Pages

Saturday, 2 March 2013

Menhan Diminta Klarifikasi Soal Proyek KFX yang Berhenti

 Menteri Pertahanan RI Purnomo Yusgiantoro.
Menteri Pertahanan RI Purnomo Yusgiantoro. (sumber: ANTARA FOTO)
Jakarta - Fraksi Partai Demokrat meminta Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengklarifikasi soal penghentian sepihak proyek jet tempur Korean Fighter eXperiment (KFX) oleh pihak Korea.

"Menhan perlu klarifikasi semuanya, penyebab batalnya, dan kerugian kita gimana. Lalu solusi dan penyelesaiannya bagaimana. Semua harus dijelaskan ke Komisi I. Gamblang dan transparan," tegas Wakil Ketua Komisi I DPR dari PD, Ramadhan Pohan, di Jakarta, Sabtu (2/3).

Hal itu penting dilaksanakan supaya tak ada spekulasi yang menyimpang dan tak menjadi gosip simpang-siur. Menurutnya, Menhan dan jajarannya harus menjaga agar publik puas terkait munculnya masalah itu.

"Kami harap secepatnya klarifikasi ini dilakukan Kemhan. Komisi I ingin memastikan tak sesenpun terjadi kerugian negara di situ. Menhan harus anggap serius lah masalah ini," tandas dia.

Sebelumnya, Wakil Ketua Komisi I DPR, Tubagus Hasanuddin menyatakan proyek Pesawat Korean Fighter Experiment (KFX) sudah dihentikan secara sepihak. Akibatnya, negara dirugikan sekitar Rp 1,6 triliun dari uang yang sudah disetorkan ke proyek itu.

"Kami sudah mendapatkan informasi, dalam beberapa hari belakangan ini, Pemerintah Korea Selatan sudah membatalkan secara sepihak perjanjian pembuatan pesawat tempur KFX," kata Hasanuddin.

Hasanuddin juga menyatakan pemerintah belum pernah secara resmi membahas proyek itu dengan DPR.

Kerjasama Indonesia-Korea Selatan untuk membangun pesawat supercanggih, yang dianggap jauh lebih canggih dari pesawat tempur F-16, sudah bergulir sejak 2001.

Proyek itu dibiayai secara bersama oleh Indonesia dan Korea Selatan, dengan pihak Indonesia diwajibkan menyetor sekitar 20 persen dari total US$ 8 miliar yang dibutuhkan.

Seorang pejabat Kemhan pernah menyatakan pemerintah sudah menganggarkan Rp 1,35 triliun untuk keperluan proyek itu. Harapannya tahun ini akan ada lima prototipe pesawat tempur yang sudah selesai.

Sumber : Bersatu

Serangan Umum 1 Maret dan kisah Soeharto tak mempan ditembak

Serangan Umum 1 Maret dan kisah Soeharto tak mempan ditembak
 


Serangan Umum 1 Maret 1949 tidak bisa dipisahkan dari sejarah bangsa Indonesia. Peristiwa tersebut menjadi salah satu catatan penting saat Republik ini baru mulai berdiri setelah lepas dari penjajahan Belanda.

Banyak versi seputar Serangan Umum 1 Maret tersebut. Namun demikian, peran Letkol Soeharto tentu tidak bisa dipisahkan dalam perang untuk merebut kembali Ibu Kota Republik Indonesia, Yogyakarta.

Tujuan utama tentu untuk menaklukkan pasukan Belanda serta membuktikan pada dunia Tentara Nasional Indonesia (TNI) masih mempunyai kekuatan untuk mengadakan perlawanan. Alhasil Serangan Umum 1 Maret bisa menunjukkan kepada dunia internasional bahwa tNI masih ada.

Kurang lebih satu bulan setelah Agresi Militer Belanda II, yaitu Desember 1948, TNI mulai menyusun strategi melakukan serangan balik terhadap tentara Belanda yang telah mengambil alih Yogyakarta. Serangan dimulai dengan memutuskan telepon, merusak jalan kereta api, menyerang rombongan konvoi Belanda, serta tindakan perebutan lainnya.

Belanda terpaksa memperbanyak pos-pos di sepanjang jalan-jalan besar yang menghubungkan kota-kota yang telah diduduki. Hal ini berarti kekuatan pasukan Belanda tersebar di pos-pos kecil di seluruh daerah.

Ketika pasukan Belanda sudah terpencar-pencar, barulah TNI melakukan serangan. Puncak serangan dilakukan dengan serangan umum terhadap kota Yogyakarta terjadi pada tanggal 1 Maret 1949, di bawah pimpinan Letnan Kolonel Soeharto.

Tepat pukul 6 pagi, serangan mulai dilancarkan ke seluruh penjuru Yogyakarta. Serangan itu telah mendapat persetujuan dari Sri Sultan Hamengkubuwono IX, Kepala Daerah Istimewa Yogyakarta.

Dalam buku 'Pak Harto Untold Stories' karya Mahpudi Cs, Soerjono yang saat itu menjadi staf Letkol Soeharto menyebut bahwa serangan umum 1 Maret sudah sangat dipersiapkan secara matang. Sejak sore hari para prajurit TNI telah memasuki Kota Yogyakarta dengan menyusup. Pos komando ditempatkan di desa Muto. Malam hari, menjelang serangan umum itu, pasukan telah merayap mendekati kota.

"Sebelum serangan dilakukan, Pak Harto sering mengirim telik sandi (mata-mata) ke Kota Yogyakarta dan Keraton. Para komandan pun sering dipanggil untuk mematangkan strategi perang gerilya," ujar Soejono.

Pagi hari sekitar pukul 06.00, sewaktu sirene tanda jam malam berakhir berdering, serangan segera dilancarkan ke segala penjuru kota. Dalam penyerangan ini Letkol Soeharto langsung memimpin pasukan dari sektor barat sampai ke batas Malioboro.

Wilayah barat dipimpin Ventje Sumual, Selatan dan Timur dipimpin Mayor Sardjono, Utara oleh Mayor Kusno . Di wilayah kota sendiri ditunjuk Letnan Amir Murtono dan Letnan Masduki sebagai pimpinan. TNI berhasil menduduki kota Yogyakarta selama 6 jam. Tepat pukul 12.00 siang, pasukan TNI mengundurkan diri.

"Saya merasakan langsung kepemimpinan Pak Harto sejak perencanaan hingga pelaksanaan Serangan Umum 1 Maret," terang Soerjono.

Soerjono juga mengaku jauh sebelum peristiwa Serangan Umum Satu Maret, dirinya sudah lama ikut Soeharto bergerilya di hutan-hutan. Soeharto pun selalu tampil di depan saat bertempur melawan Belanda.

"Pada saat itu, Pak Harto seolah-olah memiliki kekuatan mental yang luar biasa. Boleh percaya atau tidak, tetapi Pak Harto seperti tidak mempan ditembak. Pak Harto selalu di barisan depan jika menyerang atau diserang Belanda. Saya sering diminta menempatkan posisi diri di belakang beliau," ujar Soerjono di halaman 99 buku tersebut.

"Saya ingat kata-kata Pak Harto, kalau takut mati tidak usah ikut perang," terangnya.

Sebelum meninggal pada tahun 2008 lalu, Soerjono pun sempat menyayangkan beberapa orang yang meragukan peranan Soeharto dalam peristiwa Serangan Umum 1 Maret 1949. Menurutnya mereka yang mempersoalkan tersebut karena tidak menyukai Soeharto.

"Saya sendiri merasakan keikhlasan Pak Harto pada saat perang dan terus berjuang membangun Indonesia ini. kelak generasi penerus akan melihat nilai-nilai positif yang sudah pasti di Lakukan Soeharto untuk Indonesia," terangnya.

Sumber :: Merdeka

Menhan Sarankan Presiden SBY Low Profile di Eropa Timur


Metrotvnews.com, Jakarta: Presiden Susilo Bambang Yudhoyono akan mengunjungi Eropa Timur selama lima hari mulai pekan depan. Sebelum berangkat, Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro memberikan pandangan tentang kekuatan alat utama sistem persenjataan (alutsista) Indonesia. Ia menyarankan Presiden SBY low profile di antara negara yang sedang terbelit krisis itu.

"Tadi saya diminta datang, diminta laporan apa yang dilakukan untuk nanti perjalanan ke Jerman dan Eropa Timur. Sebaiknya kita juga low profile di sana, karena memang mereka kan negara-negara Eropa sekarang kan juga sedang krisis. Jadi saya beri masukanlah mengenai dari sisi pertahanan kepada Presiden," kata Purnomo usai menemui Presiden di Komplek Istana Presiden, Jumat (1/3).

Purnomo menerangkan alutsista Indonesia saat ini banyak juga yang dibeli dari negara Eropa Timur, termasuk dari Jerman. Ia mengingatkan banyak alutsista Indonesia yang masih digunakan saat ini berasal dari Eropa Timur dan masih kuat digunakan.

Untuk kekuatan alutsista, Purnomo menilai Indonesia sudah lebih baik kondisinya ketimbang negara Eropa Timur, terkecuali Jerman. Meski begitu, ia tidak menampik jika nanti ada kerja sama dalam pengadaan alutsista.

"Coba nanti dilihat kerja samanya bagaimana, karena kan kalau alutsista dari Eropa Timur itu murah tapi memang framenya itu bagus. Jadi lebih kuat alat-alatnya," terang Purnomo yang tidka ikut dalam kunjungan tersebut.

Dikatakan Purnomo, kondisi alutsista Indonesia saat ini sudah bisa dibandingkan dengan negara tetangga lainnya. Ia bahkan sesumbar kekuatan dan keahliannya sudah seimbang.

