Pages

Saturday, 9 June 2012

Afsel Ingin Gandeng RI Kembangkan Industri Strategis


JAKARTA, suaramerdeka.com - Afrika Selatan berkeinginan menggandeng Indonesia ntuk mengembangkan kerjasama industri strategis. Keinginan itu mencuat dalam kunjungan Paramount Group, sebuah perusahaan berskala global yang bergerak dalam bidang industri pertahanan berbasis di Afrika Selatan, ke Indonesia (5-6/6).
“Kunjungan Paramount Group ke Indonesia bertujuan untuk menjajaki kemungkinan terbentuknya kerja sama dan kemitraan di bidang industri strategis dengan pihak Indonesia serta membentuk kerja sama bisnis dan teknik yang saling menguntungkan melalui proses alih teknologi dan penelitian dan pengembangan,” demikian rilis yang dikeluarkan Direktorat Afrika Kemlu, Jumat (8/6).
Delegasi Paramount Group diwakili oleh direksi dan pimpinan manajerial, yang dipimpin oleh John Craig, Under CEO, Paramount Group.
Dalam kunjungan ke PT. Pindad dan PT. Dirgantara Indonesia, delegasi Paramount Group yang didampingi oleh Direktorat Afrika dan pejabat fungsi ekonomi KBRI Pretoria menyatakan Indonesia memiliki potensi yang cukup besar untuk memperdalam dan memperluas bisnis dalam produk industri peralatan militer dan keamanan. Selain itu dinyatakan bahwa Indonesia juga terlibat aktif dalam kegiatan peace keeping forces untuk perdamaian global.
Dengan modalitas demikian, Paramount Group memiliki keinginan untuk memperluas jaringan akses kerja sama industri dan teknologi dengan Indonesia. Lebih lanjut, Paramount Group juga ingin menjadikan Indonesia sebagai basis pengembangan produk industrinya di kawasan Asia Tenggara.
Menanggapi tawaran kerja sama dari Paramount Group tersebut, direksi PT. Pindad dan PT. Dirgantara Indonesia mengemukakan bahwa Paramount Group menawarkan kontinuitas kerja sama yang bersifat jangka panjang melalui mekanisme pendanaan yang teratur dan tidak menekankan hanya pada proses jual-beli serta profit semata.
Oleh karena itu, kunjungan ini merupakan sarana dan wadah yang baik untuk memulai langkah awal kerja sama, sehingga ke depan Indonesia dapat mengembangkan sayap lebih jauh melalui kemitraan strategis dengan pihak yang tepat dan berdaya guna optimal.
( Rifki / CN34 / JBSM )
sumber : suara merdeka

Friday, 8 June 2012

UGM-Lapan Siap Produksi Roket Berhulu Ledak



VIVAnews - Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek) serta Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional membentuk Komunitas Roket Uji Muatan (RUM) dalam rangka pengembangan teknologi industri roket di tanah air.
Menurut rencana, komunitas RUM akan memanfaatkan kawasan Pantai Pandansimo, Bantul, sebagai area pelatihan peluncuran uji roket muatan.

Rektor UGM, Prof. Dr. Pratikno, mengatakan teknologi roket perlu dikembangkan untuk meningkatkan kemandirian bangsa dalam bidang penyediaan persenjataan pertahanan negara. Di samping itu, pengembangan juga diperlukan untuk pemanfaatan roket bagi kesejahteraan masyarakat kendati teknologi ini tidak bersentuhan langsung dengan kepentingan rakyat.

“Ketika dokter dan guru tidak ada, orang akan protes. Tapi kalau tidak ada roket, orang tidak akan protes karena roket tidak bersentuhan dengan kehidupan sehari-hari. Kewajiban kita menempatkan sesuatu yang penting menjadi penting dan mewacanakan hal yang penting itu menjadi komitmen politik,” kata Pratikno, dalam keterangan yang diterima VIVAnews, Jumat 8 Juni 2012.
Manurut Pratikno, pengembangan roket menjadi pilihan kebijakan strategis kepentingan jangka panjang yang seharusnya menjadi perhatian negara. “Pengembangan roket butuh investasi yang sangat besar dengan hasil yang penuh risiko dengan manfaat yang abstrak dan jangka panjang. UGM siap kerja sama terhadap hal yang penting dan strategis ini,” katanya.

Jangkauan 20 Kilometer

Staf Ahli Pertahanan dan Keamanan Kemenristek RI, Ir. Hari Purwanto, M.Sc., DIC, mengatakan Kemenristek tengah merencanakan produksi roket hasil pengembangan Lapan. Roket tersebut direncanakan akan dimanfaatkan untuk pertahanan negara dan sebagai pengganti roket yang dibeli dari luar negeri.

Roket merupakan salah satu teknologi strategis, tetapi memiliki biaya produksi yang sangat mahal. Fungsi roket ada dua macam, yakni di bidang militer dan nonmiliter. “Kami akan produksi 1.000 roket dengan nama R-Han 122. Roket ini merupakan roket pertahanan kaliber 122 yang sudah diberikan hulu ledak. Roket ini akan dimanfaatkan untuk menggantikan roket yang dibeli dari luar negeri,” ujarnya.

Roket yang akan diproduksi memiliki jangkauan 15-20 kilometer. “Ini merupakan investasi besar negara, sekaligus untuk menambah kekuatan pertahanan keamanan dan melengkapi tugas TNI,” ujarnya.

Hari Purwanto menjelaskan, roket menjadi salah satu teknologi penting yang krusial untuk segera dikembangkan secara mandiri oleh Indonesia. Selama ini, Indonesia lebih banyak mengandalkan roket yang dibeli dari negara lain. ”Roket dikembangkan untuk kepentingan-kepentingan kesejahteraan, misalnya menambah alat utama sistem pertahanan (alusista) sehingga kemanfaatan roket mendesak untuk segera dikembangkan mengingat negara-negara lain telah memiliki teknologi roket mandiri,” tuturnya.

Selain roket, Kemenristek juga tengah mengembangkan teknologi pesawat tempur bersama Korea Selatan dengan nama Fighter Indonesian Experiment. “Kita juga sudah membuat panser sendiri dan telah diekspor ke beberapa negara, seperti Malaysia, Brunei, dan Filipina. Ini merupakan langkah positif dan diharapkan bisa semakin berkembang," ujarnya.

Kepala Lapan, Drs. Bambang Setiawan Tejakusuma, Dipl.Ing., menuturkan program produksi roket merupakan proyek ambisius Lapan. Pasalnya, sedikit negara yang telah memiliki program pengembangan roket, antara lain Rusia, Amerika, Perancis, China, India, Jepang, Korea Utara, Iran, dan Pakistan.

“Kita dalam proses untuk mengembangkan. Ujung-ujungnya, roket yang kita hasilkan mampu mengantarkan benda ke luar angkasa,” katanya. (umi)

sumber : vivanews

Satuan Patroli Koarmatim Gelar Latihan Gladi Parsial




8 Juni 2012, Surabaya: Satuan Kapal Patroli (Satrol) Koarmatim menggelar latihan Gladi Parsial tahun 2012 yang melibatkan unsur-unsur dari Satuan kapal Patroli itu. Jumat (8/6).

Gladi parsial sebagai langkah awal persiapan untuk menghadapi latihan Armada Jaya itu digelar di Pangkalan Surabaya, perairan Alur Pelayaran Barat Surabaya (APBS) dan Laut Jawa. Dalam latihan yang digelar mulai tanggal 8-9 Juni ini melibatkan Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Pandrong-801, KRI Tongkol -813, KRI Kakap-811, dan KRI Hiu-804.

Satrol Koarmatim mempunyai kemampuan tempur peperangan dan pertahanan kapal dalam formasi tugas tempur laut yang terdiri dari SAR, VBSS, Manuvra Taktis, Proskomtis, Gunex dan SRRCS. Mampu memecahkan persoalan taktis di laut dalam suatu formasi tugas tempur.

