Pages

Saturday, 20 October 2012

TNI harus miliki doktrin militer kuat


 
Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono (FOTO ANTARA)
Tanpa doktrin militer yang kuat, dapat dipastikan sulit untuk memenangkan perang modern
 Surabaya (ANTARA News) - Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono menegaskan bahwa dalam era perang modern yang multikompleks saat ini, Tentara Nasional Indonesia (TNI) harus memiliki doktrin militer yang kuat untuk memenangkan peperangan.

Saat memberikan amanat pada pembukaan Latihan Gabungan TNI di Dermaga Koarmatim, Ujung, Surabaya, Jawa Timur Sabtu, Agus Suhartono mengatakan, seiring perkembangan zaman, telah terjadi perubahan bentuk perang pada abad XXI, dari gerilya menjadi perang modern.

"Tanpa doktrin militer yang kuat, dapat dipastikan sulit untuk memenangkan perang modern. Bahkan perang gerilya sekalipun tidak akan dapat mencapai kemenangan," katanya.

Upacara pembukaan Latgab TNI dihadiri tiga kepala staf angkatan, masing-masing KSAL Laksamana TNI Soeparno, KSAD Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo dan KSAU Marsekal TNI Imam Sufaat, serta para Pangkotama dan petinggi TNI.



Laksamana Agus Suhartono menambahkan, dalam konteks doktrin operasi militer modern terdapat sejumlah unsur penting, yakni strategi militer, markas komando, pusat komando dan kendali aset, serta unit militer sebagai aset operasional dan tempur.

"Latihan Gabungan TNI kali ini memiliki tiga dimensi penting, yakni dimensi taktis, strategi dan politis dalam konteks pertahanan dan keamanan negara," tambah Panglima TNI.

Dalam dimensi taktis dan strategis, latihan gabung diarahkan untuk meningkatkan kemampuan perorangan dan satuan serta mengaplikasikan doktrin dan protap operasi gabungan sesuai perkembangan operasi militer modern.

"Dari dimensi politis, latihan ini merupakan kontinuitas dalam penyelenggaraan keamanan negara terhadap berbagai gangguan yang kemungkinan merongrong kedaulatan NKRI. Latihan seperti ini digelar setiap tahun dengan tingkatan berbeda," ujarnya.

Latgab TNI tingkat brigade yang melibatkan sebanyak 11.693 personel dari tiga angkatan itu, berlangsung pada 20 Oktober hingga 30 November 2012 di Surabaya, Perairan Laut Sulawesi dan Sangatta, Kalimantan Timur.

Latihan dimulai dengan gladi posko di Komando Latihan Armada Timur pada 20-25 Oktober 2012 dan diikuti 931 personel, terdiri dari 240 personel penyelenggara dan 691 personel pelaku.

Setelah latihan posko, dilanjutkan latihan lapangan di Perairan Laut Sulawesi dan pendaratan amfibi di Pantai Sangatta, Kaltim, pada 25 Oktober hingga 30 November 2012.

Selain 11.693 personel, pada latihan perang ini juga dikerahkan berbagai peralatan tempur, antara lain enam unit Tank Scorpio, dua Stormer APC, 35 kapal perang, empat pesawat tempur SU-27/30 dan enam pesawat Hawk SPO, serta delapan pesawat angkut.

ANTARA

Pertahanan atau Ketahanan Pangan


Wasisto Raharjo Jati ; Analis Politik dan Kebijakan Publik, Fisipol UGM
MEDIA INDONESIA, 20 Oktober 2012
  
HENRY Kissinger, mantan menteri luar negeri Amerika Serikat, pada 1974 pernah mengeluarkan gagasan food as weapon (pangan sebagai senjata) sebagai cara untuk menekan populasi manusia yang kian melonjak, tetapi tidak diimbangi pertambahan jumlah lahan pertanian yang kian terbatas karena tanah terkonversi menjadi lahan permukiman.
Gagasan tersebut timbul atas ancaman krisis pangan yang akan terjadi di masa depan. Kissinger menilai pembatasan konsumsi pangan berkorelasi dengan penurunan jumlah populasi manusia karena manusia akan berupaya dengan cara apa pun untuk mendapatkan pangan. Timbulnya peperangan yang terjadi di dunia disebabkan gairah kuasa menambah lahan pertanian untuk mencukupi stabilitas pangan domestik. Hal itu yang kemudian coba dipakai Kissinger dengan mereduksi redistribusi pangan dunia dengan tujuan manusia mereduksi pula jumlah konsumsinya. 
 
Ide Kissinger yang acap kali disebut juga sebagai genosida pangan (food genocide) tersebut memang mendasarkan pada pemikiran Thomas Robert Malthus tentang pertambahan deret hitung (produksi pangan) dan deret ukur (pertumbuhan penduduk) pada 1798, umat manusia sudah diperingati agar perlu mengantisipasi ketidakseimbangan antara suplai dan permintaan akan konsumsi pangan. Malthus menilai kelangkaan suplai pangan ialah masalah manusia sehingga manusia memerlukan kearifan untuk mengelolanya.
Ada Perbedaan
Dari situlah kemudian masalah krisis pangan berkembang dalam dua wacana besar, yakni ketahanan pangan (food security) dan pertahanan pangan (food defense). Dari dua wacana tersebut, wacana ketahanan pangan kemudian berkembang menjadi wacana dominan pasca-1980 sampai sekarang ini. Paradigma ketahanan pangan sendiri menitikberatkan pada keadaan ketika semua orang pada setiap saat punya akses fisik, sosial, dan ekonomi terhadap kecukupan pangan, aman, dan bergizi untuk kebutuhan gizi sesuai dengan seleranya un tuk hidup produktif dan sehat (Mercy Corps, 2007). 
 
Premis tersebut cukup berbeda dengan swasembada pangan yang kerap dilontarkan para pejabat kementerian yang lebih pada peningkatan dan kemandirian pangan. Berbicara mengenai ketahanan pangan berarti berbicara mengenai ketersediaan pangan (food availability), akses terhadap sumber pangan (food accessibility), dan penyerapan pangan (food utilization) yang kemudian output yang dihasilkan stabilitas dan peningkatan gizi penduduk.
Dalam konteks politik pangan Indonesia, antara swasembada dan ketahanan pangan kerap kali dicampuradukkan dalam setiap perumusan kebijakan pangan dengan nalar berpikir yang muncul ialah asalkan bahan pangan konsumsi itu ada di pasar dan mampu dibeli penduduk, itulah yang dimaksudkan dengan ketahananswasembada pangan versi pemerintah Indonesia.
Hal itulah yang kemudian memicu terjadinya liberalisasi pangan di Indonesia dengan komoditas impor pertanian dari luar negeri kemudian membanjiri pasar. Indonesia yang konon katanya negeri agraris justru menjadi negara yang memiliki ketergantungan pangan tinggi di kawasan ASEAN, dengan kebergantungan impor pangan penting seperti halnya 
susu (90%) mengalami peningkatan dari 1 juta liter (2011) menjadi 2,5 juta liter (2012), 
 gula (30%) meningkat dari 27,344 ton (2011) menjadi 45,301 ton (2012), 
garam (50%) dari 1,5 juta ton (2011) menjadi 2,5 juta ton (2012), 
gandum (100%) mengalami peningkatan dari sebanyak 6,6 juta ton (2010) menjadi 7,4 juta ton (2012), dan 
kedelai (80%) mengalami peningkatan 1,90 juta ton (2010) menjadi 1,95 juta ton, daging sapi (30%). Adanya arus peningkatan komoditas pangan impor tersebut disebabkan rendahnya bea masuk impor yang ditetapkan pemerintah pusat sehingga komoditas pangan domestik sendiri kemudian tergusur oleh hadirnya pangan impor tersebut.
Sebagai contoh, pemerintah mematok bea masuk impor untuk beras, gula dan susu hanya 5%, sedangkan jagung, gandum, dan kedelai 0%. Rendahnya bea impor tersebut berimplikasi kepada kerugian negara yang harus ditanggung mencapai Rp400 miliar setiap tahunnya.
Kondisi tersebut mencerminkan kondisi pangan di negara kita memang telah rapuh dihantam globalisasi pangan yang merajalela di pasaran domestik.
Menuju Pertahanan Pangan
Pertahanan pangan yang dimaksudkan di sini ialah upaya keberlanjutan produksi pangan untuk mencukupi stabilitas konsumsi pangan penduduk. Berbeda halnya dengan ketahanan pangan yang mengasumsikan tanaman pangan sebagai objek pasif yang digunakan mencukupi manusia, pertahanan pangan sendiri melihat tanaman pa ngan sebagai objek aktif yang harus diberdayakan. 
 
