Pages

Friday, 14 March 2014

Bom yang Dipakai Pesawat Tempur Sukhoi Dibuat di Subang

http://images.detik.com/content/2014/03/14/1036/sukhoijet.jpg

Jakarta:BUMN produsen bahan peledak PT Dahana (Persero) mampu menciptakan dan memproduksi bahan peledak hingga bom untuk keperluan militer. Teknologi yang dikembangkan antaralain bom P100, bom pintar yang diproduksi di Subang, Jawa Barat.

Bom P100 dirancang dan diproduksi untuk melengkapi sistem persenjataan pesawat tempur Sukhoi milik TNI AU. Pembuatan bom pintar ini karena pesawat Sukhoi milik TNI AU saat dibeli belum dilengkapi dengan sistem persenjataan termasuk bom.

"Kita beli Sukhoi tahun 2001 tanpa senjata. Dia mahal luar biasa. Tapi tanpa dilengkapi bom," kata Direktur Utama Dahana Harry Sampurno saat diskusi di Kementerian BUMN, Jakarta, Jumat (14/3/2014).

Selain bom untuk pesawat Sukhoi, Dahana melakukan sinergi dengan BUMN strategis dan Kementerian Pertahanan merancang roket RHAN 122.
"Roketnya sudah dicoba di Baturaja. Dia dibuat oleh konsorsium. PT DI, Pindad, isiannya Dahana," sebutnya.


Produk bahan peledak lainnya adalah blast effect bom. Bom kejut ini biasa dipakai untuk membubarkan aksi huru-hara. "Blast effect bom itu artinya bom nggak mematikan untuk bubarkan huru-hara," jelasnya.

Selain itu, Dahana telah memproduksi bahan peledak tipe shaped charges. Alat ini biasa digunakan untuk membuat lubang di pertambangan minyak. Alhasil dengan menembakkan shaped charged ke dalam titik pengeboran maka minyak-minyak akan keluar. Harry menuturkan teknologi ini bisa diadopsi untuk persenjataan anti tank.

Teknologi shaped charges ini, mampu membuat lubang pada tank. Di dalam tank, baru terjadi ledakan. "Dia bisa menebus minimal baja ketebalan 2,5 cm ditambah 70 cm beton," sebutnya.

Dari total penjualan Rp 1 triliun perseroan tahun 2013. Layanan dan produk pertahanan ini baru menyumbang porsi 5% dari total pendapatan.
"Bagi kita masih kecil. Nggak sampai 5%. Ke depan akan dibangun," katanya.
(feb/hen)

detik 

BUMN Penyuplai Amunisi TNI



Jakarta: - BUMN pembuat amunisi, PT Dahana (Persero), sedang mengembangkan bahan peledak bagi pesawat sukhoi TNI AU. Perseroan menargetkan bisa memproduksi 1.500 bom fuse untuk pesawat Sukhoi milik TNI Angkatan Udara.

"Iya kami sedang mengembangkan bom untuk Sukhoi. Jumlahnya sekitar 1500," ujar Juli Jajuli, Humas PT Dahana di Gedung BUMN Jakarta, (14/3/2014).

Menuru Juli, PT Dahana sudah mengisi bom-bom tersebut dengan bahan peledak, dan bisa menambah persenjataan Sukhoi. Setiap pesawat Sukhoi bisa membawa sampai 40 bom fuse.

Selain bom untuk Sukhoi, PT Dahana juga mengembangkan Rudal Penangkis Serangan Udara (PSU) yang akan digunakan dalam Sistem Pertahanan Udara Nasional (Sishanudnas). Pengembangan tersebut bekerjasama dengan TNI dan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN).
Rencananya, PT dahana akan membuat 1.000 composite bahan peledak rudal.

"Target kita 1.000 composite untuk PSU, jarak jangkaunnya mencapai 24 sampai 45 kilometer," katanya.

Namun hingga kini anggaran mengenai Bom Fuse Sukhoi belum ada. PT Dahana hanya mengikuti instruksi mengenai pengembangan bahan peledak bagi TNI.

PT Dahana merupakan perusahan BUMN yang bergerak dibidang industri bahan peledak. Sejak berdirinya tahun 1975, Dahana merupakan pemegang hak industri peledak. Perseroan sempat kolaps pada tahun 1997-1998 karena krisis ekonomi.

Setelah reformasi, keran industri bahan peledak kembali dibuka. Dahana melakukan perbaikan sejak 2002 dan mulai memperlihatkan hasil sejak 2006.

Perkembangan Dahana terus berkembang, tahun 2008 dahana memulai ekspor hasil produksinya keberbagai negara yaitu Austraria, Malaysia, Filipina, Myanmar dan negara-negara di Timur Tengah.

TNI AU

Panther Helikopter AKS, Alustista Strategis Baru TNI


SURABAYA: -  Dalam gelaran dan demo alat utama sistem persenjataan (alutsista) TNI AL yang disaksikan Presiden SBY Rabu 12 Maret 2014, para personel TNI AL menggelar aksi peperangan anti kapal selam oleh Kapal Republik Indonesia (KRI), yang juga disebut-sebut menggunakan bantuan helikopter anti-kapal selam (AKS).

Saat simulasi peperangan itu, Pusat Penerbangan Angkatan Laut (Puspenerbal) menggunakan Helikopter Panther buatan Eurocopter. TNI AL sendiri sudah tak memiliki Helikopter AKS sejak era 90-an hingga kini.

"Kita sudah tidak punya (Helikopter AKS). Terakhir kita punya jenis Wasp, kalau nggak salah terakhir sekitar tahun 90-an," tulis PS KSBS Puspenerbal, Lettu Heri Wahyudi kepada Liputan6.com, Jakarta, Kamis (13/3/2014).

Pada era 60-an, TNI Angkatan Laut (AL) berjaya memiliki senjata pemburu kapal selam seperti MI-4 buatan Mil OKB, Uni Soviet (sekarang Russia) dan Westland Wasp HAS MK.1 buatan Inggris. Saat itu 2 helikopter ini ditempatkan di Skadron 100 Anti-Kapal Selam.


Dihubungi secara terpisah, Kadispen TNI AL Laksmana Pertama Untung Suropati mengatakan, Helikopter AKS ini sangat penting karena fungsinya sebagai mata dan telinga kapal perang dalam menjaga maritim negara. TNI AL pun berencana mengaktifkan kembali Skadron 100.