Latihan ini bertujuan untuk persiapan pelaksanaan tugas latihan yang lebih besar lagi dalam Armada Jaya tahun 2012. Selain itu juga untuk menguji kesiapan unsur dan keterampilan personel Satrol Koarmatim dalam melaksanakan aksi pertempuran laut sesuai dengan fungsi asasinya agar mampu mendukung tugas operasi dan latihan TNI/TNI AL.

Dalam Gladi Parsial kali ini kapal- kapal perang dari Koarmatim ini akan melaksankan kegiatan berupa menembak dengan persenjataan meriam kaliber 20 mm, meriam 40 mm dan meriam 57 mm dengan jenis amunisi peluru Practice/HE, latihan penembakan udara dengan peluru practice Tracer dan latihan penembakan AAROFEX dengan sasaran Rocket Flare/Hand Flare. Latihan ini dibagi dalam tiga tahap, yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap pengakhiran.

Sumber: Dispenarmatim

Thursday, 7 June 2012

Kemristek Kembangkan 1.000 Roket untuk TNI




7 Juni 2012, Yogyakarta: Kementerian Riset dan Teknologi akan mengembangkan sekitar 1.000 roket untuk melengkapi alat utama sistem persenjataan Tentara Nasional Indonesia sebagai pertahanan negara.

"Roket hasil pengembangan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) itu akan dimanfaatkan untuk pertahanan negara," kata staf ahli pertahanan dan keamanan Kementerian Riset dan Teknologi (Kemristek) Hari Purwanto di Yogyakarta, Kamis (7/6).

Menurut dia, Kemristek akan memproduksi 1.000 roket dengan nama Erhan 122. Roket itu merupakan roket pertahanan kaliber 122 yang sudah diberi hulu ledak dan akan dimanfaatkan untuk menggantikan roket yang dibeli dari luar negeri.

"Roket yang akan diproduksi tersebut memiliki jangkauan 15-20 kilometer. Pengembangan roket itu merupakan investasi besar negara sekaligus untuk menambah kekuatan pertahanan keamanan dan melengkapi alat utama sistem persenjataan (alutsista) TNI," katanya.

Ia mengatakan, roket menjadi salah satu teknologi penting yang krusial untuk segera dikembangkan secara mandiri oleh Indonesia. Selama ini Indonesia lebih banyak mengandalkan roket yang dibeli dari negara lain.

"Roket dikembangkan untuk kepentingan negara, seperti melengkapi alutsista, sehingga kemanfaatan roket mendesak untuk segera dikembangkan mengingat negara-negara lain telah memiliki teknologi roket mandiri," katanya.

Menurut dia, selain mengembangkan roket, Kemristek juga mengembangkan teknologi pesawat tempur bersama Korea Selatan dengan nama Fighter Indonesian Experiment. "Indonesia juga sudah membuat panser sendiri dan telah diekspor ke beberapa negara seperti Malaysia, Brunei Darussalam, dan Filipina. Hal itu merupakan langkah positif dan diharapkan bisa semakin berkembang," kata Hari.

Sumber: Republika

KRI Pulau Rangsang Latihan Penyapuan Ranjau



Jakarta, 7 Juni 2012,-- Satuan Kapal Ranjau (Satran) Komando Armada RI Kawasan Barat (Koarmabar) melaksanakan pembinaan personel Satran Koarmabar dalam meningkatkan ketrampilan penyapuan ranjau di geladak KRI Pulau Rangsang (PRG-727) di dermaga Fasharkan Mentinggi Tanjung Uban, Kamis (7/6).

Komandan Satran Koarmabar (Dansatranarmabar) Kolonel Laut (P) Eko Wahyono, SE., mengatakan, guna meningkatkan pembinaan personel Satran Koarmabar dalam hal ketrampilan penyapuan ranjau, maka perlu adanya latihan secara bertahap, bertingkat dan berlanjut serta untuk mengasah naluri tempur prajurit Satran Koarmabar.

Pelaksanaan latihan penyapuan ranjau tersebut, meliputi gelar alat penyapu ranjau (APR) jenis mekanik MSG 2S di geladak KRI Pulau Rangsang-727 yang dikomandani oleh Mayor Laut (P) Agus Darmawan yang sedang sandar di dermaga Fasharkan Mentinggi, Tanjung Uban.

Lebih lanjut Dansatranarmabar menegaskan, bahwa untuk meningkatkan profesionalisme prajurit harus dilaksanakan pembinaan secara terus menerus berlanjut dan bertingkat, sehingga ketrampilan prajurit dapat tetap dipertahankan, bahkan ditingkatkan dengan tetap mengutamakan keselamatan personel maupun materiil dalam setiap latihan atau Zero Accident.

Sumber: Dispenarmabar

Danguspurlatim Tutup Latma Carat 2012




7 Juni 2012, Surabaya: Komandan Gugus Tempur Laut Wilayah Timur (Guspurlatim) Laksamana Pertama TNI Ari Soedewo SE menutup secara resmi pelaksanaan Latihan Bersama (Latma) Cooperation Afloat Readiness and Training (Carat) tahun 2012 antara TNI Angkatan laut dengan US Navy, Kamis (7/6) bertempat di Gedung Pusat Latihan Kapal Perang (Puslat Kaprang) Kolatarmatim, Ujung, Surabaya.

Latihan yang digelar selama 10 hari itu telah berakhir hari ini. Seluruh program latihan berjalan sesuai dengan rencana dan berjalan lancar. Dengan berakhirnya latihan bersama ini, kapal-kapal perang Amerika yang bersandar di Dermaga Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya segera tolak meninggalkan kota Surabaya untuk kembali ke PangkalaNnya di Armada VII Pasifik.

Dalam Latma Carat 2012 kali ini, TNI Angkatan laut menerjunkan 3 Kapal Perang Republik Indonesia (KRI), 1 pesawat udara Cassa, 1 heli Bell, 4 buah tank BTR-50, 1 Batalyon Marinir, Lantamal V, Dislambair, Satkopaska Koarmatim, Kadet AAL dan siswa PWO Kobangdikal.

Sedangkan dari U.S Navy melibatkan USS Germantown (LSD-42), USSVanegrift (FFG-48), USCG Waesche, USNS Safeguard, 200 personel United States Marine Corps (USMC) dan USN Seabees.

Upacara penutupan ini juga dihadiri Rear Admiral Tom Carney adalah seorang Commander Logistics Group Western Pacific (CLWP). Juga turut hadir, Komandan Pasmar 1 Brigjen Marinir Tommy B.N, Wagub AAL Laksma TNI Taufikhurahman, para Komandan Satuan Kapal Koarmatim dan para undangan lainya.

Sumber: Dispenarmatim

Pesawat Cassa-212 Diangkut Hercules Langsung Dari Malang

 
 
JAKARTA - Hercules TNI AU Minggu (3/6) lalu sukses membopong badan pesawat Cassa-212 dari Malang ke Pangkalan Udara TNI AU Husein Sastranegara di Bandung. Hercules yang membawa bagian-bagian pesawat Cassa itu di muat kedalam badan hercules melalui pintu rampa belakang.
Tujuan Hercules mengangkut pesawat Cassa-212 Aviocar itu ke Bandung adalah untuk dijadikan Monumen. Persisnya berlokasi di samping kiri Markas Komando Pangkalan Udara TNI AU Husein Sastranegara. Pesawat ini sebelumnya berada di bawah perawatan Skadron Teknik 022, Malang.
Untuk bisa menerbangkan seluruh bagian Cassa itu, diperlukan dua sortie penerbangan C-130 Hercules dari Skuadron Udara 31, yang juga berpangkalan di Malang.
Menurut Komandan Lanud Husein Sastranegara, Kolonel Penerbang Umar Hariyono, kedatangan pesawat ini memang sudah ditunggu di rumah barunya untuk dijadikan monumen kebanggaan bagi pangkalan itu.
Sumber : ANTARANEWS.COM

Militer Rwanda bantu pemberontak Kongo

Organisasi pembela hak asasi, Human Right Watch (HRW) dalam laporannya menyebut sederet bukti bahwa militer Rwanda membantu pemberontak di Republik Demokratik Kongo.
Bantuan tersebut, menurut laporan HRW, berupa menyediakan sekitar 200-300 orang untuk pemberontak selain bantuan senjata dan amunisi.


