Pages

Friday 21 March 2014

Teknologi Terbaru Kapal Selam Rusia

 
Vladimir Putin
Vladimir Putin
Para ahli telah memperingatkan bahwa Inggris dan Amerika Serikat sedang menghadapi ancaman yang meningkat dari generasi baru kapal selam super Rusia yang dikenal sebagai “the Beast from Beneath”. Yang tampaknya jauh lebih seram dan menakutkan dari generasi sebelumnya “the Blackhole in Ocean.”
Sumber-sumber di Moskow mengatakan Angkatan Laut Rusia telah menginvestasikan sekitar 54 miliar rubel (£ 1 miliar) untuk membiayai type SSGN Severodvinsk K-329, dan pengiriman diharapkan dalam waktu dekat, karena dokumen-dokumen pengiriman telah ditandatangani pada tanggal 30 Desember 2013. K-329 direncanakan sejak tahun 1993 dan awalnya dijadwalkan untuk pengiriman pada tahun 1998. Namun proyek ini dilanda oleh berbagai masalah dan penundaan berulang kali.
Kapal selam ini adalah yang pertama dari delapan armada kapal selam kelas Yasen terbaru – masing-masing dipersenjatai dengan 24 peluncur rudal jelajah yang membawa hulu ledak 200 kiloton, serta rudal anti-kapal, ranjau dan torpedo.
Type K-329 telah jauh melampaui teknologi kapal selam pesaing yang digunakan oleh angkatan laut Inggris dan Amerika, dan dapat dibandingkan dengan kapal selam berteknologi tinggi yang diambil alih oleh seorang kapten Rusia pembelot di tahun 1990 dalam Film The Hunt for Red October , yang dibintangi oleh Sean Connery (perbedaannya hanya K-329 belum memakai mesin ulat sutera /caterpillar).
K-329 dirancang dengan kecepatan sangat tinggi dan hampir tidak terdeteksi. Kapal selam sepanjang 390 kaki ini memiliki pembangkit listrik tenaga nuklir yang bekerja nyaris tanpa suara, lambung kapal dilapisi bahan penyerap suara, dan bisa menyelam hingga kedalaman 2.000 meter. Kapal selam ini juga memiliki kecepatan tertinggi 30-35 knot (maks 60 km per jam), melampaui kecepatan senjata anti-kapal selam.
Coating anti sonar untuk melapisi lambung kapal yang memungkinkan mereka menjadi hampir tak terlihat selama mode tempur dikembangkan di St Petersburg. Coating ini termasuk generasi pengembangan desain Nazi Jerman. Bahan baru ini menggunakan sensor aktif tertanam yang mampu menetralkan sinyal sonar pencarian dari kapal atau pesawat ASW musuh. Dengan teknologi ini, kapal-kapal jenis Yasen dan Borey mampu mengurangi “sonar visibility” hingga 3 kali lipat! lapisan tidak hanya menyerap sinyal sonar (seperti halnya yang ada pada bahan pelapis pasif), tapi juga menetralisir radiasi yang masuk.
image002
Lapisan elektronik aktif yang tertanam pada dinding KS akan menentukan frekuensi di mana radar lawan beroperasi dan meluncurkan sinyal frekuensi sendiri yang sama intensitasnya tetapi dalam fase yang berlawanan. Sinyal yang saling berlawanan ini akan saling meniadakan (contohnya kalau kita bermain tali. Jika 1 orang diujung sini menggerakkan tali keatas untuk membuat gelombang, kemudian 1 orang di ujung tali yang lain menggerakkan tangan kebawah dengan intensitas yang sama, maka kedua gelombang yang bertemu, yang satu gelombang atas, lainnya gelombang bawah akan saling meniadakan/menetralisasi sehingga talinya pada satu saat tampak tidak bergerak sama sekali). Teknologi terbaru ini akan diterapkan untuk semua kapal selam dan akan terkoneksi dengan sistem komputer canggih yang menjadi bagian dari manajemen tempur kapal selam Rusia.
Teknologi pelapisan anti sonar didasarkan pada bahan kain khusus menggunakan komposit yang dikembangkan dalam waktu tiga tahun. Media Rusia melaporkan bahwa sampel pertama akan tersedia pada akhir 2016. Ilmuwan Rusia yang terlibat dalam pembuatan kapal militer telah lama mengembangkan teknologi lapisan tersebut. Menurut Izvestia, pengembangan lebih lanjut dari teknologi sistem anti sonar telah menghabiskan lebih dari 200 juta rubel.
Tampaknya bahwa lapisan anti sonar baru dapat diterapkan tidak hanya pada kapal selam Rusia generasi keempat dari proyek terbaru yang saat ini sedang dibangun, tetapi juga kapal generasi ketiga yang telah lama dalam pelayanan. Misalnya, kapal penjelajah rudal strategis bertenaga nuklir 6677BDRM.
Kremlin telah mengambil keputusan untuk mengganti lapisan pada lambung kapal-kapal mereka dengan yang baru yang bisa “link” ke sistem elektronik kapal. Saat ini, kapal-kapal tersebut masih menggunakan pelapis yang disebut lapisan pasif anti sonar, berupa bahan komposit berbasis karet (juga digunakan AL USA dan Inggris), digunakan untuk menyembunyikan kapal selam dari sistem deteksi lawan. Rusia adalah yang pertama untuk aplikasi pelapis dengan bahan fabric aktif baru.

Harus diakui bahwa ide untuk menggunakan lapisan yang mengurangi efektivitas radar pencari pertama kalinya dimiliki Jerman. Bahkan selama Perang Dunia II perusahaan kimia IG Farben melayani armada kapal selam Jerman. Di bawah kepemimpinan insinyur muda E. Meyer, diciptakan teknologi yang disebut penyerap suara bawah air yang dikenal sebagai Alberich. Ini adalah aplikasi praktis pertama dari teknologi yang kemudian disebut teknologi siluman.
Sayangnya, penemuan ini tidak menunda kekalahan Jerman. Jerman telah gagal untuk membuat pelapis ajaib untuk kapal selam mereka. Tidak ada cukup banyak lapisan Alberich untuk semua kapal selam.
Pada tahun 1970 British Acoustic Society menganugerahkan medali fisika Rayleigh award kepada seorang Jerman Profesor Meyer yang sudah berusia tujuh puluh tahun. Ini adalah orang yang sama yang di masa mudanya menemukan lapisan pelindung sonar untuk awak kapal selam Jerman yang menghancurkan kapal-kapal Inggris.
Penulis – Menurut beberapa sumber, ketika tim TNI-AL berkunjung, sempat diberi bisikan mengenai kehebatan lapisan pelindung kapal-kapal selam terbaru yang sedang dibangun Rusia, yang belum pernah diimplementasikan pada project paltus 877 maupun varshavyanka 636 (termasuk yang diekspor ke Vietnam). Sehingga terlihat perbedaan teknologi yang sangat mencolok antara kapal-kapal sebelumnya dengan kapal-kapal selam Rusia terbaru. Mungkin hal inilah yang menyebabkan TNI-AL membatalkan pembelian KS bekas tersebut, jadi bukan karena kondisinya sudah amburadul sama sekali. Apalagi hubungan Rusia-Indonesia termasuk dekat, sehingga akan sangat memalukan bagi Kremlin jika menawarkan kapal yang acak-adut pada sahabatnya ini.
image003
Sebuah sumber intelijen angkatan laut mengatakan kepada The Sunday Times bahwa akuisisi kapal selam baru oleh angkatan laut Rusia akan memberikan dampak memprihatinkan kepada Inggris dan AS. Sumber tersebut mengatakan: “Perlombaan ini sekarang untuk melihat siapa yang dapat memperoleh rahasia untuk pertama kalinya. Kita mungkin hanya tahu separuh dari apa yang ada dalam pemberitaan mengenai K-329. Angkatan Laut AS sangat prihatin karena sampai saat ini membual bahwa “kapal selamnya adalah… yang paling canggih di planet ini”.
Iain Ballantyne, seorang penulis dan ahli perang bawah laut, mengatakan: “Kekuatan kapal selam angkatan laut Rusia selalu menjadi elemen yang paling elit dan bergengsi dalam militer Kremlin, sehingga, menghabiskan milyaran rubel dari pendapatan minyak dan gas di kapal selam bertenaga nuklir baru itu, sepenuhnya sejalan dengan filosofi tersebut.
“Presiden Vladimir Putin tidak merahasiakan tekadnya untuk membangun angkatan laut Rusia agar dapat bertindak sebagai alat politik dan militer global yang kuat dalam gaya Soviet. Tidak ada keraguan K-329s akan berada di garis terdepan.”

jakarta greater

KSAU: Pesawat F-16 Hibah Amerika Serikat Tiba Oktober

 
F-16 Fighting Falcon

PEKANBARU — Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI IB Putu Dunia mengatakan pesawat tempur F-16 hibah dari pemerintah Amerika Serikat dijadwalkan tiba pada Oktober 2014.
“Direncanakan F-16 sudah datang sebelum 5 Oktober peringatan Hari TNI,” kata Marsekal TNI IB Putu Dunia kepada Antara saat meninjau persiapan fasilitas di Lanud Roesmin Nurjadin, Pekanbaru, Rabu (19/3).
Ia mengatakan, jet tempur tersebut akan tiba secara bertahap ke Indonesia. “Untuk tahap awal, ada delapan pesawat yang akan datang,” ujarnya.
Dalam kunjungannya, IB Putu Dunia meninjau persiapan fasilitas untuk F-16 yang akan ditempatkan di Lanud Pekanbaru. Kasau dalam kunjungan tersebut didampingi oleh Panglima Komando Operasi I TNI AU Marsekal Muda TNI M Syaugi dan Komandan Lanud Roesmin Nurjadi Kolonel Pnb Andyawan.
“Kita memantau langsung pembangunan skuadron 16, dan sejauh ini sangat memuaskan. Semua peralatan lengkap, dan kedepan kita berharap, Skuadron F-16 ini sebagai pilar terdepan kita untuk mengamankan kawasan kedaulatan NKRI,” ujarnya.
Menurut dia, direncanakan akan ada 16 pesawat tempur F-16 di Lanud Pekanbaru. Komandan Lanud Roesmin Nurjadin Kolonel Pnb Andyawan mengatakan fasilitas untuk skuadron F-16 berdiri di lahan seluas sekitar 7 hektare. Fasilitas tersebut meliputi hanggar, hanggar perawatan, arena parkir pesawat terbang dan naungannya, gudang amunisi, asrama dan rumah tinggal pilot dan awak darat, perkantoran, dan lain-lain.
Ia mengatakan Mabes TNI memilih Pekanbaru sebagai lokasi jet tempur itu karena dinilai sebagai daerah strategis di Sumatra, untuk pengamanan wilayah barat Indonesia terutama di Selat Malaka. Sebab, selama ini pesawat-pesawat tempur Angkatan Udara Singapura hanya memerlukan waktu kurang dari satu menit untuk bisa berpapasan dengan garis batas wilayah kedaulatan Indonesia di Selat Philips dan Selat Singapura.
TNI AU mendatangkan F-16 Fighting Falcon blok 25 bekas Perang Irak, yang direncanakan akan ditingkatkan kapasitasnya (upgrade) ke blok 52+. Meskipun hibah dari Amerika Serikat, pemerintah tetap mengeluarkan biaya upgrade dengan biaya total sekitar 400 juta dolar AS memakai skema pembayaran foreign military sales.
Jika berjalan lancar, maka akan ada dua skuadron udara di Lanud Pekanbaru, yang kini sudah memiliki Skuadron Udara 12 berintikan Hawk 109 dan Hawk 209 buatan British Aerospace.  

