Pages

Saturday, 2 November 2013

Dari Rusia ke Langit Indonesia

Cocok dengan Indonesia. Tinggal soal alih teknologi.
Total pesawat Sukhoi yang dimiliki Indonesia mencapai 16 unit.  
 
 - Jakarta merapat ke Moskow. Jet tempur Sukhoi seri terbaru bakal meraung di langit Indonesia. Bukan hanya di awang tapi juga di tanah. Kendaraan tempur dan rudal juga bakal dibeli dari sana. Indonesia dan Negeri Beruang Merah itu juga bakal bekerjasama. Dalam banyak soal.
 
Negeri kita memang pasar yang subur. Dan itulah sebabnya, dalam dekade terakhir, Rusia rajin menyambangi pameran pertahanan Indonesia. Mereka juga rajin hadir pada pameran dirgantara.

Meski sudah masuk dalam kelompok elit G20, Indonesia dipandang belum memiliki alutsista yang memadai. Dalam pameran Indo Defence, Indo Aerospace and Indo Marine Expo & Forum, yang rutin berlangsung di Kemayoran, Jakarta, delegasi Rusia selalu menjadi penghuni anjungan yang luas.

Mereka memamerkan rupa-rupa model persenjataan. Dari prototipe pesawat tempur, helikopter militer, radar, hingga senapan serbunya yang sudah mendunia, Kalashnikov (AK).

Pada setiap pameran dua tahunan itu, terakhir pada awal November 2012, anjungan Rusia selalu ramai dikunjungi. Dari  warga biasa hingga para petinggi militer. Pameran itu menghadirkan 500 peserta dari 40 negara. Dikunjungi 20.000 orang.

Seperti di pameran-pameran sebelumnya, produk-produk senjata Rusia di Indo Defence 2012 banyak disanjung.  Saat mengunjungi pameran itu, Wakil Kepala Staf TNI Angkatan Laut, Laksamana Marsetio, terkesan akan ketangguhan mesin-mesin perang dari Negeri Beruang Merah.

Dia menegaskan bahwa tank amfibi buatan Rusia, PT-76, sampai kini masih dipakai oleh TNI. Padahal usianya sudah 50 tahun. "PT-76 ini masih kami pakai sejak 1962," kata Laksamana Marsetio, yang sejak Desember 2012 naik jabatan menjadi Kepala Staf TNI Angkatan Laut.

Pertama kali diproduksi pada awal dekade 1950an, PT-76 menjadi tank ringan amfibi standar bagi militer Uni Soviet dan negara-negara anggota Pakta Warsawa. Menurut laman Main Battle Tanks, PT-76 dipakai 25 negara.

TNI masih memakai tank ini, seperti diungkapkan Laksamana Marsetio. Di jajaran TNI Angkatan Laut, PT-76 merupakan aset yang dipakai oleh Korps Marinir, spesialis operasi militer dari laut ke darat. 

Di dunia internasional, digunakan pada berbagai perang besar - seperti Perang Vietnam dan Perang Arab-Israel.  PT-76 diakui kalangan pengamat sebagai tank amfibi yang populer karena memiliki desain yang sederhana. Efektif.  Mampu dipakai di medan-medan berat.

Itulah sebabnya PT-76 menjadi salah satu simbol sukses Soviet, dan kini Rusia, dalam memproduksi tank maupun kendaraan lapis baja. Selain itu masih ada tank-tank tempur legendaris lain era Soviet, seperti T-62 dan T-72.

Ingin meneruskan kejayaan Soviet, Rusia pun gencar memproduksi kendaraan-kendaraan lapis baja baru. Salah satu andalan mereka saat ini adalah kendaraan tempur (ranpur) BMP3. Ini merupakan ranpur amfibi yang bergerak lebih lincah dari tank-tank terdahulu dan mampu mengangkut hingga tujuh personel serta bisa dikendalikan tiga orang.

Keunggulan itulah yang membuat Indonesia memperkuat militernya dengan membeli kendaraan tempur BMP3 seri F. Dibuat oleh perusahaan Kurganmashzavod, Indonesia telah memiliki 17 unit BMP3-F pada 2008 dan berencana menambah 37 unit lagi untuk memperkuat Satuan Marinir TNI-AL.

Seorang prajurit Marinir TNI-AL, Guntur Pasaribu, mengungkapkan kelebihan BMP-3F. "Korps Marinir Indonesia sangat berpengalaman mengendalikan tank-tank buatan Rusia, mulai dari PT-76 sampai BMP-3F. Menurut pengalaman kami, tank-tank dari Rusia sangat memuaskan," kata Pasaribu seperti dikutip media Rusia, RBTH. 

Alternatif AS

Bukan cuma soal alat tempur, Indonesia dan Rusia juga bekerjasama dalam latihan militer. Juga membangun  proyek patungan alutsista. Dan sesungguhnya, kerjasama kedua negara bukan hal baru.

Ketika masih berbentuk Uni Soviet (USSR), Rusia sudah menjual persenjataan ke Indonesia, tidak lama setelah kedua negara membuka hubungan diplomatik pada 1950. Pada masa-masa awal itu, banyak pula personel angkatan laut dan udara dikirim ke Uni Soviet. Mereka sekolah di sana.

Hubungan itu terganggu pertengahan dekade 1960an karena alasan politis. Kedua negara kembali melanjutkan hubungan di awal dekade 1990an, meski baru efektif beberapa tahun kemudian. Contohnya, pembicaraan soal jual-beli jet tempur Rusia Sukhoi-30 ke Indonesia berlangsung sejak 1997. Namun jual-beli itu baru disepakati pada 2003.

