Pages

Wednesday, 7 May 2014

TNI Tembak Tentara Papua New Guinea


tni-perbatasan

Port Moresby, Papua New Guinea – (PNG Post-Courier, May 5, 2014) – Tentara Indonesia membuka tembakan ke tentara patroli perbatasan Papua New Guinea (PNG) yang menyebabkan meningkatnya ketegangan di perbatasan PNG – Indonesia.

Kejadian di perbatasan ini memaksa Menteri Luar Negeri dan Imigrasi PNG, memanggil Duta Besar Indonesia untuk PNG Andrias Sitepu, untuk menyampaikan nota protes lainnya, setelah sekitar sebulan sebelumnya nota protes yang sejenis dilayangkan PNG.

Pihak Kementerian Luar Negeri PNG, Pato mengatakan, nota protes itu menyoroti perkembangan situasi perbatasan kedua negara, serta mengutuk “insiden penembakan” pagi hari 19 April, ketika pasukan Indonesia membuka tembakan ke arah patroli pasukan PNGDF.
“Meskipun dilaporkan tidak ada korban, pemerintah Indonesia seharusnya meyakinkan bahwa insiden seperti ini, tidak terulang lagi di kemudian hari”, ujar Pato.


wpapua
Pasukan TNI di Papua
Meski ada protes dari Port Moresby yang membuat situasi memburuk, Pemerintah PNG mendesak Indonesia untuk berdialog mencari solusi ke depan, sejalan dengan perjanjian perbatasan yang telah ditandatangani kedua negara, beberapa tahun ke belakang.

Konflik antara elemen OPM dan TNI selama sebulan terakhir dan maraknya pelanggaran perbatasan, akan menjadi fokus utama dari perundingan perbatasan antara kedua negara yang dilakukan di Jakarta dalam waktu dekat.

Petinggi PNGDF mengambil sikap bungkam terkait isu sensitif yang terjadi di perbatasan. PNG mengerahkan tentara untuk mengawasi perbatasan namun berada di bawah instruksi ketat untuk tidak membalas tembakan jika mereka menemui atau terjebak dalam baku tembak antara OPM dan anggota tentara Indonesia.

Namun, seorang pejabat Pemerintah PNG yang tidak mau disebut namanya mengatakan insiden 19 April bisa membuat persoalan membesar, jika tentara PNGDF terluka ketika mereka ditembaki.
“Kondisinya bisa saja lebih buruk jika ada tentara kami terluka selama baku tembak pada pagi hari 19 April itu. Situasinya sangat sangat sensitif saat ini,” katanya.

Duta Besar PNG untuk Indonesia, Komodor purnawirawan Peter Ilau akan memimpin delegasi PNG ke pertemuan pembahasan perbatasan di Jakarta.
 

SAAB Swedia tawarkan JAS39 Gripen serie


SAAB Swedia tawarkan JAS39 Gripen serie
JAS39E Gripen dalam satu penerbangan. Semua sistem peluru kendali dan bom konvensional pun bom cerdas standar NATO bisa dioperasikan dari pilon-plionnya. Dia dipakai di empat angkatan udara Eropa dan Thailand di ASEAN. (wikipedia.org)
... Kami menawarkan sistem terpadu... "
Jakarta - Pesawat tempur generasi '80-an F-5E Tiger II di Skuadron Udara 14 TNI AU akan segera diganti dan salah satu pihak yang berminat memasok pesawat baru adalah SAAB JAS39 Gripen serie.

"Kami menawarkan penggantinya, JAS39 Gripen serie dengan opsi seluas mungkin," kata Vice President Head of SAAB Indonesia, Peter Calrqvist.

"Mulai dari skema pembayaran dan pengadaan, transfer teknologi, memberi asistensi menuju kemandirian sistem logistik, pemeliharaan, dan oprasionalisasi Gripen, dan lain sebagainya. Ini komitmen kami kepada Indonesia," kata Carlqvist, dalam percakapan di Jakarta, belum lama ini. 

"Kami menawarkan sistem terpadu," kata dia.

JAS39 Gripen serie akan bersaing dengan Sukhoi Su-35 Flanker E (Rusia), Dassault F1 Rafale (Prancis), dan Boeing-McDonnel Douglas F/A 18E/F Super Hornet (Amerika Serikat). TNI AU telah berpengalaman mengoperasikan pesawat tempur Amerika Serikat (di antaranya F-16A/B Fighting Falcon, OV-10F Bronco, dan F-5E/F Tiger II) dan Rusia (mulai dari masa Tupolev Tu-16 Badger dan kini Sukhoi Su-27/30MKI).

Di Asia Tenggara, Thailand merupakan negara operator JAS39 Gripen pertama; mereka memilih 12 unit JAS39E/F Gripen yang mulai berdatangan tahun depan.

Untuk Indonesia, SAAB juga membuka opsi jika Indonesia berminat membeli barisan terbaru paling andal, JAS39 Gripen NG, yang memiliki teknologi paling canggih dari semua Gripen serie.

Carlqvist menyatakan, "Kami bukan sekedar menjual pesawat tempur, melainkan sistem pertahanan udara terpadu yang ampuh dengan biaya operasi sangat rendah namun efektif. Sebagai ilustrasi, Gripen sangat mudah dioperasikan, tidak memerlukan pangkalan udara karena sistem pendukungnya bisa digerakkan secara bergerak, bahkan dari jalan tol. Ini yang kami terapkan di Swedia," katanya.

Semua unit dan personel pendukung Gripen dalam kekuatan satu skuadron udara penuh, katanya, bisa digeser ke mana saja sesuai keperluan.

"Pangkalan udara pasti diincar paling awal dalam peperangan. Bagaimana jika landasan udara disabotase atau dibom? Ini salah satu hal penting yang kami antisipasi dalam pengembangan JAS39 Gripen serie," katanya.

Dia mengemukakan Gripen dikembangkan dengan berbagai teknologi canggih yang pas dengan keperluan.

Di antaranya adalah pijakan "pangkalan udara" yang mobile dan kesanggupan tiap unit Gripen untuk saling berkomunikasi dan bertukar data, baik di antara pesawat tempur itu, pangkalan udara, komando kendali, pusat logistik, dan lain sebagainya.

Dia mencontohkan, "Jika tiba-tiba ada target yang harus dimusnahkan namun Gripen yang Anda terbangkan tidak memiliki sistem kesenjatan yang pas dengan keperluan itu, maka pusat kendali bisa mengetahui Gripen terdekat yang sanggup melaksanakan misi itu."

Jarak tempuh Gripen juga bisa dikompensasi dengan kehadiran "pangkalan-pangkalan udara" mobile itu.

Dia mencontohkan jalan tol Jagorawi yang bisa dipergunakan untuk keperluan itu.

Indonesia sangat kaya dengan pangkalan udara dengan infrastruktur yang bisa diterapkan bagi operasionalisasi Gripen.

"Meloloskan dan memasang kembali mesin Gripen cuma perlu 1 jam saja. Melengkapi semua sistem peluru kendali dan kesenjataannya hingga lengkap cuma 10 menit saja, termasuk mengisi ulang bahan bakarnya," kata dia.

Tentang penawaran JAS39 Gripen serie ini, Duta Besar Swedia untuk Indonesia, Ewa Polano, berkata, "Kami jelas sangat senang melihat Brazil memilih Gripen, disusul Thailand dan kabarnya Malaysia berminat juga. Bahkan Brazil juga kami bantu membangun pabrik suku cadangnya di Sao Paulo sebagai bentuk komitmen kami tentang transfer teknologi kesenjataan ini."

Polano, yang akan segera menempati pos barunya di Doha, Qatar, mengutarakan bahwa Indonesia juga akan mendapat perlakuan sama tentang semua hal itu.

"Swiss juga sedang mengadakan referendum tentang pengadaan Gripen ini, dan salah satu aspek penting yang kami tawarkan adalah hal ini," kata dia. 

Pindad targetkan penjualan alutsista capai Rp2 triliun

Pindad targetkan penjualan alutsista capai Rp2 triliun
Foto: Oris Riswan (Okezone)

- PT Pindad (Persero) menargetkan penjualan alat utama sistem persenjataan (alutsista) pada tahun ini mencapai Rp2 triliun. Angka itu lebih besar dari realisasi penjualan tahun 2013 yang mencapai Rp1,8 triliun.

"Penjualan kita di 2014 ini ditargetkan di atas Rp2 triliun," kata Dirut PT Pindad, Tri Hardjono, di Bandung, Jawa Barat, Selasa (6/5/2014).

Ia optimistis target itu akan tercapai karena sasaran penjualan sudah dipetakan. Terlebih sudah ada beberapa kontrak yang siap dipenuhi tahun ini.

Alutsista pun dijual ke sejumlah negara terutama di Asia Tenggara dan beberapa negara di Asia. "Ada beberapa negara yang kerja sama dengan kita. Tapi negaranya tidak bisa disebutkan. Prinsipnya, kita kerja sama dengan beberapa negara di Asia dan Asia Tenggara," jelas Tri.

PT Pindad sendiri memproduksi berbagai senjata seperti senapan serbu, senapan runduk, dan senjata genggam. Dalam setahun, PT Pindad mampu memproduksi sekira 30 ribu unit senjata. Selain itu, PT Pindad juga memproduksi berbagai kendaraan tempur dan peralatan lainnya dengan jumlah banyak.
 

AM Hendropriyono dikukuhkan jadi guru besar ilmu intelijen

AM Hendropriyono dikukuhkan jadi guru besar ilmu intelijen
Mantan Kepala Badan Intelijen Negara, Jenderal TNI (Purnawirawan) AM Hendropriyono. Alumnus Akademi Militer pada 1967 itu banyak melewatkan karirnya di lingkungan Komando Pasukan Sandhi Yudha TNI AD (kini Komando Pasukan Khusus TNI AD)
... selalu berpacu dengan waktu, intelijen tidak dapat begitu saja mengabaikan etika... "
Jakarta - Gelar Jenderal (Purnawirawan) TNI AM Hendropriyono bertambah lagi dengan gelar profesor, setelah dia dikukuhkan sebagai guru besar bidang ilmu intelijen, usai menyampaikan pidato pengukuhannya, di Balai Sudirman, Jakarta, Rabu.

Mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) itu membawakan pidatonya yang berjudul Filsafat Intelijen. Dalam pidatonya ia menyampaikan hakikat intelijen adalah tindakan yang cepat dan tepat demi keselamatan negara.

"Intelijen tidak beroperasi pasca kejadian selayaknya penegakan hukum. Intelijen mengumpulkan informasi secara cepat dan akurat untuk mencegah terjadinya kejadian yang membahayakan keselamatan negara," ujar dia.

Untuk itu, ia mengatakan, dari segi epistemologi, intelijen tidak bergumul dengan pengetahuan ilmiah melainkan informasi. Intelijen tidak memiliki banyak waktu untuk memeriksa sebuah informasi melalui metode ilmiah.

"Sebab itu intelijen memeriksa informasi berdasarkan kesahihan sumber dan logika. Informasi yang diperoleh dari eks anggota kelompok radikal tentu lebih akurat dibanding informasi pengamat. Informasi yang diperoleh juga harus logis atau tidak memiliki kontradiksi dengan informasi-informasi lainnya, " kata dia.

