Arjun (diambil dari nama pahlawan mitos Arjuna) merupakan tank domestik
pertama milik India. Mendapat pengalaman tak ternilai dalam produksi
lokal di bawah lisensi tank Vijayanta (tank Mk 1 milik Vickers Defense
Systems Inggris), Defense Research and Development Organization (DRDO)
India mulai membuat desain dan memproduksi MBT (Main Battle Tank)
sendiri untuk memenuhi kebutuhan penggantian tank di Angkatan Darat
India. Hasilnya adalah Arjun yang merupakan usaha yang luar biasa bagi
industri lokal India, dengan bantuan dari Jerman dan Belanda. Sayangya
terjadi pembengkakan dana dan beberapa kali penundaan dalam proyek ini.
Purwarupa Arjun pertama diperkenalkan pada tahun 1984 dan didesain
menjadi MBT seberat 40 ton yang dilengkapi dengan meriam utama 105 mm
standar-industri. Tetapi akhirnya diubah menjadi tank seberat 50 ton
dengan meriam utama yang lebih besar dan potensial sebesar 120 mm. Dari
luar, tank ini mempunyai kesamaan dengan tank-tank lain pada tank
generasi sekarang ini. Tank ini diawaki oleh 4 orang dan sopirnya berada
di “hull”. Desainnya mempertahankan kerendahan hati dan dilengkapi
dengan 7 roda di tiap sisi track-nya dengan beberapa lapis baja di
bagian atas-nya. Tangki bahan bakar eksternal dapat dibawa di bagian
belakang tank untuk meningkatkan jarak jangkau. Persenjataannya terdiri
dari meriam utama 120mm dengan sebuah senjata mesin 7.62 mm yang
terpasang secara koaksial. Selain itu terdapat senjata mesin
anti-pesawat tunggal 12.7mm (kaliber 50) yang dipasang pada puncak
“turret”. Total 39 proyektil amunisi 120mm dibawa dalam kontainer khusus
dan terpisah dari awak sehingga meningkatkan tingkat keselamatan awak.
Tenaga tank dihasilkan dari mesin disel berpendingin-air MTU 838 Ka 501
series turbocharged yang menghasilkan sekitar 1.400 tenaga kuda. Mesin
dengan tenaga lebih besar sekitar 1500 tenaga kuda saat ii masih dalam
pengembangan. Perhatian khusus juga diberikan pada sistem
kontrol-penembakan yang dihubungkan dengan sistem suspensi rumit dan
komponen stabilisasi senjata yang menjadikan Arjun mempunyai kemampuan
“first hit” yang sangat baik jika dibandingkan dengan tank lain
segenerasi. Beberapa kemampuan amfibi juga telah ditunjukkan.
Telah diharapkan bahwa sasis Arjun akan digunakan pada banyak sekali
mesin/kendaraan lain yang masih berhubungan. Diantaranya adalah
kendaraan purwarupa “armored recovery”, “armored reconnaissance”,
self-propelled gun, dan kendaraan pertahanan udara (anti-pesawat). Serta
sebuah kombinasi menarik antara turret Arjun dan sasis kelas T-72 untuk
membentuk Tan EX.
Akan tetapi, karena lambatnya perkembangan
program Arjun, India memutuskan untuk membeli MBT buatan Rusia dalam
jumlah besar untuk sementara, untuk mengantisipasi bertambahnya jumlah
kendaraan lapis baja milik Pakistan. Sekitar 32 Tank Arjun telah dibuat
termasuk sebuah purwarupa dan 12 model. Direncanakan India akan memesan
125 tank Arjun yang merupakan jumlah yang sangat kecil dibandingkan
dengan perkiraan awal sebanyak 1000-2000 tank pada awal proyek di tahun
1970an.
Specifications:
Designation: Arjun (Lion)
Length: 33.43 ft; 10.19 m
Width: 12.60 ft; 3.84 m
Height: 7.61 ft; 2.32 m
Engine(s): 1 x MTU 838 Ka 501 12-cylinder liquid-cooled turbocharged diesel engine generating 1,400hp @ 2,500rpm.
Weight: 64.6 tons (US Short); 58,600 kg
Max Speed: 42 mph; 67.6 km/h
Max Range: 300 miles; 483 km
Armament:
1 x 120mm rifled main gun
1 x 12.7mm (.50 caliber) AA machine gun
1 x 7.62mm (.30 caliber) coaxial machine gun
12 x smoke grenade dischargers
Ammunition:
39 x 120mm projectiles
3,000 x 7.62mm ammunition
1,000 x 12.7mm (.50 caliber) ammunition
12 x smoke grenades
NBC Protection: Yes
Night Vision Yes
Crew: 4
Operator: India
Al Khalid (MBT 2000),Pakistan
Al Khalid diproduksi bersama dengan NORINCO (China North Industries
Corporation). Tank ini mempunyai “loader” senjata otomatis, yang
mengurangi jumlah awak di dalam turret.
Sistem NBC dan “explosive
reactive armor” menghasilkan survivabilitas pada medan pertempuran. Al
Khalid adalah sistem senjata yang sama dengan Seri Type 90-IIM milik
China yang oleh sistem Pakistan diberi nama “MBT 2000”. Sistem kontrol
penembakan seluruhnya terkomputerisasi dan menghasilkan stabilitas
pelacakan target di siang dan malam hari yang dapat digunakan oleh
penembak maupun komandan tank.
Kemampuan amfibi-nya terbatas dan
membutuhkan tambahan sistem snorkel.
Specifications:
Designation: Al Khalid (MBT 2000)
Length: 35.01 ft ; 10.67 m
Width: 11.15 ft ; 3.40 m
Height: 7.55 ft ; 2.30 m
Engine(s): 1 x 8-cylinder 4-stroke water-cooled turbocharged diesel engine generating 1,200 hp.
Weight: 52.9 tons (US Short) ; 48,000 kg
Max Speed: 43 mph ; 70 km/h
Max Range: 267 miles ; 430 km
Armament: 1 x 125mm main gun; 1 x 7.62mm coaxial machine gun; 1 x 12.7anti-aircraft machine gun; 2 x 6 smoke dispensers
Ammunition: 39 x 125mm projectiles; 500 x 12.7mm ammunition; 2,000 x 7.62mm ammunition; 12 x smoke grenades
NBC Protection: Yes
Night Vision: Yes
Crew: 3
Operators: Pakistan
Duro Dakovic M95 Degman,Kroasia
MBT milik Kroasia Duro Dakovic M95 Degman merupakan produksi lokal yang
mempunyai banyak kesamaan dengan T-72 milik Rusia, tetapi memiliki
banyak fitur yang telah dikembangkan. M95 sendiri merupakan versi
pengembangan dari M84 Degman milik Yugoslavia.
Turret dan Hull
dibuat dengan baja kuat. Tank ini juga bisa beradaptasi dengan explosive
reactive armor. Awak tank ini tiga orang, dengan pengisian peluru
secara otomatis. Dengan sistem komputer kontrol penembakan, tank ini
dapat menembak target baik di siang atau malam hari dan baik target
bergerak maupun diam.
Specifications
Designation: Duro Dakovic M95 Degman
Length: 33.27 ft | 10.14 m
Width: 11.78 ft | 3.59 m
Height: 7.19 ft | 2.19 m
Engine(s): 1 x 12-cylinder diesel generating 1,000hp. There is also an optional 1,200hp diesel engine.
Weight: 49.1 tons (US Short) | 44,500 kg
Max Speed: 43 mph | 70 km/h
Max Range: 435 miles | 700 km
Armament: 1 x 125mm main gun; 1 x 7.62mm coaxial machine gun; 1 x 12.7mm anti-aircraft machine gun; 2 x 6 smoke dischargers
Ammunition: 42 x 125mm projectiles; 2,000 x 7.62mm ammunition; 360 x 12.7mm ammunition; 12 x smoke grenades
NBC Protection: Yes
Night Vision: Yes
Crew: 3
Operators: Croatia
M1 Abrams,US
M1 Abrams adalah tank tempur utama (main battle tank, MBT) Angkatan
Darat Amerika Serikat dan Marinir Amerika Serikat, dengan tiga versi
utama yang dipakai secara bertahap mulai pada tahun 1980: M1, M1A1, dan
M1A2. Versi terbaru M1A2 memiliki perlindungan dan peralatan elektronik
baru. Tank ini diberi nama dari Jenderal Creighton Abrams, mantan Kepala
Staf Angkatan Darat dan komandan Resimen Lapis Baja 37 AS.
Tank M1 Abrams menggantikan tank M60 Patton dan M48A5. Tetapi M1 sempat
aktif dipakai bersama dengan tank M60A3 selama lebih dari 10 tahun,
karena tank M60A3 baru mulai dipakai dua tahun sebelum kemunculan M1.
Karakteristik umum
Kru 4 (Komandan, penembak, pengisi, pengemudi)
Panjang 7,92 m
Lebar 3,64 m
Tinggi 2,43 m
Berat 63,0 ton
Perlindungan dan persenjataan
Perlindungan Chobham,
RHA
Senjata utama M256 120 mm
Senjata sekunder 1× .50 (12.7 mm) M2 Browning,
2× 7.62 mm M240
Mobilitas
Mesin turbin AGT-1500,
transmisi Renk HSWL 354
1500 hp (1119 kW)
Suspensi torsion bar
Kecepatan 72 km/h
Power/berat 24 hp/ton
Jarak jangkauan 465 km (279 mi)
DIO Zulfiqar,Iran
Iran mendesain dan membuat Zulfiqar, MBT yang diklaim merupakan versi
upgrade dari T-55 milik Soviet. Perbedaan di antara keduanya adalah
bahwa Zulfiqar memiliki mesin yang lebih baik, sistem kontrol penembakan
terkomputerisasi, proteksi awak NBC dan kemampuan deteksi musuh pada
siang/malam hari. Zulfiqar diawaki tiga orang dengan loader senjata
otomatis. Lapisan bajanya diperkirakan merupakan baja reaktif ledakan
(explosive reactive armor).
Specifications
Designation: DIO Zulfiqar
Engine(s): 1 x Diesel engine delivering 1,000 horsepower.
Weight: 44.1 tons (US Short) | 40,000 kg
Max Speed: 43 mph | 70 km/h
Max Range: 311 miles | 500 km
Armament: 1 x 125mm Main Gun; 1 x 7.62mm coaxial machine gun; 1 x 12.7mm anti-aircraft machine gun
Ammunition: Unknown
NBC Protection: Yes
Night Vision: Yes
Crew: 3
Operators: Iran
Challenger 1 (Challenger),Inggris
Seri Challenger adalah MBT yang pada awalnya didesain untuk pesanan
ekspor Iran yang diberi kode “Shir 2”. Ketika Shah Iran diturunkan oleh
sebuah rezim fundamentalis pada 1979, pesanan sebanyak 1.225 Shir 2
seluruhnya dibatalkan. Hasilnya, desain Shir 2 diubah sebagai konsep
angkatan bersenjata Inggris, yang menjadi seri tank Challenger, yang
menjadi dua model produksi utama, Challenger 1 dan Challenger 2 yang
menghasilkan performas sangat hebat bagi Inggris.
Dengan
Inggris yang mencari MBT baru untuk menggantikan seri Chieftain dan
pengembangan MBT bersama dengan Jerman Barat batal, Inggris mengganti
progam untuk mengembangkan MBT-80. Sayangnya, program MBT-80 terhambat
dan dananya membengkak menyebabkan program ini dibatalkan dan dialihkan
ke program Shir 2 (Challenger) yang dimodernisasi dan dimodifikasi untuk
memenuhi kebutuhan AD Inggris dan funsionalitas dalam iklim yang lebih
panas.
Challenger diperkenalkan pada 1983, mempunyai lapis baja
Chobham dan meriam utama 120mm tipe L11A5. Seperti Chieftain, enam roda
besar dipasang di tiap sisi trek (rantai)-nya. “Skirting” samping
diimplementasikan untuk meningkatkan proteksi awak dan struktur
internal. Mesinnya dipasang di bagian belakang hull dan terdiri dari
mesin diesel tunggal Perkins Condor V-12 yang menghasilkan 1.200bhp.
Desain turret menampilkan plat miring dan tank ini diawaki oleh 4 orang
untuk operasio optimal. 64 proyektil dapat dibawa untuk meriam utamanya.
Sebagai tambahan, teradapat senapan mesin ko-aksial 7.62 mm dan sistem
anti pesawat 7.62mm yang terpasang pada bagian atas turret. Pelontar
granat juga dipasang pada tiap sisi turret.
Suku cadang
Challenger dapat digunakan untuk implementasi lain termasuk tank trainer
(dengan turret statis), tank komandan, serta kendaraan perbaikan dan
recovery. Dengan munculnya Challenger 2 yang lebih canggih, seluruh
jenis tank Challenger 1 dipensiunkan pada 2000. Yordania yang menjadi
satu-satunya operator lain Challenger tetap memakai sekitar 288 unit
yang diberi nama sebagai “Al-Hussein”.
Specifications:
Designation: Challenger 1 (Challenger)
Length: 37.89 ft; 11.55 m
Width: 11.88 ft ; 3.62 m
Height: 10.27 ft ; 3.13 m
Engine(s): 1 x Perkins Engine Company Condor CV-12 12-cylinder diesel engine with an output of 1,200bhp @ 2,300rpm.
Weight: 67.5 tons (US Short) ; 61,200 kg
Max Speed: 35 mph ; 56 km/h
Max Range: 280 miles ; 450 km
Armament: 1 x 120mm main gun; 1 x 7.62mm coaxial machine gun; 1 x
7.62mm anti-aircraft machine gun; 2 x 5 smoke grenade dischargers
Ammunition: 64 x 120mm projectiles; 4,000 x 7.62mm ammunition
NBC Protection Yes
Night Vision Yes (Passive Only)
Crew 4
Operators United Kingdom and Jordan.
Variants:
• Challenger - Initial Series Designation until adoption of Challenger 2
into service, thus necessitating a need for the Challenger "1"
designation; based on the formerly Iranian export design of the "Shir 2"
main battle tank.
