Pages

Saturday, 22 June 2013

Transfer Teknologi Kapal Selam Changbogo

Changbogo Class Submarine (Foto: alutsista)
Changbogo Class Submarine (Foto: alutsista)

JKGR:Kabar mengejutkan sekaligus tidak mengenakkan kembali datang dari negara ginseng Korea Selatan. Setelah ditundanya proyek jet tempur KFX/IFX selama 1,5 tahun, kini muncul persoalan baru dalam hal transfer teknologi bagi kapal selam Indonesia. Direktur Utama PT PAL Indonesia M. Firmansyah Arifin mengatakan program transfer of technology (ToT) kapal selam Korea Selatan ke Indonesia cenderung merugikan kepentingan nasional.  Setelah mempelajari klausul kontraknya, Firmansyah melihat program ToT itu lebih menekankan pada learning by seeing, bukan learning by doing. Lebih parah lagi pihak Daewoo mempersyaratkan  tenaga ahli yang dikirim ke Korea Selatan  harus berusia kurang dari 30 tahun dan proses alih teknologi berlangsung by site seeing.  Persyaratan seperti ini menyulitkan proses alih teknologi.


Akibatnya, tenaga ahli Indonesia yang dikirm ke Korea Selatan sebatas melihat proses pembuatan tanpa terjun langsung mempelajari teknologinya. Skema kerja sama seperti ini, menurut dia, lebih menguntungkan Korea ketimbang Indonesia. “Memang kami harus mencuri teknologinya karena Korea dulu juga mengambil teknologi dari Jerman,” kata Firmansyah usai menandatangani nota kesepahaman dengan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya.

Daewoo Shipbuilding Marine Engineering co. Ltd,  sekedar memberikan gambar kapal selam. Padahal, mempelajari rekayasa teknologi kapal selam tidak cukup dengan melihat gambar.
Tapi nasi sudah menjadi bubur. Kini Firmansyah tinggal berharap bisa menempatkan lebih banyak tenaga ahli dari kampus dalam program ToT untuk melakukan kajian ilmiah.
Firmansyah yakin Korea Selatan tidak akan memberikan ilmu secara tulus kepada Indonesia. Dia juga mengaku kesal dengan campur tangan orang-orang yang sebetulnya tidak paham dengan teknis pembuatan kapal selam. Padahal, seorang tenaga ahli harus mempunyai jam terbang, intelegensia tinggi, dan kecakapan. “Kalau tidak, ke sana hanya jadi wisatawan saja. Yang dikirim bukan pure dari industri galangan saja, tapi harus disisipi orang perguruan tinggi,” kata Firmansyah.

Rencananya yang diberangkatkan sejumlah 206 jiwa dengan rincian 20 tenaga ahli desain dan 186 tenaga ahli bagian produksi. “Dalam tahap awal, kami akan mengirimkan 8 enjineer yang kini dalam proses administrasi (pengurusan visa) untuk diberangkatkan ke Korea Selatan,” ujarnya. Program ini terkait dengan pemesanan tiga unit kapal selam buatan Korea oleh pemerintah Indonesia. PT PAL Surabaya menjadwalkan pembuatan kapal selam Indonesia dimulai tahun 2015, jika proses transfer teknologi berjalan lancar.

Rektor ITS Triyogi Yuwono turut prihatin dengan skema kerja sama kapal selam tersebut. Triyogi menjamin tenaga ahli ITS di industri perkapalan dan kapal selam sudah mempunyai pengalaman. Saat ini pihaknya sedang melakukan riset kapal selam jenis Midget 22 Meter di laboratorium hidrodinamika milik BPPT.
Setelah disekolahkan ke Korsel, ia berharap kemampuan intelektual anak bangsa bisa membikin kapal selam secara mandiri. “Kita libatkan lintas disiplin ilmu. Kementerian Pertahanan juga sudah menujuk ITS sebagai tim leader,” kata Triyogi.

Ketua Pusat Kerja Sama dan Promosi IPTEKS-ITS, Raja Oloan Saut Gurning, mendesak pemerintah untuk lebih serius memperhatikan usaha transfer teknologi alat utama sistem persenjataan (alutsista) demi kepentingan nasional. Sebab, realisasi penguatan alutsista Indonesia dalam dua tahun terakhir, kata Saut, lebih menguntungkan kepentingan asing. “Kita ini banyak dikendalikan asing. Jangan sampai program ToT kapal selam ke Korea justru merugikan Indonesia,” ucap Saut.


kapal-selam-kilo-indonesia.jpg

Changbogo vs Kilo
Proses pembelian kapal selam Changbogo dari Korea Selatan sempat mengundang pro kontra.  tahun 2009. TNI AL ingin mendapatkan dua kapal selam Kilo Rusia, yang dianggap handal dan menggentarkan. “Kita ingin punya anjing herder (Kilo) yang bisa menggentarkan lawan dan bukan hanya anjing kampung (Changbogo), yang hanya bisa mutar-mutar di dalam rumah”, ujar  Kasal saat itu, Laksamana Tedjo Edhy Purdijatno (11/08/2009).

Kasal menyatakan pengadaan kapal selam bagi Indonesia harus memiliki daya tangkal dan persenjataan canggih. Kalau tidak, belikan beras saja untuk masyarakat, katanya. Ia memberikan contoh jika negara tetangga membeli anjing jenis herder, maka Indonesia jangan membeli anjing kampung. Begitu anjing herder itu menyalak, anjing kita lari. Rugi kita. Sudah ngasih makan dan memelihara, kudisan lagi, ucapnya. Demikian pula jika membeli kapal selam haruslah melebihi dari yang dimiliki negara tetangga. Bukan membeli yang di bawahnya.

Kasal menegaskan, TNI Angkatan Laut ingin memiliki kapal selam yang memiliki kemampuan tempur dan daya tangkal sejajar dengan negara lain, seperti Malaysia dan Singapura. Bahkan kapal selam kita yang baru, kalau bisa melebihi kemampuan tempur dan daya tangkal yang dimiliki negara lain. Misalnya, Malaysia, kini memiliki kapal selam pertama jenis Scorpene yang diluncurkan di Perancis, beberapa waktu lalu. Ya.. kita harus punya yang lebih dari Scorpene. Kalau tidak lebih baik, tidak usah beli, tuturnya.

ToT yang Mengejutkan
Pengakuan Direktur Utama PT PAL Indonesia M. Firmansyah Arifin tentang klausal program transfer of technology (ToT) kapal selam Korea Selatan ke Indonesia, mengejutkan serta  menimbulkan pertanyaan besar. Pengakuan itu sekaligus menunjukkan PT PAL yang akan membangun Kapal Selam Changbogo ketiga, tidak diajak dalam penandatanganan kontrak pembelian 3 kapal selam Changbogo.  Padahal Kementerian Pertahanan mengatakan, Indonesia  sengaja memilih kapal selam Changbogo dengan alasan untuk mendapatkan transfer teknologi. Selamat datang di Indonesia

JKGR

Skuadron 100 Helikopter Anti Kapal Selam Siap Dihidupkan Kembali

Helikopter anti kapal selam diperkirakan mempunyai bobot 5 ton yang diseuaikan dengan standar helikopter yang dapat dibawa oleh korvet kelas Diponegoro dan fregat kelas Ahmad Yani (photo : Awomir Baran)

Oktober 2014, Puspenerbal Terima 11 Helikopter Anti Kapal Selam Baru

SURABAYA: Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Marsetio mengungkapkan kesiapan pendirian kembali Skuandron 100 di Lanudal Juanda. 

“Proses pendirian kembali skuadron 100 sedang dalam persiapan. Mulai dari fasilitas gedung, hangar, fasilitas sarana dan prasaran, mekanik, dan penerbang pun sudah dalam proses,” kata Marsetio disela kegiatannya menerima brevet penerbangan Angkatan Laut dan dikukuhkan sebagai warga kehormatan penerbangan Angkatan Laut, Jumat (21/6/2013).

Skuadron 100 sendiri merupakan skuadron udara untuk helikopter jenis anti kapal selam. 

Menurut Marsetio, dulunya Penerbangan TNI AL pernah memilik skuadron ini di tahun 1960an. 

Namun karena pesawatnya tidak ada, skuadron ini dilebur dengan skuadron lainnya. 

Selanjutnya di tahun 2013 ini, skuadron 100 akan kembali dihidupkan, dengan paling lambat tanggl 5 Oktober 2014, helikoper Anti Kapal Selam (AKS) ini akan sudah datang dan melengkapi penghidupan kembali skaudron udara 100. 

”Helikopter AKS yang akan datang sebanyak 11 unit. Untuk pembuatnya, masih dalam proses lelang. Ada dua produksen yang sedang mengikuti tahap lelang,” jelas Marsetio.

Untuk nilainya, Marsetio mengaku tidak bisa mengungkapkan, karena hal tersebut merupakan wewenang dari Kementrian Pertahanan.

Surya

Warga Jayapura saksikan F-16 terbang lintas

Jejeran F-16 Fighting Falcon TNI AU di apron satu pangkalan udara TNI AU. Indonesia saat ini mengoperasikan 10 unit F-16 buatan General Dynamics, Amerika Serikat itu.

... mata manusia masih bisa "menikmati" tampilannya dalam kelir loreng kamuflase... "  

Jayapura, Papua: Warga Jayapura, Papua, untuk sesaat "dihibur" penampilan dua pesawat tempur F-16 Skuadron Udara 3 TNI AU yang terbang lintas di kota itu, Jumat siang. Dibandingkan kota-kota lain di Tanah Air, relatif cukup jarang pesawat tempur TNI AU menggelar kehadirannya di sana.
Kehadiran kedua F-16 Fighting Falcon TNI AU di kota yang dulu bernama Nieuw Hollandia itu merupakan bagian dari latihan rutin yang digelar saban tahun. Mereka bagian dari empat F16 yang turut dalam Latihan Kilat Komando Sektor IV Pertahananan Udara Nasional TNI, di Biak.
Ketinggian terbang kedua pesawat tempur itu cukup rendah dan dalam kecepatan tidak terlalu tinggi, sehingga mata manusia masih bisa "menikmati" tampilannya dalam kelir loreng kamuflase.
F-16 Fighting Falcon yang tergabung di TNI AU berasal dari generasi awal, yaitu blok 15 dan 25, dan terdiri dari dua seri, F-16A berkursi tunggal dan F-16B berkursi ganda. 
Walau bukan lagi generasi pesawat tempur dengan sistem kesenjataan paling canggih saat ini, namun para penerbangnya terus mengasah kemampuannya.
Salah satunya dengan menggelar latihan terbang navigasi jarak jauh dan peningkatan profisiensi tempur udara, serta berlatih dengan koleganya dari angkatan udara manca negara. Teknik tempur udara dog fight --sangat klasik ketimbang mengandalkan kemajuan teknologi penginderaan dan avionika-- terus diasah tanpa kenal lelah.
F-16 pernah dipergunakan sebagai pesawat penampil dalam tim aerobatik TNI AU, Jupiter Blue, yang seluruh pilotnya berkualifikasi instruktur penerbang yang pernah berkiprah di Sekolah Penerbang TNI AU, Yogyakarta.

Produk industri strategis dipamerkan di Harteknas

Jakarta:Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) ke-18 yang akan diperingati di Kantor Kementerian Riset dan Teknologi pada 24 Juni 2013 bakal kembali memamerkan dan meluncurkan berbagai prototipe dan produk industri strategis anak bangsa.

"Kita akan pamerkan dan luncurkan berbagai teknologi di bidang kedirgantaraan dan hankam," kata Ketua Panitia Pelaksana Peringatan Hakteknas ke-18 yang juga Asisten Deputi Menristek bidang Jaringan Penyedia Iptek Gunawan Wibisono di Jakarta, Jumat.