Tak hanya itu, Rwanda juga menyediakan tempat perlindungan bagi pemimpin pemberontak Bosco Ntaganda yang merupakan buronan Pengadilan Kriminal Internasional.
Sejumlah mantan pemberontak, kepada HRW mengatakan, para perwira militer Rwanda memberi mereka persenjataan berat dan amunisi untuk dikirim kepada pemberontak CNDP - kini dikenal dengan nama M23- pimpinan Ntaganda.
Mereka juga melihat Bosco Ntaganda melakukan pertemuan dengan sejumlah perwira angkatan bersenjata Rwanda.
"Peran penting yang dilakukan beberapa perwira militer Rwanda dalam membantu dan melindungi buronan ICC tak bisa diabaikan begitu saja," kata peneliti senior masalah Afrika HRW, Anneke van Woudenberg.
"Rwanda harus segera menghentikan dukungan untuk Ntaganda dan membantu penangkapannya," tambah dia.

Anneke van Woudenberg
Meskipun laporan ini tak secara langsung menuding keterlibatan pemerintah Rwanda, namun Kementerian Luar Negeri Rwanda langsung bereaksi.
Menteri Luar Negeri Rwanda Louise Mushikiwabo membantah negerinya terlibat tuduhan yang dilayangkan HRW.
Mushikiwabo mengatakan laporan HRW itu sangat sederhana, tak bertanggung jawab dan berbahaya.
Ntaganda dan para pimpinan M23 juga membantah tudingan bahwa mereka berhubungan dengan militer Rwanda.
Kawasan perbatasan Rwanda-Kongo memang menjadi ajang pertempuran sejak 1994, saat lebih dari satu juta orang etnis Hutu melarikan diri ke Kongo untuk menyusul pembantaian etnis.
Dalam pembantaian itu setidaknya 800.000 orang, mayoritas suku Tutsi, kehilangan nyawa.
Militer Rwanda sendiri pernah dua kali menginvasi RD Kongo, tetangga yang wilayahnya jauh lebih besar itu, dengan alaan mengejar pemberontak Hutu yang bersembunyi di sana.
Sementara itu puluhan ribu pengungsi RD Kongo membanjiri Rwanda untuk menghindari pertempuran antara pasukan pemerintah dan pemberontak.

Wednesday, 6 June 2012

Latihan Formasi Kapal Perang di Laut Jawa


7 Juni 2012, Surabaya: Kapal perang TNI AL korvet KRI Sultan Iskandar Muda, korvet KRI Silas Papare-386, dan LPD KRI Banda Aceh-593 melakukan latihan formasi kapal perang dengan kapal perang U.S. Navy frigate USS Vandegrift (FFG 48), LSD USS Germantown (LSD 42) dan cutter U.S. Coast Guard Waesche (WMSL 751). Latihan ini bagian dari Latihan Bersama Cooperation Afloat Readiness and Training (CARAT) 2012 Indonesia. (Foto: U.S. Navy/Mass Communication Specialist 3rd Class Gregory A. Harden II)







Sumber: U.S. Pacific Fleet
@Berita HanKam

Kopaska dan RIVRON Latihan Perawatan Korban Pertempuran




7 Juni 2012, Surabaya: Anggota satuan kesehatan U.S. Navy mendemontrasikan teknik pertolongan pertama pada korban pertempuran kepada anggota Kopaska TNI AL, bagian dari Latihan Bersama Cooperation Afloat Readiness and Training (CARAT) Indonesia 2012. (Foto: U.S. Navy/Chief Mass Communication Specialist Aaron Glover) 







Anggota Riverine Squadron (RIVRON) 1 melatih Tactical Combat Casualty Care (TCCC) pada anggota Kopaska TNI AL. (Foto: (U.S. Navy/Lt. Fernando Rivero)


Anggota Riverine Squadron (RIVRON) 1 melatih teknik dasar perawatan mesin kapal cepat pada anggota Kopaska TNI AL. (Foto: U.S. Navy/Chief Mass Communication Specialist Aaron Glover)

Sumber: U.S. Pacific Fleet
@Berita HanKam

TNI AL dan US Navy "Serbu" Kawasan Banongan

Kompas.com/ Ahmad Faisol Salah seorang tentari Amerika membidik sasarannya dalam latihan bersama di Kawasan Banongan, Situbondo.
SITUBONDO, KOMPAS.com - Tentara gabungan antara TNI AL dan Angkatan Laut Amerika Serikat (US Navy) dari jajaran US Pacifik Command (USPACOM), "menyerbu" kawasan Banongan, Situbondo, Jawa Timur, Selasa (5/6/2012) kemarin.
Bahkan, usai mendarat dengan menggunakan 20 kendaraan tempur jenis amphibi, ribuan tentara gabungan itu langsung membombardir kawasasan Bonongan.
Itu bukan pertempuran sungguhan, melainkan terjadi dalam latihan bersama (Latma) antara TNI AL dan US Navy yang diberi nama "Latma Carat 2012" (Cooperation Afloat Readiness and Training". Latma tersebut rencananya akan dilaksanakan selama 8 hari di kawasan timur (Koarmatim) ujung Surabaya, yakni meliputi Kabupaten Madura dan Kabupaten Situbondo Jawa Timur (Jatim).
Komandan Satuan Tugas Latihan Gabungan (Dan Satgas Latgab) Kol Mariner R Eko Raharjo mengatakan, selama ini "Latma Carat" antara ke dua Angkatan Laut telah terlaksana beberapa kali dan terbukti saling menguntungkan bagi kedua belah pihak, baik dari segi teknis maupun taktis matra laut.
"Kondisi tersebut diharapkan mampu berdampak positif di masa yang akan datang guna membina dan meningkatkan hubungan diplomatis antara Indonesia dengan Amerika Serikat pada umumnya dan khususnya antara TNI AL dan Angkatan Laut Amerika Serikat," terang Kol Mariner R Eko Raharjo.
Menurutnya, dalam latihan bersama ini, Angkatan Laut Amerika Serikat datang dengan membawa tiga kapal perang, yakni USS Germantown (LSD - 42), USS Vandegrift (FFG - 48), dan USCG Waesche, sedangkan TNI AL sendiri dalam latihan ini melibatkan KRI Diponegoro-365, KRI Banjarmasin-592, KRI Sutedi Senoputra-378, pesawat cassa, Heli Bell, Heli BO-105, Pasmar 1 Surabaya 7 BTR-50, Lantamal V, Dislambair dan Satkopaska Koarmatim.
"Personel yang terlibat dari TNI AL 1.244 orang, dan dari pihak US Navy sekitar 830 orang. Selain itu, dalam Latma kali ini juga melibatkan 20 kendaraan tempur jenis amphibi, sebanyak 13 kendaraan amphibi milik US Navy, 7 unit kendaraan tempur milik TNI AL," jelasnya.
Komando Armada RI Kawasan Timur (Pangarmatim) Laksamana Muda TNI Agung Pramono, yang hadir pada Latma itu mengatakan, latihan bersama antara angkatan laut kedua negara selain untuk meningkatkan kemampuan prajurit dalam hal pengamanan maritim, juga menjadi ajang bertukar ilmu dan pengetahuan militer kedua negara.
"Manfaat dari Latma ini sangat banyak karena untuk meningkatkan kemampuan kita, tidak hanya melatih diri kita sendiri tapi kita juga latihan dengan negara sahabat yang saat ini adalah Amerika. Jadi merupakan kesempatan untuk berhadapan dengan negara lain, untuk juga menimba pengetahuan-pengetahuan dari mereka. Demikian juga mereka akan menimba dari kita. Jadi kedudukannya sama, saling membangun sebuah hubungan yang baik di antara kedua negara," kata Agung Pramono. 
Sumber : KOMPAS

Manuver Lapangan Latihan `Garuda Perkasa 2012` di Lanud Abd Saleh




6 Juni 2012, Malang: Suara deru mesin pesawat Hercules dan Cassa di atas wilayah Malang Raya untuk menerjunkan paskhas dan barang di area latihan Lanud Abd Saleh dua hari ini mewarnai Manuver lapangan latihan satuan Lanud Abd Saleh dengan sandi “Garuda Perkasa” 2012 yang berakhir hari ini, Rabu (6/6/2012).