"Sebetulnya (alutsista) imbang juga. Kayak Sukhoi, itu sebetulnya Sukhoi yang kita punya compareable untuk F15 dimana negara tetangga kita kan juga punya F15. Bahkan kemarin waktu latihan bersama di Australia dengan Super Hornet, kita cukup bisa menyeimbangi mereka, cukup baik," tutup Purnomo.(Dsy)

Sumber Metrotv

Pemerintah Jajagi Kerja Sama Alutsista dengan Eropa Timur

Wahyu Wening / Jurnal Nasional
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (tengah) didampingi Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro (kedua kanan) di antara alutsista produksi PT Pindad saat membuka Pameran Alutsista di Jakarta
Jurnas.com | MENTERI Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengatakan pemerintah akan menjajaki kerja sama pengadaan alat utama sistem persenjataan (Alutsista) dengan negara Eropa Timur, khususnya Hongaria. Ini lantaran Alutsista dari Eropa Timur terkenal murah tapi memiliki teknologi yang seimbang dengan alutsista produksi negara diluar kawasan itu.

"Perwira kita itu dari dulu terbiasa dengan Alutsista dari negara Eropa Timur, jadi kita coba jajaki peluang kerja samanya," kata Purnomo saat ditemui di Istana Negara, Jakarta, Jumat (29/2).

Penjajakan kerjasama Alutsista tersebut akan dilakukan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat kunjungan kenegaraan ke Berlin (Jerman) dan Budapest (Hungaria) pekan depan.

Menurut Purnomo, teknologi alutsista Eropa timur tidak kalah dengan Alutsista milik Amerika Serikat. Semisal, Sukhoi buatan Rusia seimbang dengan pesawat tempur F-16 milik negeri Paman Sam. "Karena saya tidak ikut, maka, itu saya sampaikan ke Presiden," katanya.

Dia memerkirakan, pemerintah hanya akan menghabiskan setengah dari total anggaran penyediaan Alutsista yang disediakan untuk periode 2010-2014 yang sebesar Rp156 triliun. Soalnya, anggaran tersebut hanya akan diprioritaskan untuk membeli Alutsista yang bergerak, semisal kendaraan tempur, kendaraan taktis, pesawat tempur, pesawat angkut, dan sejenisnya.

Sumber Jurnas

KASUM TNI KUNJUNGI PUSLATPUR MARINIR BALURAN



Kepala Sataf Umum TNI Marsekal Madya TNI Daryatmo, S.IP melakukan kunjungan kerja ke Pusat Latihan Tempur Korps Marinir Baluran, Karangtekok, Situbondo, Kamis, (28/2).
Dalam kunjungannya kali ini, Kasum TNI didampingi Komandan Kodiklat TNI Mayjen TNI Chaidir Serunting Sakti, M.Sc, Waasops Panglima TNI Laksma TNI Widodo dan Komandan Pasmar-1 Brigjen TNI (Mar) Siswoyo Hari Santoso.
Kedatangan Kasum TNI tersebut disambut oleh Komandan Puslatpur Baluran Mayor Marinir Agus Gunawan Wibisono dan beberpa pejabat dari Pasmar-1, Kodiklat TNI, Divisi-2 Kostrad, Koopsau-2, Armatim serta Pemda Kabupaten Situbondo.
Kunjungan Kasum TNI ke Puslatpur Baluran tersebut dalam rangka mengecek kesiapan sarana dan prasarana yang akan digunakan dalam latihan gabungan TNI tahun 2013. Kunjungan diawali dengan melihat pantai Banongan yang akan digunakan sebagai tempat pendaratan amfibi, kemudian dilanjutkan dengan meninjau pelabuhan Jangkar yang akan digunakan untuk bongkar umum, usai dari pelabuhan Jangkar dilanjutkan dengan mengecek kesiapan Mess Keris Samudera yang akan digunakan sebagai sarana pendukung dalam Latihan Gabungan TNI 2013.
Dalam kesempatan tersebut, Kasum TNI beserta rombongan juga meninjau daerah yang akan digunakan sebagai tempat manuver pasukan dan Alutsista TNI dari titik tinjau T.12, setelah meninjau dari T.12, Kasum TNI meninjau Mako Puslatpur Baluran dan barak pasukan.
Seluruh rangkaian kunjungan diakhiri dengan pelepasan oleh Komandan Puslatpur Baluran beserta pejabat laiinya, setelah sebelumnya Kasum TNI menerima jajar kehormatan dari para prajurit Puslatpurmar Baluran.Kasum TNI beserta rombongan kemudian bertolak ke Surabaya dengan menggunakan Helly Super Puma milik TNI AU.

Sumber : Marinir

Pangarmatim Tinjau Kesiapan Arsenal Dukung Latgab TNI 2013

 
Untuk mendukung kesiapan Latihan Gabungan (Latgab) TNI 2013, Panglima Komando Armada RI Kawasan Timur (Pangarmatim) Laksamana Muda TNI Agung Pramono, S.H, M.Hum meninjau Arsenal Batuporon, Selasa (26/2). Untuk mensukseskan hajatan besar tersebut, Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim) juga telah melakukan beberapa latihan parsial pada tiap unsur maupun pada tiap satuan. Hal yang tidak kalah penting dalam persiapan ini, adalah mengetahui kesiapan persenjataan yang akan dipergunakan dalam latihan gabungan TNI yang rencananya akan dilaksanakan pada bulan Mei mendatang.

Dalam kunjungannya ini Pangarmatim didampingi Asintel, Asops dan Aslog Pangarmatim serta para Komandan Satuan dan Komandan Unsur yang terlibat dalam latihan gabungan nanti. Rombongan diterima oleh Kepala Arsenal Kolonel Laut (E) Endarto Pantja Irianto,  S.T., M.T. dilanjutkan dengan paparan mengenai tugas dan tanggung jawab Arsenal di Ruang Rapat Mako Arsenal.


Dalam paparannya Kepala Arsenal menyampaikan, bahwa Arsenal yang merupakan unsur pelaksana teknis Dinas Senjata dan Elektronika TNI Angkatan Laut (Dissenlekal) bertugas melaksanakan dukungan material senjata, amonisi dan senjata khusus kepada semua unsur/satuan pemakai TNI Angkatan Laut. Selain itu Arsenal juga bertugas untuk melaksanakan penerimaan, penataan, pengujian, pemeliharaan dan perbaikan, distribusi, pencelaan serta penghapusan terhadap material senjata maupun amonisi TNI Angkatan Laut.

Kemudian Pangarmatim dan rombongan dengan didampingi Kepala Arsenal dan perwira Arsenal melaksanakan peninjauan ke beberapa ruangan dan fasilitas yang dimilki Arsenal. Melihat dari kelengkapan dan kesiapan baik material maupun personel, maka Arsenal siap mendukung pelaksanaan Latihan Gabungan TNI tahun 2013.
 
Sumber : Kormartim

KRI Teluk Bone-511 Angkut Pasukan ke Atambua


Jakarta : Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Teluk Bone - 511, hari ini Senin (28/1) berangkat menuju Atambua dengan membawa 650 personel TNI Angkatan Darat. Pemberangkatan Satuan Tugas (Satgas) ini dilepas dalam upacara militer yang digelar di Dermaga Madura, Koarmatim, Ujung, Surabaya. Dengan Inspektur Upacara (Irup) Panglima Divisi 2 Kostrad Mayor Jenderal TNI Setyo Sularso.

Personel TNI yang dikirim ke Atambua perbatasan Republik Indonesia dengan Timor Leste itu merupakan pasukan Komando Strategi Angkatan Darat (Kostrad) dari Batalyon 503 Mojosari, Jawa Timur. Pasukan ini akan bertugas sebagai penjaga perbatasan selama 6 bulan ke depan dipimpin oleh Mayor Inf Fredino Jamin Silalahi.

Upacara pemberangkatan pasukan penjaga perbatasan ini, dihadiri oleh Kepala Staf Koarmatim Laksma TNI Darwanto S.H., M.A.P, Komandan Gugus Tempur Laut Wilayah Timur (Dan Guspurlatim) Laksma TNI Ari Soedewo S.E., serta para perwira yang lainnya.


Sumber Kormartim

KOMANDAN KORPS MARINIR TINJAU PEMBANGUNAN MAKO PASMAR-3



Komandan Korps Marinir Mayor Jenderal TNI (Mar) A. Faridz Washington meninjau pembangunan Mako Pasmar-3 di Sorong, Rabu, (27/2).
Dalam kunjungannya kali ini, Dankormar didampingi Asintel Dankormar Kolonel Marinir Imam Sopingi, Asops Dankormar Kolonel Marinir Kasirun Situmorang, Asrena Dankormar Kolonel Marinir I Wayan Ari Wijaya dan Kolonel Marinir Purwadi.
Kedatangan Komandan Korps Marinir beserta rombongan disambut oleh Komandan Lanal Sorong Kolonel Laut (P) Irvansyah di bandara DEO Sorong. Kemudian dilanjutkan dengan meninjau langsung pembangunan Mako Pasmar-3 yang berada di KM 16 Kota Sorong. Usai meninjau pembangunan Mako Pasmar-3, orang nomor satu di korps Baret Ungu tersebut juga meninjau Mako Brigif-3 Marinir yang berada di Katapop Distrik Salawati Kabupaten Sorong.
Selain mengunjungi pembangunan Mako Pasmar-3, sebelumnya Komandan Korps Marinir juga mengunjungi kesiapan prajurit Korps Marinir yang berada di Merauke dan di Jayapura.

Sumber : Marinir

Friday, 1 March 2013

Alutsista Milik Indonesia Sudah Lengkap?

