Monday, 18 June 2012
TNI AU Kirim 10 Pilot Sukhoi ke China
19 Juni 2012, Jakarta: Tidak adanya simulator Sukhoi dan mahalnya biaya terbang langsung dengan pesawat buatan Rusia tersebut memaksa pemerintah mengirimkan para penerbang Sukhoi ke luar negeri untuk berlatih.
Sebanyak 10 penerbang tempur pesawat Sukhoi dikirim ke China berlatih menggunakan simulator. Pengiriman personel TNI Angkatan Udara (AU) itu menjadi bagian dari kerja sama pertahanan Indonesia dengan China yang dibahas dalam pertemuan antara Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro dengan anggota Komisi Militer Pusat dan Panglima Korps Artileri II (Strategic Missile Corps) CPLA Jenderal Jin Zhiyuan di Jakarta kemarin.
Ada beberapa poin yang dibahas dalam pertemuan tertutup itu. Sekjen Kementerian Pertahanan Marsdya TNI Eris Herryanto yang ikut dalam pertemuan itu menerangkan, kedatangan Jin Zhiyuan ke Indonesia untuk meningkatkan hubungan kerja sama di bidang pertahanan. Jin menindaklanjuti perkembangan kerja sama yang sudah dibicarakan sebelumnya antarmenteri pertahanan kedua negara.
Hal yang dibahas di antaranya kerja sama dan dialog antarmiliter kedua negara, baik angkatan darat, laut maupun udara. Untuk pertahanan udara, China membuka kesempatan bagi TNI AU mengirimkan penerbang tempur Sukhoi guna mengikuti pelatihan di sana. ”Mereka membuka (kesempatan berlatih) dan kita memang memerlukannya, karena itu kita kirim,”tuturnya.
Eris menyebut, saat ini sudah dikirim 10 penerbang sesuai dengan kuota yang diberikan China. Pelatihan diperkirakan hanya berlangsung beberapa hari saja.”Tergantung kebutuhan kita. Kalau kita memerlukan lagi,mereka membuka diri bersedia menerima maksimum 10 orang,”jelasnya. Pada saat HUT TNI AU beberapa waktu lalu,Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Imam Sufaat juga menyinggung soal simulator Sukhoi.
Menurut dia, mengirimkan penerbang untuk mengikuti pelatihan di luar negeri berisiko karena kelemahan penerbang TNI AU diketahui negara lain. Karenanya,akan lebih efektif dan efisien jika Indonesia memiliki simulator sendiri. Simulator yang dimiliki TNI AU saat ini di antaranya baru untuk F-16, Hawk, dan Hercules. Satu jam terbang Sukhoi bisa mencapai Rp500 juta.
Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengatakan, Indonesia membutuhkan banyak penerbang tempur untuk Sukhoi seiring adanya penambahan pesawat tempur jenis ini. ”Karena itu kami berterima kasih atas simulator Sukhoi-nya,” katanya kepada Jin Zhiyuan. Dia juga menyambut baik rencana China untuk membantu pengamananmaritimdengansumbangan radarnya. Adapun Jenderal Jing Zhiyuan berharap kerja sama ini semakin erat. Dalam kunjungan ini, Jing bersama rombongan juga mendatangi markas Kopassus.
Sumber: SINDO
Legislator: Usulkan Chinook Jadi Alutsista TNI
18 Juni 2012, Senayan: Kementerian Pertahanan diharapkan mempertimbangkan bahkan mengkaji pengadaan alat angkut bagi TNI mengingat pesawat yang ada saat ini seperti Hercules sudah tua sehingga perlu peremajaan bahkan bila perlu pembelian baru.
"Komisi I tertarik dan mengusulkan pesawat angkut jenis Chinook," ujar anggota Komisi I DPR Muhammad Najib pada Jurnalparlemen.com di Jakarta, Minggu (17/6).
Menurut dia, helikopter jenis Chinook memiliki sejumlah keunggulan. Di antaranya, punya kapasitas angkut yang besar, baik untuk personil maupun logistik selain sewaktu-waktu bisa digunakan sebagai pesawat penyerang.