Indonesia Masih Sulit Maafkan Australia

Ada enam syarat yang diajukan RI harus dijalankan Australia.


Menlu RI Marty Natalegawa dan Menlu Australia Julie Bishop
Menlu RI Marty Natalegawa dan Menlu Australia Julie Bishop (REUTERS/Beawiharta)
- Pemerintah Australia sangat berharap Indonesia mau kembali menjalin beberapa kerjasama yang sempat terputus. Namun, permintaan itu tak serta merta dikabulkan oleh pemerintah Indonesia. 

Menurut Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa, Jumat 21 Maret 2014, Indonesia akan memperbaiki hubungan dengan Australia dengan syarat negeri kanguru itu menjalankan enam syarat yang diajukan pemerintah Indonesia.

"Saya kira langkah yang harus ditempuh Australia sudah jelas melalui enam roadmapnya dan perlu disusunnya tata perilaku code of conduct antara kedua negara yang menghentikan tindakan penyadapan dan lain-lain," kata Marty di Kompleks Istana Negara, Jakarta.

Hal itu perlu dilakukan oleh Australia, menurut Marty, karena negara itulah yang menimbulkan masalah ini. "Masalah penyadapan, pemulangan pengungsi, ini masalah-masalah yang perlu diselesaikan bersama," kata dia.

Saat ini, kata Marty, pemerintah Indonesia sudah melihat ada gelagat baik dari Australia untuk memperbaiki hubungan. Tetapi, Indonesia sendiri memerlukan proses untuk mengembalikan rasa saling percaya kepada Australia.

"Ini bukan suatu yang segera, yang penting ditumbuhkan adalah rasa saling percaya, kan kita yang paling merasakan dampak dari berbagai kebijakan Australia," kata dia.

Masalah ini sendiri, kata Marty, akan dibicarakan dengan Australia pada saat menghadiri KTT keamanan nuklir di Belanda pada Minggu besok.

"Besok saya mendampingi bapak wapres untuk KTT keamanan nuklir di Belanda akan bertemu dengan pemerintah Australia salah satunya membahas masalah ini," ungkapnya.

Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Australia, Julie Bishop, mengatakan pemerintahan Perdana Menteri Tony Abbott itu terus berupaya memperbaiki hubungan bilateral kedua negara yang memburuk akibat terkuaknya skandal penyadapan. (umi)

viva.co.id

Densus 88 amankan paket berisi bom dari Surabaya

Kepla Polri Jendral Pol Sutarman mengatakan polisi sudah menangkap tiga pelaku terkait pengiriman paket berisi bom melalui jasa angkutan barang dari Surabaya ke Makassar.
Jakarta  - Detasemen Khusus Antiteror (Densus 88) Polri mengamankan paket berisi bom yang dikirim melalui jasa angkutan barang dari Surabaya ke Makassar.

"Baru-baru ini ada pengiriman bom dari Surabaya menuju Makassar dengan jasa pengiriman barang, bom itu telah kami amankan," kata Kepala Polri Jenderal Pol Sutarman usai menghadiri silaturahmi dengan pemimpin redaksi di Gedung National Traffic Management Centre Korlantas Polri, Jakarta, Jumat.

Sutarman mengatakan paket berisi bom tersebut ditemukan pada 13 Maret dan 19 Maret lalu. "Ini sudah diikuti lama, yang tadinya digunakan untuk target-target di Surabaya," ungkapnya.

Menurut dia, polisi sudah menangkap tiga pelaku, yakni di Lampung, Bengkulu dan Makassar.

"Jadi tiga pelaku. Saya enggak hafal namanya," ucapnya.

Kepala Divisi Humas Mabes Polri Irjen Pol Ronny F Sompie mengatakan berdasarkan hasil operasi penindakan Densus 88 AT Polri di wilayah Jakarta dan Bengkulu, tersangka yang diamankan pada 13 Maret 2014 yakni Bambang Aribowo alias Hari Rahayu alias Galih alias Goli alias Andi alias Mbah Marijan.

Pelaku ditangkap di Bandara Soekarno Hatta pada saat mendarat dari Makassar, Sulawesi Selatan.

Pada Rabu (19/3) pukul 09.45 WIB polisi menangkap tersangka Ambo Intang di SPBU Km 6.5, Jalan P Natadirja Natadirja, Kecamatan Gading Cempaka, Kota Bengkulu.

Barang bukti berupa dua buah bom (1 bom pipa, 1 bom 'Tupperware') sudah disita dari JNE Sengkang Wajo. Bom-bom itu sudah ditangani oleh Tim Penjinak Bom.

Bom tersebut dikirim oleh tersangka melalui JNE Desa Panggung, Kecamatan Trenggalek, Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, dengan tujuan JNE Sengkang Wajo, Sulawesi Selatan.

"Rencananya akan digunakan untuk bom di warung remang-remang di Barabba Belopa Kabupaten Luwu, dan mereka sudah melakukan survei terhadap sasaran yang akan diledakkan dengan bom tersebut," jelas Ronny.


Antara 

Runway Diperbaiki, Pesawat Tempur Madiun "Ngungsi" ke Solo

Tak hanya Solo, Medan juga ditunjuk sebagai "kandang" pesawat tempur.

Golden Eagle T-50 yang diungsikan ke Solo.
Golden Eagle T-50 yang diungsikan ke Solo.

- Sejumlah pesawat tempur milik TNI Angkatan Udara RI yang bermarkas di Bandara Iswahyudi, Madiun, untuk sementara waktu dipindahkan ke Bandara Adi Soemarmo, Solo. Pemindahan dilakukan lantaran runway Bandara Iswahyudi sedang diperbaiki, sehingga aktivitas penerbangan dihentikan.

Kolonel Pnb Agus Radar Sucahyo menjelaskan, pemindahan sejumlah pesawat milik TNI AU dari Bandara Iswahyudi Madiun ke Bandara Adi Soemarmo, Solo telah berlangsung sejak Senin lalu.

"Karena ada perbaikan runway di Iswahyudi Madiun, maka berdasarkan perintah dari pimpinan TNI AU, pesawat-pesawat itu dipindahkan ke Solo dan Medan. Pesawat itu akan bermarkas di Solo kemungkinan hingga 1,5 bulan ke depan, sembari menunggu proses perbaikan runway selesai," kata Agus di Bandara Adi Soemarmo Solo, Jumat, 21 Maret 2014.
Pesawat tempur yang dipindahkan ke Solo meliputi 6 unit pesawat T-50, 1 unit  pesawat  Hawk MK-53, dan 2 unit pesawat F-5. Sementara itu, pesawat tempur F-16 berada di Medan.
"Skuadron udara 14 dan skuadron udara 15 ada di sini (Solo). Yang ada di Medan adalah skuadron udara 3," kata Agus.

Meski dipindah ke Solo, latihan tempur pesawat itu tetap menggunakan medan udara yang ada di Madiun. Meski demikian, proses lepas landas dan pendaratan pesawat dilakukan di Solo.
"Kalau latihan tempur di Madiun, tetapi untuk take off dan landing dipindahkan ke Solo. Hanya itu saja yang membedakan," ujarnya.

Selama pemindahkan markas ke Solo, Agus menjamin tidak mengganggu jadwal penerbangan sipil. Sebab, latihan tempur yang dilakukan pesawat-pesawat itu disesuaikan dengan kondisi. "Ya, tidak mengganggu, karena mengambil celah waktu yang tidak digunakan untuk penerbangan sipil," ucap dia. (art)

Panglima TNI Bilateral Talk Dengan Pejabat Negara Sahabat


Panglima TNI Bilateral Talk Dengan Pejabat Negara Sahabat
PUSPEN TNI -  Panglima TNI Jenderal TNI Dr. Moeldoko melaksanakan Bilateral Talk dengan Panglima Armada Pasifik, Admiral Harry B. Harris dilanjutkan dengan sesi dialog yang mengangkat tema Coping with Non-Traditional Security Threats bersama Mr. Baek Seung Joo, Vice Minister of National Defence, Republic of Korea; Lt. Gen. Mark O. Schissler, Deputy Chairman, North Atlantic Treaty Organization (NATO) Military Committee Belgium; Jens Vestergaard Madsen, Associate Director, Oceans Beyond Piracy, USA;  Dr. May-Britt U. Stumbaum, Head of the NFG Research Group, Free University of Berlin, Germany. pada Forum the 4th Annual Jakarta International Defence Dialogue (JIDD) di Jakarta Convention Center Jakarta, Kamis (20/3/2014).   Pada kesempatan yang sama, secara berturut-turut Panglima TNI juga  menerima Bilateral Talk dengan Wakil Panglima Angkatan Bersenjata (Pangab) Jepang Letjen Goro Matsumura, Sekjen Kementerian Pertahanan Finlandia Letjen Arto Raty, Komandan Maritim Zona Pasifik Laksda Anne Cullere,  Perwira Tinggi Angkatan Laut India Laksdya RK Pattanaik dan Wakil Pangab Brunei Darussalam Brigjen Dato Seri Pahlawan H. Yussof.

