Pages

Monday, 9 March 2015

Tiongkok Siap Bantu Jokowi USD 40 Miliar untuk Wujudkan Poros Maritim

Hasil gambar untuk kunjungan china ke indonesia

Jakarta – Pemerintah Tiongkok menawarkan dana bantuan 40 miliar dollar Amerika Serikat untuk mendukung Pemerintah Joko Widodo-Jusuf Kalla dalam mewujudkan visi Poros Maritim Dunia.
Tawaran bantuan itu disampaikan Duta Besar Republik Rakyat Tiongkok (RRT) Xi Feng saat melakukan kunjungan kepada Wakil Menteri Luar Negeri RI AM Fachir, demikian keterangan pers Kementerian Luar Negeri di Jakarta, Minggu (8/3/2015).

Dalam pertemuan itu, kedua pihak membahas kerja sama maritim, di mana Dubes RRT menawarkan bantuan “Maritime Silk Fund” sebesar 40 miliar dollar AS yang dapat dimanfaatkan oleh Pemerintah Indonesia untuk mendukung perwujudan visi Poros Maritim Dunia.

Selain itu, kedua pihak sepakat untuk meningkatkan kemitraan strategis komprehensif antara Indonesia dan Tiongkok menjadi kerja sama konkret.

“Indonesia dan Tiongkok perlu memperkuat upaya untuk menerjemahkan Kemitraan Strategis Komprehensif kedua negara menjadi suatu kerja sama yang konkret dan dapat dirasakan langsung manfaatnya oleh masyarakat luas,” kata Wamenlu AM Fachir.

Dengan Kelompok Kerja Penguatan Diplomasi Ekonomi di bawah koordinasi Wamenlu RI, prioritas kerja sama ekonomi Indonesia akan difokuskan pada penyelesaian berbagai isu yang tertunda dengan negara sahabat, termasuk dengan RRT.

Menurut Fachir, beberapa kerja sama ekonomi dengan RRT yang perlu segera ditindaklanjuti adalah percepatan pembangunan ke-13 Kawasan Industri Terpadu di Indonesia serta penyusunan daftar proyek “Program Pembangunan Lima Tahun untuk Kerjasama Ekonomi dan Perdagangan”.
Selain itu, kata dia, pemerintah perlu melakukan upaya untuk dapat mengatasi defisit perdagangan Indonesia yang mencapai 13,01 miliar dollar AS pada 2014.

Dalam pertemuan itu, Wamenlu RI dan Dubes RRT secara khusus juga membahas rencana kunjungan kenegaraan Presiden RI Joko Widodo ke Tiongkok pada akhir Maret 2015.

Pertemuan itu ditutup dengan pernyataan tentang komitmen pemimpin RRT untuk hadir pada acara peringatan 60 tahun Konferensi Asia-Afrika, yang dinilai dapat memberikan bobot penting bagi penguatan kerja sama Selatan-Selatan. (Kompas.com).

Ini 5 Bukti Rusia Ingin Jadi Sahabat RI





Jarak antara Moskow ke DKI Jakarta mencapai 9.306 kilometer. Selain jauh, iklim dan budaya dua ibu kota negara ini sangat berbeda. Tapi dalam waktu dekat akan terbentuk poros Jakarta-Moskow, digagas oleh kedua pemerintah daerah.

Suratan takdir membawa dua bangsa ini menjadi dekat. Dulu, Uni Soviet merupakan salah satu anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang mengecam agresi militer Belanda pertama pada 1948.

Sesaat setelah Republik Indonesia merdeka, Soviet memberi dukungan. Menteri Luar Negeri Soviet Andrei Vyshinsky mengucapkan selamat atas lahirnya negara baru di Tanah Air.

Indonesia lantas berinsiatif membuka komunikasi, melalui telegram yang dikirim Wakil Presiden Muhammad Hatta.

Negara komunis yang nantinya menjadi Federasi Rusia itu secara resmi menjalin hubungan diplomatik dengan negara muda di khatulistiwa ini mulai 3 Februari 1950.

Selama era Presiden Soekarno, hubungan RI-Soviet mengalami masa bulan madu. Pada 1956-1960, Indonesia memperoleh banyak dukungan dalam bidang militer dan ekonomi dari negara komunis tersebut.

Soviet menyokong terbentuknya Rumah Sakit Persahabatan di Jakarta hingga menghibahkan beberapa teknologi untuk pembangunan reaktor nuklir Serpong.

Belum termasuk dukungan alutsista senilai USD 2,5 miliar berupa Kapal Perang tipe Sverdlov, 12 kapal selam kelas Whiskey, 20 pesawat pemburu supersonic MiG-21 Fishbed, maupun 30 unit pesawat MiG-15. Semuanya digunakan Indonesia saat menggelar operasi Trikora merebut Papua dari pendudukan Belanda.
Sebaliknya, warga Rusia gandrung dengan budaya Indonesia. Selama era Presiden Soekarno, lima kampus di Soviet membuka jurusan Sastra Indonesia.
Cukup banyak pakar budaya Indonesia lahir berkat jurusan tersebut, misalnya Profesor Alexey Durgov. Musik gamelan serta bermacam tari-tarian dari Tanah Air masih dipelajari oleh warga Rusia sampai sekarang.
Konon, pejabat Politibiro Partai Komunis Soviet sangat menggemari pepaya, buah tropis khas yang tumbuh di Indonesia. Buah ini sering jadi menu resmi jamuan negara. Termasuk saat Perdana Menteri Nikita Kruschev melawat ke Jakarta pada Februari 1960.

Namun hubungan kedua negara renggang setelah gestok 1965. Orde Baru cukup paranoid dengan segala macam hal berbau komunis. Soviet sempat disebut-sebut terlibat menggerakkan beberapa faksi TNI menggulingkan Soekarno.

Kedekatan Bung Karno dengan Soviet pun dituding sebagai bagian dari Perang Dingin. Tanpa gestok, Indonesia dinilai akan berpaling sepenuhnya dari Blok Barat pimpinan Amerika Serikat.

Beruntung, hubungan diplomatik antara kedua negara tak pernah terputus selama dua dekade yang kikuk. Presiden Soeharto akhirnya memecah kebekuan dengan melawat ke Moskow pada September 1989. Dua tahun kemudian, republik unitaris Soviet pecah, berubah menjadi Federasi Rusia. Ideologi negara pun tak lagi komunis, serta berkembang perekonomian pasar di Moskow hingga Vladiwostok.

Setelah Indonesia memasuki reformasi, hubungan RI-Rusia semakin menguat. Adalah Presiden Megawati Soekarnoputri yang membuat kedua negara akrab kembali, terutama karena pembelian jet tempur Sukhoi.

Kini, di era Presiden Joko Widodo, Rusia menyatakan terus mendukung Indonesia. Hubungan bilateral kedua negara telah mencapai usia 65 tahun.

Jokowi telah menggelar pertemuan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di sela-sela forum kerja sama ekonomi Asia Pasifik (APEC) di China tahun lalu.

Negeri Beruang Merah itu memberi beberapa bukti bahwa niat dari kemitraan kedua negara adalah saling menguntungkan.

Apa saja itu? Berikut rangkuman beberapa upaya Rusia menjalin persahabatan dengan Indonesia masa kini, hasil wawancara dengan Duta Besar Mikhail Galuzin maupun misi dagang Rusia.