Pada peringatan Hakteknas bertema "Inovasi untuk Kemajuan Bangsa" itu Menristek Gusti M Hatta dan Menhan Purnomo Yusgiantoro akan meluncurkan antara lain prototipe pesawat tanpa awak rancangan Institut Teknologi Bandung (ITB) yakni tricopter, flying car dan hexarotor.


Ketiga prototipe ini, lanjut dia, berfungsi membawa peralatan seperti kamera dan terbang dengan menggunakan baterai hingga ketinggian ratusan meter, tanpa perlu landasan dan mampu terbang vertikal.

Selain ITB, berbagai lembaga riset seperti BPPT (Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi) juga akan memamerkan pesawat nirawak dalam tiga varian, yakni Wulung, Sriti dan Alap-alap.

Lapan (Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional) juga akan memamerkan pesawat tanpa awak bernama Lapan Surveillance UAV (unmanned aerial vehicle) 02 (LSU 02), Roket R-Han 122 dan satelit Lapan-A2 yang akan diluncurkan pada 2014.

Sedangkan BUMN industri strategis seperti PT Pindad kembali akan memamerkan produknya sniper kaliber 12,7, juga kendaraan strategis militer multifungsi Komodo yang dikembangkan sejak 2006, sedangkan PT Dirgantara Indonesia memamerkan model pesawat N-219 yang direncanakan akan terbang pada tahun 2015.

PT Len juga akan memamerkan radar produksinya dan Combat Management System yang telah digunakan di tiga kapal perang RI (KRI), sementara PT Krakatau Steel memamerkan produk baja tahan peluru dan bahan kendaraan strategis.

"Bukan hanya itu, kami juga menyediakan panggung untuk semua lembaga, komunitas dan industri dalam negeri lainnya yang akan meluncurkan dan memamerkan berbagai produk anak bangsa," tambahnya.

Sementara itu, Kepala Biro Hukum dan Humas, Dadit Herdiki mengatakan, puncak acara Hakteknas akan digelar di Taman Mini Indonesia Indah pada 29 Agustus-1 September 2013.

ANTARA News

Pangandaran Memungkinkan Punya Pangkalan TNI AL

PANGANDARAN : Dengan kondisi laut yang dimiliki oleh Kabupaten Pangandaran, Daerah Otonom Baru (DOB) tersebut memungkinkan untuk dibangun pangkalan. Maksudnya, pangkalan dari Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut
(TNI AL).
“Untuk apakah perlu tidaknya pembuatan pangkalan TNI AL di sini, itu adalah kebijakan dari pusat. Namun, menurut saya Kabupaten Pangandaran memungkinkan untuk mendirikan pangkalan di sini,” ucap Komandan Pangkalan TNI AL Bandung, Kolonel Laut (p) Iswan Sutiswan, Jumat (21/6/2013).
Dikatakan dia, kondisi perairan yang ada di Kabupaten Pangandaran cocok. Bahkan, tidak akan sulit untuk menentukan letak pangkalan nantinya. Kemudian, untuk tipe apakah pangkalan yang akan dibuat, itu tergantung dari kebutuhan. Lalu dari tingkat kerawanannya juga. “Itu disesuaikan dengan tingkat ancamananya. Jadi, nantinya alutsista dan tipe pangkalannya dapat ditentukan,” ujarnya.
Alasan lain jika pangkalan TNI AL memungkinkan untuk didirikan di Kabupaten Pangadaran, melihat wilayah. Kondisi dari daerah tersebut angsung menghadap ke Samudra Hindia, juga benua Australia. Kondisi ini membuka peluang bagi lawan. Sudah sepatutnya kita memperkuatnya,” jelasnya.
Nantinya, patroli yang dilakukan yaitu dengan menggunakan alat utama sistem senjata (alutsista). Bisa patroli dengan kapal perang, atau pesawat terbang. Dan, itu semua sesuai dengan sietem operasi yang ada. Saat ini di wilayah selatan pulau Jawa ada patroli yang selalu dilakukan. Juga hingga ke Selat Sunda. “Kalau tidak kapal yang ke sini, pesawata yang akan lewat,” ujar Iswan.
Walaupun kini belum ada pangkalan, TNI AL memiliki pos di Kabupaten Pangandaran. Petugas yang ada di sana, melakukan patroli dan pengamanan perairan. “Dari itu semua, kita lihat ancamannya seperti apa. Kalau tinggi, maka
kapal perang kita tongkrongkan di sini,” ucapnya.
Sementara itu, Penjabat Bupati Kabupaten Pangandaran Endjang Naffandy menyambut gembira dengan usulan yang diutarakan Iswan. Kalaupun belum akan dibuat pangkalan, dirinya berharap segenap pihak dapat bersinergi dan terus berkoordinasi dalam menjaga keamanan dari Kabupaten Pangandaran. “Seperti diketahui, wilayah dari Kabupaten Pangandaran cukup luas. Ada pegunungan dan laut. Kita pun ada tiga matra TNI di sini,” ucapnya.

pikiran rakyat

Pasca tiarap! PT PAL dan ITS bangun Kapal Selam Indonesia

Pasca tiarap! PT PAL dan ITS bangun Kapal Selam Indonesia - Transfer Teknologi Daewoo Shipbuilding and Marine Engineering Co - Ilustrasi salah satu kapal selam buatan Asia.
Ilustrasi salah satu kapal selam buatan Asia.

PT PAL bersama ITS berencana mengembangkan Alat Utama Sistem Pertahanan (Alutsista) dengan membangun sebuah proyek kapal selam nasional. Terobosan PT PAL yang patut diacungi jempol setelah bertahun-tahun pasca era Orde Baru terkesan tiarap.
Komitmen bersama antara ITS dan PT PAL dalam membangun kapal selam nasional dikukuhkan dalam nota kesepahaman yang ditandatangani ke dua belah pihak,di Gedung Rektorat ITS Surabaya,Jumat (21/06/20130.
Baca juga: Perwira korps teknik koarmatim terima pembekalan K3 dan Taufiq Kiemas semasa hidup ajarkan perjuangan pada aktivis GMNI
Dalam nota kesepahaman, disepakati empat hal yang akan menjadi poin kerja sama kedua pihak. Selain mengadakan kajian teknologi kapal selam, ketiga poin lainnya adalah dalam bidang pendidikan, lingkungan dan penyelamatan lingkungan hidup.
Direktur Utama (Dirut) PT PAL (Persero), Ir M Firmansyah Arifin MM, menyebutkan bahwa kerja sama kedua belah pihak akan membawa kemajuan bagi Indonesia. Saat ini, teknologi kapal selam telah menjadi kebutuhan utama dalam mempertahankan kedaulatan bangsa.
Firmansyah membandingkan, saat ini, Malaysia telah memiliki unit kapal selam dengan teknologi getaran kecil. Dengan teknologi tersebut, kapal selam Malaysia tidak akan bisa terdeteksi radar kapal-kapal Indonesia ketika melanggar batas negara.  “Karena itu, teknologi kapal selam adalah upaya untuk mempertahankan kedaulatan bangsa,” ucap Firmansyah.
Kini, PT PAL juga tengah melakukan kerja sama transfer teknologi kapal selam dengan perusahaan asal Korea Selatan, Daewoo Shipbuilding and Marine Engineering Co.
Sebanyak 206 tenaga ahli PT PAL akan dikirim untuk mempelajari proses pembangunan kapal selam di sana.
Firmansyah merinci, sebanyak 186 orang tenaga ahli akan mempelajari proses produksi kapal. “Sisanya, sebanyak 20 orang khusus mempelajari masalah desain kapal selam,” terang Firmasnyah
Sayangnya, pada proses transfer teknologi ini, Daewoo Shipbuilding and MarineEngineering Co, tidak akan membuka seluruh teknologinya kepada PT PAL. Pasalnya, tenaga PT PAL yang dikirim tidak diperkenankan untuk menyentuh alat-alat produksi. Mereka hanya diperkenankan untuk menyaksikan proses pembangunan kapal.  “Kalau saya bahasakan, mereka di sana akan learning by seeing,” ujar Firmansyah yang juga alumnus ITS ini.
Untuk itu, Firmansyah akan menyisipkan beberapa tenaga akademis dari ITS untuk turut serta dalam proses transfer teknologi dengan Daewoo. Tenaga akademisi ini akan lebih banyak mengkaji mengenai pilihan-pilihan teknologi yang diberikan oleh Daewoo.   “Belum ada kesepakatan mengenai jumh tenaga TS yang akan disisipkan,” tegasnya.
Kerja sama ini disambut baik  rektor ITS, Prof Dr Ir Tri Yogi Yuwono DEA.   Dirinya mengatakan, kerja sama dengan PT PAL merupakan sebuah kebanggaan bagi ITS. Sejak berdirinya ITS, PT PAL telah menjadi mitra kerja sama dalam menyediakan tenaga dosen bagi Fakultas Teknik Perkapalan ITS.
“Kerja sama dengan PT PAL tidak akan berakhir sampai kapan pun. Kami bangga bisa ikut membangun industri maritim di negara kepulauan ini,” kata Tri Yogi.

lensaindonesia

Kaji Ulang Rencana Beli Rudal





JAKARTA - Kementerian Pertahanan (Kemenhan) menyusun ulang beberapa rencana pembelian senjata. Salah satunya adalah anggaran untuk pos TNI Angkatan Darat (AD) membeli rudal Javelin.

Rudal canggih antitank itu sudah diuji coba TNI-AD.  "Masih dalam tahap pengkajian. Itu perencanaan yang diusulkan TNI-AD," ujar Staf Ahli Menteri Pertahanan Mayjen Hartind Asrin di Jakarta, Jumat (21/6).

Usul tersebut akan dibahas dalam komite pengadaan yang diketuai Wakil Menteri Pertahanan Letjen Sjafrie Sjamsoeddin. Menurut Hartind, setiap pengadaan senjata baru selalu melalui satu pintu. Itu merupakan upaya transparansi sekaligus kontrol kualitas. "Kita sudah tidak pakai lagi rekanan atau pihak ketiga, kalau bisa G-to-G (government-to-government, Red)," kata mantan atase pertahanan KBRI Malaysia tersebut.

Dari sisi kualitas dan efektivitas rudal Javelin, Hartind menilai bagus. "TNI-AD akan semakin kuat karena tipenya sesuai untuk pertahanan infanteri," jelasnya.

TNI berniat memborong peluncur rudal antitank (ATGM) canggih buatan Amerika Serikat (AS) itu. Rudal tersebut mampu mengunci sasaran dan mengikuti ke mana pun target berjalan dengan daya ledak yang luar biasa. Rudal antitank baru bernama Javelin itu dipamerkan dan diperagakan penggunaannya seusai pembukaan latihan gabungan Garuda Shield TNI-AD dengan Tentara AS di Pasifik (USARPAC) beberapa waktu lalu.

Friday, 21 June 2013

Soliditas perwira dan prajurit TNI AD diperkuat


Jakarta : Sebanyak 5.342 prajurit TNI AD menggelar latihan ketangkasan untuk menunjukkan hasil pembinaan oleh komandan satuannya, yaitu pencak silat, tae kwon do, yongmoodo, boxer, karate, silat Merpati Putih, di Lapangan Monumen Nasional, Jakarta, Jumat.

Kepala Staf TNI AD, Jenderal TNI Moeldoko, menjelaskan, latihan ketangkasan militer ini untuk menunjukkan prajurit TNI AD tak hanya mampu melakukan aksi beladiri melainkan memiliki integritas dan profesionalitas dalam bertugas.

"Saya ingin melihat secara dekat hasil pembinaan dari para komandan satuan kalian. Tidak ada prajurit yang hebat karena yang ada ialah prajurit yang terlatih," kata Moeldoko.

"Kami ingin membangun soliditas yang terbaik antara prajurit dengan para perwira tinggi. Kita bangun soliditas antara TNI AD. Rakyat Indonesia menginginkan prajurit-prajurit yang penuh sopan santun bermartabat dan tidak menjalankan hal yang tidak baik," katanya.

