DIHARI
kelima penyelenggaraan Langkawi International Maritime and Aerospace
Exhibition 2013 (LIMA’13) Sabtu (30/3) tim aerobatik TNI Angkatan Udara
“The Jupiters” sangat mendapat sambutan masyarakat Malaysai yang
memadati LIMA’13.
Ketika tim aerobatik The Jupiters saat melakukan aksinya banyak
mendapat aplus dari masyarakat yang hadir pada demo udara tersebut dan
selesai melakukan aerobatik para penerbang the Jupiter langsung menuju
para penonton yang memadati area statik show. Dan langsung mendapat
serbuan dari masyarakat yang ingin berfoto dengan tim aerobatik
kebangganan masyarakat Indonesia.
Di gedung Mashuri International Exhibition Center (MIEC) para
penerbang The Jupiters juga di cegat para pengagumnya untuk
berkesempatan berfoto, para pengunjung secara bergantian mengambil
gambar sebagai kenangan.
Menteri Pertahanan Malaysia Ahmad Zahidi Hamidi yang masih keturunan
Wates-Kulonprogo Yogyakarta, mengaku sangat kagum dan mengucapkan terma
kasih dengan penampilan tim aerobatik The Jupiters yang sangat
mengagumkan.
"Saya juga akan kirim balasan pada Indo Defence mendatang, untuk menampilkan tim aerobatik TUDM Smooky Bnadit”, ujarnya.
Tidak hanya para penerbang The Jupiter yang diserbu masyarakat, namun
souvenir The jupiters juga habis diserbu warga yang menginginkannya.
“Tiap tim aerobatik mengeluarkan cenderamata masing-masing mulai dari
stiker, pin, badge, kaos hingga topi, yang tujuannya agar tim aerobatik
mereka dapat lebih dikenal di masyarakat dan sebagai kenangan bagi yang
mendapatkannya”, ujar Mayor Pnb. Ferry Yunaldi salah satu tim aerobatik
The Jupiters.
Keterangan gambar: Tim aerobatik TNI Angkatan Udara “The Jupiters”
saat diteriman Menhan Malaysia Dato’ Seri Ahmad Zahidi Hamidi usai
melakukan atraksi udara LIMA’13. Sementara itu tampak pula Tim aerobatik
TNI Angkatan Udara “The Jupiters” memberikan cenderamata kepada para
pengunjung usai melakukan atraksi udara LIMA’13. Sabtu (30/3).
(dispenau)
Sumber majalah potret Indonesia
Saturday, 30 March 2013
Force Commander Minustah Bangga dengan Prajurit TNI
SAYA menyatakan perasaan bangga kepada Prajurit TNI yang tergabung
dalam Satgas Kizi TNI Konga XXXII-B/Minustah (Mission des Nations Unies
pour la Stabilisation en Haïti), karena dapat menyelesaikan tugas yang
diembankan dengan baik, disiplin dan tanpa pelanggaran. Demikian
disampaikan Force Commander Minustah Mayor Jenderal Fernando Goulart
ketika menerima kunjungan silaturahmi Dansatgas Kizi TNI Letkol Czi
Arief Novianto beserta Staf di ruang kerjanya, Komplek Delta Camp, Port
Au Prince, Haiti, Jum’at (29/3/2013).
Force Commander juga memberikan penghargaan setinggi-tingginya kepada Satgas Kizi TNI atas semangat dan disiplin yang selama ini terjaga dengan baik, hal ini perlu dipelihara dan ditingkatkan guna menunjang keberhasilan pencapaian tugas pokok selaku prajurit PBB.
Sementara itu, Dansatgas Kizi TNI Letkol Czi Arief Novianto menyampaikan terima kasih atas pujiannya, dan mengatakan bahwa maksud dari kunjungan ini adalah selain untuk mempererat tali silahturahmi juga menjelaskan pekerjaan secara umum yang sedang dilaksanakan oleh Kontingen Garuda khususnya perbaikan jalan yang menghubungkan antara Port de Paix dan Jean Rabel.
Lebih lanjutkan dikatakan, masalah pekerjaan perbaikan jalan yang menghubungkan antara Port de Paix dan Jean Rabel dikaitkan dengan semakin dekatnya musim penghujan yang sebentar lagi datang, maka perlu adanya suatu joint exercise dengan beberapa kontingen zeni dari Negara lain agar pelaksanaan pekerjaan dapat berjalan secara cepat, efektif dan efisien.
Disamping itu juga, kata Dansatgas Kizi TNI perlu adanya koordinasi yang intensif dengan berbagai pihak, antara lain dengan Minustah dan pemerintah lokal setempat. Acara diakhiri dengan tukar menukar cinderamata.
Perwira Penerangan Konga XXXII-B/MINUSTAH
Force Commander juga memberikan penghargaan setinggi-tingginya kepada Satgas Kizi TNI atas semangat dan disiplin yang selama ini terjaga dengan baik, hal ini perlu dipelihara dan ditingkatkan guna menunjang keberhasilan pencapaian tugas pokok selaku prajurit PBB.
Sementara itu, Dansatgas Kizi TNI Letkol Czi Arief Novianto menyampaikan terima kasih atas pujiannya, dan mengatakan bahwa maksud dari kunjungan ini adalah selain untuk mempererat tali silahturahmi juga menjelaskan pekerjaan secara umum yang sedang dilaksanakan oleh Kontingen Garuda khususnya perbaikan jalan yang menghubungkan antara Port de Paix dan Jean Rabel.
Lebih lanjutkan dikatakan, masalah pekerjaan perbaikan jalan yang menghubungkan antara Port de Paix dan Jean Rabel dikaitkan dengan semakin dekatnya musim penghujan yang sebentar lagi datang, maka perlu adanya suatu joint exercise dengan beberapa kontingen zeni dari Negara lain agar pelaksanaan pekerjaan dapat berjalan secara cepat, efektif dan efisien.
Disamping itu juga, kata Dansatgas Kizi TNI perlu adanya koordinasi yang intensif dengan berbagai pihak, antara lain dengan Minustah dan pemerintah lokal setempat. Acara diakhiri dengan tukar menukar cinderamata.
Perwira Penerangan Konga XXXII-B/MINUSTAH
Kapten Czi Ali Akbar
Sumber Majalah Potret Indonesia
Pesawat CN-295 Kantongi 121 Kontrak Pemesanan
Untuk diketahui, Malaysia merupakan terbesar PT Dirgantara Indonesia. Pejabat tinggi Malaysia dan Brunei Darussalam datang langsung ke stand pameran PT DI.
Sampai saat ini, CN-295 telah mengantongi 121 kontrak pemesanan, di mana 85 di antaranya telah rampung dan dikirimkan kepada pihak pemesan. Dari 121 kontrak itu, Indonesia sendiri mendapatkan 9 unit CN-295. Satu unit pesawat itu dihargai US$32 juta atau Rp307 miliar.
CN-295 cukup diminati karena daya angkutnya 1,5 lebih besar dari pendahulunya, CN-235. Selain itu, jarak tempuhnya juga 1,5 kali lebih jauh, namun dengan harga yang tidak lebih mahal. Saat ini PT DI sedang bertarung keras dengan produsen pesawat asal Amerika Serikat dan Italia untuk memenangkan beberapa kontrak pemesanan.
Selain CN-295, primadona lain PT DI adalah CN-235 yang kini fungsinya dikembangkan sebagai antikapal selam. Modifikasi CN-235 ini sangat berguna untuk patroli pengamanan pantai.
Sumber VIVA.co.id
Satgas Maritim TNI Konga XXVIII/E UNIFIL Di Sambut Athan RI Di Salalah
Pada
etape keempat kali ini, yaitu Colombo – Salalah, KRI Diponegoro-365
yang membawa Satgas Maritim TNI Konga XXVIII/E UNIFIL 2013, mengarungi
laut Arabia dengan ombak antara satu sampai dua meter, tapi ini tidak
membuat semangat para Prajurit Satgas kendor untuk melaksanakan latihan
dalam perjalanan Lintas Laut selama empat hari (20-24/3) tersebut.
Komandan
Satgas Maritim TNI Konga XXVIII/E UNIFIL, Letkol Laut (P) Hersan, S.H.
memerintahkan melalui Jurnal Perintah Malam, tingkat kewaspadaan
terhadap segala ancaman pada route ini, diantaranya kerawanan terhadap
perompak Somalia.
Laksanakan
peran Tempur Bahaya Asymetris, Peran ini dimaksudkan untuk menghadapi
ancaman non militer yang belum diketahui kekuatan maupun arah datangnya
dan dapat menyerang secara tiba-tiba, jelasnya lagi.
Setelah
KRI Diponegoro-365 berlayar selama 4 hari dengan menempuh jarak 1634
NM, kini KRI DPN-365 merapat di dermaga umum Salalah, Oman (24/3) pada
pukul 10.00 waktu setempat dan disambut oleh Atase Pertahanan (Athan)
RI untuk Saudi Arabia Kolonel CHB Roedy beserta Istri, Kabid Pensosbud
KBRI Muscat Bpk moh. Arifin, Fungsi Konsuler Bpk. Darusman Afri koko,
Staf Athan mahfudzi dan Staf KBRI Muscat Habibi.
Pada
kesempatan tersebut, Athan beserta rombongan berkunjung ke KRI
Diponegoro-365 disambut oleh Komandan Satgas Letkol Laut (P) Hersan,
S.H. di Lounge Room Perwira, dilanjutkan makan siang bersama.
Pada
siang harinya KRI Diponegoro-365 menerima kunjungan resmi dari Komandan
CTF-151 Comodore HK Giam dari Negara Singapura didampingi Athan RI
Kolonel CHB Roedy, Kapten Laut (P) Nurullah Zemy beserta Staf Lainya,
dilanjutkan pada malam harinya, Komandan Satgs MTF beserta Perwira
lainnya diundang makan malam bersama.
Pada
keesokan harinya (25/3), Komandan Satgas MTF sekaligus Komandan KRI
Diponegoro-365 ini mengadakan CC kebeberapa pejabat setempat diantaranya
ke Royal Saudi Naval Force di terima oleh Captain Abdullah, dilanjutkan
ke Deputy Chief Executive Officer Port Salalah Ahmed Ali Akaak.
Dihari
yang sama KRI Diponegoro-365 menerima kunjungan resmi Kedubes RI untuk
Kesultanan Oman Bpk. Sukanto, S.H beserta Stafnya, dilanjutkan pemberian
pembekalan kepada Prajurit Satgas MTF.
Pembekalan
yang diberikan Kedubes kelahiran banyumas jawa tengah tersebut
diantaranya menjelaskan sekitar latar belakang kenapa Indonesia mengirim
Pasukan Garuda ke Lebanon dan menerangkan dasar hukum pengiriman
Pasukan tersebut yaitu sesuai dengan UUD 1945 alinea keempat tentang
ikut serta dalam melaksanakan ketertiban dunia.
Selamat
jalan dan sukses selalu semoga mengiringi Satgas Maritim kelima di
Lebanon dan pada kesempatan itu juga Kedubes ini mengucapkan ikut bela
sungkawa atas meninggalnya Ibu kandung dari Kepala Divisi (Kadiv)
Komunikasi KRI Diponegoro-365 Lettu Laut (P) Tunang Arimbo.
