Pages

Wednesday, 1 August 2012

Korps Marinir Lantik 50 Anggota Baru



Komandan Pasmar-1 Brigadir Jenderal TNI (Mar) Tommy Basari Natanegara dipanggul sejumlah prajurit Korps Marinir sesaat upacara penyematan baret ungu Korps Marinir di pantai Pasir Panjang, Grati, Pasuruan, Jawa Timur, Rabu, (1/8). Setelah upacara pembaretan ini maka 50 prajurit TNI AL yang merupakan siswa Pendidikan Pertama Bintara (Dikmaba) Angkatan ke-31 Korps Marinir secara resmi berhak menggunakan baret ungu yang menjadi kebanggaan korps sekaligus menjadi keluarga besar Korps Marinir TNI AL. (Foto: ANTARA/ Mar Kuwadi/ss/pd/12)

2 Agustus 2012, Pasuruan: Korps Marinir TNI Angkatan Laut melantik sebanyak 50 orang anggota baru dari siswa bintara prajurit karier yang berhasil menyelesaikan pendidikan berat selama sekitar 6,5 bulan.

Upacara pelantikan dan penyematan baret ungu dipimpin Komandan Pasukan Marinir 1 Surabaya Brigadir Jenderal TNI (Mar) Tommy Basari Natanegara di Pusat Latihan Tempur Marinir di Pasuruan, Jatim, Rabu (1/8).

Hadir dalam upacara tersebut antara lain Wakil Komandan Komando Pengembangan dan Pendidikan Angkatan Laut (Kobangdikal) Brigjen TNI (Mar) Prang Verry Kunto, Komandan Pusat Pendidikan Operasi Laut Laksma TNI Yayat Achmad Hadirat, dan Wakil Bupati Pasuruan Edi Paripurna.

Sebelum resmi dilantik menjadi prajurit Marinir, ke-50 siswa bintara karier tersebut wajib mengikuti pendidikan selama 6,5 bulan, termasuk Pendidikan Komando yang berlangsung tiga bulan.

Pendidikan Komando merupakan tahapan terberat yang harus dijalani calon prajurit Marinir, karena menguji ketahanan fisik, mental, dan inteligensia.

Menurut Komandan Komando Pendidikan Marinir Kolonel Hasanuddin, ada enam tahapan berat yang harus dilewati calon prajurit, seperti tahapan laut, komando, hutan, gerilya, dan lintas medan menempuh rute sejauh 355 km dari Banyuwangi ke Surabaya dengan berjalan kaki memotong empat pegunungan.

"Pendidikan ini wajib hukumnya bagi calon-calon prajurit Marinir, sebelum sah menjadi keluarga besar Korps Marinir dan mengenakan baret ungu," katanya.

Komandan Pasmar-1 Surabaya Brigjen TNI Tommy Basari mengatakan, upacara pelantikan ini merupakan titik awal bagi prajurit untuk memulai proses pengabdian kepada negara dan bangsa melalui Korps Marinir.

"Mulai saat ini, kalian sebagai prajurit Marinir harus menjadi kebanggaan rakyat yang bisa diandalkan untuk menjaga kedaulatan dan keutuhan NKRI," katanya.

Sumber: Republika

Kemhan Pesan Dua LST dan Satu BCM dari PT DKB

KRI Lambung Mangkurat Bersandar di Pelabuhan Trisakti Banjarmasin


Seorang awak kapal memperhatikan haluan KRI Lambung Mangkurat yang sandar di pelabuhan Trisakti Banjarmasin untuk melakukan penambahan logistik, bahan bakar dan perawatan selama tiga hari setelah melakukan Operasi Tameng Hiu di perairan perbatasan Kalimantan Timur - Malaysia, Selasa (31/7). KRI Lambung Mangkurat menggelar open ship bagi masyarakat untuk berkunjung ke kapal dan melihat persenjataan canggih yang di miliki kapal tersebut. (Foto: ANTARA/Herry Murdy Hermawan/Koz/nz/12)

1 Agustus 2012, Banjarmasin: KRI Lambung Mangkurat (874) bersandar di Pelabuhan Trisakti, Banjarmasin, pukul 20.00 WITA, Senin (30/7).

KRI Lambung Mangkurat kapal perang jenis korvet Parchim tergabung dalam Armada Timur TNI AL, sedang melakukan Operasi Tameng Hiu yaitu patrol perbatasan wilayath RI dan Malaysia di kawasan Kalimantan Timur.

Kapal dibawah komandan Letkol Laut (P) Wahyu Endriawan, bersandar di Pelabuhan Trisakti setelah melakukan operasi selama 2 bulan dari Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya untuk menambah logistik, bahan bakar dan perawatan, selanjutnya melakukan perlayaran ke peraiaran Kalimantan Timur.

 
Seorang awak kapal menarik tali sandar KRI Lambung Mangkurat di pelabuhan Trisakti Banjarmasin. (Foto: ANTARA/Herry Murdy Hermawan/Koz/nz/12)

KRI Lambung Mangkurat bersandar di Pelabuhan Trisakti hingga Jumat (3/8). Masyarakat Banjarmasin dan sekitarnya diberi kesempatan mengunjungi kapal perang selama bersandar di pelabuhan.

KRI Lambung Mangkurat diawaki 60 personel telah berkunjung ke Banjarmasin pada 1994, saat peluncuran pertama kapal perang tersebut dalam jajaran armada TNI AL.

Sumber: ANTARA News Kalsel
@Berita HanKam

Terima Dubes Turki, Parlemen Inginkan Percepat Realisasi Kerjasama Pertahanan



31 Juli 2012, Jakarta: Ketua Komisi I DPR menerima kunjungan kehormatan Dubes Turki untuk Indonesia. Kunjungan tersebut dalam rangka mempersiapkan rencana Kunjungan Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan ke Indonesia.

"Awalnya mereka akan berkunjung pada tahun 2014 namun dipercepat guna mempertimbangkan agenda Pemilu di Indonesia dan di Turki, akhirnya direncanakan tahun 2012," ujar Ketua Komisi I DPR Mahfudz Siddiq, di Gedung Nusantara II DPR, Kamis, (26/7).