Dimensi keberlanjutan (food sustainability) dapat ditempuh dengan membuka lahan pertanian seluas-luasnya, subsidi kepada petani, harga pembelian pangan pemerintah yang di naikkan, dan ada proteksi pangan domestik yang dilakukan pemerintah terhadap pangan impor. 
 
Secara eksplisit, paradigma pertahanan pangan mulai coba dijalankan pemerintah melalui program Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) Kementan 2012 ini yang mencakup lima poin, yakni 
1) pencapaian swasembada berkelanjutan padi dan jagung, 
2) pencapaian swasembada kedelai 2014, 
3) pengembangan komoditas spesifik lokasi di kawasan timur (direktif presiden), 
4) penguatan pangan nasional berbasis koridor MP3EI, serta 
5) pengembangan produksi di kawasan-kawasan khusus lainnya seperti kawasan 
 perbatasan dan kawasan agropolitan. 
 
Kita tunggu saja hasil yang akan dicapai MP3E1 Kementan pada 2014 nanti mengenai keberlanjutan tanaman pangan untuk ketersediaan pangan demi mencapai stabilitas dan angka penyerapan gizi yang maksimal. 
Apakah pangan Indonesia benar-benar mandiri ataukah masih tergantung dengan pangan impor. ● 
 
sumber :budisansblog

Wajah Serius Panglima TNI Saat Penutupan Latgab (Foto)


Wajah Serius Panglima TNI Saat Penutupan Latgab (Foto) - 02.JPG

TRIBUNNEWS.COM - Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono, S.E. secara resmi membuka Latihan Gabungan (Latgab) TNI tahun 2012, di Dermaga Koarmatim, Ujung Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (20/10/2012), bertindak selaku Komandan Upacara Panglima Divisi (Pangdif) 2  Kostrad Mayjen TNI Setyo Sularso, dan dihadiri oleh para Kepala Staf Angkatan, pejabat TNI dan Polri serta pejabat Sipil setempat. Demikian rilis yang dikirim ke redaksi Tribunnews.com.

Tujuan Latgab TNI adalah untuk meningkatkan dan menguji kemampuan prajurit dan satuan TNI dalam merencanakan, melaksanakan, serta mengendalikan mekanisme Operasi Gabungan TNI secara tepat guna dan berhasil guna dalam rangka menghadapi kemungkinan kontinjensi yang diperkirakan akan terjadi.

 Wajah Serius Panglima TNI Saat Penutupan Latgab (Foto) - 01.JPG
Latihan Posko dilaksanakan di Komando Latihan Armada Timur (Kolat Armatim) mulai tanggal 20-25 Oktober 2012, dengan melibatkan 931 personel terdiri dari 240 personel sebagai penyelenggara dan 691 sebagai pelaku. Sedangkan Latihan Lapangan akan dilaksanakan mulai 26 Oktober sampai dengan 30 November 2012 di perairan laut Sulawesi dan pendaratan Amphibi di pantai Sangata Kalimantan Timur, melibatkan 11.693 personel terdiri dari 740 personel sebagai penyelenggara dan 10.953 sebagai pelaku.


Wajah Serius Panglima TNI Saat Penutupan Latgab (Foto) - 05.JPG


Adapun peralatan yang dilibatkan adalah kendaraan tempur TNI AD : 6 Tank Scorpio, 2 Stormer APC, 1 Stormer Co, 2 Kendaraan Timhar, 1 RVC, 10 FRS, 9 Tank Anoa, 1 Radar Giraffe, 1 Ambulan dan 1 Kendaraan Recovery serta 44 Kendaraan Angkut Personel.  TNI AL : 35 KRI, 1 Cassa, 2 Heli Bell, 34 Truk, 5 Tank, 5 BVP, 4 Kapa, 20 Ranfib, 3 Howitzer dan 2 RM-70 Grad. TNI AU :  4 Pesawat Tempur  SU-27/30,  6  Hawk SPO,  8  Pesawat  Angkut  C-130 HS/H/B, 1 Pesawat Angkut C-130 BT, 2 Pesawat Intai Udara B-737, 3 Pesawat Intai Udara C-212, 4 Heli Super Puma NAS-332/ SA-330, 5 Heli Colibri EC-120b, 1 Radar Smart Hunter, 1 Kendaraan Angkut Rudal dan 3 Container Rudal QW 3.

Wajah Serius Panglima TNI Saat Penutupan Latgab (Foto) - 03.JPG


Panglima TNI dalam amanatnya mengatakan, sejarah yang menjadi dasar dalam merumuskan Doktrin Pertahanan Kepulauan, Doktrin TNI dan Strategi Militer Nasional. Penetapan Doktrin Pertahanan Kepulauan dan Doktrin Militer Nasional yang komprehensif, cepat dan tepat menjadi bagian terpenting dalam penetapan Strategi Militer Nasional dan Perumusan Pembangunan Kekuatan, demi tercapainya Postur TNI, serta memastikan tercapainya prioritas, kebutuhan keunggulan, spesifikasi, serta kebutuhan kemandirian.



Wajah Serius Panglima TNI Saat Penutupan Latgab (Foto) - 04.JPG

Dalam konteks konsep Minimum Essential Forces (MEF), maka konsep gelar militer pertahanan kewilayahan dan penyiapan Komando Gabungan yang memiliki Inter-Operability tinggi, serta pemilihan Alut  Sista  yang tepat dan cepat, merupakan kata kunci keberhasilan tugas TNI dalam menegakkan kedaulatan dan menjaga keutuhan wilayah NKRI.

Lebih lanjut Panglima TNI mengatakan, pada konteks Doktrin Operasi Militer Modern,  terdapat unsur-unsur penting yang menjadi perhatian, antara lain : pertama, strategi militer atau doktrin pelaksanaan sebagai metode.  ini adalah Doktrin Militer Nasional dengan  turunannya sebagai Field Manual untuk setiap unit TNI. Kedua, Markas Komando yang memberikan tujuan, pengawasan, evaluasi dan otorisasi aset kepada rantai komando, dimana tujuan harus terkait dengan doktrin dan strategi militer.

Ketiga, Pusat Komando dan kendali sebagai pengelola aset dan penentu metode.  Hal ini terkait erat dengan Doktrin Operasi Gabungan yang harus diintegrasikan dalam konsep K4IPPMP, yaitu Komando, Kendali, Komunikasi, Komputer, Intelijen, Pengamatan, Pengintaian dan Manajemen Pertempuran. Keempat, unit militer sebagai aset operasional dan aset tempur, baik tingkat Divisi, Brigade, Resimen, Batalyon, Detasemen, Kompi dan tingkat tim, sampai dengan tingkat perorangan yang melaksanakan operasi intelijen khusus, merupakan unsur kekuatan yang harus dikembangkan dan diintegrasikan secara bulat.

Pelaksanaan Latgab TNI tahun 2012 ini, memiliki dimensi Taktis dan Strategis, serta dimensi Politis dalam konteks pertahanan dan keamanan negara. Dalam dimensi Taktis dan Strategis, Latihan Gabungan  ini  diarahkan guna meningkatkan kemampuan perorangan dan satuan, serta aplikasi doktrin dan protap operasi gabungan, sebagaimana perkembangan operasi militer modern. Sedangkan dimensi politis, latihan ini sebagai bentuk kontinuitas dan Deterrence Effect dalam penyelenggaraan keamanan negara di masa damai terhadap gangguan kedaulatan negara dan menjaga aset nasional dalam bentuk sumber daya alam dan sumber daya lainnya.

Latihan gabungan TNI libatkan 11.693 personel

Ilustrasi (FOTO ANTARA/Feny Selly)

Surabaya (ANTARA News) - Sebanyak 11.693 personel dari tiga angkatan, yakni Angkatan Laut, Darat dan Udara terlibat dalam kegiatan Latihan Gabungan TNI yang berlangsung 20 Oktober hingga 30 November 2012 di Surabaya dan Sangatta, Kalimantan Timur.

Latgab TNI 2012 dibuka Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono dalam upacara militer di Dermaga Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim), Ujung, Surabaya, Sabtu.

Hadir dalam pembukaan tersebut tiga kepala staf angkatan, masing-masing KSAL Laksamana TNI Soeparno, KSAD Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo dan KSAU Marsekal TNI Imam Sufaat, serta para Pangkotama dan petinggi TNI.