• Challenger ARV - Armored Recovery Vehicle
• Challenger Trainer - Driver Training Vehicle with fixed turret.
• "Al Hussein" - Jordanian Export Variant sold as refurbished British product.
Challenger 2,Inggris
Designation: Challenger 2
Classification Type: Main Battle Tank
Contractor: BAe Systems Land Systems - UK
Country of Origin: United Kingdom
Initial Year of Service: 1994
Number Built: Not Available
Challenger dua merupakan jawaban Inggris akan teknologi MBT masa depan.
Sistem hebat ini mengkombinasikan survivabilitas awak, kekuatan tembak,
dan performa dalam sistem yang komplet, layak menjadi perhatian bagi
semua musuh. MBT ini telah membuktikan keberhasilannya sejak
diperkenalkan pada 1998 dan akan menjadi senjata utama bagi Inggris pada
beberapa tahun ke depan.
Challenger 2 didesain untuk
menggantikan seri Chieftain yang menua. MBT ini juga merupakan
pengembangan dari Challenger 1, yang tampak luarnya juga memang similar.
Challenger 1 dianggap sukses dalam Perang Teluk Persia di awal 1990an,
walaupun jauh dari kata sempurna menurut para perancang perang Inggris.
Selain kesamaan visual dengan Challengger 1, Challenger 2 merupakan
desain teknologi yang sangat baru dengan kemampuan yang hebat.
Challenger 2 dibuat dengan dilengkapi meriam utama L30 rifled.
Dikombinasikan dengan sebuah sistem kontrol penembakan terintegrasi,
stabilisasi dan pelacak terspesialisasi, Challenger 2 menawarkan
kemampuan “first-hit” yang jauh lebih baik. Dalam rangka perlindungan
untuk keempat awaknya, Challenger 2 dilapisi dengan lapisan baja canggih
yang terbukti dalam percobaan paling efektif untuk menahan proyektil
anti-tank modern. Sebagai tambahan, seluruh material eksplosif disimpan
dalam “keranjang” baja di bawah turret, menambah tingkat survvivabilitas
awak.
Bersama meriam utama 120mm, sebuah senapan mesin
koaksial 7.62mm, dan sebuah senapan mesin anti-pesawat 7.62mm juga
menambahkan 10 granat asap dalam kluster yang terpasang 5 tiap sisi
turret. Tangki bahan bakar opsional dapat ditambahkan di belakang hull
untuk menambah jarak tempuh 450km. Chasis-nya juga dapat dipakai untuk
peralatan lain seperti mesin engineering perang (sebuah mata pisau dozer
dapat dipasang di depan hull), sebuah lapis jembatan, dan tank trainer
pengemudi.
Oman menjadi negara selain Inggris yang menjadi operator Challenger 2
hingga saat ini. Omam membeli 38 tank yang dilengkapi dengan sistem
pendingin, sebagai adaptasi dari medan gurun yang panas. Angkatan Darat
Inggris mempunyai sekitar 386 tank ini yang telah terlihat di Bosnia,
Kosovo dan Irak. Challenger 2 diketauhi sebagai proyek spekulasi pribadi
oleh Alvis Vickers Ltd dan BAe Systems Land Systems, semuanya di
Inggris.
Specifications: Challenger 2
Dimensions:
Length: 37.89ft (11.55m)
Width: 11.55ft (3.52m)
Height: 8.17ft (2.49m)
Performance:
Speed: 35mph (56km/h)
Range: 280miles (450km)
Structure:
Crew: 4
Weight: 68.9 US Short Tons (62,500kg)
Systems:
NBC Protection: Yes
Nightvision: Yes (Passive Only)
Power:
Engine(s): 1 x Perkins Engines CV-12 Condor V12 12-cylinder diesel engine delivering 1,200 hp of power @ 2,300rpm.
Armament:
1 x 120mm L30 CHARM Gun (CHallenger main ARMament)
1 x 7.62mm coaxial machine gun
1 x 7.62mm air defense machine gun
2 x 5 smoke grenade dischargers
Ammunition:
50 x 120mm projectiles
4,000 x 7.62mm ammunition
10 x smoke grenades
M56 Scorpion,US
Designation: M56 Scorpion
Classification Type: Airborne Self-Propelled Anti-Tank Gun
Contractor: Cadillac Motor Car Division of General Motors Corp - USA
Country of Origin: United States
Initial Year of Service: 1953
Number Built: Not Available
M56 (yang sering disebut dengan “Scorpion”) yang dilengkapi dengan
meriam 90mm dikembangkan pada 1950 untuk melengkapi pasukan udara
(airborne troops) dengan kendaraan anti-tank. Tank ini digunakan oleh
batalion udara dan perusahaan tank infantri udara pada 1960an. M56 juga
dikenal sebagai SPAT (Self-Propelled Anti-Tank). Konstruksi Hull terdiri
dari aluminium terkeling (riveted) dan terpatri semua. Meriam utama
90mm mirip dengan meriam utama yang ada pada tank M47 Patton.
Kelemahan utama dari M56 adalah bahwa awaknya kurang terlindungi.
Pengisi peluru menggunakan sebuah “folding stage” yang mengharuskannya
untuk berdiri ketika mengisi peluru. Walaupun perlindungan terhadap
awaknya sangat kurang, Tank ini sangat hebat, dengan fakta bahwa tank
ini selalu ada di haris depan unit udara. Ditambah dengan jarak jangkau
penembakan hingga 1.500m, sehingga menutupi kekurangan utamanya.
Kekurangan lain adalah karena daya tembakan dari meriam utama, tank ini
menjadi miring dan penembakan juga menghasilkan debu dan asap yang cukup
banyak.
M56 dipakai oleh 82nd Airborne dan 101st Airborne AS
hingga 1960 dan digantikan oleh M551 Sheridan. Akan tetapi pada
kenyataannya, M56 tetap dipakai dalam Perang Vietnam dengan peran
support penembakan. Sasisnya dapat dipakai dalam APC, pembawa mortar dan
recoilless rifle tank
Specifications: M56 Scorpion
Dimensions:
Length: 19.03ft (5.80m)
Width: 8.43ft (2.57m)
Height: 6.56ft (2.00m)
Performance:
Speed: 28mph (45km/h)
Range: 143miles (230km)
Structure:
Crew: 4
Weight: 7.9 US Short Tons (7,144kg)
Systems:
NBC Protection: None
Nightvision: None
Power:
Engine(s): 1 x Continental AOI-402-5 6-cylinder 4-cycle opposed fuel-injected gasoline engine generating 200hp @ 3,000rpm.
Armament & Ammunition:
1 x 90mm main gun
Ammunition: 29 x 90mm projectiles
PT-91M MBT,Malaysia
Produsen: Bumar Zaklady Mechaniczne (ZM) Polandia
Bobot tempur: 45,9 sampai 46 ton
Panjang (termasuk meriam utama): 10,03 meter
Panjang badan saja: 6,67 meter
Lebar: 3,7 meter
Tinggi sampai batas atap turret: 2,19 meter
Awak: 3 personil (Komandan, Pengemudi, Petugas senjata)
Mesin: disel PZL-Wola S-1000R (1.000 HP) untuk pesanan Malaysia, atau PZL-Wola
S-12U (850 HP)
Transmisi otomatis: Renk Seri-350
Power to weight ratio: 13,6 kW/ton
Suspensi: torsion-bar
Kecepatan: 60 km/jam (on-road), 45 km/jam (off-road)
Jarak tempuh: 650 km
Persenjataan: Meriam utama Konstrukta 2A46MS (D-81TM) caliber 125mm, 1
buah senapan mesin coaxial FN MAG kaliber 7,62mm, satu buah Senapan
mesin anti pesawat udara FN Browning M2HB caliber 12,7mm.
Lapisan
baja: baja komposit; depan dan samping – baja laminasi, depan, sisi dan
bagian atas dilapisi ERA Erawa-1/Erawa-2, steel side anti-cumulative
screen.
Malaysia diberitakan telah membeli 48 unit Tank Tempur Utama (MBT)
PT-91M sebanyak 48 unit, lengkap berikut kekuatan pendukungnya sejumlah 6
unit kendaraan bengkel WZT-4, 5 unit PMC-90 Leguan Ran Jembatan, dan 3
unit OBRUM Gliwice MID-M obstacle-breaching vehicle. Total nilai kontrak
dengan pihak Bumar-Polandia yang di Malaysia diwakili oleh MMC Defence
sebesar 1,4 milyar Ringgit atau setara dengan 368 juta Dollar Amerika.
PT-91M pesanan Malaysia dilengkapi dengan sistem komputer pengendali
penembakan SAVAN-15 dari Sagem, Perancis, Battle Management and
Navigation System ‘Epsilon’ juga dari Sagem, dan penggerak elektronik
untuk turret EPS-2 dari EADS.
Pengujian akhir untuk pelaksanaan
produksi kontrak telah dilakukan pada 21 Maret 2007 yang lalu, dan
disetujui untuk segera diproduksi dalam jumlah sesuai kontrak. Dan tiga
unit produksi standar dijadwalkan akan selesai pada bulan Mei untuk
digunakan sebagai sarana pelatihan di Polandia bagi 15 personil awak
tank dari AD Malaysia. Dan enam unit direncanakan akan berpartisipasi
pada Hari Kemerdekaan Malaysia pada tanggal 31 Agustus mendatang. Tank
ini akan masuk dalam jajaran Resimen Lapis Baja ke-11 ‘Gemas’ dari Kor
Armor DiRaja.
Pada proses pembelian, pihak Bumar sudah mengirimkan unit uji-coba
untuk dioperasikan di Malaysia (prototype PT-91M improvement), guna
menjelajahi medan operasi yang ada diwilayah Malaysia dan telah
mengarungi jarak tempuh sekitar 2.100 km. Dan dilanjutkan dengan
pengujian tahap lanjut di Polandia, termasuk pelaksanaan penembakan oleh
personil dari Malaysia.
Pemilihan PT-91 Twardy (PT-91 Hardy,
artinya resilient) oleh pemerintah Malaysia diputuskan pada tahun 2003,
merupakan Tank Tempur Utama yang pertama bagi jajaran angkatan
bersenjata Malaysia. Spesifikasi PT-91M berasal dari PT-91/PT-91ª
Polandia yang dikembangkan dari T-72M1 Rusia. PT-91 memiliki
penyempurnaan pada sistem proteksi, sistem kendali penembakan dan mesin.
Tampilan dari PT-91M
Meriam 2A46MS kaliber 125mm, rancangan Slovak dengan tingkat kemampuan
first hit probability 23% lebih tinggi dari meriam asli 2A46 Rusia.
Jenis amunisi antara lain HE, HEAT dan APFSDS.
Sistem kendali
penembakan Savan 15 dari Sagem Defence Security merupakan penyempurnaan
dari alat sejenis yang digunakan pada tank LeClerc Perancis. Dengan
sistem ini tank dapat melakukan penembakan sambil berjalan, ketepatan
tembak ditingkatkan dan dapat beroperasi pada malam hari karena
dilengkapi dengan day/night gunner sight, komputer kendali penembakan,
sensor kestabilan meriam, serta sistem interface antara petugas senjata
dengan komandan.
Optikal-elektronik VIGY 15 juga dari Sagem
berupa gyro-stabilizer panoramic sight untuk komandan. Berupa fungsi
hunter-killer pembidik target dengan sinyal TC ke petugas senjata, atau
dalam situasi darurat akan dilakukan dilakukan oleh TC secara otomatis.
Laser gyro SIGMA 30 juga dari Sagem, digunakan untuk navigasi dan penstabil kendaraan.
Lapisan Explosive Reactive Armor Erawa-2 untuk peningkatan proteksi
badan kendaraan dari proyektil senjata anti-tank terutama rudal,
termasuk amunisi jenis HEAT.
System peringatan laser PCO SSP-1
Obra-3 untuk memberikan peringatan bahwa tank berada dalam pembidikan
laser (laser rang finder ataupun pentarget sinar laser). Dengan alat
ini, awak tank dapat mengetahui dari arah mana bidikan laser tersebut
berasal.
Pelontar granad kaliber 76mm Wegmann – peluru cluster
pada sisi turret, untuk melontarkan granad asap/IRCM untuk
menyembunyikan keberadaan tank dari pandangan lawan ataupun observasi
thermal. Juga dapat melontarkan granad HE untuk menghadapi pasukan
infanteri.
Rantai PT-91M menggunakan rantai type 570P dari
Diehl Remscheid GmbH., Jerman, sejenis dengan yang digunakan pada tank
Leoprad 2.
VARIANT
PT-91.
Merupakan produk bari sebagai derivatif dari T-72M1 Rusia versi
Polandia, dengan kendali penembakan dual-axis stabilized ‘DRAWA’, ERA
Erawa-1, mesin disel S-12U (850HP). Produksi awal 1993-94, dan produk akhir 1995-97.
T-72M1Z. Merupakan PT-91 standar yang dibangun dengan merubah 135 unit T-72M1. (1998-2002).
PT-91Z.
(huruf Z berarti modernisasi atau Zmodernizowany) – unit demo untuk
ekspor, dengan mesin berkekuatan 1.000 HP (Disel S-1000). PT-91M berasal
dari varian ini.
PT-91M. (huruf M artinya Malaysia). Versi ekspor untuk angkatan darat Malaysia.
PT-91E.
(huruf E artinya Ekspor) – unit demo untuk ekspor, dipamerkan pada
pameran peralatan pertahanan MSPO 2006 di Polandia, spesifikasinya
hampir sama dengan PT-91M.
KENDARAAN LAIN YANG MENGGUNAKAN HULL PT-91:
WZT-3.
(Wóz Zabezpieczenia Technicznego) – Armoured Recovery Vehicle.
Dipesenjatai dengan senapan mesin kaliber 12,7mm. Peralatan standar
termasuk: crane dengan telescopic jib dengan daya angkat maksimum 15
ton, front-mounted stabilizing dozer blade, rantai penarik. Varian WZT-4
merupakan versi pesanan Malaysia.
MID. (Maszyna Inżynieryjno-Drogowa) – Ran Zeni Polandia. MID-M merupakan varian pesanan Malaysia.
