Pages

Sunday 22 December 2013

Manuver Kobra Itu Ditularkan kepada Pilot Indonesia




"TARIK stick (kemudi pesawat) ke belakang… setelah beberapa detik, push lagi ke depan," cerita Kapten (Pnb) MJ Hanafie, melukiskan dirinya melakukan manuver patukan kobra pada titik saat jet tempur Sukhoi Su-27 tampak mendongak ke belakang, lalu "mematuk" ke depan. Indah sekali gerakannya! DUA mesin pesawat beberapa detik sempat dalam posisi idle-seperti mesin mobil diletakkan pada posisi gigi netral lalu setelah "mematuk" dengan hidung pesawat mengarah ke bawah, meluncur mulus seiring deru mesinnya terdengar lagi lalu masuk level flight, mengakhiri manuver temuan pilot uji utama Sukhoi Viktor Pugachev tersebut.

Sampai saat ini, hanya jet tempur Sukhoi yang mampu melakukan manuver kobra. Pugachev pertama kali
memperkenalkan manuver kobra di Pameran Kedirgantaraan Paris, Le Bourget, 1989. Dari terbang level flight dengan  kecepatan sedang, tiba-tiba jet tempur berbobot sekitar 18 ton ini melejit bergemuruh menaik tegak lurus sampai titik tertentu, kemudian seolah-olah "berhenti" di udara, beberapa detik kemudian mendongak ke belakang lalu ke depan lagi sesaat kemudian, memberi kesan seolah seekor ular
kobra sedang mematuk. Pengunjung dibuatnya kagum terpesona. Keterpesonaan ini masih lekat tebal berlanjut di Zhukovsky, kota kecil dekat Moskwa,tempat pameran kedirgantaraan Salon Penerbangan dan Ruang Angkasa Moskwa (MAKS) 2003 diselenggarakan. Termasuk orang pertama Sukhoi, Mikhail Pogosyan, yang sempat minta wawancara dengan Kompas sejenak saat break untuk menyaksikan Su-30 berwarna loreng kuning-coklat yang diterbangkan pilot penguji utama Sukhoi Kolonel Sergei Bogdan, memperagakan sejumlah manuver yang mendebarkan jantung. Termasuk manuver dynamic deceleration
(perlambatan dinamik) pagutan kobra yang melambungkan nama Sukhoi di pentas dunia. Tepuk gemuruh pengunjung menyelimuti udara Pangkalan Udara Zhukovsky begitu pesawat meluncur mulus
keluar dari manuvernya! Pogosyan pun dibuatnya tersenyum puas. Bangga, di teras chalet Sukhoi.

"Sukhoi itu, sama dengan yang dibeli Indonesia," ujarnya sambil menunjuk Su-30 Sergei Bogdan yang sedang melejit keluar  dari manuver kobra seiring gemuruh dua mesin turbofan Lyul’ka Saturn AL-31 FM Su-30 menggetarkan bumi Zhukovsky. Penerbang tempur Indonesia pertama yang diberi kehormatan melaksanakan manuver kobra adalah Mayor (Pnb) Arif Mustofa (36), penerbang paling senior dari enam pilot tempur yang dikirim TNI AU ke Rusia untuk mengawaki Su-27 SK dan Su-30 MK pesanan Indonesia. Lima penerbang lainnya adalah Mayor (Pnb) Andi Heru Wahyudi (36), pilot tempur A-4 Skyhawk yang telah mengantongi 1.653,55 jam terbang, ditugaskan pada Su-30 MK. Kemudian Mayor (Pnb) Palito Sitorus (35), pilot F-5 Tiger II, dengan pengalaman 1.766 jam terbang, ditempatkan pada Su-30 MK, Mayor (Pnb) Andi Kustoro (37), pilot A-4 Skyhawk, mengantongi 1.781,50 jam terbang, ditempatkan pada Su-30 MK, Kapten (Pnb) Endik Triwidarto (34), pilot A-4 Skyhawk yang telah membukukan 2.221 jam terbang, ditempatkan  pada Su-30 MK. Serta Kapten (Pnb) MJ Hanafie (34), pilot F-16 yang mengantongi 1.781,50 jam terbang, ditugaskan pada Su-27 SK. 
Keberhasilan pilot tempur F-16 Mayor (Pnb) Arif Mustofa menguasai manuver ini telah pula disebarluaskan dalam media massa Rusia yang ditulis oleh wartawan senior Svet Zhakarov, yang belum lama ini pensiun dari kantor berita RIA Novosti. Keberhasilan itu tidak terlepas dari pendekatan penerbang senior yang telah mengantongi 2.841, 30 jam terbang ini kepada instrukturnya, Yuri, yang kemudian mendapat lampu hijau dari atasannya, mengizinkan dua penerbang Indonesia dilatih melakukan manuver paling bergengsi di dunia tersebut. Sekadar catatan, jam terbang yang mereka himpun  tersebut di luar jam terbang Sukhoi yang mereka kantongi sejak awal Juni sampai dua sorti yang terhenti sebentar karena tempat mereka berlatih, Pangkalan Udara Zhukovsky, digunakan untuk pameran MAKS 2003 pada 17-24 Agustus lalu. Awak Su-30 mendapat 27 sorti atau 17 jam terbang, sementara mereka yang menerbangkan Su-27 mendapat jatah 21 sorti atau 12,30 jam terbang. Di luar jam terbang ini, sebelumnya mereka mendapat 138 jam ground school serta 40 jam terbang simulator. Sebagai catatan pula,melakukan manuver kobra merupakan kehormatan luar biasa. Sebab inilah untuk pertama kali pihak Rusia mengizinkan pilot asing melakukan manuver bergengsi tersebut dengan  pesawat Sukhoi.