TNI 

Menhan Tugasi TNI AL Cari "Usman-Harun" yang Muncul di JIDD

Kemunculan "Usman" dan "Harun" ini membuat Singapura berang.
Dua prajurit TNI AL mengenakan seragam khas Korps Komando Angkatan Laut (KKO AL) 
 - Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengaku tidak tahu soal 'insiden' dua marinir yang mengenakan  seragam khas Korps Komando Angkatan Laut (KKO AL) dengan nama "Usman" dan "Harun" di sebuah stan pada acara Jakarta International Defence Dialogue (JIDD) di Jakarta. Kemunculan "Usman" dan "Harun" itu membuat Singapura kembali berang.

Purnomo mengaku sudah memerintahkan TNI AL untuk menyelidiki siapa prajurit yang menyaru jadi "Usman-Harun" itu. "Kami akui itu memang tidak appropriate (pantas) dan kami sedang cek siapa itu. Yang jelas, bukan dari kami," kata Purnomo di Istana Negara, Jakarta, Jumat 21 Maret 2014.

Purnomo yakin, kemunculan "Usman-Harun"  bukan atas perintah Kepala Staf Angkatan Laut. KSAL, kata dia, sudah berkomunikasi dengan Singapura.

Di hari pertama pagelaran JIDD, Purnomo mengaku berkeliling melihat pameran senjata milik TNI bersama Wakil Presiden Boediono dan Perdana Menteri Timur Leste Xanana Gusmao. Saat itu, Purnomo mengaku tak melihat ada dua orang yang mengenakan seragam Usman-Harun. "Siapa itu kita pun nggak ngerti. Saya dapat laporan, kami mau lihat dulu laporannya," kata dia.
 
Purnomo juga membantah bahwa delegasi Singapura menarik perwakilannya dari acara JIDD. "Saya dapat laporan masih ada delegasi Singapura dari Aspam mereka kalau ngak salah," kata dia.

Sampai saat ini, Purnomo mengaku tidak ada gangguan hubungan antara Indonesia dan Singapura atas kemunculan "Usman-Harun" di acara dialog pertahanan maritim secara multilateral itu. "Itu di luar konteks JIDD. JIDD kan memberi kontribusi soal maritime security, promosikan industri pertahanan Indonesia. Orang itu ada kita dapat laporan itu. Semua orang kan bisa masuk kalau ke pameran gitu," kata dia.

Diberitakan sebelumnya, Usman dan Harun merupakan prajurit KKO AL (kini marinir) yang menjadi pahlawan bagi Indonesia. Namun, tidak bagi Singapura.
Atas perintah TNI tahun 1965. keduanya meledakkan bom di salah satu sudut Singapura pada 10 Maret 1965. Tiga orang tewas dan 33 lainnya luka-luka.
Kala itu, Indonesia sedang berkonfrontasi dengan Malaysia. Dan, Singapura merupakan bagian dari Malaysia. [Baca selengkapnya: Usman-Harun, dan Aksi Bom Singapura] (umi)

Royal Thailand Air Force Force Kunjungi Lanud Adisutjipto



Royal Thailand Air Force Force Kunjungi Lanud Adisutjipto
LANUD ADISUTJIPTO - Komandan Pangkalan Udara Adisutjipto yang diwakili oleh Kepala Dinas Operasi Kolonel Pnb IGN. Wahyu Anggono  menerima kunjungan rombongan Delegasi dari Royal Thailand Air force, di ruang Rapat Komandan dalam acara Junior  Officer Exchange Visit.
Kunjungan Delegasi  Royal Thailand Air Force berjumlah 15 orang ini dipimpin oleh Group Capten Teerapun Bussei.
Kadisops Kolonel Pnb Wahyu Anggona didmpingi beberapa Pejabat Lanud Adisutjipto, dalam penerimaan mengungkapkan kebanggaannya, karena Pangkalan TNI AU Adisutjipto menjadi salah satu lokasi kunjungan para Perwira dari  Angkatan Udara Tahailand.
Melalui kunjungan ini Kadisops berharap, para Perwira dari Angkatan Udara Thailand  akan mendapat gambaran tentang pelaksanaan tugas dan peran Pangkalan Udara Adisutjipto Yogyakarta, sehingga ke depan dapat lebih mempererat jalinan hubungan kerjasama antara kedua Negara pada umumnya, dan kedua Angkatan Udara pada khususnya.
Usai diterima Kadisops rombongan tamu Thailand mengadakan kunjungan ke beberapa tempat, diantaranya Wing Pendidikan Terbang yaitu di Skadik 102. Rombongan juga mengunjungi AAU, Museum Pusat TNI Angkatan Udara Dirgantara Mandala, Kraton Yogyakarta, dan dilanjutkan ke Candi Borobudur pada esok harinya.

TNI 

Singapura Kecewa RI Ada Pose Usman dan Harun di Forum Pertahanan di Jakarta



Jakarta - Kementerian Luar Negeri Singapura menyampaikan kekecewaan pada pemerintah Republik Indonesia. Kekecewaan mereka terkait adanya dua orang yang berpose sebagai Usman dan Harun di Forum Internasional Pertahanan di Jakarta.

Dikutip dari The Strait Times, Jumat (21/3/2014) penampakan Usman dan Harun itu terjadi pada Rabu (19/3) lalu.

Usman dan Harun, dua prajurit KKO (sekarang Marinir), pada 1968 dihukum mati Singapura atas pemboman di MacDonald House pada 1965. Pemboman itu menyebabkan 3 warga Singapura tewas dan melukai 33 yang lainnya.

"Kami prihatin dan kecewa atas insiden di pameran Jakarta International Defence Dialogue (JIDD) ," jelas juru bicara kementerian luar negeri Singapura.

"Atas kejadian itu, delegasi Singapura di JIDD mundur dari forum dan kembali ke Singapura," tambah Kemlu Singapura.

Singapura memang seperti kebakaran jenggot dengan Usman Harun. Sebelumnya pemerintah RI memberi nama sebuah kapal perang dengan nama Usman Harun. Penamaan ini berbuah protes Singapura. Namun Indonesia maju terus, penamaan kapal adalah hak RI.

Detik

Latihan Jungar Uji Protap PPRC TNI di Grati Pasuruan



Latihan Jungar Uji Protap PPRC TNI di Grati Pasuruan
KOSTRAD ,- Kepala Staf  Divif 2 Kostrad Brigadir Jenderal  TNI Tatang Sulaiman didampingi Marsekal Pertama Gutomo Danlanud Abd Shaleh, Danbrig Linud 18 Trisula, dan Kadisops ABD Shaleh menyaksikan kesiapan latiahan  penyegaran penerjunan Uji Protap Yonif Linud-502/18/2 Kostrad dalam rangka PPRC TNI tahun 2014. 
Sebanyak 72 prajurit Yonif Linud 502 langsung dipimpin oleh Danyonif L-502 Mayor Inf Riksani Gumai. Kegiatan Uji Protap Jungar ini rencananya akan dilaksanakan selama dua hari, mulai tanggal 19 Maret s.d. 20 Maret 2014 yang terbagi dalam 1 Soerty, bertempat di Bandara Abd Shaleh Malang, dan penerjunan berada di daerah latihan Grati Pasuruan. Latihan ini merupakan suatu kebutuhan yang mendasar bagi setiap prajurit lintas udara, agar kemampuan dan keterampilan yang dimilikinya selalu terpelihara dan bahkan dapat ditingkatkan sehingga memiliki prajurit yang profesional dan setiap saat siap digerakkan untuk menjaga keutuhan wilayah NKRI.

TNI 

Thursday 20 March 2014

Reaksi PBB atas Kejahatan Rezim Zionis Israel

PBB: - Eskalasi kejahatan Rezim Zionis Israel terhadap rakyat Palestina kian membongkar kedok dan wajah asli rezim penjajah ini di mata dunia internasional. Kejahatan ini juga menimbulkan gelombang reaksi dunia internasional terhadap Tel Aviv dalam beberapa hari lalu.

Transformasi internasional menunjukkan bahwa reaksi dunia terhadap Israel kian luas dan masyarakat internasional serta berbagai organisasi dunia dengan berbagai cara menunjukkan kebenciannya terhadap rezim penjajah al-Quds dan mengungkapkan dukungan mereka terhadap hak-hak bangsa tertindas Palestina.

Dalam kondisi seperti ini, kecaman berulang kali terhadap kejahatan Israel oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) berperan aktif dalam mencerahkan opini publik dan membongkar esensi Israel yang anti hukum. Di antara reaksi internasional atas kejahatan Israel beberapa hari lalu, Sekjen PBB, Ban Ki moon meminta Tel Aviv menahan diri dari tindakan provokatif dan memicu ketegangan di kawasan.


Sekjen PBB dalam statemennya seraya memperingatkan peristiwa terbaru di bumi Palestina menandaskan, tindakan seperti ini bisa berujung pada pudarnya kepercayaan seluruh pihak-pihak di kawasan. Ban juga menyeru seluruh pihak yang bertikai di Palestina menghindari tindakan provokatif.

Dalam beberapa hari terakhir, Rezim Zionis menggenjot program pembangunan distrik Zionis di bumi pendudukan Palestina serta menggelar serangan udara ke Jalur Gaza. Kebijakan Tel Aviv ini kian meningkatkan kekhawatiran terhadap konfrontasi militer baru di kawasan.

Dalam hal ini, Jeffrey Feltman, wakil sekjen PBB bidang politik mengatakan, eskalasi kekerasan rezim Zionis terhadap bangsa Palestina membuat kawasan terancam krisis baru. Feltman memperingatkan kondisi mengenaskan warga Palestina di Jalur Gaza. Ia menyeru bantuan 250 ribu setiap bulan kepada kawasan yang diblokade Israel ini untuk memenuhi kekurangan peralatan medis dan obat-obatan di Gaza.

Laporan ini hanya mengungkap secuil dari kejahatan Israel yang kian meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Kejahatan Israel dalam beberapa tahun terakhir terjadi di bawah dukungan negara-negara Barat terus meningkat dan semakin mengkhawatirkan.