Menurut Mahfudz, Turki merupakan negara muslim terbesar di Barat. Sementara Indonesia negara muslim terbesar di Timur karena itu, secara historis hubungan Indonesia dan Turki sudah berlangsung selama ratusan tahun. Jadi kunjungan PM Turki ini mempunyai peranan penting mengupdate hubungan bilateral kedua negara khususnya bidang pertahanan karena antara kedua negara sudah ada MOU kerjasama pertahanan dan militer di dua level tingkat Presiden dan Menteri.

"Implementasi dan realisasi yang mereka rasakan berjalan lamban, sementara pihak turki sendiri sangat terbuka dan ingin kerjasama pertahanan militer dan industri pertahanan ini bisa segera berjalan," ujarnya.

Dia menambahkan, Parlemen Indonesia mencoba memberikan informasi atau gambaran lebih detailnya guna mempercepat realisasi dan implementasi dari MOU tersebut. "Kita Beberapa kali rapat dengan Menhan pernah menyampaikan perlunya merealisasikan kerjasama dengan Turki, termasuk kerjasama dalam pengadaan Alutsista. Karena secara industri Turki ini sudah maju dan Produknya berstandar NATO," tambahnya.

Dia mengatakan, Saat kunker Komisi I DPR ke Turki dan menemui menteri Pertahanan Turki dan Industri pertahanan Turki, mereka menyatakan komitmennya untuk mengembangkan industrinya di Indonesia, termasuk kerjasama dengan industri pertahanan nasional Indonesia. "Akan sangat menguntungkan bagi Indonesia, karena itu kita perlu dorongan lebih kuat pada pihak Indonesia," ujarnya.

Sumber: DPR

Sukhoi Beraksi di Langit Darwin




31 Juli 2012, Darwin: Pesawat tempur Sukhoi Su-27/Su-30 TNI AU mulai berlatih bersama dalam Pitch Black 2012 di Darwin. TNI AU mengirimkan empat pesawat tempur Sukhoi ke Picth Black 2012. Wakasau Marsekal Madya TNI Dede Rusamsi disertai sejumlah petinggi TNI AU menghadiri pembukaan Pitch Black, rombongan menggunakan C-130 Hercules.



Sumber: RAAF
@Berita HanKam

PT Lundin Rancang Tiga Varian Kapal Patroli Trimaran 63m


31 Juli 2012, Jakarta: PT. Lundin Industry Invest dalam laman resminya memperkenalkan produk terbarunya kapal patroli Trimaran 63m.

PT. Lundin merancang jenis kapal ini dalam tiga varian yaitu Offshore Patrol Vessels, Offshore Patrol and Search And Rescue Vessels, dan Fast Missile Patrol Vessel.

63m Fast Missile Catamaran

Varian Fast Missile dirancang berkarakteristik siluman, dipersenjatai meriam dan rudal, dilengkapi kapal cepat Rigid Hull inflatable boat (RHIB) 11m dan dapat membawa satu unit helikopter. Kapal hanya diawaki 23 personil dan 7 personil pasukan khusus.

Kemhan telah memesan 4 unit kapal jenis ini, diharapkan seluruh kapal selesai dibangun pada 2014. Satu unit trimaran dibanderol Rp 114 Milyar diambil dari APBN 2011.

TNI AL akan mempersenjatai kapal trimaran dengan rudal berjarak jelajah 120 kilo meter.



63m OPV Catamaran


63m SAR Catamaran


Sumber: Lundin
@Berita HanKam

Indobatt Patroli Bersama Tentara Lebanon dan Perancis


Prajurit TNI yang tergabung dalam satuan tugas Batalyon Mekanis Kontingen Garuda XXIII-F/UNIFIL, (Indobatt) melaksanakan Patroli Gabungan Bersama dengan Tentara Lebanon LAF (Lebanese Armed Force) dan Tentara FCR (Force Commander Reserve) Perancis, di area operasi Indobatt sekitar perbatasan (blue line) antara Lebanon dengan Israel, Minggu (29/7). Patroli dilaksanakan dalam rangka menjaga dan memonitor situasi dan kondisi perdamaian yang sudah tercipta di Lebanon. (Foto: ANTARA/Penerangan Satgas Konga XXIII-F/UNIFIL-Lettu Inf Suwandi/HO/Koz/Spt/12)

30 Juli 2012, Jakarta (ANTARA News) - Prajurit Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang tergabung dalam satuan tugas Batalyon Mekanis Kontingen Garuda XXIII-F/UNIFIL (Indobatt) pada Minggu (29/7) berpatroli gabungan di tapal batas Israel bersama tentara Lebanon dan komando cadangan Perancis (Force Commander Reserve/FCR).

Perwira Penerangan Satuan Tugas Kontingen Garuda (Satgas Konga) XXIII-F/UNIFIL, Lettu Inf Suwandi, melalui pesan elektronik yang diterima ANTARA News, di Jakarta, Senin, mengemukakan bahwa patroli dilaksanakan dalam rangka menjaga dan memantau situasi dan kondisi perdamaian yang sudah tercipta di Lebanon.

Kegiatan patroli yang dilaksanakan meliputi CRLO (Counter Rocket Launcher) yang dilaksanakan oleh tim dari Kompi Dragon bersama FCR disekitar Area Operasi Kompi Adshid al Qusayr, dengan Komandan Tim Lettu Inf Kukuh.

Patroli gabungan berkendaraan dilaksanakan oleh tim dari Kompi Cheetah dengan FCR di seluruh Area Operasi Indobatt, dengan Komandan Tim Lettu Mar Empri. Untuk kegiatan patroli jalan kaki dilaksanakan oleh tim dari Kompi Alphard bersama LAF dan FCR, dengan Komandan Tim Letda Inf Irwan Tanjung.


Selain itu, ia melaporkan, patroli jalan kaki juga dilakukan di sekitar perbatasan Lebanon-Israel (blue line), dengan start awal dari Markas Kompi Alphard UN Pos 9-63 berakhir di Pos Panorama Point.