PMC-90. (Pomocniczy Most Czołgowy) Ran peluncur jembatan. PMC-Leguan merupakan varian pesanan.
PZA ”Loara”. (PZA/ Przeciwlotniczy Zestaw Artyleryjski) merupakan
kendaraan artileri anti serangan udara yang dikembangkan pada akhir
1990an. Turret dilengkapi dengan dua unit kanon Oerlikon KDA 35mm yang
dihubungkan ke sistem kendali penembakan yang dibantu oleh perangkat
radar.
PT-94 “Goryl”. Proyek rancangan Tank Tempur Utama
Polandia dengan hull PT-91. Rancangannya hampir sama dengan Merkava
(lapis baja komposit + ERA, meriam utama kaliber 120/125mm, senjata
kedua berupa mortir kaliber 60mm, senapan mesin coaxial PKT kaliber
7,62mm, senaman mesin anti serangan udara NSWT kaliber 12,7mm). Program
ini juga dikenal dengan nama Anders, namun saat ini program dihentikan
karenakan ketiadaan biaya.
Merkava Mk 1 / Mk 2 (Chariot),Israel
Designation: Merkava Mk 1 / Mk 2 (Chariot)
Classification Type: Main Battle Tank
Contractor: Israeli Ordnance Corps Facility - Israel
Country of Origin: Israel
Initial Year of Service: 1979
Number Built: 1,000
MBT seri Merkava merupakan tulang punggung bagi element lapis baja
Israel. Tank ini merupakan hasil pengalaman dalam pemakaian produk asing
dari AS, Inggris dan Perancis. Dengan situasi yang kurang
mengundtungkan di sekitar Israel, maka perlu bagi mereka untuk
mengembangkan tank sendiri. Tank ini sangat cocok untuk lingkungan urban
dan gurun dengan menghasilkan proteksi maksimal bagi awaknya. Hasilnya,
Merkava terus menjadi bagian utama bagi AD Israel.
Satu dari
fitur desain terunik dari Merkava adalah keputusan untuk memasng mesin
pada bagian depan hull.. Tank tradisional selalu memasang mesinnya pada
bagian belakang, untuk melindunginya dari serangan frontal langsung.
Berbeda dengan itu, Merkava mempunyai mesin yang dipasang di depan untuk
melindungi awaknya dari serangan frontal langsung serupa. Sehingga,
pengemudi duduk di bagian tengah belakang dan di sebelah kiri turret.
Turretnya sendiri berbentuk melingkar dan rendah, sehingga tank ini
lebih susah untuk dilihat atau dilacak dari jarak jauh. Pada turretnya
terpasang meriam utama 105 mm dan senapan mesin koaksial 7,62mm. Sistem
stabilisasi meriam memungkinkan penembakan pada saat bergerak dengan
sebuah komputer targeting (produksi domestik). Tambahan dua senapan
mesin 7.62 mm membuatnya lebih terlindungi dari serangan pesawat dan
senapan ini juga berfungsi sebagai senjata anti-infantri. Sebuah mortar
60mm juga terdapat pada tank ini.
Tenaga Model Mk 1 dihasilkan oleh mesin General Dynamics Land Systems,
AVDS-1790-6A, mesin diesel V-12 yang menghasilkan tenaga 900 hp. Mesin
ini membuat Mk 1 dapat bergerak dengan kecepatan 28 mph dengan jarak 250
mil. Dengan berat lebih dari 66 ton, mobilitas Merkava sangat
dipertanyakan.
Merkava Mk 2 merupakan pengembangan dari Mk 1,
dengan lapis baja yang diupgrade dan sistem kontrol penembakan yang
lebih canggih. Yang lebih penting, Mk 2 dapat bergerak lebih jauh,
sekitar seperempat lebih jauh dari Mk 1. Mk 3 muncul kemudian,
dilengkapi dengan meriam utama 120mm dan mesin yang lebih baik. Versi
terbaru dari Merkava adalah Mk 4 dengan beberapa perubahan yang
mengikuti teknologi MBT modern.
Specifications: Merkava Mk 1 / Mk 2 (Chariot)
Dimensions:
Length: 28.31ft (8.63m)
Width: 12.14ft (3.70m)
Height: 9.02ft (2.75m)
Performance:
Speed: 29mph (46km/h)
Range: 249miles (400km)
Structure:
Accommodation: 4
Weight: 66.1 US Short Tons (60,000kg)
Systems:
NBC Protection: Yes
Nightvision: Yes
Power:
Engine(s): 1 x General Dynamics Land Systems AVDS-1790-6A V-12 with an output of 900hp.
Armament & Ammunition:
1 x 105mm main gun
1 x 7.62mm co-axial machine gun
2 x 7.62mm machine guns
1 x 60mm mortar launcher
Ammunition:
62 x 105mm projectiles
10,000 x 7.62mm ammunition
Variants:
Merkava Mk 1 - Initial Production Model Designation.
Merkava Mk 2 - Improved armor protection; improved range; updated fire
control system; improved 60mm roof-mounted mortar launcher.
Merkava
Mk 3 - 120mm main gun with upgraded powerpack at 1,200hp; new
transmission system; improved suspension and fire control system; new
threat
warning system.
Merkava Mk 3 Baz - Improved armor protection
Merkava Mk 4 - Latest production version.
"Slammer" - Self-Propelled 155mm Gun (prototype)
ARV - Armored Recovery Vehicle (prototype)
T-72,Uni Soviet
Designation: T-72
Classification Type: Main Battle Tank
Contractor: Chelybinsk, Nizhnyi Tagil and Kirov - Russia
Country of Origin: Soviet Union
Initial Year of Service: 1974
Number Built: Not Available
MBT T-72 sangat berhubungan dengan T-64. T-72 mempunyai ketinggian
rendah dan merupakan salah satu tank Soviet yang paling dikenal. Tank
ini juga merupakan salah satu tank Soviet paling sukses setelah
pendahulunya tank era PD II T-34.
T-72 (kadang-kadang dikenal
sebagai “Ural” untuk menandai wilayah kelahirannya) mempunyai mesin
disel multi-bahan bakar V-12 yang dapat beroperasi dengan penggunaan
diesel, bensin atau kerosin sebagai bahan bakar. Untuk menambah jarak
jelajah, T-72 dapat dilengkapi dengan tambahan dua drum 200L.
Diperkirakan hampir 20.000 MBT T-72 masih beroperasi hingga saat ini.
Negara Uni Soviet seperti Kroasia dan Romania mempunyai lisensi untuk
memproduksi sendiri tank ini.
T-72 mempunyai meriam utama 2A46
Smooth-bore 125mm di turret yang berisi 3 awak. Turret-nya mempunyai
pengisi proyektil otomatis (sampi dengan 8 pengisian per menit)
mengurangi jumlah awak yang diperlukan. Dia mempunyai kemampuan amfibi
jika sebelumnya diset secara khusus.
Lapis baja reaktif
(eksplosif), peralatan penglihatan malam dan proteksi NBC penuh
ditambahkan sebagai program agar T-72 tidak ketinggalan di abad baru
ini.
Specifications: T-72
Length: 22.80ft (6.95m)
Width: 11.78ft (3.59m)
Height: 7.28ft (2.22m)
Performance:
Speed: 42mph (67km/h)
Range: 300miles (483km)
Crew: 3
Weight: 50.7 US Short Tons (46,000kg)
Systems:
NBC Protection: Yes
Nightvision: Yes - Infrared
Power:
Engine(s): 1 x V-84 V-12 Piston air-cooled multi-fuel diesel engine generating 840hp @ 2,000rpm.
Armament & Ammunition:
1 x 125mm main gun
1 x 12.7mm machine gun
1 x 7.62mm coaxial machine gun
2 x 6 smoke grenade dischargers
Ammunition:
45 x 125mm projectiles
300 x 12.7mm ammunition
2,000 x 7.62mm ammunition
12 x smoke grenades
Variants:
T-72 - Base production model
T-72K - Commander's Base-version Vehicle
T-72A - Various modifications
T-72AK - Commander's A-version Vehicle
T-72AV - Features explosive reactive armor
T-72M - Export model of T72A
T-72M1 - Additional armor; Modernized variant
T-72B - Additional turret armor
T-72BK - Commander's B-version Vehicle
T-72B1 - Sans anti-tank launcher
T-72S - Export variant of T72B model
T-72S1 - Export variant of T72B1 model
T-72BM - Features updated explosive reactive armor.
T-90
P-T91 - Polish-produced T72
TR-125 - Romamian-produced T72
M-84 Degmen - Croatian-produced T72
T-72 155mm - Trialed
T-72 120mm - Trialed
MTU-72 AVLB - Bridgelayer
BREM-1 - Armored Recovery Vehicle
IMR-2 - Battlefield Engineering Vehicle
BMR-3M - Anti-mine Vehicle
BMPT - Armor Support Vehicle
T-72M4 CZ
Krauss-Maffei Wegmann Leopard 1,Jerman
Designation: Krauss-Maffei Wegmann Leopard 1
Classification Type: Main Battle Tank
Contractor: Krauss-Maffei Wegmann, Munich, Germany
Country of Origin: Germany
Initial Year of Service: 1965
Number Built: 5,816
Leopard 1 merupakan tank dengan desain (setelah perang) klasik milik
Jerman yang mempunyai fitur seperti pendahulunya, skirting bergelombang
dan turret yang terpasang di bagian depan bodi tank.
Leopard 1
mulai beroperasi pada 1965 untuk AD Jerman dan diminati oleh banyak
negara asing. Walaupun tidak beroperasi secara penuh di AD Jerman,
Leopard 1 mengalami banyak pengembangan dan modifikasi di negara lain
agar lebih ringan pengoperasiannya. Sasis-nya juga digunakan untuk
produksi peralatan/kendaraan artileri 35mm “self-propelled” Gepard
Flakpanzer dan kendaraan “combat engineering”.
Sistem NBC,
penglihatan malam, dan beberapa pilihan lain (termasuk lapis baja
ekstra) juga tersedia untuk Leopard 1. Versi awal Leopard 1 mempunyai
alat penglihatan malam inframerah, sementara versi selanjutnya
menggunakan peralatan penglihatan malam pasif.
Oto Melara
memproduksi Leopard 1 secara lokal di Italia untuk AD Italia. AD Jerman
tidak lagi menggunakan Leopard 1 sejak digantikan oleh Leopard 2.
Specifications: Krauss-Maffei Wegmann Leopard 1
Dimensions:
Length: 31.30ft (9.54m)
Width: 11.06ft (3.37m)
Height: 8.60ft (2.62m)
Performance:
Speed: 40mph (65km/h)
Range: 373miles (600km)
Structure:
Accommodation: 4
Weight: 46.7 US Short Tons (42,400kg)
Systems:
NBC Protection: Yes
Nightvision: Yes - Passive
Power:
Engine(s): 1 x MTU MB 838 Ca M500 10-cylinder multi-fuel engine generating 830hp @ 2,200rpm.
Armament & Ammunition:
1 x 105mm main gun
1 x 7.62mm coaxial machine gun
1 x 7.62mm machine gun
2 x 4 smoke grenade dischargers
Ammunition:
60 x 105mm projectiles
5,500 x 7.62mm ammunition
8 x smoke grenades
Variants:
Leopard 1A1A1 - Additional Turret Armor
Leopard 1A2 - Updated turret function and passive night vision equipment installed.
Leopard 1A3 - Improved armor protection and new all-welded turret production.
Leopard 1A4 - Integrated fire control system implemented. This represents the last variant used by the German Army.
Leopard 1A5 - Updated nightvision equipment, computerized fire control
and became upgraded version for all earlier German Army models.
Leopard 1 AVLB - Bridgelayer
Leopard 1 ARV - Armored Recovery Vehicle
Leopard 1 AEV - Engineering Vehicle
Leopard 1 Trainer - Sans turret, replaced with windowed turret for driver training.
Gepard Flakpanzer - Mobile twin-35mm anti-aircraft air defense system (Leopard 1 chassis).
Leopard 2 Main Battle Tank,Austria, Denmark, Germany, Netherlands, Norway, Switzerland, Sweden dan Spanyol
Designation: Krauss-Maffei Wegmann Leopard 2
Classification Type: Main Battle Tank
Contractor: Krauss-Maffei Wegmann, Munich, Germany
Country of Origin: Germany
Initial Year of Service: 1979
Number Built: Not Available
Leopard 2, tak diragukan lagi, adalah salah satu tank tersukses dari
generasi terakhir MBT, dengan lebih dari 3.200 unit telah diproduksi.
Leopard 2 sekarang beroperasi untuk Austria, Denmark, Germany,
Netherlands, Norway, Switzerland, Sweden dan Spanyol. AD Finlandia
membeli 124 dan AD Polandia membeli 128 tank Leopard 2A4 bekas pakai
dari Jerman.
Pada Maret 2003 AD Yunani memesan 170 Leopard 2
HEL (versi dari Leopard 2A6EX), untuk dikirim antara 2006 hingga 2009.
30 tank pertama dirakit oleh KMW, sisanya oleh ELBO, Yunani. Tank
produksi lokal pertama dikirim pada Oktober 2006. Pada Agustus 2005,
Yunani memesan 183 Leopard 2A4 dan 150 Leopard 1A5 bekas pakai Jerman.
Pada November 2005, sebuah perjanjian ditandatangani untuk penjualan 298
Leopard 2A4 untuk Turki. Pengiriman dijadwalkan pada awal 2006-2007.
AD Jerman mengupgrade 225 2A5 menjadi konfigurasi 2A6, yang hasil
pertamanya selesai pada Maret 2001. AD Belanda juga mengupgrade 180 2A5
menjadi 2A6, hasil pertamanya beroperasi pada Februari 2003.
