Pages

Sunday, 1 March 2015

Dubes Belanda Tinjau Project Kerjasama Pembangunan Kapal


 










Kerjasama antara Belanda dan Indonesia

Kerjasama antara Belanda dan Indonesia secara dinamis telah terjalin dalam segala bidang. Pada Industri Kemaritiman yang menjadi fokus Pemerintahan Jokowi, PT PAL INDONESIA (Persero) juga turut andil dalam pembangunan kapal perang sebagai alat utama penjaga wilayah laut Negara.  Adalah proyek pembangunan kapal baru yaitu Kapal Perusak Kawal Rudal (PKR), yang bekerjasama dengan Galangan Kapal asal Belanda yaitu DSNS. Proyek prestisius bagi kedua Negara ini akan menjadi tonggak keberhasilan bagi masing-masing Negara.

Duta Besar Kerajaan Belanda, Rob Swartbol didampingi Atase pertahanan dan Konsulat kerhormatan Belanda berkunjung ke PT PAL INDONESIA (Persero). Diterima Direktur Produksi, Edy Widarto, Kapusada Baranahan Kemhan, Laksma Listyanto, Ka Project Officer Alutsista Matra Laut Laksma Suryo Djati, Dan Satgas PKR Laksma Didit S, serta staff PT PAL INDONESIA (Persero) di ruang rapat gedung utama PIP, Kamis Sore (26/02).

Dalam kunjungannya, Dubes Belanda sangat bangga terhadap PAL INDONESIA terkait kerjasama pembangunan kapal PKR yang sedang berlangsung yang dibangun bersama antara PAL INDONESIA dengan DSNS (Belanda), hal tersebut diperkuat oleh paparan Direktur penjualan dan pemasaran DSNS, Evert van Den Broek yang menuturkan bahwa proses pembangunan sejauh ini masih berjalan sesuai rencana. “Kami optimis pekerjaan ini akan sesuai rencana, dan dapat diserahterimakan pada 2017 mendatang. Untuk modul yang digarap di Vlissingen akan dikirimkan sesuai dengan rencana sesuai dengan moto bersama ONE TEAM ONE GOAL” tegasnya.

Direktur Produksi PT PAL INDONESIA (Persero) Edy Widarto, menuturkan selain dari penyelesaian proyek PKR kami juga akan memperluas bisnis untuk mendukung program pemerintah dan peningkatan bisnis. “kami juga akan mendukung program kemaritiman dengan memperluas lini bisnis dimulai dari wilayah timur Indonesia” tuturnya. Duta Besar Kerajaan Belanda, Rob Swartbol mengungkapkan kerjasama ini akan dikembangkan lebih jauh dari apa yang dihasilkan sejauh ini. “Untuk kerjasama di bidang lain dilanjutkan sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan yang ada.  Dengan ini hubungan antar Negara ini terus berlanjut” paparnya.

Selesai paparan, Rombongan DUBES melakukan peninjauan terkait dengan proses dan progress produksi Kapal PKR yang ada dan secara langsung juga melihat proses tempat perakitannya hingga nanti akan diserahterimakan. Selama tinjauan lapangan, rombongan juga di perlihatkan monument Badan Keamanan Rakyat (BKR) BKR Laut yang merupakan penanda sejarah para pelaut mempertahanankan wilayah laut di jawa Timur khusunya d Surabaya, serta monumen jalasveva jayamahe yang terletak tepat diseberangnya.(PAL)

nasib Super Tucano TNI AU? Jika setop kerja sama RI-Brasil


Jika setop kerja sama RI-Brasil, gimana nasib Super Tucano TNI AU?
Super Tucano TNI AU.

Super Tucano memiliki kemampuan menempuh operasi jarak jauh karena dilengkapi mesin jenis Hartzell 5-blade dan Pratt & Whitney Canada PT6A-68C turboprop yang masing-masing berkuatan 1.196 kW. Dengan mesin tersebut, Super Tucano mampu melesat hingga 590 km per jam hingga jarak 1.330 km.

Dalam sebuah pertempuran, pesawat ini mampu menampung tujuh jenis senapan mesin, yakni dua unit senapan mesin FN Herstal M3P kaliber 12,7 mm jenis di bagian sayap, 1 unit kanon GIAT M20A1 kaliber 20 mm di badan pesawat, senapan mesin FN Herstal HMP kaliber 12,7 mm, dan empat minigun Dillon Aero M134 kaliber 7,62 mm.

Masing-masing sayap mampu membawa 4 unit roket berkaliber 70 mm yang bisa digunakan untuk pertempuran udara atau menembak target di darat. Tak hanya itu, Super Tucano juga bisa membawa bom dalam misi-misi tertentu.