Manuver lapangan diawali dengan kegiatan crass team dan penanggulangan huru hara di hari pertama. Dalam crass team disimulasikan sebuah pesawat Cassa 212 mengalami incident terbakar engine 1 dan mendarat darurat di landasan Abd Saleh dan secara cepat crass team Abd Saleh berhasil mengatasinya.

Sementara simulasi pasukan gulhura Lanud Abd Saleh berhasil memukul mundur para pendemo dari kelompok masyarakat yang menuntut tanah yang selama ini dikuasai oleh TNI AU.

Selanjutnya, kegiatan latihan operasi udara di awali dengan penerjunan tim pengendalian tempur dari Yon 464 paskhas pada malam harinya dan dilanjutkan pada pagi buta di hari kedua, 3 pesawat Hercules menerjunkan pasukan dari Batalyon 464 Paskhas untuk merebut pangkalan yang dikuasai musuh, setelah pangkalan berhasil dikuasai, 1 pesawat Hercules kembali menerjunkan pasukan pengendali pangkalan dan disusul 1 lagi pesawat Hercules dan 1 pesawat Cassa menerjunkan barang untuk bekal ulang bagi pasukan yang ada di pangkalan.

Komandan Lanud Abd Saleh Marsekal Pertama TNI Gutomo, S.IP menyampaikan apresiasi terhadap latihan ini bahwa semangat dan reaksi para peserta latihan cukup bagus, walaupun ada beberapa skenario latihan yang sifatnya kecil yang tidak dapat terlaksana dengan maksimal. Hal ini harus menjadi evaluasi bagi kita untuk perbaikan pada latihan-latihan yang akan datang.

Dengan berakhirnya latihan Garuda Perkasa 2012 ini, saudara-saudara telah teruji, baik secara fisik, mental, kemampuan maupun ketrampilan untuk merencanakan dan melaksanakan tugas-tugas operasi maupun dukungan operasi. Sehingga dengan hasil latihan ini diharapkan dapat lebih meningkatkan kesiagaan operasi.

Sumber: Dispenau

Jenderal AS Kagumi Atraksi Prajurit TNI AL






5 Juni 2012, Situbondo: Ada yang menarik setelah latihan bersama (Latma) yang diberi nama "Carat 2012" di kawasan Banongan, Situbondo Jawa Timur. Usai melakukan latihan bersama dengan Angkatan Laut Amerika Serikat (US Navy) dari jajaran US Pacifik Command (Uspacom), para TNI AL melakukan berbagai atraksi di hadapan para personel AL AS.

Sejumlah atraksi yang ditampilkan para TNI AL mendapat sambutan hangat dari para US Navy. Bahkan, Commanding Officer Command Bisk Force 73 (CO CTF 73) Radm Tom Carney tidak henti-hentinya memuji penampilan para TNI AL yang melakukan atraksi untuk menunjukkan kebolehannya.

Jenderal bintang dua US Navy, itu tak segan pula menghampiri para TNI AL yang sedang melakukan atraksi serta langsung mengajak foto bersama.

"Selain mendapatkan kehormatan dapat melakukan latihan bersama dengan TNI AL, kami juga bangga dengan para TNI AL yang punya keahlian lain seperti yang ditampilkan di hadapan kami," kata Radm Tom Carney, Selasa (5/6/2012).

Sejumlah atraksi yang dilakukan para personel TNI AL, antara lain, memecahkan beberapa lempeng besi menggunakan tangan kosong, memecahkan beberapa balok es dengan kepala, dan atraksi makan kaca. Selain itu, melakukan atraksi kekebalan tubuh dengan cara tidur di atas ribuan paku, naik tangga pedang tanpa alas kaki, serta melakukan atraksi bela diri pencak silat dengan berbagai jurus.

"Semua atraksi itu dilakukan, dengan tujuan untuk menghibur para TNI AL dan para Angkatan Laut Amerika Serikat, usai melakukan latihan bersama di kawasan Banongan Situbondo," terang Kol Mar R Eko Raharjo, Komandan Satuan Tugas Latihan Gabungan Latma Carat 2012.

Sumber: KOMPAS

Tuesday, 5 June 2012

Perairan Aceh Memerlukan Tiga Kapal Patroli Besar


Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Hasanuddin 366 yang tergabung dalam Satgas Maritim Konga XXVII-D/UNIFIL berangkat menuju Lebanon di Kolinlamil, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Rabu (16/5). KRI Hasanuddin akan bertugas selama 6 bulan menggantikan KRI Sultan Iskandar Muda 367 yang telah selesai melaksanakan tugas misi perdamaian PBB di Lebanon. (Foto: ANTARA/Zabur Karuru/Spt/12)

5 Juni 2012, Jakarta: TNI Angkatan Laut kewalahan mengatasi pencurian ikan yang melibatkan kapal berbendera asing. Selain karena minimnya armada patroli, hal itu juga karena maraknya penyalahgunaan izin untuk kapal asing. Apalagi, tingkat kesiapan operasional tidak selalu 100 persen.

Kepala Dinas Penerangan TNI AL Laksamana Pertama Untung Suropati di Jembrana, Bali, Senin (4/6/2012), menerangkan, saat ini baru ada sekitar 150 kapal perang TNI AL untuk mengamankan wilayah perairan Nusantara.

”Kita kekurangan sarana kapal untuk mengamankan wilayah seluas 5,9 juta kilometer persegi,” kata Untung. Menurut Untung, jumlah tersebut juga jauh dari memadai. Apalagi, tingkat kesiapan operasional tidak semuanya dalam kondisi 100 persen. ”Adanya perhatian soal pencurian ikan merupakan kritik membangun terhadap pengambil kebijakan, terutama menyangkut alat utama sistem persenjataan TNI AL,” ujar Untung.

Komandan Gugus Keamanan Laut Komando Armada RI Kawasan Barat Laksamana Pertama Pranyoto mencontohkan, kapal patroli TNI AL butuh minimal 5 ton solar untuk patroli sehari. Laut Natuna yang berhadapan langsung dengan Laut China Selatan hanya dijaga rutin empat kapal. Akibatnya, terus terjadi pencurian ikan di area lebih dari 250.000 kilometer persegi itu. ”Kami harus memastikan benar setiap informasi sebelum mengerahkan KRI. Kalau ternyata tidak benar, hanya menghabiskan BBM yang terbatas,” ujar Pranyoto.

Keterbatasan armada juga dialami aparat di Aceh. Dengan luas perairan mencapai 295.370 kilometer persegi dan panjang garis pantai 1.660 kilometer (terpanjang di Sumatera), kepolisian di Aceh hanya dilengkapi satu kapal yang hanya mampu berlayar hingga 12 mil laut (sekitar 21,6 kilometer).

”Padahal, kapal-kapal Thailand yang mencuri ikan di perairan Aceh umumnya berada di 12 mil laut ke atas. Kapal tak mampu mengejarnya,” kata Kepala Bagian Bina Operasi Direktorat Airud Polda Aceh Ajun Komisaris Besar Nawan.