Jakarta | Menteri Pertahanan (menhan) Purnomo Yusgiantoro mengatakan, alutsista yang mempunyai efek penggentar (deterrence) milik Indonesia sudah lengkap. Apalagi, kesepakatan soal pembelian main battle tank (MBT) Leopard dari Jerman menurutnya sudah final.

"Untuk deterrence saya kira kita sudahlah (lengkap)," kata Menteri Pertahanan Purnomo di komplek kantor presiden, Jakarta, Jumat (1/3).

Selain tank leopard yang berberat 60 ton yang berjumlah lebih seratus unit, Indonesia juga sudah memesan tank medium dibawah leopard dengan berat 30 hingga 40 ton. Selama ini Indonesia hanya punya light tank.

"Sudah (tank disetujui) bagian paket dan kita sudah punya satuan rudal," kata Purnomo lagi.

Pada akhir kabinet diperkirakan sistem penggentar Indonesia sudah lengkap yang mana kebanyakan alustsista tersebut dipasok dari Jerman. 

Untuk saat ini, Alutsista penggentar yang dimiliki Indonesia antara lain, pesawat grobb, satuan rudal dengan jangkauan 300 kilometer dan 150 kilometer, helikopter Puma yang bisa digunakan untuk penggunaan keperluan militer dan sipil, jet heavy fighter dan jet light fighter, main battle tank, medium battle tank dan light battle tank.

"Sekarang sedang proses akhir (leopard). Kita kan akan dapatkan cukup banyak dari sana (Jerman). Pokoknya lebih dari seratus dan itu sudah cukup efek penggentarnya," tutupnya.






Sumber : Berita satu

Ketegasan Soekarno dan Pesawat Rusia

Saat umur republik baru belasan tahun, Indonesia sudah memiliki pesawat kepresidenan. Pesawat yang dipakai Presiden Soekarno awal 60-an adalah Ilyushin Il-18 buatan Uni Soviet.

Pesawat ini adalah pemberian dari pemerintah Uni Soviet atau kini Rusia. Di dalam negeri, pesawat yang selalu membawa Bung Karno ke seluruh Nusantara ini, kemudian diberi nama Dolok Martimbang.

Sebelum menggunakan pesawat Rusia itu, Soekarno pernah punya masalah soal burung terbang dengan negeri Lenin itu. Pernah suatu saat Soekarno berencana mengunjungi Soviet dengan menggunakan pesawat PanAm jenis DC-8 buatan Amerika Serikat, musuh Soviet dalam perang dingin.

Rencana itu jelas membuat pemimpin Soviet Nikita Kruschev keberatan. Pemerintah Soviet saat itu langsung mengajukan usul akan menjemput sang proklamator di Jakarta menggunakan pesawat Soviet yang lebih megah, yakni Ilyushin L.111.

Bukan Soekarno namanya kalau mau didikte asing. Alih-alih luluh dengan bujukan Sang Kamerad, Bung Karno malah mengancam akan membatalkan kunjungannya ke Negeri Beruang Merah itu. Maklum, saat itu republik memang sedang jadi rebutan antara Blok Timur yang dipimpin Soviet dan Blok Barat yang dipimpin AS.

Akhirnya Soviet pun mengalah. Akan tetapi, Soviet tidak mau kehilangan akal. Mereka tetap tidak mau terlihat ada pesawat buatan kapitalis yang mendarat di negeri komunis itu. Alhasil, saat PanAm DC-8 yang ditumpangi Soekarno mendarat di Bandara Moskow, petugas Air Traffic Controller langsung mengarahkan pesawat parkir tepat di antara dua pesawat terbang raksasa negara itu. Jadilah pesawat PanAm itu tampak kecil diapit oleh Ilyushin L.111.

Setelah itu, Kruschev yang menjemput Bung Karno di lapangan terbang, masih menyindir, "Hai, Bung Karno! Itukah pesawat kapitalis yang engkau senangi? Lihatlah, tidakkah pesawat-pesawatku lebih perkasa?"

Mendengar ucapan pengganti Stalin itu, Bung Karno hanya tersenyum lebar dan menjawab, "Kamerad Kruschev, memang benar pesawatmu kelihatan jauh lebih besar dan gagah, tetapi saya merasa lebih comfortable dalam pesawat PanAm yang lebih kecil itu."

Ketegasan Soekarno membuat Kruschev makin kagum pada sosok pemimpin yang sudah kondang ke seantero dunia tersebut. Di kemudian hari, lobi yang dilakukan Soekarno bahkan sukses mendatangkan berbagai peralatan tempur dari Soviet untuk memperkuat TNI. Berkat aneka persenjataan Soviet itu, kekuatan militer RI saat itu menjadi salah satu yang terkuat di Asia Selatan.

Cerita Bung Karno soal pesawat Soviet ini seakan membantah anggapan Barat bahwa pemimpin besar revolusi tunduk oleh kekuatan kiri. Sikap Bung Karno yang tidak mau tunduk dalam hal kecil (pesawat), semakin menegaskan sikap republik yang memilih jalan nonblok. Bagaimana dengan pemimpin sekarang?

Sumber:Terindikasi

MUI dan Usul Pembubaran Densus 88


Keberadaan Detasemen Khusus 88 Mabes Polri mulai dipertanyakan.
Anggota Detasemen Khusus 88 Polri 
 
VIVAnews - Keberadaan Detasemen Khusus 88 Antiteror Mabes Polri dipertanyakan. Alih-alih memberantas kejahatan terorisme, justru dalam melaksanakan tugasnya, Densus 88 dinilai banyak melanggar hak asasi manusia (HAM).

Tindakan yang dilakukan anggota Densus 88 saat mencurigai pihak-pihak yang diduga pelaku teror, lebih banyak berujung kematian. Aksi serampangan ini yang dinilai sebagai pelanggaran HAM.

Oleh karena itu, sejumlah organisasi Islam yang tergabung dalam naungan Majelis Ulama Indonesia (MUI) menuntut evaluasi dan reformasi lembaga milik Polri itu. Bahkan, bila perlu, Densus 88 dibubarkan.

"Kalau dari sudut MUI, kami sepakat Densus 88 dievaluasi. Bila perlu dibubarkan, diganti dengan sebuah lembaga dan pendekatan baru yang bersama-sama memberantas terorisme, karena terorisme merupakan musuh bersama," kata Wakil Ketua MUI, Din Syamsuddin di Mabes Polri, Jakarta, Kamis 28 Februari 2013.

Din menegaskan, semua pihak pasti setuju dan mendukung pemberantasan terorisme. Karena terorisme tidak diajarkan dalam agama apapun, dan terorisme adalah musuh bersama. "Tetapi penanganannya jangan sampai melanggar HAM dan apalagi menyentuh, merusak nilai-nilai agama."

Bagaimana cara mereformasi atau bahkan membubarkan satuan yang dibentuk 26 Agustus 2004 itu, MUI menyerahkannya ke Polri dan pemerintah. Mengenai tercantumnya pembentukan lembaga Densus 88 di dalam undang-undang, ia menilai, bila perlu UU tersebut perlu diamandemen. "Itu juga bagus. Kita lihatlah, kami serahkan ke kawan-kawan di DPR," kata dia.

Densus 88 dibentuk untuk melaksanakan Undang-undang No. 15 Tahun 2003 tentang penetapan Perpu No. 1 Tahun 2002 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme, yaitu dengan kewenangan melakukan penangkapan dengan bukti awal yang dapat berasal dari laporan intelijen manapun selama 7 x 24 jam.

Dengan adanya reformasi atau bahkan pembubaran Densus dan menggantinya dengan lembaga yang lebih baik, diharapkan stigmatisasi terorisme yang selama ini diidentikkan dengan Islam bisa dihilangkan. "Yang paling jadi konsen kami bahwa pemberantasan terorisme itu dikaitkan dengan agama, ini stigmatisasi terhadap Islam," tuturnya.

Din menuturkan, setelah terjadinya stigmatisasi, Islam menjadi buruk. Selain itu, bangunan dakwah yang sudah dibangun para ulama roboh. "Ini kerugian besar bagi umat Islam yang tak bisa kami bayar," ucapnya.

"Kami pesankan sekali pendekatan Densus 88 jangan over acting, apalagi melakukan pelanggaran HAM. Tidak mungkin penegak hukum dilakukan dengan melanggar hukum itu sendiri," kata Din.

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Said Aqil Siroj sebelumnya juga mendesak agar dalam menangani kasus dugaan terorisme di Tanah Air, Densus 88 menghindari sikap represif.

"Densus 88 harus bisa lebih profesional. Penanganan terorisme tidak bisa dengan cara-cara represif saja," ujar Said Aqil, Selasa 8 Januari 2013.

Dia menyatakan, NU sangat mendukung pemberantasan terorisme, namun harus dengan cara-cara yang baik. "Saya tegaskan terorisme harus ditindak tegas, tapi jangan sampai cara-caranya justru menimbulkan trauma bagi masyarakat yang tidak bersalah," katanya.

Usulan evaluasi bahkan pembubaran Densus 88 oleh MUI dan sejumlah ormas Islam ini enggan ditanggapi Polri. Polri belum menerima usulan itu secara langsung.

"Kami belum dengar usulan yang sifatnya seperti itu," kata Kepala Biro Penerangan Umum Mabes Polri Brigadir Jenderal Polisi Boy Rafli Amar, Kamis 28 Februari 2013.

Boy membantah selama ini Densus 88 tidak taat hukum saat melakukan penangkapan tersangka teroris. Menurutnya, selama ini, penangkapan terhadap tersangka teroris sudah melalui proses yang panjang. "Bukan asal tangkap. Itu hasil penyelidikan panjang," katanya.

