Pages

Wednesday, 6 August 2014

Drone Parrot AR 2 di Yunan

 
Sekitar 400 penduduk tewas akibat gempa di Yunan, beberapa hari lalu. Umumnya mereka tewas akibat bangunan yang rubuh serta tanah yang longsor.
Tim tanggap darurat militer China, menggunakan Drone kecil, Parrot AR 2 type 2, untuk mengamati tingkat kerusakan yang terjadi di Yunan, China.
image
image
image
image
image
(NEWS.EN)

KORPS MARINIR TNI AL DAN USMC AKHIRI LATMA RIMPAC 2014

 

Komandan Peleton 2 Korps Marinir TNI AL, Lettu (Mar) Welliam Halley memberikan cendera mata kepada Komandan "Combat Landing Team (CLT)-2" US Marine Corps, Kapten John Secor diakhir latihan bersama multilateral Rim of the Pasific (RIMPAC) 2014 di Monumen Iwo Jima, Marine Corps Base Hawaii (MCBH), Kaneohe Bay, Hawaii, Amerika Serikat, Minggu (3/8/2014).
Dalam Latma RIMPAC 2014 tersebut, dua prajurit Marinir TNI AL, Serka (Mar) Pane dan Kopda (Mar) Subianto mendapatkan penghargaan sebagai prajurit terbaik dari USMC. 

F-16 Blok 15 OCU, Block 25, dan Block 50/52



Om Agung, apa bedanya F-16 Blok 15 OCU, Block 25, dan Block 50/52?

Sebelumnya kita harus tahu bahwa pesawat F-16 yang keluar dari pabrik sekarang cukup berbeda dengan versi terdahulu. Beberapa hal bisa kita lihat, seperti sayap ekor yang lebih lebar, lubang udara lebih lebar, kanopi berwarna, aneka antena atau tambahan tangki konformal di punggung. Ada yang tidak tampak seperti struktur lebih kuat, mesin lebih baik, sistem elektronik digital, mission computer yang lebih cepat, dan perangkat lunak canggih yang mengakomodasi berbagai fungsi baru, sensor baru, dan senjata baru.

Awalnya F-16 dirancang sesuai konsep Kolonel John Boyd sebagai pesawat tempur ringan untuk misi udara ke udara. Tambahan kemampuan serang darat mengubah F-16 menjadi pesawat tempur multiperan (multirole) yang mampu membawa rudal jarak sedang, sensor infra merah, sistem penglihat malam, radar multimode, senjata presisi, dan berbagai kemampuan lain.

Perbedaan di antara F-16 ditentukan lewat kelompok produksi atau disebut Seri dan Block. Saat ada produksi jenis baru F-16 diproduksi akan diberi seri berbeda dan nomor yang lebih besar. Seri F-16A/B diberikan pada pesawat Block 1 hingga 20. Huruf A menunjukkan pesawat kursi tunggal dan hurup B versi kursi ganda atau tandem. Seri F-16C/D dimulai dengan Block 25 hingga 50/52. Pesawat Block 60 memulai versi baru yang dinamai F-16E/F.

Block 15 OCU. Pesawat F-16 A/B Block 15 diproduksi sebanyak 983. Jenis ini memiliki sayap ekor horizontal lebih besar sehingga lebih stabil, tambahan dua hardpoint dekat inlet, F-16A/B Block 15 OCU (Operational Capability Upgrade) memiliki head up display lebar, data transfer unit, radar altimeter, komputer penembakan, dan senjata serta radar AN/APG-66 yang lebih baik dan mampu menembakkan rudal AGM-119 Penguin antikapal, rudal AGM-65 Maverick, dan rudal AIM-120 AMRAAM (Advanced Medium Range Air-to-Air Missile). Pesawat dilengkapi mesin Pratt & Whitney F100-PW-220 yang dilengkapi DEEC (digital electronic engine control) sehingga mampu mempercepat daya dorong dari posisi idle ke afterburner dari semula 6-8 detik menjadi dua detik. Mesin menjadi  lebih awet, mudah dirawat serta lebih andal.

Block 25. Pesawat Block 25 merupakan evolusi dari versi F-16A/B ke versi F-16C/D. Mulai diterbangkan Juni 1984, tercatat 244 pesawat  F-16  Block 25 hanya dipergunakan oleh USAF. Senjata utama Block 25 adalah AMRAAM di samping memiliki kemampuan serangan darat secara presisi dan malam hari. Pesawat ini dilengkapi komputer penembakan, komputer manajemen senjata, layar multifungsi, data transfer unit, radar altimeter, sistem navigasi inersial dan radio UHF antijam.  Pesawat dilengkapi radar AN/APG-68 yang memiliki jangkauan lebih jauh, resolusi lebih baik, dan memiliki mode operasi lebih banyak dari APG-66. Dilengkapi head up display lebih lebar dengan tombol upfront serta dua layar head-down multifungsi. Seluruh Block 25 dilengkapi mesin Pratt & Whitney F100-PW-220E yang merupakan upgrading engine seri-200. (Kol. Pnb. Agung "Sharky Sasongkojati)

Angkasa 

Lockheed Martin Mengumumkan Inisiatif Industri Radar Indonesia


-- Pemasok sistem pertahanan internasional ini bekerjasama dengan mitra-mitra lokal untuk membantu Angkatan Udara Indonesia di dalam Modernisasi Radar

JAKARTA, -- Lockheed Martin (NYSE: LMT) telah meluncurkan inisiatif industri radar Indonesia sebagai bagian dari usaha perusahaan asal AS ini dalam mendukung agenda Indonesia untuk memordenisasikan dan memperluas jangkauan pengawasan udara Republik Indonesia.

Inisiatif ini mencakup transfer teknologi guna membantu pembangunan industri radar Indonesia, serta kerjasama dengan sejumlah universitas lokal guna mengembangkan sumber daya manusia untuk mendukung inisiatif ini. Meningkatkan kemampuan Indonesia untuk membuat beragam komponen radar yang fundamental akan mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap pemasok asing, sekaligus membuka banyak lapangan pekerjaan bagi masyarakat Indonesia.

Lockheed Martin berkomitmen untuk mendukung Indonesia dan rencana revitalisasi industri pertahanannya," ungkap Robert Laing, Eksekutif Nasional, Lockheed Martin, Indonesia. "Tujuan kami adalah untuk menciptakan sebuah sektor teknologi dan lapangan pekerjaan yang baru demi menjamin industri yang berkesinambungan di Indonesia."

Lockheed Martin telah bekerjasama dengan Institut Teknologi bandung (ITB) untuk membuat kurikulum engineering teknologi radar. Selain itu, terdapat sejumlah program lainnya, ditambah dengan berbagai seminar teknis dan peluang pendidikan yang tengah berlangsung, seperti pelatihan pemimpin masa depan untuk pengembangan teknologi radar. Perusahaan ini juga telah mengintegrasikan kapabilitas manufaktur dengan sejumlah mitra lokal Indonesia, yang telah memulai memproduksi komponen-komponen radar.

Lockheed Martin juga kini tengah bersaing memperebutkan program radar Ground Control Intercept (GCI) Indonesia. Jika perusahaan ini berhasil memenangkan program tersebut, maka akan terbuka lebih banyak lapangan pekerjaan bagi mitra-mitra lokal, yang diperkirakan hingga dua juta jam kerja selama masa aktif radar-radar tersebut. Para mitra lokal akan mampu memproduksi komponen radar senilai hampir 100 juta dolar tiap tahun.

Pengalaman ekstensif radar pengawasan udara yang dimiliki Lockheed Martin dapat membantu Indonesia menjadmin keamanan dan keselamatan ruang udara baik bagi lalu lintas udara sipil  maupun kedaulatan udara nasional untuk waktu yang sangat lama. Lockheed Martin telah  memproduksi dan mengoperasikan lebih dari 200 radar pengawasan udara di 30 negara. Beroperasi  di seluruh dunia selama 24 jam, radar-radar Lockheed Martin beroperasi sepenuhnya tanpa awak dan sebagian besar telah puluhan tahun di dalam kondisi lingkungan terpencil yang keras. Tidak ada satupun radar-radar tersebut yang pernah mengalami kerusakan, dan bahkan sebagian besar telah beroperasi dengan baik melampui masa garansi 20 tahun. Kehandalan dan umur yang panjang dari radar-radar tersebut adalah hasil dari investasi berkelanjutan Lockheed Martin di dalam teknologi canggih dan komitmen terhadap misi dan kebutuhan para konsumen.

Berpusat di Bethesda, Maryland, Lockheed Martin adalah perusahaan keamanan dan kedirgantaraan  global yang memiliki sekitar 113.000 karyawan di seluruh dunia dan secara khusus terlibat di dalam riset, desain, pengembangan, manufaktur, integrasi, dan pemeliharaan beragam sistem, produk, dan layanan teknologi canggih. Penjualan bersih korporasi untuk tahun 2013 mencapai 45,4 miliar dolar.

Antara

Koharmatau Sempurnakan Console TMC

Foto: Suharso Rahman

Console Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) seri pertama buatan Koharmatau disempurnakan lagi pada seri kedua, sehingga cara pakainya makin memudahkan operator. Alat penabur garam hujan buatan ini menjadi yang pertama di dunia, sekaligus bukti keunggulan rekayasa teknologi dalam negeri.

Tak perlu jauh-jauh mencari produk ke luar negeri. Serahkan saja kepada instansi di dalam negeri yang mempunyai kemampuan melakukan rekayasa teknologi seperti Divisi Engineering Komando Pemeliharaan Materiil Angkatan Udara (Koharmatau) di Bandung. Bekerja sama dengan Badan Penerapan dan Pengkajian Teknologi (BPPT), Koharmatau mampu mendesain alat penabur garam hujan buatan yang disebut Console TMC.

Produk Console TMC Seri I berhasil dibuat Koharmatau hanya dalam tempo tiga bulan dan diluncurkan pada Januari 2014. Alat ini berhasil memecahkan persoalan membuat hujan buatan yang dihadapi selama 20 tahun dimana proses penaburan bubuk garam NaCl atau CaCl2 dari pesawat dilakukan dengan metode konvensional “lempar karung” melalui pintu samping pesawat. Akibat-akibat buruk dari proses ini, pesawat mengalami korosi akut karena turbulensi bubuk garam yang disemai berbalik ke dalam kabin.

Cara kedua, kabin pesawat ditutupi dengan kain terpal untuk mencegah menyelipnya bubuk-buku garam berukuran mikron (super fine powder) ke bagian kabin. Garam dituangkan secara manual dari karung yang dirobek melalui corong ke pintu samping pesawat. Hal ini pun ternyata tidak efektif. Bubuk garam masih beterbangan di dalam kabin selain juga dibutuhkan upaya yang keras dengan mengerahkan banyak personel mulai dari proses loading garam ke pesawat hingga pembersihan pesawat setelah itu. Hal ini sangat membutuhkan waktu lama mengingat garam yang diangkut jumlahnya hitungan ton. Hasil evaluasi menyatakan, untuk satu kali proses hujan buatan saja komponen pesawat terancam korosi walau sudah dibersihkan.

Cara ketiga, inilah pemecahan masalah yang terbukti jitu. Koharmatau melalui Divisi Engineering merancang dan membuat Console TMC (cara pembuatan lihat Angkasa edisi Juni 2014: Console TMC Buatan Koharmatau Senjata Pamungkas Hujan Buatan). Console TMC Seri I yang telah dibuat Koharmatau telah terbukti ampuh digunakan selam 250 jam per Juli lalu dan saat ini masih digunakan di Pekanbaru.