Poros Jakarta-Moskow, ini 5 bukti Rusia ingin jadi sahabat RI

1.
Rusia serius bangun PLTN di Indonesia

Rusia berminat membangun Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di Indonesia. Ketua Dewan Federasi Majelis Federal Rusia VI Matvienko menyatakan Indonesia adalah mitra kunci Rusia di Asia Pasifik, hingga kerja sama bidang energi harus ditingkatkan.

Sementara ini, Rusia baru menanamkan dana untuk pengolahan bahan mineral. Wakil Perdana Menteri Rusia Dmitry O. Rogozin menilai, para pengusaha di negaranya sangat tertarik menanamkan modal di banyak sektor usaha. Apalagi setelah Ursal, perusahaan smelter, sudah resmi berinvestasi senilai USD 3 miliar di Kalimantan Barat.

"Kami tidak pernah mengalami masalah serius ketika berbisnis di Indonesia," kata Rogozin, di Jakarta, Selasa (25/2/2014).

Sayangnya, Pemerintahan Jokowi belum siap menerima teknologi nuklir. "Mereka bicara tentang kapasitas listrik nuklir, saya bilang itu masih jauh kita belum pikirkan hal tersebut," kata Menteri Koordinator Perekonomian Sofyan Djalil seusai bertemu Duta Besar Rusia untuk Indonesia Mikhail Y. Galuzin, Jakarta, Senin (22/12/2014).

Poros Jakarta-Moskow, ini 5 bukti Rusia ingin jadi sahabat RI

2.
Putin dukung Jokowi berkuasa lima tahun

Presiden Joko Widodo atau akrab disapa Jokowi juga menggelar pertemuan dengan seterunya Obama yakni Presiden Rusia Vladimir Putin di sela-sela gelaran forum kerja sama ekonomi Asia Pasifik (APEC) di China, pada November 2014.
Saat bertemu RI-1, Putin mengungkapkan kekagumannya pada Indonesia.

"Kami mempunyai sejarah dan hubungan yang begitu erat. Rusia dan Indonesia hampir tidak pernah bersinggungan. Tidak ada masalah akar yang bisa melemahkan hubungan ini," ujar Putin
Sebaliknya, Jokowi menuturkan hubungan baik yang telah terjalin antara Indonesia dan Rusia dapat ditingkatkan di masa datang. Untuk saling melengkapi, saling mengisi didasari saling percaya antara dua negara yang pernah dekat di era kepemimpinan Presiden Soekarno.

Putin pun mendukung kepemimpinan Jokowi hingga 2019. Pria paling berpengaruh di dunia versi Majalah Forbes itu mengatakan hubungan bilateral RI-Rusia akan semakin mesra di bawah kepemimpinan Jokowi lima tahun ke depan. "Saya berkeyakinan, hubungan kedua negara sebagai mitra strategis akan semakin baik di masa datang," kata Putin.


Poros Jakarta-Moskow, ini 5 bukti Rusia ingin jadi sahabat RI

3.
Rusia dukung Susi tenggelamkan kapal asing curi ikan

Federasi Rusia mendukung penuh kebijakan pemerintah Indonesia yang menenggelamkan kapal nelayan asing secara ilegal mengambil ikan di perairan Tanah Air.
Sejak akhir 2014, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, disokong oleh TNI Angkatan Laut dan Bakorkamla banyak menenggelamkan kapal pencuri ikan.

Dubes Rusia untuk RI Mikhail Y Galuzin mengatakan kebijakan ini adalah hak Indonesia sebagai bangsa yang berdaulat.

"Karena sudah dibuat oleh pemerintah Indonesia, Rusia mendukung keputusan ini. Hal ini merupakan keputusan yang sangat baik yang dilakukan Indonesia. Dalam hal (pencurian ikan), memang pemerintah harus bertindak tegas," ungkapnya.

Dalam kesempatan terpisah, Ketua Dewan Federasi Majelis Federal Rusia VI Matvienko mengatakan Rusia tertarik bergabung dalam poros maritim yang digagas Presiden Jokowi. Negeri Beruang Merah butuh wadah multilateral itu untuk menanggulangi terorisme maupun keamanan pelayaran laut di Asia Pasifik.

"Kami sangat tertarik prakarsa Presiden Jokowi membangun poros maritim di Kawasan Asia Pasifik. Ini pasti akan mendorong perluasan kerjasama di kawasan dimana Rusia dan Indonesia menjadi bagian," ujarnya.



Poros Jakarta-Moskow, ini 5 bukti Rusia ingin jadi sahabat RI

4.
Siap bantu apapun kebutuhan Alutsista TNI

Duta Besar Rusia untuk Indonesia Mikhail Galuzin, menyatakan sudah dihubungi perwakilan Indonesia soal rencana meremajakan alat tempur TNI Angkatan Udara. Dia mengatakan alutsista yang hendak dibeli adalah jet tempur Sukhoi Su-35.

Galuzin berharap bisa membicarakan realisasi pembelian alutsista udara tersebut langsung dengan Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu. Rusia akan sangat terbuka bila Indonesia ingin membahas isu-isu lebih teknis.

"Kami terbuka, sangat terbuka jika Menteri Ryamizard Ryacudu mendiskusikan hal tersebut dengan kami," lanjutnya.

Satu unit Su-35 bernilai USD 65 juta (setara Rp 844 miliar). Lebih murah dari F-16 buatan AS yang harga jual per unit mencapai USD 165 juta (setara Rp 2,1 triliun).

Tahun lalu misi dagang dari Tatarstan, anggota Federasi Rusia, juga sudah melawat ke Indonesia. Presiden Tatarstan Rustam Minnikhanov menawarkan kerja sama di bidang industri alat berat dan pertahanan. Salah satunya adalah produksi helikopter

Tatarstan adalah negara pecahan Uni Soviet yang di masa Orde Lama pernah bekerjasama dengan TNI. Pada 1960-an, pemerintah Indonesia mengimpor 17 helikopter buatan Pabrik Industri di Kota Kazan, wilayah paling maju di Soviet saat itu.


Poros Jakarta-Moskow, ini 5 bukti Rusia ingin jadi sahabat RI

5.
Rusia ingin terbentuk Poros Jakarta-Moskow

Duta Besar Rusia untuk Indonesia Mikhail Galuzin menyebutkan dirinya pernah bertemu dengan Gubernur akrab disapa Ahok itu. 
 
Dalam pertemuan itu, Galuzin mengatakan akan menjadikan Jakarta dan Moskow sebagai mitra. Hal tersebut bertujuan untuk membangun Ibu Kota kedua negara tersebut lebih baik lagi.
"Kami akan membangun hubungan mitra antara Jakarta dan Moskow yang bertujuan untuk menjadikan kehidupan keduanya lebih baik lagi," ujar Galuzin saat ditemui di kediamannya, Jakarta, Kamis (5/3).

Dia dan Ahok juga bersama-sama mencari solusi bagi masalah laten dua ibu kota yang padat penduduk tersebut. Terutama dalam masalah parkir, pendidikan, sampah, dan kemacetan lalu lintas.
"Selain dalam urusan tata kota, kita juga akan jadi mitra komunitas bisnis," kata Galuzin.
Menurutnya, perbincangannya dengan Ahok memunculkan banyak ide-ide baik untuk membuat kedua kota, khususnya Jakarta lebih baik lagi.