Meski begitu, dugaan-dugaan itu dianggapnya sebagai koreksi untuk institusi Polri agar dalam menjalankan tugas profesionalnya, selalu mengedepankan aturan. "Bagi kami yang penting jalankan SOP (Standar Operasional Prosedur), bekerja sesuai SOP, ini yang harus dijaga," tuturnya.

Menurut Boy, masalah pelanggaran HAM yang dilakukan anggota Densus 88 akan diselesaikan dalam lingkup internal. Pada proses itu pun, juga melibatkan perwakilan ormas. "Akan disampaikan bagaimana langkah hukumnya, atau bahkan diikutkan sidang," ucapnya.

Sejak dulu, kata Boy, Polri selalu memiliki semangat keterbukaan terhadap kasus-kasus hukum yang melibatkan anggotanya.

Video pelanggaran HAM
Organisasi Islam di bawah naungan MUI juga menemui Kapolri Jenderal Timur Pradopo untuk melaporkan dugaan pelanggaran HAM berat yang dilakukan anggota Densus 88, Kamis 28 Februari 2013.

Wakil Ketua Umum MUI, Din Syamsuddin mengatakan dalam pertemuan yang berlangsung sekitar 1,5 jam itu, pihaknya menyerahkan rekaman video kekerasan terhadap teroris.

"Kami datang melaporkan ada bukti berupa video yang mengandung gambar tentang pemberantasan terorisme. Kami tidak tahu di mana dan kapan tetapi sangat jelas mengindikasikan pelanggaran HAM berat. Oleh karena itu kami minta ditindaklanjuti," kata Din.

Din menceritakan, dalam video itu menampilkan penyiksaan yang dilakukan anggota Densus 88 terhadap orang yang disangka teroris.

"Luar biasa penindasan itu, diikat kaki dan tangannya, ditembak, diinjak-injak. Dan ada yang bernada nuansa keagamaan 'Anda kan mau mati, beristighfar lah'. Itu ajaran agama mana? Mengajak orang istighfar tapi tak diselamatkan?" ujarnya.

Dia yakin, video kekerasan Densus 88 terhadap orang yang disangka teroris itu sudah banyak beredar. "Bahkan sudah banyak yang sampaikan kepada saya bahwa sudah sampai juga ke tangan DPR, Komnas HAM bahkan di media. Tapi bagi saya barang bukti tak terlalu penting, tapi bagaimana respon Kapolri. Kami datang baik-baik dan dapat perhatian sewajarnya," ujarnya.

Kepala Biro Penerangan Umum Mabes Polri Brigadir Jenderal Polisi, Boy Rafli Amar mengatakan, untuk memastikan gambar dalam video itu, terlebih dulu akan dilakukan penelitian.

"Tadi pak Kabareskrim juga ikut dalam pertemuan. Dalam pertemuan itu Kapolri mengarahkan ke Kabareskrim untuk menelusuri lebih lanjut," kata Boy.

Ia menuturkan, video itu mudah diteliti dan pelaku mudah ditelusuri karena tampak jelas terlihat mereka berpakaian seragam. "Memang (video) tidak fokus pada wajah anggota ya, tapi lebih pada mereka yang diamankan," tuturnya.

Polri, kata Boy, melihat adanya kemungkinan bahwa video ini berkaitan dengan kasus pelanggaran HAM di Palu, Sulawesi Tengah. Namun kasus ini sebelumnya pernah dilaporkan Komnas HAM ke Kapolri. "Diduga video itu diambil di tempat yang ada kemiripan seperti yang terjadi di Palu."

Apabila benar video itu terkait dengan kasus pelanggaran HAM oleh anggota Polri di Palu itu, menurut Boy, Polri sudah mengambil langkah hukum. Para anggota Polri yang jadi tersangka akan disidangkan pada awal Maret 2013.

"Setelah terjadi penembakan Brimob saat ini sudah dilakukan pemeriksaan terhadap 18 anggota Polri, 9 masyarakat sudah diambil keterangan, masih ada 5 masyarakat diharapkan memberikan keterangan tapi belum datang ke Propam," jelasnya.

Boy pun membantah pernyataan MUI soal penembakan dan perilaku keji anggota Densus 88 terhadap tersangka teroris dalam rekaman video itu. Menurutnya, dalam video berdurasi lima menit tersebut hanya tampak adegan pemukulan.

"Saya lihat dipukul, saya tidak lihat ditembak atau diinjak. Tidak fokus videonya, dalam gambar ada sekitar 3-4 orang. Kelihatan ada dua korban, hanya 1 yang difokuskan," kata Boy.

Meski begitu, Boy mengapresiasi laporan dan masukan yang diberikan MUI dan ormas-ormas Islam kepada Polri terkait proses penegakan hukum yang harus menghindari pelanggaran HAM.

Selama tahun 2012, Densus 88 berhasil menangani 14 kasus tindak pidana terorisme. Sekitar 10 orang di antaranya tewas saat proses penangkapan, 68 orang diproses hukum.

Sementara, di awal tahun 2013, Densus 88 menembak mati tujuh orang terduga teroris di Sulawesi Selatan dan Nusa Tenggara Barat. Dua terduga teroris yakni Hasan alias Kholik dan Syamsuddin alias Asmar alias Buswah tewas di Makassar pada Jumat 4 Januari 2013.

Kemudian, penangkapan terduga teroris di Bima, tepatnya perbatasan antara Dompu dan Bima, dilakukan terhadap dua orang, yaitu Roy yang merupakan warga Makassar, dan Bachtiar yang merupakan warga Bima. Keduanya ditembak mati karena melawan saat ditangkap.
Sementara di Dompu, tepatnya Dusun Kandai Gintei Kecamatan Woja Kabupaten Dompu, polisi menembak mati tiga terduga teroris lainnya. [Baca: Setelah 7 Terduga Teroris Tewas Ditembak] (eh)

Sumber : VIVA.co.id

Jet Prancis Atraksi Aerobatik di Langit Borobudur


Breitling Jet Team Siap Beraksi di Jakarta
Brietling Jet Team Diatas Borobudur
 Yogyakarta - Tujuh pesawat jet tempur latih L-39 Albatros dengan tujuh pilot dan tujuh teknisi bermanuver di atas Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Kamis, 28 Februari 2013. Misi dari atraksi aerobatik Breitling Jet Tim yang berbasis di Prancis itu adalah menghibur di atas angkasa, sekaligus mempromosikan pariwisata Indonesia.

Di atas Candi Borobudur dilakukan pemotretan candi Buddha terbesar dan menjadi ikon pariwisata Indonesia. Selanjutnya, tim aerobatik itu menuju Halim Perdana Kusuma Jakarta. "Kami akan melakukan sekitar 50 demonstrasi air show selama 25 menit," kata ketua tim pilot Breitling Jet, Tim Jaques Bothelin, di Sheraton Mustika Hotel Yogyakarta, Rabu malam, 27 Februari 2013.

Atraksi aerobatik dengan tujuh pesawat terbang jenis jet itu merupakan rangkaian tur di Asia. Tim ini merupakan tim aerobatik sipil yang reputasinya sudah mendunia. Kecepatan pesawat saat bermanuver mencapai 750 kilometer per jam.

Tujuh pesawat terbang itu sudah mendarat di Bandara Adisutjipto Yogyakarta pada Selasa lalu. Misi mereka yang menarik adalah menghibur masyarakat dari langit. Manuver-manuver dalam atraksi aerobatik itu antara lain formasi black diamond, rocket, dan melakukan manuver apache roll dan ocean masterwave. Pertunjukan diakhiri dengan kembang api yang sangat menakjubkan.

Kecepatan, ketepatan, dan keberanian merupakan prinsip dalam aerobatik. Dalam aerobatik pilot dituntut memiliki kedisiplinan tinggi agar menghasilkan pemandangan yang menakjubkan dan bisa dinikmati masyarakat. Aerobatik merupakan perpaduan antara memampuan teknis, penguasaan, dan kemahiran menerbangkan pesawat. "Angka tujuh itu kami pilih karena dalam formasi aerobatik maksimal tujuh pesawat terbang," kata Jaques dalam bahasa Inggris yang diselingi dengan bahasa Prancis.

Dengan koordinasi yang akurat, seluruh tampilan menghasilkan pesona luar biasa. Pilot bekerja dengan sinkronisitas total mengisi langit dengan gulungan, formasi, dan bergerak menentang gravitasi.

Tour Asia Tenggara Breitling Jet Team dimulai di Filipina, 21 Februari 2013. Sebelum datang di Yogyakarta, ketujuh pesawat jet itu singgah di Pontianak. Setelah pemotretan Candi Borobudur dari, tim itu akan menghiasi langit Jakarta dengan manuver atraksi aerobatik pada 2 Maret 2013 melalui Bandar Udara Halim Perdana Kusuma. "Untuk sampai ke Indonesia kami menempuh jarak 12 ribu kilometer. Ini perjalanan yang sangat panjang dan singgah 50 kali di bandar udara di banyak negara," kata dia.

Menurut dia, saat berada di Adisutjipto mereka juga bertemu dengan Jupiter Aerobatic Team milik Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara. Mereka berbagi pengalaman dan pengetahuan soal aerobatik. Saat pesawat jet itu berada di suatu tempat, juga dilakukan pemotretan keindahan alam dan Candi Borobudur.

Usai menghiasi langit di atas Borobudur dan Jakarta pada 2 Maret 2013, tim itu akan bermanuver dan menghiasi langit Singapura pada 6 Maret, Malaysia pada 13 Maret. Lalu tim itu menuju dan menghiasi langit Thailand pada 18 Maret 2013. Selanjutnya, mereka akan mengakhiri tur ke Zhuhai di Cina.

