Pages

Thursday 14 November 2013

Pembelian Heli dari Rusia Sebaiknya Dievaluasi

DPR minta pabrikan helikopter milik TNI AD yang jatuh dilibatkan dalam investigasi. Selanjutnya, TNI AD perlu mengevaluasi pembelian helikopter buatan Rusia tersebut.
Lokasi Kecelakaan Mi17 TNI AD
Senayan - Ketua Komisi I DPR RI Mahfudz Siddiq meminta pihak pembuat helikopter MI-17 dilibatkan dalam investigasi dan penyelidikan jatuhnya helikopter tersebut.  Seperti diketahui, helikopter multifungsi MI-17 milik TNI AD jatuh di Kabupaten Malinau, Kalimantan Utara yang dekat perbatasan dengan Malaysia.

Dengan melibatkan produsen maka kelemahan helikopter dan penyebab jatuhnya segera diketahui. Dengan demikian, TNI AD dapat mengevalusi efektivitas helikopter tersebut, terutama untuk medan di Indonesia.

"Bagus jika TNI melibatkan pabrikan MI-17 sehingga bisa dideteksi adakah kelemahan pada pesawat yang bisa pengaruhi operasional pesawat heli MI-17 lainnya," kata Mahfudz, Selasa (12/11).

Menurut politisi PKS ini, Komisi I akan segera memanggil Panglima TNI dan Kepala Staff TNI AD untuk membahas insiden jatuhnya helikopter MI-17 tersebut. Pemanggilan itu dilakukan begitu masa reses DPR berakhir.

Dalam rapat itu, Komisi I akan meminta dilakukan evaluasi secara serius atas peristiwa kecelakaan tersebut. Hasil evaluasi itulah yang dijadikan dasar keputusan penggunaan helikopter buatan Rusia itu. "Jika kelemahan di pesawat, akan dievaluasi ulang pengadaan helikopter dari Rusia," ujarnya.

KSAD Jenderal TNI Budiman berjanji akan mengirim utusan ke pabrik heli, yakni Rosoboronexport untuk proses investigasi. Yang pasti,  "Pembangunan pos tetap harus dilanjutkan," kata Budiman di Semarang,  Senin (11/11).

Hasil investigasi sementara atas jatuhnya helikopter tersebut, beban angkut seberat 2,1 ton, jauh di bawah kapasitas maksimal yaitu 3 ton. Penyebab jatuhnya helikopter diduga karena terhempas angin yang cukup kuat sehingga mengalami downdraft, tidak terkendali. Kemudian baling-baling terkena pohon sehingga terpelintir masuk ke jurang. Avtur sebanyak 300 liter yang dibawa sebagai cadangan pun terbakar dalam peristiwa itu.

jurnal parlemen