Dalam kondisi seperti ini, PBB dan bahkan lembaga HAM Barat yang biasanya memilih bungkam menyaksikan ulah Israel, kini terpaksa mengambil sikap menyaksikan pelangagran luas Tel Aviv terhadap hak bangsa Palestina. Hal ini disebabkan Barat mendapat tekanan dari opini publik mereka.

Sementara itu, Rezim Zionis Israel dengan dukungan Barat dan sikap pasif PBB serta lembaga HAM semakin gencar melakukan pelanggaran nyata terhadap hak dan hukum internasional. Di sisi lain, bangsa Palestina dan opini publik mengharapkan petinggi PBB tidak sekedar mengkritik Israel melalui lisan, namun mereka juga mendukung upaya Palestina dan masyarakat internasional untuk mengambil keputusan pasti dan secepatnya terhadap Israel.

Berlanjutnya sikap pasif organisasi internasional khususnya PBB terhadap kejahatan dan kebijakan haus perang Israel membuat masyarakat dunia saat ini masih terus menyaksikan tragedi yang diciptakan rezim penjajah Tel Aviv terhadap rakyat Palestina.

perkem bangan militer

Indonesia pernah sampaikan keberatan atas peta Natuna


  Kita harus betul-betul jernih untuk menyikapi masalah ini. Pertama antara Indonesia dan Tiongkok, tidak ada sengketa wilayah, tidak ada," 

Jakarta:- Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa mengatakan pemerintah Indonesia pernah menyampaikan keberatan atas peta Natuna yang dikeluarkan oleh pemerintah China terkait pencantuman nine dash line atau sembilan titik yang ditetapkan China.

"Ada satu masalah yang disebut nine dash line, sembilan titik yang ditetapkan oleh Tiongkok (China, red). Mengenai masalah ini, kita juga sudah menolaknya, tapi ini tidak ada sangkut pautnya dengan masalah persengketaan wilayah Indonesia dan Tiongkok. Kita permasalahkannya secara resmi tahun 2010, kita ajukan di PBB menyampaikan... minta agar pihak Tiongkok memberikan penjelasan apa latar belakang, hukum apa yang mereka gunakan. Bahkan ketika mereka menampilkannya di paspor mereka, kita sampaikan bahwa kita tidak menerima adanya di paspor ini sebagai wujud pengakuan, tidak mengakui nine dash line," kata Marty di Kantor Presiden Jakarta, Rabu.

Menlu mengatakan antara Indonesia dan China tidak ada persengketaan wilayah, termasuk dalam skema Laut China Selatan.


"Kita harus betul-betul jernih untuk menyikapi masalah ini. Pertama antara Indonesia dan Tiongkok, tidak ada sengketa wilayah, tidak ada. Bahkan misalnya di pulau Natuna, kita dan Tiongkok, saat ini melalui maritime forum, kerja sama kelautan antara Indonesia dan Tiongkok, dan dilakukan pada tingkat wakil menlu antara lain dibahas tentang kerja sama Tiongkok dalam bidang penanaman modal asing Tiongkok di Pulau Natuna untuk proses pengalengan ikan," katanya.

"Ada tiga masalah yang saling terkait tapi sebenarnya terpisah. Satu, tidak ada sengketa wilayah Indonesia dan Tiongkok apalagi masalah Natuna. Kalau harus memperjuangkan mempertahankan wilayah NKRI ini termasuk Natuna tentu akan kita lakukan setiap jengkal. Tapi mengenai Natuna, tidak ada persengketaan dengan Tiongkok, justru sedang bekerja sama dengan Indonesia untuk mencoba penanaman modal asing Tiongkok di Natuna. Kedua, kita bukan salah satu pihak yang bersengketa di Laut China Selatan. Ketiga, adalah masalah nine dash line, memang kita tidak menerima. Karena itu, kita minta penjelasan Tiongkok latar belakang dan dasar hukumnya," katanya.

Atas keberatan pemerintah Indonesia terhadap pencatuman nine dash line tersebut, Marty mengatakan pemerintah China belum memberikan jawaban.

"Tidak memberikan jawab apa-apa. Karena kita sampaikan lewat PBB secara resmi, bahwa untuk secara hukum, kita sampaikan sikap kita bahwa kita tidak menerima nine dash line, ini beda masalah dengan pulau Natuna," kata Marty.

Pada pekan lalu, Antara mengutip Asisten Deputi I Kementerian Koordinator Politik Hukum dan Keamanan, Bidang Dokrin Strategi Pertahanan, Marsekal Pertama TNI Fahru Zaini.

Fahru mengungkapkan bahwa China memasukkan sebagian wilayah perairan laut Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau, ke dalam peta wilayah mereka.

"Pemerintah Republik Rakyat China telah mengklaim wilayah perairan Natuna sebagai wilayah laut mereka. Klaim sepihak ini terkait sengketa Kepulauan Spratly dan Paracel antara negara China dan Filipina. Sengketa ini, akan berdampak besar terhadap keamanan laut Natuna," ungkap Fahru Zaini saat berkunjung ke Natuna, Rabu pekan lalu.

Ia menjelaskan, China telah menggambar peta laut Natuna di Laut China Selatan masuk peta wilayahnya dengan sembilan dash line atau garis terputus, bahkan dalam paspor terbaru milik warga China juga sudah dicantumkan.

ANTARA News

Kasau Tinjau Kesiapan Lanud Supadio Naik Status

Sungai Raya- Kasau Tinjau Kesiapan Lanud Supadio Naik Status Sungai Raya (Antara Kalbar) - Kepala Staf TNI AU Marsekal Ida Bagus Putu Dunia kembali melakukan kunjungan kerja ke Lanud Supadio, sekaligus peninjauan langsung terhadap kesiapan pangkalan udara tersebut yang akan segera dinaikkan statusnya menjadi tipe A.

"Saya ingin melihat langsung sejauh mana kesiapan Lanud Supadio untuk menerima kedatangan skuadron pesawat tanpa awak yang akan segera ditempatkan di sini April nanti," kata Ida Bagus saat melakukan kunjungan kerja di Lanud Supadio, Senin.

Menurutnya, dengan penempatan pesawat tanpa awak tersebut di Lanud Supadio, maka secara otomatis status lanud tersebut naik menjadi tipe A.

"Makanya saya melihat langsung bagaimana kesiapan infrastruktur pendukungnya sekaligus kesiapan personelnya," katanya.

Dia menambahkan, dalam rencana strategis kerja TNI AU, pangkalan udara Supadio sudah disiapkan untuk menjadi tipe A. Dengan demikian, nantinya pangkalan tersebut akan dipimpin oleh perwira TNI AU bintang satu.

"Dengan peningkatan status pangkalan operasi Lanud Supadio tersebut nantinya juga akan diikuti dengan upaya peningkatan alat utama sistem persenjataan (alutsista). Dengan dimilikinya pesawat tanpa awak, maka akan dengan mudah memantau atau memfoto situasi di kawasan perbatasan tanpa terdeteksi oleh lawan dan bisa digunakan pada malam dan siang hari," kata Ida Bagus.

Pria dengan empat bintang di pundaknya itu juga menjelaskan, banyak keuntungan yang bisa didapat dari pesawat tanpa awak, misalnya bisa memantau atau terbang tanpa diketahui oleh sasarannya karena memiliki peredam suara mesin.

Pesawat tersebut nantinya bisa dimanfaatkan untuk pemantauan aktivitas ilegal, kata dia, di antaranya pengawasan ilegal logging atau penebangan hutan secara liar dan pencurian ikan di kawasan alur laut kepulauan Indonesia (ALKI).

Tidak hanya peningkatan alutsista di Lanud Supadio yang akan ditingkatkan, dalam waktu dekat rencana pembangunan stasiun radar yang akan ditempatkan di Bengkayang juga akan direalisasikan.

"Stasiun radar itu juga sudah masuk dalam program kerja TNI AU dan dalam waktu dekat juga akan kita realisasikan," katanya.

Antara

Pesawat Tanpa Awak Akan Datang April 2014

Heron UAV akan memperkuat skadron pesawat tanpa awak TNI AU (photo : epa)

Kasau Tinjau Kesiapan Lanud Supadio Naik Status

PONTIANAK - Kasau Tinjau Kesiapan Lanud Supadio Naik Status Sungai Raya (Antara Kalbar) - Kepala Staf TNI AU Marsekal Ida Bagus Putu Dunia kembali melakukan kunjungan kerja ke Lanud Supadio, sekaligus peninjauan langsung terhadap kesiapan pangkalan udara tersebut yang akan segera dinaikkan statusnya menjadi tipe A.

"Saya ingin melihat langsung sejauh mana kesiapan Lanud Supadio untuk menerima kedatangan skuadron pesawat tanpa awak yang akan segera ditempatkan di sini April nanti," kata Ida Bagus saat melakukan kunjungan kerja di Lanud Supadio, Senin.

Menurutnya, dengan penempatan pesawat tanpa awak tersebut di Lanud Supadio, maka secara otomatis status lanud tersebut naik menjadi tipe A.

"Makanya saya melihat langsung bagaimana kesiapan infrastruktur pendukungnya sekaligus kesiapan personelnya," katanya.

Dia menambahkan, dalam rencana strategis kerja TNI AU, pangkalan udara Supadio sudah disiapkan untuk menjadi tipe A. Dengan demikian, nantinya pangkalan tersebut akan dipimpin oleh perwira TNI AU bintang satu.

"Dengan peningkatan status pangkalan operasi Lanud Supadio tersebut nantinya juga akan diikuti dengan upaya peningkatan alat utama sistem persenjataan (alutsista). Dengan dimilikinya pesawat tanpa awak, maka akan dengan mudah memantau atau memfoto situasi di kawasan perbatasan tanpa terdeteksi oleh lawan dan bisa digunakan pada malam dan siang hari," kata Ida Bagus.

Pria dengan empat bintang di pundaknya itu juga menjelaskan, banyak keuntungan yang bisa didapat dari pesawat tanpa awak, misalnya bisa memantau atau terbang tanpa diketahui oleh sasarannya karena memiliki peredam suara mesin.

Pesawat tersebut nantinya bisa dimanfaatkan untuk pemantauan aktivitas ilegal, kata dia, di antaranya pengawasan ilegal logging atau penebangan hutan secara liar dan pencurian ikan di kawasan alur laut kepulauan Indonesia (ALKI).