Dari seluruh rangkaian kegiatan patroli gabungan bersama yang dilaksanakan selama satu hari, menurut dia, pelaksanaannya berjalan lancar dan aman, serta tidak ditemukan hal-hal yang menonjol yang terjadi di Area Operasi Indobatt.

Komandan Satgas Indobatt, Letkol Inf Suharto Sudarsono, yang hadir pada saat pelaksanaan debriefing usai pelaksanaan patroli mengatakan patroli gabungan bersama ini merupakan program UNIFIL dan Indobatt bekerja sama dengan militer Lebanon (LAF).

"Ini bertujuan untuk mengontrol dan memonitor suasana perdamaian yang sudah tercipta selama ini," katanya. Patroli bersama diharapkan dapat meningkatkan hubungan yang baik antar angkatan dalam melaksanakan tugas misi perdamaian di Lebanon.

Sumber: ANTARA News

KRI Teluk Penyu Sandar di Lantamal VI


30 Juli 2012, Makassar: KRI Teluk Penyu –513 yang dikomandani Mayor Laut (P) Ashary Alamsyah sandar di dermaga Layang Mako Lantamal VI, Makassar, Sabtu ( 29/7/12).

KRI Teluk Penyu -513 dari jajaran Satuan Kapal Amfibi Komando Armada RI Kawasan Timur jenis Landing Ship Tank (LST) saat ini di Bawah Kendali Operasi (BKO) Gugus Kemanan Laut Armada RI Kawasan Timur.

Kedatangan KRI Teluk Penyu-513 di Lantamal VI dalam rangka dembarkasi material. Rencananya, KRI Teluk Penyu – 513 usai melaksanakan dembarkasi, selanjutnya akan melanjutkan pelayaran menuju Lantamal VII.


Sumber: Lantamal VI


Teknologi Siluman untuk Kapal Perang Buatan Dosen ITS


INS Sahyadri (F49) frigate Angkatan Laut India diklaim berkemampuan siluman, resmi dioperasikan 21 Juli 2012. (Foto: Ajai Shukla)

30 Juli 2012, Surabaya: Teknologi siluman, yang memungkinkan kapal perang tak terdeteksi radar musuh, menjadi salah satu keunggulan penting bagi sistem pertahanan di negara maju. Hanya saja, untuk menciptakan teknologi canggih seperti ini membutuhkan anggaran besar. Tak mengherankan jika teknologi semacam ini seperti menjadi monopoli negara maju.

Benarkah teknologi seperti itu tak bisa dimiliki oleh Indonesia? Jawaban atas pertanyaan inilah yang ingin dipecahkan oleh Mochammad Zainuri, dosen Fisika Fakultas Matematika Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA), Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, melalui risetnya sejak 2009 lalu.

Menurut dia, teknologi siluman sebenarnya bisa dikembangkan dengan dua cara.

Pertama, membuat kapal dengan struktur dan desain yang tidak bisa dilacak dengan radar. Artinya, saat terkena radar, bagian dari kapal tersebut akan memantulkannya ke arah lain sehingga membuatnya tak terdeteksi. "Untuk membuat kapal sendiri dengan desain dan struktur canggih, butuh biaya sangat besar. Ini tidak mungkin saya lakukan," kata dia saat ditemui Tempo di rumahnya di Waru, Sidoarjo, Jawa Timur, Minggu 29 Juli 2012. Ia menyadari anggaran untuk alat utama sistem persenjataan Indonesia sangat terbatas.

Kedua, mengembangkan teknologi "kapal siluman" dengan menyulap kapal-kapal bekas yang dilapisi material nano komposit sehingga bisa menyerap gelombang radar. Konsep inilah yang sedang ditelitinya sejak tiga tahun lalu hingga kini. Pria 48 tahun ini terus mengembangkan teknologi siluman dengan mengembangkan material nano komposit, pelapis yang mampu menyerap gelombang radar.

Material untuk nano komposit itu diambil dari bahan-bahan alam pasir besi di Pantai Bambang Lumajang, Jawa Timur. Pertimbangannya, pasir di wilayah ternyata mempunyai sifat veromagnetik (pasir besi). Untuk bisa menjadi bahan nano komposit, pasir besi ini terlebih dahulu dipisahkan, diekstraksi, dan direkayasa. Hasilnya lantas digabung dengan partikel listrik yang berbahan dasar PANi (ponianeline) dalam orde nano dan diikat sehingga bisa dilapiskan dalam bahan logam.

Kenapa dalam ukuran orde nano? Kata Zainuri, semakin kecil ukuran partikel maka akan memperluas permukaan spesifik, sehingga kemampuan menyerap radar semakin besar.

Setelah diuji coba, kata Zainuri, logam yang telah dilapisi dengan material ini tidak bisa dilacak radar jarak jauh microwafe dengan gelombang 8-12 GHz. Radar jarak jauh jenis ini biasanya digunakan untuk mendeteksi keberadaan kapal. Hasilnya, gelombang radar yang dikirim oleh alat deteksi tidak bisa terpantul kembali alias terserap atau (terabsorsi) oleh material tersebut hingga 99 persen.

Zainuri menambahkan, prinsip kerja radar adalah mengirim gelombang ke kapal tersebut. Biasanya kapal selalu memantulkan kembali gelombang yang dikirim tersebut, sehingga membuat keberadaannya terbaca di alat pemantau radar. "Jika diberi pelapis logam ini, maka kapal-kapal perang kita tidak akan terdeteksi oleh gelombang radar meski sebelumnya adalah kapal-kapal bekas yang selalu bisa terdeteksi oleh gelombang radar," ujarnya.

Ia mengungkapkan, ketertarikannya untuk menggunakan pasir besi pesisir pantai Lumajang menjadi bahan dasar pelapis logam anti radar berawal dari karena keterlibatannya dalam survey yang dilakukan Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pekerjaan Umum Jawa Timur. Ia diminta untuk meneliti bahan-bahan alternatif yang terkandung pada pasir pantai tersebut.