Hubungan itu kembali terajut, setelah renggangnya Indonesia dengan Amerika Serikat di akhir dekade 1990an. Kerenggangan itu muncul setelah Washington menjatuhkan embargo penjualan senjata ke Jakarta karena menilai Indonesia saat itu melanggar Hak Asasi Manusia di Timor Timur, yang kini bernama Timor Leste sejak menjadi negara berdaulat pada 2002.

Embargo senjata AS ke RI itu, berikut suku cadang, berlangsung selama 1999-2005. AS mengakhiri embargo ketika Presidennya saat itu, George W Bush, menganggap Indonesia termasuk mitra penting memerangi terorisme.

Setelah mencabut embargo, AS pun terlihat aktif menawarkan mesin-mesin perangnya kepada Indonesia. Pada 2011, AS sepakat mengirim 24 unit jet tempur bekas tipe F-16 seri C/D blok 25 kepada Indonesia secara cuma-cuma, kecuali untuk biaya pemutakhiran (upgrade).

Pada akhir 2012, AS dan Indonesia berunding untuk jual-beli helikopter serbaguna UH-60 Black Hawk dan helikopter tempur AH-60D buatan Boeing.   

Namun, belajar dari embargo AS itu, Indonesia membuka pintu kerjasama seluas-luasnya kepada negara lain, termasuk Rusia, agar tidak lagi bergantung kepada satu pihak dalam pengadaan alutsista. Maka, sejak itu, Indonesia tidak hanya kembali berbisnis senjata dengan AS, namun juga mempererat kerjasama serupa dengan Rusia.

Maka, Indonesia dan Rusia bersepakat soal jual beli jet tempur dan mesin-mesin perang lain. Sejak 2003, Rusia telah mengirim 12 unit jet tempur Sukhoi ke Indonesia dan pengiriman empat unit lagi masih menunggu persetujuan lebih lanjut.

Moskow pun telah menjual sejumlah helikopter militer Mi-35 dan Mi-17 kepada Jakarta. Alutsista lain yang dijual Rusia ke Indonesia adalah kendaraan tempur lapis baja BMP-3F, kendaraan pengangkut personel BTR-80A, serta senapan serbu AK-102.

Untuk membeli persenjataan itu, Moskow pada 2007 memberi fasilitas kredit sebesar US$1 miliar kepada Jakarta. Kerjasama pertahanan di luar jual-beli persenjataan juga telah berlangsung, seperti menggelar latihan bersama memerangi perompak di laut antara pasukan Indonesia dengan Rusia pada 2011.

Baru-baru ini pun Rusia menawarkan bantuan ke Indonesia membangun sistem pertahanan udara. Saat ini, Indonesia hanya memiliki rudal-rudal pertahanan SAM (surface-to-air missile) jarak dekat.

Viktor Komardin dari perusahaan ekspor senjata-senjata Rusia, Rosoboronexport, mengungkapkan bahwa Moskow akan menjual perangkat sistem SAM sekaligus membantu Indonesia bila tertarik mempersiapkan jaringan pertahanan udara.

Malaysia, katanya, sudah membentuk suatu sistem pertahanan udara terintegrasi. "Tapi Indonesia belum memilikinya. Padahal sistem pertahanan ini penting dimiliki Indonesia," lanjut Komardin seperti dikutip kantor berita Russian Beyond the Headlines.  

Alih Teknologi

Namun kerjasama ini tidak berlangsung sangat mulus. Kepala Komunikasi Publik Kementerian Pertahanan RI, Brigjen TNI Sisriadi, mengatakan kerjasama pertahanan antara RI dengan Rusia masih terbentur pada adanya alih teknologi yang harus menyertai setiap pembelian alutsista dari sana.  Keharusan itu termuat dalam UU No. 16 tahun 2012 tentang industri pertahanan.

Dalam UU itu tertulis setiap pembelian sistem senjata dari luar negeri, wajib ada konten lokal. Bentuknya, antara lain pelatihan, kerja sama pembuatan, dan kerja sama operasi. Hal itu diungkap Sisriadi, ketika dihubungi VIVAnews, Jumat 1 November 2013.

"Setelah adanya UU Industri Pertahanan No. 16 Tahun 2012 itu, maka kami mengganti format pertemuan bilateral yang selalu dilakukan setiap tahun dengan  Rusia. Kami menyampaikan kepada mereka bahwa pembelian produk alutsista dari negara mana pun harus disertai alih pengetahuan dan teknologi," ungkap Sisriadi.

Hingga saat ini, lanjut Sisriadi, pihak Rusia masih belum dapat memenuhi inisiatif tersebut. Kendati begitu, pihak Kemhan tidak lantas menghentikan kerjasama pertahanan dengan Negeri Beruang Merah. "Kami masih akan terus mendorong Rusia supaya alih teknologi itu dilakukan,”katanya.

Proses negosiasi itu, lanjutnya, sangat alot, karena mereka ngotot tidak dapat memenuhi inisiatif RI. Rusia sendiri, ujar Sisriadi, tidak mengungkapkan secara gamblang alasan di balik penolakan mereka melakukan alih teknologi. 

"Kemhan juga tidak tahu alasannya. Karena mereka tidak mengemukakan alasannya. Tiap kali kami tanyakan, mereka malah kembali membahas pinjaman yang ditawarkan Rusia kepada Indonesia," katanya.

Pinjaman negara yang dimaksud Sisriadi adalah dana pinjaman yang ditawarkan Pemerintah Rusia untuk membeli peralatan alutsista dari mereka. Nominalnya mencapai US$1 miliar atau Rp11 triliun.  Namun, kata Sisriadi, dalam ada ketentuan, disebutkan bahwa pinjaman hanya dapat membeli produk alutsista tertentu. “Mereka juga menyertakan daftar belanja alutsista apa saja yang dapat kami beli,” ujarnya.

