Pages

Saturday, 6 June 2015

Tactical Radio Infanteri TNI AD dengan Kemampuan Hybrid Analog Digital

IMAG1389
Selain bekal strategi perang yang mumpuni, senjata yang handal, dan mental personel yang kuat, harus diakui faktor penting yang jadi penentu keberhasilan dalam pertempuran infanteri adalah sistem komunikasi. Dan bicara sistem komunikasi pada lingkup infanteri, khususnya pada level pleton dan regu maka tak bisa dipisahkan dari keberadaan tactical radio (radio taktis) yang biasa dibawa dengan ransel (manpack) oleh prajurit operator radio.


Menyadari komunikasi antar satuan tempur begitu vital, infanteri di lingkungan TNI AD, TNI AL (Marinir), dan TNI AU (Paskhas) akrab dengan keberadaan tactical radio. Salah satu jenis tactical radio yang legendaris adalah AN/PRC-77. Radio ini pertama kali digunakan pada tahun 1968, dan langsung dioperasikan oleh GI (tentara AS) di Perang Vietnam. PRC-77 merupakan pengembangan dari seri AN/PRC-25, dimana tambahan kemampuan PRC-77 mencakup pada kekuatan amplifier, dukungan enkripsi voice, dan penggunaan vacuum tubes.

65113742
Meski sudah usianya sudah sangat tua, hingga kini PRC-77 yang mengandalkan teknologi analog masih dioperasikan di beberapa satuan TNI AD. Namun, sesuai tuntutan jaman, tactical radio jenis yang lebih baru pun sudah digunakan di lingkungan TNI AD, khususnya di Divisi Infanteri Kostrad. Yakni tactical radio TR2400 buatan Saab Grintek Communication Systems, Afrika Selatan. Dibanding PRC-77, TR2400 yang lebih modern punya banyak keunggulan, dari tampilan interface-nya sudah dilengkapi panel digital untuk beragam fungsi yang memudahkan operator.

Dari golongannya, TR2400 masuk dalam segmen HF (high frequency) transceiver yang berjalan di frekuensi 1,6 – 30 Mhz. Tactical radio ini menawarkan teknologi digital signal processing (DSP) untuk frekuensi tinggi hopping. Frekuensi Hopping adalah teknik lama yang diperkenalkan pertama kali dalam sistem transmisi militer untuk menjamin kerahasiaan komunikasi dan jamming tempur. Frekuensi Hopping adalah mekanisme di mana sistem perubahan frekuensi (uplink dan downlink) selama transmisi secara berkala. Hal ini memungkinkan saluran RF yang digunakan untuk pensinyalan kanal (SDCCH) timeslot atau saluran lalu lintas (TCH) timeslots, untuk mengubah frekuensi setiap frame TDMA (4,615 ms). Beberapa unggulan fitur radio ini adalah:

• Komunikasi dual band (FM dan AM ground to air/OTA). Komunikasi antar darat dan laut pada modulasi VHF 30 – 55 Mhz. Dengan kemampuan komunikasi ground to air, operator TR2400 dapat menjalankan peran pemandu tembakan dari pesawat tempur. Istilah dalam militer disebut sebagai ground FAC (forward air control).
• Multi role dan full military spec, dapat digunakan dalam berbagai medan operasi, dapat di adopsi mulai dalam moda manpack (radio panggul), base station, kendaraan taktis, ambulance, dan kapal laut.
48963780
• Multi mode, baik analog dan digital voice. Dilengkapi fitur komunikasi konvensional dengan suara analog maupun digital. Saat menggunakan kanal analog, juga dilengkapi sistem pengacak analog (AVS)
• Dilengkapi sistem pengamanan, berupa frekuensi hopping dengan kecepatan 100 hope per detik. Selain itu, TR2400 dibekali sistem pengacakan (encryption).
• Untuk mengetahui lokasi dan pergerakan radio lawan, ada fitur GPS (Global Positioning System) Blue Force Tracking.
TR2400-1
• Kemampuan daya pancar minimum 1 watt dan maksimum 10 watt dengan ketahanan selama delapan jam untuk menerima/standby. Sementara kemampuan untuk memancar hingga dua jam.
• Saat digunakan dalam manpack, daya yang digunakan 25 watt, sementara bila digunakan pada kendaraan dengan daya 100 watt. Konfigurasi sebagai base station hingga 320 watt.
• Tahan digunakan dalam lingkungan ekstrim dengan rentang suhu -30 hingga 70 derajat Celcius.
• Tahan di dalam air hingga kedalaman 1 meter.
• Mudah dalam pemeliharaan berkat konstruksi modular.
• Dilengkapi 99 channel memori dari panel atau dari PC, TR2400 dapat mengirimkan sinyal morse, email dan transfer file.

Spesifikasi TR2400
– Rentang frekuensi: 1,6 – 30 Mhz
– Dimensi perangkat: 296 x 231 x 93 mm
– Berat: 4,5 Kg
– Baterai: Lithium ion
– Power supply: 20 volt – 32 volt
– Output daya: 2,5 – 25 Watt
– Data: Modem MIL-STD-188-110A (2400 bit), STANAG 4285 (2400 bit modem), dan STANAG 4415 (75bps)
– Data Link Protocol (DLP): STANAG 5066 dan Internal ARQ SMS

Senapan Anti Material Kopassus dengan Stabilitas Tinggi



Pasukan khusus seperti Kopassus (Komando Pasukan Khusus) TNI AD pasti punya cara-cara khusus untuk menggasak sasaran berupa rantis, ranpur ringan dan personel lawan yang berlindung dibalik dinding. Tanpa harus membopong rudal/roket anti tank atau bazooka, dengan kemampuan senyap yang terlatih, beberapa unit elit di TNI dapat memanfaatkan keunggulan dari senapan anti material.


Untuk misi senyap khas sniper, dengan target daya hancur sasaran tinggi, sejak lama TNI sudah mengadopsi beberapa senapan anti material. Sebut saja ada Denel NTW-20/Truvelo yang dipakai Taifib (Intai Amfibi) Korps Marinir dan Kopaska TNI AL, lalu ada Hecate II yang digunakan DenBravo 90 Paskhas TNI AU. Malah belakangan, PT Pindad ikut merilis SPR (Senapan Penembak Runduk)-2, yang mengusung kaliber 12,7 x 99 mm NATO.

IMAG1451800px-Sniper_Zastava_M93

black-arrow1
Nah, ada satu lagi yang terlewat kami kupas, yakni M-93 Black Arrow. Senapan anti material ini beberapa waktu lalu ditampilkan ke publik oleh Kopassus pada ajang Pameran Alutsista TNI AD di Lapangan Monas, Jakarta. Dari sosok namanya, si ‘panah hitam’ ini memang terdengar sangar. Dirunut dari penamaannya, M-93 Black Arrow atau dalam bahasa Yugoslavia M-93 Crna Strela adalah salah satu dari sedikit rancangan senapan runduk kelas berat (senapan anti material) yang berasal dari negara-negara eks Balkan. Dibuat pada tahun 19080-an oleh pabrikan senjata Zastava Arms dari Yugoslavia. Black Arrow ditawarkan dalam dua varian, yaitu .50MG (kaliber 12,7 x 99 mm NATO) untuk kepentingan ekspor, dan varian 12,7 x 108 mm Rusia untuk pasar negara-negara eks Pakta Warsawa yang masih setia menggunakan amunisi rilisan Rusia.

Dapat dipasang pula pada monopod.
Dapat dipasang pula pada monopod.
Packing box Black Arrow.
Packing box Black Arrow.

Seperti halnya senapan penembak jitu lainnya, pola operasi senjata ini mengusung bolt action, alias tembak satu-satu. Sekedar informasi, bolt action adalah (sistem operasi) kokang senjata api yang mana bagian bolt dioperasikan secara manual dengan cara menggesernya ke belakang (menggunakan tuas kecil/handle) agar bagian belakang (breech) laras terbuka, casing peluru kosong yang sudah dipakai terlempar keluar dan peluru baru masuk kedalam breech kemudian bolt ditutup kembali (digeser ke depan secara manual).

Black Arrow dirancang menganut model Mauser, dengan tiga lug pada bolt, dua di depan, dan satu di belakang. Penggunaan tiga lug memampukan penggunaan peluru bertekanan sangat tinggi, sehingga Black Arrow aman bila terpaksa menggunakan amunisi ‘jelek’ milik senapan mesin berat non matche grade untuk waktu lama.

Fitur unggulan lainnya, Black Arrow punya popor yang bisa disetel panjangnya serta pistol grip yang ergonomis. Sayangnya, teleskop standar pabrikan berkekuatan 8 x 32 tidak dapat disetel pembesarannya, sehingga kurang memadai untuk aplikasi di lapangan. Akan tetapi, Black Arrow terkenal dengan keseimbangannya yang sangat baik. Black Arrow dapat diposisikan berdiri sama tinggi antara ujung laras dan popor hanya dengan menggunakan kaki-kakinya.

Dan yang tak kalah menarik, Black Arrow menjadi dasar bagi PT Pindad dalam menciptakan senapan anti material, yakni SPR-2 kaliber 12,7 mm. Bahkan, hebatnya SPR-2 disebut-sebut mampu mengungguli kinerja Black Arrow. Menurut penuturan staf Pindad, SPR-2 dalam uji coba dapat mencapai performa yang memuaskan, diantaranya mampu menembus lapisan baja 10 mm dari jarak tembak 2 Km. Kabarnya, saat uji coba pesaingnya seperti Truvelo dan Black Arrow gagal menembus baja 10 mm dari jarak tembak yang sama. (Sam)

Spesifikasi Zastava M-93 Black Arrow
– Negara asal: Serbia, Yugoslavia
– Tahun pembuatan: 1980-an
– Kaliber: .50MG (12,7 x 99 mm NATO) atau 12,7 x 108 mm Rusia
– Sistem operasi: bolt action
– Panjang total: 1.510 mm/1.670 mm
– Panjang laras: 840 mm/1.000 mm
– Bobot kosong: 14,5 kg/16 kg
– Kecepatan proyektil: hingga 1000 meter per detik
– Jarak tembak efektif: 1.650 – 1.850 meter
– Kapasitas magasin: 5 peluru
– Akurasi: 1 MOA (minute of angle)

Tak dihargai, TNI AU Dibubarkan saja !