Pesawat ini menggunakan sistem avionik MIL-STD-1553 seperti yang digunakan jet tempur AS modern lainnya, seperti F-16 Falcon, F-18 Hornet, AH-64 Apache, P-3C Orion, F-15 Eagle and F-20 Tigershark, serta sistem pengelihatan malam berupa NVG ANVIS-9.

Jangan sampai pesawat-pesawat TNI AU tak bisa mengudara seperti saat kasus embargo senjata yang dulu dilakukan oleh Amerika Serikat dulu.(Merdeka)

214 Prajurit terbaik lulus pendidikan Komando Kopassus


214 Prajurit terbaik lulus pendidikan Komando Kopassus
penuntupan pendidikan Komando Kopassus. ©puspen kopassus

214 Prajurit berhasil melalui proses pendidikan panjang untuk menjadi salah satu anggota tim elite TNI Angkatan Darat, Komando Pasukan Khusus (Kopassus). Mereka berhasil melalui seluruh pendidikan komando, mulai dari kemampuan menembak, beladiri, fisik maupun penggunaan senjata tradisional hingga pendekatan dengan masyarakat.

Pendidikan komando yang dijalani seluruh prajurit ini dilakoni selama tujuh bulan yang masing-masing dibagi beberapa tahapan pelatihan selama 18 minggu. Tahap pertama, seluruh peserta dilepaskan di hutan dan pegunungan sebanyak dua kali selama enam minggu dan diakhiri tahap rawa laut selama empat minggu.

Meski sudah lulus pendidikan yang cukup melelahkan tersebut, Danjen Kopassus Mayjen TNI Doni Monardo meminta agar prajurit Komando Angkatan 97 tetap dekat dengan masyarakat. Titah tersebut merupakan pesan-pesan yang selalu ditekankan Panglima Besar Jenderal Soedirman.

"Tentara bukan merupakan suatu golongan di luar masyarakat, bukan suatu kasta yang berdiri di atas masyarakat, tentara tidak lain dan tidak lebih dari satu bagian masyarakat yang mempunyai kewajiban tertentu," tegas Doni dalam upacara penutupan pendidikan di Pantai Permisan, Cilacap, Jawa Tengah, Sabtu (28/2).

Doni menambahkan lulusan pendidikan Kopassus ini tidak mengistimewakan dirinya saat berada di tengah masyarakat. Pembeda antara prajurit dengan warga hanya tugas dan tanggung jawabnya dalam menjaga kedaulatan negara.
"Prajurit Kopassus yang berasal dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat harus senantiasa dekat dan berjuang bersama-sama dengan masyarakat pada umumnya," tegasnya.

Pendidikan Komando Angkatan 97 ini semula diikuti 251 personel, namun hanya 214 prajurit yang lolos. 37 Peserta yang gagal tersebut gagal melalui tes kesehatan. Dari seluruh peserta, Letda Inf Madsoni Masturi lulusan Akademi Militer 2013 menjadi lulusan terbaik dan berhak mendapatkan sangkur perak.(Merdeka)

Inggris Tawarkan Kerjasama Maritim dengan Indonesia

Kunjungan Atase Pertahanan Ingrris ke Bakamla (Photo : PHP Bakamla)
Kunjungan Atase Pertahanan Ingrris ke Bakamla 

Badan Keamanan Laut Republik Indonesia (Bakamla RI) menerima kunjungan kehormatan Atase Pertahanan Inggris untuk Indonesia Col. Adrian Campbell Black di kantor pusat Bakamla, Jl. Dr. Sutomo no.11 Jakarta Pusat (27/02/2015).

Kunjungan disambut oleh Plt. Kepala Bakamla Laksdya Maritim Dr. Desi Albert Mamahit, M.Sc. yang diwakili oleh Kepala Bidang Komunikasi dan Logistik Kolonel Maritim Atmu Edi Kepala Bidang Penyiapan Kebijakan operasi dan Kolonel Maritim Dwi Kardono.

Dalam pembicaraan Inggris menawarkan kerjasama dalam segi apapun yang bisa ditindaklanjuti yang menyangkut kemaritiman. Diisyaratkan oleh Kabid Siapjak Ops Bakamla, hal yang bisa dilakukan ialah, Indonesia ingin mempelajari pembangunan infrastruktur dan sarana pengamanan maritim, serta pendidikan aparat penegak hukum khususnya di keamanan dan keselamatan maritim.