Dana pinjaman itu merupakan bagian dari kesepakatan kerjasama pertahanan yang diteken oleh kedua Pemerintah sejak delapan tahun silam. Kedua pucuk pimpinan yakni Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Vladimir Putin telah menyepakati adanya dana pinjaman tersebut.

Dari dana yang ditawarkan senilai US$1 miliar, Kemhan baru menggunakan sebagian dari dana tersebut untuk membeli pesawat jet tempur Sukhoi, helikopter MI-17 dan MI-31 serta tank BMP-3F. Totalnya mencapai US$308 juta atau Rp3,4 triliun.

Pesawat Sukhoi yang dibeli menggunakan dana pinjaman ini, merupakan pesawat yang dikirimkan pada gelombang awal ke Indnesia. "Jadi bukan pesawat Sukhoi baru yang dikirim pada September lalu ya. Kami membeli itu menggunakan dana pinjaman dari bank swasta," ujarnya.

Total ada lima pesawat Sukhoi SU-27 SKM yang baru dikirim pada September lalu dibeli dengan harga US$470 juta atau Rp5,2 triliun. Kontraknya ditandatangani oleh Kepala Baranahan Kemhan dengan  Rosoboronexport Rusia pada tanggal 29 Desember 2011 silam.

Lima pesawat jet tempur ini akan melengkapi 11 pesawat tempur Sukhoi SU-30 MK2 yang sudah terlebih dahulu tiba di Indonesia dan berjumlah 11 unit.

Maka total pesawat Sukhoi yang dimiliki telah mencapai 16 unit atau satu skuadron. Sementara untuk harga helikopter MI-17 dan MI-31, Sisriadi, tidak menyebutkan harganya.

Ditanya VIVAnews apakah ada alutsista lainnya yang masih berniat dibeli dari Rusia, Sisriadi menyebut hingga kini Kemhan masih belum ingin menggunakan sisa dana yang ada untuk membeli alutsista lainnya. Mereka tidak ingin melanggar UU yang berlaku.

Soal keunggulan pesawat jet tempur Sukhoi dari Rusia, Sisriadi menyebut burung besi itu memiliki sistem sensor yang baik. "Endurance atau jangkauan operasional jauhnya pun juga hebat sehingga bisa dioperasikan untuk jarak jauh dan bisa kembali lagi. Selain itu sistem avionik yang dimiliki Sukhoi juga bagus. Pesawat ini lincah di kelasnya, " papar Sisriadi.

Ke depan, lanjut Sisriadi, untuk alutsista pesawat Sukhoi dirasa  sudah cukup. Pesawat tempur itu akan dicampur dengan F-16 yang juga sudah ada.

Sisriadi mengatakan pelajaran lain dari peristiwa embargo yang dipetik Kemhan yakni jangan bertumpu kepada satu negara saja dalam mengandalkan pembelian alutsista. Jadi ketika diembargo, masih ada alutsista lain yang dapat digunakan.



The Thunder's, TNI-AU Real Air Superiority Fighter


Latihan perang Angkasa Yudha kali ini sungguh istimewa. Salah satunya terlihat dari banyaknya jumlah pesawat tempur, angkut maupun prajurit yang turun dalam latihan yang dipusatkan di Pulau Natuna Kepulauan Riau itu.

Yang lebih istimewa lagi, ini adalah kali pertamanya kita bisa melihat taring Su-27/30 Flanker TNI-AU.

Lihatlah foto air to air yang ARC peroleh dari salah seorang sahabat yang merupakan pilot Su-27/30 dibawah ini.

Sungguh membanggakan bukan?

Sebagai jet tempur multirole, Su-27/30 bukan hanya mampu menggotong puluhan bom. Fungsi azasi jet tempur buatan Rusia ini tak lain tak bukan adalah sebagai Air Superiority Fighter. Fungsi ini pula yang diembang armada The Thunder's dalam latihan Angkasa Yudha 2013.

Dari total 8 Sukhoi yang diturunkan, 2 diantaranya dilengkapi rudal udara ke udara canggih, yaitu R-73 Archer serta R-77 Adder. R-73 merupakan rudal jarak pendek terbaru buatan Russia yang sangat andal dan ditakuti.

Sementara R-77 adalah Rudal jarak menengah yang kecanggihannya setara dengan AIM-120 buatan Amerika. Dengan adanya kedua senjata ini, TNI-AU kini mampu melakukan pertempuran diluar jangkauan visual (Beyond Visual Range).
(photo: SIOUX)

2 pesawat Sukhoi yang dilengkapi rudal udara ke udara itu kemungkinan besar berperan sebagai Sweeper atau penyapu dan pengawal armada pengebom. Bukan tugas mudah sesungguhnya.

Pasalnya, armada sweeper harus memastikan armada pengebom aman dari gangguan musuh saat menuju, di sasaran serta kembali ke pangkalan. Disaat pengebom membabat musuh, sweeper akan terbang tinggi mengawasi langit sekitar. Dan syukur Alhamdulillah, peran sweeper maupun pengebom mampu ditunaikan dengan baik oleh The Thunder. Bravo Thunder...!!

Latihan mungkin telah usai. Namun pekerjaan sesungguhnya dari armada TNI-AU masih terus berjalan, yaitu menegakan kedaulatan udara nasional yang merupakan harga mati. The Thunder's serta taji-tajinya selalu siap menjalankan tugas itu.
ARC
 

EMB-314 Super Tucano bahu-membahu beraksi di Natuna


Latihan Pemboman di Natuna (ARC)
Jakarta - Sejak mendarat pertama kali di Tanah Air pada penghujung Agustus 2012, misi latihan besar untuk EMB-314 Super Tucano akhirnya tiba, yaitu saat tiga Super Tucano itu turut dalam latihan puncak TNI AU, Angkasa Yudha 2013, di Kepulauan Natuna, Kepulauan Riau.

