Pages

Monday 8 July 2013

Mayor Inf. Rudy Saladin, Komandan Baru Yonif 613/RjA

Pemegang Medali Adimakayasa Yang Dikenal Disiplin Tinggi

TARAKAN – Mulai hari ini (22/12), tongkat komando Batalyon Infanteri (Yonif) 613 Raja Alam resmi berpindah tangan. Setelah 1,2 tahun dipegang Letnan Kolonel Infanteri Bambang Herqutanto yang menjabat Komandan Yonif 613 Raja Alam sejak 18 Oktober 2011, tongkat kepemimpinan batalyon yang merupakan satuan organik Brigade Infanteri (Brigrif) 24/Bulungan Cakti, berpindah ke tangan Mayor Infanteri Rudy Saladin.
Lulusan terbaik Akademi Militer tahun 1997 itu akan menjadi Danyonif 613 Raja Alam yang ke-24. Pria berperawakan tinggi dan berkulit putih itu memiliki pengalaman yang cukup baik, dan pendidikan yang mumpuni.
Dinas di jajaran Kostrad (Komando Cadangan Strategi Angkatan Darat), tepatnya di Batalyon Infanteri Lintas Udara (Linud) 328 sebagai komandan pleton (Danton) menjadi awal karirnya. Kemudian karir Rudy Saladin semakin cemerlang, dengan meningkat menjadi komandan kompi (Danki), perwira staf operasi, dan kemudian pindah sebagai Kepala Seksi Brigade Infanteri Lintas Udara 17 Kostrad di Cijantung.
Rudy juga pernah menjadi Wakil Komandan Batalyon (Wadanyon) di Batalyon Infanteri Lintas Udara 330/Tri Dharma. Mulai tahun 2010, prestasi pria kelahiran Ujung Pandang, 17 September 1975 ini terus menanjak setelah mendapat kesempatan untuk pendidikan Sekolah Staf dan Komandan Angkatan Darat (Seskoad) di US Army Command and General Staff College Fort Leavenworth, Amerika Serikat, selama 1 tahun. Pendidikan di Seskoad ini sama dengan pendidikan Seskoad yang diperoleh Jenderal TNI Susilo Bambang Yudhoyono yang sekarang menjadi Presiden RI.
Rudy juga berhasil menyelesaikan program S-2 International Relations di Webster University St. Louis, Missouri, Amerika Serikat. Ternyata benar, setelah kembali dari negeri Paman Sam – sebutan AS, Rudy langsung mendapat tugas dinas di Komando Daerah Militer Kodam VI Mulawarman di Balikpapan sebagai Pabandya Ops Kodam VI. Di angkatannya, Rudy termasuk perwira lapis pertama yang mendapat kesempatan menjadi komandan batalyon (Danyon). Namun untuk di jajaran Kalimantan, Rudy adalah yang paling junior.
“Untuk yang seangkatan saya, mungkin tahun depan sudah ada yang jadi Danyon,” tuturnya.
Wajar saja jika karir Rudy Saladin terus meroket. Selain menjadi lulusan terbaik Akmil 1997, Mayor Rudy Saladin juga sebagai pemegang medali Adimakayasa (best of the best) sama dengan prestasi yang diraih Presiden SBY yang mendapatkan medali yang sama pada tahun 1973 saat lulus dari Akmil. “Alhamdulilah saya yang terbaik dari 335 taruna seangkatan saya,” ujarnya.
Dari segudang prestasi tersebut, tentu Rudy wajib mengaplikasikan ilmunya di Yonif 613 Raja Alam. Untuk itu, visi dan misi yang diusungnya sangat jelas. “Kalau dilihat dari geografis bentuk wilayah Tarakan yang kepulauan dan dilingkari perairan, sesuai dengan konsep TNI (Tentara Nasional Indonesia) Angkatan Darat,  ke depan akan ada batalyon-batalyon tertentu yang harus memiliki kemampuan di luar kemampuan standar,” kata dia.
Salah satu kemampuan khusus yang harus dimiliki TNI AD yang dimaksudnya adalah bagaimana prajurit TNI darat dapat bertempur di daerah perairan. “Itu salah satu yang akan saya koordinasikan dengan TNI Angkatan Laut untuk melaksanakan latihan-latihan yang lebih fokus pada pertempuran di perairan,” ujarnya.
Meski demikian, dalam satu dua minggu pertama ini dirinya akan beradaptasi dengan lingkungan sekitar. “Saya akan baca dulu situasi Kota Tarakan. Walaupun saya sudah berdinas di Kodam VI selama 10 bulan, tapi ruang lingkup pengawasan saya masih seluruh Kalimantan. Sekarang saya coba fokuskan ke Tarakan,” tuturnya.
Sekilas Rudy menilai kemampuan prajurit di Tarakan sudah bagus, sehingga dirinya akan melanjutkan apa yang sudah dilakukan Danyon sebelumnya. “Saya juga akan berkoordinasi dengan FKPD (Forum Koordinasi Pimpinan Daerah) dan satuan lainnya. Intinya dengan kemajemukan masyarakat di seluruh Kalimantan yang terdiri dari beragam suku bangsa, itu bisa jadi kerawanan. Tapi juga bisa menjadi satu potensi. Tergantung bagaimana kita menanganinya,” jelasnya.
Saat ini, Rudy sudah dikaruniai tiga anak yaitu Devina Alyssa Anandyra, 10 tahun, Rakha Adyra Daniswara (5) dan Nadia Adyra Khansasandra (2), dari istri tercintanya, Chrisma Viranti.
Tentang kepribadian, tampaknya Rudy termasuk pria yang disiplin. “Saya sesuai ketentuan saja,” tegasnya.
Diceritakan, sejak masih berpangkat letnan dua di jajaran Kostrad, waktunya banyak dihabiskan dengan latihan secara terus-menerus dan itulah yang membuatnya menjadi orang yang disiplin. 
“Aturan tetap ditegakkan, anggota yang melanggar harus kita hukum. Tapi anggota yang berprestasi, harus kita berikan perhatian dan apresiasi,” kata Rudy yang menyelesaikan Advanced Infantry Officers Course (sekolah lanjutan perwira) sekitar 4 bulan di SAFTI Singapura tahun 2003.
Ditanya hobi, Rudy termasuk orang yang menyukai kegiatan olahraga sesuai dengan kemampuannya sebagai prajurit TNI, yaitu menyelam, freefall (terjun bebas), dan sky diving. “Jadi saya suka main di darat, di laut dan di udara. Di sini ada tempat menyelam enggak ya?” tanya Rudy kepada Radar Tarakan. Namun begitu, dia juga termasuk orang yang suka bermain bola voli, basket dan sepakbola.(ddq)