Belakangan memang terjadi banyak pelanggaran hukum melibatkan personel TNI AD, yang diakui pimpinan TNI AD sebagai permasalahan sejak dari doktrin pelatihan dan pembinaan. 

Akan tetapi, di sisi lain, pelanggaran-pelanggaran itu bukan berdiri sendiri, di antaranya karena interaksi dari kinerja perangkat hukum lain negara selain pembiaran premanisme.

Selain prajurit TNI AD dituntut profesional, kata dia, prajurit juga harus memiliki sikap santun kepada masyarakat.

"Tak ada prajurit menyakiti hari rakyat. Kalau ada seperti itu, saya tidak segan-segan melakukan tindakan keras kepada prajurit," kata Moeldoko.

Tak hanya melatih ketangkasan prajurit dalam beladiri, kata Moeldoko, TNI AD sedang mempersiapkan SDM yang handal dan profesional mengingat sejumlah arsenal TNI AD akan tiba pada tahun ini, di antaranya tank 2A4 Leopard dari Jerman dan tank Marder.

"SDM yang disiapkan secara sungguh-sungguh agar prajurit bisa menggunakan sistem kesenjataan yang canggih tersebut," katanya. Senjatanya canggih, manusianya harus lebih dulu canggih dalam budaya dan kebiasaan kerjanya. 

Jangan sampai arsenal canggih dan menggetarkan sekaligus mahal itu berakhir sia-sia karena kecerobohan dan kebiasaan buruk dalam perawatan.

Genderang Perang di Jagat Maya


Genderang Perang di Jagat Maya 
 
Setiap hari berjuta-juta serangan cyber masuk ke infrastruktur intenet Indonesia. Apakah itu pertanda genderang perang di dunia maya telah ditabuh? Lantas, bagaimana sistem pertahanan cyber itu dirancang?

Presiden AS, Barack Obama, dan Presiden Cina, Xi Jinping, tampak akrab bercengkerama perihal keamanan cyber (cyber security) di Sunnyland, California, AS, akhir pekan lalu. Pertemuan informal dua pemimpin negara berpengaruh di dunia itu bermaksud merampungkan masalah keamanan cyber yang ditengarai menjadi kunci hubungan Amerika dan China pada masa mendatang.

Obama dan XI membahas keamanan cyber yang mencakup konsep perlindungan hak cipta (paten), menjaga rahasia bisnis maupun militer, serta mempertahankan infrastruktur Internet guna mencegah suatu sabotase yang berpotensi melumpuhkan suatu organisasi.

Seperti dilaporkan Washington Post, bulan lalu, peretas China dicurigai mengakses bagian dari desain senjata utama AS, termasuk sistem pesawat tempur maupun helikokter. Rupanya pemberitaan kemanan cyber ini mendapat tanggapan pemerintah AS cukup serius.

"Jika ini tidak ditangani, bila pencurian properti milik AS terus belanjut, hal itu akan mempersulit hubungan ekonomi dan menghambat hubungan kedua negara yang sangat potensial," kata Penasihat Keamanan Nasional AS, Tom Donilon, mengutip pernyataan Obama kepada Xi.

Xi menanggapi pernyataan tersebut dengan menentang segala bentuk kejahatan cyber, tapi dia tidak bertanggung jawab atas serangan terhadap AS. Menurut Xi, kemajuan teknologi yang begitu pesat bak "pedang bermata dua". China pun menjadi korban dari kejahatan cyber.

"Keamanan cyber seharusnya tidak menjadi akar penyebab saling curiga dan friksi antara kedua negara. Melainkan harus menjadi titik terang baru dalam kerja sama kami," kata Penasihat Senior Kebijakan Luar Negeri Xi, Yang Jiechi, seperti dikutip AP.

Menangkal Serangan
Pasca pertemuan Obama dan Xi, keamanan cyber juga menjadi salah satu topik hangat profesional teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dalam diskusi panel ASEAN Chief Information Officer (CIO) Forum 2013, di Jakarta, Senin (10/6).

Direktur Jenderal Aplikasi Informatika, Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kominfo), Ashwin Sasongko, mengatakan Indonesia melalui International Telecommunication Union (ITU) mengusulkan Global Convention on Cyber Security, yaitu kesepahaman bersama terkait keamanan cyber antarnegara.

"Kesepahaman antarnegara menjadi penting supaya tidak terjadi ketegangan. Ini menjadi penting karena aturan di setiap negara bisa berbeda-beda antara satu dengan lainnya," tandas Ashwin.

Untuk menangkal serangan cyber dari luar, lanjut Ashwin, Indonesia memunyai lembaga Indonesia Security Incident Response Team on Internet Infrastructure (ID-SIRTII). "ID-SIRTII setiap hari memantau berjuta-juta serangan cyber yang masuk ke infrastruktur kita dari berbagai negara".

Wakil Ketua ID-SIRTII, Muhammad Salahuddien, memaparkan serangan cyber bisa melalui berbagai celah sebuah sistem operasi maupun aplikasi. Padahal, satu sistem operasi itu setidaknya ada aplikasi. "Serangan tersebut bisa berupa malware (program jahat) maupun lainnya," kata pria yang akrab disapa Salahuddien tersebut.

Serangan tersebut akan sangat berbahaya, lanjut Salahuddien, jika menyasar ke core internet services, yang terdiri atas routing atau IP system, DNS system, dan data center. "Core internet services menjadi base line informasi data di atasnya."

Apabila informasi data itu dianggap penting atau rahasia bagi suatu organisasi maka celakalah mereka karena data bisa disalahgunakan oleh peretas. Tak pelak, serangan cyber itu juga berpotensi mengadu domba suatu negara.

Salahuddien menceritakan Indonesia seolah-olah pernah diserang oleh peretas dari China serta Malaysia, tapi sebenarnya yang menyerang adalah peretas dari Myanmar. Beberapa waktu lalu ID-SIRTII juga menerima laporan 20 halaman kertas A4 bolak-balik dari Kedutaan Besar Amerika tentang serangan cyber dari Indonesia.

"Laporan itu berisi IP dari Indonesia menyerang secara terstruktur ke Amerika," kata Salahuddien. Runyamnya, lanjutnya, sebagian besar menggunakan go.id (domain/URL khusus lembaga Indonesia).

Karenanya, situs-situs lembaga Indonesia harus mendapatkan pengamanan khusus agar tidak disalagunakan oleh peretas. "Situs-situs pemerintah ini biasanya kurang terawat sehingga rentan diserang."

Situs-situs yang kurang terawat ini bisa menjadi sasaran empuk para peretas. Bahkan, situs itu bisa menjadi pemicu malapetaka bagi pemiliknya, apalagi situs penting bagi negara.

Direktur Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Hammam Riza, menceritakan sebuah negara bisa diserang dan dilumpuhkan, seperti kasus Estonia, Kamis 10 Mei 2007. Saat itu, serangan cyber melumpuhkan jaringan keuangan. Pangkalnya, serangan menyasar ke bank terbesar Estonia, Hansabank.

"Untuk mengantisipasi kasus serupa, Indonesia perlu strategi nasional untuk keamanan cyber. Pasalnya, keamanan cyber itu tidak bisa hanya dilakukan oleh satu institusi, melainkan perlu kolaborasi antar stakeholder, semisal Kominfo, Kepolisian, dan lainnya," kata Hammam.

Kerentanan Sistem
Ashwin mengatakan, sejauh ini, Pemerintah Indonesia memunyai beberapa pendekatan khusus terkait keamanan cyber, di antaranya regulasi, lembaga, dan teknologi. Indonesia memunyai regulasi dalam bentuk undang-undang maupun peraturan pemerintah terkait keamanan cyber. Regulasi itu berisi aturan pemanfaatan Internet.

Adapun manifestasi dari pendekatan lembaga, lanjut Ashwin, selain ID-SIRTII, Kepolisian memunyai Unit Cyber Crime dan Kominfo membentuk Direktorat Keamanan Informasi. Sedangkan mengenai pendekatan teknologi, telah terbit SNI 27001, yaitu manajemen keamanan informasi yang dikeluarkan Badan Standardisasi Nasional (BSN).

"Peralatan komunikasi yang masuk Indonesia harus melewati sertifikasi. Jadi organisasi yang memperhatikan SNI 27001 otomatis sistem keamanannya sudah bagus," kata Ashwin.

Walaupun telah terbit SNI 27001, menurut Hammam, tidak ada jaminan suatu data informasi akan aman. Pasalnya, sistem keamanan itu tidak dimaknai sebagai suatu target, melainkan sebuah proses.

"Bukan berarti ketika kita mengunci pintu dengan sebuah gembok maka 100 persen aman karena ada orang jahat yang berusaha mencari celah untuk membuka gembok itu," jelas Hammam melalui suatu perumpamaan.

Prinsip keamanan itu, tambah Hammam, adalah seluruh rantai dari sistem informasi. Dari sebuah rangkaian rantai ada mata rantai yang lemah. Maka, di situlah orang yang tidak bertanggung jawab akan memutuskan rantai tersebut.

Keamanan cyber merupakan keniscayaan dalam dunia maya. Oleh karena itu, kata Hammam, suatu informasi perlu keamanan khusus karena menyangkut kerahasiaan, integritas, dan ketersediaan. "Keamanan cyber merupakan cara bagaimana kita mengamankan informasi tersebut sehingga harus lebih waspada," tandas Hammam. agung wredho

koran jakarta

Hakteknas 2013, Apa Saja Inovasi Baru yang Bisa Dilihat?



JAKARTA : Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) 2013 mengangkat inovasi bidang pertahanan dan kedirgantaraan. Sejumlah inovasi akan bisa dilihat dalam pameran di Taman Mini Indonesia Indah pada 29 Agustus - 1 September 2013.

Tahun lalu, sejumlah produk mobil listrik menjadi inovasi unggulan pameran. Bagaimana dengan tahun ini? Apa saja produk baru yang akan ditampilkan?

Gunawan Wibisana, Asisten Deputi Jaringan Penyedia, Kedeputian Jaringan Iptek, Kementerian Riset dan Teknologi mengatakan, produk baru yang bisa disaksikan antara lain Sniper buatan PT Pindad.

"Sniper ini telah dikembangkan pada sisi getaran dan silencer-nya," ungkap Gunawan dalam konferensi pers, Jumat (21/6/2013). PT Pindad juga akan memamerkan kendaraan perang Komodo.

Sementara, produk baru lain yang akan diperkenalkan adalah heksarotor dari Institut Teknologi Bandung (ITB). Teknologi ini berfungsi membawa kamera atau alat lain serta dapat terbang mencapai ketinggian ratusan meter secara vertikal tanpa perlu landasan.

Krakatau Steel akan memamerkan produk baja tahan peluru yang bisa dimanfaatkan untuk pembuatan panser.

PT LEN akan memamerkan produk baru berupa Radar Link dan LEN LInk untuk prosesor data, berguna untuk mendukung Combat Management System. Sementara itu, akan dipamerkan pula bahan Cosat 1000 yang selama ini dipakai untuk hujan buatan.

Sejumlah inovasi tersebut akan diluncurkan sebelum pameran pada Senin (24/6/2013). Pada hari itu, akan ada pula demo terbang heksarotor.

Pada pembukaan perayaan hakteknas, kata Gunawan, Menristek akan membuka dengan memencet tombol yang secara otomatis akan mengirimkan sinyal ke Pamengpeuk, meluncurkan roket R-HAN 122.

kompas

Empat pesawat tempur F16 dilibatkan dalam latihan di Biak

Sebanyak 57 prajurit dan empat pesawat tempur jenis F16 dari satuan Skadron 3 TNI AU, dilibatkan dalam kegiatan latihan kilat dan operasi di wilayah teritorial Komando Sektor IV Pertahanan Udara Nasional di pangkalan udara Manuhua Biak, Jumat.

Komandan Skadron 3 Letkol (Pnb) Setyawan di Biak, Jumat mengatakan, empat pesawat tempur F16 selama tiga hari berada di Pangkalan Udara Manuhua Biak guna mendukung latihan kilat dan operasi Kosek IV Hanudnas Biak.

