Pages

Thursday, 7 March 2013

Misteri Rudal Sukhoi TNI AU

Irkut-Su-30KN-Kh-31P-1 
Dari beberapa informasi dan dokumen, disebutkan Indonesia telah membeli rudal untuk mempersenjatai jet Sukhoi Su-27/30 Flanker. Memang kabar telah dibelinya rudal untuk Sukhoi telah berhembus beberapa waktu lalu. Publik pun sebenarnya menunggu sosok rudal jenis apa yang dipasangkan pada Sukhoi TNI AU. Tapi entah karena alasan apa, boleh jadi untuk menjaga unsur kerahasiaan, sosok jet tempur Sukhoi TNI AU dengan atribut rudal tak pernah diperlihatkan ke publik. Baik dalam flypass dan demo statik pun sosok rudal yang dimaksud belum tersingkap wujudnya. Sekilas keberadaan rudal ini sama misteriusnya dengan kapal selam baru TNI AL yang ‘konon’ sudah datang.

Nah, merujuk ke dokumen yang menyebut rudal tersebut, diketahui jenis yang dimaksud adalah Kh-31P/AS-17 Krypton (kode NATO), sebuah rudal jenis udara ke permukaan, atau populer disebut mediun range air to surface missile. Kh-31P dirancang untuk melumpuhkan sistem pertahanan musuh. Untuk itu rudal di desain memiliki kecepatan sangat tinggi, mampu terbang jauh, anti-radar dan bisa mematikan penjejaknya saat diserang.


kh31p2

Kecepatan luncur rudal ini memang spektakuler, yakni antara 2.160 sampai 2.520 km per jam, atau setara 2.5 mach. Untuk mendapatkan kecepatan yang sangat tinggi, rudal Rudal Kh-31P didorong oleh 5 roket booster dan ramjet yang dipadukan dalam dual roket pendorong. Bentuknya mirip wahana antariksa Rusia, karena memang didisain oleh biro disain Soyuz di Turayevo dan diproduksi Tactical Missile Corporation.

Su-30MKKh-31P-KnAAPO-1S

Saat meluncur, tahap awal rudal ini berakselerasi dengan mesin roket untuk mendapatkan kecepatan 1,8 Mach. Setelah itu mesin pendorong pertama dilepas untuk digantikan 4 mesin jet pendorong, demi mencapai kecepatan maksimum. Kecepatan tinggi rudal ini berguna untuk mengurangi resiko tertembak, karena harus menerobos sistem pertahanan musuh untuk menghancurkan radar penjejak (air search radars) dan fire control radar.

Kh31Krypton1
KH31 Krypton

Kh-31P memiliki panjang 5,2 meter dengan berat 600 kg dan mampu menembak sasaran sejauh 110 km. Karena rudal ini ditugaskan untuk menghancurkan radar musuh, dia tidak dibebani hulu ledak besar, melainkan hanya 90 Kg (Blast Frag). Namun misil ini bisa terbang dari 165 hingga 49.000 feet.

Dalam perkembangannya rudal ini bisa dipasang di kapal laut ataupun pesawat tempur Mig 29, Sukhoi SU-27/30. Kelebihan rudal ini, mampu menghantam kapal perang, drone ataupun pesawat mata-mata. KH-31P disebut juga “AWACS killer”, bisa menembak sasaran baik di darat maupun udara.

image0

Varian pertama, yakni Kh-31A mulai diproduksi pada tahun 1982, dan resmi operasional mulai 1988 sampai saat ini. Untuk varian Kh-31P yang dimiliki TNI AU menggunakan pemandu radar pasif untuk sistem rudal anti radiasi. Bila pada versi Kh-31A jarak tembak hanya 50 km, maka di versi Kh-31P jarak tembak ditingkatkan hingga 110 km. Mau tahu harga rudal ini? Menurut wikipedia pada tahun 2010 lalu, per unit rudal ini dibandrol US$ 550.000. Hingga kini KH-31P masih diandalkan oleh AU Rusia, Cina, India, Venezuela, Kuba, Suriah, dan Vietnam.

Ini baru rudal udara ke permukaan, tentunya TNI AU juga akan melengkapi Sukhoi Skadron 11 dengan rudal udara ke udara, tunggu artikel selanjutnya.(Gilang Perdana)

Sumber : Indomiliter

Prajurit Satkopaska Armabar Latihan Tempur Jarak Dekat

armabar-sub
JAKARTA :Prajurit Satuan Komando  Pasukan Katak Komando Armada RI Kawasan Barat (Satkopaskaarmabar) melaksanakan  materi latihan Close Quarter Combat (CQC) pada Geladi Tugas Tempur (Glagaspur) Setingkat K2, di Kemayoran, Jakarta Pusat, Kamis (7/3).
CQC adalah merupakan pertempuran yang dilaksanakan dalam jarak dekat atau di dalam ruangan yang bersifat agresif, dadakan, surprise dan Selektif Fire. Dalam Latihan tersebut, alat amunisi yang digunakan prajurit Satkopaskaarmabar adalah amunisi UTM.
Dalam latihan CQC tersebut, diikuti 44 orang prajurit Satkopaskaarmabar dan dipimpin Mayor Laut (T) Arif Cahyo Nugroho.

Sumber Poskota

Tim COE UNIFIL Periksa Operasional Satgas FPC TNI

banon-sub
LEBANON (Pos Kota) – Tim COE (Contingent Owned Equipment) UNIFIL (United Nations Interim Force In Lebanon) dipimpin Mr. Sergiy Mazarov melaksanakan pemeriksaan terhadap kesiapan operasional materiil dan perlengkapan Satgas FPC (Force Protection Company) TNI Konga XXVI-E2/UNIFIL yang tengah melaksanakan misi perdamaian PBB, bertempat di lapangan Sudirman Camp, Naqoura, Lebanon, kemarin.
Pemeriksaan kesiapan operasional terhadap materiil dan perlengkapan adalah pemeriksaan rutin yang digelar oleh UNIFIL untuk mengetahui tingkat kesiapan materiil agar dapat mendukung operasional setiap Satgas. UNIFIL sebagai perwakilan PBB di wilayah Lebanon menuntut seluruh satuan yang dikirimkan oleh negara-negara pengirim atau Troops Contributing Country (TCC) memiliki kesiapan operasional sesuai standar yang telah ditetapkan, baik kesiapan personil, materiil maupun perlengkapannya.
Kedatangan Tim COE UNIFIL yang berasal dari kalangan sipil dan militer ini, mempunyai latar belakang spesialisasi sesuai bidang masing-masing, disambut oleh Dansatgas Indo FPC TNI Konga XXVI-E2 Mayor Inf Yuri Eliaas Mamahi beserta para perwira staf terkait.
banon-tengah
Sebelum melakukan pemeriksaan, Mr. Sergiy Mazarov memberikan penjelasan singkat tentang maksud dan tujuan kedatangannya beserta tim, selanjutnya Ketua Tim COE tersebut memperkenalkan beberapa orang yang membantunya dalam pemeriksaan materiil Satgas meliputi komunikasi, kendaraan, senjata, akomodasi, perkantoran, kesehatan hingga kebersihan.
Setiap anggota Tim COE yang akan melaksanakan pemeriksaan didampingi oleh perwakilan dari anggota Satgas Indo FPC Konga XXVI-E2 sesuai bidang tanggung jawabnya.
Selanjutnya, Tim COE UNIFIL bergerak menuju lapangan Sudirman Camp, tempat dilaksanakannya pengecekan terhadap materiil Satgas Indo FPC TNI. Dansatgas Konga XXVI-E2, Mayor Inf Yuri Elias Mamahi turut serta turun ke lapangan mendampingi Ketua Tim COE selama pemeriksaan berlangsung.
banon-tengah-1
Ada sesuatu hal yang sangat berkesan pada saat pemeriksaan Armoured Personnel Carrier (APC) yaitu panser ANOA karena Mayor Franz dari Austria menyampaikan “well done for your ANOA”, ternyata peacekeeper dari Austria tersebut sudah mengetahui bahwa ANOA yang diproduksi oleh PT. Pindad karya anak bangsa Indonesia sudah dipesan oleh beberapa negara, hal ini diperoleh dari internet dan dijelaskan kepada Ketua Tim COE Mr. Sergiy Mazarov.
Ketua Tim COE UNIFIL memuji kesiapan operasional materiil dan perlengkapan Satgas FPC (Force Protection Company) TNI Konga XXVI-E2/UNIFIL. Dansatgas Indo FPC TNI, Mayor Inf Yuri Elias Mamahi mengucapkan terima kasih atas kerja sama yang baik kepada tim COE maupun prajurit yang mendampingi.