Komandan Satgas Penerangan Latgab TNI Letkol Laut (KH) Edys Riyanto menjelaskan, program latihan dimulai dengan gladi posko di Komando Latihan Armada Timur pada 20-25 Oktober 2012 dan diikuti 931 personel, terdiri atas 240 personel penyelenggara dan 691 personel pelaku.

Setelah latihan posko, dilanjutkan latihan lapangan di Perairan Laut Sulawesi dan pendaratan amfibi di Pantai Sangatta, Kaltim, pada 25 Oktober hingga 30 November 2012.

Selain 11.693 personel, pada latihan perang berskala besar ini juga dikerahkan berbagai peralatan tempur, antara lain enam unit Tank Scorpio, dua Stormer APC, 35 kapal perang, empat pesawat tempur SU-27/30 dan enam pesawat Hawk SPO, serta delapan pesawat angkut.

"Tujuan latihan gabungan ini untuk meningkatkan dan menguji kemampuan prajurit TNI dalam merencanakan, melaksanakan dan mengendalikan mekanisme operasi gabungan, dalam menghadapi kemungkinan kontinjensi yang muncul," papar Edys Riyanto.


sumber : Antara

Puluhan Roket Membumihanguskan Sekerat


Puluhan Roket Membumihanguskan Sekerat


















Ratusan peluru yang terlontar dari meriam Canon 100 mm dan 30 mm di belasan tank amfibi menimbulkan suasana mencekam. Asap dan ledakan di mana-mana. Aroma tajam mesiu menyeruak di sepanjang garis pantai, mengiringi pendaratan ribuan marinir siap tempur dari kapal-kapal kokoh di pesisir.

TRIBUNNEWS.COM BENGALON, - Desa Sekerat membara. Pertempuran sengit kala fajar menyingsing membumihanguskan kawasan pegunungan kapur di sisi utara dari arah pantai. Serangan kilat artileri dan ribuan pasukan marinir melumpuhkan pertahanan musuh di gunung itu.
Ratusan peluru yang terlontar dari meriam Canon 100 mm dan 30 mm di belasan tank amfibi menimbulkan suasana mencekam. Asap dan ledakan di mana-mana. Aroma tajam mesiu menyeruak di sepanjang garis pantai, mengiringi pendaratan ribuan marinir siap tempur dari kapal-kapal kokoh di pesisir.
Eksotisme pantai Sekerat saat matahari terbit seolah tertutupi dengan kecamuk pertempuran. Deburan dan pecahan ombak seolah tak terdengar dikalahkan dentuman keras berbagai piranti tempur.
Situasi kian mencekam ketika roket RM 70 GRAD dimuntahkan secara bertubi-tubi. Lidah api yang panjang mengiringi hujan roket yang menembus sisi-sisi gunung dan menerjang pusat pertahanan musuh.
Suasana ini merupakan pelaksanaan rangkaian latihan puncak TNI Angkatan Laut (AL) bersandi Armada Jaya XXXI tahun 2012 yang digelar di Pantai Sekerat, Kecamatan Bengalon, Kabupaten Kutai Timur, Senin (15/10).
Latihan ini melibatkan semua unsur kesenjataan dan kekuatan TNI AL. Mulai dari kapal perang (KRI) dari berbagai jenis yang melakukan penyekatan dan pertempuran laut. Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL), Laksamana TNI Soeparno, menyaksikan langsung latihan tersebut.
Pertempuran juga didukung kapal Landing Platform Dock (LPD) dan Landing Ship Tank (LST) yang memuat ratusan prajurit marinir lengkap dengan seluruh kesenjataan infanteri, artileri dengan HOW 105 dan roket RM 70 GRAD, kavaleri dengan tank terbaru BMP 3F dari Rusia, serta LVT-7 dari Korea Selatan disamping tank lama.
Adapun kekuatan unsur yang tergabung antara lain 30 KRI dari berbagai jenis, pesawat udara berupa 4 unit cassa KMA, 2 unit heli bell, dan 2 unit heli BO-105. Untuk personel marinir, terdiri dari satu brigrat (2.681 personel), 17 tankfib, 33 RRF/BTR 50P, 8 KAPA, 2 RM 70 GRAD, 6 HOW 105, 3 MER 57, dan 2 truk TATRA.
Gladi lapangan Armada Jaya XXXI ini terdiri dari penembakan senjata strategis TNI AL dilaksanakan di Laut Sulawesi pada tanggal 12 dan 13 Oktober 2012. Serta pendaratan pasukan marinir di pantai Sekerat, Kecamatan Bengalon pada tanggal 15 Oktober kemarin.
Saat penembakan rudal di Laut Sulawesi, terjadi peristiwa yang tidak terduga. Awalnya, target berupa LST akan dilumpuhkan dengan lima jenis rudal. Yaitu KRI OWA-354 ujicoba rudal Yakhon, KRI DPN 365 exocet MM 40 blok 2, KRI AHP 355 ujicoba rudal C 802, KRI 402 dan KRI AJK 653 ujicobaa TPO SUT, serta dari KRI FKO 368 Mistral-2.
"Namun ketika baru ditembak Yakhon saja, target sudah tenggelam. Awalnya ingin kita evaluasi dan dilihat hasilnya. Ternyata sekali ditembak habis. Kebetulan rudal yang lain sudah pernah dicoba. Hanya Yakhon yang belum pernah dicoba," kata KSAL, Laksamana TNI Soeparno.
Yang istimewa, rudal Yakhon itu ditembakkan dari jarak 185 kilometer dan langsung akurat menemui sasaran. "Memang 9 menit baru tenggelam. Namun ditembakkan dari jarak 185 kilometer. Anda bayangkan. Selama sejarah, baru ini yang menembak sejauh itu," katanya.
Dalam latihan ini dilakukan penembakan meriam maupun roket dengan skenario melindungi pasukan penyerang. "Dalam Armada Jaya XXXI ini, kita melaksanakan latihan secara lengkap. Mulai dari laut, pendaratan pantai, juga gerakan darat. Kita juga yakin senjata kita bisa digunakan dengan baik dan masih layak pakai," kata KSAL.
Serangan fajar dilaksanakan sejak subuh hingga sekitar pukul 07.00 Wita. Tembakan beruntun roket RM 70 GRAD menjadi pamungkas dari aksi tersebut. Lontaran berbunga api, dentuman yang keras, dan daya rusak yang kuat menjadi gambaran kualitas piranti tempur tersebut.
Pasca penembakan roket, pasukan infanteri masih terus melakukan perang darat, dan disimulasikan bergabung dengan TNI AD, untuk mengepung sarang musuh. Perang darat rencananya masih berlangsung hingga pukul 17.00 hari ini (16/10).
KSAL bangga dengan para prajurit yang dinilainya menjalankan misi latihan dengan baik. Ia pun berharap jajarannya bisa meningkatkan kualitas dan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM). Hal ini penting sebagai modal untuk dipadukan dengan piranti alutsista yang semakin canggih.
Rombongan KSAL meninggalkan lokasi sekitar pukul 08.30 Wita menuju bandara Tanjung Bara dengan helikopter. Setelah itu langsung menuju Balikpapan untuk seterusnya menuju Jakarta.
 
Sumber : TRIBUN NEWS

Panglima TNI Buka Latihan Gabungan TNI



Personel TNI mengikuti upacara pembukaan latihan gabungan TNI di dermaga Koarmatim, Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (20/10/2012).

SURABAYA, KOMPAS.com- Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono membuka latihan gabungan TNI tahun 2012 di dermaga Markas Komando Armada Kawasan Timur, Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (20/10/2012). Latihan yang melibatkan TNI AD, TNI AL, dan TNI AU ini diikuti sekitar 12.000 personel.


"Latihan ini punya dimensi taktis dan strategis serta dimensi politis," kata Agus.
Dimensi taktis dan strategis mengarah peningkatan kemampuan perorangan dan mengikuti perkembangan operasi militer modern. Sementara dari segi dimensi politis, latihan ini bentuk kontinuitas menjaga kedaulatan rakyat dan mengamankan aset nasional.

Latihan gabungan ini terdiri latihan posko di Komando Latihan Armatim pada 20-25 Oktober 2012 dan diikuti 931 personel. Kegiatan dilanjutkan dengan pelatihan lapangan di perairan laut Sulawesi dan pendaratan amphibi di Pantai Sangata, Kutai Timur, Kalimantan Timur pada 26 Oktober hingga 30 November 2012 yang melibatkan 11.693 personel.

Personel TNI mengikuti upacara pembukaan latihan gabungan TNI di dermaga Koarmatim, Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (20/10/2012).