"Jajaran personel tempur Skadron 3 siap mengikuti berbagai perencanaan pelatihan dan operasi yang digelar Kosek IV Hanudnas yang berlangsung dari  21-23 Juni," ujarnya.

Letkol Setyawan mengakui, selama berada di Pangkalan Udara Manuhua Biak selain mengikuti latihan dan operasi TNI AU pihaknya juga akan melakukan pertunjukan umum kepada masyarakat di Kabupaten Biak Numfor.

Beberapa atraksi static show yang akan dilakukan prajurit TNI AU, menurut Letkol Setyawan, warga Biak bisa melihat langsung keberadaan empat pesawat tempur F16.

"Jajaran prajurit Skadron 3 tempur TNI AU yang terlibat dalam kegiatan acara static show TNI AU akan melayani masyarakat yang hadir," ungkap Letkol Setyawan.

Ia mengharapkan, warga Biak yang ingin melihat keberadaan pesawat tempur F16 Skadron 3 TNI AU bisa berkunjung saat pelaksanaan static show digelar untuk umum pada hari Minggu mendatang.

Hingga Jumat pagi di Pangkalan Udara Manuhua Biak, sebanyak empat pesawat tempur F16 serta dua pesawat angkut Hercules tengah disiagakan untuk mendukung kegiatan latihan kilat dan operasi TNI di Biak.

Dijadwalkan latihan kilat dan operasi di wilayah Kosek IV Hanudnas mulai 21-23 Juni akan melibatkan 450 prajurit TNI AU dari satuan Radar, Pasukan Khas, Skadron Tempur serta Lanud Manuhua Biak.(M039)
   Antara

Alih Teknologi Kapal Selam, PT PAL Kirim 8 Tenaga Ahli ke Daewoo



130621_kapal-selam_navaltechnology.com.jpg
Kapal Selam 
SURABAYA- PT PAL Indonesia (Persero) segera mengirimkan 8 enjineer ke Korea Selatan, untuk alih teknologi pembuatan kapal selam pesanan Kementerian Pertahanan yang diproduksi  di perusahaan galangan Daewoo.
Direktur Utama PT PAL Indonesia M. Firmansyah Arifin mengatakan  proyek pembuatan kapal selam di Korea Selatan dibarengi dengan alih teknologi kepada ahli perkapalan dari BUMN tersebut.
Hal itu didasarkan kesepakatan antara Kementerian Pertahanan dan Daewoo.
Menurut dia, tenaga ahli PAL yang disiapkan untuk proses alih teknologi kapal selam sebanyak 206 orang, terdiri dari 186 tenaga ahli bidang produksi, dan 20 orang bidang desain.
“Dalam tahap awal, kami akan mengirimkan 8 enjineer yang kini dalam proses administrasi (pengurusan visa) untuk diberangkatkan ke Korea Selatan,” ujarnya di sela-sela penandatanganan nota kesepahaman tentang kajian teknologi kapal selam antara PT PAL Indonesia dengan ITS, hari ini Jum’at (21/6 2013).
Firmansyah mengharapkan proses alih teknologi kapal selam di Korea Selatan berlangsung lancar, sehingga pembuatan alat utama sistem persenjataan (alutsista) tersebut dapat dilakukan di PAL mulai 2015.
“Masalahnya, pihak Daewoo mempersyaratkan bahwa tenaga ahli yang kami kirimkan berusia kurang dari 30 tahun dan proses alih teknologi berlangsung by site seeing (datang hanya untuk melihat) dan bukannya learning by doing. Persyaratan seperti ini menyulitkan proses alih teknologi,” tuturnya.
Kapal selam yang akan dibuat di PAL merupakan bagian dari tiga kapal selam pesanan Kementerian Pertahanan, yang dua unit di antaranya diproduksi di Korea Selatan.

bisnis.com

PT PAL: Kerja Sama dengan Korea Selatan Rugikan RI

PT PAL: Kerja Sama dengan Korea Selatan Rugikan RI  
Kapal Selam KRI Nanggala 402.

Surabaya - Direktur Utama PT PAL Indonesia (Persero) M. Firmansyah Arifin mengatakan program transfer of technology (ToT) kapal selam ke Korea Selatan cenderung merugikan kepentingan nasional. Setelah mempelajari klausul kontraknya, Firmansyah melihat program ToT itu lebih menekankan pada learning by seeing, bukan learning by doing.

Akibatnya, tenaga ahli Indonesia yang dikirm ke Korea Selatan sebatas melihat proses pembuatan tanpa terjun langsung mempelajari teknologinya. Skema kerja sama seperti ini, menurut dia, lebih menguntungkan Korea ketimbang Indonesia. "Memang kami harus mencuri teknologinya karena Korea dulu juga mengambil teknologi dari Jerman," kata Firmansyah usai menandatangani nota kesepahaman dengan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya di gedung Rektorat ITS, Jumat, 21 Juni 2013.

Daewoo Shipbuilding Marine Engineering co. Ltd, kata dia, sekedar memberikan gambar kapal selam. Padahal, mempelajari rekayasa teknologi kapal selam tidak cukup dengan melihat gambar. Tapi nasi sudah menjadi bubur. Kini Firmansyah tinggal berharap bisa menempatkan lebih banyak tenaga ahli dari kampus dalam program ToT untuk melakukan kajian ilmiah.

Dirinya yakin Korea Selatan tidak akan memberikan ilmu secara tulus kepada Indonesia. Firman juga mengaku kesal dengan campur tangan orang-orang yang sebetulnya tidak paham dengan teknis pembuatan kapal selam. Padahal, seorang tenaga ahli harus mempunyai jam terbang, intelegensia tinggi, dan kecakapan. "Kalau tidak, ke sana hanya jadi wisatawan saja. Yang dikirim bukan pure dari industri galangan saja, tapi harus disisipi orang perguruan tinggi," kata Firmansyah.

Saat ini ada delapan orang ahli desain yang berangkat ke Korea Selatan. Rencananya yang diberangkatkan sejumlah 206 jiwa dengan rincian 20 tenaga ahli desain dan 186 tenaga ahli bagian produksi. Program ini terkait dengan pemesanan tiga unit kapal selam buatan Korea oleh pemerintah Indonesia.

Rektor ITS Triyogi Yuwono turut prihatin dengan skema kerja sama kapal selam tersebut. Triyogi menjamin tenaga ahli ITS di industri perkapalan dan kapal selam sudah mempunyai pengalaman. Saat ini pihaknya sedang melakukan riset kapal selam jenis Midget 22 Meter di laboratorium hidrodinamika milik BPPT.

Setelah disekolahkan ke Korsel, ia berharap kemampuan intelektual anak bangsa bisa membikin kapal selam secara mandiri. "Kita libatkan lintas disiplin ilmu. Kementerian Pertahanan juga sudah menujuk ITS sebagai tim leader," kata Triyogi.

Ketua Pusat Kerja Sama dan Promosi IPTEKS-ITS, Raja Oloan Saut Gurning, mendesak pemerintah untuk lebih serius memperhatikan usaha transfer teknologi alat utama sistem persenjataan (alutsista) demi kepentingan nasional. Sebab, realisasi penguatan alutsista Indonesia dalam dua tahun terakhir, kata Saut, lebih menguntungkan kepentingan asing. "Kita ini banyak dikendalikan asing. Jangan sampai program ToT kapal selam ke Korea justru merugikan Indonesia," ucap Saut.

tempo.co

Kasal Kunjungi Wilayah Perbatasan RI-Malaysia

kasal-sub
JAKARTA : Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Dr. Marsetio beserta rombongan melaksanakan kunjungan ke Pangkalan Angkatan Laut (Lanal) Nunukan, Kalimantan Timur, Kamis (20/6). Kunjungan tersebut bertujuan untuk mengecek kesiapan prajurit  TNI Angkatan Laut, baik unsur-unsur kapal perang (KRI) yang beroperasi di perairan Ambalat maupun Satuan Tugas Korps Marinir (Satgasmar) yang bertugas di Pulau Sebatik, wilayah yang berbatasan dengan negara Malaysia tersebut.
Turut mendampingi Kasal dalam kunjungan tersebut: Asisten Operasi (Asops) Kasal Laksamana Muda TNI Didit Herdiawan, M.P.A., M.B.A., Asisten Pengamanan (Aspam) Kasal Laksamana Muda TNI Ir. I Putu Yuli Adnyana, M.H., Panglima Armada RI Kawasan Timur (Pangarmatim) Laksamana Muda TNI Agung Pramono, S.H.,M.Hum., Komandan Korps Marinir (Dankormar) Mayjen TNI (Marinir) A. Faridz Washington, Komandan Gugur Tempur Laut Armatim (Danguspurlatim) Laksamana Pertama TNI Arie Sudewo, S.E., Kepala Dinas Fasilitas Pangkalan Angkatan Laut (Kadisfaslanal) Laksamana Pertama TNI Lefrand Alanus Tuelah, Komandan Pusat Penerbangan Angkatan Laut (Danpuspenerbal) Laksamana Pertama TNI I Nyoman Nesa, Komandan Pangkalan Utama Angkatan Laut VIII (Danlantamal VIII) Laksamana Pertama TNI Guguk Handayani, serta pejabat lainnya. Ketika di Nunukan Kasal disambut oleh Komandan Lanal Nunukan, para pejabat Pemda Nunukan, Kepala BPPD, unsur Muspika, tokoh masyarakat, dan masyarakat Pulau Sebatik.
Dalam kunjungannya, Kasal dengan menggunakan kapal cepat  combat boat, yakni Kapal Angkatan Laut (KAL) Sei Ular dan KAL Ambalat berlayar menuju Pos Angkatan Laut (Posal) di Sei Pancang yang memiliki nilai strategis dalam penghitungan batas Maritim. Di wilayah perbatasan ini Kasal berkesempatan untuk memberikan piagam penghargaan dan cinderamata kepada 14 warga masyarakat sebagai bentuk rasa terima kasih sehubungan telah menghibahkan tanahnya kepada TNI Angkatan Laut untuk kepentingan pembangunan Posal dan Pos Korps Marinir yang bertugas di Pulau Sebatik. “Peluru ini pada jaman dulu digunakan untuk berperang dan menghancurkan musuh tapi sekarang peluru ini digunakan untuk mempererat hubungan silaturahmi antara TNI Angkatan Laut dengan masyarakat,” ucap Kasal pada saat akan memberikan cenderamata berupa peluru di sambut tepuk tangan dengan senyum lebar masyarat Sebatik.
Kasal Laksamana TNI Dr. Marsetio secara simbolis juga meletakkan batu pertama pembangunan perumahan dinas (rumdis) tipe-36 sebanyak 12 unit yang diperuntukan bagi prajurit yang bertugas di Pos-Pos Angkatan Laut di Pulau Sebatik, yaitu 4 unit rumdis di Posal Sei Nyamuk, dan 4 unit rumdis di Posal Sei Pancang, serta 4 unit rumdis Posal Sei Taiwan. Dengan dibangunnya rumdis tersebut diharapkan dapat memberikan rasa nyaman bagi para prajurit yang mengemban tugas di wilayah perbatasan, sekaligus dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat setempat serta bagi perkembangan Pulau Sebatik yang saat ini secara pesat melaksanakan pembangunan infrastruktur. Selain itu juga tingkat keamanan yang terus semakin membaik telah memacu pertumbuhan ekonomi di pulau tersebut.
Kasal juga berkesempatan memberikan bantuan tali asih berupa sembako kepada prajurit TNI yang bertugas di perbatasan antara lain Posal-Posal, Satgasmar dan Satgas Pamtas  serta memberikan bantuan untuk masyarakat Sebatik berupa lima unit peralatan filter air bersih yang diterima oleh Camat Sebatik Timur  Burhanudin.
(dispenal/sir)
Teks Gbr- Kasal Laksamana TNI Dr. Marsetio menyalami para prajurit TNI yang tergabung dalam Satgas Pengamanan Perbatasan dan Satgas Marinir yang bertugas di Pulau Sebatik, wilayah yang berbatasan dengan negara Malaysia. (dispenal)