"Karena apapun kita ini negara maritim yang begitu luas. Laut kita bayangin aja 5.8 juta kilometer, ini bukan pekerjaan mudah untuk angkatan laut, untuk mengawal sekaligus melindungi lautnya. Padahal filosofi kita khususnya pesawat udara dalam hal ini helikopter AKS sebagai kepanjangan mata dan telinga dari KRI. Dengan kehadiran skadron 100 sangat vital sekali bahkan mutlak," ungkap Untung.

Dalam rencana Pembangunan Minimum Essential Force (MEF), Kementerian Pertahanan (Kemenhan) menargetkan 11 Helikopter AKS. Berbagai tipe helikopter telah dilirik Kemenhan ini seperti AW 159 buatan Lynx Wildcat Inggris dan AS-565 Panther Eurocopter. Kepala Staff Angkatan Laut, Laksamana Marsetio menargetkan Oktober 2014 sudah bisa dipamerkan.

"Kami harapkan helikopter anti kapal selam tersebut sudah bisa menjadi kebanggan pada saat peringatan hari jadi TNI tahun 2014," kata Marsetio di Sidoarjo 22 Februari 2013.

Sayangnya, saat ini pengadaannya terkendala masalah anggaran. Mahalnya peralatan dan persenjataan helikopter AKS masih menjadi pembicaraan penting para pengambil keputusan.

"Problemnya sekarang karena terbentur anggaran sehingga kita harus menganut pada skala prioritas. Kemarin pembahasan kontrak sudah cukup bulat, hanya untuk spesifikasi teknologi AKS ini kan sangat mahal dengan equipment dan persenjataannya. Itu konsekuensi costnya mungkin lebih dari 2 kali lipat," imbuh Untung.

"Kebutuhan end user agar misi ini bisa terlaksana dengan sempurna dengan anggaran yang tersedia atau kemampuan anggaran yang ada. Intiya kalau nanti tercapai atau sepakat maka kontrak pengadaan itu saya kira tidak lama lagi," jelas Untung.

Di era modern, helikopter AKS sangat penting sebagai arsenal pendukung membantu kapal perang jika sewaktu-waktu terjadi perang. Kehadiran Helikopter AKS bisa membuat efek detterent bagi kapal-kapal selam asing yang ingin menerobos kedaulatan.

Negara-negara tetangga Indonesia pun telah melengkapi helikopter AKS di kapal perangnya seperti Singapura menggunakan Sikorsky S-70B Seahawk, Australia Sikorsky MH-60R dan Malaysia dengan Super Lynx.

  SCTV

Bahan Peledak Made in Subang Diekspor ke ASEAN dan Australia

http://images.detik.com/content/2014/03/14/1036/143349_dahana2320.jpg 
Jakarta:-Produk bahan peledak PT Dahana (Persero) tak hanya dipakai di dalam negeri. BUMN pemasok dan penjual produk bahan peledak ini juga mengekspor produknya ke Australia, Asia Tenggara, hingga ke Timur Tengah.

"Ekspor kita masuk ke Australia. Terus kita ekspor ke negara ASEAN seperti Filipina, Malaysia, Thailand dan Myanmar," kata Direktur Operasi Dahana dalam diskusi di Kementerian BUMN, Jakarta, Jumat (14/3/2014).

Produk bahan peledak yang dijual untuk pasar ekspor antara lain cartridged emulsion, detonator dan booster. Untuk pasar luar negeri, Dahana mampu menjual bahan peledak hingga 80.000 pieces per tahun.

"Kita ekspor rata-rata 3 bulan sekali sebanyak 20.000-80.000 pieces. Meliputi, cartridged emulsion, detonator dan booster. Kita kirim rata-rata 2 kontainer per 3 bulan. Setahun ada 4 kali pengiriman. Jadi totalnya senilai US$ 480.000 per tahun.

Pada tahun 2014, BUMN bahan peledak yang bermarkas di Subang Jawa Barat ini berencana membidik pasar Kamboja dan memperluas pasar di Australia.

Agung menuturkan, Australia merupakan negara yang memiliki banyak pusat pertambangan. Untuk rencana di Australia ini, Dahana tidak bersaing dengan produsen bahan peledak kelas dunia. Alasannya, Dahana membidik tender bahan peledak di bawah 1.500 ton, yang nilai tender ini jarang dibidik oleh produsen bahan peledak dunia.

"Kita sedang masuk ke Australia. Tambang di Australia besar. Dia punya perusahaan handak (bahan peledak) dunia tapi untuk pasar kecil nggak diambil. Maka kita gerilya di sana," sebutnya.

Jika tender berhasil dimenangkan, Dahana akan mendirikan on site plant di lokasi tambang Australia. On site plant merupakan pabrik bahan peledak kecil milik Dahana yang dibangun di dekat lokasi pertambangan.
(feb/hen)

Detik 

Kisah Awal Pakaian Militer Made in Sukoharjo Bisa Mendunia

http://images.detik.com/content/2014/03/13/1036/153643_sritex22320.jpg
Sukoharjo -Perusahaan tekstil dan garmen, PT Sri Rejeki Isman (Sritex) di Sukoharjo, Jawa Tengah sudah tersohor di seluruh dunia karena kualitas kain dan pakaian yang diproduksi.

Perusahaan yang didirikan oleh (Alm) HM Lukminto itu dikenal juga dengan produksi seragam militernya yang sudah dikirim ke 30 negara dengan spesifikasi canggih.

Berawal dari usaha kecil di Pasar Klewer, Solo tahun 1966, usaha HM Lukminto semakin berkembang hingga akhirnya mendirikan pabrik di Sukoharjo dan diresmikan oleh Presiden Soeharto tahun 1992.

Direktur PT Sritex, Sri Sartono Basuki mengatakan PT Sritex sudah sejak lama memproduksi pakaian seragam untik Polisi dan TNI, kemudian suatu waktu tentara Indonesia dan North Atlantic Treaty Organization (NATO) bertukar seragam layaknya pemain bola bertukar jersey.

"Kemudian dites, dibandingkan dengan Amerika dan ternyata lebih baik (kualitasnya). Waktu itu (PT Sritex) orientasinya masih fashion," kata Sartono saat detikFinance mengunjungi pabrik PT Sritex di Sukoharjo, Jawa Tengah, Rabu (12/3/2014).