Spanyol memesan 219 Leopard 2E (Versi dari 2A6 dengan proteksi lapis
baja yang lebih besar), 16 tank recovery (CREC) dan 4 kendaraan
training. 30 tank pertama dibuat oleh KMW dan sisanya dilisensikan untuk
dibuat di Spanyol oleh General Dynamics, Santa Barbara Sistemas
(GDSBS). Tank pertama diserahkan ke AD Spanyol pada Juni 2004 dan
pengiriman akan selesai pada 2008. Varian lain adalah Leopard 2(S) yang
mempunyai sistem kendali dan komando baru dan sistem lapis baja pasif
baru. 120 Leopard 2(S) telah dikirim ke AD Swedia pada Maret 2002.
Pada Maret 2006, Chili menandatangani kontrak akuisisi 118 tank Leopard
2 dari AD Jerman. Paket akuisisi ini terdiri dari 93 Leopard 2A4 yang
diperbarui bersama dengan 25 spare tank dan peralatan pendukung. Kanada
akan membeli 100 tank Leopard 2A4 dari Belanda untuk memenuhi kebutuhan
jangka panjang angkatan bersenjata Kanada, dan akan segera dikirim ke
Kanada setelah selesainya persetujuan antara kedua pemerintahan. AD
Belanda mempertahankan 110 tank Leopard 2A6.
Pada April 2007,
Kanada membeli sampai dengan 100 tank Leopard dari AD Belanda dan
menyewa 20 Leopard 2A6M dari AD Jerman. Krauss-Maffei Wegmann GmbH (KMW)
mengirimkan tank pertama yang disewa pada Agustus 2007 dengan upgrade
pada sistem perlindungan ranjau dan lapis baja “slat”. Tank ini dikirim
ke Afganistan pada Agustus 2007.
Pada Desember 2006, diumumkan
bahwa Singapura membeli 66 Leopard 2A4 yang diperbarui dari AD Jerman,
ditambah 30 tank. Tank-tank ini akan mulai beroperasi untuk AD Singapura
pada 2008.
Pada Oktober 2007, Portugal membeli 37 Leopard 2A6 dai AD Belanda, dan akan dikirim pada 2008-2009.
Krauss-Maffei Wegmann GmbH mengembangkan sistem proteksi ranjau untuk
Leopard 2, mengikuti definisi konsep yang dibuat oleh gabungan beberapa
negara Jerman, Swiss, Belanda, Swedia dan Norwegia, di bawah pimpinan
dari agensi procurement Jerman BWB. Pesanan untuk upgrade sistem
proteksi ini dilakukan pada September 2003 untuk modifikasi 15 Leopard
2A6 milik AD Jerman dan 10 Leopard 2A5 milik Swedia. Tank pertama yang
menggunakan proteksi ini dikirim pada Juli 2004. Modifikasinya terdiri
dari penambahan elemen lapis baja di lantai tank, sistem penglihatan
baru dan penyusunan ruangan untuk amunisi. Percobaan dilakukan pada
Februari 2004, menunjukkan dengan sistem ini, awak Leopard 2 dapat
selamat tanpa cidera dengan adanya ledakan ranjau di bawah tank.
Pengembangan terbaru untuk Leopard 2 oleh Krauss-Maffei Wegmann GmbH
adalah seri dengan model teknologi baru untuk mendukung suasana
perdamaian, Leopard 2 PSO (Peace Support Operation). Leopard 2 PSO
diperkenalkan secara resmi pada 2006.
Sejarah
Pengembangan MBT Leopard 2 merupakan proyek yang dimulai pada 1960an.
Pada saat itu Jerman dan AS masih bekerja sama dalam program MBT-70,
maka proyek Leopard 2 mendapat prioritas rendah.
Ketika Jerman
dan AS mengembangkan MBT/KPz-70, perjanjian mereka tidak mengijinkan
program tank nasional paralel, tetapi ketika Leopard 1 diperkenalkan
pada 1965, Porsche mendapatkan kontrak untuk mengembangkan komponen
untuk meningkatkan efektivitas pertempuran menurut standar MBT/KPz-70.
Program ini berjalan hingga 1967, ketika kotrak berakhir, dan menjadi
terkenal dengan sebutan 'Vergoldeter Leopard' atau 'Gilded Leopard'.
Ketika keretakan pada kerjasama Jerman/AS untuk pengembangan MBT/KPz-70
muncul pada 1967, Menteri Pertahanan Jerman memutuskan untuk melanjutkan
pengembangan 'Vergoldeter Leopard', yang kemudian dikenal dengan
‘Keiler’ (Babi Hutan Liar).
Purwarupa Leopard 2, pada fase pengembangan berbeda. Total 17 purwarupa
dibuat, dengan suspensi, turret dan persenjataan yang berbeda
Krauss-Maffei dari Munich dipilih sebagai kontraktor utama, dengan
Porsche untuk pengembangan sasis dan Wegmann pada turret. Pada 1969 dan
1970, dua purwarupa (ET 01 dan ET 02), keduanya dilengkapi dengan mesin
10 silinder MB 872, yang dibuat untuk ujicoba dan evaluasi. Pada akhir
1969, dengan berakhirnya pengembangan tank gabungan Jerman/AS, Jerman
memutuskan untuk menggunakan hasil pengembangan MBT/KPz-70. Hal ini
adalah sebuah usaha untuk mengkombinasikan sapre part yang terbengkalai
dari program MBT/KPz-70 dengan komponen tank eksperimental, dan kemudian
dikenal dengan Eiler (Babi Hutan), tetapi tidak pernah sampai ke tahap
purwarupa.
Pada awal 1970, Menteri Pertahanan Jerman
merekomendasikan pengembangan 'Vergoldeter Leopard' yang dilanjutkan
dengan adopsi mesin MTU yang awalnya dikembangkan untuk MBT/KPz-70
dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan dari pengalaman sebelumnya.
Tujuh tank lain dipesan, dengan Krauss-Maffei dipilih lagi sebagai
kontraktor utama.
Purwarupa pertama yang dihasilkan sangat
mirip dengan Leopard 1A4, tetapi dengan sebuah haluan berbentuk baji dan
sebuah knalpot yang dipindah ke bagian belakang. Roda-nya berasal dari
MBT/KPz-70 dan “return rollers”-nya dari Leopard 1. Mesinnya juga
berasal dari MBT/KPz-70, mesin empat-tak multi-bahan-bakar
berpendingin-air 12 Silinder MTU MB-873 Ka-500 , bersama dengan
generator 20 kW, gearbox, filter udara dan sistem pendingin dan rem,
membentuk sistem kompak yang dapat dengan mudah diganti dan dipasang
selama 15 menit. Sepuluh dari tujuhbelas turret dipasangi meriam utama
105mm, sedangkan yang lainnya (tujuh) dipasangi meriam 120mm, keduanya
dibuat oleh Rheinmetall.
Ketika analisis pertama dari perang
Yom Kippur 1973 diperoleh, menjadi semakin jelas bahwa penambahan
proteksi lapis baja merupakan faktor penting di masa yang akan datang.
Hasilnya adalah keputusan untuk mengupgrade Leopard 2 menjadi MLC 60
(Military Loading Class 60 tons), yang akan memungkinkan penambahan
lapis baja, dan modifikasi turet dengan lapis baja multi-lapis. Hasilnya
adalah terobosan besar pada program Leopard 2 dan menjadi langkah
pertama pada Leopard 2AV.
Selama 1973, negosiasi antara Jerman
dan AS dimulai untuk standarisasi komponen tertentu pada MBT kedua
negara. Sebagai hasilnya, pada 1976 disetujui untuk studi bagaimana
Leopard 2 dapat dimodifikasi untuk memenuhi performa dan batasan AS.
Berdasarkan keinginan Jerman dan AS, Porsche, Krauss-Maffei, dan Wegmann
mendesain dan membuat Leopard 2 AV (Austere Version)
Modifikasi termasuk lapis baja multi-lapis baru (seperti lapis baja
“Chobham” milik Inggris, yang terdiri dari lapis baja dan keramik) pada
hull dan sebuah turret baru dengan sistem kendali penembakan yang lebih
canggih. Dua sasis dan tiga turret dibuat, dan siap pada 1976. Purwarupa
pertama mempunyai turret dengan sistem kendali penembakan Hughes dan
meriam utama 105mm L7A3. Purwarupa kedua dilengkapi dengan meriam yang
sama, tetapi dibuat agar mengadopsi meriam utama Rheinmeta;; 120mm.
Turret ketiga memakai kendali penembakan German, termasuk EMES 13 dan
digunakan untuk program uji coba Jerman. Turret tambahan juga dibuat dan
identik dengan turret ketiga, tetapi memakai meriam utama Rheinmetall
120mm dari awal.
Leopard 2 AV sebenarnya awalnya diuji pada
waktu yang sama daengan XM1, tetapi program modifikasi Jerman
menghabiskan waktu yang lebih ama dari yang diperkirakan. AD AS sedang
melakukan evaluasi terhadap purwarupa XM1 yang dibuat oleh Chrysler dan
General Motors, dan akhirnya memilih purwarupa dari Chrysler untuk
pengembangan se=kala penuh.
Akan tetapi, Purwarupa Jerman tiba
di AS pada akhir Agustus 1976 dan uji perbandingan antara purwarupa
Leopard 2AV dan XM1 dilakukan di Aberdeen Proving Grounds, berlangsung
hingga Desember 1976. AD AS melaporkan bahwa Leopard 2AV dan XM1 setara
pada sistem penembakan dan mobilitas, tetapi XM1 lebih baik dalam hal
perlindungan lapis baja. Setelah uji perbandingan ini, purwarupa Leopard
2V dikembalikan ke Jerman untuk evaluasi.
Pada September 1977
Menteri Pertahanan Jerman secara resmi memutuskan untuk mulai
memproduksi 1.800 Leopard 2, yang akan dikirim dalam lima bagian
(batch). Krauss-Maffei dipilih menjadi kontraktor utama dan manager
sistem. MaK menjadi sub kontraktor dan produksi dibagi di antara dua
perusahaan tersebut, 55% untuk Krauss-Maffei dan 45% untuk MaK. Wegmann,
sebagai integrator turret, mempunyai tanggung jawab penuh untuk
koordinasi kendali penembakan EMES 15. KEndali penembakan EMES 15
dikembangkan oleh Hughes bekerja sama dengan Krupp Atlas Elektronik,
dengan meriam utama performa-tinggi “smooth-bore” 120mm dari
Rheinmetall.
Tanpa keraguan, pada saat mulai produksinya
(1979), Leopard 2 merupakan tank tercanggih di dunia. Jerman sukses
dalam mendesain sebuah tank yang sangat hebat di semua tiga area
desaintank, mobilitas, daya tembak dan proteksi lapis baja.
Setelah ini, desainer tank hanya mampu sukses dalam dua area desain
tank. Chieftain milik Inggris, mempunyai daya tembak dan lapis baja yang
bagus, tapi mobilitasnya tidak memadai. Yang lain, AMX-30 milik
Perancis, mempunyai mobilitas dan daya tembak yang bagus, tetapi lemah
di lapis bajanya.
Leopard 2 Series Production
Leopard 2 dari batch produksi pertama
Total 380 Leopard 2 dibuat dalam batch pertama, 209 oleh Krauss-Maffei
(nomor sasis 10001 sampai 10210) dan 171 oleh Mak (nomor sasis 20001
sampai 20172), dengan enam produksi pertamanya dikirim pada 1979 ke
Kampftruppenschule 2 di Münster. 100 yang lain dikirim pada 1980 dan 229
pada 1981. Leopard 2 pertama masuk ke Panzerbattalions 31, 33 dan 34
dari 1 Panzerdivision, dengan sebagian dikirim secara paralel ke
Panzerbattalions 81, 85 dan 84 dari 5 Panzerdivision. Leopard 1 yang
masa operasinya sudah habis kemudian diserahkan pada Panzerbattalions
dari Panzergrenadier Divisions, mereka menggantikan M48A2G. Pada 1982
produksi berjalan dengan kapasitas 300 setahun, batch pertama yang
terakhir dikirimkan pada Maret 1982.
Berat pertempuran Leopard 2
adalah 55.000 kg, berat kosong 52.000 kg, dan Hull-nya mempunyai lapis
baja multi-lapis. Rodanya (running gear) terdiri dari tujuh “dual
rubber-tyred road wheels” dan empat “return roller” per sisi, dengan
“idler wheel” di depan dan “drive sprocket” di belakang.
Suspensi
batang torsi (Suspensi Christie) dipakai, dengan “friction dampers”
canggih. Roda rantai Diehl 570 F, dengan konektor akhir rubber-bashed,
mempunyai blok karet yang dapat dilepas dan menggunakan 82 mata rantai
di setiap roda rantainya. Untuk penggunaan di medan es, sampai dengan 18
blok karet dapat diganti dengan “grousers”, yang disimpan pada tundukan
tank. Bagian pertama dari empat bagian Skirt samping tank ini mempunyai
lapis baja yang sangat tebal dan harus ditinggikan untuk pengiriman
melalui kereta api. Sementara bagian lainnya terbuat dari karet dan
struktur logam standar dan tergantung dan dapat diayunkan ke atas jika
diperlukan.
Ruang pengemudi berada di depan sebelah kanan.
Sebuah lubang palka “pintle-mounted” tipe angkat dan ayun besar dipasang
untuk pengemudi dan dibuka ke arah kanan. Terdapat dua periskop
observasi di palka pengemudi, ditambah satu di sebelah kirinya, untuk
digunakan saat mengemudi di jarak sangat dekat. PEriskop sentral (di
palka) dapat diganti dengan alat lihat IR pasif untuk operasi malam
hari. Lubang palka darurat berada di bawah tempat duduk pengemudi.
Turretnya memakai lapis baja multilapis, terpasang di tengah hull dan
diawaki oleh komandan dan penembak di sebelah kanan dan pengisi
proyektil di sebelah kiri. Komandan dan pengisi proyektil masing-masing
mempunyai palka sirkular, yang dibuka ke belakang, dan enam periskop
yang mampu melihat ke segala arah untuk komandan. Kedua palka mempunyai
cincin untuk senapan mesin anti-pesawat 7.62 mm, walaupun normalnya
senapan mesin ini terpasang pada palka pengisi proyektil.