Bernard Cherbound, ketua teknisi Breitling Jet Team, menyatakan kondisi pesawat terbang harus fit dan dipastikan tidak ada gangguan. Memang, meskipun jauh dari homebase-nya di Prancis, tim teknis selalu sigap. "Kami jauh dari homebase, kami harus memastikan kondisi pesawat siap terbang," kata dia.

Sumber : Tempo

Berangkat ke Berlin & Hungaria, Presiden SBY Jajaki Kerja Sama Alutsista

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhVgbqILB6WPQvGRtS_9x9IJx_EMNfFXLBmhWceJTixkNYFjifSmpHjC1tKK36xGubyYtvyXd7xGlJwmeBdowE0HTiE104_TylZNBilLuvrTxzuUwgJxT6HaE1nqcN8XXnZQPVNCGv_CHY/s1600/1.jpg

Jakarta : Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Ibu Ani Yudhoyono akan melakukan kunjungan kenegaraan ke Berlin, Jerman dan Budapest, Hungaria pada 3-8 Maret 2013 mendatang. Indonesia akan menjajaki kerja sama alat utama sistem pertahanan (alutsista) dengan dua negara eropa timur tersebut.

"Ya kan kita kaitannya banyak sekali dengan Jerman, kita ada pesawat latih untuk TNI AU, ada beberapa lagi alutsista dari sana. Jadi saya beri masukan lah mengenai dari sisi pertahanan kepada presiden. Terkait dengan nanti kunjungan beliau ke sana. Kalau ke Hungaria kita katakan bahwa kalau TNI kita dari dulu terbiasa dengan alat-alat dari blok timur. Karena itu kan sisa-sisa yang terjadi pada tahun 1965-an itu kan perwira perwira kita menggunakan alutsista dari timur," ujar Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro usai bertemu dengan Presiden SBY di Istana Negara, Jakarta, Jumat (1/3/2013).


Purnomo mengatakan alutsista dari eropa timur lebih murah dan memiliki frame yang kuat dan kokoh. Selain itu dari segi teknologi, alutsista dari eropa timur tidak kalah dengan alutsista dari negara lainnya.


"Sebetulnya imbang juga, kayak Sukhoi. Itu sebetulnya Sukhoi yang kita punya compareable untuk F-15 di mana negara tetangga kita kan juga punya F-15. Bahkan kemarin waktu latihan bersama di Australia dengan Super Hornet, kita cukup bisa mengimbangi mereka, cukup baik. Ya kita memberikan perkembangan modernisasi TNI, sekarang ini kan cukup besar dan beberapa memang dari Jerman," paparnya.


Kemenhan sendiri sejauh ini tidak akan menambah alutsista dari Jerman. Sebab, sebelumnya sudah ada kerja sama pengadaan tank Leopard dan tank Marder yang kini dimiliki TNI Angkatan Darat.


"(Kerja sama lagi) Belum. Ini just in case saja. Kan presiden akan bertemu pimpinan negara di sana, bicara berbagai sektor kan harus siap. Tidak ada kan lagi proses akhir, dalam arti kata sekarang kita kan akan dapat cukup banyak dari sana," imbuhnya.

 

Apakah ada penambahan kedepannya?
"Nggak sudah cukup itu. Waduh, itu saja sudah efek penggentarnya sudah cukup baik bagi kita," jawabnya.

Sebelumnya Staf Khusus Presiden Bidang Hubungan Internasional, Teuku Faizasyah mengatakan selama kunjungan ke Jerman, Presiden RI akan melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Republik Federal Jerman dan Kanselir Republik Federal Jerman, Angela Merkel. Kedua pertemuan bilateral tersebut akan membahas tindak lanjut Kemitraan Komprehensif yang diluncurkan oleh Presiden RI dan Kanselir Jerman di Jakarta, pada 10 Juli 2012.


"Selain itu juga akan dibahas secara mendalam prioritas kerja sama di bidang ekonomi (perdagangan, investasi dan pembangunan), kesehatan, pendidikan, riset dan teknologi, serta industri pertahanan. Juga akan dibahas kerja sama terkait ketahanan pangan, ketahanan energi, dan transportasi," kata Faizasyah.


Sumber : Detik

RI – Kolombia Jajaki Kemungkinan Kerjasama Pertahanan

Jakarta : Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin, Jumat (1/3) menerima kunjungan Duta Besar Kolombia untuk Indonesia HE Mr Alfonso Enrique Garzan Mendez di Kantor Kemhan Jakarta. Kedatangannya yang juga didampingi oleh Wakil Duta Besarnya kali ini adalah untuk menindaklanjuti hasil kunjungan Wamenhan ke Kolombia pada tahun 2012 lalu.

Dubes Kolombia mengharapkan untuk dapat mendalami kerjasama pertahanan dalam bidang saling membagi informasi dan pengalaman di bidang counter terorisme, informasi intelijen, kejahatan trans nasional, dan saling kunjung pejabat tinggi pertahanan dan Angkatan Bersenjata. Dubes Kolombia mengharapkan hal-hal tersebut dapat disusun dalam MoU kerjasama pertahanan kedua negara.

Wamenhan membenarkan sempat bertemu dan bertukar fikiran dengan pejabat Kementerian Pertahanan Kolombia saat dirinya berkunjung ke Kolombia pada tahun lalu dan menganggap pentingnya kerjasama pertahanan kedua negara. Wamenhan menyambut baik kemungkinan disusunnya draft MoU kerjasama pertahanan kedua negara baik dalam pengembangan kemampuan pertahanan maupun saling tukar informasi dan pengalaman.

Disadari oleh Wamenhan bahwa peningkatan profesionalisme SDM pertahanan juga ditantang dengan semakin meningkatkan ancaman terorisme internasional dan kejahatan trans nasional. Dalam hal inilah kedua negara dapat bertemu dan saling membagi pengalaman dan bertukar pikiran. Selain itu, kerjasama juga dapat dijalin dalam hal industri pertahanan serta peningkatan capacity building. Penyusunan draft kerjasama dapat dimulai antara Kementerian Pertahanan kedua negara dibantu Kedutaan Besar masing-masing negara.

Saat menerima Dubes Kolombia untuk Indonesia beserta rombongannya, Wamenhan didampingi oleh Dirjen Strategi Pertahanan Kemhan Mayjen TNI Sonny ESP dan Dirjen Potensi Pertahanan Kemhan Dr Ir Pos M Hutabarat MA. PhD.(DAS/SR)

Sumber : DMC

PT PAL Bakal Buat Kapal Perang di Tanggamus

berencana membuat kapal perang di Tanggamus melalui industri maritim.

Hal itu diungkapkan Firmansyah, Direktur Utama PT PAL yang meninjau demaga Kota Agung serta lokasi kawasan industri maritim. Dan selama ini BUMN tersebut cenderung memproduksi kapal untuk kepentingan militer.

"Bisa nanti di sini kami buat kapal perang karena PT PAL merupakan perusahaan yang bergerak di bidang produksi kapal," kata Firmansyah, Kamis (28/2/2013).

Ia mengaku jika PT PAL memang memperluas tempat produksi dan Tanggamus jadi lokasi utama pengembangan perusahaan. (Tri Yulianto)

Proyek KFX RI- Korsel Dihentikan Karena Korea Utara

Banner komitmen kerjasama Indonesia dan Korea Selatan dalam mengembangkan pesawat tempur KFX/ IFX.
Jakarta - Proyek pembangunan pesawat tempur bersama antara Indonesia-Korea Selatan, Korean Fighter Experiment (KFX), yang dibatalkan ternyata memang sudah banyak diragukan sejak awal.

Menurut Wakil Ketua Komisi Pertahanan DPR, Tubagus Hasanuddin, ada berbagai keraguan yang muncul di kalangan pemerhati militer, hubungan internasional, dan industri senjata atas proyek itu.

"Pertama, karena kalau membuat pesawat supercanggih dengan Korsel, itu bisa memperburuk politik luar negeri Indonesia. Kaitannya dengan Korea Utara. Kalau dilanjutkan, seakan ada keberpihakan kita untuk membuat senjata penghancur Korut," jelas Hasanuddin di Jakarta, Jumat (1/3).

Kedua, teknologi KFX itu ujung-ujungnya adalah teknologi dari Amerika Serikat, yang menimbulkan keraguan bahwa keberlangsungan proyek akan sangat tergantung dengan kepentingan AS di regional Asia Pasifik.

"Ini pertanyaan, kenapa kita tak kerjasama dengan negara yang jauh dari kepentingan kawasan? Saat itu pernah disarankan kita kerjasama dengan Turki yang lokasi kawasannya jauh," tutur Politisi PDI Perjuangan itu.

Dia melanjutkan bahwa secara pribadi menilai harus ada langkah negara untuk berusaha mempertahankan keberlanjutan proyek itu. Dengan demikian, kerugian negara bisa dihindarkan.

"Saya kira pemerintahan selanjutnya harus meneruskan proyek ini. Jangan sampai kerugian ini pergi begitu saja," tandas Purnawirawan TNI bintang dua itu.

Sebelumnya, Hasanuddin menyatakan bahwa proyek KFX itu sudah dihentikan secara sepihak. Akibatnya, negara dirugikan sekitar Rp 1,6 triliun dari uang yang sudah disetorkan ke proyek itu.

"Kami sudah mendapatkan informasi, dalam beberapa hari belakangan ini, Pemerintah Korea Selatan sudah membatalkan secara sepihak perjanjian pembuatan pesawat tempur KFX," kata Hasanuddin.