Wilayah paling ujung di tepi Laut China Selatan itu dipilih dengan sejumlah alasan, mengingat perairan internasional itu diklaim lima negara, yaitu China, Brunei Darussalam, Viet Nahm, Filipina, dan Malaysia. Indonesia ada dalam "kawasan panas" sehingga kesiapsiagaan militernya menjadi keharusan.

Saat mendarat di Pangkalan Udara Utama TNI AU Halim Perdanakusuma, empat Super Tucano masih diberi nomor registrasi eksperimental, PT-Z01 hingga PT-Z04, persenjataan belum dipasang dan dilengkapi dua tangki eksternal.

Super Tucano buatan Empresa Braziliera de Aeronotica (Embraer) SA itu merupakan pengembangan dari EMB-312 Tucano, yang programnya diluncurkan pada 1995 sejalan program Sistema de Vigilancia da Amazonia (SIVAM) yang menghendaki Angkatan Udara Brazil memiliki pesawat terbang patroli dengan kemampuan penyerbuan darat dan pengintaian serta anti gerilya.

Permintaan karakteristik dan spesifikasi itu dijawab Embraer SA dengan konsep pengembangan EMB-312, berupa pesawat tempur turbo-prop yang bisa dioperasikan dari pangkalan berfasilitas minimal, terpencil, kokpit modern full-glass, dapat menahan beban +7g hingga -3,5 g, dan mampu dipadu-padankan dengan berbagai sistem pengamatan/persenjataan Barat atau sebagian Timur.

Salah satu yang dijagokan, adalah pemasangan perangkat FLIR (forward-looking infra red) dan DLIR (downward-looking infra red) yang didedikasikan Brazil untuk memonitor pergerakan pesawat tempur lawan ataupun gerilyawan di darat.

Intinya, dia lalu menjelma menjadi pesawat tempur counter-intelligence dan surveillance. Mesin yang menjadi pendorong juga mudah dirawat, yaitu Pratt & Whitney PT6A-68A yang membangkitkan 1.600 shp disuplai tangki internal 695 liter avtur sehingga mampu menerbangkan dia pada radius 1.500 kilometer alias terbang selama 6,5 jam.

Peran lain Super Tucano adalah pesawat latih dasar dan lanjut penerbang tempur (menurut airforce techonology, Amerika Serikat), dan serang udara-darat atau udara-udara ringan dari satu atau dua penerbang yang duduk secara tandem.

Kinerja tempur pilot dan perwira persenjataan dijamin berkat fitur OBOGS (on-board oxygen generated systems), dan pengendalian dari tuas kemudi tunggal HOTAS (hands-on throttle and stick control) disuplai dari Northrop Grumman. Jadi, feel mengemudikan Super Tucano dan mengoperasikan sistem persenjataannya sangat identik dengan pesawat tempur jet canggih.

Sejak awal dirancang, disadari bahwa perang asimetris akan makin menggejala di banyak belahan dunia, di mana para milisi atau teroris dan gerakan separatis akan melancarkan taktik semi gerilya atau malah gerilya penuh.

Pada tengah dasawarsa '60-an, ada Rockwell OV-10E/F Bronco yang diakui sangat efektif memainkan peran dukungan udara dan lain-lain menentukan jalan pertempuran darat.

Indonesia pernah memiliki satu skuadron udara OV-10F Bronco yang sejak 2007 lalu dipensiunkan begitu saja dengan alasan efisiensi anggaran dan kesulitan perawatan.

Pada saat kini, Korps Marinir Amerika Serikat malah berusaha menghidupkan kembali armda OV-10 mereka ini dengan peralatan lebih canggih. Operasi Seroja di Timor Timur, adalah palagan paling top dari kebolehan OV-10F Bronco ini.

Karena asasinya sebagai pesawat "pengganti" peran sejenis OV-10F Bronco itulah, maka Super Tucano dipersenjatai lima hardpoint sebagai "cantelan" persenjataan di kedua sayap dan perut fuselage-nya, yang mampu menggendong 1.500 kilogram beban. Dua senapan mesin 12,7 dipasang di kedua sayapnya yang menyemburkan maksimal 1.100 peluru permenit.

Yang menarik, kelima hardpoint itu bisa dipakai untuk bom berpenuntun alias bom pintar udara-ke-darat atau udara-ke-udara, selain bom konvensional Mk-82 atau Mk-84 udara-ke-darat. Brazil memasang misil buatan sendiri, MAA-1 Piranha berpenuntun infra merah dari Orbita; yang mendapat pasokan data dari turet radar AN/AAQ-22 SAFIRE di sebelah FLIR/DLIR-nya.

Kembali ke Kepulauan Natuna yang menjadi arena Angkasa Yudha 2013 ini. Dalam skenario latihan Angkasa Yudha 2013 yang diperoleh, pasukan TNI AU berupaya merebut kembali Pangkalan Udara Ranai, Kabupaten Natuna, yang dikuasai oleh musuh dari "negara Musang".

EMB-314 Super Tucano, dalam Angkasa Yudha 2013 itu, tidak difungsikan penuh sebagai pesawat terbang recconaissance; melainkan CASA 212 Aviocar dari Skuadron Udara 4. Hasil "intipan" mereka ditindaklanjuti Hawk 109/209 dari Skuadron Udara 1 yang memainkan peran arm recconaissance.

Sasaran yang telah ditetapkan dan dikunci lalu dibombardir oleh gabungan F-16 Fighting Falcon (Skuradron Udara 3), Su-27 Flanker (Skuadron Udara 11), dan EMB-314 Super Tucano dari ketinggian lebih rendah.