Meski selalu berpacu dengan waktu, intelijen tidak dapat begitu saja mengabaikan etika. Imperatif etika tertinggi yang menuntun praktik intelijen adalah melindungi segenap bangsa dan tumpah darah Indonesia. Bangsa adalah kolektivitas bukan individualitas. 

Pancasila sebagai dasar Negara memuat prinsip-prinsip kolektivitas yang apabila diringkas berbunyi gotong-royong.

Ia mengutarakan realitas bagi intelijen bukan realitas normal melainkan abnormal yang dalam bahasa filsuf Jerman, Carl Schmitt, disebut kedaruratan. Kedaruratan adalah kondisi abnormal yang menuntut tindakan-tindakan ekstra-yudisial. 

Sehingga, kedaruratan pada tataran operasional kerap kali memunculkan tindakan yang tidak masuk akal, sedangkan hukum positif mana pun tidak hadir di sana.

"Selain itu, baik atau buruknya intelijen harus dilihat dari lingkup realitas yang goncang, yang merupakan ruang hampa hukum atau keadaan di mana hukum tidak mungkin lagi dieksekusi. Keluhuran moral pula merupakan modal yang utama bagi intelijen untuk menyelamatkan rakyat dari ancaman perang dalam bentuk dan sifatnya yang baru," ujar dia.

Ringkasnya, ia menjelaskan, demi keamanan bersama setiap individu warganegara, memang harus menyumbangkan sebagian hak asasi pribadinya.

"Sebaliknya demi keamanan individu, keamanan kolektif harus perlu dibangun sesuai dengan konstruksi sosial bangsa kita," kata dia.

Dengan demikian antara pengamanan bagi kebebasan individu dan pengamanan kolektif dalam pemahaman intelijen negara RI harus menyatu.

Penyatuan itu untuk mencapai sinergitas, dalam usaha menghindarkan bangsa Indonesia dari kegamangan teoritis dan praktis yang sangat berbahaya.
 

OPERASI �CAKRA� SELESAI F-16 KEMBALI KE LANUD IWJ



http://lanud-iswahjudi.mil.id/galeri/img_gambar/970609.jpg

Pen Lanud Iwj, Magetan (6/5/14). Satu flight pesawat F-16 fighting falcon Skadron Udara 3 Lanud Iswahjudi, tiba kembali di Lanud Iswahjudi setelah melaksanakan operasi �Cakra� di bawah kendali Komando Sektor Pertahanan Udara III (Kosekhanudnas III), Medan, Selasa (6/5/14).

Selama satu setengah bulan melaksanakan operasi di Indonesia bagian barat, operasi yang dipimpin langsung oleh Komandan Skadron Udara 3 Letkol Pnb Firman Dwicahyo, dalam operasinya telah berhasil memaksa mendarat di Lanud Soewondo Medan, pesawat asing jenis Swearingen SX 300, karena melintas wilayah NKRI tanpa injin resmi yang tertangkap oleh radar.

Dalam operasinya pesawat tempur F-16 Fighting Falcon, tidak saja menggunakan Lanud Seowondo Medan sebagai home base, namun Lanud Sultan Iskandar Muda, Nanggroe Aceh Darussalam juga dijadikan home base sebagai pangkalan aju dalam melaksanakan operasi tersebut.

Selanjutnya enam pesawat F-16 Fighting Falcon setelah selesai melaksanakan operasi Cakra, kembali ke Lanud Iswahjudi dan menjalani perawatan rutin untuk kesiapan pelaksanaan latihan dan operasi berikutnya.

Sementara itu, pada waktu yang sama pesawat tempur F-5 Tiger dan pesawat tempur T-50i Golden Eagle tiba pula di Lanud Iswahjudi setelah melaksanakan latihan di Lanud Adisoemarmo Solo.

Keterangan Gambar : Pesawat tempur F-16 fighting Falcon, landing di landasan pacu Lanud Iswahjudi, Selasa (6/05/14).

Lanud Iswahjudi

KOARMATIM GELAR OPERASI GABUNGAN DI PERAIRAN AMBALAT




Koarmatim mulai hari ini, menggelar Operasi Gabungan Pengamanan Perbatasan  wilayah Laut Indonesia-Malaysia di Perairan Ambalat, Kalimantan Timur. Kesiapan gelar kekuatan tersebut dilaporkan Pangarmatim Laksamana Muda TNI Agung Pramono, S.H., M.H.um, selaku Panglima Komando Tugas Gabungan (Pangkogasgab) Komando Tugas Operasi Gabungan Ambalat tahun 2014 kepada Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko, melalui video conference antara Mabes TNI dengan jajaran Kogasgab Ambalat di Gedung Puskodal Koarmatim, Ujung, Surabaya, Rabu (07/05).

Acara Video Conference (Vicon) antara Mabes TNI dan jajaran Kogasgab merupakan Pembukaan Komando Tugas Operasi Gabungan Ambalat  dengan sandi “Garda Wibawa 14”. Operasi Gabungan ini melibatkan unsur kekutan Komando Tugas Laut (Kogasla) dan Komando Tugas Udara (Kogasud).

Tugas yang diemban Kogasla antara lain melaksanakan operasi pengamanan laut dan patroli udara terbatas. Kogasud bertugas melaksanakan operasi pertahanan udara, operasi lawan udara ofensif dan operasi dukungan udara di wilayah perbatasan Indonesia-Malaysia selama tahun 2014. Wilayah operasi meliputi perairan Karang Unarang (Blok Ambalat) laut Sulawesi.

Secara umum tugas pokok Kogasgab Ambalat melaksanakan pengamanan perbatasan wilayah laut dan udara Indonesia-Malaysia selama tahun 2014. Wilayah operasi berada disekitar perairan Karang Unarang (Blok Ambalat), Laut Sulawesi, dalam rangka mendukung tugas pokok TNI.

Secara organisasi, Kogasgab Ambalat tahun 2014 dipimpin  oleh Pangarmatim selaku Pangkogasgab. Sedangkan Wapangkogasgab dijabat Pangkosek Hanudnas II Makassar. Dalam melaksanakan tugasnya, Pangkogasgab dibantu oleh empat Asisten terdiri dari Asintel Pangkogasgab (Asintel Pangarmatim), Asops Pangkogasgab (Asops Pangarmatim), Asminlog Pangkogasgab (Aslog Kaskoopsau II) dan Askomlek Pangkogasgab (Askomlek Pangkosek Hanudnas II).

Fungsi komando dilapangan, Pangkogasgab Ambalat membawahi Kogasla, dalam hal ini dijabat oleh Komandan Gugus Tempur Laut (Danguspurla) Koarmatim Laksamana Pertama TNI Aan Kurnia, S.Sos., sebagi Dankogasla. Kemudian Dankogasud dijabat oleh Danlanud Hasanuddin, Makassar.

Kogasla membawahi Satuan Tugas laut (Satgasla) terdiri dari Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) dan pesawat udara TNI AL. Kemudian Satgasduk terdiri dari Marinir dan Pangkalan. Sedangkan Kogasud membawahi Satuan Tugas Tempur (Satgaspur), Satgasdukpur, Satgas Hanud, Satgas Paskhas dan Satgas Info.

Kekuatan yang terlibat dalam Kogasgab Ambalat yaitu, Kogasla terdiri dari puluhan KRI serta KAL, Pesawat Udara Patroli maritim, Pangkalan, ratusan Marinir dan Satuan Komando Pasukan Katak (Satkopaska) serta tim Repair.

Unsur kekuatan Kogasud puluhan pesawat tempur berbagai jenis antara lain SU-2730, F-16, T-50, EMB-314, B-737, C212, C130 B/H, Helikopter SA-330/Nas-332 dan beberapa unsur Satuan Radar (Satrad), serta ratusan personel Komando Pasukan Khas (Kopaskhas) TNI AU.

Kogasgab Ambalat didukung oleh Kotama samping yaitu Kodam-VI/Mulawrman serta Kodam VII/Wirabuana. Untuk mendukung operasi Kamtibmas Kogasgab Ambalat didukung oleh Polda Kaltim dan Polda Sulut serta Pemerintah Daerah yang menjadi daerah sasaran operasi.

Dalam video converence tersebut, Pangarmatim selaku Pangkogasgab Ambalat 2014  juga telah melaporkan kepada Panglima TNI, bahwa jajaran unsur Koarmatim saat ini sudah ada yang tersebar di sekitar Perairan Ambalat, untuk melaksanakan  pengamanan di yurisdiksi perairan NKRI.
(Kadispenarmatim Letkol Laut (KH) Abdul Kadir)

Hubungan Indonesia-Australia Retak, PM Abbott Menyesal

Para jurnalis diperbolehkan dengarkan langsung telepon Abbott ke SBY
PM Australia Tony Abbott mengaku menyesal atas retaknya hubungan Indonesia-Australia. Dia berjanji akan segera memperbaikinya.
 - Perdana Menteri Australia, Tony Abbott, mengaku sangat menyesal atas hubungan diplomatik yang kurang baik antara Indonesia dan negaranya sejak skandal penyadapan yang dibocorkan oleh Edward Snowden. Hal ini disampaikan Abbott ketika dia menghubungi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melalui telepon, Selasa 6 Mei 2014.
"Saya sangat menyesal atas kesulitan-kesulitan yang kita hadapi selama beberapa bulan terakhir," kata Abbott dalam percakapan telepon dengan SBY. Percakapan itu bisa didengar jelas para jurnalis melalui pengeras suara.
Percakapan SBY dan Abbott lewat telepon terjadi di sela-sela pembukaan konferensi internasional Open Government Partnership di Nusa Dua, Bali, hari ini. Abbott, yang diundang ke acara itu, memilih absen.
Dalam percakapan itu, Abbott mengatakan sangat tersentuh dengan kebaikan pemerintah Indonesia dan dan kagum atas rasa persahabatan yang kuat untuk Australia. Maka, Abbott mengatakan akan berusaha memperbaiki hubungan antara Indonesia dan Australia sehingga dia berharap bisa datang ke Indonesia secepatnya. 
"Jadi saya sangat berusaha untuk sampai ke Indonesia secepat mungkin dan saya akan kembali berkunjung di lain kesempatan," ungkap Abbott. Dia juga mengatakan tidak bisa hadir di konferensi Open Government Partnership, namun  tanpa alasan yang jelas. 
"Seperti yang Anda tahu, saya tidak bisa hadir di Bali. Jadi saya sangat-sangat perlu mengejar ketertinggalan lagi. Saya harap kita bisa melakukannya (pertemuan) sangat segera," ujar Abbott kepada SBY. 
Mengenai ketidakhadiran Abbott di Bali, SBY memaklumi. Kendati dia mengatakan ingin menggunakan kesempatan tersebut untuk duduk bersama dan bicara mengenai hubungan kedua negara.
"Saya memahami bahwa Anda tidak bisa datang ke Bali, saya berharap sebenarnya kita bisa duduk bersama dan bicara," kata SBY kepada Abbott lewat telepon. (ren)

PM Australia telepon Presiden ketidakhadirannya di OGP

PM Australia telepon Presiden ketidakhadirannya di OGP
Perdana Menteri Australia Tonny Abbot
Jakarta  - Perdana Menteri Australia Tony Abbott pada Selasa siang menelpon Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan menyampaikan penyesalannya karena tidak dapat hadir dalam Konferensi Regional Asia Pasifik Kemitraan untuk Keterbukaan Pemerintahan (Open Government Partnership/OGP) di Bali.