Kota
Salalah identik dengan kota wisata religius, kesempatan ini tidak
disia-siakan oleh para prajurit KRI Diponegoro-365 yang tergabung dalam
Satgas Maritim TNI Konga XXVIII/E UNIFIL 2013, untuk berziarah ke makam
Nabi Ayub. Makam ini terletak di daerah pegunungan Salalah dan memakan
waktu kurang lebih 1 jam perjalanan dari pelabuhan. Kemudian perjalanan
dilanjutkan ke makam Nabi Imron yang terletak di pusat kota Salalah,
makam tersebut memiliki panjang kurang lebih 30 meter.
Setelah
sandar selama 2 hari di Salalah-Oman untuk bekal ulang logistik, pada
hari Selasa tanggal 26 Maret 2013 pagi, KRI Diponegoro-365 bertolak
menuju persinggahan berikutnya yaitu Port Said, Mesir yang akan ditempuh
selama kurang lebih 5 hari pelayaran. (Dispenarmatim)
Sumber Kormartim
Diduga Terlibat Penembakan di LP Sleman, TNI Bentuk Tim Investigasi
Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Pramono Edhie Wibowo mengatakan, tim investigasi ini dibentuk atas perintah Panglima TNI yang telah menerima hasil penelusuran sementara tim investigasi Polri terkait kasus yang menewaskan 4 pelaku pembunuh Serka Heru Santoso.
"Hasil temuan sementara (polisi) ada keterlibatan anggota TNI AD," ujar Pramono Edhi dalam keterangan pers di Mabes TNI AD, Jakarta, Jumat 29 Maret 2013.
Tim ini terdiri dari sembilan anggota TNI AD. Menurut Pramono, tim investigasi yang dibentuknya akan mencari tahu siapa anggota TNI yang terlibat dalam penyerangan itu. Tim ini juga, katanya, tidak ada batasan waktu. Secepatnya, hasil investigasi akan disampaikan ke publik.
"Ini awal, tidak akan saya sebutkan bunyi indikasi itu (keterlibatan anggota TNI). Akan kami dalami dulu," katanya.
Pramono menegaskan, dalam melaksanakan tugasnya, tim investigasi TNI AD akan bekerjasama dengan tim investigasi Polri.
"Jelas kami akan bekerjasama, jangan sampai ada miskomunikasi yang akhirnya dimanfaatkan orang-orang tak bertanggung jawab. Jadi kami bekerjasama dengan tim Polri," katanya.
"Percayalah, saya ingin menuntaskan ini setuntas-tuntasnya," tegasnya.
Empat tahanan Lembaga Pemasyarakatan Cebongan, Sleman, Yogyakarta, tewas diberondong timah panas. Insiden bak di film action itu terjadi Sabtu pekan lalu, 23 Maret 2013.
Di antara sekian narapidana, para penyerang--sebuah kelompok misterius bersenjata laras panjang yang tampaknya amat terlatih--hanya mengincar empat tahanan ini.
Bergerak dengan taktis, dalam tempo kurang dari 10 menit, kelompok itu mendobrak penjara dan tanpa kesulitan langsung menemukan target mereka. Dan keempat narapidana itu pun langsung tewas mereka eksekusi, di dalam sel mereka sendiri.
Sumber VIVA.co.id
Kalibrasi Penembakan Meriam Dalam Latihan Parsial III
Banongan, 26 Maret 2013
Komando
Armada RI Kawasan Timur telah memberangkatkan 14 unsur Kapal Perang
Republik Indonesia (KRI), Kopaska, dan Marinir dari kesatuan Infantri,
Artileri dan Kavaleri, serta unsur udara yang tergabung dalam gugus
tugas Amfibi untuk melaksanakan Latihan Parsial III di Pantai Banongan,
Situbondo. Latihan ini terdiri dari beberapa kegiatan latihan terpadu di
laut selama perjalanan menuju sasaran yang puncaknya adalah pendaratan
amfibi di Pantai Banongan. Latihan yang telah direncanakan selama dua
bulan terakhir ini dipimpin langsung oleh Panglima Komando Armada RI
Kawasan Timur Laksamana Muda TNI Agung Pramono, S.H., M.Hum yang
menitik beratkan pada Operasi Amfibi.
KRI
SIM sebagai salah satu unsur kawal yang menjadi tabir dari unsur utama
latihan ini mendapatkan peran sebagai unsur BTK (Bantuan Tembakan Kapal)
dalam operasi amfibi. Bersama kedua SIGMA lainnya, KRI SIM akan
menembakkan meriam 76 mm ke arah daratan sebagai tembakan bantuan
terhadap pasukan pendarat. Dalam rangka mempersiapkan diri, KRI SIM
melaksanakan PAC (Pre-Action Calibration) yaitu proses kalibrasi
awal yang bertujuan untuk mendapatkan koreksi nol benar pada meriam 76
mm sebagai langkah awal antisipasi perkenaan tembakan meriam saat
pelaksanaan BTK. Pada kesempatan ini diikutkan para perwira di
lingkungan satuan kapal-kapal lainnya yang tidak berlayar untuk dapat
mengikuti kegiatan latihan dengan on board pada kapal-kapal peserta latihan guna ikut berlatih mengasah kemampuan meningkatkan profesionalisme.
Dalam
pelaksanaan PAC telah ditembakkan tiga butir peluru dan diperoleh hasil
koreksi terhadap meriam 76 mm yang kemudian data tersebut akan
digunakan saat pelaksanaan BTK. Diharapkan data yang sudah diperoleh
tersebut dapat menjadi koreksi yang implikasinya adalah pada hasil
perkenaan yang tepat sasaran.(Dispenarmatim)
Sumber Kormartim
YONARHANUD-2 DAN YON HOWITZER-2 MARINIR LAKSANAKAN DRILL PERSENJATAAN
Dalam rangka mengasah ketajaman dan meningkatkan keterampilan dalam mengawaki persenjataan, anggota
Batalyon Howitzer-2 dan Batalyon Arhanud-2 Marinir melaksanakan drill
rutin dalam mengoperasikan persenjataan mereka di lapangan Sepak bola
Resimen Marinir Cilandak Jakarta Selatan, Kamis (28/03)
Batalyon Howitzer yang dipimpin oleh Lettu Marinir Dedi E Putra Danrai C Howitzer dengan mengeluarkan 2 pucuk senjata meriam kaliber 75 mm sedangkan Batalyon Arhanud dipimpin oleh Kapten Marinirr Zaini Danrai A mengeluarkan 2 pucuk Rudal Stella AL 1.
Latihan kering / drill ini di bawah pengawasan Pasintel Batalyon Arhanud-2 Marinir Kapten Marinir Shahrir R.
Sumber Marinir
KRI Latihan Di Perairan Madura
Surabaya : Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Sultan Iskandar Muda
(SIM)-367 yang berada di jajaran Satuan Kapal Eskorta (Satkor) Koarmatim
menembakkan roket sasaran udara dalam Latihan Parsial III Operasi
Amfibi tahun 2013 disekitar perairan Madura, Selasa (26/03). Sedikitnya
ada sepuluh roket yang diluncurkan ke udara yang disusul dengan
rentetan tembakan meriam Penangkis Serangan Udara (PSU) kaliber 12,7 mm,
20 mm dan 25 mm.
Peluncuran roket dari KRI Sultan Iskandar Muda merupakan simulasi latihan menembak sasaran udara pada malam hari atau disebut dengan istilah Anti Air Rapid Open Fire Exercise (Aarofex). Roket tersebut merupakan jenis peluru untuk sasaran udara, pengelabuhan sasaran peluru kendali lawan sekaligus dapat memancarkan cahaya sangat terang (rocket flare). Dalam latihan itu roket yang diluncurkan disimulasikan sebagai pesawat terbang musuh.
Latihan menembak malam merupakan salah satu rangkaian Latihan Parsial III Operasi Amfibi 2013, dimana unsur-unsur Komando Tugas Gabungan Amfibi (Kogasgabfib) mendapat serangan udara dari pesawat intai musuh. Ancaman itu direspon oleh kapal-kapal perang yang tergabung dalam Kogasgabfib dengan memberikan perlawanan anti serangan udara.
Hal ini bertujuan untuk melindungi kapal pengangkut pasukan pendarat amfibi Marinir TNI AL yang diincar oleh pesawat udara musuh. Kemampuan pertahanan udara sangat dibutuhkan dalam gelar operasi amfibi, karena ancaman serangan udara musuh dapat berpotensi menimbulkan kerusakan yang signifikan bagi kapal perang bahkan dapat membuat misi menjadi gagal.
Oleh karena itu 20 unsur kapal perang yang terlibat dalam latihan perang tersebut berlomba untuk menjatuhkan target berupa roket flare yang ditembakkan dari KRI Sultan Iskandar Muda, dengan menembakkan meriam PSU yang dimiliki. Dari puluhan roket yang diluncurkan hampir seluruhnya dapat ditembak jatuh oleh kapal-kapal perang TNI AL.
Suasana malam hari di tengah laut perairan Utara Madura yang gelap dan sunyi, seketika itu pecah menjadi sebuah pertempuran udara yang seru. Kilatan cahaya roket yang meluncur diudara, terus diburu ribuan butir amunisi meriam Penangkis Serangan Udara, hingga dari beberapa roket itu jatuh ke Laut terkena tembakan.
Latihan perang malam hari tersebut disaksikan langsung oleh Panglima Komando Armada Timur (Pangarmatim) Laksamana Muda TNI Agung Pramono, S.H., M.Hum dan seluruh pejabat Latihan Parsial III Operasi Amfibi tahun 2013 yang berada di kapal markas KRI Makassar-590.
Sumber Kormartim
Peluncuran roket dari KRI Sultan Iskandar Muda merupakan simulasi latihan menembak sasaran udara pada malam hari atau disebut dengan istilah Anti Air Rapid Open Fire Exercise (Aarofex). Roket tersebut merupakan jenis peluru untuk sasaran udara, pengelabuhan sasaran peluru kendali lawan sekaligus dapat memancarkan cahaya sangat terang (rocket flare). Dalam latihan itu roket yang diluncurkan disimulasikan sebagai pesawat terbang musuh.
Latihan menembak malam merupakan salah satu rangkaian Latihan Parsial III Operasi Amfibi 2013, dimana unsur-unsur Komando Tugas Gabungan Amfibi (Kogasgabfib) mendapat serangan udara dari pesawat intai musuh. Ancaman itu direspon oleh kapal-kapal perang yang tergabung dalam Kogasgabfib dengan memberikan perlawanan anti serangan udara.
Hal ini bertujuan untuk melindungi kapal pengangkut pasukan pendarat amfibi Marinir TNI AL yang diincar oleh pesawat udara musuh. Kemampuan pertahanan udara sangat dibutuhkan dalam gelar operasi amfibi, karena ancaman serangan udara musuh dapat berpotensi menimbulkan kerusakan yang signifikan bagi kapal perang bahkan dapat membuat misi menjadi gagal.
Oleh karena itu 20 unsur kapal perang yang terlibat dalam latihan perang tersebut berlomba untuk menjatuhkan target berupa roket flare yang ditembakkan dari KRI Sultan Iskandar Muda, dengan menembakkan meriam PSU yang dimiliki. Dari puluhan roket yang diluncurkan hampir seluruhnya dapat ditembak jatuh oleh kapal-kapal perang TNI AL.