"Pernyataan Ahok sangat bagus, idenya tentang parkir elektronik itu sangat brilian. Sangat baik untuk mengurangi parkir liar dan juga membantu mengurangi kemacetan," ungkap Galuzin. (Merdeka)

Kisah TNI kesulitan lawan sumpit dan panah warga Serawak


Kisah TNI kesulitan lawan sumpit dan panah warga Serawak
Latgab TNI 2014.

 Pada tahun 1962, TNI menggelar operasi militer untuk menumpas Pasukan Gerilya Rakyat Serawak (PGRS) dan Pasukan Rakyat Kalimantan Utara (PARAKU). Sebenarnya, keberadaan PGRS/PARAKU ini tidak bisa dilepaskan dari konfrontasi antara Indonesia dan Malaysia.

Saat Dwikora, Presiden Soekarno memerintahkan sukarelawan dan militer untuk menggagalkan negara boneka bentukan Inggris di Serawak. TNI juga melatih rakyat Serawak untuk bertempur melawan Malaysia. Mereka biasa disebut Tentara Nasional Kalimantan Utara (TNKU).

Namun setelah lengsernya Soekarno, pasukan bentukan ini justru diperangi oleh tentara Malaysia dan Indonesia karena Soeharto bekerja sama dengan Malaysia untuk menumpas komunis. Pasukan TNKU ini pun kemudian berubah nama menjadi PGRS/PARAKU.

Banyak kisah menarik dari operasi militer kalimantan utara ini.

Slamet (71), masih mengingat jelas pengalamannya saat ditugaskan ke Kalimantan. Saat itu pangkatnya prajurit satu (Patu) di kesatuan Artileri Pertahanan Udara (Arhanud). Masih segar dalam benaknya dia harus diturunkan di hutan belantara Kalimantan, tanpa mengenal medan dan harus melawan pasukan gerilya yang telah dilatih oleh TNI.

Saat berjaga malam di Kapuas, para prajurit ini harus waspada oleh serangan pasukan PGRS/PARAKU. Pasukan gerilya ini dilengkapi senjata api, panah dan juga sumpit racun khas dayak.

"Sumpit ini apabila ditiup bisa langsung menembus jantung dan tepat di dada. Efek dari sumpit racun khas kalimantan ini bisa membuat keracunan dan susah bernapas, perlahan lahan mematikan korban," kata Slamet.

Untungnya Pasukan TNI juga didukung oleh masyarakat kalimantan, yang siap mengobati apabila pasukan terkena serangan sumpit pasukan PGRS/PARAKU. Saat obat-obatan TNI tak mempan, justru ramuan khas Kalimantan yang bisa menyelamatkan para prajurit.

Tak cuma sumpit yang menakutkan. Para pemanah juga bisa membunuh musuhnya dengan senyap dan mematikan.

"Pasukan TNI tidak bisa tidur di darat. untuk menghindari patroli musuh mereka tidur di pohon-pohon," kenang Slamet.

Tak cuma serangan, gerilyawan PGRS/Paraku juga jago memasang ranjau. Mereka biasa menggunakan ranjau jepit untuk binatang buas. Selain itu, lumpur isap ditutupi dedaunan. Pasukan yang menginjak bakal langsung tersedot ke dalam lumpur tersebut.

Namun yang paling ironis adalah pasukan TNI harus menumpas para gerilyawan yang dulu sebenarnya mereka ciptakan dan mereka latih. Karena kebijakan politik mereka harus berdiri berhadap-hadapan di medan perang. (Merdeka)

Satgas Puter XVII Gelar latihan "Raid Amfibi"

Hasil gambar untuk raid amfibi
Surabaya  - Prajurit "Serigala Putih" (Yonif-5 Marinir) yang tergabung dalam Satuan Tugas Marinir Pengamanan Pulau Terdepan (Puter) XVII menggelar latihan "raid amfibi" di Daerah Basis Angkatan Laut (DBAL) Armatim, Ujung, Surabaya, Jumat.

Latihan yang disaksikan Komandan Batalyon Infanteri-5 Marinir Letkol Mar Rudi Harto Marpaung selaku Pimpinan Latihan dan perwira di jajaran Yonif-5 Marinir, itu dipimpin Pasi Ops Yonif-5 Mar Mayor Marinir Agung Prasetyo dan diikuti 44 anggota Satgas Puter XVII.

Kegiatan diawali dengan pemberian perintah operasi oleh Kapten Marinir Wachit Hasyim selaku Komandan Satgas Puter XVII.

Pada jam 24.00 WIB, prajurit yang tergabung dalam Satgas Puter XVII itu berangkat dari titik luncur untuk melaksanakan raid amfibi guna menghancurkan sasaran musuh.

Pada Jam "J" pukul 02.00 WIB dilaksanakan perebutan sasaran berupa instalasi radar, setelah berhasil direbut dan dikuasai, kemudian dilakukan penghancuran.

Setelah latihan usai, Komandan Batalyon Infanteri-5 Marinir Letkol Mar Rudi Harto Marpaung selaku Pimpinan Latihan mengatakan latihan raid amfibi dilaksanakan untuk meningkatkan profesionalisme prajurit dalam melaksanakan tugas.

Selain itu, juga sebagai sarana mengasah kemampuan tempur prajurit secara individu maupun kelompok, sehingga dapat diaplikasikan di daerah penugasan apabila dibutuhkan.

Latihan "raid amfibi" merupakan salah satu materi dalam latihan pratugas. Latihan lainnya adalah renang, dayung, exersisi perahu karet, motoris, "long range navigation" dan menembak.

Satgas Puter XVII akan menggantikan Satgas Puter XVI yang menempati beberapa pulau terdepan di wilayah Indonesia Timur, antara lain Pulau Dana Rote, Pulau Batek, Pulau Fanildo dan Pulau Brass.

Di sela-sela latihan sejak Selasa (3/3) itu, Komandan Brigif-1 Marinir Kolonel Marinir Y. Rudy Sulistyanto sempat meninjau langsung latihan Pratugas Ambalat XIX dan Pulau Terdepan (Puter) XVII di dermaga Koarmatim, Ujung, Surabaya, Kamis (5/3).

Saat ditinjau Komandan Brigif-1 Marinir itu, prajurit yang tergabung dalam Satgas Ambalat XIX sedang melaksanakan latihan renang laut, dayung perahu karet, exersisi perahu karet, survival, dan menembak senapan.

Tak mau ketinggalan, para prajurit yang tergabung dalam Satgas Puter XVII pun melaksanakan latihan renang laut, dayung perahu karet, exersisi perahu karet dan drill raid amfibi. (ANTARA News)

Industri Pertahanan Militer & Non-Militer Segera Dibangun

Industri Pertahanan Militer & Non-Militer Segera Dibangun

Jakarta, Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP) bertugas mengkoordinasikan kebijakan nasional dalam perencanaan, perumusan, pelaksanaan, pengendalian, sinkronisasi dan evaluasi industri pertahanan melalui stake holder terkait. Hal itu mengacu pada UU No.16 Tahun 2012 Tentang Industri Pertahanan.

Hal disampaikan oleh Ketua Tim Pelaksana KKIP, Laksamana (Purn) Sumardjono, didampingi Wakil Ketua Tim, Marsdya (Purn) Eris Herryanto saat bertemu dengan Menko Kemaritiman, Indroyono Soesilo, di Jakarta, pada Rabu (4/3). Sasaran akhir KKIP, menurut dia, menghadirkan pertahanan negara yang kuat, maju dan mandiri dengan dukungan industri pertahanan dalam negeri yang tangguh.