Staf Khusus Presiden bidang Hubungan Internasional Teuku Faizasyah dalam rilis yang diterima Antara mengatakan, PM Abbott menelpon Presiden Yudhoyono yang tengah di Bali untuk membuka Konferensi OGP tersebut pada Selasa siang sekitar pukul 14.00 WITA.

Menurut Faizasyah dalam pembicaraan per telpon tersebut, PM Abbott menyampaikan penyesalannya karena tidak dapat memenuhi undangan Presiden SBY untuk menghadiri Open Government Partnership Asia-Pacific Regional Conference.

"Presiden SBY menyatakan dapat memahami alasan ketidakhadiran PM Abbott di Bali tersebut, terkait pembahasan anggaran di parlemen," kata Faizasyah

Pada kesempatan itu kedua kepala pemerintahan juga menyambut baik kemajuan dalam pembahasan Code of Conduct di antara kedua Menteri Luar Negeri. Kedua kepala pemerintahan berharap perjanjian tersebut dapat segera diselesaikan sehingga hubungan bilateral kedua negara dapat segera pulih dan dapat memasuki babak baru.

"Presiden SBY menegaskan harapannya agar Code of Conduct tersebut selambat-selambatnya dapat disepakati pada bulan Agustus 2014," kata Faizasyah.

Selain itu, PM Abbott juga menyampaikan harapannya dapat mengunjungi Indonesia dan bertemu Presiden SBY dalam rangkaian lawatannya ke luar negeri pada bulan Juni 2014.

"Presiden SBY menyambut baik keinginan tersebut. Oleh karena itu, kedua Menteri Luar Negeri dan Duta Besar masing-masing negara agar melakukan berbagai persiapan dalam rangka kunjungan PM Abbott ke Indonesia tersebut," katanya.

PM Abbott pada kesempatan itu juga menjelaskan mengenai rencana pembentukan Pusat Kajian Indonesia-Australia di Melbourne, dan berharap Presiden SBY dapat mengunjunginya, baik sebelum ataupun sesudah masa jabatan sebagai Presiden RI.

"Ini merupakan wujud apresiasi yang mendalam Australia atas rasa persahabatan yang ditunjukkan oleh Presiden SBY dalam hubungan bilateral RI-Australia," kata Faizasyah. *
(M041/R010) 


Antara 

Kapal Dibakar, Imigran Nepal Didorong Lagi ke NTT

Kapal Dibakar, Imigran Nepal Didorong Lagi ke NTT  
Imigran gelap yang berasal dari Pakistan serta Afganistan ditangkap TNI AL di perairan laut Jawa pulau bokor, Kepulauan Seribu, Jakarta, Jumat (20/7). Sebanyak 109 imigran gelap berhasil ditangkap petugas menggunakan 2 buah kapal

 Kupang - Sebanyak 20 imigran gelap asal Nepal dan Albania didorong kembali ke perairan Indonesia oleh Angkatan Laut Australia, setelah kapal mereka dibakar. Imigran itu terdampar di Papela, Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur.

"Ada 20 imigran yang diamankan setelah terdampar di perairan Rote Ndao," kata Kapolres Rote Ndao Ajun Komisaris Besar Hidayat kepada Tempo, Selasa, 6 Mei 2014.

Berdasarkan hasil pemeriksaan, menurut dia, 20 imigran ini berangkat ke Australia untuk mencari suaka dari dua lokasi berbeda. Sebanyak 18 imigran asal Nepal diberangkatkan dari Makassar, Sulawesi Selatan. Sedangkan dua imigran Albania diberangkatkan dari Papela, Rote Ndao, bersama seorang anak buah kapal.

"Kami tidak tahu pasti kapan mereka berangkat ke Australia," katanya.

Setibanya di sebuah pulau di Australia, mereka diamankan oleh Angkatan Laut Australia, sementara kapal yang mengangkut dua orang asal Albania dibakar. Lalu dua orang itu digabung dengan imigran asal Nepal dan didorong kembali ke Indonesia. "Kapal yang dari Rote dibakar. Mereka kemudian didorong kembali ke Indonesia," katanya.

Puluhan imigran itu sejak kemarin telah ditahan di Rumah Detensi Imigrasi Kupang. Namun, anehnya, Kepala Imigrasi Kupang Silvester Sililaba mengaku belum mengetahui adanya penangkapan 20 imigran itu. "Saya belum tahu ada penangkapan imigran. Apalagi katanya sudah diserahkan ke Imigrasi," katanya.

Tempo

Uni Eropa: Indonesia Punya Pengaruh Besar di Level Internasional

Bendera negara anggota Uni Eropa (ilustrasi)
Bendera negara anggota Uni Eropa (ilustrasi)

JAKARTA --  Indonesia secara potensial mempunyai pengaruh besar di level internasional pada bidang keamanan internasional, hak asasi manusia, regionalisme, dan penegakan hukum internasional, demikian kata Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia Olof Skoog di Jakarta, Selasa (6/5).
"Sudah saatnya Indonesia meningkatkan pengaruhnya di level global," katanya.
Di bidang penegakan hak asasi manusia dan demokrasi, Indonesia dinilai berperan besar mengubah Myanmar yang militeristik otoritarian menuju pemerintahan yang menghargai aspirasi masyarakat sipil.
Skoog mengajak Indonesia untuk mendorong terciptanya masyarakat demokratis bukan hanya bagi sesama anggota ASEAN, melainkan juga bagi negara-negara di kawasan lain.
Dalam persoalan regionalisme, Indonesia di mata Uni Eropa juga dinilai merupakan negara yang berhasil menciptakan kestabilan kawasan dengan menjadi salah satu inisiator berdirinya ASEAN dan menjaga perdamaian di tengah sengketa batas wilayah Laut Tiongkok Selatan.
Regionalisme tersebut menurut Skoog dapat membantu terciptanya kesatuan institusi ekonomi dan politik yang terdiri atas beberapa negara sebagaimana terjadi di Eropa. "Pada bidang ini, Uni Eropa dapat menjadi sumber pelajaran yang berharga untuk mengetahui sektor apa yang dapat didorong untuk diintegrasikan lebih lanjut dan sektor lain yang perlu diwaspadai," kata Skoog.
Skoog juga menilai Indonesia dapat berperan penting pada bidang keamanan nasional jika membuka kerja sama militer dengan Uni Eropa. "Dunia internasional saat ini menghadapi tantangan serius dalam hal keamanan, terutama pembajakan kapal di Somalia. Peran militer Indonesia sangat dibutuhkan di sini," kata dia.
Yang terakhir, Uni Eropa mengajak Indonesia untuk turut mengampanyekan penegakan hukum internasional yang kini terancam hancur oleh tindakan Rusia di Ukraina yang dinilai tidak menghormati prinsip kedaulatan. "Krisis di Ukraina bukan merupakan persoalan perang dingin antara negara Barat dan Rusia. Krisis tersebut merupakan bentuk dilanggarnya hukum internasional yang dapat terjadi di negara mana pun," kata Skoog.
Skoog khawatir jika pelanggaran terhadap hukum internasional tersebut dibiarkan, anggota ASEAN akan mengalami nasib yang sama seperti Ukraina karena akan ada negara besar yang dengan leluasa melanggar prinsip kedaulatan. Menurut Skoog, Indonesia akan makin berpengaruh di dunia internasional jika dengan tegas menolak sikap agresif Rusia.

Republik

Abbot Tak Datang ke Bali, Marty Akui Ada Masalah

Abbot Tak Datang ke Bali, Marty Akui Ada Masalah  
Tony Abbott. time-az.com

Nusa Dua - Perdana Menteri Australia Tony Abbott tak hadir dalam Konferensi Open Government Partnership (OGP) Asia-Pacific di Nusa Dua, Bali, Selasa, 6 April 2014. Menteri Luar Negeri Indonesia Marty Natalegawa meminta hal itu tidak dibesar-besarkan. Namun diakuinya bahwa masih ada masalah yang belum terselesaikan di antara Indonesia dan Australia.

“Alasannya tidak diberitahukan secara detail, sehingga hanya pihak Australia yang bisa menjelaskan,” kata Marty seusai pembukaan acara. Menurut dia, selain ke PM Australia, undangan dikirimkan juga ke sejumlah kepala negara dan pemimpin pemerintahan di Asia-Pasifik. Tanpa Abbot, konferensi dapat berjalan dengan baik.

Meski tidak mengetahui alasan Abbot, Marty mengatakan saat ini ada perkembangan di Australia, seperti penyusunan budget, yang kemungkinan mengharuskan Abbot tetap di dalam negeri. Selain itu, masih ada masalah dengan keberadaan pencari suaka yang diatasi dengan kebijakan pemulangan paksa dan tampak kurang berhasil. “Kebijakan unilateral memaksa pencari suaka itu juga bisa dinilai mengancam dan melanggar hak asasi.”

Namun Marty membantah mengenai kemungkinan adanya konflik antara Australia dan Indonesia. “Memang ada masalah yang harus dikelola dan diselesaikan,” ujarnya. Salah satunya adalah penyelesaian masalah penyadapan yang telah disepakati bersama

Tempo

Ciptakan "Anti-jammer", Dua Bintara Naik Pangkat dan Disekolahkan Calon Perwira

JAKARTA,- Dua prajurit bintara TNI AD, Serka Widodo dan Sertu Anggit Rudiyanto, anggota satuan Pusat Pendidikan Zeni (Pusdikzi) TNI AD, mendapatkan kenaikan pangkat luar biasa karena menciptakan alat anti-jammer (pengacau sinyal). Tak hanya itu, mereka juga mendapatkan kesempatan untuk mengenyam pendidikan di Sekolah Calon Perwira (Secapa) TNI AD.
Kepala Staf TNI AD Jenderal Budiman mengatakan, anti-jammer ciptaan keduanya merupakan alat canggih yang dapat membantu kinerja TNI untuk melacak nomor telepon tertentu yang menjadi target operasi. Adapun sistem pengoperasiannya, yakni dengan cara mengacaukan sinyal nomor lain yang tidak menjadi target sasaran.
"Kalau jammer bisa mengacaukan nomor, nah ini kita bisa mencari nomor-nomor tertentu," kata Budiman di sela-sela pemberian penghargaan kepada 48 prajurit berprestasi di Lapangan Mabes AD Jakarta, Selasa (6/5/2014).
Ia menambahkan, alat anti-jammer merupakan alat yang mahal. Jika dibeli dari luar negeri, harganya mencapai miliaran rupiah. Namun, dengan adanya pengembangan ini, alat tersebut dapat diciptakan dengan harga kurang dari Rp 100 juta per unitnya.
Selain menciptakan anti-jammer, kedua orang tersebut juga menciptakan sejumlah alat lain, seperti alat pengendali senjata jarak jauh, alat pemicu ledakan sistem ganda, dan pemicu ledakan sistem remot.
"Mereka dibimbing oleh Danpusdik-nya, lalu disponsori dana pengembangannya apa saja yang mereka inginkan dikasih," katanya.
Budiman menambahkan, pemberian penghargaan serupa diberikan kepada Serka Farid Hendro W, anggota Pusdikzi lainnya, karena berhasil meraih juara harapan ketiga pada lomba karya cipta teknologi 2013 lalu. Serka Farid dinilai mampu menciptakan alat pengendali senjata jarak jauh (remote control weapon system).
Budiman mengatakan, beberapa waktu terakhir, TNI AD sebetulnya tengah mengembangkan sejumlah teknologi guna mencapai kemandirian teknologi. Program jangka panjang hingga 2029 itu menargetkan pengembangan terhadap nanoteknologi, teknologi informasi, propelan (kimia), elektronik, dan satelit.

