Pages

Monday 27 January 2014

Tuduh TNI-AL Langgar Perairan Australia, Tony Abbott Siap Perang


Foto: Tuduh TNI-AL Langgar Perairan
Australia, Tony Abbott Siap Perang

, 26 Januari 2014 WIB
JAKARTA, GRESNEWS.COM - Tak ada
angin tak ada hujan tiba-tiba
Perdana Menteri Australia Tony
Abbott mencak-mencak dan
menuding TNI-AL telah melanggar
perairan Australia. Tudingan tak
berdasar tersebut terungkap dari
wawancara Tony Abbott dengan
wartawan Independent Australia , Lee
Sails, Selasa kemarin. Wawancara
bermula dari konfirmasi yang
dilakukan Lee soal adanya laporan
tiga kapal TNI-AL yang memasuki
perairan Australia di dekat Darwin.
Wartawan Independent Australia
mengatakan, ada laporan kapal-kapal
TNI AL itu memasuki perairan
Australia sambil mengawal empat
kapal berisi pencari suaka dari
wilayah perairan Indonesia menuju
Australia. Kemudian harian Australia
itu mengutus wartawannya Lee Sails
untuk mewawancarai Tony Abbott
seputar laporan tersebut. Jawaban
Tony Abbott ternyata benar-benar
sangat berlebihan atas soal itu.
Berikut petikan wawancara
Independent Australia dengan Tony
Abbott:
Lee Sails : Selamat pagi Perdana
Menteri. Apa yang bisa anda katakan
kepada kami tentang kemunculan
TNI-AL di perairan Australia?
Tony Abbott : Baik, kami akan
membuatnya sangat jelas Lee,
sangat jelas. Australia tidak akan
mentolerir setiap pelanggaran
terhadap teritori Australia. Saya
telah menulis surat kepada Presiden
Yudhoyono menegaskan hal itu. Kita
telah menyiagakan seluruh armada
Australia dan setiap kapal yang
bertugas di Timur Tengah telah
dipanggil pulang untuk
mempertahankan tanah air mereka.
Lee Sails : Bukankah itu terlalu
berlebihan Perdana Menteri?
Tony Abbott : Tidak itu bukan reaksi
yang berlebihan Lee. Ini adalah
persoalan yang serius. Ini adalah
pelanggaran terhadap teritori kita
yang berdaulat. Darwin mungkin
saja dapat dihapus dari peta. Itu
mengapa kita bereaksi secara
perlahan dan hati-hati serta
metodologis menyesuaikan dengan
situasi yang terjadi
Lee Sails : Jadi apa yang sebenarnya
anda tawarkan untuk dilakukan?
Tony Abbott : Kami punya rencana,
Lee, kami punya rencana. Sebuah
rencana positif untuk pertahanan
Australia. Saya telah memosisikan
negara dalam kondisi siaga perang
dan meningkatkan 'Operation
Sovereign Border' (operasi
kedaulatan perbatasan- red ) ke
'Operation Homeland
Defence' (operasi pertahanan tanah
air- red ). Scott Morrison (anggota
DPR Australia dari Partai Liberal- red )
telah ditunjuk menjadi Menteri
Peperangan dan First Lord of the
Admiralty (pimpinan tertinggi dari
badan yang mengatur komando
Angkatan Laut Australia- red )
Lee Sails : First Lord of the
Admiralty? Bukankah itu diangkat
oleh Inggris?
Tony Abbott : Itu benar Lee. Tetapi
di bawah kekuasaan darurat, saya
telah membuat pengangkatan dan
menegakkan The British Honours
System (semacam sistem
pengangkatan atau penganugerahan
kepangkatan tinggi yang berlaku di
lingkungan kerajaan Inggris- red ).
Lord Morrison akan segera
mengeluarkan pernyataan. Saya
mengerti dia (Morrison- red ) telah
mempromosikan Letnan Jenderal
Angus Campbell sebagai
Generalissimo (semacam jenderal
besar-red ) yang bertanggung jawab
atas Operation Homeland Defence
(operasi pertahanan tanah air- red ).
Lee Sails : Tetapi Pak Abbott,
tidakkah ada kemungkinan
pelanggaran itu adalah sebuah
ketidaksengajaan, mungkin karena
kesalahan navigasi?
Tony Abbott : Well, sejujurnya itu
adalah alasan yang sangat bodoh,
Lee, jika bisa saya katatan, Heh, heh,
Anda tidak harus menjadi kepala