Leopard 2, seri produksi batch pertama. Batch pertama dikirim dari
1979-1982. 200 tank pertama orisinil dilengkapi dengan intensifier
tampilan PZB 200 yang terpasang di atas mantlet, imager termal belum
terpasang. Batch pertama merupakan satu-satunya yang mempunyai sensor
angin yang terpasang di turret.
Meriam utama Rheinmetall 120mm
terstabilisasi secara penuh baik azimut maupun elevasi, dan sistem
kendali meriam elektro-hidrolis WNA-H22 terpasang di dalamnya. Meriam
ini dapat menembakkan dua tipe amunisi, keduanya dikembangkan oleh
Rheinmetall APFSDS-T, dikenal sebagai DM-33 KE (Kinetische Energy), dan
HEAT-MP-T, dikenal sebagai DM-12 MZ (Mehrzweck = multipurpose), kedua
tipe ini mempunyai selongsong yang dapat terbakar. 27 rounds dari
amunisi 120mm disimpan di magazine khusus di bagian depan hull, sebelah
kiri ruang kemudi- 12 tambahan (total 42) disimpan di sebelah kiri
rangka turret, dan terpisah dari kompartemen tempur dengan pintu yang
beroperasi secara elektrik. Jika amunisi pada tempat penyimpanan
tertembak, penel blow-off di dalam atap turret akan mengarahkan ledakan
ke atas. Senapan mesin koaksial 7.620mm MG 3, terpasang di sebelah kiri
meriam utama dan 4.750 rounds amunisi dapat diangkut.
Meriam Rheinmetall 120mm L44 adalah meriam tank terkuat pada saat MBT Leopard 2 mulai beroperasi (1979).
Penjejak panas untuk penjejak primer EMES 15 penembak tidak siap selama
produksi batch pertama, akan tetapi pada produksi selanjutnya penjejak
panas ini sudah terpasang. Untuk menghasilkan kemampuan tempur malam
yang lebih baik untuk tank batch produksi pertama, sistem TV ringan
Panzer-Ziel-und-Beobachtungsgerät (PZB) 200ow (LLLTV) dipasang sementara
untuk 200 Leopard 2.
Sistem kendali penembakan EMES 15/FLT-2 terdiri dari:
1. Penjejak/alat pembidik primer untuk penembak dengan cermin tang distabilkan secara azimut dan elevasi
2. Transmiter dan receiver laser
3. Sistem penggambaran termal dan “eye piece assembly”
4. unit kendali komandan dan penembak.
5. unit display komandan
6. unit kendali komputer
7. kontrol tangan joy-stick komandan
8. komputer balistik digital, yang mengkalkulasi data relevan untuk solusi penembakan
9. sensor kecepatan udara silang (hanya batch pertama)
10. sensor elevasi meriam
11. box elektronik laser
12. sensor sudut lereng
13. set kabel interkoneksi
Penembak juga mempunyai teleskop tambahan FERO-Z18 dengan pembesaran
sampai delapan kali, yang terpasang koaksial di sebalah kanan meriam
utama. Pembidik panoramik primer PERI R-17 independen dan terstabilisasi
penuh, dibuat oleh Carl Zeis, dipasang didepan ruang komandan. Pembidik
ini dapat diputar 360 derajat dan memungkinkan komandan membantu
kontrol penembak jika dibutuhkan. Sebuah palka suplay amunisi yang
dibuka ke luar, terpasang di sebelah kiri turret. Dua kelompok dari
empat 79mm mortar asap Wegman dipasang di kedua sisi turret dan dapat
ditembakan secara elektrik satu per satu atau secara salvo
keempat-empatnya. Dua set radio SEM 25/SEM 35 dipasang di belakang
komandan di bagian belakang kanan bustle turret. Dua antena radio
dipasang di kanan dan kiri belakang ruang awak.
Kompartemen
mesin berada di belakang, terpisang dari kompartemen tempur oleh dinding
pemisah tahan api. Mesin diesekl turbo empat-tak V-12 Silinder
berpendingin cairan 47,6 Liter MTU MB 873 Ka-501 menghasilkan 1.104 kW
(1.500 PS) di 2.600 rpm. Di hidupkan dengan delapan batere 12-Volt/125
Ab dan mempunyai sistem elektrik 24 volt. KEcepatan maksimum jalanan
Leopard 2 adalah 68 km/jam, dan terbatas 50km/jam selama waktu damai,
dan kecepatan mundur maksimal 31 km/jam. Konsumsi bahan bakarnya sekitar
500 liter per 100km. Empat tangki bahan bakarnya mempunyai kapasitas
total sekitar 1.160 liter, membuatnya mampu berjalan hingga 500 km.
“Planetary Gearbox” hydro-kinetic Renk HSWL 354 dengan rem integral
terpasang pada mesin, membentuk power pack kompak yang dapat
diganti-ganti selama 15 menit. Berat power pack ini sekitar 6.120 kg.
Empat gigi maju dan dua mundur dapat dioperasikan melalui konventer
putaran, membuat Leopard 2 dapat perputar di tempat jika dibutuhkan.
Transmisi giginya berjalan secara otomatis dengan jarak yang dipilih
sebelumnya oleh pengemudi. Kisi-kisi keluaran pendingin udara sangat
mencolok menyeberangi bagian atas dari plat belakang, dan telah dipasang
setelah tank ke-28 dibuat.Kisi-kisi knalpot dengan batang-batang
vertikal berada di sebelah kiri dan kanan ventilasi deairasi. Sistem
deteksi kesalahan mendeteksi malfungsi teknis apapun.
Empat
botol pemadam kebakaran Halon 9kg terpasang di sebelah kanan di belakang
ruang pengemudi. Botol-botol ini terhubung dengan pipa dan pipa karet,
dan diaktifkan secara otomatis denhan sistem deteksi kebakaran, ketika
temperatur naik hingga di atas 180 Fahrenheit di dalam kompartemen
tempur, atau secara manual dengan panel didalam kompartemen pengemudi.
Sebuah pemadam kebakaran ( Halon 2,5 kg (HAL 2,5) ekstra disimpan di
bawah meriam utama. Leopard 2 mempunyai sistem proteksi NBC, yang
menghasilkan sampai dengan tekanan 4 mbar (0.004 kp/cm²) di dalam tank.
Leopard 2 mampu mengarungi perairan dengan kedalaman 1,20m
(menyeberangi) tanpa persiapan apapun, dan dapat mengarungi perairan
dengan kedalaman 2,25m (penyeberangan dalam) dengan persiapan khusus.
Persiapan sekitar 15 menit dibutuhkan untuk membuat tank siap
menyeberangi perairan dengan kedalaman 4m (pengendaraan bawah air),
termasuk pemasangan tiga buah snorkel (alat penyaluran udara) ke kubah
komandan.
Produksi batch kedua dimulai pada Maret 1982 dan
berakhir pada November 1983. 450 tank dibuat, 248 dibuat oleh
Krauss-Maffei (nomor sasis 10211 sampai 10458) dan 202 oleh MaK (nomor
sasis 20173 sampai 20347). Perubahan paling signifikan dari batch ini
adalah penghilangan sensor kecepatan angin, dan perlindungan pada blok
optik di ruang komandan sekarang berbentuk persegi. Pembidik termal,
berdasarkan modul umum yang dikembangkan oleh Texas Instruments dan
dibuat oleh Carl Zaiss, sekarang terpasang di pembidik primer EMES 15
dan sistem kendali penembakan dimasukkan ke dalam sistem deteksi
kesalahan.
Filter bahan bakar di pindah posisinya, untuk
mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk pengisian bahan bakar. Sebuah
koneksi head-set eksternal ditambahkan di sebelah kiri belakang turret.
Rak penyimpanan amunisi identik dengan milik M1A1 Abrams. Papan dua kaki
dipasang di power pack, untuk mengurangi kerusakan pada sistem kemudi
serta colokan dan kabel elektrik selama pemeliharaan dengan pengurangan
dek. Klem kabel penarik di dek belakang di pindah dan kabelnya sekarang
mempunyai panjang 5 m, menyilang di plat belakang. Dengan banyaknya
perubahan, versi ini dinamai Leopard 2A1.
300 Leopard 2 batch
ketiga diproduksi pada November 1983 hingga November 1984, 165 oleh
Krauss-Maffei (nomor sasis 10459 sampai 10623) dan 135 oleh MaK (nomor
sasis 20735 hingga 20509). Perubahan yang paling terlihat adalah
penambahan deflektor, yang meninggikan posisi pembidik panoramik primer
PERI R-17 komandan sekitar 50mm, dan plat pelindung yang lebih besar
dipasang di bagian atas sistem perlindungan NBC. Modifikasi ini juga
kemudian dilakukan pada tank batch kedua. Tank batch ketiga ini diberi
nama Leopard 2A2.
Batch keempat dibuat antara Desember 1984 dan
Desember 1985. 300 tank dibuat, 165 dibuat oleh Krauss-Maffei (nomor
sasis 10624 hingga 10788) dan 135 oleh MaK (nomor sasis 20510-20644).
Perubahan yang paling besar pada pemasangan radio VHF SEM 80/90 digital
dan kisi-kisi knalpot yang dirubah dengan batang lingkaran. Palka-palka
suplay amunisi ditutup dengan patri (mengurangi resiko kebocoran jika
turet tertembak). Tank batch ini diberi nama Leopard 2A3.
Leopard 2A3, Panzerbattalion 123, Panzerbrigade 12, October 1990.
Antara Desember 1985 hingga Maret 1987 370 tank dibuat, 190 oleh
Krauss-Maffei (nomor sasi 10789-10979) dan 180 oleh MaK (nomor sasis
20645-20825). Pada batch ini, kendali penembakannya dilengkapi dengan
inti digital untuk memfasilitasi penggunaan amunisi baru, dan untuk
meningkatkan tingkat keselamatan awak, sebuah sistem penetralan ledakan
dan penembakan dikembangkan oleh Deugra juga dipasang. Return roller
diposisikan ulang. Level perlindungan turret ditingkatkan menjadi lebih
dari 700mm KE dan 1000mm HEAT. Tank dari batch ini dinamai Leopard 2A4.
Leopard 2A4, German Bundeswehr.
Walaupun hanya lima batch yang sebenarnya akan diproduksi, sebuah
pesanan untuk batcj keenam untuk 150 tank dibuat pada Juni 1987. 83 tank
dibuat oleh Krauss-Maffei (nomor sasis 10980-11062) dan 67 oleh MaK
(nomor sasis 20826-20892), antara Januari 1988 dan Mei 1989. Fitur baru
pada batch ini adalah pemasangan perawatan-bebas baterai, pengenalan
roda rantai Diehl 570FT dan penggunaan cat bebas zinc kromat. Lampu
peringatan sentral sekarang dipasang di tempat kecil di hull, di depan
ruang pengemudi, untuk otingkat observasi dan penglihatan yang lebih
baik bagi pengemudi ketika mengemudi dengan kepala keluar. Palka suplai
amunisi di sebelah kiri turret dihilangkan. Tank batch ini juga dinamai
Leopard 2A4.
Produksi 100 tank batch ketujuh dimulai pada Mei
1989 dan berakhir pada April 1990, 55 oleh Krauss-Maffei (nomor sasis
11063-11117) dan 45 oleh MaK (nomor sasis 20893-20937). Tank batch ini
identik dengan batch keenam, juga dikenal dengan Leopard 2A4.
Leopard 2A4 (batch ketujuh), Panzerbattalion 214, 7.Panzerdivision, CMTC Hohenfels, December 1995.
Antara Januari 1991 dan Maret 1992, 75 tank diproduksi, 41 oleh
Krauss-Maffei (no. sasis 11118-11158) dan 34 oleh MaK (no. sasis
20938-20971). Perubahan yang dilakukan pada pemasangan mortar asap, dan
sebuah kolimator untuk sistem referensi muzzle dipasang di sebelah kanan
meriam utama 120mm, dekat ujung barrel, dan kemudian dipasang seperti
pada batch sebelumnya. Sistem referensi muzzle memungkinkan pengecekan
cepat untuk penembak dari distorsi dari barrel meriam dalam hubungannya
dengan optik pembidik. Tank pada batch ini juga disebut Leopard 2A4.
Leopard 2A4 terakhir dari batch kedelapan dikirim ke
Gebirgs-Panzerbattalion 8 (Batalion Tank Gunung) pada 19 Maret 1992,
dalam sebuah upacara resmi di Munich.
Leopard 2A4 milik of Panzerbattalion 393, December 1995. CMTC Hohenfels.
Setelah pengiriman tank batch kedelapan terakhir, sekitar 2.125 Leopard
2A4 beroperasi untuk Jerman. Leopard 2 didesain untuk memenuhi
kebutuhan untuk kendaraan tempur modern untuk mengatasi ancaman Soviet
di Eropa Tengah. Tank ini menggunakan teknolohi tercanggih yang ada di
masa itu, untuk mendapatkan performa yang lebih baik, dengan hasil
optimal di faktor proteksi lapis baja, daya tembak dan mobilitas; yang
menempatkannya sebagai pemimpin di desain tank modern.
Serial Leopard 2 ketiga - The Improved Leopard 2 - Leopard 2 A5 KWS II
Leopard 2A5 KWS II, turret baru dan lapis baja komposit generasi ketiga
Di dunia modern, tekanan untuk modernisasi sangatlah besar, tetapi di
dunia teknologi militer kenyataannya pahit. Dengan kemunculan tank hebat
dan modern Soviet seperti T 64 B dan T 80 B, dilengkapi dengan meriam
utama 125mm performa-tinggi yang mampu menembakkan peluru kendali,
pengembangan Leopard 2 menjadi lebih baik semakin diperlukan. Walaupun
kerjasaman antara negara-negara akan sulit. Setelah pembatalan program
pengembangan tank bersama Perancis-Jerman di November 1982, Jerman
mengembangkan fase konsep untuk Leopard 3 pada Maret 1983 untuk berjalan
hingga 1996. Beberapa alternatif dipelajari, termasuk produksi tambahan
Leopard 2, pengembangan Leopard 2, pengembangan turret baru untuk
Leopard 2 dengan empat awak atau tiga awak dengan pengisi amunisi
otomatis, atau tetap mengembangkan hull dan turret yang baru seluruhnya.