poskotanews 

Alutsista Konga XXIII-G/UNIFIL Diperiksa Tim COE

puspen-sub
LEBANON : Memasuki semester kedua penugasannya di Lebanon, Alat Utama Sistem Senjata (Alutsista) yang digunakan oleh Prajurit TNI Satgas Batalyon Mekanis TNI Konga XXIII-G/UNIFIL atau Indobatt (Indonesian Battalion), kembali diperiksa oleh 9 orang Tim COE (Contingent Owned Equipment) UNIFIL (United Nations Interim Force In Lebanon).
Kedatangan 9 orang Tim COE yang diketuai oleh Sergiy Mazurov diterima langsung oleh Wadansatgas Konga XXIII-G/UNIFIL Mayor Inf Pio L. Nainggolan mewakili Dansatgas Letkol Inf Lucky Avianto beserta para perwira staf terkait, di ruang rapat Mako Indobatt UN-Posn 7-1, Adshit al Qusayr, Lebanon Selatan, kemarin.
COE merupakan tim yang diterjunkan dari UNIFIL yang dibentuk oleh UN (United Nation) dengan tujuan melihat secara langsung segala bentuk kesiapan materil, mulai dari kendaran tempur (ranpur), kendaraan ringan (ranri), persenjataan, peralatan komunikasi, peralatan pribadi, kebersihan kamar, lingkungan, makanan dan lain sebagainya yang sesuai dengan standar yang sudah ditetapkan oleh UN.
Dalam sambutan singkatnya Wadansatgas menyampaikan ucapan selamat datang dan terima kasih atas kehadiran Tim COE di Mako Indobatt 7-1. Kedatangan Tim COE bukanlah untuk mencari-cari kesalahan atau kekurangan, namun apa yang dilakukan oleh Sergiy beserta timnya kelak dapat dijadikan sebagai bahan masukan dan koreksi kedepan dalam pelaksanaan misi perdamaian selama penugasan 1 tahun kedepan. Wadansatgas juga menyampaikan amanat lisan dari Dansatgas “kepada para perwira dan staf agar dapat memberikan data selengkap-lengkapnya tanpa ada yang harus ditutup-tutupi”, ujarnya.
puspen-tengah
Sementara itu, Tim COE yang diwakili oleh Sergiy Mazurov juga mengucapkan terima kasih atas jamuan yang sudah diberikan, dan merasa yakin Konga XXIII-G/UNIFIL dapat mentaati dan melaksanakan aturan yang sudah ditetapkan oleh UN sehingga segala bentuk materil dapat terawat dan layak sesuai standar yang ditetapkan oleh UN.
Acara dilanjutkan dengan pemeriksaan oleh Tim COE sesuai obyek yang ditunjuk. Dalam setiap pemeriksaan, Tim COE didampingi oleh para Perwira dan Staf Satgas Indobatt yang terkait dalam melakukan pemeriksaan.
Pemeriksaan yang dilakukan oleh Tim COE berlangsung selama dua hari. Hari pertama, tanggal 19 Juni 2013 mengambil tempat di Masatgas, Kompi D, Kompi Ban yang terletak di UN-Posn 7-1 dan Kompi C di UN-Posn 9-2, sedangkan hari kedua, tanggal 20 Juni 2013 di Kompi A yang terletak di UN-Pons 9-63 dan Kompi B UN-Posn 7-3.
puspen-tengah-1
Usai melakukan pemeriksaan terhadap Alutsista Konga XXIII-G/UNIFIL, Tim COE yang diwakili Sergiy Mazurov mengucapkan terima kasih atas bantuan dan kerjasamanya, serta merasa puas terhadap penyiapan dan kesiapan satgas Indobatt. “Secara umum Alutsista dan perlengkapan yang dimiliki oleh Konga XXIII-G/UNIFIL terawat dengan baik dan memenuhi standar dalam melakukan misi perdamaian ini”, ujarnya.
Perwira Penerangan Satgas Konga XXIII-G/UNIFIL
Lettu Sus Sundoko

poskotanews

DPR: Penyadapan Inggris ke Indonesia Tak Lazim


Tjahjo Kumolo

JAKARTA -- Anggota Komisi I DPR Tjahjo Kumolo menyesalkan tindakan penyadapan yang dilakukan pemerintah Inggris terhadap para delegasi pertemuan G-20 di London pada April dan September 2009 lalu.
Penyadapan itu tidak lazim karena Inggris merupakan negara sahabat Indonesia. "Penyadapan mungkin lazim, tapi menjadi tak lazim bila dilakukan antara kedua negara bersahabat," kata Tjahjo ketika dihubungi Republika, Kamis (20/6).
Selama ini, lanjutnya, Indonesia memiliki hubungan yang baik dengan Inggris. Kedua negara bahkan kerap berkoordinasi soal informasi informasi intelijen. "Hubungan koordinasi jaringan intelejen kedua negara sudah terkoordinasi baik," ujarnya.
Pemerintah Indonesia pun diminta tidak menganggap remeh kejadian ini. Tjahjo meminta pemerintah untuk segera melayangkan surat ke Inggris guna mempertanyakan aksi penyadapan yang mereka lakukan. "Permintaan penjelasan saya kira dengan tertulis akan lebih baik agar terdomentasi," katanya.
Sekjen DPP PDI Perjuangan ini menyatakan klarifikasi lisan yang diberikan Kementrian Luar Negeri Indonesia hanya berguna untuk menghindari kesalahpahaman antar kedua negara. Namun bila ingin menunjukan keseriusan, pemerintah mesti menyertai permintaan klarifikasi tertulis. "Klarifikasi tertulis menunjukan pemerintah serius terkait masalah tersebut," ujarnya.
Sebelumnya, Rabu (19/6) Juru Bicara Kementrian Luar Negeri Indonesia, Michael Tene meminta penjelasan pemerintah Inggris terkait kegiatan mata-mata (spionase) yang dilakukan intelijen Inggris terhadap delegasi KTT G-20, termasuk Indonesia.
Informasi tentang spionase intelejen Inggris diungkap suratkabar Inggris, The Guardian. Dalam laporan (Senin, 18/6) The Guardian menulis pemerintah Inggris memerintahkan penyadapan terhadap setiap komunikasi internet dan panggilan telpon anggota delegasi G-20.

REPUBLIKA.CO.ID

KRI DIPONEGORO-365 : “ Peran Pemeriksaan dan Penggeledahan……. ”



“Peran pemeriksaan dan penggeledahan, peran pemeriksaan dan penggeledahan,” demikian terdengar bunyi omroep KRI Diponegoro-365 yang akan melaksanakan latihan bersama dengan kapal perang negara Brazil BRS Constituicao F-42 dalam serial Boardex di Area of Maritime Operation (AMO) di Laut Mediterania Lebanon, Sabtu, (15/6).

Lima belas menit sebelumnya KRI Diponegoro telah melaksanakan kegiatan Peran Tempur Bahaya Umum. Semua prajurit KRI dengan sigap dan cepat langsung menempati pos tempur masing-masing sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya. Seluruh Pos Komando (PK) melaporkan kesiapan tempur bagiannya masing-masing kepada Pos Komando Utama (PKU) dalam hal ini Komandan KRI Diponegoro. Letkol Laut (P) Hersan, S.H. sebagai Komandan KRI memerintahkan untuk melaksanakan pemeriksaan dan penggeledahan terhadap MV Flamengo.

Dalam skenario latihan kali ini kapal kargo MV Flamengo, diperankan oleh BRS Constituicao, sedang berlayar dari Tartous (Suriah) menuju Beirut dengan membawa muatan kentang 4.000 ton. Kapal kargo tersebut diawaki oleh sepuluh orang ABK. Sedangkan KRI Diponegoro sendiri bertindak sebagai kapal pemeriksa.

Selanjutnya Komandan memerintahkan tim VBSS KRI untuk melaksanakan pemeriksaan ke MV  Flamengo. Tim yang beranggotakan 14 orang tersebut meluncur dengan menggunakan dua sekoci/RHIB (Rigid Hull Inflatable Boat). Pada saat yang bersamaan KRI juga menerbangkan helikopter NV 409 sebagai unsur pendukung selama proses pemeriksaan dan penggeledahan. Pergerakan dua RHIB menuju MV Flamengo dilaksanakan secara cepat dan bersama-sama dengan didukung oleh pengamatan udara dari helikopter. Kedua RHIB tersebut melaksanakan manuver pengamanan pada lambung kanan-kiri sebelum akhirnya merapat di lambung kanan MV Flamengo secara bergantian untuk melaksanakan boarding tim VBSS.

Tim VBSS melaksanakan pemeriksaan dan penggeledahan terhadap ABK MV Flamengo yang berkumpul di geladak buritan. Secara paralel tim juga melaksanakan pemeriksaan di anjungan dan ruangan-ruangan untuk mencari barang-barang terlarang/berbahaya atau ilegal. Di disimulasikan dalam pemeriksaan tersebut ditemukan senjata ilegal yang akan diselundupkan ke Beirut. Dengan demikian MV Flamengo dinyatakan berbahaya, yang selanjutnya dikawal ke pelabuhan Beirut untuk dilaksanakan pemeriksaan lebih lanjut oleh Angkatan Laut Lebanon (Lebanese Armed Force / LAF Navy). Latihan pemeriksaan dan penggeledahan (Boardex) dengan BRS Constituicao berjalan aman dan lancar. (Dispenarmatim)

Satban Koarmatim Tingkatkan Profesionalisme Tim Helly Deck Party




Satuan Kapal Bantu (Satban) Koarmatim, menggelar latihan Helly Deck Party bagi personel Satban Koarmatim. Latihan yang berlangsung di Pusat Penerbangan TNI Angkatan Laut (Puspenerbal) Juanda Surabaya itu dibuka sejak Selasa (19/6) dan akan berakhir pada tanggal 21 Juni 2013.

Latihan Helly Deck Party yang diikuti oleh Perwira, Bintara dan Tamtama dari Satuan Kapal Bantu tersebut, bertujuan untuk meningkatkan profesionalisme dan kemampuan prajurit matra laut Satban Koarmatim dalam melaksanakan tugas sebagai tim Helly Deck Party yang memiliki kemampuan dasar sesuai dengan bidangnya.

Selain merupakan upaya untuk membentuk kerjasama tim dalam pengendalian helly di kapal sehingga mampu menunaikan tugas sesuai dengan asasinya untuk membentuk sikap disiplin, mampu menghayati dan memahami serta mampu melaksanakan tugas dan tanggung jawab sebagai tim Helly Deck Party.

Dengan adanya latihan ini diharapkan prajurit Satban mampu mengemban tugas serta mendukung tugas operasi sehari-hari sesuai dengan profesi dan kemampuan prajurit Kapal Perang Republik Indonesia (KRI).

Adapun materi dalam latihan ini antara lain pengendalian helly yang akan take off maupun landing di kapal sesuai fungsi dan tugasnya masing-masing. Latihan diawali dengan pelajaran teori yang berlangsung di dalam kelas selama 7 hari dan dilanjutkan dengan praktek lapangan di Skwadroon 400 Puspenerbal Juanda. Latihan ini di bawah Komando dari Perwira Pelaksana Latihan (Papelat) Kolonel Laut (P) Taat Siswo Sunarto yang sehari – hari menjabat sebagai Komandan Satuan Kapal Bantu (Dansatban) Koarmatim.(Dispenarmatim).