"Kami melihat kebutuhan utama untuk TNI saat ini memang pesawat angkut. Sebab, yang dimiliki TNI sekarang ini jumlahnya terbatas dan sudah tua," ujarnya. Mengingat Indonesia rawan bencana alam, terutama gempa bumi, lanjut M Najib, helikopter canggih semacam yang mampu mengangkut peralatan berat ke daerah terisolir sangat dibutuhkan.
Sebelumnya, dalam kunjungan kerja ke AS, rombongan Komisi I dipimpin ketuanya Mahfudz Siddiq sempat bertemu produsen Helikopter Chinook. "Mereka memberi lampu hijau bagi Indonesia. Tapi, dalam pengadaan peralatan militer dari AS memang tidak mudah," tutur M Najib.
Sumber: Jurnal Parlemen
Pasukan Khusus Indonesia dan China Latihan Bersama di China
18 Juni 2012, Jakarta: Indonesia-China terus meningkatkan kerja sama di bidang pertahanan, diantaranya dengan melakukan pertukaran kunjungan pejabat pertahanan dan latihan bersama. Juli mendatang, para prajurit pasukan khusus dan prajuit Angkatan Laut kedua negara akan melakukan latihan bersama di China.
Dalam rangka penguatan kerja sama tersebut, Menteri Pertahanan, Purnomo Yusgiantoro, hari ini, Senin (18/6), menerima kunjungan Anggota Komisi Militer Pusat dan Panglima Korp Artileri II (Strategic Missile Corps) CPLA China, Jenderal Jing Zhiyuan.
“Beliau datang ke Indonesia untuk meningkatkan hubungan kerja sama di bidang pertahanan, dan menindak lanjuti perkembangan kerja sama yang sudah dibicarakan antara kedua Menteri Pertahanan dua negara tersebut,”kata Sekjen Kementerian Pertahanan, Marsekal Madya TNI Eris Herryanto, usai menghadiri pertemuan tersebut di Kementerian Pertahanan Jakarta, Senin (18/6).
Dalam pertemuan tersebut, jelas Eris, dibicarakan tentang kemungkinan latihan bersama bagi prajurit pasukan khusus dan Angkatan Laut kedua negara. Latihan ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan prajurit Indonesia-China.
“Latihan bersama akan dilaksanakan bulan depan, prajurit Indonesia akan berkunjung ke China untuk latihan pasukan khusus. Juga diagendakan latihan antar Angkatan Laut, tapi masih dalam pembicaraan navy to navy talk,”papar Eris.
Disamping itu, kerja sama yang dilakukan adalah melakukan pertukaran kunjungan pejabat tinggi bidang pertahanan, khususnya Menhan secara bergantian ke negara masing-masing.
Menurut Eris, kerja sama ini sudah berjalan dengan kunjungan Menteri Pertahanan China ke Indonesia pada tahun lalu. “Tahun ini Menhan kita kesana, semoga saja ini terus berkelanjutan,”ujarnya.
Sumber: Jurnas
Taifib Gelar Simulasi Penumpasan Pembajak
18 Juni 2012, Surabaya: Sebuah heli Bell-412EP milik Skuadron Udara 400 Wing Udara-1 Puspenerbal, melakukan manuver saat menurunkan sejumlah anggota pasukan khusus Intai Amfibi-1 (Taifib-1) Marinir TNI AL di atas sebuah kontainer, pada aksi simulasi penumpasan pembajak di apron hanggar Lanudal Juanda Surabaya, Senin (18/6). Simulasi yang diikuti berbagai unsur Penerbangan TNI AL dan pasukan khusus TNI AL (Intai Amfibi Marinir dan Kopaska) tersebut, dalam rangka HUT Ke-56 Penerbangan TNI AL. FOTO ANTARA/Eric Ireng/ss/ama/12)
Seorang pembajak melompat di atas truk muatan kontainer, tak jauh dari sejumlah pembajak bersenjata yang melakukan aksi jahatnya. (Foto: ANTARA/Eric Ireng/ss/ama/12)
Sejumlah personil Intai Amfibi (TAIFIB) Marinir TNI-AL melakukan aksi penyergapan teroris di Apron hanggar 1-2 Lapangan Udara Angkatan Laut Juanda-Surabaya, Jawa Timur, Senin (18/6). (Foto: TEMPO/Fully Syafi)
Indonesia - China Kerjasama Pertahanan
18 Juni 2012, Jakarta: Pemerintah China menawarkan pemberian bantuan
radar kepada Indonesia untuk pengawasan dan pengamanan alur laut
kepulauan Indonesia.