Sumber : Poskota

Lanud Halim Gelar Latihan Rajawali Perkasa

halim-sub
JAKARTA :Komandan Pangkalan TNI Angkatan Udara Halim Perdanakusuma Marsekal Pertama TNI A. Adang Supriyadi, S.E membuka Latihan dengan sandi “ Rajawali Perkasa 2013 “di Taxy Way Echo Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Kamis ( 7 / 3 ).
Upacara pembukaan ditandai dengan penyematan tanda peserta latihan oleh Komandan Lanud Halim Perdanakusuma Marsekal Pertama TNI A. Adang Supriyadi, SE kepada perwakilan masing-masing Komando Latihan dan pelaku latihan dan selaku Direktur Latihan Rajasa Komandan Wing 1 Lanud Halim Kolonel Pnb Fajar Prasetyo.
Latihan “ Rajawali Perkasa 2013 “ ini dilaksanakan  selama tiga hari dimulai dari tanggal 7 Maret  sampai dengan 9 Maret 2013.  Gladi posko dilaksanakan di Lanud Halim Perdanakusuma selama sehari dan Manuver Lapangan tanggal 8/9  di Lanud Halim Perdanakusuma dan Lanud Suryadarma, Kalijati, Subang.
Komandan Lanud Halim Perdanakusuma Marsma TNI A. Adang Supriyadi, S.E dalam sambutan pembukaan menjelaskan latihan ini merupakan latihan puncak dari kegiatan Lanud Halim Perdanakusuma. Latihan yang terdiri dari perencanaan, gladi posko dan gladi lapang yang melibatkan personel, alut sista, fasilitas dan sarana pendukung untuk menguji kesiapan pelaku dan satuan jajaran sehingga diharapkan mampu melaksanakan tugas sesuai dengan fungsinya.
“Latihan ini  merupakan bagian dari menghadapi berbagai kontijensi yang mungkin timbul sewaktu – waktu’ tegas Komandan kepada para pelaku dan peserta ucara pembukaan Rajasa.
Lebih lanjut dikatakan maksud dan tujuan latihan ini untuk  memelihara serta meningkatkan kesiapan operasional Lanud Halim Perdanakusuma sebagai satuan pelaksana operasi dari Komando Operasi TNI Angkatan Udara I ( Koopsau I ) yang dititik beratkan pada pelaksanaan tugas – tugas Lanud Halim Perdanakusuma, namun perlu diingat perlibatan kekuatan tidak akan menghasilkan out put yang diinginkan apabila tidak diimbangi dengan kesungguhan dari seluruh peserta latihan.
Latihan kali ini mengambil tema  “Lanud Halim Perdanakusuma melaksanakan latihan satuan untuk meningkatkan kesiapsiagaan operasional dan kemampuan satuan di wilayah tanggungjawabnya dalam rangka mempertahankan kedaulatan NKRI”, serta melibatkan melibatkan Skadron Udara 2, 17, 31, 45, Skatek 021, Wing 1 Paskhas, unsur Pangkalan dan Perbekud TNI Angkatan darat.

Sumber : poskota

Peranan Design Centre Indonesia (DCI) dalam Riset KFX/IFX




https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjK2V183yhirJG5tK1-ji0r4OLWafOpRLdDxQM3PIQ-_OMdQcuAs1PPIdUIzfFXearXjnlWnYUfFP1jRegJJK4plr4NX40cK1g6eTwdfMv5vWJohSyXVQeIfr5vfaOlnHBSx3Ii2-Xpfec/s640/KFX-IFX.jpg 
Kementerian Pertahanan (Kemhan) menyatakan proyek pengembangan Korean Fighter Xperiment (KFX)/Indonesian Fighter Xperiment (IFX) hasil kerja sama Pemerintah Indonesia dan Korea Selatan (Korsel) melalui Defense Acquisition Programe Administration (DAPA) tertunda. Ini berdampak pada penyerapan anggaran.

"Penundaan ini akan berdampak terhadap rencana anggaran yang telah disiapkan pemerintah, di mana pagu indikatif anggaran sebesar 1,1 triliun rupiah tidak mungkin terserap sepenuhnya," kata Kepala Pusat Komunikasi Publik Kemhan, Brigjen TNI Sisriadi, di Jakarta, Selasa (5/3).

Proyek produksi bersama pesawat KFX antara Indonesia dan Korsel yang disetujui pada tahun 2011 telah berhasil menyelesaikan tahap pertama, yaitu Technology Development Phase (TD Phase) pada Desember 2012. Dalam TD Phase selama 20 bulan, Indonesia dan Korsel membentuk Combine R&D Centre (CRDC).

"Kami telah mengirim sebanyak 37 engineer, yang merupakan kerja sama kedua negara di CRDC untuk melaksanakan perancangan pesawat KF-X/IF-X bersama engineer Korsel," katanya. Sisriadi menjelaskan ada tiga tahap dalam proyek pengembangan pesawat tempur KF-X/IF-X.

Tahap pertama, technical development, kedua, engineering manufacture, ketiga, pembuatan prototipe. "Tahap yang ditunda adalah tahap kedua. Pada masa penundaan, Pemerintah Korsel akan melaksanakan studi kelayakan ekonomi terhadap program ini," kata Sisriadi. Sehubungan dengan hal tersebut, kata mantan Kadispenad ini, Pemerintah Korsel tidak akan melakukan terminasi Program Pengembangan Pesawat Tempur KF-X/IF-X mengingat dana yang sudah dikeluarkan Pemerintah Korsel sangat besar.

Penekanan untuk tidak akan melakukan terminasi program ini ditegaskan dalam joint committee ke-4 pada tanggal 10-11 Desember 2012.

Alih Teknologi
Dalam menyikapi wacana itu, Indonesia telah mengintensifkan langkah-langkah penyiapan alih teknologi dengan kegiatan, antara lain operasionalisasi Design Centre Indonesia (DCI) untuk memetakan dan mengembangkan kompetensi SDM yang telah terbentuk selama fase awal yaitu Technology Development Phase (TDP).

Selain itu, akan dilakukan penguatan industri pertahanan dalam negeri yang akan terlibat dalam program ini dan kesiapan teknologi. Pemerintah Indonesia saat ini belum mengeluarkan dana untuk tahap kedua. "Dengan penundaan ini diharapkan kesiapan Indonesia dalam program KF-X/IF-X ini akan semakin baik," ujarnya.



Secara terpisah, anggota Komisi I DPR, Susaningtyas Nefo Handayani Kertopati, mengatakan seharusnya dalam bekerja sama dengan negara mana pun diperlukan ketelitian mempelajari perjanjian kerja samanya. "Saya dapat masukan ada beberapa istilah dalam berbagai perjanjian jual-beli atau kerja sama pengembangan alutsista yang multitafsir," katanya. (KJ) Peran Design Centre Indonesia (DCI) dalam Riset KFX/IFX Design Centre ini dibangun sebagai tempat yang berfungsi sebagai back up dan mirroring system dalam pembangunan teknologi pesawat KF-X/IF-X.

Program pengembangan pesawat tempur KF-X/IF-X merupakan program kerjasama Goverment to Goverment (G to G) antara Pemerintah Indonesia dengan Pemerintah Korea. Program ini dibawah koordinasi Kementerian Pertahanan dan melibatkan TNI AU, PT. Dirgantara Indonesia, Perguruan Tinggi, Kementerian Riset dan Teknologi dan BPPT. Pesawat KF-X/IF-X adalah pesawat tempur multi-role generasi 4.5 (F16++) yang dirancang untuk dioperasikan setelah tahiun 2020.

Design Center ini dibangun selain sebagai backup kegiatan para Enginer Indonesia yang tergabung dalam Tim Enginering di CRDC Korea, juga digunakan pula untuk memberikan pengalaman kepada pada insinyur-insinyur muda Indonesia untuk dapat terlibat kemudian memahami dan juga sebagai penerus di kemudian hari.

Design Center ini dibangun dengan inventasi yang tidak sedikit, oleh karena itu diharapkan ini menjadi tempat bagi Tim KF-X/IF-X dalam mengintegrasikan kemampuan dan engineringnya baik yang ada di CRDC Korea maupun di PT. Dirgantara Indonesia, guna mendapatkan hasil yang maksimal terhadap design pesawat tempur KF-X/IF-X yang akan dibuat.

Kemampuan Insinyur–Insinyur Indonesia tidak kalah dengan insinyur–insinyur dari Korea. Insinyur Indonesia yang terlibat dalam pekerjaan technology development di CRDC Korea bahkan dalam beberapa sub keahlian mereka memimpin. Sekjen kembali menegaskan bahwa program pengembangan pesawat tempur KF-X/IF-X ini merupakan program nasional dan menjadi program kebanggaan bangsa Indonesia.

Kesuksesan program ini akan menjadi kesuksesan bersama, memang sebagai ujung tombang adalah PT. Dirgantara Indonesia, namun peran dari semua pihak juga sangat diperlukan baik itu dari Kementerian Ristek, BPPT, ITB atau Universitas lain yang mendukung. kemampuan dalam pembuatan pesawat tempur mempunyai nilai yang sangat strategis, karena tidak banyak negara yang mampu membuat pesawat tempur dan pesawat tempur ini masih akan terus digunakan oleh negara–negara didalam membangun kekuatan pertahanannya.