Dalam pertemuan tersebut juga dipaparkan 7 Program Nasional Industri Pertahanan yang mencakup; Pengembangan Jet Tempur KF-X/IF-X, Pembangunan Kapal Selam, Pembangunan Industri Propelan, Pengembangan Roket Nasional, Pengembangan Rudal Nasional, Pengembangan Radar Nasional dan Pengembangan Tank Sedang & Berat.

Menko Kemaritiman, Indroyono Soesilo mengapresiasi kerja Tim Pelaksana KKIP yang terus berupaya mewujudkan kemandirian bangsa di bidang industri pertahanan. Ia berharap, industri pertahanan yang akan dibangun, selain mengacu pada pemenuhan postur peralatan utama sistem persenjataan (alutsista), juga bisa difungsikan pula untuk kegiatan non-militer, misalnya pembuatan tank disinergikan dengan pembuatan traktor, alat berat konstruksi dan alat berat di dunia pertambangan.

Termasuk pembuatan kendaraan taktis, semacam Jeep Komodo dimodifikasi untuk versi non-militernya. Tidak ketinggalan, penyediaan pesawat angkut militer yang siap dimodifikasi untuk kegiatan penanggulangan bencana alam, hujan buatan serta SAR. Agar tetap menjadi program prioritas nasional, Indroyono menyarankan agar 7 program Nasional Industri Pertahanan sudah masuk dalam (RPJMN) 2014-2019. Sehingga bisa di prioritaskan kedalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP). (JMOL )

Kopassus Evakuasi 2 Nelayan yang Terapung 2 Hari 1 Malam

Di Tengah Latihan, Kopassus Evakuasi 2 Nelayan yang Terapung 2 Hari 1 Malam
Jakarta - Tim Pasukan katak Satuan 81 Kopassus mengevakuasi 2 orang nelayan yang kapalnya karam dihantam ombak di Laut Jawa. Sudirman (25) dan Irwan (23) ditemukan terapung-apung di perairan Indramayu 03.15 WIB dan segera diangkat ke Kapal KRI Karimata-960 TNI AL.

“Saat kapal melintasi perairan Indramayu pukul 03.15 WIB. Terdengar suara minta tolong, tolong, tolong Bapak,” tutur Dantim Paska Sat 81 Kopassus Kapten Inf Sudarno dalam rilis.

Praka Jumeri dan Praka Aris Supriyanto beserta Prajurit TNI AL yang sedang jaga serambi juga mendengar suara ada minta tolong. Komandan kapal Mayor Laut Zulfahmi lalu memerintahkan kemudi kapal Kopda Suhari untuk mengurangi laju kapal dan memutar kembali mencari sumber suara yang minta tolong .

“Kedua nelayan yang sempat diselamatkan sampai di atas kapal oleh team kesehatan diberikan pertolongan dan dirawat dan kondisi kedua nelayan tersebut membaik,” kata Kapten Inf Sudarno.

Tim Paska Sat 81 Kopassus melaksanakan latihan bergabung dengan jelajah Tim Ekspedisi NKRI Koridor kepulauan Nusa Tenggara 2015 di wilayah Kodam IX Udayana dengan menggunakan Kapal KRI Karimata-960 TNI AL. Kapal Karimata 960 TNI AL yang membawa korban lalu merapat ke Pelabuhan Lanal Cirebon untuk mengantarkan kedua nelayan kembali ke kampung halamannya di Desa Citemu, Kabupaten Cirebon.

Sudirman dan Irwan terapung-apung selama 2 malam 1 hari. Masih ada 3 orang yang belum ditemukan atas nama Bapak Pitol (30), UU (35), dan Rusadi. (Detik)

KRI Karimata-960 Dukung Ekspedisi NKRI

Ilustrasi - KRI Karimata-960  di Dermaga pelabuhan Kupang. (Foto: Dispenal)
Ilustrasi – KRI Karimata-960 di Dermaga pelabuhan Kupang. 

KRI Karimata-960 mendukung Ekspedisi NKRI yang dilakukan oleh Kopassus TNI AD di Kepulauan Nusa Tenggara. Dukungan itu dalam bentuk pengangkutan 6400 bibit pohon trembesi dan 30 ribu bibit pohon cendana yang didistribusikan kepada warga di bebrapa Kepulauan di NTT pada Jumat (6/3/2015) lalu.

Selain KRI KMT-960, pesawat CN 295 milik TNI AU juga dioperasikan untuk mendistribusikan 4 unit pompa hidrolik guna membantu warga Kupang mengatasi kesulitan air bersih. Lebih dari itu, Tim Ekspedisi turut menyalurkan 15 koli obat-obatan untuk kegiatan pengobatan massal.
Tim bekerjasama dengan Kodim 1622, Alor, NTT melakukan kegiatan ini dalam rangka upaya penghijauan di Kepulauan Nusa Tenggara dan dimaksudkan untuk menjadikan NTT sebagai taman cendana yang bermanfaat untuk sumber pendapatan daerah.

Selain cendana dan trambesi, Tim Ekspedisi NKRI 2015 pun melaksanakan pembudidayaan pohon kelor sejumlah 25 ribu benih dan siap disalurkan kepada kelompok tani yang berada di wilayah Flores, Sumba, dan Kupang.

Ekspedisi NKRI Koridor Kepulauan Nusa Tenggara 2015 telah mengerahkan 1.227 personel terdiri dari TNI, Polri, Akademisi, serta Pemerintah Pusat dan daerah. Kegiatan berlangsung selama empat bulan mulai 5 Februari hingga 5 Juni dan berada di delapan titik subkorwil yakni Karangasem, Lombok Timur, Sumbawa, Bima, Sumba Barat Daya, Ende, Alor, dan Belu.

Kegiatan yang bertema “Peduli dan lestarikan Alam Indonesia” ini merupakan bentuk pengabdian dari TNI khususnya Kopassus TNI AD kepada masyarakat Indonesia. Kegiatan ini menjadi kegiatan rutin yang dilakukan di lain daerah.

Materi Ekspedisi NKRI 2015 terdiri Penjelajahan, Pengabdian Masyarakat dan Penelitian meliputi penelitian Geologi, Potensi bencana, Flora Fauna, kehutanan serta sosial budaya dengan tujuan meningkatkan potensi pertahanan nasional, wawasan kebangsaan, pelayanan kesehatan, menggali potensi sumber daya alam, serta untuk meningkatkan potensi pariwisata dan ekonomi masyarakat. Kegiatan ini telah mengajak kepada masyarakat untuk menjaga kelestarian alam melalui program Green, Clean and Healthy. (Jurnal Maritim)

Kisah lucu intel TNI nyamar jadi tukang cendol



Kisah lucu intel TNI nyamar jadi tukang cendol
Slamet veteran TNI jualan kopi. 
 

- Di era Orde Baru, keterlibatan ABRI dalam tugas-tugas di luar pertahanan negara sudah biasa dilakukan. Salah satunya adalah memberantas kriminal yang terjadi di masyarakat.

Slamet (69), salah satu purnawirawan TNI AD berpangkat sersan dua di Kesatuan Artileri Pertahanan Udara yang ditemui merdeka.com mengisahkan pernah terlibat dalam operasi memburu penjahat di kawasan Pedongkelan, Jakarta Barat. Dia dipilih menjadi intel karena rambutnya yang gondrong tidak seperti anggota TNI lain yang cepak.