Suasana malam hari di tengah laut perairan Utara Madura yang gelap dan sunyi, seketika itu pecah menjadi sebuah pertempuran udara yang seru. Kilatan cahaya roket yang meluncur diudara, terus diburu ribuan butir amunisi meriam Penangkis Serangan Udara, hingga dari beberapa roket itu jatuh ke Laut terkena tembakan.
Latihan perang malam hari tersebut disaksikan langsung oleh Panglima Komando Armada Timur (Pangarmatim) Laksamana Muda TNI Agung Pramono, S.H., M.Hum dan seluruh pejabat Latihan Parsial III Operasi Amfibi tahun 2013 yang berada di kapal markas KRI Makassar-590.
Sumber Kormartim
Thursday, 28 March 2013
Kementerian PU Bangun Fasilitas untuk TNI di Perbatasan
96 anggota TNI di perbatasan RI-Singapura kekurangan air bersih.
(Antara/ Feri)
Pembangunan embung tersebut dikerjakan selama dua tahun anggaran dengan alokasi masing-masing Rp3,07 miliar pada tahun 2012 dan Rp3,85 miliar pada tahun 2013. “Dua kolam air tersebut sudah hampir rampung dan tinggal menyisakan beberapa penyelesaian akhir,” kata Menteri Pekerjaan Umum, Djoko Kirmanto, Jumat 29 Maret 2013.
Walaupun konstruksi embung sudah rampung, namun embung-embung ini belum diisi dengan air karena air hujan yang digunakan untuk mengisi embung belum juga turun.
Selanjutnya, Kementerian PU akan membuatkan instalasi penjernihan air berkapasitas 5 liter per detik. Sebagai tahap awal, saat ini instalasi penjernihan berkapasitas produksi hanya 1 liter per detik. Djoko menilai pasokan ini cukup untuk sementara waktu untuk para penjaga pulau seluas 58 hektar tersebut.
Pulau Nipah yang berbatasan dengan Singapura adalah pulau yang dikonservasi pada tahun 2004 hingga 2008. Pulau ini sebenarnya tidak dihuni oleh masyarakat sipil, hanya oleh TNI AL dan TNI AD.
Pada tahun 2013 ini, pengerjaan yang akan dilakukan Kementerian PU adalah pengadaan tiga set sistem pompa kapasitas 5 liter per detik dengan menggunakan tenaga surya, saluran pembawa dan penghubung sepanjang 1.400 meter, tiga buah tangki air kapasitas 5.000 liter, serta pembangunan pagar kolam sepanjang 320,2 meter.
Sumber Vivanew
Airbus MIlitary Bantu PT DI Perbaiki Bengkel Cat Pesawat
Pada 18-21 Maret lalu, tim auditor dari Airbus Military mengaudit fasilitas hanggar painting yang sudah diperbaiki dan memberikan preliminary approval. Sedangkan final approval yang akan diberikan setelah PT DI menyelesaikan 2 unit pesawat CN295.
Dalam keterangan yang diterima detikFinance, Kamis (28/3/2013), PT DI memang selama 5 tahun terakhir memiliki 6 orang painter (pengecat), keenam orang tersebut mengikuti training dengan pembimbing dari Airbus Military dan produsen cat.
Sejak November 2012 lalu, hanggar pengecatan ini terus dibenahi. Untuk pembenahan fasilitas tersebut selain ditangani tenaga-tenaga profesional, PT DI juga dibantu oleh personil dari Airbus Military.
Fasilitas yang diperbaiki antara lain ialah, penggantian lampu secara total dari jeni TLX menjadi LED yang hemat energi, dan memiliki pencahayaan yang lebih tinggi. Serta sistem blowernya pun diperbaiki, sehingga udara memenuhi persyaratan standar internasional pengecatan dan aspek keselamatan (K3LH).
Hanggar pengecatan (painting) PT DI mulai dibangun sejak awal 1980 dengan ahli perancang yang didatangkan dari Jerman, dan mulai dioperasikan pada 1986 lalu. Selama kurang lebih 27 tahun, kondisi hanggar masih cukup stabil meskipun dirasakan kekurangan di beberapa bagian, khususnya dalam pencahayaan, karena lampunya sebagian sudah mati.
Rencana acara syukuran hanggar pengecatan ini akan berlangsung pada hari ini Kamis, 28 Maret 2013. Acara ini juga akan dihadiri oleh Direktur Produksi PT DI serta tim dari Airbus Military.
Kepala Divisi Operasi Aircaft Integration, Wawan Setiawan mengungkapkan, PT DI akan terus menjaga approval atau kerja sama ini, agar kualitas dari hanggar pengecatan PT DI selalu mengalami peningkatan.
"Utilisasi dari hangar pengecatan dapat lebih meningkat bukan hanya untuk pesawat yang kita produksi tetapi juga untuk pesawat produksi perusahaan lain yang membutuhkan jasa pengecatan," katanya.
Sumber Detik
TNI AL BANGUN KAPAL BCM DAN AT
Jakarta, 27 Maret 2013—TNI
Angkatan Laut saat ini tengah membangun kapal perang jenis BCM (Bantu
Cair Minyak) di galangan kapal PT Dok dan Perkapalan Kodja Bahari. Wakil
Kepala Staf Angkatan Laut (Wakasal) Laksamana Madya TNI Hari Bowo,
S.E., M.Sc., melaksanakan peninjauan di galangan I PT Dok dan Perkapalan
Kodja Bahari, Pondok Dayung, Jakarta Utara, Rabu (27/3).
Dalam peninjauan tersebut,
Wakasal didampingi oleh Direktur Utama PT Dok dan Perkapalan Kodja
Bahari Riry Syeried Jetta selain meninjau pengerjaan kapal BCM di
galangan I, juga meninjau pengerjaan kapal jenis Angkut Tank (Landing Ship Tank)
yang dibangun di galangan II. “Saat ini Kapal BCM proses pembangunannya
sudah berjalan 60,27%, dan Kapal Angkut Tank sudah berjalan 37,47% dan
38,31%. Ketiganya merupakan kapal yang dipesan oleh TNI AL dan
dijadwalkan akan selesai pada tahun 2014,” kata Dirut PT Dok dan
Perkapalan Kodja Bahari Riry Syeried Jetta.
Kedua jenis kapal yang
tengah dibangun tersebut memiliki spesifikasi sebagai berikut: Kapal
Bantu Cair Minyak (BCM) memiliki panjang keseluruhan 122,40 m, panjang
garis tegak 113,90 m, lebar 16,50 m, tinggi 9,00 m, kecepatan maksimal
18 knots, jarak jelajah 7.680 nm, kapasitas muatan cair 5.500 m3, tenaga penggerak utama berjumlah dua buah daya 6.114 PS, berat baja 2.400 ton, dengan sistem propulsi twin screw dan fixed pitch propeller.
Sedangkan spesifikasi Kapal Angkut Tank memiliki panjang keseluruhan
117,00 m, panjang antara garis tegak 107,77 m, lebar 16,40 m, tinggi
7,80 m, kecepatan maksimal 16 knots, jarak jelajah 6.240 NM, tenaga
penggerak utama berjumlah dua buah daya 3.600 HP, dengan sistem propulsi
fixed pitch propeller.
Pembuatan kapal ini sebagai
tindak lanjut program Kementerian Pertahanan RI yang telah tertuang
dalam Kesepakatan Bersama antara Menteri Pertahanan RI dengan Panglima
TNI, dan Kepala Kepolisian Negara RI tentang “Revitalisasi Industri
Pertahanan” dalam menerapkan Program MEF (Minimum Essential Force).
PT Dok dan Perkapalan Kodja Bahari adalah salah satu industri strategis
milik pemerintah yang telah mendapat kepercayaan untuk mengerjakan
program pemerintah dimaksud, dan juga sebagai upaya dalam memberdayakan
industri perkapalan dalam negeri untuk membangun alutsista TNI.
Sementara itu, Wakasal
Laksamana Madya TNI Hari Bowo, S.E., M.Sc. dalam kesempatan tersebut
mengatakan, bahwa maksud peninjauannya adalah untuk mengetahui sampai
sejauh mana perkembangan pengerjaan kapal tersebut, serta ingin melihat
pemenuhan terhadap kriteria yang dipesan, baik spesifikasi teknis,
kualitas, serta keamanannya (zero accident). “Saya harap
pengerjaan kapal ini sesuai dengan spesifikasi teknis yang telah
direncanakan, serta senantiasa memperhatikan kualitas dan keamanan
pengerjaannya,” kata Wakasal.
Turut mendampingi Wakasal
dalam peninjauan ini adalah Asisten Logistik Kasal Laksamana Muda TNI
Sru Handayanto, Kadismatal Laksamana Pertama TNI Ir. Bambang Naryono,
M.M., Kadiskomlekal Laksamana Pertama TNI Ir. Yuhastihar, Kadissenlekal
Laksmana Pertama TNI Bambang Sugeng, S.E., Kadislaikmatal Laksamana
Pertama TNI Ir. Harry Pratomo, dan Kadisadal Kolonel Laut (E) Agus
Setiadji.
Demikian Berita Dinas Penerangan Angkatan Laut
Sumber TniAL
|
Diam-diam, RI Rancang Pesawat Tempur Sejak 2010
Vice President Corporate Communication PT Dirgantara Indonesia (PT DI) Sonni Ibrahim mengatakan, sejak 2010 lalu Indonesia sudah mulai merancang pesawat tempur sendiri.
"Indonesia saat ini sudah memulai proses perancangan pesawat tempur. Proyek ini sudah dimulai sejak 2010 lalu," kata Sonni ketika ditemui detikFinance diacara Airshow The 12th Langkawi Internasional Maritime and Exhibition, Malaysia, Kamis (28/3/2013).
Proyek ini merupakan proyek negara dan PT DI sebagai BUMN produsen pesawat ikut berpartisipasi di dalamnya.
"Saat ini prosesnya sudah menyelesaikan tahap I yakni tahap teknologi dan development. Tahap ini dimulai sejak 2010 lalu dan Desember 2012 sudah selesai. Saat ini kita masuk dalam tahap ke II yakni Tahap Go no Go," ungkap Sonni.
Seperti diketahui, Indonesia terus meningkatkan peralatan militernya, sejak 2012-2014 setidaknya akan ada 60 pesawat tempur berbagai jenis dimiliki Indonesia. Indonesia juga saat ini mempunyai beberapa pesawat tempur mulai dari F5, F16, Sukhoi, Su30, dan lainnya.
Sumber Detik
Malaysia Siap Beli 2 Pesawat Anti Kapal Selam dan 2 Pesawat Militer dari PT DI
Vice President Sales and Marketing PT DI, Arie Wibowo mengungkapkan Malaysia akan membeli 4 pesawat buatan PT DI.
"Malaysia sudah menyatakan ingin membeli 4 pesawat PT DI," kata Arie ketika ditemui di Bandara Lengkawi, Malaysia, Kamis (28/3/2013).
Dikatakan Arie, 4 pesawat tersebut yakni 2 CN295 MPA dan 2 pesawat CN235 ASW.
"CN295 itu untuk kendaraan angkut militer, kargo sedangkan CN235 ASW merupakan pesawat anti kapal selam. CN 235ASW baru Turki yang punya," ungkapnya.
Malaysia kata Arie juga mengingkan PT DI melakukan upgrade Pesawat CN 295 yang sudah dibelinya beberapa tahun lalu untuk dijadikan pesawat militer.