Mantan Kepala Staf TNI AU Chappy Hakim marah. Dia merasa selama ini negara tak pernah menghargai peran TNI AU.

Masalah yang disorot Chappy Hakim adalah penggantian penjagaan di Bandara Soekarno Hatta, dari Paskhas TNI AU menjadi Marinir TNI AL. Padahal secara fungsi Paskhas TNI AU adalah satuan berkualifikasi lebih tepat untuk menjaga bandara.

Kedua, alih funsi Bandara Halim Perdanakusuma menjadi bandara komersial. Padahal bandara Halim adalah pangkalan udara strategis TNI AU. Di sana ada skadron angkut VIP dan kerap dijadikan markas jet tempur bagi pesawat yang melaksanakan pengawalan ibu kota. Saat ini dengan perubahan menjadi bandara komersial, tentu tugas TNI AU tergangu.

Masalah ketiga adalah soal jatah Panglima TNI. Sepanjang sejarah, baru sekali Marsekal TNI AU menjadi Panglima TNI. Dia adalah Marsekal Djoko Suyanto. Selebihnya selalu TNI AD. TNI AL pun baru dua kali kebagian Panglima TNI.

“Paskhasau di Airport CGK diganti Marinir. Halim untuk penerbangan komersial. Panglima TNI belum tentu AU. Negeri ini memang tidak butuh Angkatan Udara. Bubar saja,” tulis Chappy Hakim lewat akun twitternya, Kamis (5/6) malam.
Mantan Kepala Staf TNI AU Chappy Hakim
Mantan Kepala Staf TNI AU, Marsekal Purn. Chappy Hakim

“Puluhan tahun keberadaan AU tidak dihargai sama sekali di negeri ini. Mungkin memang lebih baik dibubarkan saja daripada terjadi degradasi moral anggotanya,” kicau sang Marsekal.

Postingan Chappy Hakim menjadi pembicaraan hangat di sosial media dan forum militer.

Politikus Gerindra Bondan Winarno ikut berkicau menanggapi kekesalan Chappy. “I can relate with you, Marshall. I feel your anger. Swa Bhuwana Pakca.” tulis Bondan Winarno.
Merdeka.com

Komodo Tak Kalah dengan Humvee Amerika Serikat

 Jakarta - Pada 1983 Angkatan Darat Amerika Serikat (US Army) memesan kendaraan tempur jenis baru untuk mengganti "Jeep". AM Generals, perusahaan otomotif Paman Sam sukses memenangkan tender 55.000 unit.

Konsep kendaraan jenis baru tersebut bernama "High Mobility Multipurpose Wheeled Vehicle", yang tersohor dengan nama Humvee dan sebagai pendamping Tank M1 Abrahams atau kendaraan militer lainnya.

Negara-negara lain pun banyak memproduksi kendaraan sejenis Humvee ini, salah satunya Sherpa besutan Renault, Perancis. Pada Oktober 2011, Presiden ke-6 Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menantang PT Pindad (Persero) untuk membuat kendaaran sejenis.

"Kendaraan taktis type baru seperti ini akan dibutuhkan, saya minta dalam dua bulan Pindad sudah bisa memberikan paparan purwarupanya," demikian tantangan SBY.

Menanggapi permintaan SBY, PT Pindad pun mengaku tidak sulit karena mereka sudah mengembangkan kendaraan tersebut sejak 2010. Di mana, Pindad telah memiliki sebuah model yang dibangun berbasis Panser Anoa.

"Panser itu sasis dan mesinnya dari Renault, sedangkan body dan komponen lainnya dibuat sendiri PT Pindad. Saat ini baru satu unit, namun pemesannya sudah ratusan," ucap Dirut PT Pindad saat itu, Adik Avianto menanggapi tantangan SBY.

Pada Indo Defence 2012, PT Pindad menampilkan kendaraan tempur versi ringan dan diberi nama Komodo oleh Presiden SBY. Kendaraan ini menggunakan mesin diesel intercooler dengan power kendaraan 214 Tk  pada 2.500 rpm dan rasio 25 Hp per ton.

Saat ini, PT Pindad sudah memproduksi beberapa varian yang digunakan TNI dan Polri. Varian-varian Komodo yakni Komando, Intai, Pemukulan Ram, Peluncur Roket, dan APC (Armoured Personnel Carrier).

Beberapa negara seperti Malaysia, Singapura, dan Brunei tertarik dengan Komodo. PT Pindad terus berinovasi dengan melakukan pengembangan baru agar Rantis Komodo bisa dikenal dunia internasional.

"Kita terus melakukan pengembangan termasuk peningkatan komponen dalam negerinya. Saat ini Komodo bisa juga menggunakan mesin produksi Jepang," ungkap Direktur Utama PT Pindad, Silmy Karim kepada tim Liputan6.com beberapa waktu lalu.

Versi sipil


PT Pindad pun mengaku sudah banyak permintaan dari masyarakat Indonesia agar Komodo dibikin versi sipil. Kendaraan memiliki kemampuan yang andal dan desain yang gagah ini akan dibuat menyerupai Hummer, Humvee versi sipil dan Sherpa versi Sipil.

"Kebanyakan (peminta) suka karena menganggap Komodo desainnya gagah. Jadi konsumen yang senang off road dan ingin merasakan military looks dari Komodo kami memang sedang siapkan," terang Direktur Utama PT Pindad (Persero) Silmy Karim saat berbincang dengan Liputan6.com di kantor pusat Pindad di Bandung, Jawa Barat.

Meski tengah mempersiapkan segala hal menyangkut Komodo sipil, Simly menyatakan rencana tersebut bukan sebagai suatu upaya baru untuk masuk ke dalam wilayah yang sebenarnya bukan 'teritori' PT Pindad.

"Kecuali kalau kita diberikan tugas dan diberikan beberapa hal untuk mendukung jalannya program mobil nasional. Pasalnya hal tersebut tidak sederhana, itu cukup kompleks dan belum tentu konsumen (dalam skala ekonomis) menginginkan," ujarnya.

Lebih lanjut, Silmy mengatakan untuk Komodo sipil bagian eksteriornya tidak perlu menggunakan plat anti peluru begitu juga kacanya. Selain itu, banyak yang meminta ukuran tubuhnya sedikit dikecilkan, karena dimensi Komodo saat ini sangat besar.

Pasukan Garuda TNI Belah Belantara Afrika

Pasukan Garuda TNI Belah Belantara Afrika
Pasukan Garuda Satgas Kizi TNI Konga XXXVII-A/Minusca rintis pembangunan jalan, jembatan dan bandara di Afrika yang menjadi akses pasukan perdamaian PBB, Jumat 5 Juni 2015.
 
Pasukan Garuda Satgas Kizi TNI Konga XXXVII-A/Minusca (Multidimensional Integrated Stabilization Mission in the Central African Republic) membelah belantara Afrika.
Pasukan yang tengah melaksanakan tugas misi PBB di Central African Republic (CAR), Afrika di bawah pimpinan Letkol Czi Alfius Navirinda K, selaku Dansatgas.
Mereka menyiapkan titik lokasi pembangunan perkantoran Minusca, pergudangan, jalur utama logistik dari Kamerun menuju CAR, termasuk menyiapkan kedatangan kontingen lain melalui pembangunan transit camp dan penggunaan cargo truck untuk penempatan kontingen.

Dansatgas Konga XXXVII-A/Minusca mengatakan, dalam melakukan survei jalan dan jembatan di Pama Bridge serta bandara di wilayah Bouar, Bossangoa dan Berbereti, empat tim dari pasukan Garuda akan bergerak dari masing masing wilayah regional Minusca.

"Hasil survei akan dijadikan dasar bagi Minusca untuk membangun jalur utama bagi misi baik dalam penyaluran bantuan juga sebagai alur penyebaran pasukan-pasukan perdamaian yang akan melakukan tugas perdamaian di daerah-daerah tersebut,” kata Letkol Czi Alfius Navirinda K. mengutip siaran pers yang diterima VIVA.co.id, Jumat 5 Juni 2015.

Empat tim itu yakni, tim pertama yang dipimpin Lettu Czi Wirawan dengan rute Barbereti-Nola, tim kedua dipimpin oleh Lettu Kav Yusriadi dengan rute Bossembele-Bossangoa-Bossemptele-Bouzoum-Poua, tim ketiga dipimpin oleh Lettu Czi Falix dengan rute ke Boar-Bocaranga, dan tim keempat Lettu Czi Dipo Hijrah dengan rute Mbaikii-Boda-Mongoumba.

Satgas Kizi TNI yang bertanggung jawab pada pekerjaan di sektor barat, termasuk Ibu Kota Bangui mulai melakukan pelebaran sektor pekerjaan dengan menempatkan pasukan sebanyak 1 tim horizontal dan 1 tim vertikal di region Bouar dan  region Barberati. Dua region ini berjarak masing-masing 467 dan 441 km dari Ibu Kota Bangui, tempat Satgas berada.

Sebagai pasukan zeni, satgas bertugas merencanakan dan membangun main supply Road, termasuk penyiapan bandara di daerah yang menjadi area penanganan PBB. Pekerjaan survei jalan, jembatan, dan bandara pun dilakukan sejak pekan pertama juni.  

Melalui perjalanan darat selama beberapa hari dipandu pasukan infanteri ex-Misca dari Congo, Camerun, serta Burundi; empat tim pasukan Garuda sukses melakukan survey. Sedangkan di sektor Bangui-Mbaiki yang merupakan daerah rawan gejolak, pasukan Garuda diperkuat Ranpur (Kendaraan Tempur) Anoa V2 karya anak negeri.(Viva.co.id)

Rencana latihan bersama dengan Marinir Thailand

Marinir Thailand sambut baik rencana latihan bersama
Defile Pasukan Marinir Sejumlah prajurit Korps Marinir TNI AL melakukan parade dalam upacara peringatan HUT Ke-69 Korps Marinir di lapangan tembak Bhumi Marinir Karangpilang, Surabaya, Jatim, Senin (17/11). HUT Korps Marinir yang dipusatkan di Surabaya tersebut bertemakan "Bersama Rakyat Membangun Negeri" menampilkan seluruh alutsista yang dimiliki Korps Marinir, dengan inspektur upacara KSAL Laksamana TNI Marsetio.
Surabaya  - Delegasi dari "Royal Thai Marines Corps" (Korps Marinir Thailand) menyambut baik rencana latihan bersama dengan Korps Marinir TNI AL.