Dalam tugas perburuan penjahat selama hampir dua bulan lamanya, Slamet menyamar menjadi seorang tukang cendol. Gerobak cendolnya sudah dipersiapkan oleh kesatuan dan dia hanya tinggal menjualnya saja.

Dia mengaku kerepotan saat memburu pelaku sambil melayani pelanggan yang berdatangan yang ingin membeli cendol. Saat operasi penangkapan, Slamet dilengkapi senjata jenis FN yang diikatnya di pinggangnya, dan juga ada foto sang pelaku yang diburu. Tugasnya hanya memantau dan memastikan di mana pelaku berada. Sambil berdagang dia mengelilingi daerah Pedongkelan untuk memastikan alamat penjahat yang diburunya.

Dua bulan memantau pergerakan sang buruan, akhirnya Slamet memastikan target dan melaporkan ke komandannya. Saat penyergapan, terjadi baku tembak di daerah tersebut. Karena kaget, Slamet yang masih menyamar sebagai tukang cendol langsung loncat ke kali untuk menyelamatkan diri.

Untungnya Slamet selamat dan tidak ikut tertembak saat penggerebekan. "Tembakan dari segala arah pas penggerebekan itu, saya panik dan langsung loncat aja," tuturnya. (merdeka.com)

Latihan Skadron Udara 16

Arsenal terbaru TNI AU, F-16 Block 52ID yang dioperasikan oleh Skadron Udara 16 senantiasa melatih naluri bertempur dan mengoptimalkan kemampuan guna menjadi satuan tempur yang unggul dan perkasa. Salah satu jenis latihan yang rutin dilaksanakan adalah scramble atau reaksi cepat dalam sebuah operasi pertahanan udara aktif.

Dengan dibentuknya Skadron Udara 16 di Lanud Roesmin Nurjadin Pekanbaru, praktis menambah kekuatan unsur tempur sergap Kohanudnas secara signifikan, terutama di wilayah udara Indonesia bagian barat. Bagian barat wilayah Indonesia tentunya meliputi daerah Selat Malaka yang merupakan salah satu jalur penerbangan tersibuk dan pelayaran strategis dunia.

Sejak diresmikan operasional akhir tahun lalu, Skadron Udara 16 langsung berperan dalam operasi pertahanan udara dan pengamanan obyek vital nasional sepanjang tahun, dengan sandi Operasi Tangkis Sergap-15. Dalam operasi ini unsur tempur sergap dituntut memiliki kemampuan mobilitas yang tinggi, dapat digerakkan dengan cepat, siaga 24 jam dalam sehari, 7 hari dalam seminggu. Skadron Udara 16 mengoperasikan pesawat F-16 Block 52ID yang sesuai peruntukannya sebagai multirole fighter dilatih agar dapat memenuhi tuntutan itu.

Untuk tetap menjaga tingkat kesiapan dan moral tempur satuan, baik penerbang maupun teknisi, silabi latihan secara terjadwal telah dilaksanakan. Termasuk di dalamnya latihan scramble dan simulasi intersepsi udara.(TNI AU)

Koarmatim-AL India gelar "Passex" di Laut Jawa

Hasil gambar untuk tni al
Surabaya - Kapal perang Koarmatim dan Angkatan Laut (AL) India menggelar Latihan "Passing Exercise" (Passex) di Laut Jawa.

"Latihan bersama Koarmatim dengan AL India itu berlangsung pada Kamis (5/3)," kata Kadispen Armatim Letkol Laut (KH) Maman Sulaiman di Surabaya, Jumat.

Kapal perang Koarmatim yang terlibat dalam latihan Passex adalah KRI Sultan Hasanuddin-366 (SHN-366), sedangkan kapal perang India yang terlibat ada tiga kapal yakni INS TIR, INS KESARI dan ICGS VARUNA.

Ketiga kapal perang India itu telah melaksanakan Port Visit selama lima hari di Surabaya sejak tanggal 1 Maret 2015 dalam rangkaian pelayaran latihan bagi 400 Perwira Remaja (midshipment) Angkatan Laut India.

Setelah Indonesia, rute berikutnya dalam pelayaran muhibah selama enam bulan itu menuju ke Malaysia.

Komandan KRI Sultan Hasanuddin-366 Letkol Laut (P) Endra Hartono menjelaskan "passing exercise" antara KRI Sultan Hasanuddin-366 dengan INS TIR, INS KESARI dan ICGS VARUNA meliputi serial "Tactical Manuever, Flag Hoist, Photo Ex dan Stem Past".

Kegiatan ini juga didukung Heli BO-105 NV-411 dari Skuadron 400 Puspenerbal Juanda yang "on board" di KRI Sultan Hasanuddin-366.

Pada akhir pelaksanaan, Komandan INS TIR Captain SR Ayyar menyampaikan apresiasi yang tinggi atas terselenggaranya latihan yang dapat dilangsungkan dengan disiplin dan profesional oleh prajurit KRI Sultan Hasanuddin-366.

Sebelumnya (3/3), Taruna AAL menghadiri Cocktail Party di Kapal Perang Ins Tir A-86, Dermaga Jamrud Utara, Tanjung Perak, Surabaya.

Pesta atau makan malam yang merupakan perjamuan dari AL India ini sekaligus juga bagian dari hubungan kerja sama TNI AL dengan AL India yang telah berlangsung secara baik.

Acara itu dihadiri Duta Besar India untuk Indonesia H.E.Mr. Gurit Singh, Wagub AAL Laksma TNI Deddy Muhibah Pribadi, pejabat kotama TNI AL wilayah Surabaya dan pejabat Pemerintah Kota Surabaya.

Dalam acara yang berlangsung mulai pukul 19.00 WIB itu, para taruna AAL pun tampak menikmati suasana Cocktail Party tersebut sambil menikmati minuman dan makanan yang disajikan Crew Ins Tri A-86.

Selama di Surabaya, taruna AL India melaksanakan praktek latihan berlayar bersama prajurit TNI AL dengan KRI Dewaruci dan KRI lainnya. (ANTARA News)

Rusia Siap Alih Teknologi SU - 35



RI Berencana Beli Sukhoi Su-35, Rusia Siap Alih Teknologi
Pesawat jet tempur Sukhoi Su-35 buatan Rusia yang tengah pamer kemampuan di pameran dirgantara Paris Air Show

Kepala Staf Angkatan Udara (Kasau), Agus Supriatna menyebut tengah mengincar beberapa alutsista baru untuk mengganti pesawat F-5 Tiger buatan Amerika Serikat yang kian uzur. Dari sekian banyak alutsista, salah satu yang memikat hatinya jet tempur asal Rusia, Sukhoi Su-35.

Terkait dengan rencana tersebut, Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Mikhail Y. Galuzin, membenarkan sudah dihubungi perwakilan Indonesia mengenai rencana peremejaan alat tempur TNI AU. Ditemui di kediamannya pada Kamis, 5 Maret 2015, Galuzin menyebut alutsista yang akan dibeli Indonesia yakni Sukhoi Su-35.

"Kami berharap kesepakatan pembelian Sukhoi Su-35 bisa terjadi," ungkap Galuzin.

Menurut diplomat yang pernah ditempatkan di Jepang itu, ia ingin segera bertemu dengan Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu, guna merealisasikan pembelian alutsista tersebut. Bahkan, dia mengaku akan sangat terbuka jika Indonesia ingin membahas isu-isu yang lebih teknis.

"Kami terbuka untuk berdiskusi bersama rekan kami dari Indonesia (mengenai rencana pembelian jet tempur ini). Kami siap untuk alih teknologi," ujar Galuzin. 

