Pages

Sunday 4 August 2013

Setelah Tanjung Gusta, berturut-turut di Libya, Irak dan Pakistan

Interpol Rilis Peringatan Global, Waspada Pembobolan Penjara

 Napi LP Tanjung Gusta usai kerusuhan.
Napi LP Tanjung Gusta usai kerusuhan. 

Interpol mengeluarkan peringatan waspada global pada Sabtu 3 Agustus 2013 pada anggotanya untuk meningkatkan pengamanan setelah serangkaian aksi pembobolan penjara. Serangkaian pembobolan penjara ini terjadi di Irak, Libya dan Pakistan, namun Interpol masih menyelidiki apakah aksi ini saling terkait.

Lembaga yang bermarkas di Lyon, Prancis, ini menyatakan Al Qaeda diduga di balik aksi ini. Interpol meminta 190 negara anggotanya untuk mencari informasi apakah aksi pembobolan penjara ini terkoordinasi.

Sementara sehari sebelumnya, Jumat, Amerika Serikat telah mengeluarkan peringatan perjalanan pada warga Amerika bahwa Al Qaeda merencanakan penyerangan pada Agustus khususnya di Timur Tengah dan Afrika Utara. Departemen Luar Negeri AS menyatakan peringatan ini berdasarkan laporan intelijen yang membuat 21 kedutaan dan konsulat AS ditutup pada Minggu di sebagian negara Muslim.

Sementara Inggris menutup kedutaannya di Yaman pada Minggu dan Senin. Prancis juga melakukan yang sama di Yaman pada Minggu.

Aksi pembobolan penjara terjadi di Pakistan pada 31 Juli oleh operasi Taliban dan di Penjara Abu Ghraib, Irak, pada 22 Juli. Sekitar 500 terdakwa, umumnya petinggi Al Qaeda, berhasil kabur.

Kemudian 27 Juli, pembobolan penjara juga terjadi di Benghazi sehingga 1.100 narapidana kabur. Meski tak disebut Interpol, di Indonesia, juga terjadi pembobolan Penjara Tanjung Gusta, Medan, pada 12 Juli lalu. Belasan narapidana kabur termasuk beberapa narapidana terorisme.

Interpol juga mengingatkan, Agustus menandai peringatan kejadian penyerangan seperti di Mumbai dan Nairobi. "Staf di Pusat Komando dan Koordinasi 24 Jam Interpol dan unit khusus lainnya memprioritaskan semua informasi dan laporan intelijen terkait pembobolan penjara atau plot terorisme dalam rangka menginformasikan segera ke negara relevan," ujar lembaga itu dalam pernyataannya.

viva