Walau beda konteks masa, namun penampilan dan akibat yang ditimbulkan dari bom-bom udara-ke-darat itu cukup ampuh menghancurkan sasaran-sasaran musuh. EMB-314 alias A-29 Super Tucano "membersihkan" sisa-sisa fasilitas dan pasukan musuh tersisa. Mirip dengan aksi A-10 Thunderbolt II dalam skala lebih kecil walau sama-sama mematikan.

Dengan loreng hijau dan gigi-gigi hiu bersorak merah-putih menyeringai itu, EMB-314 Super Tucano menyambar-nyambar sasaran-sasaran di sekitaran landas pacu berazimuth 180-360 itu.

Antara 

Mengenal Abu Arifin, ajudan Panglima Besar Jenderal Soedirman


Abu Arifin
Rasa bangga menjadi bagian penting dalam sejarah Tentara Nasional Indonesia (TNI) masih terlihat jelas dalam raut wajah Abu Arifin yang kini usianya menginjak 92 tahun. Pria kelahiran 19 Januari 1921 di Klampok, masih terlihat segar saat disambangi di rumah kontrakan yang sudah 3 tahun terakhir ditempatinya di daerah Kecamatan Purbalingga Kulon, Kabupaten Purbalingga Jawa Tengah.

Riuh suara transaksi jual beli di pasar, menjadi latar bagi siapa pun yang ingin menjangkau rumah Abu Arifin. Kakek 25 cucu ini, dikenal di lingkungannya sebagai abunya, pensiunan CPM (Corps Polisi Militer). "Oh kalau abunya yang pensiunan CPM, rumahnya di dalam pasar," ujar seorang penduduk yang mengenal sosok Abu Arifin sebagai pensiunan CPM ketimbang veteran, Sabtu (5/9).

Abu Arifin hari itu mengenakan Pakaian Dinas Harian (PDH) layaknya seorang tentara yang masih aktif. Diatas pundaknya, terpampang tanda kepangkatan satu bunga melati yang merupakan pangkat terakhirnya saat memutuskan berhenti dari tentara di tahun 1964. "Saya berhenti di tahun 1964, setelah pemberontakan DI/TII berakhir. Setelah itu, saya berwiraswasta," jelas pensiunan Mayor CPM ini.

Mengenai sosok Abu Arifin, banyak orang mengenalnya adalah ajudan II Panglima Besar Jenderal Soedirman selama revolusi fisik berlangsung pascakemerdekaan hingga mangkatnya jenderal kebanggaan bangsa Indonesia itu. Diakui Abu, kharisma Jenderal Soedirman sangat luar biasa dalam memimpin pasukan. "Bahkan, pernah suatu waktu ada tawaran dari Pak Dirman kepada anak buahnya yang ingin kembali ke rumah, tetapi saat itu tidak ada yang mengambil tawaran tersebut," jelas Abu.

Baginya, sosok Jenderal Soedirman yang dikenal menjadi Bapak TNI adalah orang yang sangat idealis. Seringkali, saat ia mengajar di beberapa sekolah teologi selalu menceritakan sosok Jenderal Soedirman.

"Saya selalu bilang kepada siswa saya yang berasal dari luar negeri, seperti Inggris, Belanda, Kanada dan negara Eropa lainnya. 'Anda boleh memiliki panglima yang bagus, memiliki senjata lengkap, tetapi tidak ada satu pun dari mereka yang seperti Jenderal Soedirman. Karena beliau adalah Jenderal yang konsisten terhadap perjuangannya dan selalu bersama rakyat,'" ceritanya.

Nilai luhur tentang kesederhanaan itulah yang kemudian diadopsi Abu Arifin. Hingga beberapa hari lalu, ia belum memiliki rumah tetap untuk tempat tinggalnya. Sampai akhirnya, ia mendapat hadiah berupa rumah dari TNI melalui Kepala Komando Resor Militer (Korem) 071/ Wijayakusuma, Kamis (4/10). Meski mendapat rumah, ia masih menunjukkan komitmennya untuk terus berjuang menjaga persatuan dan kesatuan Indonesia.

"Kami berkomitmen bahwa kami adalah pejuang sepanjang zaman, bukan saat perjuangan fisik saja. Selama napas kami masih berembus, kami akan terus berjuang dan mengikat persatuan," tegasnya.[bal]

merdeka

Friday, 1 November 2013

Sistem Pertahanan Bawah Tanah Monas Dibangun 2014

Rencana pembangunan sistem pertahanan bawah tanah di kawasan Monas, Jakarta Pusat segera terealisasi. Dijadwalkan pembangunan akan dimulai tahun depan. Selain itu, juga akan dilakukan pemanfaatan daerah pesisir laut di sekitar Marunda, Jakarta Utara sebagai tempat meluncurnya kendaraaan TNI jenis amphibi.

Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo mengungkapkan, semua rencana tersebut akan dilakukan mulai tahun depan. Dengan demikian, Jakarta ikut berkontribusi membantu TNI menyediakan lahan untuk pertahanan. "Ini kita akan mulai tahun depan di Monas, akan dibangun basement besar dan lebar, jadi nanti di situ akan berjalan dan digunakan," ujar Jokowi di lapangan Silang Monas, Jakarta Pusat, Jumat (1/11).

Ia menyebutkan, ada lahan seluas 200 hektar di kawasan Marunda yang bisa digunakan untuk peluncuran amphibi. "Di Marunda itu luasnya lebih dari 200 hektar, sebagian wilayah pantainya itu juga nanti bisa digunakan untuk meluncurnya amphibi ke laut. Memang, hal-hal tersebut harusnya sudah kita rancang," kata Jokowi.