Beberapa penyempurnaan
Sukses dengan konsol pertama, Koharmatau tak mau berdiam diri. Proses penyempurnaan dilakukan untuk konsol kedua. “Kebetulan permintaan alatnya ada, dan BPPT mau mencarikan anggarannya. Akhirnya kami buat Console TMC Seri II dalam waktu hanya dua minggu. BPPT dan BNPB memang masih memerlukan tambahan Console TMC untuk melengkapi konsol yang pertama agar proses pencegahan kebakaran hutan bisa dilaksanakan lebih luas,” ujar Komandan Koharmatau Marsda TNI Sumarno.

Awal Juli lalu proses uji statis dan uji dinamis Console TMC II dilaksanakan selama dua hari oleh Koharmatau dan BPPT di Depohar 10 Bandung menggunakan C-130 Hercules nomor A-1321 dari Skadron Udara 31. Uji penyemaian garam dilaksanakan di wilayah udara Cianjur pada ketinggian 10.000 kaki dengan kecepatan 180 knot. (Roni Sontani)

Angkas

Jenderal Amerika Tewas Tertembak di Afghanistan

Asap mengepul dari pintu gerbang Istana Presiden Afghanistan usai diserang pejuang Taliban, Selasa (25/6).
Asap mengepul dari pintu gerbang Istana Presiden Afghanistan usai diserang pejuang Taliban,

Kabul - Seorang Mayor Jenderal Angkatan Darat Amerika Serikat tewas tertembak di dekat Kabul, Afghanistan, Selasa (5/8). Insiden tersebut terjadi di Universitas Pertahanan Nasional Marshal Fahim, Kota Kabul.
Seperti diungkapkan juru bicara Pentagon, Laksamana Muda John Kirby korban adalah jenderal bintang tiga yang tewas tertembak oleh tentara Afghan. Penembak jenderal tersebut sendiri juga tewas dalam insiden tersebut, ungkap Kirby.
Insiden tersebut melukai setidaknya 10 orang dimana para korban mengalami cedera minor hingga serius.
Jenderal bintang dua tersebut menjadi korban dengan pangkat tertinggi dari Amerika sejak serangan teroris pada 11 September 2001 lalu. Pihak Pentagon menolak untuk membeberkan identitas jenderal tersebut, dengan menyatakan bahwa mereka tengah dalam proses untuk memberitahukan pihak keluarga korban.
"Ini adalah hari yang buruk, tragedi yang mengerikan," kata Kirby.
Saat ini Pentagon tengah melakukan penyelidikan dan menolak untuk memberikan detail mengenai identitas korban serta kondisi yang terjadi pada saat penyerangan.

Beritasatu

Hacker China Kurang Disiplin dan Terampil


Hacker China

Sementara China secara konsisten terus menyangkal keterlibatannya dalam berbagai serangan di internet, semakin banyak pula perusahaan keamanan internet yang berhasil menemukan cara untuk melacak aktivitas dari sekitar 30 kelompok hacker yang diyakini bekerja untuk pemerintah China.

Salah satu dari kelompok hacker China (Deep Panda), baru-baru ini terdeteksi mencari data terbaru tentang Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) dari organisasi penelitian Barat. ISIS adalah kelompok pemberontak yang kini merebut kilang dan ladang minyak di Irak Utara. Ketertarikan China pada ISIS sangat masuk akal mengingat China merupakan salah satu pelanggan utama minyak Irak dan juga sebagai salah satu investor terbesar dalam proyek industri minyak Irak. Analis menilai, jika ISIS berhasil menguasai Irak sepenuhnya, China akan siap melakukan bisnis dengan ISIS. ISIS tentu mau menjual minyak mereka, sebagaimana juga China telah menunjukkan kesediaannya untuk membeli minyak dari siapapun.

Hal ini menunjukan bahwa China bekerja keras dalam memanfaatkan para hacker sebagai alat intelijen yang berguna ketika dibutuhkan informasi penting yang tidak diposting di internet, tetapi bisa dicuri dari organisasi atau badan yang rentan terhadap penjarahan data dari kelompok hacker terampil.

Perusahaan-perusahaan keamanan internet Barat sudah sejak lama mengetahui keberadaan kelompok hacker China, yang dalam beberapa tahun terakhir sering mereka informasikan kepada masyarakat dunia.

Sebagai contoh, pada awal 2013 lalu peneliti keamanan internet barat mengungkapkan (pertama kali kepada publik) bahwa sebuah unit khusus militer China "Unit 61398" telah bertanggung jawab untuk lebih dari seribu serangan terhadap lembaga-lembaga pemerintah dan perusahaan-perusahaan komersial sejak tahun 2006. China menyangkal hal ini, namun setelah publikasi hal ini, tampak pula Unit 61398 menghentikan aktivitasnya untuk satu bulan lebih. Namun setelah itu, Unit 61398 kembali beroperasi. Dan seperti biasa, bahkan ketika ada salah satu organisasi Perang Cyber China berhasil diidentifikasi secara rinci, dunia juga tidak bisa berbuat banyak.

Ketika hacker China menjadi pemberitaan utama di media, mereka pun langsung mengendurkan serangan, tapi setelah satu bulan atau lebih dan mereka tahu tidak ada yang akan menghentikan mereka, mereka kembali melakukan serangan cyber ke seluruh dunia. Unit 61398 sendiri diyakini terdiri dari ribuan personel militer yang bekerja full time dan personel sipil yang bekerja part-time (seringkali dibawa oleh kontraktor untuk proyek tertentu). Jadi, meskipun gencar publisitas mengenai serangan dari hacker China, China seperti hanya menghiraukannya sesaat.

Analis menilai, hacker perang cyber China kini semakin mudah diidentifikasi karena kecerobohan mereka. Peneliti keamanan internet Barat berhasil menemukan potongan-potongan (bits) identik dari kode (teks yang dapat dibaca manusia yang dibuat programer dan kemudian diubah menjadi kode biner kecil untuk digunakan di komputer) dan teknik yang digunkan dalam hacking software yang dijual oleh beberapa perusahaan China. Perusahaan-perusahaan China ini diketahui bekerja untuk militer China. Pola yang sama juga ditemukan dalam kode yang tertinggal saat serangan terhadap jaringan perusahaan dan militer Amerika Serikat. Entah disengaja, atau memang karena kurang terampil, namun hacker yang terbaik tentu tidak akan meninggalkan jejak seperti ini. Meskipun teridentifikasi secara rinci, namun para hacker China (yang bekerja untuk pemerintah) tetap merasa aman karena pemerintah mereka akan melindungi mereka.

Perlu digarisbawahi bahwa perilaku hacker China berbeda dengan hacker Eropa Timur. Para hacker Eropa Timur dinilai lebih disiplin, masuk dengan komando dan keluar dengan cepat setelah berhasil mendapatkan apa yang mereka cari. Sedangkan hacker China baru keluar setelah 'berlama-lama' di target. Itulah mengapa begitu banyak hacker yang terlacak adalah berasal dari China, bahkan seringkali berasal dari suatu server yang diketahui dimiliki lembaga militer atau pemerintah China.

Hacker Eropa Timur sudah sejak lama mendalami bidangnya, dan sebagian dari mereka bekerja untuk kelompok kriminal, yang menerapkan disiplin tinggi, target yang tepat dan perlindungan dari polisi hacker lokal atau asing. Kelompok Hacker Eropa Timur lebih sukar untuk dideteksi (ketika mereka meretas sesuatu) dan lebih sulit dilacak. Sedangkan hacker China terdiri dari kelompok yang beragam. Sebagian bekerja untuk pemerintah, sebagian untuk kontraktor, dan sebagian lainnya merupakan hacker pribadi yang bergelut di dunia hitam dan penipuan. Tipe hacker yang terakhir seringkali tertangkap dan dihukum oleh pemerintah China.

Dibandingkan dengan hacker dari Eropa Timur, para hacker China dinilai kurang terampil dan disiplin, meskipun diakui pula ada beberapa diantaranya yang sangat cakap dan disiplin. Ada hadiah besar yang akan diberikan China ketika hackernya berhasil mencuri data militer dan pemerintah asing yang sensitif. Hal inilah yang mendorong banyak hacker China yang tidak memenuhi syarat untuk meretas target yang diluar kemampuannya. Akibatnya hanya jejak yang ditinggalkan.

Beberapa perusahaan keamanan internet saat ini (Kaspersky Labs, Mandiant, Crowdstrike dan Symantec) semakin mampu mengidentifikasi organisasi hacker yang bertanggung jawab atas beberapa serangan hacker skala besar pada jaringan bisnis dan pemerintah. Perusahaan-perusahaan keamanan internet ini juga berhasil mengidentifikasi dan menjelaskan malware yang digunakan para hacker untuk menembus dan mencuri dari sistem target.

Pada 2013 lalu, Kaspersky mengumumkan malware yang disebut "Red October," yang setelah diidentifikasi tampaknya diciptakan oleh programmer yang berbahasa Rusia. Red October adalah sistem malware yang sangat rumit dan serbaguna. Ratusan modul berbeda telah ditemukan dan Red October telah diciptakan sedemikan rupa untuk menyerang target-target spesifik dalam jumlah yang banyak.

Red October ditemukan di dalam PC dan ponsel pintar dari personel militer kunci di Eropa Timur, Asia Tengah, dan puluhan negara lain, termasuk Amerika Serikat, Australia, Irlandia, Swiss, Belgia, Brasil, Spanyol, Afrika Selatan, Jepang, dan UEA. Diyakini, kampanye Red October sudah berlangsung setidaknya selama lima tahun untuk mencari data rahasia militer dan diplomatik. 

Menurut analis, Red October tampaknya bukan diciptakan oleh badan intelijen suatu negara, tapi kemungkinan diciptakan oleh kelompok hacker pribadi yang mengkhususkan diri dalam mencari rahasia militer dan kemudian menjualnya kepada penawar tertinggi. Pemerintah Rusia sendiri juga telah memerintahkan dinas keamanannya guna mencari tahu ada tidaknya keterlibatan warga Rusia dalam Red October untuk ditangkap dan diadili. Namun hingga saat ini operator Red October masih belum ditemukan. (Strategy Page, Security Affairs, Kaspersky Lab)
 

Waspada, ISIS Ingin Tancapkan Kuku di Indonesia

ISIS dilarang berkembang di Tanah Air.
Militan ISIS berparade di kota Tel Abyad, Suriah  
  - Di pinggir pantai dan di antara ilalang, seorang pria berpakaian serba hitam berbicara berapi-api dalam bahasa Indonesia. Sangat fasih. Dia mengaku bernama Abu Muhammad al-Indonesi.
Di belakangnya, tampak tujuh pria lainnya yang menenteng senjata api. "Kami datang ke tempat ini (Suriah dan Irak) untuk berhijrah dan berjihad di jalan Allah. Maka, ketika seruan Allah sudah sangat jelas dan tegas, kami bertanya kepada keimanan Anda yang paling dalam, apalagi yang kalian khawatirkan? Apa yang kalian takutkan? Apakah istri dan anak kalian telah membuat kalian berat untuk berjihad di jalan Allah?" kata Abu Muhammad al-Indonesi dalam video berjudul Join the Ranks itu.

Melalui video berdurasi delapan menit itu, Abu mengajak umat Muslim seluruh dunia, khususnya Indonesia, untuk mengikuti jejaknya, yakni bergabung dengan kelompok militan Negara Islam Irak dan Suriah (Islamic State of Iraq and Syiria/ISIS).
Tak ayal, Join the Ranks menjadi kontroversi. Sebab, ISIS dikenal sebagai kelompok yang menghalalkan segala cara, termasuk kekerasan untuk mencapai tujuan mereka yakni mendirikan negara Islam di Irak-Suriah.