Pengembangan komponen Leopard 2 akhirnya dipilih, dan pada 1989 Leopard
2 KVT (Komponentenversuchsträger-tank percobaan komponen) dibuat dan
diujicobakan. Tank ini dilengkapi dengan lapis baja tambahan, “spall
liners” di dalam kopartemen tempur, palka geser elektronik untuk
pengemudi, palka baru untuk komandan dan pengisi amunisi, penambahan
lapis baja reaktif dan pasif di atap turret. EMES-15 ditinggikan dan
mendapat tempat berlapis baja, dan PERI-17, sekarang mempunyai chanel
pembidik termal independen, dipindah ke sebelah belakang kiri ruang
komandan. Purwarupa ini mempunyai berat total 60.500kg. Setelah
percobaan, tank ini diubah menjadi IVT (Instrumentenversuchsträger-Tank
Ujicoba untuk Instrumen) dan bergabung dengan program pengembangan IFIS
(integrated command and information system) yang dilakukan antara 1988
hingga 1992, yang dilakukan melalui kerjasama dengan AS untuk efisiensi
dan pengumpulan informasi. Setelah evaluasi dari uji pengembangan dengan
KVT, dua purwarupa dibuat pada 1991 oleh Krauss-Maffei untuk program
pengembangan, dikenal dengan KWS.
Perubahan besar pada bidang
politik dengan Blok Timur dan hasil dari pengurangan budget untuk
militer sangat jelas mengubah program ini. Sebuah program alternatif
dibuat, dipisah menjadi tiga tahap, dan dikenal sebagai KWS I, KWS II,
dan KWS III (Angka Romawi tidak menunjukkan urutan).
KWS I
terdiri dari adopsi meriam utama L/55 120mm yang lebih panjang dan
penggunaan amunisi yang lebih baik, dengan kecepatan pemberangusan
sampai 1.800 m/s (Program ini menghasilkan Leopard 2A6).
KWS II
adalah pengembangan untuk meningkatkan proteksi lapis baja untuk awak
dan pengembangan kemampuan sistem kendali dan komando (Program ini
menghasilkan Leopard 2A5).
KWS III terdiri dari adopsi meriam utama 140mm.
Purwarupa Leopard 2 dengan meriam utama 140mm.
Pada Oktober 1991, Swiss, Belanda dan Jerman memutuskan untuk
bekerjasama dalam program pengembangan KWS II. Leopard 2A5 dikirim
secara resmi ke German Army School pada 30 November 1995. Sasis dari
batch keenam, ketujuh dan kedelapan digunakan untuk program konversi dan
menerima turret yang sudah dibuat ulang dan dimodifikasi yang diambil
dari tank pertama batch keempat. Modernisasi dari sasis juga dilakukan
oleh Krauss-Maffei dan MaK, sementara Wegmann dan Rheinmetall
bertanggung jawap pada pengembangan turret.
Perubahan paling
signifikan pada hull Leopard 2A5 adalah palka pengemudi baru, yang
sekarang beroperasi secara bergeser dengan elektronik dan terbuka ke
kanan. Sebuah deflektor dipasang di sebelah kiri ruang kemudi, dengan
kurungan stowage untuk kamuflase. Sebuah kamera dipasang di atas
belakang keluaran udara pendingin terhubung dengan sebuah monitor di
dashboard pengemudi, membuatnya mampu berjalan mundur dengan kecepatan
tinggi, tanpa petunjuk dari komandan. Roda-rodanya sekarang dibuat dari
baja, untuk menggantikan roda sebelumnya yang terbuat dari aluminium.
Bagian depan dan samping turret dipasangi dengan lapis baja tambahan
berbentuk baji, yang dapat dengan mudah diganti oleh mekanik jika
tertembak atau, dikemudian hari, dapat diganti dengan lapis baja yang
lebih canggih. Panel samping dari baja tambahan ini tergantung dan dapat
diayunkan ke depan, dibutuhkan jika mesin akan diganti. Mantlet meriam
telah didesain ulang, dan boks stowage tambahan dipasang di belakang dan
samping turret. Bagian dalam turret sekarang dipasangi dengan sebuah
spall liner untuk meningkatkan proteksi awak terhadap serpihan-serpihan.
Sistem stabilisasi dan kendali meriam hidrolis diganti dengan sistem
elektrik. Teleskop tambahan FERO Z-18 optikdipinda posisinya di atas
mantlet meriam, dan pembidik panoramik PERI-R 17 milik komandan dipindah
ke sebelah belakang kiri ruang komandan. Pembidik independen komandan
juga dikembangkan dengan chanel termal yang ditampilkan dalam sebuah
monitor di dalam ruang komandan. Prosesor data jarak laser dimodifikasi
sehingga Leopard 2A5 sekarang dapat menyerang helikopter dengan amunisi
APFSDS-T, dan sistem navigasi GPS dibuat dengan antena GPS terpasang
dibelakang atap turret.
Tambahan lapis baja membuat berat
tempur Leopard 2A5 menjadi 59.500kg, yang sama sekali tidak berpengaruh
pada mobilitasnya, karena memang tank ini sudah didesain untuk menerima
perubahan semacam ini.
Srial Leopard 2 keempat - The Leopard 2 A6
Leopard 2A6, German Bundeswehr, saat manuver
Leopard 2A6 mempunyai sebuah meriam L55 yang lebih panjang, sebuah
mesin pelengkap, proteksi ranjau yang ditingkatkan dan sebuah sistem AC
(pengatur suhu udara) AD Jerman mengupgrade 225 2A5 menjadi konfigurasi
2A6 yang dikirim pertama kali pada Maret 2001. AD Belanda juga memesan
upgrade 180 tank 2A5 menjadi 2A6, yang tank pertamanya mulai beroperasi
pada Februari 2003.
Pada Maret 2003, AD Yunani memesan 170 Leopard HEL (sebuah versi dari 2A6EX) untuk dikirim antara 2006 dan 2009.
Leopard 2E, milik AD Spanyol, memperlihatkan lapis baja ekstra di depan hull dan meriam L55 120mm baru
Spanyol memesan 219 Leopard 2E (sebuah versi dari Leopard 2A6 dengan
proteksi lapis baja yang lebih besar) dan 16 kendaraan recovery Leopard
2ER, dan empat kendaraan trainer pengemudi Leopard 2. 30 pertama dibuat
oleh Krauss-Maffei Wegmann GmbH dan sisanya akan dibuat dibawah lisensi
di Spanyol oleh General Dynamics, Santa Barbara Sistemas (GDSBS).
Pengiriman batch pertama dimulai pada 2004 dan akan selesai pada 2008.
Leopard 2E, memperlihatkan penambahan panjang laras penuh 130 cm dari meriam L55 120mm baru
Versi Spanyol mempunyai beberapa perubahan dari model A6 dasar, di
samping lebih bayak lapis baja, termasuk sistem Indra/KAE LINCE C2,
Indra 2nd gen TI untuk penembak dan Komandan, teleskop pasif Indra 3rd
gen baru untuk pengemudi dan Spanish PR4GE (dibuat dibawah lisensi radio
hopping frekuensi digital 2ng gen PR4G) dengan modem data untuk
transmisi data aman nirkabel.
Seri Leopard 2 kelima - Daya Tembak
Leopard 2E milik AD Spanyol-menembakkan meriam L55 120mm baru
Sebuah meriam smooth bore, meriam L55 120mm, dikembangkan oleh
Rheinmetall GmbH di Ratingen, Jerman untuk menggantikan meriam
smoothbore L44 120mm milik Leopard yang lebih pendek.
Laras
meriam L44 120mm mempunyai panjang 530cm dan berat 1.190kg. Berat meriam
keseluruhan 3.780kg. Sebagai perbandingan, laras meriam L55 120mm
mempunyai panjang 660cm dan berat 1.374 kg. Berat keseluruhannya
4.160kg. Pertambahan banjang L44 ke L55 adalah 130cm, menghasilkan porsi
yang lebih besar dari energi yang tersedia untuk dikonversikan ke
kecepatan proyektil yang ditembakkan.
Sebuah karakteristik
penting dari meriam L55 adalah kompabilitasnya dengan sistem senjata
Leopard 2, yang berarti bahwa meriam ini terintegrasi tanpa alterasi
substansial. Geometri eksternal dari meriam ini didesain untuk
meminimalkan fenomena pelengkungan statis, untuk menghasilkan lekukan
konstan optimal. Dari daktor ini, bentuk laras yang dipilih untuk L55
memainkan peran kritis. Hal ini merupakan prasyarat untuk sistem yang
mempunyai probabilitas “first-shot hit” yang tinggi. L55 dapat
menembakkan proyektil 120mm standar apapun.
Khusus ketika
menggunakan proyektil DM 53 KE, L55 mampu meningkatkan performa 30% jika
dibandingkan dengan sistem konvensional. Sebagai contoh, ketika
ditembakkan laras yang lebih panjang, DM 53 (LKE II) KE dapat mencapai
kecepatan 1.750m/detik.
Meriam smoothbore L55, yang dilengkapi
dengan selongsong termal, ekstraktor asap dan sistem referensi mocong
meriam, kompatible dengan amunisi 120mm yang ada saat ini dan amunisi
penetrasi tinggi baru.
Amunisi energi kinetik yang sudah
dikembangkan dikenal sebagai LKE II dikembangkan sebagai hasil dari
Tactical Requirement di November 1987, dan menggunakan meriam dengan
laras yang lebih panjang. Efek proyektil energi kinetik pada target
musuh tergantung pada 1) panjang penetrator, masa proyektil dan
kecepatan saat tabrakan dan 2) interaksi antara proyektil dengan target.
Bahan proyektilmerupakan serbuk tungsten berat di dalam sebuah struktur
monoblok. Amunisi energi kinetik yang sudah dikembangkan mempunyai
energi moncong dan gaya hentakan yang lebih besar.Amunisi terbaru yang
dikembangkan Rheinmetall untuk Leopard 2 termasuk peluru DM 43 A1 120mm
KE, DM 53 120mm LKE dan 120 MP.
Efektifitas letalitas Leopard
2A6 terutama dikarenakan karena pengembangan sistem meriam oleh
Rheinmetall. Berdasarkan kebutuhan militer untuk daya tembak yang lebih
besar, Rheinmetall W & M selanjutnya meningkatkan performa meriam
ini dan amunisi-KE. Penambahan 130 cm dan beberapa modifikasi lain dari
meriam sebelumnya (ruang pada laras mampu mendukung tekanan yang lebih
tinggi dari bahan bakar peluru baru) menghasilkan kecepatan peluru yang
lebih tinggi dan meningkatkan performa KE. Perkiraan energi kinetik
moncong, ketika menembakkan APFSDS DM 53 (LKE II), sekitar 18-20
megajoule (MJ). Meriam L55 120mm kompatibel dengan tipe-MBT modern,
termasuk yang beroperasi untuk NATO, dan meriam ini juga dapat diganti
dengan meriam lama.
Meriam hiper-velocity L55 120mm
Peningkatan performa lanjut dari Leopard 2A6 dihasilkan dari pengenalan
peluru penetrator tangkai panjang tungsten DM 53 (LKE II). Peluru ini
mempunyai kemampuan penetrasi yang lebih tinggi dari pada peluru KE yang
ada sebelumnya dan menjadi contoh bagi pengembangan perlengkapan saat
ini atau masa datang. Perkiraan kemampuan penetrasi peluru penetrator
tangkai panjang tungsten DM 53 (LKE II) yang ditembakkan dari meriam L55
120mm adalah 750mm pada jarak 2.000m.Peluru sekunder yang bisanya
dipakai adalah peluru sekunder ultra-modern (HE and MP).
Seri Leopard 2 keenam - Proteksi
eopard 2A, walaupun dilakukan penambahan berat dari kelas militer 60
ton menjadi 70 ton, MBT ini tetap mempertahankan manuverabilitasnya.
Gambar di atas menunjukkan kemampuan Leopard 2 untuk menyeberangi sungai
kecil.
Leopard 2A6 dilindungi dengan lapis baja komposit
generasi ketiga, dengan penambahan penguatan di bagian depan dan samping
turret dengan modul lapis baja add-on terpasang secara eksternal. Jika
penetrasi peluru menembus lapis baja, sebuah “spall liner” mengurangi
jumlah fragmen dan fragmen kerucut tajam. “Spall liner” juga mampu
menjadu insulasi kebisingan dan termal. Penguatan pada lapis baja
menghasilkan perlindungan dari serangan berlapis, peluru energi kinetik
dan “shaped charges”.
Leopard 2A4-Pekiraan Level Proteksi Lapis Baja (Akhir 1990an):
Terhadap Energi Kinetik (dalam mm of RHAe):
Turret: 590-690
Glacis: 600
Hull badian bawah depan: 600
Terhadap Energi Kimia (dalam mm of RHAe):
Turret: 810-1.290
Glacis: 710
Hull badian bawah depan: 710
Leopard 2A5-A6-Pekiraan Level Proteksi Lapis Baja (2002-2004):
Terhadap Energi Kinetik (dalam mm of RHAe):
Turret: 920-940
Glacis: 620
Hull badian bawah depan: 620
Terhadap Energi Kimia (dalam mm of RHAe):
Turret: 1.730-1.960
Glacis: 750
Hull badian bawah depan: 750
RHAe=Rolled Homogeneous Armor Equivalent: sebuah perbandingan ketebalan
RHA dari tipe lapis baja terhadap penembusan misil/amunisi ke lapis
baja.Leopard 2A6 merupakan salah satu MBT dengan perlindungan terbaik di
dunia, sama seperti M1A2 Abrams SEP milik AS.
PanzerKampfWagen VI Ausf. E TIGER I / The Monster Of Tiger Panzer
waktu perang dunia 2 tank ini ibarat monster buat sekutu, pada era "active service" nya taun 1941-1944
komandan sekutu selalu memerintahkan kavaleri nya untuk mundur klo papasan dengan tiger ini. Di jaman
emasnya itu nyaris tidak ada tank sekutu yang punya meriam cukup ampuh buat ngejebol Tiger, sekutu selalu
manggil pesawat ground attack nya buat ngebom ni monster (yg punya kelemahan juga... Lamban).