"Tahun 1994 melakukan perjanjian dengan NATO," imbuhnya.

Sejak saat itu kualitas seragam militer yang diproduksi oleh PT. Sritex pun menyebar ke berbagai belahan dunia hingga akhirnya kini PT. Sritex memenuhi pesanan seragam militer untuk 30 negara
"Sebelumnya kami sudah membuat seragam untuk TNI Polri sebagai customer pertama. Ternyata dari mulut ke mulut pun jadi marketing luar biasa," tandasnya.

Berbagai negara memesan seragam militer dengan spesifikasi yang berbeda, ada seragam tentara anti peluru, anti radiasi, anti nyamuk, anti api, anti air, dan sebagainya. Bahkan saat ini PT Sritex sedang mengembangkan seragam militer kamuflase yang konon bisa berubah warna sesuai lingkungan alam.

"Baru tahapan, belum sedetail (berubah warna) itu, kami mengkondisikan untuk ke sana," tandasnya.

Selain seragam militer, PT. Sritex juga membantu pengembangan Hovercraft milik TNI AD, kemudian tenda, dan ransel militer.

Di tempat yang sama, Presiden Direktur Sritex Iwan Lukminto mengatakan untuk seragam militer, kompetitor paling kuat berada di Eropa. PT Sritex tetap menjadi pilihan berbagai negara karena kualitasnya yang terjamin dan masuk standar NATO. Salah satu produk yang kualitasnya sudah terpercaya adalah rompi anti peluru.

"Spesifikasi militer sampai level empat, yaitu laras panjang dan serangan jarak dekat. TNI pakai juga itu," tegas Iwan.

Selain itu ada juga ransel serbu yang bisa digunakan untuk pelampung. Jadi jika tas tersebut berada di sungai atau laut, pemakainya masih bisa mengambang. PT Sritex juga kedepannya akan membuat parasut, sehingga tidak lagi impor dari negara lain.

"Ke depan akan membuat payungnya (untuk terjun payug) jadi tidak impor. Tapi itu harus hati-hati, betul-betul harus bagus mesinnya dan kualitas kontrol saat membuat karena berhubungan dengan nyawa," tandasnya.

Saat ini sudah 30 negara yang pasukan militernya dibalut dengan seragam buatan pabrik di Sukoharjo itu,antara lain tentara Jerman, Inggris, Uni Emirat Arab, Malaysia, Somalia, Australia, Kroasia, Hong Kong, dan lainnya.

 

DETIK

Gudang Amunisi Meledak, Panglima TNI: Saya Salah

Gudang Amunisi Meledak, Panglima TNI: Saya Salah
Seorang personel TNI AL menyisir lokasi paska ledakan di Markas Kopasaka, Pondok Dayung, Tanjung Priok, Jakarta (5/2).

, Bogor - Panglima TNI Jenderal Moeldoko mengatakan sampai saat ini tim investigasi yang mengusut meledaknya gudang peluru milik Komando Pasukan Katak di Pondok Dayung, Jakarta Utara, belum selesai bekerja. Tim investigasi, kata dia, terus menyelidiki, menganalisis, dan mencari sebab-musabab meledaknya gudang peluru pada 5 Maret lalu.

"Sampai saat ini kemungkinan karena hubungan arus pendek listrik," kata Moeldoko di kompleks Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian atau Indonesian Peace and Security Centre, di Bukit Santi Dharma, Sentul, Bogor, Jumat, 14 Maret 2014.

Moeldoko mengatakan, bangunan gudang di Pondok Dayung sudah berumur tua. Bahkan, bangunan sudah digunakan sejak zaman kolonialisme Belanda. "Saya akui ini kesalahan saya yang tak merespons perbaikan gudang, tapi itu karena dana kami yang terbatas," kata dia.

Oleh karena itu, Moeldoko memerintahkan Kepala Staf Angkatan Darat, Laut, dan Udara untuk mengevaluasi perawatan dan pengelolaan gudang amunisi masing-masing angkatan. Terlebih mengevaluasi sirkulasi udara dan sistem kelistrikan di setiap gudang amunisi.

"Mekanisme pengamanannya lebih pakai sirkulasi udara. Perubahan panas seperti ini bisa mempengaruhi yang di dalam gudang. Saya minta seluruh jajaran harus ditanami pohon besar agar udara cukup dingin," kata Moeldoko. (Baca: Gudang Amunisi Meledak, 25 Prajurit TNI AL Terluka)

Rabu, 5 Maret lalu sekitar pukul 11.00 WIB, gudang amunisi milik Kopaska di Pondok Dayung, Jakarta Utara, meledak. Lebih dari 25 personel Angkatan Laut terluka akibat muntahan proyektil, pecahan logam, dan kaca yang berhamburan karena kuatnya daya ledakan. Satu personel meninggal dunia.

TEMPO.CO

LAPAN uji roket Rhan dan pesawat EDF



Jakarta  - Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) melaksanakan uji terbang roket hasil sinergitas Tim Konsorsium Roket Pertahanan dan pesawat Electric Ducted Fan (EDF) serta Turbo Jet di Garut, Jawa Barat.

Kepala Bagian Hubungan Masyarakat LAPAN Jasyanto dalam keterangan pers yang diterima di Jakarta, Jumat, mengatakan bahwa uji terbang roket dilakukan pada Kamis (6/3), di Landasan Udara TNI AU, Cikelet, Garut sedangkan uji terbang pesawat EDF dan Turbo Jet dilaksanakan di Landasan Pesawat Pameungpeuk, Garut, Rabu (5/3).

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa roket yang telah diuji coba tersebut merupakan kontribusi berbagai instansi mulai dari Lapan, Kementerian Negara Riset dan Teknologi, Kementerian Pendidikan Nasional, Kementerian Pertahanan, Kementerian Perindustrian, Kepolisian Republik Indonesia, BPPT, LIPI, Batan, TNI AD, TNI AL, TNI AU, UI, UGM, ITB, ITS, Politeknik Elektronika Negeri Surabaya, PT Krakatau Steel, PT Dahana, dan PT PAL.

Maksud pelaksanaan uji roket tersebut, ia mengatakan bertujuan untuk meningkatkan penelitian, pengembangan, dan perekayasa ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam uji terbang ini, diluncurkan tiga jenis roket yaitu tiga buah RX 2020, tiga buah Rhan 122b, dan dua buah Rhan 122.