Ketika dikonfirmasi oleh VIVA.co.id ke Kementerian Pertahanan mengenai rencana pembelian jet tempur Su-35, juru bicara Brigadir Jenderal, Djundan Eko, tidak menampik kemungkinan itu.

Djundan menyebut jet tempur Su-35 memang masuk ke dalam daftar belanja untuk anggaran tahun 2015-2019. Kendati begitu, dia menjelaskan bahwa pembelian alutsista harus melalui kajian terlebih dahulu.

"Sebelum TNI AU memutuskan untuk membeli suatu alutsista, harus melalui kajian dulu. Baru setelah itu diajukan kepada kami," ujar Djundan.

Saat ini, dia menyebut belum menerima kajian atau pengajuan daftar alutsista.

"Mungkin masih dalam proses. Tetapi, kami belum membicarakan mengenai hal itu di Kemhan," imbuh dia.

TNI AU mengincar jet tempur Su-35 untuk dimasukkan ke dalam anggaran 2015. Jet tersebut masuk ke dalam daftar yang dia incar karena dapat memenuhi kebutuhan alutsita TNI AU dan lebih mudah dioperasikan.

Satu unit Su-35 diprediksi bernilai USD$65 juta atau setara Rp844 miliar. Nominal itu lebih murah dibandingkan jet tempur buatan Amerika Serikat, F-16 yang harga jualnya per unit mencapai USD$165 juta atau Rp2,1 triliun.

Su-35 merupakan model terbaru dari Su-27M Flanker, di mana terdapat peningkatan terhadap kemampuan superioritas tempur udara dan didesain agar bisa menembak berbagai target dengan menggunakan peluru kendali maupun non-kendali. (viva.co.id)

Soekarno ngamuk di Istana Bogor



Kisah Supersemar dan Soekarno ngamuk di Istana Bogor
soekarno. 

Di balik kemegahannya, Istana Bogor menyimpan sejarah yang dramatis tentang sebuah perpindahan kekuasaan. Turunnya Surat Perintah 11 Maret atau yang dikenal dengan Supersemar menjadi titik balik berkuasanya Soeharto menggantikan Soekarno. Ada tiga jenderal yang ikut berperan mendalangi turunnya Supersemar. Siapa saja tiga jenderal tersebut? Bagaimana kisah dramatis yang terjadi di Istana Bogor waktu itu?

Hari itu, Jumat tanggal 11 Maret 1966, waktu menunjukkan pukul 13.00 di Istana Bogor. Terdengar deru helikopter mendarat di lapangan istana. Ternyata tiga orang jenderal angkatan darat (AD) datang untuk menemui Soekarno. Ada yang mengatakan mereka datang mengendarai jeep yang dikemudikan oleh Brigjen Muhammad Jusuf yang waktu itu menjabat sebagai Menteri Perindustrian. Dua jenderal lainnya, yaitu Mayjen Basuki Rachmat (Menteri Veteran dan Demobilisasi) dan Brigjen Amir Mahmud (Panglima Kodam Jaya).

Soekarno sedang istirahat saat trio jenderal datang. Hari itu memang bukan hari yang menggembirakan bagi Soekarno. Tidak seperti biasanya, dia datang ke Istana Bogor lebih awal. Soekarno pergi meninggalkan rapat kabinet di Jakarta menuju Bogor dengan tergesa-gesa. Brigjen Saboer, pengawal dan ajudan kepercayaan Soekarno, melaporkan adanya kericuhan dan pasukan liar mendekati istana. Padahal sebelumnya, Amir Mahmud yang dipercaya untuk mengamankan rapat, melaporkan situasi dalam kondisi aman.

Kejadian tersebut yang memunculkan inisiatif dari Basuki Rachmat dan Jusuf untuk menemui Soekarno di Bogor. Meskipun kedua menteri ini hadir dalam rapat kabinet di Istana Merdeka, tapi mereka tidak tahu menahu mengenai laporan berbeda hingga memunculkan ketegangan antara Saboer dan Amir Mahmud. Sebelum berangkat ke Bogor, trio jenderal sempat menemui Soeharto di Jalan Haji Agus Salim. Waktu itu Soeharto yang telah diangkat Soekarno sebagai Panglima Pemulihan Keamanan dan Ketertiban, sedang dalam kondisi sakit. Soeharto kemudian mengizinkan ketiganya untuk menemui Soekarno dan menitipkan pesan, Saya bersedia memikul tanggungjawab apabila kewenangan untuk itu diberikan kepada saya untuk melaksanakan stabilitas keamanan dan politik berdasarkan Tritura.

Di balik kedatangan tiga jenderal itu ternyata ada maksud lain. Mereka meminta Soekarno agar memberikan kewenangan penuh kepada Soeharto untuk mengamankan kondisi negara. Berdasarkan pengakuan Lettu Sukardjo, pengawal presiden yang berjaga waktu itu, suasana nampak tegang. Antara tiga jenderal dan Soekarno terlibat adu argumen tentang isi surat kewenangan yang akan diberikan kepada Soeharto. Bahkan Sukardjo mengatakan sempat terjadi todong-todongan senjata antara dirinya dan trio jenderal.

Karena berbagai desakan yang muncul, akhirnya Soekarno menandatangani surat kewenangan untuk Soeharto. Surat itu yang kemudian dikenal dengan nama Surat Perintah 11 Maret (Supersemar) 1966. Berbekal SP 11 Maret, Soeharto setapak melangkah lebih depan menuju kekuasaan. Dia tampil sebagai pahlawan kesaktian Pancasila yang telah membasmi bahaya komunis dari Tanah Air. Maka setahun pasca keluarnya Supersemar, Soeharto mengubah Indonesia dari era Orde Lama menuju era Orde Baru. Tepat pada tanggal 22 Februari 1967, Soekarno menyerahkan nakhoda pemerintahan Indonesia kepada Soeharto.

Setelah runtuhnya kekuasaan Soeharto, banyak yang mengungkap mengenai kisah di balik munculnya Supersemar. Butir-butir di dalam Supersemar ternyata disalahtafsirkan Soeharto sebagai penyerahan wewenang pimpinan pemerintahan. Ada pula yang meragukan mengenai keaslian dari Supersemar yang dipegang Soeharto dengan yang diberikan oleh Soekarno. Salah satu dari trio jenderal itu diduga menyimpan naskah asli Supersemar. Sayangnya, ketiga jenderal tersebut sudah mangkat dan Supersemar yang asli masih menjadi misteri.

Di balik itu semua, Istana Bogor telah menjadi saksi berbagai sejarah yang akan terekam di dinding-dinding bangunan megah itu sepanjang masa. Istana yang seharusnya menjadi pengingat bagi setiap orang yang singgah atau sekadar melihat rusa-rusa cantik di sana. Istana yang dibangun bukan hanya sebagai penghias kota Bogor. Tapi ia sebuah bangunan yang harusnya menyadarkan kita agar jangan pernah melupakan sejarah. Istana Bogor, sebuah istana yang kini dipilih oleh Presiden Jokowi sebagai tempat utama untuk mengatur pemerintahan Indonesia. (Merdeka)

Marinir Kerahkan 8.000 Prajurit Untuk Tambah Pasukan untuk Armada Timur di Papua

Jakarta - TNI AL akan menambah 1 Komando Armada yang sejalan dengan pembentukan Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Kogabwilhan). Untuk memperkuat Komando Armada yang baru, Marinir juga akan menambah 1 Pasukan Marinir (Pasmar) yang merupakan Komando Pelaksana Utama Korps baret ungu tersebut.