Menurut Nawan, dibutuhkan tiga kapal besar untuk patroli perairan di Aceh yang berada di pertemuan Samudra Hindia, Laut Andaman, dan Selat Malaka. Abdus Syukur dari Dinas Kelautan dan Perikanan Aceh mengatakan, pencurian ikan di wilayah perairan Aceh biasanya dilakukan pada waktu malam hari dengan radius 12 mil laut dari pantai Aceh.

Pencurian ikan oleh kapal asing di Aceh dalam semalam mencapai 10.000 ton. Artinya, dalam setahun setara 4 juta ton.  

Penyalahgunaan Izin

Mantan Direktur Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Aji Sularso mengungkapkan, pemilik kapal ikan asing kerap menggunakan jasa pengusaha kapal ikan Indonesia sebagai perantara untuk memfasilitasi ”izin” kapal berbendera ganda.

Modusnya, kapal berbendera asing tersebut diubah menjadi kapal berbendera Indonesia agar bisa leluasa beroperasi mencuri ikan di perairan Indonesia. ”Pemilik kapal asing bekerja sama dengan pengusaha kapal ikan di Indonesia mengubah status kapal asing menjadi kapal eks asing berbendera Indonesia. Namun, pengalihan kapal asing menjadi kapal Indonesia itu hanya formalitas belaka,” ujar Aji.

Aji menambahkan, melalui jasa pengusaha perikanan, kapal asing itu memperoleh izin usaha perikanan, surat izin penangkapan ikan, dan surat izin kapal pengangkut ikan. Diperkirakan, jumlah kapal asing yang melakukan penyimpangan itu mencapai 700 kapal. Aji menegaskan, kapal asing berbendera ganda itu menggunakan bendera Indonesia sewaktu menangkap ikan di perairan Indonesia. Namun, ikan hasil tangkapan tidak pernah didaratkan di pelabuhan dan unit pengolahan ikan di Indonesia, tetapi langsung diangkut ke negara asal kapal.

”Indikasi kapal eks asing tetap dimiliki oleh pengusaha asing sangat jelas terlihat, yakni anak buah kapal hampir semuanya warga negara asing,” ujar Aji. Biaya pengurusan dokumen dan penggantian status kepemilikan kapal ditanggung pemilik kapal asing. Untuk kelancaran pengurusan dokumen, pengusaha ikan asing juga membayar tarif bulanan kepada pengusaha yang menjadi perantara ”perizinan” ke aparat dan pejabat.

 Berdasarkan informasi yang dihimpun Kompas, tarif yang dibayar kepada pengusaha perantara bervariasi, antara 5.000 dollar AS dan 10.000 dollar AS per kapal setiap bulan. Biaya itu mencakup pengamanan kapal dari pemeriksaan aparat dan petugas patroli. Dengan tarif sewa sebesar itu, kapal ikan asing bisa mengeruk ikan di perairan Indonesia dengan nilai mencapai triliunan rupiah.

Untuk wilayah penangkapan ikan di Laut China Selatan, tarif sewa bulanan oleh kapal asing kepada pengusaha perantara 5.000 dollar AS per kapal dan Laut Sulawesi bagian utara 7.000 dollar AS per kapal. Sementara Laut Arafura sebesar 10.000 dollar AS per kapal.

Tarif sewa kapal asing untuk beroperasi di Indonesia cenderung lebih murah untuk wilayah Laut China Selatan karena kapal asing yang beroperasi di kawasan itu rata-rata berukuran kecil, yakni berbobot mati 60-90 ton. Sementara kapal asing yang beroperasi di Laut Arafura berbobot mati di atas 200 ton.

Menurut Aji, praktik pencurian ikan yang tak dilaporkan membuat industri perikanan nasional terus terpuruk. ”Pencurian ikan membuat industri perikanan Indonesia sulit bersaing karena kekurangan bahan baku. Yang diuntungkan hanya broker,” ujarnya.

Ketua Umum Gabungan Asosiasi Pengusaha Perikanan Indonesia Herwindo menilai, upaya pengawasan untuk menekan pencurian ikan dengan patroli pengawasan selama ini tidak efektif. Pemerintah perlu melakukan pendekatan ekonomi, yakni memperkuat kapal perikanan di perairan perbatasan.

”Penguatan kapal ikan domestik di perairan perbatasan akan mendorong kapal asing tidak berani beroperasi di perairan perbatasan dan zona ekonomi eksklusif Indonesia,” ujarnya.

Mematikan Peluang

Guru Besar Perikanan dan Kelautan Institut Pertanian Bogor Rokhmin Dahuri, di Jakarta, menduga aktivitas pencurian dilakukan oknum pengusaha dan penguasa. Selain merugikan negara, pencurian ikan oleh nelayan asing berarti juga mematikan peluang nelayan Indonesia untuk mendapatkan satu juta ton ikan per tahun.

Hal itu juga mengurangi pasokan ikan segar bagi industri pengolahan hasil perikanan nasional serta berbagai industri dan jasa yang terkait.

Mengutip data Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO), Rokhmin menyebutkan, penangkapan ikan oleh nelayan asing di wilayah RI mencapai 1 juta ton per tahun dengan jumlah kapal 3.000.

Sumber: the Globe Journal

Kemhan Tandatangani Kontrak Pembuatan Kapal PKR dengan Damen


5 Juni 2012, Jakarta: Pemerintah RI melalui Kementerian Pertahanan dan Damen Schelde Naval Shipbuilding Belanda menandatangani kontrak pengadaan satu unit kapal Perusak Kawal Rudal 10514 dengan skema joint production antara PT PAL Indonesia dan DSNS.

Kontrak pengadaan Kapal Perusak Kawal Rudal (PKR) tersebut ditandatangani oleh Kepala Badan Sarana Pertahanan (Baranahan) Kementerian Pertahanan (Kemhan) Mayjen TNI Ediwan Prabowo dengan Direktur Naval Sale of Damen Schelde Naval Shipbuilding (DSNS), Evert Van den Broek, di Kantor Kemhan di Jakarta, Selasa.

Kabaranahan Mayjen TNI Ediwan Prabowo usai menandatangani kerja sama itu mengatakan bahwa DSNS telah memutuskan untuk memberikan Transfer of Technology (ToT) dalam konstruksi dan pembangunan Kapal PKR 10514 kepada PT PAL Indonesia.

Menurut dia, kapal PKR 10514 ini akan dibangun di tiga tempat, yaitu di PT PAL Indonesia, Vlisingen, dan Galatz di Belanda, sementara untuk perakitan akan dilakukan di PT PAL.

Kerja sama ini, kata dia, merupakan awal yang baik dari industri pertahanan dalam negeri, khususnya PT PAL Indonesia dalam mengembangkan kemandirian alat utama sistem senjata (alutsista) dan sejalan dengan kebijakan pemerintah yang akan melakukan rencana induk revitalisasi industri pertahanan dalam rangka mendorong dan meningkatkan industri pertahanan dalam negeri.

"Pengadaan Kapal KPR 10514 ini dalam rangka untuk memperkuat alutsista di Jajaran TNI AL guna mendukung tugas menjaga kedaulatan dan keutuhan wilayah NKRI serta tugas-tugas tempur lainnya," kata Ediwan.

Kapal PKR ini juga diperlukan untuk memberikan deterent effect atau efek gentar bagi pihak mana pun yang akan mencoba menganggu kedaulatan dan keutuhan wilayah NKRI. Kapal ini memiliki kemampuan yang cukup tangguh dan dapat memberikan efek getar bagi pihak lawan, tuturnya.

Bahkan, kata Ediwan, kapal ini dapat bertempur dengan kemampuan anti-serangan udara, anti-serangan kapal selam, dan anti-serangan kapal atas air. "Kapal ini cukup hebat, kami beruntung melakukan kerja sama ini," ujarnya.