KRI Diponegoro-365 Terlibat Naval Parade MTF Units




Selasa 11 Juni 2013, KRI Diponegoro bersama unsur-unsur MTF-UNIFIL melaksanakan kegiatan parade ke-Angkatan Lautan “ Naval Parade” di perairan Beirut atau Area Of Maritim Operation (AMO). Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka menyambut kunjungan Komandan UNIFIL / UNIFIL Force Commander Major Jenderal Paolo Serra (Italia) bersama beberapa Staf UNIFIL dan MTF di Flag Ship BRNS Constituicao (F-42)

Kegiatan Naval Parade di pimpin langsung oleh MTF Commander Rear Admiral Joese de Andrade  Bandeira Leandro (Brazil) yang on board di BRNS Constituicao, yang diawali dengan  pembentukan unsur-unsur di titik Rendezvous (RV) di perairan selatan AMO. Unsur-unsur yang terlibat diantaranya FGS Braunschweig F-260  (Jerman), BRNS Constituicao F42  (Brazil), HS Machitis P-266 (Yunani), TCG Tayfun P-342 (Turki) dan KRI Diponegoro-365 (Indonesia).

Selanjutnya pembentukan formasi banjar, dengan BRNS Constituicao sebagai penjuru formasi. Pada formasi tersebut dilaksanakan flying pass oleh helikopter Lynx milik Brazil yang sedang membawa UNIFIL FC. Dari dalam helikopter, UNIFIL FC menginspeksi kesiapan dan performance dari unsur-unsur MTF. Selama kegiatan ini seluruh unsur melaksanakan sikap parade, seluruh senjata dalam posisi salvo dan mengibarkan bendera negara masing-masing di tiang gafel dengan ukuran terbesar.
Setelah inspeksi melalui helikopter, UNIFIL FC on board di BRNS Constituicao untuk menerima penghormatan dari seluruh unsur yang terlibat. Selanjutnya membentuk formasi F (formasi sailing pass), untuk melaksanakan penghormatan. Dalam kegiatan sailing pass ini, flag ship menurunkan kecepatan hingga 7 knots sedangkan unsur lain mendahului dari lambung kanan dengan kecepatan 15 knots.

Seusai sailing pass UNIFIL Force Commander (FC), Paolo Serra memberikan sambutan kepada seluruh unsur MTF melalui jaring radio UHF. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan apresiasi yang tinggi kepada semua personel UNIFIL MTF. Beliau juga merasa sangat bangga berada di tengah-tengah latihan bersama yang sedang dilaksanakan tersebut. Beliau berpesan kepada seluruh personel UNIFIL MTF agar senantiasa tetap semangat dan melaksanakan seluruh tugas operasi dengan sebaik-baiknya.

Kegiatan Naval Parade ini diakhiri dengan dilaksanakannya pembentukan formasi peacekeeper yakni suatu kegiatan dimana masing-masing unsur melaksanakan manuvra dengan berputar menjauh dari BRNS Constituicao selaku main body, selanjutnya bergerak bebas menuju ke sector patrol yang telah ditentukan. (Dispenarmatim).

TNI AL akan Miliki Helikopter Anti Kapal Selam


Sidoarjo - Jajaran TNI AL patut berbangga. Dalam waktu dekat, mereka akan memiliki 11 helikopter anti kapal selam dan 4 buah pesawat latih ini untuk melengkapi Sistem Senjata Armada Terpadu (SSAT).

Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Marsetio mengatakan, helikopter jenis ini terakhir dimiliki oleh TNI AL pada tahun 1965.

"Kita dulu pernah punya heli anti kapal selam pada tahun 1960an. Dari tahun 1965, baru kali ini kita punya heli seperti ini lagi," tuturnya saat berbincang dengan wartawan seusai acara serah terima brevet penerbang kehormatan di apron Base Ops Mako Lanudal Juanda, Jumat (21/6/2013).

Rencananya, TNI AL akan mendatangkan 11 helikopter anti kapal selam tersebut secara bertahap.

"Tahun depan, paling lambat tanggal 5 Oktober 2014 kesebelas heli itu akan datang dan melengkapi alusista TNI-AL," ujar Marsetio.

Pemegang kekuasaan tertinggi di jajaran Angkatan Laut tersebut juga menjelaskan bahwa proses pengadaan helikopter anti kapal selam sudah berlangsung.

"Sekarang masih dalam proses. Masih ada dua calon penyedia barang. Kita lihat nanti akan di lelang secara internasional," ucapnya.

Untuk menyambut kedatangan alusista baru tersebut, persiapan pun telah dilakukan pihak Puspenerbal Juanda yang akan menjadi penerima kedatangan-kedatangan alusista tersebut.

"Nanti akan ada skuadron baru, yaitu skuadron 100. Komandan Puspenerbal juga sudah menyiapkan kaderisasi calon mekanik, calon penerbang, gedungnya, dan lain-lain," pungkasnya.

DETIK

Diskusi Teknis dan Taktis Rudal C 802 KRI Ahmad Yani – 351



Setelah KRI Abdul Halim Perdanakusuma – 355 berhasil meluncurkan Rudal C – 802 pada Latgab TNI 2013, Satkor Armatim sebagai satuan kerja pembina kapal – kapal eskorta menggelar diskusi taktis dan tekhnis Rudal C – 802 untuk memelihara kemampuan profesi yang telah di capai oleh para prajurit. Rudal C – 802  merupakan senjata strategis yang dimiliki KRI tipe Vanspeijk kelas Ahmad Yani sebagai  senjata pukulan pokok untuk melumpuhkan kapal permukaan. Diskusi teknis dan taktis penembakan Rudal C – 802 ini dilaksanakan di longe room Tamtama KRI Yos sudarso – 353, Kamis (20/6) yang dipimpin langsung oleh Komandan Satkor Koarmatim Kolonel Laut (P) Syufenri, M.Si., dan dihadiri oleh Perwira Korps Pelaut dan Elektronika di lingkungan Satkor Koarmatim.

Dalam diskusi ini dilaksanakan pengkajian data  teknis dan taktis Rudal C – 802 serta prosedur penembakannya. Di dalam pengkajian teknis dan taktis Rudal C – 802 dibahas juga mengenai kemampuan rudal anti kapal permukaan tersebut di dalam menghancurkan sasaran permukaan musuh beserta kelebihan dan kapasitasnya sesuai dengan karakteristik senjata tersebut.

Diskusi berlangsung dengan sangat antusias dan menarik karena dapat meningkatkan pemahaman tentang teknis dan taktis penembakan Rudal C – 802 KRI KRI tipe Vanspeijk kelas Ahmad Yani serta meningkatkan rasa percaya diri di dalam mengawaki persenjataan, dan dapat lebih mengetahui kendala-kendala yang mungkin dihadapi pada saat penembakan serta cara mengatasinya. Hasil diskusi ini dituangkan dalam kajian taktis dan teknis Rudal C – 802 KRI tipe Vanspeijk kelas Ahmad Yani. (Dispenarmatim)

Kodam Bukit Barisan Dapat Heli Serbu Terbaru

Kodam Bukit Barisan Dapat Heli Serbu Terbaru
Helikopter Bell 412 EP di hanggar PT Dirgantara Indonesia, Bandung, Jawa Barat.  

Medan:Komando Daerah Militer I/Bukit Barisan mendapat jatah satu unit heli serbu terbaru yang dilengkapi fasilitas senjata serbu dan alat navigasi terbaru. Heli jenis Bell 412 EP buatan Amerika itu akan dioperasikan oleh Kodam I/BB dibantu pilot dari Pusat Penerbangan Angkatan Darat.

Panglima Kodam I/BB Mayor Jenderal Burhanuddin Siagian mengatakan, Kodam I/BB beruntung mendapat satu unit heli canggih yang bisa digunakan terbang malam.

"Keluarga besar Kodam I/BB berterimakasih kepada Panglima TNI dan Kepala Staf Angkatan Darat atas kepercayaan ini," kata Siagian saat memperkenalkan heli itu kepada wartawan, Kamis 20 Juni 2013.

Co-pilot yang bertugas mengoperasikan heli itu, Letnan Dua Sofyan Gusti menjelaskan, heli Bell 412 EP selain untuk pertempuran juga bisa digunakan untuk penerbangan very importan person." Heli ini dilengkapi senjata di kedua sisi badan heli yang mampu terbang 2,5 jam tanpa henti," kata Gusti.

Dalam keadaan diluar perang, heli buatan tahun 2013 itu kata Gusti nantinya akan digunakan Kodam I/BB untuk terjun pass roofing dan operasi penyelamatan.

"Yang canggih dari heli ini adalah kemampuan terbang malam dengan alat navigasi udara yang sangat lengkap," tutur Gusti.Tentara Nasional Indonesia, Gusti mengatakan, saat ini memiliki 27 Bell 412 EP." Dan Kodam I/BB termasuk yang beruntung memperoleh satu unit," ujar Gusti.

Nantinya, kata Gusti, heli itu akan di parkir di heli pad milik Batalion Raider 100 di Binjai, Sumatera Utara.

tempo

Harga BBM naik, TNI AD tunda beli Helikopter Apache

Harga BBM naik, TNI AD tunda beli Helikopter Apache

Proyek pengadaan Alat Utama Sistem Pertahanan (Alutsista) di lingkungan TNI AD tahun ini tampaknya tidak semua berjalan mulus. TNI AD sendiri memutuskan untuk menunda pembelian helikopter tempur Apache.

"Apache akan kami tunda," ujar Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Moeldoko di Jakarta, Jumat (21/6).

Moeldoko mengatakan, penundaan terjadi karena kondisi keuangan pemerintah sedang tidak kondusif. Ditambah lagi, kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) turut mempengaruhi proses pembelian itu.

"Kami sesuaikan dengan kemampuan negara. Ini (pembelian Apache) akan diusulkan lagi," terang Moeldoko.

Namun demikian, Moeldoko mencoba meyakinkan jika proyek pembelian sejumlah alutsista tidak mengalami pembatalan. Sebagian proyek yang tidak terlaksana tahun ini akan tetap dijalankan pada tahun 2014.

"Alutsista 2014 akan lebih banyak," pungkas Moeldoko.

Merdeka

Aksi 'Hero' prajurit TNI AD saat latihan bersama di Monas

Berbagai aksi yang menunjukkan kekuatan ditampilkan oleh prajurit TNI AD, seperti memecahkan batu dan mematahkan besi.
Berbagai aksi yang menunjukkan kekuatan ditampilkan oleh prajurit TNI AD, seperti memecahkan batu dan mematahkan besi.

Sebanyak 5.342 prajurit TNI AD dari Kostrad, Kopassus dan Paspampres saat mengikuti latihan beladiri bersama yang digelar di Lapangan Monas, Jakarta, Jumat (21/6). Latihan beladiri ini digelar untuk memperkuat solidaritas antar-prajurit TNI AD. 
 
Berbagai aksi yang menunjukkan kekuatan ditampilkan oleh prajurit TNI AD, seperti memecahkan batu dan mematahkan besi.

Ribuan prajurit TNI AD bersiap mengikuti latihan beladiri bersama yang digelar di Lapangan Monas
 
Berbagai aksi yang menunjukkan kekuatan ditampilkan oleh prajurit TNI AD, seperti memecahkan batu dan mematahkan besi.

Ribuan prajurit TNI AD mengikuti salah satu gerakan saat latihan beladiri bersama yang digelar di Lapangan Monas

Berbagai aksi yang menunjukkan kekuatan ditampilkan oleh prajurit TNI AD, seperti memecahkan batu dan mematahkan besi.

Berbagai aksi yang menunjukkan kekuatan ditampilkan oleh prajurit TNI AD, seperti memecahkan batu dan mematahkan besi.

Sejumlah prajurit TNI AD melakukan aksi memecah tumpukan batu menggunakan tangan kosong saat mengikuti latihan beladiri bersama di Lapangan Monas
 
Berbagai aksi yang menunjukkan kekuatan ditampilkan oleh prajurit TNI AD, seperti memecahkan batu dan mematahkan besi.

Seorang prajurit TNI AD melakukan aksi dengan besi saat mengikuti latihan beladiri di Lapangan Monas
 
Berbagai aksi yang menunjukkan kekuatan ditampilkan oleh prajurit TNI AD, seperti memecahkan batu dan mematahkan besi.