Kompas

Friday, 19 October 2012

Hubungan militer Indonesia-China kian matang



Indonesia - China (FOTO.ANTARA News)
Beijing (ANTARA News) - Duta besar RI untuk China merangkap Mongolia Imron Cotan menegaskan hubungan militer dan pertahanan Indonesia dengan China semakin matang.

"Relatif intensifnya saling kunjung antara pejabat militer Indonesia dan China, pertukaran perwira siswa, latihan bersama dan pembelian sejumlah alat utama sistem senjata oleh TNI dari China menunjukkan makin matangnya hubungan militer kedua negara," katanya saat menjadi inspektur upacara peringatan HUT ke-67 TNI di Kedutaan Besar RI Beijing, Jumat.


Dubes Imron mengatakan dari waktu ke waktu TNI semakin tumbuh dan berkembang sebagai alat pertahanan negara yang makin profesional serta tangguh untuk menjaga keutuhan dan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Peningkatan profesionalisme dan ketangguhan TNI untuk menjaga keutuhan dan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia, tidak terlepas dari reformasi internal yang telah dijalaninya hampir lebih dari satu dekade, ujarnya.

Meningkatnya profesionalisme TNI antara lain juga didukung melalui kerja sama dan diplomasi yang dijalinnya dengan sejumlah negara termasuk China, ungkap Imron.

"Kerja sama dan diplomasi sudah lama dijalankan TNI, salah satunya dengan bergabunhg sebagai pasukan pemeliharaan perdamaian PBB atau Peace keeping Operation/PKO), yang juga mendapat apresiasi positif dari dunia internasional," tukasnya.

Terkait perkembangan lingkungan strategis yang dinamis, menuntut kerja sama dan diplomasi yang baik antara TNI dengan mitranya dari sejumlah negara, termasuk China dan Monglia untuk menjaga stabilitas kawasan.

"Stabilitas kawasan yang terjaga, dan situasi keamanan kawasan yang kondusif mau tidak mau akan sangat mendukung pembangunan nasional dan kawasan," tutur Dubes Imron.

Dubes mengatakan hubungan militer dan pertahanan RI-China yang semakin kokoh akan memperkokoh hubungan bilateral kedua negara dalam kerangka kemitraan strategis yang disepakati pada April 2005.
Sumber :ANTARA

Lantamal III Laksanakan Sea Trial Patkamla Sepa dan Wanara

 

JAKARTA (Pos Kota) – Komandan Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut III Brigjen TNI (Mar) Ikin Sodikin AS menyaksikan secara langsung pelaksanaan Sea trial Patkamla Sepa dan Wanara yang merupakan unsur jajaran Satuan Keamanan Laut (Satkamla) Lantamal III di perairan Teluk Jakarta, Jumat (19/10/2012).

Sea Trial ini  dalam rangka ujicoba setelah 2 Patkamla tersebut selesai dalam  perbaikan baik mesin maupun body kapal.

Pelaksanaan Sea trial yang dihadiri personel dari Dinas kelaikan material Angkatan Laut (Dislaikmatal) ini berjalan cukup baik. Selama sea trial Komandan Lantamal III yang semula berada di Kal kalagian untuk melihat maneuver kapal, kemudian pindah ke Patkamla Sepa yang diujicoba.

Selanjutnya Komandan merasakan sendiri Patkamla milik Lantamal III dalam acara Sea Trial dengan mengemudi  sendiri Patkamla Sepa sampai dengan kecepatan sampai 25 knot.


Ikut serta dalam acara Sea Trial  Patkamla ini antara lain Wadan lantamal III Kolonel laut (P) Muchammad Richad serta  para asisten Danlantamal III.

Kabagpen Lantamal  III
Agus Susilo Kaeri, S.S., MSi
Mayor Laut (KH) NRP 12996
Teks Gbr- Danlantamal III Brigjen TNI (Mar) Ikin Sodikin AS dan Wadan Lantamal III Kolonel Laut (P) Muchammad Richad menyaksikan pelaksanaan Sea Trial Patkamla Sepa dan Wanara yang dihadiri personel Dislaikmatal (Dinas Kelaikan Material Angkatan Laut,  Jumat (19/10).

Lingkup Bisnis Pindad



 

BANDUNG-(IDB) : PT Pindad (Persero) merupakan salah satu produsen alat utama sistem persenjataan (alutsista) dalam negeri yang sedang melambung. Pindad yang berdiri sejak 1983 ini memang khusus memproduksi berbagai macam alat, terutama peralatan dan perlengkapan perang. 

Kepala Sekretaris Perusahaan PT Pindad, Iwan Kusdiana memamparkan, bisnis lingkup persero terbagi dalam dua bagian. Pertama, produksi alat-alat pertahanan dan keamanan (Hankam). Kedua, produksi manufaktur.

"Produk Hankam itu ada senjata, munisi, dan kendaraan khusus. Kalau produk manufaktur ada handak komersil, penambat rel kereta api, deck machinery, dan special purpose machinery," kata Iwan di Bandung, Jawa Barat, Selasa 16 Oktober 2012.

Iwan menjelaskan, untuk senjata, PT Pindad sudah memproduksi Senapan Serbu, Sniper, Machine Gun, Mortir, AGL, dan 105 Cannon. Sedangkan amunisi yang sudah diproduksi di antaranya, Peluru MKK dan granat.

Untuk kendaraan, produksi yang telah dihasilkan PT Pindad adalah Kendaraan Taktis (Rantis), Kendaraan Tempur (Ranpur) 6x6, Ranpur Kanon, dan Tank Ringan/Medium.

Iwan menjelaskan, untuk senapan serbu sudah dikembangkan dari SS1 ke SS2. Senjata SS2 sendiri sudah memiliki beberapa varian.

Dengan senjata senapan serbu ini, lanjutnya, TNI sudah beberapa kali memenangkan juara menembak. "Kita juara di Brunei International Skill at Arms Meet, Australian Army Skill at Arms Meeting, dan ASEAN Armies Rifle Meet," ujar Iwan.

Untuk produksi amunisi, lanjut Iwan, PT Pindad juga telah memproduksi berbagai macam, di antaranya peluru MKK, Granat Tangan dan Air Mata, Granat Mortir, Mortir Latih, serta Bom Pesawat.

Selanjutnya untuk produk kendaraan khusus, menurutnya, PT Pindad telah memproduksi Rantis dan Ranpur sejak 1997. Produksi jenis kendaraan khusus ini pun dibagi untuk kepentingan militer dan kepentingan polisi.

Khusus Panser Anoa 6x6 yang banyak dilirik negara-negara luar, Iwan menjelaskan, PT Pindad sudah membuat varian-variannya. Yakni, Panser Anoa Varian Command, Ambulance, Logistik, Mortar 81, APC, dan Recovery. "Karakteristik umum Anoa 6x6 itu high reliability, high mobilitiy, easy operation, dan maintainabilitiy," katanya.

Anoa Matic Panser Pindad Terbaru

 
Alat Utama Sistem Persenjataan (Alutsista) produksi dalam negeri kini mulai diminati negara-negara luar negeri. Salah satu produsen dalam negeri paling dilirik adalah PT Pindad (Persero).

Menurut Kepala Sekretaris Perusahaan PT Pindad, Iwan Kusdiana, PT Pindad memproduksi sejumlah peralatan, di antaranya senjata, munisi, dan panser. Salah satu paling diminati selain senjata, adalah Panser Anoa.

Iwan menjelaskan, Panser Anoa buatan PT Pindad ini dibuat dengan mesin automatic. "Ini sudah matic. Jadi seperti kita mengendarai Honda Jazz atau lainnya posisi di D itu dia sudah jalan sendiri. Mesinnya kita pakai Renault, transmisinya ZR, sehingga bisa dikendarai dengan sistem otomatis," kata Iwan di PT Pindad, Bandung, Jawa Barat, Selasa 16 Oktober 2012.

Cuma bedanya, lanjut Iwan, bagaimana pun juga Panser Anoa merupakan kendaraan tempur, di mana saat melaju di medan-medan yang sangat extrem seperti di lumpur atau lainnya, maka tidak direkomendasikan di posisi D. "Kita rekomen posisi 1 atau 2 untuk menyeimbangkan dengan medannya," kata dia.

Iwan menjelaskan, mesin matic Panser Anoa bisa diatur dalam posisi full otomatis atau dibatasi gigi otomatisnya. "Jadi kalau di lokasi extrem dia bisa main di posisi 1 atau posisi 2, tidak perlu diatur sampai full otomatis," ujar dia.