Pejabat Indonesia pun tak tinggal diam. Dalam hitungan hari, Polri berhasil mengantongi identitas pria asal Indonesia yang berbicara di video Join the Ranks tersebut. Selama ini, pria itu memang masuk DPO (Daftar Pencarian Orang).

"Seseorang dengan inisial B," kata Kapolri Jenderal Polisi Sutarman di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin 4 Agustus 2014. Rupanya, B sudah diburu lebih dari satu tahun karena terlibat dalam sejumlah aksi terorisme.

Menurut Sutarman, B terkait dengan kelompok Santoso. "Dan, ada kaitannya juga dengan jaringan Timur," kata Sutarman lagi.

Nama Santoso mencuat setelah Densus 88 menangkap tersangka teroris bernama Atok Margono di Pasar Sentral Poso, Sulawesi Tengah pada 30 Desember 2013. Atok diduga merupakan jaringan kelompok teroris Santoso, dan diduga kuat terlibat dalam aksi bom bunuh diri di Poso, Sulawesi Tengah.

Tak hanya itu, langkah Pemerintah Indonesia. Secara khusus, kemarin, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menggelar rapat untuk membahas pergerakan ISIS itu di Indonesia. Hasil rapat: ISIS dilarang berkembang di Tanah Air karena dinilai menganut paham radikal.
"Pemerintah tidak mengizinkan paham ISIS berkembang di Indonesia dan kebhinekaan dalam naungan NKRI. Setiap upaya pengembangbiakkan paham ISIS harus dicegah," kata Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Djoko Suyanto usai rapat itu di Istana Negara, Jakarta.

Mantan Panglima TNI itu melanjutkan, Indonesia tidak boleh menjadi tempat persemaian dari ideologi ini. Dia meminta, rakyat menghormati negaranya sendiri, bukan negara Islam. "Kita negara yang menganut azas kebinekaan," jelas Djoko.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono juga angkat suara mengenai gerakan ISIS di Tanah Air. Dia meminta agar masyarakat Indonesia tetap tenang dan melihat persoalan Timur Tengah dengan jernih.

Dia melanjutkan bahwa Menko Polhukam Djoko Suyanto telah memimpin sebuah pertemuan untuk mengelola implikasi dari perkembangan yang terjadi di Timur Tengah.
"Kami memantau (kelompok) yang disebut dengan Islamic State yang menyerukan kepada siapa pun yang beragama Islam untuk berjuang bersama,” kata SBY di Istana Negara.

SBY paham, rakyat Indonesia merasa dekat dengan masyarakat Timur Tengah, sebab mayoritas penduduk Indonesia adalah muslim seperti halnya di Timur Tengah. Namun, ia mengingatkan bahwa tidak semua persoalan yang terjadi di Timur Tengah itu persoalan agama. "Jadi, menyimpulkan kalau konflik di Timur Tengah itu Islam dan non Islam, Islam lawan Barat, itu keliru," tegas SBY.

Soal ajakan ISIS, SBY mengatakan, "Setiap negara punya undang-undang, sistem dan kebajikan supaya tidak mengombang-ambingkan masyarakatnya."

Indonesia akan melindungi seluruh warganya di manapun mereka berada, terutama yang berada di wilayah konflik Timur Tengah. "Itu kewajiban kami. Kami pastikan setiap warga negara Indonesia di Timur Tengah terjamin keselamatannya. Kami pantau Irak, Suriah, dan tempat-tempat lain," ujar SBY.

Presiden bahkan menggelar rapat khusus dengan Panglima TNI Jenderal Moeldoko dan sejumlah pejabat terkait untuk membahas gerakan ISIS tersebut. Moeldoko akan menyampaikan hasil analisis intelijen terkait pergerakan kelompok radikal tersebut.

Menurut Moeldoko, gerakan kelompok ISIS yang mulai menyebar ke sejumlah negara, termasuk Indonesia, sangat mengancam kedaulatan negara dan keutuhan bangsa.

"Tidak boleh berkembang ini (ISIS), kalau berkembang repot negara ini. Bangsa ini bisa terpecah, karena bicara pluralisme itu jadi repot, ada kecenderungan simbol-simbol (ISIS) itu jadi milih perorangan," kata dia.

Jejak ISIS

Meski baru seumur jagung, ISIS mampu menggemparkan dunia dengan aksi mereka. Pengaruh kelompok yang berdiri April 2013 itu, bahkan mulai merambah ke Indonesia dan negara lainnya.

Setidaknya, Bupati Malang, Jawa Timur Rendra Kresna menyebut, ada kelompok di wilayah kepemimpinannya yang diduga mendukung ISIS. Gerakan itu, ada di Kecamatan Dau, Kabupaten Malang. Selain itu, dia juga mendapat informasi gerakan yang sama di Kecamatan Wagir dan Karangploso.

"Mereka kan selalu berpindah. Jadi, setiap wilayah harus waspada dan tidak mudah terprovokasi," kata Rendra. Gerakan yang bernama Ansharul Khilafah tersebut telah melakukan deklarasi pada 20 Juli 2014.
Rendra mengakui, pemerintah daerah belum bisa melakukan apa-apa untuk menindak kelompok yang mendukung ISIS, karena belum ada larangan tertulis dari Kementerian Dalam Negeri.

Untuk itu, tambahnya, Pemkab Malang akan menggelar pertemuan lintas instansi pada Selasa 5 Agustus 2014, untuk merumuskan strategi pembinaan terhadap organisasi serupa. "Mengingat, belum ada aturan tertulis dari Kemendagri," katanya.

Penanganan masalah ini, menurutnya, akan fokus pada pencegahan warga Malang ke ke Irak dan Suriah, mengingat kondisi di sana masih konflik. "Saya khawatir, ada orang Malang yang terprovokasi dan ikut berangkat. Keselamatan jiwa mereka akan terancam," katanya.

Sebelumnya, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin menyatakan bahwa ISIS adalah organisasi berpaham radikal yang menggunakan kekerasan demi memperjuangkan keyakinannya.

Lukman pun meminta umat Islam di Indonesia tak terpengaruh, apalagi ikut-ikutan dengan bujuk rayu ISIS ini. Sebab, ideologi ISIS bertentangan dengan Pancasila. Apalagi, Pancasila disebut ISIS sebagai thogut (berhala) yang harus diperangi.

Ia mengatakan, dakwah Islam adalah merangkul semua kalangan dengan cara-cara yang baik, bukan dengan menebar ketakutan dan kekerasan. "Kita harus mampu memperkuat diri sendiri guna menangkal anarki yang bisa mengusik keutuhan kita sebagai sesama umat beragama, berbangsa, dan bernegara," ujar Lukman.

Tak hanya di Indonesia, ISIS juga berhasil menancapkan pengaruhnya di Filipina. Pemimpin kelompok militan asal Filipina, Abu Sayyaf, Isnilon Hapilon sudah mengucapkan sumpah setianya untuk ISIS.

Dilansir dari laman Filipina, Rappler, Senin 4 Agustus 2014, Isnilon dan para pengikutnya mengucap sumpah setia kepada pemimpin ISIS, Abu Bakar al-Baghdadi dalam Bahasa Tagalog, Yakan, dan Arab.

"Kami berbaiat kepada Kalifah Syekh Abu Bakr al-Baghdadi Ibrahim Awwad Al-Qurashi Al-Husseini untuk kesetiaan dan kepatuhan dalam suka dan duka," ungkap Isnilon.

Sikap dunia

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), bahkan tengah menimbang untuk memasukkan ISIS dalam daftar penjahat perang. "Mereka adalah kandidat yang baik untuk masuk daftar," kata Paulo Pinheiro, Kepala Penyelidikan PBB.
Dia berkaca pada eksekusi dan penyaliban terhadap banyak orang oleh militan ISIS.
Selain PBB, Inggris pun tak bisa menutup kecemasannya atas ekspansi pengaruh ISIS.
"Indonesia jangan menyia-nyiakan karakternya sebagai negara yang moderat. Negeri ini harus bercermin terhadap apa yang menimpa Pakistan. Sebelumnya, Pakistan adalah negara yang normal. Namun, Anda bisa lihat kini betapa cepat negara itu berubah karena terpengaruh paham radikalisme," ujar Duta Besar Kerajaan Inggris untuk Indonesia Mark Canning, dalam wawancara dengan VIVAnews di gedung Kedutaan Besar Inggris di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Canning berpendapat, setidaknya ada dua ancaman yang bakal dihadapi Indonesia dalam waktu dekat. Pertama, para ekstremis Indonesia akan kembali dari Suriah dan Irak dalam beberapa tahun mendatang. Kedua, sejumlah narapidana kasus terorisme di RI akan bebas tahun 2015.

Kekhawatiran Canning terkait mulai tersebarnya paham ISIS di Indonesia. Ia saksikan dengan mata kepala sendiri, ketika hendak menyeberang ke Hotel Grand Hyatt di kawasan Bundaran HI, Jakarta. Saat itu, dia melihat ada sekelompok orang yang tengah berunjuk rasa.

"Di antara mereka, ada yang terlihat membawa bendera ISIS. Anda harus memahami, demokrasi, dan kebebasan berbicara bukan berarti tidak memiliki batas," kata Canning.
Laporan: D.A. Pitaloka/Malang/asp


SKADRON UDARA 21 LANJUTKAN PAM ALKI II



Pentak Abd Saleh. Setelah beberapa kali melakukan Pengamanan Alur Laut Kepulauan Indonesia (Pam ALKI) II beberapa waktu yang lalu, Skadron Udara 21 Wing 2 Lanud Abd Saleh hari ini Selasa (5/8) kembali melanjutkan Pam ALKI II yang melibatkan dua pesawat tempur Super Tucano. Seperti biasanya sebelum melaksanakan operasi latihan, terlebih dahulu dilakukan briefing penerbangan pukul 05.45 Wib., bertempat di ruang rapat Skadron Udara 21 yang dipimpin oleh Mayor Pnb Heru dan disaksikan langsung oleh Komandan Lanud Abd Saleh Marsma TNI Sungkono, S.E., M.Si. beserta para crew yang terlibat di dalam misi tersebut.


Komandan Lanud Abd Saleh Marsma TNI Sungkono, S.E., M.Si. berpesan kepada Crew Skadron Udara 21 di dalam melaksanakan Pam ALKI II, agar memperhatikan faktor keamanan serta keselamatan terbang dan kerja dalam melaksanakan tugas dengan mentaati dan mematuhi prosedur yang telah ditetapkan, sehingga kegiatan ini dapat berjalan dengan baik dan lancar. “Persiapkan diri dengan matang dan baik sesuai dengan bidang tugas dan tanggung jawabnya masing-masing”, pesan Marsma Sungkono. 

Pesawat tempur Super Tucano yang dilibatkan kali ini adalah dua unit pesawat dengan nomor TT.3101 yang dipiloti Mayor Pnb Taufik dan Lettu Pnb Jaya. Sedangkan pesawat Super Tucano nomor TT 3104 oleh Mayor Pnb Heru dan Lettu Pnb Ilham. Tepat pukul 07.00 Wib kedua pesawat tersebut Take off dengan route Abd-LW-TOC-Probolinggo-SB Anyar, Banyuwangi-Blambangan-Sempu-sasaran. Kemudian kembali dengan route yang sama. 

Operasi udara Pengamanan Alur Laut Kepulauan Indonesia (Pam ALKI) ini merupakan program kerja Koopsau II dalam pengamanan wilayah terhadap berbagai pelanggaran wilayah. Untuk mendukung kegiatan tersebut, Skadron Udara 21 siap melaksanakan tugas operasi udara berupa patroli Pam ALKI II sesuai perintah Panglima Koopsau II.