Mungkin pada awal-awal sekarang ini dirasa masih terasa berat untuk mengikuti kegiatan di dalam pengembangan pesawat KF-X/IF-X, namun kalau melihat kedepan mungkin ini akan menjadi solusi Indonesia dalam memperkuat pertahanan. Karena kalau pertahanan kita kuat salah satunya dibackup dengan kemampuan pesawat tempur maka diplomasi dan perekonomian Indonesia bisa berjalan akan baik.

Ini pemikiran saya mengapa sangat strategis kita harus berhasil didalam meningkatkan kemampuan kita membuat pesawat tempur kedepan, dibuatnya Design Center untuk membackup agar secepatnya kita mendapatkan alih teknologi dari negara yang sudah lebih maju dari kita. Sehingga kedepan kita bisa mandiri didalam mendukung kebutuhan pertahanan khususnya pesawat tempur”, tutur Sekjen Kemhan padasaat peresmian DCI di Bandung.

Sumber : GarudaMiliter

Kadispenau: Informasi Sebagai `Senjata`

rakernas-sub
JAKARTA: Kemajuan teknologi informasi dan telekomunikasi, telah mendorong perubahan besar dalam berbagai aspek kehidupan manusia, yaitu dengan terbentuknya masyarakat yang semakin transparan dan terbuka.  Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi tersebut telah memunculkan fenomena yaitu dipergunakannya informasi sebagai senjata, dimana sebuah serangan bukanlah berbentuk fisik, tetapi visual dan maya.
Demikian dikatakan Kadispenau Marsma TNI Azman Yunus pada Rakernis Penerangan TNI AU yang diikuti oleh personel jajaran penerangan Tingkat Kotama dan Lanud, di Balai Wartawan Dispenau Jakarta, Rabu (6/3).
Rakernispenau bertujuan untuk meningkatkan koordinasi dan kinerja yang optimal antara Dispenau dengan para Kapen dan Kapentak di jajaran TNI Angkatan Udara, dengan harapan hasilnya dapat dijadikan pedoman bagi para Perwira Penerangan dalam penyelenggaraan tugas di satuan.
Dispenau sebagai ujung tombak dalam membangun citra positif  TNI AU, menyadari tentang pentingnya peran informasi tersebut.  Pemberitaan dan pembentukan opini publik ditujukan untuk menciptakan citra dan persepsi positip masyarakat tentang TNI Angkatan Udara.  Hal ini disebabkan karena sifat dari arus informasi yang cepat, dan menjangkau seluruh wilayah tanpa mengenal batas.
Dalam  upaya  meningkatkan citra positif Angkatan Udara, Dispenau  telah  berupaya  melakukan  publikasi  melalui  media  massa baik cetak maupun elektronik.   Tidak hanya dengan membuat release berita, tetapi juga mengundang wartawan untuk langsung meliput obyek-obyek Angkatan Udara yang akan dipublikasikan, hal ini dilakukan untuk mewujudkan transparansi dan akuntabilitas informasi.
“Dengan kesamaan pemahaman dan adanya batasan dan kriteria yang jelas tentang hal-hal yang boleh dan tidak boleh diliput tentunya akan lebih memudahkan kegiatan peliputan oleh wartawan”, ungkap Kadispenau.
Sementara itu DR Rajab Ritonga  MSi, Dosen Universitas Multimedia Nusantara dalam paparannya tentang Agenda Setting  Media membahas komunikasi, media massa, jurnalisme dan agenda media mengungkapkan, Agenda Media adalah isu-isu yang dibahas dalam media yang berinteraksi dengan apa yang dipikirkan masyarakat.
Agenda publik berinteraksi dengan pembuat kebijakan yang mempengaruhi agenda masyarakat dan berpengaruh pada agenda kebijakan

Sumber : Poskota

Politikus PDIP tuding SBY beli pesawat Jerman tanpa izin DPR

Politikus PDIP tuding SBY beli pesawat Jerman tanpa izin DPR

Wakil Ketua Komisi I DPR yang juga politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), TB Hasanuddin, mengkritisi kunjungan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ke Jerman. Dia menuding SBY melakukan kontrak pembelian alat utama sistem senjata (alusista) tanpa seizin DPR, sebagai lembaga budgeting.

"Bahwa Pak SBY di Jerman melakukan kontrak pembelian, MoU, pembelian ada 103 MBT (main battle tank), 50 Murder. Itu kelasnya di bawah MBT untuk tank. Dan 18 pesawat latih," kata Hasanuddin di Komplek Parlemen, Senayan Jakarta, Rabu (6/3).

Hasanuddin pertama kali mengetahui informasi tersebut dari media luar negeri. Menurutnya, tidak ada persoalan terkait kontrak pembelian tank jenis MBT dan Murder, sebab anggarannya sudah disetujui Komisi I DPR.

Namun soal kontrak pembelian 18 pesawat latihan, Hasanuddin geram. Menurutnya, pembelian itu tanpa sepengetahuan Komisi I DPR.

"Yang dipermasalahkan adalah pesawat latih, itu kita gak tahu. Harganya berapa juta US, kemudian mengapa beli lagi? Karena kita baru saja memborong satu skuadron pesawat T50 dari Korea Selatan," lanjutnya.

Hasanuddin tampak heran dengan kebijakan SBY. Dia mempertanyakan SBY soal sumber dana pembelian pesawat, karena DPR sebagai lembaga budgeting tidak pernah merasa menganggarkan pembelian alusista itu.

"Nah terus duitnya juga dari mana? Harus jelas dong, perencanaannya seperti apa, lalu pesawat T50 itu mau diapain?" Lanjut Hasanuddin.

Belum diketahui informasi rinci terkait pesawat latihan yang dibeli SBY. Rencananya, Komisi I DPR akan memanggil lembaga eksekutif yang bersangkutan untuk mengklarifikasi.

"Seperti biasa, nanya, walau pun jawabnya gitu-gitu saja. Malas, biarkan saja lah, anggap saja tak ada," ungkapnya.

Sumber : Merdeka

Pangkostrad: Perbatasan Papua Lebih Berat Dari Kalimantan

Pangkostrad: Perbatasan Papua Lebih Berat Dari Kalimantan
Pangkostrad Mayor Jenderal Muhammad Munir. (Antara/Teguh)
 Jakarta : Panglima Komando Cadangan Strategis TNI Angkatan Darat (Pangkostrad) Mayor Jenderal Muhammad Munir menegaskan, saat ini situasi keamanan di kawasan perbatasan Papua dengan Papua Nugini maupun di perbatasan dengan Timor Leste dan Kalimantan dengan Malaysia berjalan normal dan tidak ada masalah. Namun perbatasan Papua diakui lebih berat dari Kalimantan.

Menurut Munir, saat ini Kostrad telah mengirim 2 batalyon di perbatasan antara Papua dan Papua Nugini. Meski kini kondisi di perbatasan bisa dinyatakan aman dan normal. Tetapi pihaknya terus menjaga situasi hingga memberi kenyamanan bagi masyarakat setempat.

"Kita memang mengirim 2 batalyon di Papua dan situasi perbatasan saat ini berjalan normal dan tidak ada masalah. 2 Batalyon yang berada di Papua itu adalah Batalyon 412 dan 321 dan 1 batalyon ditempatkan di perbatasan Timor Leste yaitu Batalyon 503," kata Munir saat menggelar HUT ke-52 Kostrad di Mako Kostrad, Jakarta, Rabu (6/3/2013).

Dia mengakui situasi medan di kawasan Papua memang lebih berat ketimbang di Timor Leste dan Kalimantan. Lantaran kawasan tersebut penuh dengan hutan rimba. "Jadi situasi di perbatasan sejauh ini tidak ada masalah. Kalau di Papua itu memang situasi medan yang berat. Jadi kemarin di Kalimantan berat, nah ini lebih berat lagi," tuturnya.

Karena itu dia mengimbau agar para komandan batalyon yang diberikan tugas dari pusat untuk bekerja secara baik. Sehingga bisa menciptakan situasi yang diharapkan dari para masyarakat setempat.