"Mereka juga ingin mengupgrade pesawat CN 295 yang sudah mereka beli dari PT DI beberapa tahun lalu untuk dijadikan CN295 MPA atau untuk militer, hal ini dilakukan karena Malaysia sedang mengatasi ketegangan di Sabah," tandasnya.
Sumber Detik
Wednesday, 27 March 2013
6 Senjata buatan Indonesia yang dibeli militer asing
Namun, kebanyakan Alutsista TNI masih berasal dari luar negeri alias bukan buatan bangsa sendiri. Salah satu Alutsista yang baru saja disetujui pembeliannya adalah Tank Leopark Ri dan A24 asal Belanda. Tank canggih itu rencananya akan didatangkan ke Indonesia mulai tahun ini.
Tank Leopard Ri dibanderol dengan harga USD 1,7 juta atau sekitar Rp 16,4 miliar per unit. Kabarnya, Indonesia memesan 61 tank Leopard Ri dan 42 Leopard 2A4 seharga USD 700 ribu atau Rp 6,7 miliar per unit.
Militer yang kuat memang menjadi sebuah syarat mutlak sebuah negara. Sebab, selain berfungsi untuk menjaga wilayah perbatasan dan menangkal serangan dari luar, militer yang kuat juga dapat menjadi nilai lebih sebuah negara di mata negara lain.
Namun, hal itu akan semakin lengkap jika Alutsista yang digunakan berasal dari hasil buatan sendiri, bukan hasil impor. Meski belum bisa memproduksi seluruh Alutsista yang diperlukan TNI, Indonesia nyatanya telah mampu menciptakan sejumlah senjata tempur.
Bahkan, Alutsista yang diciptakan putra-putri terbaik Tanah Air itu telah diminati oleh sejumlah negara di dunia. Berikut enam Alutsista produksi dalam negeri yang diekspor keluar negeri.
1. 260 Kepala roket 'Smoke Warhead' diekspor ke Cile
Salah besar jika Anda memandang sebelah mata senjata
produksi dalam negeri. Sebab, senjata yang dihasilkan putra putri
terbaik bangsa nyatanya dilirik oleh negara asing.Rencananya, akhir Maret ini 260 unit kepala roket jenis smoke warhead segera diekspor ke Cile. Alutsista itu merupakan buatan PT Sari Bahari dari Ngalam, Malang, Jawa Timur.
Kualitas Smoke Warhead diakui mengalahkan produk serupa buatan pabrikan sejumlah negara maju, di antaranya; Amerika Serikat dan Rusia. Smoke Warhead adalah kepala roket dengan diameter 70 mm dan cocok dipasangkan dengan roket pasangan pesawat seperti Super Tucano.
Smoke Warhead akan memberikan informasi kepada pilot soal posisi jatuh roket dengan cara mengeluarkan asap selama dua menit saat roket jatuh ke tanah. Smoke Warhead telah diproduksi sejak tahun 2000. Hingga kini, sudah lebih dari 3.000 Smoke Warhead yang dipesan TNI.
2. Pesawat CN 235-MPA diekspor ke Korsel
Pesawat CN 235 jenis Maritime Patrol Aircraft (MPA) produksi
PT Dirgantara Indonesia menjadi salah satu Alutsista yang diminati
negara lain.
Pada 2011-2012 lalu, PT DI memenuhi permintaan Korea Selatan yang memesan empat pesawat itu melalui kontrak yang ditandatangani pada 2008 dengan nilai total USD 94,5 juta. Pesawat yang merupakan modifikasi dari CN-235 itu, cocok untuk melakukan patroli perairan di samping bisa difungsikan untuk angkutan personel.
Di tahun yang sama, PT DI juga mengekspor pesawat CN 235 jenis pesawat angkut militer VIP, ke Senegal, Afrika.
CN-235 MPA Versi Patroli Maritim, dilengkapi dengan sistem navigasi, komunikasi dan misi (mulai mendekati fase operasional dan hadir dalam Singapore Airshow 2008). Pada Desember 2009 diumumkan bahwa TNI AL membeli 3 unit CN-235 MPA sebagai bagian dari rencana memiliki 6 buah pesawat MPA sampai tahun 2014.
CN-235 MPA menggunakan sistem Thales AMASCOS, radar pencari Thales/EADS Ocean Master Mk II, penjejak panas (thermal imaging) dari Thales, Elettronica ALR 733 radar warning receiver, dan CAE's AN/ASQ-508 magnetic anomaly detection system. Pesawat ini juga akan mengakomodasi Rudal Exocet MBDA AM-39 atau torpedo ringan Raytheon Mk 46.
Pada 2011-2012 lalu, PT DI memenuhi permintaan Korea Selatan yang memesan empat pesawat itu melalui kontrak yang ditandatangani pada 2008 dengan nilai total USD 94,5 juta. Pesawat yang merupakan modifikasi dari CN-235 itu, cocok untuk melakukan patroli perairan di samping bisa difungsikan untuk angkutan personel.
Di tahun yang sama, PT DI juga mengekspor pesawat CN 235 jenis pesawat angkut militer VIP, ke Senegal, Afrika.
CN-235 MPA Versi Patroli Maritim, dilengkapi dengan sistem navigasi, komunikasi dan misi (mulai mendekati fase operasional dan hadir dalam Singapore Airshow 2008). Pada Desember 2009 diumumkan bahwa TNI AL membeli 3 unit CN-235 MPA sebagai bagian dari rencana memiliki 6 buah pesawat MPA sampai tahun 2014.
CN-235 MPA menggunakan sistem Thales AMASCOS, radar pencari Thales/EADS Ocean Master Mk II, penjejak panas (thermal imaging) dari Thales, Elettronica ALR 733 radar warning receiver, dan CAE's AN/ASQ-508 magnetic anomaly detection system. Pesawat ini juga akan mengakomodasi Rudal Exocet MBDA AM-39 atau torpedo ringan Raytheon Mk 46.
3. Fast Patrol Boat diekspor ke Timor Leste
Putra putri terbaik bangsa di PT PAL telah berhasil membuat
kapal perang jenis patroli cepat (Fast Patrol Boat). Rupanya, Alutsista
buatan dalam negeri itu telah membuat negara tetangga, Timor Leste,
kepincut.
Pada 2011 lalu, Pemerintah Timor Leste memutuskan memesan dua kapal patroli cepat senilai USD 40 juta. Kapal tersebut akan digunakan untuk melindungi wilayah teritorial Timor Leste.
Konstruksi lambung dan anjungan kapal yang dibuat dari bahan alumunium mampu menahan gelombang tinggi dan lebih lincah saat bermanuver. Kapal patroli cepat ini mempunyai kecepatan maksimum 30 Knot, walaupun saat official trial bisa mencapai 33 Knot.
Kapal ini memiliki dua baling-baling dan dilengkapi Radar NavNet yang mampu mengintegrasikan data-data peralatan sistim navigasi dan komunikasi seperti echo sounder, speed log dan GPS ke dalam peta elektronik dan sistem radar.
Pada 2011 lalu, Pemerintah Timor Leste memutuskan memesan dua kapal patroli cepat senilai USD 40 juta. Kapal tersebut akan digunakan untuk melindungi wilayah teritorial Timor Leste.
Konstruksi lambung dan anjungan kapal yang dibuat dari bahan alumunium mampu menahan gelombang tinggi dan lebih lincah saat bermanuver. Kapal patroli cepat ini mempunyai kecepatan maksimum 30 Knot, walaupun saat official trial bisa mencapai 33 Knot.
Kapal ini memiliki dua baling-baling dan dilengkapi Radar NavNet yang mampu mengintegrasikan data-data peralatan sistim navigasi dan komunikasi seperti echo sounder, speed log dan GPS ke dalam peta elektronik dan sistem radar.
4. Peluru buatan PT Pindad diminati Singapura hingga AS
PT Perindustrian Angkatan Darat (Pindad) selama ini memasok
kebutuhan peluru TNI-Polri. Peluru buatan Pindad antara lain berkaliber
5,56 mm, 7,62 mm dan 9 mm.
Namun, selain untuk TNI-Polri, peluru yang dihasilkan PT Pindad juga diekspor keluar negeri. Peluru-peluru tersebut dikirim ke Singapura, Filipinan, Bangladesh, hingga ke Amerika Serikat (AS).
Untuk Singapura, sudah beberapa tahun belakangan negara singa putih itu telah memesan 10 juta peluru. Sementara, pada 2009 lalu, satu juta peluru telah diekspor ke AS dengan nilai transaksinya mencapai USD 200.000.
Peluru buatan Pindad tersebut tentu bukan sembarangan. Sebab, produk dalam negeri itu telah melalui uji kelayakan badan internasional, seperti semua produk Divisi Amunisi yang telah lulus pengujian standar NATO. Demikian juga telah mendapatkan sertifikat ISO 9001 dari SGS Yearsly-International Certification Services Ltd, Inggris pada tahun 1994.
Namun, selain untuk TNI-Polri, peluru yang dihasilkan PT Pindad juga diekspor keluar negeri. Peluru-peluru tersebut dikirim ke Singapura, Filipinan, Bangladesh, hingga ke Amerika Serikat (AS).
Untuk Singapura, sudah beberapa tahun belakangan negara singa putih itu telah memesan 10 juta peluru. Sementara, pada 2009 lalu, satu juta peluru telah diekspor ke AS dengan nilai transaksinya mencapai USD 200.000.
Peluru buatan Pindad tersebut tentu bukan sembarangan. Sebab, produk dalam negeri itu telah melalui uji kelayakan badan internasional, seperti semua produk Divisi Amunisi yang telah lulus pengujian standar NATO. Demikian juga telah mendapatkan sertifikat ISO 9001 dari SGS Yearsly-International Certification Services Ltd, Inggris pada tahun 1994.
5. Panser Anoa diekspor ke Oman dan Malaysia
Panser Anoa buatan PT Pindad menjadi salah satu Alutsista
yang paling laris dijual. Pada tahun 2008, TNI memesan 154 buah Panser
Anoa berbagai tipe. Untuk tahun 2011 TNI memesan 11 Panser Anoa tipe APC
dan tahun 2012 TNI memesan 61 unit.
Tak hanya dalam negeri, Panser Anoa juga diminati negara asing. Untuk Panser jenis Anoa 6?6 juga dipesan oleh Kerajaan Oman. Malaysia juga memesan hingga 32 unit panser Anoa. Panser bermesin Renault ini memang sudah teruji di negara-negara gurun seperti Libanon saat digunakan oleh pasukan perdamaian PBB.
Kualitasnya sesuai dengan standar NATO pada level III atau level yang tingkat ketahananannya terhadap serangan sudah lebih baik dari level II yang diproduksi di China dan India.
Belum lama ini, Pindad mengeluarkan Panser Anoa jenis baru. Anoa spesies baru ini mengusung Kanon kaliber 20 mm dan berjenis berjenis IFV (Infantry Fighting Vehicle). Panser ini didesain untuk mengantisipasi kebutuhan Batalyon Infantri Mekanis.
Dengan demikian, Panser Kanon 90 mm nantinya dikonsentrasikan untuk Batalyon Kavaleri, sementara Panser Kanon 20 mm untuk batalyon. Selain mengusung senjata utama kaliber 20 mm, Panser jenis ini juga mampu menyandang senapan mesin sedang kaliber 7,62 mm dan mampu menampung lima orang, yang terdiri dari tiga kru Ranpur dan dua personel pasukan.