Saat ini TNI AL memiliki 2 Komando Armada, yaitu Komando Armada Barat (Koarmabar) yang berada di Jakarta dan Komando Armada Timur (Koarmatim) yang berada di Surabaya, Jawa Timur. Nantinya TNI AL akan menambah dengan pembentukan Komando Armada Tengah di Makassar, Sulsel, dan Koarmatim akan dipindahkan ke Sorong, Papua. Sedangkan Koarmabar tetap berada di Jakarta. Sementara untuk yang di Surabaya akan dijadikan Komando Armada RI sebagai pusat.

Komandan Korps Marinir Mayjen Faridz Washington mengatakan jajarannya siap dengan rencana penambahan kekuatan itu. Pembentukan 1 Pasmar baru itu rencananya akan ditempatkan untuk mendukung Koarmatim di Sorong.

"Kami sudah siap. Nanti nambah 1 di Sorong, satu lokasi dengan Koarmatim. Kalau yang di Jakarta dan Surabaya tetap," ujar Faridz saat dikonfirmasi di Mako Marinir, Kwitang, Jakpus, usai mendapat kunjungan dari jajaran Trans Media, Jumat (6/3/2015). Turut hadir dalam acara tersebut Komisaris Trans Media Ishadi SK.

Marinir akan menambah 8.000 personel untuk kekuatan di Pasmar Sorong itu. Bahkan satu batalyon tank saat ini sudah siap meski Pasmar ketiga tersebut belum terbentuk.

"Personel tambah, sekitar 8.000-an. Kalau (penambahan) Alutsista bertahap sampai renstra (rencana strategi) ke 2024. Kalau sekarang yang sudah siap 1 batalyon tank," kata Jenderal Bintang 2 itu.

Faridz pun mengaku siap mengerahkan pasukan dan komando kapanpun diperintahkan. Menurutnya pembentukan Koarmatim menyusul Parmar di Sorong hanya tinggal menunggu Keputusan Presiden.

"Kalau kita sih siap kapan aja, tinggal nunggu waktu, tunggu perintah dari Panglima, tunggu Keppres.," tutur Faridz.

Lalu sudah ada nama-nama yang disiapkan untuk menjadi Komandan Pasmar di Sorong?

"Belum lah kalau itu," pungkasnya. (Detik)

Penataran Senjara ATGM N-Law Denpal Divif 2 Kostrad

Hasil gambar untuk Penataran Senjara ATGM N-Law Denpal Divif 2 Kostrad
JAKARTA, Dengan adanya pembaharuan alutsista yang dimiliki oleh TNI AD, perlu pengenalan dan pembelajaran yang lebih intensif terhadap jenis senjata baru tersebut, banyak ragam senjata yang masuk ke dalam jajaran TNI AD, khususnya jajaran Kostrad. Meliputi jenis persenjataan milik Infanteri, Artileri, dan Kavaleri.

Sebagai satuan yang bertanggung jawab terhadap pemeliharaan dan perawatan materiil sejajaran Divif 2 Kostrad khususnya materiil senjata, maka Denpal Divif 2 Kostrad perlu menyelenggarakan suatu kegiatan yang bersifat menambah pengetahuan dan pembelajaran tentang senjata baru di lingkungan prajurit Infanteri yaitu senjata ATGM jenis N-LAW ( Next Generation Light Anti Tank Weapon ) yang berasal dari Negara Swedia bekerja sama dengan Inggris, SAAB Bofors Dynamics.Dengan bobot 12,5 kg, ATGM NLAW memiliki kemampuan memprediksi garis pandang, menyeleksi mode serangan, serangan atas atau serangan langsung dengan jarak tembak 20 m – 600 m.

Tapi hal ini tak dianggap masalah jika dikaitkan dengan kondisi geografis Indonesia yang relatif banyak menyediakan tempat perlindungan seperti bukit, gunung maupun hutan dan rawa.ATGM lebih menekankan kepada aspek mobilitas operatornya. ATGM ini juga dianggap cocok untuk perang kota, di mana NLAW bisa diluncurkan dari ruang-ruang tersembunyi dan sempit.  

Penataran ini diikuti oleh perwakilan dari satuan Infanteri sejajaran Divif 2, terutama prajurit yang nantinya akan memegang senjata tersebut, dengan adanya kegiatan tersebut diharapkan prajurit mampu di dalam mengoperasikan senjata baru Infanteri ATGM jenis N-LAW. (PRLM)

PT Pindad Uji Coba Munisi 105 MM Howitzer


Hasil gambar untuk meriam
 
Lumajang- Pabrik munisi (amunisi) organik PT Pindad, Turen, Kabupaten Malang, Provinsi Jatim, mengelar uji coba produk Munisi Kaliber Besar (MKB) untuk Meriam 105 milimeter (mm) Howitzer di Lapangan Tembak Dinas Penelitian dan Pengembangan (Ditlitbang) TNI AU di tepian pantai, Desa Pandawangi, Kecamatan Tempeh, Kabupaten Lumajang, Jatim, Jumat (6/3).

Terdapat tiga jenis amunisi atau biasa disebut pula dengan granat meriam Howitzer 105 mm yang diuji coba, yakni jenis Practice Cadtrige, Smoke Hell, dan High Explosice (HE).

Uji coba Munisi Arteleri Medan (MAM) jenis 105 Howitzer tersebut dihadiri petinggi TNI AD di antaranya, Wakasad Log Brigjen TNI Jani, Dirpalad Brigjend TNI Basuki Abdulla dan Danpusenarmed Brigjen TNI Sonhaji, guna melihat langsung dari dekat kehebatan amunisi karya putra-putra terbaik bangsa. "Kita ingin mengetahui kemampuan dari 105 Howitzer,' ujar Brigjen TNI Jani kepada wartawan.

Menurut dia, 105 Howitzer adalah produk anak negeri yang tidak kalah hebatnya dengan amunisi dari luar. Selain murah dan sangat efektif, karena mampu diproduksi sendiri, maka sangat membantu dalam pertempuran dan operasi militer. "Kita sudah pernah coba dan terus kita tingkatkan kemampuan efektif dari 105 Howitzer," ujarnya.

Sementara itu, Kadiv Munisi PT Pindad Malang, I Wayan Sutaman mengaku, pengembangan munisi terus dilakukan guna membantu TNI, sehingga alutsista (alat utama sistem pertahanan) TNI tidak kalah dengan luar negeri. 105 Howitzer yang diujicobakan tersebut memang khusus dirancang untuk memenuhi kebutuhan Armed dan Marinir, tandas I Wayan Sutaman.

Lebih hebat
Sesuai hasil uji coba, kemampuan dari 105 Howitzer bisa meluncur sejauh 11 kilometer dengan dampak ledakan 25 meter persegi. Munisi Howitzer membantu pergerakan prajurit dalam operasi militer guna memasuki markas musuh. Granat Meriam adalah salah satu alutsista MKB yang digunakan oleh TNI Angkatan Darat dalam rangka menjaga kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Menurut Sutaman, granat meriam atau munisi meriam, terdiri dari beberapa bagian seperti, bagian selongsong, bagian propelan sebagai pendorong, serta bagian hulu ledak. Teknologi yang digunakan adalah teknologi dari Swedia. Kapasitas dari filling atau pengisian TNT ataupun campuran TNT ke dalam hulu ledak granat meriam ini sendiri mencapai 1.200 kg per shift, dan di dalam hulu ledak granat meriam 105 berisi 2 kg TNT. Itu berarti dalam sehari PT Pindad mampu melakukan pengisian hulu ledak granat meriam sebanyak 600 hulu ledak.