Dia menjelaskan bahwa sebenarnya proyek KFX itu tak pernah secara jelas dilaporkan Pemerintah ke DPR. Selama ini, pihaknya hanya mendapat laporan dari pernyataan Kementerian Pertahanan yang dikutip media massa.

Secara resmi, Pemerintah tak pernah mengajukan anggaran untuk Proyek KFX ke DPR secara resmi dan terbuka.

"Dibikin untuk kebutuhan penelitian dan pengembangan. Kemenhan mengeluarkan uang Rp 1,6 T. Selain itu sudah ada sekitar 30 orang dari PT.DI yang ikut mendisain pesawat itu di Korea Selatan," ujar Politisi PDI Perjuangan itu.

Kerjasama Indonesia-Korea Selatan untuk membangun pesawat supercanggih, yang dianggap jauh lebih canggih dari pesawat tempur F-16, sudah bergulir sejak 2001.

Proyek itu dibiayai secara bersama oleh Indonesia dan Korea Selatan, dengan pihak Indonesia diwajibkan menyetor sekitar 20 persen dari total US$ 8 miliar ( Rp 77,4 triliun) yang dibutuhkan.

Seorang Pejabat Kementerian Pertahanan Indonesia pernah menyatakan bahwa Pemerintah sudah menganggarkan Rp 1,35 triliun untuk keperluan proyek itu. Harapannya tahun ini akan ada lima prototipe pesawat tempur yang sudah selesai.

Penundaan Jet Tempur Buatan RI-Korea Jangan Berlarut-larut

Kerja sama RI-Korsel untuk memproduksi pesawat tempur yang mestinya berjalan sejak Januari 2013 terpaksa diundur menjadi Juni 2014.
Penundaan Jet Tempur Buatan RI-Korea Jangan Berlarut-larut
JurnalParlemen/Andri Nurdriansyah
Ketua Komisi I DPR RI Mahfudz Siddiq
Jadi dia (Korea) ingin meyakinkan pemerintah supaya lebih ada data sebagai dasar menghadapi parlemen
Senayan - Penundaan pembuatan pesawat jet tempur Korea Fighter Xperiment/Indonesia Fighter Xperiment (KFX/IFX) yang dilakukan bersama Korea Selatan sangat merugikan Indonesia. Karena, itu dapat mengganggu jadwal upaya modernisasi alutsista TNI.

"Komisi I berharap, alasan teknis penundaan sementara produksi bersama pesawat tempur itu tidak berlarut-larut. Karena jika itu terjadi, jelas akan merugikan pihak Indonesia," ujar Ketua Komisi I DPR RI Mahfudz Siddiq kepada JurnalParlemen, Jumat (1/3).

Mahfudz mengatakan, hingga kini pihaknya belum tahu soal alasan yang sebenarnya penundaan itu. Karenanya, masalah ini akan disinggung saat rapat kerja antara Komisi I dengan Kementerian Pertahanan.

"Jujur saja, kita belum tahu alasan sebenarnya penundaan produksi pesawat tempur dengan Korsel itu. Apakah hanya semata alasan teknis saja, atau ada alasan lainnya. Ini yang kita belum tau, dan  Komisi I perlu mendapat penjelasan dalam kaitannya ini," tukasnya.

Mahfudz pun meminta Kemenhan untuk mengantisipasinya dengan mencari kerjasama di bidang pertahanan, alih tekhnologi dan produksi Alutsista dengan negara lain yang memiliki sistem pertahanan modern. 

Sebenarnya, Komisi I selama ini telah mendorong Kemenhan untuk juga membuka kerjasama pertahanan yang lebih luas dengan Turki sebagai negara bagian NATO yang punya alutsista produksi sendiri. Dan selama ini pihak Turki telah menawarkan diri kepada Indonesia untuk bekerjasama. "Sayangnya Pemerintah RI sejauh ini belum merespons tawaran itu," tukasnya.

Seperti diketahui, Pemerintah Korea Selatan (Korsel) menunda kerja sama industri pesawat tempur bersama Indonesia yang diberi nama Korea Fighter Xperiment/Indonesia Fighter Xperiment (KFX/IFX). Alasannya pemerintah Korsel masih dalam tahap transisi kekuasaan terkait pergantian Presiden baru Korsel.

"Ditunda setahun setengah, karena ada perubahan pemimpin di Korea. Jadi dia (Korea) ingin meyakinkan pemerintah supaya lebih ada data sebagai dasar menghadapi parlemen," kata Dirjen Potensi Pertahanan Kementerian Pertahanan, Pos Hutabarat di Jakarta, Kamis (28/2) kemarin.

Pos menuturkan penundaan kerja sama ini terhitung mulai Januari 2013 hingga satu tahun setengah. Sehingga pada Juni 2014 kerja sama ini bisa terealisasi kembali.

Ia menjelaskan dalam proyek ini pemerintah Indonesia berkontribusi hanya 20% selebihnya oleh pemerintah dan BUMN strategis Korsel. Rencananya dari proyek ini akan diproduksi pesawat tempur KFX/IFX atau F-33 yang merupakan pesawat tempur generasi 4,5 masih di bawah generasi F-35 buatan AS yang sudah mencapai generasi 5. Namun kemampuan KFX/IFX ini sudah di atas pesawat tempur F-16.

Pesawat KFX/IFX akan dibuat 250 unit. Dari jumlah itu Indonesia akan mendapat 50 unit di 2020. Harga satu pesawat tempur ini sekitar 70-80 juta dolar AS per unit.

Sumber: Jurnal |Berita satu

WAASLOG KASAL BUKA FIRST STEEL CUTTING PEMBANGUNAN KAPAL ANGKUT TANK-3 TNI ANGKATAN LAUT DI LAMPUNG

 
     Jakarta, 1 Maret 2013, -- Wakil Asisten Logistik (Waaslog) Kasal Laksamana Pertama (Laksma) TNI Ir. Sayid Anwar membuka First Steel Cutting pembangunan Kapal Angkut Tank-3 TNI Angkatan Laut di salah satu galangan kapal mitra TNI Angkatan Laut Srengsem Panjang Lampung, Kamis (28/3).

     Kegiatan tersebut, dihadiri Kadismatal Laksma TNI Ir. Bambang Nariyono, M.M., Kadisadal Laksma TNI Mulyadi, S.I.P, M.A.P, Kadislaikmatal Laksma TNI Hary Pratomo, Pusada Baranahan Kemhan yang diwakili oleh Kabid Matra Laut Kolonel Laut (T) Sriyanto, Danlanal Lampung Kolonel Laut (E) Ir. Fery Sidjaja dan Danbrigif 3 Marinir Kolonel (Mar) Hardimo. 
 


TNI AL Bantu Pengembangan Potensi Maritim Sabang

TNI AL Perkuat Jaga Kepulauan Sabang

Jakarta : TNI Angkatan Laut akan membantu pengembangan potensi maritim di kawasan Sabang dan pengoperasian "Hyperbaric Chamber" di Rumah Sakit AL J Lilipory Sabang, Provinsi Aceh.

Rencana itu terungkap ketika Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Marsetio dan Gubernur Aceh Zaini Abdullah yang juga selaku Ketua Dewan Kawasan Sabang (DKS) melakukan penandatangan Piagam Kesepakatan Bersama di Mabes TNI AL, Cilangkap, Jakarta Timur, Kamis (28/2) dikutip dari Antara.

KSAL Laksamana TNI Marsetio mengatakan kerja sama antara TNI AL dan DKS itu berupa layanan kesehatan dan pemgembangan maritim di kawasan Sabang.

Menurut dia, kawasan Sabang yang memiliki keindahan laut cukup menawan membuat para wisatawan asing datang ke Sabang untuk melakukan penyelaman (diving), namun bila terjadi kecelakaan laut akibat penyelaman belum ada sarana untuk melakukan pemulihan.

"DKS memiliki sarana peralatan "Multiplace Hyperbaric Chamber", sementara TNI AL memiliki dokter-dokter berkualitas di RSAL di Sabang. Karena itu, ini kami kerja samakan. Alat kesehatan itu untuk memulihkan kesehatan penyelam," kata Marsetio.

TNI AL, kata dia, akan concern terhadap pengembangan potensi maritim di kawasan Sabang, pasalnya Sabang memiliki potensi yang cukup bagus untuk meningkatkan kunjungan wisatawan.

"Kita miliki Lantamal I di Sabang. Mereka bisa membantu pengembangan maritim di Sabang," katanya.

Marsetio menambahkan, Sabang merupakan pintu masuk bagi kapal-kapal internasional yang akan masuk ke Selat Malaka, namun TNI AL bisa melakukan pemantauan di wilayah itu melalui radar yang dimilikinya.

"Kita punya 12 radar di perlintasan Selat Malaka. Kita bisa lihat bila ada kapal yang melintas di Selat Malaka," katanya.

Gubernur Aceh Zaini Abdullah, mengatakan, dalam pengelolaan kawasan Sabang perlu kerja keras dan kerja sama dengan semua pemangku kepentingan, salah satunya TNI Angkatan Laut karena kawasan Sabang memiliki nilai strategis seperti aspek geografis dimana letak Sabang yang berbatasan langsung dengan dunia internasional yang miliki potens besar.

Dari aspek pertahanan negara, posisi Sabang berdekatan dengan Internasional, dimana ada pulau terluar yang dimiliki Indonesia, yakni Pulau Rondo.

Kerja sama yang dilakukan oleh TNI AL, kata Ketua DKS ini, agar potensi maritim di kawasan Sabang bisa dikelola dengan baik. Tak hanya itu, kerja sama yang dilakukannya dalam terapi oksigen, di mana TNI AL memiliki rumah sakit yang memadai di Sabang.