Tak hanya dalam negeri, Panser Anoa juga diminati negara asing. Untuk Panser jenis Anoa 6?6 juga dipesan oleh Kerajaan Oman. Malaysia juga memesan hingga 32 unit panser Anoa. Panser bermesin Renault ini memang sudah teruji di negara-negara gurun seperti Libanon saat digunakan oleh pasukan perdamaian PBB.
Kualitasnya sesuai dengan standar NATO pada level III atau level yang tingkat ketahananannya terhadap serangan sudah lebih baik dari level II yang diproduksi di China dan India.
Belum lama ini, Pindad mengeluarkan Panser Anoa jenis baru. Anoa spesies baru ini mengusung Kanon kaliber 20 mm dan berjenis berjenis IFV (Infantry Fighting Vehicle). Panser ini didesain untuk mengantisipasi kebutuhan Batalyon Infantri Mekanis.
Dengan demikian, Panser Kanon 90 mm nantinya dikonsentrasikan untuk Batalyon Kavaleri, sementara Panser Kanon 20 mm untuk batalyon. Selain mengusung senjata utama kaliber 20 mm, Panser jenis ini juga mampu menyandang senapan mesin sedang kaliber 7,62 mm dan mampu menampung lima orang, yang terdiri dari tiga kru Ranpur dan dua personel pasukan.
6. Senapan Pindad diminati Singapura hingga Afrika
Selain Panser Anoa, sejumlah senjata buatan Pindad juga
banyak dipesan oleh negara luar. PT Pindad mampu memproduksi berbagai
jenis senjata antara lain; jenis senapan serbu (SSI-VI, SS2-V2, SS1-V3,
SS1-V5), Senapan sniper (SPR-1) pistol (P-1, P-2), revolver (R1-V1,
R1-V2, RG-1 (tiper A), RG-1 (tipe c), senapan sabhara/polisi (Sabhara V1
and Sabhara V2), senjata penjaga hutan, pistol profesional magnum,
peluncur granat, dan pelindung tubuh (personal body protection).Produk-produk yang dihasilkan itu banyak dipesan oleh negara-negara di luar negeri. Di antaranya adalah sebuah jaringan supermarket khusus olahraga berburu, camping, dan memancing bernama Cabelas’s, yang merupakan pembeli terbesar produk-produk buatan Pindad.
Senapan serbu SS-2 merupakan produk langganan negara-negara Afrika seperti Zimbabwe, Mozambik, dan Nigeria. Selain itu, Thailand dan Singapura juga kerap memesan senjata tersebut.
Sumber :merdeka
Ada Karya Indonesia di Lebih Dari 3.000 Pesawat Airbus
"Ada satu bagian pesawat yang dibuat oleh PT DI untuk pesawat Airbus, jumlahnya lebih dari 3.000 pesawat airbus A 230-21 dan A 231 yang terbang diseluruh dunia," kata Vice President Corporate Communications PT DI, Sonni Ibrahim, kepada detikFinance ketika ditemui di The 12th Langkawi International Maritime & Exhibition 2013 (LIMA '13), Malaysia, Selasa (26/3/2013).
Kata Sonni, bagian tersebut sangat penting bagi sebuah pesawat yakni bagian pangkal sayap pesawat.
"Bukan sayap pesawat utuh, tapi pangkalnya, sayap bagian ini sangat penting untuk dapat menahan beban pesawat dan mengangkat pesawat ke udara, selain itu di dalamnya terdapat berbagai komponen yang mentransfer setiap data ke kokpit," ungkap Sonni.
Tidak hanya di pesawat A 231 dan 230 saja, tetapi di Airbus A380 berkapasitas 600-800 orang sayang bagian pangkal yang buat PT DI.
"Kita juga ada di A380, tapi bedanya dengan A 231 dan 230 ada perusahaan lainnya yang buat juga untuk suplai ke pesawat Airbus, tapi kalau yang A 380 hanya kita PT DI yang suplai ke Airbus," ucapnya.
Bukan berarti bagian pesawat lainnya hanya Airbus sendiri yang buat. "Tidak, sayap bagian tengah ada negara lain yang buat, sayap ujung, sayap tengah, moncong pesawat, mesin pesawat, bagian tengah itu beda-beda negara yang buat, Indonesia, Italy, Rusia, Spanyol, Prancis dan lainnya ikut andil dalam setiap pesawat Airbus," ungkapnya lagi.
Bahkan untuk bisa Airbus memilih suatu perusahaan untuk membuatkan salah satu bagian atau komponen dari Airbus itu tidaklah mudah.
"Butuh nama besar, kepercayaan tinggi dari suatu perusahaan yang dipilih Airbus dan PT DI membuktikannya. Pasalnya jika ada satu pesawat jatuh saja, itu semua bagian pesawat dipertaruhkan," tandas Sonni.
Sumber Detik
Turki Punya Pesawat Anti Kapal Selam Buatan PT DI, RI Malah Tak Punya
"Turki itu punya pesawat buatan kita yang diciptakan untuk anti kapal selam," kata Vice President Corporate Communication PT Dirgantara Indonesia, Sonni Ibrahim, ketika ditemui disela acara The 12th Langkawi International Maritime & Exhibition 2013 (LIMA '13), Malaysia, Selasa (26/3/2013).
Dikatakan Sonni, pesawat tersebut memang didesain khusus untuk anti kapal selam karena memiliki dua buah torpedo.
"CN235 ASW ini memiliki sonar dan radar yang bisa mendeteksi keberadaan kapal selam musuh, ketika terdeteksi musuh di dalam laut, dari atas pesawat torpedo dijatuhkan dan dibelakang torpedo ada parutnya, setelah jatuh ke laut torpedo langsung mengejar musuh karena juga memiliki radar di dalamnya," ungkap Sonni.
Selain itu, Turki juga punya pesawat buatan PT DI jenis CN235 yang tidak memiliki torpedo.
"CN235 yang biasa juga beberapa dimiliki Turki, Malaysia juga ada, ini yang tanpa rudal, tapi kegunaanya untuk mendeteksi keberadaan musuh, CN235 ini seperti komando, menentukan target musuh dimana, berapa pasukan yang perlu dibawa, pesawat jenis apa yang digunakan untuk menyerang," jelas Sonni.
Namun sayangnya, negara seluas Indonesia dan produknya dibuat sendiri di dalam negeri, tetapi tidak ada satu pun jenis CN235 ASW yang dimiliki Indonesia. "Indonesia belum punya," tandas Sonni
Sumber Detik
X38 Combat Boat Kopaska: Dipercaya Untuk Evakuasi Darurat Barack Obama
X38 Combat Boat |
Andaikan terjadi gangguan keamanan yang mengharuskan evakuasi darurat
kepada VVIP (Very Very Important Person). Adalah kapal serbu (combat
boat) dari Kopaska (Komado Pasukan Katak) TNI AL
yang akan beraksi untuk melakukan evakuasi presiden dari titik
penjemputan ke safe house. Inilah yang menjadi skenario dalam pengamanan
saat digelarnya KTT ASEAN ke-19 tahun 2011 di Nusa Dua, Bali. Lho
kenapa harus dengan combat boat?
Wahana untuk evakuasi tentu banyak ragam dan pilihan, apalagi kalau
yang di akan evakuasi presiden AS, Barack Obama. Karena lokasi KTT
digelar di kawasan pantai Nusa Dua, maka jalur evakuasi yang efektif
bisa melalui udara dan laut, dimana yang menjadi safe house dalam
skenario ini adalah kapal induk helikopter USS Essex yang berlabuh di
perairan Nusa Dua. Meski syukur tidak ada insiden yang mengganggu
berlangsungnya KTT, tapi patut diacungi jempol bahwa Secret Service
memberi kepercayaan evakuasi presiden Obama kepada combat boat X38
Kopaska yang kala itu standby 1 unit menjaga perairan Nusa Dua.
Reputasi dan kehandalan Satkopaska tak usah diragukan lagi, tapi yang menarik disini adalah sosok X38 Combat Boat. Kapal ini bukan termasuk kapal perang, persenjataannya pun tidak bisa dibilang dahsyat. Lalu apa yang membuat kapal buatan PT. Lundin Industry Invest (NorthSeaBoats), Banyuwangi, Jawa Timur ini begitu diandalkan oleh Kopaska? Jawabannya beragam, kapal dengan panjang 12 meter ini mampu melaju dengan kecepatan tinggi, 40 knot per jam! Dipandang dari sisi desain, kental pula dengan nuansa ‘stealth.’
Berdesain catamaran dengan dua lunas, X38 mampu melaju dengan kecepatan tinggi namun tetap stabil dan aman. Dari spesifikasi yang dimiliki, X38 dapat didaulat untuk misi penyerbuan cepat, anti pembajakan, evakuasi medis, SAR, patroli rutin, dan karena dapat beroperasi di perairan dangkal/sungai, X38 sangat ideal untuk mendukung operasi pendaratan amfibi.
X38 dibangun dari galangan yang juga sama dengan KRI Klewang 625. Dimana ada ciri khas yang serupa dengan KRI Klewang, dimana lambung kapal dibuat dari bahan fiberglass komposit dengan memanfaatkan sistem vakum resin infus. Konstruksi terbuat dari balsa dan divinicell sandwich dari Diab Swedia. Oleh pabrikannya material yang ditanamkan akan lebih menghemat dalam biaya operasional perawatan. Untuk dapur pacu kapal ini dipercayakan pada dua mesin Marine Diesel VGT 400 PK bertenaga 220 HP buatan Swedia.
Selain mampu ngebut hingga 40 knot, kapal andalan Detasemen 6 Satkopaska Special Boat Unit ini memang ideal untuk operasi pasukan katak, pasalnya pasa sisi buritan terdapat platform untuk memudahkan proses turun dan naik kapal bagi pengelam. Nah bagaimana dengan soal senjata? Kapal ini tidak punya persenjataan yang embedded, semua yang ada memang serba optional, seperti pada sisi haluan (depan ruang kemudi), disiapkan dudukan untuk senjata sekelas FN/M-60 GPMG (general purpoise machine gun) kaliber 7,62 mm, tapi bisa ingin lebih ‘galak’ bisa pula dipasangkan peluncur granat otomatis kaliber 40 mm. Sudut pandang juru tembak di posisi ini bisa mencapai 270 derajat. Sementara di posisi buritan, juga dipasangkan dua unit senjata ringan, bahkan dalam release disebutkan sisi buritan dapat dipasangi dudukan 4 sampai 8 rudal Hellfire.
Awak X38 Combat Boat terdiri dari 2 – 4 personel, yakni utamanya adalah komandan dan nahkoda. Meski ukurannya terbilang imut, kapal serbu ini punya ruang kabin yang nyaman dan dilengkapi beragam instrumen elektronik modern, termasuk radar. Desain jendela yang menghadap depan sangat ergonomis karena dapat menahan silau dan panas. Sebagai kapal untuk misi khusus, X38 juga dapat mengangkut 16 – 20 personel pasukan dengan perlengkapan lengkap.
