9 Oktober 2012, Batam: TNI Angkatan Laut segera mendapatkan kembali satu unit Kapal Cepat Rudal (KCR) 40 M dari industri galangan kapal PT Palindo Marine, Batam.
"KCR yang ketiga ini tinggal tahap 'finishing' saja. Pekan lalu sudah diluncurkan' dan akhir tahun ini mungkin bisa diserahterimakan," kata Managing Director PT Palindo Marine Harmanto saat menerima kunjungan rombongan Puskom Publik Kemhan dan wartawan di pabrik PT Palindo Marine, Batam, Selasa.
Kapal itu merupakan salah satu dari empat KCR yang telah dipesan pemerintah melalui Kementerian Pertahanan (Kemhan) dari PT Palindo Marine. Sebelumnya dua unit kapal lainnya telah diserahterimakan, yakni KRI Celurit-641 dan KRI Kujang-642.
Menurut dia, kapal ketiga ini sudah berada di galangan kapal dan akan menjalani penyempurnaan. Setelah penyempurnaan, akan dilakukan pengujian di laut.
Sambil menyelesaikan kapal ketiga, lanjut Harmanto, pihaknya juga sudah mulai tahapan pengerjaan kapal keempat, dimana semua kapal lengkap, kecuali persenjataannya.
Di tempat yang sama, Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Pertahanan Mayjen TNI Hartind Asrin menuturkan, pemerintah akan membeli total sekitar 35 KCR untuk memenuhi kebutuhan sesuai program pembangunan kekuatan pokok minimum (MEF).
"Sejauh ini baru empat yang kita pesan. Indonesia butuh kapal-kapal jenis ini untuk pengamanan wilayah laut, terutama di kawasan barat," ujarnya.
Hartind yang juga menjabat staf ahli Menhan juga mengatakan, perairan wilayah barat sangat cocok untuk kapal-kapal kecil seperti ini (panjang di bawah 100 meter) karena perairannya dangkal.
"Kalau di timur, kita butuh kapal-kapal besar yang panjangnya di atas 100 meter, dimana Kemhan telah memesan kepada PT PAL Surabaya. Kita juga punya program Korvet Nasional," tuturnya.
Komandan Satgas KCR-40 dan PC-43 TNI Angkatan Laut Kolonel Nurwahyudi menambahkan, butuh waktu sekitar 12 bulan untuk merampungkan satu unit KCR terhitung sejak penandatanganan kontrak. "Nanti sebelum diserahterimakan ada uji kelaikan laut dulu oleh TNI Angkatan Laut," katanya.
Sumber: Republika