"Kami memiliki alatnya dan TNI AL memiliki rumah sakit yang memadai. Terapi oksigen ini diperlukan untuk pemulihan bagi wisatawan yang suka menyelam," katanya.

Ia mengatakan kerja sama berlangsung selama lima tahun.(*/hrb)

Sumber : Investor

Industri Pertahanan Butuh Kepastian Pemerintah

ANTARA/Septianda Perdana/fz

Jakarta: Pemerintah dinilai tidak mempunyai komitmen yang kuat terhadap penyerapan alat utama sistem pertahanan (alutsista) yang diproduksi industri pertahanan dalam negeri.

"Idealnya sudah bisa memperkirakan berapa jenis dan berapa banyak alutsista yang akan dibuat sampai 2024 karena mereka sudah punya perencanaan postur sampai 2024," ujar Pengamat Militer Andi Widjajanto di kantor Kementerian Perindustrian, Jakarta, Kamis (28/2).

Namun, kenyataan di lapangan lebih kental dengan politik anggaran tahunan yang membuat tidak terwujudnya efisiensi dalam skala ekonomi produksi. Akibatnya, industri pertahanan dalam negeri sulit untuk menetapkan efekifitas produksi alutsista dalam skala besar.

"Industri pertahanan kesulitan mengembangkan kapasitas produksi optimal jangka menengah dan jangka panjang. Semua industri tentu menginginkan kapasitas produksi memengah dan jangka panjang sehingga investasi akan lebih efisien," katanya.

Dalam postur pertahanan yang ditetapkan pada periode 2007-2024, pemerintah sudah mempunyai pedoman pemesanan senjata ke industri pertahanan.

Sebagai contoh, sistem armada terpadu Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Laut sampai 2024 membutuhkan 174 kapal dari berbagai jenis. Sedangkan Angkatan Udara membutuhkan 10 skuadron dan Angkatan Darat setidaknya membutuhkan 120 main battle tank.

"Rencana ini sudah ada hanya belum terwujud menjadi kontrak kerja ke industri pertahanan sehingga mereka belum bisa dengan sistematis mengembangkan kapasitas prouduksi," katanya.

Direktur Utama PT Pindad Adik A Sodersono juga mengeluhkan hal yang sama menyangkut ketidakpastian permintaan alutsista dari pemerintah. Misalnya, pemerintah sempat menyatakan minatnya untuk membuat 500 kendaraan lapis baja jenis Anoa yang diproduksi PT Pindad.

"Anoa dulu dibilangnya mau bikin 500. Posisi saya saat itu sudah bisa punya alat pemotong baja (laser cutting) sendiri, punya enginer dan kontraknya lebih murah tapi dikasih 150 juga enggak jelas," ungkapnya.

Kejadian sama berlaku saat Pindad berinisiatif mengembangkan bom untuk pesawat tempur F-16 yakni MK-82. Sudah berjalan 10 tahun sejak diproduksi namun belum ada pembelian dari pemerintah.

"Kalau kita mau serius bangun industri pertahanan kayak Malaysia lah. Dia kalau mau beli senjata M4 dikasih tahu industri pertahanannya mau order 120 ribu pucuk. Nah kalau seperti itu kita bisa hitung biaya produksinya. Kalau dikasih tahu pengembangan industri lebih mudah," ungkapnya. (Anshar Dwi Wibowo/Ray)

Sumber : Metrotv

Industri Pertahanan Butuh Teknologi Tinggi

INDUSTRI pertahanan merupakan salah satu sektor industri strategis yang perlu mendapatkan perhatian serius dari semua pihak yang berkepentingan dalam pengembangannya. Pasalnya, ciri utama sektor industri pertahanan adalah keberadaan teknologi tinggi serta inovasi yang melekat dalam setiap tahapan proses produksinya.

"Keberadaan industri pertahanan nasional tersebut apabila mendapatkan porsi pengembangan serta dukungan yang lebih besar maka dapat menjadi lebih kuat yang pada akhirnya mampu bersaing dengan industri sejenis dari negara-negara lainnya. Untuk itu, penguasaan terhadap teknologi terkini mutlak diperlukan agar tidak tertinggal dari negara-negara lainnya," kata Sekjen Kementerian Perindustrian, Ansari Bukhari, di Jakarta, Kamis (28/2).

Lebih lanjut, Ansari mengatakan, inovasi dan improvisasi terhadap produk juga diperlukan secara terus menerus yang disesuaikan dengan perkembangan teknologi yang digunakannya. Pada era globalisasi dan modernisasi seperti sekarang ini, semua bangsa di dunia berusaha untuk mengejar ketertinggalan dengan bangsa lainnya melalui penerapan teknologi yang diimplementasikan dalam setiap pembangunannya.

"Hal ini mengandung makna bahwa penguasaan teknologi menjadi suatu kebutuhan yang tidak bisa ditunda-tunda lagi sehingga harus menjadi prioritas utama dalam pelaksanaannya. Begitu juga dengan industri pertahanan kita, penguasaan teknologi menjadi kunci bagi keberhasilan pengembangannya karena dari waktu ke waktu aplikasi teknologi semakin dibutuhkan," ujar dia.

Oleh karena itu, lanjut Ansari, dalam pengembangan industri pertahanan tanpa memperhitungkan adanya kemajuan teknologi hanya akan berjalan di tempat.

"Penting bagi suatu industri pertahanan yang ada di Indonesia untuk dapat memenuhi kebutuhan yang ada sehingga pertahanan dan keamanan nasional dapat terjamin. Untuk dapat mengembangkan sektor ini melalui teknologi, diperlukan dukungan dan keberpihakan semua lini," ucapnya.

Sumber : Jurnas

Danjen Kopassus Menerima Kunjungan Delegasi JGSDF Jepang.

Komandan Jenderal Kopassus Mayjen TNI Agus Sutomo menerima kunjungan delegasi Japan Ground Self Defense Forces (JGSDF)/AD Jepang di Makopassus Cijantung-Jakarta Timur, Kamis(28/2).

Rombongan Delegasi tersebut dibawa pimpinan Kolonel Kakino sebagai Deputy Chief, Policy & Program Dept, Ground Staff Office atau setingkat Wakil Asisten Operasi Kasad (Waasops Kasad).

Maksud kedatangan rombongan JGSDF Jepang adalah untuk membahas rencana kerjasama bidang militer dalam bentuk latihan antara kedua Angkatan Darat Negara Indonesia-Jepang khususnya dengan Kopassus TNI AD.

Dalam kegiatan kunjungan Delegasi JGSDF Jepang,selain perkenalan Perwira Staf Danjen Kopassus dan Courtessy Call juga diadakan saling memberikan cinderamata.

Sumber : Kopasus

TNI AL Bantu Pengembangan Potensi Maritim Sabang

TNI AL Perkuat Jaga Kepulauan Sabang
 Jakarta : TNI Angkatan Laut akan membantu pengembangan potensi maritim di kawasan Sabang dan pengoperasian "Hyperbaric Chamber" di Rumah Sakit AL J Lilipory Sabang, Provinsi Aceh.

Rencana itu terungkap ketika Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Marsetio dan Gubernur Aceh Zaini Abdullah yang juga selaku Ketua Dewan Kawasan Sabang (DKS) melakukan penandatangan Piagam Kesepakatan Bersama di Mabes TNI AL, Cilangkap, Jakarta Timur, Kamis (28/2) dikutip dari Antara.

KSAL Laksamana TNI Marsetio mengatakan kerja sama antara TNI AL dan DKS itu berupa layanan kesehatan dan pemgembangan maritim di kawasan Sabang.

Menurut dia, kawasan Sabang yang memiliki keindahan laut cukup menawan membuat para wisatawan asing datang ke Sabang untuk melakukan penyelaman (diving), namun bila terjadi kecelakaan laut akibat penyelaman belum ada sarana untuk melakukan pemulihan.

"DKS memiliki sarana peralatan "Multiplace Hyperbaric Chamber", sementara TNI AL memiliki dokter-dokter berkualitas di RSAL di Sabang. Karena itu, ini kami kerja samakan. Alat kesehatan itu untuk memulihkan kesehatan penyelam," kata Marsetio.

TNI AL, kata dia, akan concern terhadap pengembangan potensi maritim di kawasan Sabang, pasalnya Sabang memiliki potensi yang cukup bagus untuk meningkatkan kunjungan wisatawan.

"Kita miliki Lantamal I di Sabang. Mereka bisa membantu pengembangan maritim di Sabang," katanya.

Marsetio menambahkan, Sabang merupakan pintu masuk bagi kapal-kapal internasional yang akan masuk ke Selat Malaka, namun TNI AL bisa melakukan pemantauan di wilayah itu melalui radar yang dimilikinya.

"Kita punya 12 radar di perlintasan Selat Malaka. Kita bisa lihat bila ada kapal yang melintas di Selat Malaka," katanya.

Gubernur Aceh Zaini Abdullah, mengatakan, dalam pengelolaan kawasan Sabang perlu kerja keras dan kerja sama dengan semua pemangku kepentingan, salah satunya TNI Angkatan Laut karena kawasan Sabang memiliki nilai strategis seperti aspek geografis dimana letak Sabang yang berbatasan langsung dengan dunia internasional yang miliki potens besar.

Dari aspek pertahanan negara, posisi Sabang berdekatan dengan Internasional, dimana ada pulau terluar yang dimiliki Indonesia, yakni Pulau Rondo.

Kerja sama yang dilakukan oleh TNI AL, kata Ketua DKS ini, agar potensi maritim di kawasan Sabang bisa dikelola dengan baik. Tak hanya itu, kerja sama yang dilakukannya dalam terapi oksigen, di mana TNI AL memiliki rumah sakit yang memadai di Sabang.