Dinas Penerangan Korps Marinir dalam keterangan resmi yang diterima Antara di Surabaya, Sabtu, melaporkan delegasi Korps Marinir TNI AL yang tergabung dalam Latihan Sea Garuda 18AB-15 langsung melaksanakan rapat tentang rencana latihan bersama.

Dalam rapat bersama di Ruang Rapat RTMC Division Base Sattahip, Thailand (5/6) itu, delegasi Korps Marinir TNI AL yang dipimpin Letkol Mar Raja Erjan Girsang mengawali dengan pemutaran video profil RTMC dan latihan bersama RTMC dengan beberapa Negara.

Selain itu, delegasi Korps Marinir TNI AL yang berjumlah lima orang tersebut juga mendapatkan penjelasan dari Deputy Comanding General Of Marine Division RTMC Capt Chawalil Charlil tentang organisasi dan sejarah berdirinya RTMC.

Setelah penjelasan dari Deputy Comanding General Of Marine Division RTMC itu usai, acara dilanjutkan dengan pemutaran video profil Korps Marinir TNI AL yang dirangkai dengan penjelasan tentang organisasi Korps Marinir oleh Ketua Delegasi Letkol Mar Raja Erjan Girsang.

Perwakilan dari RTMC yang terdiri dari perwira Staff Operasi dan perwira tiap-tiap satuan tempur RTMC yang hadir pada kegiatan tersebut menaruh respek setelah melihat video profil serta penjelasan tentang organisasi dan persenjataan Korps Marinir TNI AL.

Bahkan, mereka juga mengaku sudah banyak mendengar keberhasilan Marinir Indonesia dalam berbagai even penugasan, baik di level nasional maupun internasional.

Pada kesempatan lain, RTMC Division Commander Rear Admiral Kar-Harn Ped-me-Sit dengan senang hati menerima kunjungan delegasi Marinir Indonesia dan menyambut baik rencana latihan yang digagas oleh Marinir Indonesia itu.

Selanjutnya, pertemuan tersebut membahas rencana latihan yang akan dilaksanakan pada latihan Sea Garuda berikutnya yang kemungkinan akan dilaksanakan di Indonesia.

Dalam perencanaan latihan tersebut membahas beberapa bentuk latihan meliputi latihan Operasi Amfibi terbatas gabungan, dan CPX (Comand Post exercise) tentang operasi Amphibi setingkat Batalyon.

Selain itu, FTX (Field Training Exercise) yang meliputi Pendaratan Amfibi Terbatas, Militery Operation on Urban Terrain, Counter Insurgency, Beach Survey, Fire Support, Snipper, Jungle Survival, Humanitarian Assistance dan Medical Assistance.

Dalam beberapa hari dilaksanakan juga Way Ahead conference yang bertujuan untuk lebih mengembangkan kerja sama di masa yang akan datang.

Way Ahead Conference itu meliputi Expert exchange, Officer visit dan Officer Student Exchange.

Kedua pihak berharap latihan bersama tersebut dapat mempererat kerja sama militer, khususnya Korps Marinir kedua negara dalam rangka mewujudkan stabilitas dan keamanan kawasan/regional. (Antara)

sudah 25% PAL garap kapal perang Filipina

PAL sudah 25% garap kapal perang Filipina
Dirut PT PAL Indonesia M Firmansyah Arifin (kedua kanan), Wakil Kepala Staff Angkatan Laut Filipina RADM Caesar C Taccad (ketiga kanan) serta Inspektur Jenderal Kementerian Pertahanan Marsdya TNI Ismono Wijayanto (keempat kanan) menekan tombol sebagai tanda Pemotongan Baja Pertama (1st Steel Cutting) Strategic Sealift Vessel (SSV) #2 dan Peletakan Lunas (Keel Laying) SSV #1 di PT PAL Indonesia Surabaya, Jawa Timur, Jumat (5/6/15). (ANTARA FOTO/Didik Suhartono)
Surabaya (ANTARA News) - Proses pembuatan dua kapal perang oleh PT PAL Indonesia yang merupakan pesanan dari negara Filipina telah mencapai 25 % dari seluruh bentuk kapal jenis "Strategic Sealift Vessel" (SSV).

Direktur PT PAL Indonesia Firmansyah Arifin, Jumat mengatakan saat ini untuk kapal ke-1 memasuki tahap prosesi peletakan lunas atau "Keel Laying", dan untuk kapal ke-2 memasuki proses pemotongan plat pertama "First Steel Cutting" yang dilakukan di Bengkel Assembly, Divisi Kapal Niaga PT PAL Indonesia.

"Apa yang kita kerjakan saat ini sudah mencapai 25%, dan untuk peralatan impor yang kita butuhkan sudah ada 80 %. InsyaAllah prosesnya akan tepat waktu dan November 2015 akan kita luncurkan," ucapnya di Surabaya, Jatim.

Arifin optimistis pengerjaan kapal senilai 90 juta dolar AS itu akan tepat waktu, dan pada Mei 2016 sudah bisa diserahkan atau dikirim ke Filipina.

Kapal perang SSV merupakan produk alat utama sistem persenjataan (alutsista) pertama yang berhasil dieskpor ke luar negeri oleh Indonesia.

Kapal tersebut didesain dengan panjang 123 meter, lebar 21,8 meter dan mampu mengangkut 500 pasukan serta bobot hingga 10.300 ton, yang dapat melaju selama 30 hari dengan jarak 9.360 mill laut dengan kecepatan maksimal 16 knot.

Selain itu, kapal buatan anak negeri ini juga mampu membawa dua helikopter, dan mengangkut kapal "landing craft utility" (LCU), serta tank hingga truk militer.(Antara)

Friday, 5 June 2015

TNI juara umum AASAM 2015, Australia enggan tulis di daftar resmi

TNI juara umum AASAM 2015, Australia enggan tulis di daftar resmi

Ilustrasi TNI.
 

Tentara Nasional Indonesia (TNI) berhasil mengukir prestasi di dunia internasional, kontingen yang berasal dari Angkatan Darat (TNI AD) ini meraih gelar juara umum dengan merebut 67 medali dalam kejuaraan menembak Australian Army Skill at Arms Meeting (AASAM) 2015. Ke-67 medali itu terdiri dari 32 emas, 15 perak dan 20 perunggu.

Sedangkan, tuan rumah Australia menempati urutan kedua dengan perolehan 6 medali emas, 15 perak dan 20 perunggu. Disusul Brunei Darussalam di urutan ketiga dengan 5 emas, 4 perak dan 1 perunggu. TNI bisa dikatakan menang telak dengan selisih sangat jauh dari negara lain.

Dengan prestasi itu, Indonesia kembali mengukuhkan kemenangan untuk ketujuh kalinya secara berturut-turut sejak 2008 sampai 2014 lalu. Dalam kompetisi menembak yang berlangsung tahun ini, Indonesia bersaing dengan 15 tim dari 13 negara, yakni Australia, Amerika Serikat, Inggris, Prancis, Jepang, Filipina, Thailand, Timor Leste, Singapura, Brunei Darussalam, Kaledonia Baru, dan Tonga.

Di tengah meroketnya prestasi Indonesia dalam kejuaraan internasional ini, namun panitia AASAM 2015 belum juga merilis juaranya. Padahal, kejuaraan sudah berakhir sejak 16 Mei lalu dan sampai kini belum juga menampilkan urutan pemenangnya.

Hal itu terlihat dalam situs resmi AASAM 2015 yang beralamat di www.army.gov.au tidak juga menampilkan hasil rekapitulasi kejuaraan di tiap nomor menembak yang diikuti seluruh negara. Situs ini hanya memuat hasil lomba lima tahun sebelumnya. Jika dirunut ke bawah, TNI hampir selalu menguasai tiga besar setiap nomor menembak.

Tak hanya itu, Laman Facebook komunitas AASAM juga tak menampilkan aksi-aksi tim Indonesia selama kejuaraan berlangsung, kecuali kemenangan pada kejuaraan yang sama setahun lalu. Laman ini lebih banyak menampilkan foto personel militer Australia, AS dan Inggris. Sesekali pula beberapa negara seperti Jepang, Filipina maupun Singapura.

Kepala Staf TNI AD Jenderal Gatot Nurmantyo juga mengakui tuan rumah tak begitu saja menerima kekalahannya. Sampai-sampai mereka meminta senapan TNI diperiksa. Tentu saja Jenderal Gatot menolak.

"Kalau mau diperiksa semua," kata Gatot kesal. (Merdeka)

DANKORMAR Kunjungi Industri Strategis Pertahanan di Bandung

 

Komandan Korps Marinir Brigjen TNI (Mar) Buyung Lalana beserta rombongan mengunjungi Industri Strategis Pertahanan PT. Bhimasena dan PT. Pindad (Persero), Bandung, Kamis (28/05/2015).
Dalam kunjungan kali ini, Dankormar didampingi oleh Wadan Pasmar-2 Kolonel Marinir Yuniar Ludfi, Asrena Dankormar Kolonel Marinir Endi Supardi, Danlanal Bandung Kolonel Laut (P) Johanes, Danyontaifib-2 Mar Letkol Marinir S. Sitohang, Wadan Denjaka Letkol Marinir Nanang. S serta beberapa Pejabat Teras di jajaran Korps Marinir.
Di PT. Bhimasena, Komandan Korps Marinir beserta rombongan disambut langsung oleh Chief Executive Officer (CEO) PT. Bhimasena  Ny. Evi Lusviana. Dalam kesempatan tersebut, PT. Bhimasena memperkenalkan  beberapa produk militer terbarunya seperti botol air minum perorangan dilengkapi dengan penjerih air di dalamnya, ponco dan baju samaran pasukan anti deteksi teropong infra red, kendaraan Zeni, kendaraan dapur lapangan serta masih banyak lagi yang lainnya.
Sedangkan dalam kunjungan kerja di PT. Pindad, Dankormar beserta rombongan disambut langsung oleh Direktur Utama Bapak Silmy Karim S.E, Me. Dalam kesempatan tersebut para perwira Korps Marinir ini menyampaikan sejumlah saran dan masukan kepada PT. Pindad untuk perbaikan dalam pembuatan senjata yang digunakan prajurit Marinir agar lebih tahan terhadap korosi karena pada operasionalnya prajurit Marinir lebih banyak berada di laut atau pantai sehingga senjata yang digunakan rentan akan karat dibandingkan dengan senjata biasa.
Setelah semua saran dan masukkan disampaikan dan diterima dengan apresiasi baik oleh PT. Pindad, rombongan diajak berkeliling PT. Pindad untuk melihat proses pembuatan serta perakitan senjata yang diproduksi dan menyaksikan demo Ranpur Anoa versi Amphibi naik turun kolam uji coba serta mencoba senjata senapan maupun pistol terbaru yang telah diproduksi PT. Pindad.
Sebelum meninggalkan Kota Bandung, Komandan Korps Marinir saling tukar menukar cinderamat dengan PT. Bhimasena dan PT. Pindad (Persero) guna menjalin silaturahmi agar tercipta hubungan kerja yang semakin baik di masa mendatang.