"Sesuai prosedur para komandan kan sudah diberi tugas masing-masing. Prajurit juga telah mempersiapkan secara mental dan fisik. Sehingga bisa menjalankan tugas dengan baik," pungkas Munir. (Frd) 
 
Sumber : Liputan 6

Tuesday, 5 March 2013

SISTEM SENJATA PERTAHANAN UDARA BUATAN SAAB AB, SWEDIA

SISTEM SENJATA PERTAHANAN UDARA BUATAN SAAB AB, SWEDIA
  Staf Dirbinlitbang Pussenarhanud
 
       Radar Giraffe AMB (gb.kiri) dan RBS 70 Next Generation (gb.kanan)
  Pada hari Rabu tanggal 27 Pebruari 2013 yang lalu Staf Dirbinlitbang Pussenarhanud menghadiri diskusi teknis yang diselenggarakan oleh Saab AB bertempat di kantor Kemhan RI. Dalam diskusi tersebut dipresentasikan beberapa sistem senjata buatan Saab AB yang dapat dibagi menjadi tiga bagian besar yaitu sistem senjata udara, darat dan laut. Untuk sistem senjata darat, yang dinilai potensial bagi satuan Arhanud adalah sistem Radar Giraffe AMB dan Sista Hanud Rudal RBS 70 NG (Next Generation) yang versi awal keduanya saat ini masih dioperasikan satuan Arhanud TNI AD.
Radar Giraffe AMB.
             Radar ini merupakan pengembangan dari Radar Giraffe yang saat ini masih dioperasikan TNI AD. Pengembangan signifikan pada Radar Giraffe terbaru dibandingkan Radar Giraffe yang dioperasikan TNI AD antara lain sistem deteksi Radar sudah berkemampuan 3 dimensi, memiliki kemampuan pengamatan pantai dan dapat mendeteksi RAM (roket, proyektil artileri dan mortir) pada jarak 10 s.d. 15 Km (tergantung kaliber) sehingga dapat memberikan perlindungan terhadap satuan darat dengan cara memberikan peringatan situasi udara, mengaktifkan alarm saat terdapat ancaman, memberikan peringatan terhadap daerah yang akan terkena tembakan RAM dan mengkoordinasikan tindakan atas serangan RAM (sistem senjata C-RAM).
  Spesifikasi teknis utama Radar Giraffe AMB sebagai berikut   :
 1.         Parameter umum.
 a.         Frekuensi gelombang                     :  5,4 s.d. 5,9 GHz.
 b.         Jenis transmitter                               :  TWT
 2.         Antena
 a.         Lebar gelombang                             :  2,1º
 b.         Tingkat side lobe rata-rata              :  <-50 dB
 3.         Mode Radar dan cakupan instrumen.
 a.         Jangkauan Radar                            :  40/120/ (180) Km.
 b.         Rata-rata putaran antena               :  30/60 rpm
 c.         Cakupan vertikal                              :  >70º
 d.         Ketinggian deteksi                           :  >20.000 m
 4.         IFF/SSR
 a.         Mode                                                  :  1, 2, 3/A, S, 4/NS
 b.         Potensial                                           :  5
 5.         Penjejakan sasaran
 a.         Jumlah sasaran yang dijejak         :  200
 b.         Jumlah RAM yang dijejak              :  100
 6.         Pelokalisir senjata mortir dan roket dalam area 360º.
 a.         Jarak lokalisir                                    :  16/20 Km.
 b.         Akurasi posisi mortir                        :  < 50 m CEP50
             Berdasarkan penjelasan dari Saab, Radar Giraffe yang dioperasikan satuan Arhanud saat ini dapat di-upgrade untuk meningkatkan kemampuannya namun kemampuan deteksinya akan tetap 2 dimensi karena ada perbedaan mendasar pada sistem deteksi antara Radar 2 dimensi dengan 3 dimensi.
 RBS 70 Generasi ke 4 dan RBS 70 NG.
             Sama seperti Radar Giraffe AMB, RBS 70 NG juga merupakan pengembangan dari RBS versi sebelumnya, dapat dilihat pada gambar di bawah.


             RBS 70 yang saat ini dioperasikan satuan Arhanud dapat di-upgrade menjadi generasi ke 4 dengan melakukan perubahan pada stand dan sight sehingga dapat digunakan untuk menembakkan misil BOLIDE. Namun RBS 70 NG memiliki sight yang sangat berbeda dengan generasi ke 4 sehingga RBS 70 satuan Arhanud tidak dapat di-upgrade  menjadi RBS 70 NG.  

          





RBS 70 generasi 4 (gb.kiri) dan RBS 70 NG (gb.kanan)

 RBS 70 generasi 4 memiliki kemampuan sebagai berikut :
 1.         Dioda laser tanpa freon.
 2.         Dapat meluncurkan misil semua generasi termasuk BOLIDE.
 3.         Dilengkapi sistem pendeteksi panas (BORC).
 4.         Dilengkapi IFF interrogator digital (TSA1412).
 5.         Dilengkapi interface weapon terminal untuk C3I (TDR35).
 6.         Dilengkapi simulator ruangan berbasis komputer.
 7.         Meminimalkan kebutuhan dukungan logistik.
 Sedangkan kemampuan RBS 70 NG sebagai berikut :
 1.         Dapat beroperasi terus menerus(24 jam dalam 7 hari)
 2.         Jarak deteksi yang diperjauh (menggunakan thermal imager).
 3.         Fungsi auto tracker yang terintegrasi (tidak perlu men-track sasaran selama misil meluncur).
 4.         Peningkatan daerah coverage.
 5.         Menggunakan kemampuan misil BOLIDE hingga 100%.
 6.         Meningkatkan kill probability.
 7.         Pengurangan berat total.
 8.         Pengurangan waktu pelatihan operator.
 9.         Konsep pemeliharaan berbasis komputer.
             Dengan mempertimbangkan kondisi RBS 70 yang dioperasikan satuan Arhanud, Saab memberikan pilihan pengembangan sebagai berikut :
 1.         Pilihan konfigurasi.
 a.         RBS 70 klasik dengan misil Mk2E dan atau BOLIDE.
 b.         RBS 70 NG baru dengan misil BOLIDE dan atau Mk.2E.
 2.         Kemungkinan kandungan lokal.
 a.         Perpanjangan usia pakai misil Mk2.
 b.         Perakitan akhir misil BOLIDE.
 c)         Instalasi ke kendaraan.
              Menurut penjelasan dari Saab, pihak Saab sangat terbuka terhadap transfer of technology dan berusaha membangun kemitraan dengan industri di negara konsumen. Untuk program RBS 70, Saab telah melakukan perundingan dengan PT. Pindad dalam hal desain produk, perakitan dan pengiriman misil. Sista Hanud Radar Giraffe AMB dan RBS 70 generasi ke 4 / Next Generation dinilai cukup potensial bagi satuan Arhanud TNI AD sehingga perlu dilakukan pengkajian lebih lanjut secara lebih mendalam.

Sumber : pusenarhanud

SUPER TUCANO TERUS DIUJICOBA




Pentak Abd Saleh (1/3).        Sebagaimana fungsinya, bahwa Pesawat Super Tucano milik Skadron Udara 21 Lanud Abd Saleh, Malang, yang bertugas memberikan bantuan serangan udara ke darat (air to ground) dalam setiap operasi penyerbuan maupun perebutan suatu wilayah kekuasaan, maka latihan demi latihan terus dilakukan, agar fungsi utama pesawat ini dapat dimaksimalkan.  Seperti yang sudah berjalan selama 4 hari ini, Super Tucano terus diujicobakan untuk melakukan pengeboman dengan mengambil lokasi Air Weapon Range (AWR) di Pandanwangi Lumajang Jawa Timur.  Latihan ini juga merupakan upaya perdana, karena di negeri asalnya (Korea), pesawat ini belum pernah digunakan untuk melaksanakan operasi pengeboman, selain hanya difungsikan sebagai pesawat latih dasar bagi para calon penerbang.  Oleh karenanya, unsur lambangja / safety dalam pelaksanaan uji coba pengeboman ini sangat diperhatikan agar tidak terjadi insiden maupun eksiden.    
Terkait dengan latihan tersebut, Komandan Lanud Abd Saleh Marsma TNI Gutomo, S.IP. didampingi Kadispers Lanud Abd Saleh meninjau langsung latihan Air to Ground Skadron Udara 21 di AWR Pandan Wangi Lumajang Jawa Timur dengan menggunakan Helikopter Colibri (1/3).
            Diawal latihan hari ini (Jum’at, 1/3), Pesawat Super Tucano melakukan pengeboman dengan ketinggian 2500 kaki. Selanjutnya pada sorti kedua mencapai ketinggian 10.000 kaki. Sedangkan di sorti ketiga, dengan penerbang Komandan Skadron 21 sendiri Letkol Pnb James Singal, pengeboman dilaksanakan pada ketinggian 8000 kaki dan mengena tepat sasaran.
            Dengan latihan pengebomam air to ground ini, diharapan para penerbang semakin profesional dalam melaksanakan pengeboman dari udara ke darat dan dapat mencapai tepat sasaran sebagaimana yang direncanakan, sehingga ke depan semakin siap menghadapi tantangan tugas yang dipercayakan kepadanya.  Hal ini dimaksudkan bahwa pesawat yang masih baru ini juga baru pertama kalinya digunakan sebagai pesawat pengebom.  Sehingga hal ini merupakan tantangan baru bagi para Fighter Skadron Udara 21 untuk mampu memaksimalkan kemampuan Pesawat Super Tucano itu sendiri.
            Melihat hasil latihan tersebut, Komandan Lanud Abd Saleh langsung melakukan briefing penerbangan yang dilaksanakan di ruang rapat Skadron Udara 21, dengan dihadiri oleh Kadisops, Kadislog, Kadispers, Komandan Skadron 21 dan para pejabat Skadron 21.   Dalam briefingnya, Marsma Gutomo memberikan penekanan, agar para pejabat yang terlibat lebih serius mensikapi latihan tersebut dengan tidak meninggalkan lambangja, sehingga latihan dapat berjalan dengan lancar, aman dan selamat, 
 