Prestasi Tiger paling mentereng ketika 6 buah tank tiger dan beberapa support vehicle dibawah komando
Hauptsturmfuhrer (setara kapten) Michael Wittman memporak porandakan satu divisi tank inggris di Bocage,
kota Caen Prancis. Total korban pihak Inggris mencapai 14 tank cromwell (11 dihancurin sendirian oleh Wittmann)
5 tank Sherman, 2 artileri anti-tank, 13 APC. keren nya lagi semuanya dihancurkan hanya dlm waktu 15 menit!
korban di pihak jerman? cuma 3 Tiger rusak dan sebuah APC
SPECS:
Armor: baja pelat dgn ketebalan 25-110 mm
Berat: 54 ton
dimensi: 9 x 3,5 x 3 meter
Kru: 5 orang (komandan, navigator, loader, gunner, turretcontroller)
Mesin: Maybach 700 hp
Jarak Jelajah: 150-200 km (terrain dependant)
TopSpeed: 36kph
GUNS:
primary: 88mm KWK36
coaxial: 7,92mm MG38/13mm RheinmetallBorsig Mk131
turret top: 7,92 mm MG42
Leopard 2 di Negara Non-Jerman,Kanada
Leopard 2A6M
Leopard 2A6M CAN: Leopard 2A6M milik Kanada, diadaptasikan untuk
memenuhi kebutuhan Angkatan Bersenjata Kanada. Tank ini mempunyai
tambahan lapis baja di bagian depan, dan lapis baja rusuk dipasang.
Leopard 2A6M adalah model seni ilmu kemiliteran yang termasuk sebuah
proteksi ranjau terintegrasi, dengan penambahan lapis baja di bagian
bawah hull, dan dibagian bawah perut, ditambah sebuah kompartemen awak
dengan desain baru, yang meningkatkan keselamatan awak. 20 Leopard 2A6M
CAN, dikirim pada Agustus 2007 yang dipinjam oleh Angkatan Bersenjata
Kanada dari Jerman, untuk meningkatkan efektivitas unit Kanada yang
dikirimkan ke Afganistan. Kanada juga akan membeli 100 tank Leopard 2A4,
senagai hasil perjanjian pemerintahan Belanda-Kanada. Akuisisi ini akan
memenuhi kebutuhan jangka panjang Angkatan Bersenjata Kanada.
Swiss Pz87: Leopard 2 Pz 87 berbeda dengan milik Jerman, memiliki
perubahan di bagian belakang turret, dengan sebuah lerengan di bagian
belakang kiri turret dan sebuah boks tambahan untuk jaring kamuflase di
bagian belakang kanan turret. Pada bagian belakang kiri turret terdapat
box yang berisi koneksi “head-set” eksternal untuk intercomm awak.
Senapan mesin MG 87 7.5mm WF Bern buatan Swiss dipakai, satu dipasang
secara koaksial terhadap meriam utama dan yang satunya dipasang di ruang
pengisi amunisi untuk pertahanan udara. Radio AN/VCR 12 desain AS yang
diproduksi dibawah lisensi, dipasang. Di bagian kanan dan kiri, di
sebelah mortar asap, dua kotak tubular untuk tempat penyimpanan interim
bagi laras pengganti senapan mesin jika panas. Tiga grouser disimpan di
bagian kiri turret dan tujuh lainnya di sebelah kanan, sedang yang 18
disimpan di “bow”, sehingga total ada 28 grouser dapat dibawa dan
digunakan di tanah yang lembek atau bersalju. Swiss memperkenalkan
knalpot dengan noise reduction, yang terpasang di bagian belakang tank,
untuk semua tank KPz 87. Semua KPz 87 membawa skema kamuflase standar
Jerman. Siww berpartisipasi dalam program pengembangan KWS II
tri-lateral, dan akan mengupgrade Pz87 menjadi Leopard 2A5.
Leopard 2A4, 41(NL) Tankbataljon, 41(NL) Lichte Brigade, Weser-Emsland, June 1993
Leopard 2 Belanda: Leopard 2 NL berbeda dengan milik Jerman karena
mempunyai sistem mortar asap yang didesain oleh Belanda dengan enam
laras tiap sisinya, sebuah periskop malam pasif buatan Belanda untuk
pengemudi, sebuah senapan mesin FN MAG 7.62 mm yang terpasang koaksial
terhadap meriam utama dan sebuah MAG untuk pertahanan udara, dan radio
Philips dengan antena bergaya AS. Pada Januari 1993, AD Belanda
mengumumkan rencana untuk melepas 115 dari 445 Leopard 2 NL, yang dijual
ke Austria dan untuk mengupgrade 330 sisanya menjadi Leopard 2A5.
Leopard 2NL pertama yang telah diupgrade dikirim ke Belanda pada Mei
1997. Tank hasil upgrade ini memakai skema kamuflase yang sama dengan
milik Jerman, tetapi mempertahankan radio, senapan mesin FN MAG dan
mortar asap buatan Belanda. AD Belanda juga telah memesan untuk
mengupgrade 180 tank 2A5-nya menjadi 2A6, tank pertama mulai beroperasi
pada Februari 2003.
The Leopard 2E, of the Spanish Army.
Leopard 2E: Sebuah turunan dari versi 2A6 (dengan proteksi lapis baja
yang lebih besar), dikembangkan di bawah sebuah program manufakturing
bersama antara Jerman dan Spanyol. Program ini berjalan dalam kerangka
persetujuan pada 1995 antara Menteri Pertahanan kedua negara, yang
termasuk di dalamnya peminjaman sebanyak 108 Leopard 2A4 dari Jerman ke
Spanyol untuk digunakan selama 5 tahun. Akan tetapi peminjaman ini
diperpanjang hingga 2016, dan setelahnya tank-tank tersebut menjadi
milik Spanyol. Pada 1998, pemerintah Spanyol menyetujui kontrak
pembuatan 219 Leopard 2E, 16 tank recovery (CREC) dan 4 tank trainer.
Mereka memilih Santa Bárbara Sistemas sebagai kontraktor utama. Program
ini, dengan dana sebesar 1.939,4 juta Euro, termasuk pengembangan
support logistik terintegrasi; kursus untuk instruktor awak, montir dan
pengemudi; tower; perawatan; dan simulator pembidikan dan penembakan. 30
tank Leopard 2E pertama dibuat oleh KMW dan sisanya dibuat di bawah
lisensi oleh General Dynamics, Santa Barbara Sistemas (GDSBS).
Pengiriman batch produksi pertamanya dimulai pada 2004 dan akan selesai
pada 2008.
Stridsvagn (Strv) 121: Pada 1994 dan 1995, total 160
Leopard 2A4 dari lima batch pertama, diambil dari stok Jerman untuk
dikirim ke AD Swedia. Secara resmi diberi nama Stridsvagn 121, tank
pertama sampai di Swedia pada Februari 1994. Tidak ada perubahan atau
modifikasi yang dilakukan pada tank-tank ini.
The Stridsvagn (Strv) 122.
Stridsvagn (Strv) 122: Swedish Defense Materiel Administration (FMV)
menandatangani kontrak dengan Krauss-Maffei untuk pembuatan dan
pengiriman 120 Leopard 2-S yang diberinama secara resmi menjadi
Stridsvagn 122 oleh AD Swedia. Kontrak ini termasuk suplai pelatihan,
perawatan, suku cadang, dokumentasi, simulator dan sebuah pilihan untuk
membeli 90 Strv 122 tambahan. Sementara Krauss-Maffei merupakan
kontraktor utamanya, sasisnya di-subkontraktor-kan ke Hägglunds, Swedia.
Wegmann, kontraktor utama untuk turret, men-subkontraktor-kan ke Bofors
dan sistem kendali penembakannya dari STN Atlas Elektronik ke Celsius
Tech Systems AB di Swedia. Bofors juga membuat 50 persen dari meriam
utama 120mm, sementara Rheinmetall membuat sisanya.
Stridsvagn
122 adalah versi tercanggih dari Leopard 2 yang saat ini beroperasi.
Bagian depan hull dan glacisnya dilengkapi dengan plat baja tambahan,
dan bagian dalam tank dilindungi dengan “liner” secara penuh, untuk
mengurangi efek dari tembakan proyektil dan pecahan ledakan. Untuk
pengemudian malam hari, pengemudi menggunakan pembidik pasif yang juga
digunakan oleh CV 90 Infantry Fighting Vehicle. Karena penambahan berat
tank menjadi 62.000 kg, jika dibandingkan dengan Leopard 2A5 milik
Jerman yang hanya 59.500kg, batang torsi yang lebih kuat (yang ditiru
dari Panzerhaubitze 2000) dipasang dan cakram rem baru juga digunakan.
Semua tangki bahan bakar mempunyai cairan peredam-ledakan spesial.
Kompartemen mesinnya dilengkapi dengan pendingin untuk mengurangi
deteksi dari penjejak IR, dan sensor panas juga dipasang di kompartemen
mesin yang akan secara otomatis mematikan operasi kipas angin dan
pemasukan udara, jika Strv 122 diserang dengan menggunakan bom napalm.
Roda rantai tank ini dilengkapi dengan penghubung lapis baja.
Bagian samping dan depan turret dilengkapi dengan lapis baja tambahan
yang sama dengan Leopard 2A5, tetapi pada atap turret, palka komandan
dan pengisi amunisi dilapisi dengan baja. Dengan penambahan berat pada
palka ini, pengoperasian dilakukan secara otomatis dengan listrik dan
terbuka dengan cara bergeser, tetapi akhirnya diacuhkan karena masalah
untuk membukanya jika tidak ada tenaga listrik. Sekarang palka ini
dilengkapi dengan pembuka manual, sehingga tidak ada masalah jika tank
dalam kondisi buruk. Periskop milik komandan mempunyai flap pelindung
yang dioperasikan secara manual, yang akan menutupinya jika tidak
terpakai. Komputer sistem kendali penembakan digital mengolah data
hingga untuk 12 tipe amunisi berbeda, temasuk APFSDS-T, HEAT-MP-T,
HEAT-GP, smoke, anti-helicopter dan amunisi untuk latihan. Tetapi hingga
2001, hanya lima tipe amunisi yang digunakan, 120mm APFSDS-T, 120mm
HE-T, 25mm APFSDS-T, 25mm HE, and 120 mm TPFSDS-T. Proyektil 25mm adalah
digunakan untuk sistem sisipan laras meriam dan digunakan untuk
training dasar untuk penembakan jarak pendek. Amunisi Smoke, HEAT dan
helikopter belum dipakai. Amunisi untuk helikopter masih dalam tahap
pengembangan.
Penjejak jarak laser terintegrasi dalam EMES-15
menggunakan laser Raman-shifted. Strv 122 adalah MBT pertama di Eropa
yang dilengkapi dengan sistem komando dan kendali canggih TCCS. Di
bagian kiri dan kanan turret sistem proteksi tank GIAT Industries GALIX
dengan mortar 80 mm dipasangkan, mampu menembakkan amunisi asap, decoy,
flare dan fragmentasi. Terdapat 36 grouser (grip salju) untuk setiap 18
roda rantanya, untuk digunakan pada dataran yang becek dan salju. 18
grouser disimpan di bagian belakang turret dan 18 dibagian kiri.
Stridsvagn 122 dicet dalam skema kamuflase dengan warna hijau, hijau
terang dan hitam.
Leopard 2 Austria: Pada 1997, Austria membeli 115 Leopard 2 yang merupakan tank bekas pakai dari AD Belanda.
Leopard 2 di Negara Non-Jerman,Denmark
Leopard 2 Denmark: Pada Juli 1997 sebuah kontrak ditandatangani antara
pemerintah Denmark dengan Krauss-Maffei untuk pengiriman 52 Leopard 2A4
dari stok Jerman. Pada 29 Juni 2000 komado AD Denmark menandatangani
kontrak dengan Krauss-Maffei Weggman untuk mengupgrade 51 Leopard 2A4
menjadi Leopard 2A5 DK. Proyek ini seharga 855 juta DKr. Tank akan
menjadi bagian dari Brigade Reaksi Denmark. Leopard 2A5 diharapkan
beroperasi hingga 2025. Tank A5 pertama dikirim pada 24 September 2002.
Konfigurasi A5 DK berdasarkan "Mannheimer-configuration" milik
Jerman/Belanda dan pengembangannya mengikuti S 122 milik Swedia. Leopard
2A5 DK hasil upgrade akan setara dengan Leopard 2A Jerman/Belanda dan
dapat melakukan sharing training, logistik dan teknis di antara para
pengguna Leopard 2A5.
Leopard 2A5 Denmark akan mempunyai
pengembangan yang lebih dari pada tank milik Jerman dan Belanda, dan
akan menggunakan pengembangan yang dipakai pada Leopard 1A DK (SFOR).
Elemen kunci pengembangannya yaitu:
- Pengembangan perlindungan pasif awak dan tank
- Pengembangan lingkungan kerja Komandan Tank dan kemungkinannya untuk menggunakan tank dalam keadaan yang berbeda
- Upgrade teknis sebagaimana dibutuhkan dalam penambahan/penggantian lapis baja.
- Aransemen tank untuk memastikan upgrade di masa yang akan datang dapat dilakukan
Pengembangan lain termasuk, Perlindungan pasif:
- Konfigurasi Leopard 2A4 mempunyai pembidik utama dan sekunder yang
dekat dengan modul-lapis-baja baru. Mantlet meriam utama dibuat lebih
kecil demi memberi ruangan untuk modul lapis bajayang terletak di depan
turret dan dibagian depan samping turret.
- Pada hull, lapis baja
komposit yang ada diganti dengan lapis baja komposit baru yang lebih
baik dan tambahan lapis baja dipasang di depan hull.
