Pages

Monday 8 April 2013

Amerika Tawarkan Bantuan Kontra-Terorisme

Amerika Tawarkan Bantuan Kontra-Terorisme
(ki-ka) Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Johannes O.S.Manginsela, Counter Terrorist Task Force Hari Purwanto, Sub Direktorat APEC dari Kementrian Luar Negeri Kama Pradipta, Sub Direktorat APEC dari Kementrian Luar Negeri. 

Surabaya : Ketua Dialog Counter Terorism Task Force (CTTF) Harry Purwanto mengatakan, delegasi Amerika Serikat paling getol menawarkan beragam program bantuan dan technical assistance guna menangkal aksi terorisme di negara-negara yang tergabung dalam Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC).

Ia menjelaskan bantuan ini dalam kerangka meningkatkan kemampuan negara anggota yang dianggap belum mampu menanggulangi bahaya terorisme. Indonesia dan Thailand, kata Harry, adalah negara yang dijanjikan mendapat bantuan dari Amerika Serikat.

Indonesia mendapat dua program, yakni terkait dengan policy dialogue dan quick resposibility. Thailand mendapat bantuan infrastruktur pengamanan di bandara. "Proyek ini berbentuk pemberian fasilitas yang dibutuhkan di bandara," ujarnya usai menutup dialog CTTF di Hotel JW Merriot, Senin, 8 April 2013.

Saat disinggung soal kompensasi yang diminta Amerika, Herry menampiknya. Herry menegaskan, bantuan berupa program penanggulangan terorisme itu murni untuk memperlancar arus perdagangan dan investasi sesama negara anggota. Amerika cukup banyak memberikan masukan dan konsep soal penanggulangan terorisme.

Menurutnya, cukup banyak bantuan yang diberikan oleh Amerika Serikat dalam kerangka mencegah aksi terorisme ini. Sesuai kesepakatan, pemberian bantuan hanya pada taraf independent assessment, menilai efektivitas masing-masing negara menjalankan kebijakan kontra terorisme, juga memberikan rekomendasi dan technical assistance.

Pada dialog CCTF ini, ada tujuh negara yang disebut friends of chair, yakni Amerika Serikat, Kanada, Cina, Meksiko, Australia, Rusia, dan Indonesia sendiri. Ketujuh negara ini, ujar Harry, memberi rekomendasi dan isu-isu yang menarik untuk dibahas dalam CTTF. "Intinya negara yang sudah kuat bisa membantu negara yang lemah," kata dia.

Sumber Tempo