Jakarta - Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko bicara
soal inovasi demi memperkuat alat utama sistem persenjataan (Alutsista)
TNI. Ia yakin TNI dan rakyat Indonesia bisa membuat senjata sefenomenal
AK-47.
AK-47 sendiri adalah singkatan Avtomat Kalashnikova 1947.
Senjata tersebut merupakan senapan serbu fenomenal yang merupakan
rancangan Mikhail Kalashnikov.
"Dia yang membuat senjata AK-47
itu dan terkenal sampai sekarang," kata Moeldoko dalam rapat tertutup
bersama tim dewan juri ajang 'Panglima TNI Innovation Award' di Mabes
TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu (3/9/2014).
Moeldoko meyakini
di lingkungan TNI banyak inovator yang mampu membuat inovasi dalam
bidang persenjataan yang bisa fenomenal seperti AK-47. Ia juga yakin
putra-putri Indonesia di luar TNI punya kemampuan itu.
"Saya
punya keyakinan penuh di lingkungan TNI juga banyak sebenarnya para
inovator-inovator itu. Cuma, mungkin tidak terakomodasi, tidak
terkomunikasi, yang pada akhirnya temuan itu begitu saja," ucap jenderal
bintang empat itu.
Berangkat dari keyakinan itu, Moeldoko
optimis ajang 'Panglima TNI Innovation Award' disambut antusias.
Katanya, ajang yang diselenggarakan oleh Mabes TNI bekerja sama dengan
CIS School of Innovation dan Yayasan Planet Inovasi tersebut akan
menampilkan berbagai inovasi anak bangsa.
"Melalui ajang ini kita
garap dengan sebuah penghargaan yang mudah-mudahan bisa bergengsi
nantinya, karena selama ini mungkin inovasi dipikirkan oleh teman-teman
pemuda inovasi Indonesia. Tapi sekarang Panglima TNI juga ikut
memikirkan inovasi," imbuh Moeldoko
"Saya Ingin melihat potensi para inovator di TNI, demikian juga melihat
para inovator di luar TNI yang memikirkan berbagai alutsista yang sangat
memungkinkan, pada akhirnya bisa memberikan kontribusi positif bagi
kemajuan TNI," sambung Moeldoko.
Ajang 'Panglima TNI Innovation
Award' sendiri diadakan menyambut HUT ke-69 TNI. Panitia acara akan
memilih dan memberikan penghargaan kepada 10 inovator yang terbagi dalam
4 kategori.
Para peserta merupakan organisasi, unit kerja,
satuan, tim, atau individu dari TNI dan sipil yang memiliki karya
inovasi dalam lima tahun terakhir. Kategori pertama diikuti finalis
lomba karya cipta teknologi dan karya cipta ilmiah 2010-2014 yang
diselenggarakan oleh Dinas Penelitian dan Pengembangan di lingkungan
TNI.
Kategori kedua merupakan produk unggulan. Kategori ini
adalah hasil karya kerja sama TNI dan organisasi di luar TNI yang
inisiatifnya datang dari TNI. "Ada 30 produk unggulan yang akan diikut
sertakan dan hal ini kami memperoleh data dari Dislitbang Angakatan,"
kata Avanti.
Kategori ketiga kata Avanti adalah individu, tim,
unit kerja, satuan yang ada di lingkungan TNI yang telah melakukan
inovasi-inovasi tidak saja untuk lingkungannya di TNI, tapi untuk luar
TNI atau masyarakat.
Kategori keempat, pesertanya dari luar TNI.
Bisa dari individu atau unit kerja yang melakukan inovasi untuk TNI yang
manfaatnya untuk penunjang tugas dan kemajuan TNI.
"Penjaringan
peserta kami lakukan proaktif. Kami dari panitia mencari, menemukan
melalui riset kajian. Kedua peserta boleh mengajukan diri atau pihak
lain yang mengajukan nama peserta," imbuh Ketua Umum Yayasan Planet
Inovasi itu.
Bicara kriteria peraih penghargaan, Avanti
menjelaskan, penilaian dimulai pada faktor apa yang membuat inovasi
tersebut muncul. Selain itu, bagaimana proses inovasi itu dilakukan, dan
apa dampak dari inovasi itu sendiri.
"Karena inovasi, sebagus
apa pun ide yang dihasilkan kalau belum memberi dampak sebetulnya belum
dikatakan inovasi. Jadi poin pentingnya adalah tidak sekadar ada ide
membuat menjadi produk, tapi untuk apa? Outcome atau dampak menjadi poin
penting yang kami perhatikan di samping proses dan input inovasinya,"
jelas Avanti.
Seluruh proses penilaian dan pencarian para
inovator akan dilakukan hingga menjelang HUT ke-69 TNI. Penghargaan
'Panglima TNI Innovation Award' akan diberikan kepada pemenang pada 7
Oktober 2014 di Surabaya bertepatan dengan HUT ke-69 TNI.
Detik