teknisi untuk mengetahui Angkatan
Laut Indonesia punya semua
peralatan navigasi satelit terbaru.
Anda tidak bijaksana jika
mengatakan mereka tidak tahu
dimana (posisi- red ) mereka. Saya
pikir anda menghina kecerdasan
pemirsa anda jika anda meminta
mereka percaya anggapan yang
bodoh itu.
Lee Sails : Jika semua ini mereda,
tidakkah Indonesia hanya melakukan
apa yang pemerintahan anda
lakukan dalam mengembalikan kapal
para pencari suaka ke Indonesia?
Tony Abbott : Tidak sama sekali. Itu
sama sekali berbeda, sama sekali
berbeda, antara bagaimana
mengembalikan kapal-kapal itu ke
Indonesia dan antara cara Indonesia
mengembalikan lagi kapal-kapal itu
ke Australia. Sebagai awalan tidak
ada persetujuan bilateral bagi
mereka melakukan hal ini. Semua
itu adalah kesewenang-wenang dan
semacam tantangan perang dari
mereka dengan bertindak seperti ini.
Lee Sails : Bagaimana bisa berbeda?
Anda juga tidak meminta
persetujuan Indonesia sebelum
melaksanakan kebijakan anda untuk
mengembalikan kapal-kapal (para
pencari suaka- red ) ke sana,
meskipun mereka sangat keberatan?
Tony Abbott: Sekarang Lee, heh heh,
saya pikir anda, ah, membuat isu ini
jadi membingungkan. Saya tidak
ingin terjebak pada masalah teknis.
Intinya adalah tidak untuk ruang
untuk diskusi publik, intinya adalah
untuk menghentikan ancaman
terhadap wilayah perbatasan kita.
Dan Lee, Lee, jika saya bisa
menambahkan satu poin lagi dan ini
sangat penting, ketika ketika
mengembalikan kapal-kapal itu ke
Indonesia itu selalu dalam
ketentuan bahwa hal itu aman
dilakukan. Sekarang jika Indonesia
menarik kapal-kapal ini dari Jawa ke
Darwin sangat sulit dikatakan
tindakan yang aman di laut.
Lee Sails : Jadi apa peran Menteri
Luar Negeri Julie Bishop dalam
situasi darurat ini?
Tony Abbott : Well, perang bukanlah
tempat untuk perempuan, Lee.
Sekarang saya tahu Julie jika saya
bisa bilang punya daya tarik seksual,
tetapi semua orang tahu perempuan
bisa sangat emosional dalam situasi
seperti ini. Jadi saat ini saya telah
menyarankan dia boleh saja
mengambil setrikaan di Perth, ketika
seluruh anggota kabinet mengatasi
masalah ini. Dia punya hak
penerbangan gratis untuk pulang
tentu saja.
Lee Sails : Anda bilang perang
bukanlah tempat untuk perempuan.
Tetapi tidakkah anda pernah bilang
pada seklompok pemain bola
keranjang bahwa kontak semacam itu
tidak akan menyakiti siapapun?
Tony Abbott : Sekarang kamu
memelintir pernyataan saya.
Dapatkah saya hanya membatasi
pemikiran bawa kebijakan koalisi
adalah atau telah mengecualikan
perempuan. Kebijakan kami yang
telah kami ulang-ulang sampai
wajah kami membiru, adalah kami
melindungi hak untuk mengangkat
seseorang berdasarkan kepatutat.
Lagipula seperti kata Andrew Bolt,
para pemuda akan menjadi lebih
baik jika ada perempuan di
sekitarnya.
Lee Sails : Jadi siapa yang akan
memegang peran pejabat sementara
menteri luar negeri?
Tony Abbott : Saya telah mengangkat
Senator Bernardi di posisi itu. Dia
telah menunggu di pinggir untuk
waktu yang lama saat ini. Ini situasi
yang khas dimana kita membutuhkan
seseorang dengan kemampuan
diplomasi yang dikenal luas yang
dapat berurusan secara sensitif
dengan pihak Indonesia.
Lee Sails : Pak Abbott, dapatkah
anda meyakinkan publik Australia
bahwa anda tidak akan
meningkatkan ketegangan hubungan
antara Australia dengan tetangga
terdekat terkait hal ini?
Tony Abbott : Saya sangat menjamin
hal itu bahwa saya tidak akan terus
membuat janji muluk yang tidak bisa
saya pegang. Saya tidak pernah
melakukannya di masa lalu dan saya
tidak akan memulainya sekarang. 