KRI Usman Harun-KRI Hasanuddin tiba di Thailand

KRI Usman Harun-KRI Hasanuddin tiba di Thailand
ilustrasi--KRI Sultan Hasanuddin-366. 
 
Surabaya - Dua kapal perang dari jajaran Satkoarmatim yakni KRI Usman Harun-356 dan KRI Sultan Hasanuddin-366 tiba di Pelabuhan Sattahip, Thailand, untuk melaksanakan latihan bersama "Sea Garuda 18 AB-15".

Kadispen Armatim Letkol Laut (KH) Maman Sulaeman dalam keterangan kepada Antara di Surabaya, Rabu, melaporkan kedua kapal perang jenis Multi Role Light Fregate (MLRF) dan Sigma itu tiba di "Negeri Gajah Putih" pada Senin (1/6), setelah menempuh perjalanan sejauh 1.699 NM selama 11 hari dengan melintasi Laut Jawa, Laut Natuna, dan Laut China Selatan.

"Kedua kapal terbaru yang dimiliki TNI Angkatan Laut itu sebelumnya sempat sandar di beberapa Pangkalan Aju untuk pengisian bahan bakar, air tawar, pengecekan dan pemantapan kondisi teknis," katanya.

Kedatangan KRI Usman Harun-356 yang dikomandani Kolonel Laut (P) Didong Rio Duta ST MAP dan KRI Sultan Hasanuddin-366 yang dikomandani Letkol laut (P) Endra Hartono itu disambut oleh Capt Paisam Meesri, Chief of Staff Fregate Skuadron I Royal Thai Navy (RTN), mewakili Panglima Armada RTN.

Dalam acara penyambutan itu, hadir pula Kolonel Zeni Edy Lumintang dan Kolonel Laut (P) Adrian Syah Atase Pertahanan RI di Thailand.

Penyambutan kedatangan dua KRI itu ditandai dengan pengalungan bunga kepada kedua Komandan KRI oleh Capt Paisam Meesri diiringi dengan pementasan tarian tradisional Ramthai, yang merupakan tarian selamat datang.

"Dalam latihan bersama itu, TNI Angkatan Laut melibatkan KRI Usman Harun-356, KRI Sultan Hasanuddin-366, Pesawat Udara CN-235 dengan Lima orang observer dari Marinir dan satu Helly jenis BO-105, NV 412 Ron 400," kata Komandan KRI Usman Harun-356 Kolonel Laut (P) Didong Rio Duta selaku Komandan Satgas Latma Sea Garuda 18 AB-15.

Puncak Latma Sea Garuda 18 AB-15 akan digelar di Perairan Teluk Thailand selama sembilan hari mulai 1 Juni 2015 untuk tahapan Sea phase, sedangkan Harbour Phase dilaksanakan di Chuk Samet Port Sattahip & U-Tapao Naval Air Base,Thailand.

Sementara itu, jajaran TNI AD di Surabaya, Lamongan, dan Madiun melaksanakan latihan beladiri khas Angkatan Darat yakni Yong Moo Do.

Yong Moo Do merupakan aliran beladiri asal Korea yang menjadi beladiri wajib di kalangan TNI AD dan rencananya akan tampil di ajang Pekan Olahraga Nasional (PON) 2016.(Antara)

Komando operasi khusus gabungan dikerahkan latihan gultor

Komando operasi khusus gabungan dikerahkan latihan gultor
arsip - Latihan Satgultor TNI Prajurit Satuan Penanggulangan Teror (Satgultor) TNI dari (kiri-kanan) Sat-81 Gultor Kopassus TNI AD, Detasemen Jala Mangkara TNI AL dan Satuan Bravo '90 Paskhas TNI AU pada foto tahun 2014.
 
Jakarta - TNI akan mengerahkan Satuan Komando Pasukan Khusus Gabungan yang merupakan pasukan elite dari tiga matra, darat, laut, dan udara dalam Latihan Penanggulangan Teroris yang dilaksanakan di kawasan Lapangan Banteng Jakarta Pusat pada 9 Juni.

"Sebelum diresmikan, Satuan Komando Operasi Khusus Gabungan TNI akan diuji coba dalam latihan penanggulangan teroris," kata Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko usai Persiapan TGF Gultor, di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Kamis.

Dalam latihan itu, kata Panglima TNI, Satuan Komando Operasi Khusus Gabungan TNI, yang terdiri atas Kopassus, Denjaka, dan Denbravo akan diskenariokan membebaskan sandera di sebuah gedung yang sedang dikuasai oleh teroris.

"Setelah latihan, mereka (pasukan) akan dievaluasi. Kesiapsiagaannya akan ditingkatkan lagi," tutur Panglima TNI.

Moeldoko menyebutkan, pihaknya sengaja melaksanakan latihan penanggulangan teroris yang disesuaikan dengan kondisi, tempat, dan waktu riil yang ada saat ini.

"Kita ingin melihat dengan kondisi yang sangat sibuk, hambatannya seperti apa. Ini pasti akan ganggu kepentingan publik, tapi saya mohon agar publik juga memahami karena suatu saat bila terjadi sesuatu kita bisa paham untuk mengatasi persoalan itu," katanya.

Menurut Moeldoko, operasi khusus gabungan ini bisa digerakkan secepat mungkin jika ada ancaman baik dari luar maupun dalam negeri, di samping untuk mengatasi situasi tanggap darurat.

Dia melanjutkan, komando operasi khusus gabungan ini akan disiagakan atau menjadi satuan yang siaga setiap saat atau standby force di Sentul, Bogor.

"Panglima tinggal menggunakan demi kepentingan negara," tegasnya.

Jumlah personel maksimum pasukan ini adalah 95 orang karena pasukan khusus tidak perlu memiliki banyak personel dan cukup dengan kemampuan yang mumpuni. Semua akan dikerahkan dalam latihan nanti.

Setelah latihan usai, Satuan Komando Operasi Khusus Gabungan TNI ini akan diresmikan di kawasan Monas, Jakarta, oleh Panglima TNI.

Sebagai perbandingan, Amerika Serikat juga menghimpun satuan-satuan elite pasukan khususnya dalam Komando Operasi Khusus (USSOCOM) yang terdiri pasukan-pasukan khusus Angkatan Darat, Angkatan Laut, Angkatan Udara, dan Korps Marinir.

Di antara misi komando khusus AS ini adalah kontraterorisme, pengintaian khusus, perang psikologis, sampai operasi antinarkotika.

Komando Operasi Khusus AS ini bermarkas di Pangkalan Angkatan Udara MacDill, Tampa, Florida.(Antara)

Changbogo, “Siluman” Penjaga Nusantara

Di dalam rencana pemenuhan alutsista yang mengacu kepada MEF, di tahun 2013 dalam sidang KKIP Kepala Staf TNI Angkatan Laut pada waktu itu telah mengungkapkan kebutuhan TNI AL, yaitu sebanyak 12 unit Kapal Selam untuk menjamin pengamanan wilayah NKRI. Dan sudah pula kita ketahui bahwa TNI Angkatan Laut kemudian memilih Kapal Selam dari Korea Selatan, yang  dinamai DSME209/1400.

Dalam kontrak pembelian, disebutkan Indonesia membeli 3 unit, di mana 1 unit terakhir rencananya akan dibuat di Galangan Kapal Nasional, PT. PAL Surabaya. DSME209/1400 yang dipesan oleh TNI AL  melalui Kementrian Pertahanan tersebut dari segi fisik  bangunan kapalnya, adalah merupakan pengembangan serta perkawinan desain antara jenis 209/1200 Changbogo milik Korea Selatan dengan jenis 209/1300 Cakra milik Indonesia.

Nama Changbogo  sendiri yang diambil sebagai nama kapal selam Korea Selatan adalah nama seorang tokoh Jenderal Laut yang terkenal pada saat pemerintahan Silla  Bersatu pada tahun 787-846 dan dikenal juga sebagai Gunbok  yang diartikan sebagai tokoh bahari yang berkuasa selama beberapa dekade secara efektif mengontrol laut barat (laut kuning) dan pantai Korea antara barat daya Korea dan semenanjung Shandong (China).
1
Sedangkan nama Cakra yang dipilih oleh Indonesia adalah senjata andalan Batara Wisnu. Senjata itu juga dimiliki para titisannya, termasuk Prabu Kresna, raja Dwarawati. Sebagai senjata milik dewa, Cakra bukan hanya ampuh, tetapi juga mempunyai bermacam kegunaan. Kebanyakan makhluk di dunia ini tidak ada yang sanggup mengelak dan menangkal dari serangan senjata Cakra kecuali tokoh tertentu yang berpihak pada kebajikan.

Dengan pengembangan dan perkawinan dua desain 209 ini menghasilkan varian 209 dengan bobot 1400 ton dengan berbagai kelebihan dan kecanggihan komponen-komponen pendukung yang terintegrasi di dalamnya. Selain mengembangkan jenis 209 mulai 1200 s.d. 1500 ton, galangan kapal DSME juga diketahui sedang memulai mengembangkan turunan dari desain 209 dengan bobot 3000 ton.