Kapal dengan kendali hidrolik ini dapat membawa bahan bakar solar hingga 700 liter. Sementara untuk menunjang operasi, body kapal dapat membawa 100 liter air tawar untuk kebutuhan awak dan penumpang. Untuk menunjang operasi yang penuh tantangan, sistem teknologo navigasi dipercayakan pada Raymarine C80 yang mencakup integrasi radar, GPS (global positioning system), speed-log, echo sounder, dan chart plotter.
Reputasi dan kehandalan Satkopaska tak usah diragukan lagi, tapi yang menarik disini adalah sosok X38 Combat Boat. Kapal ini bukan termasuk kapal perang, persenjataannya pun tidak bisa dibilang dahsyat. Lalu apa yang membuat kapal buatan PT. Lundin Industry Invest (NorthSeaBoats), Banyuwangi, Jawa Timur ini begitu diandalkan oleh Kopaska? Jawabannya beragam, kapal dengan panjang 12 meter ini mampu melaju dengan kecepatan tinggi, 40 knot per jam! Dipandang dari sisi desain, kental pula dengan nuansa ‘stealth.’
Berdesain catamaran dengan dua lunas, X38 mampu melaju dengan kecepatan tinggi namun tetap stabil dan aman. Dari spesifikasi yang dimiliki, X38 dapat didaulat untuk misi penyerbuan cepat, anti pembajakan, evakuasi medis, SAR, patroli rutin, dan karena dapat beroperasi di perairan dangkal/sungai, X38 sangat ideal untuk mendukung operasi pendaratan amfibi.
USS Essex berperan sebagai safe house untuk presiden Obama |
X38 dibangun dari galangan yang juga sama dengan KRI Klewang 625. Dimana ada ciri khas yang serupa dengan KRI Klewang, dimana lambung kapal dibuat dari bahan fiberglass komposit dengan memanfaatkan sistem vakum resin infus. Konstruksi terbuat dari balsa dan divinicell sandwich dari Diab Swedia. Oleh pabrikannya material yang ditanamkan akan lebih menghemat dalam biaya operasional perawatan. Untuk dapur pacu kapal ini dipercayakan pada dua mesin Marine Diesel VGT 400 PK bertenaga 220 HP buatan Swedia.
Selain mampu ngebut hingga 40 knot, kapal andalan Detasemen 6 Satkopaska Special Boat Unit ini memang ideal untuk operasi pasukan katak, pasalnya pasa sisi buritan terdapat platform untuk memudahkan proses turun dan naik kapal bagi pengelam. Nah bagaimana dengan soal senjata? Kapal ini tidak punya persenjataan yang embedded, semua yang ada memang serba optional, seperti pada sisi haluan (depan ruang kemudi), disiapkan dudukan untuk senjata sekelas FN/M-60 GPMG (general purpoise machine gun) kaliber 7,62 mm, tapi bisa ingin lebih ‘galak’ bisa pula dipasangkan peluncur granat otomatis kaliber 40 mm. Sudut pandang juru tembak di posisi ini bisa mencapai 270 derajat. Sementara di posisi buritan, juga dipasangkan dua unit senjata ringan, bahkan dalam release disebutkan sisi buritan dapat dipasangi dudukan 4 sampai 8 rudal Hellfire.
Awak X38 Combat Boat terdiri dari 2 – 4 personel, yakni utamanya adalah komandan dan nahkoda. Meski ukurannya terbilang imut, kapal serbu ini punya ruang kabin yang nyaman dan dilengkapi beragam instrumen elektronik modern, termasuk radar. Desain jendela yang menghadap depan sangat ergonomis karena dapat menahan silau dan panas. Sebagai kapal untuk misi khusus, X38 juga dapat mengangkut 16 – 20 personel pasukan dengan perlengkapan lengkap.
Beragam instrumen modern (digital) untuk navigasi |
Kapal dengan kendali hidrolik ini dapat membawa bahan bakar solar hingga 700 liter. Sementara untuk menunjang operasi, body kapal dapat membawa 100 liter air tawar untuk kebutuhan awak dan penumpang. Untuk menunjang operasi yang penuh tantangan, sistem teknologo navigasi dipercayakan pada Raymarine C80 yang mencakup integrasi radar, GPS (global positioning system), speed-log, echo sounder, dan chart plotter.
Dalam operasi pengamanan KTT ASEAN ke-19 di Nusa Dua, Bali, X38
mengibarkan bendera tengkorak Jolly Rogers yang khas bajak laut. Dalam
gelar tempurnya, X38 dapat diangkut ke daerah operasi menggunakan LST
(landing ship tank). Kapal yang mulai dirancang pada tahun 2008 ini
akrab dengan sebutan “Blackship” oleh masyarakat Manado. Memang dengan
warna kamuflasenya sosok X38 terlihat sangar.(Gilang Perdana)
Sumber Indo militer
[Foto] Latihan Parsial Korps Marinir TNI AL
Situbondo : Sedikitnya
2000 prajurit Korps Marinir TNI AL yang tergabung dalam Pasrat 13
melakukan pendaratan amfibi di pantai Banongan, Asembagus, Situbondo,
Rabu, (27/3). Kegiatan ini merupakan latihan Parsial menjelang Latihan
Gabungan TNI tahun 2013 yang akan digelar Mei 2013.
Sumber Garuda Militer
Seluruh personel dan material tempur Korps Marinir TNI AL tersebut melaksanakan latihan Parsial Latgab TNI tahun 2013 dengan menggunakan KRI Makassar-590, KRI Banjarmasin-592, KRI Teluk Sibolga-544, KRI Teluk Mandar-514, KRI Teluk Cendrawasih-534, KRI Teluk Banten-516 dan KRI Teluk Cirebon-543.(dok. Korps Marinir)
Pendaratan amfibi prajurit Korps Marinir TNI AL yang disaksikan Komandan Korps Marinir Mayjen TNI (Mar) A. Faridz Washington, Pangarmatim Laksda TNI Agung Pramono, Danpasmar-1 Brigjen TNI (Mar) Siswoyo Hari S dan beberapa pejabat teras dijajaran Koarmatim dan Korps Marinir.(dok. Korps Marinir)
Selain melibatkan 2000 prajuritnya, Korps Marinir TNI AL juga menurunkan material tempurnya dalam latihan tersebut.(dok. Korps Marinir)
Material tempur yang diturunkan diantaranya 4 unit LVT-7, 15 unit BMP-3F, 25 unit BTR-50, 4 unit Kapa K-61, 2 unit Kapa PTS, 2 unit Roket RM 70 Grad, 2 unit BVP-2 dan 4 unit How 105 mm serta 16 perahu karet beserta motor tempelnya.(dok. Korps Marinir)
Pesawat Sukhoi, F-16 dan Super Tucano juga diterjunkan dalam latihan ini.(dok. Korps Marinir)
Sumber Garuda Militer
Banjir Pesanan, PT DI Kewalahan Penuhi Pesawat Orderan TNI
Direktur PT Dirgantara Indonesia Budi Santoso mengungkapkan saat ini perusahaannya sedang kebanjiran order, bahkan untuk memenuhi pesanan TNI saat ini cukup kewalahan.
"Kita ini sudah diwanti-wanti agar tepat waktu memenuhi pesanan berbagai peralatan alusista terutama pesawat," kata Direktur Utama PT DI Budi Santoso kepada detikFinance ditemui di The 12th Langkawi International Maritime & Aerospace & Exhibition, Malaysia, Rabu (27/3/2013).
Kata Budi, kapasitas produksi PT DI sangat mampu mencukupi semua permintaan, bahkan dengan TNI yang kontraknya mencapai Rp 8,7 triliun.
"Tetapi yang jadi kendala kita perlu modal dulu untuk produksi, ya ini yang kami kewalahan mencari modal kerja," katanya.
Namun saat ini sudah ada dua bank nasional yakni PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) yang memberikan modal dengan nilai Rp 2,5 triliun.
"Itu besar Rp 2,5 triliun, jaminan dari kita apa? Nggak ada. Hanya kepercayaan," tandas Budi.
Sumber Detik
2.000 Marinir Mendarat di Pantai Banongan Situbondo
Latgab 2012 |
Sekitar 2.000 prajurit marinir TNI-AL melakukan pendaratan di Pantai
Banongan, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, Rabu pagi sebagai simulasi
serangan terhadap pertahanan musuh dalam "Latihan Parsial III Operasi
Amfibi 3012".
Pendaratan pasukan dengan menggunakan kendaraan tank amfibi itu disaksikan oleh Panglima Komando Armada RI Kawasan Timur (Pangarmatim) Laksda TNI Agung Pramono, Komandan Korps Marinir Mayjen TNI (Mar) A Faridz Washington dan petinggi militer lainnya.
Latihan tempur yang dimulai dari Dermaga Ujung Koarmatim di Surabaya dan kemudian dilanjutkan ke Laut Jawa itu juga melibatkan 20 kapal perang berbagai jenis dari Koarmatim, Koarmabar dan Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil).
Pengerahan kapal perang dan prajurit TNI AL itu dipimpin oleh Laksda Agung Pramono yang bermarkas di KRI Makassar-590.
Selain kapal perang latihan tersebut juga melibatkan puluhan tank amfibi Marinir, persenjataan seperti meriam Howitzer, peluncur roket, perahu karet serta helikopter.
Kadispen Koarmatim Letkol Laut (KH) Yayan Sugiana menjelaskan bahwa latihan parsial ini merupakan persiapan unsur TNI AL untuk mengikuti latihan gabungan TNI pada Mei mendatang.
Pendaratan pasukan dengan menggunakan kendaraan tank amfibi itu disaksikan oleh Panglima Komando Armada RI Kawasan Timur (Pangarmatim) Laksda TNI Agung Pramono, Komandan Korps Marinir Mayjen TNI (Mar) A Faridz Washington dan petinggi militer lainnya.
Latihan tempur yang dimulai dari Dermaga Ujung Koarmatim di Surabaya dan kemudian dilanjutkan ke Laut Jawa itu juga melibatkan 20 kapal perang berbagai jenis dari Koarmatim, Koarmabar dan Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil).
Pengerahan kapal perang dan prajurit TNI AL itu dipimpin oleh Laksda Agung Pramono yang bermarkas di KRI Makassar-590.
Selain kapal perang latihan tersebut juga melibatkan puluhan tank amfibi Marinir, persenjataan seperti meriam Howitzer, peluncur roket, perahu karet serta helikopter.
Kadispen Koarmatim Letkol Laut (KH) Yayan Sugiana menjelaskan bahwa latihan parsial ini merupakan persiapan unsur TNI AL untuk mengikuti latihan gabungan TNI pada Mei mendatang.
Sumber Antara
TNI AU Uji Coba Rudal Maverick
Situbondo : TNI Angkatan Udara (AU) menguji coba persenjataan canggihnya di pusat latihan tempur Karang Tekok, Situbondo, Rabu (27/3/2013). Salah satunya dengan menembakkan rudal Maverick dari pesawat tempur F-16.
Penembakan rudal maverick yang dapat menembus bungker itu dilakukan dalam sebuah operasi udara TNI AU untuk menghancurkan kekuatan lawan, sebelum melakukan infasi atau penyerbuan.
"Yang kita laksanakan ini latihan Sikatan Daya tahun 2013. Dalam latihan ini kita mengasumsikan lima operasi TNI AU. Di antaranya operasi serangan udara strategis, dimana kita akan menghancurkan sentral ografiti lawan," kata Masda Agus Supriatna di lokasi titik tinjau (T-12) Puslatpur Karang Tekok Situbondo.