Menlu Inggris: keadaan Gaza tak terperi

Menlu Inggris: keadaan Gaza tak terperi
ilustrasi Asap dan kobaran api membubung setelah serangan udara Israel di Rafah, Jalur Gaza selatan, Palestina, Senin (7/7)
 
London - Menteri Luar Negeri Inggris Philip Hammond, Ahad, menuntut gencatan senjata tanpa syarat untuk menyelesaikan keadaan tak terperi di Gaza, dengan menambahkan bahwa masyarakat Inggris sangat terganggu oleh yang dilihatnya.

Hammond, yang mengambil alih jabatan menteri luar negeri dari William Hague pada bulan lalu, mengatakan kepada "Sunday Telegraph" bahwa pembunuhan itu harus dihentikan, dan mengatakan sangat prihatin dengan jumlah korban warga akibat operasi militer Israel di Gaza itu.

"Masyarakat Inggris memiliki rasa yang kuat bahwa situasi penduduk sipil di Gaza tidak bisa ditoleransi dan harus diatasi - dan kami setuju dengan mereka," katanya kepada surat kabar itu.

"Ini adalah pendapat luas masyarakat Inggris yang terasa sangat terganggu dengan apa yang mereka lihat di layar televisinya," tambahnya.

Mantan menteri pertahanan ini mengakui prihatin atas Hamas dan Israel, tetapi bersikeras bahwa mereka tidak boleh diizinkan untuk bersikap menjauh dari gencatan senjata kemanusiaan.

"Kita harus menghentikan pembunuhan itu," katanya kepada surat kabar itu.

Seorang juru bicara militer Israel pada Minggu mengatakan kepada AFP bahwa pihaknya telah mulai menarik beberapa pasukan darat dari Jalur Gaza dan menarik lainnya, tetapi operasi melawan Hamas akan terus berlanjut.

Pernyataan itu disampaikan sehari setelah tentara Israel memberikan indikasi pertama untuk mengakhiri bagian dari operasi, yang sejauh ini telah menewaskan lebih dari 1.700 orang.

Kantor Perdana Menteri Inggris David Cameron pada Sabtu menuduh Pemimpin Partai Buruh oposisi Ed Miliband "bermain politik" setelah ia mengecam Cameron "diam" atas tindakan-tindakan Israel itu, demikian AFP.

Antara

Tuesday, 5 August 2014

32 personel Yonif 711/Raksatama berangkat ke Sudan

32 personel Yonif 711/Raksatama berangkat ke Sudan
ilustrasi - Pelatihan misi United Nation Hybrid African Mission in Darfoor (UNAMID). 
 
Palu  - Sebanyak 32 personel Batalyon Infanteri 711/Raksatama Palu diterjunkan ke Darfur, Sudan, dan menjadi bagian Pasukan Perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) selama satu tahun di negara itu.

Komandan Batalyon Infanteri 711/Raksatama Letkol Inf Sapta Budi Purnama di Palu, Selasa, mengatakan pasukan tersebut akan bergabung dalam Satuan Tugas Batalyon Komposit TNI Kontingen Garuda XXXV-B/UNAMID (United Nations Mission In Darfur) bersama 805 prajurit lainnya.

Dia mengatakan pasukan yang akan dikirim ke Darfur, Sudan itu, sebelumnya telah menjalani pemusatan latihan di Bogor, Jawa Barat, pertengahan Februari 2014.

Selain menjalankan misi perdamaian, pasukan tersebut juga akan menjaga aset-aset milik PBB di Sudan dari ancaman konflik yang berkecamuk di wilayah itu.

"Mereka netral, tidak membela siapa-siapa. Justru lebih banyak menjalankan misi kemanusiaan," ujar Sapta Budi.

Serka Rizal, salah satu anggota Yonif 711/Raksatama Palu yang akan bertugas di Sudan, mengaku bangga bisa bergabung dengan Kontingen Garuda dan berperan di dunia internasional.

Dia mengaku baru bertugas pertama kali di luar negeri dan bergabung dalam Kontingen Garuda, setelah melalui seleksi ketat, antara lain kemampuan fisik yang prima dengan ditunjang kemampuan berbahasa asing.

Secara keseluruhan, TNI menyiapkan Satgas Batalyon Komposit TNI Konga XXXV-B/UNAMID dengan kekuatan 805 personel TNI, 24 Panser ANOA 6x6, 30 truk, dan 34 mobil jip.

Rencana penempatan Satgas Konga XXXV-B/UNAMID di wilayah Darfur-Sudan, yaitu di El Geneina sebanyak tiga kompi dan di Masteri yang berbatasan dengan negara Chad sebanyak satu kompi.

Antara

32 personel Yonif 711/Raksatama berangkat ke Sudan

32 personel Yonif 711/Raksatama berangkat ke Sudan
ilustrasi - Pelatihan misi United Nation Hybrid African Mission in Darfoor (UNAMID). 
 
Palu  - Sebanyak 32 personel Batalyon Infanteri 711/Raksatama Palu diterjunkan ke Darfur, Sudan, dan menjadi bagian Pasukan Perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) selama satu tahun di negara itu.

Komandan Batalyon Infanteri 711/Raksatama Letkol Inf Sapta Budi Purnama di Palu, Selasa, mengatakan pasukan tersebut akan bergabung dalam Satuan Tugas Batalyon Komposit TNI Kontingen Garuda XXXV-B/UNAMID (United Nations Mission In Darfur) bersama 805 prajurit lainnya.

Dia mengatakan pasukan yang akan dikirim ke Darfur, Sudan itu, sebelumnya telah menjalani pemusatan latihan di Bogor, Jawa Barat, pertengahan Februari 2014.

Selain menjalankan misi perdamaian, pasukan tersebut juga akan menjaga aset-aset milik PBB di Sudan dari ancaman konflik yang berkecamuk di wilayah itu.

"Mereka netral, tidak membela siapa-siapa. Justru lebih banyak menjalankan misi kemanusiaan," ujar Sapta Budi.

Serka Rizal, salah satu anggota Yonif 711/Raksatama Palu yang akan bertugas di Sudan, mengaku bangga bisa bergabung dengan Kontingen Garuda dan berperan di dunia internasional.

Dia mengaku baru bertugas pertama kali di luar negeri dan bergabung dalam Kontingen Garuda, setelah melalui seleksi ketat, antara lain kemampuan fisik yang prima dengan ditunjang kemampuan berbahasa asing.

Secara keseluruhan, TNI menyiapkan Satgas Batalyon Komposit TNI Konga XXXV-B/UNAMID dengan kekuatan 805 personel TNI, 24 Panser ANOA 6x6, 30 truk, dan 34 mobil jip.

Rencana penempatan Satgas Konga XXXV-B/UNAMID di wilayah Darfur-Sudan, yaitu di El Geneina sebanyak tiga kompi dan di Masteri yang berbatasan dengan negara Chad sebanyak satu kompi.

Antara

Yonif 711/Raksatama Palu siap ke perbatasan Papua Nugini

Yonif 711/Raksatama Palu siap ke perbatasan Papua Nugini
ilustrasi - pasukan yang akan diberangkatkan untuk menjaga perbatasan RI Papua-Papua Nugini selama enam bulan. 
 
Palu - Sebanyak 450 anggota Batalyon Infanteri 711/Raksatama Palu disiapkan untuk mengamankan daerah perbatasan Indonesia dan Papua Nugini di wilayah Merauke, Papua.

Komandan Batalyon 711/Raksatama Letkol Inf Sapta Budi Purnama di Palu, Selasa, mengatakan sebelum diterjunkan ke wilayah perbatasan pada September 2014, mereka melakukan latihan pratugas tahap II di wilayah Bangga, Kabupaten Sigi.

Dipilihnya wilayah Bangga karena daerah tersebut memiliki kemiripan kondisi geografis dengan lokasi di Merauke sehingga personel tidak terlalu kaget saat bertugas.

Latihan Satuan Tugas Operasi Pengamanan Perbatasan RI-Papua Nugini tersebut berlangsung selama dua pekan hingga 15 Agustus 2014.

Sapta Budi mengatakan materi latihan tersebut antara lain komunikasi sosial kepada masyarakat, operasi intelijen, operasi militer selain perang, dan pendekatan kepada masyarakat.

Pasukan Batalyon Infanteri 711/Raksatama tersebut akan bertugas selama sembilan bulan di perbatasan RI-Papua Nugini di Papua menggantikan Batalyon Infanteri 715/Mololiatu, Gorontalo.

Pasukan Yonif 711/Raksatama nantinya akan digantikan Yonif 713/Satyatama Gorontalo.

Pada umumnya pengamanan perbatasan RI-Papua Nugini itu melibatkan tiga batalyon yang berkoordinasi dengan sebuah brigade infanteri (brigif).

Saat ini Yonif 711/Raksatama Palu dan dua yonif yang akan dan sudah bertugas di perbatasan itu berada di bawah koordinasi Brigadir Infanteri 22/Otamanasa, Gorontalo.

Sementara jumlah keseluruhan pasukan TNI yang bertugas di perbatasan RI-Papua Nugini itu mencapai 1.900 personel yang dipimpin oleh Komandan Sektor Operasi Pengamanan Perbatasan RI-Papua Nugini Kolonel Inf I Ketut Gede Wetan yang juga Komandan Brigif 22/Otamanasa.

Antara

Kelompok bersenjata Lanny Jaya miliki 19 senjata

Kelompok bersenjata Lanny Jaya miliki 19 senjata
Ilustrasi
 
Jayapura  - Sebanyak 19 pucuk senjata berbagai jenis saat ini dimiliki kelompok bersenjata yang beroperasi di kawasan Kabupaten Lanny Jaya.

Hal itu disampaikan Waka Polda Papua Brigjen Pol Paulus Waterpauw saat coffee morning memelihara kamtibmas di wilayah Lanny Jaya di Mapolda Papua di Jayapura, Selasa.

Kegiatan yang dipimpin Kapolda Papua Brigjen Pol Yotje Mende dan Pangdam XVII Cenderawasih Mayjen TNI Christian Zebua, dihadiri Ketua DPRP Papua Derk Tabuni, Bupati Lanny Jaya Befa Jigibalom, dan Bupati Jayawijaya Wempi Wetipo, serta tokoh agama dan tokoh masyarakat.

Wakapolda Papua Brigjen Pol Paulus Waterpauw dalam paparannya menyebut ke-19 pucuk senjata itu  digunakan saat melakukan penyerangan di Lanny Jaya dan daerah disekitarnya termasuk Puncak Jaya.

Salah satu senjata yang digunakan kelompok bersenjata itu adalah jenis arsenal yang mereka rebut saat menyerang Brimob pada 2011 di Kalisemen, Kab.Puncak Jaya.

Waka Polda Papua juga memaparkan nama dan foto kelompok bersenjata seperti Purom Wenda, dan Enden Wanimbo serta Rambo.

Antara

KRI Frans Kaisiepo-368 dan TCG Marti P341 Laksanakan Latihan Ras Approach



KRI Frans Kaisiepo-368 dan TCG Marti P341 Laksanakan Latihan Ras Approach
SATGAS KONGA XXVIII-F/UNIFIL- Dipertengahan ontask yang ke-15 KRI Frans Kaisiepo-368 (FKO) kembali mendapatkan perintah latihan dari Maritime Task Force (MTF) Commander melalui MTF-N7 selaku staf latihan. Kali ini perintah latihan dituangkan dalam Daily Intention Message (DIM) berupa Replenishment at Sea (RAS) Approach, dan yang menjadi partner latihan adalah TCG Marti P341, kapal perang Turki. Latihan dilaksanakan di Zona 1 Utara Area Maritime of Operations (AMO), Lebanon.
Dengan kecepatan tinggi TCG Marti P341 mulai menempati stasiun/posisi di buritan KRI FKO-368 sesuai perintah dari Officer Conducting Serial (OCS). Setelah perintah selanjutnya diberikan oleh KRI FKO-368 selaku OCS, TCG Marti P341 melaksanakan pendekatan dari buritan lambung kiri dengan didahului dengan pelaksanaan compass check antara kedua kapal. Tahap demi tahapan dilaksanakan sesuai prosedur dengan aman dan lancar sampai dengan pelaksanaan break away sebagai tanda latihan selesai.
Latihan dilaksanakan selama kurang lebih 1 jam, selanjutnya kedua kapal perang tersebut melanjutkan tugasnya melaksanakan patrol sesuai sektor masing-masing dalam rangka mendukung pelaksanaan misi PBB dalam menciptakan stabilitas keamanan laut wilayah perairan Lebanon.