Granat meriam itu sendiri dimasukkan ke dalam laras meriam (loading), dan titik jatuhnya, tergantung dari elevasi atau sudut dari loading yang diinginkan. Penggunaan granat meriam di TNI AD itu sendiri sudah sejak perang dunia ke dua (PD II) hingga selesai. TNI AD yang di waktu-waktu sebelumnya masih menggunakan granat meriam produk luar negeri, kini sudah mulai menggunakan produk PT Pindad.

PT Pindad di Turen, Kabupaten Malang sudah memproduksi granat meriam. Fasilitas untuk produksi granat meriam yang disebut dengan filling plant (khusus bagian hulu ledak) itu sendiri sudah dimiliki sejak 1991. Unit filling plant yang dimiliki PT Pindad tersebut merupakan yang terbesar se-Asia Tenggara. Bahkan, beberapa negara tetangga belum memiliki filling plant sebagaimana dimiliki PT Pindad.(Berita Satu)

Tangguh di Laut, Kokoh di Darat


Tangguh di Laut, Kokoh di Darat
Anoa Amphibious, unjuk kebolehan di hadapan Menhan Ryamizard Ryaqudu beberapa waktu lalu. Produksi panser buatan PT Pindad ini diharapkan bisa menjawab kebutuhan tentara akan kendaraan tempur yang tangguh di laut dan kokoh di darat.
BANDUNG - Perkembangan teknologi yang semakin pesat memaksa manusia memutar otak dengan cepat. Siapa yang tak mampu mengikuti perkembangan, dipastikan akan tertinggal, bahkan terkalahkan.

Tak terkecuali di dunia industri pertahanan. Produsen alat persenjataan asli Indonesia PT Pindad (Persero) melakukan upaya keras demi meningkatkan kemampuan produksinya. Berbagai produk dengan teknologi baru terus dikembangkan, salah satunya adalah panser jenis Anoa Amphibious. Produksi panser yang saat ini masih dalam tahap uji coba ditargetkan bisa rampung dan diluncurkan pada 2015.Masih ada beberapa tahap uji yang harus dilewati sebelum akhirnya ditetapkan laik oleh kementerian pertahanan.

Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu sempat melihat kemampuan prototype Anoa Amphibious yang diujicobakan dihadapan para tamu undangan pada 11 November lalu. Kehebatan kendaraan tempur ini membuat hadirin berdecak kagum. Menhan pun menyambut baik pembuatan panser yang bisa berputar 360 derajat di atas permukaan air ini. Panser ini memang dibuat agar bisa tangguh di perairan dan kokoh di daratan.

Meskipun sebenarnya yang sempurna di kedua medan tersebut tidak akan pernah bisa diciptakan. Tetapi Pindad mencoba mengatasi kelemahan Anoa yang saat ini belum bisa tangguh di laut. “Kalau mau jago di darat, panser harus ceper. Sebaliknya, kalau mau jago di laut, panser harus tinggi. Bahkan body-nya mirip perahu. Anoa termasuk panser ceper yang jago di darat,” ungkap Kepala Humas Pindad Sena Maulana.

Dia menyebutkan, Anoa Amphibious diciptakan agar panser untuk tentara Indonesia bisa kokoh di darat, juga tangguh di laut. Pembuatan panser ini untuk menjawab kebutuhan tentara yang menginginkan kendaraan khusus seperti itu.Progres pembuatan proto type Anoa Amphibious ini sendiri masih dalam tahap uji internal yang dimaksimalkan. Uji ngambang, tes maju di air (maju, mundur, ngerem), berputar 360 derajat.

Belum lagi uji ketahanan terhadap ombaknya, hingga kedalaman berapa bisa bertahan, medan apa saja yang bisa dilalui, dan lain-lain. “Selama uji internal juga kita coba gak dimatiin selama empat hari dengan berkeliling Pulau Jawa. Tahan atau tidak,” ujar dia. Setelah itu, masih ada beberapa tahapan lagi yang harus dilalui sebelum akhirnya diluncurkan. Pindad harus mendaftarkan sertifikasinya ke divisi penelitian dan pengembangan angkatan darat.

Di situ dibentuk tim yang di dalamnya ada tim uji bidang peralatan, alat komunikasi, kemampuan khusus dan lain-lain. Dengan baling-baling yang agak besar, Anoa Amphibious memiliki kecepatan 10 knot atau 18,52 km/jam. Berat panser ini dengan disertai peralatan lengkap tanpa orang sekitar 12 ton. Harga jualnya belum keluar.

Namun, jika melihat harga jual Anoa standar saja sekitar Rp12 miliar/unit. “Anoa Amphibious lebih dari itu. Karena spesifikasinya juga lebih. Apalagi beberapa komponen masih didatangkan dari luar seperti mesin dan baling-baling,” terangnya.

Meskipun beberapa komponen masih didatangkan dari luar negeri, kita patut berbangga pada industri pertahanan dalam negeri yang terus berupaya meningkatkan kapasitas produksinya. Hanya saja perkembangan industri pertahanan luar negeri juga harus dikejar lebih cepat lagi.(Sindo)

Rusia Siap Bagi Ilmu Soal Jet Sukhoi pada Indonesia

Rusia Siap Bagi Ilmu Soal Jet Sukhoi pada Indonesia
Pemerintah Rusia menyatakan siap berbagi ilmu dengan Indonesia mengenai pengembangan teknologi militer. Salah satunya soal teknologi pesawat jet tempur Sukhoi.
 
JAKARTA - Pemerintah Rusia menyatakan siap berbagi ilmu dengan Indonesia mengenai pengembangan teknologi militer. Salah satunya soal teknologi pesawat jet tempur Sukhoi.

Kebijakan Rusia itu muncul setelah Indonesia membuat regulasi baru terkait  kerjasama militer dengan negara asing. Di mana, Indonesia bersedia membeli produk alutsista asing dengan syarat mereka bersedia berbagi ilmu atau dikenal dengan istilah transfer of technology (TOT).

Regulasi ini dibuat agar Indonesia tidak hanya menjadi negara konsumen, tapi juga bisa menjadi negara produsen. Indonesia menginginkan  Rusia berbagi ilmu mengenai teknologi  pesawat jet tempur Sukhoi 35, salah satu pesawat tempur terbaik di dunia saat ini.

Menurut Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Mikhael Y Galuzin,  pihaknya sudah membicarkan hal ini dengan Kementerian Pertahanan Indonesia. "Kami sudah melakukan pembicaraan dengan Kementerian Pertahanan mengenai pesawat Sukhoi 35, dan kami juga memperhatikan regulasi baru yang dibuat oleh pemerintah Indonesia," ucap Galuzin kepada wartawan di kediamannya, di Jakarta, Kamis (5/3/2015).

"Kami siap untuk melakukan TOT," imbuh Galuzin. Indonesia sendiri sejatinya tidak hanya melakukan kerjasama dengan Sukhoi, melainkan juga dengan typhoon, sebuah perusahaan pembuat pesawat asal Inggris, yang dikabarkan sudah terlebih dahulu melakukan TOT dengan Indonesia.(Sindo)