Kapal selam ini merupakan pesanan khusus dari Korean Navy untuk memperkuat skuadron kapal selam negara Korea yang mana sekarang ini baru terdiri dari beberapa kelas Midget, U209/1200 dan U214/1800. Proyek desain kapal selam berbobot 3000 ton ini sudah dimulai awal tahun 2015 dan rencana pembangunannya akan dimulai pada tahun 2016.

Kapal selam pesanan pemerintah Indonesia, meski merupakan turunan dari tipe U-209 buatan Jerman, TNI AL meminta spesifikasi yang tinggi terhadap kapal selam DSME209. Diantaranya adalah, memiliki kesenyapan yang tinggi, mampu menghindari deteksi, mampu menyelam hingga 250 meter, memiliki teknologi yang canggih serta memiliki kecepatan yang mampu dipacu hingga 21 knot ketika menyelam.

Disebutkan juga bahwa kapal selam DSME209 harus mampu beroperasi terus menerus selama lebih kurang 50 hari. Desain Kapal Selam Baru DSME 3000 ton Pesanan ROK-Navy selama proses pembangunan kapal selam di Korea, TNI AL telah mengirimkan 7 (tujuh) orang personel yang masing-masing memiliki kemampuan dan pengetahuan khusus tentang kapal selam jenis 209 secara profesional.

Dalam satuan tugas kapal selam tersebut Komandan Satgas bertanggungjawab kepada keseluruhan proses pembangunan dengan dibantu oleh personel lainnya. Pembagian tugas secara khusus dalam satuan tugas ini terdiri dari:
  1. Pengawas Platformyang mencakup bidang permesinan, badan kapal, outfitting, painting, baterai dan pendorongan serta kelistrikan kapal selam.
  2. Pengawas Sewaco yang mencakup bidang sensor, navigasi, komunikasi, senjata dan sistem kendali senjata kapal selam.
  3. Perwira Diklat yang bertugas mengatur serta mengendalikan kegiatan pendidikan dan pelatihan bagi awak kapal selam.
  4. Perwira Administrasi dan Logistik yang bertugas mengatur dan mengendalikan proses administrasi kontrak serta sistem logistik komponen-komponen kapal selam.
  5. Kesekretariatan yang bertugas mengendalikan kegiatan ketatausahaan dan administrasi personel dalam satuan tugas kapal selam.
Secara umum kapal selam DSME209/1400 memilki beberapa kelebihan dari sisi teknologinya. State of the art technology yang dimiliki oleh kapal selam ini meliputi Latest combat system, Enhanced operating system, Non-hull penetrating mast and Comfortable accommodation. Dan sebagai elemen terpenting dalam kapal selam, baterai buatan Korea digunakan sebagai sumber tenaga utamanya.

Jenis baterai kapal selam buatan Korea ini digunakan pada semua kapal selam Korea. Salah satu poin yang mengejutkan adalah mengenai Persenjataan dan Sistem kendali senjatanya. Selain dipersenjatai 8 buah tabung peluncur Torpedo untuk torpedo berukuran 533 mm Blackshark juga mampu untuk men-deploy ranjau laut, Ia juga memiliki desain yang mampu untuk meluncurkan rudal.
ASM/SSM-700K Hae Sung

Sistem kendali senjata MSI Mk2 buatan Kongsberg dipilih oleh TNI AL sebagai komponen yang mengendalikan dan mengatur sistem peperangan serta penembakan torpedo, ditambah lagi beberapa sensor dan peralatan elektronika yang canggih dan terkini juga ikut di dalam. Bila di kapal selam Cakra kita belum memiliki Flank Array Sonar, maka di kapal selam baru nantinya sistem ini akan dipasang dan digunakan.
Banyak sekali keunggulan serta kelebihan sistem dan peralatan yang digunakan dalam kapal selam baru ini dibanding kapal selam Indonesia yang ada sekarang. Radar serta ESM dari Indra-Spanyol, Integrated Navigation System dari SAGEM-Prancis, Optronic dan Periskop dari Cassidian-Jerman, sistem Sonar dari L3 Elac Nautic-Jerman menjadi pilihan TNI AL di dalam desain kapal selam barunya.

Prosedur keamanan dan keselamatan kapal selam dan personel juga menjadi prioritas dalam desain DSME209/1400. Dua unit Life rafts dengan kapasitas 25 personel dengan bekal darurat selama 6 hari akan terpasang di kapal selam ini. Untuk pakaian keselamatan dan pelindungan dari dekompresi selama proses evakuasi dipilih jenis MK-X buatan Inggris sebanyak 48 buah.
2
Yang paling berbeda dibanding dengan kapal selam Cakra adalah bentuk pintu baterai dibuat sesuai dengan aturan NAVSEA 0994-LP-013-9010 pada mulut pintunya. Dengan begitu bisa lakukan proses evakuasi menggunakan Deep Submergence Rescue Vehicle (DSRV).

Untuk mewujudkan kemandirian industri pertahanan, di dalam kontrak pembelian ini juga termaktub tentang skenario Transfer of Tecnology (ToT) dan juga On the Job Training(OJT) di galangan kapal DSME korea. Dua kegiatan ini diperuntukkan bagi personel PT PAL untuk lebih dapat mendalami serta menyerap semua ilmu baik desain maupun proses produksi kapal selam.

Dari sisi sumber daya manusia, pada periode desain, PT PAL telah mengirimkan SDM yang mempunyai kualifikasi untuk desain kapal sebanyak 20 personel profesionalnya. Selanjutnya mengirimkan pula personel yang tergabung dalam team OJT sebanyak 186 personel yang dikirimkan secara bertahap dimulai sejak bulan November 2013 hingga bulan Februari 2017.
3
Menilik proses pembangunan kapal selam DSME209/1400 sampai dengan Januari 2015 ini, telah sampai dalam tahap pemotongan plat untuk kapal selam ketiga. Diharapkan pada tahun 2017, dua unit kapal selam baru DSME209/1400 sudah dapat beroperasi diperairan indonesia. Sedangkan untuk kapal selam ketiga jika dilihat dari skenario kontrak pembelian, maka akan dapat dioperasikan sekitar awal tahun 2019.

Latihan Jalak Sakti TNI AU, Korpaskhas uji coba senjata Oerlikon

Latihan Jalak Sakti TNI AU, Korpaskhas uji coba senjata Oerlikon
Latihan Puncak Korpaskhas.

Komandan Korps Pasukan Khas (Dankorpaskhas) TNI AU Marsekal Muda Adrian Wattimena mengatakan bahwa latihan Jalak Sakti TNI Angkatan Udara 2015 akan melakukan uji coba senjata PSU Oerlikon Skyshield di Pulau Belitung pada Kamis (4/6). Menurut Adrian Wattimena, keunggulan senjata Oerlikon musuh tak bisa lolos dari penangkapan radarnya.

"Senjata Oerlikon cuma dua negara yang punya yaitu Qatar dan Indonesia," kata Wattimena di Lanud HAS Hanajudin, Belitung, Rabu (3/6).

Dia menjelaskan, sasaran senjata Oerlikon mengunakan drone jet dengan kecepatan 250 km per jam. Namun, pihaknya hanya menggunakan satu Oerlikon dalam latihan Jalak Sakti lantaran biaya yang mahal sekitar Rp 1 miliar.

"Oerlikon satu sekitar satu miliar, kalau dibawa semua habis duit banyak. Oerlikon itu pecahanya sampai 25 keping. Kemarin juga uji coba di Malang hasilnya bagus, memuaskan," ujarnya.

Selain itu, dia menambahkan, sekitar 180 personil Paskhas yang mengikuti latihan Jalak Sakti ini. Mereka juga akan diterjunkan dari udara dengan ketinggian sekitar 2000 kaki.

"Pasukan elit ini sudah terlatih melalui udara, laut, dan darat. Mereka juga diterjunkan tanpa bantuan apapun hanya dengan peralatan adanya saja," tutupnya.(Merdeka.com)

Beli Chinook Emang Mahal Tapi Nyawa Lebih Mahal

Menhan: Beli Chinook Emang Mahal Tapi Nyawa Lebih Mahal 
 Ilustrasi Helikopter Chinook
 
Jakarta - Menteri Pertahanan Jenderal (Purn) Ryamizard Ryacudu mengungkapkan keinginannya untuk membeli helikopter Chinook untuk memperkuat alutsista. Meski Chinook mahal namun helikopter ini memiliki kemampuan besar.

"Beli Chinook mahal emang, tapi nyawa orang lebih mahal," ucap Ryamizard di Kemhan Jl Medan Merdeka Barat, Rabu (3/6/2015).

Menurutnya Indonesia membutuhkan penambahan alutsista canggih untuk meningkatkan pengamanan. Seperti misalnya pesawat Chinook yang bisa mengangkut beban berat.

"Kita bisa bawa pakai Chinook bisa angkat tuh berat. Kalau pesawat besar kalau kita kirim pasukan PBB, kalau selama ini pakai kapal kasihan. Jadi bisa sekali jalan, murah meriah senang prajurit," ucapnya.

Helikopter Chinook buatan Amerika bermesin ganda, tandem rotor dan heavy-lif. Bisa terbang dengan kecepatan tertinggi 170 knot dam mampu membawa beban yang berat. Chinook juga bisa mengangkut tentara dalam jumlah banyak.

Sehingga menurut Ryamizard jika ada kejadian bencana besar di daerah yang sulit dijangkau maka dengan Chinook bantuan yang berat dan alat-alat berat lainnya bisa diangkut dengan cepat. Harga helikopter Chinook ini ditaksir mencapai US$ 30 juta.

"Harusnya ada alat berat, diangkut pakai pesawatlah. Saya mau beli (Chinook)," katanya.(Detik)

Tank Leopard dan Scorpion TNI Sudah Berada Martapura

MARTAPURA -- Sejumlah senjata berat milik Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Darat (AD) seperti Tank Leopard dan Scorpion sudah tiba di Markas Pusat Latihan Tempur (Puslatpur) Martapura, Kabupaten OKU Timur, Sumatera Selatan.

Kedatangan alat tempur TNI ini dalam rangka latihan Tempur antar kecabangan yang rencanya akan disaksikan langsung oleh Presiden RI, Ir Joko Widodo pada Senin (15/6/2015) mendatang.

