ILUSTRASI – Perang di Selat Malaka antara Demak dan Portugis
Awal mula armada Portugis mengarungi Samudera
Atlantik adalah berlayar menyusuri Sungai Tagus yang bermuara ke arah
Samudera, kemudian dari Samudera Atlantik melewati Tanjung Harapan (
Cape of Hope), Afrika dan melanjutkan pelayaran sampai ke Selat Malaka.
Dari Selat Malaka, armada tersebut melanjutkan penjelajahannya ke
Kepulauan Maluku untuk mencari rempah-rempah yang saat itu sebagai
komoditas yang setara dengan emas kala itu untuk dikirim ke Eropa.
Motivasi Portugis memulai petualangan ke timur dapat diringkas dalam
tiga kata bahasa Portugis, yaitu
feitoria, fortaleza, dan
igreja (
gold, gospel,
and glory).
Gubernur Portugis yang kedua Alfonso d’Albuquerque dari Estado da
India merupakan arsitek utama pergerakan ekspansi Portugis ke Asia. Dia
memimpin langsung ekspedisi ke Malaka yang berangkat dari Goa dengan
membawa 15 kapal besar dan kecil serta 600 tentara. Tiba di Malaka pada
awal Juli 1511, kemudian pada tanggal 10 Agustus 1511 Malaka dapat
ditaklukannya.
Setelah menguasai Malaka, Portugis bergerak mencari jalan ke tempat
asal rempah-rempah yaitu Kepulauan Maluku. Melalui strategi ini,
Portugis berhasil menguasai perdagangan rempah-rempah dari Asia ke Eropa
dan selama kurang lebih 15 tahun (1511-1526), Nusantara menjadi akses
kemaritiman penting bagi Portugis. Di selat itu, Portugis menjadikannya
sebagai rute maritim menuju Pulau Sumatera, Jawa, Banda, dan Maluku.
Praktis, kedatangan Portugis ke Selat Malaka yang kemudian memonopoli
perdagangan dan menyebarkan agama Kristen menyebabkan kepentingan
Kesultanan Demak terganggu. Maka dari itu, dalam waktu setahun Pati Unus
segera mempersiapkan armada-armadanya untuk diberangkatkan ke Malaka.
Adapun persiapan yang terpenting dalam melakukan perang, selain senjata
adalah tenaga manusia, dukungan logistik, dan angkutan.
Penggalangan pun berhasil dilakukan. Palembang, Jepara, Cirebon, dan
Johor bersedia membantu Pati Unus untuk menyerang Malaka. Puluhan telik
sandi (intelijen) juga dikirim ke Malaka yang kemudian dapat memobilisir
pedagang-pedagang Jawa di sana. Pasukan telik sandi itu diketuai oleh
Utimuti Raja, yang sebelumnya memihak kepada Portugis pada saat
menaklukan Malaka tahun 1511, sehingga Portugis memberikan kedudukan
yang cukup baik kepadanya.
Ekspedisi Pati Unus ke Malaka pada tahun 1512 memiliki kekuatan
10.000 orang prajurit yang diangkut menggunakan 100 buah kapal berukuran
dua ratus ton. Kapal yang digunakan untuk mengangkut perlengkapan dan
prajurit terdiri dari beberapa jenis antara lain disebut
jung,
merupakan kapal layar yang berukuran beberapa ratus ton. Penggeraknya
adalah layar yang dipasang pada tiga buah tiang, yang mempunyai bobot
antara 400–800 ton. Jenis yang lain adalah
lancaran, merupakan kapal layar atau dayung hampir sama halnya dengan jenis
jung. Kemudian kapal
Pangajava,
merupakan kapal yang dibuat khusus untuk perang dan dapat dipersenjatai
dengan meriam, tenaga penggeraknya adalah layar dan dayung.