Pangkoops II TNI AU itu menambahkan, jika operasi pertama itu gagal maka akan dilanjutkan dengan operasi lawan udara ofensif. Sasarannya dengan menghancurkan pesawat-pesawat tempur atau apa saja yang dapat mengancam negara Republik Indonesia (RI). Berikutnya baru dilaksanakan operasi pertahanan udara.
"Dalam latihan ini kita akan menghancurkan target yang sudah ditentukan, sesuai dengan kemampuan pesawat yang kita miliki. Alutsista yang kita gunakan ada pesawat F-16 sebagai main bodys atau striker dan akan dikawal oleh skipper pesawat F-5. Daya hancurnya akan dilakukan oleh pesawat-pesawat Sukhoi, Maverick juga akan kita laksanakan dengan menggunakan pesawat F-16," sambung Masda Agus.
Operasi Sikatan Daya adalah operasi serangan udara yang bertujuan untuk menghancurkan pusat kekuatan lawan (OSUS) yang berdampak strategis bagi jalannya peperangan. Sasaran serangan udara ini di antaranya adalah untuk batalnya niat lawan untuk berperang atau menghentikan perang. Selain itu tercapainya kemenangan perang.
Operasi Sikatan Daya diawali dengan pesawat Boeing 737 dengan mengadakan pengintaian udara untuk mendapatkan informasi kekuatan, kemampuan, dan posisi musuh secara akurat. Berikutnya disusul 1 flight pesawat F-16 sebagai striker menyerang kekuatan lawan dengan air to groud missile AGM-65G Maverick yang menggunakan sistem pencari panas (infrared tracking system) terhadap sasaran presisi. Saat bersamaan, satu pesawat F-5 memberikan perlindungan terhadap pesawat penyerang F-16 fighting falcon untuk mengatasi ancaman musuh dari udara.
Disusul berikutnya pesawat Embreyer 319 Super Tucano yang membawa 4 bom MK-81 seberat 250 pound. Bom yang dijatuhkan di lokasi sasaran itu merupakan bom anti personel. Operasi ditutup dengan aksi pesawat Sukhoi 27 SKM dan Sukhoi 30 MKZ yang masing-masing membawa 18 bom OFAB 100 sebagai areal booming. Setelah membombardir kekuatan lawan, TNI AU pun berhasil memenangkan peperangan. Selain Pangkoops II TNI AU Masda Agus Supriatna, latihan tersebut juga disaksikan para petinggi TNI AU lainnya, termasuk sejumlah Komandan Pangkalan Udara.
"Personel yang dikerahkan sekitar 1.650 an personel, baik dari Lanud Hasanuddin, Lanud Iswahyudi, dan Abdurahman Shaleh, serta Paskhas TNI AU. Rencana ke depan, mudah-mudahan sesuai rencana pemerintah kita akan kedatangan pesawat T-50 dari Korea Selatan dan 24 pesawat Sukhoi dari Amerika, serta pesawat-pesawat tanpa awak," pungkas Masda Agus Supriatna.
Sumber Detik
Soeharto di Mata 34 Wartawan Istana
Mengenang sejarah kepemimpinan Presiden Indonesia kedua, Soeharto, tentu
tak bisa dilepaskan dari pencapaian kesuksesan pembangunan nasional
Indonesia. Tapi, tentu perlu juga memahami kegagalannya dalam
pemerintahan Orde Baru.
Untuk mengenang itu, 34 wartawan senior yang pernah bertugas di Istana Presiden pada kurun tahun 1968 - 1998 telah berhasil menuangkan kisahnya tentang kenangan dan kesan bertugas meliput kegiatan Presiden Soeharto dalam sebuah buku.
Buku berjudul "34 Wartawan Istana Bicara Tentang Pak Harto" ini diluncurkan oleh Universitas Mercu Buana yang bekerja sama dengan Persaudaraan Wartawan Istana (PEWARIS). Buku ini juga berusaha mengungkapkan hal-hal yang belum pernah diketahui sebelumnya oleh masyarakat tentang Soeharto.
Menurut Rektor Universitas Mercu Buana, Arissetyanto Nugroho, ada tiga hal penting dengan terciptanya buku ini. "Pertama, buku ini mengungkapkan sisi lain Soeharto. Kedua, ada banyak wartawan senior yang menuliskan pengalamannya, Ketiga, para wartawan senior itu menulis dengan tingkat analisa yang baik dan berimbang," kata Arissetyanto dalam peluncuran buku itu di Jakarta, 27 Maret 2013.
Ia menyampaikan, di dalam buku ini ada yang menuturkan suka-duka pengalaman pribadinya dalam menjalankan tugas. Selain itu, ada juga yang menyoroti, mengenang, dan menimbang kembali apa saja yang telah dilakukan oleh Presiden Soeharto.
"Namun, umumnya mencoba melihat sisi positif yang sudah diwariskan dari masa kepresidenan Soeharto ke masa sekarang," ujar Arissetyanto.
Sementara menurut Johannes Baptista Sumarlin atau lebih kenal JB Sumarlin, Mantan Menteri Keuangan pada zaman Orde Baru, buku ini telah membuat ia bernostalgia dan tersenyum.
"Banyak celotehan para penulis naskah saat berada di lingkungan kepresidenan. Saya terharu membaca perjuangan para kameramen dan fotografer saat mengabadikan momen bersama Presiden Soeharto. Semoga pengalaman para wartawan menjadi kenangan, pengalaman, dan pengabdian jurnalistik yang bermanfaat," kata JB Sumarlin.(eh)
Sumber Vivanews
Untuk mengenang itu, 34 wartawan senior yang pernah bertugas di Istana Presiden pada kurun tahun 1968 - 1998 telah berhasil menuangkan kisahnya tentang kenangan dan kesan bertugas meliput kegiatan Presiden Soeharto dalam sebuah buku.
Buku berjudul "34 Wartawan Istana Bicara Tentang Pak Harto" ini diluncurkan oleh Universitas Mercu Buana yang bekerja sama dengan Persaudaraan Wartawan Istana (PEWARIS). Buku ini juga berusaha mengungkapkan hal-hal yang belum pernah diketahui sebelumnya oleh masyarakat tentang Soeharto.
Menurut Rektor Universitas Mercu Buana, Arissetyanto Nugroho, ada tiga hal penting dengan terciptanya buku ini. "Pertama, buku ini mengungkapkan sisi lain Soeharto. Kedua, ada banyak wartawan senior yang menuliskan pengalamannya, Ketiga, para wartawan senior itu menulis dengan tingkat analisa yang baik dan berimbang," kata Arissetyanto dalam peluncuran buku itu di Jakarta, 27 Maret 2013.
Ia menyampaikan, di dalam buku ini ada yang menuturkan suka-duka pengalaman pribadinya dalam menjalankan tugas. Selain itu, ada juga yang menyoroti, mengenang, dan menimbang kembali apa saja yang telah dilakukan oleh Presiden Soeharto.
"Namun, umumnya mencoba melihat sisi positif yang sudah diwariskan dari masa kepresidenan Soeharto ke masa sekarang," ujar Arissetyanto.
Sementara menurut Johannes Baptista Sumarlin atau lebih kenal JB Sumarlin, Mantan Menteri Keuangan pada zaman Orde Baru, buku ini telah membuat ia bernostalgia dan tersenyum.
"Banyak celotehan para penulis naskah saat berada di lingkungan kepresidenan. Saya terharu membaca perjuangan para kameramen dan fotografer saat mengabadikan momen bersama Presiden Soeharto. Semoga pengalaman para wartawan menjadi kenangan, pengalaman, dan pengabdian jurnalistik yang bermanfaat," kata JB Sumarlin.(eh)
Sumber Vivanews
TNI Disegani Militer Internasional
"Kita sering mendapat juara umum. Terakhir di ajang ASEAN Armies Rifle Meet (AARM) 2012 Brunei kita juara umum," ujarnya dalam peluncurkan Kejuaraan Menembak Danpaspampres Cup VIII di Jakarta, Rabu (27/3).
Deni menambahkan TNI rutin mengirim personil untuk kejuaraan tembak reaksi internasional. Hal ini untuk menunjukkan kualitas pasukan TNI dari berbagai kesatuan. "Kalau kita turun, militer negara lain segan," ungkapnya.
Tak hanya kemampuan prajurit, yang lebih membanggakan adalah senapan yang digunakan buatan dalam negeri dari PT Pindad. "Senapan organik semua produksi Pindad tipe SS2 dan SS3."
Kejuaraan menembak Danpaspampres Cup VIII sendiri akan digelar 4-7 April mendatang. Even tahunan ini juga dibuka untuk sipil dan umum sebagai persiapan SEA Games XXVII 2013 di Myanmar akhir tahun mendatang.
Sumber Republik
Tinggalkan Super Puma, PT DI Buat Helikopter Berteknologi Tinggi
Langkawi - PT Dirgantara Indonesia (PT DI) tidak lagi memproduksi helikopter mewah dan canggih Super Puma NAS332C1. BUMN ini sedang memproduksi helikopter berteknologi tinggi dan lebih canggih yakni EC-725-Cougar.
"Kita tidak lagi produksi Super Puma, kita tinggalkan itu. Memang Super Puma ini saja helikopternya canggih, sekelas Mercy kalau di merek mobil," ucap Direktur Utama PT DI Budi Santoso ditemui di 12th Langkawi International Maritime & Exhibition 2013 (LIMA '13), Malaysia, Selasa (26/3/2013).
Dikatakan Budi, saat ini sudah ada helikopter bertekonolgi yang lebih baru lagi yakni Helikopter Cougar yang jauh lebih canggih.
"Kita sekarang memproduksi Cougar EC-725, tekonologi dan peralatannya jauh lebih bagus dibandingkan Super Puma. Ya seperti mobil kijang, kan dari kapsul makin tahun ada pembaruan. Nah Cougar ini generasi terbaru helikopter di kelas heavy," ungkap Budi.
Diakui Budi, helikopter Cougar ini memang tidak 100% buatan PT DI sendiri. "Justru Cougar ini lisensinya dan desainnya punya EuroCopter, sama seperti Super Puma yang punya Eurocopter, tapi dari desain menuju produksi kami yang melakukan, seperti pembuatan hampir seluruh bagian badan helikopter seperti fuselage and tail boom," terangnya.
Saat ini PT DI sedang mengerjakan 6 helikopter Cougar pesanan TNI yang rencananya akan selesai dikerjakan pada 2014.
Sumber Detik
Helikopter misionaris ditembaki di Papua
Heli milik misionaris dengan nomor penerbangan VIDA PK-HME, Selasa siang, ditembak kelompok sipil bersenjata (KSB) saat melintas di Gurage, kawasan Puncak Senyum, Kabupaten Puncak Jaya.
Heli nahas itu tiba di lapangan terbang Mulia sekitar pukul 11.20 WIT dengan membawa BBM jenis oli pesanan Yajasi, bersama dua penumpang. Namun kedua penumpang tersebut tidak turun saat berada di lapangan terbang Mulia. Demikian dikutip dari antara, Selasa (26/3).
Setelah membongkar muatan, sekitar pukul 11.34 WIT, heli tersebut terbang kembali ke Wamena.
Saat terbang dan melintas di kawasan Puncak Senyum (Gurage) ditembak oleh KSB hingga mengenai kaca depan atau kokpit, namun heli tetap terbang dan mendarat di Wamena.