Selain Presiden RI sejumlah petinggi TNI juga informasinya akan hadir dalam demo pertempuran dan ujicoba kemampuan sejumlah Alutsista milik TNI AD tersebut.

Pangdam II Sriwijaya Mayjen TNI Iskandar M Sahil melalui Kapendam Letkol Syaepul Mukti ketika dikonfirmasi Sripoku.com melalui ponselnya Selasa (2/6/2015) membenarkan adanya wacara kedatangan Presiden RI ke Martapura OKU Timur tersebut.

“Iya tanggal 15 nanti beliau akan datang dalam rangka melihat demo pertempuran antar kecabangan TNI AD, sekaligus melihat kemampuan Alut sista terbaru yg dimiliki TNI AD,” jelas Syaepul.

Sejumlah warga Martapura yang berdomisili di sekitar markas Puslatpur dalam beberapa hari terakhir mengaku menyaksikan sejumlah peralatan tempur memasuki Markas puslatpur. Bahkan pada Selasa (2/6/2015), sekitar empat senjata berat jenis Leopard dan Scoprion sudah tiba di Markas Puslatpur Martapura.

“Hari ini ada sekitar tujuh senjata berat yang tiba. Kalau tidak salah Leopard dan Scorpion yang sudah tiba,” ungkap warga tersebut ketika di bincangi.

Pesawat Hawk Gempur Tanjungpandan

Terbang dari Palembang, Pesawat Hawk Gempur Tanjungpandan

Dua pesawat tempur TNI AU jenis Hawk melakukan manuver pada latihan tempur yang akan berlangsung selama lima hari kedepan, Selasa (2/6/2015). 
 
PALEMBANG -- Suara gemuruh mengiringi lima pesawat tempur TNI AU jenis Hawk 100 dan 200 dari Skadron Udara 12 menyerang Tanjung Pandan, Provinsi Babel yang telah dikuasai musuh beberapa hari lalu. Sebelum melakukan serangan, pesawat tersebut standby di Lanud Palembang, Selasa (2/6/2015).

Penyerangan tersebut merupakan skenario latihan rutin dari TNI AU dengan nama operasi Jalak Sakti Koopsau 1.

Selain pesawat tempur, siaga pula satu helikopter Colibri yang didatangkan untuk membantu penyerangan dengan sasaran di Tanjung Pandan, Bangka Belitung.

Danlanud Palembang Letkol Pnb RY Fahlefie menuturkan, ada lima pesawat tempur jenis Hawk yang datang dari Lanud Roesmin Nurjadin Pekan Baru untuk melaksanakan latihan rutin atau operasi Jalak Sakti Koopsau 1.

"Latihan ini merupakan latihan rutin tahunan untuk membina kesiapan tempur personil TNI AU, selain Skadron Pekanbaru juga didukung dari Lanud Supadio Pontianak dan Halim Perdana Kusuma," jelas Fahlefie ketika ditemui di Lanud Palembang, Selasa (2/6/2015).

Adapun target sasaran latihan Jalak Sakti ini dititik kawasan Buding Tanjung Pandan.

Sedangkan Lanud Palembang menjadi Home Base dalam penyerangan yang dilakukan para personil dengan menggunakan pesawat tempur jenis Hawk.

"Semua pesawat tempur akan berada selama empat hari kedepan. Baru pada 5 Juni mendatang semuanya kembali ke pangkalan masing-masing," katanya.

Komandan Skadron 12 Letkol Pnb Jajang Setiawan ditemui diwaktu yang sama menuturkan, target dalam latihan Jalak Sakti ini adalah Tanjung Pandan di kawasan Buding Bangka Belitung.

"Kami sudah menyiapkan bom MK 82 dan akan lakukan tembakan udara. Tembakan dari udara dilakukan dengan tujuan untuk melumpuhkan musuh dari udara, agar Tanjung Pandan dapat direbut kembali," katanya.
Posisi Buding Tanjung Pandan memang memiliki target area yang cukup luas dan jauh dari lokasi penduduk.
Sehingga Tanjung Pandan menjadi lokasi yang paling tepat dalam melakukan tembakan dari udara yang telah diatur dalam skenario latihan.
Pesawat Hawk mendarat di Palembang
Nantinya, berdasarkan skenario yang ada dilakukan penyerangan dan kembali lagi ke base home.
Ketika pesawat tempur dibutuhkan untuk melakukan penyeragan terhadap musuh, maka seluruh pesawat akan diterbangkan untuk membombardir Tanjung Pandan.

Sehingga, penyerangan yang dilakukan dapat berjalan maksimal. Dengan kata lain, musuh yang menduduki Tanjung Pandan dapat dilumpuhkan dan Tanjung Pandan kembali direbut.

"Lewat berbagai proses dan mekanisme latihan, kami. menyiapkan dan memainkan skenario yang telah ada. Pastinya target yang ada dapat membumihanguskan musuh di titik sasaran," pungkasnya.(Tribun)

Mau Jadi Poros Maritim Dunia, Indonesia Telat 30 Tahun

Mau Jadi Poros Maritim Dunia, Indonesia Telat 30 Tahun
LCS-2 sanggup melakoni berbagai tipe misi, selain itu dengan adanya fasilitas dek helikopter membuat kapal ini dapat didarati beragam tipe heli. Kontrak pengadaan USS Independece berawal pada tahun 2005, dan dikerjakan oleh General Dynamics. Desain LCS-2 mengadopsi dari kapal trimaran Benchijigua Express, yang diciptakan oleh Austral (Henderson Australia). 
 
Jakarta - Lektor Kepala Bidang Oseanografi Institut Pertanian Bogor (IPB) Alan Koropitan mengatakan bila Indonesia ingin bercita-cita menjadi poros maritim dunia saat ini, sudah terlambat. “Pemerintah itu terlambat 30 tahun bercita-cita itu,” katanya saat dihubungi Senin, 1 Juni 2015.

Dia mengatakan sebenarnya cita-cita itu sudah pernah dicetuskan pada tahun 1983 oleh IPB. Dengan niat itu pula, IPB menggagas pembentukan program studi ilmu teknologi kelautan.

Pada tahun 1985-1989, inisiasi IPB diadopsi secara nasional melalui Proyek Pengembangan dan Pendidikan Ilmu Kelautan. “Hasilnya ada program studi ilmu teknologi kelautan di enam universitas berbeda,” katanya.

Keenam program studi dan universitas itu, adalah IPB dengan program studi eksplorasi sumber daya hayati laut, lalu ada Universitas Riau dengan program studi lingkungan laut, kemudian ada Universitas Diponegoro dengan program studi budi daya laut.

Selanjutnya ada pula Universitas Hasanuddin dengan program studi budi daya laut kemudian Universitas Sam Ratulangi dengan program studi farmakologi laut, terakhir ada Universitas Pattimura dengan program studi eksplorasi sumber daya hayati laut.

Dengan pembentukan program studi itu, kata Alan, ada banyak fasilitas yang sudah diinvestasikan, seperti kapal riset canggih kala itu dan stasiun lapang. “Melalui proyek ini juga telah disekolahkan 160 PhD dan banyak master,” kata Alan. Sayang, pemerintah tidak memberikan perhatian penuh pada dunia kemaritiman. Sehingga banyak alat-alat canggih kala itu sudah usang dan tidak terurus lagi saat ini.

Menurut Alan, bila pemerintah Indonesia bisa konsentrasi lebih awal dan meneruskan perkembangan ilmu kelautan di Indonesia saat itu, ia yakin industri kelautan akan berkembang. “Seharusnya Indonesia bisa menjadi poros maritim dunia saat ini,” katanya. Menurutnya, bila Indonesia sudah baik dalam hal ilmu pengetahuan di bidang kelautan, ia yakin industri dan bisnis pun akan berkembang dengan sendirinya.

Guru besar akustik kelautan IPB, Bonar P. Pasaribu, mendukung pendapat Alan. Dalam keterangan persnya, Bonar mencontohkan Jepang. “Mereka mencurahkan seluruh perhatian akademik mereka sejak 1946 untuk mencari pangan di laut,” kataya.

Sampai saat ini pemerintah Jepang pun masih menyediakan fasilitas laboratorium, serta beberapa kapal riset untuk perguruan tinggi dengan ukuran rata-rata di atas 1.000 gross tonnage. Hasilnya, Negeri Sakura itu menjadi salah satu negara yang dilirik dunia di bidang kelautannya.

Hal itu berbanding terbalik dengan Indonesia. Pengadaan sarana di kampus yang ada program studi ilmu teknologi kelautan berjalan lamban. Anggaran juga terbatas untuk menunjang pendidikan kelautan. “Alhasil peralatan laboratorium dan kapal riset telah usang dan rusak karena berusia lebih dari 25 tahun,” katanya.(Tempo)

Komisi I DPR RI Kunjungi Pasukan Garuda di Lebanon


LEBANON  – Komisi I DPR (Dewan Permusyawaratan Rakyat) RI, beberapa waktu lalu mengunjungi Pasukan Garuda di Lebanon. Tujuan kunjungan Komisi I DPR RI ini untuk mengetahui secara dekat pelaksanaan tugas yang dilaksanakan oleh Prajurit TNI, yang tergabung dalam misi perdamaian PBB di Lebanon.

Kedatangan rombongan Komisi I DPR RI yang dipimpin oleh Ketua Komisi I DPR RI Mahfudz Sidik, didampingi oleh Dubes RI yang berkuasa penuh untuk Lebanon Achmad Chozim Chunmaidy, disambut oleh Komandan Kontingen Garuda Kolonel Inf Danni Koswara, Wakil Komandan SektorTimur Kolonel Kav Yotanabey, Dansatgas Batalyon Mekanis TNI Konga XXIII-I/Unifil Letkol Inf Andreas Nanang Dwi P., S.IP, di Markas Indobatt UN Posn 7-1 Adchit Al Qusayr, Lebanon Selatan.

Turut hadir menyambut kedatangan rombongan Komisi I DPR RI, Dansatgas Military Police Unit (MPU) Konga XXV-E/Unifil Letkol Cpm Siagian Donald MB, Dansatgas FPC (Force Protection Company) Konga XXVI-G2/Unifil Letkol Inf Syahroni serta Wadan Satgas Indobatt Mayor Inf Eko Handono.
Rombongan Komisi I DPR RI disambut oleh kibaran bendera Indonesia dan Lebanon dari anak-anak Lebanon serta tokoh masyarakat setempat, selanjutnya rombongan menyaksikan tari-tarian tradisional yang ditampilkan Prajurit Kontingen Garuda seperti Jaipongan, Reog Ponorogo dan Sisingaan.