Menurutnya, negara-negara luar memang menunjukkan ketertarikannya terhadap Panser Anoa ini. Dan PT Pindad juga akan melakukan kustomisasi sesuai permintaan negara berminat. "Misalnya Filipina, dia minta mesinnya pakai mesin Mercy. Jadi kita sesuaikan permintaan dia," kata dia.

Meski begitu, Iwan mengakui, belum ada satu negara pun yang sudah deal untuk membeli alutsista buatan PT Pindad, khususnya Panser Anoa. Semua masih dalam tahap penjajakan.

"Belum ada deal. Yang sudah ada deal itu cuma dari dalam negeri. Negara luar yang sudah penjajakan, itu Malaysia, kemarin dia minta 31 Panser Anoa. Brunei Darussalam 10 buah. Ada juga dari Irak. Kalau fix, nanti ada kontrak pembelian," ujar Iwan.

Anoa Paling Laris
Panser Anoa menjadi produksi PT Pindad yang paling laris terjual. Meski, pembelinya masih dalam negeri, seperti TNI dan Polri. Bahkan, karena Anoa ini, penjualan PT Pindad menjadi melambung. "Secara penjualan sedikit, tapi omzetnya besar. Kita sampai 2008, ada omzet Rp1,13 triliun. Karena itu penjualan PT Pindad didongkrak oleh penjualan Anoa," ujar Iwan.

"Itu omzet dalam negeri saja. Karena harga untuk luar negeri itu beda," ujarnya.

Pada tahun 2008, dia menambahkan, TNI memesan 154 buah Panser Anoa berbagai tipe. Untuk tahun 2011 TNI memesan 11 Panser Anoa tipe APC. "Tahun ini pesan 61 unit," kata dia.

"Tipe Anoa itu ada tipe APC, Ambulan, Recovery, Logistik, Amunisi. Itu sudah tersebar di berbagai Kodam. Siliwangi, Makassar, Timika, dan lain-lain," ujarnya.

Iwan menjelaskan, Panser Anoa memang digunakan untuk pengamanan juga. "Biasanya pengamanan tamu-tamu penting VVIP atau ada kunjungan Presiden keluar kota," ujar Iwan.

Sumber : Vivanews

Setelah SS2 Meraih Sukses, G2 Segera Menyusul Berikutnya



BANDUNG-(IDB) : Senjata buatan PT Pindad terus menorehkan prestasi di sejumlah lomba militer internasional. Selain Senapan Serbu (SS) 2, pistol G2 yang mulai dikembangkan pada tahun 2011 juga berhasil menyabet medali emas dalam ajang internasional.

"Tahun 2012 digunakan di Australian Army Skill at Arms Meeting (AASAM) dan memenangkan medali emas," kata Kepala Sekretaris Perusahaan PT Pindad, Iwan Kusdiana, di Bandung, Jawa Barat, Selasa 16 Oktober 2012.

Pistol G2 ini memiliki dua tipe, yakni Elite kaliber 9x19 mm dan Combat kaliber 9x19 mm. Kedua senjata ini bisa diisi dengan 15 peluru. Jangkauan tembaknya pun juga tak kalah dari pistol buatan negara lain. "Kedua pistol G2 ini bisa efektif menembak hingga jarak 25 meter," kata Iwan.

Sejak 2001, Iwan menambahkan, pistol G2 ini sudah diproduksi sebanyak 5.000 unit. Namun demikian, saat ini belum banyak yang memesan pistol jenis ini. Pistol ini belum banyak dikenal. "Baru dari TNI AD saja yang memesan," ujarnya.

Sebelumnya, Senjata Serbu 2 (SS2) buatan PT Pindad juga telah sukses mengantar TNI beberapa kali juara lomba menembak tingkat Asia-Pasifik. Bahkan anggota TNI berhasil mengalahkan jago-jago tembak dari berbagai negara dalam ajang AASAM 2012 di Australia itu.

Sumber : Vivanews

Kopaskhas Prtoses pembelian Rudal Penangkis Serangan Udara



JAKARTA-(IDB) : Pengadaan Senjata Penangkis Serangan Udara (PSU) jenis yang dilengkapi radar dan rudal jarak pendek, akan menambah kemampuan dan kekuatan Korpaskhas. Secara bertahap kedatangannya mulai pada tahun 2013 – 2014 sehingga Korpaskhas akan mengirimkan perwakilan perwira, bintara dan tamtama untuk mendapatkan dan melaksanakan pelatihan teknik operasi senjata yang dilaksanakan di pabrik pembuat senjata PSU di negara Swiss.
 
"Dalam membangun kemampuan dan profesionalisme prajurit Paskhas, akan terwujud bila adanya konsistensi dan kesinambungan upaya pembinaan yang terus dilakukan secara terarah, terprogram dan berkelanjutan baik dari aspek moralitas yang tercermin dalam disiplin, jiwa korsa dan semangat juang yang tinggi maupun aspek olah keprajuritan yang dapat diandalkan," kata KASAU Marsekal TNI Imam Sufaat dalam rilis yang dikirimkan ke "PRLM", Kamis (18/10). 

Keberhasilan prajurit Paskhas dalam mengemban berbagai penugasan baik di dalam negeri maupun luar negeri yang telah ditunjukkannya merupakan refleksi dari betapa pentingnya militansi dan profesionalisme bagi seorang prajurit. "Kita tidak boleh terlena dengan keberhasilan yang telah diperoleh, melainkan harus menjadi pemicu semangat untuk segera mewujudkan kesiapan dan kesiagaan dalam menyongsong tugas ke depan karena tantangan tugas yang dihadapi juga semakin tidak ringan," katanya.

Kasau mengharapkan, kedepan, militansi, semangat, motivasi, dedikasi, dan profesionalisme prajurit Paskhas tetap eksis sebagai salah satu Satuan Tempur Darat Angkatan Udara, sebagaimana eksisnya satuan tempur udara dalam mengawal, menegakkan serta mengamankan keutuhan wilayah NKRI di udara.

Sebagai kebulatan tekad untuk melakukan yang terbaik bagi negara dan bangsa, peringatan ulang tahun ke-65 Korpaskas yang jatuh pada Rabu kemarin (17/10) ini bertema ”Dengan Profesionalisme dan Dedikasi yang Tinggi, Korpaskhas Siap Menyongsong Modernisasi Alutsista dan Memberikan yang Terbaik untuk Bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia”. "Tema tersebut harus menjadi acuan setiap prajurit Korpaskhas dalam melaksanakan tugasnya. Dua makna yang harus dipahami dari tema tersebut yaitu pembinaan kualitas diri dan aktualisasi pengabdian," katanya

Sumber : PikiranRakyat

Songsong Kedatangan PSU Baru, Korpaskhas akan Kirim Personil untuk Berlatih di Swiss


Korpaskhas akan menerima senjata Penangkis Serangan Udara baru buatan Rheinmetall Defence yang akan diintegrasikan dengan rudal (photo : Rheinmetall)

Pengadaan Senjata PSU Kekuatan Korpaskhas
SOREANG, (PRLM).- Pengadaan Senjata Penangkis Serangan Udara (PSU) jenis yang dilengkapi radar dan rudal jarak pendek, akan menambah kemampuan dan kekuatan Korpaskhas. Secara bertahap kedatangannya mulai pada tahun 2013 – 2014 sehingga Korpaskhas akan mengirimkan perwakilan perwira, bintara dan tamtama untuk mendapatkan dan melaksanakan pelatihan teknik operasi senjata yang dilaksanakan di pabrik pembuat senjata PSU di negara Swiss.
"Dalam membangun kemampuan dan profesionalisme prajurit Paskhas, akan terwujud bila adanya konsistensi dan kesinambungan upaya pembinaan yang terus dilakukan secara terarah, terprogram dan berkelanjutan baik dari aspek moralitas yang tercermin dalam disiplin, jiwa korsa dan semangat juang yang tinggi maupun aspek olah keprajuritan yang dapat diandalkan," kata KASAU Marsekal TNI Imam Sufaat dalam rilis yang dikirimkan ke "PRLM", Kamis (18/10).
Keberhasilan prajurit Paskhas dalam mengemban berbagai penugasan baik di dalam negeri maupun luar negeri yang telah ditunjukkannya merupakan refleksi dari betapa pentingnya militansi dan profesionalisme bagi seorang prajurit. "Kita tidak boleh terlena dengan keberhasilan yang telah diperoleh, melainkan harus menjadi pemicu semangat untuk segera mewujudkan kesiapan dan kesiagaan dalam menyongsong tugas ke depan karena tantangan tugas yang dihadapi juga semakin tidak ringan," katanya.
Kasau mengharapkan, kedepan, militansi, semangat, motivasi, dedikasi, dan profesionalisme prajurit Paskhas tetap eksis sebagai salah satu Satuan Tempur Darat Angkatan Udara, sebagaimana eksisnya satuan tempur udara dalam mengawal, menegakkan serta mengamankan keutuhan wilayah NKRI di udara.
Sebagai kebulatan tekad untuk melakukan yang terbaik bagi negara dan bangsa, peringatan ulang tahun ke-65 Korpaskas yang jatuh pada Rabu kemarin (17/10) ini bertema ”Dengan Profesionalisme dan Dedikasi yang Tinggi, Korpaskhas Siap Menyongsong Modernisasi Alutsista dan Memberikan yang Terbaik untuk Bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia”. "Tema tersebut harus menjadi acuan setiap prajurit Korpaskhas dalam melaksanakan tugasnya. Dua makna yang harus dipahami dari tema tersebut yaitu pembinaan kualitas diri dan aktualisasi pengabdian," katanya.
Sumber :PikiranRakyat