Skirts-nya
diganti dengan tipe baru. Palka pengemudi diganti dengan palka baru
yang justru lebih berat dengan tipe geser. Blok roda rantainya diganti
dengan tipe baru yang berlapis baja. Di dalam turret maupun hull
dipasang dengan spall-liners yang melindungi awak dari pecahan proyektil
dan hull akibat tembakan musuh. Proteksi hull tank ini berbeda dengan
konfigurasi-Mannheimer yang mana tidak memiliki pengganti lapis baja di
hull. Perlindungan pada hull berbeda dengan konfigurasi Mannheimer di
mana tidak ada penggantian lapisan baja pada hull. Konfigurasi ini
terutama terdapat pada batch produksi akhir yang proteksinya lebih baik
dari Leopard 2A4 Denmark.
Pengembangan selanjutnya dari Leopar
2A5 DK: karena bertambahnya bobot turret dan pelajaran selama Perang
Teluk, Leopard 2A5 DK dilengkapi dengan sistem elektrik 100% untuk
memutar turret, menstabilkan meriam utama dan lain-lain. Tank ini dapat
mensupport upgrade lanjut dari meriam utama 120mm L55 atau meriam 140mm,
dan tambahan lapisbaja pada bagian atas turret. Kepala bersudut
pembidik primer penembak dipindah ke bagian atas turret. Komandan Tank
akan dapat melihat pembidik penembak pada monitor melalui
Charge-Coupled-Device (CCD).
Pembidik sekunder dari penembak
dipindah juga untuk memungkinkan penambahan lapis baja pada bagian depan
turret. Pembidik milik komandan tank dipindah ke bagian belakang
cupolanya dan akan dilengkapi dengan pembidik terstabilisasi dengan
penjejak siang hari dan termal. Pembidik ini dibuat oleh Elop
Electro-Optics Industries, anak perusahaan Elbit System, Israel. Berat
tank akan bertambah menjadi 61 ton (MLC 70) dari 55 ton (MLC 60).
Tank akan dilengkapi dengan sistem navigasi berbasis sistem GPS, yang
di-back-up dengan sistem navigasi inersial. Di bagian belakang tank
sebuah camera akan dipasang, yang membuat pengemudi untuk mundur tanpa
bantuan dari Komandan Tank. Udara pendingin pada mesin diubah jalurnya
untuk meyakinkan pendinginan optimal pada mesin dan meminimalkan detaksi
dari penjejak termal milik musuh. Selanjutnya, tank dilengkapi dengan
generator elektrik untuk memastikan sistem pendingin tetap berjalan. Dan
juga memungkinkan di masa yang akan datang, tank ini dilengkapi dengan
sistem manajemen peperangan. Tank telah dilengkapi dengan sistem AC dan
sistem peredam ledakan. Kompartemen mesin dilindungi secara penuh dengan
sistem otomatis untuk melindunginya dari napalm. Tank bahan bakar
terlindung dari ledakan seperti pada Leopard 1A5 DK (SFOR).
Pada November 2002, 18 Leopard 2A5 DK sudah siap untuk latihan dan uji
coba. Seluruh tank Leopard 2A5 DK baru untuk AD Denmark akan dikirim
seluruhnya hingga 2025.
Leopard 2A6 (EX): Sebagai varian
terbaru Leopard 2, KMW memperkenalkan Leopard 2A6 EX, yang mempunyai
meriam L/55 yang lebih panjang, mesin auxiliary, perlindungan ranjau
yang lebih baik dan sistem AC. Daya tembak superior dijamin oleh meriam
smooth-bore 120mm yang dimiliki Leopard 2A6 EX. Pengembangan meriam
L-55, versi lebih bertenaga dan lebih panjang dari persenjataan utama
serta tipe pengembangan baru amunisi menghasilkan tenaga penetrasi dan
memungkinkan penembakan target dari jarak yang lebih jauh. AD Jerman
mengupgrade 225 tank Leopard 2A5 menjadi konfigurasi A6, tank pertama
dikirimkan pada Maret 2001. AD Belanda juga sudah memesan 180 Leopard
2A5 untuk diupgrade ke A6 dengan tank pertamanya mulai beroperasi apda
Februari 2003.
Leopard 2HEL, Leopard milik Yunani yang dilengkapi dengan meriam L55 Rheinmetall 120mm
Leopard 2HEL (Hellenic): Pada Maret 2002, AD Yunani mengumumkan telah
memilih Leopard 2GR (varian Lopard 2A6), dengan kebutuhan sekitar 170
tank untuk dikirim antara 2006 hingga 2009, serta akuisisi 183 Leopard
2A4 dari AD Jerman. Unit pertama dari Leopard 2HEL dikirim pada Maret
2006.
Negara lain yang memakai MBT Leopard 2: AD Norwegia
membeli 52 Leopard 2A4 bekas pakai dari AD Belanda, melalui perjanjian
yang disepakati pada 8 Februari 2001. AD Finlandia membeli 124 tank dan
AD Polandia membeli 128 tank 2A4 bekas pakai milik Jerman.
LEOPARD 2 - VARIANTS
Leopard 2 Fahrschulpanzer
Fahrschupanzer-Tank Training Pengemudi
Sebagai tambahan untuk pendidikan teoritis dan simulasi pengemudi,
Budeswehr menggunakan 31 tank training pengemudi Leopard 2, yang dikirim
dalam dua batch. Batch pertama 22 tank, 8 dibuat Krauss-Maffei dan 14
oleh Mak (nomor sasis 19001 sampai 19022), di kirim antara Februari dan
September 1986. Sasisnya diambil dari produksi pada saat itu yang setara
dengan Leopard 2 batch kelima. Batch kedua berisi 9 tank, lima dibuat
oleh Krauss-Maffei dan empat oleh Mak, dikirim antara Februari dan April
1989. Sasisnya setara dengan batch keenam dengan skirt baru.
Tank training ini pada dasarnya sama dengan MBT Leopard 2 dengan turret
yang diganti dengan kabin observasi, dengan sebuah meriam tiruan dan
tambahan berat untuk mensimulasikan turret Leopard 2 sesungguhnya.
Instruktor duduk di bagian depan kabin, dengan alat tertentu memandu
pengemudi trainee yang duduk dalam hull. Dua tempat duduk tambahan dalam
“rumah kaca” menyediakan ruang lebar untuk observasi.
Belanda mempunyai 20 tank ini, Swiss tiga dan Spanyol empat.
The Bueffel Armored Recovery Vehicle. (Photo: Krauss-Maffei Wegmann GmbH).
Bergepanzer 3 'Bueffel' ARV (Kendaraan Recovery Lapis Baja)
Komponen pertama studi sebuah ARV baru, direncanakan untuk mendukung
pemeliharaan Leopard 2 yang pada saat itu akan segera beroperasi,
dimulai pada 1977. Dengan beroperasinya Leopard 2, maka dengan segera
Bergepanzer 2 A2 ARV (yang dibuat berdasar sasis Leopard 1) tidak akan
cukup kuat untuk mendukung operasi Leopard dua dalam kondisi peperangan
24 jam, sehingga program pengembangan ARV baru diluncurkan.
ARV
eksperimental pertama layoutnya sama dengan Bergepanzer 2 A2 dan sebuah
maket kayu untuk alternatif layout internal telah siap pada 1986. Dua
purwarupa dipesan pada 1987 dan kendaraan eksperimentalnya dibuat
berdasarkan purwarupa standar. Tiga purwatupa dikirim pada 1988 dan
dilakukan uji intensif., pada 1990 pesanan untuk 75 ARV Bergepanzer 3
'Bueffel' (Kerbau) telah dibuat untuk Bundeswehr dan 25 Bergingstank 600
kN Bueffel untuk AD Belanda (RNLA)
MaK Systemgesellschaft mbH
di kiel dipilih sebagai kontraktor utama. Produksi dibagi antara MaK 55
ARV dan Krauss-Maffei 45 ARV.
ARV Bergepanzer 3 Bueffel dibuat
berdasarkan sasis Leopard 2. Pengemudi duduk di bagian depan
superstruktur dengan komandan di belakangnya. Dua pintu besar
menyediakan akses untuk memasuki ARV. Pemadam kebakaran dan sistem
suppresi, sistem proteksi NBC dan peralatan penyeberangan
perairan/sungai dalam dengan pompa lambung terpasang pada ARV ini. Untuk
pemakaian malam, pengemudi dapat mengganti salah satu periskopnya
dengan sebuah penjejak malam pasif. Selama masa damai, Bergepanzer 3
dapat dioperasikan oleh dua awak, walaupun ruang untuk awak ketiga tetap
tersedia. Kompartemen mesinnya berada di bagian belakang, Bueffel
memakai powerpack yang sama dengan Leopard 2.
Sebuah derek
besar dengan daya angkat 30.000 kg dipasang di bagian kanan depan ARV,
penopangnya bisa diputar 270 derajat. Derek ini mempunyai pembatas
momentum elektronis, yang decara konstan mengkalkulasi elevasi penopang,
kemiringan ARV dan massa beban untuk menghindari kelebihan beban.
Sebuah Rotzler Treibmatic TR 650/3 terpasang di bagian depan ARV dengan
panjang kabel efektif 180m (dengan diameter 33mm) dan dengan kapasitas
tarik 35.000 kg, yang dapat menjadi dua kali lipat dengan penggunaan
katrol.
Powerpack lengkap dapat diangkut dalam sebuah cradle
khusus di dek mesin. Sebuah dozer/blade pendukung besar di bagian depan
direndahkan untuk menstabilkan ARV selama operasi penderekan. Blade-nya
juga dapat digunakan untuk operasi dozer (pembersihan rute). Bueffel
dilengkapi dengan sistem lockout suspensi. Peralatan pemotong dan
pemateri elektronik juga dipasang. Beperapa peralatan lain termasuk
berbagai jenis alat pemasang dan towbar, pemasang dan pelepas cepat
untuk penarikan, dan sistem recovery diri. Persenjataannya terdiri dari
senapan mesin MG3 7.62 mm yang terutama digunakan untuk pertahanan
udara, dan 16 mortar asap 70mm.
Berat Bueffel 54.000 kg dengan
kapasitas tarik 62.000 kg (MLC 70). Kecepatan maksimumnya 68 km/jam dan
30km/jam untuk mundur. Dengan kapasitas bahan bakar 1.629 L, Bueffel
dapat bergerak hingga 650 km di jalanan dan 325 km untuk lintas alam.
Bueffel dapat mengganti mesin Leopard 2A4 dalam 25 menit, Leopard 2A5
dalam 35 menit. Terdapat 75 Bergepanzer 3 Bueffel yang digunakan oleh
Jerman. 25 oleh Belanda, 14 oleh Swedia, 16 Spanyol, dan 25 Swiss.
Kontrak lain adalah 12 untuk Yunani, 150 komponen Bergepanzer 3
(–seperti derek, dozer dll- dipasang untuk MBT K1, menghasilkan ARV K1),
46 untuk UAE dan 22 untuk Perancis (untuk UAE dan Perancis, berupa
komponen yang dipasang pada sasis MBT Leclerc, menghasilkan ARV
Leclerc).
Sebagai tambahan, terdapat versi upgrade dari
Bergepanzer 3 Bueffel, dikembangkan untuk AD Swedia, BgBv 120. Model ini
mempunyai pengembangan taktik dan teknis. ARV Swedia ini mempunyai
sistem perlindungan balistik, termasuk proteksi interior terinegrasi,
pengurangan jejak IR, sistem navigasi serta komando dan kontrol, sistem
senjata baru (2048 HYM) dan sistem peluncur GALIX untuk perlindungan
diri. Selanjutnya, ARV ini mempunyai sistem recovery dengan camera ke
belakang untuk operasi recovery di bawah proteksi lapis bajal, 1.5 t
auxiliary winch dan peningkatan performa tarik triplet dari winch utama
(35 t tarikan tunggal). Setelah uji intensif dan trial yang berhasil,
Rheinmetall mendapat kontrak untuk pembuatan 14 ARV ini untuk Swedia.
Bueffel mampu mengangkat 30.000 kg dan mengganti powerpack Leopard 2A5 dalam 35 menit
Leguan Modular Bridge System (Panzerschnellbrücke 2) Leopard 2
Modular Bridge System (PSB2), dikembangkan untuk AD Belanda dan JErman,
menahan tiga jembatan/modul jembatan 9,7 meter masing-masing. PSB2 ini
dapat membuat beberapa kombinasi jembatan: 3 x 9.7 meter; 1 x 9.7 meter;
1 x 18.7 meter; dan 1 x 27.7 meter. Dengan awak seorang pengemudi dan
seorang operator, jembatan dapat dipasang sekitar 3, 5, dan 6 menit
secara berurutan. Modul jembatan ini mempunyai lebar 4m, tinggi 0,65m
dan berat masing-masing 5.000 kg. Kapasitas jembatan untuk MLC 70
(kendaraan beroda rantai 70 ton, dan MLC 100 untuk kendaraan beroda
biasa. Terdapat kontrak 35 PSB2 untuk Jerman dan 14 untuk Belanda.
Leguan Modular Bridge System (Panzerschnellbrücke 2), with the 3 x 9.7 meters bridges combination.
Main performance specifications for the new PSB 2 armoured vehicle
launched bridge / Bruglegger MLC70 for the German/Dutch armed forces:
1. Military load class MLC 70/100 for the bridge
2. Modular bridge system, comprising three bridge modules @ 9.7 m
Bridge combinations of 3 x 9.7 m; 1 x 9.7 m plus 1 x 18.7 m; 1 x 27.7 m
3. Launching under armoured protection
4. Horizontal launching
5. Launching times from 5 min (short-span bridge) to around 10 min (long-span bridge)
6. Interoperability with allied armed forces
7. Same protection and mobility as Leopard II A 5 main battle tank
8. Classification of the overall system in military load class MLC 70
9. Service life of 30 years, including 10000 crossings and 3000 launchings
10. Modern reconnaissance and guidance systems
A Leopard 2A4 main battle tank over the Panzerschnellbrücke 2 (MLC 70).
Panzerschnellbrücke 2 Technical data:
Total weight: 62,5 t
Height: 3,95 m
Width: 4,0 m
Length with bridge: 13,89 m
Crew: 2 men
Bridge: Bridge weight 3 x 5.040 kg
Panzerschnellbrücke 2 - Leguan Modular Bridge System.