Tidak hanya peningkatan alutsista di Lanud Supadio yang akan ditingkatkan, dalam waktu dekat rencana pembangunan stasiun radar yang akan ditempatkan di Bengkayang juga akan direalisasikan.

"Stasiun radar itu juga sudah masuk dalam program kerja TNI AU dan dalam waktu dekat juga akan kita realisasikan," katanya.

Antara

Pentingnya Aset Anti Kapal Selam di Masa Damai

Ilustrasi Anti-Submarine Warfare

Ditengah proses pencarian pesawat Malaysian Airlines flight MH-370 yang masih dinyatakan hilang sampai tulisan ini dibuat, penulis ingin mengangkat peran vital aset anti kapal selam di dalam misi pencarian Kapal/Pesawat hilang yang diduga tenggelam di laut. Aset anti kapal selam bisa berupa kapal permukaan yang memiliki perangkat pendeteksi kapal selam, pesawat udara (sayap tetap maupun sayap putar) yang memiliki perangkat pendeteksi kapal selam, maupun kapal selam itu sendiri. Perangkat pendeteksi kapal selam di pesawat udara sering disebut ASW (Anti submarine warfare) suites.
Hilangnya flight MH-370 ini mengingatkan kita pada tragedi kecelakaan pesawat Adam Air di laut lepas Sulawesi yang tiba-tiba menghilang dari radar. Mengingat salah satu kemungkinan yang terjadi pada flight MH-370 ini adalah crash dan menghujam lautan, dengan tidak adanya sinyal ELT yang harusnya mengapung dan memancarkan sinyal ketika bersentuhan dengan air, maka harus dilakukan pencarian manual di perairan yang diduga menjadi lokasi jatuhnya pesawat, dalam kasus Adam Air, ada 2 sinyal ELT yang muncul. Pencarian manual dilakukan oleh berbagai pihak, tidak hanya dari Malaysia, tapi juga China, vietnam, filipina, singapore, Indonesia, bahkan AS. Pencarian manual ini dilakukan untuk menemukan tanda-tanda seperti serpihan atau tumpahan minyak mengapung untuk mengidentifikasi kemungkinan lokasi pesawat.
Selain menggunakan identifikasi visual, pencarian juga dilakukan dengan menggunakan perangkat yang biasanya digunakan dalam mendeteksi kapal selam. Pada pembahasan ini penulis akan menitikberatkan pada aset pesawat udara yang memiliki jangkauan jauh dan waktu reaksi cepat sehingga bisa menyapu daerah yang luas dalam waktu yang lebih singkat. Tiga perangkat pendeteksi kapal selam yang bisa digunakan dalam misi pencarian kapal/pesawat yang mengalami kecelakaan dilaut adalah radar maritim, dipping sonar (sonar celup), dan MAD (magnetic anomaly detector).
Radar maritim yang dimiliki oleh pesawat/helikopter buru kapal selam biasanya memiliki fitur pendeteksi periskop kapal selam. Fitur ini bisa dimanfaatkan apabila ada serpihan pesawat/kapal yang mengapung di laut dan cukup besar sehingga memiliki bagian yang menyembul diatas permukaan laut sehingga bisa dideteksi oleh radar. Apabila serpihan yang ada tidak cukup besar atau rata dengan permukaan laut, ada kemungkinan akan dianggap sebagai seawave biasa dan tidak dikategorikan sebagai positive detection oleh radar.
Sonar dan pendeteksi anomaly magnetik pada dasarnya akan mampu mendeteksi serpihan metal yang cukup besar di dalam air. Gelombang sonar akan memantul pada komponen metal pesawat/kapal dan MAD akan mendeteksi bahwa ada anomali magnetik di dalam air jika ada komponen metal. Jika kapal/pesawat terbaring di dasar laut, maka ada kemungkinan secara sekilas operator sonar tidak bisa membedakannya dengan permukaan laut, jika kedalaman laut tidak terlalu dalam, besar kemungkinan MAD mampu mendeteksi adanya metal di dalam laut. Sehingga MAD bisa meminimalkan terlewatnya kapal/pesawat nahas karena human factor.
MH-60R LAMPS MKIII milik US Navy adalah salah satu contoh helikopter pendeteksi kapal selam yang memiliki fitur fitur diatas, maka tak heran jika Helikopter ini ikut diterjunkan oleh US Navy untuk ikut mencari keberadaan MH-370, Singapura juga mengirim S-60Rnya untuk ikut bergabung dalam tim SAR.  Australia dan Amerika juga mengirim P-3C Orion yang dilengkapi radar maritim dan MAD kedalam tim SAR untuk membantu menemukan pesawat yang hilang.
Indonesia tentunya sudah banyak belajar dari pengalaman pencarian pesawat Adam Air yang hilang di teluk Majene. Meskipun ASW Suites dalam pesawat anti kapal selam tidak menjamin diketemukannya pesawat/kapal yang hilang, tetapi kehadirannya tentu membuat kemungkinan keberhasilan misi pencarian menjadi lebih besar. Penggunaan ASW suites bisa mempercepat penyapuan suatu wilayah, meskipun konfirmasi visual masih diperlukan. Ketiadaan ASW suites dalam aset udara anti kapal selam TNI merupakan keprihatinan yang harus menjadi perhatian kita bersama. Peran ASW suites tidaklah hanya berguna di masa perang untuk memburu kapal selam, tapi juga di masa damai. Peran yang tak kalah penting di masa damai ini seharusnya menjadi perhatian, bahwa harga yang harus dibayarkan sepadan dengan fungsinya. Kita harus berusaha meminimalkan konsep “platform first, equipment later” karena dari pengalaman sebelumnya, akan memerlukan waktu lama sebelum peralatan yang dibutuhkan bisa terpasang. Sehingga ada baiknya ketika pengadaan pesawat sudah lengkap dengan peralatan penunjang misinya. Karena meskipun dapat dipasang dengan cepat, diperlukan pengalaman operator dalam mengoperasikan perangkat untuk meminimalkan false detection. Semoga apabila terjadi kecelakaan kapal/pesawat di perairan Indonesia, TNI bisa menjadi first responder yang dibekali peralatan yang memadai untuk menemukan segera dan menyelamatkan korban bila ada.

Masalah Diplomatik Tidak Halangi Kerjasama Pertahanan RI-Australia


Pejabat pertahanan 2 negara tetap gelar program kunjungan dan latihan.
Menhan RI, Purnomo Yusgiantoro, dan Menhan Australia, David Johnston, di Jakarta beberapa waktu lalu 
 
- Pemerintah Australia menyatakan kerjasama pertahanan dengan Indonesia tetap berlangsung meski kedua pemerintah tengah menghadapi ketegangan diplomatik. Pejabat pertahanan kedua negara berkomitmen Indonesia dan Australia harus tetap memelihara hubungan untuk menghadapi tantangan-tantangan bersama di sektor pertahanan.

Demikian ungkap Menteri Pertahanan Australia, David Johnston, di Jakarta hari ini. "Saya menghadiri Dialog Pertahanan Internasional di Jakarta (JIDD) dan berbincang dengan Menteri Purnomo Yusgiantoro. Ini menandakan masih ada hubungan yang baik di antara kedua negara di sektor pertahanan," kata Johnston dalam dialog dengan sejumlah jurnalis.

Kedua pemerintah, ungkap Johnston, menyatakan bahwa kerjasama pertahanan Indonesia dan Australia sudah berlangsung sangat kuat dan harus dipertahankan untuk jangka panjang. "Kondisi seperti ini harus dipertahankan kendati tengah berlangsung tekanan-tekanan politik," lanjut dia..

Johnston, politisi dari Partai Liberal yang tengah memimpin Australia, menyadari bahwa untuk saat ini intensitas kerjasama pertahanan kedua negara tengah berlangsung "lambat" menyusul ketegangan diplomatik antara Jakarta dan Canberra terkait skandal penyadapan.
Dampak dari ketegangan ini adalah Indonesia untuk sementara waktu menghentikan kerjasama militer-ke-militer dan pertukaran intelijen dengan Australia sambil menunggu disepakatinya suatu kode etik hubungan diplomatik agar mencegah terulangnya skandal penyadapan, seperti yang dikehendaki Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melalui peta jalan normalisasi hubungan RI-Australia.

Namun, Johnston memastikan bahwa kerjasama negaranya dengan Indonesia di sejumlah sektor pertahanan tetap berlangsung. "Kami tetap selenggarakan pelatihan perwira di Canberra, program pertukaran personel untuk menempuh pendidikan dan pelatihan, dan lain-lain. Jadi tidak benar bila seluruh kerjasama pertahanan dengan Indonesia seluruhnya terhenti," kata Johnston.

Bahkan, dia menambahkan, selain mengirim menterinya ke JIDD, Australia juga turut serta dalam pameran industri pertahanan yang berlangsung di lokasi yang sama, yaitu di Jakarta Convention Center selama 19 dan 20 Maret 2014. Dialog tahunan itu dihadiri 46 delegasi dari negara-negara ASEAN, China, India, Australia, Amerika Serikat, serta beberapa negara Eropa dan Afrika. 