Wednesday, 17 October 2012

India Belum Tawarkan Misilnya Untuk Indonesia


JAKARTA-(IDB) : Kepala Pusat Komunikasi Publik Kemhan Brigjend TNI Hartin Asrind mengatakan, sampai saat ini India belum menawarkan misilnya ke Indonesia. Namun tak menutup kemungkinan Indonesia akan membeli misil dari Negeri Bollywood.

Dalam pertemuan bilateral Menteri Pertahanan Indonesia Purnomo Yusgiantoro dan Menhan India AK Antony, India merespons baik tawaran kerja sama militer dengan Indonesia. Indonesia pun menawarkan produk-produk dari PT Dirgantara Indonesia. Namun pembahasan mengenai misil belum bergulir.

"India punya misil tapi mereka belum menawarkan ke kita. Kalau memang bagus ya kita beli," ujar Hartin di Kementerian Pertahanan Indonesia, Jakarta, Selasa (16/10/2012).

Hartin turut menambahkan, India merupakan negara dengan kekuatan angkatan udara yang baik. Negeri Bollywood itu juga menjadi konsumen utama bagi jet Sukhoi buatan Rusia.

India dan Indonesia juga akan mengembangkan kerja samanya di bidang pertahanan dan produksi industri militer, mengingat baiknya perkembangan industri pertahanan negara tersebut.
Sumber : Okezone

RM-70 Grad Masih Manjadi Andalan Korps Marinir

 
SANGATTA-(IDB) : Peluncur roket multi RM-70 GRAD masih jadi andalan Marinir TNI AL. Dari demo penembakan di perbukitan Sangatta, Kalimantan Timur, penggunaan senjata ini sudah cukup memancarkan kekuatan yang mereka miliki. Gemuruh roket-roket kaliber 122 mm yang melesat dari deretan 10 x 4 peluncur yang bertengger di atas dua truk Tatra mewarnai salah satu serangan Marinir TNI AL dalam latihan Armada Jaya XXXI/2012.
 
 Angkasa/Commando beruntung bisa mengabadikan demo penembakan salah satu senjata TNI AL ini, karena dari sini kami bisa menjelaskan kepada Anda seperti apa roket-roket itu keluar dengan lidah api dari peluncurnya.

Selain RM-70, Marinir TNI AL juga mendemokan penembakan Howitzer HOW-105 guna mendukung serangan yang dilakukan BMP 3F dan LVT-7. Serangan artileri ini dilakukan setelah lebih dari dua ribu prajurit mendarat di Pantai Sekerat, Sangatta, Senin (15/10) dinihari. 
 
KSAL Laksamana TNI Soeparno, Direktur Latihan Laksda TNI Arief Rudianto, berserta pimpinan TNI AL meninjau langsung bagian terakhir dari skenario penguasaan kembali wilayah Indonesia yang dikuasai musuh ini. Sebelum Marinir menyerang, seperti dilaporkan Angkasa/Commando, Minggu (14/10), kapal perang TNI AL KRI-354 Oswald Siahaan telah mematahkan lebih dulu kekuatan laut musuh dengan serangan rudal Yakhont.

RM-70 adalah senjata artileri buatan Cekoslovakia yang digubah dari BM (Boyevaya Machina)-21 GRAD rancangan Rusia. Sesuai angka yang tertera di belakang namanya, Raketomet Vzor ini diperkenalkan pada 1970. 
 
Daya gempur RM-70 sendiri dilaporkan lebih tinggi dibanding BM-21. Dengan total berat peledak sekitar 256 kg, 40 roket yang ditembakkan dikatakan mampu menimbulkan kerusakan di wilayah sekitar tiga hektar. Oleh karena teknik penggunaannya yang sederhana dan mudah diperoleh, senjata ini cukup banyak ditemukan di wilayah konflik Afrika dan Timur Tengah. 
 
Di Lebanon, peluncur roket ini juga dikenal dengan nama Katyusha. Indonesia sendiri telah mengadopsi roket ini untuk roket RHan-122 yang tengah dipersiapkan masuk tahap produksi.

Sumber : Angkasa

Pindad Targetkan 2014 Prototype Medium Tank Sudah Jadi


BANDUNG-(IDB) : Setelah sukses membuat kendaraan tempur jenis Anoa, PT Pindad berencana membuat tank tempur medium (Medium Battle Tank).
"Kami akan membuat tank tempur medium," ujar Kepala Sekretariat Perusahaan PT Pindad Iwan Kusdiana, di PT Pindad, Bandung, Jawa Barat, Selasa (16/10/2012).
Iwan menjelaskan, tahapan yang akan dimulai pihaknya adalah berkonsentrasi membuat tank tempur medium dengan bobot sekitar 20 ton.
Meski rencana pembuatan tank tempur medium baru dilakukan, Iwan mengungkapkan pihaknya akan melakukan pengembangan tanpa transfer of technology (ToT) dengan produsen pembuat tank dari luar negeri.
"Kami tidak kerja sama dengan luar. Ini kami kembangkan sendiri," ucap Iwan.
Iwan optimistis pihaknya dapat menyelesaikan pengembangan tank tempur medium dengan jangka waktu yang cepat. Targetnya, pada 2014 prototype tank ini sudah jadi. 
Medium Tank Pindad Hasil Karya Sendiri, Bukan Hasil Meniru
Meski baru pertama kalinya PT. Pindad mengembangkan tank tempur Medium (Medium Battle Tank) pihaknya tidak akan meniru model tank tempur Medium Marder dari Jerman yang akan dipesan oleh Indonesia.

"Kami tidak akan meniru dari mana (Jerman)," ujar Kepala Divisi Kendaraan Khusus PT Pindad, Hery Mochtady di PT. Pindad, Bandung, Jawa Barat, Selasa (16/10/2012).


Hery menerangkan, pengembangan tank tempur Medium ini tentunya dibuat sesuai kebutuhan dan permintaan TNI, sehingga ketika beroperasi nanti dapat digunakan secara maksimal.


"Kami akan desain dengan menyesuaikan requirement dari kavaleri TNI," ucap Hery.


Sejauh ini, lanjut Hery tahapan yang telah dilalui sampai pada pembuatan desain. Dalam pembuatan desain inilah kavaleri TNI dilibatkan meski tidak sampai ke tahap lebih jauh.