Kompas 

Tuesday, 6 May 2014

Lanud Palembang segera kembangkan shelter pesawat tempur


Lanud Palembang segera kembangkan shelter pesawat tempur
Atraksi udara di Lanud Palembang beberapa waktu lalu.

- Rencana strategis program pengembangan fasilitas dan infrastruktur Pangkalan Udara (Lanud) Palembang terus dilakukan. Setelah mencuat wacana peningkatan status menjadi tipe B, Lanud Palembang telah menyusun rinci master plan pengembangan.

Danlanud Palembang, Letkol Pnb Sapuan menuturkan, potensi besar Lanud Palembang untuk naik tipe B pun perlu disambut baik.

"Untuk itu, kesiapan infrastruktur pendukung, personel, alat utama sistem persenjataan (alutsista) tentu dalam persiapan. Sebagai bocoran, akan dibangun shelter pesawat tempur, hanggar, Jetison (JT) Area, Taxiway, dan sarana pendukung lainnya,” ujar Sapuan, di Heritage Room Lanud Palembang, Senin 5 Mei 2014.

Dikatakan dia, untuk menjadi tipe B itu cukup banyak prasyarat yang harus dipenuhi. Tak menutup kemungkinan, dengan pengembangan infrastruktur yang cepat maka bukan sebuah mimpi jika Lanud Palembang memiliki skuadron udara, skuadron teknik, Paskhas nantinya.

 “Sehingga actual, soal master plan JT area dan skuadron udara tempur masih proses pembahasan dan koordinasi. Tentunya tidak mudah menyiapkan peningkatan status menjadi tipe B, harus didukung secara militer misal, seberapa lengkap sarana operasi dan personil," timpalnya.

Untuk itu, Lanud Palembang berupaya sebaik mungkin menjalankan tugas termasuk langkah pengamanan aset ini. Dalam sebulan ini, banyak orientasi tugas yang dicoba untuk dilakukan.

Sapuan menjelaskan, Lanud masih memiliki sekitar 150 hektare lahan kosong, dan rencana pengembangan master plan untuk persiapan shelter pesawat tempur atau JT Area membutuhkan sekitar 5 hektare lahan untuk menampung sekitar 12 pesawat.
 

Pangeran Brunei dianugerahi brevet kehormatan korps marinir

Pangeran Brunei dianugerahi brevet kehormatan korps marinir
Komandan Korps Marinir Mayor Jenderal TNI (Mar) A. Faridz Washington (kiri) menyematkan tanda kehormatan kepada Putra Mahkota Kerajaan Brunei Darussalam Paduka Seri Pengiran Muda Mahkota Jeneral Pengiran Muda Haji Al Muhtadee Billah (kanan) di lapangan Hartono Kesatrian Marinir Cilandak, Jakarta, Senin (5/5). 

Jakarta - Komandan Korps Marinir TNI AL Mayjen TNI (Mar) Faridz Washington menganugerahkan baret dan brevet kehormatan kepada putra mahkota Duli Yang Teramat Mulia Paduka Seri Pengiran Muda Mahkota Jeneral Pengiran Haji Al-Muhtadee Billah dalam suatu upacara militer di Bhumi Marinir, Cilandak, Jakarta, Senin.

Penyematan brevet kehormatan warga Korps Marinir itu juga dihadiri oleh Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin dan Kepala Staf TNI Angkatan Laut Laksamana TNI Marsetio.

Selain dihadiri oleh Wamenhan dan Kepala Staf TNI Angkatan Laut, upacara ini juga diikuti oleh pasukan-pasukan marinir, beserta material tempurnya di bawah komando komandan Kolonel Marinir Hermanto SE, dengan Inspektur upacara Putra Mahkota Brunei Darusalam.

Penganugerahan yang diberikan kepada Putra Mahkota Brunei Darusalam ini berlaku sejak 6 Mei 2014 dan Putra mahkota Brunei berhak menggunakan tanda kehormatan tersebut.

Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Marsetio mengatakan, jajaran Korps Marinir memberikan penghargaan warga kehormatan marinir kepada Duli Yang Teramat Mulia (DYTM) paduka Seri Pengiran Muda Mahkota Jeneral Pengiran Muda Al-Muhtadee Billah.

"Duli Yang Teramat Mulia (DYTM) paduka Seri Pengiran Muda Mahkota Jeneral Pengiran Muda Al-Muhtadee Billah adalah putra mahkota dari kerajaan Brunei," ujar KSAL.

Ia mengatakan, pemberian warga kehormatan Korps Marinir memang selektif diberikan pada para kepala staf, Panglima TNI, termasuk kepada Presiden.

"Penghargaan sebagai warga kehormatan dari luar negeri hanya ada lima orang, dua orang dari Amerika Serikat, dari Korea dan dari Brunei dua orang yaitu Sultan Brunai dan Putra Mahkota, " jelas Marsetio.

Menurut dia, untuk diangkat sebagai warga kehormatan harus ada persetujuan dari pimpinan TNI, dan harus dilihat bagaimana hubungan antara kedua negara.

Dalam sambutannya Putra Mahkota Brunei ini mengungkapkan rasa terhormatnya atas penganugerahan yang diberikan.

"Saya berharap semoga hubungan baik antara Indonesia dan Brunei Darusalam semakin baik di masa depan," katanya.

Pengeran Muda Haji Al-Muhtadee Billah merupakan orang yang ke 32, setelah Panglima TNI Jendral TNI Moeldoko yang diangkat sebagai warga kehormatan Korps Marinir pada 1 November 2013 lalu. 


Antara 

Kasad Serahkan Meriam Kaliber 155

Kepala Staf TNI Angkatan Darat (Kasad) Jendral TNI Budiman (kanan) saat berbincang dalam media visit di Beritasatu Media Holding, Jakarta Selatan, Rabu, 19 Maret 2014.
Kepala Staf TNI Angkatan Darat (Kasad) Jendral TNI Budiman (kanan) saat berbincang dalam media visit di Beritasatu Media Holding, Jakarta Selatan, Rabu, 19 Maret 2014. (sumber: Suara Pembaruan/Aditya)
 
Jakarta - Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) Jenderal (TNI) Boediman menyerahkan Alat Utama Sistem Persenjataan (Alutsista) Meriam Kaliber 155 kepada Batalyon Armet 16, 17, 18 Iskandaramuda, Tangjungpura, dan Mulawarman, Selasa (6/5).
Saat ini, meriam Kaliber 155 mm merupakan meriam kaliber terbesar milik TNI AD. Meriam kaliber 155 itu merupakan alutsista buatan Korea yang baru datang dan akan digunakan untuk memperkuat TNI AD.
"Pada hari ini kami serahkan ke batalyon. Armet 16, 17, 18 Iskandarmuda, Tangjungpura dan Mulawarman," kata Kasad, Selasa (6/5).
Dalam kesempatan yang sama, Kasad menegaskan, ke depannya modernisasi Alutsista milik TNI harus mengutamakan produksi dalam negeri. Oleh sebab itu, inovasi dan pengembangan teknologi harus dilakukan secara mandiri.
"Tingkatkan teknologi kita, agar kedepannya dapat membuat alutsita sendiri, serta peralatan lainnya. Secara perlahan, tetapi harus kita lakukan sendiri," ucap Kasad.
Di tempat yang sama, Kasad juga memberikan Kenaikan Pangkat Luar Biasa (KBLB) dan Pemberian Penghargaan kepada 48 Babinsa (Bintara Pembina Desa) serta Prajurit TNI AD yang berprestasi melebihi Panggilan tugas dalam pengabdiannya kepada Bangsa dan Negara.
"Penghargaan diberikan untuk memberi motivasi prajurit lainnya. Penghargaan diberikan sebagai bentuk apresiasi kepada prajurit atas pengabdiannya kepada bangsa dan negara," kata Kasad.

Berita Satu

Wow.. TNI AD Punya Meriam Kaliber Terbesar

meriam Tarik How kaliber 155 mm (Foto: Fahmi Firdaus/Okezone) meriam Tarik How kaliber 155 mm (Foto: Fahmi Firdaus/Okezone) 

  JAKARTA - Tentara Nasional Indonesia (TNI) terus meningkatkan Alat Utama Sistem Persenjataan (Alutsista) untuk memenuhi elemen fire power dalam Minimum Essential Force (MEF).

Salah satunya dengan mendatangkan 18 unit meriam jenis Tarik How 155 milimeter (mm) yang diperuntukan untuk TNI AD.

Kepala Staf Angkatan Darat, Jenderal TNI Budiman mengatakan, meriam tersebut adalah meriam yang memiliki kaliber terbesar, yaitu 155 mm. Jarak tembaknya mencapai 20 hingga 30 kilometer.

"Meriam ini akan ditempatkan di beberapa Komando Daerah Militer (Kodam) di antaranya di Kodam Iskandar Muda, Kodam Tanjung Pura dan Kodam Mulawarman kata Budiman di Markas Besar TNI AD,  Jalan Veteran Nomor 5, Jakarta Pusat, Selasa (6/5/2014).

Jenderal bintang empat ini menerangkan, 18 meriam itu dibeli dari Korea Selatan sebagai pengganti meriam yang berumur sudah tua di beberapa Kodam. Harga per unitnya meriam ini adalah USD980 ribu.

"Kalau membaca postur pertahanan negara untuk tahun 2009-2029, selama ini persenjataan kita sangat terbatas. Bahkan ada meriam yang lebih tua umurnya dari saya. Selain itu ada Kodam yang belum lengkap peralatannya," pungkasnya.

Meriam Tarik How 155 mm ini mempunyai spesifikasi jarak tembak 22 hingga 30 kilometer dengan menggunakan peluru atau amunisi standard. Meriam yang menggunakan alat pengangkutnya mempunyai berat kurang dari 7 ton dan memiliki elevansi yang dapat menembak arah lintasan langsung dan lintasan curam.

Meriam ini juga dilengkapi dengan sistem pengisian proyektil secara semi otomatis. Tak hanya juga mempunyai kelengkapan untuk penembakan di malam hari dan juga dapat dibawa dengan pesawat C-130 Hercules. (put)

oke zone 

Infanteri Modern: Burung Elektronik hingga Senapan Laser


KOMPAS/WISNU WIDIANTORO Personel TNI Angkatan Darat menerbangkan multirotor saat peluncuran dan uji coba hasil riset dan rancang bangun di kawasan Ancol, Jakarta, Selasa (29/4).