Seorang prajurit TNI AD tampak akan mematahkan tumpukan besi dengan wajah tertutup saat mengikuti latihan beladiri yang digelar di Lapangan Monas

 

Thursday, 20 June 2013

Pembaruan Bukan untuk Perang



BANDA ACEH: Pembaharuan alat utama sistem persenjataan (alutsista) Tentara Nasional Indonesia (TNI), bukan untuk perang.

"Pembaharuan alutsista TNI itu bukan untuk perang. Kita dengan semangat Asean ingin memelihara perdamaian, tapi itu untuk mempertahankan diri," kata anggota Komisi I DPR Hayono Isman, di Banda Aceh, Kamis (20/6).

Hayono Isman bersama anggota Komisi I DPR antara lain Mirwan Amir, Nany Sulistyani Herawati, dan Mardani Ali Sera, melakukan pertemuan dengan pejabat Pemerintah Aceh dan legislatif setempat, dalam rangka RDPU RUU Perjanjian Internasional.
Komisi I telah memberikan dukungan optimal kepada pemerintah untuk memperbaharui alutsistanya dengan adanya pesawat tempur canggih (F-16), Tank Leopard, dan beberapa kapal TNI AL yang modern. "Pembaruan itu juga untuk menunjukkan jika ada pihak yang ingin mengambil pulau kita, maka harap berhati-hati sebab kita juga punya persenjataan yang kuat dan canggih," katanya menegaskan.


Sebab, politisi Partai Demokrat itu menilai jika hanya dengan pendekatan diplomasi saja maka orang lain bisa mengatakan "Indonesia punya apa".
"Artinya, kalau hanya bicara saja tanpa didukung kekuatan militer kita bisa ditipu oleh negara lain.
Sudah terbukti," kata Hayono menegaskan.

Ketika ditanya terkait dengan ancaman desintegrasi bangsa, anggota Komisi I DPR itu mengatakan kalau ada elemen internasional yang ingin mengganggu kedaulatan NKRI sering kali untuk kepentingan bisnis. "Saya menilai mereka yang ingin mengganggu kedaulatan kita hanya untuk kepentingan bisnis. Dan itu harus kita hadapi dengan arif dan bijak," katanya menjelaskan.

(Feber S/Ant)

suarakarya

Ideal TNI AL Perlu Enam Kapal Survey



Jakarta: Kadishidros Laksamana Pertama TNI Aan Kurnia, S.Sos. mengungkapkan bahwa idealnya Dishidros memiliki empat sampai enam kapal survei mengingat luasnya wilayah perairan Indonesia. Dan dalam waktu dekat, akan datang dua kapal survei baru buatan Perancis untuk memperkuat jajaran Dishidros. Hal ini dikemukakan dalam wawancara dengan majalah Maritime di Ruang Kerja Kadishidros hari ini, Rabu (19/06).

Berkaitan dengan Hari Hidrografi Dunia, perwira dengan satu bintang di pundak ini menyatakan bahwa setiap tahun Dishidros memperingatinya dengan melakukan serangkaian kegiatan. Pada tahun ini, diadakan Pekan Olah Raga (POR) Dishidros yang diikuti oleh instansi-instansi survei pemetaan, Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI) terbuka untuk umum dan serasehan dengan tema Hari Hidrografi Dunia 2013.

Diakhir wawancara, Kadishidros menyatakan harapan agar Dishidros sebagai lembaga hidrografi dapat lebih dikenal, baik di dalam maupun luar negeri. Untuk mewujudkannya, selain senantiasa melakukan kerjasama intensif dengan instansi-instansi nasional maupun internasional, Dishidros selalu berupaya untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produk-produknya yang berupa peta-peta laut, buku-buku nautika dan lainnya.

  Dishidros

KSAD: Prajurit Ikut Selundupkan BBM, Saya Libas

Jelang kenaikan BBM, TNI AD tambah kekuatan di perbatasan.

KSAD Jenderal TNI Moeldoko
KSAD Jenderal TNI Moeldoko (ANTARA)
TNI Angkatan Darat menerjunkan dua batalyon reguler dan kesatuan teritorial untuk mengantisipasi penyelundupan bahan bakar minyak BBM jelang rencana kenaikan harga. Pasukan tersebut ditempatkan di Kalimantan Barat dan Kalimantan Timur.

"Secara reguler kami telah menggelar kekuatan di perbatasan diantaranya illegal trading," ujar Kepala Staf Angkatan Darat, Jenderal TNI Moeldoko, di Lapangan Monas, Jumat, 21 Juni 2013.

Moeldoko juga mengingatkan kepada aparat TNI untuk tidak bermain-main dengan kebijakan pemerintah ini. Jika ada anggota yang nakal, Moeldoko tidak segan-segan untuk memecatnya.

"Seluruh jajaran prajurit untuk memahami kebijakan kenaikan ini dan jangan ikut bermain-main di area ini. Kalau bermain-main saya libas," tegas dia.

Ia menjelaskan saat ini Panglima TNi dan Kapolri terus bersinergi untuk mengantisipasi situasi yang tidak diinginkan.

"Kami perkuat masing-masing kesatuan. Kami perkuat kerjasama dan kami sinergikan seluruh kemampuan untuk mengantisipasi situasi-situasi yang mungkin muncul," ungkap dia.

news.viva.co.id

YonZipur-9 Kostrad Latihan Pasang Jembatan MGB

Ujung Berung – Yonzipur-9 Kostrad melaksanakan latihan praktek pemasangan jembatan MGB (Medium Girder Bridge), di Mayonzipur-9 Kostrad, Ujung Berung, Jawa Barat, Kamis 20 Juni 2013.

Sebelumnya beberapa Prajurit Yonzipur-9 Kostrad terlebih dahulu menerima pelatihan, baik teori maupun praktek pemasangan yang dipandu oleh tenaga pelatih dari PT. Pindad, Bandung.

Jembatan MGB merupakan jembatan taktis militer yang berfungsi untuk penyeberangan materiil maupun dukungan logistik. Pemasangannya sangat praktis karena tidak memerlukan pembatas yang permanen.

Selain itu dengan daya dukung yang besar, jembata ini mampu menahan beban yang melintas diatasnya dengan berat kapasitas mencapai 60 Ton. Unit MGB mempunyai berat yang lebih ringan dan mudah diangkut, baik melalui udara maupun darat dan dapat dipasang oleh satu peleton satuan Zeni.

Terasmedan

Perjalanan Jet Tempur Indonesia

Pesawat latih tingkat lanjut (supersonic) T-50 KAI Golden Eagle Korea Selatan (photo: globalsecurity.org)

Pesawat latih tingkat lanjut (supersonic) T-50 KAI Golden Eagle Korea Selatan (photo: globalsecurity.org)
Ajakan Korea Selatan untuk terlibat dalam program pesawat tempur KFX / IFX, adalah anugerah yang besar bagi Indonesia, sekaligus tantangan kecerdasan bagi Indonesia untuk bisa masuk ke industri penerbangan advance, jet super sonic. Korea Selatan telah merintis jet tempur itu jauh-jauh hari sebelumnya sejak tahun 1990-an dengan nama jet supersonic T-50. Dan kini mereka berada di persimpangan jalan, apakah akan melanjutkan jet tempur KFX yang telah lama mereka rintis, atau hanya memodifikasi F-15 yang ditawarkan Amerika Serikat menjadi F-15 SE (silent eagle).
T-50 Golden Eagle trainer version

Setelah bergelut dengan konsep, disain, prototype dan ujicoba yang melelahkan selama 10 tahun lebih, jet T 50 akhirnya diterbangkan pada tahun 2002 dan bergabung dengan Republik Korea Air Force (RoKAF) pada tahun 2005. T-50 dirancang sebagai pesawat latih tingkat lanjut (supersonic) pengganti pesawat latih T-38 dan A-37, bagi calon pilot pesawat KF-16 (F-16 versi Korea Selatan) dan F-15 SE.
Disain dasar T-50 Golden Eagle berasal dari F-16 Fighting Falcon. Keduanya memiliki banyak kesamaan, antara lain: penggunaan mesin tunggal, kecepatan, ukuran, serta berbagai senjata dan elektronik. Korea Selatan menggarap T-50 setelah KAI memiliki pengalaman memproduksi lisensi KF-16. Pesawat lisensi KF-16 merupakan titik awal pengembangan T-50. Sebelumnya Korea juga telah membuat pesawat baling-baling turboprop KT-1 (Korean Trainer 1) Wongbee, sebagai pesawat latih dasar yang dihasilkan Daewoo Aerospace (sekarang bagian dari KAI).
Program pesawat latih supersonic T-50 pertama kali dimunculkan tahun 1992 dengan nama KTX-2. Departemen Keuangan dan Ekonomi Korsel sempat menangguhkannya hingga tahun 1995 dengan alasan kendala keuangan. Dengan berbagai kendala yang dialami, rancangan dasar pesawat T-50 akhirnya terwujud 4 tahun kemudian, pada tahun 1999. Proyek ini didanai Pemerintah Korea Selatan 70 persen, Korea Aerospace Industries (KAI) 17 persen dan Lockheed Martin 13 persen. Pada bulan Desember tahun 2003 Angkatan Udara Korea Selatan melakukan kontrak produksi sebanyak 25 pesawat T-50, dengan jadwal pengiriman antara 2005 dan 2009. Pesawat T-50 dilengkapi dengan radar AN/PG-67 dari Lockheed Martin.
Pesawat TA-50 light attack version

Program pesawat jet latih T-50 terus dikembangkan menjadi pesawat tempur ringan TA-50. Pesawat TA-50 adalah versi bersenjata dari pesawat latih T-50 yang ditujukan untuk memimpin pelatihan tempur serta serangan kilat. TA-50 memiliki platform: tempur penuh untuk bom presisi, rudal udara ke udara, serta rudal udara ke darat. TA-50 juga ditingkatkan kemampuannya dengan peralatan tambahan untuk: pengintaian, penargetan serta peperangan elektronik. Pada tahun 2011, skuadron pertama TA-50 varian serang ringan mulai operasional.
Pesawat TA-50 light attack version (photo: militaryphotos.net)
Pesawat TA-50 light attack version (photo: militaryphotos.net)
Pesawat FA-50 multi-role fighter version

Varian lain dari T-50 adalah FA-50 yang memiliki kemampuan pengintaian dan peperangan elektronik. Varian FA-50 terbang perdana tahun 2011 dengan kemampuan multiperan yang disejajarkan dengan KF-16 (F-16 versi Korea). Korea Selatan memproduksi 60 pesawat FA-50 pada tahun 2013 hingga tahun 2016. Angkatan Udara Republik Korea (RoKAF) berencana memiliki total 150 Fighter FA-50 untuk menggantikan F-4 Phantom II dan F-5.
Pesawat FA-50 multi-role fighter  (photo: AFP)
Pesawat FA-50 multi-role fighter (photo: AFP)
FA-50_2
F-50 Cooming Soon

Setelah berhasil membuat multi-role fighter, hendak mengembangkannya lagi menjadi lebih canggih yakni F-50 dengan sayap yang diperkuat, radar AESA, bahan bakar internal lebih banyak, peningkatan kemampuan peperangan elektronik, serta mesin yang lebih kuat. Sayap yang diperkuat diperlukan untuk mendukung tiga launcher senjata di bagian bawah sayap. Radar AESA diharapkan memiliki kesamaan 90% dengan radar AESA program upgrade radar AESA KF-16. Pesawat T-50 diubah ke konfigurasi kursi tunggal agar ada ruang menampung bahan bakar internal yang lebih banyak. Selain meningkatkan peralatan perang elektronik, daya dorong mesin juga ditingkatkan, 12-25% lebih tinggi dari daya dorong mesin FA-50.
Dengan demikian, evolusi dari pesawat supersonic Korea Sealtan adalah: T-50 Golden Eagle trainer version, TA-50 light attack version, serta yang terbaru FA-50 light multi-role fighter version. Adapun program terbaru mereka adalah F-50, yang kemudian disebut KAI KF-X dan menjadi KFX / IFX setelah Indonesia menyertakan siap mengucurkan modal 20 persen dari biaya produksi pesawat.
Indonesia – Korea Selatan 

Sebelum mengajak Indonesia bekerjasama membuat KFX/IFX, jalinan Indonesia dan Korea Selatan telah dibangun dengan
pembelian 16 pesawat TA-50 varian serang dengan nilai kontrak 400 juta USD, pada bulan Mei 2011. Pesawat TA 50 ini akan dikirim ke Indonesia pada tahun 2013, untuk menggantikan pesawat BAE Hawk dan A-4 Skyhawk yang telah usang. Pada tahun 2008, TNI AU juga memiliki 17 pesawat latih baling-baling turboprop KT-1Bs Korea Selatan. Hal yang sama dilakukan Korea Selatan dengan membeli sejumlah CN 235 dari PT DI.