"Target kami pada 2014 sudah jadi prototype. Setelah prototype jadi, kami mulai produksi," kata Hery.
Sumber : Tribunnews

Tuesday, 16 October 2012

PT. PINDAD Genjot Produksi Panser Anoa


16 Oktober 2012, Bandung: Pekerja menyelesaikan tahap akhir produksi Panser Anoa 6x6 di Gedung 100 PT. Pindad, Bandung, Jabar, Selasa (16/10). PT. Pindad memproduksi 61 Panser seharga Rp. 8,5 juta/unit untuk TNI dan 226 ribu unit Senjata SS1/SS2, produk komersil, produk Hankam, manufaktur, amunisi dan Kendaraan Tempur. (Foto: ANTARA/Fahrul Jayadiputra/ed/nz/12)

Suasana area assembling Panser Anoa produksi PT Pindad di kawasan Bandung, Jawa Barat, Selasa (16/10). PT. Pindad menggenjot produksi Panser Anoa untuk memenuhi permintaan negara-negara tetangga seperti Filipina, Timor Leste, Korea Selatan, serta Malaysia, yang belum lama ini membeli 32 panser Anoa bermesin Benz. (Foto: MI/SUSANTO/am)

Teknisi merakit panser Anoa 6×6 pesanan TNI Angkatan Darat di Divisi Kendaraan Khusus PT Pindad, Bandung, Jawa Barat, Selasa (16/10). PT Pindad dalam waktu dekat siap memproduksi tank tempur medium dengan bobot 20 ton. Ditargetkan pada 2014 prototipe tank tempur yang merupakan produk baru PT Pindad ini akan rampung. (Foto: Bisnis Jabar)

Panser Anoa 6×6 pesenan TNI Angkatan Darat tengah menjalani serangkaian pengujian di Divisi Kendaraan Khusus PT Pindad, Bandung, Jawa Barat, Selasa (16/10). Panser Anoa menjadi produksi PT Pindad yang paling laris terjual. Meski, secara penjualan sedikit, tapi hingga 2008 omzet Anoa mencapai Rp1,13 triliun. Saat ini, PT Pindad tengah menyelesaikan sekitar 61 panser Anoa 6X6 pesanan TNI Angkatan Darat. (Foto: Bisnis Jabar)

Sumber: Bisnis Jabar/ANTARA News/MI

Operasi Amfibi Rebut Kembali Wilayah Sangatta


(Foto: Dispenarmatim)

16 Oktober 2012, Sangatta: Operasi Amfibi, “berhasil merebut daerah Sangatta dari tangan musuh,” demikian sekenario dalam latihan dengan sandi Armada Jaya (AJ) XXXI/2012. Peralatan tempur TNI AL berupa kapal-kapal perang dan Tank Amfibi berbagai jenis dan pasukan Marinir, dikerahkan untuk merebut Sangatta dari pasukan lawan. Pasukan Pendarat (Pasrat) Marinir menyerbu daerah tumpuan pantai dan obbyek-obyek vital nasional yang berada di wilayah Sagatta, Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur, Senin ( 15/10).

Serbuan amfibi diawali dengan Taklimat yang disampaiakan oleh Panglima Komando Tugas Gabungan Amfibi (Pangkogasgabfib), Laksamana Muda TNI Sadiman, pada pukul 04.10 WITA. Penyampaian taklimat disiarkan langsung dari KRI Banjarmasin-590, yang diakses oleh radio komunikasi unsur-unsur Subkogasgabfib. Dalam taklimatnya Pangkogasgabfib memerintahkan agar mendaratkan pasukan pendarat dan merebut kembali Sangatta kembali ke pangkuan ibu pertiwi.

Pertempuran akan dimulai, pasukan Marinir dengan peralatan tempurnya keluar dari beberapa Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) jenis Landing Ship Tank (LST) dan kapal perang jenis Landing Platform Dock (LPD), yang sedang dalam posisi lego jangkar tidak jauh dari Pantai Sangatta. Sebelum pasukan Marinir didaratkan, beberapa personel Komando Pasukan Katak (Kopaska), terlebih dahulu menyusup didaerah pantai untuk memberikan data dan informasi tentang daerah sasaran.

Suasana Pantai Sangatta dinihari yang gelap dan hening, pecah ketika tim Kopaska melakukan demolisi (peledakan) sabotase terhadap garis pertahan musuh yang ada dipantai. Tindakan sabotase ini untuk membuka jalur bagi pasukan pendarat Marinir. Suara ledakan disusul Tembakan Bantuan Kapal (BTK) dari meriam-meriam kapal perang yang tergabung dalam Kogasgabla. Dentuman meriam bertubi-tubi menghajar daerah pertahan lawan.

Pada saat bersamaan Tank-Tank Amfibi, dan Kendaraan Pendarat Amfibi (Ranratfib) yang mengangkut pasukan Marinir meluncur ke garis pantai. Pasukan Marinir yang berhasil melakukan pendaratan, mengejar sisa-sisa pasukan musuh yang terpecah menjadi kelompok-kelompok kecil. Sedangkan beberapa senjata berat berhasil didaratkan menggunakan Kendaraan Amfibi Pengangkut Artileri (Kapa). Meriam Howitzer memberikan tembakan penghancuran.

Pasukan Marinir terus mengejar sisa-sisa pasukan musuh. Dalam pengejaran itu bahkan salah satu Tank Amfibi terkena ranjau yang dipasang musuh. Beberapa pasukan Marinir terluka dan dievakuasi. Hal ini tidak menyurutkan mental pasukan yang lain untuk terus bertempur dan dan menghancurkan musuh yang menguasai obyek-obyek vital nasional. Pertempuran berlangsung selama kurang lebih tujuh jam mulai pukul 09.00 WITA hingga pukul 16.WITA. Selasa (16/10), daerah tumpuan pantai, Dermaga, Stasiun pemancar radio dan TV serta bandara berhasil direbut. Keberhasilan pasukan pendarat menguasai obyek-obyek vital, dan pedaratan administerasi, merupakan akhir dari tahap Manuver Lapangan (Manlap) gladi tempur Armada Jaya XXXI/2012.

Tahapan Manlap Armada Jaya XXXI/2012, dimulai sejak tanggal tanggal 10-23 Oktober 2012, dengan daerah latihan melalui Alur Pelayaran Barat Surabaya, Laut Sulawesi, Selat Makassar dan Sangatta. Sedangkan Latihan AJ/12, diawali dengan Latihan Posko di Mako Seskoal, Jakarta, sejak awal September tahun 2012. Latihan ini melibatkan 21 KRI dari jajaran Koarmatim. Usai perebutan sasaran, Kapal-kapal perang tersebut melaksanakan persiapan untuk kembali ke pangkalan Surabaya.

Sumber: Dispenarmatim

Hawk 200 Berhenti Beroperasi Sementara


Pesawat Hawk 209 dengan skema warna baru (photo : ipenk)

Jet Hawk 200 akan Berhenti Beroperasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Satuan Angkatan Udara, Marsekal Imam Sufaat menegaskan setelah jatuhnya pesawat tempur milik TNI Angkatan Udara, pesawat jenis Hawk 200 akan berhenti beroperasi.

Penghentian ini dilakukan sementara sampai ditemukan penyebab pasti dari peristiwa tersebut. ”Biasanya kalau ada kejadian, tentunya pesawatnya digrounded sementara sampai kita temukan penyebabnya,” katanya saat ditemui di Istana Negara, Selasa (16/10).

Ia mengatakan penyelidikan akan dilakukan oleh Panitia Penyelidik Kecelakaan Pesawat Terbang (PPKPT) dari Angkatan Udara. Belum bisa dipastikan membutuhkan waktu berapa untuk penyelidikan tersebut. Karena, harus dilihat beberapa instrumennya.

“Nanti dilihat instrumennya, kalau masih ada instrumennya. Sebelum kejadian itu dilihat speednya berapa, altitude berapa. Kalau mungkin ada rekaman yang bisa diambil dan penerbangnya juga ditanya,” katanya.


Sumber : Republika

Kemhan Pesan 35 KCR Penuhi MEF


KRI Celurit-641. (Foto: PT. Palindo Marine)

16 Oktober 2012, Jakarta: Kapal cepat rudal (KCR) yang dipesan pemerintah dari industri galangan kapal PT Palindo Marine, Batam, segera diserahterimakan. Keberadaan kapal jenis tersebut penting untuk pengamanan wilayah laut.

Dari empat KCR yang dipesan, dua di antaranya telah diserahterimakan, yakni KRI Celurit- 641 dan KRI Kujang-642.Ini merupakan bagian dari program pengadaan KCR secarabesar-besaran TNI Angkatan Laut (AL). Managing Director PT Palindo Marine Harmanto mengungkapkan, KCR yang ketiga sekarang ini tinggal tahap finishing. ”Minggu lalu sudah di-launching dan akhir tahun ini mungkin bisa diserahterimakan,” katanya kepada SINDO kemarin.

Kapal ketiga itu sudah berada di galangan kapal dari pabrik tersebut dan menjalani penyempurnaan. ”Setelah penyempurnaan, akan dilakukan pengujian di laut,”sebut dia. Sembari menyelesaikan kapal ketiga, lanjut Harmanto, pihaknya juga sudah mulai tahapan pengerjaan kapal keempat. ”Kita membuat kapal lengkap,kecuali persenjataannya,” imbuh dia. Kepala Pusat Komunikasi Publik Kemhan Mayjen TNI Hartind Asrin menuturkan,pemerintah akan membeli total sekitar 35 KCR untuk memenuhi kebutuhan sesuai program pembangunan kekuatan pokok minimum (MEF).

