Pages

Thursday 26 December 2013

Ini ganjaran Australia sadap Indonesia


Foto: Ini ganjaran Australia sadap
Indonesia


ADMIN AMELIA 

Sindonews.com – Skandal
penyadapan intelijen Australia
terhadap para pejabat Indonesia
tahun 2009, yang dibocorkan
whistleblower NSA Amerika Serikat,
Edward Snowden, 30, menjadi
masalah baru bagi Australia.


Ulah intelijen Australia itu, bakal
menguntungkan China, Korea Selatan
dan Jepang untuk berinvestasi di
Indonesia. Ketua KPMG (layanan
profesional perusahaan terbesar di
dunia) Australia, Michael Andrew,
dalam sebuah wawancara dengan
media Australia, mengatakan,
masalah penyadapan telah
mencoreng rasa kepercayaan
Pemerintah Indonesia.


“Indonesia merupakan pasar
Australia,” kata Andrew, kepada The
Australian , yang dilansir Kamis
(26/12/2013). ”Sayangnya, hal ini
(masalah penyadapan) membuat
dampak besar di pasar.”


”Dan kita melihat pasar Jepang,
Korea dan China tumbuh di
Indonesia. Posisi kompetitif Australia
jadi terganggu,” lanjut dia. Andrew
berpendapat, langkah tepat yang
dilakukan Pemerintah Australia
harusnya meminta maaf kepada
Indonesia.


Menurut Departemen Luar Negeri
Australia, investasi langsung luar
negeri Australia di Indonesia
mencapai USD4,900 miliar pada
bulan Desember. Pemerintah
Indonesia sendiri sejak awal
menuntut Perdana Menteri Australia,
Tony Abbott minta maaf secara
resmi.


Tapi hal itu tidak dilakukan. Satu-
satunya solusi, Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono minta enam
peta jalan solusi atas penyadapan,
salah satunya membuat kode etik
spionase dijalankan, sebelum
kerjasama Indonesia dan Australia
dipulihkan.

 Skandal penyadapan intelijen Australia terhadap para pejabat Indonesia tahun 2009, yang dibocorkan whistleblower NSA Amerika Serikat, Edward Snowden, 30, menjadi masalah baru bagi Australia.


Ulah intelijen Australia itu, bakal menguntungkan China, Korea Selatan dan Jepang untuk berinvestasi di
Indonesia. Ketua KPMG (layanan profesional perusahaan terbesar di dunia) Australia, Michael Andrew, dalam sebuah wawancara dengan media Australia, mengatakan, masalah penyadapan telah mencoreng rasa kepercayaan Pemerintah Indonesia.


“Indonesia merupakan pasar Australia,” kata Andrew, kepada The Australian , yang dilansir Kamis
(26/12/2013). ”Sayangnya, hal ini (masalah penyadapan) membuat dampak besar di pasar.”


”Dan kita melihat pasar Jepang, Korea dan China tumbuh di Indonesia. Posisi kompetitif Australia jadi terganggu,” lanjut dia. Andrew berpendapat, langkah tepat yang dilakukan Pemerintah Australia harusnya meminta maaf kepada Indonesia.


Menurut Departemen Luar Negeri Australia, investasi langsung luar negeri Australia di Indonesia mencapai USD4,900 miliar pada bulan Desember. Pemerintah Indonesia sendiri sejak awal menuntut Perdana Menteri Australia, Tony Abbott minta maaf secara resmi.


Tapi hal itu tidak dilakukan. Satu- satunya solusi, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono minta enam peta jalan solusi atas penyadapan, salah satunya membuat kode etik spionase dijalankan, sebelum kerjasama Indonesia dan Australia dipulihkan.