Menurut laman resmi Departemen Pertahanan Australia, ini merupakan kali pertama Menhan mereka turut berpartisipasi JIDD. Di forum itu Johnston mendengarkan pandangan Menhan dari negara lainnya soal keamanan regional dan upaya untuk mempromosikan kesempatan bagi industri pertahanan Australia. (umi)

Prajurit Batalyon Taifib-1 Marinir Latihan Terjun Free Fall


Prajurit Batalyon Taifib-1 Marinir Latihan Terjun Free Fall
PASMAR-1 (20/3),- Dalam rangka meningkatkan profesionalisme prajurit, Batalyon Intai Amfibi-1 Marinir melaksanakan Latihan Terjun Free Fall,l di Lanudal Juanda, Sidoarjo, Rabu (19/3).
Kegiatan yang merupakan program Latihan Triwulan I tahun 2014 tersebut dipimpin langsung Komandan Batalyon Intai Amfibi-1 Marinir Mayor Marinir Freddy Ardianzah dengan tujuan selain meningkatkan naluri tempur prajurit juga sebagai sarana meningkatkan kemampuan akurasi prajurit dihadapkan pada penugasan, latihan maupun prestasi olahraga.
Mayor Marinir Freddy Ardianzah mengatakan, materi yang dilatihkan meliputi terjun tempur siang dan malam serta Canopy Realtive Work (CRW), Latihan akan dilaksanakan hingga 28 Maret 2014 dengan daerah Latihan di Lanudal Juanda dan Karangpilang.
Sementara itu, Komandan Pasmar-1 Brigjen TNI (Mar) Siswoyo Hari Santoso, pada Selasa (18/3), melihat secara langsung prajurit Yontaifib-1 Mar yang sedang melaksanakan Latihan Penerjuanan di Lanudal Juanda.
Dalam arahannya kepada prajurit Yontaifib-1 Mar, Komandan Pasmar-1 mengharapkan agar memanfaatkan alat utama yang ada untuk menambah keterampilan, Peterjun Yunior harus lebih aktif dalam meningkatkan kemampuannya,  selain itu agar memanfaatkan Latihan tersebut untuk regenerasi Jumping Master baru, juga mempertajam naluri tempur khususnya di media udara, yang tidak kalah pentingnya yaitu agar selalu menjaga keselamatan, sehingga Latihan tersebut dapat berjalan dengan aman dan lancar serta benar-benar zero accident.

TNI 

Menhan: Indonesia Pegang Peran Penting di Lautan

Purnomo Yusgiantoro
Purnomo Yusgiantoro

 JAKARTA -- Keberadaan Indonesia yang terletak di antara Benua Hindia dan Pasifik membuat negeri ini memiliki daya tarik tersendiri bagi negara lain. Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengatakan, posisi geografis Indonesia yang diapit dua samudra membuatnya menjadi penting bagi negara lain.
"Indonesia berada di tengah dua lautan, Indonesia memegang peranan penting di lautan," kata Purnomo usai penutupan Jakarta International Defence Dialogue 2014 yang diikuti 46 negara di Jakarta, Kamis (3/20).
Menurut Purnomo, dua pertiga wilayah Indonesia yang terdiri lautan juga menjadikan negara ini sebagai negeri maritim. Kondisi itu memaksa Indonesia harus siap merespon setiap ancaman yang datang dari lautan. Terbatasanya alutsista TNI AL membuat Indonesia harus bekerja sama dengan negara tetangga dalam mengamankan batas laut.
Purnomo menyatakan, butuh transparansi dan komunikasi terbuka antarnegara dalam memperkuat kerja sama di bidang maritim. "Dalam hal ini, perlu kerangka hukum yang tepat agar menemukan cara efektif dalam mengatasi konflik di wilayah perairan," kata Purnomo.
Transparansi dan komunikasi yang terbuka, lanjut Purnomo, akan membuat masing-masing negara tak saling curiga.
Apalagi, area maritim sangat rentan oleh berbagai risiko keamanan nontradisional. "Hasil diskusi ini kita harap mendapat respon bergulir manfaatnya bagi kita. Kita lihat, terutama negara Asia Pasifik akan mendapat keuntungan dari event ini," ujar Purnomo.

Republika

Arah Kebijakan NKRI


 

photo: aktual.co

Saya tetap melihat tidak ada sesuatu yang benar-benar luar biasa dalam pengembangan alutsista TNI saat ini, dibandingkan dengan potensi ancaman dan segala dinamikanya ke depan. Karena penguatan kekuatan pertahanan NKRI tidak dimulai dari pangkal persoalannya, tetapi dengan cara potong Kompas, pasca lepasnya Sipadan-Ligitan & kasus Ambalat, yang berakibat dengan kurang jelasnya arah dari pengembangan pertahanan NKRI, terutama untuk jangka panjang.
Lalu apa yang menjadi pokok permasalahan dari arah kebijakan NKRI saat ini dan ke depan? Sudah banyak lembaga think tank dan maupun hasil kajian studi dari pemerhati pertahanan di negeri ini yg menghasilkan rekomendasi sebagai berikut:
  • Membuat ambang batas terendah, medium & maksimum terhadap anggaran pertahanan nasional. Saat ini untuk tahun 2014 menganggarkan Rp 86,376 triliun, atau 0,8 persen dari persentase ideal GDP. Padahal sudah banyak studi pertahanan yang menjelaskan, Indonesia minimal harus menganggarkan 2% dari GDP, 5% dari GDP untuk kondisi ideal & 10% dari GDP untuk kondisi maksimum. Tetapi hingga kini untuk peningkatan 1% dari GDP untuk anggaran pertahanan pun Indonesia belum bisa menyisihkannya. Argumen klasik selalu menjadi alasan, pemerataan, pendidikan, dll. Padahal kalau RI punya platform pertahanan jangka panjang, itu semua bisa diatasi. Kita bisa belajar dari China, setelah 35 tahun secara konsisten terus meningkatkan anggaran militer mereka perlahan2, baru pada tahun 2010 lah dunia mulai memperhatikan militer mereka, padahal kondisi ekonomi mereka pada dekade 80 hingga 90 an tidak lebih baik dari negara kita, dan sekarang hasil dari kerja keras mereka berhasil, bukan hanya bisa menjadi salah satu yg terkuat secara militer, tetapi juga bisa menghasilkan uang dari hasil kerja keras tsb, atau kalau perbandingannya terlalu tinggi, kita bisa contoh India, berapa persen rakyat mereka yg miskin dan lebih miskin dari kita, tetapi negara mereka tetap konsisten untuk memperkuat negara mereka.
  • Meninjau ulang dan memperbaikinya buku putih pertahanan NKRI. Buku putih pertahanan NKRIyang pasca orde lama hingga kini lebih menekankan kepada sistem bertahan, yang oleh petinggi TNI dianggap hanya membatasi ruang gerak dan mengebiri potensi maupun kemampuan TNI dalam mempertahankan NKRI. Sudah saatnya Indonesia kembali mengembangkan jangkauan pertahanan TNI kita, tidak ada salahnya TNI memukul terlebih dahulu, daripada Harus terpukul duluan. Pada zaman Orde lama, NKRI bisa membuat sebuah hegemoni dan Geopolitik, dan mampu mempengaruhi negara2 dunia, tetapi sekarang tidak, apa yg terjadi??
  • Penguatan kembali sistem pertahanan semesta. Pembentukan Kogabwilhan sebenarnya adalah buah dari rencana pemekaran Komanda Armada, yang saat ini dari 2 komando Armada, yakni komando Armada timur (Koarmatim) dan komando Armada barat (Koarmabar), dengan penambahan komando Armada utara (Koarmata) dan komando Armada selatan (koarmala). Tetapi ini tidak juga terbentuk, dengan alasan anggaran, kemudian diputuskan dibentuk 3 komando Armada, yakni penambahan komando Armada tengah, tetapi tidak juga terbentuk dengan alasan lagi2 masalah anggaran pertahanan. TNI & kemenhan sudah menjelaskan, & jauh-jauh dekade mengatakan, pembentukan 4 komando Armada adalah wajib hukumnya untuk meng-cover seluruh NKRI dalam kondisi darurat perang. Tetapi hingga kini belum juga terbentuk. Pembentukan Kogabwilhan diharapkan bisa menjadi embrio dari pembentukan 4 komando Armada tersebut. Tapi Ini pun masih ada berdebatan tentang struktur dan lain sebagainya.Sekadar informasi, sebentar lagi pasukan komando Cadangan (PasKomcad), akan segera terbentuk, rencananya akan sedikit dipercepat, karena paskomcad diperuntukkan juga untuk Kogabwilhan. Saat ini Pemerintah untuk gelombang pertama menargetkan 2 juta pasukan paramiliter Paskomcad, yang akan diambil dari kalangan PNS, swasta, dll, dari usia 18 tahun hingga 45 tahun. Paskomcad adalah sistem pertahanan yang bersifat sel-sel, dari tingkat RT, RW, Kelurahan Kabupaten, kota, provinsi dan negara. Dengan sistem pergerakan/mobilisasi 3 jam, 6 jam, 12 jam, 1 x 24 jam, 3 hari dan 1 minggu, sesuai kondisi darurat perang yang terjadi.Kalangan pemerhati pertahanan & studi, meyakini kalau sistem pertahanan semesta bisa kembali diperbaiki, akan mampu membuat Indonesia menjadi negara terkuat sistem pertahanannya. Tapi apakah ini semua berjalan mulus?? Kita akan perhatikan.
  • 4. Meningkatkan riset teknologi tingkat tinggi terutama untuk alutsista. Indonesia, India, China, Korea, pada tahun 60-an memulai Start yang sama dalam pengembangan riset pertahanan, tetapi kenapa hingga kini Indonesia masih jauh tertinggal dari negara2 tersebut? Saat ini, Walaupun terlambat, daripada tidak sama sekali, mulai sadarnya negara kita untuk kembali memperkuat riset pertahanan patut kita hargai, sekarang yang tinggal dipertahankan tingkat konsistensinya, apakah hanya bersifat proyek rezim, seperti selama ini sudah terjadi, atau benar2 lahir dari kesadaran Indonesia untuk membangun sistem pertahanan dari akarnya?? Dan masih ada beberapa rekomendasi hasil kajian studi lainnya terhadap sistem pertahanan negara kita. Jadi tidak ada yang perlu dieuforia-kan terhadap perkembangan TNI saat ini, selama struktur pertahanan tersebut belum menyentuh pangkal persoalannya, yakni, anggaran, riset, dll. Saat ini moncong senjata mulai mengarah ke Asia Pasifik, pastinya kita tidak mengharapkan Indonesia menjadi pecundang di kawasan sendiri. Ada yang perlu dipahami juga bahwa inspirasi pembentukan MEF adalah bertujuan mengembalikan kekuatan tempur TNI seperti pada zaman Trikora & Dwikora, dan hal ini sudah sering kali disampaikan oleh MenHan maupun TNI, bahkan Kapuspen TNI, pak Iskandar Sitompul dalam sebuah wawancara Televisi juga sudah menjelaskan hal tersebut.