Setelah melaksanakan foto bersama di Lapangan Soekarno Indobatt, para rombongan melihat peralatan militer seperti Senjata, Aloptik, Alkap Kesehatan, dan Kendaraan Tempur Kontingen Garuda yang digunakan selama menjalankan tugas operasi sebagai pasukan perdamaian di Lebanon. Ketua Komisi I DPR RI beserta rombongan juga meninjau secara dekat Markas Kontingen Garuda dengan menggunakan kendaraan tempur Anoa.
Selanjutnya Ketua Komisi I DPR RI beserta rombongan menerima paparan dari Komandan Kontingen Garuda Unifil (United Nations Interim Force In Lebanon) Kolonel Inf Danni Koswara tentang tugas-tugas Pasukan Garuda di Lebanon.
Dalam kesempatan tersebut, Ketua Komisi I DPR RI Mahfudz Sidik menyampaikan ucapan terima kasih kepada seluruh personel TNI atas pelaksanaan tugas, yang telah dilaksanakan dengan baik selama ini. “Tugas ini tidak semata-mata menjalankan Konstitusi yang telah diamanatkan, namun melalui tugas yang dilaksanakan dengan baik dapat mempererat hubungan antar negara serta menjaga nama baik bangsa, sehingga nama besar bangsa Indonesia dapat dikenal dengan baik oleh masyarakat Lebanon maupun bangsa-bangsa lain di dunia’’jelasnya.

Hadir pula pada acara kunjungan ini Perwakilan Tetap RI New York Laksma TNI Yosaphat Toto Subagyo, Dubes RI untuk Iraq Safjen Noerdin, Dubes RI untuk Bahrain Chilman Arisman, Dubes RI untuk Jordan Teguh Wardoyo, Dubes RI untuk Qatar Deddy Saiful Hadi, Dubes RI untuk Yaman Wajid Fauzi, Dubes RI untuk Syiria Djoko Harjanto, dan para Staf Kedutaan RI di Lebanon.(poskotanews)

Kunjungan Korps Marinir, Titik Awal Pembangunan Industri Pertahanan yang Real

Hasil gambar untuk marinir indonesia
 PT Pindad (Persero) kedatangan tamu dari Korps Marinir TNI Angkatan Laut yang dipimpin oleh Komandan Korps Marinir (Dankormark) Brigadir Jenderal (Mar.) TNI Buyung Lalana. Rombongan diterima langsung oleh Direktur Utama PT Pindad (Persero), Silmy Karim, jajaran Direksi, dan jajaran pimpinan perusahaan di Auditorium Gedung Direktorat PT Pindad (Persero).

Silmy Karim menyatakan kunjungan dari Korps Marinir ini merupakan titik awal dari proses membangun kekuatan pertahanan nasional agar semakin kuat dan berdaya saing tinggi. “Kunjungan dari Dankormar beserta rombongan merupakan titik awal kerjasama dari pelaku industri pertahanan dengan pengguna untuk membangun industri pertahanan yang real. Pindad bersama TNI bertugas membangun kekuatan pertahanan yang dihasilkan bukan dari membeli produk asing, tetapi memproduksi sendiri di dalam negeri, digunakan secara maksimal oleh pengguna sehingga menghasilkan deterrent effect yang lebih baik untuk Indonesia,” tutur Silmy.

Lebih jauh lagi, Silmy berharap dari kunjungan ini, kualitas produk dapat ditingkatkan dan disesuaikan dengan keinginan pengguna sesuai respon yang didapatkan. “Kami ingin lebih aktif merespon keinginan pengguna dengan mengharapkan kerjasama yang lebih erat di bidang penelitian dan pengembangan (Litbang) dan mengantisipasi kebutuhan-kebutuhan Korps Marinir yang akan kita sinergikan bersama,” tambah Silmy.

Dankormar, Brigjen (Mar.) TNI Buyung Lalana menyatakan dengan kunjungan ini, diharapkan Pindad yang semakin maju dan dewasa dapat membantu Korps Marinir melaksanakan tugasnya dengan peralatan pertahanan dan keamanan yang berkualitas. “Korps Marinir memiliki tugas untuk membina satuan kami dalam pertempuran dari laut ke darat. Sumber daya dan peralatan yang berkualitas sangat erat kaitannya dengan kehandalan prajurit kami. Luasnya wilayah Indonesia diikuti dengan teknologi industri pertahanan yang semakin berkembang, kami pun turut membutuhkan peralatan yang berkembang pula,” tutur Buyung. 

“PT Pindad, sebagai salah satu industri pertahanan nasional, kini makin maju dan dewasa dalam menyikapi pertumbuhan industri pertahanan nasional. Kami akan membantu memaksimalkan potensi industri pertahanan nasional karena ini merupakan tugas kita bersama,” tambahnya.

Setelah aktivitas diskusi di Auditorium selesai, rombongan Korps Marinir mengunjungi beberapa fasilitas produksi perusahaan seperti Divisi Senjata dan Divisi Kendaraan Khusus.(PT Pindad)

Indonesia Jalin Kembali Hubungan Militer dengan Mesir

SAIL TO MILAN: Indonesia Jalin Kembali Hubungan Militer dengan Mesir
Hubungan militer antara Indonesia dengan Mesir yang sempat terputus beberapa waktu lalu kembali dilirik untuk dijalin kembali. Sejumlah usaha sudah dilakukan dan saat ini kedua negara masih tahap penjajakan. Demikin disampaikan Atase Pertahanan Republik Indonesia untuk Mesir, Kolonel (Mar) Ipung Purwadi saat berkunjung ke KRI Bannjarmasin (BJM) 592 dalam acara Cocktail Party di Alexandria, Mesir, Sabtu (30/05).

Ipung menjelaskan, sejumlah hal yang sudah dilakukan Pemerintah RI dalam menjalin kembali hubungan tersebut, diantaranya melalui berbagai seminar dan undangan resmi kepada Pemerintah Mesir untuk menghadiri berbagai pameran pertahanan di Indonesia.

“Sampai saat ini kita memanfaatkan seminar atau simposium yang digelar di Indonesia. Kita juga mengundang pihak angkatan bersenjata Mesir untuk datang ke pameran pertahanan. Jadi kemungkinan-kemungkinan itu yang kita coba dengan mempromosikan produk-produk pertahanan yang bisa kita tawarkan kepada mereka sehingga mereka bisa melihat kemampuan Indonesia dalam mengelola pertahanan. Jadi itu mungkin yang bisa kita gali dan kita tingkatkan,” jelasnya panjang lebar.

Lebih lanjut dirinya pun berharap peningkatan kerjasama tersebut dapat memberikan banyak manfaat dari berbagai aspek termasuk berbagi pengalaman dalam pertempuran.

Pada tempat yang sama, Duta Besar Indonesia untuk Mesir, Nurfaizi Suwandi, menjelaskan bahwa bangsa Mesir memang dapat dijadikan contoh dalam pertahanan karena berpengalaman menghadapi Perancis dan Israel di masa lampau.

“Sebagai contoh lain adalah penanganan Terusan Zues yang strategis itu, tentu akan menjadi pelajaran yang sangat berharga bagi kita. Terusan Suez berada di posisi central of gravity dari Timur Tengah maupun jalan masuk dari Asia ke Timur Tengah, Eropa dan Afrika Utara. Ini suatu hal yang sangat bermanfaat untuk bisa kita jadikan pelajaran berharga,” ujarnya.

Dubes Ri juga menyampaikan bahwa di sisi lain Mesir juga dapat menimba pengalaman dari sejarah dan kekuatan laut yang dimiliki bangsa Indonesia.(JMOL)

Bakamla Harus Kembangkan Teknologi dari Dalam Negeri

APMI: Bakamla Harus Kembangkan Teknologi dari Dalam Negeri
Kapal Patroli Bakamla

Jakarta, Setelah Kepala Badan Keamanan Laut (Bakamla) resmi dilantik, Bakamla mempunyai tanggung jawab besar dalam mengamankan wilayah perairan dan yurisdiksi Indonesia. Untuk itu, Bakamla dituntut untuk mengembangkan inovasi teknologi keamanan laut yang dibutuhkan.

“Mengamankan laut indonesia bukanlah perkara mudah karena panjang pantai Indonesia mencapai 95.181 km dan jumlah pulau sebanyak 17.504. Bakamla mempunyai tangung jawab yang sangat besar sebagai garda terdepan keamanan laut,” ujar Sekjen Asosiasi Pemuda Maritim Indonesia (APMI), Ahlan Zulfikar, kepada Jurnal Maritim, Kamis (28/5).

Ahlan mengatakan, inovasi pengamanan maritim Indonesia oleh Bakamla, bisa dikembangkan dan dikelola penuh oleh segenap komponen bangsa, bukan dibeli dari luar. Menurutnya, Bakamla bisa memanfaatkan sejumlah asset bangsa seperti Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) atau litbang kelautan dalam negeri lain agar independensi keamanan laut indonesia dapat terjaga terutama tentang teknologi pengamanan laut.

“Disampaing itu hal tersebut juga merupakan sebuah proses untuk indonesia mampu bergerak menjadi Negara pencipta teknologi bukan hanya pengguna teknologi,” ucapnya.

Ia berbendapat, penyiapan pesawat tanpa awak Bakamla yang sedang dikerjakan oleh ITB merupakan sebuah gagasan yang patut diapresiasi. Hal tersebut merupakan gebrakan awal yang cukup positif sebagai upaya pelibatan anak bangsa dalam membangun teknologi. Ia berharap, kedepan Bakamla akan terus mengembangkan inovasi untuk menjaga keamanan laut Indonesia, karena permaslahan kemanan merupakan cermin harga diri sebuah bangsa.

“Tentunya hal tersebut menjadi penting sebagai sebuah bentuk penghargaan terhadap berbagai karya anak bangsa,” terangnya.

