TNI dari produksi dalam negeri jika sudah dikuasai teknologi dan produksinya.

Sumber : Tribunnews

Good News : 180 Javelin ATGM Untuk Indonesia


(DM) : Pemerintah Amerika Serikat telah mengeluarkan notifikasi izin untuk menjual sebanyak 180 buah rudal anti tank Javelin untuk Indonesia.
Nilai kontrak penjualan diperkirakan sekitar 60 juta dollar, meliputi 25 Command Launch unit, Missile Simulation Rounds, Battery, dan lain sebagainya. 
Sumber : ARC

DPR Desak Pemerintah Kirim TNI ke Palestina


TB Hasanuddin 1
TB Hasanuddin (IST)
itoday - Komisi I DPR RI mendesak pemerintah mengirimkan TNI ke Gaza, Palestina untuk menjaga perdamaian di kawasan tersebut.

"Sudah saatnya (pengiriman TNI). Militer observer yang sudah bisa ke luar negeri, sudah biasa," kata Wakil Ketua Komisi I TB Hasanuddin di gedung DPR, Senayan Jakarta, Senin (19/11).



Menurut TB Hasanuddin, pengiriman pasukan TNI ke Gaza, Palestina di bawah PBB. "Yang pasti di bawah PBB," ujarnya.

Kata politisi PDIP ini, pengiriman pasukan TNI ke Gaza, Palestina merupakan upaya Indonesia menjalankan amanat pembukaan UUD 45, menjaga perdamaian dunia.

Selain itu, ia juga berharap Presiden SBY menjadi inisiator bagi negara-negara ASEAN untuk mengutuk secara keras serangan Israel terhadap Palestina. "Berharap SBY membuat statemen bersama, kemudian menyampaikan kepada PBB," pungkasnya.

Kapal Perang Malaysia Bersandar di Tanjung Priok


A4b67571ea1b5eb25373012e9e5f2b39
Kapal Perang Malaysia Merapat di Tanjung Priok (Foto: Istimewa)

itoday - Dua kapal perang milik Tentara Laut Diraja Malaysia (TLDM) yakni KD Mahawangsa-1504 dan KD Selangor-176 merapat di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Senin (19/11). Kedatangan dua kapal tersebut, dalam rangka mengikuti latihan bersama antara Malaysia dan Indonesia dengan melibatkan angkatan laut masing-masing negara dengan sandi Latihan Bersama (Latma) Malindo Jaya 22AB/12.



Kapal perang jenis pendukung dan patroli lepas pantai milik TLDM tersebut nantinya akan bergabung dengan kapal perang milik TNI AL di bawah jajaran Komando Armada RI Kawasan Barat (Koarmabar) yakni KRI Lemadang-632 dan KRI Clurit-641.

Menurut informasi yang diperoleh dari situs resmi Koarmabar, kapal-kapal perang kedua negara tersebut akan mengadakan latihan bersama selama empat hari di Perairan Teluk Jakarta dan Laut Jawa, dalam rangka meningkatkan profesionalisme masing-masing angkatan laut dalam penanganan tindak pidana yang terjadi di laut masing-masing negara di Selat Malaka.

Kedatangan kedua kapal perang TLDM tersebut disambut Komandan Satuan Kapal Cepat (Dansatkat) Koarmabar Kolonel Laut (P) David Santoso selaku Komandan Satuan Tugas (Dansatgas) Latihan bersama Malindo Jaya 22AB/12.*