Keinginan ini disambut baik oleh Atase Pertahanan Inggris yang mengatakan akan mengundang 3 personil senior Bakamla untuk datang ke Inggris dan mengikuti pendidikan keamanan laut (coast guard) akhir tahun 2015.(Jmol)

Kompi ‘Trengginas’ Yontaifib-1 Mar Uji Kemampuan Media Darat

Yontaifib-1 Mar (Foto: taifib.blogspot.com)
Yontaifib-1 Mar 

Surabaya,  Guna mengasah kemampuan fisik dan mental serta kekompakkan prajurit, Batalyon Intai Amfibi-1 Mar melaksanakan lomba media darat di Bhumi Marinir Karangpilang Surabaya, Kamis (26/02/2015) lalu.

Latihan ini diikuti sebanyak 42 personel terbagi dalam 6 tim yang mewakili kompi masing-masing dan merupakan uji nilai kemampuan perorangan dasar pada latihan SKPD TA. 2015. Latihan ini merupakan materi lomba “KOMPI TRENGGINAS” dalam rangka memperingati HUT Taifib ke 54 yang meliputi Tri Media Lomba. Pada media darat yang diperlombakan yaitu Ipam Circuit Training dengan route jogging track Yontaifib-1 Mar.

Sebelum perlombaan dimulai tiap tim melaksanakan breffing di kompi masing-masing untuk menyiapkan strategi lomba. Adapun rintangan dalam lomba Ipam Circuit Training antara lain berlari 3000 meter mengelilingi Yontaifib-1 Mar dilanjutkan putaran terakhir mendorong ban truk Liaz, mengangkat perahu karet, mendorong kendaraan dan mengangkat satu set tenda regu dengan menggunakan tabung selam yang terpasang di tiap orangnya.

Pada akhir perlombaan keluar sebagai pemenang dengan catatan waktu tercepat diraih oleh tim 1 Kompi Charlie.

Pada akhir kegiatan uji kemampuan tersebut dilanjutkan pengarahan Danyontaifib-1 Mar Mayor Marinir Freddy Ardianzah menyampaikan tujuan dilaksanakan perlombaan ini diharapkan dapat menumbuhkan Spirit Of The Winner dan Spirit Of Togetherness kepada seluruh prajurit Yontaifib-1 Mar, dan acara ramah tamah serta foto bersama.(JMOL)

Pertempuran Tatang Sniper dan 'Jimat' Foto Anak Istri yang Diikat di Kepala

Pertempuran Tatang Sniper dan Jimat Foto Anak Istri yang Diikat di Kepala 
 Tatang Koswara 
 
Bandung - Tatang Koswara (68) tercatat sebagai sniper legendaris asal Indonesia. Sekitar dua tahun dia beroperasi di Timor Timur, kini Timor Leste. Selama di medan pertempuran, ia menyatakan sudah siap jika harus mati. Meski mengaku tak ingat anak istri saat berperang, namun foto mereka selalu dibawa selama Tatang bertempur.

"Sebelum berangkat saya foto istri dan tiga anak saya. Saat pergi, istri saya sedang hamil anak keempat. Foto mereka saya simpan di dalam syal merah putih yang saya ikatkan ke kepala. Jadi bertempur seolah bersama keluarga," ujarnya saat berbincang dengan detikcom di Jalan Lombok, Rabu (25/2/2015).

Menurutnya, di medan pertempuran hanya ada dua pilihan, membunuh atau dibunuh. "Saya membayangkan kalaupun saya mati, saya mati ditemani keluarga, ya foto itu," kisahnya.

Beruntung tiga kali menjalankan misi ke Timor Timur, Tatang kembali ke keluarganya dengan selamat. "Saya enggak pernah lama di sana, paling sekitar 6 bulan. Karena sniper itu enggak boleh terlalu lama, nanti stres. Itu bisa bahaya," katanya.

Selama dua tahun di Timor Timur, ada lebih dari 40 orang fretilin yang menjadi korban tembakannya. "Sasaran saya semuanya luka di bagian kepala, hanya satu yang di jantung. Itu juga karena dia bawa radio di punggungnya, jadi saya bidik dadanya agar radionya ikut mati," kisahnya.

Di bawah komando Letnan Kolonel Edi Sudrajat, Tatang beroperasi di beberapa daerah seperti Remexio, Lautem, Viqueque, Aileu, Becilau, dan Bobonaro. "Kami ini pasukan pamungkas, kalau Pak Edi bilang kita ini sedang dalam pertempuran bratayudha. Itu kan pertempuran terakhir," tuturnya.

Nama Tatang tercatat dalam buku 'Sniper Training, Techniques and Weapons' karya Peter Brokersmith yang terbit pada 2000, nama Tatang berada di urutan ke-14 sniper hebat dunia.(Detik)