"Kami belum bicarakan apakah bantuan radar ini bentuknya hibah atau seperti apa. Masalah ini baru akan dibicarakan," kata Sekretaris Jenderal Kementerian Pertahanan (Kemhan) Marsekal Madya Eris Herryanto usai mendampingi Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro saat menerima kunjungan Anggota Komisi Militer Pusat dan Panglima Korp Artileri II (Strategic Missile Corps) CPLA Jenderal Jing Zhiyuan di Kantor Kemhan, Jakarta, Senin.
Menurut dia, pengamanan di wilayah alur laut kepulauan Indonesia memerlukan pengawasan ketat guna menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
Dalam kunjungannya Jenderal Jing Zhiyuan itu, kata dia, juga dibicarakan tentang pengiriman sejumlah penerbang pesawat tempur Indonesia (TNI Angkatan Udara) untuk melakukan latihan dengan simulator pesawat Sukhoi di China.
"China membuka diri untuk membantu kebutuhan Indonesia ini," katanya.
Menurut dia, China menyediakan tempat bagi prajurit TNI yang akan mengikuti latihan ini dengan kapasitas maksimal sepuluh orang.
Kerja sama ini dilakukan lantaran Indonesia belum memiliki simulator Sukhoi, namun Kemhan telah merencanakan pengadaan simulator Sukhoi untuk memudahkan latihan prajurit TNI yang akan menerbangkan pesawat tempur buatan Rusia itu.
"Rencana pengadaannya pada 2012 dan sudah masuk dalam `blue book`, tinggal pelaksanaannya," kata Eris.
Sumber: ANTARA News
"Kami belum bicarakan apakah bantuan radar ini bentuknya hibah atau seperti apa. Masalah ini baru akan dibicarakan," kata Sekretaris Jenderal Kementerian Pertahanan (Kemhan) Marsekal Madya Eris Herryanto usai mendampingi Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro saat menerima kunjungan Anggota Komisi Militer Pusat dan Panglima Korp Artileri II (Strategic Missile Corps) CPLA Jenderal Jing Zhiyuan di Kantor Kemhan, Jakarta, Senin.
Menurut dia, pengamanan di wilayah alur laut kepulauan Indonesia memerlukan pengawasan ketat guna menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
Dalam kunjungannya Jenderal Jing Zhiyuan itu, kata dia, juga dibicarakan tentang pengiriman sejumlah penerbang pesawat tempur Indonesia (TNI Angkatan Udara) untuk melakukan latihan dengan simulator pesawat Sukhoi di China.
"China membuka diri untuk membantu kebutuhan Indonesia ini," katanya.
Menurut dia, China menyediakan tempat bagi prajurit TNI yang akan mengikuti latihan ini dengan kapasitas maksimal sepuluh orang.
Kerja sama ini dilakukan lantaran Indonesia belum memiliki simulator Sukhoi, namun Kemhan telah merencanakan pengadaan simulator Sukhoi untuk memudahkan latihan prajurit TNI yang akan menerbangkan pesawat tempur buatan Rusia itu.
"Rencana pengadaannya pada 2012 dan sudah masuk dalam `blue book`, tinggal pelaksanaannya," kata Eris.
Sumber: ANTARA News
Lapangan Terbang Grati Siap Dioperasikan TNI AL
18 Juni 2012, Sidoarjo: Khasanah kedirgantaraan nasional akan bertambah
kaya dan lengkap. Sebentar lagi Lapangan Terbang Grati di Pasuruan, Jawa
Timur, yang didedikasikan bagi pesawat latih kecil, siap dioperasikan
TNI AL.
Kepala Staf TNI AL, Laksamana TNI Soeparno, di sela-sela peringatan HUT ke-56 Pusat Penerbangan TNI AL, di Juanda, Sidoarjo, Senin, mengatakan, saat ini pembangunan lapangan terbang di Grati tersebut sudah memasuki tahap dua.