Kepala Staf Angkatan Darat (KASAD) TNI, Jenderal Budiman mengakui, rencana tersebut telah dibicarakan antara kedua belah pihak. Bahkan, pembicaraan kepada Jokowi telah dilakukan saat ia masih menjabat sebagai Sekjen Kementerian Pertahanan. Lokasi yang menjadi sasaran adalah pusat-pusat strategis, bisa pusat perekonomian, pemerintahan, perindustrian, dan keuangan,

"Oleh sebab itu, Jakarta sebagai pusat pemerintahan dan sebagainya yang strategis, maka saya berdiskusi dengan beliau, kalau kita punya basement di bangunan, selayaknya basement ini punya penghubung suatu saat bisa digunakan, termasuk saluran air," lanjut Budiman.

Ia pun merekomendasikan ruang bawah tanah Monas yang akan dibangun sebagai lahan parkir dan lokasi berjualan Unit Usaha Mikro (UKM) juga dilengkapi sistem pertahanan darurat. "Gubernur waktu itu respons dan siapkan termasuk rencana beliau yang bagus untuk pertahanan negara," tandasnya.

berita jakarta

KSAU: Udara Natuna Kini Milik Singapura


KSAU: Udara Natuna Kini Milik Singapura
Kapala Staf Angkatan Udara, I B Putu Dunia. TEMPO/Dasril Roszandi

Natuna - Kepala Staf TNI Angkatan Udara Marsekal Ida Bagus Putu Dunia mengatakan bahwa Pulau Natuna merupakan salah satu dari 12 pulau terluar milik Indonesia. Natuna memang berbatasan langsung dengan Malaysia dan Vietnam.

Karena berada di Laut Cina Selatan, posisi Natuna juga terbilang strategis. "Untuk menjaga Natuna, TNI AU punya Landasan Udara Rinai dan juga radar pengawas," kata Putu Dunia kepada wartawan di Lanud Rinai, Natuna, Rabu, 30 Oktober 2013.

Meski begitu, Putu Dunia menyebut ada fakta unik dari Natuna. Berdasarkan wilayah darat, Natuna memang milik Indonesia. Namun, wilayah udara Natuna masuk dalam kontrol Singapura.

Bahkan, ketika TNI AU mengadakan latihan tempur bertajuk Angkasa Yuda 2013, mereka harus melaporkan kegiatan udara ke Singapura. Tujuannya agar lalu lintas pesawat-pesawat tempur Indonesia tidak bersinggungan dengan pesawat komersil yang diatur oleh Singapura.

Putu Dunia sendiri optimistis hal ini bukanlah gangguan latihan TNI AU. Sebab, koordinasi antara Indonesia dan Singapura cukup lancar.

Meski begitu, dia tetap punya harapan suatu saat nanti pengaturan wilayah udara di Natuna dan sekitanya berada di bawah Indonesia. "Sebab, dari sisi pertahanan juga lebih aman untuk kita," kata dia.

tempo

Puluhan Pesawat Tempur TNI Unjuk Gigi di Natuna

Puncak latihan Angkasa Yudha 2013 TNI AU digelar di perairan Natuna, Kepulauan Riau, Kamis (31/10/2013). Dalam latihan ini TNI AU mengerahkan puluhan pesawat tempur mereka.

Salah satu pesawat TNI AU bermanuver di atas perairan Natuna.
Salah satu pesawat tempur TNI AU melakukan atraksi.
Latihan Angkasa Yudha 2013 melibatkan 21 pesawat tempur TNI AU.
TNI AU berlatih menaklukkan musuh.
Latihan untuk memelihara dan meningkatkan kemampuan tempur TNI AU.
DETIK

Puncak Latihan Angkasa Yudha 2013


Puncak latihan Angkasa Yudha 2013 digelar di Natuna, Kepulauan Riau, Kamis (31/10/2013). Latihan ini dilakukan untuk memelihara dan meningkatkan kemampuan tempur personel TNI AU.

Para prajurit TNI AU mengikuti latihan Angkasa Yudha 2013.
Para prajurit TNI AU berlatih melumpuhkan musuh.
Para prajurit TNI AU berlatih menyergap musuh.
Para prajurit TNI AU berlatih mengepung musuh.
Aksi prajurit TNI AU saat turun dari helikopter.

DETIK

37 Tank Pesanan TNI Datang Akhir Tahun 2013




 

Surabaya - Modernisasi alat utama sistem persenjataan (alutsista) terus dilakukan TNI. Akhir 2013, TNI akan kedatangan puluhan tank dari Rusia.

"Peningkatan dari waktu ke waktu akan berjalan terus. Sebentar lagi akan hadir 37 unit tank dari Rusia akhir tahun ini, kemudian dari korea menyusul pada 2014. Dan semuanya baru," kata Panglima TNI, Jenderal TNI Moeldoko di lapangan tembak Mmarinir FX Supramono, Bhumi Marinir Karangpilang, Surabaya, Jumat (1/11/2013).

Bahkan kata dia, anggaran belanja alutsista 2014 dipastikan akan naik, tapi tidak signifikan meski tahun ini hanya terserap 42 persen.

"Anggaran alutsista, ada peningkatan tahun depan. Harusnya target. Sekarang (2013) hanya terserap 42 persen, tetapi pada 2014 bisa terlampaui 53 persen tidak ada akselerasi yang signifikan dan belanja untuk semua kesatuan," ungkap dia.

DETIK

Latihan Angkasa Yudha 2013



Selain jet tempur, lebih dari 300 prajurit Paskhas juga terjun dari 7 C-130 hercules. Mereka mensimulasikan perebutan pangakalan udara yang dikuasai musuh. Tidak ketinggalan aksi combat SAR yang dilakukan helikopter Super Puma bersama prajurit Paskhas TNI-AU.

Namun, bagi military fanboys seperti ARC, yang menarik dalam latihan ini adalah kemunculan secara resmi persenjataan Su-27/30 milik TNI-AU. The Thunder menari-nari di udara sembari membopong rudal R-73 dan R-77. Bravo TNI-AU...!!