"Kami memiliki alatnya dan TNI AL memiliki rumah sakit yang memadai. Terapi oksigen ini diperlukan untuk pemulihan bagi wisatawan yang suka menyelam," katanya.

Ia mengatakan kerja sama berlangsung selama lima tahun.(*/hrb)

Sumber : Infestor

Pakistan Tawarkan Pelatihan Pilot dan Teknisi


Jakarta : Menteri Pertahanan Republik Indonesia Purnomo Yusgiantoro menerima kunjungan kehormatan Kepala Staf Angkatan Udara Pakistan ACM Tair Rafiquie Butt, Kamis (28/1) di kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta. Kunjungannya ini merupakan bagian rangkaian dari kunjungan resminya kepada Kasau Marsekal TNI Ida Bagus Putu dalam rangka meningkatkan hubungan kerjasama pertahanan khususnya kerjasama angkatan udara kedua negara.

Dalam kesempatan tersebut, Kasau Pakistan menyampaikan bahwa melalui kunjungan ini pihaknya berharap akan memberikan manfaat dalam meningkatkan hubungan bilateral yang sudah terbina sejak lama. Menurutnya banyak sekali potensi kerjasama yang dapat dilakukan oleh angkatan bersenjata kedua negara.

Diungkapkannya, angkatan bersenjata Pakistan sangat terbuka bagi semua kemungkinan pengembangan kerjasama pertahanan termasuk di dalamnya kerjasama industri pertahanan dalam upaya meningkatkan kemampuan industri pertahanan kedua negara. Selain itu, Kasau Pakistan juga menawarkan kerjasama pendidikan training bagi perwira TNI AU dalam memelihara dan mengawaki pesawat-pesawat tempur.

Sementara itu, Menhan RI Purnomo Yusgiantoro mengatakan bahwa dalam rangka meningkatkan kerjasama pertahanan Indonesia - Pakistan diharapkan akan dapat segera dituangkan melalui penandatanganan MoU dalam bidang kerjasama pertahanan. Draft mengenai MoU kerjasama pertahanan kedua negara yang mencakup beberapa aktivitas diharapkan dapat segera tersusun.

Menurutnya, dengan adanya MoU kerjasama pertahanan yang juga mencakup kerjasama pendidikan dan latihan maka otomatis akan memperkuat hubungan baik antara personel TNI dengan personel angkatan bersenjata Pakistan.

Selain itu, menurut Menhan RI peningkatan kerjasama pertahanan juga dapat dilakukan melalui pertemuan rutin tahunan untuk berbagi informasi maupun saling tukar siswa untuk mengikuti pendidikan dan latihan serta pertemuan antara masing-masing petinggi baik angkatan darat, laut dan udara dari kedua negara.

Lebih lanjut Menhan RI mengungkapkan, dalam rangka meningkatkan hubungan pertahanan kedua negara, tahun ini Menhan Pakistan berencana akan melakukan kunjungan ke Indonesia. Kunjungan ini juga merupakan kunjungan balasan setelah Menhan RI berkunjung ke Pakistan tahun lalu.

Turut mendampingi Menhan RI dalam kesempatan tersebut, Kasau Marsekal TNI Ida Bagus Putu, Aspam Kasau Marsda TNI Kuswantoro, Staf Ahli Menhan Bidang Keamanan Mayjen TNI Hartind Asrin dan Kapuskom Publik Kemhan Brigjen TNI Sisriadi.

Selain kunjungan kepada Menhan RI, Kasau Pakistan yang tiba Rabu (27/2) sebelumnya telah melakukan kunjungan kehormatan kepada Kasau dan Panglima TNI. Selama lima hari kunjungannya di Indonesia, Kasau Pakistan direncanakan akan mengunjungi Lanud Pekanbaru.

Sumber :DMC

Claud Jones Class

Destroyer Escort

Merupakan kapal perang generasi baru yang dibuat setelah PD II berakhir, dilengkapi dengan teknologi baru pada saat itu seperti alat-alat pedeteksi canggih, yang disesuaikan dengan perannya sebagai kapal perusak pengawal konvoi dari ancaman kapal selam. Kapal ini pertama kali di komandani oleh Liuetenant Commander WM Cone.

Jarak Jelajahnya mencapai 7.000 mil laut dan kecepatan maksimum 22 knot yang dihasilkan dari empat mesin diesel. Dua peluncur terpedo Mk 32 yang masing-masing 3 tabung, dipasang di kiri-kanan lambung. Sedangkan dua rak Depth Charges (ranjau Laut) yang biasa dilepas diburitan. Belakangan disingkirkan dan digantikan dengan roket antikapal selam Hedgehog yang dipasang di kiri-kanan lambung belakang. Dua meriam 76 mm dipasang di haluan (dengan turet) dan di buritan (tanpa turet).

Ada empat kapal kelas ini yaitu USS Claud jones (DE 1033), USS John Perry (DE 1034), USS Charles Berry (DE 1035), dan USS McMorris (DE 1036). Nama-namanya mengunakan nama tokoh AL AS pada masa itu.

Pada tahun 1960 USS Claud Jones ditugaskan disepanjang pantai timur Caribia lalu menyusuri ke wilayah Utara Eropa untuk bergabung dengan NATO.

Saat krisis Cuba (Cuba Missiles Crisis) pada tahun 1962, USS Claud Jones ikut dalam blokade (pengepungan laut) terhadap negeri cerutu itu dan malah berperan sebagai kapal bendera (Kapal pemimpin Operasi). Tahun 1977-1978 kapal-kapal ini pensiun dari AL AS dan dijual ke Indonesia dan aktif sampai tahun 2002-an. Di TNI AL kapal-kapal ini menjadi KRI Samadikun (341), KRI Martadinata (342), KRI Mongonsidi (343) dan KRI Ngurah Rai (344).


Unik

Ada yang menarik dari kapal jenis ini, yakni pemasangan meriam 35 mm dan 25 mm, masing-masing berlaras ganda, pada KRI Samadikun dan KRI Martadinata. Meriam-meriam itu dicopot dari kapal-kapal eks Uni Soviet yang sudah pensiun. Senjata antiudara ini dipasang di buritan menggantikan meriam 76 mm belakang.

Di KRI Ngurah Rai dan KRI mongonsidi meriam 76 mm belakang tidak di ganti dengan meriam 37 mm, namun ditambah meriam 25 mm.

Jadi Kapalnya buatan Amerika Serikat tapi menggunakan meriam 'musuhnya' Uni Soviet. Sejak di Indonesia, kapal ini juga sempat re-engine mengganti mesin yang sudah tua.

Berikut salah satu kapal jenis Claud Jones Class :


KRI Samadikun (341)

KRI Samadikun (341) merupakan kapal perang tentara laut Indonesia jenis kapal frigat patroli yang kini telah dipensiunkan.

Kapal KRI Samadikun memenuhi kebutuhan Indonesia dan berperan mempertahankan Indonesia dari kapal-kapal musuh. KRI Samadikun dibangun oleh Avondale Marine, Westwego, LA, sebagai USS Claud Jones (DE 1034). Ia diluncurkan pada 1959, sebelum diserahkan kembali pada tahun 1973 di Subic Bay untuk digunakan TNI AL.
 
Persenjataan
 
Kapal KRI Samadikun awalnya dilengkapi dengan tiga tabung torpedo 12.75 inci kembar. Namun tidak dilengkapi rudal berpengendali.

Meriam utama kapal perang KRI Samadikun yang dipasang pada dek depan, adalah meriam tunggal 76.2 mm/50 kaliber yang menawarkan pertahanan udara jarak-dekat terhadap pesawat.

Penangkis "COUNTERMEASURES"

Kapal KRI Samadikun juga dilengkapi dengan sistem EW: WLR-1.
 
Detektor
 
KRI Samadikun memiliki radar detektor pencarian udara SPS-6E 2-D.

Selain itu, KRI Samadikun juga dilengkapi dengan sistem sonar EDO 786; SQS-45 (V); SQS-39 (V); SQD-42 (V) yang dipasang di badan kapal.

Cloud Jones Class Frigate, status pensiun 2002.

John R. Perry (DE-1034) : Commissioned 1959. Sold 1973, renamed Samadikun.(341)

KRI Samadikun (341)

Charles Berry (DE-1035) : Commissioned 1960. Sold 1974, renamed Martadinata.(342)

KRI Martadinata (342)

Claud Jones (DE-1033) : Commissioned 1958. Sold 1974, renamed Mongisidi. (343)

KRI Monginsidi (343)

McMorris (DE-1036) : Commissioned 1960. Sold 1974, renamed I Gusti Ngurah Rai.(344)

KRI Ngurah Rai (344)

Spesifikasi Claud Jones Class :

Tipe : Destroyer escort
Produksi : Avondale shipyard, AS
Berat (kosong) : 1314 ton
Berat (penuh) : 1916 ton
Tinggi : 11,3 meter
Panjang : 95 meter
Lebar : 5,5 meter
Mesin : 4 Fairbanks-Morse 38ND8 diesels
Jarak jelajah : 7.000 mil laut dengan kecepatan 12 knot
Kecepatan max : 22 knot
Radar : SPS-6E-2D Air Search
Sonar : EDO 786, SQS-45(V), SQS-39(V), SQD-42(V)
Awak : 171 (12 perwira)
 
Senjata
 
Meriam : Mark 33 3/50 inch (Twin 76mm)
Peluncur roket : 2 - Mk 11 Hedgehog, 6 - 12.75" ASW
Torpedo : MK 32 triple tube 324 mm
Radars : AN/SPS-10 (surface), AN/SPS-6C (air)
Sonars : AN/SQS-4 
 
 
 
Sumber : Garuda Militer