Surabaya : TNI
Angkatan Laut (TNI AL) menggelar kekuatan terlengkap dan terbesar,
serta menampilkan modernisasi Alat Utama Sistem Senjata (Alutsista)
dengan Inspektur Upacara Presiden Republik Indonesia Dr. H. Susilo
Bambang Yudhoyono, yang berlangsung di Dermaga Madura Komando Armada RI
Kawasan Timur (Koarmatim), Ujung, Surabaya, Rabu (12/3). Kegiatan ini
dihadiri Menteri Pertahanan Prof. Ir. Purnomo Yusgiantoro MSc., MA.,
Ph.D., Panglima TNI Jenderal TNI Dr. Moeldoko, Kasad Jenderal TNI
Budiman, Kasal Laksamana TNI Dr. Marsetio, dan Kasau Marsekal TNI Ida
Bagus Putu Dunia, serta sejumlah pejabat dan undangan lainnya.
Gelar
kekuatan modernisasi alutsista TNI AL merupakan akuntabilitas kepada
seluruh rakyat tentang pembangunan kekuatan TNI Angkatan Laut selama
ini. Selain itu, gelar kekuatan tersebut juga bertujuan untuk mewujudkan
pencapaian pembangunan kekuatan alutsista TNI Angkatan Laut sesuai
dengan perencanaan strategis pembangunan kekuatan TNI Angkatan Laut
sampai dengan 2014. Sasaran yang diharapkan adalah tergelarnya kekuatan
alutsista TNI Angkatan Laut selama periode tahun 2004-2014. Tema
kegiatan ini adalah “Melalui Gelar Modernisasi Alutsista, TNI Angkatan
Laut Siap Mewujudkan Kekuatan TNI Angkatan Laut yang Handal dan Disegani
serta Berkelas Dunia.”
Kegiatan
inspeksi diawali dari dermaga Madura – dermaga H – kolam – dermaga
Madura. Inspeksi di laut dengan menggunakan KAL Yudhistira. Kapal perang
dari berbagai jenis sebanyak 68 unit, antara lain kapal selam, fregat, korvet, kapal cepat rudal, LPD (Landing Platfrom Dock), kapal ranjau (buru ranjau dan penyapu ranjau), FBP (Fast Patrol Boat), LST (Landing Ship Tank), patroli cepat, kapal tanker, TD (Tunda Samudera), KAL (Kapal Angkatan Laut), Combat Boat, dan Sea Raider. Pesawat udara berbagai jenis sebanyak 14 unit, antara lain heli NBell 412 dan NBO 105, serta CN 235, Casa NC 212, dan Bonanza.
Gelar kekuatan Marinir sebanyak 78 unsur yang terdiri dari Tank BMP 3F, Tank LVT 7A 1, roket multilaras RM 70 Grad, Tatra (truk pengangkut amunisi, dan Opleger
(truk pengangkut tank), Taifib dan Denjaka serta perlengkapannya. Gelar
peralatan material khusus dan peluru kendali yang terdiri dari Diver Propulsion Device, Sea BOBS 414, cheetah, alat penjinak bahan peledak, alat selam, peralatan PARA, Pasukan Khusus TNI Angkatan Laut dan perlengkapannya, Rudal Yakhont, Torpedo SUT, dan trailer.
Dalam
kesempatan tersebut, Presiden RI Dr. H. Bambang Yudhoyono menyampaikan
kepada pemimpin TNI AL dan jajarannya, bahwa Tank BMP 3F ini harap
dijaga dan dirawat sebaik mungkin. Karena alutsista tersebut sangat
disegani oleh pasukan Nato pada saat Perang Dunia II. Seusai inspeksi,
Presiden RI Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono beserta undangan menyaksikan
demo peperangan anti kapal selam, pembebasan sandera di kapal, helicast
jumping, sailing pas, flaying pas dan terjun payung. Dalam kesempatan
ini, bertempat di Gedung Laksamana Nala Presiden RI Dr. H. Susilo
Bambang Yudhoyono menulis pesan dan kesan di kanvas.
Modernisasi
alutsista TNI Angkatan Laut pada hakikatnya berorientasi kepada
pencapaian tugas-tugas TNI Angkatan Laut yang dilaksanakan melalui
Operasi Militer untuk Perang (OMP) dan Operasi Militer Selain Perang
(OMSP). Untuk melaksanakan tugas-tugas tersebut dibutuhkan postur TNI
Angkatan Laut yang ideal. Oleh karena itu, TNI Angkatan Laut
mencanangkan diri untuk menjadi kekuatan matra laut yang handal dan
disegani serta berkelas dunia atau world class navy.
Modernisasi
alutsista TNI Angkatan Laut tertuang dalam kebijakan strategis Kasal,
diimplementasikan secara bertahap sesuai Renstra TNI Angkatan Laut
dengan konsisten dan berkesinambungan, serta didasarkan pada konsep
trimatra terpadu TNI. Rencana Strategis Tahun 2010-2024 yang
dilaksanakan secara bertahap perlima tahunan (2010-2014, 2015-2019, dan 2020-2024).
Setiap Renstra memiliki titik berat, tujuan, dan sasaran yang berbeda,
namun memiliki keterkaitan erat dan kesinambungan. modernisasi alutsista
TNI
Angkatan Laut dilaksanakan melalui rematerialisasi, revitalisasi,
relokasi, dan pengadaan dengan mengutamakan pemanfaatan industri
pertahanan dalam negeri.
Bila
dihadapkan dengan spektrum ancaman yang sedemikian kompleks, maka TNI
Angkatan Laut seharusnya memiliki postur yang ideal, di mana kekuatan
disusun dalam Sistem Senjata Armada Terpadu (SSAT), terdiri dari 4
komponen: Kapal Perang, Pesawat Udara, Marinir, dan Pangkalan, sebagai
kekuatan utama TNI Angkatan Laut yang didukung oleh kekuatan pendukung
lainnya.
Sementara
itu Menteri Pertahanan Prof. Ir. Purnomo Yusgiantoro MSc., MA., Ph.D.
dalam jumpa persnya dengan para wartawan mengatakan, bahwa baru saja
Presiden RI Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono selaku Ketua KKIP (Komite
Kebijakan Industri Pertahanan) memimpin Sidang Pertama KKIP Tahun 2014.
Sidang dilaksanakan di Gedung Candrasa Koarmatim, Ujung, Surabaya.
Sidang ini merupakan Sidang Pertama KKIP dengan keanggotaan sesuai
Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2012 tentang Industri Pertahanan. Sidang
tersebut dihadiri Menhan selaku Ketua Harian KKIP, Menko Polhukam, Menko
Perekonomian, Kepala Staf Angkatan, Kapolri, Pangdam V/Brawijaya dan
Pangarmatim.
Dikatakan
oleh Menhan, terkait strategi mewujudkan kemandirian pertahanan, telah
disusun master plan pembangunan industri pertahanan tahun 2010-2029,
yang mencakup dua target utama, yaitu Alutsista dan industri pertahanan.
“Target Alutsista yang akan dicapai adalah Alutsista yang memiliki
mobilitas tinggi dan daya pukul, sedangkan target industri pertahanan
yang akan dicapai adalah terwujudnya kemampuan memenuhi permintaan pasar
dalam negeri, kemampuan bersaing di pasar internasional serta kemampuan
mendukung pertumbuhan ekonomi,”kata Menhan.