Sumber : abdsaleh

Test Flight Dua Sukhoi Berlangsung Sukses


sukhoi-sub
MAKASSAR (Pos Kota) – Test Flight  dua  Pesawat Tempur Sukhoi SU-30 MK2  TX-3002  dan TX-3001 yang dilaksanakan Senin (4/3)  dan Selasa  (5/3) oleh Pilot Test Alexander Demchenko dan Pavel dari Rusia berjalan lancar dan sukses,   pesawat tempur canggih  yang  tiba  beberapa  hari yang lalu  di Lanud Sultan Hasanuddin  tersebut  sebelumnya menjalani perakitan selama satu Minggu  di Skadron Teknik  044 oleh Tim Teknisi dari Rusia yang dibantu Teknisi dari Skadron Teknik 044 Lanud Sultan Hasanuddin.
Sebelum pelaksanaan test flight  dua pesawat tempur  Sukhoi SU-MK2 yang diparkir di Shelter Skadron Udara 11 Wing  5 yang dilaksanakan selama dua hari   tersebut diawali dengan  briefing penerbangan dipimpin oleh Kepala Dinas Operasi Lanud Sultan Hasanuddin Letkol Pnb Widyargo Ikoputra, S.E, Pilot Test Flight dari Rusia Mr. Alexander Demchenko, Komandan Skadron Udara 11,  Petugas PLLU dan Meteo Lanud Sultan Hasanuddin serta  Petugas dari Bandara Internasional Sultan Hasanuddin.
Test Flight  dua pesawat tempur Sukhoi SU-30 MK2 yang   memperkuat  Skadron Udara 11 Wing 5 Lanud Sultan Hasanuddin  dilaksanakan di area udara Makassar dan sekitarnya,   yang disaksikan Komandan Lanud Sultan Hasanuddin Marsma TNI Barhim dan beberapa Pejabat dari Mabes TNI Angkatan Udara, Koopsau II serta Lanud Sultan Hasanuddin.

Sumber : Poskota

TNI dan ABDB Lanjutkan Kerjasama Militer

TENTARA Nasional Indonesia dan ABDB (Angkatan Bersenjata Diraja Brunei) terus melanjutkan kerjasama militer kedua negara dalam kerangka kemitraan komprehensif yang di dalamnya memuat sejumlah bidang penting. Demikian sepenggal amanat Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono, S.E., usai penandatangan “The Joint Understanding Between Indonesian National Defence Forces and The Royal Brunei Armed Forces on BRUNESIA High Level Committee” dengan Panglima ABDB Yang Mulia Dato Paduka Seri Mejar Jeneral Haji Aminuddin Ihsan Bin Pehin Orang Kaya Saiful Mulok Dato Seri Paduka Haji Abidin di Mabes TNI Cilangkap Jakarta, Senin (4/3/2013).
Penandatangan kerjasama pertahanan tersebut juga dihadiri oleh Kasum TNI, para Wakil Kepala Staf Angkatan dan para Asisten Panglima TNI.  Bidang kerjasama tersebut meliputi intelijen, operasi dan latihan serta pendidikan dan pelatihan. TNI juga telah melaksanakan kerjasama High Level Committee, dengan beberapa negara sahabat seperti Malaysia, Thailand, Singapura dan Australia.
BRUNESIA High Level Committee (HLC) merupakan  pedoman dan sekaligus landasan hukum bagi pelaksanaan lebih lanjut kerjasama antara TNI dan ABDB, yang diharapkan akan bermanfaat bagi peningkatan hubungan dan kerjasama militer kedua negara. Penandatangan tersebut tidak terlepas dari naskah sebelumnya yang merupakan kesepahaman antara Kementerian Pertahanan kedua negara, yakni ‘Memorandum Saling Pengertian antara Pemerintah Republik Indonesia dan Kerajaan Negara Brunei Darussalam tentang kerjasama di bidang pertahanan’  yang ditandatangani oleh Menteri Pertahanan RI dan Menteri Pendidikan Negara Brunei Darussalam di Jakarta pada tanggal 10 April 2003.
Sebelumnya ditempat yang sama, Panglima Angkatan Bersenjata Diraja Brunei melaksanakan Courtesy Call dengan Panglima TNI, kemudian di lanjutkan dengan Courtesy Call kepada Menhan RI dan pelaksanaan pertemuan sidang ke-1 BRUNESIA HLC di Hotel Shangri-la Jakarta.
Adapun agenda pada sidang ke-1 BRUNESIA HLC, yaitu laporan kemajuan bersama di bidang Intelijen (JISC) oleh Ketua JISC Indonesia Mayjen TNI Tisna Komara, laporan kemajuan bersama di bidang Operasi dan Latihan oleh Ketua JOESC Indonesia Mayjen TNI Hambali Hanafiah dan laporan kemajuan bersama bidang Latihan dan Pendidikan (JTESC) oleh Ketua JTESC Marsda TNI Bambang Wahyudi.
Authentikasi: Kadispenum Puspen TNI, Kolonel Cpl Ir. Minulyo Suprapto, M.Sc., M.Si, M.A.

Sumber : Majalahpotretindonesia

TNI Tangkap Empat Anggota TPN-OPM



Helikopter TNI yang ditembak di Sinka, Puncak, Papua [istimewa] Helikopter TNI yang ditembak di Sinka, Puncak, Papua [istimewa]
[JAYAPURA] Empat  anggota Tentara Pembebasan Nasional (TPN)-Organisasi Papua Merdeka (OPM) ditangkap aparat keamanan Satgas Yonif-755/Yalet DPP Letda Inf Riska (Danpos Nengke), Minggu (3/3), sekitar   pukul 10.00 WIT.  

Dari data yang diperoleh SP, sebanyak empat  anggota yang ditangkap ini dari kelompok Richard Hans Yoweni,  yang beropersi di wilayah  Mamta,  Papua.

Mereka ditangkap di daerah Kampung Yamna Distrik Pantai Timur. Keempat anggota TPN-OPM tersebut yaitu   Suleman Teno (35), Ishak Demetouw (54), Nico Sosomar (42) tahun  dan berpangkat Mayor dalam TPN OPM, serta  Daniel Nerotouw (29).

Mereka ditangkap usai mengunjungi keluarganya di daerah Kampung Nengke 2,  Distrik Pantai Timur Barat. 

Dalam penangkapan tersebut juga disita satu buah kartu anggota TPN OPM milik Nico Sosomar, tiga  unit handphone,  dua  buah pisau lipat, satu  dompet, satu buah bed bergambar bendera Papua, obat-obatan,  satu buah lampu malam, satu  buah ransel kecil, satu sisir, dua unit motor,  uang sebesar Rp. 20.500.000.  

Kepala Penerangan Kodam (Kapendam) XVII/Cenderawasih, Letnan Kolonel Infanteri Jansen Simanjuntak saat dikonfirmasi, Selasa (5/3) pagi, membenarkan ada penanangkapan terhadap 4 orang tersebut.


“Penangkapan dilakukan oleh anggota Pos Takar Nengke Satgas Pamrahwan Yonif-755/Yalet, setelah mendapat informasi dari warga masyarakat yang merasa resah atas aktivitas kelompok ini,” ujarnya. [154]

Indonesia Tak Pernah Gunakan Alutsista untuk Bunuh Rakyatnya

Presiden - Indonesia Tak Pernah Gunakan Alutsista untuk Bunuh Rakyatnya
Lawatan SBY ke Luar Negeri 
Presiden SBY dalam kunjungannya ke Berlin, Jerman, juga menjajaki kerja sama dalam bidang alat utama sistem pertahanan (alutsista). SBY menegaskan modernisasi alutsista bukan untuk menyerang bangsa lain, apalagi rakyat Indonesia sendiri.

"Ingat, Indonesia tidak pernah menggunakan pesawat tempur, helikopter, tank dan altileri untuk menembaki, membunuh rakyatnya sendiri. Tidak di Aceh, di Papua tidak dimana-mana," ujar Presiden SBY saat briefing dengan menteri-menteri ekonomi di Hotel Adlon Kempinski, Berlin, Jerman, Senin (4/3/2013).

SBY mengungkapkan hal itu untuk mengingatkan para menteri saat pertemuan dengan Presiden Jerman Joachim Gauck dan Kanselir Jerman Angela Merkel saat berkunjung ke Indonesia beberapa waktu lalu. Saat itu SBY dan Merkel menandatangani Jakarta Declaration di mana hal itu merupakan kerja sama antara Jerman dan Indonesia.


"Waktu itu banyak isu di eropa menyangkut kekhawatiran kalau kerja sama industri pertahanan termasuk pembelian alutsista TNI, maka rawan bagi eropa karena Indonesia dulunya dianggap negara pelanggaran HAM. Saudara masih ingat dalam join confrence di Istana Negara bersama Merkel?" imbuhnya.