@FN
 http://www.gresnews.com/mobile/
berita/internasional/1230231-tuduh-
tni-al-langgar-perairan-australia-tony-
abbott-siap-perang/

, 26 Januari 2014 WIB  JAKARTA, Tak ada  angin tak ada hujan tiba-tiba  Perdana Menteri Australia Tony Abbott mencak-mencak dan menuding TNI-AL telah melanggar perairan Australia. Tudingan tak berdasar tersebut terungkap dari wawancara Tony Abbott dengan wartawan Independent Australia , Lee Sails, Selasa kemarin. Wawancara bermula dari konfirmasi yang dilakukan Lee soal adanya laporan tiga kapal TNI-AL yang memasuki perairan Australia di dekat Darwin. Wartawan Independent Australia mengatakan, ada laporan kapal-kapal TNI AL itu memasuki perairan Australia sambil mengawal empat kapal berisi pencari suaka dari wilayah perairan Indonesia menuju Australia. Kemudian harian Australia itu mengutus wartawannya Lee Sails untuk mewawancarai Tony Abbott seputar laporan tersebut. Jawaban Tony Abbott ternyata benar-benar sangat berlebihan atas soal itu. Berikut petikan wawancara
Independent Australia dengan Tony Abbott:

Lee Sails : Selamat pagi Perdana Menteri. Apa yang bisa anda katakan kepada kami tentang kemunculan TNI-AL di perairan Australia?
Tony Abbott : Baik, kami akan membuatnya sangat jelas Lee, sangat jelas. Australia tidak akan mentolerir setiap pelanggaran terhadap teritori Australia. Saya telah menulis surat kepada Presiden Yudhoyono menegaskan hal itu. Kita telah menyiagakan seluruh armada Australia dan setiap kapal yang bertugas di Timur Tengah telah dipanggil pulang untuk mempertahankan tanah air mereka.
Lee Sails : Bukankah itu terlalu berlebihan Perdana Menteri?
Tony Abbott : Tidak itu bukan reaksi yang berlebihan Lee. Ini adalah persoalan yang serius. Ini adalah pelanggaran terhadap teritori kita yang berdaulat. Darwin mungkin saja dapat dihapus dari peta. Itu
mengapa kita bereaksi secara perlahan dan hati-hati serta metodologis menyesuaikan dengan situasi yang terjadi
Lee Sails : Jadi apa yang sebenarnya anda tawarkan untuk dilakukan?
Tony Abbott : Kami punya rencana, Lee, kami punya rencana. Sebuah rencana positif untuk pertahanan Australia. Saya telah memosisikan negara dalam kondisi siaga perang dan meningkatkan 'Operation
Sovereign Border' (operasi kedaulatan perbatasan- red ) ke 'Operation Homeland Defence' (operasi pertahanan tanah air- red ). Scott Morrison (anggota DPR Australia dari Partai Liberal- red ) telah ditunjuk menjadi Menteri Peperangan dan First Lord of the Admiralty (pimpinan tertinggi dari badan yang mengatur komando Angkatan Laut Australia- red )
Lee Sails : First Lord of the Admiralty? Bukankah itu diangkat oleh Inggris?
Tony Abbott : Itu benar Lee. Tetapi di bawah kekuasaan darurat, saya telah membuat pengangkatan dan menegakkan The British Honours System (semacam sistem pengangkatan atau penganugerahan kepangkatan tinggi yang berlaku di lingkungan kerajaan Inggris- red ). Lord Morrison akan segera mengeluarkan pernyataan. Saya mengerti dia (Morrison- red ) telah mempromosikan Letnan Jenderal Angus Campbell sebagai Generalissimo (semacam jenderal besar-red ) yang bertanggung jawab atas Operation Homeland Defence (operasi pertahanan tanah air- red ).
Lee Sails : Tetapi Pak Abbott, tidakkah ada kemungkinan pelanggaran itu adalah sebuah ketidaksengajaan, mungkin karena kesalahan navigasi?