- BERAGAM produk teknologi maju dikembangkan TNI Angkatan Darat sejak dua tahun terakhir. Kapal komando cepat, wahana terbang tanpa awak beraneka bentuk yang dijadikan ”mata” bagi pasukan di darat, wahana sejenis helikopter dengan rotor vertikal dan horizontal, gyrocopter, radio komunikasi, satelit mini, hingga senapan latih dengan sinar laser dikembangkan Badan Litbang TNI AD bersama mitra kampus dan kelompok hobi, seperti komunitas aeromodelling.
Dalam pameran di Pantai Ancol, Jakarta, pekan lalu, pelbagai produk riset tersebut dipamerkan dan diperagakan kegunaannya. Pada salah satu meja terdapat sejumlah senapan varian SS-1 dan beragam jenisnya buatan PT Pindad Bandung (mengadopsi FNC Herstal-Belgia), yang dikonversi dengan baterai dan laser sebagai sarana latihan. Sebuah target dipasang dalam jarak 25 meter dan komputer serta perangkat perekam mendata setiap tembakan yang dilakukan.
”Untuk entakannya memang belum sekeras entakan asli senapan yang menggunakan amunisi hidup. Kami sedang siapkan versi yang lebih sempurna dengan entakan seperti senapan asli,” kata teknisi swasta penjaga stan tersebut. Secara fisik, bobot senapan tersebut memang sama dengan senapan asli karena dibuat dengan basis senapan SS-1 yang dimodifikasi.
Stan lain didominasi wahana terbang tanpa awak, mulai dari UAV buatan Balitbang TNI AD dengan Kampus Surya yang bisa dilengkapi dengan tangki cadangan untuk menambah jarak jelajah. Pesawat UAV buatan bersama Kampus Surya dan Balitbang TNI AD tersebut diklaim bisa terbang selama 8 jam dengan tangki tambahan dan bobot beban yang diangkut saat terbang mencapai 25 kilogram. Ketinggian jelajahnya 5 kilometer dan jangkauan jelajah 350 kilometer sehingga bisa menjadi ”mata” bagi pasukan infanteri di darat yang sedang bergerak di daerah operasi.
Ketika pameran statis berlangsung, sebuah wahana terbang multirotor melayang-layang dan sebuah UAV pada saat bersamaan terbang dan menampilkan gambar yang didapat kamera pengintai yang terpasang, lalu ditayangkan di dalam tenda pameran. Selebihnya, sejumlah kapal motor cepat, rigid inflatable boat, dengan pelapis anti peluru dan hovercraft berada di dermaga dekat tenda pameran.
Tidak lama kemudian, Fahmi, operator UAV berbahan rangka (mainframe) sejenis styrofoam dengan power plant motor listrik, menyiapkan wahana terbang tersebut untuk demonstrasi lebih lanjut.
”Saya berasal dari komunitas aeromodelling di Cibubur yang diajak bekerja sama dengan TNI. Senang sekali kemampuan kami bisa digunakan melayani negara dan masyarakat,” ujar dia.
Fahmi mengakui, tenaga baterai untuk motor listrik bisa dimodifikasi dengan memasang panel surya (solar cell) sehingga saat terbang sumber listrik terus dipasok dan pesawat tersebut bisa terbang berjam-jam.
Pengunjung juga menyaksikan wahana terbang tanpa awak yang diberi nama Flappy Bird, yang terbang mengepakkan sayap dan dilengkapi kamera. Siluet Flappy Bird di kejauhan terlihat persis seperti burung yang terbang sehingga diharapkan dapat digunakan menyusup ke daerah sasaran dengan baik. Sementara gyrocopter yang dipamerkan tidak melakukan penerbangan, tetapi hanya melakukan ground run, digerakkan di permukaan dengan menjalankan rotor vertikal.
Direktur Dinas Topografi TNI AD Brigadir Jenderal (TNI) Dedi Hadria, yang ditemui di sela-sela uji coba itu, mengatakan, pihaknya telah memproduksi wahana terbang multirotor dan sistem GPS Tracking yang dapat digunakan untuk mengarahkan pergerakan pasukan. Peta yang diambil dengan UAV buatan dalam negeri itu dipakai untuk memperbarui peta topografi hingga skala 1:2.000. Hasil pemetaan tersebut tidak saja digunakan oleh militer, tetapi juga bisa dipakai untuk survei swasta hingga rencana pembangunan pemerintah.
”Kami sudah gunakan untuk tanggap bencana juga di Gunung Sinabung dan Gunung Kelud. Kini, para operator wahana tanpa awak disiapkan di batalyon-batalyon. Kami akan melatih Kostrad,” kata Dedi.
Kepala Staf TNI AD Jenderal TNI Budiman menegaskan, proyek-proyek tersebut sudah dianggarkan untuk dilanjutkan pada tahun 2015. Proyek modernisasi TNI itu tidak akan terhenti karena adanya pergantian kepemimpinan dan sudah masuk dalam perencanaan modernisasi TNI AD hingga tahun 2019. (Iwan Santosa)

Kompas 

YONMARHANLAN III LAKSANAKAN PENGAMANAN DERMAGA KUNJUNGAN KAPAL PERANG ANGKATAN LAUT JEPANG



Dispen Kormar (Jakarta). Prajurit Batalyon Marinir Pertahanan Pangkalan (Yonmarhanlan) III Jakarta melaksanakan pengamanan dalam rangka kunjungan dua Kapal Perang Angkatan Laut Jepang, di Dermaga 202-203 Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Sabtu (3/5/2014). 
Dalam kegiatan tersebut, Yonmarhanlan III Jakarta menerjunkan 12 personelnya dibawah pimpinan Lettu Marinir Hendi Rochendi untuk mengamankan sektor Dermaga di tempat kedua Kapal bersandar.

 
Selama di Indonesia, kedatangan Kapal Perang Angkatan Laut Jepang  JS Samidare (DDG –106) dengan Komandan Letnan Kolonel Takashi Saito, dan JS Sazami (DD-113) dikomandani Letnan Kolonel Yasuhiro Hayashi, dibawah pimpinan Komandan Divisi-4 Satuan Kapal Eskorta Angkatan Laut Jepang Kolonel Hiroaki Tajri, serta Komandan Tim Investigasi Pembajakan Angkatan Laut Jepang Letnan Kolonel Toru Yamamoto, akan melakukan kunjungan resmi kepada Panglima Komando Armada RI Kawasan Barat (Pangarmabar) Laksamana Muda (Laksda) TNI Arief Rudianto, S.E., dan Komandan Pangkalan Utama Angkatan Laut (Danlantamal) III Jakarta Brigadir Jenderal (Brigjen) TNI (Mar) Ikin Sodikin AS., serta Walikota Jakarta Utara.

 
Kedua Kapal Perang Angkatan Laut Jepang yang merupakan kapal perang kelas Destroyer Guided Missile (Perusak Kawal Rudal) tersebut dijadwalkan berada di Jakarta hingga tanggal 05 Mei 2014.  

Tim Inspeksi PBB Laksanakan “COE Inspection” Terhadap KRI FKO-368 di Beirut



Tim Inspeksi PBB Laksanakan “COE Inspection” Terhadap KRI FKO-368 di Beirut
SATGAS MTF ,- Sebagai salah satu unit dari  Maritime Task Force (MTF) di bawah bendera Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB), Satgas Maritim TNI Konga XXVIII-F/UNIFIL telah menerima kedatangan Tim Inspeksi dari PBB untuk melaksanakan Contingent Owned Equipment (COE) Inspection. Dalam hal ini, PBB memiliki tanggung jawab untuk meyakinkan bahwa KRI FKO-368 sebagai salah satu unit MTF, telah dilengkapi dengan segala peralatan/perlengkapan serta material lainnya sesuai dengan permintaan dari UNIFIL. Selain daripada itu, PBB juga diberikan kuasa untuk memeriksa status, kondisi dan kuantitas dari peralatan/perlengkapan yang berada di KRI FKO-368, Beirut, Jumat (02/04).
Ini merupakan inspeksi pertama sejak KRI FKO-368 tiba di Beirut dan Inchop pada tanggal 8 April 2014, dimana inspeksi ini akan dilaksanakan secara berkala setiap 3 bulan sekali selama berada dan bergabung dalam MTF. Adapun Tim Inspeksi dari PBB yang datang adalah Mrs. Lazareva Alexandra selaku COE Inspector didampingi salah satu Stafnya yaitu: Mr. Pasquie Bertrand. Inspector dari MAROPS UNIFIL, CDR Sebastian Kruseona (Germany Navy) yang sehari-hari menjabat sebagai Deputy Chief Marops, didampingi oleh LTCDR. Enjin Candemir (Turkey Navy) Marops-PlanJJO, serta Mayor Laut (P) Didik Siswinardi sebagai Staf Pendamping dari Naval Operation Center (NOC).
Letkol Laut (P) Ade Nanno Suwardi selaku Komandan KRI FKO-368 menerima dan menyambut secara langsung Tim Inspeksi dari PBB di Lounge Room Perwira, yang dilanjutkan dengan pelaksanaan inspeksi.
Setelah proses pemeriksaan administrasi selesai, kegiatan dilanjutkan dengan pemeriksaan secara fisik terhadap segala peralatan/perlengkapan yang dimaksud dalam check list tersebut di atas.    
Kegiatan COE Inspection ditutup dengan penandatanganan Verification Inspection Worksheet-Letter of Assist oleh COE Inspector, Marops Inspector dan Komandan KRI FKO-368.


TNI 

Karakteristik AS565 Panther Pesanan TNI AL

AS565 Panther

Pada 28 April, TNI AL mengumumkan rencana pembelian 16 unit (1 skuadron) helikopter anti kapal selam (anti-submarine warfare/ASW) AS565 Panther dari Eurocopter. TNI AL sudah mengajukan permohonan pengadaan helikopter tersebut ke Kementerian Pertahanan dan dikabarkan proses kontrak sudah hampir rampung. Namun, Kadispen TNI AL, Laksamana Madya Untung Suropati, mengatakan belum bisa memberikan kerangka waktu kapan helikopter-helikopter tersebut akan dikirimkan.
Keputusan TNI AL untuk membeli AS565 Panther ini dibuat atas rekomendasi dari PTDI, yang dikabarkan nantinya juga akan terlibat dalam pembuatannya. PT DI akan bekerjasama dengan pihak Eurocopter dalam pembuatan airframe dan sonar equipment dipping. Jumlah yang akan diproduksi adalah 16 unit, sedangkan detail bagaimana produksi bersama ini baru akan dirampungkan setelah kontrak disahkan.
Pengadaan helikopter anti kapal selam untuk TNI AL merupakan salah satu unsur dari program Kekuatan Pokok Minimum (MEF) TNI, yang diantaranya dicapai dengan cara membeli, memproduksi sendiri, memproduksi sendiri melalui transfer teknologi, dan pembangunan bersama. MEF sendiri terbagi dalam tiga tahap; 2010-2014; 2015-2019 dan 2020-2024.
Sejatinya heli AS565 Panther ini akan dioperasikan bersama kapal perang TNI AL terutama KCR SIGMA 10154. Pembelian heli ASW ini juga berarti penambahan armada laut di Asia Tenggara. Singapura memperbanyak kapal selamnya dengan pengadaan 2 unit Type 218SGs dari ThyssenKrupp Marine Systems, Malaysia dua kapal selam, sedangkan Vietnam baru-baru ini menerima dua dari enam kapal selam Kelas Kilo Rusia. Indonesia sendiri membeli tiga kapal selam Chang bogo, kapal selam diesel listrik dari Korea Selatan.