Sebagaimana diketahui, Rabu kemarin Presiden secara resmi melantik kepala Bakamla Laksma Maritim Desi Albert Mamahit. APMI menilai, dengan konsep single agent multy task Bakamla membuat penanganan keamanan laut di Indonesia menjadi lebih jelas dalam menangani berbagai kasus keamanan laut.
“Anggaran keamanan laut nanti tentunya bisa difokuskan untuk Bakamla agar mampu bekerja dengan optimal,” tambah Ahlan.

Ahlan menjelaskan, potensi laut indonesia saat ini mencapai Rp3.000 triliun, namun sayangnya semua itu belum mampu dimanfaatkan secara maksimal. Salah satu faktor yang menjadi kendala adalah terkait keamanan laut indonesia yang masih tumpang tindih dalam menangai berbagai kasus pelanggaran di laut.
“Kedepan dengan hadirnya bakamla justru menjadi salah satu faktor untuk mampu memaksimalkan potensi laut yang ada diindonesia,” pungkasnya.(JMOL)

Tank Leopard dan Scorpion Lintasi Provinsi Lampung

LAMPUNG - Konvoi kendaraan tempur TNI jenis tank milik TNI Angkatan Darat (TNI AD) dari Jakarta memasuki Provinsi Lampung, dengan melintasi Jalan Soekarno Hatta, By Pass, menggunakan penyeberangan dari Pelabuhan Bakauheni menuju Omiba Puslatpur Martapura, OKU Sumatera Selatan,
Senin (1/6/2015) sekira pukul 11.15.
"Kendaraan tempur tersebut terdiri dari empat Leopard dan tiga Scorpion dengan berat masing masing berkisar 60 ton," jelas Kolonel (Kav) Zulkifli  Dirbinlat Mabes Angkatan Darat, yang mengawal perjalanan tersebut.
Ditanbahkan Kepala Penerangan Korem (Kapenrem) 043/Gatam, Lampung, Mayor (Inf) Prabowo, sejumlah kendaraan tempur tersebut akan menuju OMIBA Puslatpur di Martapura, Sumatera Selatan, untuk melaksanaan latihan antar kecabangan yang dihadiri Panglima TNI Jenderal Moeldoko pada 15 Juni 2015 yang akan datang. (Lmpung Online)

Radar Portabel Aistenok Akan Hentikan 'Kompetisi Senjata'

Radar Portabel Aistenok Akan Hentikan 'Kompetisi Senjata'
Press photo.
Sistem radar ini dikembangkan oleh JSC Concern Almaz-Antey. Aistenok hanya berbobot 135 kilogram, sehingga memungkinkan pasukan pengintai dapat memindahkan sistem radar ini menggunakan mobil, atau bahkan hanya diangkut oleh tangan (tiga hingga empat orang). Kompleks ini dapat dirakit dan siap digunakan dalam waktu tak lebih dari lima menit.

Struktur radar terdiri dari sebuah tripod dengan unit penerima transmisi berantena, pembangkit tenaga elektrik, unit yang memproses informasi primer, remote control, serta stasiun radio. Elemen-elemen tersebut terkoneksi menggunakan kabel. Informasi mengenai moda kerja radar dan informasi lain ditampilkan di panel kontrol. Data mengenai target yang terdeteksi ditransfer melalui stasiun radio yang beroperasi dalam jangkauan beberapa centimeter. Meski tak memiliki mekanisme pivotnya sendiri, antena dapat mengobservasi area pada azimuthal beamwidth 60 derajat.

"Sistem radar ini bukan sistem yang paling kuat, tapi merupakan sistem paling dinamis yang sulit dideteksi," kata pakar militer, Jenderal Purnawirawan Mikhail Tymoshenko pada RBTH. Sistem tersebut dapat mendeteksi perhitungan musuh dengan mengomputasi tembakan dan lintasan peluru. Ia dapat mendeteksi target pada jangkauan 200 meter hingga 20 kilometer.

Aistenok mampu menjalankan tiga kategori tugas berdasarkan kompleksitas dan tipe deteksinya. Sistem ini dapat melacak tembakan mortar pada jarak yang sangat pendek. Hebatnya lagi, sistem mampu mengalkulasi parameter terbang mortar dan menentukan titik peluncuran atau pendaratannya. Radar juga dapat mengalkulasikan titik luncur serangan balasan terhadap mortar musuh dan menghitung titik pendaratan, untuk menyesuaikan tembakan.

Saat bekerja dengan mortar, jangkauan deteksi maksimum Aistenok mencapai lima kilometer. Pada jarak tersebut, kompleks dapat mengetahui area penerbangan mortar dan memperhitungkan koordinat mortar dengan tepat. Jarak minimal yang dapat dideteksi oleh sistem 1L271 ialah 750 meter. Kompleks mengunci target dengan akurasi hingga beberapa puluh meter. Nilai kemungkinan error tergantung pada tipe target. Bahkan dengan survei error tiga sampai lima meter, kompleks ini mampu mengalkulasi lokasi musuh hingga 30 meter. Selain itu, sistem ini efektif untuk mengontrol tembakan artileri berkaliber 122 hingga 152 mm. Radar menentukan ledakan proyektil dengan tepat dan mengalkulasi lokasi mereka pada jarak sepuluh meter untuk menyesuaikan tembakan.

Fungsi ketiga radar adalah mendeteksi target lapis baja kelas berat yang bergerak di darat seperti tank. Data mengenai lokasi kendaraan musuh yang berada di jarak 20 kilometer ditransfer ke artileri untuk menyusun serangan.

Di kelas radar pengintai kecil, angkatan bersenjata Rusia memiliki sistem yang jauh lebih kuat, namun Aistenok adalah yang paling dinamis dan hal tersebut memengaruhi kemampuan serangan artileri.
Stasiun radar seperti Aistenok akan sangat populer di kalangan mereka yang bertempur di Donbass. Oleh karena itu, kesampingkan kontroversi apakah perlu atau tidak mengirim senjata ke Ukraina, namun yang jelas pasokan radar baru untuk tentara Rusia harus membawa beber.(RBTH)

RI Selamatkan Kapal Pengungsi yang Diusir Australia

RI Selamatkan Kapal Pengungsi yang Diusir Australia Australia menerapkan kebijakan keras terhadap kapal pengangkut pendatang gelap yang akan masuk ke wilayah negara itu. 
 
Jakarta, Kepolisian Indonesia mengatakan pihak berwenang berhasil menyelamatkan 65 pencari suaka yang mencoba mencapai Australia setelah kapal mereka terdampar di batu karang.

Budi Santoso, kepala gugus tugas pencari suaka kepolisian Indonesia, mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa kapal yang karam di lepas pantai provinsi Nusa Tenggara Timur pada Minggu (31/5) ini mencoba mencapai pulau karang Ashmore milik Australia.

Kapal itu membawa 54 warga Sri Lanka, 10 orang Bangladesh dan satu pengungsi dari Myanmar. Tiga diantaranya adalah anak-anak.

Sementara itu seorang politisi partai oposisi Australia mengatakan kapal itu karam setelah diusir oleh angkatan laut Australia. Hal ini menggarisbawahi risiko yang dihadapi oleh para migran akibat kebijakan Australia yang keras.


“Kebijakan Australia untuk mengusir kapal-kapal pendatang membahayakan nyawa anak-anak,” ujar Senator Sarah Hanson-Young dari Partai Hijau dalam pernyataan tertulis.

“Sementara Malaysia, Indonesia dan Tahiland tidak lagi mengusir kapal-kapal pembawa pendatang, pemerintah Australia terus menampik tanggungjawab di wilayah dengan membahayakan nyawa manusia.”

Dalam beberapa minggu terakhir, para pendatang yang mempergunakan kapal tak laik layar mencoba menyebrangi laut Mediterania yang memisahkan Afrika dan Eropa, serta Laut Andaman di Asia Tenggara.

Hal ini menggarisbawahi satu isu global yang sulit diatasi oleh sejumlah negara.

Australia menerapkan salah satu kebijakan paling keras terhadap para pencari suaka yang mencoba mencapai wilayahnya melalui kapal laut. Mereka mengusir balik kapal-kapal pembawa pendatang itu jika laut memungkinkan, dan menahan ribuan pendatang lain di pusat-pusat penampungan di negara lain.

Jumlah pencari suaka yang berhasil mencapai Australia jauh lebih kecil dibanding negara lain, tetapi ini adalah isu politik yang memecah warga dan Perdana Menteri Tony Abbott pun menerapkan kebijakan keras sejak memenangkan pemilu pada 2013.

Australia mempergunakan pusat penampungan di Papua Nugini dan negara Pulau Nauri untuk memproses calon pengungsi yang seringkali membayar para penyelundup manusia di Indonesia untuk mendapatkan kursi di kapal-kapal tak laik layar itu.

Banyak dari mereka tewas ketika mencoba mencapai Australia. (CNN)

TNI AU Halau Pesawat Militer AS di Makassar

Hasil gambar untuk TNI AU Halau Pesawat Militer AS di Makassar
Jakarta - TNI Angkatan Udara (AU) memblokir pesawat militer milik AS di Makassar. Pesawat militer AS jenis C130 Hercules itu tidak boleh melintasi Indonesia karena surat izin melintas wilayah RI sudah kadaluarsa.

"Pesawat hercules AS itu izinnya ada tapi sudah mati sejak tanggal 26 Mei (2015) kemarin. Jadi pesawat itu tidak bisa melintasi Indonesia," ujar Kadispen TNI AU, Marsma Dwi Badarmanto, saat dihubungi, Selasa (2/6/2015).

Pesawat itu terbang dari Darwin untuk kembali ke Singapura. Tapi saat mau melintas ke Indonesia, pesawat itu tertangkap radar TNI AU di Kupang. Dwi mengatakan, pesawat hercules itu dihalau lewat perintah langsung dari Pangkosek II, Marsma Tatang.

"Setelah itu TNI AU koordinasi dengan Kedubes AS dan Air Traffic Makassar, hasilnya pesawat itu kembali lagi ke Darwin," ujarnya.

Dwi mengatakan, pihaknya melakukan tindakan tegas ini supaya NKRI tidak kecolongan. TNI AU juga sudah menyiagakan pesawat tempur tetapi karena pesawat AS menuruti perintah, pesawat TNI AU tidak bergerak.
"Setelah koordinasi, situasi tetap kondusif," ucapnya.