Kegagalan Intelijen
Satu catatan penting akibat gagalnya Pati Unus menaklukan Portugis di
Malaka, ialah kegagalan intelijen Demak yang mencari data tentang
Portugis. Teori Sun Tzu menyebutkan “barangsiapa yang mengetahui
lawannya, maka dialah pemenang perang”.
Teori tersebut sangat sesuai dengan kasus kegagalan Pati Unus di
Malaka. Meskipun sebesar apapun armada dan logistik perang, namun ketika
tidak menguasai data musuh maka sia-sia lah instrument itu.
Dari peristiwa itu, nama Tome Pires kemudian menjadi intelijen
legendaris Portugis yang tersohor di Nusantara. Langgengnya kekuasaan
Portugis di Nusantara karena perannya. Namun, sang intelijen ulung ini
harus menemui ajalnya di negeri Tiongkok saat misi yang sama di
Nusantara coba diterapkan di sana. Gerak-geriknya sebagai duta telah
terdeteksi oleh tentara Tiongkok yang kemudian memenjarakannya di
Kiangsu hingga akhir hayatnya.
Oleh karena itu teori intelijen untuk kepentingan nasional suatu
bangsa sangat memegang peranan penting. Dalam konteks ini, maka
pendekatan akan intelijen maritim sangat melekat atau saat ini yang
lazimnya berada pada Angkatan Laut atau instansi-instansi lainnya.
Strategi Maritim Pati Unus
Replika – Kapal Jung (Gambar: arsip pusjianmar)
Secara strategi, persiapan pasukan Pati Unus sudah teramat matang.
Dalam serangan itu, sudah memiliki ends (tujuan), means (alat), dan ways
(cara). Ketika ketiganya berkolaborasi, diadakanlah serangan
besar-besaran ke Malaka. Ketika pasukan Pati Unus telah terlihat di
Selat Malaka, maka tugas pasukan darat yang sebelumnya telah berada di
sana sebagai telik sandi dan mampu memobilisir para pedagang serta
penduduk asli yang simpati dengan Demak melakukan serangan dengan
mengepung benteng A Famosa, pusat pertahanan Portugis.
Namun sial, seluruh strategi Pati Unus dapat diketahui dengan jelas
oleh Portugis. Seorang Tome Pires, yang awalnya merupakan juru catat
Alfonso d’Albuquerque menjelma menjadi intelijen yang tangguh dan
menguasai seluruh data musuh. Atas pengintaiannya pula, Utimuti Raja
sebagai pemimpin telik sandi Demak di Malaka tertangkap dan kemudian
dihukum mati.
Kematiannya itu tidak diketahui oleh Pati Unus. Ketika strategi yang
direncankan akan dijalankan, Pati Unus tidak mendapatkan bantuan dari
pasukan telik sandi yang berada di Malaka. Maka dengan leluasa Portugis
memukul mundur pasukan Pati Unus yang berjumlah besar. Bala bantuan dari
Goa pun turut menggulung pasukan Pati Unus.
Akhirnya hanya bermodalkan rawe-rawe lantang malang-malang putung
dengan minim data, Pati Unus tetap mengobarkan peperangan di Selat
Malaka. Setelah mengetahui pasukannya kalang kabut, Pati Unus menarik
mundur tentaranya ke Demak. Dari seratus kapal yang diberangkatkan,
hanya kembali 20 kapal. Banyak pasukan Pati Unus yang tewas dan tertawan
oleh Portugis, termasuk Sultan Palembang.
Pati Unus naik tahta pada tahun 1518, namun Pati unus tidak lama
memerintah Demak, pada tahun 1521 telah tersebar berita tentang
kematiannya. Kepahlawanan Pati Unus dalam memimpin armada perangnya
untuk melawan tentara Portugis yang memiliki armada perang tangguh dan
senjata modern merupakan hal yang sangat heroik, sehingga Pati Unus
dikenal dengan sebutan Pangeran Sabrang Lor.(
JMOL)