Saat itu kata dia, banyak kontraktor perumahan yang langsung datang dan membeli pasir di wilayah setempat. Harga pasirnya juga lebih lebih mahal dari yang lain. "Saya diminta meneliti apa kelebihannya. Dan setelah saya teliti ternyata pasir setempat mempunyai sifat veromagnetik (pasir yang mengandung besi)," kata pria kelahiran Surabaya, 30 Januari 1964 ini.

Usai melakukan survey itulah muncul ide untuk berkontribusi terhadap ketahanan alutsista Indonesia. Ide semacam ini juga terpicu oleh tantangan Profesor Sirait, promotor Strata III-nya di Universitas Indonesia. "Lue bisa apa untuk bantu pertahanan keamanan Indonesia ?" kata Zainuri, menirukan ucapan promotornya. Zainuri adalah lulusan Strata 3 Metalurgi dan Material Universitas Indonesia tahun 2008. Strata 2-nya juga dari kampus yang sama. Sedangkan Strata 1-nya dari ITS.

Setelah itu, ia terus berfikir untuk meneliti sesuatu dan memanfaatkan ilmunya. "Awalnya ingin melakukan riset menciptakan peluru ramah lingkungan sehingga selongsongnya tidak terbuang sia-sia. Namun akhirnya menawarkan untuk mengembangkan teknologi anti radar," ujar dia. Dengan bantuan dana dari Departemen Riset dan Teknologi, ia kemudian mengembangkan riset teknologi siluman ini.

Rektor ITS Inginkan Peran Lebih dalam Pertahanan

Sebagai institusi pendidikan ternama di Jawa Timur (Jatim), ITS merasa belum diberi cukup kesempatan untuk berkarya. Yang terjadi justru sebaliknya, peran-peran strategis malah diberikan kepada pihak asing. Hal itulah yang dikemukakan oleh Rektor ITS, Prof Dr Ir Tri Yogi Yuwono DEA kepada Lembaga Pertahanan Nasional (Lemhannas) dalam Studi Strategis Dalam Negeri Program Pendidikan Reguler Angkatan (PPRA) XLVII, Rabu (25/7).

Dalam kesempatan ini, Tri Yogi banyak berbicara mengenai ketidakpercayaan berbagai pihak dalam memberikan kesempatan berkarya kepada ITS. Ia menyebutkan, beberapa Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang ada di Indonesia masih tergantung kepada produk-produk luar negeri. Padahal, produk-produk dalam negeri buatan sivitas ITS bisa sama bagusnya dengan produk luar negeri.

Tri Yogi menilai, ITS telah memberikan bekal yang cukup kepada mahasiswa dan dosennya untuk berkontribusi kepada negara melalui bidang keilmuannya. Namun, peran ini tidak bisa dilakukan secara maksimal karena tidak mendapat cukup tempat untuk mengaplikasikannya. Dosen Jurusan Teknik Mesin ini mengibaratkan, ITS telah bekerja keras untuk memberikan kail kepada mahasiswanya. "Percuma saja kami memberikan kail apabila semua kolam kesempatan ditutup," ujarnya beranalogi.

Pria asal Tulungagung ini mencontohkan, sebuah BUMN yang bergerak di bidang pembangunan kapal lebih mempercayakan kapalnya dibangun di negara lain ketimbang dibangun oleh mahasiswa ITS. Padahal menurutnya, kemampuan mahasiswa ITS dalam membangun kapal tidak perlu diragukan lagi. "Oleh karenanya, kerjasama kita belum bisa sepenuhnya dikatakan maksimal ," ungkapnya lagi.

Selama ini, ITS memang telah menjadi mitra kerjasama berbagai pihak mulai dari BUMN, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya, industri, hingga Pemerintah Daerah (Pemda) Jatim. Namun dari banyak kerjasama tersebut, peran ITS hanya sebatas peran supporting (pendukung, red) yakni dengan memberikan rekomendasi saja. Padahal, ia meyakini, ITS mampu memberikan sumbangsih lebih besar lagi. "Kami sebenarnya berharap agar diikutkan dalam pembuatan kebijakan," tutur Tri Yogi.

Laksda TNI Sukatno SE, ketua rombongan Lemhannas menyatakan, data-data dan permasalahan yang dikeluhkan ITS akan segera diteruskan kepada Gubernur Lemhannas dan Pemda Jatim. Data-data ini kemudian akan menjadi rekomendasi bagi terlaksananya program pertahanan nasional di tingkat daerah. "Semoga dengan data-data ini kita bisa memantapkan ketahanan nasional di Jawa Timur," harapnya singkat.
 
Sumber: ITS/TEMPO

Kopassus Luluskan 165 Personel dan 4 Tentara Kamboja


Para prajurit Komando Pasukan Khusus yang lulus meluapkan kegembiraannya pada penutupan Pendidikan Kursus Komando angkatan 92 Gelombang -1 TA 2012 di pantai Permisan Cilacap,jawa Tengah, Minggu (29/7). Pada Pendidikan angkatan 92 ini telah berhasil meluluskan 169 personel termasuk 4 personel dari Angkatan Bersenjata Kerajaan kamboja (RCAF) Berhasil sebagai peserta pendidikan yang dinyatakan terbaik antara lain Perwira terbaik letnan dua Inf Denny Sopyan, Bintara terbaik Serda bambang SB, Tamtama terbaik Prada Anas Rifai. (Foto: ANTARA/ho/ss/pd/12)

30 Juli 2012, Cilacap: Sebanyak 164 peserta pendidikan kursus komando angkatan 92 Komando Pasukan Khusus (Kopassus) gelombang I TA 2012 berhasil lulus setelah menempuh pendidikan tujuh bulan.

Dalam daftar lulusan itu, terdapat empat prajurit dari angkatan bersenjata Kerajaan Kamboja (RCAF). Menurut pejabat bagian penerangan Kopassus Mayor Inf Achmad Munir dalam siaran pers mengatakan, dalam pelatihan tersebut keluar sebagai peserta didik terbaik adalah Letda Inf Denny Sopyan, bintara terbaik Serda Bambang SB, serta tamtama terbaik Prada Anas Rifai.