Roket RX 2020 dan Rhan 122b yang membawa muatan radar dan GPS berhasil meluncur dengan jarak jangkau lebih dari 30 kilometer (km). Sementara itu, Rhan 122 diluncurkan untuk menguji launcher (alat peluncur).

Sedangkan uji terbang pesawat Electric Ducted Fan (EDF) dan Turbo Jet yang dilakukan di Landasan Pesawat Pameungpeuk, menurut dia, merupakan bagian dari rangkaian pengujian LSU atau pesawat tanpa awak dan rangkaian pengembangan bidang peroketan. Electric Ducted Fan dapat menempuh kecepatan terbang minimal 200 km per jam.

Tidak hanya menerbangkan EDF, ia mengatakan Lapan juga mengujiterbangkan RKX 200 TJ. Uji terbang tersebut merupakan bagian pengembangan lanjutan dari pesawat EDF.

Lapan di 2014, lanjutnya, juga akan mengembangkan pesawat RKX 200 TJ yang merupakan pesawat EDF dengan mesin jenis turbo jet yang direncanakan dapat terbang dengan kecepatan 250 km per jam.

Selain mengujicobakan roket dan EDF, Lapan juga telah meluncurkan Muatan Balon Atmosfer di Balai Produksi dan Pengujian Roket Lapan di Pameungpeuk.

Peluncuran balon atmosfer tersebut, menurut dia, merupakan persiapan Kompetisi Muatan Balon Atmosfer (Kombat) yang akan berlangsung pada 14 hingga 16 Juni 2014 di Yogyakarta, yang bersamaan dengan agenda Kompetisi Muatan Roket Indonesia (Komurindo).

Balon bervolume 2000 gram, bermuatan dua unit atmosfer, dan berisi gas hidrogen itu, diluncurkan dengan membawa sensor untuk mengirimkan data ke groundstation (komputer penerima). Sensor yang ditugaskan untuk mengukur variabel atmosfer, yaitu untuk melakukan observasi suhu, tekanan, dan kelembaban udara, dapat bekerja dengan baik.

Pada lokasi yang sama, PSTA juga melakukan pengamatan transportable radar untuk mengobservasi radar atmosfer di lingkungan setempat. Sinyal dari antena yang dipancarkan diharapkan dapat menangkap kondisi awan dalam jarak radius 100 km. (V002/Z002)


antara 

Pasukan Katak risau berangkat perang karena kekurangan kondom


Pasukan Katak risau berangkat perang karena kekurangan kondom
 
- Sekitar tahun 1962, Presiden Soekarno kesal luar biasa. Belanda masih membandel tak mau menyerahkan Irian Barat ke pangkuan Republik Indonesia.

Saat itu TNI telah menggelar Operasi Trikora untuk merebut Irian Barat. Namun belum ada penyerangan besar-besaran secara terbuka. Baru sebatas penyusupan gerilyawan untuk berjuang di Tanah Papua.

Maka TNI mempersiapkan operasi amfibi untuk merebut Irian Barat. Operasi yang dinamakan Djadjawidjaja ini dipusatkan di Pantai Biak. 100 kapal perang dan sekitar 15.000 personel TNI akan dikerahkan merebut pantai lalu merangsek ke daratan Papua. Sepanjang sejarah inilah operasi terbesar yang direncanakan TNI.

Pasukan Katak ikut dalam misi ini. Namanya pasukan khusus, tugas yang dibebankan pasti berat. Mulai dari pengintaian, menghancurkan ranjau dan menyiapkan pantai pijakan di Biak.

Selain itu mereka juga ditugaskan melakukan operasi komando, menyusup ke belakang garis belakang lawan.

Dibebani tugas berat, namun ternyata persenjataan yang tersedia tak banyak tersisa. Maklum Pasukan Katak adalah salah satu tim terakhir yang diberangkatkan dari Surabaya.

Kisah ini ditulis dalam buku Kopaska, Spesialis Pertempuran Laut Khusus yang diterbitkan dalam rangka 50 tahun Kopaska.

Saat itu di gudang senjata Angkatan Laut yang tersisa tinggal Sub-machine Gun (SmG) M50 Madsen kaliber 9 mm buatan Denmark dan beberapa pucuk senjata laras panjang. Tapi ini tak menyurutkan semangat mereka. Toh, bila terjadi kontak senjata dipastikan hanya dalam jarak dekat. SmG dianggap sudah cukup.

Kerisauan tim Paska justru datang dari keterbatasan kondom yang dibagikan. Jangan heran dulu, kondom ini bukan digunakan untuk alat kontrasepsi.

Perlengkapan berbahan karet ini sangat berguna untuk mendukung operasi bawah air. Kondom digunakan untuk membungkus detonator (pemicu bahan peledak) maupun sambungan tertentu sehingga kedap air (waterproof).

Tim juga tak diberi hellbox, alat pembangkit listrik untuk meledakkan bahan peledak. Namun tim masih membawa beberapa gulung firecord yang merupakan kabel berisi bahan peledak berkekuatan tinggi.

Tim Paska diberangkatkan ke Teluk Peleng. Mereka ditugaskan menculik Panglima Pasukan Belanda Laksamana Reeser.

Selain itu, tugas paling monumental adalah menjebol lambung kapal Induk Belanda Karel Doorman dengan torpedo manusia. Perintah ini baru didapat di Teluk Peleng. Benda ini masih asing buat mereka. Bahkan belum pernah ada ujicoba torpedo manusia sebelumnya.

Saat itu semua pasukan Indonesia sudah siap tempur. Begitu diperintah, ribuan pasukan akan menyerbu Belanda di Biak dan merebut Irian Barat.

Namun perang besar urung terjadi. Desakan internasional memaksa Belanda duduk di meja perundingan. Kesepakatan penyerahan Irian Barat dari Belanda pada pemerintah Indonesia ditandatangani 15 Agustus 1962.

Janji Presiden Soekarno Irian Barat akan kembali ke pangkuan RI sebelum ayam berkokok tanggal 17 Agustus 1962 pun terwujud.

 merdeka

Serunya Dilatih Militer oleh Prajurit Kodam Diponegoro


 
Latihan merakit senjata
 
Semarang - Suasana dini hari yang sunyi di Rindam IV/Diponegoro pecah setelah rentetan letusan senjata terdengar keras. Suara bising tersebut membuat puluhan orang bercelana loreng cokelat yang berada di dalam barak kocar-kacir berusaha keluar ruangan.