Kekuatan Tempur TNI pada era tahun 60 an, adalah kekuatan ideal TNI, dan bukanlah kekuatan maksimumnya. Karena dengan kekuatan tersebut mampu meng-cover wilayah NKRI secara baik, dengan adanya kapal penjelajah, kapal destroyer, kapal pemburu, dan kapal selam terbaik di eranya pada Matra laut, dan pesawat pemburu maupun bomber pada matra udara. Kekuatan TNI pada masa itu adalah “maksimum defensif”, belumlah lagi maksimum ofensif, oleh karena itulah dianggap sebagai kekuatan ideal TNI, sehingga mampu membuat sekutu & Belanda mundur teratur.
Pembentukan MEF bertujuan untuk mengembalikan kekuatan TNI pada taraf maksimum defensif, seperti pada era 60 an, karena ini sesuai dengan doktrin politik maupun doktrin pertahanan NKRI. Terkait kekuatan TNI, Kan banyak selorohan dari beberapa perwira TNI kita, “kalau belum bisa seperti jamannya pak Karno, gak usah sok kuat deh”. Jadi ini bukanlah proyek mercusuar.
Saya juga ingin mengoreksi, diatas saya tidak pernah sekalipun mengatakan bahwa hasil yg telah dilakukan oleh Pemerintah selama ini untuk memperkuat pertahanan NKRI sebagai omong kosong. Tapi saya hanya mengatakan kita harus realistis. Misalkan, anggaran pertahanan untuk 2014 ini, secara angka memang terlihat besar, tetapi ketika dialokasikan baru diketahui bahwa sebagian besar habis hanya untuk dana peningkatan kesejahteraan prajurit TNI, yg memang jauh dari kata sejahtera. Lalu berapa porsinya untuk pembelian alutsista? Berapa porsinya untuk pengembangan riset? Apa yg sudah kita miliki saat ini? Seberapa besar kekurangan/gapnya? Dll. Kalau ini semua dibuka & ditelaah, akan terlihat tidak ada yang terlalu istimewa disini. Padahal ancaman terhadap keutuhan NKRI kedepannya “semakin istimewa”
Saya akan merasa lebih jumawa kalau Pemerintah kita berani meningkatkan anggaran pertahanan hingga 2% saja dari ideal GDP, karena dari situlah bisa menilai tingkat keseriusan Pemerintah untuk memperkuat otot-otot pertahanan NKRI. Kalau alasannya pendidikan, kita bisa meniru China & Korea yg mengintegrasikan Riset dengan pendidikan bangsa mereka. Pendidikan naik, keberhasilan riset juga naik, begitu juga sebaliknya. Itulah makanya saya katakan, langkah2 yg dilakukan Pemerintah kita untuk memperkuat TNI selama ini masih sebatas “menebus dosa”. Umpama seorang anak yg sudah lama tidak pernah dipakaikan baju, sering masuk angin & sakit2an, sekarang mulai dipakaikan baju beberapa stel, yang mungkin hanya cukup untuk 2 atau 3 hari saja, habis itu telanjang lagi… Ehhhmm…..
Skandal Ambalat telah membukakan mata Pemerintah & petinggi negara ini, bahwa betapa lemahnya sistem pertahanan Indonesia. Bahkan baru pada era itulah Mahatir Muhammad & Badawi, berani berbicara kata “perang”, kata yg sebelumnya begitu mereka hindari. Kita patut berterima kasih kepada para prajurit TNI kita pada saat konflik Ambalat terjadi, karena TNI dengan kapal perang yg sudah berkarat disana sini, berhasil mengusir Armada laut malaysia dengan teknologi terbaru mereka. keberhasilan tersebut terjadi karena “nyali & aksi nekat” prajurit kita, sehingga bangsa kita tidak sampai dipermalukan dalam kasus tersebut dimata internasional. Tapi, realistis saja, dalam perang modern, sampai kapan nyali yg selalu menjadi tumpuan??
Satu hal lagi yang juga perlu dipahami adalah, awal terbentuknya Indonesia, negara ini langsung bisa memiliki hegemoni & geopolitik yg kuat. Bagaimana mungkin Indonesia, yg masih seumur jagung mampu mempecundangi Jagoan2 perang dunia ke II, seperti Jepang & gerombolan Sekutu?? Mengusir mereka semua dari benua nusantara dengan kepala tertunduk. Berapa banyak negara-negara di dunia saat itu yang mencapai kemerdekaannya karena terinspirasi & terbantukan oleh Indonesia. KAA, GNB, dll. Hanya Indonesia satu2nya negara yang pernah keluar dari PBB, hanya Indonesia satu2nya negara yg pernah menantang PBB dengan membentuk lembaga tandingan (The New Emerging Forces). Kekuatan hegemoni Indonesia ketika itu mampu membuat negara2 jajahan di seluruh dunia berani mengangkat kepala mereka untuk menantang tuan-tuan penjajah mereka sebelumnya.
Oleh karena itu, mau kita berteriak2 dengan slogan “million friends, Zero enemy” sekalipun, negara2 kuat seperti US, Sekutu/NATO, dll, hanya menganggapnya sebagai lelucon. Karena mereka tahu apa yang bisa diperbuat oleh Indonesia dulu & di masa depan. Itulah makanya negara kita disebut “Raksasa tidur”. Ada beberapa kajian studi Pentagon tentang hal ini, saya harap suatu saat nanti saya bisa mengangkatnya di blog ini.
Soekarno adalah seorang Visioner & bukan seorang megalomaniak. Apa yg dianggap proyek mercusuar pada masa itu, baru bisa dinikmati & dirasakan kebanggaannya pada saat ini. Sulit kita menemukan pemimpin yang memiliki visi begitu jauh ke depan, di saat bangsanya sendiri masih meng-olok olok nya.
Bicara kondisi ekonomi pada masa orde lama juga harus membuka diskusi yg lebih luas. Harus dibuka juga dengan gamblang bagaimana kondisi ekonomi dunia ketika itu? Bagaimana kondisi geopolitik ketika itu? Salah satu senjata orde baru untuk menghantam Soekarno adalah dengan isu ekonomi, dengan janji2 kemakmuran dan kesejahteraan. Padahal itu semua tidak lebih dari hasil penjualan sumber daya alam dengan harga “Obral”, pinjaman-pinjaman internasional yang selalu membengkak setiap dekadenya, yang bahkan “dosanya” masih bisa kita rasakan hingga era reformasi saat ini.
Berpikirlah realistis, di masa depan musuh potensial kita bukan Malaysia, Singapura atau Australia, terlalu kecil mereka bagi kita, tetapi musuh potensial negara kita adalah negara-negara yang memiliki hegemoni & geopolitik yg kuat seperti US, NATO, China & persemakmuran Rusia/Ex Eropa timur. Jadi ayo lah berpikir ke depan.

800 Prajurit TNI Siap Berangkat ke Darfur




800 Prajurit TNI Siap Berangkat ke Darfur
PUSPEN TNI (19/3),-  Sebanyak 800 Prajurit TNI yang tergabung dalam Satuan Tugas (Satgas) Batalyon Komposit TNI Kontingen Garuda (Konga) XXXV-B/UNAMID (United Nations Mission In Darfur) yang dilengkapi 24 Panser ANOA 6x6, 30 Truk dan 34 Jeep siap berangkat ke Darfur-Sudan sebagai pasukan pemelihara perdamaian Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) selama satu tahun. 
Hal tersebut ditandai dengan ditutupnya Latihan Penyiapan Satgas Batalyon Komposit TNI Konga XXXV-B/Unamid oleh Asisten Operasi (Asops) Panglima TNI Mayjen TNI Ridwan, di Bukit Santi Dharma PMPP (Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian), Sentul-Bogor, Rabu pagi (19/3/2014). 
Asops Panglima TNI dalam pengarahannya mengatakan,  partisipasi prajurit TNI dalam misi pemeliharaan perdamaian PBB merupakan kesempatan sekaligus tantangan bagi TNI untuk menunjukkan perannya di dunia internasional.  
Selama kurang lebih satu bulan personel Satgas telah melaksanakan pratugas dengan materi latihan berupa CPTM (Core Pre Deployment Training), materi teknis, materi pendukung dan beberapa materi aplikasi yang dirancang khusus guna mendukung kelancaran pelaksanaan tugas nantinya.  
"Personel Satgas harus memahami karakterisitik wilayah Darfur yang tentu saja berbeda dengan negara kita, baik dari sudut geografis, demografis maupun kondisi sosial budayanya", kata Mayjen TNI Ridwan.  
Satgas Batalyon Komposit TNI Konga XXXV-B/Unamid dipimpin oleh Mayor Inf Rudy Sandry selaku Komandan Satgas yang merupakan Alumni Akabri 1997, yang rencananya akan diberangkatkan pada pertengahan tahun 2014.