Pendidikan yang telah berlangsung selama tujuh bulan tersebut terbagi menjadi tiga tahap, yakni tahap basis, tahap gunung hutan, dan rawa laut.

Penutupan resmi Pendidikan Kursus Komando Angkatan- 92 Gelobang I TA 2012 itu dilakukan oleh Komandan Jenderal Kopassus Mayjen TNI Agus Sutomo di Pantai Permisan Cilacap, Jawa Tengah, kemarin. Penutupan ditandai dengan Serangan Regu Komando (Seruko) pada waktu fajar di Pantai Permisan yang merupakan rangkaian kegiatan terakhir dari keseluruhan tahapan Pendidikan Kursus Komando.

Danjen Kopassus Mayjen TNI Agus Sutomo mengatakan, keberhasilan yang diraih menjadi seorang prajurit komando merupakan sebuah kebanggaan yang patut disyukuri karena tidak semua prajurit peserta didik berhasil menjadi prajurit komando. Karena itu, kebanggaan dan rasa syukur tersebut hendaknya selalu diikuti dengan kesungguhan dan dedikasi untuk membawa organisasi Kopassus menuju keadaan yang lebih baik, lebih maju, dan lebih berkualitas di masa yang akan datang.

“Seluruh prajurit Kopassus di mana pun berada dan bertugas harus senantiasa berupaya untuk memberi arti dan peduli terhadap lingkungannya serta memberi solusi terhadap berbagai permasalahan,” tandasnya.

Sumber: SINDO

KASAU: Kekuatan Dirgantara Menjadi Tulang Punggung Pembangunan Nasional


Sukhoi Su-27 Flanker TNI AU. (Foto: Australia DoD)

30 Juli 2012,Yogyakarta: Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU), Marsekal TNI Imam Sufaat menyatakan kekuatan dirgantara menjadi tulang punggung pembangunan nasional, karena sekarang ini terjadi pergeseran karakter ancaman yakni perang modern yang mengandalkan teknologi.

"AU sangat berperan dalam perang modern karena perang modern bentuknya mengandalkan teknologi tinggi. Karenanya TNI AU membuat perencanaan pengadaan alutsista sesuai MEF yakni dengan mengisinya dengan pesawat-pesawat terbaik dan radar yang berkualitas canggih," demikian dikatakan KSAU pada upacara peringatan HUT ke-65 Hari Bakti TNI AU di Yogyakarta, Minggu (29/7).

Disampaikan KSAU bahwa pembangunan kekuatan udara didukung teknologi alat utama sistem senjata (alutsista) canggih harus tetap menjadi prioritas tanpa menabrak kebijakan kekuatan pokok minimum (Minimum Essential Force/MEF).

Lebih lanjut, katanya, kekuatan dirgantara sebagai bagian pertahanan negara banyak memengaruhi aspek kepentingan nasional di kancah global. Itu artinya, menurut KSAU, pengelolaan kedirgantaraan nasional harus dilakukan dengan baik sebagai bagian dari komponen kekuatan nasional di bidang pertahanan militer.

"Kekuatan dirgantara kita harus dapat membantu upaya komponen kekuatan negara lainnya seperti diplomasi, ekonomi, dan informasi untuk menghadapi berbagai tantangan dan ancaman dalam membela kepentingan nasional di kancah global antar negara," ujar KSAU.

Dia menyebut, untuk pesawat tempur sekarang ini teknologi tercanggih ada pada pesawat F-22 Raptor milik Amerika Serikat. Pesawat ini memiliki kemampuan untuk tidak terlacak radar (stealth). Pesawat dengan kemampuan yang tak jauh beda adalah F-35 yang digunakan beberapa negara sekutu Amerika Serikat.

"Kita belum ke sana, tapi untuk pesawat antiradar ini kita sekarang sedang membuatnya bekerja sama dengan Korea Selatan, yaitu KFX/IFX. Itu pesawat generasi 4,5," beber Imam.

Terkait realisasi program MEF tersebut, pada 28 Agustus mendatang akan tiba di tanah air empat unit pesawat tempur ringan Super Tucano. Empat unit lainnya akan menyusul dalam kurun tiga bulan setelahnya. Pesawat ini akan berhome base di Sakdron Udara 21 Lanud Abdulrachman Saleh, menggantikan pesawat OV-10F Bronco.


Namun, Imam tak mengesampingkam membangun sebuah angkatan udara yang kuat, diperlukan SDM yang handal. "Juga didukung sumber dana atau anggaran yang tidak sedikit dan pengetahuan akan teknologi tinggi dan modernisasi," sebutnya.

Saat ini, aspek personel dan anggaran serta kebutuhan akan penguasaan teknologi tinggi masih menjadi tatangan tersendiri dalam membangun kekuatan kedirgantaraan, khususnya TNI Angkatan Udara. Tantangan tersebut, kata KSAU, harus dapat dijawab oleh jajaran TNI AU ke depan.

Lebih lanjut dia menuturkan, TNI AU berharap pada realisasi kebijakan MEF melalui rencana strategis lima tahunan. "MEF merupakan jawaban tepat dalam memenuhi kebutuhan modernisasi TNI AU. Melalui pelaksanaannya kita berharap TNI AU yang modernisasi setahap demi setahap mampu kita wujudkan," terang Imam.

Sepuluh Hercules akan Perkuat TNI AU

Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Pertahanan (Kemhan) Brigjen TNI Hartind Asrin mengatakan, pemerintah saat ini sedang dalam proses pengadaan 10 pesawat angkut Hercules bekas dari Australia. Dari jumlah itu, empat hibah dan enam lainnya beli.

”Ada pesawat yang masih bisa terbang, ada yang bisa terbang, tapi setelah sebulan harus diperbaiki. Kita pilih semua di-retrofit di sana, jadi ketika ke sini kondisinya sudah siap semua,”ujarnya.