Puluhan orang itu berlarian dengan membawa senjata Garand, yaitu senapan yang memiliki komponen kayu jati dan cukup berat saat dibawa. Setelah puluhan orang itu tiba di luar barak dan tiarap, baru ketahuan beberapa dari mereka memakai pakaian seadanya walau sudah membawa senjata. Ada yang lupa memakai sepatu, helm, atau perlengkapan yang seharusnya dibawa. Bahkan ada yang terpisah dari regunya.

Maklum saja, mereka bukan anggota militer yang sudah terbiasa dengan kondisi darurat seperti penyerangan mendadak, mereka adalah wartawan media cetak dan elektronik yang sedang menjalani Latihan Dasar Bela Negara di Rindam IV/Diponegoro.

Wartawan yang kurang persiapan dan memakai pakaian sekenanya itu mendapat hukuman untuk jongkok dan berdiri beberapa kali. Setelah itu semua peserta diminta untuk pindah ke barak lain karena barak sebelumnya diceritakan sudah hancur.

Itu salah satu bagian seru dalam latihan bela negara yang diikuti wartawan selama tiga hari sejak hari Minggu (9/3/2014) lalu hingga ditutup pada Rabu (12/3) kemarin. Sejumlah materi diberikan antara lain baris-berbaris, latihan menembak, kedisiplinan, bela negara, outbond, dan masih banyak lagi.

Selama pelatihan, mereka mengenakan seragam militer Abu Dhabi, yang berwarna cokelat seperti gurun pasir. Pada hari kedua dan ketiga, puluhan wartawan dari Semarang, Solo, dan Yogyakarta itu dibekali senapan Garand. Materi latihan yang diberikan sangat padat hingga mendesak peserta agar lebih disiplin.

Latihan yang tidak kalah seru daripada serangan mendadak di barak adalah latihan menembak di Lapangan tembak Satria Diponegoro. Di sana peserta diberikan penjelasan oleh pelatih, Kapten Suwito sebelum memulai menembak menggunakan Senapan Serbu 1 (SS1).
 
 Meski Kapten Suwito sudah menjelaskan dengan rinci mulai dari teori hingga posisi tiarap saat mengincar target, masih saja ada wartawan yang kesulitan dan malah mengincar target milik kawannya. Setelah diarahkan pelatih, pada sesi kedua seluruh wartawan sudah bisa membidik target dengan benar dan hasilnya memuaskan.

Kemudian saat sesi outbond, wartawan dilatih psiokologi dan fisiknya dengan berbagai macam latihan. Ketika wartawan diminta meluncur di arena flying fox, semua bisa melaluinya dengan lancar, namun ketika diminta replying dari ketinggian sekitar 20 meter, tidak semuanya bisa. Ada yang takut ketinggian dan ada yang penasaran ingin mencoba tapi ternyata setelah sampai di atas hanya bisa duduk dan turun lewat tangga.

Selain latihan fisik di luar ruangan, ada juga pemberian materi di dalam kelas tentang Kodam IV/Diponegoro, bela negara, dan pembekalan langsung dari Pangdam IV Diponegoro, Mayjen TNI Sunindyo.

Pangdam mengatakan pers memiliki kedudukan sangat penting dalam memacu gerak pertumbuhan dan roda pembangunan yang dalam hal ini berada di wilayah Jateng dan Yogyakarta. Sehingga dengan pelatihan bela negara ini bisa diharapkan lebih mencintai Indonesia serta menjadi komponen cadangan dimana komponen utamanya adalah TNI.

"Nasionalisme ini terbentuk dalam jiwa peserta ini, apa yang menjadi harapan terciptanya persatuan dan kesatuan, kemudian makin cinta negara. Kalau seluruh masyarakat itu punya, aman. Kewajiban membela negara ini kan kewajiban seluruh bangsa, ini sesuai Undang-undang," kata Mayjen TNI Sunindyo usai upacara penutupan Latsar Bela Negara dan Pengukuhan Wartawan Unit IV/Diponegoro di lapangan Rindam IV/Diponegoro, Magelang, Rabu (12/3/2014).

Selain itu diharapkan dengan latihan milter tersebut wartawan mampu bertahan di medan sulit ketika melakukan peliputan atau memiliki daya tahan lebih ketika agenda peliputan menumpuk.

"Ini wartawan yang kita latih dengan lengkap baru pertama kali ini. Yang dulu-dulu belum tahu, tapi kalau selengkap ini baru kali ini," tandas Pangdam

 
"Di seluruh dunia, wartawan itu menghadapi bahaya, jadi harus tetap waspada dan hati-hati dalam meliput. Terkhir wartawan Jerman di Afganistan, saya tidak berharap itu terjadi," tegasnya.

Bagi wartawan yang menjalani latihan bela negara, hal tersebut menjadi pengalaman dan pelajaran berharga. Mereka belajar bekerjasama, bertahan di panasnya terik matahari, tetap menjalankan kegiatan hingga malam, disiplin, dan sigap jika ada situasi mendadak.

Salah satu wartawan cetak, Dhani Setiawan mengatakan latihan paling berkesan adalah ketika diserang mendadak ketika masih tertidur lelap. Dengan kodisi barak yang lampunya dimatikan serta rentetan tembakan, ia kalang kabut mencari perlengkapan hingga akhirnya keluar tanpa alas kaki.

"Saat malam itu saya kaget, panik dan tegang. Saya terburu-buru harus pakai pakaian dan bawa senjata. Bahkan sampai lupa tidak pakai sepatu," katanya.

"Padahal sudah tahu bakalan ada kayak gitu, tapi tetap saja bingung. Sepatu saya bawa waktu itu karena ternyata pakainya susah," timpal wartawan televisi, Roy.

Meski mengaku lelah, semua wartawan yang berhasil mengikuti pelatihan hingga akhir yang dipimpin oleh Komandan Dodik Bela negara Rindam IV/Diponegoro Letkol Fajari itu menyatakan komentar positifnya. Bahkan menurut Pangdam IV/Diponegoro, ternyata banyak wartawan dari berbagai daerah ingin mengikuti pelatihan serupa.