TNI 

Merebut (Kembali) Hegemony Militer Dari Singapura


 
flagj
Asia-Pasifik termasuk Asia Tenggara adalah wilayah yang paling pesat mengalami perkembangan modernisasi militer, termasuk juga Indonesia. Singapura, sebagai negara kecil dikelilingi tetangga-tetangga yang lebih besar di kawaan Asia tenggara mempunyai perasaan kerentanan yang kemudian mendorong pemerintah Singapura menjadi negara dengan anggaran terbesar di kawasan Asia Tenggara.
Namun kondisi tersebut mungkin tidak lama lagi akan berubah. Program modernisasi TNI di Indonesia dengan program Minimum Essential Force yang akan merubah postur dan doktrin TNI mengancam posisi Singapura sebagai negara dengan militer terkuat dan tercanggih di Asia Tenggara.
Pada tahun 2012, Singapura dan Indonesia secara kolektif mencapai hampir 57% dari total anggaran pertahanan negara-negara ASEAN. Anggaran pertahanan lima besar negara ASEAN (Singapura, Indonesia, Thailand, Malaysia, Philipina) diperkirakan mencapai $61.6 milyar USD pada tahun 2020 dari $29.3 milyar pada tahun 2012, atau tumbuh dengan CAGR sebesar 9,8% selama periode proyeksi tersebut. Sebagian besar belanja ini diperkirakan akan didorong oleh peningkatan belanja Indonesia yang meningkat sebesar 17% CAGR selama periode tersebut. Pada tahun 2020, diprediksi Indonesia akan memberikan kontribusi hampir 40% atau sekitar $24.6 milyar USD dari anggaran pertahanan ASEAN diikuti oleh Singapura dengan 23% ($14 milyar USD) dan dan Thailand 17% ($10 milyar USD).
defence asean
Belanja pertahanan 5 besar ASEAN 2012-2020
Singapura terus menjaga peningkatan anggaran pertahanan yang stabil. Anggaran pertahanan Singapura 2014 diumumkan senilai $12.56 miliar SGD ($9.93 miliar USD), naik 3,2 % dari anggaran pengeluaran pada 2013. Ketika kenaikan anggaran belanja pertahanan Indonesia banyak yang digunakan untuk pengembalian postur yang lama diabaikan, anggaran Singapura telah lama ada pada kondisi mengejar kualitas dan deterrence. Selain itu alokasi R&D yang besar menyebabkan industri strategis Singapura menjadi pemimpin industri pertahanan di Asia Tenggara, sementara di sisi lain Indonesia baru saja akan memulai kembali mengemangkan industri strategis setelah terbengkalai pasca krisis moneter 1997.
Alokasi Singapura tersebut sekitar 22% dari pengeluaran total pemerintah tahunan dan sekitar 3,3 % dari PDB. Pendekatan jangka panjang negara untuk anggaran pertahanan diarahkan mempertahankan level kemampuan tinggi Angkatan Bersenjata Singapura (SAF) dan mengejar SAF sebagai generasi lanjut angkatan bersenjata yang modern.
Persentase anggaran pertahanan dari PDB Singapura (3.3%), lebih tinggi dari rata-rata global yang ada di kisaran 2% PDB, namun angka tersebut masih jauh di bawah batas maskimal anggaran pertahanan Singapura yang punya batas hingga 6% PDB. Namun potensi besar Indonesia bahkan di saat sekarang yang hanya menganggarkan 1% PDB telah mampu mendekati anggaran 3.3% PDB Singapura. Pada akhirnya, walaupun Singapura menganggarkan batas maksimal anggaran pertahanan-pun tetap saja pada suatu saat akan terlewati dan tidak akan bisa bersaing dengan tetang-tetangganya yang lebih besar.
Menteri Pertahanan Ng Eng Hen berbicara depan Parlemen alasan peningkatan anggaran yang stabil adalah upaya Singapura dalam pembangunan kemampuan pertahanannya sehingga mencapai kemampuan pencegahan strategis, dan juga untuk menghindari kondisi tidak siap menghadapi potensi resiko ancaman yang tidak diperkirakan dan bisa terjadi kapan saja. Dia memberi gambaran bagaimana bentuk Angkatan Bersenjata Singapura hingga tahun 2030.
Gambaran Kekuatan Militer SAF saat ini - 2030
Proyeksi kekuatan militer SAF saat ini hingga 2030
Saat ini Singapura sedang dalam upaya pengadaan pesawat Multi-Role Tanker Transport (MRTT), berpotensi menjadi pengguna pertama kapal selam produksi dari prototype, mengakuisisi pesawat generasi lima pada tahun 2020, upgrade kendaraan lapis baja Bionix dan meluncurkan kendaraan driverless untuk membantu melindungi kedaulatan Singapura. Sementara itu Singapura sebelumnya sudah menerima F-15SG dan sedang dalam proses upgrade armada F-16 mereka.
Jumlah dan generasi pesawat tempur negara 5 besar ASEAN sejak tahun 1990-an
Jumlah dan generasi pesawat tempur negara 5 besar ASEAN sejak tahun 1990-an
Angkatan Darat Singapura juga berencana merekrut sebanyak 1.100 prajurit karier. Menteri Pertahanan Ng Eng Hen mengatakan bahwa memiliki tentara karir profesional yang lebih berpengalaman dalam unit pelatihan akan membuat pelatihan peserta wamil lebih efektif dan efisien.
Pertumbuhan ekonomi memungkinkan Singapura terus mempertahankan “Keunggulan kuantitatif dan kualitatif SAF” terhadap kekuatan militer tetangganya, namun, fundamental pertumbuhan ekonomi dan proporsional ukuran dan sumber daya Singapura berbanding Indonesia pada akhirnya akan menuju pada situasi dan kondisi ketika kemampuan SAF tidak akan lagi mampu memberikan efek gentar bagi TNI. Dan mengingat sejarah masa lalu, memang wajar jika mereka merasa terancam.
Sg militari procuremen by decade
Budget/Alokasi Belanja Militer SAF Berdasarkan Dekade
belanja milter menurut decade
Budget/Alokasi Belanja Militer TNI Berdasarkan Dekade
Demi mengatasi keterbatasan potensi mereka tersebut, Singapura melirik opsi bentuk perlindungan dari luar seperti hubungan pertahanan bilateral dan juga multilateral. Seperti misalnya dengan Amerika Serikat, Australia, Jepang dan lima negara anggota FPDA.
Untuk Indonesia menggantikan Singapura sebagai militer dengan anggaran terbesar hanya tinggal menunggu waktu, sama sekali bukan tantangan berat tapi adalah proses wajar akibat berbedaan potensi ke dua negara. Dan juga harus diingat Singapura dengan maksimal memanfaatkan potensi-potensi yang ada dengan indeks daya saing tinggi, sementara Indonesia terkesan masih mengabaikan berbagai potensi ekonomi dan geografis di dalam negeri. Jika Indonesia mampu memberdayakan potensi yang ada pada level yang sama seperti Singapura, maka sebagai benchmark bukan mustahil akan melirik negara yang lebih seimbang dari segi postur dan potensi seperti Brasil, India atau bahkan China.
Bagi Indonesia, Singapura hanyalah satu bagian kecil dari kekuatan asing yang lebih besar. Indonesia tidak bisa melihat hanya pada satu arah sebagai sumber ancaman dan harus juga mengandalkan kecerdikan diplomasi dalam menangkal berbagai bentuk ancaman tersebut, baik militer, politik maupun ekonomi. Di masa multipolar seperti saat ini, untuk kembali menjadi kekuatan regional yang diperhitungkan Indonesia juga harus mewaspadai potensi ancaman diluar ruang lingkup Asia Tenggara.

jakarta greater

Boediono ajak Xanana ke pameran produk pertahanan TNI di Senayan

Pameran yang merupakan bagian dari JIDD 2014 ini menampilkan berbagai produk pertahanan TNI.

Pameran yang merupakan bagian dari JIDD 2014 ini menampilkan berbagai produk pertahanan TNI.

Wapres Boediono menunjukkan replika pesawat milik TNI AU ke Perdana Menteri (PM) Timor Leste Xanana Gusmao. 
 
Pameran yang merupakan bagian dari JIDD 2014 ini menampilkan berbagai produk pertahanan TNI.

Wakil Presiden (Wapres) Boediono (tengah) didampingi Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro (kiri) saat melihat replika pesawat milik TNI AU dalam pameran produk pertahanan selama pembukaan Jakarta International Defence Dialogue (JIDD) 2014 di JCC Senayan, Jakarta, Rabu (19/3). Berbagai macam alat pertahanan produksi PT Pindad, PT PAL dan PT DI dipamerkan dalam ajang tersebut.
 
Pameran yang merupakan bagian dari JIDD 2014 ini menampilkan berbagai produk pertahanan TNI.

PM Timor Leste Xanana Gusmao saat melihat replika pesawat milik TNI AU dalam pameran produk pertahanan selama pembukaan JIDD 2014.
 

Pameran yang merupakan bagian dari JIDD 2014 ini menampilkan berbagai produk pertahanan TNI.

Wapres Boediono bersama Menhan Purnomo Yusgiantoro dan PM Timor Leste Xanana Gusmao tengah melihat replika kapal milik TNI AL dalam pameran produk pertahanan selama pembukaan JIDD 2014 di JCC Senayan, Jakarta, Rabu (19/3). 
 

Pameran yang merupakan bagian dari JIDD 2014 ini menampilkan berbagai produk pertahanan TNI.

Wapres Boediono melihat amunisi perang yang dipamerkan selama pembukaan JIDD 2014 di JCC Senayan, Jakarta, Rabu (19/3).
 
Pameran yang merupakan bagian dari JIDD 2014 ini menampilkan berbagai produk pertahanan TNI.

Wapres Boediono tengah mendengarkan penjelasan panitia tentang peralatan tempur yang dipamerkan selama pembukaan JIDD 2014 di JCC Senayan, Jakarta, Rabu (19/3).
 
Pameran yang merupakan bagian dari JIDD 2014 ini menampilkan berbagai produk pertahanan TNI.

Wapres Boediono bersama Menhan Purnomo Yusgiantoro dan PM Timor Leste Xanana Gusmao tengah bercanda saat melihat senjata yang dipamerkan selama pembukaan JIDD 2014.
 

Pameran yang merupakan bagian dari JIDD 2014 ini menampilkan berbagai produk pertahanan TNI.
Gaya PM Timor Leste Xanana Gusmao saat membawa salah satu senjata yang dipamerkan selama pembukaan JIDD 2014.
 

Pameran yang merupakan bagian dari JIDD 2014 ini menampilkan berbagai produk pertahanan TNI.

PM Timor Leste saat melihat salah satu senjata yang dipamerkan selama pembukaan JIDD 2014 di JCC Senayan, Jakarta, Rabu (19/3).
 
Pameran yang merupakan bagian dari JIDD 2014 ini menampilkan berbagai produk pertahanan TNI.

Panglima TNI Jenderal Moeldoko menyempatkan diri untuk melihat pameran produk pertahanan sebelum mengikuti acara JIDD 2014 di JCC Senayan, Jakarta, Rabu (19/3).
 

Pameran yang merupakan bagian dari JIDD 2014 ini menampilkan berbagai produk pertahanan TNI.

Jenderal Moeldoko melihat peralatan selam milik TNI AL yang dipamerkan selama pembukaan JIDD 2014 di JCC Senayan, Jakarta, Rabu (19/3).

Pameran yang merupakan bagian dari JIDD 2014 ini menampilkan berbagai produk pertahanan TNI.

Jenderal Moeldoko saat melihat pameran produk pertahanan sebelum mengikuti acara JIDD 2014 di JCC Senayan, Jakarta, Rabu (19/3).
 
Pameran yang merupakan bagian dari JIDD 2014 ini menampilkan berbagai produk pertahanan TNI.

Jenderal Moeldoko mengenakan baret hitam kepada salah satu pasukan Mabes TNI dalam JIDD 2014 di JCC Senayan, Jakarta, Rabu (19/3).