Karakteristik Umum
Kru dua pilot
Kapasitas sepuluh kursi atau empat tandu
Diameter rotor 11,94 m
Diameter rotor ekor 1,10 m
Panjang dengan rotor berputar 13,73 m
Tinggi 3,97 m
Fuselage 11,63 m
Berat kosong 2.380 kg
Mesin
2×Turboméca Arriel 2C turboshaft (2x852 hp)
Performa
Maksimal lepas landas
4.300 kg
Kecepatan maksimum 306 km/jam
Tinggi operasi 5,865 m
Tingkat panjat 8,9 m/dtk
Persenjataan
Kanon Guns: Giat M621 20 mm
Roket: 68 mm atau 70 mm (unguided rockets)
Rudal: - Matra Mistral air-to-air missiles.
- AS 15 TT anti-surface missiles.
- HOT anti-tank missiles.
- Mk46 or Whitehead A.244/S ASW torpedo


Artileri

Simon Randa, kisah pahlawan tak dikenal di belantara Irian

Simon Randa, kisah pahlawan tak dikenal di belantara Irian
PGT. ©52 Tahun Infiltrasi PGT di Irian Barat
Ada satu nama yang sulit dilupakan para prajurit Pasukan Gerak Tjepat Angkatan Udara (PGT), yang bertempur di Irian Barat. Namanya Simon Randa, seorang pegawai kehutanan Belanda di Irian yang kini bernama Papua.

Simon Randa aslinya orang Toraja. Dia menjadi pegawai kehutanan Belanda, namun hatinya merah putih.

Saat konfrontasi tahun 1962, hampir semua warga Papua dibina Belanda. Mereka pun mau jadi umpan untuk menjebak tentara Indonesia yang diterjunkan di Irian Barat. Hasilnya ratusan tentara Indonesia tewas dan ditangkap karena pengkhianatan.

Simon adalah salah satu yang langka. Dia selalu berusaha membantu gerilyawan RI. Simon dan anak buahnya mengirimkan tembakau dan makanan ala kadarnya pada gerilyawan RI yang tersebar di Sorong.

Hal ini dikisahkan dalam buku 52 Tahun Infiltrasi PGT di Irian Barat, Bertahan dan Diburu di Belantara Irian. Buku Terbitan Majalah Angkasa ini ditulis Beny Adrian dan diluncurkan di Jakarta, Jumat (25/4) lalu di Jakarta.

Ketika mendengar berita tercapai kesepakatan perundingan di New York antara Belanda dan Indonesia, Simon segera memerintahkan anak buahnya mencari enso-enso (sebutan untuk merah putih dalam bahasa Moi). Dia berhasil menemukan beberapa di antaranya.

Ditampungnya para gerilyawan itu di rumahnya dan anak buahnya.

Tim PBB mencium soal Simon dan datang ke rumah. Sesuai isi kesepakatan New York, baru tanggal 1 Oktober 1962, pasukan Indonesia boleh masuk kota. PBB pun memerintahkan pasukan Indonesia kembali masuk hutan sejauh 6 km dari Klasaman, atau dikenal dengan KM12.

Apa jawaban Simon?

"Lebih baik saya dan keluarga ditembak mati PBB daripada bapak dan anak buah kembali masuk hutan. Selama saya masih hidup bapak dan anak buah tidak akan saya izinkan masuk hutan," tegas Simon.

PBB pun melunak. Tiga orang perwira diizinkan berasa di Klasaman untuk mengatur administrasi. Sisanya mundur ke KM12. Simon bisa menerima keputusan ini.

Kemudian para petinggi perwakilan tentara Indonesia meninjau KM12. Mereka juga menggelar pertemuan dengan utusan PBB untuk mengembalikan gerilyawan Indonesia. Semua dilakukan di rumah Simon Randa yang sederhana.

Saat itulah komandan delegasi Indonesia Brigjen Achmad Wiranatakusuma memeluk Simon Randa. Berterima kasih atas kepahlawanan Simon.

Wiranatakusuma bertanya pada Simon, apakah bersedia menampung 300 gerilyawan Indonesia dari seluruh Irian sebelum dipulangkan? PBB berjanji untuk mencukupi makanan dan logistik pasukan.

Dengan mantap Simon menjawab bersedia. Saat ternyata makanan dari PBB tak cukup, Simon pula yang memberikan makanan tambahan.

Begitu mulia hati Simon, pahlawan yang namanya tak tertulis dalam buku sejarah.
[ren]
 

KRI TELUK RATAI-509 EMBARKASI PASUKAN DUKUNG LATIHAN RAIDER YONIF-712

 
Salah satu kapal perang TNI Angkatan Laut (TNI AL) dari jajaran Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil)  KRI Teluk Ratai-509 dengan Komandan KRI Letkol Laut (P) Tarus Rostiyadi, melaksanakan embarkasi pasukan TNI dalam rangka mendukung Latihan Raider Yonif-712/WT Kodam VII Wirabuana, di Dermaga Fasarkan, Bitung, Jumat (2/5/2014).
Menurut Komandan KRI Teluk Ratai-509, dukungan operasi yang dilakukan KRI Teluk Ratai-509 berupa pergeseran pasukan (serpas) sebanyak 633 personil dan pergeseran material (sermat) pendukung latihan dari Bitung menuju Makassar.
Selama kegiatan embarkasi pasukan di Bitung maupun embarkasi material pendukung sebelumnya, berjalan dengan aman dan lancar. Selanjutnya selesai melakukan bekal ulang (Bekul) di Bitung, KRI Teluk Ratai-509 bertolak melakukan pelayaran ke Makassar (03/05/2014). 
Sebelumnya KRI Teluk Ratai–509 yang merupakan jenis kapal perang Landing Ship Tank (LST) dibawah binaan Satuan Lintas Laut Militer (Satlinlamil) Surabaya ini, baru saja selesai melaksanakan Operasi Pengamanan Perbatasan (Pamtas) Republik Indonesia (RI) dengan Republica Demokratica Timor Leste (RDTL), yang dilaksanakan sejak akhir Maret hingga akhir April 2014. Kegiatan operasi Pamtas tersebut meliputi dukungan operasi Angkutan Laut Militer (Anglamil) dengan melaksanakan pergeseran pasukan (Serpas) dan pergeseran Material (Sermat). 


PT DI Siap Produksi AS 565 Panther TNI AL

 
 Helikopter anti kapal selam AS-565 Panther (photo:eurocopter)
Helikopter anti kapal selam AS-565 Panther (photo:eurocopter)

TNI AL sedang bernegosiasi dengan PT DI untuk akusisi antara 11 hingga 16 helikopter anti-kapal selam AS 565 Panther . “Kami sedang bernegosiasi dengan pemerintah Indonesia tentang pengadaan ASW Panther, tetapi jumlahnya masih dibahas”, ujar Wakil Presiden Marketing PT DI Arie Wibowo.
Dia mengatakan TNI AL membutuhkan minimal 11 helokopter, namun jumlahnya bisa mencapai 16 unit.
Arie Wibowo menambahkan kontrak kemungkinan ditandatangani di akhir tahun 2014. Pengiriman dilakukan 12 bulan setelah kontrak ditandatangani dan selesai dalam waktu dua tahun. Namun hal itu akan tergantung dengan paket kelengkapan yang akan digunakan helikopter.
Bulgarian Navy AS 565 MB Panther helicopter (photo:deagel.com)
Bulgarian Navy AS 565 MB Panther helicopter (photo:deagel.com)
Jika kontrak ditandatangani, maka PT DI akan mendapatkan helikopter setengah jadi (green aircraft) dari Airbus dan bertanggung jawab untuk menginstal berbagai sistemnya di fasilitas PT DI Bandung, Jawa Barat. Local content yang ditawarkan oleh AS 565 telah mengalahkan kontestan lainnya, yakni AgustaWestland Super Lynx 300.
Helikopter Panther AS565
Helikopter Panther AS565
Helikopter AS565 bisa dioperasikan di kapal perang maupun pangkalan di darat.
PT DI dan Airbus Helicopter telah memiliki hubungan yang panjang. Sejak tahun 2008 PT DI telah memproduksi airframe untuk helikoper Super Puma AS332 di Bandung Jawa Barat. Dalam tiga dekade terakhir PT DI telah memiliki lisensi untuk merakit helikopter ringan BO105 dan helikopter transport Puma SA330.
Pada November 2013 PT DI mendapatkan order dari Airbus Helicopter, untuk membuat main fuselage helikopter Eurocopter EC225/725.

JKGR

Pengembangan UAV Wulung BPPT

UAV Wulung BPPT
UAV Wulung BPPT
UAV Wulung ada 3 jenis yakni: PA 08, PA 09 dan PA 10. Beberapa hari lalu ada UAV Wulung yang  jatuh, yang merupakan varian dari yang telah dimodifikasi. UAV yang jatuh ini sedang dalam tahap uji perpanjangan durasi terbang dari sebelumnya 4 jam ke 6 jam dengan jarak jangkauan sekitar 120 Km dari home base.
Kekuatan struktur ditingkatkan dari 3,5G ke 7,6G.  UAV PA 09 jatuh, sementara yang PA 08 masih disempurnakan. Adapun PA 10 telah mencapai jarak terbang sejauh 150 Km pada ketinggian terbang 6000 feet dengan menggunakan sistem komunikasi kombinasi line offset dan sistem satelit iridium. Sebenarnya UAV PA 09 sudah sanggup seperti PA 10 namun masih ada masalah teknis. (by Jalo).