Kemlu panggil Dubes Australia terkait isu penyadapan

Duta Besar Australia untuk Indonesia Greg Moriarty
Jakarta - Kementerian Luar Negeri RI (Kemlu) telah memanggil Duta Besar Australia untuk Indonesia Greg Moriarty untuk meminta keterangan terkait pemberitaan surat kabar Sidney Morning Herald pada 31 Oktober 2013 tentang fasilitas penyadapan di Kedutaan Besar Australia di Jakarta.

"Pemanggilan Duta Besar Australia untuk Indonesia Greg Moriarty dilakukan tadi pagi, sebagaimana dijelaskan sehari sebelumnya," kata Direktur Informasi dan Media Kementerian Luar Negeri Siti Sofia di Jakarta, Jumat.

Kementerian Luar Negeri menuntut penjelasan dari Pemerintah Australia soal fasilitas penyadapan yang ada di dalam Gedung Kedutaan Besar Australia di Jakarta dan Konsulat Jenderal Australia di Denpasar.

Kementerian Luar Negeri menyatakan tindakan seperti yang diberitakan Sidney Morning Herald sama sekali tidak mencerminkan semangat hubungan bersahabat yang selama ini terjalin antara kedua negara dan tidak dapat diterima oleh Pemerintah Indonesia.


antara

Laut Natuna Disisir TNI, Amankan Bom Sisa Latihan


Latihan Pemboman (ARC)
Pulau Natuna : TNI AU menggelar latihan Angkasa Yudha 2013 di Pulau Natuna, Riau. Dalam latihan tersebut, sejumlah pesawat tempur memuntahkan puluhan rudal ke sasaran yang berada di laut Natuna.

Menurut Kepala Staf TNI AU (KSAU) Marsekal TNI Ida Bagus Putu Dunia, untuk menghindari hal yang tak diinginkan, tim akan diterjunkan untuk menyisir lokasi latihan.

"Kita punya tim demolisi. Kita minta dari AL karena di laut, mereka sudah ngirim untuk meyakinkan semua sisa bom itu meledak dan sudah diamankan dan tidak meledak lagi," kata Ida Bagus di Lanud TNI AU Ranai, Pulau Natuna, Riau, Kamis (31/10/2013).

Untuk itu, kata dia, masyarakat agar tidak mendekat lokasi latihan hingga benar-benar dinyatakan aman oleh petugas.

"Dan saya harapkan juga masyarakat di sini, mengikuti instruksi dari aparat kami. Sebelum selesai melaksanakan demolisi, jangan sampai ada yang mendekati lokasi. Nanti akan saya lihat, yakin bahwa setelah latihan itu semua area akan kembali normal lagi," ucap dia.

Pada 3 Mei 2013 lalu, dua warga tewas dan empat lainnya luka setelah sisa bom yang digunakan dalam latihan gabungan TNI di Lumajang, Jawa Timur, meledak

Korban luka menuturkan bom sisa latihan gabungan TNI pada Jumat 2 Mei 2013 lalu meledak saat ia dan 5 orang lainnya tengah membongkar bangunan yang dijadikan target latihan tersebut.(Ein/Sss)

liputan6

Presiden: Akhir Tahun, Kekuatan Pertahanan Kita Meningkat

 
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di HUT TNI ke-66 
 
Pemerintah berupaya meningkatkan kualitas sistem pertahanan dengan modernisasi alat utama sistem pertahanan (alutsista) yang dibutuhkan TNI dalam menunjang tugasnya. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan, pemerintah telah menjalin kerjasama dengan industri pertahanan luar dan dalam negeri untuk memenuhi kebutuhan alutsista TNI.
 
"Dalam waktu dekat ini hingga akhir tahun depan, kekuatan alutsista kita meningkat secara signifikan," kata  dalam pidatonya pada HUT TNI ke-68 di Skandron 2 Halim Perdana Kusuma, Jakarta, Sabtu 5 Oktober 2013.

Menurut SBY, pemerintah telah dan akan mendatangkan beberapa alutsista yang dibutuhkan TNI. Untuk Angkatan Darat kata SBY, akan segera menggunakan tank tempur utama, kendaraan tempur anoa, meriam artileri kaliber 155 milimeter, rudal pertahanan udara, rudal antitank, roket laras multi taktis serta heli perang dan heli serbu.

Sementara untuk TNI Angkatan Laut, pemerintah akan segera menghadirkan beberapa alutsista di antaranya pesawat patroli maritim, tank, panser amphibi serta kapal cepat dan kapal perusak rudal.

Begitu juga dengan alutsista TNI Angkatan Udara. SBY menegaskan, TNI AU akan segera memiliki pesawat-pesawat tempur yang canggih seperti pesawat latih, pesawat Combat, pesawat Super Tucano dan 24 unit F 16. Di samping itu, perlu kesiapan dari para prajurit untuk menggoperasikan alutsista itu.

"TNI kembali pada jati diri dan fungsinya menjaga kedaulatan dan integritas wilayah negara kesatuan Indonesia," ujarnya. (umi)
Halaman ini berisi infografik dengan animasi flash, anda bisa melihatnya di PC dengan browser yang sudah terinstal flash player Halaman ini berisi infografik dengan animasi flash, anda bisa melihatnya di PC dengan browser yang sudah terinstal flash player Halaman ini berisi infografik dengan animasi flash, anda bisa melihatnya di PC dengan browser yang sudah terinstal flash player Halaman ini berisi infografik dengan animasi flash, anda bisa melihatnya di PC dengan browser yang sudah terinstal flash player Halaman ini berisi infografik dengan animasi flash, anda bisa melihatnya di PC dengan browser yang sudah terinstal flash player

Sejumlah Gedung di Jakarta akan Dipasangi Senjata Penangkis Serangan Udara



Sejumlah Gedung di Jakarta akan Dipasangi Senjata Penangkis Serangan Udara
JAKARTA - Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal TNI Budiman mengatakan pihaknya akan memasang sejumlah Alat Utama Sistem Persenjataan (Alutsista) atau Senjata Penangkis Serangan Udara di atas sejumlah gedung tinggi di Jakarta.