"Pada tahap empat pembangunan sudah bisa digunakan sebagai lapangan terbang latih TNI AL, lalu target kami pada 2014 sudah bisa digunakan meningkatkan kinerja para pasukan dalam menjalankan tugas menjaga keutuhan NKRI," katanya
Pusat Penerbangan TNI AL semula bernama Dinas Penerbangan TNI AL, terdiri dari enam skuadron udara pesawat terbang bersayap tetap dan bersayap putar. Mereka juga punya sekolah penerbangan sendiri. Angkatan Laut Amerika Serikat, sebagai ilustrasi, memiliki instansi sejenis, yaitu Naval Aviation.
Selain membangun lapangan terbang di Grati, Pasuruan, pihaknya juga berencana membangun beberapa lapangan terbang lain di perbatasan negara untuk melakukan pemantauan di daerah terluar Indonesia.
"Untuk lapangan udara di wilayah terluar tersebut, kami akan melakukan koordinasi dengan bandara yang sudah ada. Karena bagaimanapun pembangunan bandara tersebut sangat diperlukan untuk melindungi NKRI," kata Soeparno.
Salah satu bandara operasional terjadual yang lokasinya paling dekat dengan garis perbatasan negara adalah Bandara Haliwen, di Kota Atambua, Kabupaten Belu, NTT. Jaraknya hanya sekitar 35 kilometer dari garis perbatasan dengan negara Timor Timur.
Sumber: ANTARA News
Kepala Staf TNI AL, Laksamana TNI Soeparno, di sela-sela peringatan HUT ke-56 Pusat Penerbangan TNI AL, di Juanda, Sidoarjo, Senin, mengatakan, saat ini pembangunan lapangan terbang di Grati tersebut sudah memasuki tahap dua.
"Pada tahap empat pembangunan sudah bisa digunakan sebagai lapangan terbang latih TNI AL, lalu target kami pada 2014 sudah bisa digunakan meningkatkan kinerja para pasukan dalam menjalankan tugas menjaga keutuhan NKRI," katanya
Pusat Penerbangan TNI AL semula bernama Dinas Penerbangan TNI AL, terdiri dari enam skuadron udara pesawat terbang bersayap tetap dan bersayap putar. Mereka juga punya sekolah penerbangan sendiri. Angkatan Laut Amerika Serikat, sebagai ilustrasi, memiliki instansi sejenis, yaitu Naval Aviation.
Selain membangun lapangan terbang di Grati, Pasuruan, pihaknya juga berencana membangun beberapa lapangan terbang lain di perbatasan negara untuk melakukan pemantauan di daerah terluar Indonesia.
"Untuk lapangan udara di wilayah terluar tersebut, kami akan melakukan koordinasi dengan bandara yang sudah ada. Karena bagaimanapun pembangunan bandara tersebut sangat diperlukan untuk melindungi NKRI," kata Soeparno.
Salah satu bandara operasional terjadual yang lokasinya paling dekat dengan garis perbatasan negara adalah Bandara Haliwen, di Kota Atambua, Kabupaten Belu, NTT. Jaraknya hanya sekitar 35 kilometer dari garis perbatasan dengan negara Timor Timur.
Sumber: ANTARA News
KRI Sultan Hasanuddin-366 Memulai Sebagai Peackeeper di Lebanon
15 Juni 2012, Beirut: KRI Sultan Hasanuddin-366 beserta Satgas Maritim TNI Konga XXVIII/D UNFIL 2012 memulai tugas perdananya sebagai peacekeeper di Area of Maritime Operation (AMO) laut Mediterania, kapal bertolak dari dermaga Beirut pada hari Jum’at tanggal 15 Juni 2012. Sesuai mandat United Nations Security Council Resolution 1701 tahun 2006, Satgas Maritime ini bertugas untuk melaksanakan Surveilance & Maritime Interdiction Operation (MIO) sepanjang 180 km garis pantai Lebanon untuk mencegah masuknya senjata ilegal dan bahan terkait lainnya masuk melalui perairan Lebanon serta melatih Lebanese Armed Force (LAF) Navy dalam menjaga perairannya.