TNI 

Monday, 4 August 2014

Rudal Akash Salip Kerjasama Prancis

 
Sistem rudal pertahanan anti serangan udara AKASH, Produksi dalam Negeri India yang digunakan Indian Air Force (IAF)
Sistem rudal pertahanan anti serangan udara AKASH, yang dikembangkan DRDO produksi dalam Negeri India, digunakan Indian Air Force (IAF)

New Delhi : Kerjasama India- Prancis seharga Rs 30.000 crore untuk membangun rudal pertahanan udara jarak pendek, terancam bubar, setelah Indian Air Forces mengatakan persyaratan yang mereka butuhkan sudah bisa dipenuhi oleh Sistem senjata anti serangan udara Akash, buatan perusahaan dalam negeri, DRDO.
Sebelumnya, Proposal kerjasma itu diajukan oleh DRDO India dan perusahaan rudal MBDA, Prancis yang berencana memangun sistem ‘short-range surface-to-air missile (SR-SAM)’ untuk Indian Air Force, dengan program bernama Maitiri.
Namun seiring berjalannya waktu, sistem rudal Pertahanan anti serangan udara Akash, telah dibangun oleh perusahaan dalam negeri India, DRDO dan ujicoba perkembangan rudal ini sukses dan tuntas dilakukan di Odisha, India.
India's mobile surface-to-air missile defense system 'Akash'
India’s mobile surface-to-air missile defense system ‘Akash’

Permasalahannya, sistem rudal SR-SAM yang diajukan joint venture India-Prancis, memiliki kelas yang sama dengan apa yang telah dilakukan sistem pertahanan udara yang dibuat oleh DRDO,
Angkatan Udara India (IAF) mengatakan ketika produk asli dalam negeri, memenuhi persyaratan yang diajukan oleh Angkatan Bersenjata, maka tidak dibutuhkan lagi import atau produksi bersama dari sebuah sistem yang sama.
Sementara di dalam kerjasama dengan Prancis yang diajukan Proyek SR-SAM, IAF harus membeli 49 Missile Firing Units (MFUs) dari hasil kerjasama pembangunan rudal tersebut.
Karena industri pertahanan dalam negeri berkembang cepat, IAF justru telah memesan 8 skadron Akash surface-to-air missile dan akan memesan 25 skadron lainnya, untuk memenuhi kebutuhan rudal pertahanan udara India, saat ini.
Perubahan kebijakan yang akan diakukan IAF tersebut, justru bisa banyak menghemat banyak devisa dan membantu pengembangan industri rudal dalam negeri, jika dibeli dalam jumlah yang banyak.
Negosiasi proyek SR-SAM India-Prancis dimulai tahun 2007-2008 dan dibahas secara rinci dalam pembicaraan-pembicaraan antara pemerintah India dan Prancis pada tingkat tertinggi selama kunjungan pejabat senior negara masing-masing.
Selama pembicaraan antara Presiden Prancis Francois Hollande dan Perdana Menteri Manmohan Singh pada Januari 2013, kedua pihak menyatakan kesepakatan dalam negosiasi untuk finalisasi program pembangunan joint venture sistem rudal tersebut.
akash-graphic
Rudal Akash buatan dalam negeri India memiliki jangkauan 27 km dengan daya jangkau ketinggian efektif hingga 15km, dan baru saja diujicoba di Integrated Test Range, Distrik Balasore, Odisha, India.
Sistem senjata anti serangan udara, Akash, didisain, dibangun dan diproduksi oleh perusahaan DRDO India untuk mempertahankan dan melindungi aset aset penting negara India dari ancaman penetrasi serangan udara.
Sistem rudal ini direncanakan untuk digunakan oleh Angkatan Darat dan Angkatan Udara India. Rudal ini dibangun DRDO sebagai bagian terintegrasi dari program pembangunan rudal: Agni, Prithvi, Trishu dan Nag yang sistemnya terus dikembangkan ahli ahli dalam negeri India.

JKGR

Apa Kabar Kogabwilhan


Lama tak terdengar “lagu mars” yang bernama pembentukan Kogabwilhan (Komando Gabungan Wilayah Pertahanan), tergerus kampanye pilpres dan segala macam hiruk pikuknya sampai dengan terpilihnya presiden baru.  Lalu kesibukan menata pergerakan puluhan juta manusia nusantara di musim Lebaran yang basah ini, akhirnya menimbulkan pertanyaan silaturrahmi, apa kabar Kogabwilhan, baik-baik saja kan.
Kogabwilhan adalah bagian dari upaya untuk menghadirkan kekuatan pemukul TNI di sekitar hotspot yang diprediksi menjadi ancaman teritori dan separatis.  Natuna, misalnya sangat jelas bentuk ancamannya karena di perairannya ada persinggungan klaim teritori dengan si Naga Cina yang mulai menunjukkan keangkuhan militernya.  Pola tingkah militer negeri itu mau tak mau harus disikapi dengan kehadiran militer RI yang terus menerus di sepanjang tahun untuk mengawal perairan Natuna.
Daftar Belanja TNI AD
Pengawalan yang terus menerus tentu memerlukan isian ketersediaan alutsista  utamanya AL dan AU.  Beruntunglah dalam waktu dekat ini 3 kapal perang Bung Tomo Class akan tiba sedangkan untuk AU sudah mulai berdatangan jet tempur F16CD.  Juga berbagai alutsista jenis lain. Sekedar gambaran bedanya hotspot Aceh dan Natuna adalah model pergerakan militernya dan jenis ancamannya.  Untuk Natuna jelas merupakan ancaman pagar teritori dan lebih banyak pergerakan alutsista AL dan AU. Bahkan jika terjadi konflik terbuka jenis pertempurannya adalah pertempuran laut dan udara.  Sedangkan Aceh dengan ancaman separatisnya akan lebih banyak pergerakan pasukan dan alutsista AD.
Unjuk kerja “Kogabwilhan” sudah dipertunjukkan dalam operasi Garda Wibawa di Kaltim dan Latgab 2014 yang lalu.  Model persekutuan tempur antar matra dengan satu komando yang bergerak bersama, menggerakkan Sukhoi di Makassar kemudian berkomunikasi dan bersinergi dengan beberapa KRI di Ambalat dan batalyon TNI AD untuk mendeteksi, mendekati dan menghancurkan musuh.  Jalannya operasi militer ini sudah memakai kurikulum Kogabwilhan.  Demikian juga dengan Latgab 2014 yang baru saja digelar akhir Mei 2014 yang lalu. Kombinasi serangan udara, perlindungan udara, pertempuran udara, pendaratan amfibi, perang anti kapal selam, peluncuran berbagai peluru kendali anti kapal disimulasikan dengan satu panglima komando tempur untuk pertama kalinya sepanjang sejarah TNI.
Daftar Belanja TNI AL
Evaluasi terhadap unjuk kerja simulasi Kogabwilhan mestinya memberikan harapan bahwa tak lama lagi akan direalisasikan struktur Kogabwilhan dan distribusi alutsistanya.  Tentu isian alutsista masih banyak yang harus dipenuhi karena 3-4 rumah Kogabwilhan itu perlu perabotan perang yang berteknologi dan mencukupi.  Jangan sampai satu rumah Kogabwilhan hanya diisi perabotan kursi tamu di ruang tamu, alias hanya untuk gagah-gagahan jabatan panglima bintang tiga.  Oleh sebab itu kita berpandangan lebih baik membuat 1 rumah Kogabwilhan lebih dulu untuk hotspot Natuna atau Ambalat. Kogabwilhan lainnya menyusul sembari terus mendatangkan alutsista baru di MEF 2.
Hotspot Natuna dan Ambalat jelas nian duduk persoalan dan jenis penyakitnya, sama-sama ancaman kedaulatan teritori.  Sementara Aceh dan Papua lebih kepada ancaman separatis yang sudah menjadi lagu lama yang keasinan.  Maka isian alutsista di Natuna adalah pengerahan kapal perang yang punya rudal dan jet tempur sergap, misal F16. Demikian juga di Ambalat. Khusus untuk Ambalat sudah terlihat pola kawal teritorinya dengan senantiasa menggelar kapal perang, operasi intelijen dan pergeseran pasukan Marinir.
Kehadiran Kogabwilhan memang diperlukan untuk memastikan langkah cepat mendeteksi, menganalisis dan memukul lawan di batas teritori dengan perintah panglima “regional” Kogabwilhan.  Namun isian perabotnya mutlak harus ada.  Jangan sampai ada rumah, perabot baru mau akan diisi. Biak AFB yang direncanakan sebagai pangkalan skuadron jet tempur untuk saat ini semua sudah tersedia, landasan, apron, satuan radar, paskhas namun alutsista utamanya berupa jet tempur belum tersedia.  Padahal kehadiran skuadron tempur TNI AU di Papua ini sangat diperlukan.  Bukankah dengan lebih seringnya lalu lalang jet tempur di Papua akan memberikan dampak kebanggaan bagi warga bangsa disana sekaligus pengawalan teritori udara yang memadai.
Daftar Belanja TNI AU
Kita berharap tidak ada kendala teknis dalam pembentukan minimal 1 Kogabwilhan sebelum perayaan 5 Oktober 2014 mendatang. Bukankah perayaan HUT TNI kali ini akan menjadi perayaan terbesar sepanjang sejarah TNI dengan memamerkan seluruh jenis alutsista yang baru dibeli sekaligus perpisahan dengan panglima tertinggi yang berjasa besar memodernisasi militer Indonesia. Jika Kogabwilhan dibentuk sebelum atau bersamaan dengan peringatan HUT TNI nanti, diniscayakan akan menjadi momentum gagah untuk memastikan berjalannya doktrin “berani masuk digebuk”.
Jika kendalanya ada di “pemegang kendali” bintang tiga Kogabwilhan, maka pola giliran antar matra bisa diterapkan sebagaimana jabatan panglima TNI.  Saat ini semua matra TNI sedang mengembangkan organisasinya. Armada TNI AL dikembangkan menjadi 3 armada tempur, Kostrad juga menjadi 3 divisi, Marinir tak ketinggalan dengan memekarkan diri menjadi 3 Pasmar.  Alutsista baru MEF 1 terus berdatangan dan akan terus dipesan dalam MEF2 nanti.  Maka Kogabwilhan adalah bagian dari strategi transmigrasi alutsista dan pasukan untuk tidak lagi Java Centris.  Moga-moga seperti itulah kabarnya Kogabwilhan, tinggal tunggu waktu yang tepat untuk pengumumannya.
****
Jagvane / 04 Agustus 2014
 

Ketahuan Rusia, Pesawat Mata-mata AS Melipir ke Swedia

Insiden ini terjadi sehari selang jatuhnya Malaysia Airlines MH17.
Pesawat mata-mata RC-135 Rivet Joint 
 
- Adegan "kucing-kucingan" terjadi antara pesawat mata-mata Amerika Serikat dan jet tempur Rusia, sehari setelah pesawat Malaysia Airlines jatuh di Ukraina, 17 Juli lalu. Menghindari pertemuan dengan jet Rusia, pesawat AS pilih "melipir" ke Swedia, walau tidak punya izin masuk.