Dalam pertemuan itu SBY menegaskan alutsista memang tidak untuk digunakan untuk berperang. Sehingga para pemimpin Jerman tersebut yakin bahwa Indonesia bukanlah negara pelanggar HAM.

"Mereka menganggap Indonesia memiliki ekonomi kuat, tidak punya hutang sebesar negara lain saat ini. Kita punya financial capabality untuk pengadaan alutsista," paparnya.

Sebelumnya saat di Istana Negara, Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengatakan alutsista dari eropa timur lebih murah dan memiliki frame yang kuat dan kokoh. Selain itu dari segi teknologi, alutsista dari eropa timur tidak kalah dengan alutsista dari negara lainnya.

"Sebetulnya imbang juga, kayak Sukhoi. Itu sebetulnya Sukhoi yang kita punya compareable untuk F-15 di mana negara tetangga kita kan juga punya F-15. Bahkan kemarin waktu latihan bersama di Australia dengan Super Hornet, kita cukup bisa mengimbangi mereka, cukup baik. Ya kita memberikan perkembangan modernisasi TNI, sekarang ini kan cukup besar dan beberapa memang dari Jerman," kata Purnomo, Jumat (1/3).

Kemenhan sendiri sejauh ini tidak akan menambah alutsista dari Jerman. Sebab, sebelumnya sudah ada kerja sama pengadaan tank Leopard dan tank Marder yang kini dimiliki TNI Angkatan Darat.

"(Kerja sama lagi) Belum. Ini just in case saja. Kan presiden akan bertemu pimpinan negara di sana, bicara berbagai sektor kan harus siap. Tidak ada kan lagi proses akhir, dalam arti kata sekarang kita kan akan dapat cukup banyak dari sana," imbuhnya.
 
Sumber : Detik

Gladi Parsial Tingkat II Koarmatim Masuki Tahap Manlap


Surabaya : Gladi Parsial Tingkat II tahun 2013 yang digelar Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim) memasuki tahap manuvra laut (Manlap) dengan melibatkan lima belas unsur Kapal Perang Republik Indonesia (KRI).

Unsur-unsur yang terlibat latihan parsial tersebut berangkat dari dermaga Koarmatim, Ujung, Surabaya, Senin (04/03), menuju daerah latihan di perairan Laut Jawa.

Gladi Taktik Peperangan Laut tersebut rencananya akan berlangsung selama tiga hari mulai hari ini sampai dengan tanggal 6 Maret 2013 dengan melibatkan tiga belas kapal perang jajaran Koarmatim dan dua kapal perang dari Koarmabar. Unsur yang terlibat merupakan kapal perang jenis kombatan yang memiliki kemampuan khusus dalam operasi tempur laut, yang dilengkapi dengan sensor dan persenjataan canggih serta modern.
Kapal perang tersebut di antaranya adalah kapal perang jenis Ship Integrated Geometrical Modulary Approach (Sigma), Korvet, Frigate, Kapal Cepat Rudal (KCR) dan Kapal Cepat Torpedo (KCT), kapal perang Buru Ranjau (BR) dan Penyapu Ranjau (PR) serta kapal perang patroli Fast Patrol Boat (FPB).Berbagai jenis Alat Utama Sistem Persenjataan (Alutsista) yang ada di kapal-kapal perang kombatan itu akan diuji kemampuannya dalam latihan ini.
Pada tahap manuver lapangan ini, unsur yang terlibat melaksanakan serial latihan sesuai doktrin taktis peperangan laut yang telah dipelajari sebelumnya pada tahap latihan posko di Pusat Latihan Kapal Perang (Puslat Kaprang) Kolatarmatim.
Puncak kegiatan Gladi Tugas Tempur (Glagaspur) tingkat II ini adalah kompetisi artileri penembakan meriam dan roket kapal perang pada siang dan malam hari.
Gladi peperangan laut ini sebagai persiapan unsur-unsur kapal perang TNI AL dalam menghadapi puncak Latihan Gabungan (Latgab) TNI tahun 2013. Latparsial tingkat II tersebut merupakan sarana untuk menguji kesiapan personel dan material sekaligus tolak ukur sejauh mana kemampuan personel dalam mengawaki dan mengoperasikan senjata di kapal perang.
Seluruh unsur-unsur laut itu berangkat dari dermaga Koarmatim menuju medan latihan dilepas oleh Panglima Komando Armada RI Kawasan Timur (Pangarmatim) Laksamana Muda TNI Agung Pramono, S.H., M.Hum. Bertindak selaku Komandan Satuan Tugas (Dansatgas) Latparsial tingkat II Kolonel Laut (P) Syufenri, M.Si yang sehari-hari menjabat sebagai Komandan Satuan Kapal Cepat (Dansatkat) Koarmatim.
 
Sumber : Kormartim

KRI Diponegoro-365 Emban Misi Kedua ke Lebanon


 
Kapal Republik Indonesia (KRI) Diponegoro-365 dari jajaran unsur Satuan Kapal Eskorta Komando Armada RI Kawasan Timur (Satkor Koarmatim) kembali dipercaya menjalankan misi perdamaian dunia di Lebanon yang tergabung dalam Satuan Tugas Maritim TNI Kontingen Garuda XXVIII-E/UNIFIL tahun 2013 atau Maritime Task Force/ United Nations Interim Forces In Lebanon (MTF XXVIII-E/UNIFIL). Satgas diberangkatkan oleh Panglima Komando Armada RI Kawasan Timur (Pangarmatim) Laksamana Muda TNI Agung Pramono, S.H., M.Hum di dermaga Koarmatim, Ujung, Surabaya tadi pagi, Selasa (5/2).

Turut hadir dalam pemberangkatan Satgas ini antara lain Kepala Staf Koarmatim Laksamana Pertama TNI Darwanto, S.H., M.A.P., Komandan Lantamal V Laksamana Pertama TNI Sumadi, Komandan Puspenerbal Laksamana Pertama TNI I Nyoman Nesa, para Komandan Satuan dan Kasatker, Ibu-ibu Jalasenastri serta keluarga dari para prajurit Satgas.


Misi perdamaian dunia ke Lebanon ini merupakan misi yang kedua kalinya bagi KRI Diponegoro-365. Sebelumnya, Koarmatim telah mengirim empat kapal perangnya dalam misi perdamaian dunia ke Lebanon yang dimulai pada tahun 2009 dengan mengirim KRI Diponegoro-365, tahun 2010 mengirim KRI KRI Frans Kaisiepo-368, tahun 2011 mengirim KRI KRI Sultan Iskandar Muda-367 dan terakhir tahun 2012 dengan mengirim KRI Sultan Hasanuddin-366 yang baru datang pada bulan Januari 2013 yang lalu semuanya dari jajaran Satuan Kapal Eskorta Koarmatim. Dalam Satgas MTF/UNIFIL ini setiap unsur dilengkapi dengan satu Helikopter Bolcow dari Pusat Penerbangan Angkatan Laut (Puspenerbal) Juanda.

Menurut Pangarmatim, acara pelepasan Satgas ini merupakan tradisi TNI Angkatan Laut kepada setiap unsur /kapal perang yang akan melaksanakan tugas negara untuk memberi semangat kepada para prajurit yang akan bertugas. Pagi ini, kata Pangarmatim, hadir seluruh jajaran Koarmatim serta para keluarga dan handai taulan para prajurit turut mengantar tugas personel Satgas ini yang akan bertugas di Lebanon.


Sementara itu, menurut Komandan KRI Diponegoro-365 selaku Komandan Satgas MTF XXVIII-E/UNIFIL bahwa Satgas akan mengemban misi perdamaian PBB di Lebanon selama enam bulan dan perjalanan laut selama dua bulan pulang pergi. Dalam perjalanan ke Lebanon, KRI Diponegoro-365 akan singgah di beberapa negara antara lain, Srilanka, Oman, Mesir dan terakhir di Lebanon.

Usai melepas Satgas, Pangarmatim turut on board di KRI Diponegoro-365 untuk mengikuti pelayaran. Ditengah pelayaran, Pangarmatim akan meninjau langsung pelaksanaan Gladi Tugas Tempur Parsial Tingkat II yang saat ini sedang berlangsung di Laut Jawa. Gladi Taktik Peperangan Laut tersebut melibatkan 13 unsur dari Koarmatim dan 2 unsur dari Koarmabar. Unsur dari Koarmatim terdiri dari kapal perang jenis Ship Integrated Geometrical Modulary Approach (Sigma), Korvet, Frigate, Kapal Cepat Rudal (KCR) dan Kapal Cepat Torpedo (KCT), kapal perang Buru Ranjau (BR) dan Penyapu Ranjau (PR) serta kapal perang patroli Fast Patrol Boat (FPB) yang diberangkatkan oleh Pangarmatim kemarin, Senin (4/3).