Sehari sebelum berangkat ke AMO, Komandan Satgas Maritim TNI Konga XXVIII/D UNFIL Letkol Laut (P) Dato Rusman SN mendapat kehormatan menghadiri upacara serah terima jabatan dua Komandan kapal perang Banglades, yaitu Komandan BNS Osman dari Capt Syed Maksumul Hakim (ND), ncc, psc, BN kepada Capt M Abu Asharf, (TAS), ncc, psc, BN dan Komandan BNS Madhumati dari Cdr Mohammad Abdul Mukit Khan, (C) psc, BN kepada Cdr AKM Afzal Hossain, (C) psc, BN di dermaga Beirut, dengan inspektur upacara Komandan MTF Rear Admiral Wagnen Lopes de Moraes ZAMITH. Hadir dalam upacara tersebut antar lain Duta Besar Banglades di Lebanon Md Fazlal Karim, Chief of Staff MTF Kolonel Laut (P) Dwi Sulaksono serta pejabat MTF.
Setelah upacara Sertijab, Komandan MTF Rear Admiral Wagnen Lopes de Moraes ZAMITH, Komandan MTF TNI XXVIII/D Letkol Laut (P) Dato Rusman SN dan Chief fo Staff MTF Kolonel Laut (P) Dwi Sulaksono melaksanakan kunjungan kepada Kepala Staf Angkatan Laut Lebanon (Chief of Staff of Lebanon Navy). Kedatangan pejabat MTF ini diterima oleh Chief of Staff of Lebanon Navy Rear Admiral Nazih Baroudi diruang kerjanya. Dalam kunjungan ini Komandan MTF Rear Admiral ZAMITH memperkenalkan pejabat MTF TNI XXVIII/D UNIFIL dari Indonesia yang telah datang dan bergabung dengan MTF kepada Kepala Staf Angkatan Laut Lebanon tersebut. Kunjungan diakhiri dengan tukar menukar cindera mata antara Komandan MTF TNI XXVIII/D dan Commander of LAF Navy.
Sumber: Dispenarmatim
Kompi “D” BS Paskhas Latihan Praktek Pertempuran Hutan
Lingkungan Satuan Radar 241 Buraen. (Foto: Satrad 241)
18 Juni 2012, Kupang: Kompi “D” BS Paskhas Kupang (16/9) mendapat perintah langsung dari komando atas untuk segera merebut kembali Radar 241 Buraen yang telah dikuasai Gerakan Separatis Bersenjata.
Berdasarkan informasi dari intelijen, dan dengan kemampuan tempur darat dan udara yang dimiliki, Kompi “D” BS Paskhas langsung melakukan operasi dibawah Komando Komandan Kompi “D” BS Paskhas Kapten Psk Yoseph Melanius Purba dan berhasil merebut dan melumpuhkan Gerakan Separatis Bersenjata yang menduduki Radar 241 Buraen.
Kekuatan musuh dapat ditumpas habis melalui Operasi Perebutan Cepat. Demikian tahap akhir dari skenario latihan Praktek Pertempuran Hutan yang digelar beberapa hari kemarin dari Kompi “D” BS Paskhas, Kupang Nusa Tenggara Timur.
Kapten Psk Yoseph Melanius Purba selaku Komandan Kompi “D” BS Paskhas memberikan apresiasi dan penghargaan kepada seluruh anggota yang telah melaksanakan Praktek Latihan Pertempuran Hutan dengan semangat dan pantang menyerah sehingga latihan tersebut dapat berjalan lancar, aman dan sukses.
Latihan TPRAG
Hari kedua Praktek Latihan Pertempuran Hutan Kompi “D” BS Paskhas melaksanakan Taktik Pertempuran Regu Anti Gerilya yang biasa dikenal dengan istilah TPRAG, Jum'at (15/6).
Taktik Pertempuran Regu Anti Gerilya merupakan salah satu kemampuan tempur darat yang wajib dimiliki oleh setiap prajurit Para Komando dan harus selalu dilatihkan secara rutin untuk mencapai visi sebagai prajurit yang terdepan, terlatih dan terbaik.
Komandan Kompi “D” BS Paskhas, Kapten Psk Yoseph Melanius Purba dalam pernyataannya mengatakan bahwa latihan ini bertujuan untuk memelihara dan meningkatkan kemampuan tempur darat serta melatih naluri tempur Anggota Kompi “D” BS Paskhas untuk menunjang tugas pokok sebagai prajurit Para Komando.
Sumber: TNI AU