"Sementara unit Kodam ini dulu, kalau wartawan-wartawan lain mau, kita adakan lagi, kita coba," pungkas Mayjen TNI Sunindyo.

Sebagai penutupan pelatihan tersebut, empat perwakilan wartawan menunjukkan kebolehannya merakit senjata M16 dan pistol jenis FN dengan mata tertutup di depan Pangdam IV/Diponegoro. "Latihan bongkar pasang senjata malam dan pagi, dibantu mentor. Caranya menghapal bentuk, lekuk dan tombol di senjata," ujar Dhani yang menunjukkan kebolehannya merakit M16.

Natuna Dicaplok China, Bukti Pulau Terluar Indonesia Rawan



(google map)  
(google map) 

  JAKARTA - Selain Natuna, ternyata masih ada puluhan pulau terluar Indonesia yang rawan diklaim oleh negara lain karena posisinya yang sangat strategis.

"Pertahanan laut kita harus kuat mengingat saat ini dari 17.499 pulau yang dimiliki Indonesia, terdapat 92 pulau terluar dan 12 pulau di antaranya merupakan pulau-pulau strategis yang tersebar di sepanjang perbatasan dengan negara tetangga," kata anggota Komisi I DPR, Susaningtyas Kertopati kepada Okezone di Jakarta, Kamis (13/3/2014).

Pulau-pulau terluar tersebut, sambung dia, digunakan sebagai titik-titik batas terluar pengukuran batas wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). "Terkait dengan fungsi pertahanan dan keamanan negara, kedudukan pulau terluar merupakan beranda nusantara yang harus terus dipantau dan diawasi," ingatnya.

Seperti diberitakan, China memasukkan sebagian wilayah perairan laut Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau, ke dalam peta wilayah mereka. Hal tersebut diungkapkan Asisten Deputi I, Bidang Dokrin Strategi Pertahanan, Kemenko Polhukam, Marsma TNI Fahru Zaini.

Klaim sepihak tersebut terkait sengketa Kepulauan Spratly dan Paracel antara China dan Filipina. Sengketa ini, akan berdampak besar terhadap keamanan laut Natuna.

Ia menjelaskan, China telah menggambar peta laut Natuna di Laut China Selatan masuk peta wilayahnya dengan sembilan dash line atau garis terputus. Bahkan gambar tersebut sudah tercantum dalam paspor terbaru milik warga China. (sus)

oke zone 

TNI Terima 24 Panser Anoa dari Pindad

Panser diterima oleh Panglima TNI Jenderal Moeldoko.


Panglima TNI Jenderal Moeldoko mengecek Panser Anoa buatan PT Pindad.
Panglima TNI Jenderal Moeldoko mengecek Panser Anoa buatan PT Pindad. (Erick Tanjung/VIVAnews)
 - Tentara Nasional Indonesia (TNI) menerima 24 Panser Anoa 6x6 dari PT Pindad. Kendaraan perang lapis baja ini akan digunakan oleh Satuan Tugas (Satgas) Batalyon Komposit TNI Kontingen Garuda (Konga) XXXV-B/UNAMID (United Nation Mission In Darfur) untuk pasukan pemelihara perdamaian PBB selama setahun di wilayah Dafur, Sudan.

Panser diterima Panglima TNI Jenderal Moeldoko yang sekaligus melakukan pengecekan kesiapan peresmian kawasan Indonesian Peace and Security Centre (IPSC) di Bukit Santi Dharma Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian Sentul-Bogor, Jumat 14 Maret 2014.

"Ada 800 prajurit TNI yang dikerahkan. 24 Panser Anoa, 30 truk dan 34 jeep," kata Moeldoko saat serah terima kendaraan perang tersebut.

Moeldoko menjelaskan, hingga saat ini TNI telah membeli 226 unit kendaraan tempur dari Pindad. Tahun 2008 TNI membeli 154 unit, 2011 sebanyak 11 unit dan 2012 sebanyak 61 unit. "Tahun 2013 TNI memesan 82 unit Panser Anoa," ujarnya.

Mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat ini menambahkan, kendaraan itu telah di sebar di sejumlah Kodam. Di antaranya, Kodam III Siliwangi Bandung, Kodam Jaya Jakarta, Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres), Batalyon 201, Batalyion 202 dan Batalyon 203.

Ada juga yang ditempatkan di Palembang, Makassar, Ambon, Timika, Surabaya, Bali dan Yogyakarta.

"Panser ini di antaranya ada panser angkut personel, ambulans, recovery, komando dan angkut logistik. Panser ini juga digunakan untuk pengamanan tamu-tamu penting atau kunjungan presiden ke luar kota," Moeldoko menjelaskan. 
 

“Rajawali Perkasa 2014” Wujud Profesionalisme Prajurit Lanud Halim Perdanakusuma



“Rajawali Perkasa 2014” Wujud Profesionalisme Prajurit Lanud Halim Perdanakusuma
LANUD HALIM PERDANAKUSUMA ,- "Delapan kegiatan yang dilatihkan pada manuver lapangan hari kedua meliputi penerjunan prajurit satuan tempur Paskhas dalam Operasi Perebutan Pengendalian, Pangkalan Udara (OP3U), Cargo Dropping System, Storage Delivery System, Air Landed, Kontainer Medik Udara, Pengungsian Medik Udara dan Konferensi Pers," Ujar Direktur Latihan Rajawali Perkasa 2014 Kolonel Pnb Y. Aditya Permana, Kolonel Pnb Y. Aditya Permana merupakan Komandan Wing 1 Lanud Halim Perdanakusuma melaporakan pelaksanaan latihan "Rajawali Perkasa" tahun 2014 yang telah berlansung dengan, aman dan lancar kepada Komandan Lanud Halim Perdanakusuma Marsma TNI Sri Pulung D.,S.E., MMgt. Stud., dalam upacara penutupan latihan di Taxi Way Echo, Kamis (13/3).
Ditambahkan dari sekitar 300 personil yang terlibat dengan berbagai unsur seperti Komando Latihan, Crew Skadron Udara 2,17, 31 dan 45, Satpom, Paskhas, unsur Lanud dan Rumah Sakit semuanya telah berupaya mendukung pelaksanaan latihan sejak hari pertama pada tanggal 10 s.d. 13 Maret 2014 dengan aman dan baik.  Beberapa permasalahan di lapangan seperti cuaca hujan dan lainnya tidak mengendurkan semangat seluruh peserta latihan dalam menempa kemampuannya agar profesionalismenya terpelihara sebagai Prajurit TNI Angkatan Udara yang handal.        
Sementara itu dalam sambutannya Komandan Lanud Halim Perdanakusuma Marsma TNI Sri Pulung D.,S.E., MMgt. Stud., menyampaikan pelaksanaan  latihan "Rajawali Perkasa" tahun 2014 yang telah dilaksanakan selama empat hari merupakan upaya menjajaki sejauh mana pengetahuan, pemahaman dan kemampuan prajurit dalam penerapan protap satuan yang ada di Lanud Halim Perdanakusuma khususnya ketika suatu operasi dukungan udara digelar. "Oleh karenanya, latihan ini merupakan proses mekanisme pembinaan prajurit guna memelihara profesionalitas Prajurit Lanud Halim Perdanakusuma sesuai bidang profesinya masing-masing, ujar Marsma TNI Sri Pulung D.,S.E., MMgt. Stud.
Di akhir sambutannya Danlanud menyampaikan keberhasilan pelaksanaan latihan tidak  terlepas  dari  dukungan  semua pihak yang terlibat.  Untuk itu, disampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya khususnya kepada para Penilai, Satuan Samping, Bandara Halim Perdanakusuma dan lainnya atas segala kerjasama dan bantuannya. Kedepan, Danlanud berharap kerjasama tetap dapat dilanjutkan bahkan lebih ditingkatkan lagi. 