Dia menuturkan, pengadaan Hercules itu lebih hemat dan efisien dari pada proses perbaikan dilakukan di Indonesia. Meskipun bekas, dia menyebutkan, pesawat-pesawat itu setelah diperbaiki masih sanggup untuk terbang sekitar 15-20 tahun lagi.


Sumber : Suara Karya/SINDO

KRI Yos Sudarso-353 Patroli ke Pulau Terluar



28 Juli 2012, Biak: KRI Yos Sudarso-353 Kapal Markas Guskamlatim meninggalkan Kota Biak menuju Pulau Mapia untuk mendukung kegiatan Tim Inspektorat Jenderal (Itjen) TNI dalam rangka kegiatan pengawasan dan pemeriksaan (Wasrik) terhadap pengamanan terbatas dan pulau-pulau terluar di wilayah Papua dan perbatasan laut Republik Indonesia di Pulau Fanildo, Pulau Brass Kabupaten Supiori dan Pulau Fani Kabupaten Raja Ampat.

KRI Yos Sudarso-353 yang dikomandani Letkol Laut (P) A Wibisono tersebut merupakan Kapal Markas Guskamlatim yang pada saat pelayaran tersebut On Board Komandan Guskamlatim Laksamana Pertama TNI Siwi Sukma Adji dan Asintel Guskamlatim Kolonel Laut (E) Yunus Anis serta Tim Wasrik Itjen TNI. Pada saat pelepasan kapal/ merplug di dermaga Umum Biak Nufor, dihadiri Panglima Kosek Hanudnas IV Biak, Komandan Korem 173/PVB Biak serta para pejabat militer yang berada di Biak Numfor.

Selain mendukung Tim Wasrik Itjen TNI ke Pulau Mapia, KRI Yos Sudarso-353 juga membawa dukungan logistik yang akan diserahkan kepada prajurit yang sedang melaksanakan tugas pengamanan di pulau tersebut. Pulau-pulau terluar biasanya adalah daerah terpencil, miskin bahkan tidak berpenduduk. Keberadaan pulau-pulau ini secara geografis sangatlah strategis, karena berdasarkan pulau inilah batas negara ditentukan.

Pulau Mapia merupakan kepulauan yang langsung berbatasan dengan Republik Palau di Samudera Pasifik. Jarak Pulau Mapia sekitar 240 km dari ibu kota Kabupaten Supiori, tepatnya di utara Papua. Pada masa pemerintahan Belanda termasuk dalam wilayah Residensi Ternate dan sekitarnya.

Nama Mapia sendiri diyakini berasal dari bahasa Sangir, berarti baik. Pulau ini merupakan sebuah pulau karang yang berbentuk cincin dan hanya mungkin didarati pada saat air laut pasang. Gugusan kepulauan terdiri dari lima pulau, yaitu Pulau Pegun atau Mapia (332 ha) yang terluas, Pulau Bras atau Beras (309 ha),Pulau Fanildo (50 ha), Pulau Bras Kecil (6 ha) dan Fanildo Kecil (4 ha). Lingkaran pulau pulau ini ditengahnya membentuk laguna seluas 3.000 m2.

Sumber: Guskamlatim

Petinggi Rosoboronexport dan PT.Krakatau Steel Berkunjung ke Kemhan


27 Juli 2012, Jakarta: Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, Jumat (27/7) menerima kunjungan Wakil Dirjen JSC Rosoboronexport Mr. Victor M Komardin beserta rombongan di Kantor Kemhan Jakarta. Sebelumnya rombongan JSC Rosoboronexport telah bertemu dengan Ketua Komisi I DPR RI Drs. H. Mahfudz Siddiq, M.Si untuk membahas hal yang sama yaitu tentang kontrak dan proses pembelian Sukhoi dan BMP-3F.

Dikatakan Wakil Dirjen JSC Rosoboronexport berdasarkan kontrak disebutkan bahwa pembelian pesawat Sukhoi menggunakan Letter of Credit yang telah disepakati bersama antara kedua belah pihak. Selain itu juga berdasarkan kontrak pesawat Sukhoi gelombang pertama akan tiba di Indonesia sekitar bulan Desember. Namum dikatakan Wakil Dirjen JSC Rosoboron karena pembuatan pesawat Sukhoi memakan waktu satu tahun lamanya maka kemungkinan dua pesawat Sukhoi pertama akan tiba di Indonesia sekitar bulan Mei. Selanjutnya dua Sukhoi berikutnya akan tiba sekitar bulan April dan terakhir bulan Juli.

Selain itu pertemuan juga membahas mengenai draft kerjasama atau Memorandum of Understanding (MoU) antar dua Kementerian Pertahanan yang akan ditandatangani kedua Menhan. Diharapkan draft kerjasama akan ditandatangani kedua Menhan di Rusia dalam waktu mendatang.

Turut hadir mendampingi Menhan Kabadan Ranahan Kemhan Mayjen TNI R. Ediwan Prabowo, S.Ip dan Kapuskom Publik Brigjen TNI Hartind Asrin. Sedangkan wakil Dirjen JSC Rosoboronexport didampingi Dubes Rusia untuk Indonesia Alexander A Ivanov.

Usai bertemu dengan Menhan, Wakil Dirjen JSC Rosoboronexport Rusia ini juga menemui Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan) Sjafrie Sjamsoeddin di ruang Wamenhan. Dalam pertemuan tersebut dibahas tentang perkembangan pengadaan pesawat tempur Sukhoi untuk TNI Angkatan Udara dan Tank BMP-3F untuk mendukung alutsista TNI AL. Selain itu maksud kunjungan dari delegasi Rosoboron Export ini juga untuk membantu mempercepat prosedur keputusan yang belum selesai dari pengadaan pesawat Sukhoi yang rencananya akan datang ke Indonesia pada bulan Desember nanti.

Sementara itu untuk pengadaan Tank BMP-3F juga diupayakan akan dipercepat dengan menggunakan sistem State Kredit dimana prosedurnya harus memerlukan persetujuan dari beberapa pihak, seperti Menteri Pertahanan, Kementerian Keuangan dan Pihak Parlemen. Disamping itu Wakil Dirjen JSC Rosoboron Export sangat berharap peluang kerjasama pengadaan alutsista ini masih terus berlangsung dimasa depan.