Ediwan pun memaparkan kapal PKR 10514 ini dilengkapi dengan main engine 2x diesel engine dan 2x E Drive (CODOE), Diesel Generator 4x 715 kw dan 2x 435 kw, dan Gear Box CODOE, heavy duty.

Combat System, yaitu persenjataan anti-serangan udara, anti-serangan kapal selam, dan anti-serangan kapal atas air.

Harga kapal PKR 10514 per unitnya sebesar 220 juta dolar Amerika dengan waktu penyelesaiannya selama 49 bulan.

Data teknis platform, yaitu LOA 105 meter, lebar 14 meter, draft 3,7 meter, bobot 2.335 ton, kecepatan max/jelajah/ekonomis 28/18/14 knot, jarak jelajah 5.000 NM pada 14/18 knot, edurance 20 hari, see keeping hingga sea state 5, awak kapal 120 orang, helipad 10 ton, kapasitas tanki bahan bakar 300 ton dan tanki air bersih 60 ton.

Sumber: ANTARA News

Monday, 4 June 2012

PRODUK MADE IN INDONESIA OLEH PT.LEN

sumber : PT.LEN

TRANSPONDER SASARAN TORPEDO TLM - 01






t_torpedo_3.jpg
Transponder TPO TLM - 01 adalah suatu target bergerak bawah air yang digunakan dalam suatu latihan peperangan anti kapal selam.
Kemampuan Transponder TPO TLM - 01 :
  • Bergerak sendiri di dalam air
  • Merespons pancaran gelombang akustik yang berasal dari Sonar System Kapal anti Kapal Selam
  • Dapat digunakan ber ulang - ulang, karena memiliki Recovery System
  • Endurance Time sekitar 3 jam
  • Memiliki annunciator sinar lampu agar mudah dilacak
 t_torpedo_2.jpg
 
 







Aspek Teknis Spesifikasi Keterangan
Bentuk platform Diameter platform
Diameter platform 90mm
Panjang platform 165cm
Berat total platform 11.52 kg
Struktur platform Transducer Unit, Extra load unit body unit, tail unit Penambahan Extra Load Unit (ELU)
Buoyancy Negatif (+ ELU) Positif (- ELU) Kombinasi Buoyancy  Diatur dengan ELU
Recovery System TERSEDIA Berbasis pada pelepasan ELU Penambahan Dapat dipakai berulang
Announcitor Unit TERSEDIA Berbasis flash light Penambahan Posisi mudah ditemukan
Jenis Batere Lead Acid atau Lithium Fleksibel
Kapasitas Batere 3.3 Ah
Endurance Time 3.3 jam Cukup untuk latihan AKS
Battery Monitor Unit TERSEDIA Untuk mengetahui kondisi    Batere
In platform battery charging TERSEDIA Praktis, untuk Maintenance
Pressure Transducer Unit
 
1 unit Sinyal output : linier 4 - 20mA Praktis dalam pemilihan kedalaman daerah operasi
Process Recorder Unit TERSEDIA Memudahkan dalam analisa kinerja Transponder

 

ALKOM HF LRT - 08 H





Manpack merupakan peralatan komunikasi radio portable untuk tentara agar dapat berkomunikasi satu dengan lainnya di medan tempur.
manpack_08_2.jpgmanpack_08_3.jpg

  
 
 
 
 
 Frekuensi  2 - 30 Mhz
 Jumlah chanel  100 Channels
 Modulasi  AM SSB - SC (A3J)
 Mode Operasi  LSB / USB / CW / FIX / HOP
 Hop Speed  50 Hops / sec (Programmable)
 Tuning Step  100 Hz ( 10 Hz step for clarifier )
 Power Out Put  2.5 W/5 W/20W PEP ( Manpack ), 20W/150W PEP(Vehicle )
 Carrier Suppression  < -50 dB below transmitted sideband ( PEP )
 Sideband Suppression  < -45 dB below transmitted sideband ( PEP )
 Harmonic Suppression  < -40 dB below transmitted sideband ( PEP )
 Receiving Type  Superheterodyne, double conversion
 Receiver Sensitivity  < 0.5 uV for 10 dB SINAD
 Receiver Selectivity  2.4 kHz @ -6 dB; 4.0 kHz @ -60 dB
 Sistem Keamanan  FISCOR - 100 (Integrated Secure Communication Radio)
 Technology Base  Software Defined Radio (SDR)
 Frequency Stability  + 2 ppm
 Audio Out Put  200 mW @ 8 Ohm
 Audio Response  240 - 2100 Hz
 Power Supply  10 - 15 VDC ( Manpack ); 18 - 30 VDC ( Vehicle )
 Temperatur  - 10° C to + 60° C
 Vibrasi  Ground Tactical
 Immersion  1 meter dari air
 Berat  3 kg (tanpa baterai), 5 kg (dengan baterai)

 

MANPACK VHF TRANSCEIVER





Manpack merupakan peralatan komunikasi radio portable untuk tentara agar dapat berkomunikasi satu dengan lainnya di medan tempur.
manpackvhf.jpg
 
vhf.jpg

Cara Pemakaian Level Squad/Pleton 
Jangkauan Komunikasi Line of sight (LOS) 
Jangkauan Frekuensi VHF:30-88 MHz
Resolusi Channel  25 kHz 
Modulasi FM, +/- 3 to +/- 7 kHz dev
Output Transmiter  0.1 sampai 50 W 

 

COMBAT MANAGEMENT SYSTEM





 
Combat Management System (CMS) digunakan oleh kapal Angkatan Laut untuk mengetahui posisi sasaran dengan tepat. CMS didukung oleh peralatan navigasi dan peralatan perang lainnya.
dscn5152.jpg  
CMS mempunyai 4  layer (lapisan) fungsi, yaitu :

  1. Lapisan pendeteksi yang terdiri dari sensor-sensor untuk mendeteksi data target seperti garis lintang, garis bujur, kecepatan, jalur, dan arah, serta kondisi cuaca seperti arah dan kecepatan angin, serta suhu udara.
  2. Lapisan akuisisi, sebagai tempat penyimpanan dan pengolahan data.
  3. Lapisan analisa, yang akan menganalisa data untuk pengambilan keputusan mengenai tindakan yang akan dilakukan.
  4. Lapisan tindakan, yang akan digunakan oleh operator untuk melaksanakan tindakan-tindakan yang diperintahkan oleh Komando Operasi. Lapisan tindakan ini digunakan untuk mengaktifkan Gun controller dan Missile Controller.
 
 

 

 

 

MANPACK HF TRANSCEIVER





Manpack merupakan peralatan komunikasi radio portable untuk tentara agar dapat berkomunikasi satu dengan lainnya di medan tempur.
manpack9.jpg
alkom1a.jpg
 
 
 
 
 
 
 
 
Radio Taktis
LRT-07H
Frekuensi Aktif : 3-30 MHz 
Modulasi : A3J (AM SSB-SC) 
Mode Pengoperasian : Frekuensi Tetap dan Frekuensi Hopping
Pengaturan Frekuensi : 5 hops/second 
Tuning Resolution : 100 Hz
Daya Transmisi  20W PEP @ 50 Ohm 
Pesawat Penerima Superheterodyne, double conversion 

TNI AL dan U.S. Navy Latihan Pendaratan Amphibi



5 Juni 2012, Surabaya: Korps Marinir dan USMC mengelar latihan operasi amphibi, merupakan bagian dari Cooperation Afloat Readiness and Training (CARAT) Indonesia 2012. TNI AL mengerahkan LPD KRI Banda Aceh dan U.S. Navy LSD USS Germantown (LSD 42). (Foto: U.S. Marine Corps/Cpl. Jacob D. Barber)

Sumber: U.S. Pacific Fleet

Awak Kapal Perang TNI AL dan U.S. Navy Gelar Latihan VBSS


5 Juni 2012, Surabaya: Awak kapal korvet kelas Parchim KRI Silas Papare (386), korvet kelas Sigma KRI KRI Sultan Iskandar Muda (367), frigate USS Vandergrift (FFG 48) dan USCGC Waesch (WMSL 751) melakukan latihan visit, board, search and seizure (VBSS). Latihan ini bagian dari Latihan Bersama Cooperation Afloat Readiness and Training (CARAT) 2012. (Foto: . (U.S. Navy/ Mass Communication Specialist 3rd Class Gregory A. Harden II)


Sumber: U.S. Pacific Fleet

Penyelam TNI AL dan US Navy Gelar Latma SALVEX-12/2012



4 Juni 20121, Surabaya: Penyelam TNI AL dan Penyelam Angkatan Laut Amerika Serikat US. Navy Diver (ND), mengadakan latihan bersama Salvage Exercise (SALVEX-12 / 2012), di Pantai Pasir Putih, Situbondo, Jawa Timur, Senin (04/06) kemarin.