Disain KFX Korea Selatan
Disain KFX Korea Selatan
Disain Jet Tempur KFX / IFX
Disain Jet Tempur KFX / IFX
Angin Perubahan

Terpilihnya Presiden Korea Selatan yang baru Park Geun-hye, pada 25 Februari 2013 tiba- tiba saja membawa perubahan. Korea Selatan memutuskan untuk menunda pembangunan pesawat jet tempur generasi 4,5 KFX/IFX, dengan alasan belum menguasai beberapa modul KFX. Di saat yang sama Korea Selatan akhirnya memutuskan untuk membeli F-15 SE dari Amerika Serikat, sebagai armada tempur yang baru. Alasan yang disampaikan, Korea Selatan tidak bisa bergantung dengan proyek KFX/IFX di tengah ketegangan yang terus meningkat dengan Korea Utara.
Apakah Korea menunda pembangunan KFX/ IFX karena alasan belum menguasai beberapa teknologi atau akibat tekanan politik ?. Ketika Korea Selatan membangun jet latih T-50 tidak terlihat ada rintangan. Namun saat mereka memutuskan masuk kepembuatan pesawat tempur sesungguhnya KFX/IFX, rintangan itu datang dan Korea Selatan menunda proyek KFX.
Hal yang mirip terjadi dengan Indonesia. Ketika Indonesia membangun pesawat kecil CN 235 dengan CASA Spanyol, tidak ada rintangan dan berjalan mulus. Akan tetapi ketika Indonesia masuk ke pesawat dengan kapasita lebih besar N-250, rintangan datang dan hingga kini N-250 tidak pernah diproduksi massal. Konon katanya akibat tekanan asing.
Apakah yang terjadi dengan Korea Selatan dan Indonesia, hanya kebetulan, alasan teknis atau betul akibat tekanan asing ?. Tidak tahu. Tapi mari kita coba apa yang terjadi dengan Jepang.
Pesawat Tempur Jepang

Pada tahun 1985, ketika ekonomi Jepang sedang berkembang pesat, negara itu berencana membuat jet tempur kelas satu, untuk menggantikan Jet Tempur Mitsubishi F-1 generasi 3 yang akan pensiun di pertengahan tahun 1990-an. Para insinyur Jepang pun telah melakukan riset dan jet tempur baru itu akan diberinama Fighter FS-X.
Disain Fighter FSX yang ingin dibangun Jepang tahun 1985
Disain Fighter FSX yang ingin dibangun Jepang tahun 1985
XF-2
The original Japanese multirole fighter strike project, The FS-X
The original Japanese multirole fighter strike project, The FS-X
Mitsubishi original FS-X
Mitsubishi original FS-X
Atas tekanan Amerika Serikat, Jepang diminta membatalkan niatnya membangun Jet Tempur FS-X, dengan alasan teknologi Jepang belum mampu membuat pesawat tempur generasi 4. AS berupaya mengecilkan hati Jepang serta membujuknya untuk bergabung mengembangkan dan memodifikasi pesawat tempur yang telah dimiliki Amerika Serikat.
Setelah melakukan negosiasi yang sulit bertahun-tahun, Jepang akhirnya setuju mengembangkan modifikasi pesawat F-16 Lockheed Martin dan dimulai tahun 1989. Pesawat itu disebut F-2.
Tiba-tiba saja di tengah jalan. pembangunan F 2 ini mendapatkan kritikan dari Kongres Amerika Serikat. Pembangunan jet tempur itu dianggap gerbang bagi Jepang untuk mendapatkan teknologi mutakhir, yang merupakan rival AS dalam hal ekonomi. Tekanan dari dalam negeri membuat Presiden George Bush terpaksa menunda kesepakatan. Lima tahun sejak kerjasama ditandatangani, proyek itu tidak juga terlaksana. Jepang pun marah dan frustasi: membuat pesawat sendiri tidak boleh, mengembangkan F-16 dihalang-halangi.
AS akhirnya mengirim tim ke Jepang untuk mengetahui sejauh apa kemampuan teknologi dirgantara dari negara Jepang, sehingga kerjasama nanti tidak satu arah, dalam artian hanya AS yang melakukan transfer teknologi bagi Jepang. Setelah melakukan inspeksi, tim ini menyimpulkan, teknologi Jepang masih tertinggal jauh dan tidak ada keuntungan teknologi yang bisa diterapkan AS untuk pesawat tempur modern mereka.
Amerika Serikat akhirnya menekan pemerintah Jepang untuk menerima bentuk kerjasama pembangunan pesawat F-16C dengan modifikasi minimal yang sebenarnya ditolak oleh R & D militer Jepang. AS memutuskan untuk membatasi transfer teknologi kepada Jepang. AS pun mulai bergeser dan memanfaatkan kerjasama ini untuk komersialisasi keuntungan mereka dengan memasok teknologi kelas dua.
Jepang menganggap transfer teknologi yang diberikan AS, masih kalah jauh dengan konsep konsep fighter FS-X yang akan mereka bangun. Di tengah rasa frustasinya Jepang terus melanjutkan program pesawat tempur F-2 dengan berbagai perubahan yang mereka inginkan. Jepang membuat sendiri software komputer untuk flight control F-2. Jepang juga membuat disain unik untuk sayap pesawat tempur tersebut. Disain sayap yang unik ini mencuri perhatian AS dana memintanya, namun Jepang tidak memberikan teknologinya. Hal ini akibat AS juga tidak memberikan data dari pesawat F-16 C.
Jepang akhirnya bisa mengontrol seluruh pembangunan F-2 disaat AS melangkah setengah hati. Tekanan tekanan politik yang diberikan AS justru membuat insinur Jepang melakukan berbagai modifikasi pada pesawat FS-X dan menemukan aplikasi teknologi baru. Antara lain teknologi pembuatan sayap pesawat tempur dari material komposite, menggantikan aluminium. Dengan teknologi ini sayap pesawat F-2 lebih ringan, namun kokoh dan kuat. Jepang juga menemukan teknologi fire control radar dan sejumlah sistem avionik modern.
Setelah berpolemik dan bergulat dengan teknologi selama 11 tahun, F-2 akhirnya diproduksi pada tahun 1996 dan terbang pertama kali tahun 2000. Pesawat ini dibuat oleh Mitsubishi Heavy Industries sebagai kontraktor utama bekerjasama dengan sub-kontraktor: Lockheed Martin Tactical Aircraft Systems, Kawasaki Heavy Industries dan Fuji Heavy Industries.
Pada awalnya Jepang memesan 130 pesawat F-2. Pesawat itu akan dibuat hingga tahun 2011. Namun pada tahun 2004 Jepang memutuskan untuk tidak melanjutkan pembelian peswat F-2 karena dinilai terlalu mahal. Produksi F-2 akhirnya terhenti pada pembuatan airframe ke 76. Amerika Serikat akhirnya ikut merugi, karena pesawat F-2 tidak jadi dibuat sebanyak 130 unit. Sementara fighter FS-X yang didisain Jepang akhirnya tidak terwujud.
Jepang memiliki pengalaman pahit dengan Amerika Serikat, namun proyek itu mengantarkan Jepang untuk menguasai teknologi baru pesawat tempur, antara lain dengan meng-upgrade teknologi ketinggalan jaman yang dikomersilkan oleh AS. Proyek F-2 yang memakan biaya sangat besar mengantarkan Jepang ke teknologi pesawat tempur advance.
F-2 Jepang, modifikasi F-16 AS (photo: JSDF)
F-2 Jepang, modifikasi F-16 AS (photo: JSDF)
Mitsubishi F-2 Jepang (photo: globalsecurity.org)
Mitsubishi F-2 Jepang (photo: globalsecurity.org)
Mitsubishi F 2A
Mitsubishi F 2A
Pesawat Counterstealth Jepang

Kini. di saat negara-negara maju masih dalam tahap awal produksi pesawat tempur generasi kelima, Jepang justru telah mempersiapkan konsep dan desain pesawat tempur generasi keenam dengan kemampuan anti pesawat siluman / counterstealth.
Menurut Jane’s Defence, pesawat tempur generasi ke-6 ini akan dibangun berdasarkan pesawat konsep ATD-X (Advanced Technology Demonstrator-X) generasi ke lima Jepang. Pesawat ATD-X sendiri dijadwalkan terbang perdana tahun 2014 -2016 nanti dan telah dikerjakan sejak tahun 2007. Jepang tidak akan memproduksi banyak pesawat generasi kelima ATD-X, melainkan hanya hanya akan digunakan untuk meriset berbagai teknologi yang lebih maju dan integrasi sistem, sebagai dasar untuk memproduksi pesawat tempur generasi keenam.

Mitsubishi ATD-X Shinsin Jepang
Mitsubishi ATD-X Shinsin Jepang
Fighter ATD-X Generasi 5 Jepang
Fighter ATD-X Generasi 5 Jepang
Mockup Fighter Mitsubishi ATDX
Mockup Fighter Mitsubishi ATDX
Disain Pengembangan Fighter ATD-X
Disain Pengembangan Fighter ATD-X
Rencana penggelaran pesawat tempur generasi kelima berteknologi stealth Chengdu J-20 oleh China dan Sukhoi PAK-FA T-50 oleh Rusia membuat Jepang memandang proyek pengembangan pesawat tempur masa depan ini sangat mendesak. ”China dan Rusia masing-masing akan menggelar Chengdu J-20 dan Sukhoi PAK-FA T-50 dalam waktu dekat. Kami tahu 28 radar kami efektif mendeteksi pesawat generasi ketiga dan keempat dari jarak jauh, tetapi dengan munculnya pesawat-pesawat generasi kelima ini, kami tak yakin bagaimana kinerja radar-radar itu nantinya,” ujar Letnan Jenderal Hideyuki Yoshioka, Direktur Pengembangan Sistem Udara Institut Pengembangan dan Riset Teknis Kemhan Jepang.
Dalam konsep Jepang, pesawat tempur generasi keenam akan memiliki kemampuan i3 (informed, intelligent, instantaneous) dan memiliki karakteristik counterstealth. Pesawat generasi keenam inilah yang digadang-gadang akan menggantikan armada F-2, pesawat tempur yang diproduksi berdasar platform F-16 buatan AS.
Meski tidak mengalami hambatan teknologi, Jepang diperkirakan menghadapi rintangan politik dari AS yang selama ini keberatan jika Jepang mengembangkan pesawat tempur sendiri. Salah satu alternatif yang akan ditempuh Jepang adalah mengajak AS mengembangkan bersama pesawat tempur generasi keenam ini. Sebuah situasi yang menjadi berbalik, ketika dulu tahun 1985, AS mengajak Jepang memodifikasi F-16.
Dengan kasus Jet Tempur Korea Selatan dan Jepang tersebut, kira-kira seperti apa cerita pembangunan jet tempur KFX/IFX Indonesia nanti ?.  Indonesia harus cerdik dan bermental baja.
  JKGR