”Sejauh ini baru empat yang kita pesan,”ujarnya. Indonesia butuh kapal-kapal jenis ini untuk pengamanan wilayah laut, terutama di kawasan barat.”Perairan wilayah barat sangat cocok untuk kapalkapal kecil seperti ini (panjang di bawah 100 meter) karena perairannya dangkal. Kalau di timur, kita butuh kapal-kapal besar yang panjangnya di atas 100 meter,”terang dia. Untuk kapal berukuran di atas 100 meter, kata dia,Kemhan memesan ke PT PAL Surabaya.

”Kita juga punya program korvet nasional,” sebut Hartind yang juga staf ahli Menteri Pertahanan Bidang Keamanan itu. Komandan Satgas KCR-40 dan PC-43 TNI AL Kolonel Nurwahyudi menambahkan, butuh waktu sekitar 12 bulan untuk merampungkan satu unit KCR terhitung sejak penandatanganan kontrak.”Nanti sebelum diserahterimakan ada uji kelaikan laut dulu oleh TNI AL,”sebut dia.

Kapal ini,kata Nurwahyudi, memiliki spesifikasi yang relatif sama dengan dua kapal sebelumnya, KRI Celurit-641 dan KRI Kujang-642. Untuk diketahui, kapal yang didesain sebagai kapal patroli tersebut memiliki spesifikasi panjang sekitar 44 meter, lebar 7,4 meter, berbobot 250 ton,dan mampu berlayar dengan kecepatan maksimum 30 knot. Kapal dipersenjatai rudal C-705, meriam kaliber 30 mm enam laras, serta meriam anjungan dua unit kaliber 20 mm.

KSAL Laksamana TNI Soeparno sebelumnya menuturkan, program penambahan alat utama sistem senjata (alutsista) TNI AL 2012 adalah pengadaan kapal selam dan kapal permukaan. ”Ada tiga kapal selam, dua kapal permukaan frigat jenis perusak kawal rudal (PKR) dan 20 kapal patroli cepat dan kapal cepat torpedo,” tuturnya.

Hingga 2024,TNI AL butuh 24 unit kapal jenis ini.Kapal ini akan dioperasikan di wilayah armada barat dan Sulawesi Utara.Dalam pemesanan kapal ke PT Palindo itu, diketahui harga per unit kapal sekitar Rp75 miliar. Pada pengadaan pertama, KRI Celurit, pemerintah bekerja sama dengan Bank Mandiri untuk pembiayaannya.

Kemandirian Alutsista

Lahirnya Undang-Undang (UU) Industri Pertahanan dipercaya bakal mempercepat perkembangan industri pertahanan dalam negeri. Sebab, UU yang ditandatangani Presiden saat hari ulang tahun TNI ke-67,5 Oktober lalu,itu mengatur sinergi antarindustri strategis maupun industri pertahanan dalam memproduksi alutsista.

Perkara sinergi ini yang selama ini menjadi salah satu kendala yang dihadapi perusahaan. Menurut Hartind, UU Industri Pertahanan memberikan jaminan adanya pembelian produk pertahanan maupun oleh pemerintah. ”Selama ini yang dikhawatirkan industri pertahanan adalah masalah konsistensi pembelian dari user,”beber dia.

Sumber: SINDO

Hawk 200 Skadron Udara 12 Black Panther Jatuh di Pekanbaru


Pesawat Hawk 200 milik TNI AU jatuh sekitar 3 km dari Bandara Sultan Syarief Kasim II Pekanbaru, Selasa (16/12). (Foto: ANTARA FOTO/HO/Ozi/pd/12)

16 Oktober 2012, Pekanbaru: Kepala Pusat Komunikasi (Kapuskom) Kementerian Pertahanan Mayjen Hartind Asrin mengatakan, pesawat tempur Hawk 200 milik TNI Angkatan Udara yang jatuh di kawasan Pandau Permai, Kabupaten Kampar, Riau, Selasa (16/10/2012), karena mengalami kerusakan mesin. Pesawat tersebut sedang latihan terbang dan dalam kondisi layak mengudara.

"Kapuspen TNI AU sudah memberikan laporan, pesawat itu terbang dalam rangka latihan. Tapi, tiba-tiba mesinnya rusak dan jatuh," kata Asrin, di Kementerian Pertahanan, Jakarta, Selasa (16/10/2012).

Asrin mengatakan, laporan mengenai kerusakan mesin diperoleh dari keterangan pilot pesawat Letnan Dua Reza Yori Prasetyo. Sementara Reza selamat dari kecelakaan setelah keluar dari pesawat tempur Hawk 200 melalui kursi pelontar.

"Keterangan yang diperoleh dari Reza selanjutnya akan ditindaklanjuti tim investigasi di lapangan," tambahnya.

Asrin menjelaskan, terkait jatuhnya pesawat bisa disebabkan berbagai faktor, seperti kerusakan mesin, cuaca, dan kesalahan manusia. Tiga faktor itu akan dicocokkan lagi dengan keterangan pilot pesawat melalui investigasi internal TNI AU.

Seperti diberitakan sebelumnya, pesawat Hawk 200 milik Skadron Udara 12 Black Panther jatuh di permukiman Pandau Permai sekitar pukul 09.46, di Desa Pasir Putih, Siak Hulu, Kabupaten Kampar, Riau.

Menurut Nia (45), warga Bencah Limbat, ia sempat melihat pesawat meledak di atas rumahnya. "Pagi itu saya lagi menyapu halaman, dan saya terkejut mendengar suara ledakan sangat keras di udara. Ketika saya lihat ke atas rupanya pesawat tempur yang meledak," ucapnya.

Lalu, pesawat berkursi tunggal itu sempat memutar dan jatuh di halaman panti asuhan. "Sebelum jatuh, saya juga sempat melihat pilotnya terjun payung," kata Nia.

Sumber: KOMPAS

Monday, 15 October 2012

Hawk Terbang Rendah, Menukik dan Terdengar Ledakan

Pekanbaru Warga di sekitar Gang Amal, Perumahan Pandau Permai, Siak Hulu, Kabupaten Kampar, Riau, sempat melihat pesawat TNI AU terbang rendah sebelum jatuh. Pesawat latih tersebut menukik kemudian meledak.

"Terbang rendah. Suaranya memekakkan telinga," kata warga setempat, Nursaya, kepada detikcom, Selasa (16/10/2012).

Nursaya sempat melihat pesawat itu menukik, lalu jatuh. Sesaat kemudian terdengar ledakan dan asap mengepul.

Pesawat yang jatuh di Pandau, Kabupaten Kampar, Riau, adalah pesawat tempur berjenis Hawk 200 berkursi tunggal (single seater). Pesawat itu jatuh saat diterbangkan untuk latihan.

Kadispen TNI AU Marsma Azman Yunus membenarkan tentang kecelakaan pesawat itu. "Betul, pesawat Hawk-200 single seater," kata Azman saat dihubungi detikcom, Selasa (16/10/2012) pukul 10.50 WIB.

Sumber : detik

Rencana Litbang Produk Alutsista


Ranpur canon produksi PT Pindad sedang diuji coba TNI AD. (Foto: Berita HanKam)

Daftar rencana litbang produk alutsista industri pertahanan dalam negeri.

1. Lead integrator PT. DI
a. Pesawat tempur generasi 4,5 KFX/IFX mulai pengusaan desain (2013-2014), penguasaan produksi (2015-2019), pengembangan produksi (2015-2024),
b. Pesawat angkut N-XXX sebagai pengembangan dari C-130,
c. Pesawat terbang tanpa awak jenis Alap-alap, Sriti dan UCAV,
d. Bom 250kg dan smart bomb.

2. Lead integrator PT. PAL
a. Kapal perang atas air KCR 60m, PKR 105m,
b. Kapal selam sebagai pengembangan KRI Cakra.

3. Lead integrator PT. Pindad
a. Ranpur medium tank dan main battle tank mulai tahap penguasaan desain (2013-2014), penguasaan produksi (2015-2019), pengembangan baru (2020-2024),
b. Roket Rhan 220, Rhan 450, Rhan 550,
c. Rudal C-705 dan rudal jarak menengah,
d. SS-3 dan SS-10.

4. Lead integrator PT. LEN
a. Land radar, Land radar surveillance, Land radar surveillance 3D,
b. Combat Management System (CMS), CMS KCR, CMS PKR, CMS kapal selam,
c. Alat komunikasi; digital signal processing, multiband dan SDR.

5. Lead integrator Badan Usaha Milik Swasta
a. KCR Trimaran,
b. Payung udara orang, paying udara barang.
c. Rompi anti peluru dan helm anti peluru.

Sumber: Blue Print Litbang Produk Alpalhankam, KKIP & Berita HanKam