Latihan bersama antara penyelam Angkatan Laut kedua negara diawali dengan upacara pembukaan bertempat diatas geladak kapal perang Amerika Serikat, United States Naval Ship (USNS) Safeguard T-ARS-50, yang sedang lego jangkar di perairan Pasir Putih.

Hadir dalam upacara tersebut, Kepala Dinas Penyelamatan Bawah Air (Kadislambair) Koarmatim Kolonel Laut (T) Birawa Budi Juana, Perwira US. ND dari Armada VII Pasifik, Lieutenant Commander Derek Peterson serta Kapten kapal USNS Safeguard T-ARS-50, Edward A. Santtilon.

Kegiatan latihan bersama SALVEX-12, rencananya akan berlangsung selama 9 hari mulai tanggal 31 Mei sampai dengan 08 Juni 2012, diikuti oleh 82 personel penyelam TNI AL dan 48 penyelam US. ND.

Materi yang dilaksanakan meliputi beberapa hal, diantaranya pemotongan baja di bawah air menggunakan Elektroda Broco, prosedur Dekompresi dan prosedur Emergensi. Penyelam kedua negara itu menggunakan peralatan selam (alsel) Morgan Close (MK-37) dan sarana pedukung penyelaman lainnya.

 Dalam amanatnya Kadislambair Koarmatim mengatakan, bahwa tujuan dari latihan Penyelaman SALVEX-12 / 2012 ini adalah untuk lebih meningkatkan kesiapan Penyelam TNI AL melaksanakan pekerjaan bawah air. Namun, tujuan yang lebih penting adalah untuk mempererat persahabatan kedua Angkatan Laut dan hubungan baik kedua Negara yang telah melaksanakan latihan ini sejak tahun 1991.

Kadislambair berharap, agar latihan ini dapat dilaksanakan sebaik mungkin oleh kedua pihak dan setiap bagian akan mendapat pelajaran sesuai sudut pandang masing - masing. “Melalui latihan ini akan dapat tercipta hubungan emosional dan persahabatan yang baik antara personel Penyelam keduanegara”, kata Kadislambair.

Sumber: Dispenarmatim

KUNJUNGAN ARSM KE LAPAN PEKAYON

Jakarta, Lapan.go.id – Rabu (23/05), Sembilan anggota delegasi Agensi Remote Sensing Malaysia (ARSM)- Kementrian Sains, Teknologi dan Inovasi Malaysia, mengunjungi Kedeputian Teknologi Penginderaan Jauh Lapan di Pekayon, Jakarta Timur. Kepala Pusat Pemanfaatan Penginderaan Jauh (Ka Pusfatja) Lapan, Ir. Agus Hidayat M.Sc. dan Kepala Pusat Teknologi dan Data Penginderaan Jauh (Ka Pustekdata) Lapan, Dr. Orbita Roswintiarti M.Sc menyambut baik kunjungan Ke Pustekdata Lapan sedang menerangkan kegiatan penginderaan jauh Lapan kepada anggota delegasi ARSM
Ka Pusfatja menyampaikan bahwa Kunjungan ini merupakan pelaksanaan rencana kerja sama antara Lapan dan ARSM tentang Forrest Fire System dan monitoring Fishering. Selain itu, kami juga berkeinginan untuk sharing mengenai program Positioning Farming yang dilakukan oleh ARSM.

Di hadapan sembilan anggota delegasi yang dipimpin Direktur Aplikasi Remote Sensing – ARSM, Zuraimi Suleiman, Ka Pustekdata menambahkan bahwa Lapan masuk dalam komunitas seperti Asean Cost, Scosa, dan organisasi dunia lainnya. Lapan juga menjadi penyedia data untuk Reducing Emission from Deforestation and Forest Degradation (REDD).

Lapan memiliki fasilitas stasiun bumi penginderaan jauh di Sulawesi Selatan, Bogor, dan Papua. Stasiun bumi ini dapat memantau seluruh wilayah Indonesia. Stasiun bumi ini ditunjang oleh akuisisi satelit data Landsat, Modis, SPOT 6/7 secara kontinu, dan juga menerima data dari satelit ALOS 2. Lapan saat ini sedang membangun Crisis Center Disaster. Pada 2013 nanti, Lapan menjadi sentral penyedia data untuk remote sensing di Indonesia.

Pimpinan delegasi ARSM mengatakan, "Banyak hal yang dapat kami dapatkan sepulang kami dari Lapan ini, dan hal ini memberi inspirasi bagi kami untuk membangun pesawat sendiri serta membangun Remote Sensing Malaysia". "Kami memerlukan banyak bimbingan dari Lapan, kami berterima kasih atas bantuannya, semoga kerja sama ini bermanfaat untuk kemajuan kedua negara," tuturnya.

Dalam kunjungannya, anggota delegasi ARSM mengikuti dua kegiatan pelatihan yang berlangsung 23 Mei sampai dengan 1 Juni 2012. Pelatihan meliputi Training Fisheries Application dan Training tentang Aktifitas Lapan terkait dengan kebakaran hutan dan lahan.


SUMBER : LAPAN

KUNJUNGAN DELEGASI MALAYSIA KE LAPAN

Jakarta, Lapan.go.id – Senin (21/05), Delegasi Kementerian Sains, Teknologi dan Inovasi Malaysia mengunjungi Lapan selama dua hari. Dipimpin Direktur Jenderal - Agency remote Sensing Malaysia (ARSM), Dato’ Hj. Darus Bin Ahmad, kelima anggota delegasi diterima Kepala Lapan, Drs. Bambang S. Tejasukmana, Dipl. Ing. beserta jajarannya. Kunjungan ini merupakan penjajakan potensi kerja sama antara ARSM dengan Lapan.
Kepala Lapan menyambut baik kunjungan ini. Ia tertarik dengan Malaysia mengenai positioning farming Malaysia. Bertempat di Ruang Antariksa, kantor pusat Lapan, Jakarta, Kepala Lapan menjelaskan bahwa Indonesia berencana akan membangun Ground Station di Jawa menggunakan SPOT 6, SPOT 7, dan Medium Resolution Landsat yang mampu mencakup wilayah Indonesia, Malaysia, dan Thailand.
Selama lima tahun, Lapan sudah mempersiapkan data MVP. Dari segi biaya tidak terlalu besar karena bersifat open source software. Antena sudah dipersiapkan untuk bisa share dengan SPOT dan MODIS. Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa teknologi penginderaan jauh berpotensi tinggi pemafaatannya untuk pembangunan.
 