Sumber : Kormartim

Satgas Maritim Selesaikan Latihan Sebelum ke Lebanon


Prajurit TNI Prajurit TNI

SURABAYA-Sebanyak 100 orang personel Satuan Tugas Maritim TNI Kontingen Garuda XXVIII-E/UNIFIL tahun 2013 menyelesaikan latihan persiapan sebelum menjalankan tugas misi perdamaian ke Lebanon.

Latihan yang berlangsung sejak 11 Februari itu, secara resmi ditutup Wakil Asisten Operasi Panglima TNI Laksamana Pertama TNI Widodo di Pusat Latihan Kapal Perang, Kolatarmatim, Ujung, Surabaya, Senin (4/3).

Para peserta Satgas Maritim merupakan personel dari TNI Angkatan Laut yang terdiri dari perwira, bintara dan tamtama yang akan bertugas di bawah bendera Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Latihan persiapan selama tiga pekan itu meliputi Core Predeployment Training Materials (CPTM), Minimum Use of Force dan Rules of Engagement (ROE), dan ditambah beberapa materi yang bersifat teknis dan aplikasi guna mendukung kelancaran pelaksanaan tugas di daerah operasi.

Setelah mengikuti latihan, Satgas Maritim segera melaksanakan gelar persiapan untuk memastikan kesiapan sebelum menjalankan tugas selama sekitar delapan bulan, termasuk dua bulan waktu perjalanan pergi pulang Indonesia-Lebanon.

Sesuai rencana, pasukan tersebut diberangkatkan menuju Lebanon pada pekan ini dan bergabung dengan Satgas UNIFIL dari negara lain.

Dalam Satgas Maritim ini, TNI Angkatan Laut kembali mengirimkan satu kapal perang dari Satuan Kapal Eskorta Koarmatim tipe "Sigma Class" buatan Belanda, yakni KRI Diponegoro-365 dan dilengkapi satu unit Helikopter jenis Bolco.

Tugas ini merupakan yang kedua kalinya diemban KRI Diponegoro, setelah penugasan pertama ke Lebanon pada 2009.

Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono dalam amanat yang dibacakan Waasops Laksma TNI Widodo meminta personel Satgas Maritim selalu berkoordinasi dengan institusi atau satuan yang berkompeten dengan penyiapan penugasan secara baik.

"Seluruh personel Satgas juga perlu belajar dari pengalaman rekan-rekan yang pernah bertugas di Lebanon, sebagai bahan pertimbangan pada saat melakukan persiapan di Tanah Air," katanya. (ant/hrb)

Sumber : Investor

198 Prajurit Marinir Resmi Pakai Baret Ungu


Marinir. Ilustrasi. Foto (ist) Marinir. Ilustrasi. Foto (ist)

PASURUAN-Sebanyak 198 prajurit Korps Marinir resmi memakai baret ungu dalam upacara pembaretan di Pantai Pasir Panjang, Pusat Latihan Tempur TNI AL Grati, Pasuruan, Jawa Timur, Senin (4/3).

Upacara pemasangan baret itu dipimpin oleh Komandan Pasmar-1 Brigadir Jenderal TNI (Mar) Siswoyo Hari Santoso mewakili Komandan Korps Marinir Mayor Jenderal TNI (Mar) A. Faridz Washington.

Dari 198 prajurit yang berhak memakai baret kebanggaan Korps Baret Ungu itu tercatat 23 orang dari Kadet (Taruna) Akademi Angkatan Laut Angkatan ke-59 dan 175 orang dari siswa Pendidikan Pertama Tamtama TNI AL angkatan ke-32.

Dalam amanat yang dibacakan oleh Komandan Pasmar-1, Komandan Korps Marinir mengatakan upacara pembaretan ini merupakan salah satu kegiatan tradisi khas Korps Marinir yang dilaksanakan kepada para siswa Komando Pendidikan Korps Marinir (Kodikmar) yang telah menyelesaikan rangkaian kegiatan proses pembentukan karakter prajurit Korps Marinir melalui tahapan pendidikan, pelatihan, pembinaan dan penanaman nilai-nilai luhur Korps Marinir.

Setelah diresmikannya pemakaian baret, katanya, seorang prajurit secara sah menjadi keluarga besar Korps Marinir, sekaligus mengandung konsekuensi dan tanggung jawab untuk selalu berperilaku dan bertindak sesuai landasan moral prajurit Korps Marinir.

"Mulai saat ini, tumbuhkan dan pupuk kesadaran baru bahwa kalian sebagai prajurit Korps Marinir harus menjadi kebanggaan rakyat yang bisa diandalkan untuk menjaga kedaulatan dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia," kata orang nomor satu di jajaran Korps Marinir itu.

Komandan Korps Marinir juga menyampaikan untuk mendapatkan baret ungu kebanggaan ini, para siswa harus mampu melalui "Kawah Candradimuka" Korps Marinir, di antaranya melalui Pendidikan Komando (Dikko) untuk menjadikan prajurit-prajurit Korps Marinir yang berani, tangguh dan pantang menyerah.

"Baret Ungu yang telah kalian kenakan itu bukan semata-mata hanya sebagai simbol belaka, tetapi merupakan lambang perwujudan kehormatan dan kebanggaan Korps Marinir," katanya dalam acara yang dihadiri Komandan Kolatmar, Wadan Kodikmar, Komandan Brigif-1 Mar, Komandan Menkav-1 Mar, Komandan Menbanpur-1 Mar, dan Komandan Menart-1 Mar itu.

Selain itu, baret itu juga mempunyai makna yang besar sebagai hasil perjuangan dan pengabdian para pendahulu serta anugerah yang diberikan bangsa dan negara kepada Korps Marinir, yang sekaligus menjadi ciri khas prajurit Baret Ungu.

Dalam kesempatan tersebut, Komandan Korps Marinir memberikan penekanan kepada prajurit yang baru saja diresmikan menjadi keluarga besar Korps Marinir, yaitu agar meningkatkan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa dalam melaksanakan pengabdian terbaik kepada bangsa dan negara.

Selain itu, mereka juga diimbau untuk senantiasa berpegang teguh jati diri prajurit Korps Marinir yang memiliki disiplin tinggi, pejuang tanpa pamrih dedikasi tinggi dengan kemampuan profesi yang sangat handal, mempunyai rasa kebanggaan yang luar biasa terhadap korps, dan selalu menumbuhkan kekompakan dan jiwa korsa yang baik agar terpelihara persaudaraan sesama korps maupun hubungan antar-TNI/Polri serta hubungan dengan komponen masyarakat lainnya.

"Tumbuh kembangkan kesadaran pribadi untuk menjaga diri agar tidak mudah terjerumus pada kegiatan dan tindakan negatif yang akan mencoreng nama baik Korps Marinir dan membangun terus karakter prajurit Korps Marinir sebagai prajurit Petarung yang religius dan humanis," katanya.(ant/hrb)

Sumber : Investor

Tak Tahu Kerja Anak Buah, Kepala BIN Dianggap Ngawur

JAKARTA - Wakil Ketua DPRD Papua, Jimmy Demianus Ijie mengatakan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) tidak mengetahui apa-apa dan cara kerja anak buahnya yang ditugaskan di Papua. Makanya, setiap kali terjadi peristiwa kekerasan selalu Organisasi Papua Merdeka (OPM) yang dituding sebagai pelakunya.

"Tulis ini. Saya katakan, Kepala BIN itu ngawur. Dia kan tidak tahu kerja anak buahnya di Papua. Karena itu, apa pun bentuk tindak kekerasan yang terjadi di Papua selalu OPM yang disalahkan," kata Jimmy Demianus Ijie, dalam diskusi Pilar Negara, bertema 'Kekerasan Papua dan Upaya Penyelesaiannya', di gedung Perpustakaan MPR, Komplek Parlemen, Senayan Jakarta, Senin (4/3).

Menurut Jimmy, inti gejolak sosial di tanah Papua akhir-akhir ini sesungguhnya lebih disebabkan karena ketidak-adilan yang terjadi terus-menerus. "Bahwa ada gerakan OPM, itu iya. Tapi tidak selalu OPM yang bikin kekerasan," tegasnya.

Bicara masalah ketidak-adilan lanjut Jimmy, jangan hanya dilihat dari sisi masyarakat Papua yang selalu dicurigai sebagai pihak yang setiap saat ingin ke luar dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

"Papua saat ini lebih Pancasilais dibanding dengan saudara-saudaranya yang ada di Pulau Jawa dan pulau-pulau lainnya di Indonesia sebab di Papua tidak ada pembakaran rumah-rumah ibadah. Bahkan orang Aceh pun bisa jadi anggota DPD dari pemilihan Papua," ungkapnya.

Lebih lanjut dia juga mengkritisi pernyataan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dihadapan rakyat Indonesia yang berjanji akan menyelesaikan konflik di tanah Papua dengan hati.

"Yang terjadi malah sikap hati-hati dan mencurigai setiap aspirasi masyarakat Papua dan Papua Barat. Mestinya Jakarta jangan takut dialog dan jangan dialog karena ketakutan," tegasnya.