TNI

Penerjunan “CDS” Dari Hercules Skadron Udara 31 di Runway Lanud Suryadarma



Penerjunan “CDS” Dari Hercules Skadron Udara 31 di Runway Lanud Suryadarma
LANUD SURYADARMA ,- Penerjunan barang atau dikenal "CDS" Cargo Delivery Sistem dari Pesawat C-130 Hercules Skadron Udara 31 Halim Perdanakusuma Jakarta. Kapten pilot Kapten Pnb Alfon, Co Pilot Lettu Pnb DCP Hutagalung, di Runway Lanud Suryadarma, Kalijati Subang, Kamis (13/3).
Penerjunan dalam rangka Latihan "Rajawali Perkasa" Lanud Halim Perdanakusuma, sebanyak Satu Sorties/empat run, tiap run menerjunkan barang seberat 300 kg tersebut berhasil baik, disaksikan Kasiopslat Disops Lanud Suryadarma, Mayor Pnb Tarmuji, Kasifaslat Wing 8, Mayor Pnb Tubagus Hasan, Mayor  Tek  Yudhi W, Kasi Laik Rudal Senmu Dislambangjau, Kapten Lek Aswien, Kaurhar Faslat Wing I Lanud Halim Perdanakusuma.  
Penerjunan dengan pesawat bernomor A- 1317 berlangsung sekitar 20 menit dipandu personil base ops Lanud Suryadarma, didukung personil Paskhasau, menerima barang di darat selanjutnya pesawat Hercules kembali ke Home base di Lanud Halim Perdanakusuma Jakarta.

TNI 

Ini Baju Anti Nyamuk Pasukan Katak Made In Sukoharjo


http://images.detik.com/content/2014/03/14/1036/sritex.jpg
Sukoharjo -Baju anti api atau anti air mungkin sudah biasa didengar, tapi terbayangkah bagaimana wujudnya baju anti nyamuk? Baju tersebut sudah ada sejak lama dan diproduksi PT Sritex untuk seragam Kopaska (Komando Pasukan Katak) Angkatan Laut (AL).

Bentuknya tidak jauh berbeda dengan seragam militer lainnya. Warnanya dominan hijau dan cokelat dengan motif loreng yang kaku.

Motif loreng dibuat kecil-kecil dan rapat sehingga menyerupai tumpukan daun. Namun ternyata rahasia anti nyamuk tidak hanya pada motif, tapi juga teknik pemintalan benangnya.

"Anti nyamuk ini dari pemintalan, penganyaman, hingga finishing sudah dilakukan thread," kata Direktur Sritex Sri Sartono Basuki saat detikFinance berkunjung ke pabrik Sritex di Sukoharjo, Rabu (12/3/2014).

Seragam anti nyamuk tersebut dibuat dengan komposisi 87% katun dan 13% polyester. "Seragam ini untuk pasukan katak," imbuh Sartono yang enggan menjelaskan lebih detail karena persaingan pasar.

Selain anti nyamuk, berbagai seragam militer dengan kemampuan berbeda juga sudah dibuat oleh PT Sritex, contohnya seragam militer anti infra merah yang dipakai tentara Jerman, kemudian, anti radiasi yang dipesan Uni Emirat arab dan Kuwait, anti api yang dipakai Kopassus, dan masih banyak lagi.

"Sebelum membuat pakaiannya itu ada penelitiannya dulu," tandas Sartono.

PT Sritex yang didirikan oleh HM Lukminto sudah menjadi usaha tekstil terbesar se-Asia Tenggara. Sebanyak 30 negara memesan pakaian militer ke pabrik yang berada di Sukoharjo itu. Selain perlengkapan militer, ada juga produk fesyen dengan merek terkenal yang diproduksi di pabrik Sritex, antara lain Zara dan Timberland.(alg/dnl)

DETIK

TNI Jajaki Kapal Selam Kilo yang Baru

 
Presiden SBY menatap model kapal selam Kilo Rusia (photo: setneg)
Presiden SBY menatap model kapal selam Kilo Rusia (photo: setneg)