Masih dalam rangkaian kunjungan ke Kementerian Pertahanan Delegasi JSC Rosoboron Export tersebut meneruskan kunjungannya ke Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kemhan, Marsdya TNI Eris Herryanto di Kantor Kerjanya.

Wamenhan Menerima Dirut PT. Krakatau Steel

Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin, Kamis (26/7) menerima Direktur Utama PT. Krakatau Steel (Persero) Tbk, Irvan Kamal Hakim bersama Komisaris Utama PT. Krakatau Steel (Persero) Tbk, Zacky Anwar Makarim di kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta.

Dalam kesempatan ini, Direktur Utama PT. Krakatau Steel melaporkan beberapa perkembangan terkait keterlibatan dan dukungan yang diberikan PT. Krakatau Steel dalam rangka meningkatkan kemandirian negara di bidang Alutsista. Dijelaskannya, PT. Krakatau Steel telah ikut memasok kebutuhan bahan baku baja untuk pembuatan produk- produk Alutsista, antara lain ke PT. PAL Indonesia untuk pembangunan tiga unit KCR 60 dan PT. Pindad untuk pembuatan Panser Anoa.

PT. Krakatau Steel juga ikut terlibat dalam pembuatan KCR 40 di PT. Palindo Marine Shipyard di Batam dan pembuatan Kapal Bantu Cair Minyak pesanan TNI AL di PT. Dok dan Perkapalan Kodja Bahari. “Secara prinsip keterlibatan PT. Krakatau Steel cukup intens dalam turut mendukung kemandirian bidang Alutisista”, jelasnya.

Menanggapi laporan tersebut, Wamenhan menyampaikan bahwa Kemhan selaku Pembina industri pertahanan dimana PT. Krakatau Steel juga menjadi salah satu bagian didalamnya, melihat PT. Krakatau Steel dari sisi kontinuitas dan intensifikasi.
 
“Dari sisi kontinuitas diharapkan PT. Krakatau Steel dapat terus memasok bahan baku baja kepada perusahaan industri pertahanan baik itu milik negara maupun swasta. Sedangkan dari sisi intensifikasi diharapkan PT. Krakatau Steel dapat meningkatkan volume dan kualitas dari bahan baku baja yang dihasilkan”, jelas Wamenhan.

Irvan Kamal Hakim belum lama menjabat sebagai Dirut PT. Krakatau Steel (Persero) Tbk kurang lebih baru satu bulan, setelah dilantik pada RUPS Krakatau Steel pada bulan Juni yang lalu, menggantikan Dirut PT . Krakatau Steel (Persero) Tbk Fazwar Bujang. Sebelumnya, Irvan Kamal Hakim menjabat sebagai Direktur Pemasaran PT. Krakatau Steel (Persero) Tbk.

 Turut mendampingi Wamenhan saat menerima Dirut PT. Krakatau Steel (Persero) Tbk antara lain Direktur Jenderal Potensi Pertahanan Kementerian Pertahanan (Dirjen Pothan Kemhan) Dr. Ir. Pos M. Hutabarat, dan Kepala Pusat Komunikasi Publik (Kapuskom Publik) Kemhan Brigjen TNI Hartind Asrin.

Sumber: DMC

Tim VBSS Koarmatim Siap Mengamankan Wilayah Perbatasan Laut



27 Juli 2012, Surabaya: Tim Visit Boarding Search and Seizure (VBSS) Koarmatim siap mengamankan wilayah perbatasan laut, saat gelar latihan disekitar Dermaga Koarmatim, Ujung Surabaya, Jum’at (27/07). Sebanyak empat tim pasukan VBSS bersenjata dilengkapi dengan sarana kendaraan air cepat Rigid Hull Inflatable Boat (RHIB) dikerahkan dalam Latihan Pratugas Satuan Tugas (Satgas) Operasi Perbatasan Laut Tahun 2012.

Tim VBSS tersebut dibekali dan diuji kemampuannya dalam menanggani berbagai permasalahan tindak pelanggaran di wilayah perbatasan laut seperti pembajakan, perompakan, penyelundupan manusia, pembalakan liar, ilegal fishing, pelanggaran batas wilayah maritim dan aksi terorisme di laut. Masing-masing tim beranggotakan 6 personel dan seorang perwira yang menjabat sebagai Komandan Tim.

Untuk mengasah kemampuan naluri tempur agar tetap terjaga dan meningkat, personel yang terlibat dalam VBSS ini melaksanakan latihan pemeriksaan kapal (bording) dengan didampingi pelatih dari Satuan Komando Pasukan Katak (Satkopaska) Koarmatim. Empat tim boarding yang disiapkan oleh Koarmatim terdiri dari satu tim VBSS KRI Untung Suropati-372, KRI Abdul Halim Perdana Kusuma-355, KRI Frans Kaisiepo-368 dan KRI Arun-903.


Pasukan penjaga perbatasan laut ini juga dibekali dengan pengetahuan tentang hukum laut internasional, hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM) dalam menjalankan tugasnya. Selain itu pelatih juga menerapkan prosedur operasional yang sangat ketat dalam menangani berbagai masalah atau gangguan yang menimpa prajurit seperti prosedur keselamatan diri (safety), pengaman personel dan material serta prosedur penanganan terhadap tawanan maupun musuh.

Latihan Pratugas Satgas Pengamanan Laut tahun 2012 ini, dilaksanakan untuk menyikapi masalah yurisdiksi wilayah maritim yang masih sangat problematik, sebagai akibat dari kesulitan-kesulitan yang dihadapi dalam penentuan batas wilayah maritim. Masalah tersebut akhirnya menjadi salah satu potensi konflik karena adanya perbedaan persepsi dasar hukum yang digunakan sebagai dasar penentuan titik – titik batas wilayah negara.