Dipimpin Direktur Pengarah Bagian Pembangunan Aplikasi Remose Sensing – ARSM, Zuraimi Bin Suleiman, melanjutkan kunjungan ke Lapan di Rumpin, Bogor, Jawa Barat, Selasa (22/05). Kunjungan bermaksud untuk mengetahui sistem kerja stasiun bumi satelit mikro di Rumpin, serta rencana jangka panjang tentang kerja sama di bidang kehutanan dan mitigasi bencana.
Delegasi diterima langsung oleh Kepala Pusat Teknologi Penerbangan (Ka Pustekbang) Lapan, Dr. Rika Andiarti dan Kepala Pusat Teknologi Satelit (Ka Pusteksat) Lapan, Ir. Suhermanto, MT. di ruang rapat Pustekbang, Rumpin.
Ka Pustekbang menjelaskan mengenai program pengembangan pesawat ringan untuk misi pemantauan (surveillance air craft), mendukung program pesawat komuter N-219, Operasionalisasi PK PLN sebagai flying lab (Cessna 206), air bone remote sensing, serta pengembangan fasilitas dan infrastruktur. Sedangkan, Ka Pusteksat menerangkan secara teknis fungsi-fungsi dari ground station, serta perkembangan satelit Lapan.
Sumber: Humas/JH

Sunday, 3 June 2012

China Tawarkan Radar Maritim ke Indonesia




Sistem monitor radar IMSS (photo : Antara)


LONDON, KOMPAS.com- China dikabarkan menawarkan pemasangan sistem pengawas maritim senilai 1 miliar yuan (sekitar Rp 1,5 triliun) di kawasan Indonesia. Nantinya, sistem tersebut akan melengkapi sistem serupa buatan AS yang lebih dulu dipasang di Indonesia.



Demikian diungkapkan majalah pertahanan terkemuka IHS Jane's Defence Weekly (JDW) edisi 16 Mei 2012 yang mengutip berbagai sumber. Menurut JDW, tawaran tersebut disampaikan kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat berkunjung ke Beijing, akhir Maret.


Detail sistem pengawas maritim yang ditawarkan China itu belum diketahui. Namun, JDW menduga sistem tersebut akan terdiri atas jaringan radar yang ditempatkan di Pulau Lombok, Selat Sunda, Kalimantan Barat, dan pantai barat daya Sulawesi. Nantinya, data pengamatan yang diperoleh dari sistem ini akan dibagi dengan China.


Dengan sistem ini, Beijing akan mendapat keuntungan berupa data kondisi perairan di Selat Sunda, Selat Karimata, dan Selat Makassar, yang menjadi titik-titik penyempitan penting di jalur komunikasi laut (SLOC).


Tawaran China itu diberikan hanya beberapa bulan setelah pemerintah AS menyumbangkan Sistem Pengawasan Maritim Terpadu (IMSS) senilai 57 juta dollar AS (Rp543,9 miliar) kepada TNI Angkatan Laut. Menurut pernyataan Departemen Luar Negeri AS, IMSS terdiri atas jaringan sensor terpadu yang dipasang di darat maupun di kapal-kapal perang Indonesia, berbagai peralatan komunikasi dan perangkat komputasi untuk mengumpulkan, mengirim, dan menganalisa berbagai data maritim.


Secara konkret, IMSS terdiri atas 18 stasiun pengawas pantai (CSS), 11 radar berbasis kapal, dua pusat komando regional, dan dua pusat komando armada di Jakarta dan Surabaya. Pemerintah AS juga telah mengalokasikan dana tambahan sebesar 4,6 juta dollar untuk merawat sistem tersebut sampai tahun 2014.


Meski demikian, sumber-sumber JDW mengatakan, bahkan dengan tambahan alokasi dana dari AS ini, IMSS masih terlalu mahal untuk dioperasikan oleh TNI AL dan belum terintegrasi secara menyeluruh.


Dengan adanya tawaran dari China ini, China akan memiliki sistem tandingan strategis terhadap IMSS, dan memungkinkan negara itu memantau pergerakan kapal-kapal AS dan lalu lintas laut lainnya di perairan Indonesia.


(Kompas)

Perawatan dan Perbaikan Hercules TNI AU


2 Mei 2012, Malang: Kegiatan perawatan dan perbaikan pesawat Hercules di Pangkalan Udara Abdulrachman Saleh, Desa Saptorenggo, Pakis, Malang, Jawa Timur,1-6, 2012. Hercules diperiksa secara rutin tiap 50 jam terbang. Pemeriksaan juga dilakukan sebelum dan sesudah Hercules terbang tanpa menunggu jadwal 50 jam. (Foto: Tempo/Abdi Purmono)

Presiden: Nipah Dirancang dan Dibangun untuk Gugus Depan Pertahanan


Presiden SBY disambut upacara militer ketika tiba di Pulau Nipah, Sabtu (2/6). (Foto: haryanto/presidensby.info)

 2 Mei 2012, Pulau Nipah, Kepri: KRI Diponegoro-365 yang membawa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Ibu Hj Ani Bambang Yudhoyono merapat di dermaga Pulau Nipah, Provinsi Kepulauan Riau, Sabtu (2/6) pukul 16.00 WIB.

Setibanya di Pulau Nipah, SBY dan Ibu Ani disambut Korps Marinir TNI AL dan Satuan Tugas Pengamanan Pulau Nipah, setelah itu melaksanakan peninjauan pulau dan barak Satgas Pulau Terluar Nipah.

Usai peninjauan, Presiden SBY memberikan keterangan pers kepada wartawan. "Dalam pelayaran tadi, saya mendapatkan briefing dari Menteri Pertahanan dan dilanjutkan Menteri Kelautan dan Perikanan," kata SBY. "Menhan melaporkan kepada saya apa saja yang telah dikembangkan di pos depan kita ini, satuan Marinir dan satuan Angkatan Darat, dengan komposisi kurang lebih dua pertiga Marinir dan sepertiga Angkatan Darat, yang tentu melaksanakan tugas-tugas pos depan tempur bagi pertahanan negara kita," jelas SBY.

"Juga dilaporkan kepada saya, rencana pembangunan Batalyon Marinir di wilayah ini. Dan telah saya putuskan tadi, dari 3 alternatif yang diusulkan Menteri Pertahanan dan Panglima TNI, kita pilih tempat yang kita rasa paling memiliki nilai strategis dan taktis, dan insya Allah akan segera dibangun," ujar Presiden.

"Dengan demikian akan ada 1 Batalyon Marinir di kawasan ini yang disamping benar-benar menjadi pos depan pertahanan kita, juga bisa ikut menjaga keamanan di Selat Malaka dan Selat Singapura di bagian kita, dan kemudian juga ikut dalam menghadapi kejahatan transnasional bersama-sama dengan Kepolisian dan penegak hukum yang lain," terangnya.

Presiden SBY menyapa petugas saat meninjau barak Satgas Pulau Terluar Nipah saat mengunjungi pulau ini, Sabtu (2/6) sore. (Foto: anung/presidensby.info)

Presiden SBY mendapatkan penjelasan mengenai rencana pengembangan Pulau Nipah, Sabtu (2/6). (Foto: haryanto/presidensby.info)

Sementara dari Menteri Kelautan dan Perikanan, Presiden SBY mendapatkan penjelasan bahwa wilayah Nipah nanti juga akan dikembangkan, sehingga disamping berfungsi sebagai pos depan pertahanan, juga ada kegiatan ekonomi yang akan dilaksanakan. "Mengingat kawasan kita ini: Batam Bintan, Karimun, Singapura, dan Johor adalah kawasan ekonomi dan usaha, kita ingin memanfaatkan letak yang strategis ini untuk kepentingan ekonomi kita. Namun demikian, Nipah kita bangun, kita rancang memang untuk gugus depan pertahanan kita," SBY menegaskan.

Saat melakukan peninjauan di Pulau Nipah, Presiden SBY dan Ibu Ani menyempatkan menanam pohon di wilayah itu. SBY menanam pohon Waru, sementara Ibu Ani menanam pohon Jati Londo. Setelah menyampaikan keterangan pers, SBY dan Ibu Ani melanjutkan perjalanan menuju Pulau Bintan, masih di wilayah Kepulauan Riau, dengan Ferry Dumai Line-1.

Sumber: Presiden RI