Pemerintah Indonesia membatalkan rencana pembelian 2 kapal selam kilo hibah yang ditawarkan Rusia. Alasannya karena kapal selam tersebut dalam kondisi rusak.
Tadi pagi 13/03/2014, saya bertemu seorang pejabat TNI AL, ia pun mengatakan :
“Kalau lihat sekilas, bekas harganya murah dibanding baru tapi masa pakainya hanya 10 tahun. Kedua jika beroperasi sampai jangka 10 tahun itu kalau dihitung-hitung maintanance cost-nya itu cukup besar,”
Saya pun bertanya, jadi TNI gagal membeli KS Kilo ?
“Jadi belum gagal, ini masih proses. masih proses berjalan. Kan sekarang kita dihadapkan pada pilihan kita mau beli baru atau second,”.
Menurutnya, saat ini Kemenhan masih mempertimbangkan plus-minus untung ruginya jika membeli Kapal Selam Baru.
“Lebih baik kita keluar uang banyak sekali saja tetapi kita punya kebanggan itu jelas dan kemampuan tempur bisa diandalkan sehingga bisa menimbulkan detterent effect sebagaimana yg kita harapkan,”
“Kemudian keuntungan lain masa pakainya lama. Ini yang sedang diolah tetapi sepertinya tim mengarah pada kapal selam baru,”
Seperti kita ketahui nilai efek deterrent KS Kilo ini sangat efektif. Buktinya belum dibeli atau masih dalam proses penawaran sudah membuat Australia seperti cacing kepanasan (sangat cemas) apalagi dibeli, TERBUKTI…
“Seperti kehidupan di rumah. Kita punya satu atau dua anjing herder atau doberman maka deterent efek untuk pencuri jauh lebih baik dari pada piara anjing kampung 10 ekor yang dikasih kelapa saja langsung diam,”.
Maaf saya tidak jago analisa. Di sini saya cuma bisa kasih pencerahan melalui kutipan obrolan dengan seorang pejabat TNI. Mudah-mudahan informasi ini bisa bermanfaat buat teman-teman di warjag. Narasumbernya seorang Jenderal, mudah-mudahan tambah bingung ya. hahahhahahahaha. Kritik dan saran saya terima, terima kasih.

jakarta greater



Penyerahan Panser Anoa

 
Penyerahan Panser Anoa
 
Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko bersama Plt. Dirut PT Pindad (Persero), Tri Hardjono meninjau Panser Anoa 6x6 di sela-sela penyerahan 24 unit Panser Anoa 6x6 dari PT Pindad di markas Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian (PMPP) TNI, Sentul, Bogor, Jabar, Jumat (14/3/2014). 24 unit Panser buatan PT Pindad tersebut akan digunakan Satgas Batalyon Komposit TNI Kontingen Garuda XXXV-/United Nations Mission In Darfur (UNAMID) yang bertugas sebagai pasukan perdamaian PBB selama setahun di wilayah Darfur-Sudan 
 VIVAnew

Gelar Alutsista di Mako Armatim

 
SONY DSC
Pasukan TNI AL unjuk kekuatan alat utama sistem persenjataan (Alutsista) di hadapan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Gelar kekuatan ini dilaksanakan di Dermaga Madura Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim), Ujung Surabaya, Jawa Timur, 12/03/2014.
Presiden SBY mengatakan penambahan kekuatan TNI Angkatan Laut bertujuan untuk mempertahankan kedaulatan, bukan karena Indonesia ingin berperang. Namun demikian, Indonesia siap berperang jika diharuskan untuk mempertahankan kedaulatan negara.
“Kita tidak ingin perang. Namun jika harus bertempur dan mempertahankan kedaulatan, kita sudah siap. Kekuatan TNI AL kita bertambah lagi,” ujar Presiden.
Didampingi oleh Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, Presiden SBY meninjau gelar alutsista hasil pengadaan pada program pembangunan kekuatan matra laut periode Rencana Strategis 2005-2009 dan 2010-2014.
Sejumlah alutsista yang digelar antara lain empat kapal perang korvet kelas Sigma, empat KRI kelas LPD (Landing Platform Dock), empat Kapal Cepat Rudal (KCR) tipe 40 M, dan dua kapal Patroli Cepat (PC) tipe 43 M.
Untuk Korps Marinir ada tank amphibi jenis BMP-3F, satu BREM-L (Tank Recovery), 15 Panser LVT 7 A1 (Landing Vehicle Tank), dua pesawat CN 235-220 MPA (Maritime Patrol Aircraft), empat pesawat latih Bonanza G-36, dan tiga helikopter Bell-412 EP.
SONY DSC
Kapal Selam TNI AL di Mako Armatim, Surabaya, Jawa Timur, Rabu (12/3/2014).
SONY DSC
Kapal Selam 402 TNI AL
SONY DSC
Kapal Selam KRI Cakra 401
SONY DSC
Kapal Selam TNI AL
SONY DSC
Helikopter Anti-Kapal Selam di Korvet Sigma KRI Sultan Iskandar Muda
SONY DSC
Helikopter ASW TNI AL Unjuk Kemampuan
SONY DSC
SONY DSC
Panther ASW Tembakkan Rudal Anti-Kapal Selam
Aksi Satkopaska Koarmatim
Aksi Satkopaska Koarmatim
Presiden SBY Inspeksi Alat Tempur
Presiden SBY Inspeksi Alat Tempur
Torpedo SUT
Torpedo SUT
Presiden SBY Amati Rudal Exocet
Presiden SBY  dan Menhan Amati Rudal Exocet
Rudal Exocet Anti-Kapal Permukaan
Rudal Exocet Anti-Kapal Permukaan
Rudal Exocet
Rudal Exocet
Rudal C 802
Rudal C 802
Rudal Yakhont
Rudal Yakhont
Quadcopter
Quadcopter
Selain melakukan peninjauan dan menyapa prajurit, Presiden juga menyaksikan demo kekuatan alutsista TNI AL, antara lain demo penyebaran ranjau dari pesawat udara patroli maritim Umar 623 TNI Angkatan Laut, demo penembakan roket RBU dari Kapal Republik Indonesia (KRI) dengan nomor lambung 385 dan 381, demo peperangan anti kapal selam oleh KRI dengan menggunakan helikopter Anti Kapal Selam, demo pembebasan pembajakan kapal oleh Komando Pasukan Katak dan Intai Amphibi dengan metode Visit Board Search and Seizure (VBSS), ‘Sailing Pass’ Kapal TNI Angkatan Laut, dan ‘Flying Pass’ pesawat udara dan helikopter TNI Angkatan Laut.
KSAL dan Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengatakan, Kapal Selam hibah Kilo yang ditawarkan pihak Rusia tidak jadi diambil oleh TNI AL, karena kondisi mesin dan peralatan di dalam kedua KS tersebut sudah rusak dan butuh banyak biaya jika jadi diambil. KSAL Laksamana Marsetuio, lebih memilih untuk serius membangun kekuatan kapal selam secara mandiri di dalam negeri setelah sukses mendapat ToT dari Korea Selatan.

JKGR