Diberitakan CNN, Minggu 3 Agustus 2014, insiden pada 18 Juli lalu itu terjadi saat pesawat mata-mata RC-135 Rivet Joint milik AS melintas di wilayah udara internasional dalam misi memantau militer Rusia. Menurut pejabat militer AS yang tidak disebutkan namanya, aktivitas ini terdeteksi oleh radar darat Rusia.

Rusia kemudian mengirimkan satu jet tempur untuk mengintersepsi pesawat AS itu. Kru RC-135 lantas mengambil langkah cepat agar tidak bertemu jet Rusia. Mereka banting stir ke wilayah terdekat, yaitu Swedia. Padahal, belum ada ada izin masuk dari militer negara tersebut.

Atas insiden ini, AS kini punya masalah dengan pemerintah Swedia. AS harus menjelaskan pada Swedia bahwa pesawat mereka harus ambil langkah cepat tanpa harus menunggu izin masuk diberikan.

Insiden ini pertama kali dilaporkan oleh kantor berita Swedia Svenska Dagbladet. Pemerintah Rusia belum mengeluarkan pernyataan terkait peristiwa ini.

Ini bukan kali pertama peristiwa serupa terjadi antara pesawat AS dan Rusia. Pada 23 April lalu, pesawat jet tempur Rusia Su-27 Flanker hampir tabrakan dengan pesawat mata-mata RC-135u di atas Laut Okhotsk antara Rusia dan Jepang. Saat itu, kedua pesawat hanya terpaut jarak 100 kaki.

Perang sipil di Ukraina dan jatuhnya pesawat Malaysia Airlines MH17 di Donetsk, Ukraina, yang menewaskan 298 orang membuat hubungan AS dan Rusia tegang. AS menuduh Rusia telah mempersenjatai militan separatis Ukraina yang diduga menembak jatuh pesawat MH17. Rusia sebelumnya telah berkali-kali membantah keterlibatannya di Ukraina. (ita)

RI Jadi Poros Maritim Sangat Realistis
Senin, 04 Agustus 2014 , 15:17:00 WIB
Jurnas.com | 
Keinginan Joko Widodo menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia dinilai sangat realistis. Hal ini ditopang dua alasan kuat yakni, kelahiran Asia Pacific Economic Cooperation (APEC) dan letak Indonesia secara geografis yang menciptakan posisi tawar secara internasional.
“Kelahiran APEC mengisyaratkan masa Mediterannia dan Atlantik berakhir dan bergeser ke Asia Pasifik. Indonesia berada di jantung wilayah ini sehingga dapat memainkan peran sentral. Konon, di kawasan ini terdapat 25.000 kepulauan. Mayoritasnya berada di selatan khatulistiwa,“ kata Wakil Menteri Perindustrian Alex Retraubun di Jakarta, Senin (4/8).
Menurut dia, sebagai negara kepulauan terbesar di dunia tentu harus melihatnya sebagai peluang. Kondisi obyektif secara geografis menciptakan posisi tawar tersendiri secara internasional untuk belahan utara dan selatan dunia.
Kebijakan yang fokus dan terukur serta konsisten, katanya, menjadi mesin untuk merealisasikan mimpi tersebut. Sebab kebijakan diperuntukkan membawa perubahan sistimatis mencapai tujuan.
Menurut dia, untuk mengetahui batas pemberlakuan kebijakan, maka penting mendalami makna kata maritim. Indonesia sering dijuluki sebagai negara kelautan, negara kepulauan dan negara maritim. Julukan tersebut memiliki keterkaitan erat. Negara kelautan karena laut mendominasi wilayah negara yakni nisbah laut berbanding darat sebagai 3 : 1.
Fakta ini terkait kodrat Indonesia juga sebagai negara kepulauan di mana struktur geografinya terdiri dari ribuan pulau berukuran mikro, kecil sampai besar (kontinen). Maka jelas, jumlah pulau berbanding lurus dengan luas laut dan berakibat panjangmya garis pantai.
Sementara negara maritim ditujukan bagi negara yang mampu mengelola lautnya untuk kejayaannya baik di bidang politik, ekonomi, sosial, budaya dan pertahanan serta keamanannya. “Jadi, nyata bahwa makna kelautan lebih sempit dari kemaritiman,” katanya.
Professor di Bidang Manajemen Sumberdaya Perikanan Universitas Pattimura, Ambon, ini mengatakan ada empat pengubah penting dalam pengelolaan laut sebagai ukuran suatu negara maritim yang kuat. Ukuran dimaksud berupa kemampuan pemanfaatan, pengawasan, pengamanan dan pengendalian lautnya.
Laut memiliki dua fungsi penting yaitu fungsi produksi dan penawar jasa. Mengelola fungsi produksi bermuara pada sehatnya laut untuk menghasilkan sumberdaya hayati dalam jumlah masif sesuai luasan fisiknya sebagai habitat sehingga dinikmati nilai ekonominya.
Mengelola jasa berarti mengembangkan kebijakan yang menggunakan laut sebagai media konektivitas untuk mengatasi kesenjangan pembangunan dan memanfaatkan keindahan (beauty) pesisir dan laut untuk pariwisata (marine ecotourism) sekaligus mengelola kodrat geografi untuk kepentingan politik internasional.
“Inilah substansi kebijakan poros maritim alias doktrin Jokowi-JK,” katanya.
- See more at: http://m.jurnas.com/news/144807/RI-Jadi-Poros-Maritim-Sangat-Realistis-----2014/1/Ekonomi/Ekonomi/#sthash.lU3dTlGd.dpuf
RI Jadi Poros Maritim Sangat Realistis
Senin, 04 Agustus 2014 , 15:17:00 WIB
Jurnas.com | 
Keinginan Joko Widodo menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia dinilai sangat realistis. Hal ini ditopang dua alasan kuat yakni, kelahiran Asia Pacific Economic Cooperation (APEC) dan letak Indonesia secara geografis yang menciptakan posisi tawar secara internasional.
“Kelahiran APEC mengisyaratkan masa Mediterannia dan Atlantik berakhir dan bergeser ke Asia Pasifik. Indonesia berada di jantung wilayah ini sehingga dapat memainkan peran sentral. Konon, di kawasan ini terdapat 25.000 kepulauan. Mayoritasnya berada di selatan khatulistiwa,“ kata Wakil Menteri Perindustrian Alex Retraubun di Jakarta, Senin (4/8).
Menurut dia, sebagai negara kepulauan terbesar di dunia tentu harus melihatnya sebagai peluang. Kondisi obyektif secara geografis menciptakan posisi tawar tersendiri secara internasional untuk belahan utara dan selatan dunia.
Kebijakan yang fokus dan terukur serta konsisten, katanya, menjadi mesin untuk merealisasikan mimpi tersebut. Sebab kebijakan diperuntukkan membawa perubahan sistimatis mencapai tujuan.
Menurut dia, untuk mengetahui batas pemberlakuan kebijakan, maka penting mendalami makna kata maritim. Indonesia sering dijuluki sebagai negara kelautan, negara kepulauan dan negara maritim. Julukan tersebut memiliki keterkaitan erat. Negara kelautan karena laut mendominasi wilayah negara yakni nisbah laut berbanding darat sebagai 3 : 1.
Fakta ini terkait kodrat Indonesia juga sebagai negara kepulauan di mana struktur geografinya terdiri dari ribuan pulau berukuran mikro, kecil sampai besar (kontinen). Maka jelas, jumlah pulau berbanding lurus dengan luas laut dan berakibat panjangmya garis pantai.
Sementara negara maritim ditujukan bagi negara yang mampu mengelola lautnya untuk kejayaannya baik di bidang politik, ekonomi, sosial, budaya dan pertahanan serta keamanannya. “Jadi, nyata bahwa makna kelautan lebih sempit dari kemaritiman,” katanya.
Professor di Bidang Manajemen Sumberdaya Perikanan Universitas Pattimura, Ambon, ini mengatakan ada empat pengubah penting dalam pengelolaan laut sebagai ukuran suatu negara maritim yang kuat. Ukuran dimaksud berupa kemampuan pemanfaatan, pengawasan, pengamanan dan pengendalian lautnya.
Laut memiliki dua fungsi penting yaitu fungsi produksi dan penawar jasa. Mengelola fungsi produksi bermuara pada sehatnya laut untuk menghasilkan sumberdaya hayati dalam jumlah masif sesuai luasan fisiknya sebagai habitat sehingga dinikmati nilai ekonominya.
Mengelola jasa berarti mengembangkan kebijakan yang menggunakan laut sebagai media konektivitas untuk mengatasi kesenjangan pembangunan dan memanfaatkan keindahan (beauty) pesisir dan laut untuk pariwisata (marine ecotourism) sekaligus mengelola kodrat geografi untuk kepentingan politik internasional.
“Inilah substansi kebijakan poros maritim alias doktrin Jokowi-JK,” katanya.
- See more at: http://m.jurnas.com/news/144807/RI-Jadi-Poros-Maritim-Sangat-Realistis-----2014/1/Ekonomi/Ekonomi/#sthash.lU3dTlGd.dpuf
RI Jadi Poros Maritim Sangat Realistis
Senin, 04 Agustus 2014 , 15:17:00 WIB
Jurnas.com | 
Keinginan Joko Widodo menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia dinilai sangat realistis. Hal ini ditopang dua alasan kuat yakni, kelahiran Asia Pacific Economic Cooperation (APEC) dan letak Indonesia secara geografis yang menciptakan posisi tawar secara internasional.
“Kelahiran APEC mengisyaratkan masa Mediterannia dan Atlantik berakhir dan bergeser ke Asia Pasifik. Indonesia berada di jantung wilayah ini sehingga dapat memainkan peran sentral. Konon, di kawasan ini terdapat 25.000 kepulauan. Mayoritasnya berada di selatan khatulistiwa,“ kata Wakil Menteri Perindustrian Alex Retraubun di Jakarta, Senin (4/8).
Menurut dia, sebagai negara kepulauan terbesar di dunia tentu harus melihatnya sebagai peluang. Kondisi obyektif secara geografis menciptakan posisi tawar tersendiri secara internasional untuk belahan utara dan selatan dunia.
Kebijakan yang fokus dan terukur serta konsisten, katanya, menjadi mesin untuk merealisasikan mimpi tersebut. Sebab kebijakan diperuntukkan membawa perubahan sistimatis mencapai tujuan.
Menurut dia, untuk mengetahui batas pemberlakuan kebijakan, maka penting mendalami makna kata maritim. Indonesia sering dijuluki sebagai negara kelautan, negara kepulauan dan negara maritim. Julukan tersebut memiliki keterkaitan erat. Negara kelautan karena laut mendominasi wilayah negara yakni nisbah laut berbanding darat sebagai 3 : 1.
Fakta ini terkait kodrat Indonesia juga sebagai negara kepulauan di mana struktur geografinya terdiri dari ribuan pulau berukuran mikro, kecil sampai besar (kontinen). Maka jelas, jumlah pulau berbanding lurus dengan luas laut dan berakibat panjangmya garis pantai.
Sementara negara maritim ditujukan bagi negara yang mampu mengelola lautnya untuk kejayaannya baik di bidang politik, ekonomi, sosial, budaya dan pertahanan serta keamanannya. “Jadi, nyata bahwa makna kelautan lebih sempit dari kemaritiman,” katanya.
Professor di Bidang Manajemen Sumberdaya Perikanan Universitas Pattimura, Ambon, ini mengatakan ada empat pengubah penting dalam pengelolaan laut sebagai ukuran suatu negara maritim yang kuat. Ukuran dimaksud berupa kemampuan pemanfaatan, pengawasan, pengamanan dan pengendalian lautnya.
Laut memiliki dua fungsi penting yaitu fungsi produksi dan penawar jasa. Mengelola fungsi produksi bermuara pada sehatnya laut untuk menghasilkan sumberdaya hayati dalam jumlah masif sesuai luasan fisiknya sebagai habitat sehingga dinikmati nilai ekonominya.
Mengelola jasa berarti mengembangkan kebijakan yang menggunakan laut sebagai media konektivitas untuk mengatasi kesenjangan pembangunan dan memanfaatkan keindahan (beauty) pesisir dan laut untuk pariwisata (marine ecotourism) sekaligus mengelola kodrat geografi untuk kepentingan politik internasional.
“Inilah substansi kebijakan poros maritim alias doktrin Jokowi-JK,” katanya.
- See more at: http://m.jurnas.com/news/144807/RI-Jadi-Poros-Maritim-Sangat-Realistis-----2014/1/Ekonomi/Ekonomi/#sthash.lU3dTlGd.dpuf

Rombongan Sekda Lanny Jaya diserang sipil bersenjata

Rombongan Sekda Lanny Jaya diserang sipil bersenjata
Ilustrasi -- Akses Jalan Pemekaran Warga melintas di jalan penghubung Kabupaten Jaya Wijaya dan Kabupaten Lanny Jaya, Papua, Sabtu (5/3).  
 