Dikatakannya, Papua itu menginginkan merdeka dalam bingkai NKRI. Hanya itulah satu-satunya cara terbaik harus ditempuh. Jadi kuncinya adalah dialog.

Terakhir Jimmy Demianus Ijie menyesalkan sikap pemerintah yang hingga ini tidak pernah mau menyampaikan permintaan maaf atas kesalahan militer masa lalu di tanah Papua.

"Pemerintah mengakui ribuan warga Papua mati ditangan militer, tapi tidak satu pun di antara Presiden RI yang secara negarawan menyampaikan kata maaf kepada masyarakat Papua," ujar Jimmy politisi PDI Perjuangan itu. (fas/jpnn)
 
Sumber : JPNN

Tanggapan Kemhan Atas Penundaan Proyek Pengembangan Pesawat Tempur KF-X/IF-X


Jakarta : Kementerian Pertahanan, melalui Kepala Pusat Komunikasi Publik Brigjen TNI Sisriadi, Senin (4/3) di Kantor Kemhan Jakarta memberikan keterangan tentang wacana penundaan proyek pembangunan Pesawat Generasi 4,5 Korean Fighter Xperiment yang merupakan hasil kerjasama Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pertahanan (Kemhan) bersama dengan Korea Selatan melalui Defense Acquisition Program Administration (DAPA).
Program ini akan membutuhkan dana total sekitar US$ 5 milyar dimana share pemerintah Indonesia adalah 20% dari total pembiayaan. Meskipun Share Pemerintah Indonesia adalah 20% dari total pembiayaan, Pemerintah Indonesia berkomitmen untuk terlibat dalam seluruh proses perancangan dan produksi yang meliputi Technology Development Phase (TD Phase), Engineering and Manufacturing Development Phase (EMD Phase), Joint Production and Joint Marketing. Dengan Investasi sebesar ini, Indonesia akan mendapatkan 20 % dari pembuatan pesawat (Workshare) dan 20 % dari penjualan pesawat terbang.
Kapuskom Publik Kemhan menekankan, Proyek produksi bersama pesawat KFX antara Indonesia dan Korea Selatan yang telah disetujui pada tahun 2011 telah berhasil menyelesaikan tahap pertama yaitu Technology Development Phase (TD Phase) pada Desember 2012. Didalam pelaksanaan TD Phase selama 20 bulan pihak Indonesia dan Korea telah membentuk Combine R&D Centre (CRDC dan telah dikirim sebanyak 37 engineer Indonesia yang merupakan kerjasama kedua negara di CRDC untuk melaksanakan perancangan pesawat KF-X/IF-X bersama Engineer Korea.
Namun didalam perjalanan mengikuti perkembangan Politik dan Ekonomi yang sedang terjadi, Pemerintah Korea Selatan melalui surat resmi yang dikirim oleh pihak DAPA, pihak Korea berinisiatif untuk menunda pelaksanaan produksi selama 1,5 tahun. Penundaan ini disebabkan oleh belum adanya persetujuan Parlemen ROK untuk menyediakan anggaran yang diperlukan guna mendukung terlaksananya tahap EMD Phase (Engineering and Manufacturing Development Phase) Program. Dijelaskan ada tiga tahap dalam proyek pengembangan pesawat tempur KF-X/IF-X, tahap pertama, technical development. Kedua, engineering manufacture. Dan ketiga, pembuatan prototipe. Tahap yang ditunda adalah tahap kedua. Pada masa penundaan, pemerintah ROK akan melaksanakan Economic Feasibility Study terhadap program ini.
Sehubungan dengan hal tersebut pemerintah Korea tidak akan melakukan terminasi Program Pengembangan Pesawat Tempur KF-X/IF-X, mengingat dana yang sudah dikeluarkan Pemerintah ROK sangat besar. Penekanan untuk tidak akan melakukan terminasi Program ini ditegaskan dalam Joint Committee ke-4 pada tanggal 10-11 Desember 2012 lalu. Sementara itu bagi Pemerintah Indonesia penundaan tahap EMD program KF-X/IF-X selama 1,5 tahun (sampai dengan September 2014) akan berdampak terhadap rencana anggaran yang telah disiapkan pemerintah. Dengan adanya penundaan tahap EMD, pagu indikatif anggaran sebesar Rp. 1.1 Triliun tidak mungkin diserap sepenuhnya. Oleh karena itu pihak RI telah mengintensifkan langkah-langkah penyiapan alih teknologi dengan kegiatan antara lain Operasionalisasi DCI (Design Centre Indonesia) untuk memetakan dan mengembangkan kompetensi SDM yang telah terbentuk selama tahap TD Phase, penguatan industry pertahanan dalam negeri yang akan terlibat dalam program ini, dan Technology Readiness (kesiapan teknologi).
Dengan penundaan ini diharapkan kesiapan Indonesia dalam program KF-X/IF-X ini akan semakin baik. Dalam kaitannya dengan dana share, pemerintah Indonesia belum mengeluarkan dana untuk Program EMD Phase ini, dana share yang sudah dianggarkan di TA. 2013 belum disalurkan.
Demikian Siaran Berita Pusat Komunikasi Publik Kemhan

Sumber :ARC

TNI Perketat Penjagaan Perbatasan Terkait Konflik Sabah

Pasukan TNI menjaga perbatas RI-Malaysia. [Dok.SP] Pasukan TNI menjaga perbatas RI-Malaysia. [Dok.SP]
[NUNUKAN] Pasukan TNI AD dari Batalion 407 Padmakusuma yang bertugas menjaga perbatasan Indonesia-Malaysia di Kabupaten Nunukan, memperketat penjagaan wilayah itu, menyusul konflik di Sabah Malaysia, terkait masuknya kelompok bersenjata dari Kesultanan Sulu, Filipina Selatan.

Komandan Satgas Pamtas Batalion 407 Padmakusuma, Mayor Inf Ari Aryanto di Nunukan, Kalimantan Timur, Senin (4/3), menegaskan, terkait konflik antara kelompok bersenjata dari Filipina dengan aparat keamanan Malaysia yang telah menelan korban dari kedua belah pihak maka pihaknya semakin memperketat seluruh wilayah perbatasan antara Kabupaten Nunukan dengan Negeri Sabah Malaysia.

"Karena Sabah berbatasan langsung dengan Nunukan, maka kami selaku yang dipercayakan menjaga pos-pos perbatasan tetap siaga menghindari hal-hal yang tidak diinginkan," ujarnya.

Menurut dia, dari 29 pos perbatasan yang berada dalam penjagaannya, terdapat 23 pos yang letaknya berbatasan langsung dengan Sabah Malaysia.

Tetapi seluruh anggota TNI yang bertugas di pos-pos ini telah diperintahkan untuk senantiasa tetap siaga agar pihak-pihak yang berusaha menyusup masuk ke Indonesia dapat dicegah lebih dini, katanya.

"Saya sudah perintahkan kepada anggota yang berjaga di pos-pos yang berbatasan antara Nunukan dengan Sabah agar memperketat penjagaan keluar masuknya seseorang," ujar Ari Aryanto.

Ia mengakui konflik Sabah ini tidak tertutup kemungkinan bisa melebar kemana-mana hingga memasuki wilayah Indonesia melalui Kabupaten Nunukan.

Ari Aryanto juga mengatakan, konflik yang terjadi di Sabah terus tetap dipantau melalui pemberitaan di media massa dalam rangka melakukan siaga di wilayah perbatasan.

"Penjagaan kami tingkatkan sampai siaga 24 jam dengan melakukan patroli setiap saat termasuk malam hari," katanya.

Ia menambahkan, dua hari lalu sempat mendapatkan informasi bahwa kelompok bersenjata Filipina mulai merapat ke wilayah perbatasan Indonesia-Malaysia untuk menyerang tentara Malaysia yang menjaga pos perbatasan.

Kemudian, lanjut dia, pos perbatasan yang dianggap rawan menjadi jalan masuk adalah di Pulau Sebatik dan Seimenggaris karena di wilayah ini banyak jalur-jalur tikus yang bisa dilewati mereka.

"Jadi ada dua tempat yang bisa mereka menyusup masuk ke Indonesia yakni Pulau Sebatik dan Seimenggaris. Karena kedua wilayah ini berbatasan langsung dengan Sabah," ungkapnya.

Jika benar kelompok bersenjata Filipina tersebut ada yang berusaha menyusup masuk ke wilayah perbatasan, maka prajurit Satgas Pamtas telah siaga penuh dengan tetap memperhatikan prosedur tetap (protap) dalam menggunakan senjata, bebernya.

"Pada intinya, semua jalan-jalan tikus yang memungkinkan untuk menjadi jalur masuk ke Nunukan terus dipantau setiap saat termasuk apabila ada informasi yang diperoleh," sebut Ari Aryanto.

Ia juga mengakui pengetatan pengamanan wilayah perbatasan ini terkait dengan terjadinya konflik di Sabah tersebut telah mendapatkan instruksi dari Kodam VI Mulawarman selaku Komandan Komando Lapangan Operasi (Dan Kolapops). [Ant/L-8]