JKGR

SIARAN PERS KUNJUNGAN PUTRA MAHKOTA BRUNEI DARUSSALAM KE PT PINDAD (PERSERO)

Putra mahkota Brunei Darussalam, Duli Yang Teramat Mulia Paduka Seri Pengiran Muda Mahkota Jenderal Pengiran Muda Haji Al-Muhtadee Billah Ibni Kebawah Duli Yang Maha Mulia Paduka Seri Baginda Sultan Haji Hassanal Bolkiah Mu’izzadin Waddaulah mengunjungi PT Pindad (Persero) pada tanggal 6 Mei 2014. Tujuan kunjungan Putra Mahkota Brunei Darussalam kali ini adalah untuk meninjau fasilitas produksi PT Pindad (Persero) sebagai tindak lanjut ketertarikan pihak Brunei Darussalam akan produk alat utama sistem senjata yang diproduksi PT Pindad (Persero) setelah partisipasi PT Pindad (Persero) dalam Brunei International Defence Expo (BRIDEX) bulan Februari lalu.
Putra Mahkota Brunei Darussalam akan mengunjungi beberapa fasilitas produksi PT Pindad (Persero) seperti Divisi Senjata dengan berbagai macam produk senjata andalan seperti Senapan Serbu, Senapan Runduk, dan Senjata Genggam. Selain itu, Putra Mahkota akan mengunjungi Divisi Kendaraan Khusus dengan produk-produk andalan seperti Kendaraan Tempur Panser 6x6 Anoa dan Kendaraan Taktis 4x4 Komodo. Putra Mahkota juga mencoba performa produk-produk alutsista kebanggaan PT Pindad (Persero) ini secara langsung.
Secara khusus, kunjungan Putra Mahkota ke PT Pindad (Persero) adalah untuk melihat secara langsung salah satu produk kendaraan khusus, yaitu Kendaraan Taktis 4x4 Komodo tipe Intai.  Produk kendaraan ini memiliki body yang tidak terlalu besar namun dapat bergerak lincah di medan perang, sehingga cocok sebagai kendaraan intai dan komando. Kendaraan ini menggunakan mesin diesel berkekuatan 215 HP dengan kapasitas maksimum 4700 cc. Kendaraan taktis ini dilengkapi dengan badan kendaraan yang  dapat menahan munisi hingga 7,62 mm ball dari jarak 10 m. Selain itu, untuk melengkapi persenjataan, kendaraan ini dapat dilengkapi dengan Remote Control Weapon System (RCWS) atau senjata lain sesuai dengan kebutuhan pengguna. Kendaraan ini dilengkapi dengan rigid axle yang sangat baik untuk menghadapi medan off-road. Heavy duty coil spring suspension juga menambah kemampuan kendaraan ini untuk bermanuver di medan perang.
Kendaraan taktis 4x4 Komodo tipe Intai ini berfungsi untuk pengintaian kavaleri atau operasi infanteri. Kendaraan intai dapat digunakan sebagai kendaraan untuk membaca keadaan peperangan dengan mengintai kondisi lawan seperti kekuatan, jumlah, dan kemampuan perang yang digunakan pihak musuh kemudian melaporkannya kepada komandan pasukan untuk menentukan langkah selanjutnya yang akan diambil.
Kunjungan Putra Mahkota Brunei Darussalam ini merupakan langkah awal untuk menjalin persahabatan dan kerjasama antara dua negara, Indonesia dan Brunei Darussalam. Semoga saja, kunjungan dapat menghasilkan hal yang menguntungkan bagi kedua pihak di masa yang akan datang.

BUMN

Infanteri Modern: Burung Elektronik hingga Senapan Laser

 
Personel TNI Angkatan Darat menerbangkan multirotor saat peluncuran dan uji coba hasil riset dan rancang bangun di kawasan Ancol, Jakarta, Selasa (29/4)

– BERAGAM produk teknologi maju dikembangkan TNI Angkatan Darat sejak dua tahun terakhir. Kapal komando cepat, wahana terbang tanpa awak beraneka bentuk yang dijadikan ”mata” bagi pasukan di darat, wahana sejenis helikopter dengan rotor vertikal dan horizontal, gyrocopter, radio komunikasi, satelit mini, hingga senapan latih dengan sinar laser dikembangkan Badan Litbang TNI AD bersama mitra kampus dan kelompok hobi, seperti komunitas aeromodelling.
Dalam pameran di Pantai Ancol, Jakarta, pekan lalu, pelbagai produk riset tersebut dipamerkan dan diperagakan kegunaannya. Pada salah satu meja terdapat sejumlah senapan varian SS-1 dan beragam jenisnya buatan PT Pindad Bandung (mengadopsi FNC Herstal-Belgia), yang dikonversi dengan baterai dan laser sebagai sarana latihan. Sebuah target dipasang dalam jarak 25 meter dan komputer serta perangkat perekam mendata setiap tembakan yang dilakukan.
”Untuk entakannya memang belum sekeras entakan asli senapan yang menggunakan amunisi hidup. Kami sedang siapkan versi yang lebih sempurna dengan entakan seperti senapan asli,” kata teknisi swasta penjaga stan tersebut. Secara fisik, bobot senapan tersebut memang sama dengan senapan asli karena dibuat dengan basis senapan SS-1 yang dimodifikasi.
Stan lain didominasi wahana terbang tanpa awak, mulai dari UAV buatan Balitbang TNI AD dengan Kampus Surya yang bisa dilengkapi dengan tangki cadangan untuk menambah jarak jelajah. Pesawat UAV buatan bersama Kampus Surya dan Balitbang TNI AD tersebut diklaim bisa terbang selama 8 jam dengan tangki tambahan dan bobot beban yang diangkut saat terbang mencapai 25 kilogram. Ketinggian jelajahnya 5 kilometer dan jangkauan jelajah 350 kilometer sehingga bisa menjadi ”mata” bagi pasukan infanteri di darat yang sedang bergerak di daerah operasi.
Ketika pameran statis berlangsung, sebuah wahana terbang multirotor melayang-layang dan sebuah UAV pada saat bersamaan terbang dan menampilkan gambar yang didapat kamera pengintai yang terpasang, lalu ditayangkan di dalam tenda pameran. Selebihnya, sejumlah kapal motor cepat, rigid inflatable boat, dengan pelapis anti peluru dan hovercraft berada di dermaga dekat tenda pameran.
Tidak lama kemudian, Fahmi, operator UAV berbahan rangka (mainframe) sejenis styrofoam dengan power plant motor listrik, menyiapkan wahana terbang tersebut untuk demonstrasi lebih lanjut.
”Saya berasal dari komunitas aeromodelling di Cibubur yang diajak bekerja sama dengan TNI. Senang sekali kemampuan kami bisa digunakan melayani negara dan masyarakat,” ujar dia.
Fahmi mengakui, tenaga baterai untuk motor listrik bisa dimodifikasi dengan memasang panel surya (solar cell) sehingga saat terbang sumber listrik terus dipasok dan pesawat tersebut bisa terbang berjam-jam.
Pengunjung juga menyaksikan wahana terbang tanpa awak yang diberi nama Flappy Bird, yang terbang mengepakkan sayap dan dilengkapi kamera. Siluet Flappy Bird di kejauhan terlihat persis seperti burung yang terbang sehingga diharapkan dapat digunakan menyusup ke daerah sasaran dengan baik. Sementara gyrocopter yang dipamerkan tidak melakukan penerbangan, tetapi hanya melakukan ground run, digerakkan di permukaan dengan menjalankan rotor vertikal.
Direktur Dinas Topografi TNI AD Brigadir Jenderal (TNI) Dedi Hadria, yang ditemui di sela-sela uji coba itu, mengatakan, pihaknya telah memproduksi wahana terbang multirotor dan sistem GPS Tracking yang dapat digunakan untuk mengarahkan pergerakan pasukan. Peta yang diambil dengan UAV buatan dalam negeri itu dipakai untuk memperbarui peta topografi hingga skala 1:2.000. Hasil pemetaan tersebut tidak saja digunakan oleh militer, tetapi juga bisa dipakai untuk survei swasta hingga rencana pembangunan pemerintah.
”Kami sudah gunakan untuk tanggap bencana juga di Gunung Sinabung dan Gunung Kelud. Kini, para operator wahana tanpa awak disiapkan di batalyon-batalyon. Kami akan melatih Kostrad,” kata Dedi.
Kepala Staf TNI AD Jenderal TNI Budiman menegaskan, proyek-proyek tersebut sudah dianggarkan untuk dilanjutkan pada tahun 2015. Proyek modernisasi TNI itu tidak akan terhenti karena adanya pergantian kepemimpinan dan sudah masuk dalam perencanaan modernisasi TNI AD hingga tahun 2019.

KOMPAS

Pemberangkatan Latma Kopassus Chandrapura XXI/2014 ke Singapura

Kegiatan Latihan Bersama ini adalah sebagai bentuk dari kerjasama militer antara Kopassus dan SAF Commando, yang pada hakekatnya merupakan perwujudan dan manivestasi dari hubungan bilateral antara kedua negara di bidang pertahanan yang dilaksanakan setiap tahun secara bergantian di kedua negara dan ini adalah yang ke 21 kalinya. Latihan bersama antara Kopassus TNI AD dan SAF Commando Singapura, dengan nama CHANDRAPURA, sudah dilaksanakan sejak tahun 1993, yang meliputi bidang taktik dan teknik kemiliteran. Adapun yang menjadi tujuan dalam latihan bersama ini adalah untuk memelihara dan meningkatkan kemampuan prajurit di bidang taktik dan tekhnik militer, secara perorangan maupun kelompok, agar dapat meningkatkan kemampuan dan pengalaman prajurit pasukan khusus kedua belah pihak.
Di sisi lain, tujuan latihan bersama ini terkandung juga nilai strategis dan psikologis, dalam membangun kekuatan pertahanan kedua negara, serta adanya keterpaduan antara pasukan khusus Indonesia dan pasukan khusus Singapura.
Melalui latihan bersama ini, diharapkan akan memberikan gambaran sejauh mana kekuatan, kemampuan dan kesiap siagaan operasi pasukan khusus kedua negara, untuk menghadapi setiap bentuk ancaman yang akan mengganggu kedaulatan masing-masing negara.
Meskipun terdapat perbedaan di dalam taktik dan teknik operasional satuan antar negara, namun melalui jalinan kebersamaan yang dilandasi oleh sikap saling menghormati dan saling percaya, maka akan memudahkan dalam penyelesaian tugas-tugas yang dihadapi.