Jayapura  - Rombongan kendaraan yang ditumpangi Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Lanny Jay, Christian Sohilait, diserang Gerakan Sipil Bersenjata (GSB) pada Senin pagi sekitar pukul 08.30 di Distrik Ciwil.

Informasi yang diterima ANTARA dari sumber terpercaya, Senin pagi, akibat serangan itu seorang anggota Brimob yang ikut serta dalam rombongan itu terkena serpihan selongsong peluru.

ANTARA News

Awan Serat Karbon Anti Serangan Rudal

 
USS Mustin (DDG 89), USS Wayne E. Meyer (DDG 108) dan USS Frank Kabel (AS 40) menguji 'obscurants maritim, yang digelar di selatan Guam untuk menilai efektivitas awan serat optik yang digunakan untuk pertahanan kapal dari rudal musuh. Perhatikan bagaimana distribusi/penyebaran awan/asap dapat dimanipulasi oleh kapal, dalam kondisi angin yang sama, ketika kedua kapal bergerak ke arah yang sama. (Navy AS foto, Timothy Wilson)
USS Mustin (DDG 89), USS Wayne E. Meyer (DDG 108) dan USS Frank Kabel (AS 40) menguji ‘obscurants maritime”, yang digelar di selatan Guam untuk menilai efektivitas awan serat optik yang digunakan untuk pertahanan kapal dari rudal musuh. Perhatikan bagaimana distribusi/penyebaran awan/asap dapat dimanipulasi oleh kapal, dalam kondisi angin yang sama, ketika kedua kapal bergerak ke arah yang sama. (Navy AS foto, Timothy Wilson)
Angkatan Laut AS baru-baru ini telah menguji sistem penangkal rudal anti-kapal permukaan yang menggunakan ‘obscurant’. Obscurant adalah kabut /awan carbon fiber / Serat karbon, yang dapat menyerap radar. Kabut serat fiber ini dihasilkan oleh mesin generator yang ada di kapal. Kabut / Awan serat karbon ini dapat melindungi kapal dari serangan rudal anti kapal (radar guided) serta rudal jelajah pesawat anti kapal permukaan.
Sistem dan taktik penggunaannya diuji dalam berbagai kondisi laut dengan menggunakan aset dari: US Army, Navy dan Air Force, untuk mengevaluasi bagaimana penyerap radar (awan serat karbon) dapat mencegah rudal musuh mndeteksi dan menyerang kapal, yang bisa dimanfaatkan sebagai bagian dari pertahanan berlapis.
‘Naval Warfare Development Command’  telah mengujicoba prototipe generator obscurant maritim pada tanggal 21 hingga 25 Juni 2014 untuk menilai tingkat efektivitasnya dalam pertahanan rudal anti-kapal. Cara kerjanya,  perangkat yang ada di kapal menghasilkan partikel serat karbon yang tersimpan di dalam asap. Partikel-partikel ini menyerap dan menyebarkan, gelombang radar yang berasal dari penjejak (seeker) rudal yang datang, sehingga mampu mengaburkan target dari penjejak rudal lawan.
Selama evaluasi 'Pandarra Fog' (istlah untuk operasi ujicoba),  sistem dan taktik diuji di bawah berbagai kondisi laut menggunakan unit Armada Ketujuh dan aset dari US Army, Navy, dan Air. Force untuk mengevaluasi bagaimana awan serat karbon mampu menyerap radar dan bisa mencegah rudal untuk mendeteksi dan mengunci kapal target sebagai bagian dari pertahanan berlapis. Foto: US Navy, oleh Timothy Wilson.
Selama evaluasi ‘Pandarra Fog’ (istlah untuk operasi ujicoba), sistem dan taktik diuji di bawah berbagai kondisi laut menggunakan unit Armada Ketujuh dan aset dari US Army, Navy, dan Air. Force untuk mengevaluasi bagaimana awan serat karbon mampu menyerap radar dan bisa mencegah rudal untuk mendeteksi dan mengunci kapal target sebagai bagian dari pertahanan berlapis. Foto: US Navy, oleh Timothy Wilson.
Proyek “Pandarra Fog’ dengan cepat mampu menyatukan kekuatan ilmiah dengan tim gabungan pasukan AS, untuk mengatasi persoalan perang yang paling sulit. Hal yang dihasilkan tidak sekedar asap atau sekam (chaff), melainkan obscurant teknologi tinggi, yang efektif  dalam menghadang berbagai sistem rudal homing, “kata Antonio Siordia, ilmuwan penasihat Armada Ketujuh AS.
Komandan Armada Ketujuh AS, Laksamana Madya Robert L. Thomas Jr memulai ujicoba Asap anti rudal kapal ini, dalam operasi “Pandarra Fog”, yang melibatkan sejumlah kapal di Guam. “Kabut Pandarra adalah contoh kerja cepat dari integrasi teknis dan pengembangan taktis Armada kami untuk menguasai perang manuver elektromagnetik dan memastikan akses pasukan gabungan,” kata Thomas.
Percobaan ini menunjukkan ‘maritime obscurant generation’ dapat menjadi kunci dari manuver ofensif armada kami, yang mana dunia kini dipenuhi rudal anti-kapal maupun rudal balistik.
Kinerja dari obscurant secara signifikan akan mengurangi risiko serangan rudal ke kapal permukaan.
Skrining asap adalah bagian dari pertahanan berlapis-lapis dari kapal permukaan, yang juga termasuk pertahanan aktif (rudal pertahanan udara), aktif decoy (jammers dan RF decoys) chaff. Flare (terlihat dalam foto ini) dapat digunakan untuk pertahanan terakhir, memikat thermal seeker dari kapal yang di-target oleh rudal.
Skrining asap adalah bagian dari pertahanan berlapis-lapis dari kapal permukaan, yang juga termasuk pertahanan aktif (rudal pertahanan udara), aktif decoy (jammers dan RF decoys) chaff. Flare (terlihat dalam foto ini) dapat digunakan untuk pertahanan terakhir, memikat thermal seeker dari kapal yang di-target oleh rudal.
“Kami sedang mengembangkan pendekatan berlapis menggunakan full spektrum dari kemampuan aktif dan pasif, untuk memberikan perlindungan tertinggi. Ini bukan hanya tentang teknologi, tetapi juga bagaimana armada kami berlatih menggunakan kemampuan ini, “kata Kapten. David Adams, yang memimpin grup ‘Warfighting Initiatives’ Armada Ketujuh AS.
“Sebuah pertahanan dengan pendekatan mendalam, memiliki banyak keuntungan. Tidak hanya kita tahu asap ini efektif menangkal rudal, tapi juga mengikis tingkat ketidaktentuan dan ketidakpastian menjadi terukur ” lanjut Kapten Adams.
Selain memiliki tingkat efektivitas yang signifikan, sistem ini relatif murah bila dibandingkan dengan penangkal (countermeasures) rudal lainnya dan mudah digunakan kapal kapal lainnya untuk bermanuver. Bahan-bahan yang digunakan ramah lingkungan dan cocok untuk memaksimalkan efektifitas operasional. “Penilaian awal kami menunjukkan pengujian ini sangat sukses dalam hal pekerjaan taktis, kegunaan dan efektivitas biaya,” ujar Kapten Adams. (defense-update.com).
Kapal patroli Jepang Shiritaka (PG 829) menembakkan layar flare menyerupai tirai di depan kapal. Flare ini membuat layar obscurant panas yang dapat menyembunyikan kapal dari rudal pencari panas yang masuk.
Kapal patroli Jepang Shiritaka (PG 829) menembakkan layar flare menyerupai tirai di depan kapal. Flare ini membuat layar obscurant panas yang dapat menyembunyikan kapal dari rudal pencari panas yang masuk.

JKGR

Kapolri: pengajak gabung ISIS adalah teroris

Kapolri: pengajak gabung ISIS adalah teroris
Kapolri Jendral Pol Sutarma
 
Jakarta - Kapolri Jenderal Pol Sutarman mengatakan bahwa warga negara Indonesia yang berbicara dalam video berisi ajakan untuk bergabung dengan kelompok Islamic State Iraq and Syria (ISIS), yang beredar di YouTube, adalah seorang teroris buronan Kepolisian.

"Sejak ada teror, Kepolisian terus mengikuti pergerakan, ada upaya-upaya mengajak untuk mendukung kelompok ini (ISIS). Orangnya sudah teridentifikasi oleh kami, inisialnya B, dan memang itu buronan kami selama ini," kata Sutarman di Jakarta, Senin.

Menurut dia, WNI dalam video di YouTube berjudul "Joint the Ranks" yang mengajak warga Indonesia untuk bergabung dengan ISIS itu merupakan buronan kepolisian yang sudah setahun masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO).

"Yang jelas dia itu teroris yang masuk dalam target DPO kami," ujarnya.

Video berdurasi delapan menit yang diunggah oleh akun YouTube bernama Jihadology pada 22 Juli 2014 itu berisikan ajakan jihad, dimana seorang pria WNI yang menyebut dirinya Abu Muhammad al-Indonesia mengajak warga Muslim Indonesia untuk bergabung dalam ISIS.

Sehubungan dengan munculnya video dukungan terhadap ISIS tersebut, Kapolri menegaskan bahwa Kepolisian akan melakukan tindak penegakan hukum terhadap siapapun yang terkait dengan tindakan-tindakan yang melanggar hukum.

Sutarman menambahkan, pihaknya berharap agar seluruh elemen masyarakat dan penegak hukum dapat melakukan langkah-langkah proaktif untuk mencegah berkembangnya gerakan-gerakan mendukung ISIS.

"Dengan adanya pernyataan dukungan (terhadap ISIS) ini menjadi informasi bagi masyarakat seluruh Indonesia, jangan sampai perjuangan agama dengan paham mereka ini merubah suatu negara kesatuan," katanya.

"Paham mereka ini tentu menjadi ancaman sehingga negara tidak boleh kalah oleh kelompok-kelompok yang mengatasnamakan atau berjuang menurut paham mereka sendiri," lanjut Sutarman.

Kapolri pun menyebutkan bahwa pihaknya telah melakukan pengawasan sejak lama, khususnya sejak banyak warga Indonesia pergi ke Suriah.

