Pages

Saturday 20 December 2014

Prajurit di Perbatasan Belum Ideal

KOSTRAD/"PRLM"
TAPAL batas Indonesia dan Malaysia di Nunukan
 
NUNUKAN,Minimnya prajurit yang ditugaskan menjaga wilayah perbatasan dengan kondisi geografis di daerah itu yang sangat sulit, kata dia, membutuhkan tenaga yang besar dalam rangka memaksimalkan tugas-tugas pokok yang dibebankan. Selain itu, kata Panglima Divisi Infanteri 1 Kostrad ini, anggaran harus ditingkatkan lagi karena faktor letak geografi.

"Pak Presiden RI berkomitmen akan membangun wilayah perbatasan Indonesia dengan Malaysia," ujar Pangdivif 1 Kostrad di Nunukan.

Ia mengatakan bahwa wilayah perbatasan sebagai pintu Negara Kesatuan RI maka mendapatkan perhatian serius karena sesuai dengan kondisi yang ada saat ini masih relatif sangat kurang, seperti wilayah perbatasan Indonesia dan Malaysia, khususnya di Kabupaten Nunukan.

Menurut dia, pembangunan untuk wilayah perbatasan bukan hanya dalam bentuk infrastruktur, melainkan juga bagaimana membangun masyarakat perbatasan melalui peningkatan kesejahrteraan yang juga dibebankan kepada prajurit TNI AD Batalyon Infanteri 433/Kostrad yang sedang bertugas sebagai satgas pemtas sekarang ini.

Pangdivif 1 Kostrad mengharapkan pembangunan infrastruktur dan masyarakat wilayah perbatasan sebaiknya menjadi lebih baik dari yang terjadi sekarang ini. Sehubungan dengan prajurit yang berada di pos-pos perbatasan, dia memandang perlu menyiapkan diri sebaik-baiknya demi menjaga kontinuitas tugas pokoknya melalui pembinaan demografi dan geografi yang riil.

Menurut dia, idealnya prajurit yang menjaga wilayah perbatasan di Kabupaten Nunukan sebanyak satu batalion atau 747 prajurit, sementara yang bertugas sekarang sebanyak 350 orang sehingga kemungkinan pada masa yang akan datang disarankan penugasan prajurit lebih banyak lagi.

"Saat melakukan patroli patok perbatasan, sebagian harus menggunakan perahu katinting yang disewa dengan uang pribadi prajurit," katanya.(PRLM)