Dua
pesawat tempur TNI AU jenis Hawk melakukan manuver pada latihan tempur
yang akan berlangsung selama lima hari kedepan, Selasa (2/6/2015).
Penyerangan tersebut merupakan skenario latihan rutin dari TNI AU dengan nama operasi Jalak Sakti Koopsau 1.
Selain pesawat tempur, siaga pula satu helikopter Colibri yang didatangkan untuk membantu penyerangan dengan sasaran di Tanjung Pandan, Bangka Belitung.
Danlanud Palembang Letkol Pnb RY Fahlefie menuturkan, ada lima pesawat tempur jenis Hawk yang datang dari Lanud Roesmin Nurjadin Pekan Baru untuk melaksanakan latihan rutin atau operasi Jalak Sakti Koopsau 1.
"Latihan ini merupakan latihan rutin tahunan untuk membina kesiapan tempur personil TNI AU, selain Skadron Pekanbaru juga didukung dari Lanud Supadio Pontianak dan Halim Perdana Kusuma," jelas Fahlefie ketika ditemui di Lanud Palembang, Selasa (2/6/2015).
Adapun target sasaran latihan Jalak Sakti ini dititik kawasan Buding Tanjung Pandan.
Sedangkan Lanud Palembang menjadi Home Base dalam penyerangan yang dilakukan para personil dengan menggunakan pesawat tempur jenis Hawk.
"Semua pesawat tempur akan berada selama empat hari kedepan. Baru pada 5 Juni mendatang semuanya kembali ke pangkalan masing-masing," katanya.
Komandan Skadron 12 Letkol Pnb Jajang Setiawan ditemui diwaktu yang sama menuturkan, target dalam latihan Jalak Sakti ini adalah Tanjung Pandan di kawasan Buding Bangka Belitung.
"Kami sudah menyiapkan bom MK 82 dan akan lakukan tembakan udara. Tembakan dari udara dilakukan dengan tujuan untuk melumpuhkan musuh dari udara, agar Tanjung Pandan dapat direbut kembali," katanya.
Posisi Buding Tanjung Pandan memang memiliki target area yang cukup luas dan jauh dari lokasi penduduk.
Sehingga Tanjung Pandan menjadi lokasi yang paling tepat dalam melakukan tembakan dari udara yang telah diatur dalam skenario latihan.
Nantinya, berdasarkan skenario yang ada dilakukan penyerangan dan kembali lagi ke base home.
Ketika pesawat tempur dibutuhkan untuk melakukan penyeragan terhadap musuh, maka seluruh pesawat akan diterbangkan untuk membombardir Tanjung Pandan.
Sehingga, penyerangan yang dilakukan dapat berjalan maksimal. Dengan kata lain, musuh yang menduduki Tanjung Pandan dapat dilumpuhkan dan Tanjung Pandan kembali direbut.
"Lewat berbagai proses dan mekanisme latihan, kami. menyiapkan dan memainkan skenario yang telah ada. Pastinya target yang ada dapat membumihanguskan musuh di titik sasaran," pungkasnya.(Tribun)