"Lebih kurang ada 56 orang yang berada di sana, dan ada tiga orang yang meninggal di sana," ungkapnya. (Y012)

Antaran

Anggaran Pertahanan Indonesia Akan Naik 2 Persen

BANDUNG, Calon Presiden terpilih Joko Widodo memiliki komitmen tinggi terhadap pembangunan dan kemajuan pertahanan Tentara Nasional Indonesia (TNI). Bahkan, anggaran pertahanan Indonesia direncanakan naik hingga 2 persen dari Produksi Domestik Bruto (PDB).
Dengan begitu, pengembangan program pertahanan di Indonesia akan semakin baik.
Demikian diungkapkan Anggota Komisi I DPR RI Tubagus Hasanuddin, Sabtu (2/8/2014). Menurutnya, di bawah kepemimpinan Jokowi-JK nanti, program pertahanan Indonesia akan maju dan melangkah ke depan sesuai tantangan zaman. Terlebih, visi-misi Jokowi-JK dalam pertahanan dan keamanan negara sangat jelas dan terarah.
“Anggaran pertahanan dinaikan 2 persen memang sudah menjadi program jangka panjang pemerintah sejak dulu, namun kenyataannya anggaran itu baru mencapi 0.8 persen,” kata Hasanuddin.
Tidak hanya itu, peningkatan anggaran pun akan difokuskan melalui pengembangan produksi alutsista produksi dalam negeri tang berpotensi besar untuk memproduksinya sendiri.
“Kita punya PT Pindad, PT DI, PT PAL, LAPAN, dan masih banyak lagi perusahaan yang siap memproduksi Alutsista di dalam,” jelasnya.
Dengan begitu, negara bisa melakukan efisiensi anggaran, bahkan keuangan bisa berputar di dalam negeri sendiri. Jika sudah begitu, maka akan menghasilkan nilai tambah bagi perekonomian dalam negeri.
Menurutnya, Alutsista modern saat ini sangat dibutuhkan untuk mengganti persenjataan yang telah dimakan zaman. Pengadaan Alutsista juga saat ini sedang dilakukan dengan pengawasan dan berdasarkan kebutuhan.
“Sekarang tinggal bagaiman

Fokus Jabar

Kemampuan Siluman F-35 Kembali Diperdebatkan


F-35

Membengkaknya biaya dan penundaan telah menjadi perbincangan panjang banyak kritikus program pesawat tempur siluman F-35 Joint Strike Fighter. Dan sekarang muncul lagi bahan perdebatan baru karena semakin banyaknya pakar industri pertahanan yang mempertanyakan kemampuan siluman F-35 dan efeknya terhadap kemampuan peperangan elektronik (electronic warfare) Amerika Serikat.
Sejak awal pengembangannya, F-35 didesain memiliki radar cross section yang rendah, membuatnya sulit dideteksi radar musuh. Sama seperti pesawat siluman pendahulunya, seperti F-117, pesawat ini mengkombinasikan bahan khusus penyerap radar dan senjata yang dibawa secara internal (pada internal weapon bay) yang membantu mengurangi signature.
Secara teori, hal ini berarti F-35 dapat beroperasi di wilayah udara di mana terdapat ancaman tinggi senjata-senjata anti-access/area-denial (A2/AD), seperti sistem rudal permukaan ke udara. Pesawat siluman terdahulu, seperti pembom F-117 dan B-2, bisa menjadi bukti keandalan teknologi siluman pesawat-pesawat Amerika. Hanya satu pesawat siluman yang pernah ditembak jatuh dalam kurun waktu 30 tahun setelah penerbangan pertamanya.
Belum kita membahas Rusia, musuh potensial AS seperti China saja terus meningkatkan kemampuan A2/AD mereka dengan mengembangkan sistem radar baru yang mampu mendeteksi pesawat siluman. Rahasia teknologi pesawat siluman AS juga telah bocor karena aktivitas spionase. Pada tahun 2011 lalu, Noshir Gowadia, salah satu desainer dari pembom B-2, dihukum karena memberikan informasi rahasia teknologi pesawat B-2 ke China dan beberapa negara lain.
Jadi, tidak hanya negara seperti China yang telah meng-upgrade sistem radar mereka, selanjutnya mereka juga akan tahu bagaimana cara mengeliminasi keunggulan yang dimiliki sebuah pesawat siluman.
Melindungi Pesawat Non-siluman dengan Teknologi Jamming
Sistem radar yang terus dikembangkan oleh negara lain juga menjadi kabar buruk bagi pesawat-pesawat tempur "teknologi lama" Amerika saat ini, seperti F-15, F-16 dan F/A-18, yang karakteristik silumannya sangat terbatas. Tanki bahan bakar eksternal (external fuel tank), senjata yang dibawa di luar bodi, dan minimnya bahan penyerap radar membuat pesawat-pesawat ini mudah terdeteksi radar, dengan demikian rentan beroperasi di daerah A2/AD.
Biasanya, jika pesawat-pesawat ini beroperasi di wilayah dimana dikerahkan senjata-senjata A2/AD, mereka akan dibantu oleh pesawat yang memiliki kemampuan jamming elektronik. Misalnya untuk melindungi misi armada pesawat F/A-18, Angkatan Laut AS (US Navy) juga menerbangkan pesawat electronic warfare (EW) Boeing EA-18G Growler yang dilengkapi dengan peralatan jamming radar canggih.
F-35 memiliki kemampuan EW sendiri dalam bentuk sistem radar AN/APG-81 active electronically scanned array (AESA) hasil rancangan Northrop Grumman. Para pendukung program F-35 mengatakan bahwa pesawat jamming lainnya (seperti Growler) tidak diperlukan lagi dalam membantu misi F-35. Hal ini karena F-35 dinilai sudah mampu memancarkan frekuensi yang dapat membingungkan dan menonaktifkan sistem rudal anti pesawat canggih milik Rusia seperti S-400 yang menggunakan radar untuk mengunci pesawat musuh.
Meski demikian, beberapa tokoh di US Navy dan industri pertahanan Amerika mengatakan bahwa kemampuan siluman dan EW dari F-35 tidaklah cukup.

Pada Maret lalu, Laksamana Michael Manazir, US Navy director of air warfare, mengatakan kepada wartawan bahwa pancaran frekuensi dari Growler masih lebih unggul daripada F-35, menjadikan pesawat ini sebagai senjata EW yang terbaik. Menurutnya, skenario operasi yang lebih realistis dan efektif adalah: " Growler mendukung misi F-35 dalam peran saling melengkapi."
Ini hanyalah salah satu dari sekian banyak pengakuan bahwa US Navy tidak merasa 'nyaman' dengan kemampuan F-35 untuk beroperasi di wilayah dengan A2/AD. Sehingga pada bulan yang sama juga terungkap bahwa US Navy memprioritaskan penambahan 22 unit Growler dari dana anggaran tahun 2015, dengan biaya sekitar USD 2,14 miliar. Laksamana Jonathan Greenert, US Navy Chief of Naval Operations, mengatakan bahwa ia melihat adanya kebutuhan yang semakin meningkat untuk pesawat Growler.
Kemampuan Dipertanyakan, Pembatalan F-35?
US Navy menilai penambahan pesawat Growler merupakan solusi dari kurang "bermutunya" progam F-35 - yang secara historis mendapat sambutan hangat dari beberapa unit militer AS lainnya.
Dan pernyataan "lemahnya" kemampuan F-35 dalam menembus sistem pertahanan udara canggih tidak hanya muncul dari US Navy. Pada bulan Mei lalu sebuah artikel dari Air & Space Power Journal, seorang perwira senior Angkatan Udara AS (USAF) mempertanyakan kemampuan F-35 dan mengatakan bahwa sudah ada cukup alasan untuk membatalkan program F-35.
"Meskipun seandainya ada dana yang tidak terbatas, masih ada cukup alasan untuk mengakhiri program F-35," tulis Kolonel Michael W. Pietrucha. "Kita berasumsi mengenai lingkungan operasional, yang dibuat lebih dari satu dekade lalu, sudah tidak sesuai dengan realitas saat ini... Misi dari pesawat -untuk menembus sistem pertahanan udara canggih dan menjatuhkan amunisi precision-guide pada target penting musuh- (dengan mengandalkan fitur siluman) sudah dipertanyakan keefektifannya," jelas Pietrucha.
Jalan alternatifnya, menurut Pietrucha, USAF menstop program F-35. Sebaliknya, USAF akan mempertahankan F-35 yang ada dan mengupgrade airframe pesawat-pesawat generasi sebelumnya dengan teknologi generasi kelima.
Seperti halnya US Navy dengan pesawat Growler-nya, Pietrucha mengatakan bahwa USAF juga harus membangun kembali armada pesawat EW, yang telah menurun drastis sejak dipensiunkannya pesawat EF-111G dan F-4G dua puluh tahun silam.
Boeing Akan Terus Produksi Growler?
Analisis Pietrucha ini tentu saja tidak mengenakkan Lockheed Martin, pengembang F-35 yang juga merupakan saingan Boeing. Bukan rahasia lagi bahwa di belakang layar Boeing gencar melobi pejabat pertahanan AS untuk menjaga produksi F/A-18 hingga melampaui tahun 2016 dan pesanan untuk 50-100 unit lebih pesawat Growler.
Tapi Boeing harus sangat berhati-hati dalam menginvestasikan dana untuk pesawat Growler, kata Amy Butler, seorang editor di Aviation Week.
"Perusahaan (Boeing) harus membuat bukti kuat bahwa tanpa Growler yang banyak, pesawat siluman dari armada Pentagon akan rentan terhadap sistem pertahanan udara," katanya. Sebagai argumen tajam dan menantang bagi Boeing.
"Dan pelanggan F-35 tentu akan kecewa dengan investasi mereka yang miliaran dolar pada F-35, yang ternyata rentan pada sistem pertahanan udara yang nilai investasinya relatif kecil," tegas Amy.
Pada tingkat produksi saat ini, Super Hornet dan Growler di lini produksi Boeing di St Louis, Missouri, akan menghentikan produksinya pada kuartal ketiga di tahun 2016. Menurut Boeing, program ini telah menciptakan 60.000 pekerjaan di AS dan menyumbangkan USD 3 miliar untuk ekonomi tahunan.
Pada Mei lalu, Boeing merayakan pengiriman Growler yang ke seratus untuk US Navy, sebuah tonggak sejarah untuk program Growler. Pada apa yang mungkin menjadi acuan terkait pembengkakan biaya dan penundaan F-35, Kapten Frank Morley, manajer program F/A-18 dan EA-18G US Navy mengatakan bahwa progam untuk Growler akan tetap pada jalurnya.
"US Navy membutuhkan 50-100 pesawat (Growler) lagi untuk memenuhi kebutuhan di masa depan," jelas Morley.
Dilema Antara Growler dan F-35
Pejabat Pentagon berada dalam posisi yang dilema. Jika Pentagon ingin berinvestasi lebih pada pesawat EW - seperti Growler -, berarti menandakan kurangnya 'iman' mereka pada kemampuan F-35 dalam menembus wilayah dengan sistem pertahanan udara. Sebaliknya, jika tidak berinvestasi untuk menambah kemampuan EW, hidup pada pilot F-35 bisa berisiko dengan semakin canggihnya senjata-senjata A2/AD di negara-negara seperti China.
Pengandangan yang kesekian kalinya dari seluruh F-35 pada awal Juli lalu, setelah mesin F-35A USAF terbakar, tidak akan menyelesaikan masalah. Risiko teknis masih menjadi faktor utama dalam program F-35, sementara itu keraguan F-35 untuk beroperasi di wilayah A2/AD tidak mungkin mempengaruhi jadwal pengiriman, membuat peran dasar F-35 sebagai pesawat tempur siluman generasi kelima dipertanyakan.

Altileri