TNI AL sebagai komponen utama pertahanan negara di laut merupakan penindak dan pencegah awal terhadap segala bentuk ancaman lewat laut terhadap kedaulatan dan keutuhan wilayah perairan yurisdiksi nasional. Kesiapsiagaan satuan-satuan operasional TNI AL merupakan suatu tuntutan dan kewajiban dalam menjawab berbagai permasalahan yang timbul di bidang maritim, baik yang bersifat ancaman militer negara lain maupun terhadap ganggunan penegakan hukum di laut yurisdiksi nasional.

Sumber: Dispenarmatim

Empat Super Tocano Tiba Akhir Agustus


27 Juli 2012, Sao Paulo: Bertempat di fasilitas produksi Embraer di Gaveao Peixoto Sao Paulo Brazil, baru-baru ini telah dilaksanakan pemeriksaan pesawat Super Tucano TNI-AU nomor seri produksi 179 dan 180 oleh tim dari Kementerian Pertahanan RI/TNI-AU.

Tim pemeriksa yang dipimpin oleh Letkol Lek Alit Erbawa dengan anggota Letkol Tek Sianturi, Mayor Pnb James Yanes Singal dan Mayor Tek Yani Prasetyo melakukan pemeriksaan pesawat meliputi dokumen, pencocokan komponen pesawat, interior pesawat, pengecatan dan uji terbang.

Adapun uji terbang dilaksanakan baru-baru ini oleh test pilot Embraer, William, yang duduk di kursi depan disertai oleh Komandan Skadron Udara 21, Mayor Pnb James Yanes Singal yang duduk di kursi belakang.

Dalam uji terbang yang setiap sortinya memakan waktu sekitar dua jam, test pilot Embraer melakukan pemeriksaan terhadap berbagai sistem pesawat yang diamati oleh Mayor Pnb James.

Pemeriksaan di darat dimulai dari melihat kondisi fisik pesawat, pemeriksaan instrumen pesawat sebelum dan sesudah mesin dinyalakan dan pemeriksaan kendali pesawat selama taxy. Dalam uji terbang yang dilaksanakan hingga ketinggian 25.000 kaki, diperiksa beberapa sistem pesawat meliputi sistem bahan bakar, tekanan udara, auto pilot, mesin, navigasi, komunikasi, penembakan (simulasi) dan landing gear.

Selain itu diperiksa pula handling pesawat selama dilakukan berbagai maneuver.

Setelah bekerja selama tiga hari, tim pemeriksa menyatakan bahwa pesawat nomor seri produksi 179 dan 180 dalam kondisi baik. Dengan demikian, saat ini empat pesawat Super Tucano TNI-AU telah siap untuk diterbangkan ke Indonesia yang direncanakan akan dilakukan pada pertengahan bulan Agustus.

Super Tucano TT-3101, 3102, 3103 dan 3104 dengan cocor merah desain dari Almarhum Marsda TNI (Purn) F. Djoko Poerwoko akan segera memperkuat Skadron Udara 21 pada akhir bulan Agustus 2012.

Indonesia Pesan 8 Unit Tambahan

TNI AU dan Embraer menandatangani kontrak pembelian 8 pesawat tempur ringan A-29 Super Tucano di Pameran Dirgantara Farnborough, Inggris (10/7).

Kontrak ini termasuk satu unit simulator untuk pelatihan para pilot TNI AU.

Pesawat diharapkan akan diterima TNI AU pada 2014. TNI AU telah memesan 8 unit A-29 Super Tucano pada November 2010 dan empat unit batch pertama akan tiba di Indonesia pada Agustus 2012.

Sumber: TNI AU/Embraer
@Berita HanKam

Kemhan Klaim Alutsista TNI Peringkat Pertama di ASEAN

Peringkat kekuatan militer di dunia tahun 2012 yang dikeluarkan oleh GFP. (Infografis: GFP)

26 Juli 2012, Jakarta: Kementerian Pertahanan Republik Indonesia mengklaim keberadaan alat utama sistem persenjataan (Alutsista) Indonesia saat ini berada di urutan pertama di kawasan ASEAN. Namun, Indonesia harus turun dua peringkat yang sebelumnya 18 menjadi 16 dalam urutan dunia.

"Kalau ASEAN kita pertama. Tapi dunia kita turun. Itu karena alutsista yang tidak efektif," ujar Kepala Pusat Komunikasi Publik (Kapuskom Publik) Kementerian Pertahanan (Kemhan) Brigjend TNI Hartind Asrin, saat ditemui usai acara silaturahmi Kapuskom Publik dengan media massa di kantornya, Kamis (26/7).

Hartind meminta masyarakat untuk memberikan dukungan kepada negara terkait pembelian dan modernisasi alutsista. Sebab, lanjut dia, kebutuhan alutsista adalah kebutuhan negara dalam menjaga kedaulatan.

Dia menjelaskan penggunaan alat-alat tersebut hanya bisa digunakan dalam keadaan darurat militer. "Tapi itu masih standby biasanya. Kalau sudah ada pernyataan perang dari Presiden, baru digunakan," ungkapnya.

Hartind menegaskan dikarenakan alutsista merupakan hard power, maka keberadaan alat persenjataan itu akan menjadi eteren power atau kekuatan penangkal, yakni akan menciptakan rasa khawatir lawan. "Kalau alutsista kita kuat, maka musuh akan mengurungkan niatnya menyerang," kata dia.

Dalam prioritas yang direncanakan, ungkap Hartind, pemerintah tidak akan membeda-bedakan mana yang akan lebih ditingkatkan, baik darat, laut, ataupun udara. Menurut Hartind, ketiga sektor itu haruslah seimbang.

Dia mencontohkan pada sektor darat yang pernah tertinggal. Karena itu, pihaknya berupaya kembali meningkatkan kekuatan dengan menghadirkan Tank MBT Leopard. Namun, Hartind malah mempertanyakan kenapa masyarakat justeru meributkan pengadaan tank-tank tersebut.

Padahal, lanjut dia, tank-tank tersebut bisa membuat deteren power. "Padahal negara lain sudah khawatir kita mau beli MBT Leoprad. Tapi di Indonesia malah diributkan," ujarnya.

sumber:info publik