"Pada gedung tinggi bisa digunakan.gedung yang ditentukan tempatnya bisa buat rata, sehingga bisa ditempatkan senjata penangkis udara," ujar Budiman dalam acara operasi katarak dan bibir sumbing gratis memperingati hari Juang Kartika di Silang Monas, Jakarta, Jumat (1/11/2013).

Tidak hanya Senjata Penangkis Serangan Udara, diharapkan di gedung-gedung tertentu dapat juga digunakan sebagai zona pendaratan helikopter logistik yang membawa alat berat seperti radar dan sebagainya.

"Sehingga gedung tinggi ini harus dibuat kokoh, bisa dilandasi helikopter radar dan penembakan penangkis serangan udara," tutur Budiman.

Rencana membangun sistem pertahanan di tempat-tempat strategis di Ibukota lantaran DKI Jakarta sebagai pusat dari perekonomian, pemerintahan, perindustrian dan keuangan.

"Jadi perang masa depan tidak seperti dulu, di hutan atau ditentukan di suatu daerah. Oleh sebab itu, Jakarta sebagai pusat pemerintahan perlu dijaga," ucap Budiman.

Dalam rangka mewujudkannya, Budiman mengaku telah melakukan kerjasama dengan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo terkait tata ruang wilayah pertahanan di Jakarta. Tidak hanya di Jakarta, Budiman menjelaskan penempatan alat pertahanan juga dilakukan di beberapa daerah lain dengan menyesuaikan kontur wilayah.

tribun

Thursday, 31 October 2013

Selain Tank, Indonesia Juga Produksi 3 Kendaraan Tempur Ini

http://images.detik.com/content/2013/10/31/1036/tankpindads.jpg
Jakarta: PT Pindad (Persero) siap meluncurkan tank asli buatan Indonesia yang pertama ke publik. Tank ini sekarang masuk ke fase pematangan model prototype atau purwarupa tank tipe medium di pusat pengembangan.

Tank ini merupakan loncatan dari pengembangan panser Anoa dan kendaraan taktis Komodo. Ketika prototype tank bernama SBS ini tuntas, produsen senjata dan kendaraan tempur pelat merah ini siap melanjutkan ke proses sertifikasi di Kementerian Pertahanan.

Tak hanya tank, perusahaan yang bermarkas di Bandung ini juga sudah memproduksi tiga kendaraan tempur lainnya. Apa saja? Simak hasil penelusuran detikFinance di sini, Kamis (31/10/2013).

Komodo

http://images.detik.com/content/2013/10/31/1036/072900_cam00330.jpg Sejak tahun 2010 Pindan telah mengembangkan mobil tempur versi ringan yang bernama Komodo. Desain dan konsep Komodo, mengacu pada mobil perang ringan jenis Humvee buatan Amerika Serikat dan Sherpa buatan Prancis.

Pada 2012, mobil tempur versi ringan ini, mulai diperkenalkan kepada publik. Dibandrol mulai harga Rp 2 miliar hingga Rp 3 miliar, mobil perang ini, telah diproduksi 5 unit dan digunakan oleh kesatuan Kopassus dan Brimob.

Salah satu variannya ialah Battering Ram atau varian Pendobrak. Jenis ini, digunakan untuk pertempuran khusus dan aktivitas anti teror. Mobil yang dipesan secara khusus oleh Kopassus ini, mampu menabrak beton setebal 30cm dan dikendarai saat gelap karena menggunakan sistem kamera night vision.

Kendaraan ini juga, dilengkapi dengan peralatan elektronik dan komunikasi super canggih mendukung operasi khusus. Varian Komodo 4X4 antara lain: APC, Command, Recon, Ambulance, Battering Ram, Cannon Towing dan Rocket Launcher.

Panser Anoa

http://images.detik.com/content/2013/10/31/1036/072922_cam00346.jpg Anoa 6X6 merupakan panser buatan Pindad yang telah diproduksi hampir 200 unit. Kendaraan tempur yang didesain 6 varian ini, mengadopsi panser VAB buatan Prancis. Kendaraan yang awalnya diragukan kehandalannya ini, kini telah menjadi idola bagi militer di Indonesia.

Bahkan militer negara tetangga, Malaysia dan Singapura mulai melirik panser yang dibuat dan dirancang oleh tenaga ahli Pindad di Bandung. Dibandrol mulai harga Rp 8 miliar per unit, Anoa telah dirancang sebanyak 7 varian yakni varian ambulance, angkut personel (APC), komando, logistik BBM, logistik munisi, mortir 80 carrier.

Water Canon

http://images.detik.com/content/2013/10/31/1036/072956_pindad2.jpg Pindad juga telah memproduksi mobil perang tipe water cannon. Dengan kosep mobil penyemprot air untuk tujuan menangani kerusahan atau huru-hara, Pindad memproduksi dan merancang kendaraan water canon untuk kepolisian.

Mobil yang bisa diawaki oleh 4 orang ini, mampu menembakkan air hingga jarak 70 meter. Dilengkapi dengan kamera khusus, water canon buatan Pindad mampu menyemprotkan busa anti api (bom molotov) dan gas air mata.

Mobil perang khusus ini, sekarang sudah digunakan oleh Kepolisian RI, bahkan Timor Leste juga membeli water canon dari Pindad.


detik