Kopassus

Mengejar Penguasaan Teknologi Roket

 
roket-lapan-1
Indonesia dalam upaya mengejar penguasaan teknologi roket :
1. Tahun 1964 program penguasaan teknologi roket pengorbit satelit (RPS) melalui reverse engineering roket Lambda (Jepang) dengan Prof. Hideo itokawa. Diawali dengan roket Ionosfer Kappa-8 (Sub-orbital 200 km). Upaya tersebut terhenti karena gejolak politik 1965.
2. Tahun 1976, program kemandirian dalam sistem antariksa termasuk RPS kerjasama dengan Werher Von Braun (Fairchild) AS. Terhenti karena keterbatasan dana.
3. Tahun 1977, program reverse engineering reaktivasi roket Kappa-8 belajar tentang upaya statik dan operasi peluncuran roket Kappa-8 dengan misi pengukuran karateristik atmosfir atas dan lingkungan antariksa (x-ray, gamma ray). Ini bekal untuk membangun roket2 RX. Namun tahun 1978 terhenti karena dana.
4. Tahun 1977 program roket sonda kerjasama dengan Aerojet Liquid Rocket Company, AS. Program ini terhenti juga karena masalah dana.
5. Tahun 1988, program Wahana Peluncur Satelit Orbit Rendah (WPSOR), tersendat karena dana. dan masih banyak program2 lainnya yg gagal karena dana dan politik lainnya.
Peneliti kita di lapan ada tidak sampai 300 orang, untuk perekayasa di bawah 30 orang, teknisi litkayasa di bawah 200 orang, perancang UU itu dibawah 5 orang.
ini foto anggaran Lapan tahun 2012 (kolom ke tiga APBN, APBN Perubahan dan Perubahan). Di tahun 2013 dan 2014 anggaran malah turun.
budget-lapan (by Jalo)

JKGR

RI Bisa Luncurkan Roket Satelit Sendiri 2040


Liputan6.com, Jakarta - Indonesia akan memiliki bandar antariksa beserta roket peluncur satelit sejauh 700 kilometer dalam 25 tahun ke depan. Tak ketinggalan satelit penginderaan jauh dan satelit komunikasi.
Saat ini Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) tengah menyiapkan rencana induk 25 tahun (2015-2040) yang di dalamnya berisi rencana pembangunan program-program tersebut. Rencana induk ini juga untuk mendukung UU Nomor 21 Tahun 2013 tentang Keantariksaan.
Untuk roket peluncur satelit, Lapan kini fokus merancang dan mengembangkan roket muatan atau sonda. Namun pengembangan roket ini mengalami hambatan.
“Cita-cita itu ada, jadi roket untuk peluncur satelit itu menjadi cita-cita pengembangan roket di Lapan,” kata Kepala Lapan, Thomas Djamaluddin kepada Liputan6.com saat bertandang ke kantornya di Jakarta baru-baru ini.
Namun tak mudah untuk bisa merealisasikan mimpi membangun roket peluncur itu. Sebab, kata Djamaluddin, tak ada institusi di negara mana pun yang bersedia membagi ilmu pembangunan roket begitu saja. “Teknologinya itu tidak bisa dipelajari sendiri.”
“Tidak ada sekolah yang memberikan ilmu pengembangan roket, karena ini sangat sensitif. Roket bisa dimanfaatkan untuk keperluan militer, sehingga negara-negara tidak mungkin memberikan begitu saja teknologi roket itu. Sehingga kita harus mengembangkan sendiri atau mungkin bermitra dengan negara mitra kita,” tandas Djamaluddin.
Belum lagi, kata Djamaluddin, kebijakan Missile Technology Control Regime (MTCR) yang juga harus dipertimbangkan. MTCR itu adalah semacam perjanjian internasional terkait pembatasan teknologi misil, roket yang dimuati persenjataan. Saat ini Lapan tengah mempelajari kebijakan MTCR itu.
“Kita belajar bagaimana Brazil misalkan, ketika membuat bandar antariksa termasuk juga eksperimen peluncuran roket itu. Pada tahap awal memang bersikukuh tidak mau ikut dalam MTCR. Tapi dalam perkembangannya, itu tidak bisa bertahan seperti itu. Kemudian ikut dalam perjanjian internasional tersebut, tetapi dengan aturan-aturan yang ketat,” papar Djamaluddin.
“Kita belum terpikir masalah yang terkait dengan MTCR seperti itu, apakah kita masuk atau tidak? Masih banyak faktor yang dipertimbangkan di sana” imbuh ahli astronomi ini.
Meluncur 2040
Sementara Kepala Pusat Teknologi Roket (Kapustekroket) Rika Andiarti mengatakan, rencana induk ini masih dalam pembahasan. Namun, dia optimistis Indonesia akan mengejar ketertinggalan teknologi peroketan pada 2040 mendatang.
“Kami memang sekarang sedang mempersiapkan rencana induk keantariksaan untuk 25 tahun mendatang. Inginnya di tahun 2040 kami sudah mampu meluncurkan satelit remote sensing seberat 1 ton ke orbit 700 kilometer,” harap wanita berkerudung ini.
Menurut Rika, saat ini Lapan telah mengembangkan roket besar RX-550 dan RX-420 dengan jangkauan di atas 200 kilometer. Untuk menyempurnakan roket ini, Lapan menggandeng beberapa negara lain, salah satunya Ukraina.
(Nadya Isnaeni Panggabean)

Keberanian Prajurit Sutarmono habisi 3 tentara Belanda di Irian

Keberanian Prajurit Sutarmono habisi 3 tentara Belanda di Irian
PGT. ©52 Tahun Infiltrasi PGT di Irian Barat

17 Mei 1962, Letnan Udara Manuhua memimpin anak buahnya terjun di Klamono, Irian Barat. Mereka adalah salah satu pasukan Gerak Tjepat Angkatan Udara Republik Indonesia yang tergabung dalam Operasi Serigala.

Sama seperti operasi lain, pasukan ini pun kesulitan saat mendarat. Rata-rata pasukan mendarat di puncak pohon setinggi 50 meter. Banyak yang ditemukan dalam kondisi lemah dengan tulang yang patah.

Dari pasukan yang diterjunkan, hanya 15 orang yang bisa berkumpul di belantara Papua. Kondisi kesehatan pasukan tak begitu baik dan kekurangan makanan.

Hal ini dikisahkan dalam buku 52 Tahun Infiltrasi PGT di Irian Barat, Bertahan dan Diburu di Belantara Irian. Buku Terbitan Majalah Angkasa ini ditulis Beny Adrian dan diluncurkan di Jakarta, Jumat (25/4) lalu di Jakarta.

Letnan Manuhua membagi pasukannya jadi dua tim. Yang pertama untuk misi sabotase, sisanya stand by menunggu perintah.

Tim sabotase dipimpin Manuhua dibantu Sutarmono. Pengawalnya Angkow, Muis, Hamid Umar, Kusaeri, Suyatno dan Silitibun.

Mereka bergerak dalam hutan. Setelah berhari-hari, mereka menemukan kampung kecil berisi beberapa rumah dan gereja.

Pasukan kecil itu beristirahat semalam di sebuah gubuk di pinggir desa. Keesokan harinya seorang penduduk meminta mereka dengan ramah untuk pindah ke tempat yang katanya lebih aman. Manuhua dan pasukannya pun diberi makanan berupa pisang dan sagu.

Tanpa curiga mereka pindah ke tempat baru. Baru beristirahat sebentar, seorang anggota curiga. Lewat celah dinding dia melihat beberapa serdadu Belanda mendekat. Benar saja. Ini jebakan.

Pasukan Belanda memberondong gubuk itu dengan ratusan peluru. Rupanya gubuk itu sengaja disiapkan sebagai killing ground. Saking gencarnya, Sutarmono mengingat tembakan Belanda ibarat air yang disemprotkan dengan deras dari selang.

Prajurit Udara I Sugiyanto tewas dalam serangan ini. Kopral Muis tertembak di kaki.

Sutarmono menyelamatkan diri keluar gubuk. Dia melihat dua tentara Belanda memberondong gubuk dengan bren. Prajurit Udara I itu meraih senapan G3 miliknya. Dibidiknya dua Belanda itu.

Dor! Dor! Keduanya roboh ditembus peluru 7,62 mm dari senapan G3.

Sutarmono melihat seorang Belanda lain di dekatnya. Serdadu itu pun berhasil dihabisi. Sutarmono kemudian mengambil bren milik Belanda.

Namun kegembiraannya tak lama. Dia melihat komandannya Letnan Manuhua yang sudah terluka terus diberondong peluru oleh Belanda hingga tewas.

Walau berat Sutarmono terpaksa meninggalkan tempat itu. Dia menutupi tubuhnya dengan tanah dan daun-daunan. Demikian ahlinya Sutarmono hingga tak ketahuan Belanda yang lewat di dekatnya.

Sutarmono bisa bergabung dengan tim kedua yang stand by. Dia kembali masuk hutan. Namun beberapa hari kemudian pertempuran pecah. Dua orang rekan Sutarmono tewas, sementara dirinya dan tiga rekan ditangkap Belanda.

Dalam tahanan di Sorong, Sutarmono mengaku bernama Sutardjo. Namun kemudian dia ketahuan juga. Seperti tahanan lain, Sutarmono disiksa.

Dia mengingat yang paling kejam adalah polisi Belanda dari Jombang, Jawa Timur yang beristrikan wanita Belanda. Dia mengingat tak semua jahat, ada juga tentara Belanda yang bersimpati pada para gerilyawan.

Sutarmono baru dibebaskan dan dikembalikan ke tanah air tahun berikutnya saat tercapai gencatan senjata Indonesia-Belanda di bawah PBB.

Merdeka

Putera Mahkota Brunei Dianugerahi Brevet Komando

Upacara militer digelar di Mako Kopassus Cijantung.
Penganugerahan Brevet Komando kepada Jeneral Haji Al-Muhtadee Billah

- Komandan Jenderal (Danjen) Kopassus Mayjen TNI Agus Sutomo,  didampingi Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoedin menganugerahkan Brevet Komando Kehormatan kepada Putera Mahkota Brunei Darussalam Paduka Seri Pengiran Muda Mahkota Jeneral Pengiran Muda Haji Al-Muhtadee Billah dalam suatu upacara militer bertempat di Mako Kopassus Cijantung, Sabtu, 3 Mei 2014.

Danjen Kopassus manyampaikan bahwa kerjasama Brunei Darussalam dengan Indonesia telah tumbuh dengan kuat dan kokoh dari waktu ke waktu, sebagai sesama anggota Asean dan tetangga dekat yang serumpun.

"Hubungan baik ini bukan terjalin dalam masa-masa yang indah tetapi telah teruji dalam masa-masa sulit sekali pun," kata Mayjen TNI Agus Sutomo.

Lebih lanjut, Mayjen Agus mengatakan, melihat perkembangan kawasan regional saat ini, dapat dilihat adanya kesamaan bentuk ancaman yang dapat mengganggu kedaulatan negara, keutuhan wilayah dan keselamatan segenap bangsa.

Ancaman tersebut datang dalam bentuk terorisme, perompakan, penyelundupan, ilegal fishing. Karena itu, hal ini perlu penanganan serius dalam rangka terciptanya stabilitas keamanan kedua negara.

Sementara itu, hubungan dan kerjasama di bidang militer telah diwujudkan dalam latihan bersama antara Kopassus dengan Resimen Pasukan Khas Brunei Darussalam dengan sandi “Kilat Sakti”.

Latihan bersama tersebut telah memberi kesempatan kepada anggota Angkatan Darat kedua negara di berbagai tingkat kepangkatan untuk saling berinteraksi, membangun saling pengertian dan ikatan persahabatan.
Penganugrahan Brevet Komando Kehormatan ini merupakan perlambang bahwa Putera Mahkota Brunei Darussalam telah menjadi bagian warga Korp Baret Merah yang tidak ada bedanya dengan anggota Kopassus lainnya. Penganugrahan ini diberikan dengan harapan telah terjadi jalinan emosional antara Paduka Seri Pengiran Muda Mahkota Jeneral Pengiran Muda Haji Al-Muhtadee Billah dengan anggota Kopassus.

Sementara itu, Putera Mahkota Brunei Darussalam dalam sambutannya mengucapkan penghargaan setinggi-tingginya atas penganugerahan ini dan menjadi bagian warga Kopassus.

"Kopassus dan Resimen Pasukan Khas Angkatan Bersenjata Diraja Brunei telah menjalin persahabatan yang sangat erat dan akan terus memupuk hubungan kerjasama pada tahun-tahun yang akan datang," ujarnya.