Dandim Puncak Jaya Letkol Inf Jo Sembiring ketika dihubungi mengakui adanya insiden tersebut seraya menambahkan dari laporan yang diterima terungkap heli naas itu terbang tidak melintas melewati rute yang biasa dilalui pesawat-pesawat yang hendak keluar dari Mulia.
"Laporan yang diterima terungkap heli tersebut saat kembali ke Wamena, melintas di kawasan yang selama ini menjadi basis KSB dan rute tersebut tidak pernah dilintasi," kata Letkol Inf Sembiring.
Sementara itu, akibat tembakan yang mengenai kokpit heli milik misionaris sejumlah perusahaan penerbangan membatalkan penerbangannya ke Mulia.
Sumber Merdeka
Penawaran Kapal Bersayap dari Korea Selatan
Boleh dibilang, wahana WiG ini merupakan perpaduan antara kapal dan pesawat. Tubuhnya terbangun antara hull kapal dan sayap yang tidak biasa. Tidak biasa lantaran sayap ini berbeda dengan sayap pesawat pada umumnya. Ketika meluncur,sayap pada WiG akan menghasilkan efek daya angkat, namun tidak terbang tinggi seperti pesawat pada umumnya. Sementara body alias hull WiG memang terbentuk seperti kapal pada umumnya, sehingga bisa mendarat, melaju dan take off dari air. Sehingga, kapal terbang ini mampu meluncur jauh lebih cepat dibanding kapal biasa. Alhasil, wahana WiG pun tetap diklasifikasikan sebagai kapal bukan pesawat.
Pada ajang JIDD/APSDEX 2013, Kapal terbang yang dipamerkan ini merupakan produksi ARON Korea Selatan. Berbeda dengan wahana WiG produksi Rusia seperti ekranoplane misalnya, WiG Korea selatan ini mampu terbang hingga ketinggian 150 meter. Fitur ini tentu dibutuhkan untuk bermanuver menghindari ombak besar misalnya.
Sejatinya, wahana produksi ARON ini
memiliki beberapa varian. Namun yang dibawa pada ajang APSDEX/JIDD 2013
adalah dari tipe M-50. Tipe ARON M-50 ini memiliki kapasitas 5 penumpang
untuk versi transportnya. Sementara untuk versi militernya, wahana ini
mampu menggotong Pod senapan mesin, Pengindera malam, atau bahkan kalau
diminta tanki bbm tahan peluru.
Namun demikian untuk pengguna aparat
keamanan dan militer, sesungguhnya lebih cocok memilih tipe ARON Mk80.
Versi ini mampu mengangkut penumpang lebih banyak yaitu 8 orang. Dengan
kecepatan bisa mencapai 250 km/jam, versi ini bahkan juga mampu
dipersenjatai dengan Pod senapan mesin berat maupun roket. Cocok untuk
misi-misi anti perompak atau menghalau nelayan asing.
Representatif ARON di Indonesia juga
menyebutkan beberapa negara selain Korea Selatan sudah menggunakan
produk ini, diantaranya adalah Amerika Serikat dan Filipina. Dan di
Indonesia, ARC mendapat info, Basarnas dan Polri berminat terhadap
produk ARON ini. Dalam waktu dekat, di awal april, ARON akan memamerkan
kemampuannya di perairan Indonesia. Bahkan sebagai pemanis, ARON juga
berencana membangun pabrik di Indonesia.
Sumber ARC
Ledakan Mirip Bom ‘Guncang’ Wonogiri
Wonigiri : Selasa (26/3) sekitar pukul 15.10 WIB, publik di wilayah Wonogiri tenggara digegerkan dengan suara ledakan besar mirip bom. Sempat terjadi isu adanya pesawat jatuh. Namun, setelah dikonfirmasi, tak ada indikasi ke arah itu.
Sutrisno (50), warga kecamatan Baturetno mengatakan, ledakan terdengar dari arah selatan. Sesaat setelah itu, terdengar pula bunyi pesawat terbang.
“Tadi infonya ada pesawat jatuh, Mas. Tapi setelah saya cek, ternyata tidak ada,” ujar dirinya.
Senada, Ikhsan (38), penduduk Giriwoyo berkata, ledakan terdengar hingga ke daerah Batuwarno dan Giritontro. Tapi, begitu dirinya menghubungi beberapa rekan, tak ada yang menemukan indikasi pesawat jatuh seperti diisukan.
Sementara, Camat Baturetno, Teguh Setiyono menambahkan tidak ada laporan terkait peristiwa pesawat jatuh di wilayahnya. Namun, hingga saat ini, pihaknya masih melakukan update pengumpulan informasi dari berbagai wilayah.
“Tidak ada itu pesawat jatuh, memang tadi ada pesawat terbang. Dan kemungkinan besar, suaranya berasal dari semacam knalpot pesawat. Jadi gambarannya seperti bunyi knalpot motor yang mengeluarkan ledakan karena busi kotor itu,” jelas Teguh.
Ledakan misterius terdengar di 14 Kecamatan
Suara ledakan dahsyat di wilayah Wonogiri pada Selasa (26/3) sekitar pukul 15.10 WIB, terdengar hingga jarak puluhan kilometer. Tercatat sebanyak 14 kecamatan, warganya mendengar bunyi ledakan yang diisukan sebagai peristiwa pesawat jatuh itu.
Ledakan terdengar oleh warga di kecamatan Tirtomoyo, Nguntoronadi, Ngadirojo, Wonogiri Kota, Batuwarno, Baturetno, Karangtengah, Giriwoyo, Giritontro, Paranggupito, Pracimantoro, Eromoko, Wuryantoro, dan Manyaran.
Sumber Timlo.net di ke empat belas kecamatan tadi menyebutkan, mendengar suara ledakan mirip bom. Dan sejurus kemudian diikuti berhembusnya isu pesawat jatuh.
”Saya kebetulan sedang di jalan. Tapi saya tadi mendapat informasi dari staf di kecamatan, kalau ada suara ledakan sangat kencang,” jelas Camat Giritontro, Joko Waluyatno melalui sambungan telepon.
Disinggung soal laporan kejadian terkait bunyi ledakan, Joko mengatakan, belum ada laporan masuk. Terlebih soal pesawat. Hal itu, lanjut dia, tidak ada laporannya.
Sedang, Heri tokoh pemuda asal Eromoko mengakui, mendengar bunyi ledakan juga dari rumahnya. Asalnya dari arah timur. Atau sekitar Baturetno dan Giriwoyo.
”Sudah saya cek ke rekan-rekan saya. Ternyata tidak ada temuan pesawat jatuh. Memang tadi sempat ada rencana mengecek langsung ke daerah Baturetno dan Giriwoyo, tapi saya urungkan,” aku Heri.
Ledakan mirip bom berasal dari pesawat militer
Teka-teki ledakan dahsyat mirip bom yang menghebohkan publik Wonogiri, terjawab sudah. Ternyata suara itu berasal dari pesawat militer yang tengah berlatih.
Informasi yang didapat dari Kodim 0728 Wonogiri, memang ada latihan oleh TNI AU. Dan salah satunya menggunakan pesawat yang dirancang khusus.
Pesawat tersebut mampu mengeluarkan bunyi mirip ledakan. Tidak itu saja, dari bagian ekor pesawat juga bisa mengeluarkan asap berwarna-warni.
”Memang ada latihan dari TNI AU. Dari Lanud Iswahyudi Madiun. Menggunakan pesawat latih khusus. Dirancang bisa mengeluarkan suara speedsonic seperti ledakan. Tapi jenis pesawatnya apa, saya kurang hapal. Besok saja silahkan ke Makodim,” ujar Dandim 0728 Wonogiri, Letkol (Inf) Mirza Eka Junaedi, melalui sambungan telepon, Selasa (26/3).
Lantaran berupa latihan, dirinya menghimbau masyarakat tidak perlu panik dan khawatir. Tidak ada bom atau dinamit yang dijatuhkan. Hanya simulasi perang oleh pihak militer.
Sumber temlo
Sebanyak 20 KRI Ikuti Latihan Perang Di Laut Jawa
Surabaya, 26 Maret 2013
Sebanyak
20 Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) dari jajaran Koarmatim,
Koarmabar dan Kolinlamil mengikuti latihan perang di sekitar Laut Jawa,
dengan sandi “Latihan Parsial III Operasi Amfibi 2013”. Unsur –
unsur kapal perang berbagai jenis mulai dari kapal jenis Perusak Kawal
Rudal (PKR), Kapal Cepat Rudal (KCR), Kapal Cepat Torpedo (KCT), Kapal
Buru Ranjau (BR) dan Penyapu Ranjau (PR), Kapal Amfibi dan Landing Platform Dock (LPD),
kapal patroli dan kapal bantu, bertolak dari Dermaga Koarmatim, Ujung,
Surabaya, Selasa (26/03) menuju daerah latihan di sekitar perairan Laut
Jawa.
Keberangkatan
unsur kapal perang tersebut dipimpin langsung oleh Panglima Komando
Armada RI Kawasan Timur (Pangarmatim) Laksamana Muda TNI Agung Pramono,
S.H., M.Hum, yang berada di kapal markas KRI Makassar-590. Bertindak
sebagai Panglima Komando Tugas Gabungan Amfibi (Pangkogasgabfib) adalah
Komandan Gugus Keamanan Laut Armada RI Kawasan Timur (Danguskamlatim)
Laksamana Pertama TNI Wuspo Lukito, S.E.
Selain
melibatkan puluhan kapal perang, dalam Latihan Parsial III Operasi
Amfibi juga mengerahkan sekitar 2.000 pasukan Marinir TNI AL dan
peralatan tempur yang dimiliki, diantaranya 15 unit Tank Amfibi (Boyevaya Mashina Pyekhota) BMP-3F, 25 unit Tank Amfibi (Browne Transporter) BTR-50, 4 unit Tank LVT-7, 2 unit Tank (Bojové Vozidlo Pěchoty)
BVP-2, 6 unit Kendaraan Amfibi Pengangkut Artileri (KAPA), 4 unit
Meriam Howitzer 105 mm, 2 unit peluncur roket multi laras RM 70 Grad,16
perahu karet serta didukung 3 helikopter Bell dan 1 helikopter Bolcow
dari Puspenerbal Juanda.
Semua
peralatan tempur tersebut diangkut oleh KRI Makassar-590, KRI Teluk
Mandar-514, KRI Teluk Cenderawasih-533, KRI Teluk Banten-516, KRI Teluk
Gilimanuk-531 dan KRI Teluk Sabang-544. Sedangkan untuk kegiatan air surveillance dalam latihan ini didukung 3 helikopter Bell dan 1 helikopter Bolcow.
Selama
perjalanan Lintas Laut (Linla), unsur–unsur kapal perang yang tergabung
dalam Komando Tugas Gabungan Laut (Kogasgabla) tersebut, melakukan
manuver dengan berbagai macam formasi tempur laut untuk menghadapi
serangan bahaya kapal perang atas air maupun bawah air serta latihan
anti serangan pesawat udara. Gerakan manuver dengan membentuk
formasi-formasi tempur itu, bertujuan untuk melindungi dan menyerang
lawan hingga berhasil mendaratkan pasukan pendarat dan menguasai tumpuan
pantai. (Dispenarmatim).
Sumber kormartim