Tony Abbott : Well, sejujurnya itu adalah alasan yang sangat bodoh, Lee, jika bisa saya katatan, Heh, heh, Anda tidak harus menjadi kepala teknisi untuk mengetahui Angkatan Laut Indonesia punya semua peralatan navigasi satelit terbaru. Anda tidak bijaksana jika mengatakan mereka tidak tahu dimana (posisi- red ) mereka. Saya pikir anda menghina kecerdasan pemirsa anda jika anda meminta mereka percaya anggapan yang bodoh itu.
Lee Sails : Jika semua ini mereda, tidakkah Indonesia hanya melakukan apa yang pemerintahan anda lakukan dalam mengembalikan kapal para pencari suaka ke Indonesia?
Tony Abbott : Tidak sama sekali. Itu sama sekali berbeda, sama sekali berbeda, antara bagaimana mengembalikan kapal-kapal itu ke Indonesia dan antara cara Indonesia mengembalikan lagi kapal-kapal itu
ke Australia. Sebagai awalan tidak ada persetujuan bilateral bagi mereka melakukan hal ini. Semua itu adalah kesewenang-wenang dan semacam tantangan perang dari mereka dengan bertindak seperti ini.
Lee Sails : Bagaimana bisa berbeda? Anda juga tidak meminta persetujuan Indonesia sebelum melaksanakan kebijakan anda untuk mengembalikan kapal-kapal (para pencari suaka- red ) ke sana, meskipun mereka sangat keberatan?
Tony Abbott: Sekarang Lee, heh heh, saya pikir anda, ah, membuat isu ini jadi membingungkan. Saya tidak ingin terjebak pada masalah teknis. Intinya adalah tidak untuk ruang untuk diskusi publik, intinya adalah untuk menghentikan ancaman terhadap wilayah perbatasan kita. Dan Lee, Lee, jika saya bisa menambahkan satu poin lagi dan ini sangat penting, ketika ketika mengembalikan kapal-kapal itu ke Indonesia itu selalu dalam ketentuan bahwa hal itu aman dilakukan. Sekarang jika Indonesia menarik kapal-kapal ini dari Jawa ke Darwin sangat sulit dikatakan tindakan yang aman di laut.
Lee Sails : Jadi apa peran Menteri Luar Negeri Julie Bishop dalam situasi darurat ini?
Tony Abbott : Well, perang bukanlah tempat untuk perempuan, Lee. Sekarang saya tahu Julie jika saya bisa bilang punya daya tarik seksual, tetapi semua orang tahu perempuan bisa sangat emosional dalam situasi
seperti ini. Jadi saat ini saya telah menyarankan dia boleh saja mengambil setrikaan di Perth, ketika seluruh anggota kabinet mengatasi masalah ini. Dia punya hak penerbangan gratis untuk pulang tentu saja.
Lee Sails : Anda bilang perang bukanlah tempat untuk perempuan. Tetapi tidakkah anda pernah bilang pada seklompok pemain bola keranjang bahwa kontak semacam itu tidak akan menyakiti siapapun?
Tony Abbott : Sekarang kamu memelintir pernyataan saya. Dapatkah saya hanya membatasi pemikiran bawa kebijakan koalisi adalah atau telah mengecualikan perempuan. Kebijakan kami yang telah kami ulang-ulang sampai wajah kami membiru, adalah kami melindungi hak untuk mengangkat seseorang berdasarkan kepatutat. Lagipula seperti kata Andrew Bolt, para pemuda akan menjadi lebih baik jika ada perempuan di sekitarnya.
Lee Sails : Jadi siapa yang akan memegang peran pejabat sementara menteri luar negeri?
Tony Abbott : Saya telah mengangkat Senator Bernardi di posisi itu. Dia telah menunggu di pinggir untuk waktu yang lama saat ini. Ini situasi yang khas dimana kita membutuhkan seseorang dengan kemampuan
diplomasi yang dikenal luas yang dapat berurusan secara sensitif dengan pihak Indonesia.
Lee Sails : Pak Abbott, dapatkah anda meyakinkan publik Australia bahwa anda tidak akan meningkatkan ketegangan hubungan antara Australia dengan tetangga terdekat terkait hal ini?
Tony Abbott : Saya sangat menjamin hal itu bahwa saya tidak akan terus membuat janji muluk yang tidak bisa saya pegang. Saya tidak pernah melakukannya di masa lalu dan saya tidak akan memulainya sekarang.
 
gres news